PRN Newsletter Ed.3 September 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CSO

Citation preview

  • Newsletter

    No. 3, September 2014

    Policy Research Network

    Sekretariat PRN :

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat

    Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI)

    Kampus UI, Jl Salemba Raya 4, Jakarta10430, Indonesia

    Telepon: 021-3143177, Fax: 021-31934310

    Sekretaris Eksekutif:

    M Ikhsan:

    [email protected]

    Sekretariat:

    Farma Mangunsong: [email protected],

    [email protected]

    Hamdan Bintara : [email protected],

    [email protected]

    Upcoming Event

    4 Newsletter ini terbit atas kerjasama dengan Program Representasi USAID

    PRNPolicy Research Network

    PRN Newsletter, September 2014No.3,

    Policy Research Network (PRN) merupakan jaringan yang

    terdiri dari lembaga-lembaga yang memiliki fokus pada

    penelitian berbasis bukti (evidence based policy) untuk

    mempengaruhi kebi jakan pemer intah. Tu juan

    didirikannya jaringan ini adalah agar di masa depan PRN

    dapat menjadi think tank yang dapat memfasilitasi

    anggotanya melalui kolaborasi antar lembaga di dalam

    jaringan.

    PRN didirikan oleh lima lembaga berbasis penelitian,

    yaitu CSIS (Centre for Strategic and International

    Studies), IRE (Institute for Research and Empowerment),

    LPEM FEUI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan

    Masyarakat), PPPI (Paramadina Public Policy Institute)

    dan WRI (Women Research Institute). Saat ini

    keanggotaa PRN bertambah besar dengan bergabungnya

    tiga lembaga berbasis penelitian, yaitu Perkumpulan

    Prakarsa, Demos (Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak

    Asasi) , dan TII (The Indonesian Institute).

    Di masa depan, PRN diharapkan menjadi think tank yang

    semakin berkembang dan kuat di Indonesia. Jumlah

    keanggotaan PRN diharapkan dapat terus bertambah

    untuk menambah cakupan area penelitian dan

    memperlebar jaringan agar PRN dapat menghasilkan

    suatu penelitian kebijakan yang berkualitas.

    DAFTAR ISI

    1 Kabar dari PRN

    2 Advokasi UU Desa

    3 Review UU MD3

    4 Upcoming Event

    Pelatihan NVivo

    PRN akan mengadakan pelatihan bagi anggota PRN.

    Rencana waktu dan tempat adalah sebagai berikut:

    Hari/Tanggal : Selasa, 23 September 2014

    Waktu : 09.00 17.00

    Tempat :Paramadina Public Policy Insititute

    (PPPI), The Energy 22nd Floor., SCBD Lot.

    11A, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53

    Tema : Penggunaan NVivo dalam Penelitian

    Narasumber : PPPI & Perkumpulan Prakarsa

    Pelatihan RIA

    Sebagai tahap awal proses penyusunan produk PRN bagi

    pembuat kebijakan, PRN akan mengadakan pelatihan

    Regulatory Impact Assessment (RIA) yang direncanakan

    pada:

    Hari/Tanggal : Rabu-Kamis/1-2 Oktober 2014

    Tempat : Jakarta/Tangerang

    Narasumber : LPEM FEUI

    Pada Rabu, 23 Juli 2014 di Kampus Pascasarjana

    Universitas Paramadina, Gedung Energy lantai 22,

    telah berlangsung FGD tentang penguatan UU

    MD3. Sebagaimana diketahui, UU terbaru tentang

    MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) telah mengalami

    judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK). FGD

    kali ini melibatkan beragam unsur masyarakat sipil

    diantaranya: perwakilan think tank (CSIS dan PPPI),

    perwakilan OMS, serta perwakilan dari Asosiasi

    Tenaga Ahli Parlemen (ATAP).

    FGD dibuka oleh Bima P Santosa (Direktur PPPI),

    kemudian dilanjutkan ulasan dari Hasan Bisri

    (Wakil Ketua BPK) tentang penghapusan alat

    kelengkapan DPR dan mitra kerja BPK yaitu Badan

    Akuntabilitas Keuangan Negara. Kemudian, Eva

    Sundari dari PDIP memberikan gambaran tentang

    proses pembahasan di Panitia Khusus (Pansus)

    RUU MD3. Perlu dicatat bahwa Eva Sundari

    Website PRN

    Untuk memperkenalkan PRN lebih luas, PRN sedang

    membangun website sebagai sarana untuk

    berkomunikasi dan menyampaikan hasil penelitian.

