Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS IV
SDN LEMBAYA KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NURWAHIDAH
105401134619
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : NURWAHIDAH
NIM : 105401134619
Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Penelitian : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Problem Based
Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV SDN Lembaya Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil
ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabilah pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juni 2021
Yang Membuat Pernyataan
NURWAHIDAH
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : NURWAHIDAH
NIM : 105401134619
Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fkultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini, saya akan menyusun sendiri Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK), saya akan melakukan
konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
4. Apabilah saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Makassar, Juni 2021
Yang Membuat Pernyataan
NURWAHIDAH
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Angkatlah kesedihan menjadi kekuatanmu.
Tunjukkan pada dunia bahwa kamu kuat, bukan manusia lemah.
الا القوم الكفرون N وح انه لا يايـTس من ر N وح ولا تايـTسوا من ر
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus
asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”. Qs. Yusuf: 78
Dengan Segala Kerendahan Hati
Karya Ini Kuperuntukkan Kepada:
Ayahanda dan Ibunda serta Serta suami, anak-anak tercinta
Yang telah berjuang dan memberikan yang terbaik,
Serta doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
Untuk segala kebaikan dan keberhasilan di setiap langkahku.
Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar
Yang telah memberikan tempat untuk menuntut ilmu
Semoga Allah Swt Senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya
vii
ABSTRAK
NURWAHIDAH, 2021. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi
Problem Basic Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV SDN Lembaya Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa. Hasil Penelitian. Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Amri Amal dan pembimbing II A. Muafiah Nur.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya Keacamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui model Problem Based Learning. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PTK ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2021 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2021. Penelitian dilaksanakan pada kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 6 laki- laki dan 14 perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Peningkatan hasil belajar IPA materi gaya diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa materi gaya pada kondisi awal (pra-siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8 siswa) dari 20 siswa yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81 dengan ketuntasan klasikal 80% (16 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM). Kata kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning, IPA
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang senantiasa
member karunia dan nikmat yang tiadatara kepada segenap makhluk-Nya
terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat tercurah kepada junjungan
kita Rasulullah saw. Yang merupakan suri tauladan dan pemberi syafaat bagi kita
sampai akhir zaman. Dengan keyakinan ini penulis dapat menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini disebabkan keterbatasan penulis dari berbagai hal terutama dalam mengkaji
dan menelaah rujukan-rujukan yang seharusnya menjadi acuan dalam penulisan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritikan dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Akan tetapi berkat uluran tangan dan
bantuan pihak terkait maka laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa
diselesaikan tepat pada waktunya.
Kesuksesan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini ditentukan
oleh berbagai dukungan, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Prodi PGSD Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
4. Amri Amal, S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing I dan A.Muafiah Nur,
S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing II.
5. Ibu Andriani Thamrin, S.Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Lembaya Desa
Rappolemba Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
6. Ibu Nur Embong, S.Pd.I. sebagai Guru Pamong
7. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SD Negeri Lembaya Desa
Rappolemba Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang dengan
senang hati menerima kami.
8. Murid-murid tercinta SD Negeri Lembaya yang dengan sangat antusias
menerima kami sebagai guru mereka selama proses pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
9. Orang tua dan suami tercinta atas kekuatan doa yang dipancarkan kepada
penyusun laporan sehingga segala sesuatunya terasa dimudahkan oleh
Allah dan hampir tanpa hambatan.
Karena atas bimbingan, bantuan dan partisipasinya yang telah diberikan
sehingga laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terlaksana dengan
baik.
Akhir kata, semoga segala bantuan dari berbagai pihak mendapat balasan
berlipat ganda dari Allah swt. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan kasih
sayang dan ridho-Nya kepada kita semua dalam menjalankan aktifitas keseharian
kita. Aamiin.
Makassar, Juni 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN.............................................................................................. v
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori............................................................................................... 8
1. Konsep Belajar ..................................................................................... 14
2. Konsep Hasil Belajar ........................................................................... 17
3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam .......................................................... 21
xi
4. Karakteristik Pembelajaran IPA ........................................................... 22
5. Tujuan Pembelajaran IPA .................................................................... 23
6. Ruang Lingkup Pemebelajaran IPA ..................................................... 24
B. Model Problem Based Learning (PBL) .................................................... 24
1. Definisi Probelem Based Learning (PBL) ........................................... 26
2. Karakteristik Model Probelem Based Learning (PBL) ....................... 27
3. Tujuan Model Pembelajaran Probelem Based Learning ..................... 28
4. Langkah-Langkah Probelem Based Learning (PBL) .......................... 29
5. Kelebihan dan Kekurangan Probelem Based Learning (PBL) ............ 30
C. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA ................................... 31
D. Penelitian Relevan ...................................................................................... 32
E. Kerangka Pikir ........................................................................................... 35
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 37
1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 38
2. Lokasi Penelitian ................................................................................... 38
3. Waktu dan Subjek Penelitian ................................................................ 38
B. Prosedur Penelitian................................................................................... 439
C. Pengumpulan Data ..................................................................................... 41
D. Instrumen Penelitian................................................................................... 42
E. Analisis Data .............................................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 45
1. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ................................................... 46
2. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II .................................................. 50
B. Pembahasan ............................................................................................. 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan........ ........................................................................................... 59
xii
B. Saran .......................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .......... 30
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 26
1.2 Kerangka Pikir ........................................................................................ 39
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................................... 47
4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ................................................................ 48
4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I .............................................................. 49
4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II...................................................................... 51
4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................................... 52
4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ............................................................. 53
4.7 Hasil Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .................................. 55
4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus-Siklus II ................................ 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku peserta
didik agar menjadi manusia dewasa yang hidup mandiri. Pendidikan tidak hanya
mencakup intelektual saja, akan tetapi ditekankan pada proses pembinaan
kepribadian peserta didik secara menyeluruh sehingga peserta didik menjadi
dewasa. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
membekali mahasiswa dalam menghadapi masa depan.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang
Nomor 20 berbunyi Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan pada dasarnya
mendorong siswa untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam
kehidupan siswa.
Miarso dalam Rusmono, (2012:6) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar
atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Proses
2
pembelajaran terdapat peran siswa sebagai subyek belajar. Aktifitas belajar siswa
tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat materi pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Hal ini siswa harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam
proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai peserta didik yang aktif.
Suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, dimana tercipta interaksi yang
baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan sangat membantu dan
mendukung siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar. Siswa akan lebih
mudah dalam menguasai materi yang dipelajari dan pembelajaran akan lebih
bermakna bagi siswa. Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan jenis materi yang akan disampaikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
Wisudawati dan Sulistiyowati (2015: 23) IPA berarti ilmu yang
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam ini. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang didalamnya
mengkaji berbagai kajian ilmu alam diantaranya fisika, kimia dan biologi. Mata
pelajaran IPA ini sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena IPA
membahas mengenai makhluk hidup, proses kehidupan, alam serta peristiwa alam
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Sehingga tidak dapat dipungkiri
jika mata pelahjaran IPA menjadi mata pelajaran wajib mulai dari sekolah tingkat
dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas. Namun selama ini masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran ini.
Tidak sedikit dari mereka beranggapan bahwa mata pelajaran IPA itu
membosankan dikarenakan terlalu banyak cakupan materi yang harus mereka
3
pelajari.Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi siswa SD
seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologi anak dengan memberikan
kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar
misteri, seluk beluk dan teka teki fenomena alam di sekitar dirinya,
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi
mereka yang masih keliru tentang fenomena alam, sambil membekali keterampilan
dan membangun konsep baru yang harus dikuasai oleh siswa.
Keberhasilan pembelajaran IPA dapat dilihat dari kreativitas guru
menggunakan model pembelajaran yang diterapkan dalam mengajar mata pelajaran
IPA yang tepat dan menarik. Suasana belajar yang kondusif terjadi interaksi yang
baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, sehingga tercapai
tujuan pembelajaran. Menurut Sutirman (2013: 22) model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru.
Model pembelajaran merupakan alternatif yang digunakan oleh guru untuk
mensiasati dalam kegiatan menstranfer ilmu pengetahuan agar mudah diterima oleh
siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Model pembelajaran dapat
dipilih oleh guru dengan memperhatikan kareakteristik materi pembelajaran serta
kondisi siswa.
Hasil observasi awal peneliti pada bulan Maret yaitu pada kelas IV SDN
Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, bahwa guru pengajar IPA
hingga sekarang masih menerapkan teacher centered dengan sistem penyampaian
yang lebih banyak didominasi oleh guru. Siswa cenderung diam, pasif dan kurang
4
berani menyatakan gagasannya. Kreativitas dan kemandirian mengalami hambatan
dan bahkan tidak berkembang karena pengalaman yang didapat siswa dalam proses
pembelajaran sangat terbatas sehingga mereka tidak dapat mengembangkan
keterampilan yang dimilikinya. Idealnya siswa SDN kelas IV dapat mencipta dan
berusaha menemukan hal- hal baru serta terbiasa untuk berpikir dalam belajar IPA.
Karena kebanyakan guru memberikan contoh dahulu sebelum menyuruh siswanya
mengerjakan soal itu. Seharusnya siswa diberi kesempatan dan kepercayaan untuk
menyelesaikan masalah khususnya dalam mata pelajaran IPA melalui pengalaman
yang diperolehnya dengan potensi kreativitas yang telah dimiliki masing-masing
siswa secara mandiri. Diperoleh hasil wawancara yang menunjukkan bahwa masih
banyak siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian pelajaran IPA materi pokok
gaya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai standar KKM
tuntas belajar 36% (7 siswa) tuntas belajar, sedangkan sebanyak 64% (13 siswa)
belum tuntas belajar.
Adapun metode yang digunakan guru ketika di dalam pembelajaran cukup
bervariasi, guru sudah menerapkan pembelajaran secara diskusi atau pembelajaran
berbasis kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok- kelompok dengan
anggota 3-4 siswa yang heterogen, namun dalam penerapan model pembelajaran
belum maksimal dan belum sesuai dengan sintaknya sehingga siswa kurang
antusias mengikuti pembelajaran. Beberapa faktor inilah yang menyebabkan siswa
kurang menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga hasil belajar
siswa rendah.
Guna menyikapi permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
5
pembelajaran yang bermakna dan mengajak siswa berperan aktif pada saat proses
pembelajaran peneliti berinisiatif dengan mencoba menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Menurut Sani (2015: 127) Problem
Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan
dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengujikan pertanyaan- pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Dengan menggunakan model
pembelajaran ini sangat bermanfaat karena dengan pembelajaran berbasis masalah
(PBL) dapat membuat siswa belajar melalui penyelasaian masalah dunia nyata (real
word problem) secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Dan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dirasa tepat
untuk diterpakan dalam mengajarkan mata pelajaran IPA materi gaya. Sehingga
dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk berperan aktif melakukan
penyelidikan dan menyelesaikan permasalahan sedangkan guru bertugas sebagai
fasilitator atau pembimbing.
Mengatasi hal tersebut, maka guru harus mengubah proses pembelajaran
yang konvensional diganti dengan strategi pembelajaran aktif yang sesuai yaitu
dengan strategi problem based learning dalam mengajarkan mata pelajaran IPA
materi gaya. Diharapkan siswa dapat mengembangkan keberanian dan rasa percaya
diri dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah serta meningkatkan
gairah siswa kelas IV dalam belajar IPA melalui metode pembelajaran baru yang
dinamis. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based
Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu
6
Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang ingin
dibahas pada penelitian ini adalah “apakah model Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN
Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa”?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya
melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas IV SDN Lembaya
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat kepada
banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa melalui model
Problem Based Learning (PBL).
b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru: Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru SDN Lembaya
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebagai alternatif model
pembelajaran dalam mengembangkan pembelajaran formal, dengan
model pembelajaran yang tepat dan dapat memotivasi siswa sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Selain itu Guru mendapat pengalaman
secara langsung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi
guru.
b. Bagi Siswa: Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya belajar
IPA, mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan dan
sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah: Menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dapat
memberi masukan atau sumbangan ide kepada sekolah untuk proses
perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan
mutu pendidikan meningkat.
d. Bagi Peneliti: Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam proses
pembelajaran IPA sekaligus model pembalajaran yang dapat
dilaksanakan dan dikembangkan kelak. Selain itu, sebagai calon guru agar
nantinya lebih siap dan matang dalam melaksanakan tugas sesuai
perkembangan jaman.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Belajar
a. Definisi Belajar
Menurut Ibrahim, (2013: 4) menyatakan hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Rusmono,
(2012: 8) menyatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang
diperoleh oleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah
merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana
perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari penglaman. Menurut
Susanto (2013: 4) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan, dan menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan
berbekas. Sama halnya dengan pendapat Nurdin (2012: 139), belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
9
b. Ciri-Ciri Belajar
Adapun ciri-ciri belajar yang dikutip dari Baharuddin dan Wahyuni
(2015: 15), yaitu:
1) Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari
tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.
