75
i PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNA GADGET DI KELAS 5 MADRASAH IBTIDAIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Putri Anggereini A.STP NIM : 1113103000011 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2016 M

PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

  • Upload
    lethuan

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

i

PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNA

GADGET DI KELAS 5 MADRASAH IBTIDAIYAH

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Putri Anggereini A.STP

NIM : 1113103000011

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2016 M

Page 2: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 17 okteber 2016

Materai

Rp. 6000,-

Putri Anggereini A. Sitompul

Page 3: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

iii

Page 4: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

iv

Page 5: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah

melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga Laporan Penelitian ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan kehidupan.

Penulis menyadari Laporan penelitian ini tidak dapat tersusun sedemikian

rupa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Ketua Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter yang telah membimbing saya selama menjalani pendidikan di

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Riset Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013 yang selalu mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan penelitian ini. 4. dr. Riva Auda selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu, pikiran,

dan tenaga serta memberi motivasi untuk membimbing penulis baik dalam

pengambilan data, penyusunan laporan, hingga laporan ini dapat terselesaikan. 5. dr. Erfira selaku Pembimbing II yang terus memberikan bimbingan, arahan,

dan saran-saran yang sangat membangun dalam pelaksanaan penelitian dan

penyusunan laporan penelitian. 6. dr. Nida Farida,Sp.M dan dr.Dwi Tyastuti, S.Ked, MPH, Ph. D selaku penguji

pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan

penelitian. 7. Bapak dan Ibu yang tercinta, H. Irsan Sory A.Sitompul dan Hj. Fauziah

Hasibuan,S.Pd,M.Si serta adik kandung saya Lumongga Alamsyah Sitompul

dan Dea Syafira Alamsyah Sitompul yang memberikan dukungan terus

Page 6: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

vi

menerus, semangat yang tak pernah hangus, dan lantunan do’a yang tak

pernah putus untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Mbak Pipit selaku admin yang telah memberikan surat izin penelitian, serta

Pak Yon selaku Kepala Sekolah SD Madrasah Pembangunan yang turut

memberikan izin untuk dilakukannya penelitian di sekolah tersebut, dan

membantu dalam pengambilan data penelitian. 9. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia menjadi sampel penelitian

sehingga penulis bisa mendapatkan ilmu yang baru dari hasil penelitian ini.

10. Mellia Wida Masita dan Clarissa Maharani Putri, teman-teman seperjuangan

dalam penelitian ini yang terus berjalan bersama, menghabiskan waktu,

tenaga, pikiran dan semangat bersama dalam menyelesaikan penelitian ini. 11. Teman-teman PSKPD 2013 yang terus mengingatkan, menemani dan

memberikan semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. 12. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik langsung

maupun tak langsung yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak dalam mewujudkan laporan penelitian yang jauh lebih baik. Hasil

laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.

Semoga penelitian yang telah dilakukan ini mendapat barokah dan Ridho dari

Allah SWT, Aamiin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ciputat, 17 Oktober 2016

Penulis

Page 7: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

vii

ABSTRAK

Putri Anggereini A.STP. Prevalensi Miopia pada Siswa Pengguna Gadget

di Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

Ajaran 2015/2016.

Tujuan:Untuk mengetahui prevalensi miopia pada siswa pengguna gadget di

kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun Ajaran

2015/2016. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

dengan menggunakan desain penelitian cross sectional yang terdiri dari 100

subjek penelitian,. Seluruh subjek penelitian mengisi kuesioner dan dilakukan

pemeriksaan fisik pada mata menggunakan Snellen Chart. Hasil: Jumlah siswa

kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah yang mengalami miopia karena gadget adalah 33

(33%) siswa dan yang tidak mengalami miopia adalah 67 (67%) siswa.

Karakteristik gadget dan menderita miopia yaitu durasi penggunaan gadget

yang cukup 23 siswa, dengan posisi duduk 19 siswa dan yang menggunakan

jenis gadget samsung 15 siswa. Simpulan: Karakteristik gadget yang

berhubungan dengan kejadian miopia dengan angka yang unggul adalah durasi

berlebih, jenis gadget samsung dan posisi duduk.

Kata Kunci: Prevalensi Miopia, Gadget

Page 8: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

viii

ABSTRACT

Putri Anggereini A.STP. The Prevalence of Myopia That Use The gadget

in Grade 5 to Madrasah Ibtidaiyah Development UIN Jakarta Academic

Year 2016.

Objective: to determine the prevalence of myopia in students 5 SD gadget

users in Government Elementry School Development UIN Jakarta Academic

Year 2015/2016. Methods: The type of this study is deskriptif with cross-

sectional method in 100 subjects. All subjects filled the questionnaire and

received eye examination using Snellen Chart. Result: the amount of

Elementary School 5th grade students who have myopia cause of the gadget

are 33 students and without myopia are 67 students. Characteristics gadgets

and experience myopia which is the duration of use gadgets that quite 23

students, with 19 students sitting position and using this type of gadget

samsung 15 students. Conclusion: Characteristics of gadget-related incidence

of myopia with superior numbers was excessive duration, types of gadgets

samsung seated position.

Keyword: The prevalence of Myopia, Gadget

Page 9: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang ................................................................................................................ 1 1.2.Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2

1.3.Hipotesis............................................................................................................................ 2

1.4.Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 2

1.4.1.Tujuan Umum ....................................................................................................... 2

1.4.2.Tujuan Khusus ...................................................................................................... 2

1.5.Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 3

1.5.1.Bagi Kalangan Medis ......................................................................................... 3

1.5.3.Bagi Penulis .......................................................................................................... 3

1.5.4.Bagi Masyarakat ................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4

2.1.Landasan Teori ................................................................................................................ 4

2.1.1.Anatomi Fisiologi Bola Mata ........................................................................... 4

2.1.2. Dinding Bola Mata ............................................................................................. 5

2.1.2.1.Sklera ........................................................................................................ 5

2.1.2.2.Kornea ...................................................................................................... 5

2.1.3. Isi Bola Mata ........................................................................................................ 5

2.1.3.1. Lensa ........................................................................................................ 5

2.1.3.2. Uvea ......................................................................................................... 5

2.1.3.3. Badan Kaca ............................................................................................ 6 2.1.3.4. Retina....................................................................................................... 7

2.1.4. Proses Melihat .................................................................................................... 8

2.1.5. Kelainan Refraksi .............................................................................................. 9

2.1.5.1. Ametropia .............................................................................................. 9 2.1.5.2. Miopia .................................................................................................. 10

2.1.6. Aktifitas Melihat Dekat Dengan Miopia .................................................. 11

2.1.7.Gadget .................................................................................................................. 12

2.1.7.1. Definisi gadget ................................................................................. 12

2.1.7.2. Sejarah dan Perkembangan gadget ............................................. 12

2.1.7.3. Jenis-jenis Gadget di Indonesia ................................................... 12

2.1.8. Kelelahan Mata ............................................................................................... 13

Page 10: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

x

2.1.9. Hubungan Gadget Terhadap Keluhan Kelelahan Mata ..................... 14

2.1.10. Kerangka Teori............................................................................. 16

2.1.11. Kerangka Konsep...........................................................................17

2.1.12. Definisi Operasional ................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 19

3.1. Desain penelitian ........................................................................................................ 19 3.2. Lokasi dan waktu penelitian.................................................................................... 19

3.3. Populasi dan sampel .................................................................................................. 19

3.3.1. Populasi dan sampel yang diteliti .............................................................. 19

3.3.2. Jumlah Sampel ................................................................................................ 19

3.4. Kriteria Sampel ........................................................................................................... 20

3.4.1. Kriteria Inklusi ................................................................................................ 20

3.4.2. Kriteria Eksklusi ............................................................................................. 21

3.5. Cara Kerja Penelitian ................................................................................................ 21 3.5.1. Alur Penelitian ................................................................................................ 21

3.5.2. Alat dan Bahan ............................................................................................... 21

3.5.3. Cara Kerja ........................................................................................................ 21

3.5.3.1. Pembagian Kuesioner ..................................................................... 21

3.5.3.2. Pemeriksaan Visus .......................................................................... 22

3.5.3.3. Alur Pemeriksaan Visus..................................................... 23

3.6. Manajemen Data ......................................................................................................... 24

3.6.1. Pengumpulan Data ........................................................................................ 24

3.6.2. Pengolahan Data ............................................................................................ 24

3.7 Analisis Data ................................................................................................................. 24

3.7.1. Analisis Univariat ....................................................................................... 24

3.7.2. Analisis Bivariat ........................................................................................ 24

3.8 Penyajian Data .............................................................................................................. 25

3.9 Etik Penelitian .............................................................................................................. 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 26

4.1. Karakteristik Seluruh Data Responden ................................................................ 26

4.1. Distribusi karakteristik seluruh data responden ........................................ 26

4.2. Karakteristik Responden Miopia ........................................................................... 27

4.2. Distribusi karakteristik responden......................................................27

4.3. Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia dengan jenis

kelamin..............................................................................................28

4.3. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Karakter

Gadget....................................................................................... ...............29

4.4. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin

dengan durasi gadget ........................................................................................ 29

4.5. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin

dengan posisi gadget..........................................................................29

4.6. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin

dengan frekuensi gadget....................................................................30

Page 11: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

xi

4.7. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin

dengan jenis gadget............................................................................30

4.4. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Usia dengan Karakter

Gadget.......................................................................................................31

4.8. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan

durasi gadget......................................................................................31

4.9. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan

posisi gadget....................................................................................31

4.10. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan

frekuensi gadget..............................................................................32

4.11. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan

jenis gadget.......................................................................................32

4.5. Karakteristik Gadget.................................................................................................33

4.12. Distribusi durasi pengguna gadget..................................................33

4.13. Distribusi posisi gadget...................................................................34

4.14. Distribusi frekuensi gadget.............................................................34

4.15. Distribusi jenis gadget....................................................................35

4.6. Keterbatasan Penelitian...........................................................................36

4.7. Sampel Penelitian....................................................................................36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................37

5.1. Kesimpulan..................................................................................................................37

5.2. Saran..............................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................38

LAMPIRAN.......................................................................................................................41

Page 12: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Mata ................................................................................................ 4

Gambar 2.2. Struktur Retina ............................................................................................... 7

Gambar 2.3. Proses Melihat ............................................................................................... 9

Gambar 2.4. Miopia dan Hipermetrop ......................................................................... 10

Page 13: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Definisi Operasional ................................................................................... 18

Tabel 4.1. Karakteritik Seluruh Data Responden .................................................. 26

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin

dengan Karakter Gadget ............................................................................ 29

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Usia dengan

Karakter Gadget. .......................................................................................... 31

Tabel 4.4. Karakteristik Gadget ................................................................................... 33

Page 14: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lembar surat persetujuan responden .............................................................. 53

Lampiran 2.

