31
PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA TIMUR 2020 Perempuan dan Lingkungan : Dampak Industrialisasi Terhadap Perempuan serta Peran Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan Lila Afifa Astin 1 , Prigi Arisandi 2 1 Universitas Pembangunan Nasional Veteran2 Ecological Observation And Wetlands Conservation (ECOTON)

PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN

JAWA TIMUR 2020

Perempuan dan Lingkungan : Dampak Industrialisasi Terhadap

Perempuan serta Peran Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan

Lila Afifa Astin1, Prigi Arisandi

2

1 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

2 Ecological Observation And Wetlands Conservation (ECOTON)

Page 2: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industrialisasi yang terus berkembang pada saat ini menjadi suatu

peluang sekaligus ancaman bagi makhluk hidup. Jika di satu sisi

industrialisasi telah menyumbangkan peluang besar terhadap tumbuhnya

perekonomian negara dan juga penyerapan tenaga kerja, namun disisi lain

terus berkembangnya industri juga ikut menyumbang masalah- masalah

sosial,kesehatan maupun lingkungan. Munculnya ketimpangan sosial baik

dalam pemenuhan akses ekonomi maupun dalam pemenuhan peran sosial

antara laki- laki dan perempun menjadi salah satu contoh adanya masalah

sosial yang ditimbulkan akibat perkembangan industrialisasi.

Perkembangan industrialisasi selalu identic dengan pengolahan lingkungan

yang buruk baik akibat adanya pengalih fungsian lahan maupun

pembuangan limbah industry yang sembarangan, selain lingkungan dampak

lain dari perkembangan industry ialah kesehatan, meskipun dampak ini

secara umum mampu menyerang siapapun namun kenyataannya perempuan

menjadi korban yang paling terdampak akan adanya aktivitas industry ini.

Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

keputusan baik dalam penentuan pengelolahan lahan pertanian,

pengumpulan sumber daya baik tanaman maupun binatang dan ikut dalam

pengelolahan lingkungan, namun sejak industrialisasi mulai berkembang

peranan wanita mulai bergeser menjadi pelaksana kegiatan, misalnya nya

buruh. Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat adanya industrialisasi

menjadikan adanya perubahan peraturan yang ada, sehingga munculnya

ketidakadilan yang terjadi antara pelaku usaha, pemerintah, laki-laki dan

perempuan, kondisi ini juga pada akhirnya ikut menyingkirkan peran- peran

masyarakat ketika berusaha memenuhi kebutuhan kebutuhannya.1

Perempuan sebagai korban dari ketidakadilan ini menghadapi masalah

ganda ketika industry mulai merangkak naik. Pertama , adanya penguasaan

tanah oleh pihak asing menjadikan perempuan harus memutar otaknya

dengan bekerja terus tanpa henti sebagai pengganti pemenuhan kehidupan

mereka yang telah diambil alih. Kedua, peran serta perempuan dalam

pemenuhan ekonomi hingga mengabaikan masalah kesehatannya masih

kurang mendapatkan apresiasi, hal ini terjadi karena perempuan dianggap

hanya melakukan tugas- tugas kecil saja dan hal tersebut dianggap tidak

membantu sama sekali.2

1 Arifin Arief. 1994. Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia, hl. 14

2 Muhadjir Darwin. 2005. Negara dan Perempuan: Reorientasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media

Wacana, hl. 78

Page 3: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Pola budaya yang lebih condong kepada kepentingan laki-laki atau

patriarki seringkali menjadi dinding penghalang wanita untuk mendapatkan

tempat dalam ruang diskusi public, dimana hal ini berkaitan dengan

rekomendasi maupun pendapat dan opini yang ingin disampaikan, terlebih

lagi dalam masalah pengelolaan lingkungan hidup.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana industrialisasi berdampak pada adanya

kerusakan lingkungan?

1.2.2 Bagaimana hubungan industrialisasi, lingkungan dan peran

perempuan ?

1.2.3 Apa sajakah dampak industrialisasi terhadap perempuan?

1.2.4 Seberapa pentingkah peran perempuan dalam proses

pengelolaan lingkungan berkelanjutan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Melihat seberapa besar dampak yang timbul akibat

perkembangan industrialisasi terhadap lingkungan dan juga

perempuan

2. Mampu menentukan bagaimana hubungan sebab akibat dari

permasalahan yang terjadi antara industrialisasi, lingkungan dan

perempuan

3. Mampu menunjukkan bagaimana dampak secara langsung

industrialisasi terhadap perempuan

4. Mampu memberikan contoh tentang peran perempuan dalam

pengelolaan lingkungan hidup

1.4 Manfaat Penelitian

Sebagai gambaran tentang bagaimana perkembangan industrialisasi

telah memberikan dampak yang buruk baik bagi lingkungan dan

perempuan. Serta bagaimana perempuan merespon dampak tersebut melalui

peran nya dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Page 4: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1Industrialisasi dan lingkungan

Industrialisasi merupakan salah satu perubahan yang terjadi akibat

adanya pergeseran perilaku masyarakat agraris menjadi masyarakat

industri. Perubahan ini terjadi sebagai akibat adanya peningkatan

kebutuhan/ permintaan, yang mana masyarakat agraris belum bisa

mencukupi pemenuhan tersebut. Pertumbuhan industrialisasi yang kian

menjamur menjadikan industry mampu menjelma sebagai pisau bermata

dua, di satu sisi industry mau menjadi penyelesaian dari adanya masalah

kebutuhan dan peningkatan peluang kerja, namun di sisi lain industry

menjadi sebuah ancaman tersendiri baik bagi lingkungan maupun manusia

itu sendiri.3

Lingkungan menjadi salah satu korban dari munculnya industrialisasi

yang semakin meningkat, hal ini bisa dilihat dari banyaknya limbah yang

telah dihasilkan ataupun bagaimana perubahan lahan alami menjadi lahan

perindustrian. Perubahan lingkungan dan juga munculnya pencemaran yang

terjadi akibat industrialisasi seringkali terjadi di negara miskin, hal ini

diakibatkan masih buruknya pengelolaan lingkungan akibat industry dan

juga masih belum kuatnya peraturan hukum tentang pengelolaan

lingkungan hidup. Hal inilah yang menyebabkan lambatnya penegakan

industry ramah lingkungan dalam negara berkembang.4

Problematika industrialisasi dan lingkungan terjadi sebagai akibat

adanya timbal balik yang dilakukan oleh produsen sebagai pelaku dan

masyarakat sebagai konsumen dari produk industry. Adanya permintaan

yang besar juga menjadikan industry terus berusaha untuk mengembangkan

kualitas maupun kuantitas produk yang dimilikinya. Persoalan ini pada

akhirnya akan berdampak pada pengelolaan lingkungan berkelanjutan

sebagai bentuk timbal balik dari perkembangan industry, karena sejatinya

industrialisasi tidak boleh mengabaikan dampak yang telah dibuatnya pada

lingkungan, karena lingkungan dan industry merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat terpisahkan.5 Perilaku industry yang ramah lingkungan dapat

terjalin jika persepsi tentang kepedulian lingkungan baik yang dimiliki

pelaku dan konsumen mampu dibangun, kepedulian seperti ini bisa

dibangun melalui edukasi lingkungan serta pemberian contoh akan dampak

yang timbul jika industry terus- menerus tidak peduli terhadap lingkungan,

3 Nittala,2014 ; Egea dan Frutos,2013

4 Konuk, et al., 2015

5 Kianpour, et al., 2014

Page 5: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

jika kesadaran kolektif ini sudah terbentuk maka pembentukan industry

ramah lingkungan akan mudah untuk dijalankan.6

2.1.2 Gender

Konsep jender merupakan kontruksi sosial yang selalu dikaitkan

dengan peran feminis dan maskulin. Identifikasi dari peran ini berupa

perempuan yang dianggap sebagai feminis yang memiliki sifat keibuan,

lemah lembut serta sopan santun dan tidak memiliki sifat memberontak.