    Dalam website akan berisi profil anggota PRN, kegiatan

    PRN, serta produk dari PRN seperti newsletter, policy

    brief, jurnal, hasil riset, dan resource pools. Untuk

    s e m e n t a r a , w e b s i t e d a p a t d i a k s e s d i

    www.lpem.org/prn

    Dukungan untuk Koalisi Organisasi Mayarakat Sipil (OMS)

    dalam rangka Penguatan UU MD3

    akhirnya mengundurkan diri dari Pansus RUU MD3

    digantikan oleh Arif Wibowo. Ulasan narasumber

    diakhiri oleh Prof Saldi Isra Guru Besar Universitas

    Andalas Padang. Prof Saldi Isra yang mengulas UU

    MD3 baru disahkan dalam perspektif tata Negara.

    Ia juga mendorong OMS untuk dapat melakukan

    judicial review sesegera mungkin ke MK. Sampai

    saat ini, beberapa pihak perorangan maupun

    kelembagaan telah mengajukan permohonan

    judicial review diantaranya: (i). Dewan Perwakilan

    Daerah (DPD), (ii). PDIP diwakili Megawati

    Sukarnoputri dan Tjahjo Kumolo beserta 4 orang

    warga Negara lainnya, (iii). Sejarawan JJ Rizal dan

    LBH Jakarta, (iv). Yayasan Gerakan Pemberdayaan

    Swara Perempuan, Perkumpulan untuk Pemilu dan

    Demokrasi, dan Perkumpulan Mitra Gender, dan

    (v). Masyarakat Pembaruan Peradilan Pidana. (M.

    Iksan, PPPI)Lokakarya Prolegnas 2015-2019Workshop PRN

  • 2 3

    Kegiatan PRN

    Workshop Koordinasi

    PRN Newsletter, September 2014No.3, PRN Newsletter, September 2014No.3,

    Sebagai awal kegiatan PRN di tahun kedua,

    seluruh anggota PRN kembali bertemu di

    workshop koordinasi yang diselenggarakan di

    Serpong pada 20-22 Mei 2014 dan di Jakarta pada

    26 Juni 2014. Di kedua workshop ini, sekretariat

    menyampaikan laporan dan review kegiatan PRN

    dari Agustus 2013 Maret 2014 serta rencana

    kegiatan untuk setahun ke depan.

    Ada perubahan kepengurusan

    dalam PRN. Sekarang, PRN

    memiliki sekretaris eksekutif

    yaitu Muhammad Iksan dari

    Pa ra m a d i n a P u b l i c Po l i c y

    Institute (PPPI) dan sekretariat

    ada di Lembaga Penyelidikan

    Ekonomi Masyarakat (LPEM

    FEUI) yang diwakili oleh Farma

    Mangunsong dan Hamdan Bintara. Sekretaris

    eksekutif dan sekretariat akan bertugas untuk

    mensosialisasikan PRN ke para pembuat

    kebijakan, think tank, dan stakeholders lainnya,

    s e r t a m e ny i a p ka n ke g i a t a n P R N y a n g

    direncanakan. Selain perubahan kepengurusan,

    PRN memperoleh tiga tambahan anggota baru

    yaitu Perkumpulan Prakarsa, The Indonesian

    Institute (TII), dan Lembaga Kajian Demokrasi dan

    Hak Asasi (Demos). Sehiingga, saat ini ada delapan

    lembaga di PRN.

    Serangkaian kegiatan PRN sampai tahun 2015

    direncanakan dengan tujuan memperkuat

    kapasitas anggota, memperkuat dan memperluas

    jaringan PRN, dan meningkatkan pengaruh PRN

    kepada pembuat kebijakan. Untuk memperkuat

    hubungan PRN dengan pembuat

    kebijakan, PRN akan memulai

    langkah untuk menjalin hubungan

    dengan pembuat kebi jakan.

    Sebagai langkah awal untuk

    m e m b a n g u n r e l a s i d e n ga n

    pembuat kebijakan, PRN sudah

    m u l a i m e n j a l i n ko m u n i ka s i

    dengan Asosiasi Tenaga Ahli

    Parlemen (ATAP) yaitu pada saat

    Lokakarya Prolegnas 2015-2019. Komunikasi

    dilakukan oleh M Ihsan sebagai Sekretaris

    eksekutif dengan Bapak Widodo selaku Ketua

    ATAP. Untuk memperluas jaringan PRN dengan

    think tank lainnya, PRN akan mengadakan

    beberapa diskusi kecil terkait kebijakan publik

    sebagai sarana bagi para anggota PRN dan non

    anggota untuk menyajikan hasil penelitiannya.