Kuesioner penelitian ............................................................................................ 54

Lampiran 3.

Hasil uji validitas dan reliabilitas .................................................................... 59

Lampiran 4.

Hasil uji statistik.................................................................................. 62

Lampiran 5.

Riwayat penulis ..................................................................................................... 67

Page 15: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

xv

DAFTAR SINGKATAN

MIP Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Universitas Islam Negeri

SH Syarif Hidayatullah

RIM Research in Motion

Page 16: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan
Page 17: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Refraksi merupakan suatu kondisi ketika sinar datang sejajar

dibiaskan pada bola mata dalam keadaan mata tidak berakomodasi. Sehingga

menghasilkan bayangan yang tegas pada retina. Kelainan refraksi dapat

berupa miopia. Kelainan refraksi juga salah satu kondisi yang memerlukan

perhatian lebih khususnya pada anak-anak usia sekolah.1

Faktor genetik dan faktor lingkungan merupakan faktor risiko yang

memegang peranan penting pada terjadinya kelainan refraksi. Faktor genetik

dapat menurunkan sifat kelainan refraksi ke anaknya, baik secara autosomal

dominan maupun autosomal resesif. Prevalensi miopia pada anak dengan

kedua orangtuanya miopia adalah 32% dan berkurang sampai 18,2% pada

anak dengan hanya salah satu orangtuanya yang mengalami miopia, dan

kurang dari 8,3% pada anak dengan orangtua tanpa miopia. Menurut Suharjo

dkk dalam Tiharyo (2008), prevalensi miopia pada anak usia sekolah dasar

usia 7-12 tahun sebesar 3,69% di daerah pedesaan dan 6,39% di daerah

perkotaan.2

Miopia adalah keadaan mata saat bayangan difokuskan di depan

retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia

mengalami penurunan ketajaman penglihatan, sehingga dapat mengganggu

proses belajar mereka. Faktor risiko lingkungan dengan kejadian miopia

adalah dengan kemajuan teknologi dan telekomunikasi seperti komputer,

video game, bermain gadget dan lain-lain, secara langsung maupun tidak

langsung. Teknologi berkembang dengan pesat sesuai dengan zamannya,

salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget.3,4

Berkaitan dengan miopia di Asia, ditemukan bahwa dari 383 anak

sekolah dari usia 6 sampai 17 tahun, prevalensi miopia bertambah dari 30%

pada anak usia 6-7 tahun, menjadi 70% pada usia 16-17 tahun. Di Indonesia,

dari seluruh kelompok umur, kelainan refraksi 12,9% merupakan

Page 18: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

2

penyebab dari low vision atau penglihatan terbatas kedua setelah katarak

sebesar 61,3 .

Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi modern

yang mempermudah kegiatan komunikasi manusia.5 Tidak hanya digunakan

oleh kalangan remaja saja , akan tetapi juga dikalangan usia anak sekolah.

Tahap pengenalan gadget pada anak usia sekolah merupakan usia yang masih

terlalu awal. Penggunaan gadget yang salah seperti frekuensi pemakaian

gadget yang berlebihan atau lamanya pemakaian gadget, posisi yang tidak

benar dan intensitas cahaya yang tidak baik akan berdampak terhadap

penurunan ketajaman penglihatan, sehingga anak-anak menjadi kesulitan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari.6

Oleh karena itu, Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

mengenai prevalensi miopia pada siswa yang menggunakan gadget dengan

populasi target seluruh anak kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan tahun

2016. Dengan melakukan penelitian tersebut dapat diperoleh prevalensi

miopia pada siswa kelas 5 yang menggunakan gadget.

1.2 Rumusan Masalah

Berapakah prevalensi miopia pada siswa yang menggunakan gadget kelas

5 SD Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun ajaran 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui prevalensi miopia pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta tahun 2016 yang menggunaan gadget.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui penggunaan gadget dengan melihat karakteristik responden

seperti frekuensi, durasi, posisi dan lain-lain pada siswa kelas 5

Madrasah Pembangunan Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

tahun 2016.

2. Mengetahui populasi dari miopia dan tidak miopia berdasarkan

kelompok-kelompok usia dan jenis kelamin.

Page 19: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

3

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Kalangan Medis

1. Didapatkannya prevalensi kejadian miopia pada anak-anak yang

menggunakan gadget sehingga dapat bermanfaat dalam melakukan

tindakan pencegahan terhadap kejadian tersebut.

2. Sebagai landasan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5.2 Bagi Penulis

1. Meningkatkan kemampuan penulis dalam memahami langkah-langkah

penelitian yang meliputi pembuatan proposal , proses penelitian dan

pembuatan laporan penelitian.

2. Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam mengelola

penelitian

3. Menerapkan ilu-ilmu yang diperoleh dari penelitian

1.5.3. Bagi Masyarakat

1. Meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang efek dari pemakaian

gadget dengan manfaat yang diperoleh dari hasil pemeriksaan sehingga

berdampak kepada kesehatan mata.

2. Sebagai informasi dan sarana edukasi kesehatan kepada orang tua

murid serta anak yang diberikan gadget oleh orangtuanya.

Page 20: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Anatomi Fisiologi Bola Mata

Bagian–bagian dari mata yang paling penting untuk memfokuskan

bayangan yaitu kornea, lensa dan retina. Kornea adalah selaput bening mata,

bagian selaput yang menembus cahaya dan juga jaringan yang menutup bola

mata bagian depan dan terdiri atas lapisan epitel, membran bowman, stroma

membran descement, dan endotel. Lensa adalah jaringan yang berasal dari

ektoderm permukaan yang berbentuk transparan didalam mata dan bersifat

bening. Retina atau selaput jala adalah bagian mata yang mengandung

reseptor yang menerima rangsangan cahaya.7

Cahaya yang melewati kornea akan diteruskan melalui pupil,

kemudian di fokuskan oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina,

fotoreseptor pada retina mengumpulkan informasi yang ditangkap mata, dan

kemudian memberikan sinyal informasi ke otak melalui saraf optik. Semua

bagian tersebut harus bekerja simultan untuk dapat melihat objek tersebut.8

Berkas cahaya akan berbelok atau berbias (mengalamai refraksi)

apabila berjalan dari satu medium lain dengan kepadatan yang berbeda

kecuali apabila berkas cahaya tersebut jatuh tegak lurus pada permukaan.9

Gambar 2.1 Anatomi Mata

Sumber : Lecture Notes Oftalmologi Ed.9, 2006

Page 21: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

5

2.1.2 Dinding Bola Mata

2.1.2.1 Sklera

Sklera merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata dan

berhubungan erat dengan kornea dalam bentuk lingkaran yang disebut limbus

sklera yang berjalan dari papil saraf optik sampai kornea. Bagian luar sklera

berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul tenon dan dibagian depan oleh

konjugtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul tenon terdapat episklera.

Bagian dalamnya berwarna cokelat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid

oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding

bagian luar ruang suprakoroid.10 (Gambar 2.1)

2.1.2.2 Kornea

Kornea bola mata bagian depan adalah kornea yang merupakan

jaringan yang jernih dan bening, bentuknya hampir lingkaran dan sedikit

lebar pada arah transversal (12 mm) dibanding arah vertikal (Gambar 2.1)

2.1.3 Isi Bola Mata

2.1.3.1 Lensa

Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa

didalam mata dan bersifat bening. Lensa didalam bola mata terletak di

belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya yang berbentuk seperti

cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.

Secara fisiologi lensa mempunyai sifat yaitu kenyal atau lentur karena

memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung,

kemudian jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media untuk

penglihatan. Lensa pada orang dewasa semakin bertambah umur seseorang

tersebut akan menjadi bertambah besar dan berat sehingga fungsi lensa

adalah untuk membiaskan cahaya agar dapat di fokuskan pada retina,

terjadinya peningkatan kekuatan pada pembiasan lensa disebut dengan

akomodasi.10(Gambar2.1)

2.1.3.2 Uvea

Uvea merupakan jaringan yang lunak yang terdiri atas 3 bagian , yaitu

badan siliar, iris, dan koroid (Gambar2.1). Iris merupakan membran yang

berwarna, berbentuk sirkular yang ditengahnya terdapat lubang yang

Page 22: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

6

dinamakan pupil. Berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk

kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar yang merupakan pemisah

antara bilik mata depan dengan bilik mata belakang.10

Jaringan otot iris tersusun longgar dengan otot polos berjalan

melingkari pupil (sfingter pupil) dan radial tegak lurus (dilatators pupil). Iris

menipis didekat perlekatannya di badan siliar dan menebal didekat pupil.