Sedangkan peran maskulin diidentikan dengan sifat yang mudah berontak,

pemberani dan tegas.7

Adanya pengindentifikasian peran jender oleh masyarakat terkadang

menimbulkan adanya stigma- stigma yang muncul jika salah satu dari peran

tersebut dilakukan diluar kewajaran, misalnya perempuan di identikkan

sebagai individu yang bersifat keibuan dan memiliki tugas dalam

pengaturan rumah tangga dan menjaga anak saja. Dinnerstein ( 1967)

menyatakan jika pengobjekfikasian ini bisa terjadi ketika si lelaki sendiri

juga menggangap perempuan dengan sifat sebagaimana umumnya yaitu

feminis, namun beberapa peneliti juga menyebutkan jika identifikasi peran

bisa saja terjadi ketika hal ini sudah menjadi budaya bagi beberapa

masyarakat, khususnya masyarakat tradisional.8 Munculnya

pengindetifikasian peran jender juga pada nyatanya telah menimbulkan

adanya masalah ketidakadilan jender. Hal ini bisa dilihat dengan adanya

dominasi laki- laki dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam

pemenuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun partisipasi dalam

pengambilan keputusan, selain itu munculnya violence based of gender juga

menjadi akibat adanya pengobjefikasian peran gender, dimana lelaki akan

berusaha untuk menggunakan kekuasaannya untuk mendominasi lawannya

sehingga mereka mau tunduk akan perintah yang dibuatnya.9

Shiva ( 1989) dan Harding ( 1968) menyatakan ada perbedaan tentang

bagaimana memandang dua sifat jender yang telah disebutkan sebelumnya

yaitu Feminis dan Maskulin. Menurut mereka berdua konsep maskulinitas

lebih mengusung tentang akan adanya persaingan, eksploitasi, penindasan

dan juga dominasi. Sedangkan konsep feminitas lebih mengacu pada

adanya kasih dan kedamaian, keselamatan dan kebersamaan. Sebagai

sebuah karakter , feminis dan maskulin tidak bisa hanya diobjekkan pada

satu jenis kelamin saja, yang artinya perempuan tidaklah harus memiliki

karakter feminis maupun sebaliknya.10

6 Mustofa, 2007

7 Chodorow, 1978; Horrigan, 1989; Keller, 1985

8 Li, 1993

9 Trisakti Handayani & Sugiarti, Konsep dan Teknik Penelitian Gender, ( Malang: UMM Press, 2008), hl. 5

10 Ibid, hl. 100

Page 6: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

2.1.3 Feminis dan Ekofeminism

Feminisme merupakan sebuah pandangan yang menyatakan jika

hubungan antara laki- laki dan perempuan selalu dipenuhi dengan dominasi

dan penindasan yang selalu dilakukan oleh para laki-laki, oleh karena itu

pandangan ini berfokus pada adanya perlawanan akan kebebasan dari

dominasi patriarki dan juga bebas dari ketidakadilan dan kekerasan berbasis

gender. Feminisme pertama kali diperkenalkam oleh Charles Fourier

seorang sosialis utopian di tahun 1830an yang berusaha untuk

mengkampanyekan pembebasan perempuan.

Feminisme di dunia ketiga muncul sekitar abad ke – 19 , hal ini hadir

sebagai bentuk kesadaran akan adanya ketidakadilan yang mulai marak

terjadi , baik dalam lingkup personal maupun publik. Kekuasaan

kolonialisme juga menjadi salah satu alasan kesadaran ini dan juga

mendorong akan adanya perjuangan para perempuan ini.

Gerakan feminism dan ekologis sangat berhubungan satu sama lain ,

pandangan ini dibangun dari adanya dominasi dunia. Rosemary Radford

Ruether menyatakan ada pola dominasi patriarkis dan kyrarkis yang terjadi

terhadap perempuan dan perlakuan manusia terhadap alam. Kehancuran

ekologis yang terjadi akibat dominasi , agresi dan kompetensi akibat

industrialisasi.11

Keterkaitan feminism dan lingkungan merupakan dualism

nilai serta hirarki nilai, sehingga peran feminism dan lingkungan ialah

untuk membongkar dualism dari menyusun kembali gagasan awal yang

ada, dari adanya dominasi patriarki.

Ekofeminisme merupakan pandangan yang memandang bahwa peran

feminis dan lingkungan memiliki kesinambungan satu sama lain.

Pandangan ini menganggap bahwasanya ketidakadilan yang terjadi antara

kelas, ras dan gender telah ikut berpengaruh dalam penurunan daya dukung

lingkungan dan juga eksploitasi lingkungan.12

Pandangan ekofeminis ini

muncul pertama kali di tahun 1974 dimana Francoise d’Eaubonne dalam

bukunya Le Feminisme ou La Mort memperkenalkan konsep tentang

adanya keterkaitan perempuan dan alam, dimana mereka memiliki

hubungan yang tak terpisahkan dari kehidupan. Selain itu aktivis feminis

dari india Vandana Shiva. Dimana dalam bukunya Staying Alive, Woman,

Ecology and Survival in India yang diterbitkan di tahun 1988, menyatakan

jika industrialisasi menjadi penyebab adanya diskriminasi maupun

ketidakadilan bagi perempuan dan lingkungan. Shiva menyatakan jika

pandangan ini didasarkan dari kehidupan perempuan india yang

menurutnya sangat dekat dengan alam, namun hal ini berubah ketika

industrialisasi yang bagi Shiva sendiri merupakan produk kebudayaan

patriarki mulai berkembang di negaranya . Gerakan Chipko merupakan

11 Arimbi Heroespoetri dan Valentina, 2004:36

12 Sturgeon, 1997 , hal. 25

Page 7: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

suatu gerakan yang mengawali adanya peran perempuan dalam

mempertahankan lingkungannya dari genggaman kapitalisme industry.13

Ekofeminisme sendiri memiliki pandangan yang berbunyi ” A Declaration

of Interdependence” yang memiliki artian tentang bagaimana hubungan

manusia dan alam haruslah bersinergi satu dengan yang lainnya tanpa

menyakiti yang lainnya.

