Program

Embed Size (px)

DESCRIPTION

program

Citation preview

Program puskesmas

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) DM dan Hipertensi, itulah nama program ini. Yang menjadi sasarannya adalah kelompok lanjut usia (lansia) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Talagabodas. Ada 7 pilar yang mendasari program ini.. Menurut dr.Hery Aziz selaku penanggungjawab program ini, ketujuh pilar itu adalah, Kontrol, Pemberian Obat, Edukasi/Penyuluhan, Pemeriksaan Laboratorium, Kunjungan Rumah, SMS Pengingat, dan Aktifitas Olahraga.

Kontrol adalah kegiatan rutin pemeriksaan kesehatan peserta program setelah mendapatkan perawatan setelah mendapatkan obat dari puskesmas.Edukasi dilakukan baik secara individu maupun kelompok lewat penyuluhan atau konsultasi. Secara rutin dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengecek tekanan darah dan kadar glukosa darah. Setiap peserta program akan terus diingatkan lewat SMS untuk minum obat secara teratur dan rutin. Apabila waktu kontrol pasien tidak datang maka akan dilakukan kunjungan rumah untuk pengecekan. Seluruh peserta program diajak untuk berolahraga setiap jumat atau minggu. Sasaran jangka panjang tentunya apabila program ini berjalan baik maka akan menghindarkan kelompok lansia terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.Menurut Prof. Tjandra upaya Pencegahan dan Penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat. Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan Pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor risiko Hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur-buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas dan tidak merokok.

Puskesmas juga perlu melakuka encegahan sekunder yang lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan secara dini.

Sementara pencegahan tertier difokuskan pada upaya mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik, stroke dan jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan baik. Pencegahan tertier dilaksanakan agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup.

Prof. Tjandra mengatakan, ntuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis penyakit hipertensi, sangat sederhana yaitu dengan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter. Hipertensi ditegakkan bila tekanan darah ? 140/90 mmHg.

Pengobatan atau penatalaksanaan hipertensi membutuhkan waktu lama, seumur hidup dan harus terus menerus. Jika modifikasi gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diinginkan, maka harus diberikan obat, tambah Prof. Tjandra.

Sarana dan prasarana untuk diagnosis dan mengobati hipertensi, termasuk mendeteksi kemungkinan terjadi kerusakan organ target atau komplikasi pada dasarnya sudah tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan.

Keberadaan Posbindu PTM setiap bulan dalam wadah Desa Siaga aktif di setiap kelurahan sebenarnya sudah cukup untuk mewaspadai dan memonitor tekanan darah dan segera ke Puskesmas/fasilitas kesehatan jika tekanan darahnya tinggi.

Program promosi dan prevensi penyakit kardiovaskuler

Dari uraian tersebut di atas maka kegiatan promosi dan pencegahan hipertensi hanya pada faktor yang dapat dikendalikan, sedangkan faktor yang tidak dapat dikendalikan hanya sebagai faktor pendukung dalam menilai faktor yang dapat dikendalikan.

Untuk bisa melakukan pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan dua bentuk pendekatan yaitu :

Pendekatan individu

Pendekatan komunitas

Pendekatan individu dilakukan pada orang yang datang untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter, mungkin hanya ingin mengetahui status kesehatannya seperti pemeriksaan kesehatan berkala pada perusahaan, instansi pemerintah atau perorangan, mereka yang meminta surat sehat untuk keperluan mencari pekerjaan atau mereka yang datang kepada dokter dengan keluhan sakit kepala atau keluhan lainnya. Bagi pasien yang datang terutama yang berusia pertengahan ke atas perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebagai suatu keharusan.

Pendekatan individu lebih menekankan pada diagnosa dini dan terapi tepat (early diagnoses and prompt treatment). Dalam kasus ini kemampuan dokter untuk bisa meyakinkan pasien dengan melakukan komunikasi efektif.

Pendekatan komunitas dilakukan dengan membentuk kelompok masyarakat yang peduli pada bahaya hipertensi dengan melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mampu mendeteksi dini hipertensi dan melakukan berbagai kegiatan untuk menurunkan risiko kejadian hipertensi.

Dalam Program Promosi Kesehatan di tingkat puskesmas ada Program Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) bagi masyarakat tingkat RW yang berusia 45 tahaun ke atas. Dalam program ini yang dilakukan sebulan sekali salah satu kegiatannya adalah memeriksa tekanan darah peserta secara rutin. Jika ada peserta yang menderita hipertensi oleh petugas puskesmas diberikan penyuluhan dan dianjurkan untuk berobat ke puskesmas.

Bagi ibu hamil pemeriksaan tekanan darah selama kehamilannya merupakan standar pelayanan baku paling sedikit empat kali yaitu satu kali pada tri mester pertama, satu kali pada tri mester ke dua dan dua kali pada tri mester ke tiga. Pemeriksaan rutin ini berkaitan dengan risiko kemungkinan terjadinya keracunan kehamilan. (lihat Blok selanjutnya).