Pembuluh darah di sekelilingi pupil disebut sirkulasi minor dan yang berada

di dekat badan siliar disebut sirkulasi mayor. Iris dipersarafi oleh nervus

nasosiliar cabang dari saraf cranial III yang bersifat simpatik untuk

(midriasis) dan parasimpatis untuk (miosis) pupil.10

Badan siliar diawali dari pangkal iris ke belakang sampai koroid

terdiri atas otot-otot siliar dan prosesus siliaris. Otot-otot siliar berfungsi

untuk akomodasi, jika otot-otot berkontraksi, maka akan menarik prosesus

siliar dan koroid ke depan dan ke dalam, meregangkan zonula zinii sehingga

lensa menjadi lebih cembung. Fungsi dari prosesus siliar adalah

memproduksi cairan mata (akuos humor). Koroid adalah suatu membran

yang berwarna cokelat tua, yang terletak diantara sklera dan retina. Koroid

kaya akan pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada

retina bagian luar.10

2.1.3.3 Badan Kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang

terletak antara lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam

bola mata. Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi

menyerap air dan berfungsi mempertahankan bola mata agar tetap bulat.

Beperan mengisi ruang dan meneruskan sinar lensa ke retina. Badan kaca

melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata, perlekatan itu terdapat

pada ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan pada badan

kaca menyebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel.10

Page 23: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

7

2.1.3.5.4 Retina

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung

reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina terbatas dengan koroid

dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas:

1. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapisan yang terluar terdiri atas sel

batang yang mempunyai bentuk ramping dan kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran maya.

Lapisan nuklear luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut

3. Lapisan pleksiform luar merupakan lapisan aselular dan merupakan

tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

4. Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal

dan dapat memetabolisme dari arteri retina sentral.

5. Lapisan pleksiform dalam, sel amakrin dengan sel ganglion.

6. Lapisan sel ganglion yang merupakan sel badan sel daripada neuron

kedua.

7. Lapisan serabut saraf, merupakan lapisan akson sel ganglion menuju

ke arah saraf optik.

8. Membran limitan interna, merupakan membrane hialin antara retina

dan badan kaca.9

Gambar 2.2 Struktur Retina

Sumber : Lecture Notes Oftalmologi Ed.9,2006

Page 24: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

8

2.1.4 Proses Melihat

Proses penglihatan diawali dengan cahaya yang masuk ke dalam

mata, dan diikuti dengan proses penglihatan yang terdiri dari empat tahap,

yaitu tahap pembiasan tahap sintesa fotokimia, tahap pengiriman sinyal

sensoris dan tahap persepsi di pusat penglihatan. Tahap pembiasan terjadi di

kornea, lensa, badan kaca, dengan titik hasil pembiasan tergantung pada pada

panjang sumbu bola mata. Proses fotokimia terjadi pada fovea di makula.

Proses kimia yang terjadi akan merangsang dan menimbulkan impuls listrik

potensial. Selanjutnya impuls listrik ini akan diantar oleh serabut saraf ke

pusat penglihatan di otak untuk diproses sehingga terjadi persepsi

penglihatan.10

Cahaya yang masuk melewati akan diteruskan melalui pupil,

kemudian akan di fokuskan oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina.

Fotoreseptor pada retina mengumpulkan informasi yang ditangkap mata

kemudian mengirimkan sinyal informasi ke otak melalui saraf optik.

Kemudian harus berkerja simultan untuk dapat melihat suatu objek.10

Fotoreseptor terdiri dari tiga bagian yaitu, (1) segmen luar terletak

paling dekat dengan bagian eksterior dan menghadapke koroid. Bagian ini

berfungsi untuk mendeteksi adanya cahaya yang masuk. (2) segmen dalam

terletak di pertengahan panjang fotoreseptor yang mengandung perangkat

metabolik sel (3) terminal sinaps yang terletak paling dekat pada bagian

anterior mata yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal yang dihasilkan

fotoreseptor tersebut.10

Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk

penglihatan jauh, tetapi otot siliaris melonggar ata melemas dan lensa

mendatar untuk penglihatan jauh tetapi otot siliaris akan berkontraksi untuk

memungkinkan lensa menjadi cembung dan lebih kuat untuk penglihatan

dekat. Hal inilah yang disebut akomodasi.9,10

Page 25: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

9

Gambar 2.3 Proses Melihat

Sumber:Penerapan Sains Biologi,2004

2.1.5 Kelainan Refraksi

Keseimbangan dalam melihat sebagian besar ditentukan oleh dataran

depan, kelengkungan kornea mempunyai daya pembiasan sinar paling kuat

dibandingkan dengan bagian mata lainnya.11 Pada orang normal susunan

pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian

seimbang, sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan

dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata normal disebut sebagai

emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada

keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh. Apabila

sinar cahaya parallel tidak jatuh pada fokus retina pada mata dalam keadaan

istirahat, keadaan refraktif disebut dengan ametropia.11

2.1.5.1 Ametropia

Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh

dataran depan dan kelungkungan kornea dan panjangnya bola mata. Panjang

bola mata seseorang berbeda-beda jika terdapat kelainan pembiasan sinar

oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang bola

mata maka sinar tidak normal dan tidak dapat fokus pada makula, sehingga

keadaan ini yang dapat menyebabkan miopia, hipermetropi atau astigmat.7,12

a. Miopia (penglihatan dekat) terjadi bila kekuatan optik mata terlalu

tinggi, biasanya karena bola mata yang panjang dan sinar cahaya

parallel jatuh pada fokus didepan retina (Gambar 2.3)

Page 26: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

10

b. Hipermetropi (penglihatan jauh) terjadi apabila kekuatan optik mata

terlalu rendah, biasanya karena mata terlalu pendek dan sinar cahaya

parallel mengalami konvergensi pada titik belakang retina (Gambar

2.3)

Gambar 2.4 Miopia dan Hipermetrop

Sumber: Disease and Disorders Vol.2, 2006

c. Astigmatisme, dimana kekuatan optik kornea di bidang yang berbeda tidak

sama. Sinar cahaya parallel yang melewati bidang yang berbeda ini jatuh ke

titik fokus yang berbeda

2.1.5.2 Miopia

Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar

atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.11 Ada beberapa miopia

seperti miopia refraktif, yaitu bertambahnya indeks bias penglihatan dengan

lensa menjadi cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Kemudian miopia

aksial , akibat panjangnya sumbu bola mata dengan kelengkungan kornea

dan lensa yang normal.12

Pada miopia dapat terjadi bercak berupa biperplasi pigmen epitel dan

perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar dan dewasa akan terjadi

degenerasi papil saraf optik. Menurut perjalanannya, miopia dikenal dengan

Page 27: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

11

beberapa bentuk, (1) miopia stasioner , miopia yang menetap setelah

dewasa, (2) miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia

dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata, (3) Miopia maligna, miopia

yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan

kebutaan atau sama dengan miopia degeneratif.13

Seseorang dengan miopia pasti akan menyatakan melihat jelas bila

melihat dekat, sedangkan jika melihat jauh akan buram atau disebut rabun

jauh, kemudian akan memberikan keluhan sakit kepala disertai dengan celah

kelopak yang sempit, sehingga mempunyai kebiasaan untuk menyipitkan

matanya untuk mencegah aberasi sferis untuk mendapatkan efek pinhole

(lubang kecil).14

2.1.6 Aktifitas Melihat Dekat Dengan Miopia

Aktifitas melihat dekat dari beberapa penelitian diketahui dapat

meningkatkan terjadinya miopia.14

Penelitian di Singapura didapatkan bahwa

lamanya aktifitas melihat dekat seperti membaca, memakai komputer, televisi

dan bermain game pada anak anak bertanggung jawab terhadap peningkatan

miopia di Singapura sebesar 36,7%.15

Aktifitas melihat dekat menyebabkan akomodasi terus menerus,

akomodasi merupakan usaha meningkatkan refraksi dengan cara

mencembungkan lensa. Mekanisme akomodasi melibatkan 2 faktor, yaitu

kemampuan lensa untuk mencembung dan konjugasi otot siliaris. Jika otot

siliaris berkontraksi maka iris dan badan siliaris digerakkan kedepan dan

bawah, sehingga zonula zinii menjadi kendur dan lensa menjadi cembung

karena daya elastisitas lensa.15

Terlalu lama dalam melakukan aktifitas jarak dekat menyebabkan

akomodasi yang tidak berhenti dan memaksa otot siliaris terus berkontraksi

sehingga menyebabkan meningkatknya suhu pada bilik mata depan yang

selanjutnya akan meningkatkan produksi cairan intraocular. Peningkatan

tersebut akan meningkatkan tekanan bola mata yang berhubungan dengan

miopia.16

Aktifitas melihat dekat menyebabkan stress induces distant

accommodation yang terus menerus mengakibatkan perubahan dari sklera

yaitu fibroblast sklera yang merupakan suatu mekanisme kimia untuk

Page 28: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

12

peregangan, terjadi setelah 30 menit saat berakomodasi, sehingga bayangan

objek pada aktifitas melihat dekat jatuh depan retina.17

2.1.7 Gadget

2.1.7.1 Definisi

Gadget adalah sebuah obyek (alat atau barang elektronik) yang

memiliki fungsi khusus tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi

atau barang baru. Gadget sering diartikan lebih tidak biasa atau desain secara

lebih pintar dibandingkan dengan teknologi normal pada masa

penemuannya.18

2.1.7.2 Sejarah dan Perkembangan Gadget

Pada tahun 1999, Mike Lazaridis bisa disebut orang pertama kali

yang menjadi cikal bakal perkembangan perkembangan gadget dengan

membuat Blackberry di perusahaan RIM Canada. Dari sini perusahaan-

perusahaan teknologi di dunia tidak mau tinggal diam dan ingin berusaha

membuat sesuatu yang serupa bahkan lebih baik. Dengan adanya mindset dan

tekad yang kuat, para pelaku bisnis tersebut berhasil membuat gadget pintar

dengan berbagai jenis dan fungsinya sehingga dapat membanjiri pasar

industri.19

Trend gadget sekitar tahun 2012 di indonesia masih dipegang oleh

segmen smarrtphone. Meskipun komputer dan laptop masih memiliki

peluang untuk berkembang , akan tetapi masih kalah dengan perkembangan

smartphone. Hal ini dikarenakan tingkat konsumen smartphone di Indonesia

yang akan terus bertambah. Seperti saat ini perkembangan gadget yang

menjadi pilihan banyak orang Indonesia diantaranya adalah Apple dan

Android. 20

2.1.7.3 Jenis-jenis Gadget di Indonesia

Menurut Cavalera (2013) jenis gadget terbagi atas 3 macam:

Blackberry, salah satu gadget yang dipakai kalangan masyarakat

Indonesia. Hal ini ditandai dengan dinobatkannya Indonesia sebagai negara

dengan pengguna Blackberry terbanyak di dunia. Gelar tersebut

disandangIndonesia pada agustus 2012, setidaknya di kawasan Asia Pasifik.

Page 29: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

13

Blackberry diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan December 2004

oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.20

Apple, terkenal akan perangkat keras yang diciptakannya, mulai dari

iMac, Macbook dll. Beragam komunitas pengguna produk Indonesia sempat

meraihtanggapan positif dari media informasi. Hal ini terlihat, saat salah

satu stasiun TV nasional membahas komunitas ini dalam acara yang

bertema teknologi.20

Android, pengguna di indonesia terus bertambah. Google pun mulai

melirik Indonesia menjadi pasar yang sangat berpotensi untuk produknya.

Menurut informasi yang berkembang, pertumbuhan positif pengguna sistem

operasi android adalah salah satu alasan google membuka kantor di

Indonesia hingga akhir tahun 2012, jumlah pengguna telepon seluler

berbasis Android di Indonesia sudah menembus lebih dari 2,5 juta

pengguna.20

2.1.8 Kelelahan Mata

Kelelahan mata timbul sebagai stress pada fungsi-fungsi mata seperti

terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara

teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidaktetapan kontras. Kelelahan

mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera

penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat

dalam jangka waktu yang lama yang biasanya disertai dengan kondisi

pandangan yang tidak nyaman seperti kontras, jarak pandangan antar mata

ke gadget dan ukuran tulisan. 21

kelelahan mata disebabkan oleh stres yang terjadi pada fungsi

penglihatan. Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang

berupaya untuk melihat pada objek berukuran kecil dan pada jarak yang

dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan

bekerja secara terus menerus dan lebih dipaksakan. Ketegangan otot-otot

pengakomodasi (otot-otot siliar) makin besar sehingga terjadi peningkatan

asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan mata, stress pada retina

Page 30: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

14

dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan

penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama.22

Tanda-tanda kelelahan mata diantaranya:

1. Iritasi pada mata (mata pedih, merah, dan mengeluarkan air mata)

2. Penglihatan ganda

3. Sakit sekitar mata

4. Daya akomodasi menurun

5. Menurunnya ketajaman penglihatan

Kelelahan mata yang lelah ini dapat disebabkan oleh bahaya dari

gadget, koreksi penglihatan yang berkurang membaca dokumen dengan

ukuran huruf yang kecil, keadaan kontras yang tidak seimbang antara teks

dan latar belakang pada gadget yang nyata dan mata yang kering.

Penglihatan yang kabur dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis (akibat

proses penuaan atau penyakit). Hal ini juga dapat diakibatkan karena

melihat benda secara terus-menerus dengan jarak 12 inchi dan membaca

dengan cahaya yang kurang, mata kering dan iritasi. Keadaan ini terjadi jika

kekurangan cairan untuk menjaga kelembaban mata dan berkurangnya

intensitas refleks kedipan mata. Jumlah kedipan mata bervariasi sesuai

dengan aktivitas yang sedang dilakukan dan akan berkurang saat sedang

berkonsentrasi. Mata di proyeksi terus-menerus dengan melihat layar gadget

sehingga jumlah kedipan menjadi berkurang.23

2.1.9 Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap Keluhan Kelelahan Mata

Seorang manusia mulai belajar sejak dini. Sudah selayaknya setiap

orang dapat tumbuh berkembang secara optimal sejak masa kanak-kanak.

Sedikit saja ada kelainan pada proses tumbuh kembang anak, maka akan

berdampak jangka panjang bahkan menetap hingga dewasa.24

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah

pengaruh media elektronik, diantaranya pengaruh gadget atau smartphone,

media komputer/internet. Beberapa pengaruh buruk gadget bagi anak

remaja, yaitu terhadap kesehatan, kepribadian pendidikan/prestasi, serta

terhadap keluarga dan masyarakat. Seorang anak yang memiliki kebiasaan

Page 31: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

15

menggunakan gadget dengan intensitas waktu yang tinggi, berisiko

mengalami stres, kerusakan mata dan gastritis.25

Kebiasaan menggunakan gadget secara otomatis akan menyebabkan

pengguna berlama-lama melakukan kontak mata langsung dengan layar

gadget, tampilan layar gadget yang terlalu terang dengan warna yang panas

seperti warna merah, kuning,ungu dan oranye akan lebih mempercepat

kelelahan pada mata. Pemakaian layar gadget yang tidak ergonomis juga

dapat menyebabkan keluhan pada mata.26

Efek gadget pada mata sangat berbahaya. Sebab secara fisik, paparan

cahaya radiasi gadget dapat merusak saraf mata. Saat menggunakan gadget,

terkadang anak –anak lupa makan dan terus memaksakan matanya untuk

menangkap sinyal gerak dan layar gadget. Hal itu cenderung membuat mata

lelah, namun tetap terbuka karena terpaksa. Pengaruh radiasi dari layar

gadget adalah faktor utama yang dapat melelahkan mata.Terlebih jika

didukung efek pencahayaan yang ditampilkan pada gadget .26

Semakin terang radiasi cahaya gadget, mata akan semakin silau.

Sebaliknya, semakin gelap cahayanya, dan mata juga akan tetap berusaha

menangkap gerak cahaya itu. Dalam satu kali penglihatan, efek cahaya yang

bisa terjadi bisa mencapai ratusan. Agar tidak terjadi kerusakan pada mata,

baiknya ada batasan untuk anak-anak dalam menggunakan gadget berkisar

antara 1-2 jam sehari dan sebaiknya jarak antara mata dan layar gadget

harus dijaga antara 50-70 cm. Bila perlu, istirahatkan mata sebelum dan

sesudah menggunakan gadget setiap 20 menit sekali istirahatkanlah mata

dengan melihat objek yang lebih jauh.27

Page 32: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

16

2.1.10 Kerangka Teori

Kelainan Refraksi

Ametropia

Miopia Hipermetropi Astigmatisma

a

Genetik Aktifitas

melihat dekat

Menggunakan

Gadget atau

komputer

Membaca

Buku

Jenis

Gadget

Durasi

Gadget Posisi

Gadget

Page 33: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

17

2.1.11 Kerangka Konsep

Bagan 2.1 Kerangka Konsep

Variabel yang diteliti pada penelitian ini

Hubungan yang tidak diteliti pada penelitian ini

Hubungan yang tidak diteliti pada penelitian ini

FAKTOR INTERNAL

a) Jenis Kelamin

b) Usia

Prevalensi

Miopia

Durasi memakai

gadget

Riwayat orang

tua

Posisi saat

menggunakan

Intensitas Cahaya

Jenis Gadget

Page 34: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

18

2.1.12 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Cara

ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Miopia

Penurunan visus dibawah 6/6 dan

dengan koreksi

lensa negative

visus membaik

Visus Snellen Chart

Nominal

1. Apabila pada 1 atau ke 2 mata ditemukan visus <6/6 dan membaik dengan koreksi lensa negatif (miopia)

2. Ke 2 mata 6/6 Atau bila visus <6/6 membaik dengan pinhole dan lensa koreksi (+)/silindris (tidak miopia)

2.

Aktifitas menggunakan

gadget

Frekuensi menggunakan

gadget dalam

seminggu

Kuesioner Ordinal

1. Sering

(5-7 hari) 2. Sedang

(3-5 hari)

3. Jarang

(<3hari)

.

Durasi bermain gadget dalam

sehari Kuesioner Ordinal

1. Berlebih (>5 jam)

2. Sedang (3-5 jam)

3. Cukup

(1-3 jam)

Posisi yang dilakukan saat

menggunakan

gadget

Kuesioner Nominal

1. Tidak baik (berbaring)

2. Kurang baik

(berdiri)

3. Baik (duduk)

3. Genetik

Orang tua memakai

Kacamata

( ayah dan ibu)

Kuesioner

1. Ya

2. Tidak

Nominal

Page 35: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode

pengumpulan secara potong lintang yang dilakukan secara deskriptif.