Munculnya budaya masyarakat patriarki melalui industrialisasi dianggap

sebagai bentuk penindasan bagi perempuan dan lingkungan. Hal ini

didasarkan dari beberapa sebab; Pertama, dalam perkembangan

industrialisasi perempuan cenderung menjadi korban baik melalui

pembagian peran yang dianggap diskriminatif. Kedua, perempuan

merupakan subjek kedua dalam industrialisasi sehingga peran perempuan

tidak terlalu penting dalam usaha pengembangan industrialisasi. Ketiga,

sistem Kapitalisme yang dianggap sebagai representasi budaya patriarki

menyebutkan bahwa alam dan perempuan merupakan objek dalam

pengumpulan kekuasaan, hal ini terbukti ketika ada perusakan alam yang

dilakukan oleh para pelaku industry, keuntungan dari pengalih fungsian

tersebut hanya masuk kepada penguasa industry yang notabene maskulin,

sedangkan perempuan hanya mendapatkan dampak buruk industry

tersebut.14

Dalam pandangan Shiva menyatakan jika industrialisasi bagaikan

kacang lupa pada kulitnya , dimana peryataan ini didasarkan dari

banyaknya industrialisasi yang mengeploitasi alam dan tidak mau

melestarikan lingkungan. Pada awalnya munculya industrialisasi lewat

perkembangan kekuasaan barat dilihat sebagai bentuk harapan maupun

optimisme bagi negara dunia ketiga, apalagi dalam proses penyelesaian

masalah yang berhubungan dengan kelangkaan kebutuhan maupun

perkembangan teknologi pada negara tersebut.

Ekofeminisme merupakan pandangan yang menolak keras adanya

dualism relasi antara manusia dan alam , hal ini terjadi karena pada

dasarnya alam semesta akan tetap bergerak meskipun tanpa adanya

industrialisasi. Pelaku industrialisasi sendiri bagaikan benalu yang akan

terus mengekploitasi alam tanpa memberikan timbal balik sebagai bentuk

terima kasih terhadap alam, sebab itulah ekofeminisme sangat menjujung

akan adanya kebergantungan dan keterkaitan antara alam dan makhluk

hidup dalam pemenuhan kebutuhannya.15

13 Zega, Devi Christiani dan LG Saraswati Putri. 2014. Relasi Alam dan Perempuan dalam Pemikiran

Ekofeminisme Vandana Shiva. FISIP. http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-05/S57107-

Devi%20Christiani%20Zega, diakses 29/01/2019

14

Ibid, hal. 4

15 Ibid, hal 5

Page 8: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

2.2 Sintesa Pemikiran

2.3 Hipotesis

Dari sintesa pemikiran diatas dapat ditarik asumsi bahwa tujuan awal dari

revolusi industry adalah sebagai jawaban atas permasalahan kelangkaan

kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi ketika masa agrarian berlangsung,

namun adanya pengalih fungsian dan eksploitasi pada era industrialisasi

juga mengakibatkan efek buruk terhadap lingkungan dan makhluk hidup

lainnya, sehingga muncullah gerakan ekofeminisme sebagai respon adanya

permasalahan industrialisasi khususnya terhadap perempuan.

Page 9: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif

dan juga penelitian kuantitaf. Penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang berfokus pada bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi dan

ditujukan untuk melihat bagaimana perilaku, motivasi, persepsi dan lalin-

lain dalam melihat fenomena tersebut melalui pendeskripsian bahasa

maupun kata- kata.16

Penelitian ini dilakukan dengan penelaan kepustakaan

baik yang diambil dari buku, jurnal, majalah, dan lainnya sesuai dengan

data yang ingin diambil. Selain penelitian kualitatif penulis juga memakai

penelitian kuantitatif dengan mengambil data angka melalui survey- survey

yang dilakukan saat penelitian.

3.2 Analisis Data

Dalam proses penganalisisan data penulis menggunakan metode

deskriptif, dimana hasil data yang telah diperoleh diolah dengan cara,

membahas atau mereview kembali data yang telah didapat dan dianalisis

apakah ada perubahan serta pengaruh antar satu data dengan data lainnya

secara sistematis. Selain analisis dekriptif , penulis juga menggunakan

analisi sebab akibat , dimana data ditelusuri dengan menggunakan kata

kunci yang telah ditentukan kemudian dianalisis apakah data tersebut

memiliki hubungan sebab- akibat atau tidak.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Seperti yang dijelaskan diawal , dimana penulis menggunakan jenis

penelitian kualititaf dan kuantitatif, maka pengumpulan datanya pun

dilakukan dengan melakukan survey dan pengambilan data pustaka baik

secara online maupun offline, baik melalui jurnal ilmiah maupun majalah.

Setelah mengumpulkan data tersebut maka penulis akan menganalisis

kemudian mencari data dan data diolah sesuai dengan kata kunci yang

telah ditentukan . Untuk pengambilan data kuantitatif penulis menggunakan

metode survey online dengan membuat pertayaan- pertanyaan yang akan

disebar melalui Google Form.

a. Sumber primer, diambil dari survey yang dibuat penulis dengan judul

“ Peran Perempuan dalam pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan di

era Industrialisasi”. Survey ini disebarkan secara online melalui link

dari Google Form, dan disebarkan lewat media sosial.

b. Sumber sekunder dari penelitian ini diambil dari beberapa sumber

kepustakaan seperti jurnal ilmiah dan artikel ilmiah. Adapun

sumber- sumber tersebut ialah tentang industrialisasi dan

lingkungan, gender and environmentalism, ecofeminism ( Vandana

16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,2007), hl.6

Page 10: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Shiva), Women And Chemical dan Plastic, Gender and

Enviromentalism, serta peran perempuan dalam pengelolaan

lingkungan berkelanjutan.

Page 11: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Problematika Industri , lingkungan dan perempuan

4.1.1 Hubungan industrialisasi dengan lingkungan

Munculnya fenomena globalisasi menjadi awal akan adanya

perkembangan industry. Globalisasi sendiri memiliki banyak artian dimana

salah satunya ialah menurut Sandu (2012) dan Ritzer ( 2010) menjelaskan

bahwa globalisasi merupakan keadaan dimana muncul interkoneksi antara

sistem ekonomi dan sosial dunia.17

Era industrialisasi sendiri masuk dalam

The Third Wave of Globalization, dimana gelombang ketiga globalisasi ini

cenderung digerakkan oleh kekuatan ekonomi dunia barat seperti Amerika

dan Eropa.

Revolusi industry pertama muncul sekitar periode 1700 an, dimana era

ini merupakan penanda berakhirnya era agraria. Periode ini ditandai dengan

munculnya mesin- mesin industry yang digerakkan oleh bahan bakar fosil.