    (Sekretariat)

    Beragam dinamika dialami dalam melakukan

    proses advokasi Rancangan Undang-Undang

    (RUU) menjadi Undang-Undang (UU) di

    parlemen. Sebagaimana yang dialami IRE saat

    melakukan proses advokasi terhadap RUU Desa

    menjadi UU Desa yang berlangsung cukup lama,

    tak kurang dari 5 tahun. Proses ini berlangsung

    cukup lama karena tarik ulur dan dinamika

    politik di parlemen yang tidak mudah ditebak

    ujungnya. Dalam konteks proses politik,

    dinamika semacam ini sangat diperlukan bagi para

    NGO think tank untuk membaca arah politik dan

    kepentingan di lingkaran politisi di parlemen,

    partai politik, dan birokrasi. Ketidakjelian dalam

    membaca arah politik dapat membuat posisi NGO

    think tank berada di luar lingkaran isu utama.

    Membangun akses komunikasi dengan para aktor

    di lingkaran pemegang kebijakan, seperti

    Kementerian Dalam Negeri dan Pimpinan Pansus

    PENGALAMAN NGO THINK TANK: ADVOKASI UU DESA

    dalam konteks UU Desa, menjadi penting.

    Tujuannya adalah untuk mendiseminasi

    pengetahuan yang menjadi substansi penting

    sebagai input kebijakan. Di samping itu,

    membangun komunikasi dan berbagi pengetahuan

    untuk mendorong isu substansial menjadi gerakan

    sosial agar memberi tekanan politik juga tidak kalah

    pentingnya.

    Misalnya, melalui pengorganisasian para kepala

    desa dan juga perangkat desa agar isu UU Desa

    menjadi perhatian sehingga dibahas dan

    diparipurnakan di

    parlemen. Proses

    m e m p e n g a r u h u i

    kebijakan dengan

    pendekatan vertikal

    d a n h o r i z o n t a l

    semacam ini menjadi

    e f e k t i f k e t i k a

    dikaitkan juga dengan

    momentum politik,

    seperti Pemilu 2014.

    Semua politisi dan partai politik memiliki

    kepentingan untuk memperoleh suara di desa.

    Menurut BPS (2013), mayoritas penduduk dan

    pemilih berada di desa. Momen politik semacam ini

    ketika dikondisikan menjadi efektif untuk

    menggiring arus politik ke dalam proses

    pembahasan RUU Desa. Baik Pansus RUU Desa dan

    juga Dirjen PMD memberi ruang dan akses yang

    terbuka untuk kelompok masyarakat, khususnya

    NGO think tank dalam memberikan input berupa

    naskah akademik, policy paper, dan policy memo.

    Proses komunikasi politik yang intensif dilakukan

    melalui serangkaian diskusi yang didasarkan pada

    temuan berbasis riset.

    Setidaknya ada lima mutiara utama dalam UU Desa

    No. 6/2014 yang disahkan pada sidang paripurna

    DPR RI menjelang akhir tahun 2013, yakni (1)

    Adanya pengakuan rekognisi, subsidiritas dan

    kewenangan atas desa, sebagaimana dalam pasal 3,

    6, 18 dan 19; (2) Adanya demokratisasi desa,

    yakni musyawarah warga sebagai majelis

    tertinggi di desa dalam membuat berbagai

    keputusan strategis, sebagaimana dalam pasal

    54; (3) Partisipasi dan modal sosial warga

    diperkuat untuk ditumbuh kembangkan; (4)

    Alokasi dana desa yang mengintegrasikan antara

    perencanaan dan penganggaran, sebagaimana

    pasal 72; (5) pemberdayaan ekonomi mandiri

    dan berkelanjutan seperti melalui adanya

    BUMDes.

    UU No. 6 tahun 2014

    tentang desa ini dapat

    mengobati luka-luka desa

    ak ibat regu las i yang

    s e l a m a i n i t i d a k

    menghormati harkat dan

    martabat orang desa dan

    lingkungan desa sebagai

    sumber penghidupan yang

    berkelanjutan. Sayangnya,

    d u a P P y a n g

    menindaklanjuti UU ini cenderung mendistorsi,

    seperti PP No. 60 tahun 2014 pasal 21yang

    mengukuhkan otoritas kementerian menjadi

    lebih dominan daripada otoritas desa dalam

    membuat perencanaan dan melaksanaan basis

    perencanaannya melalui RPJMD dan juga

    RKPDes. Cita-cita untuk mejadi village driven

    development masih terhalang PP tersebut.

    Untuk itu, pencabutan PP atas UU Desa ini harus

    menjadi target 100 hari kerja Presiden Jokowi

    untuk dicabut dan diganti dengan PP yang

    mencerminkan UU-nya. (Abdur Rozaki, IRE)

    Pansus dan NGO Think Tank

    Lokakarya Prolegnas 2015-2019

    1: Cover2: 2-3