Penelitian ini meliputi pengambilan data dengan kuesioner kepada responden,

pemeriksaan fisik, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

kelurahan Cirendeu, kota Tanggerang, provinsi Banten menggunakan data

primer (Kuesioner). Waktu penelitian ini berlangsung dari April hingga Juni

2016

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi dan sampel yang diteliti

Populasi target adalah siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan. Populasi terjangkau adalah siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian. Sampel

penelitian adalah siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

3.3.2 Jumlah Sampel

Untuk jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini,

ditentukan dengan cara Cluster Random Sampling, yaitu siswa kelas 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Jumlah sampel yang diambil adalah 100

anak dari 7 kelas yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Penentuan

perhitungan besar sampel menggunakan rumus analitik dan ditentukan

dengan menggunakan rumus:

Page 36: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

20

N1= ((Zα)² x p x(1-p))

Berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka besar sampel yang diambil

dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:

Deviat baku alfa sebesar 10%, sehingga Zα = 1,64

Proporsi kategori variabel yang diteliti P = 0,37

Q = 1-P, Maka didapatkan Q = 0,63

Nilai d (presisi) ditetapkan sebesar 10% = 0,1

N1 : Besar sampe minimal

N2 : Jumlah sampel minimal ditambah dengan subsitusi 10% dari jumlah

sampel minimal. Subsitusi adalah jumlah responden dalam persen untuk

mengantisipasi kesalahan.

Dengan memasukkan nilai-nilai diatas pada rumus, diperoleh:

= ((1,64)² x 0,37 x (1-0,37))

0,1²

= 62

N2 = n1 + (10% x n1)

= 62 + 0,62

= 68

Maka, dari hasil hitung menggunakan rumus, sampel yang diteliti

berjumlah 62 anak dan ditambah 10%, maka jumlah pasien atau responden yang

diteliti sebesar 68 anak di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan, Tanggerang

Selatan.

3.4 Kriteria Sampel

3.4.1 Kriteria inklusi

1. Seluruh anak kelas 5 MP yang bersekolah dan hadir pada saat

pelaksanaan penelitian

2. Bersedia menjadi responden dengan persetujuan pihak sekolah atau

orangtua

Page 37: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

21

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Siswa yang menderita penyakit mata yang dapat mempengaruhi visus

(visus tidak mencapai 6/6 dan tidak membaik dengan uji pinhole)

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Alur Penelitian

2. 3.

4.

5.

3.5.2 Alat dan Bahan

a. Snellen Chart

b. Lensa Objek

c. Timbangan

3.5.3 Cara Kerja

3.5.3.1 Pembagian Kuesioner

Sampel penelitian diperoleh dari hasil random yang dilakukan pada

siswa SD Madrasah Pembangunan Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

teknik cluster random sampling dengan cara mengambil sampel dari

kelompok yang sudah ditentukan dan setiap kelompok, peneliti mengambil

15 anak dari 7 kelas di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Selanjutnya

peneliti memulai untuk membagikan kuesioner di setiap kelas responden.

Setelah itu responden mengisi kuesioner tersebut dan peneliti menunggu

responden sampai selesai mengisi kuesioner dengan baik dan benar,

pengambilan data kuesioner ini dibutuhkan waktu yang cukup lama

Membuat kuesioner dan menentukan

sekolah MP yang sesuai kriteria peneliti

Meminta izin kepada

pihak sekolah untuk

melakukan penelitian

Setuju Tidak Memberikan

kuesioner

kepada anak SD

Melakukan

pemeriksaan visus

Pengumpulan data dan

pengolahan data dengan SPSS

16.0

Analisis Data

Page 38: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

22

dikarenakan susahnya membagi waktu antara jam sekolah responden dan

jadwal kuliah peneliti.

3.5.3.2 Pemeriksaan Visus

Setelah mengisi kuesioner, responden duduk menghadap Snellen

Chart yang diletakkan 6 meter dari tempat responden berada, penglihatan

responden harus terbebas dari penggunaan kaca mata atau lensa kontak.

Pastikan responden tidak buta huruf, secara bergantian mata kanan

dan kiri diperiksa dengan cara menutup salah satu mata yang lain ketika

mata yang satu diperiksa. Responden menyebutkan satu persatu huruf yang

terdapat pada Snallen Chart.

Apabila penyebutan huruf oleh responden tidak sampai visus 6/6

maka mata diperiksa pinhole. Apabila dengan bantuan pinhole visus tidak

berubah maka responden dieksklusi, bila dengan pinhole visus maju

pemeriksaan dilanjutkan menggunakan lensa uji negatif/positif hingga

koreksi sesuai. Responden yang visus salah satu atau kedua mata membak

dengan koreksi lensa negatif dimasukkan dalam kelompok miopia, bila

membaik dengan lensa positif tidak dimasukkan dalam kelompok miopia.

Page 39: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

23

A. Alur Pemeriksaan Visus

Responden sudah mengisi

kuesioner dengan lengkap

Peneliti memanggil nama

responden yang sudah mengisi

kuesioner

Responden duduk menghadap

Snellen Chart dengan jarak 6

meter

Membaca

Snallen Chart

Salah satu mata atau kedua mata

tidak sampai visus 6/6

Sampai visus

6/6

Koreksi lensa

negatif visus

membaik

Menggunakan

pinhole

Tidak membaik membaik

Visus 6/6 Kelainan

organik

Eksklusi

Visus membaik

jika koreksi lensa

positif

Miopia

Bukan

miopia

Bukan

miopia

Page 40: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

24

3.6 Manajemen Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer.

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang berjumlah 1 orang mahasiswa

semester 7 jurusan Pendidikan Dokter. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan Snellen Chart, lensa objek dan pengisian kuesioner yang

dibantu oleh kelompok peneliti.

3.6.2 Pengolahan Data

Penelitian ini merupakan peneliti analitik. Perhitungan statistik

dilakukan menggunakan software SPSS 16.0

3.7 Analisis Data

Data yang telah diperoleh dan diolah secara statistik lalu dilanjutkan

dengan analisis univariat dan bivariat.

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan

karakteristik dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang

ada dalam kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji Chi-

Square. Melalui uji statistik Chi-square akan diperoleh nilai p, dimana dalam

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian dua

variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p<0,05 yang berarti Ho

ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai

p>0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.29

Page 41: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

25

3.8 Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular dan tubular (teks dan

tabel).

3.9 Etika Penelitian

Peneliti menyediakan lembar inform concent untuk responden

sebagai bukti bahwa responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Page 42: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian dan analisa data mengenai penelitian tentang

prevalensi miopia pada siswa kelas 5 Madrasah Pembangunan tahun 2016

pengguna gadget. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai bulan Juli

2016, sampel merupakan siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta yang terpilih secara cluster random sampling. Jumlah sampel yang didapat

sebanyak adalah 100 orang yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Adapun penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui prevalensi

miopia pada siswa pengguna gadget dengan melihat karakteristik-karakteristik

yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu usia, jenis kelamin dan koreksi ODS.

4.1 Karakteristik Seluruh Data Responden

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik seluruh data responden

No Variabel Kategori Jumlah

N Persentase (%)

1 Karakteristik

ODS Miopia 33 33.00

Tidak Mopia 67 67.00

2 Usia 10 tahun 61 61.00

11 tahun 39 39.00

3 Jenis Kelamin Laki-laki 39 39.00

Perempuan 61 61.00

4 Riwayat Orang

tua

Memakai

kacamta 33 33.00

Tidak memekai

kacamata 67 67.00

Page 43: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

27

Bedasarkan tabel diatas terdapat 33 siswa yang mengalami miopia dan

terdapat 67 siswa yang tidak mengalami miopia. Angka kejadian ini jauh lebih

tinggi dibanding prevalensi miopia pada anak usia sekolah dasar di Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mencapai 8,29% dengan prevalensi dikota 9,49

% dan desa 6,87% ,Sekitar 62,8% penderita miopia adalah anak-anak didaerah

perkotaan.30. Responden dengan usia 10 tahun mencapai 61 (61%) siswa sehingga

dapat disimpulkan bahwa pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan,

lebih banyak yang berusia 10 tahun. Apabila semakin muda usia pengguna gadget

kemungkinan akan semakin besar terkena miopia karena paparan terhadap gadget

menjadi semakin lama. Siswa yang berjenis kelamin laki-laki bejumlah berjumlah

39 (39%) siwa dan yang berjenis perempuan berjumlah 61(61%) siswa. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah pembangunan, lebih

banyak berjenis kelamin perempuan. Siswa dengan orangtua memakai kacamata

33 (33%) siswa dan dengan orangtua yang tidak menggunakan kacamata

berjumlah 67 (67%) siswa. Kondisi ini dapat megurangi bias penyebab timbulnya

miopia akibat faktor genetik.

4.2 Distribusi Karakteristik Responden Miopia

4.2. Tabel Karakteristik Responden

No Variabel Kategori Jumlah

Miopia Persentase

(%)

Tidak

Miopia

Persentase

(%)

1 Usia 10 tahun 23 69,7 39 58

11 tahun 10 30,3 28 42

2 Jenis

Kelamin Laki-laki 21 63,7 26 40

Perempuan 12 36,4 40 60

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang paling tinggi

menderita miopia adalah berusia 10 tahun dengan jumlah 23 siswa (69,7%).