2) Perubahan perilaku relative permanent. Hal Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau
tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan
terpancang seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkua itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
c. Tujuan Belajar
Dalam Herawati (2018: 32-33) jika ditinjau secara umum, maka
tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
10
1) Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir: Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata
lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar
perkembangannya di dalam kegiatan belajar.
2) Penanaman Konsep dan Ketrampilan: Penanaman konsep atau
merumuskan konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan baik yang
bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah
keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan
pada ketrampilan gerak anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan
dengan ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi
lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir
serta kreatifitas menyelesaikan dan merumuskan masalah.
3) Pembentukan Sikap: Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik
tidak akan terlepas dari soal penanaman niali- nilai, transfer of values. Oleh
karena itu guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul- betul sebagai
pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didik/siswa
akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala
sesuatu yang sudah dipelajarinya. Jadi pada intinya tujuan belajar itu
adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap
mental/nilai- nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan
11
hasil belajar yang baik.
d. Tipe Gaya Belajar
Berkenaan dengan interest siswa dalam kegiatan belajar menurut
Chika (2019: 24-25) ada beberapa tipe gaya belajar yang harus dicermati
guru, meliputi:
1) Tipe Belajar Visual (Visual Learner): Visual Learner adalah gaya belajar
dimana gagasan, konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam
bentuk gambar dan teknik. Siswa yang memiliki tipe belajar visual
memiliki interest yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafik
organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi
visual lainnya. Beberapa teknik yang digunakan dalam belajar visual untuk
meningkatkan ketrampilan berpikir dan belajar, lebih mengedepankan
peran penting mata sebagai penglihatan (visual). Di dalam kelas, anak
visual lebih suka mencatat sampai sedetail- detailnya untuk mendapatkan
informasi.
2) Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner): Auditory Learner adalah suatu
gaya belajar di mana siswa 25 belajar melalui mendengarkan. Siswa yang
memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan kesuksesan belajar
melalui telinga (alat pendengarannya), oleh karena itu guru sebaiknya
memerhatikan siswanya hingga ke alat pendengaraannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang
12
dikatakan guru.
3) Tipe Belajar Kinestik (Tactual Learner): Tactual Learner siswa belajar
dengan cara melakukan, menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami.
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestik mengandalkan belajar
melalui bergerak, menyentuh dan melakukan tindakan. Anak seperti ini
sulit untuk dudu diam berjam- jam karena keinginan mereka beraktivitas
dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa dengan gaya belajar seperti ini
belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Oleh karena itu, pembelajaran
yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang lebih bersifat kontekstual dan
praktik.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dalam pembelajaran perlu suatu
proses yang melibatkan potensi siswa secara keseluruhan yaitu potensi
pendengaran, penglihatan dan gerak motorik. Dari kolaborasi ketiga potensi
tersebut siswa lebih mampu menguasai suatu kecakapan tertentu, karena
ketiga potensi tersebut terlibat aktif secara fisik maupun psikologis. Oleh
karena itu seorang guru harus bisa memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar.
e. Prinsip- prinsip Belajar
Menurut Chika (2019: 24-25) di dalam tugas melaksanakan proses
belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar
sebagai berikut:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
13
a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
d) Belajar perlu interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
b) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang
diharapkan.
4) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki stuktur,
14
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
5) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
b) Repetisi, dalam proses belajar yang perlu diulangan berkali-kali agar
pengertian, keterampilan, dan sikap itu dapat didalami oleh siswa.
2. Konsep Hasil Belajar
a. Hasil Belajar
Ibrahim (2013: 4) menyatakan hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu. Snelbeker dalam Rusmono (2012: 8) menyatakan bahwa
perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan
perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya
adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari penglaman.
Suprijono (2011: 7) menyatakan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusian saja.
15
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam
kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil
mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksioal (Susanto, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi, sebagaimana
dikemukakan oleh Sunal dalam Susanto (2013: 5), bahwa evaluasi merupakan
proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif
suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan
dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak
lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan
prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian
hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu
menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses
pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan
16
setelah menerima pengalaman belajar. Adapun hasil belajar meliputi tiga aspek
yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini yang dimaksud
hasil belajar IPA materi gaya adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa
mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai
dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan baik pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta tercapainya Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), dengan nilai KKM yaitu 75.
b. Macam – Macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep
aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa
aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana
siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang
dialami, atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung ia
lakukan (Susanto, 2013: 6).
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8) konsep merupakan
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
17
pengertian. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.
Guna mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep,
guru dapat melakukan evaluasi produk. W.S Winkel dalam Susanto (2013: 8)
menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa
jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil
belajar yang seharusnya diperoleh siswa. Berdasakan pandangan Winkel, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan
instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan
proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan
mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampian berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk
kreativitasnya.
Menurut Indrawati dalam Susanto (2013: 9), keterampilan proses
merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif
maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep
yang telah ada, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.
18
Keterampilan proses dibagi menjadi enam aspek: observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau interpretasi
terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.
3) Sikap
Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan
teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu
maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini
lebih di arahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman
konsep, maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.
c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (Rusman, 2016: 67)
1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi:
a) Faktor Fisiologis: Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal- hal tersebut dapat
mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.
b) Faktor Psikologis: Faktor psikologis (rohani) siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:
19
(1) Intelegensi dan Bakat
Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya
mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Sebaliknya orang yang
intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat
berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Bakat, juga besar
pengaruhnya dalam menentuka keberhasilan belajar. Misalnya belajar main
piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan lebih mudah dan cepat pandai
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat.
(2) Minat dan Motivasi:
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Sedangkan motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah penggerak/ pendorong
untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Yang biasa berasal dari dalam diri dan
juga dari luar. Motivasi yang datang dari dalam diri yaitu dorongan yang datang
dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu.
Sedangkan motivasi yang berasal dari luar yaitu dorongan dari orang tua, guru,
teman, dan anggota masyarakat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang
turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu
diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri sesorang.
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi:
a) Keluarga: Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak- anak serta famili yang
menjadi penghuni rumah.faktor orang tua sangat besar pengaruhnya
20
terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya
pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun tidaknya kedua
orang tua, akrab tidaknya hubungan orang tua dengan anakanaknya,
semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
b) Sekolah: Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di
sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata
tertib di sekolah dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi
keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan
tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah
gurunya dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh- sungguh di
sekolah maupun dirumah.
c) Masyarakat: Keadan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila
disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang- orang
yang berpendidikan, terutama anak- anaknya rata- rata bersekolah
tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak untuk lebih giat
belajar.
d) Lingkungan Sekitar: Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat
penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan,
bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan
21
sebagainya. misal bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan
mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara
hiruk-pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara iklim terlalu
panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegiatan belajar. Sebaliknya,
tempat yang sepi dengan iklim sejuk, ini akan menunjang proses belajar.
Beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Kedua faktor tersebut sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam
a. Definisi IPA
Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23) IPA
berarti ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian
yang ada di alam ini, yang matang dan pelaksanaannya melibatkan berbagai
orang, baik gun maupun siswa yang memiliki keterkaitan antara kegiatan
pembelajaran yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Tujuan dari
pembelajaran adalah untuk mencapai kompetensi bidang studi yang akhirnya
digunakan sebagai pendukung pencapaian kompetensi kelulusan.
Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
22
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan.
Kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta baik akibat
serta kejadian- kejadian yang ada di alam .
b. Hakikat IPA
Menurut Ahmad Susanto (2013: 168) menjelaskan hakikat IPA adalah
sebagai berikut:
1) IPA Sebagai Produk
IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan
lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan
empiris dan kegiatan analitis.
2) IPA Sebagai Proses
IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan
tentang alam.
3) IPA sebagai sikap
IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan dalam
pembelajarn sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh seorang
ilmuan dalam melakukan penelitian dan mengomunikasikan penelitian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat Ilmu Pengetahuan
23
Alam (IPA) dibagi menjadi tiga yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses
dan juga IPA sebagai sikap.
4. Karakteristik Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik sebagai dasar
untuk memahaminya. Jacobson & Bergman dalam Susanto (2013: 170)
berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran IPA meliputi, IPA merupakan
kumpulan konsep- konsep, prinsip- prinsip, hukum dan teori, proses ilmiah
dapat berupa fisik dan mental serta mencerminkan fenomena alam, termasuk
juga penerapnnya, sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam, IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi
hanya sebagian atau beberapa saja.
Dari uraian karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik sebagai dasar untuk
memahaminya serta pembeda dari mata pelajaran yang lain.
5. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan dalam Susanto (2013: 171-172) yaitu:
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.
24
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan alam. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP.
6. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. Benda/ materi, sifat- sifat
dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. Energi dan perubahannya
meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda- benda
langit lainnya (Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 Tahun 2006: 485).
B. Model Probelem Based Learning (PBL)
1. Definisi Problem Based Learning (PBL)
Menurut Ridwan (2015 : 127) Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Menurut Duch dalam Aris
25
Shoimin (2014: 130) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) atau
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model pengajaran yang
bercirikan permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan. Menurut Sani (2015: 127) Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Dalam penerapan model
pembelajaran ini, permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan
permasalahan kontekstual yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
PBL ini menyajikan pembahasan permasalahan sebelum mempelajari konsep
yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya, sehingga permasalahan menjadi basis
dalam belajar. Dalam Pembelajaran berbasis masalah (PBL) juga telah
dikembangkan sebagai model pembelajaran dengan sintaks belajar sebagai
berikut:
Fase 1 : Memberikan orientasi permaslahan kepada peserta didik.
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk penyelidikan.
Fase 3 : Pelaksanaan investigasi.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan. (Sani, 2013:15).
Menurut Finkle dan Top dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan
26
bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang
mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah dan dasar- dasar
pengetahuan dan ketrampilan dengan menempatkan peserta didik dalam peran
aktif sebagai pemecahan masalah sehari- hari yang terstruktur dengan baik.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang bercirikan suasana
pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan seharihari sebagai
konteks siswa dalam berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah serta
memperoleh pengetahuan. Permasalahan dalam model pembelajaran ini dapat
diajukan dari guru kepada siswa, dari siswa kepada guru atau dari siswa itu
sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya
sebagai kegiatan- kegiatan belajar siswa.
Judul skripsi peneliti yang menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) adalah kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh peneliti dan
guru guna memperbaiki proses pembelajaran didalam kelas. Melalui model
Problem Based Learning (PBL) siswa dapat berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar transfer
pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mongkonstruksikan sendiri
pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Melalui Problem Based Learning
(PBL), siswa diberikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan materi
gaya. Permasalahan disajikan dalam konteks sederhana yang kemudian secara
kelompok siswa mencari pemecahan masalah dan melakukan praktik. Hal ini
menjadikan siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk
27
berfikir kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Barrow, Min Liu dalam
Aris (2014: 130) menjelaskan karakteristik dari Problem Based Learning
(PBL), yaitu:
a. Learning Is Student-Centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa
sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
kontruktivisme dimana siswa di dorong untuk dapat mengembangakan
pengeahuannya sendiri
b. Authentic Problems Form The Organizing Focus For Learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik
sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
c. New Information Is Acquaired Through Self- Directed Learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum
mengetahui dan memahami pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa
berusaha untuk mencarai sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau
informasi lainnya.
d. Learning Accurs Small Grups
28
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar menukar pemikiran dalam usaha
membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam
kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas
dan penetapan tujuan yang jelas.
e. Teachers Act as Faciltator
Pada pelaksanaannya guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa
dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.