Munculnya era industrialisasi teryata telah mengubah paradigma tentang

hubungan manusia dan alam, hal ini terlihat dari peryataan Max Weber

yang mengatakan bahwa berkembangnya modernitas telah mengubah cara

berfikir manusia dalam memandang alam, dimana saat ini manusia lebih

menganggap alam sebagai sebuah alat yang bisa dimanfaatkan dan

dieksploitasi untuk kebutuhannya sendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya

pelaku industry yang sengaja mengubah lahan alami menjadi lahan

industry, contohnya saja indonesia yang menurut data KLHK ( Kementrian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menyatakan bahwa pada periode Juli

2016- Juni 2017 telah terjadi kasus 497.000 hektar deforentasi meskipun

pada tahun 2017 ini angka deforestasi hutan indonesia mengalami

penurunan, namun angka ini masih lebih besar dibandingkan dengan angka

deforestasi Amerika Serikat yang hanya sebesar 200.000 hektar. Selain

deforestasi perkembangan industry juga ikut menyumbang akan munculnya

masalah lingkungan akibat limbah industry yang dibuang sembarangan

sehingga menggangu daya dukung lingkungan. 18

17 Sandu,2012 dan Ritzer ,2010

18 Prasetyo, 2018

Page 12: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Tabel 1: data deforestasi hutan Indonesia 2016-2017

4.1.2 Hubungan perempuan dan lingkungan

Professor University of Berkeley yang berkencimpung dlam

bidang lingkungan Carolyn Merchant ( 1980) menytakan jika lingkungan

dan perempuan memiliki relasi yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Merchant menggambarkan jika interaksi tersebut digunakan sebagai bentuk

reinterpretasi ekologi yang menghasilkan revolusi ekologis, dimana di

dalam interkasi tersebut peran perempuan sangat penting.

Tabel 2. Kerangka kerja Interpretasi Revolusi Ekologi

Dari diagram tersebut, Merchant fokus pada empat hal yaitu

kesadaran, produksi, reproduksi dan ekologi. Lingkaran inti menjelaskan

Page 13: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

bagaimana interaksi produksi manusia, produksi ini berupa pertukaran

komoditas, ekstraksi maupun proses yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan manusia, misalnya makanan, tempat tinggal , baju maupun

kebutuhan yang menghasilkan keuntungan atau benefit baik yang

didapatkan dari kegiatan kapitalisasi, industrialisasi maupun perdagangan.

Dalam hal ini dijelaskan jika industry telah mengalami peningkatan maka

secara tak langsung orientasi pasar akan ikut berkembang dan menjadi

penting. Di lingkaran tengah menyediakan penjelasan tentang adanya

reproduksi manusia dan makhluk hidup lainnya. Peranan reproduksi ini

seperti peranan kehidupan sehari- hari yang dimulai dari rumah tangga

hingga komunitas dalam masyarakat. Lingkaran luar dalam kerangka kerja

ini merepresentasikan hasil refleksi alam baik berupa bahasa, seni,

pengetahuan, filsafat, agama, kosmologi maupun mitos.19

Dari kerangka kerja yang diperlihatkan oleh Merchant dapat

disimpulkan bahwa lingkungan dan keseluruhan aspek baik manusia

maupun makhluk lainnya tidak dapat dipisahkan, baik secara etika, nilai-

nilai moral, kebudayaan, seni yang kesemuanya diterjemahkan dalam suatu

tingkah laku dan tindakan yang mempengaruhi lingkungan, produksi

maupun reproduksi.

Selain Carolyn Merchant, Karen J. Warren ( 1983) juga menjelaskan

akan adanya dominasi patriarki terhadap perempuan dan alam. Bahwasanya

dominasi laki- laki terhadap perempuan serta hubungannya dengan

subordinasi tersebut dibentuk melalui konsep patriarkal yang bersifat

opresif, serta penyebaran nilai, keyakinan maupun asumsi dasar akan

adanya dominasi terhadap perempuan oleh dunia barat. Warren

menjelaskan ada beberapa ciri dari konsep pemikiran patriarki tersebut

diantaranya; pertama, munculnya logika akan adanya dominasi yang berupa

argument- argument yang tersusun secara sistematis serta bersifat

pembenarkan akan adanya patriarki. Kedua, terbentuknya pola pikir yang

hirarkis yang membentuk adanya kelas atau tingkat yang ada dalam pola

pikir patriarki, dimana laki-laki sebagai kelas teratas akan selalu

mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dibanding dengan kelas

dibawahnya yaitu perempuan. Ketiga, adanya dualisme nilai yang muncul

akibat budaya patriarki menyebabkan selalu adanya pandangan yang

ditujukkan kepada pasangannya sebagai oposisi bukan sebagai pasangan

dan selalu ada nilai eksklusif daripada inklusif.

Warren juga menyebutkkan jika konsep- konsep patriarki seperti opresif,

hirarkis dan dualistic telah menciderai alam dan perempuan, dimana alam

dicirikan sebagai perempuan yang mampu dikuasai, ditaklukkan,

dipenetrasi, ditambang bahkan diperkosa atau malah dijadikan sebagai

19 Tyas Retno Wulan, Ekofeminisme Transformatif : Alternatif Kritis Mendekontruksi Relasi Perempuan

dan Lingkungan, ( 2007).

Page 14: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

sesuatu yang diagungkan selayaknya seorang ibu. Sedangkan perempuan

juga dicirikan dengan nilai- nilai kealaman dengan acuan terhadap entitas

didalamnya khususnya binatang seperti serigala, kucing, anjing betina, dan

lain-lain. Konsep- konsep patriarkal pada akhirnya akan memberikan

kekuasaan terhadap laki- laki dalam menguasai alam dan perempuan,

sehingga boleh melakukan apapun yang mereka inginkan. 20

Adanya ketidakadilan yang terjadi antara manusia dan makhluk lainnya

atau alam menjadi alasan munculnya ketidakadilan terhadap perempuan dan

alam, adanya pengobjekfikasian perempuan dengan alam menjadikan

adanya keterikatan isu ekologis dan feminis. Adanya justifikasi yang

dilakukan oleh budaya patriarki menyebabkan munculnya dominasi dan

penindasan yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan. Dari adanya

ketidakadilan tersebut muncullah pandangan ekofeminisme yang

menempatkan alam dan perempuan dalam satu komponen untuk

membebaskan keduanya dari dominasi patriarki. Para ekofeminis ingin

membangun kembali argumentasi feminism yang sangat menolak keras

ketidakadilan dan dominasi patriarki kedalam wacana lingkungan, sehingga

perusakan lingkungan akan berkurang dan lingkungan mampu kembali ke

keadaan sebelumnya. Meskipun pandangan ini setuju tentang alasan utama

munculnya hubungan antara perempuan dana lam adalah munculnya

seksisme dan naturisme , namun mereka juga tidak sepakat jika hubungan

perempuan dan alam hanya didasarkan dari sifat sosial dan kultural saja,

mereka juga tidak setuju jika hubungan perempuan dan alam harus

dihilangkan atau ditekankan untuk dibentuk kembali. Akibat dari perbedaan

ini muncul beberapa aliran ekofeminis diantanranya;21

Ekofeminisme

alam/ kultural

Ekofeminisme

Spiritual

Ekofeminisme

sosial/ kontruksi

sosial

Ekofeminisme

Transformatif

Asumsi

tentang

hubungan

perempuan

dan alam

Berusaha

memperkuat ->

Bahwa sifat

yang

dihubungkan

dengan

perempuan

merupakan

produk

pengalaman

psikologis dan

Berusaha

memperkuat ->

Adanya

Pemberian

kekuasaan dari

tuhan untuk

manusia

menjadi alasan

mengapa ada

degradasi

lingkungan ->

Hubungan

perempuan –

alam tidak

ditekannkan ->

makhluk hidup

adalah kultural

dan alamiah

1. Menolak konsep dominasi

2. Mengakui dan menerangkan bahwa memang ada sistem opresi yang saling berkaitan

3. Menerangkan keberagaman

20 ibid, hl.117-18

21 Ibid, hl. 120

Page 15: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

biologis bukam

kontruksi

kultural saja

hubungan

perempuan

dengan alam

dinilai lebih

dekat daripada

hubungan laki-

laki dengan

alam, karena hal

ini didasari dari

adanya

keyakinan

terhadap dewi

kuno dan ritual

penduduk asli

Amerika

pengalaman perempuan dan menghindari pencarian perempuan sebagai pencarian bersama