Kondisi ini mungkin terjadi pada populasi kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah sehingga

patut diwaspadai karena pada penelitian ini miopia lebih banyak didapatkan pada

usia muda. Sedangkan, berdasarkan jenis kelamin didapatkan siswa yang paling

Page 44: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

28

tinggi menderita miopia adalah jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 21 siswa

(63,7%). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, didapatkan dari 100 jumlah

responden dijelaskan bahwa jenis kelamin perempuan 62 siswa (33%) yang

mengalami miopia dan jenis kelamin laki-laki hanya 38 siswa (33%) responden.30

Kondisi ini mungkin pada populasi dengan jenis kelamin laki-laki kelas 5

Madrasah Ibtidaiyah lebih banyak menggunakan gadget dengan bermain aplikasi

games yang disediakan oleh gadget.

4.3 Distribusi Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin

dengan Karakteristik Gadget.

Tabel 4.3 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan

jenis kelamin dengan durasi gadget.

Variabel Kategori Durasi Total

Berlebih Persentase

(%)

Cukup Persentase

(%)

Jenis

Kelamin

Perempuan 4 20,0 16 80,0 20

Laki-laki 3 23,1 10 76,9 13

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan jenis kelamin perempuan dan menggunakan gadget dengan durasi cukup

(<5 hari)yang paling tinggi sebanyak 16 siswa (80,0%), sedangkan laki-laki juga

menggunakan gadget yang paling tinggi dengan durasi cukup (<5 hari) sebanyak

10 siswa (76,9%). Kondisi ini dapat dilihat bahwa pada anak laki-laki dan

perempuan kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah menggunakan gadget dengan durasi

cukup, dikarenakan mungkin kedua orangtua dari siswa membatasi anak-anaknya

untuk tidak terlalu berlebihan menggunakan gadget karena jika berlebihan akan

menimbulkan dampak negatif pada anak.

Page 45: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

29

Tabel 4.4 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan

jenis kelamin dengan posisi gadget.

Variabel Kategori Posisi

gadget

Total

Berbaring Persentase

(%)

Berdiri Persentase

(%)

Duduk Persentase

(%)

Jenis

Kelamin

Perempuan 1 5,0 6 30,0 13 65,0 20

Laki-laki 1 7,7 6 46,2 6 46,2 13

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan jenis kelamin perempuan dan menggunakan gadget yang paling banyak

dengan posisi duduk yaitu sebanyak 13 siswa (65,0%), sedangkan siswa laki-laki

yang menggunakan gadget paling banyak adalah posisi duduk sebanyak 6 siswa

(46,2%). Hal ini dapat dijeslaskan bahwa pada populasi kelas 5 Madrasah

Ibtidaiyah menggunakan gadget yang paling dominan adalah dengan posisi

duduk, mungkin dikarenakan siswa lebih banyak menggunakan gadget disaat jam

sekolah istirahat ataupun pada saat perjalanan.

Tabel 4.5 Distribusi karaktersitik responden yang menderita miopia berdasarkan

jenis kelamin dengan frekuensi penggunaan gadget.

Variabel Kategori Frekuensi

gadget

Total

Lebih

dari 5

jam/hari

Persentase

(%)

3-7

jam/hari

Persentase

(%)

3-5

jam/hari

Persentase

(%)

Jenis

Kelamin

Perempuan 4 20,0 5 25,0 11 55,0 20

Laki-laki 3 23,1 2 15,4 8 61,5 13

Page 46: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

30

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan jenis kelamin perempuan yang menggunakan gadget dengan frekuensi

yang paling tinggi yaitu 3-5 jam/hari sebanyak 11 siswa (55,0%), sedangkan

siswa laki-laki yang paling banyak menggunakan gadget dengan frekuensi 3-5

jam/hari yaitu 8 siswa (61,5%).

Tabel 4.6 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan

jenis kelamin dengan penggunaan jenis gadget.

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan jenis kelamin perempuan yang menggunakan gadget paling banyak adalah

jenis ipad yaitu sebanyak 11 siswa (55,0%), sedangkan siswa laki-laki paling

banyak menggunakan jenis smartphone.

4.4 Distribusi Karakteristik Miopia Berdasarkan Usia dengan Karakteristik

Gadget.

Tabel 4.7 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan

usia dengan durasi gadget.

Variabel Kategori Durasi

Gadget

Total

Berlebih Persentase

(%)

Cukup Persentase

(%)

Usia 10 tahun 6 20,0 24 80,0 30

11 tahun 1 33,3 2 66,7 3

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan usia 10 tahun dan menggunakan gadget dengan durasi paling tinggi yaitu

Variabel Kategori Jenis

gadget

Total

Smartphone Persentase

(%)

Samsung Persentase

(%)

Ipad Persentase

(%)

Jenis

Kelamin

Perempuan 2 10,0 7 35,0 11 55,0 20

Laki-laki 5 38,5 4 30,8 4 30,8 13

Page 47: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

31

cukup (<5 hari) sebanyak 24 siswa (80,0%) sedangkan siswa yang berusia 11

tahun juga menggunakan gadget dengan durasi cukup (<5 hari) yaitu 2 siswa

(66,7%).

Tabel 4.8 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan

usia dengan posisi gadget.

Variabel Kategori Posisi

gadget

Total

Berbaring Persentase

(%)

Berdiri Persentase

(%)

Duduk Persentase

(%)

Usia 10 tahun 2 6,7 11 36,7 17 56,7 30

11 tahun 0 0,0 1 33,3 2 66,7 3

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan usia 10 tahun dan menggunakan gadget paling banyak dengan posisi

duduk yaitu 17 siswa (56,7%) sedangkan siswa yang berusia 11 tahun juga paling

banyak menggunakan gadget dengan posisi duduk yaitu 2 siswa (66,7%).

Tabel 4.9 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan

usia dengan frekuensi gadget.

Variabel Kategori Frekuensi

gadget

Total

Lebih

dari 5

jam/hari

Persentase

(%)

3-7

jam/hari

Persentase

(%)

3-5

jam/hari

Persentase

(%)

Usia 10 tahun 6 20,0 6 20,0 18 60,0 30

11 tahun 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan usia 10 tahun dan menggunakan gadget paling banyak dengan frekuensi 3-

5 jam/hari yaitu sebanyak 18 siswa (60,0%) sedangkan siswa yang berusia 11

tahun yang menggunakan gadget dengan frekuensi lebih dari 5 jam/hari, 3-7

jam/hari dan 3-5 jam/ hari jumlahnya sama rata.

Page 48: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

32

Tabel 4.10 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan

usia dan jenis gadget.

Variabel Kategori Jenis

gadget

Total

Smartphone Persentase

(%)

Samsung Persentase

(%)

Ipad Persentase

(%)

Usia 10 tahun 6 20,0 9 30,0 15 50,0 30

11 tahun 1 33,3 2 66,7 0 0,0 3

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia

dengan usia 10 tahun dan menggunakan jenis gadget paling banyak yaitu ipad

sebanyak 15 siswa (50,0%) sedangkan siswa yang berusia 11 tahun paling banyak

menggunakan samsung yaitu 2 siswa (66,7%). Kondisi ini dapat dilihat bahwa

anak usia 10 tahun lebih menyukai menggunakan jenis gadget ipad dikarenakan

mungkin ukuran dan bentuk ipad yang nyaman untuk digunakan, sedangkan pada

anak usia 11 tahun lebih menggemari menggunakan jenis samsung.

4.5 Distribusi karakteristik pengguna gadget

Tabel 4.11 Distribusi durasi pengguna gadget

Variabel Kategori Jumlah

Miopia Persentase (%) Tidak

miopia Persentase (%)

Durasi

Berlebih 10 30,3. 9 13,4

Cukup 23 69,7 58 86,6

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang paling tinggi

menggunakan gadget dengan durasi cukup (<5 jam/hari) dan mengalami miopia

sebanyak 23 siswa (69.7%). Pada penelitian sebelumnya yaitu Aemsina

Hayatillah yang menjelaskan bahwa dari 60 responden dengan penggunaan

Page 49: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

33

gadget durasi berlebih (5-10 jam/hari) berjumlah 24 responden, sedangkan dengan

durasi yang cukup (<5 jam/hari) berjumlah 36 responden.31

Aktifitas melihat dekat dan terus-menerus menyebabkan perubahan

biokimia dari sklera yaitu suatu mekanisme untuk peregangan, terjadi setelah 30

menit saat berakomodasi. Akumulasi akomodasi yang terus-menerus

menyebabkan memanjangnya waktu mekanisme peregangan yang berdampak

pada meregangnya sklera, sehingga bayangan objek pada aktivitas melihat dekat

jauh didepan retina.31

Tabel 4.12 Distribusi Posisi Pengguna gadget

Variabel Kategori Jumlah

Miopia Persentase

(%)

Tidak

miopia

Persentase

(%)

Posisi

gadget Berbaring 4 12 8 11,9

Berdiri 10 30,3 25 37,3

Duduk 19 57,7 34 50,8

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menggunakan

gadget dengan posisi duduk dan menyebabkan miopia yang paling tinggi diminati

siswa yaitu sebesar 19 siswa (57,7%). Pada penelitian sebelumnya, yang

dilakukan di Sekolah Dasar Katolik Santa Theresia Manado menjelaskan bahwa

terdapat hubungan antara posisi penggunaan gadget yaitu 25% dengan kejadian

miopia, hal ini dikarenakan sekolah tersebut adalah salah satu sekolah unggulan

yang memiliki sarana prasarana yang baik saat proses belajar mengajar. 32

Page 50: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

34

Tabel 4.13 Distribusi frekuensi pengguna gadget

Variabel Kategori Jumlah

Miopia Persentase

(%)

Tidak

Miopia

Persentase

(%)

Frekuensi

Gadget 3-7 jam/hari 7 49 13 19,4

3-5 jam/hari 19 57,6 33 49,2

Lebih dari 5

jam/hari 7 21,2 21 31,3

Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa frekuensi pengguna gadget

yang dapat menyebabkan miopia pada siswa yang paling tinggi yaitu 3-5 jam/hari

sebanyak 19 siswa (57,6%). Kondisi ini mungkin pada populasi kelas 5 Madrasah

Ibtidaiyah menggunkan gadget untuk bermain games yang tersedia di aplikasi,

sehingga dapat mengganggu proses penglihatan pada anak.