3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Penggunaan model ini memiliki tujuan agar siswa dapat
memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan
berfikirnya secara berkesinambungan. Serta siswa didorong untuk dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, dengan model ini
diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah dengan seluruh pengetahuan
dan ketrampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh,
memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan
berfikirnya secara berkesinambungan (Najma, 2017: 29- 30). Sedangkan
Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2012 : 101) mengemukakan tujuan model
Problem Based Learning (PBL) secara lebih rinci yaitu: membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir dan mencerna masalah. belajar berbagai
peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata.
menjadi para siswa yang otonom atau mandiri
29
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan model Problem
Based Learning (PBL) adalah mengasah kemampuan berfikir siswa dalam
memecahkan masalah. Hal ini agar siswa membuktikan sendiri materi yang
sedang dipelajarinya sesuai atau tidak dengan teori yang ada dan terlatihnya
siswa dalam berfikir ilmiah.
4. Langkah-Langkah Problem Based Learning (PBL)
Sintaks atau langkah- langkah pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam Sani (2012: 157) yaitu pada tabel 2.1 sebagai berikut:
No Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
1 Memberikan
orientasi
permasalahan
kepada peserta
didik
Menyajikan
permasalahan,
membahas
tujuan
pembelajaran,
memaparkan
kebutuhan
logistik untuk
pembelajaran,
memotivasi
peserta didik
untuk terlibat
aktif
Kelompok mengamati
dan memahami masalah
yang disampaikan guru
atau yang diperoleh dari
bahan bacaan yang
disarankan.
2 Mengorganisasik
an peserta didik
untuk
penyelidikan
Membantu
peserta didik
dalam
Mendefinisikan
dan
menorganisasik an
tugas belajar/
penyelidikan
untuk
menyelesaikan
Peserta didik
berdiskusi dan
membagi tugas untuk
mencari data/bahan-
bahan/alat yang
diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
30
permasalahan
3. Pelaksanaan
investigasi
individu maupun
kelompok
Mendorong
peserta didik
untuk
memperoleh
informasi yang
tepat,
melaksanakan
penyelididkan,
dan mencari
penjelasan
solusi
Peserta didik melakukan
penyelidikan
(mencari
data/referensi/sumb er)
untuk bahan diskusi
kelompok.
4. Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
Membantu peserta
didik
merencanakan
produk yang tepat
dan relevan,
seperti laporan,
rekaman vidio,
dan sebagainya
untuk keperluan
penyampaian
hasil
Kelompok melakukan
diskusi untuk
menghasil-kan solusi
pemecahan masalah
dan hasilnya
dipresentasikan/disajikan
dalam bentuk karya.
5 Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
penyelidikan
Membantu peserta
didik melakukan
refleksi terhadap
penyelidikan dan
proses yang mereka
lakukan
Setiap Kelompok
melakukan presentasi,
kelompok yang lain
memberikan apresiasi.
Kegiatan dilanjutkan
dengan
merangkum/membuat
kesimpulan sesuai
dengan masukan yang
diperoleh dari kelompok
lain
Tabel 2.1 Langkah- Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
5. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 8 kelebihan model
31
pembelajaran PBL yaitu, Siswa didorong untuk memiliki kemampuan
memecahkan masalah dalam situasi nyata. Siswa memiliki kemampuan
membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. Pembelajaran
berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak
perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan mengahafal
atau menyimpan informasi. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja
kelompok. Siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber pengetahuan baik
dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi. Siswa memiliki
kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri. Siswa memiliki kemampuan
untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi
hasil pekerjaan mereka. Kesulitan belajar siswa secara individu dapat diatasi
melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 2 kekurangan model
pembelajaran PBL yaitu, PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pelajaran ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih
cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
dengan pemecahan masalah. Di dalam suatu kelas yang memiliki tingkat
keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
C. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA tidak dapat hanya dipelajari melalui teori saja
melainkan harus diimbangi dengan suatu percobaan dan praktek-praktek yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses dan pengetahuan siswa.
32
Tetapi masih sering terjadi dalam pembelajaran guru hanya memberikan
penjelasan yang ada pada buku saja tanpa meberikan praktek-praktek ataupun
keterampilan proses siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa.
Menurut Fajar Puji (2016: 26) guna memecahkan suatu permasalahan
untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan suatu model pembelajaran
yang tepat agar mata pelajaran IPA terutama pada materi gaya dapat mencapai
hasil yang maksimal. Dari model-model pembelajaran yang ada, model
problem based learning yang paling tepat karena model problem based
learning dapat meningkatkan kreativitas dan memancing pengetahuan siswa
untuk memecahkan permasalah dengan melalui suatu keterampilan proses.
Dengan model problem based learning, guru dapat mendesain pembelajaran
IPA materi gaya sesuai dengan sintak PBL.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model problem
based learninng dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan transfer
pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mongkonstruksikan sendiri
pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan siswa belajar
lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
D. Penelitian Relevan
Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut :
33
Penelitian yang dilakukan oleh Sastriani, 2017 dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang Tahun 2017,
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA, dibandingkan dengan
penggunaan model pembelajaran sebelumnya yaitu model konvensional. Hal
ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa pada Siklus I dengan rata-
rata nilai 65,95 dan persentase ketuntasan 66,67%. Siklus II dengan rata-rata
72,73 dan persentase ketuntasan 78,57%. Siklus III dengan nilai rata-rata 75,35
dan persentase ketuntasan 88,09%.
Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Puji Hardono, Siti Istiyati, Idam
Ragil Widianto Admojo, 2016 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses IPA
pada Siswa Sekolah Dasar”, menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukakan sebanyak tiga siklus pada pembelajaran IPA dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan ketrampilan proses IPA pada siswa kelas IV SD Negeri
Karanganyar Tahun Ajaran 2016/ 2017. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai ketrampilan proses IPA, pada ketrampilan mengamati dari
33 siswa sudah mencapai indikator kinerja penelitian cukup terampil (75-84)
sejumlah 32 siswa atau 99,96% dan pada keterampilan mengomunikasikan
juga mencapai 96,96% atau 32 siswa dari 33 siswa sudah cukup terampil (75-
84).
34
Penelitian yang dilakukan oleh Maaruf Fauzan, Penelitian yang
dilakukan oleh Maaruf Fauzan, Abdul Gani, & Muhammad Syukri, 2017
dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran
Materi Sistem Tata Surya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif, sikap sosial serta
ketrampilan peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) lebih baik dari pada pembelajaran secara konvensional
khususnya pada materi sistem tata surya. Analisis data menunjukkan bahwa
terjadi kenaikan komponen- komponen yang dinilai antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Rata- rata nilai ketrampilan kelas kontrol sebesar 68,
sedangkan pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
35
E. Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Model Problem Based Learning (PBL)
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti mengambil
hipotesis bahwa “Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
Indikator Keberhasilan Hasil Belajar
Tercapai/Tidak
Model Pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL)
Menyadari Masalah
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan Data
Manguji Hipotesis
Merumuskan Kesimpulan
Jika Indikator
Keberhasilan Sudah
Tercapai, Maka Siklus
Berhenti
Jika Indikator
Keberhasilan Belum
Tercapai Dilanjutkan Ke
Siklus Selanjutnya
36
hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa tahun ajaran 2020/2021.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Proses pemeblajaran: Tindakan dapat dikategorikan berhasil jika minimal
80% pelaksanaan telah sesuai dengan skenario pembelajaran.
2. Hasil belajar: Tindakan dikatakan berhasil jika 80% siswa telah mencapai
nialai ≥65 sesuai dengan nilai KKM di SDN Lembaya Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa.
3. Dari segi proses ditandai oeleh aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning, dari
segi hasil ditandai oleh adanya peningkatan hasil belajar IPA pada siswa
kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Target
keberhasilan ini dapat tercapai setelah pemberian tindakan dengan
menggunakan model Problem Based Learning yang optimal dalam proses
pembelajaran yang dilangsungkan selama beberapa siklus.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Daryanto
(2011:1) menyebutkan bahwa PTK pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang
dilakukan guru dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya.
penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan. Prosedur dan langkah- langakah penelitian mengikuti prinsip-
prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.
Secara terperinci tahapan- tahapan dalam rancangan penelitian tindakan
diawali dengan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(observation), dan melakukan refleksi pada setiap siklus (reflecting) dan seterusnya
sampai perbaikan yang diharapkan tercapai. PTK dimulai dari tahap perencanaan
tindakan (planning) setelah ditemukannya masalah dalam pembelajaran dengan
mengidentifikasi terjadinya masalah di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan
Tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, yainu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan,
kemudian direfleksikan dan dianalisis hentanarkan teari yang menunjang dan
dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekatan kualitatif dalam
38
penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas
tentang stuani kelas dan tingkah laku siswa selama peones pembelajaran
berlangsung. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara bersiklus.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.
3. Waktu dan Subjek Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2021. Tahapan kegiatan
tersebut meliputi:
1) Tahap persiapan meliputi: kajian pustaka, pencarian masalah, penyusunan
proposal.
2) Tahap pelaksanaan meliputi: perencanaan tindakan, implementasi Tindakan,
observasi, evaluasi, refleksi
3) Tahap penyelesaian meliputi: penyusunan kerangka laporan, penulisan
laporan, revisi laporan, penggandaan dan penjilidan laporan. penyerahan
laporan.
b. Subjek Penelitian
Subjek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas IV SDN Lembaya
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Dengan jumlah siswa yaitu 20 orang,
laki-laki berjumlah 6 siswa, perempuan berjumlah 14 siswa. Dasar pertimbangan
pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran IPA
39
dengan pokok bahasan Gaya.
B. Prosedur Penelitian
Chika Okta (2019:14) mengutip dari Arikunto, dkk (2006: 16)
mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model Suharsimi
Arikunto terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
Berikut skema dari proposal penelitian:
Gambar 1.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2010: 16 )
Rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan setiap siklusnya
terdiri dari :
a. Perancanaan (planning)
Adapun rencana yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk
Pengamatan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
Perencanaan
Indikator Keberhasilan
40
mengajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada
siswa kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.. Pada
tahap ini penyusun rencana yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap
siklus dan dikonsultasikan dengan kolaborator.
2) Menetapkan materi yang akan diajarkan
3) Menyusun alat evaluasi kepada siswa yang akan memperoleh
tindakan, berupa, mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS),
mempersiapkan alat- alat untuk penyelidikan, membuat soal tes.
4) Membuat instrumen pengamatan aktivitas guru dan siswa.
5) Menentukan siklus yang akan dilakukan yaitu dua siklus.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Pengertian tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan guru
sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Adapun langkah
awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah menentukan materi, selanjutnya
menyusun RPP untuk siklus I. Kemudian peneliti melakukan tindakan berupa
kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan RPP siklus I. Setelah selesai
dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti mengadakan ujian di akhir
pembelajaran dengan soal maksimal 20 nomor untuk mengetahui sejauh mana
hasil dari tindakan pada siklus I. Kemudian peneliti melakukan refleksi dan
mengkaji kembali hasil pembelajaran tersebut dengan berkonsultasi bersama
guru bidang studi IPA yang bertindak sebagai pengamat jika sudah diketahui
letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan I yang baru selesai dilaksanakan,
41
dan ternyata siswa tidak mencapai ketuntasan belajar maka peneliti melanjutkan
siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I.
Berdasarkan hal tersebut dirancang kembali RPP untuk siklus II, dan
seperti pada siklus I peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai
dengan RPP siklus II. Langkah terakhir sesudah dilakukan siklus II di atas maka
diadakan tes terakhir untuk mengetahui sejauh mana materi organ peredaran
darah yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
c. Observasi (observation)
Peneliti mengamati aktivitas guru dan tingkah laku siswa ketika proses
belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat.
d. Refleksi (reflecting)
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan untuk dilakukan
analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data peneliti membuat
kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam tahap ini
digunakan sebagai acuan untuk perencaan siklus selanjutnya.
C. Pengumpulan Data
1. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Soal pilihan ganda
adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat
(Sudjana, 2014: 48). Tes pilihan ganda ini digunakan untuk mengukur
ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa serta keaktifan siswa di dalam
42
kelas yang akan berdampak pada hasil KMM siswa.
2. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana
penenliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara langsung. Teknik ini
digunakan oleh penenliti untuk mengetahui hasil belajar siswa pada saat
pembelajaran IPA dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Selain itu peneliti mengamati proses belajar siswa berupa
keaktifan maupun hasil jawaban ketika diberikan pertanyaan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan penelitian
berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh
peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan memperkuat data dari
hasil observasi dan tes yang dilakukan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk mendapatkan data
adalah sebagai berikut :
1. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi gaya melalui
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
a. Lembar observasi guru: Dalam lembar observasi guru berisi tentang
instrument pengamatan yang mencakup beberapa aspek yang ditujukan
kepada guru mengenai kemampuannya dalam proses belajar mengajar
43
seperti kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam proses
pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penerapan model
pembelajaran, penggunaan media/ sumber pembelajaran, evalusai
pembelajaran, kemampuan menutup pelajaran serta tindak lanjut
pembelajaran.
b. Lembar observasi siswa: Lembar pengamatan siswa digunakan untuk
mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
c. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait materi gaya.
Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah
diadakan tindakan siklus I, siklus II.
2. Pedoman dokumentasi digunakan untuk medapatkan gambaran kegiatan
dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Dokumentasi juga digunakan sebagai bukti
hasil penelitian yang berupa gambar foto kegiatan penelitian.
E. Analisis Data
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul
guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan penelitian untuk
perbaikan belajar siswa. Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), secara umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data
dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data
kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
44
diskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Di dalam
penelitian ini nilai yang dihitung yaitu persentase ketuntasana klasikal
merupakan apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam
satu kelas mendapatkan nilai ≥ 75. Rumus untuk menghitung persentase
ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:
���� − ���� =���ℎ ��� �������ℎ�
Jumlah siswa keseluruhan
����� ���� ���� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X
100
����� ���� ����<�� �� ���� ��!�� =
"#$%&' ()(*& +&,- .)=&> .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang
memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melakukan
kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan acuan peneliti dalam
melaksanakan penelitian. Tahap pra siklus dilakukan peneliti secara langsung
dengan melakukan observasi pada proses kegiatan pembelajaran oleh guru kelas
IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Dari hasil observasi
tersebut, diperoleh bahwa belum adanya model pembelajaran baru yang digunakan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dikelas
terkesan monoton. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa,
karena pembelajaran di kelas cenderung guru yang berperan aktif sedangkan siswa
cenderung pasif.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa siswa
yang belum paham mengenai materi gaya. Padahal materi gaya sangat familiar
dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menduga rendahnya hasil belajar siswa
materi gaya disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran yang
d[[iaplikasikan oleh guru yang mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam
mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar siswa (nilai
ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra-siklus dari hasil ulangan harian
siswa materi gaya pada kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.
46
Nilai rata- rata ulangan harian yang dicapai siswa pada tahap pra siklus
mencapai 69 (Tabel nilai rata-rata ulangan harian secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran 4.1). Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 8 siswa
(40%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12 siswa
(60%). Hasil belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 40% dari
jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya
pada selang waktu yang telah ditentukan.
1. Data Penelitian Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Penelitian Siklus I dilakukan pada Senin 17 Mei 2021 dan Selasa 18 Mei
2021. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Pada bagian
perencanaan dan pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun RPP
untuk siklus I dan dikonsultasikan dengan guru kelas. Menetapkan materi pokok
yang diajarkan pada Siklus I yaitu materi gaya dan macam-macamnya. Kemudian
peneliti menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan,
dan soal tes yang berhubungan dengan materi gaya dan macam-macamnya. Soal
yang disiapkan sebanyak 15 nomor untuk mengetahui sejauh mana hasil dari
tindakan pada siklus I. Setelah itu membuat instrumen pengamatan untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Tahap akhir
adalah menentukan hasil siklus I yaitu hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada
Siklus I menunjukkan bahwa siswa sangat bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
47
meskipun belum semua siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada siklus I akan melanjutkan pada siklus
II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I dengan
berkonsultasi bersama guru bidang studi IPA.
b. Pelaksanaan Siklus I
Diagram 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Pada diagram 4.1 menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada Siklus I
mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata- rata
siswa pada Siklus I mencapai 74. Siswa yang sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 12 siswa (60%). Sedangkan siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanayak 8 siswa
(40%). Hasil belajar siswa pada Siklus I secara klasikal belum berhasil karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 60% dari jumlah
siswa seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya
8
12
0
2
4
6
8
10
12
14
Siklus I
Jum
lah
Siklus
Hasil Belajar Siswa
Tidak Tuntas Tuntas2
48
pada selang waktu yang telah ditentukan.
c. Observasi
1) Data Hasil Observasi Guru
Diagram 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Hasil pengamatan guru siklus I pada diagram 4.2 menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada Siklus I mendapatkan total skor 70 dengan kategori baik
yaitu pada nilai A memperoleh jumlah nilai sebanyak 8, nilai B memperoleh jumlah
nilai sebanyak 48, nilai C memperoleh jumlah nilai sebanyak 14, dan nilai D tidak
memperoleh jumlah nilai (tabel hasil pengamatan guru siklus I secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran 4.3).
Beberapa masalah yang dihadapi pada siklus I yaitu: (1) Guru kurang
menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari (2) Guru kurang
mengondisikan siswa saat pembagian LKS. (3) Guru kurang mendorong siswa
8
48
14
00
10
20
30
40
50
60
Siklus I
Jum
lah
Siklus
Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D
49
32
3
1312
15
6
8
4
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pengetahuan Keaktifan Kerjasama
Jum
lah
Persentase
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Baik Cukup Kurang
untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok (4) Guru kurang
membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan
pemecahan masalah (5) Guru kurang membimbing siswa untuk menyimpulkan
butir- butir penting pembelajaran hari ini (6) Guru kurang memberikan penguatan
terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa (7) Guru kurang melakukan
refleksi dari pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Data Hasil Observasi Siswa
Diagram 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pada diagram 4.3 menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada Siklus I cukup baik. Pada aspek pengetahuan siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori cukup sebanyak 13 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori kurang sebanyak 6 orang. Pada aspek keaktifan siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 2 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan
50
kategori cukup sebanyak 12 oarang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori kurang sebanyak 8 orang. Pada aspek kerjasama siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori cukup sebanyak 15 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori kurang sebanyak 4 orang. Siswa mampu mampu menjawab pertanyaan
sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun masih ada beberapa
siswa yang belum menjawab sesuai pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam
Siklus I ini masih kurang di bandindingkan dengan kedua aspek lainnya. Masih
banyak siswa yang belum bekerja secara aktif dalam diskusi kelompok, hanya
beberapa siswa yang terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama dalam Siklus I ini,
para siswa terlihat dapat bekerjasama dengan kelompokknya dengan baik,
meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang bekerjasama dengan kelompok.
Maka solusi yang dilakukan peneliti terhadap masalah guru dan siswa setelah
melakukan pengamatan dan evaluasi pada siklus I yaitu peneliti melanjutkan pada
siklus II dengan merancang kembali RPP dan melakukan kegiatan belajar mengajar.
Setelah itu akan dilakukan kembali tes akhir guna mengetahui hasil pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
2. Data Hasil Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Senin 24 Mei 2021 dan Selasa 24
Mei 2021. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pada tahap
awal, peneliti melakukan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu kembali
merancang RPP untuk siklus II dan melakukan kegiatan belajar mengajar
51
4
16
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Siklus II
Jum
lah
Persentase
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Belum Tuntas
Tuntas
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan dikonsultasikan dengan
guru kelas. Menggunakan materi pokok gaya magnet, kemudian peneliti menyusun
alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan, dan soal tes yang
berhubungan dengan materi gaya dan macam-macamnya. Soal yang disiapkan
sebanyak 15 nomor dan hasil tes akhir dapat diketahui bahwa kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus II.
b. Pelaksanaan Siklus II
Diagram 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
Pada diagram 4.4 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada
Siklus II mencapai 81. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 16 siswa (80%),
sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 4 siswa (20%). Siklus II
menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai indikator ketuntasan
belajar dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM). Pembelajaran pada
52
76
18
0 00
10
20
30
40
50
60
70
80
Category 1
Jum
lah
Persentase
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D
Siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus II.
c. Observasi
1) Data Hasil Observasi Guru
Diagram 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Berdasarkan diagram 4.5 hasil pengamatan guru siklus II
mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus II
mendapatkan total skor 94 dengan kategori sangat baik. Guru
memperoleh nilai A sebanyak 76, nilai B sebanyak 18, dan tidak
mendapatkan nilai C dan D. (tabel hasil pengamatan guru secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran 4.6). Hal ini terlihat jelas dari tabel hasil
pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola kelas sudah baik
sekali. Ini disebabkan guru telah memperbaiki atau meningkatkan
aspek - aspek yang terdapat pada proses pembelajaran Siklus I,
terutama ketika memberi penguatan pada akhir pembelajaran ketika
53
74
36
1318
14
2 0 00
10
20
30
40
Pengetahuan Keaktifan Kerjasama
Jum
lah
Persentase
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Baik Cukup Kurang
siswa menjawab pertanyaan dari guru sehingga proses pembelajaran di
Siklus II telah tercapai. Peneliti juga melakukan refleksi guna mengkaji
proses pembelajaran dan hasil pengamatan pada guru yaitu:
a) Guru lebih banyak melakukan persiapan dalam pembelajaran terutama
menyiapkan sumber-sumber belajar, misalnya sumber dari koran,
televisi, berita, foto, gambar, dan internet sehingga guru lebih
menguasai materi bahan ajar.
b) Guru mengevaluasi proses pembelajaran untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran.
c) Guru memberi kesempatan kelompok lainnya untuk menanggapi hasil
kerja dari kelompok penyaji.
d) Guru memotivasi siswa untuk belajar.
e) Pada akhir pertemuan guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah diajarkan dan menginformasiakan pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya.
2) Hasil Observasi Siswa
Diagram 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
54
Hasil kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada diagram 4.6
mengungkapkan bahwa siklus II mengalami peningkatan dari aspek
pengetahuan, keaktifan dan kerjasama siswa dibandingkan dengan
Siklus I (tabel hasil pengamatan siswa secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran 4.7). Siswa sudah mulai menjawab pertanyaan sesuai
dengan kemampuan. Mereka juga turut aktif dalam pembelajaran
dikelas. Yang semula masih terlihat acuh, pada Siklus II ini sudah
terlihat mulai memperhatikan serta aktif menjawab maupun bertanya.
Kerjasama kelompok berjalan dengan baik, para siswa saling
melengkapi kekurangan yang ada dikelompok masing-masing.
Sehingga dalam Siklus II ini pembelajaran dapat berjalan dengan baik
dan sesuai harapan. Peneliti juga melakukan refleksi guna mengkaji
proses pembelajaran dan hasil pengamatan pada tindakan siklus II
difokuskan pada masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan
tindakan siklus I. Kegaiatan diperoleh dari beberapa hal yang dapat
dicatat sebagai masukan untuk kemajuan pada hasil belajar siswa yaitu:
a) Peningkatan hasil belajar dengan dorongan rasa ingin tahu yang besar
berusaha untuk mencari sumber informasi dalam pemecahan masalah.
b) Siswa sopan dalam bertingkah laku selama pembelajaran beralangsung
c) Siswa berani mengeluarkan pendapatnya secara bebeas tanpa ada
tekanan
d) Siswa menyelesaikan pembelajaran dengan tepat waktu
55
e) Siswa percaya diri untuk mengemukakan pendapat di depan kelas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan
data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus melalui model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (tabel rekapitulasi hasil belajar siswa
per siklus lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.7).
Diagram 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Diagram 4.7 menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum
dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar siswa yang
mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada proses pembelajaran.
Menurut Rina Wahyu (2015:31) Model Problem Based Learning (PBL) merupakan
salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan pada kurikulum 2013
sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif yang menyediakan perangkat
pembelajaran segala alat dan bahan yang digunakan guru untuk melakukan proses
12
8
4
8
12
16
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jum
lah
Persentase
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Tidak Tuntas
Tuntas
56
pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan
yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas belajar, sedangkan
siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12 siswa (60%) dengan nilai rata-
rata 69. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan belum memenuhi indikator
keberhasilan secara klasikal maka penelitian dilanjutkan pada Siklus I dengan
materi dan waktu yang berbeda. Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat
terdapat 12 siswa (60%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (dibawah KKM) 8 siswa (40%) dengan nilai rata-rata 74. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus meskipun masih
belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal, maka penelitian
dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda.
