Upload
lethuan
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PREVALENSI MIOPIA PADA SISWA PENGGUNA
GADGET DI KELAS 5 MADRASAH IBTIDAIYAH
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN
Oleh :
Putri Anggereini A.STP
NIM : 1113103000011
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/ 2016 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 17 okteber 2016
Materai
Rp. 6000,-
Putri Anggereini A. Sitompul
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga Laporan Penelitian ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan kehidupan.
Penulis menyadari Laporan penelitian ini tidak dapat tersusun sedemikian
rupa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Ketua Program Studi Kedokteran dan
Profesi Dokter yang telah membimbing saya selama menjalani pendidikan di
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab Riset Program Studi
Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2013 yang selalu mengingatkan
penulis untuk segera menyelesaikan penelitian ini. 4. dr. Riva Auda selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu, pikiran,
dan tenaga serta memberi motivasi untuk membimbing penulis baik dalam
pengambilan data, penyusunan laporan, hingga laporan ini dapat terselesaikan. 5. dr. Erfira selaku Pembimbing II yang terus memberikan bimbingan, arahan,
dan saran-saran yang sangat membangun dalam pelaksanaan penelitian dan
penyusunan laporan penelitian. 6. dr. Nida Farida,Sp.M dan dr.Dwi Tyastuti, S.Ked, MPH, Ph. D selaku penguji
pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan
penelitian. 7. Bapak dan Ibu yang tercinta, H. Irsan Sory A.Sitompul dan Hj. Fauziah
Hasibuan,S.Pd,M.Si serta adik kandung saya Lumongga Alamsyah Sitompul
dan Dea Syafira Alamsyah Sitompul yang memberikan dukungan terus
vi
menerus, semangat yang tak pernah hangus, dan lantunan do’a yang tak
pernah putus untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
8. Mbak Pipit selaku admin yang telah memberikan surat izin penelitian, serta
Pak Yon selaku Kepala Sekolah SD Madrasah Pembangunan yang turut
memberikan izin untuk dilakukannya penelitian di sekolah tersebut, dan
membantu dalam pengambilan data penelitian. 9. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia menjadi sampel penelitian
sehingga penulis bisa mendapatkan ilmu yang baru dari hasil penelitian ini.
10. Mellia Wida Masita dan Clarissa Maharani Putri, teman-teman seperjuangan
dalam penelitian ini yang terus berjalan bersama, menghabiskan waktu,
tenaga, pikiran dan semangat bersama dalam menyelesaikan penelitian ini. 11. Teman-teman PSKPD 2013 yang terus mengingatkan, menemani dan
memberikan semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. 12. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik langsung
maupun tak langsung yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak dalam mewujudkan laporan penelitian yang jauh lebih baik. Hasil
laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.
Semoga penelitian yang telah dilakukan ini mendapat barokah dan Ridho dari
Allah SWT, Aamiin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ciputat, 17 Oktober 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Putri Anggereini A.STP. Prevalensi Miopia pada Siswa Pengguna Gadget
di Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun
Ajaran 2015/2016.
Tujuan:Untuk mengetahui prevalensi miopia pada siswa pengguna gadget di
kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun Ajaran
2015/2016. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan menggunakan desain penelitian cross sectional yang terdiri dari 100
subjek penelitian,. Seluruh subjek penelitian mengisi kuesioner dan dilakukan
pemeriksaan fisik pada mata menggunakan Snellen Chart. Hasil: Jumlah siswa
kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah yang mengalami miopia karena gadget adalah 33
(33%) siswa dan yang tidak mengalami miopia adalah 67 (67%) siswa.
Karakteristik gadget dan menderita miopia yaitu durasi penggunaan gadget
yang cukup 23 siswa, dengan posisi duduk 19 siswa dan yang menggunakan
jenis gadget samsung 15 siswa. Simpulan: Karakteristik gadget yang
berhubungan dengan kejadian miopia dengan angka yang unggul adalah durasi
berlebih, jenis gadget samsung dan posisi duduk.
Kata Kunci: Prevalensi Miopia, Gadget
viii
ABSTRACT
Putri Anggereini A.STP. The Prevalence of Myopia That Use The gadget
in Grade 5 to Madrasah Ibtidaiyah Development UIN Jakarta Academic
Year 2016.
Objective: to determine the prevalence of myopia in students 5 SD gadget
users in Government Elementry School Development UIN Jakarta Academic
Year 2015/2016. Methods: The type of this study is deskriptif with cross-
sectional method in 100 subjects. All subjects filled the questionnaire and
received eye examination using Snellen Chart. Result: the amount of
Elementary School 5th grade students who have myopia cause of the gadget
are 33 students and without myopia are 67 students. Characteristics gadgets
and experience myopia which is the duration of use gadgets that quite 23
students, with 19 students sitting position and using this type of gadget
samsung 15 students. Conclusion: Characteristics of gadget-related incidence
of myopia with superior numbers was excessive duration, types of gadgets
samsung seated position.