Tabel 4.14 Distribusi Jenis Gadget

Variabel Kategori Miopia Persentase

(%)

Tidak

Miopia

Persentase

(%)

Jenis Gadget Smartphone 7 21,2 10 15

Samsung 11 33,3 12 18

Ipad 15 45,5 11 16,4

Berdasarkan tabel diatas, siswa yang mengalami miopia dengan

menggunakan jenis gadget ipad yaitu sebanyak 15 siswa (45,5%). Kondisi ini

mungkin dikarenakan jenis gadget seperti ipad lebih nyaman digunakan karena

dilihat dari ukuran yang lebih besar sehingga siswa kelas 5 Madrasah ibtidaiyah

lebih memilih jenis gadget seperti ipad.

Page 51: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

35

4.4 Keterbatasan Penelitian

4.4.1 Variabel Penelitian

Peneliti memakai responden siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan sebagai responden, dengan memakai kuesioner dan melakukan

pemeriksaan mata. kemudian dari setiap variabel dan karakteristik dihubungkan

dengan miopia sehingga penelitian ini hanya dilakukan uji univariat.

Penelitian dilakukan pada saat aktivitas sekolah berjalan, sehingga peneliti

sangat sulit mengatur jadwal antara peneliti dan juga responden. Tetapi dari pihak

sekolah sangat membantu dan sangat bekerjasama sehingga jauh lebih mudah

untuk mengatur antara jadwal perkuliahan dan sekolah. Kemudian dikarenakan

responden adalah anak –anak yang masih berumur rata-rata 10-11 tahun sangat

sulit untuk peneliti agar dapat mengkondisikan suasana agar pengambilan data

berjalan dengan lancar dan mereka dapat memahami pertanyaan dari kuesioner

tersebut pada saat peneliti menjelaskan di depan kelas, sehingga masih terdapat

beberapa anak yang kurang faham untuk mengerjakan kuesioner tersebut dan

mengisi kuesioner dengan asal atau tidak sesuai dengan pertanyaan.

Karena Pemakaian gadget sangat sudah tidak biasa lagi dikalangan anak-

anak terutama anak, dan aktivitas menggunakan gadget juga terkadang tidak

mengingat waktu sehingga peneliti mengharapkan karakteristik dari pemakaian

gadget berlebihan dan kemudian hasil penelitian tidak didapatkan perbedaan

yangsignifikan antara miopia dengan pengguna gadget.

4.4.2 Sampel Penelitian

Meskipun jumlah sampel memenuhi sampel minimum, namun alangkah

baiknya jika sampel mencapai sama banyak sesuai dengan perhitungan besar

sampel, hal ini memungkinkan hasil lebih varitif dan lebih mendukung teori.

Page 52: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

36

Bab V

Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan

1. Prevalensi miopia pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah pengguna

gadget sebesar 33%

2. Terdapat 10 (30,3%) siswa dengan durasi berlebih dan 23 (69,7%) siswa

dengan durasi cukup yang menderita miopia.

3. Terdapat 19( 57,7%) siswa menggunakan gadget dengan posisi duduk,

dengaan posisi berdiri 10 (30,3%) siswa, kemudian posisi berbaring 4

(12%) dengan yang menderita miopia.

4. Terdapat 15 (45,5%) siswa yang menggunakan ipad, 7 (21,2%) siswa yang

menggunakan jenis smartphone, serta 11 (33,3%) siswa yang

menggunakan samsung dengan yang menderita miopia.

5. Terdapat 7 (21,2%) siswa yang meggunakan gadget dengan frekuensi lebih

dari 5 jam/hari, 7 (49%) siswa dengan frekuensi 3-7 jam/hari, dan 19

(57,6%) siswa dengan frekuensi 3-5 jam/hari dengan yang menderita

miopia.

6. Terdapat 20 (66%) siswa dengan ayah yang menderita miopia dan 13

(39%) siswa dengan ibu yang menderita miopia. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang diberikan,

sebagai berikut:

a. Bagi Masyarakat

Kepada orangtua yang sudah memberikan teknologi yang canggih seperti

salah satunya adalah gadget, dihimbau untuk dapat memperhatikan

penggunaan gadget yang baik dan benar sehingga tidak dapat merusak

kesehatan pada anak salah satunya adalah kesehatan mata.

b. Bagi pemerintah

Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat diminati untuk

teknologi, sehingga diharapkan kepada pemerintah untuk dapat

mengidentifikasi terlebih dahulu alat-alat teknologi yang masuk ke

Page 53: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

37

indonesia, dan dapat memberitahukan dampak baik dan buruknya

teknologi tersebut, agar kesehatan mata terutama pada anak-anak tidak

mengalami masalah atau dalam keadaan baik.

c. Bagi Peneliti

Diharapkan mendapatkan sampel yang lebih bervariatif dan menghindari

homogenitas data. Alangkah baiknya dilakukan pengambilan sampel

dengan jumlah yang lebih besar sehingga dapat mengembangkan kriteri

inklusi dan ekslusi. Dan diharapkan penelitian ini bisa menjadi sumber

informasi untuk peneliti yang berikutnya untuk dikembangkan lagi.

Page 54: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan
Page 55: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

38

Daftar Pustaka

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed 2. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2006.

2. Borchert MS, VARMA R, Cotter SA, et al. Risk Factor for Hyperopiaand

Myopia in Preschool Children: The Multiethnic Pediatric Eye Disease and

Baltimore Pediatric Eye Disease Studies. Ophtalmology.2011;

118(110):1969-73.

3. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum ed.14. Jakarta:

Widya Medika; 2000:1.

4. Sidarta, Ilyas. Ilmu Penyakit Mata ed. III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

2010:1.

5. Defenition of gadget. http://www.oxforddictionaries.com/definition/gadget,

diakses pada tanggal 9 juli 2014.

6. Castelluccio, Michael. 2007. Gadget An-Essay.

http://www.thefreelibrary.com/Gadgets. 9 juli 2014.

7. Perdami. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa

Kedokteran. Edisi II. Jakarta : Sagung Seto.2002.

8. Ilyas Sidharta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI.2008.

9. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi II.

Jakarta:EGC.2001;160-7

10. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva p. Oftalmologi Umum. Edisi XIV.

Jakarta : Widya Medika.2000.

11. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XI. Jakarta

:EGC.2008

12. Spraul CW,Lang GK. Optic and refractive errors in Lang GK,ed.

Ophtalmology : A short Textbook.Stuttgart : Thieme.2000;423-36

13. Scimd K. Miopia Manual; 2008 (updated 2011 feb;cited 2011 august)

Available from : http://www.miopya-manual.com

14. Jones L, Sinnot LT, Mutti DO, Mitchell GL, Moeschherger ML, Zadnik k.

Parenteral history of miopia, outdoor activities and future miopia. Invest

Ophtalmol Vis Sci ; 2007.

Page 56: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan
Page 57: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

39

15. Koirala B.P. Visual Problems Among Video Display Terminal in Nepal .

Journal of optometry.2008.

16. Gwiazda JE, Hyman, Norton TT, Husein M,Marsh-Toole W, Manny R.

Accomodation and related risk factors associated with miopia progression

and their interaction with treatment in COMET children. Invest

Ophtalmol.2004.

17. Gilmartin B. Miopia: precedents for research in the twenty-first century.

Clinical and Experimental Ophtalmology.2004;305-24

18. KBBI. Gadget (diakses pada 24 November 2016). Tersedia di:

kbbi.web.id/sekolah

19. Pertiwi, A. Sejarah Perkembangan Gadget . 2009. Jakarta: Yayasan

Aspirasi Pemuda

20. West, Richard and Lynn Turner. 2007. Introduction Communication

Theory. Analysis and aplication. New York: McGraw Hill

21. Haeny, N. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan

Mata. http//www/combiphar.com/id/healty-living/dampak –penggunaan-

gadget-pada-kesehatatan-mata.

22. Ilyas, S. 2008. Trauma Mata Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit

FK-UI.

23. Amrizal , 2010. Penyakit Akibat Dari Sering Menggunakan Komputer.

http://www.allaboutvision.com/cvs/irritated.htm

24. Gunarsa, S.D. Psikologi Praktis : Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia

25. Wong, 2010. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

26. Rifhani, D. 2010. Bahaya Gadget bagi kesehatan dan tips untuk

mengatasinya. http://destririfhani.com/2010/10 bahaya-gadget-bagi-

kesehatan-dan-tips-untuk-mengatasinya.

27. Kulisekra, 2012. Fenomena gadget tidak pernah ada habisnya.

http://www.kolom-pengetahuan.com/2012/10/pengaruh-radiasi-dari-

monitor-html/.

