26
3.4.2 PROFIL KABUPATEN PRIORITAS Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 70 43’ - 80 46’ Lintang Selatan dan 1130 53’ – 1140 38’ Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan Selat Bali, dengan luas wilayah 5.782.50 km2. Sebagian besar wilayah daratannya berupa hutan seluas 183.396,3 ha atau 31,72%. Lahan persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44%, perkebunan seluas 82.143,63 ha atau 14,21%, permukiman seluas 127,454,22 ha atau 22,04%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll. Selain itu, wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 175,8 km, dan 10 pulau. Seluruh wilayah tersebut telah memberikan manfaat besar bagi kemajuan ekonomi penduduk Kabupaten Banyuwangi. Secara administratif di sebelah utara Kabupaten Banyuwangi berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, Selat Bali di sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso.Berdasarkan strategi pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), dinyatakan bahwa Kabupaten Banyuwangi masuk kedalam WPS 15 bersama dengan Surabaya dan Pasuruan sebagai WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu. Kabupaten Bnayuwangi merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pengembangan dalam sektor perikanan dan pertanian. Kondisi ini ditunjang keadaan geografis dari Kabupaten Banyuwangi yang terbagi atas dataran tinggi berupa

Profil Kabupaten Banyuwangi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

profil berdasar data bps

Citation preview

Page 1: Profil Kabupaten Banyuwangi

3.4.2 PROFIL KABUPATEN PRIORITASBerdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 70 43’ - 80 46’ Lintang Selatan dan 1130 53’ – 1140 38’ Bujur Timur.

Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan Selat Bali, dengan luas wilayah 5.782.50 km2. Sebagian besar wilayah daratannya berupa hutan seluas 183.396,3 ha atau 31,72%. Lahan persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44%, perkebunan seluas 82.143,63 ha atau 14,21%, permukiman seluas 127,454,22 ha atau 22,04%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll. Selain itu, wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 175,8 km, dan 10 pulau. Seluruh wilayah tersebut telah memberikan manfaat besar bagi kemajuan ekonomi penduduk Kabupaten Banyuwangi.

Secara administratif di sebelah utara Kabupaten Banyuwangi berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, Selat Bali di sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso.Berdasarkan strategi pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), dinyatakan bahwa Kabupaten Banyuwangi masuk kedalam WPS 15 bersama dengan Surabaya dan Pasuruan sebagai WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu.

Kabupaten Bnayuwangi merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pengembangan dalam sektor perikanan dan pertanian. Kondisi ini ditunjang keadaan geografis dari Kabupaten Banyuwangi yang terbagi atas dataran tinggi berupa daerah pegunungan yang menghasilakn produksi perkebunan. Daerah dataran menghasilkan tanaman pangan, serta daerah sekitar garis pantai uang membujur dari arah Utara ke Selatan merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.

3.2.2.1 KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN

Page 2: Profil Kabupaten Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah administratif terluas di Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 24 Kecamatan. Dilihat berdasarkan komposisi penduduk, Kabupaten Banyuwangi memiliki jumlah penduduk dari hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010 yaiitu sebesar 1.574.778 jiwa pada tahun 2013. Adapun tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah sebesar 272 jiwa setiap 1Km2 di tahun 2013. Kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Banyuwangi yaitu 3.561 jiwa/Km2. Sedangkan jika dilihat berdasarkan jumlah penduduk wilayah yang memiliki jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Muncar.

Tabel 3.? Luas Daerah, Jumlah penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2013

No KecamatanLuas

Daerah (Km2)

Jml Penduduk (orang) Kepadatan Penduduk (org/km2)

Tahun 20132000 2010 2013

1 Pesanggaran 802.50 90.316 48.412 49.009 612 Siliragung 95,15 - 44.390 45.002 4733 Bangorejo 137,43 57.889 59.442 60.239 4384 Purwoharjo 200,30 63.589 64.969 65.793 3285 Tegaldlimo 1341,12 59.472 61.176 61.987 466 Muncar 146,07 122.238 128.924 130.27

0892

7 Cluring 97,44 67.871 70.049 71.064 7298 Gambiran 66,77 100.374 58.412 59.155 8869 Tegalsari 65,23 - 46.161 46.820 718

10 Glenmore 421,98 67.117 69.471 70.297 16711 Kalibaru 406,76 57.830 61.181 61.820 15212 Genteng 82,34 79.895 83.124 84.054 1.02113 Srono 100,77 84.217 87.209 88.353 87714 Rogojampi 102,33 88.791 92.358 93.546 91415 Kabat 107,48 63.501 67.137 67.778 63116 Singojuruh 59,89 45.890 45.242 45.853 76517 Sempu 174,83 69.543 71.281 72.106 41218 Songgon 301,84 49.857 50.275 50.878 16919 Glagah 76,75 58.708 33.992 34.509 45020 Licin 169,25 - 27.878 28.184 16721 Banyuwangi 30,13 101.813 106.000 107.30

53.561

22 Giri 21,31 26.743 28.510 28.886 1.35523 Kalipuro 310,03 64.451 76.179 76.800 24824 Wongsorejo 464,80 68.703 74.306 75.108 162

Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka,2014

Sedangkan dilihat dari segi ketenagakerjaan, angkatan kerja yang terdaftar selama tahun 2013 di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 825.108 orang, yang terdiri dari 492.768 orang laki-laki dan 332.340 orang perempuan dan masuk kedalam kelompok angkatan kerja yang telah bekerja. Sedangkan jumlah penduduk menganggur untuk tahun

Page 3: Profil Kabupaten Banyuwangi

2013 adalah sebesar 40.639, dengan presentase terbesar adalah penduduk laki-laki. Jika dilihat dari data 3 tahun terkahir yaitu 2011 hingga 2013, diketahui bahwa jumlah angkatan kerja yang terserap mengalami penuruan, atau dengan kata lain terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Kabupaten Banyuwangi.