4. Berprinsip akan etika feminitas tradisional yang menghubungkan, menjalin dan menyatukan manusia

5. Memikirkan kembalik konsep menjadi manusia dan konsep memanusiakan manusia dan memanusiakan alam

6. Ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk kelestarian alam bukan yang lain.

Akar

feminism

Radikal

Kultural

Radikal kultural Sosialis Transformatif

Tokoh Mary Daly;

Gyn/Ecology;

Susan Griffin

Starhawk Dorothy

Dinnerstein,

Karren J.

Warren

Maria Mies dan

Vandana Shiva

Page 16: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

4.2 Dampak Industrialisasi Pada Perempuan

Berkembangnya industrialisasi selalu dibarengi dengan tinggi nya

tingkat pendapatan negara, misalnya saja negara- negara G20. Negara G20

adalah kelompok ekonomi terbesar yang mendapatkan pendapatannya dari

perdagangan dunia yang bisa mencapai 80%.

Tabel 4. Nilai- nilai PDB negara- negara anggota G20

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang bagaimana dampak

yang ditimbulkan oleh industrialisasi khususnya industrialisasi plastik.

4.2.1 Kontribusi Industri Plastik terhadap lingkungan dan perempuan

Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak asing lagi dengan yang

namanya plastik, karena benda ini selalu ada disekitar kita misalnya

mainan, pembungkus makanan, alat rumah tangga, dan lainnya. Pada

tahun 2013 produksi plastik naik sekitar 20% dari 250 juta ton di

Page 17: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

tahun 2009 naik menjadi 299 juta ton di tahun 2013. Meskipun

banyak data yang tidak menyebutkan angka pasti kebutuhan plastik

tiap negara dan hanya menyebutkan penggunaan plastik dari pasar

Eropa dan beberapa bagian Asia. Plastik yang sering digunakan

dalam industry plastik diantara ; Polypropylene ( PP) , Polyvinyl

Chloride ( PVC), Polyethylene ( PE), yang biasanya digunakan

sebagai bahan baku beberapa barang rumah tangga maupun produk

kemasan.22

Cina27%

Europe ( WE + CE)21%

NAFTA ( Canada, USA, Mexico)

21%

Rest of Asia18%

Middle East8%

Latin America5%

Sales

Tabel. 5 : Negara- Negara Produsen Plastik di dunia ( 2013)

22 Sayre, M. J. Silverstein . (2009)

Page 18: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Tabel 6. European plastic applications demand by different sectors in 2013

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwasanya permintaan plastik untuk

pembungkus makanan atau packaging memiliki nilai yang cukup tinggi.

Bahkan permintaan dari produksi bungkus makanan dunia memiliki nilai

sebesar 55% diantara keseluruhan pasar plastik global. China dan India

menjadi konsumen terbesar dengan nilai permintaan sebesar 35%.23

Dari

tahun 2005 sampai 2015 konsumsi plastik dunia mengalami kenaikan

sebesar 50%. Yang mana pada tahun 2013 sejumlah 233.75 juta ton dan

diperkirakan akan naik sebesar 334.84 juta ton di tahun 2020.24

Stieβ dan

Schultz (2009) menyebutkan jika konsumsi plastik kebanyakan memang

dikeluarkan untuk membeli kebutuhan- kebutuhan rumah tangga, namun

dari statistic negara- negara Nordik menyebutkan bahwa ada perbedaan

yang terjadi antara konsumer pria dan wanita, dimana pria biasanya

menghabiskan pengeluarannya untuk membeli sesuatu yang mahal seperti

mobil dan alat- alat elektronik, maupun benda- benda yang berhubungan

dengan otomotif. Sedangkan perempuan biasanya menghabiskan

penghasilannya untuk membeli kebutuhan – kebutuhan dasar seperti obat-

obatan, baju, makanan, dan juga kebutuhan rumah tangga.25

23 Market Research Store, ( 2016)

24 Grand View Research , (2014)

25 Schultz, ( 2009)

Page 19: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Action related to Plastic Rates and quantities Source

Annual comsumption of

plastic materials per capita

( 2015)

NAFTA, Western Europe,

Japan 108- 139 kg

Other global regions : 16-48

kg

Global Consumption of Plastic

Materials by Region 1980 to

2015. Statista 2016

Women buy more often

than men ( Nordic

Countries)

Basic consumer goods: food,

health, clothing and

household

Gender aspects of sustainable

consumption strategies and

instruments. Institute for

Social- Ecological Research (

ISOE ) 2009

European Plastic Demand 40% is used for packaging

20% is used for household and

consumer appliances,

furniture,sport,and medical

product

PlasticEurope, Plastic- the

facts 2014/2015

Application of Packages About 50% of the global

packaging, by end market is

used for packaging food( pots,

jars, flexible plastic)

Unwrapping the Packaging

Industry Seven factors for

success. EY 2013.

Tabel 7. Selection of data on the application and consumption of plastic in

household setting

The European Plastic Industry stated pada tahun 2015 menyatakan

bahwa secara tidak langsung ada sekitar 1,45 juta orang di Eropa.26

meskipun ada data yang menyebutkan tentang statistika pekerja wanita

dalam industry plastik , namun hal ini hanya ada dapat ditemukan

dibeberapa negara saja misalnya saja data dari The United States

Departement of Labor menyatakan bahwa pada tahun 2015 di United States

ada 372.000 orang yang bekerja dalam industry plastik dan 30,7%

diantaranya adalah perempuan.27

26

Plastics Europe , (2015)

27 United States Departement of Labor , (2016)

Page 20: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Dari total responden yang diteliti 58,9% menyatakan jika total dari

penghasilannya akan dihabiskan untuk membeli kebutuhan primer seperti makanan.

Dari total produksi plastik global , satu per lima atau sekitar 21,7% digunakan untuk

bahan baku konsumer produk ( Packaging), obat-obatan, furniture dan kebutuhan

rumah tangga lainnya.28

Posisis kedua konsumsi plastik terbanyak yang biasanya

dilakukan oleh perempuan ialah Kosmetik dan personal care sebanyak 21,4%,

kosmetik dan personal care ini biasanya meliputi Shampo, Sabun, serta produk-

produk kosmetik yang biasanya mengandung bahan mikroplastik yang mikrobeads.