Page 58: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

40

28. Ilyas, Sidarta, Prof. Dr.Ht. SPM. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu

Penyakit Mata. FK UI.2000; 4-5, 75

29. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4.

Jakarta; Penerbit Salemba Medika. 2009

30. Parsinen o, Liisa A. Myopia and myopia progression among schoolchildren :

a three year follow up study. Invest Ophtalmol Vis Sci. 1999;40;2810-2818

31. Hyman L, dkk. Relationship of age and athnicity with myopia progression

and axial elongation in the correction of myopia evaluation trial. Arch

Ophtalmol. 2005 ; 123 :977-87

32. Hartanto Willy, Inakawati Sri. KelainanRefraksi Tak Terkoreksi Penuh Di

RSUP dr. Kariadi Semarang Periode 1 Januari 2002-Desember 2003.

Media Medika Muda. 2014;25-30

Page 59: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

41

Lampiran 1

Lembar surat persetujuan responden

KUESIONER PENELITIAN

Prevalensi Miopia Pada Anak kelas 5 SD Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan Terhadap Pengguna Gadget Tahun Ajaran 2016/2017

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kepada adik-adik di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan, saya ucapkan

terimakasih banyak atas waktu yang sudah diluangkan untuk membantu penelitian

saya.

Perkenalkan saya Putri Anggereini STP, mahasiswi semester 5 Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta, Jurusan Pendidikan Dokter Angkatan 2013. Saat ini saya melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi

Miopia Pada Anak Kelas 5SD Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Terhadap

Pengguna Gadget” untuk menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran.

Oleh karena itu saya harap adik-adik bersedia untuk membantu saya,

dengan mengisi kuesioner ini dengan jujur dan bersedia untuk dilakukan

pemerikaan tajam penglihatan Kurang lebihnya saya mohon maaf.

Wassalamualikum Wr. Wb.

Responden Peneliti

Putri Anggereini A.STP ......................

Page 60: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

42

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Prevalensi Miopia Terhadap

Pemakaian Gadget Pada Anak SD Kelas 5

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Tahun

Ajaran 2015-2016

I. Data Responden

Informasi anak

Nama :

……………………………………………………………

Umur :

……………………………………………………………

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan (lingkari salah satu)

Kelas : 4 / 5 / 6 (lingkari salah satu)

Tinggi Badan (cm) :

……………………………………………………............

Berat Badan (kg) :

……………………………………………………………

Pemeriksaan Visus

OD :

…………………………………………………………….

OS :

Page 61: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

43

……………………………………………………………

Informasi orang tua

IBU

Nama :

……………………………………………………………

Umur :

……………………………………………………………

Pekerjaan : ……………………………………………………………

Pendidikan : ……………………………………………………………

BAPAK

Nama :

……………………………………………………………

Umur :

……………………………………………………………

Pekerjaan : ……………………………………………………………

Pendidikan : ……………………………………………………………

Jawablah semua pertanyaan dengan melingkari atau memberi tanda

silang (X) pada salah satu dari pilihan jawaban yang menurut anda

paling benar.

1. Apakah kamu terbiasa menggunakan gadget?

o Ya

o Tidak

( Jika Ya, lanjut ke pertanyaan nomor 2 )

Page 62: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

44

2. Jenis gadget apa yang sering kamu gunakan?

o Ipad

o Smartphone

o Samsung

3. Seberapa sering kamu menggunakan gadget dalam seminggu?

o 1-3 hari

o 3-5 hari

o 5-7 hari

4. Kondisi apa yang kamu rasakan setelah menggunakan gadget?

o Mata perih

o Belajar terganggu

o Tugas sekolah tidak selesai

o Lain-lain….

5. Gadget ini paling sering digunakan untuk keperluan apa?

( Jawaban boleh lebih dari 1 )

o Mencari pelajaran

o Bermain media sosial

o Bermain games

o Lainnya …..

6. Berapa lama waktu penggunaan gadget dalam 1 hari?

o 1-3 jam dalam sehari

o 3-5 jam dalam sehari

o Lebih dari 5 jam

Page 63: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

45

7. Bagaimana posisi yang sering kamu lakukan pada saat menggunakan

gadget?

o Berbaring

o Berdiri

o Duduk

8. Seberapa sering anda membaca buku dalam 1 minggu? o

Setiap hari ( 7 hari seminggu )

o Ada tugas sekolah saja

o Kurang dari 5 hari dalam seminggu o

Lainnya …..

9. Berapa lama waktu yang anda gunakan pada saat membaca buku?

o 1-3 jam/hari

o lebih dari 5 jam/hari

o kurang dari 5 jam/hari

10. Bagaimana posisi yang anda gunakan pada saat membaca buku?

o Berbaring

o Duduk

o Lainnya ….. 11. Apakah anda mempunyai komputer?

o Ya

o Tidak

( Jika YA lanjut ke pertanyaan no. 12 )

12. Apakah anda sering menggunakan komputer?

o Ya

o Tidak

( Jika Ya lanjut ke pertanyaan no.13 )

13. Berapa lama waktu yang anda gunakan saat menggunakan komputer? o

1-3 jam dalam sehari

o 3-5 jam dalam sehari

o Lebih dari 5 jam dalam sehari o

Lainnya …

Page 64: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

46

14. Apakah orangtua kamu memakai kacamata?

o Ya

o Tidak

( Jika Ya lanjut ke pertanyaan no.15 )

15. Siapa yang memakai kacamata?

o Ayah

o Ibu 16. Apa jenis kacamata yang digunakan orangtua kamu?

( Jawaban boleh lebih dari 1 )

o Minus

o Plus

o Silinder

o Lainnya …..

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPAINYA.

Page 65: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

47

Lampiran 3

Page 66: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

48

Page 67: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

49

Page 68: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

50

Lampiran 4

Hasil Uji Statistik

ANALISIS UNIVARIAT

1. Karakteristik Selurh Responden

Usia

J

e

nis Kelamin

Miopia

Total Miopia

Usia 10 Count 23 23

% within Usia 100.0% 100.0%

11 Count 10 10

% within Usia 100.0% 100.0%

Total Count 33 33

% within Usia 100.0% 100.0%

Miopia

Total Miopia

Jenis Kelamin perempuan Count 21 21

% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%

Laki-laki Count 12 12

% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%

Total Count 33 33

% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%

Page 69: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

51

Durasi Gadget

Jenis Gadget

Miopia

Total Miopia

Durasi Gadget berlebih Count 10 10

% within Miopia 30.3% 30.3%

cukup Count 23 23

% within Miopia 69.7% 69.7%

Total Count 33 33

% within Miopia 100.0% 100.0%

Miopia

Total Miopia

Jenis Gadget Smartphone Count 8 8

% within Miopia 24.2% 24.2%

Samsung Count 15 15

% within Miopia 45.5% 45.5%

Ipad Count 10 10

% within Miopia 30.3% 30.3%

Total Count 33 33

% within Miopia 100.0% 100.0%

Page 70: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

52

Posisi Gadget

Genetik

Miopia

Total Miopia

Genetik ayah Count 20 20

% within Genetik 100.0% 100.0%

ibu Count 13 13

% within Genetik 100.0% 100.0%

Total Count 33 33

% within Genetik 100.0% 100.0%

Frekuensi Gadget

Miopia

Total Miopia

Frekuensi

Gadget

5-7 jam/hari Count 7 7

% within Frekuensi

Gadget 100.0% 100.0%

3-5 jam/hari Count 7 7

% within Frekuensi

Gadget 100.0% 100.0%

Lebih dari 5

jam/hari

Count 19 19

% within Frekuensi

Gadget 100.0% 100.0%

Total Count 33 33

% within Frekuensi

Gadget 100.0% 100.0%

Miopia

Total Miopia

Posisi Gadget Berbaring Count 4 4

% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%

Berdiri Count 10 10

% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%

Duduk Count 19 19

% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%

Total Count 33 33

% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%

Page 71: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

53

Frekuensi Gadget

Miopia

Total Miopia

Frekuensi Gadget Lebih dari 5 jam/hari Count 7 7

% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 21,2% 21,2%

3-7 jam/hari Count 7 7

% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 21,2% 21,2%

3-5 jam/hari Count 19 19

% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 57,6% 57,6%

Total Count 33 33

% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 100,0% 100,0%

Posisi Gadget

Miopia

Total Miopia

Posisi Gadget Berbaring Count 2 2

% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 6,1% 6,1%

Berdiri Count 12 12

% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 36,4% 36,4%

Miopia Count 19 19

% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 57,6% 57,6%

Total Count 33 33

% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 100,0% 100,0%

Page 72: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

54

Jenis Gadget

Miopia

Total Miopia

Jenis Gadget Smartphone Count 7 7

% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 21,2% 21,2%

Samsung Count 11 11

% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 33,3% 33,3%

Ipad Count 15 15

% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 45,5% 45,5%

Total Count 33 33

% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%

% within Miopia 100,0% 100,0%

Page 73: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

55

Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Putri Anggereini A.STP

Tempat, tanngal lahir : Medan, 24 Febbuari 1996

Alamat : Jl. Kepodang 2 No, 350. P. Mandala, Sumatera Utara

No.HP : 081316084806

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. TK Islam An-nizam (2000-2001)

2. SD Islam An-nizam (2001-2007)

3. MTsN 2 Medan (2007-2010)

4. SMAN 3 Medan (2010-2013)

5. PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-Sekarang)

Page 74: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan
Page 75: PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37280...retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia mengalami penurunan

53