Keyword: The prevalence of Myopia, Gadget
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ................................................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang ................................................................................................................ 1 1.2.Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3.Hipotesis............................................................................................................................ 2
1.4.Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 2
1.4.1.Tujuan Umum ....................................................................................................... 2
1.4.2.Tujuan Khusus ...................................................................................................... 2
1.5.Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 3
1.5.1.Bagi Kalangan Medis ......................................................................................... 3
1.5.3.Bagi Penulis .......................................................................................................... 3
1.5.4.Bagi Masyarakat ................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4
2.1.Landasan Teori ................................................................................................................ 4
2.1.1.Anatomi Fisiologi Bola Mata ........................................................................... 4
2.1.2. Dinding Bola Mata ............................................................................................. 5
2.1.2.1.Sklera ........................................................................................................ 5
2.1.2.2.Kornea ...................................................................................................... 5
2.1.3. Isi Bola Mata ........................................................................................................ 5
2.1.3.1. Lensa ........................................................................................................ 5
2.1.3.2. Uvea ......................................................................................................... 5
2.1.3.3. Badan Kaca ............................................................................................ 6 2.1.3.4. Retina....................................................................................................... 7
2.1.4. Proses Melihat .................................................................................................... 8
2.1.5. Kelainan Refraksi .............................................................................................. 9
2.1.5.1. Ametropia .............................................................................................. 9 2.1.5.2. Miopia .................................................................................................. 10
2.1.6. Aktifitas Melihat Dekat Dengan Miopia .................................................. 11
2.1.7.Gadget .................................................................................................................. 12
2.1.7.1. Definisi gadget ................................................................................. 12
2.1.7.2. Sejarah dan Perkembangan gadget ............................................. 12
2.1.7.3. Jenis-jenis Gadget di Indonesia ................................................... 12
2.1.8. Kelelahan Mata ............................................................................................... 13
x
2.1.9. Hubungan Gadget Terhadap Keluhan Kelelahan Mata ..................... 14
2.1.10. Kerangka Teori............................................................................. 16
2.1.11. Kerangka Konsep...........................................................................17
2.1.12. Definisi Operasional ................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 19
3.1. Desain penelitian ........................................................................................................ 19 3.2. Lokasi dan waktu penelitian.................................................................................... 19
3.3. Populasi dan sampel .................................................................................................. 19
3.3.1. Populasi dan sampel yang diteliti .............................................................. 19
3.3.2. Jumlah Sampel ................................................................................................ 19
3.4. Kriteria Sampel ........................................................................................................... 20
3.4.1. Kriteria Inklusi ................................................................................................ 20
3.4.2. Kriteria Eksklusi ............................................................................................. 21
3.5. Cara Kerja Penelitian ................................................................................................ 21 3.5.1. Alur Penelitian ................................................................................................ 21
3.5.2. Alat dan Bahan ............................................................................................... 21
3.5.3. Cara Kerja ........................................................................................................ 21
3.5.3.1. Pembagian Kuesioner ..................................................................... 21
3.5.3.2. Pemeriksaan Visus .......................................................................... 22
3.5.3.3. Alur Pemeriksaan Visus..................................................... 23
3.6. Manajemen Data ......................................................................................................... 24
3.6.1. Pengumpulan Data ........................................................................................ 24
3.6.2. Pengolahan Data ............................................................................................ 24
3.7 Analisis Data ................................................................................................................. 24
3.7.1. Analisis Univariat ....................................................................................... 24
3.7.2. Analisis Bivariat ........................................................................................ 24
3.8 Penyajian Data .............................................................................................................. 25
3.9 Etik Penelitian .............................................................................................................. 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 26
4.1. Karakteristik Seluruh Data Responden ................................................................ 26
4.1. Distribusi karakteristik seluruh data responden ........................................ 26
4.2. Karakteristik Responden Miopia ........................................................................... 27
4.2. Distribusi karakteristik responden......................................................27
4.3. Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia dengan jenis
kelamin..............................................................................................28
4.3. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Karakter
Gadget....................................................................................... ...............29
4.4. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin
dengan durasi gadget ........................................................................................ 29
4.5. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin
dengan posisi gadget..........................................................................29
4.6. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin
dengan frekuensi gadget....................................................................30
xi
4.7. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan jenis kelamin
dengan jenis gadget............................................................................30
4.4. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Usia dengan Karakter
Gadget.......................................................................................................31
4.8. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan
durasi gadget......................................................................................31
4.9. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan
posisi gadget....................................................................................31
4.10. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan
frekuensi gadget..............................................................................32
4.11. Distribusi Karakteristik Responden miopia berdasarkan usia dengan
jenis gadget.......................................................................................32
4.5. Karakteristik Gadget.................................................................................................33
4.12. Distribusi durasi pengguna gadget..................................................33
4.13. Distribusi posisi gadget...................................................................34
4.14. Distribusi frekuensi gadget.............................................................34
4.15. Distribusi jenis gadget....................................................................35
4.6. Keterbatasan Penelitian...........................................................................36
4.7. Sampel Penelitian....................................................................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................37
5.1. Kesimpulan..................................................................................................................37
5.2. Saran..............................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................38
LAMPIRAN.......................................................................................................................41
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Anatomi Mata ................................................................................................ 4
Gambar 2.2. Struktur Retina ............................................................................................... 7
Gambar 2.3. Proses Melihat ............................................................................................... 9
Gambar 2.4. Miopia dan Hipermetrop ......................................................................... 10
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Definisi Operasional ................................................................................... 18
Tabel 4.1. Karakteritik Seluruh Data Responden .................................................. 26
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin
dengan Karakter Gadget ............................................................................ 29
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Usia dengan
Karakter Gadget. .......................................................................................... 31
Tabel 4.4. Karakteristik Gadget ................................................................................... 33
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lembar surat persetujuan responden .............................................................. 53
Lampiran 2.
Kuesioner penelitian ............................................................................................ 54
Lampiran 3.
Hasil uji validitas dan reliabilitas .................................................................... 59
Lampiran 4.
Hasil uji statistik.................................................................................. 62
Lampiran 5.
Riwayat penulis ..................................................................................................... 67
xv
DAFTAR SINGKATAN
MIP Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Universitas Islam Negeri
SH Syarif Hidayatullah
RIM Research in Motion
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Refraksi merupakan suatu kondisi ketika sinar datang sejajar
dibiaskan pada bola mata dalam keadaan mata tidak berakomodasi. Sehingga
menghasilkan bayangan yang tegas pada retina. Kelainan refraksi dapat
berupa miopia. Kelainan refraksi juga salah satu kondisi yang memerlukan
perhatian lebih khususnya pada anak-anak usia sekolah.1
Faktor genetik dan faktor lingkungan merupakan faktor risiko yang
memegang peranan penting pada terjadinya kelainan refraksi. Faktor genetik
dapat menurunkan sifat kelainan refraksi ke anaknya, baik secara autosomal
dominan maupun autosomal resesif. Prevalensi miopia pada anak dengan
kedua orangtuanya miopia adalah 32% dan berkurang sampai 18,2% pada
anak dengan hanya salah satu orangtuanya yang mengalami miopia, dan
kurang dari 8,3% pada anak dengan orangtua tanpa miopia. Menurut Suharjo
dkk dalam Tiharyo (2008), prevalensi miopia pada anak usia sekolah dasar
usia 7-12 tahun sebesar 3,69% di daerah pedesaan dan 6,39% di daerah
perkotaan.2
Miopia adalah keadaan mata saat bayangan difokuskan di depan
retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Anak-anak miopia
mengalami penurunan ketajaman penglihatan, sehingga dapat mengganggu
proses belajar mereka. Faktor risiko lingkungan dengan kejadian miopia
adalah dengan kemajuan teknologi dan telekomunikasi seperti komputer,
video game, bermain gadget dan lain-lain, secara langsung maupun tidak
langsung. Teknologi berkembang dengan pesat sesuai dengan zamannya,
salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget.3,4
Berkaitan dengan miopia di Asia, ditemukan bahwa dari 383 anak
sekolah dari usia 6 sampai 17 tahun, prevalensi miopia bertambah dari 30%
pada anak usia 6-7 tahun, menjadi 70% pada usia 16-17 tahun. Di Indonesia,
dari seluruh kelompok umur, kelainan refraksi 12,9% merupakan
2
penyebab dari low vision atau penglihatan terbatas kedua setelah katarak
sebesar 61,3 .
Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi modern
yang mempermudah kegiatan komunikasi manusia.5 Tidak hanya digunakan
oleh kalangan remaja saja , akan tetapi juga dikalangan usia anak sekolah.
Tahap pengenalan gadget pada anak usia sekolah merupakan usia yang masih
terlalu awal. Penggunaan gadget yang salah seperti frekuensi pemakaian
gadget yang berlebihan atau lamanya pemakaian gadget, posisi yang tidak
benar dan intensitas cahaya yang tidak baik akan berdampak terhadap
penurunan ketajaman penglihatan, sehingga anak-anak menjadi kesulitan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.6
Oleh karena itu, Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
mengenai prevalensi miopia pada siswa yang menggunakan gadget dengan
populasi target seluruh anak kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan tahun
2016. Dengan melakukan penelitian tersebut dapat diperoleh prevalensi
miopia pada siswa kelas 5 yang menggunakan gadget.
1.2 Rumusan Masalah
Berapakah prevalensi miopia pada siswa yang menggunakan gadget kelas
5 SD Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun ajaran 2016?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui prevalensi miopia pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta tahun 2016 yang menggunaan gadget.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui penggunaan gadget dengan melihat karakteristik responden
seperti frekuensi, durasi, posisi dan lain-lain pada siswa kelas 5
Madrasah Pembangunan Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
tahun 2016.
2. Mengetahui populasi dari miopia dan tidak miopia berdasarkan
kelompok-kelompok usia dan jenis kelamin.
3
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Kalangan Medis
1. Didapatkannya prevalensi kejadian miopia pada anak-anak yang
menggunakan gadget sehingga dapat bermanfaat dalam melakukan
tindakan pencegahan terhadap kejadian tersebut.
2. Sebagai landasan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5.2 Bagi Penulis
1. Meningkatkan kemampuan penulis dalam memahami langkah-langkah
penelitian yang meliputi pembuatan proposal , proses penelitian dan
pembuatan laporan penelitian.
2. Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam mengelola
penelitian
3. Menerapkan ilu-ilmu yang diperoleh dari penelitian
1.5.3. Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang efek dari pemakaian
gadget dengan manfaat yang diperoleh dari hasil pemeriksaan sehingga
berdampak kepada kesehatan mata.
2. Sebagai informasi dan sarana edukasi kesehatan kepada orang tua
murid serta anak yang diberikan gadget oleh orangtuanya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Anatomi Fisiologi Bola Mata
Bagian–bagian dari mata yang paling penting untuk memfokuskan
bayangan yaitu kornea, lensa dan retina. Kornea adalah selaput bening mata,
bagian selaput yang menembus cahaya dan juga jaringan yang menutup bola
mata bagian depan dan terdiri atas lapisan epitel, membran bowman, stroma
membran descement, dan endotel. Lensa adalah jaringan yang berasal dari
ektoderm permukaan yang berbentuk transparan didalam mata dan bersifat
bening. Retina atau selaput jala adalah bagian mata yang mengandung
reseptor yang menerima rangsangan cahaya.7
Cahaya yang melewati kornea akan diteruskan melalui pupil,
kemudian di fokuskan oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina,
fotoreseptor pada retina mengumpulkan informasi yang ditangkap mata, dan
kemudian memberikan sinyal informasi ke otak melalui saraf optik. Semua
bagian tersebut harus bekerja simultan untuk dapat melihat objek tersebut.8
Berkas cahaya akan berbelok atau berbias (mengalamai refraksi)
apabila berjalan dari satu medium lain dengan kepadatan yang berbeda
kecuali apabila berkas cahaya tersebut jatuh tegak lurus pada permukaan.9
Gambar 2.1 Anatomi Mata
Sumber : Lecture Notes Oftalmologi Ed.9, 2006
5
2.1.2 Dinding Bola Mata
2.1.2.1 Sklera
Sklera merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata dan
berhubungan erat dengan kornea dalam bentuk lingkaran yang disebut limbus
sklera yang berjalan dari papil saraf optik sampai kornea. Bagian luar sklera
berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul tenon dan dibagian depan oleh
konjugtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul tenon terdapat episklera.
Bagian dalamnya berwarna cokelat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid
oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding
bagian luar ruang suprakoroid.10 (Gambar 2.1)
2.1.2.2 Kornea
Kornea bola mata bagian depan adalah kornea yang merupakan
jaringan yang jernih dan bening, bentuknya hampir lingkaran dan sedikit
lebar pada arah transversal (12 mm) dibanding arah vertikal (Gambar 2.1)
2.1.3 Isi Bola Mata
2.1.3.1 Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa
didalam mata dan bersifat bening. Lensa didalam bola mata terletak di
belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya yang berbentuk seperti
cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.
Secara fisiologi lensa mempunyai sifat yaitu kenyal atau lentur karena
memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung,
kemudian jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media untuk
penglihatan. Lensa pada orang dewasa semakin bertambah umur seseorang
tersebut akan menjadi bertambah besar dan berat sehingga fungsi lensa
adalah untuk membiaskan cahaya agar dapat di fokuskan pada retina,
terjadinya peningkatan kekuatan pada pembiasan lensa disebut dengan
akomodasi.10(Gambar2.1)
2.1.3.2 Uvea
Uvea merupakan jaringan yang lunak yang terdiri atas 3 bagian , yaitu
badan siliar, iris, dan koroid (Gambar2.1). Iris merupakan membran yang
berwarna, berbentuk sirkular yang ditengahnya terdapat lubang yang
6
dinamakan pupil. Berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk
kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar yang merupakan pemisah
antara bilik mata depan dengan bilik mata belakang.10
Jaringan otot iris tersusun longgar dengan otot polos berjalan
melingkari pupil (sfingter pupil) dan radial tegak lurus (dilatators pupil). Iris
menipis didekat perlekatannya di badan siliar dan menebal didekat pupil.