Ross Crooks (2013) menyebutkan jika perempuan merupakan pengguna terbesar

produk personal care dan kosmetik, bahkan mereka mampu menghabiskan rata- rata

$15.000 hanya untuk membeli kosmetik atau dengan kata lain mereka telah

berkontribusi terhadap industry kecantikan sebesar $382 milyar atau sebanyak 85% .

Berikut beberapa contoh produk personal care dan kosmetik yang mengandung

mikroplastik:

Product Function Reference

Wrinkle cream Bulking, viscosity control UNEP 2015

Glitter in bubble bath or

make-up

Viscosity control, aesthetic

agent

UNEP 2015

28 Plastic Europe, (2014/2015)

Page 21: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Body care products, colour

cosmetic, skin care, sun

care

Film formation, emulsion

stabilizing, skin

conditioning

UNEP 2015

Facial masks, sunscreen Fil formation UNEP 2015

Tooth Paste, face and body

wash

Exfoliating UNEP 2014

Shave foam, lipstick,

mascara, sunscreen

Slip or bulking effect, or

microspheres

UNEP 2014

Sundt ( 2014) menyatakan jika konsumsi plastik mikroplastik di daerah Eropa rata-

rata sebesar 8gr perkapita/ tahun, angka didasarkan dari angka total yang dihitung dari

penggunaan bahan baku plastik dalam produk kosmetik dan personal care di tahun

2002 yang mencapai 790.000 ton. Sedangkan penggunaan mikroplatik dalam produk

sabun cair dan gel mandi mencapai 100.000 ton. Di jerman sendiri penggunaan

konsumsi mikroplastik dalam produk kosmetik dan personal care berkisar sekitar 6,25

gr per capita/ tahun.29

Pada tahun 2012 total penggunaan mikrobeads dalam produk

kosmetik mencapai 4360 ton, dan mikrobeads telah menyumbang kurang lebih 0,1 –

1,5% sampah plastik di North Sea.30

Sedangkan untuk produk seperti pakaian menempati posisi ketiga dengan

total pemilihan suara sebanyak 12,5% dan perabotan rumah tangga sebesar

7,1%. Karena pakaian dan perabotan rumah tangga merupakan kebutuhan

tersier hal inilah yang membuat perempuan jarang membeli barang- barang

ini.

4.2.2 Dampak Industrialisasi terhadap perempuan

Bagi kehidupan manusia industrialisasi telah memberi peluang

sekaligus ancaman, dimana industrialiasasi menjadi solusi dan peluang bagi

pemenuhan kebutuhan manusia, namun juga menjadi ancaman karena hal

ini berhubungan langsung dengan adanya pengalih fungsian alam pmenjadi

industrialisasi dan berdampak langsung terhadap manusia, misalnya

kesenjangan ekonomi, sosial bahkan ketidaksetaraan gender.

ketidaksetaraan gender akibat industrialisasi ini nantinya kan berhubungan

langsung pada dampak ekonomi, sosial, dan budaya.

Dampak ekonomi

Pemenuhan ekonomi menjadi salah satu kebutuhan yang tidak bisa

ditinggalkan dari kehidupan manusia, namun apabila akses dalam usaha

untuk memenuhi kebutuhan ini masih ditutup maka yang terjadi adalah

29

Sundt , (2014)

30 Gouin 2015

Page 22: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

berhentinya pemasukan untuk mengakses kebutuhan lainnya. dalam kasus

ketidaksetaraan gender, peprempuan seringkali dihadpakan dengan masalah

ekonomi , dimana akses mereka dalam pemenuhan ekonomi akan selalu

dibatasi karena adanya budaya patriarki yang masih menggangap bahwa

perempuan seharusnya hanya boleh bekerja di rumah sebagai ibu rumah

tangga dan bukan bekerja di luar rumah sebagai wanita karir, meskipun

sekarang akses ini sudah sedikit diubah masih saja ada masalah yang

mengikutinya, misalnya wanita hanya boleh bekerja di sektor pelaksana

bukan sektor pengambilan keputusan dan jam kerja serta upah atau gaji

yang ternyata masih belum disetarakan. Kesenjangan upah gender adalah

kesenjangan yang terjadi antara upah tahunan rata-rata antara lelaki dan

perempuan, acuan perempuan disini adalah perempuan yang bekerja full

time dan sepanjang tahun. Namun ada juga acuan lain yang bisa dibuat

untuk menghitung kesenjangan upah antar gender, misalnya penghasilan

mingguan, harian atau bahkan per jam, atau didasarkan dari kelompok

perempuan tertentu.

Menurut American Association of University Women ( AAUW )

menunjukkan ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya kesenjangan

upah gender diantaranya, adanya usia yang tidak memungkinkan,

kurangnya akses terhadap pendidikan, disabilitas, ataupun bias ras. Namun

tidak semua faktor ini bisa dijadikan acuan utama dalam melihat kesejangan

upah gender, karena di setiap negara memiliki kondisi yang berbeda dengan

negara lainnya misalnya industry utama yang dilakukan serta peluang yang

ada, budaya kerja dan gender, aturan hukum dan kebijakan yang ada, dan

demografi yang ada.

Tabel 8. Gender pay gap

Page 23: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Tabel 9 : Women’s Median Annual Earnings as a Percentage of Men’s

for Full- Time, Year- round Workers, 1960- 2018 and Projections.

Di tahun 2018 Asosiasi perempuan Amerika menyatakan bahwa

Louisiana merupakan negara dengan kesenjangan upah gender terbesar

sebesar 70% dan California merupakan negara dengan kesenjangan upah

yang paling rendah sebesar 88%. Pada dasarnya kesenjangan upah gender

terjadi hampir di setiap jenis pekerjaan dan industry. Karena pertama, ada

beberapa pekerjaan yang memang selalu fokus pada peran gender, sehingga

perempuan dengan pekerjaan yang sama dengan laki- laki akan selalu

mendapat upah yang berbeda dari laki- laki. Kedua, terbatasnya peluang

kerja bagi perempuan. Setidaknya jika ada 50.000 pria dan 50.000 wanita

pada 2017, 107 dari 114 perempuan menerima kesenjangan upah gender.

Dampak kesehatan

Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan bagaimana dampak

yang ditimbulkan akibat adanya industrialisasi , khususnya industri kimia

dan plastik.

Page 24: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Dari data yang penulis ambil 82,1% responden memilih anak- anak sebagai

pihak yang paling terdampak akan adanya pencemaran lingkungan akibat aktivitas

industry, kebanyakan dari mereka menggangap jika sistem kekebalan tubuh yang

dimiliki oleh anak- anak masih belum terbentuk sempurna sehingga masih lemah

dan rentan akan paparan zat yang berbahaya dari lingkungan yang tercemar.

Sedangkan sisanya sebesar 17,9% memilih wanita sebagai pihak yang paling

terdampak. Secara biologi sendiri tubuh laki- laki dan perempuan memiliki

beberapa perbedaan baik secara ukuran, hormone, organ reproduksi serta

perbedaan psikologis akibat dampak paparan bahan kimia industrialisasi.