Menurut Susanto (2015:31) Model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) akan membuat peserta didik terbiasa menghadapi masalah dan tertantang
untuk menyelesaikan masalah baik di dalam kelas maupun dikehidupan sehari-hari
(real world). Lebih lanjut Atmojo (2013: 140) menegaskan model Problem Based
Learning (PBL) menggunakan pembelajaran dengan explorasi lingkungan yang
digunakan berupa pengalaman keseharian peserta didik sehingga dapat
meletakkan dasar-dasar yanng nyata untuk berpikir. Selain itu, Sulistyarini &
Santoso (2015: 61) menyatakan bahwa lingkungan belajar dalam Problem
Based Learning (PBL) bersifat terbuka, menggunakan proses demokrasi, dan
menekankan pada peran aktif siswa.
Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 16 siswa (80%) yang
57
12
8
4
8
12
16
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Pra Siklus Siklus II Siklus III
Jum
lah
Persentase
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II
Tidak Tuntas Tuntas
tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 4 siswa
(20%) dengan nilai rata-rata 81. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah
memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal yaitu siswa mencapai nilai
melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi gaya
dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa total dalam satu kelas sebanyak 18
siswa (80%). Maka dari itu penelitian dihentikan siswa yang belum tuntas pada
Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang
dipantau oleh guru sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.
Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus - Siklus II dapat dicermati
pada Diagram 4.8.
Diagram 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II
Diagram 4.8 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh nilai rata- rata
69 dengan jumlah siswa 8 siswa (40%) tuntas belajar, pada Siklus I diperoleh
58
nilai rata- rata 74 dengan jumlah siswa 12 siswa (60%) tuntas belajar, dan pada
Siklus II diperoleh nilai rata- rata 81 dengan jumlah 16 siswa (80%) tuntas
belajar. Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu persentase
ketuntasan belajar siswa telah mencapai ≥ 80% maka pembelajaran IPA materi
gaya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL), dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dihentikan pada Siklus II.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Riana Rahmasari (2016), dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal
prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik
Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14 siswa atau 58,33% telah memenuhi
KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Sedangkan sebanyak 10 orang
atau 41,67% belum memenuhi KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik Sleman tergolong
rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat peningkatan nilai rata- rata
78,58. Sebanyak 23 siswa atau 95,83% memenuhi KKM dan hanya 1 siswa atau
4,17% yang tidak memenuhi KKM.
59
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi
gaya, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Peningkatan hasil belajar IPA diketahui
dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai
rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Di dalam penelitian ini merujuk
pada indikator keberhasilan, nilai yang dihitung yaitu persentase ketuntasan
klasikal apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas
mendapatkan nilai ≥ 75. Rata- rata nilai siswa materi gaya pada kondisi awal (pra-
siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8 siswa) dari 20 siswa yang
mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal
sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81
dengan ketuntasan klasikal 80% (18 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM).
Dengan demikian, sesuai dengan indikator keberhasilan maka Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) melalui model Problem Based Learning (PBL) materi gaya pada siswa
kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dinyatakan
berhasil.
60
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan siswa,
guru, dan sekolah dalam pembelajaran agar minat, aktivitas dan penguasaan materi
pelajaran meningkat adalah:
1. Bagi Siswa
a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif dalam
pembelajaran untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan hasil
belajarnya.
b. Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam
pembelajaran diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi dikelas.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada pembelajaran IPA materi yang lain yang sekiranya tepat, karena
hasil penelitian pada materi gaya dengan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru hendaknya memberikan motivasi terhadap siswa dalam pembelajaran
dengan model Problem Based Learning (PBL) agar siswa lebih aktif dan
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
tersebut.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
sehingga dapat mewujudkan hasil belajar yang maksimal.
61
b. Sekolah dapat menggunakan media atau fasilitas dari lingkungan sekitar,
sehingga siswa dapat mengenal lingkungan secara baik.
c. Memberikan dorongan kepada para guru agar dapat menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi pada kegiatan pembelajaran agar dapat
membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, Ridwan. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Ariyanto. 2011. Pembelajaran Aritmatika Sekolah Dasar. Surakarta: Penerbit
Qinant.
Atmojo. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
Peningkatan Hasil Belajar Pengelolaan Lingkungan. Jurnal Kependidikan
43(2), 134-143.
Baharuddin. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Baharudin & Nur Wahyuni, Esa. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah:
Beserta Contoh-co ntohnya. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava Media.
Herawati. 2018. Memahami Proses Belajar Anak. Jurnal Volume IV. Nomor 1.
Januari – Juni, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Najma. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning (PB) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada tema selalu berhemat energi kelas
IV MAN 3 Banda Aceh”. Jurnal Volume IV. Nomor 1. Januari – Juni, Dosen
UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Nurdin, Mohamad. 2013. Belajar dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rahayu, Rina. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis
Problem Based Learning Di SMP. Jurnal Kependidikan. Vol 45, No.1.
Yogyakarta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu:
untuk meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sani, Ridwan Abdulah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Inflementasi kurikulum
63
2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sulistryarini & Santoso. 2015. Pengaruh Kecerdasan Visual-Spasial Terhadap
Hasil Belajar Matematika dalam Problem Based Learning Pada Siswa
SMA Kelas X. Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika (JIEM), I(1). 56-72.
Susanto & Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta Prenamedia
Group Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Susanto. 2015. Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Berfikir dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Pada pembelajaran
Kewirausahawan Prosiding Seminar Nasional. UNNES: Surabaya.
Wisudawati. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.
LAMPIRAN
PROFIL SDN LEMBAYA KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN
GOWA
Lokasi Penelitian
Kantor SDN Lembaya
PROSES PEMBELAJARAN
Guru mengecek kegiatan belajar siswa dirumah
Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
PROSES PEMBELAJARAN
Guru Membimbing Siswa Dalam Mengerjakan Tugas
Siswa Membacakan Hasil Pekerjaannya
DATA AWAL
Nilai Ulangan Tema 8 Kelas IV SD Negeri Lembaya
Tahun Ajaran 2020/2021
No. Nama Siswa Jenis
Kelamin Nilai Keterangan
1 AMIRA P 70 Tidak Tuntas
2 ANRIANG P 77 Tuntas
3 FAISAL P 70 Tidak Tuntas
4 FITRIANI L 75 Tuntas
5 MERI L 60 Tidak tuntas
6 MIFTAHUL JANNA P 50 Tidak Tuntas
7 MUH. IKRAM P 76 Tuntas
8 MUH. REHAN L 55 Tidak Tuntas
9 MUHAMMAD RAFLI L 60 Tidak Tuntas
10 NAURA INDILLAH L 80 Tuntas
11 NUR HALIZA L 70 Tidak Tuntas
12 NUR HIKMA L 77 Tuntas
13 NUR LAILAH L 70 Tidak Tuntas
14 NURAENI L 75 Tuntas
15 NURWULAN P 68 Tidak Tuntas
16 RAHMAT L 70 Tidak Tuntas
17 RESKI ADITYA PUTRA L 76 Tuntas
18 RESKI DWI AMALIA L 63 Tidak Tuntas
19 RISKA APRILIA P 60 Tidak Tuntas
20 SYAMSINAR P 80 Tuntas
Jumlah 1382
Sangat Kurang Nilai Rata-rata 69
Presentasi Ketuntasan Belajar Siswa 40%
Presentasi Ketidaktuntasan Belajar Siswa 60%
Sumber: Data Nilai Ulangan Tema 8 Kelas IV SD Negeri Lembaya Kec.
Tompobulu Kab. Gowa
Keterangan
���� − ���� =���ℎ ��� �������ℎ�
Jumlah siswa keseluruhan
����� ���� ���� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
����� ���� ����<�� �� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .)=&> .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
Observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP : 19731107 200701 2 011
Lembaya, Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus
Hasil Tes Siklus I
No. IS Perolehan Skor
Jml Ni
lai
Keteran
gan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 AM 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 73 Tidak
2 AN 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
3 FS 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 8 53 Tidak
4 FT 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 10 67 Tidak
5 MR 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10 67 Tidak
6 MJ 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Tuntas
7 MI 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
8 MR 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
9 MD 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 9 60 Tidak
10 NI 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 7 47 Tidak
11 NH 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
12 NHK 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
13 NL 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 9 60 Tidak
14 NR 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
15 NR
W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 93 Tuntas
16 RH 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 80 Tuntas
17 RAP 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 8 53 Tidak
18 RDA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
19 RA 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
20 SM 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
Jumlah 14
73
Sedang Rata-rata 74
Presentasi ketuntasan belajar siswa 60
Presentasi Ketidaktuntasan belajar siswa 40
Keterangan
���� − ���� =���ℎ ��� �������ℎ�
Jumlah siswa keseluruhan
����� ���� ���� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
����� ���� ����<�� �� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .)=&> .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
Observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP.19731107 200701 2 011
Lembaya, Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus
Hasil Tes Siklus II
No. IS Perolehan Skor
Jml Nilai Ketera
ngan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 AM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 87 Tuntas
2 AN 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
3 FS 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10 67 Tidak
4 FT 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 10 67 Tidak
5 MR 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
6 MJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93 Tuntas
7 MI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Tuntas
8 MR 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
9 MD 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 73 Tuntas
10 NI 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 8 53 Tidak
11 NH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 93 Tuntas
12 NH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Tuntas
13 NL 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73 Tuntas
14 NR 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
15 NR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 93 Tuntas
16 RH 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 80 Tuntas
17 RA 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 80 Tuntas
18 RD 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
19 RA 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
20 SM 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
Jumlah 1627
Sangat
Baik
Nilai Rata-rata 81
Presentasi ketuntasan belajar siswa 80
Presentasi Ketidaktuntasan belajar siswa 20
Keterangan
���� − ���� =���ℎ ��� �������ℎ�
Jumlah siswa keseluruhan
����� ���� ���� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
����� ���� ����<�� �� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .)=&> .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
Observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP.19731107 200701 2 011
Lembaya, Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II
No Inisial Siswa Nilai
Awal
Siklus
I
Siklus
II Keterangan
1 AM 70 73 87 Tidak
2 AN 77 80 80 Tuntas
3 FS 70 53 67 Tidak
4 FT 75 67 67 Tidak
5 MR 60 67 80 Tidak
6 MJ 50 80 93 Tuntas
7 MI 76 87 100 Tuntas
8 MR 55 80 80 Tuntas
9 MDR 60 60 73 Tidak
10 NI 80 47 53 Tidak
11 NH 70 80 93 Tuntas
12 NHK 77 87 100 Tuntas
13 NL 70 60 73 Tidak
14 NR 75 80 80 Tuntas
15 NRW 68 93 93 Tuntas
16 RH 70 80 80 Tuntas
17 RAP 76 53 80 Tidak
18 RDA 63 87 87 Tuntas
19 RA 60 80 80 Tuntas
20 SM 80 80 80 Tuntas
Jumlah 1382 1473 1627
Sangat Baik
Nilai Rata-rata 69 74 81
Presentasi ketuntansan Belajar Siswa 40% 60 80
Presentasi Ketidaktuntasan Belajar
Siswa 60% 40 20
Keterangan
���� − ���� =���ℎ ��� �������ℎ�
Jumlah siswa keseluruhan
����� ���� ���� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
����� ���� ����<�� �� ���� ��!�� ="#$%&' ()(*& +&,- .)=&> .#,.&(
/01234 56573 895920:043; X 100
Observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP.19731107 200701 2 011
Lembaya, 22 Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I Pembelajaran 1
Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA
Kelas / Semester : IV / 2
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasilidentifikasi
tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual
� Menyebutkan tokoh-tokoh pada
teks cerita fiksi dengan tepat.
� Bercerita dengan artikulasi jelas,
ekspresif, intonasi tepat, dan
penuh percaya diri.
� Menjelaskan secara lisan
pengertian dan ciri-ciri teks
cerita fiksi.
IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menghubungkan gaya dengan
gerak pada peristiwa di
lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan
tentang hubungan antara gaya dan
gerak
� Mengetahui pengertian gaya dan
gerak dengan benar.
� Menjelaskan perbedaan gaya
dan gerak.
� Mempraktikkan gaya dorongan
dan tarikan.
� Menyajikan hasil percobaan
tentang gaya dan gerak secara
tertulis.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
� Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menyebutkan
tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.
� Dengan kegiatan berlatih menceritakan kembali teks cerita fiksi, siswa
dapat bercerita dengan artikulasi jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan penuh
percaya diri.
� Dengan kegiatan mencari tahu pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi,
siswa dapat menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita
fiksi.
� Dengan kegiatan mengamati gambar anak menarik dan mendorong
ayunan, siswa dapat mengetahui pengertian gaya dan gerak dengan benar.
� Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, siswa dapat
menjelaskan perbedaan gaya dan gerak.
� Dengan mendorong dan menarik meja, siswa dapat mempraktikkan gaya
dorongan dan tarikan.
� Dengan kegiatan menulis hasil percobaan mendorong dan menarik meja,
siswa dapat menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara
tertulis.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Membaca teks cerita fiksi.
� Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap arah gerak
benda.
E. METODE PEMBELAJARAN
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
� Model : Problem Basic Learning (PBL)
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Kelas dibuka dengan salam, menanyakan
kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
� Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin
oleh salah seorang siswa.
� Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
� Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan
literasi yang telah dilakukan
� Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah Tempat
Tinggalku”.
� Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
15 menit
Inti � Pada awal pembelajaran, guru
mengondisikan siswa secara klasikal
dengan mengajukan pertanyaan:
a. Apa kamu senang membaca cerita?
b. Apa cerita yang pernah kamu baca?
c. Apa cerita yang terkenal di lingkungan
tempat tinggalmu?
� Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban siswa.
180 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Siswa mampu membaca dengan cepat.
� Siswa mampu memahami isi cerita yang
dibaca.
� Siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh
pada teks cerita fiksi.
� Siswa mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai tokoh berdasarkan
isi cerita yang telah dipahaminya.
� Siswa diminta bercerita di depan teman-
temannya dengan suara nyaring, artikulasi
jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan percaya
diri.
� Pada kegiatan AYO BERDISKUSI: Guru
menjelaskan bahwa cerita Asal Mula
Telaga Warna merupakan salah satu
contoh teks fiksi berupa cerita. Teks cerita
fiksi adalah teks berupa cerita yang
sengaja dikarang oleh pengarang. Cerita
tersebut dapat merupakan hasil imajinasi
pengarang ataupun yang pernah terjadi di
dunia nyata lalu diolah oleh pengarang
sehingga menghasilkan cerita rekaan.
� Selanjutnya, siswa diminta untuk mencari
informasi tentang cerita fiksi dan ciri-
cirinya.
� Siswa memiliki keterampilan untuk
mencari informasi tentang cerita fiksi dan
ciri-cirinya dari berbagai sumber.
� Siswa dapat menuliskan informasi yang
didapat mengenai cerita fiksi dan ciri-
cirinya dalam bentuk tulisan.
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
� Pada kegiatan AYO MENGAMATI:
Siswa membaca narasi pada buku siswa.
Kemudian, Guru menjelaskan bahwa
banyak sarana umum di lingkungan
tempat tinggal, misalnya taman bermain
untuk anak-anak.
� Siswa diminta mengamati gambar.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa, ”Apa yang dilakukan Udin pada
gambar di sebelah kiri?” dan ”Apa yang
dilakukan Udin pada gambar di sebelah
kanan?”
� Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh Guru sesuai hasil
pengamatannya.
� Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban siswa, meskipun jika terdapat
jawaban nyeleneh.
� Pada kegiatan AYO MENCOBA: Siswa
telah memahami pengertian gaya dan
gerak. Kemudian, siswa diminta untuk
melakukan percobaan untuk mengetahui
pengaruh gaya tarikan dan dorongan
terhadap arah gerak benda.
Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar
� Percobaan ini dilakukan secara
berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas
tiga anak.
Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri maupun kelompok
� Siswa melakukan percobaan
menggunakan alat berupa meja.
� Siswa mengikuti langkah kegiatan pada
buku siswa saat melakukan percobaan.
� Siswa mampu bekerja sama dalam sebuah
kelompok untuk melakukan percobaan.
� Siswa dapat mempraktikkan gaya
dorongan dan tarikan.
� Siswa mengetahui pengaruh gaya tarikan
dan dorongan terhadap arah gerak benda.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
� Pada kegiatan AYO MENULIS: Siswa
telah melakukan percobaan tentang gaya
dan gerak.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Selanjutnya, siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada buku siswa berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan.
� Siswa mampu menuliskan jawaban
pertanyaan berdasarkan hasil percobaan.
� Siswa mengetahui pengaruh gaya tarikan
dan dorongan terhadap arah gerak benda
� Pada kegiatan AYO BERDISKUSI:
Setelah siswa melakukan percobaan
tentang gaya dan gerak, siswa berdiskusi
bersama anggota kelompoknya tentang
perbedaan gaya dan gerak.
� Siswa menuliskan hasil diskusinya.
� Selanjutnya, siswa diminta
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelompok lain.
� Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok yang tampil.
� Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban semua kelompok.
� Siswa mampu mengeluarkan pendapat
saat berdiskusi.
� Siswa memahami tentang perbedaan gaya
dan gerak.
� Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa:
Apa yang kamu pahami tentang cerita
fiksi? Apa ciri-ciri cerita fiksi? Apa yang
dimaksud dengan gaya? Apa yang
dimaksud dengan gerak? Apa yang
membedakan gaya dan gerak?
� Secara mandiri siswa diminta untuk
mengemukakan pendapatnya berdasarkan
pemahaman yang sudah didapatkannya
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
� Guru mengidentifikasi dan menganalisis
jawaban masing-masing siswa untuk
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa mengenai cerita fiksi,
gaya, dan gerak.
� Siswa mampu mengidentifikasi gaya dan
gerak yang dijumpai di lingkungan
sekitarnya.
� Siswa mengamati gaya tarikan dan
dorongan yang ditemui di lingkungan
tempat tinggalnya.
� Selanjutnya, siswa berdiskusi tentang
gerak yang ditimbulkan akibat gaya
tersebut bersama orang tua dan
saudaranya.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
� Siswa menuliskan hasil diskusinya.
� Siswa diminta menceritakan hasil kerja
sama bersama orang tuanya di rumah di
depan guru dan teman-teman saat di
sekolah.
� Siswa mengetahui gaya tarikan dan gaya
dorongan yang terdapat di lingkungan
tempat tinggalnya.
� Siswa mampu berdiskusi dengan anggota
keluarganya.
� Siswa mampu menuliskan hasil diskusi.
Penutup � Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
/ rangkuman hasil belajar selama sehari
� Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
� Melakukan penilaian hasil belajar
15 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
� Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Instrument : Terlampir
4. Kunci Jawaban : Terlampir
Guru Kelas/observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP : 19731107 200701 2 011
Lembaya, Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andriani Thamrin, S.Pd
NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1 Pertemuan 1
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
2. Buatlah kelompok terdiri atas 4-5 orang. Kelompokmu akan melakukan
percobaan untuk membedakan gaya dan gerak.
Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan beriku!
Kunci Jawaban
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA
Kelas / Semester : IV / 2
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 2
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi
tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual.
� siswa dapat mencermati tokoh-
tokoh cerita.
� siswa dapat menceritakan tokoh-
tokoh pada teks cerita fiksi dan
bercerita dengan benar.
� siswa dapat menjelaskan
pengertian jenis-jenis teks cerita
fiksi dan menyebutkan contoh-
contoh cerita fiksi.
� siswa dapat menjelaskan jenis
teks cerita fiksi yang dibaca.
IPA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.4 Menghubungkan gaya dengan
gerak pada peristiwa di
lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan
tentang hubungan antara gaya dan
gerak.
� siswa dapat mengetahui
perubahan gerak akibat gaya.
� siswa dapat menyajikan hasil
percobaan yang dilakukan
tentang pengaruh gaya dengan
gerak dengan benar
SBDP
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.2 Mengetahui tanda tempo dan
tinggi rendah nada.
4.2 Menyanyikan lagu dengan
memperhatikan tempo dan tinggi
rendah nada.
� siswa dapat menyanyikan lagu
dengan tempo dan tinggi rendah
nada yang tepat.
� siswa dapat mengetahui tinggi
rendah nada pada lagu.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
� Dengan kegiatan menyanyikan lagu daerah, siswa dapat menyanyikan
lagu dengan tempo dan tinggi rendah nada yang tepat.
� Dengan kegiatan mengidentifikasi tinggi rendah nada pada teks lagu
daerah, siswa dapat mengetahui tinggi rendah nada pada lagu.
� Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat mencermati
tokoh-tokoh cerita.
� Dengan kegiatan menceritakan kembali teks cerita fiksi, siswa dapat
menceritakan tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dan bercerita dengan
benar.
� Dengan kegiatan mencari tahu jenis-jenis teks cerita fiksi, siswa dapat
menjelaskan pengertian jenis-jenis teks cerita fiksi dan menyebutkan
contoh-contoh cerita fiksi.
� Dengan kegiatan mengidentifikasi jenis teks cerita fiksi, siswa dapat
menjelaskan jenis teks cerita fiksi yang dibaca.
� Dengan mendorong meja, siswa dapat mengetahui perubahan gerak akibat
gaya.
� Dengan menulis hasil percobaan, siswa dapat menyajikan hasil percobaan
yang dilakukan tentang pengaruh gaya dengan gerak dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Menyanyikan lagu dengan tempo.
� Membaca teks cerita fiksi
� Mengidentifikasi tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi
� Mengidentifikasi berbagai jenis cerita fiksi
� Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap
kecepatan gerak benda
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model pembelajaran : Problem Basic Learning (PBL)
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahulu
an
� Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
� Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
� Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah Tempat
Tinggalku”.
� Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
15 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Inti � Pada kegiatan AYO BERNYANYI: Guru
meminta siswa mengamati teks lagu
berjudul ”Yamko Rambe Yamko”.
Kemudian, guru menjelaskan bahwa lagu
tersebut dinyanyikan dengan nada dasar
C=do. Birama lagu adalah 4/4. Artinya,
dalam satu birama terdapat empat ketukan.
Lagu dinyanyikan dengan bersemangat.
� Siswa diminta bersama-sama menyanyikan
lagu ”Yamko Rambe Yamko” dengan
penuh semangat.
� Siswa mampu mencermati tokoh-tokoh
pada cerita.
� Pada kegiatan AYO BERLATIH: Siswa
telah membaca dan memahami isi
cerita ”Kasuari dan Dara Makota”.
� Siswa diminta menyebutkan tokoh-tokoh
pada cerita tersebut, lalu menceritakan
kembali sifat tokoh pada cerita dengan
bahasanya sendiri.
� Pada kegiatan AYO BERDISKUSI: Siswa
telah membaca dan memahami isi cerita
Kasuari dan Dara Makota. Kemudian, guru
mengajak siswa untuk mengingat kembali
cerita pada pembelajaran 1, yaitu cerita
Asal Mula Telaga Warna. Guru
menjelaskan bahwa kedua cerita tersebut
merupakan cerita fiksi. Ada berbagai jenis
cerita fiksi, di antaranya cerita rakyat,
cerpen, dan novel. Cerita rakyat sendiri
beragam antara lain cerita jenaka, mite,
fabel, legenda, dan sage.
� Guru memberi kebebasan kepada siswa
untuk mencari informasi dari berbagai
sumber, misalnya bertanya kepada orang
yang dianggap tahu, membaca buku-buku
di perpustakaan, atau mengakses informasi
dari internet.
� Siswa diminta menuliskan informasi yang
diperoleh.
180 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Kemudian, siswa diminta membacakan
informasi yang diperoleh di depan teman-
temannya.
� Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menambahkan jawaban
jika ada informasi tambahan.
� Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban semua siswa.
� Siswa mengetahui jenis-jenis cerita fiksi
dan contohnya.
� Siswa mampu menjelaskan tentang
pengertian jenis-jenis teks cerita fiksi dan
menyebutkan contoh-contoh cerita fiksi.
� Jika kegiatan ini dilakukan secara
berpasangan ataupun kelompok, siswa
mampu bekerja sama dengan temannya.
� Pada kegiatan AYO BERLATIH: Siswa
telah mengetahui dan memahami jenis-
jenis cerita fiksi dan contohnya. Kemudian,
siswa diminta untuk mengidentifikasi jenis
cerita fiksi berjudul Asal Mula Telaga
Warna dan Kasuari dan Dara Makota.
� Siswa menuliskan hasil identifikasi jenis
cerita fiksi dan penjelasannya.
� Siswa diminta untuk menyampaikan hasil
identifikasi di depan temantemannya.
� Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menyampaikan
pendapatnya jika ada jawaban berbeda.
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
� Pada kegiatan AYO MENCOBA: Siswa
diminta membaca narasi pada buku siswa.