Tabel 3.? Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2013

No Jenis Kegiatan Utama 2011 2012 2013I Angkatan Kerja

Bekerja 787.410 841.317 825.108Penganggur 30.376 29.631 40.639

II Bukan Angkatan Kerja (Sekolah, Mengurus Ruma Tangga, dan Lainnya)

363.219 316.110 321.438

Jumlah Penduduk Usia Kerja 1.181.005

1.187.058

1.187.185

% Bekerja terhadap Angkatan Kerja 96,29 96,60 95,31Tingkat Pengangguran Terbuka 3,71 3,40 4,69Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 69,24 73,37 72,92Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014

Jumlah angkatan kerja yang berada di Kabupaten Banyuwangi jika dilihat berdasarkan pendidikan terkahir yang ditamatkan, terbesar berasal dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 281.837 orang. Kondisi ini mencerminkan rendahnya kualitas angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi jika diliat dari level pendidikan. Sedangkan tingkat pendidikan ang paling sedikit dimiliki oleh angkatan kerja adalah tingkat pendidikan Diploma atau Akademi sebesar 6.265 orang. Berdasarkan lapangan usaha, penduduk usia kerja untuk kelompok laki-laki menunjukkan angka paling besar bekerja pada sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu sebesar 172.748 jiwa, disusul oleh sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebesar 96.201 jiwa. Di sisi lain, untuk pekerja perempuan angka terbesar ditempati oleh lapangan usaha di sektor perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel yaitu sebesar 104.187 jiwa, sedangkan tempat kedua diisi oleh sektor perikanan, kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu sebesar 100.388 jiwa.

Tabel 3.? Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013

No Lapangan Usaha Laki-laki

Perempuan

1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 172.74 100.388

Page 4: Profil Kabupaten Banyuwangi

82 Pertambangan dan Penggalian 7.264 5113 Industri Pengolahan 47.861 64.2544 Listrik, Air, dan Gas 566 -5 Bangunan 63.653 -6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan

Hotel96.201 104.187

7 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 22.388 1.4448 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan,

Tanah dan Jasa Perusahaan11.013 5.867

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 71.074 55.689Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Banyuwangidalam Angka, 2014Gambar 3.? Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013

Diagram distribusi angkatan kerja berdasarkan lapangan usaha di tas memperlihatkan bahwa secara total angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi sebagian besar terserap ke dalam sektor Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan. Hal ini menandakan bahwa sektor tersebut masih menjadi matapencaharian utama dari penduduk Kabupaten Banyuwangi.

3.2.2.2 KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAHIndikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah besaran dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 atas dasar harga berlaku sebesar 35.468.869,23 (dalam

Page 5: Profil Kabupaten Banyuwangi

juta). Dari besaran PDRB ADHB ini bila dihitung tingkat perkembangannya yang dimulai dri tahun dasar 2000 sampai dengan tahun 2013, angkanya terus bertambah hingga mencapai 392,95 persen atau terdapat peningkatan sebesar 47,48 persen dibanding tahun 2012. Dan mulai akhir tahun 2010 ada sub sektor baru yang muncul yaitu sektor Pengangkutan dan Komunikasi sub sektor Angkutan Udara yang terletak di desa Blimbingsari Kecamatan Rogojampi. Adapun jumlah penumpang untuk angkutan udara di bandara tersebut selalu bertambah dari tahun 2012 ke tahun 2013. Dengan data riel jumlah penumpang yang berangkat dari Banyuwangi menuju Surabaya pada tahun 2012 sebanyak 11.777 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 21.685 orang atau terdapat kenaikan sebesar 85 persen. Demikian pula untuk penumpang dengan ute perjalanan dari surabaya menuju Banyuwangi di tahun 2012 mencapai 12.074 orang dan meningkat di tahun 2013 sebesar 22.294 orang atau naik sekitar 85 persen.

Sedangkan untuk kondisi dari pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi diketahui terdapat perlambatan pertumbuhan antara tahun 2012 dan tahun 2013. Bila dilihat dari nilai PDRB atas dasar harga konstan, yang dihitung dengan menggunakan tahun dasar 2000 sebagai tahun dasar perhitungan, PDRB atas dasar harga konstan oada tahun 2013 mencapai 13.511.707,90 (dalam juta)., sedangkan tahun 2012 mencapai 12.655.586,32 (dalam juta) atau mengalami pertumbuhan 6,76 persen yang menandakan adanya perlambatan sebesar 0,54 poin dari tahun sebelumnya yang besar pertumbuhan ekonominya mencapai 7,30 persen pada tahun 2012. Adapun persentaso tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2009 hingga tahun 2013 adalah sebagai berikut.

Page 6: Profil Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014Gambar 3.? Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-

2013

Ditinjau dari peranan masing-masing sektor terhadap perekonomian di Kabupaten Banyuwangi, secara umum struktur ekonomi di Kabupaten Banywangi terbentuk dan didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2013 peranan sektor pertanian terhadap seluruh kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi angkanya mencapai 43,47 persen. Dapat dinyatakan bahwa hampir separuh dari kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi bergerak di sektor pertanian. Dominasi kedua sebagai pembentuk struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi disumbang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang angkanya mencapai 31,14 persen. Ketiga dari sektor jasa-jasa sebesar 5,82 persen, sedang selebihnya merupakan bagian dari sektor ekonomi yang lain.

Tabel 3.? Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banyuwangi Atas Dasar Harga Berlaku ahun 2009-2013

No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 20131 Pertanian 47,48 46,77 44,86 44,45 43,472 Pertambangan dan Penggalian 4,59 4,63 4,55 4,40 4,333 Industri Pengolahan 5,43 5,47 5,33 5,32 5,244 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,35 0,32 0,32 0,30 0,295 Konstruksi 1,07 1,06 1,09 1,09 1,146 Perdagangan, hotel dan restoran 27,05 27,87 28,86 29,91 31,147 Pengangkutan dan komunikasi 3,23 3,16 4,50 4,38 4,358 Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan4,57 4,52 4,43 4,26 4,22

9 Jasa-jasa 6,23 6,21 6,08 5,89 5,82Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014

Page 7: Profil Kabupaten Banyuwangi

Jika diperinci kontribusi terbesar untuk sektor pertanian dalam PDRB ADHB di Kabupaten Banyuwangi adalah Tanaman Bahan Makanan yaitu sebesar 22,73 persen di tahun 2013. Sedangkan konstribusi terbesar ke dua untuk sektor pertanian dalam PDRB ADHB tahun 2013 adalah perikanan. Hal ini menandakan bahwa Kabupaten Bayuwangi didominas ioleh sektor pertanian yang sebagian besar kontribusinya berasal dari pertanian tanaman bahan makan dan perikanan. Hal ini secara eksisting selajan dengan kondisi Kabupaten Banywuangi yang pengembanagannya di konsentrasikan pada kegiatan pertanian dan perikanan.

Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014

Gambar 3.? Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banyuwangi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013

Dalam periode waktu tahun 2003 sampai tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi meningkat stabil dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cenderung fluktuatif. Fundamental ekonomi Banyuwangi juga relatif kuat dibanding Jawa Timur. Terbukti ditengah krisis yang terjadi tahun 2008 sampai tahun 2009 akibat Subprime Mortage di AS, Ekonomi Indonesia tertekan pada posisi 4,55 persen yang kemudian berimbas menekan ekonomi Jawa Timur menjadi 5,01 persen. Pada kondisi yang cukup sulit tersebut, ekonomi Banyuwangi masih tumbuh pada posisi 6 persen.

Page 8: Profil Kabupaten Banyuwangi

Dengan kondisi seperti diuraikan tersebut, diprediksikan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi masih akan terus meningkat dan ketika momentum pertumbuhan ini bisa dijaga maka pada tahun 2013 ekonomi Banyuwangi dapat tumbuh 7,2 persen atau bahkan lebih Stabilitas pertumbuhan ekonomi umumnya juga tidak lepas dari tantangan berat tingginya laju inflasi. Inflasi yang digambarkan sebagai suatu keadaan di mana harga barang barang meningkat dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus, pernah menggerus ekonomi Banyuwangi tahun 2005 sampai tahun 2006.

Pada tahun 2012 PDRB Banyuwangi telah mencapai 28,3 Trilyun Rupiah, namun ternyata inflasi hanya terjadi pada kisaran 4,9-5,3 persen. Ekonomi Banyuwangi telah tumbuh dua kali lipat, dan harga-harga barang stabil dan terkendali sehingga daya beli masyarakat juga meningkat. Dengan inflasi pada kisaran tersebut (kisaran 4,9-5,3 persen), memberi pengaruh yang positif dalam mendorong perekonomian menjadi lebih baik; masyarakat lebih bergairah untuk bekerja, melaksanakan diversifikasi usaha, dan mengadakan investasi yang dampaknya meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Sebaliknya, jika terjadi hiperinflasi (diatas 10 persen) akan menyebabkan gangguan stabilitas ekonomi dan para pelaku ekonomi enggan untuk melakukan aktifitas dalam perekonomian karena menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat harga-harga meningkat.

Indeks daya beli yang ditunjukkan dari pengeluaran riel per kapita juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam 2 tahun terakhir. Jika pada tahun-tahun sebelumnya hingga tahun 2010, pengeluaran riel per kapita pada kisaran 620 ribu rupiah, maka pada tahun 2011 sebesar 632,8 ribu rupiah dan mencapai 635,3 ribu rupiah pada tahun 2012. Pengeluaran riel yang meningkat disebabkan pendapatan yang meningkat. Pendapatan masyarakat yang ditunjukkan dari PDRB per kapita juga nampak peningkatan yang signifikan. PDRB perkapita dalam bebeberapa tahun terakhir dalam kisaran 6-15 juta per kapita per tahun, meningkat signifikan menjadi 16,8 juta per kapita per tahun pada 2011 dan menjadi 18,1 juta per kapita per tahun pada 2012.

Page 9: Profil Kabupaten Banyuwangi

3.2.2.3 KONDISI INFRASTRUKTURJalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting guna memperlancar kegiatan perekonomian. Tersedianya jalan yang berkualitas akan meningkatkan usaha pembangunan khususnya dalam upaya memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang suatu daerah ke daerah lain.

Jalan yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Secara keseluruhan panjang jalan yang berada di wilayah Kabupaten Bogor mencapai 2.932,35 km dengan pembagian 124,14 km merupakan jalan Negara, 89,41km adalah jalan provinsi dan 2.718,80 jalan kabupaten. Dari total panjang jalan kabupaten diketahui sepanjang 1.725,05 km merupakan jalan dengan jenis permukaan hotmix. Bila dilihat dari kondisinya pada tahun 2013, tercatat jalan yang berkondisi baik 1.985,20 Km dan sisanya berkondisi sedang, rusak dan rusak berat. Secara rinci jalan Kabupaten Bogor dilihat berdasarkan jenis permukaan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.? Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Banyuwangi (km) Tahun 2009-2013

Jenis Permukaan

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013

Hotmix 774,91 956,60 1.225,25

1.475,15

1.725,05

Lapen 1.133,12

1.157,20

979,05 758,53 508,60

Tanah 810,76 605,00 514,50 485,12 485,12Lainnya - - - - -

Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014

Sedangkan untuk detail kondisi jalan di Kabupaten Banyuwangi ebagian besar memiliki kondisi jalan baik dengan panjang total yaitu 1.985,20 km. Adapun panjang jalan dengan kondisi rusak berat adalah sebesar 20,25 km. Hal ini menandakan bahwa meskipun sebagian besar jalan di Kabupaten Banyuwangi berkondisi baik, namun masih diperlukan peningkatan kualitas bagi jalan0jalan dengan kondisi rusak maupun rusak berat, karena jalan merupakan infrastruktur penting untuk menghubungkan wilayah yang berbeda serta berpengaruh dalam proses aktivitas ekonomi wilayah.

Page 10: Profil Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014Gambar 3.? Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Banyuwangi (km)

Tahun 2009-2013

Sistem jaringan jalan berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan (pasal7), terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, jaringan jalan di Kabupaten Banyuwangi sesuai dengan fungsinya dijelaskan sebagai berikut :1. Jalan Arteri Primer, diantaranya adalah :

Bajulmati (Batas Kab. Situbondo)-Ketapang Jalan Basuki Rahmat Jalan Yos Sudarso Jalan Gatot Subroto

2. Jalan Kolektor Primer (K1), diantaranya adalah : ruas Jalan PB. Sudirman; ruas Jalan A. Yani; dan ruas Jalan Adi Sucipto; ruas Jalan S. Parman; ruas Jalan Rogojampi – Batas Kota Banyuwangi;

Page 11: Profil Kabupaten Banyuwangi

ruas Jalan Benculuk – Rogojampi ; ruas Jalan Genteng Kulon – Jajag – Benculuk; ruas Jalan Batas Kabupaten Jember – Genteng Kulon; dan ruas Jalan Srono - Muncar.

3. Jalan Lokal Primer, adalah jalan-jalan yang menghubungkan pusat kegiatan dengan jalan kolektor

4. Jalan Arteri sekunder, diantaranya adalah ruas jalan Rogojampi – Benculuk – Jajag – Genteng

5. Jalan Pengembangan Kawasan Minapolitan Jalan Srono – Muncar Jalan Tambakrejo – PPP Muncar

Sistem jaringan irigasi dan sarana dan prasarana Sumberdaya air yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, sebagian besar merupakan aset peninggalan jaman belanda yang dibangun mulai tahun 1927 sampai dengan sekarang. Sudah mengalami banyak kerusakan sehingga memerlukan rehabilitasi secara menyeluruh untuk mempertahankan kinerja jaringan irigasinya. Hingga saat ini jaringan irigasi yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi beberapa kategori yaitu:

Tabel 3.? Jaringan Irigasi di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014No Tipe Jaringan Jumlah

1 Jaringan Primer 3.718,173 km2 Jaringan Sekunder 2.204,140 km3 Jaringan Tersier 797,130 km4 Suplisi 9,972 km5 Banguan Pengambilan 386,000 buah

Sumber: Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi, 2014

Adapun saluran irigasi yang dikelola oleh Dinas PU. Pengairan Kabupaten Banyuwangi terdiri dari sawah teknis, sawah ½ teknis, dan sawah sederhana dengan panjang masing-masing yaitu 64.565 m, 1.371 m dan 539 m. Sedangkan waduk yang ada di Kabupaten Banyuwangi tersebar di beberapa kecamatan.

Tabel 3.? Nama dan Lokasi Waduk di Kabupaten BanyuwangiNo Nama Waduk Kecamatan

1 Curah Gulung Pesanggaran2 Dasri Tegalsari3 Rowobayu Songgon4 Trowulan Kalipuro5 Sutrisno Tegaldlimo

Page 12: Profil Kabupaten Banyuwangi

6 Umbul Pulih Glenmore Sumber: Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi, 2014

Tabel 3.? Data Teknis Sarana & Prasarana Sumber Daya AirNo Nama Waduk Kecamatan

INFRASTRUKTUR1 EMBUNG 3 buah2 Bendung 282 buah3 Bangunan Utama 1857 buah4 Bangunan Pelengkap 437 buah5 Pintu Air 1806 buah6 Saluran Pembawa 499,665 Km7 Saluran Drainase 35,864 Km8 Saluran Suplesi 9,972 KmTINGKAT USAHA TANI1 HIPPA (berbadan hukum) 65 bh2 GHIPPA(berbadan

hukum)12 bh

3 IHIPPA 2 bh4 FHIPPA Belum terbentuk5 Bangunan Tersier 2548 bh6 Pintu Air Tersier 1988 bh7 Saluran Drainase Tersier 25,864 Km

Sumber : Dinas Pengairan Kab. Banyuwangi, 2012

3.2.2.4 SISTEM DESA KOTADalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi telah ditetapkan pembagian wilayah yang mengatur sistem desa kota di Kabupaten Banyuwangi. Batas wilayah kota di Kabupaten Banyuwangi masih mengacu pada Perda No 12 Tahun 1988 tentang Batas Wilayah Kota yang terdiri dari 18 kecamatan. Sejak Tahun 2005, wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi bertambah dari 21 kecamatan menjadi 24 kecamatan. Selanjutnya dari 24 kecamatan tersebut, dengan menggunakan indikator berupa kondisi lahan terbangun, tingkat perkembangan maupun jumlah penduduk, ditetapkan pembagian dari wilayah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Banyuwangi.

Tabel 3.? Deleniasi Batas Wilayah Kota Kabupaten BanyuwangiNo

Kecamatan Wilayah Perkotaan Wilayah Pedesaan

1 Pesanggaran

Pesanggaran,Siliragung, Kesilir,Buluagung,Pesanggaran, Sumbermulyo,Sumberagung

Sumberagung,Sarongan,Kandangan

2 Bangorejo Bangorejo,Sukorejo,Sambirej Temurejo,Sambemulyo,Rin

Page 13: Profil Kabupaten Banyuwangi

o,Kebundalem,Ringintelu gintelu3 Purwoharjo Bulurejo, Purwoharjo, Grajagan,Sumbersari,Glaga

hagung,Karetan, Sidorejo,Kradenan

4 Tegaldlimo Kendalrejo, Kedungasri, Kedungwungu, Tegaldlimo, Wringinpitu, Kedunggebang

Purwoasri, Purwoagung, Kalipait

5 Muncar Kedungrejo, Tembokrejo, Blambangan

Sumberberas, Sumbersewu,Tapanrejo, Wringinputih, Tambakrejo, Kedungringin, Kumendung

6 Cluring Tampo, Benculuk, Cluring Sembulung, Plampangrejo, Kaliploso, Tamanagung, Sraten, Sarimulyo

7 Gambiran Jajag, Wringinagung Purwodadi, Wringinrejo, Gambiran

8 Glenmore Karangharjo, Sepanjang, Tegalharjo

Tulungrejo, Sumbergondo, Bumiharjo, Margomulyo

9 Kalibaru Kalibaru Kulon, Kalibaru Wetan

Kebunrejo, Kalibarumanis, Banyuanyar, Kajarharjo

10 Genteng Kembiritan, Gentengwetan, Genteng Kulon, Setail

Kaligondo

11 Srono Kebaman, Sukonatar Sumbersari, Kepundungan, Bangorejo, Rejoagung, Wonosobo, Sukomaju, Parijatah Wetan, Parijatah Kulon

12 Rogojampi Rogojampi, Pengantigan, Lemahbangdewo, Kedaleman, Kaotan, Karangbendo, Gitik

Watukebo, Blimbingsari, Bubuk, Aliyan, Gladag, Mangir, Gintangan, Kaligung, Bomo, Karangrejo, Patoman

13 Kabat Labanasem, Pakistaji, Kedayunan, Kabat

Bareng, Bunder, Gombolirang, Benelan Lor, Badean, Sukojati, Pondoknongko, Dadapan, Macanputih, Tambong, Pendarungan, Kalirejo

14 Singojuruh Singojuruh, Alas Malang, Benelan Kidul, Singolatren, Padang, Cantuk, Gumirih

Gambor, Lemahbang Kulon, Kemeiri, Sumberbaru

15 Sempu Sempu Sempu, Jambewangi, Karangsari, Temuguruh, Temuasri, Tegalarum

16 Songgon Songgon, Parangharjo Bedewang, Balak, Bangunsari, Sragi, Sumberarum, Sumberbulu, Bayu

17 Glagah Glagah, Olehsari, Rejosari, Kemiren

Paspan, Tamansuruh, Kenjo, Kampunganyar

18 Banyuwangi Pakis, Sumberejo, Sobo, Kebalenan, Tamanbaru, Penganjuran, Tukangkayu,

Page 14: Profil Kabupaten Banyuwangi

Kertosari, Karangrejo, Kepatihan, Panderejo, Singonegaran, Temenggungan, Kampung Melayu, Kampung Mandar, Lateng, Singotrunan, Pengantigan

19 Giri Boyolangu, Majopanggung, Penataban, Giri

Jambesari, Grogol

20 Kalipuro Kalipuro, Klatak, Ketapang Bulusari, Pesucen, Telemung, Kelir, Ketapang, Gombengsari, Bulusan

21 Wongsorejo Alas Buluh, Wongsorejo Bangsring, Bengkak, Alasrejo, Sumberkencono, Sidowangi, Sidodadi, Bajulmati, Watukebo, Sumberanyar, Bimorejo

22 Tegalsari Dasri, Tamansari Karangdoro, Karangmulyo, Tegalsari, Tegalrejo

23 Licin Licin Pakel, Kiuncing, Segobang, Jelun, Gumuk, Banjar, Tamansari

24 Siliragung Kesilir, Siliragung Barurejo, SeneporejoSumber : Naskah Akademis RTRW Kabupaten Banyuwangi, 2014

3.2.2.5 POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAHa. Komoditas Unggulan

sesuai dengan data yang PDRB atas dasar harga berlaku dari Kabupaten Banyuwangi, memeprlihatkan bahwa sektor terbesar yang memberikan kontribusi kepada perekonomian wilayah di Banyuwangi berasal dari sektor oertanian dengan aktivitas pertanian tanaman pangan dan perikanan. Sehubungan hal ini menggambarkan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki komoditas utama berupa hasil pertanian dan perikanan.

a.1 Pertanian Kabupaten Banyuwangi

Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar bagi PDRB di Kabupaten Banyuwangi. Dalam lima tahun terkahir, rata-rata sumbangan sektor pertanian kepada PDRB menjadi 50 persen. Di samping sebagai penyumbang terbesar pada PDRB, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam hal penyerapan angkatan kerja.

Page 15: Profil Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014Gambar 3.? Jenis Sayuran dan Luas Panen Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013

Grafik di tas menunjukkan bahwa luas lahan pertanian untuk komoditi sayuran yang ada di Kabupaten Banyuwangi sebagian besar di gunakan sebagai lahan untuk produksi komoditi Cabe Kecil. Berdasarkan kondisi di lapangan, daerah di Kabupaten Banyuwangi yang memiliki potensi komoditas berupa tanaman cabe salah satunya ditemukan pada Kecamatan Kalipuro tepatnya Desa Bulusan.

Selain komoditi sayuran, Kabupatne Banyuwangi juga menghasilkan komoditi buah-buahan yang terdiri dari berbagai jenis. Berdasarkan data dari BPS, diketahui bahwa jenis buah yang paling banyak diproduksi adalah buah jeruk. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan, dimana budidaya pertanian jeruk dominan dikembangkan di Kecamatan Bangorejo.

Page 16: Profil Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014Gambar 3.? Jenis Sayuran dan Luas Panen Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013

Sedangkan untuk lahan pertanian dengan komoditi padi, hampir tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Adapun Kecamatan yang memiliki lahan terluas untuk petanian padi adalah Singojuruh dengan luas panen yaitu 8.024 Hha. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas panen terkecil adalah kecamatan Kalipuro sebesar 1.580 Ha. Secara lebih jelas luas panen untuk komoditi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Banyuwangi dijabarkan pada tabel berikut.

Tabel 3.? Luas Panen Komoditi Pertanian Tanaman Pangan per Kecamatna di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013

No Kecamatan

Luas Panen (Ha)

Padi Sawah

Padi Ladan

gJagun

g

Ubi Kayu

Ubi Jala

r

Kacang

Hijau

Kacang

Kedelai

1 Pesanggaran 3.829 195 1.474 35 0 0 2.330

2 Siliragung 4.150 45 1.181 30 0 0 8703 Bangorejo 3.450 275 440 6 11 5 3.3254 Purwoharjo 4.428 0 381 0 3 4 8.1745 Tegaldilmo 3.731 200 2.259 35 0 0 8.7836 Muncar 4.508 4 910 0 3 0 3.6557 Cluring 5.886 475 807 10 6 0 2.4218 Gambiran 5.100 0 128 41 9 0 8519 Tegalsari 3.662 61 478 101 1 0 98810 Glenmore 5.792 268 566 302 26 0 0

Page 17: Profil Kabupaten Banyuwangi

No Kecamatan

Luas Panen (Ha)

Padi Sawah

Padi Ladan

gJagun

g

Ubi Kayu

Ubi Jala

r

Kacang

Hijau

Kacang

Kedelai

11 Kalibaru 3.484 0 455 13 28 0 012 Genteng 5.506 50 48 22 10 0 13513 Srono 7.948 0 814 34 193 0 77714 Rogojampi 6.677 0 452 25 14 0 28215 Kabat 7.480 50 209 86 50 0 1816 Singojuruh 8.024 0 44 25 76 0 217 Sempu 5.386 200 215 140 110 0 1.16018 Songgon 7.430 0 35 41 46 0 019 Glagah 4.635 0 151 35 75 0 020 Licin 4.905 0 72 78 1 0 021 Banyuwangi 1.806 0 20 3 1 0 022 Giri 3.597 0 150 20 20 0 023 Kalipuro 1.580 0 824 31 18 0 024 Wongsorejo 2.504 340 8.735 850 0 3.320 250

Total115.49

8 2.16320.84

81.96

3 701 3.329 34.021Sumber: Kabupaten Banyuwangi dalam Angka, 2014

a.2 Perikanan Kabupaten Banyuwangi

Wilayah perairan di Kabupaten Banyuwangi yang dibatasi oleh lautan yaitu Selat Bali di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Selatan merupakan salah satu daerah perikanan utama di Jawa Timur. Potensi Sumberdaya Perikanan Selat Bali dan Pemanfaatannya. Selat Bali yang luasnya 960 mil2 memiliki potensi penangkapan maksimum lestari untuk ikan pelagis (permukaan).

Banyuwangi dengan hasil ikan yang dominan yakni Lemuru (Sardinella Lemuru) sebesar 46.400 ton dan untuk Muncar memiliki MSY 25.256 ton / tahun (sumber : Hasil Penelitian PPIS – Unibraw 2004), sedangkan untuk jenis ikan dasar (demersal) , ikan hias, nener dan benur belum ada penelitian, namun demikian sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar. Sedangkan Samodra Indonesia yang luasnya ± 2.000 mil2 (belum termasuk perairan Mintakat Zone 200 mil) dengan basis utamanya Pancer dan Grajagan memiliki potensi lestari sebesar 212.500 ton / tahun yang terdiri dari ikan

Page 18: Profil Kabupaten Banyuwangi

demersal sebesar 103.000 ton / tahun dan ikan permukaan sebesar 109.500 ton / tahun.

Sesuai dengan potensi sumberdaya perikanan yang tersedia, maka peningkatan konstribusi Sub Sektor Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Banyuwangi dilaksanakan melalui peningkatan usahausaha diversifikasi,intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi yang meliputi usaha penangkapan di laut, budidaya air tawar, budidaya air payau, laut maupun penangkapan di perairan umum, rehabilitasi hutan mangrove, dan terumbu karang. Pengembangan produksi tersebut untuk memenuhi konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri, sedangkan komoditas-komoditas yang mempunyai pasaran baik di luar negeri diarahkan untuk eksport.

Tingkat pengusahaan sumberdaya kelautan dan perikanan di Selat Bali sudah dilakukan secara intensif sehingga dinyatakan padat tangkap, sedangkan tingkat pengusahaan di perairan Samudera Indonesia masih relatif rendah sehingga masih memungkinkan untuk ditingkatkan beberapa kali lipat, dan pengusahaan di ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia) 200 mil masih perlu untuk dieksploitasi.

Upaya pengembangan produksi kelautan dan perikanan di Kabupaten Banyuwangi setiap tahun tetap dilakukan bahkan semakin meningkat dimana pada pelaksanaannya dilakukan secara instransional maupun terpadu. Dalam pengembangan produksi penangkapan di laut,bagi daerah- daerah perairan pantai yang telah padat tangkap atau krisis sumberdaya di upayakan untuk tidak ada penambahan usaha baru.

Pengembangan usaha penangkapan di perairan pantai yang masih potensial dilaksanakan melalui motorisasi dan modernisasi unit penangkapan. Jenis alat tangkap yang dikembangkan adalah trammel net, gill net, pancing rawai dan mini purse seine dengan menggunakan perahu motor tempel dan kapal motor. Disamping itu akan ditempuh pula usaha diversifikasi melalui perbaikan teknis penangkapan dan penggunaan beberapa jenis alat tangkap pada setiap unit penangkapan untuk meningkatkan efisiensi usaha.

Page 19: Profil Kabupaten Banyuwangi

Pengembangan usaha perikanan lepas pantai dikembangkan di perairan pantai selatan yang terutama diarahkan pada pengembangan unit penangkapan gill net, long line (pancing Rawai), pole and line dan purse seine dengan menggunakan kapal motor lebih dari 30 GT.

Pengembangan produksi budidaya air payau (tambak) sudah dimulai sejak tahun 1986 mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan dan terutama sekali diarahkan pada ekspor non migas. Pengembangan dilakukan melalui intensifikasi usaha tambak yang sudah ada, tetapi menjelang tahun 1994 – sampai sekarang produksi budidaya tambak mengalami fluktuasi dikarenakan adanya faktor alami (musim, lingkungan, penyakit, faktor manusia, dll), sehingga para pengusaha tambak enggan untuk berspekulasi. Hal ini berpengaruh pula terhadap kegiatan pembenihan udang (hatchery).

Pengembangan produksi budidaya air tawar juga mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan, dimana terjadi pergeseran dari usaha yang hanya untuk kesenangan saja menjadi usaha yang bersifat komersial, dengan jenis komoditas ikan Tombro , Tawes, Gurami, Nila, Lele, Nila merah dan lain-lain baik untuk ikan konsumsi maupun untuk penyediaan benih bagi usaha budidaya air tawar. Perkembangan usaha budidaya yang bersifat hoby/ kesenangan mengalami kemajuan yang cukup pesat untuk ikan hias di air tawar dengan jenis- jenis : Lou Han, Koi, Komet, Koki, dll. Sedangkan ikan hias di air laut dari jenis-jenis : Kepe-kepe, Angel, Boneka, Betok Laut, Dakocan, Cantuk,, Animun, Keleng pasir.

Keberadaan maupun pengembangan budidaya air tawar ini secara langsung dapat membantu memperbaiki gizi dengan menambah penghasilan bagi petani ikan / pembudidaya ikan. Pengembangan budidaya air tawar disertai pula dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya makan ikan dengan memanfaatkan sebanyak mungkin lembaga-lembaga swadaya masyarakat seperti BPD, PKK, LSM, Posyandu dan sebagainya yang sekaligus dikaitkan dengan usaha perbaikan gizi keluarga.

Page 20: Profil Kabupaten Banyuwangi

Tabel 3.? Data Petani ikan dan Nelayan per Kecamatan Di Kabupaten Banyuwangi

No Kecamatan Jumlah Penduduk

Petani Ikan dan Nelayan

Darat Nelayan

Perairan

UmumJumla

h

1 Wongsorejo 70.011 176 1.175 50 1.4012 G i r i 29.385 70 - 43 1133 Kalipuro 74.483 240 682 60 9824 Banyuwangi 101.648 210 708 70 9885 Glagah 34.070 97 - 50 1476 K a b a t 79.316 223 182 106 5117 Rogojampi 100.101 260 1.469 185 1.9148 Singojuruh 48.031 250 - 130 3809 Songgon 51.043 229 - 121 35010 S e m p u 76.697 215 - 127 34211 Genteng 87.007 310 - 85 39512 Glenmore 71.086 320 - 110 43013 Kalibaru 58.348 325 - 130 45514 Gambiran 63.256 196 - 98 29415 Cluring 70.191 231 - 90 32116 Srono 90.117 153 - 101 25417 Muncar 125.996 450 14.624 115 15.18918 Tegaldlimo 66.571 540 159 120 81919 Purwoharjo 65.675 254 2.402 95 2.75120 Bangorejo 68.999 258 16 102 37621 Pesanggaran 48.238 182 1.522 57 1.76122 Siliragung 52.131 35 16 20 7123 Tegalsari 48.121 76 - 40 11624 Licin 32.953 130 - 45 175

JUMLAH 1.613.474 5.430 22.955 2.150 30.535Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, 2015

Kondisi penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan berada di 11 (sebelas) Kecamatan berpantai yakni Wongsorejo, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Siliragung, Rogojampi, Bangorejo dan Tegaldlimo.Pembudidaya tambak (payau) berada di 8 (delapan) kecamatan yaitu Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, dan Pesanggaran. Sedangkan pelaku usaha pembenihan (hatchery) hanya terdapat di Kecamatan Kalipuro saja. Untuk pembudidaya ikan air

Page 21: Profil Kabupaten Banyuwangi

tawar terdapat dihampir semua kecamatan di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

b. Keterkaitan Ekonomi Komoditas Unggulan

Didasari pertimbangan terhadap potensi pertanian dan perikanan di Kabupaten Banyuwangi, maka pengembangan sektor tersebut saaat ini telah ditunjang dengan dikembangkannya konsep agropolitan dan minapolitan dengan tujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi pertanian dan perikanan yang berkelanjutan dengan pendekatan wilayah.

Adapun keterkaitan dari Kabupaten Banyuwangi dengan wilayah lain sehubungan dengan pemasaran produk pertanian dan perikanan tidak terbatas hanya di dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi. Untuk produk olahan perikanan dari Kabupaten Banyuwangi dipasarkan ke beberapa wilayah di luar wialyah Banyuwangi seperti Surabaya, Bandung, Jakarta dan lain-lain. Selai itu hasil orikanan juga di pasarkan ke luar wilayah Indoensia seperti wilayah Eropa.

Terdapat pula penerimaan ikan dari luar daerah. Penerimaan ikan segar berasal dari daerah Bali, Trenggalek, Malang dan Situbondo. Jenis ikan segar yang masuk ke Kabupaten Banyuwangi dari daerah lain yaitu layang, tongkol, kwee, cumi-cumi dan bambangan. Sedangkan produk ikan olahan yang berasal dari luar daerah adalah ikan asin yang berasal dari Kabupaten Sumenep.

Untuk hasil pertanian selain dipasarkan untuk konsumsi wilayah di dalam Kabupaten Banywaungi, juga dipasarkan keluar daerah seperti Jakarta dan Surabaya, seperti komoditi buah-buahan berupa jeruk maupun buah naga.

Page 22: Profil Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Image bersumber dari Bing.comGambar 3.? Pola Pemasaran Komoditas Perikanan Kabupaten Bogor

3.2.2.6 PERMASALAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KESEIMBANGAN HUBUNGAN DESA-KOTA

Secara umum kondisi keterkaitan desa-kota di Kabupaten Banyuwangi cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari telaah dokumen bahwa pengembangan terhadap kawasan prioritas untuk komoditi unggulan dalam sektor agropolitan dan minapolitan telah dikembangkan ke dalam beberaoa wilayah tertentu. Selanjutnya dari kawasan tersebut diharapkan akan memberikan pengaruh bagi kawasan-kawasan disekitarna yang ditentukan sebagai kawasan penyangga. Adapun kawasan-kawasan yang ditentukan sebagai kawasan strategis pertanian dan perikanan adalah Kecamatan Bangorejo dan Kecamatna Muncar. Namun keterkaitan antar wilayah ini masih membutuhkan dukungan infrastruktur utamanya adalah infrastruktur perairan dan akses jalan.