Pembuluh darah di sekelilingi pupil disebut sirkulasi minor dan yang berada
di dekat badan siliar disebut sirkulasi mayor. Iris dipersarafi oleh nervus
nasosiliar cabang dari saraf cranial III yang bersifat simpatik untuk
(midriasis) dan parasimpatis untuk (miosis) pupil.10
Badan siliar diawali dari pangkal iris ke belakang sampai koroid
terdiri atas otot-otot siliar dan prosesus siliaris. Otot-otot siliar berfungsi
untuk akomodasi, jika otot-otot berkontraksi, maka akan menarik prosesus
siliar dan koroid ke depan dan ke dalam, meregangkan zonula zinii sehingga
lensa menjadi lebih cembung. Fungsi dari prosesus siliar adalah
memproduksi cairan mata (akuos humor). Koroid adalah suatu membran
yang berwarna cokelat tua, yang terletak diantara sklera dan retina. Koroid
kaya akan pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada
retina bagian luar.10
2.1.3.3 Badan Kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang
terletak antara lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam
bola mata. Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi
menyerap air dan berfungsi mempertahankan bola mata agar tetap bulat.
Beperan mengisi ruang dan meneruskan sinar lensa ke retina. Badan kaca
melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata, perlekatan itu terdapat
pada ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan pada badan
kaca menyebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel.10
7
2.1.3.5.4 Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung
reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina terbatas dengan koroid
dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas:
1. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapisan yang terluar terdiri atas sel
batang yang mempunyai bentuk ramping dan kerucut.
2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran maya.
Lapisan nuklear luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut
3. Lapisan pleksiform luar merupakan lapisan aselular dan merupakan
tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
4. Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal
dan dapat memetabolisme dari arteri retina sentral.
5. Lapisan pleksiform dalam, sel amakrin dengan sel ganglion.
6. Lapisan sel ganglion yang merupakan sel badan sel daripada neuron
kedua.
7. Lapisan serabut saraf, merupakan lapisan akson sel ganglion menuju
ke arah saraf optik.
8. Membran limitan interna, merupakan membrane hialin antara retina
dan badan kaca.9
Gambar 2.2 Struktur Retina
Sumber : Lecture Notes Oftalmologi Ed.9,2006
8
2.1.4 Proses Melihat
Proses penglihatan diawali dengan cahaya yang masuk ke dalam
mata, dan diikuti dengan proses penglihatan yang terdiri dari empat tahap,
yaitu tahap pembiasan tahap sintesa fotokimia, tahap pengiriman sinyal
sensoris dan tahap persepsi di pusat penglihatan. Tahap pembiasan terjadi di
kornea, lensa, badan kaca, dengan titik hasil pembiasan tergantung pada pada
panjang sumbu bola mata. Proses fotokimia terjadi pada fovea di makula.
Proses kimia yang terjadi akan merangsang dan menimbulkan impuls listrik
potensial. Selanjutnya impuls listrik ini akan diantar oleh serabut saraf ke
pusat penglihatan di otak untuk diproses sehingga terjadi persepsi
penglihatan.10
Cahaya yang masuk melewati akan diteruskan melalui pupil,
kemudian akan di fokuskan oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina.
Fotoreseptor pada retina mengumpulkan informasi yang ditangkap mata
kemudian mengirimkan sinyal informasi ke otak melalui saraf optik.
Kemudian harus berkerja simultan untuk dapat melihat suatu objek.10
Fotoreseptor terdiri dari tiga bagian yaitu, (1) segmen luar terletak
paling dekat dengan bagian eksterior dan menghadapke koroid. Bagian ini
berfungsi untuk mendeteksi adanya cahaya yang masuk. (2) segmen dalam
terletak di pertengahan panjang fotoreseptor yang mengandung perangkat
metabolik sel (3) terminal sinaps yang terletak paling dekat pada bagian
anterior mata yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal yang dihasilkan
fotoreseptor tersebut.10
Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk
penglihatan jauh, tetapi otot siliaris melonggar ata melemas dan lensa
mendatar untuk penglihatan jauh tetapi otot siliaris akan berkontraksi untuk
memungkinkan lensa menjadi cembung dan lebih kuat untuk penglihatan
dekat. Hal inilah yang disebut akomodasi.9,10
9
Gambar 2.3 Proses Melihat
Sumber:Penerapan Sains Biologi,2004
2.1.5 Kelainan Refraksi
Keseimbangan dalam melihat sebagian besar ditentukan oleh dataran
depan, kelengkungan kornea mempunyai daya pembiasan sinar paling kuat
dibandingkan dengan bagian mata lainnya.11 Pada orang normal susunan
pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian
seimbang, sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan
dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata normal disebut sebagai
emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada
keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh. Apabila
sinar cahaya parallel tidak jatuh pada fokus retina pada mata dalam keadaan
istirahat, keadaan refraktif disebut dengan ametropia.11
2.1.5.1 Ametropia
Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh
dataran depan dan kelungkungan kornea dan panjangnya bola mata. Panjang
bola mata seseorang berbeda-beda jika terdapat kelainan pembiasan sinar
oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang bola
mata maka sinar tidak normal dan tidak dapat fokus pada makula, sehingga
keadaan ini yang dapat menyebabkan miopia, hipermetropi atau astigmat.7,12
a. Miopia (penglihatan dekat) terjadi bila kekuatan optik mata terlalu