CDC ( Centers for disease control and prevention) menyatakan jika

dibandingkan dengan laki-laki , perempuan lebih rentan terpapar 10 dari 116

bahan kimia berbahaya yang telah diujikan. Dari hasil tersebut tiga dari bahan

tersebut merupakan bahan yang biasanya ditemukan dalam produk kosmetik

maupun kesehatan dan plastik yang berhubungan dengan cacat lahir jika

melahirkan. Proporsi lemak tubuh yang lebih besar juga menjadi alasan akan

cepatnya penyerapan bahan- bahan kimia tersebut dalam tubuh.31

Kondisi tubuh

yang dimiliki oleh perempuan menyebabkan ada beberapa kerentanan tertentu

yang datang di saat mereka pubertas, melahirkan, hamil, menstruasi, atau saat

mengurus anak mereka.32

Selain itu sekitar 2-6% perempuan di negara- negara

industry juga akan mengalami disproportionally ( 60-80%) akibat paparan bahan

31 National Center for Enviromental Health . (2003) , EPA (2007)

32 Julvez & Grandjean . (2009)

Page 25: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

kimia berbahaya baik dari kegiatan sehari- hari , di tempat kerja, penggunaan

plastik maupun kosmetik.33

ada beberapa jenis penyakit yang dialami perempuan akibat paparan bahan

kimia industrialisasi, diantaranya ; pertama, kanker payudara, dalam penyakit ini

ditemukan beberapa bahan kimia seperti, DDT/DDE, BPA, PAHs,Phenols,

organic solvents , dan beberapa bahan kimia lainnya.

Tabel 10. Daftar bahan kimia yang menyebabkan kanker payudara

Dari keseluruhan kasus yang terjadi hanya sekitar 30-50% kasus yang ditemukan

penyebabnya , sedangkan 50- 70% kasus belum dapat ditentukan apa penyebab dari

kanker tersebut, namun dapat ditentukan bahwa penyebab terbesar dari kasus ini

adalah faktok non genetic dan lingkungan.

Kedua, infertility atau tidak subur, penyakit ini berhubungan dengan sistem

reproduksi manusia yang mengakibatkan seseorang tidak bisa hamil atau memiliki

keturunan. Kesuburan seorang wanita tergantung dari bagaimana bagian tubuh

seorang wanita mampu memproduksi sel telur dan janin yang berkembang mampu

tumbuh dengan baik dan sehat, namun hal ini juga tergantung dari seberapa sehat

sperma dari sang ayah sendiri. Salah satu penyakit akibat tidak suburnya organ

reproduksi adalah endometriosis, sejenis penyakit kronis dimana jaringan yang

33 Nadeau , (2014)

Page 26: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

melapisi rahim tumbuh keabnormalan sehingga mengakibatkan infertilitas, rasa sakit

dan juga peradangan. Ada beberapa bahan yang dapat mempengaruhi kesuburan

seorang wanita diantaranya adalah :

Tabel 11. Chemical Exposures during adulthood and fertility

4.3 Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan

Kolonialisme dan imprealisme bangsa kulit putih terhadap negara-

negara dunia ketiga menurut pandangan Vandana Shiva ( 2005 ) merupakan

bentuk dari reprentasi kekuatan antara si superior dan si inferior. Perasaan

superior ini akan membentuk adanya rasa kepemilikan dan tanggung jawab

yang muncul untuk melindungi masyarakat dunia dan juga bumi. Namun

kenyataannya bentuk kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa kulit putih

malah menyebabkan banyak kerusakan yang terjadi di lingkungan.

Masyarakat di negara- negara ketiga khususnya perempuan biasanya

terlibat aktif dalam gerakan untuk menyelamatkan lingkungan.

Adanya wacana relasi kekuasaan yang dilakukan oleh kaum kolonial

mengakibatkan adanya degradasi peran perempuan terhadap pengelolaan

alam .

Page 27: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sekitar 98,2% perempuan setuju untuk ikut

dalam mengelola lingkungan hidup untuk menghindari dampak rusaknya

lingkungan akibat industry. Konsep kesetaraan gender dan pembangunan

berkelanjutan merupakan suat konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Di dalam prinsip ke-20 Deklarasi Rio de Janeiro ( 1992) juga menyebutkkan jika

konsep pembangunan berkelanjutan tidak akan bisa dicapai jika kesetaraan

gender, selain itu prinsip ini juga menyebutkkan bagaimana peran perempuan

dalam proses pengelolaan lingkungan dan ikutnya partisipasi perempuan dalam

proses pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Di era 2000 an , negara- negara maju mencanangkan adanya agenda UN

Millenium development Goals ( MDGs) yang memiliki tujuan untuk memberantas

kemiskinan , kesenjangan dan juga ketimpangan gender. Kesetaraan gender

merupakan salah satu tujuan utama dari MDGs. Rancangan ini direncanakan

untuk 20 tahun kedepan kemudian, kesetaraan gender, kelaparan, kemiskinan serta

pemberdayaan perempuan akan dapat tercapai dengan sempurna, meskipun hal

tersebut mungkin tidak bisa dikerjakan dengan waktu dengan cepat.

Hasil Resolusi PBB 66/130 tahun 2012 ( A/ RES/ 66/130 )

menyatakan jika banyak perempuan di dunia banyak yang tidak bisa ikut

dalam proses pengambilan keputusan karena masih adanya nya hukum yang

bersifat diskriminatif, budaya gender yang patriarkis serta terbatasnya

Page 28: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

akses perempuan dalam mencapai kemerdekaan baik secara kesehatan,

ekonomi dan pendidikan. Peningkatan peran perempuan menjadi sangat

penting untuk mencapai kesetaraan gender, sehingga perempuan mampu

mengubah atau bahkan menghapus undang-undang yang berdasarkan atas

budaya patriarki . selain itu penyebaran informasi secara adil juag harus

diperjuangkan oleh perempuan agar perempuan mampu mengakses

informasi dan komunikaksi lebih mudah khususnya bagi perempuan-

permpuan adat, disabilitas maupun perempuan yang berada di pedesaan.

Dari beberapa pilihan yang telah diberikan sebesar 60.7% perempuan

memilih untuk ikut berperan sebagai konseptor atau perancang gagasan

dengan alasan bahwa perempuan lebih memiliki inovasi yang lebih kreatif

dan fresh daripada lelaki. Selain alasan tersebut beberapa perempuan juga

merasa bahwa jika dia diberi kesempatan untuk ikut dalam peran

pengelolaan lingkungan maka akan langsung diambil karena hal ini bisa

menjadi langkah pertama untuk memulai perubahan, dan kesempatan untuk

meruntuhkan adanya anggapan bahwa perempuan itu juga bisa menjadi

peran yang lebih tinggi dari hanya pelaksana kegiatan. Sedangkan 25%

Page 29: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

memilih untuk menjadi pelaksana kegiatan , karena mereka masih berfikir

bahwa yang seharusnya memimpin bukannya perempuan atau dengan kata

lain konsep pemikiran patriarki masih ada dalam pikiran mereka.