Guru mengajak siswa mengingat kembali
materi tentang gaya dan gerak. Gaya adalah
suatu kekuatan yang mengakibatkan benda
yang dikenainya dapat mengalami gerak,
perubahan kedudukan, atau perubahan
bentuk. Gaya juga dapat diartikan sebagai
tarikan atau dorongan yang dapat
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
memengaruhi keadaan suatu benda.
Sementara itu, gerak adalah perpindahan
kedudukan suatu benda terhadap benda
lainnya, baik perpindahan kedudukan yang
mendekati maupun menjauhi suatu benda
atau tempat asal akibat benda itu dikenai
gaya. Jadi, gaya memengaruhi gerak suatu
benda.
Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar
� Selanjutnya, siswa diminta untuk mencoba
melakukan kegiatan untuk mengetahui
pengaruh gaya terhadap gerak benda, yaitu
perubahan gerak akibat gaya.
� Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara
berpasangan.
Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri maupun kelompok
� Siswa melakukan percobaan menggunakan
alat berupa meja.
� Siswa mengikuti langkah kegiatan pada
buku siswa saat melakukan percobaan.
� Siswa mampu bekerja sama dengan teman
untuk melakukan kegiatan percobaan.
� Siswa mengetahui pengaruh gaya terhadap
kecepatan gerak benda.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
� Pada kegiatan AYO MENULIS: Siswa
telah melakukan percobaan untuk
mengetahui pengaruh gaya terhadap gerak
benda.
� Selanjutnya, siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada buku siswa berdasarkan hasil
percobaan yang telah dilakukan.
� Selanjutnya, siswa diminta
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelompok lain.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok yang tampil.
� Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban siswa.
� Siswa mampu menuliskan jawaban
pertanyaan berdasarkan hasil percobaan.
� Siswa mengetahui pengaruh gaya terhadap
gerak benda. Misalnya perubahan
kecepatan gerak benda akibat gaya.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
� Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa:
Apa yang kamu pelajari hari ini? Apa yang
harus kamu perhatikan saat menyanyi?
Apakah pengaruh gaya terhadap gerak
benda?
� Secara mandiri siswa diminta untuk
mengemukakan pendapatnya berdasarkan
pemahaman yang sudah didapatkannya
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Penutup � Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
/ rangkuman hasil belajar selama sehari
� Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
� Melakukan penilaian hasil belajar
� Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
15 menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
� Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
H. PENILAIAN
1.Teknik : Tes
2.Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3.Instrument : Terlampir
4.Kunci Jawaban : Terlampir
Guru Kelas/observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP : 19731107 200701 2 011
Lembaya, Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andriani Thamrin, S.Pd
NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1 Pertemuan 2
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
Kunci Jawaban
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA
Kelas / Semester : IV / 2
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
Subtema 2 : Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasil
identifikasi tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi secara lisan,
tulis, dan visual
� Mengidentifikasi keunikan
daerah tempat tinggalnya.
� Menuliskan tokoh-tokoh dalam
cerita fiksi.
IPA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.4 Menghubungkan gaya dengan
gerak pada peristiwa di
lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan
tentang hubungan antara gaya dan
gerak.
� Mengamati gambar orang
mendorong dan menarik
gerobak
� Menyebutkan beragam gaya
yang terdapat di lingkungan
sekitar.
� Menjelaskan pengaruh gaya
terhadap gerakan benda
D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
� Dengan kegiatan mengamati gambar keunikan suatu daerah, siswa dapat
mengidentifikasi keunikan daerah tempat tinggalnya.
� Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan
tokoh-tokoh dalam cerita fiksi.
� Dengan kegiatan mengamati gambar orang mendorong dan menarik
gerobak, siswa dapat menyebutkan beragam gaya yang terdapat di
lingkungan sekitar.
� Dengan kegiatan mencoba melakukan percobaan gaya tarikan, siswa dapat
menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerakan benda..
E. MATERI PEMBELAJARAN
� Membaca teks cerita fiksi.
� Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap gerak
benda
F. METODE PEMBELAJARAN
� Model Pembelajaran: Problem Basic learning (PBL)
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
� Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
� Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah Tempat
Tinggalku”.
� Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
15
menit
Inti � Pada awal pembelajaran, guru menstimulus
ide, gagasan, dan motivasi siswa dengan
pertanyaan yang ada di buku siswa.
� Guru menstimulus daya analisis siswa
dengan mengajukan pertanyaan: Apa
keunikan daerah tempat tinggalmu?
� Guru meminta siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya secara
percaya diri.
� Pada kegiatan AYO MENGAMATI:
Secara mandiri siswa diminta untuk
mengamati gambar keunikan Daerah
Istimewa Yogyakarta.
� Guru menstimulus daya analisis siswa
dengan mengajukan pertanyaan:Apa saja
keunikan Daerah IstimewaYogyakarta
yang tampak pada gambar?
� Siswa diminta menjelaskan mengenai
keunikan Daerah Istimewa Yogyakarta
pada tiap-tiap gambar.
� Guru mengajak siswa untuk mengingat
kembali mengenai teks fiksi. Teks fiksi
150
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
yang dimaksud dalam pembelajaran ini
adalah cerita fiksi.
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
� Pada kegiatan AYO MENGAMATI: Guru
membuat jembatan untuk mengantarkan
pembelajaran dari materi cerita fiksi ke
materi gaya, misalnya dengan mengatakan,
“Candi Prambanan adalah warisan budaya
yang patut dilestarikan. Salah satu caranya
dengan menjaga kebersihan kawasan
candi. Kebersihan dijaga dengan
mempekerjakan petugas kebersihan.
Petugas kebersihan membersihkan
kawasan candi dengan peralatan salah
satunya berupa gerobak sampah.”
� Siswa diajak mengamati gambar yang
terdapat pada buku siswa.
� Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pengertian gaya berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan. Gaya
dapat diartikan sebagai tarikan atau
dorongan yang dapat memengaruhi
keadaan suatu benda.
� Siswa dapat mengidentifikasi beragam
gaya.
� Siswa dapat memahami pengertian gaya.
� Siswa mengetahui contoh gaya dalam
kehidupan sehari-hari.
� Pada kegiatan AYO MENCOBA : Siswa
telah memahami bahwa gaya dapat
diartikan sebagai tarikan atau dorongan
yang dapat memengaruhi keadaan suatu
benda. Selanjutnya, siswa diajak untuk
melakukan percobaan untuk mengetahui
macam pengaruh gaya terhadap gerakan
benda.
� Langkah percobaan pertama dilakukan
secara berpasangan.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Siswa menyiapkan alat yang diperlukan
dengan bimbingan guru.
Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri maupun kelompok
� Siswa mengikuti langkah percobaan
pertama pada buku siswa.
� Setelah selesai melakukan langkah
percobaan pertama, siswa menjawab
pertanyaan pada buku siswa. Jawaban
pertanyaan sesuai dengan hasil percobaan
yang dilakukan siswa.
� Setelah selesai melakukan langkah
percobaan pertama, guru mengajak siswa
melakukan langkah percobaan kedua.
� Langkah percobaan kedua dilakukan secara
individu.
� Siswa menyiapkan alat yang diperlukan
dengan bimbingan guru.
� Siswa mengikuti langkah percobaan kedua
pada buku siswa.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
� Setelah selesai melakukan langkah
percobaan kedua, siswa menjawab
pertanyaan pada buku siswa. Jawaban
pertanyaan sesuai dengan hasil percobaan
yang dilakukan siswa.
� Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempresentasikan kesimpulan
hasil percobaan pertama dan kedua di
depan kelas.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
� Siswa diminta membaca macam pengaruh
gaya terhadap gerakan benda seperti
tercantum pada buku siswa.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Siswa diajak bertanya jawab mengenai
contoh lain pengaruh gaya terhadap
gerakan benda dalam kehidupan seharihari.
� Guru meminta siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya secara
percaya diri.
� Siswa menuliskan lima contoh peristiwa
yang menunjukkan gerakan benda akibat
gaya pada buku siswa.
� Siswa memiliki semangat dalam
melakukan percobaan untuk mengetahui
pengaruh gaya terhadap gerak benda.
� Siswa memiliki keterampilan dan percaya
diri dalam menyampaikan kesimpulan hasil
percobaan di depan guru dan teman-teman.
� Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan
pengaruh gaya terhadap gerak benda
melalui percobaan.
� Siswa mengetahui macam pengaruh gaya
terhadap gerakan benda.
� Siswa dapat menyebutkan contoh peristiwa
dalam kehidupan seharihari yang
menunjukkan pengaruh gaya terhadap
Penutup � Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
/ rangkuman hasil belajar selama sehari
� Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
� Melakukan penilaian hasil belajar
� Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
15
menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
� Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
� Buku cerita rakyat dari berbagai daerah, gambar keunikan suatu daerah,
bahan dan alat untuk melakukan percobaan gaya (bola, mobil mainan, dan
tali), serta alat tulis (misalnya, pensil dan pulpen).
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Instrument : Terlampir
4. Kunci Jawaban : Terlampir
Guru Kelas/observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP : 19731107 200701 2 011
Lembaya, Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andriani Thamrin, S.Pd
NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1I Pertemuan 1
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
1. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat ke
cepat?
2. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat ke
cepat? Jelaskan!
3. Kamu menarik mobil mainan dari lambat ke cepat dengan gaya. Apa
kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini?
4. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian
dibelokkan?
5. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian
dibelokkan? Jelaskan!
6. Kamu menarik mobil mainan dari lurus, lalu berbelok dengan gaya. Apa
kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini?
Kunci Jawaban
Percobaan 1
Percobaan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA
Kelas / Semester : IV / 2
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
Subtema 2 : Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 2
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi
tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual.
� Menuliskan tokoh-tokoh dalam
cerita fiksi.
� Menuliskan tokoh protagonis
dan tokoh antagonis dalam
cerita fiksi.
IPA
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.4 Menghubungkan gaya dengan
gerak pada peristiwa di
lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan
tentang hubungan antara gaya dan
gerak.
� Mencoba praktik bermain
ketapel
Menjelaskan berbagai contoh
pengaruh gaya terhadap gerakan
benda di lingkungan sekitar.
SBDP
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.3 Mengetahui gerak tari kreasi
daerah.
4.3 Meragakan gerak tari kreasi
daerah
� Mengetahui berbagai ragam tari
daerah di Indonesia.
� Mengetahui pengertian gerak
tari dan menyebutkan berbagai
tari kreasi daerah berdasarkan
jenisnya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
� Dengan kegiatan mencari tahu tentang tari daerah, siswa dapat mengetahui
berbagai ragam tari daerah di Indonesia.
� Dengan kegiatan mengamati gambar keberagaman tari daerah, siswa dapat
mengetahui pengertian gerak tari dan menyebutkan berbagai tari kreasi
daerah berdasarkan jenisnya.
� Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan
tokoh-tokoh dalam cerita fiksi.
� Dengan kegiatan menulis teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan tokoh
protagonis dan tokoh antagonis dalam cerita fiksi.
� Dengan kegiatan mencoba praktik bermain ketapel, siswa dapat
menjelaskan berbagai contoh pengaruh gaya terhadap gerakan benda di
lingkungan sekitar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Mencari tahu berbagai karya tari dari berbagai daerah di Indonesia.
� Membaca teks cerita fiksi
� Mengidentifikasi tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi (Tokoh antogonis dan
Tokoh Protagonis)
� Mengidentifikasikan pengaruh gaya terhadap gerak benda
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model Pembelajaran : Problem Basic Learning (PBL)
� Metode :Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
� Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
� Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah Tempat
Tinggalku”.
� Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
10
menit
Inti � Pada awal pembelajaran, guru menstimulus
ide, gagasan, dan motivasi siswa dengan
pertanyaan yang ada di buku siswa.
� Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya secara percaya diri.
� Guru menstimulus daya analisis siswa
dengan mengajukan pertanyaan: Apa saja
keunikan tarian yang berasal dari Bali?
� Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya secara percaya diri.
150
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Pada kegiatan AYO BERDISKUSI: Secara
mandiri siswa diminta untuk menuliskan tari
daerah yang di ketahui. Siswa juga diminta
menuliskan asal daerah tari tersebut.
� Siswa diminta menuliskan dalam kolom
yang tersedia.
� Pada kegiatan AYO MENGAMATI: Secara
mandiri siswa diminta untuk mengamati
gambar keragaman tari dari berbagai daerah.
� Guru menstimulus daya analisis siswa
dengan mengajukan pertanyaan: Apa saja
keunikan tari yang terdapat pada gambar?