tinggi, biasanya karena bola mata yang panjang dan sinar cahaya
parallel jatuh pada fokus didepan retina (Gambar 2.3)
10
b. Hipermetropi (penglihatan jauh) terjadi apabila kekuatan optik mata
terlalu rendah, biasanya karena mata terlalu pendek dan sinar cahaya
parallel mengalami konvergensi pada titik belakang retina (Gambar
2.3)
Gambar 2.4 Miopia dan Hipermetrop
Sumber: Disease and Disorders Vol.2, 2006
c. Astigmatisme, dimana kekuatan optik kornea di bidang yang berbeda tidak
sama. Sinar cahaya parallel yang melewati bidang yang berbeda ini jatuh ke
titik fokus yang berbeda
2.1.5.2 Miopia
Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar
atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.11 Ada beberapa miopia
seperti miopia refraktif, yaitu bertambahnya indeks bias penglihatan dengan
lensa menjadi cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Kemudian miopia
aksial , akibat panjangnya sumbu bola mata dengan kelengkungan kornea
dan lensa yang normal.12
Pada miopia dapat terjadi bercak berupa biperplasi pigmen epitel dan
perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar dan dewasa akan terjadi
degenerasi papil saraf optik. Menurut perjalanannya, miopia dikenal dengan
11
beberapa bentuk, (1) miopia stasioner , miopia yang menetap setelah
dewasa, (2) miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia
dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata, (3) Miopia maligna, miopia
yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan
kebutaan atau sama dengan miopia degeneratif.13
Seseorang dengan miopia pasti akan menyatakan melihat jelas bila
melihat dekat, sedangkan jika melihat jauh akan buram atau disebut rabun
jauh, kemudian akan memberikan keluhan sakit kepala disertai dengan celah
kelopak yang sempit, sehingga mempunyai kebiasaan untuk menyipitkan
matanya untuk mencegah aberasi sferis untuk mendapatkan efek pinhole
(lubang kecil).14
2.1.6 Aktifitas Melihat Dekat Dengan Miopia
Aktifitas melihat dekat dari beberapa penelitian diketahui dapat
meningkatkan terjadinya miopia.14
Penelitian di Singapura didapatkan bahwa
lamanya aktifitas melihat dekat seperti membaca, memakai komputer, televisi
dan bermain game pada anak anak bertanggung jawab terhadap peningkatan
miopia di Singapura sebesar 36,7%.15
Aktifitas melihat dekat menyebabkan akomodasi terus menerus,
akomodasi merupakan usaha meningkatkan refraksi dengan cara
mencembungkan lensa. Mekanisme akomodasi melibatkan 2 faktor, yaitu
kemampuan lensa untuk mencembung dan konjugasi otot siliaris. Jika otot
siliaris berkontraksi maka iris dan badan siliaris digerakkan kedepan dan
bawah, sehingga zonula zinii menjadi kendur dan lensa menjadi cembung
karena daya elastisitas lensa.15
Terlalu lama dalam melakukan aktifitas jarak dekat menyebabkan
akomodasi yang tidak berhenti dan memaksa otot siliaris terus berkontraksi
sehingga menyebabkan meningkatknya suhu pada bilik mata depan yang
selanjutnya akan meningkatkan produksi cairan intraocular. Peningkatan
tersebut akan meningkatkan tekanan bola mata yang berhubungan dengan
miopia.16
Aktifitas melihat dekat menyebabkan stress induces distant
accommodation yang terus menerus mengakibatkan perubahan dari sklera
yaitu fibroblast sklera yang merupakan suatu mekanisme kimia untuk
12
peregangan, terjadi setelah 30 menit saat berakomodasi, sehingga bayangan
objek pada aktifitas melihat dekat jatuh depan retina.17
2.1.7 Gadget
2.1.7.1 Definisi
Gadget adalah sebuah obyek (alat atau barang elektronik) yang
memiliki fungsi khusus tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi
atau barang baru. Gadget sering diartikan lebih tidak biasa atau desain secara
lebih pintar dibandingkan dengan teknologi normal pada masa
penemuannya.18
2.1.7.2 Sejarah dan Perkembangan Gadget
Pada tahun 1999, Mike Lazaridis bisa disebut orang pertama kali
yang menjadi cikal bakal perkembangan perkembangan gadget dengan
membuat Blackberry di perusahaan RIM Canada. Dari sini perusahaan-
perusahaan teknologi di dunia tidak mau tinggal diam dan ingin berusaha
membuat sesuatu yang serupa bahkan lebih baik. Dengan adanya mindset dan
tekad yang kuat, para pelaku bisnis tersebut berhasil membuat gadget pintar
dengan berbagai jenis dan fungsinya sehingga dapat membanjiri pasar
industri.19
Trend gadget sekitar tahun 2012 di indonesia masih dipegang oleh
segmen smarrtphone. Meskipun komputer dan laptop masih memiliki
peluang untuk berkembang , akan tetapi masih kalah dengan perkembangan
smartphone. Hal ini dikarenakan tingkat konsumen smartphone di Indonesia
yang akan terus bertambah. Seperti saat ini perkembangan gadget yang
menjadi pilihan banyak orang Indonesia diantaranya adalah Apple dan
Android. 20
2.1.7.3 Jenis-jenis Gadget di Indonesia
Menurut Cavalera (2013) jenis gadget terbagi atas 3 macam:
Blackberry, salah satu gadget yang dipakai kalangan masyarakat
Indonesia. Hal ini ditandai dengan dinobatkannya Indonesia sebagai negara
dengan pengguna Blackberry terbanyak di dunia. Gelar tersebut
disandangIndonesia pada agustus 2012, setidaknya di kawasan Asia Pasifik.
13
Blackberry diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan December 2004
oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.20
Apple, terkenal akan perangkat keras yang diciptakannya, mulai dari
iMac, Macbook dll. Beragam komunitas pengguna produk Indonesia sempat
meraihtanggapan positif dari media informasi. Hal ini terlihat, saat salah
satu stasiun TV nasional membahas komunitas ini dalam acara yang
bertema teknologi.20
Android, pengguna di indonesia terus bertambah. Google pun mulai
melirik Indonesia menjadi pasar yang sangat berpotensi untuk produknya.