Beberapa hal yang bisa dilakukan perempuan dalam keikutsertaan

mereka dalam pengelolahan lingkungan diantaranya ialah : pertama, ikut

terlibat langsung dalam organisasi atau komunitas yang berfokus dalam isu-

isu lingkungan. Hal ini bertujuan untuk membantu perempuan dalam proses

penyebaran informasi kepada perempuan lainnya, dengan ikutnya seorang

perempuan dalam komunitas maupun organisasi pecinta lingkungan,

diharapkan perempuan membentuk jaringan informasi sehingga informasi

dapat disebarluaskan dengan mudah. Kedua, ikut dalam pengelolaan

sampah yang ada di lingkungan sekitar, dengan mengubah konsep sampah

yang tidak berguna menjadi barang yang bernilai dan ikut dalam proses

penyebaran informasi 4R ( Reuse, Reduce, Recycle, Root). Ketiga, edukasi,

peran perempuan sebagai seorang ibu dapat digunakan sebagai cara untuk

membangun kebiasaan untuk menjaga lingkungan dimulai dari keluarga

dengan cara memberikan edukasi kepada anggota keluarga untuk mulai

mengurangi penggunaan plastik dan juga edukasi tentang pengelolaan

lingkungan.34

4.4 Perempuan- perempuan dalam pengelolaan lingkungan

4.4.1 Majora Carter

Majora Carter merupakan seorang aktivis lingkungan yang

mendirikan perusahaan nirlaba di bidang lingkungan, Carter lahir di South

Bronx, New York, United States pada 27 oktober tahun 1996. Carter

dibesarkan di Bronx selatan, pada saat dirinya berusia 10 tahun carter

banyak melihat bangunan yang sengaja dibakar oleh pemiliknya agar bisa

mendapatkan asuransi, dan banyak aktivitas fasilitas limbah yang

menggantikan bangunan tersebut. Akibat dari banyaknya industry yang

pindah dan aktivas limbah yang melonjak mnegakibatkan adanya dampak

yang dirasakan oleh warga sekitar seperti peningkatan polusi, Asma dan

juga meningkatnya pengganguran. Keadaan inilah yang membuat carter

untuk berjuang untuk membuat lingkungannya agar kembali seperti sedia

kala, dia berusaha keras untuk melawan adanya pengolahan limbah dari

New York untuk dipindahkan ke Bronx selatan.

Di tahun 2001 Carter mendirikan perusahaan nirlaba yang fokus pada

solusi keadilan lingkungan yang bernama “ Sustainable South Bronx”,

34

Ainul Mardiyah. Pelibatan Perempuan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Meningkatkan Kualitas

Lingkungan Hidup. http://readersblog.mongabay.co.id/rb/2013/05/23/pelibatan-perempuan-

dalampengelolaan-sumber-daya-alam-untuk-meningkatkan-kualitas-lingkungan-hidup/. Diakses 23/10/2019

Page 30: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

perusahaan ini memiliki prinsip jika masyarakat tidak harus pindah dari

lingkungan mereka, dan berhak mendapatkan lingkungan yang baik sebagai

tempat tinggal mereka”. Suatu hari, secara tidak sengaja Carter ditarik oleh

anjingnya ke tanah tidak terpakai di tepi pantai dimana tempat tersebut

banyak dipenuhi dengan sampah. Hal ini membuat carter terinspirasi untuk

memberikan hibah perencanaan Transportasi Federal sebanyak $ 1,25 juta

untuk pembangunan South Bronx Greenway, dengan bentangan sepanjang

11 mil yang berupa taman tepi pantai di daerah South Bronx, taman ini

memiliki fasilitas berupa ruang rekreasi, transportasi alternative, selain itu

adanya taman ini juga meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Di tahun

2003 Sustainable South Bronx mulai membuka pelatihan tata kota hijau,

yang menawarkan adanya peningkatan lapangan pekerjaan sekitar 85% di

sektor lingkungan seperti, pembersihan lading cokelat, pemeliharaan dan

pemasangan lahan terbuka hijau dan kehutanan perkotaan. Charter

menyatakan “ keadilan lingkungan merupakan suatu keadaan dimana tidak

ada salah satu pihak yang terbebani oleh masalah lingkungan dan

mendapatkan sedikit manfaat dari lingkungan daripada yang lainnya”.35

4.4.2 Aleeta Baun

Aleta Baun atau yang biasa dipanggil mama Aleta Baun merupakan

seorang aktivis lingkungan untuk hal masyrakat adat penentang

penambangan marmer di Nusa Tenggara Timur. Baun lahir di Nusa

Tenggara Timur pada tanggal 16 Maret 1966. Kisah Baun sendiri dimulai

ketika pemerintah daerah mulai menerbitkan ijin penambangan marmer sejak

tahun 1980 an, persetujuan ini dilakukan tanpa adanya perundingan dengan

penduduk desa. Akibat dari kegiatan penambangan illegal ini banyak terjadi

tanah longsor, polusi air sungai yang biasanya digunakan warga sebagai

kebutuhan air minum.

Di tahun 1990 Aleta Baun memulai protesnya dengan menggalang

dukungan dari desa ke desa dengan berjalan kaki bersama ketiga rekan

perempuaan nya. Namun aksi ini malah membuat dirinya mengalami

kekerasan dan ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh para pelaku

tambang, yang menyebabkan dirinya harus bersembunyi di hutan. Di tahun

2006 perlawanan Baun telah membuahkan hasil dimana dengan dukungan

150 perempuan, Baun mampu menduduki bukit Anjaf dan Bukit Nausus di

kaki gunung selama satu tahun. Akibat desakan dari masyarakat luar negeri

maupun dalam negeri akhirnya aktivitas tambang tersebut dihentikan pada

tahun 2007 dan secara resmi menarik diri dari lokasi tersebut di tahun 2010.

35 Biography: Majora Carter. (2008). http://edition.cnn.com/2008/TECH/06/05/carter.bio/. Diakses

01/02/2020

Page 31: PROGRAM INVESTIGASI LINGKUNGAN INDEPENDEN JAWA …ecoton.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Dampak-Industrialisasi... · Jika pada zaman dulu perempuan akan ikut dalam peran pengambilan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Munculnya perlawanan perempuan terhadap adanya industrialisasi

menjadi bentuk adanya respon akan adanya budaya patriarki yang datang

melalui industrialisasi. Perempuan dan lingkungan memiliki koneksi yang

tidak bisa dihilang kan sejak dulu, karena perempuan juga ikut bertanggung

jawab dalam pengelolaan dan kelestarian lingkungan, sedangkan budaya

patriarki yang ada dalam industrialisasi yang bersifat eksploitatif , tidak

hanya berdampak pada kelangsungan alam namun juga diskriminasi

terhadap perempuan. Hal ini terlihat dari adanya ketidakseimbangan upah

yang diterima oleh perempuan yang memiliki jam kerja yang sama dengan

laki- laki, selain itu aktivitas industry yang selalu menghasilkan limbah juga

berdampak pada kesehatan perempuan. Munculnya aktivis lingkungan

perempuan atau ekofeminisme merupakan bukti nyata akan adanya

perlawanan terhadap budaya tersebut, dimana poin dari ekofeminis sendiri

adalah tidak adanya ketidakadilan terhadap perempuan dan lingkungan

akibat budaya patriarkis.