� Siswa dapat mencari informasi dari berbagai
sumber, misalnya surat kabar, majalah, atau
internet mengenai keunikan tari yang
terdapat pada gambar.
� Siswa dapat mencari informasi dari berbagai
sumber, misalnya surat kabar, majalah, atau
internet.
� Guru memberi penjelasan kepada siswa
mengenai jenis-jenis karya tari. Ada dua
jenis karya tari yaitu tari tradisional dan tari
kreasi baru.
� Siswa diminta untuk mencari contoh tari
tradisonal dan tari kreasi baru yang terdapat
dari berbagai daerah di Indonesia
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Siswa membaca narasi pada buku siswa.
� Guru memberikan penjelasan awal mengenai
Selat Bali sebagai penghubung antara Pulau
Jawa dengan Pulau Bali.
� Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya secara percaya diri.
� Siswa menjawab pertanyaan yang ada di
buku siswa mengenai tokoh-tokoh dalam
cerita fiksi.
� Siswa mampu menuliskan tokoh-tokoh
dalam teks cerita fiksi.
� Siswa memiliki pemahaman yang mendalam
mengenai tokoh-tokoh dalam cerita fiksi .
� Siswa mampu mengidentifikasi tokoh
protagonis dan tokoh antagonis yang
terdapat dalam sebuah cerita fiksi
� Siswa mampu mengolah dan
menyajikan/menuangkan
data/informasiyang didapat secara tertulis.
� Pada kegiatan AYO MENULIS: Secara
mandiri siswa diminta untuk menuliskan
kembali sebuah cerita rakyat yang berasal
dari daerah siswa dan mengidentifikasi
tokoh protagonis dan tokoh antagonis dalam
cerita.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Siswa menuliskan tokoh protagonis dan
tokoh antagonis dalam cerita rakyat yang
ditulisnya pada buku siswa.
� Siswa memiliki semangat dalam mencari
informasi mengenai cerita rakyat yang
terdapat di daerahnya.
� Siswa dapat mengidentifikasi dan
menuliskan tokoh protagonis dan tokoh
antagonis dalam cerita fiksi.
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
� Siswa membaca narasi di buku siswa
mengenai perubahan kecepatan gerak benda
akibat gaya.
� Pada kegiatan AYO BERLATIH siswa telah
memahami bahwa gaya dapat memengaruhi
gerakan benda. Selanjutnya, siswa diajak
untuk mengingat kembali macam pengaruh
gaya terhadap gerakan benda.
Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar
� Secara mandiri, siswa diminta menuliskan
macam pengaruh gaya terhadap gerakan
benda pada buku siswa.
� Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan macam pengaruh gaya
terhadap gerakan benda di depan guru dan
teman-teman.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya secara percaya diri.
Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri maupun kelompok
� Selanjutnya, siswa diminta mencari gambar
peristiwa gerakan benda dan
menempelkannya pada tabel di buku siswa.
� Secara mandiri, siswa diminta untuk
menuliskan pengaruh gaya terhadap gerakan
benda sesuai gambar dalam tabel disediakan.
� Selama proses kegiatan berlangsung, guru
berkeliling memandu siswa-siswa yang
mengalami kesulitan.
� Pada kegitan ini, guru dapt mengajak anak
langsung melakukan kegiatan percobaan
dengan benda-benda yang mudah di dapat
dilingkungan sekolah. Misalnya,
memantulkan bola ke lantai kelas.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
� Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pengaruh gaya
terhadap gerakan benda sesuai gambar
dalam tabel di depan guru dan teman-teman.
� Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya secara percaya diri.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Siswa percaya diri dalam menyampaikan
macam pengaruh gaya terhadap gerakan
benda di depan guru dan teman-teman.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
� Siswa mengetahui macam pengaruh gaya
terhadap gerakan benda.
� Siswa dapat menganalisis pengaruh gaya
terhadap gerak benda melalui pengamatan.
� Siswa memahami materi mengenai gerak
tari.
� Siswa memahami materi mengenai cerita
fiksi dengan baik.
� Siswa memahami materi mengenai pengaruh
gaya terhadap gerak benda.
� Siswa mencari informasi dengan berdiskusi
dengan orang tua mengenai ragam tari kreasi
daerah yang berasal dari daerah siswa.
� Siswa menuliskan ragam tari kreasi daerah
yang berasal dari daerah siswa.
� Siswa melaporkan hasilnya kepada guru.
� Siswa mengetahui ragam tari kreasi daerah
yang terdapat di daerahnya.
� Siswa mampu menuliskan ragam tari kreasi
daerah yang berasal dari daerah siswa.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
� Siswa mampu menyampaikan hasil diskusi
bersama dengan orang tua.
Penutup � Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
� Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
� Melakukan penilaian hasil belajar
� Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
15
menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
� Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
� Gambar tari dari berbagai daerah, buku cerita rakyat dari berbagai daerah,
serta alat tulis (misalnya, pensil dan pulpen)..
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Instrument : Terlampir
4. Kunci Jawaban : Terlampir
Guru Kelas/observer
Nur Embong, S.Pd.I
NIP : 19731107 200701 2 011
Lembaya, Mei 2021
Peneliti
Nurwahidah
NIM.105401134619
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andriani Thamrin, S.Pd
NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1I Pertemuan 2
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
1. Setelah menuliskan pengaruh gaya terhadap benda, lakukan kegiatan berikut.
Carilah gambar peristiwa gerakan benda, misalnya seorang bapak sedang
mendorong mobil, motor, dan gerobak, anak sedang memantulkan bola, dan
anak sedang mengayuh sepeda.
2. Tempelkan gambar yang telah kamu peroleh pada kotak dalam tabel berikut.
Berilah keterangan mengenai pengaruh gaya terhadap gerakan bendanya.
Kunci Jawaban
Kegiatan 1
Kegiatan 2
TES SIKLUS I (TES HASIL BELAJAR)
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1 dan 2
Kelas /Semester : V/2
Nama siswa :
PILIHAN GANDA
1. Semua bentuk tarikan dan dorongan disebut ….
a. Daya c. Energi
b. Gaya d. Kekuatan
2. Gaya yang ditimbulkan oleh gaya tarik magnet bumi adalah ….
a. Gaya magnet c. Gaya gerak
b. Gayar gesek d. Gaya gravitasi
3. Contoh gaya gesek adalah antara ….
a. Ban mobil dan jalan raya c. buah kelapa jatuh dan tanah
b. Kipas angin dan tembok d. Dua magnet yang berdekatan
4. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya termasuk contoh gaya ….
a. Gaya magnet c. Gaya gesek
b. Gaya gravitasi d. Gaya pegas
5. Buah jatuh selalu ke bawah, hal itu menunjukkan adanya gaya ….
a. Panas c. Gravitasi
b. Dorong d. Magnet
6. Gaya gesek dapat menimbulkan ….
a. Panas c. Tarikan
b. Rasa d. Dorongan
7. Gaya yang ditimbulkan oleh keelastisan suatu benda disebut gaya ….
a. Gesek c. Pegas
b. Gravitasi d. Magnet
8. Alat untuk mengukur besar kecilnya gaya adalah ….
a. Speedometer c. Meteran
b. Dinamometer d. Penggaris
9. Dua kutub magnet yang sama jika didekatkan akan ….
a. Saling menolak c. Saling terkait
b. Saling mendekat d. Saling menempel
10. Piring yang dilempar jatuh kemudian pecah, hal itu membuktikan bahwa ….
a. Gaya dapat mengubah bentuk benda
b. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak
c. Gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam
d. Gaya dapat mengubah arah benda
11. Contoh gaya dapat mengubah arah benda adalah ….
a. Melempar buah c. Membuat kue
b. Menyetir mobil d. Menanak nasi
12. Contoh gaya dapat mengubah bentuk benda adalah ….
a. Bermain plastisin c. Bermain boneka
b. Bermain mobil-mobilan d. Bermain lompat tali
13. Contoh gaya pegas dapat kita lihat pada ….
a. Kompor c. Mobil
b. Ketapel d. Kelereng
14. Semakin kasar permukaan benda maka gaya gesek yang dihasilkan semakin
….
a. Kecil c. Meluas
b. Besar d. Mengecil
15. Magnet yang digunakan dalam kompas adalah bentuk magnet ….
a. Batang c. Bentuk U
b. Ladam d. Jarum
\
KUNCI JAWABAN
1. b. Gaya
2. d. Gaya gravitasi
3. a. Ban mobil dan jalan raya
4. d. Gaya Pegas
5. c. Gravitasi
6. a. Panas
7. c. Pegas
8. b. Dinamometer
9. a. Saling menolak
10. a. Gaya dapat mengubah bentuk benda
11. b. Menyetir mobil
12. a. Bermain plastisin
13. b. Ketapel
14. b. Besar
15. d. Jarum
TES SIKLUS II (TES HASIL BELAJAR)
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1 dan 2
Kelas /Semester : V/2
Nama siswa :
PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar!
1. Perahu layar dapat bergerak karena adanya gaya yang berupa ….
a. Tarikan c. Dorongan
b. Sentuhan d. Kaitan
2. . Menutup pintu dari dalam ruang membutuhkan gaya yang berupa ….
a. Dorongan c. Tolakan
b. Tarikan d. Lemparan
3. Contoh gaya yang berupa tarikan adalah ….
a. Mendorong gerobak c. Membuka pintu
b. Melempar batu d. Memecah gelas
4. Benda yang mudah berubah bentuk ketika diberikan gaya adalah ….
a. Batu c. Kaca
b. Kayu d. Bata
5. Benda berikut yang memanfaatkan gaya gesek adalah ….
a. Panah c. Kompas
b. Ketapel d. Rem sepeda
6. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya termasuk contoh gaya ….
a. Gaya magnet c. Gaya gesek
b. Gaya gravitasi d. Gaya pegas
7. Buah jatuh selalu ke bawah, hal itu menunjukkan adanya gaya ….
a. Panas c. Gravitasi
b. Dorong d. Magnet
8. Alat untuk mengukur besar kecilnya gaya adalah ….
a. Speedometer c. Meteran
b. Dinamometer d. Penggaris
9. Piring yang dilempar jatuh kemudian pecah, hal itu membuktikan bahwa ….
a. Gaya dapat mengubah bentuk benda
b. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak
c. Gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam
d. Gaya dapat mengubah arah benda
10. Contoh gaya dapat mengubah arah benda adalah ….
a. Melempar buah c. Membuat kue
b. Menyetir mobil d. Menanak nasi
11. Semakin kasar permukaan benda maka gaya gesek yang dihasilkan semakin
….
a. Kecil c. Meluas
b. Besar d. Mengecil
12. Benda yang mudah berubah bentuk ketika diberikan gaya adalah ….
a. Batu c. Kaca
b. Kayu d. Bata
13. Pada kincir angin, kincir dapat bergerak karena adanya …..
a. Gaya gesek angin c. Gaya tarik angin
b. Gaya dorong angin d. Gaya pegas angin
14. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi gerak jatuh benda karena gaya
gravitasi, kecuali ….
a. Berat benda c. Luas permukaan benda
b. Bentuk benda d. Harga benda
15. Kemampuan melakukan usaha disebut ….
a. Energi c. Kekuatan
b. Gaya d. Daya
Kunci Jawaban
1. c. Dorongan
2. a. Dorongan
3. c. Membuka pintu
4. c. Kaca
5. d. Rem sepeda
6. c. Gravitasi
7. b. DInamometer
8. a. Saling menolak
9. a. Gaya dapat mengubah bentuk benda
10. b. Menyetir mobil
11. b. Besar
12. c. Kaca
13. b. Gaa dorong angin
14. d. Harga benda
15. a. Energi
RIWAYAT HIDUP
Nurwahidah, lahir di Lembaya 21 April 1984. Anak
pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Sala dan
Ibu Sitti. Peneliti memulai pendidikan formal pada tahun
1992 di SD Negeri Lembaya Kecamatan Tompobulu dan
tamat pada tahun 1998. Selanjutnya pada tahun 1998
peneliti melanjutkan pendidikan MTs Yapit Lembangbu’ne dan tamat pada tahun
2001. Pada tahun 2001 peneliti melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1
Tompobulu dan tamat pada tahun2004. Pada tahun 2004 peneliti melanjutkan
pendidikan D2 di Universitas Muhammadiyah Makassar Jurusan PAI dan tamat
pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penelti melanjutkan pendidikan di STAI DDI
Jeneponto dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2019 peneliti
melanjutkan pendidikan pada Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD).