Profil Aka Nak

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Profil Aka Nak

    1/3

    Pernyataan Bersama WHO/UNAIDS/UNICEF tentang Penggunaan Kotrimoksazolsebagai Profilaksis pada Anak yang Terinfeksi dan Terpajan HIV

    WHO, UNAIDS dan UNICEF, dituntun oleh bukti baru, bersepakat untuk mengubah untuksementara saran saat ini 1 untuk profilaksis kotrimoksazol pada anak. Kesepakatan ini

    berdasarkan data dari uji coba baru-baru ini di Zambia 2.

    Data ini dan bukti lain yang baru akan ditinjau kembali pada awal 2005 oleh panitia ahli yangakan disidang untuk mengubah dan memperbarui saran untuk kotrimoksazol pada orang dewasadan anak.

    Kotrimoksazol tetap penting walaupun akses pada terapi antiretroviral (ART) meningkat, karena penggunaannya dapat meningkatkan bertahan hidup secara independen dari pengobatan khususuntuk HIV. Saran saat ini mengusulkan profilaksis tersebut dipakai sebelum anak membutuhkanART karena penggunaan ini dapat menunda waktu anak tersebut harus mulai ART.

    Pemberian profilaksis kotrimoksazol pada anak terinfeksi HIV dengan tanda atau gejala apa punyang dapat menandai HIV adalah intervensi penting yang harus ditawarkan sebagai bagian dari

    paket perawatan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan.

    Profilaksis kotrimoksazol juga adalah intervensi penting yang berpotensi menyelamatkan jiwayang seharusnya diberi pada semua anak yang dilahirkan oleh ibu HIV-positif, bila status infeksiHIV tidak dapat ditentukan secara tepat pada 18 bulan pertama hidupnya.

    Kotrimoksazol adalah antibiotik yang tersedia secara luas dalam bentuk sirop dan tablet dikebanyakan tempat, termasuk rangkaian terbatas sumber daya. Obat ini sangat efektif untuk

    pengobatan dan pencegahan pneumonia Pneumocystis. Pada anak terinfeksi HIV, obat ini jugamemberi perlindungan terhadap infeksi lain, dan hal ini tetap penting walaupun dengan aksesyang lebih luas pada ART.

    Siapa harus mendapatkan kotrimoksazol:

    • Semua anak terpajan HIV (yaitu anak yang terlahir oleh ibu HIV-positif) dari 4-6 mingguusianya (tidak menghiraukan apakah mereka terlibat dalam program pencegahan penularanHIV dari ibu-ke-bayi)

    • Setiap anak yang diidentifikasi sebagai terinfeksi HIV dengan tanda atau gejala klinis apa pun yang menandai HIV, tidak tergantung pada usia atau jumlah CD4

    Berapa lama kotrimoksazol harus diberikan:

    Kotrimoksazol harus dipakai seperti berikut:

    • Anak terpajan HIV - hingga dibuktikan tidak terinfeksi HIV DAN tidak disusui

    • Anak terinfeksi HIV - seterusnya bila ART belum tersedia

    • Bila ART disediakan - kotrimoksazol dapat dihentikan hanya setelah penunjuk klinis atauimunologis meyakinkan pemulihan sistem kekebalan tubuh selama enam bulan atau lebih(juga lihat di bawah). Dengan bukti yang ada saat ini, tidak jelas apakah kotrimoksazol tetapmemberi perlindungan setelah pemulihan kekebalan dicapai.

    Pada keadaan apa penggunaan kotrimoksazol harus dihentikan:

    • Kejadian reaksi pada kulit yang parah misalnya sindrom Stevens Johnson, ketidaktahananginjal dan/atau hati, atau hepatotoksisitas (keracunan hati) parah.

    • Pada anak terpajan HIV HANYA setelah dibuktikan tidak terinfeksi HIV:◦ Untuk anak yang tidak disusui berusia di bawah 18 bulan, dengan tes PCR DNA atau

    RNA HIV

  • 8/17/2019 Profil Aka Nak

    2/3

    ◦ Untuk anak yang disusui berusia di bawah 18 bulan - tes PCR hanya dapat dipercayai biladilakukan enam minggu setelah penyusuan dihentikan

    ◦ Untuk anak yang disusui berusia di atas 18 bulan - tes antibodi HIV yang negatif tiga bulan setelah penysusuan dihentikan

    • Pada anak yang terinfeksi HIV:◦ Bila anak memakai ART, kotrimoksazol HANYA boleh dihentikan waktu ada bukti

    bahwa pemulihan kekebalan sudah terjadi. Hal ini hanya dapat dianggap benar bila anak berusia di atas 18 bulan dan CD4% di atas 15 persen dengan DUA tes, dengan jangkawaktu sedikitnya 3-6 bulan di antaranya. Bila tes CD4 tidak tersedia, penggunaankotrimoksazol tidak boleh dihentikan sebelum enam bulan penuh penggunaan ARTdengan kepatuhan total, dan hanya bila ada bukti klinis bahwa pemulihan kekebalan sudahterjadi. Penggunaan kotrimoksazol dapat terus-menerus memberi manfaat walaupun anaksudah lebih baik secara klinis.

    ◦ Bila ART tidak tersedia, penggunaan kotrimoksazol sebaiknya tidak dihentikan

    Berapa takaran kotrimoksazol yang harus dipakai?

    • Penggunaan sirop disarankan untuk anak yang sangat muda dengan berat badan di bawah 10-12kg

    • Takaran yang disarankan adalah 6-8mg/kg sekali sehari

    • Setelah tablet dapat diminum oleh anak, separo dari tablet baku untuk orang dewasa dapatdihancurkan menjadi bubuk dan dipakai untuk anak sampai 10kg berat badan, satu tabletutuh untuk 10-25kg, dua tablet biasa (480mg) atau satu tablet forte (960kg) untuk anak diatas 25kg (tablet kotrimoksazol biasa mengandung 400mg sulfametoksazol dan 80mgtrimetoprim)

    Pemantauan apa yang dibutuhkan?

    • Penilaian atas toleransi dan kepatuhan: profilaksis kotrimoksazol harus menjadi bagian yang baku dari perawatan dan pengobatan untuk anak yang terinfeksi dan terpajan HIV, dan dinilai pada setiap kunjungan berkala pada klinik atau kunjungan pemantauan oleh petugas layanankesehatan dan/atau anggota lain tim perawatan multidisipliner

    Pemantauan anak di klinik pada awal diusulkan setiap bulan, kemudian setiap tiga bulan setelah jelas anak dapat tidak bermasalah dengan kotrimoksazol.

    MASALAH OPERASIONAL LAIN

    Pembekalan obat

    • Kotrimoksazol harus diresepkan oleh dokter yang bertanggung jawab atas perawatan HIV pada anak

    • Dokter harus menyakinkan bahwa kotrimoksazol dapat diberi secara berkesinambungandengan mutu yang tinggi, dan meyakinkan bahwa anak diberi cukup untuk dipakai sampaikunjungan berikut untuk pemantauan berkala atau perawatan terkait ART. Hal ini harusmeyakinkan bahwa dosis tidak dilewatkan

    • Para pemerintah harus memastikan pembekalan obat secara berkesinambungan, baik untuk pengobatan maupun untuk profilaksis. Harus ada sistem untuk meramalkan kebutuhan program

    • Sistem distribusi yang ada sebaiknya dipakai untuk pembekalan

  • 8/17/2019 Profil Aka Nak

    3/3

    • Sektor swasta termasuk industri dan asuransi kesehatan harus didorong untuk memberi profilaksis pada keluarga termasuk untuk anak

    Informasi pasien

    Pasien harus paham bahwa, walaupun kotrimoksazol tidak dapat menyembuhkan HIV, penggunaan dengan kepatuhan tinggi adalah penting untuk melindungi anak dari infeksi yang

    umum atau lebih mungkin terjadi terkait infeksi HIV. Kotrimoksazol bukan pengganti ART.Informasi kebijakan dan program

    • Kebijakan dan strategi perawatan, dukungan dan pengobatan AIDS nasional sebaiknyamemasuki penyediaan profilaksis kotrimoksazol

    • Pedoman nasional untuk ART, pencegahan penularan HIV dari ibu-ke-bayi dan perawatanklinis sebaiknya memasuki profilaksis kotrimoksazol untuk anak yang terinfeksi atauterpajan HIV

    • Dokter pada setiap tingkat sebaiknya dipekakan dan dilatih untuk memberi profilaksiskotrimoksazol pada anak yang terinfeksi atau terpajan HIV

    • Negara sebaiknya memberi kotrimoksazol pada anak secara gratis atau dengan subsidi bilamungkin

    Pemantauan dan evaluasi

    Agar memantau kemajuan terhadap pemberian perawatan, dukungan dan pengobatan AIDS yangkomprehensif, program nasional seharusnya menilai luasnya penjangkauan penerapan layanan

    perawatan terkait HIV, dan menentukan tujuan jelas untuk anak. Profilaksis kotrimoksazoladalah intervensi kesehatan esensial yang harus dimasukkan pada layanan kesehatan anak,layanan pencegahan penularan HIV dari ibu-ke-bayi, layanan TB dan layanan ART (berdasarkanrumah sakit/pusat kesehatan dan komunitas). Pemantauan kemajuan mencapai tujuan tersebut

    harus termasuk:• Pemantauan ketersediaan profilaksis kotrimoksazol untuk anak dan remaja dalam layanan

    perawatan kesehatan yang ada (termasuk perawatan HIV pediatrik, perawatan di rumah, dan perawatan untuk ibu dan anak)

    • Catatan proporsi bayi terpajan HIV dalam program pencegahan penularan HIV dari ibu-ke- bayi yang menerima intervensi kotrimoksazol sampai konfirmasi status infeksi HIV-nya

    • Pemantauan nasional resistansi penumonia, disentri dan malaria terhadap antimikroba disarankan karena kotrimoksazol sudah dipakai secara luas untuk indikasi klinis lain.

    Referensi:

    1. Provisional WHO/UNAIDS Secretariat Recommendations UNAIDS On The Use OfCotrimoxazole Prophylaxis In Adults And Children Living With HIV/AIDS In Africa, accessibleat: http://www.unaids.org/EN/other/functionalities/Search.asp

    2. Co-trimoxazole as prophylaxis against opportunistic infections as HIV-infected Zambianchildren (CHAP): a chap a double-blind randomized placebo-controlled trial. Chintu C, GJ Bhat,AS Walker, V Mulenga, F Sinyinza, L Farrelly, Kagangson, A Zumla, Gillespie, A Nunn, D MGibb Lancet 2004;364: 1865-71