Menurut informasi yang berkembang, pertumbuhan positif pengguna sistem
operasi android adalah salah satu alasan google membuka kantor di
Indonesia hingga akhir tahun 2012, jumlah pengguna telepon seluler
berbasis Android di Indonesia sudah menembus lebih dari 2,5 juta
pengguna.20
2.1.8 Kelelahan Mata
Kelelahan mata timbul sebagai stress pada fungsi-fungsi mata seperti
terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara
teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidaktetapan kontras. Kelelahan
mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera
penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat
dalam jangka waktu yang lama yang biasanya disertai dengan kondisi
pandangan yang tidak nyaman seperti kontras, jarak pandangan antar mata
ke gadget dan ukuran tulisan. 21
kelelahan mata disebabkan oleh stres yang terjadi pada fungsi
penglihatan. Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang
berupaya untuk melihat pada objek berukuran kecil dan pada jarak yang
dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan
bekerja secara terus menerus dan lebih dipaksakan. Ketegangan otot-otot
pengakomodasi (otot-otot siliar) makin besar sehingga terjadi peningkatan
asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan mata, stress pada retina
14
dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan
penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama.22
Tanda-tanda kelelahan mata diantaranya:
1. Iritasi pada mata (mata pedih, merah, dan mengeluarkan air mata)
2. Penglihatan ganda
3. Sakit sekitar mata
4. Daya akomodasi menurun
5. Menurunnya ketajaman penglihatan
Kelelahan mata yang lelah ini dapat disebabkan oleh bahaya dari
gadget, koreksi penglihatan yang berkurang membaca dokumen dengan
ukuran huruf yang kecil, keadaan kontras yang tidak seimbang antara teks
dan latar belakang pada gadget yang nyata dan mata yang kering.
Penglihatan yang kabur dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis (akibat
proses penuaan atau penyakit). Hal ini juga dapat diakibatkan karena
melihat benda secara terus-menerus dengan jarak 12 inchi dan membaca
dengan cahaya yang kurang, mata kering dan iritasi. Keadaan ini terjadi jika
kekurangan cairan untuk menjaga kelembaban mata dan berkurangnya
intensitas refleks kedipan mata. Jumlah kedipan mata bervariasi sesuai
dengan aktivitas yang sedang dilakukan dan akan berkurang saat sedang
berkonsentrasi. Mata di proyeksi terus-menerus dengan melihat layar gadget
sehingga jumlah kedipan menjadi berkurang.23
2.1.9 Hubungan Penggunaan Gadget Terhadap Keluhan Kelelahan Mata
Seorang manusia mulai belajar sejak dini. Sudah selayaknya setiap
orang dapat tumbuh berkembang secara optimal sejak masa kanak-kanak.
Sedikit saja ada kelainan pada proses tumbuh kembang anak, maka akan
berdampak jangka panjang bahkan menetap hingga dewasa.24
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
pengaruh media elektronik, diantaranya pengaruh gadget atau smartphone,
media komputer/internet. Beberapa pengaruh buruk gadget bagi anak
remaja, yaitu terhadap kesehatan, kepribadian pendidikan/prestasi, serta
terhadap keluarga dan masyarakat. Seorang anak yang memiliki kebiasaan
15
menggunakan gadget dengan intensitas waktu yang tinggi, berisiko
mengalami stres, kerusakan mata dan gastritis.25
Kebiasaan menggunakan gadget secara otomatis akan menyebabkan
pengguna berlama-lama melakukan kontak mata langsung dengan layar
gadget, tampilan layar gadget yang terlalu terang dengan warna yang panas
seperti warna merah, kuning,ungu dan oranye akan lebih mempercepat
kelelahan pada mata. Pemakaian layar gadget yang tidak ergonomis juga
dapat menyebabkan keluhan pada mata.26
Efek gadget pada mata sangat berbahaya. Sebab secara fisik, paparan
cahaya radiasi gadget dapat merusak saraf mata. Saat menggunakan gadget,
terkadang anak –anak lupa makan dan terus memaksakan matanya untuk
menangkap sinyal gerak dan layar gadget. Hal itu cenderung membuat mata
lelah, namun tetap terbuka karena terpaksa. Pengaruh radiasi dari layar
gadget adalah faktor utama yang dapat melelahkan mata.Terlebih jika
didukung efek pencahayaan yang ditampilkan pada gadget .26
Semakin terang radiasi cahaya gadget, mata akan semakin silau.
Sebaliknya, semakin gelap cahayanya, dan mata juga akan tetap berusaha
menangkap gerak cahaya itu. Dalam satu kali penglihatan, efek cahaya yang
bisa terjadi bisa mencapai ratusan. Agar tidak terjadi kerusakan pada mata,
baiknya ada batasan untuk anak-anak dalam menggunakan gadget berkisar
antara 1-2 jam sehari dan sebaiknya jarak antara mata dan layar gadget
harus dijaga antara 50-70 cm. Bila perlu, istirahatkan mata sebelum dan
sesudah menggunakan gadget setiap 20 menit sekali istirahatkanlah mata
dengan melihat objek yang lebih jauh.27
16
2.1.10 Kerangka Teori
Kelainan Refraksi
Ametropia
Miopia Hipermetropi Astigmatisma
a
Genetik Aktifitas
melihat dekat
Menggunakan
Gadget atau
komputer
Membaca
Buku
Jenis
Gadget
Durasi
Gadget Posisi
Gadget
17
2.1.11 Kerangka Konsep
Bagan 2.1 Kerangka Konsep
Variabel yang diteliti pada penelitian ini
Hubungan yang tidak diteliti pada penelitian ini
Hubungan yang tidak diteliti pada penelitian ini
FAKTOR INTERNAL
a) Jenis Kelamin
b) Usia
Prevalensi
Miopia
Durasi memakai
gadget
Riwayat orang
tua
Posisi saat
menggunakan
Intensitas Cahaya
Jenis Gadget
18
2.1.12 Definisi Operasional
Tabel 2.1 Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Cara
ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur
1. Miopia
Penurunan visus dibawah 6/6 dan
dengan koreksi
lensa negative
visus membaik
Visus Snellen Chart
Nominal
1. Apabila pada 1 atau ke 2 mata ditemukan visus <6/6 dan membaik dengan koreksi lensa negatif (miopia)
2. Ke 2 mata 6/6 Atau bila visus <6/6 membaik dengan pinhole dan lensa koreksi (+)/silindris (tidak miopia)
2.
Aktifitas menggunakan
gadget
Frekuensi menggunakan
gadget dalam
seminggu
Kuesioner Ordinal
1. Sering
(5-7 hari) 2. Sedang
(3-5 hari)
3. Jarang
(<3hari)
.
Durasi bermain gadget dalam
sehari Kuesioner Ordinal
1. Berlebih (>5 jam)
2. Sedang (3-5 jam)
3. Cukup
(1-3 jam)
Posisi yang dilakukan saat
menggunakan
gadget
Kuesioner Nominal
1. Tidak baik (berbaring)
2. Kurang baik
(berdiri)
3. Baik (duduk)
3. Genetik
Orang tua memakai
Kacamata
( ayah dan ibu)
Kuesioner
1. Ya
2. Tidak
Nominal
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode
pengumpulan secara potong lintang yang dilakukan secara deskriptif.
Penelitian ini meliputi pengambilan data dengan kuesioner kepada responden,
pemeriksaan fisik, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
kelurahan Cirendeu, kota Tanggerang, provinsi Banten menggunakan data
primer (Kuesioner). Waktu penelitian ini berlangsung dari April hingga Juni
2016
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi dan sampel yang diteliti
Populasi target adalah siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan. Populasi terjangkau adalah siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian. Sampel
penelitian adalah siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
3.3.2 Jumlah Sampel
Untuk jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini,
ditentukan dengan cara Cluster Random Sampling, yaitu siswa kelas 5
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Jumlah sampel yang diambil adalah 100
anak dari 7 kelas yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Penentuan
perhitungan besar sampel menggunakan rumus analitik dan ditentukan
dengan menggunakan rumus:
20
N1= ((Zα)² x p x(1-p))
d²
Berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka besar sampel yang diambil
dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:
Deviat baku alfa sebesar 10%, sehingga Zα = 1,64
Proporsi kategori variabel yang diteliti P = 0,37
Q = 1-P, Maka didapatkan Q = 0,63
Nilai d (presisi) ditetapkan sebesar 10% = 0,1
N1 : Besar sampe minimal
N2 : Jumlah sampel minimal ditambah dengan subsitusi 10% dari jumlah
sampel minimal. Subsitusi adalah jumlah responden dalam persen untuk
mengantisipasi kesalahan.
Dengan memasukkan nilai-nilai diatas pada rumus, diperoleh:
= ((1,64)² x 0,37 x (1-0,37))
0,1²
= 62
N2 = n1 + (10% x n1)
= 62 + 0,62
= 68
Maka, dari hasil hitung menggunakan rumus, sampel yang diteliti
berjumlah 62 anak dan ditambah 10%, maka jumlah pasien atau responden yang
diteliti sebesar 68 anak di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan, Tanggerang
Selatan.
3.4 Kriteria Sampel
3.4.1 Kriteria inklusi
1. Seluruh anak kelas 5 MP yang bersekolah dan hadir pada saat
pelaksanaan penelitian
2. Bersedia menjadi responden dengan persetujuan pihak sekolah atau
orangtua
21
3.4.2 Kriteria Eksklusi
1. Siswa yang menderita penyakit mata yang dapat mempengaruhi visus
(visus tidak mencapai 6/6 dan tidak membaik dengan uji pinhole)
3.5 Cara Kerja Penelitian
3.5.1 Alur Penelitian
2. 3.
4.
5.
3.5.2 Alat dan Bahan
a. Snellen Chart
b. Lensa Objek
c. Timbangan
3.5.3 Cara Kerja
3.5.3.1 Pembagian Kuesioner
Sampel penelitian diperoleh dari hasil random yang dilakukan pada
siswa SD Madrasah Pembangunan Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
teknik cluster random sampling dengan cara mengambil sampel dari
kelompok yang sudah ditentukan dan setiap kelompok, peneliti mengambil
15 anak dari 7 kelas di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Selanjutnya
peneliti memulai untuk membagikan kuesioner di setiap kelas responden.
Setelah itu responden mengisi kuesioner tersebut dan peneliti menunggu
responden sampai selesai mengisi kuesioner dengan baik dan benar,
pengambilan data kuesioner ini dibutuhkan waktu yang cukup lama
Membuat kuesioner dan menentukan
sekolah MP yang sesuai kriteria peneliti
Meminta izin kepada
pihak sekolah untuk
melakukan penelitian
Setuju Tidak Memberikan
kuesioner
kepada anak SD
Melakukan
pemeriksaan visus
Pengumpulan data dan
pengolahan data dengan SPSS
16.0
Analisis Data
22
dikarenakan susahnya membagi waktu antara jam sekolah responden dan
jadwal kuliah peneliti.
3.5.3.2 Pemeriksaan Visus
Setelah mengisi kuesioner, responden duduk menghadap Snellen
Chart yang diletakkan 6 meter dari tempat responden berada, penglihatan
responden harus terbebas dari penggunaan kaca mata atau lensa kontak.
Pastikan responden tidak buta huruf, secara bergantian mata kanan
dan kiri diperiksa dengan cara menutup salah satu mata yang lain ketika
mata yang satu diperiksa. Responden menyebutkan satu persatu huruf yang
terdapat pada Snallen Chart.
Apabila penyebutan huruf oleh responden tidak sampai visus 6/6
maka mata diperiksa pinhole. Apabila dengan bantuan pinhole visus tidak
berubah maka responden dieksklusi, bila dengan pinhole visus maju
pemeriksaan dilanjutkan menggunakan lensa uji negatif/positif hingga
koreksi sesuai. Responden yang visus salah satu atau kedua mata membak
dengan koreksi lensa negatif dimasukkan dalam kelompok miopia, bila
membaik dengan lensa positif tidak dimasukkan dalam kelompok miopia.
23
A. Alur Pemeriksaan Visus
Responden sudah mengisi
kuesioner dengan lengkap
Peneliti memanggil nama
responden yang sudah mengisi
kuesioner
Responden duduk menghadap
Snellen Chart dengan jarak 6
meter
Membaca
Snallen Chart
Salah satu mata atau kedua mata
tidak sampai visus 6/6
Sampai visus
6/6
Koreksi lensa
negatif visus
membaik
Menggunakan
pinhole
Tidak membaik membaik
Visus 6/6 Kelainan
organik
Eksklusi
Visus membaik
jika koreksi lensa
positif
Miopia
Bukan
miopia
Bukan
miopia
24
3.6 Manajemen Data
3.6.1 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang berjumlah 1 orang mahasiswa
semester 7 jurusan Pendidikan Dokter. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan Snellen Chart, lensa objek dan pengisian kuesioner yang
dibantu oleh kelompok peneliti.
3.6.2 Pengolahan Data
Penelitian ini merupakan peneliti analitik. Perhitungan statistik
dilakukan menggunakan software SPSS 16.0
3.7 Analisis Data
Data yang telah diperoleh dan diolah secara statistik lalu dilanjutkan
dengan analisis univariat dan bivariat.
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang
ada dalam kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji Chi-
Square. Melalui uji statistik Chi-square akan diperoleh nilai p, dimana dalam
penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian dua
variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p<0,05 yang berarti Ho
ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai
p>0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.29
25
3.8 Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular dan tubular (teks dan
tabel).
3.9 Etika Penelitian
Peneliti menyediakan lembar inform concent untuk responden
sebagai bukti bahwa responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian dan analisa data mengenai penelitian tentang
prevalensi miopia pada siswa kelas 5 Madrasah Pembangunan tahun 2016
pengguna gadget. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai bulan Juli
2016, sampel merupakan siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta yang terpilih secara cluster random sampling. Jumlah sampel yang didapat
sebanyak adalah 100 orang yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Adapun penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui prevalensi
miopia pada siswa pengguna gadget dengan melihat karakteristik-karakteristik
yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu usia, jenis kelamin dan koreksi ODS.
4.1 Karakteristik Seluruh Data Responden
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik seluruh data responden
No Variabel Kategori Jumlah
N Persentase (%)
1 Karakteristik
ODS Miopia 33 33.00
Tidak Mopia 67 67.00
2 Usia 10 tahun 61 61.00
11 tahun 39 39.00
3 Jenis Kelamin Laki-laki 39 39.00
Perempuan 61 61.00
4 Riwayat Orang
tua
Memakai
kacamta 33 33.00
Tidak memekai
kacamata 67 67.00
27
Bedasarkan tabel diatas terdapat 33 siswa yang mengalami miopia dan
terdapat 67 siswa yang tidak mengalami miopia. Angka kejadian ini jauh lebih
tinggi dibanding prevalensi miopia pada anak usia sekolah dasar di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mencapai 8,29% dengan prevalensi dikota 9,49
% dan desa 6,87% ,Sekitar 62,8% penderita miopia adalah anak-anak didaerah
perkotaan.30. Responden dengan usia 10 tahun mencapai 61 (61%) siswa sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan,
lebih banyak yang berusia 10 tahun. Apabila semakin muda usia pengguna gadget
kemungkinan akan semakin besar terkena miopia karena paparan terhadap gadget
menjadi semakin lama. Siswa yang berjenis kelamin laki-laki bejumlah berjumlah
39 (39%) siwa dan yang berjenis perempuan berjumlah 61(61%) siswa. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah pembangunan, lebih
banyak berjenis kelamin perempuan. Siswa dengan orangtua memakai kacamata
33 (33%) siswa dan dengan orangtua yang tidak menggunakan kacamata
berjumlah 67 (67%) siswa. Kondisi ini dapat megurangi bias penyebab timbulnya
miopia akibat faktor genetik.
4.2 Distribusi Karakteristik Responden Miopia
4.2. Tabel Karakteristik Responden
No Variabel Kategori Jumlah
Miopia Persentase
(%)
Tidak
Miopia
Persentase
(%)
1 Usia 10 tahun 23 69,7 39 58
11 tahun 10 30,3 28 42
2 Jenis
Kelamin Laki-laki 21 63,7 26 40
Perempuan 12 36,4 40 60
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang paling tinggi
menderita miopia adalah berusia 10 tahun dengan jumlah 23 siswa (69,7%).
Kondisi ini mungkin terjadi pada populasi kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah sehingga
patut diwaspadai karena pada penelitian ini miopia lebih banyak didapatkan pada
usia muda. Sedangkan, berdasarkan jenis kelamin didapatkan siswa yang paling
28
tinggi menderita miopia adalah jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 21 siswa
(63,7%). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, didapatkan dari 100 jumlah
responden dijelaskan bahwa jenis kelamin perempuan 62 siswa (33%) yang
mengalami miopia dan jenis kelamin laki-laki hanya 38 siswa (33%) responden.30
Kondisi ini mungkin pada populasi dengan jenis kelamin laki-laki kelas 5
Madrasah Ibtidaiyah lebih banyak menggunakan gadget dengan bermain aplikasi
games yang disediakan oleh gadget.
4.3 Distribusi Karakteristik Responden Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin
dengan Karakteristik Gadget.
Tabel 4.3 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan
jenis kelamin dengan durasi gadget.
Variabel Kategori Durasi Total
Berlebih Persentase
(%)
Cukup Persentase
(%)
Jenis
Kelamin
Perempuan 4 20,0 16 80,0 20
Laki-laki 3 23,1 10 76,9 13
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan jenis kelamin perempuan dan menggunakan gadget dengan durasi cukup
(<5 hari)yang paling tinggi sebanyak 16 siswa (80,0%), sedangkan laki-laki juga
menggunakan gadget yang paling tinggi dengan durasi cukup (<5 hari) sebanyak
10 siswa (76,9%). Kondisi ini dapat dilihat bahwa pada anak laki-laki dan
perempuan kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah menggunakan gadget dengan durasi
cukup, dikarenakan mungkin kedua orangtua dari siswa membatasi anak-anaknya
untuk tidak terlalu berlebihan menggunakan gadget karena jika berlebihan akan
menimbulkan dampak negatif pada anak.
29
Tabel 4.4 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan
jenis kelamin dengan posisi gadget.
Variabel Kategori Posisi
gadget
Total
Berbaring Persentase
(%)
Berdiri Persentase
(%)
Duduk Persentase
(%)
Jenis
Kelamin
Perempuan 1 5,0 6 30,0 13 65,0 20
Laki-laki 1 7,7 6 46,2 6 46,2 13
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan jenis kelamin perempuan dan menggunakan gadget yang paling banyak
dengan posisi duduk yaitu sebanyak 13 siswa (65,0%), sedangkan siswa laki-laki
yang menggunakan gadget paling banyak adalah posisi duduk sebanyak 6 siswa
(46,2%). Hal ini dapat dijeslaskan bahwa pada populasi kelas 5 Madrasah
Ibtidaiyah menggunakan gadget yang paling dominan adalah dengan posisi
duduk, mungkin dikarenakan siswa lebih banyak menggunakan gadget disaat jam
sekolah istirahat ataupun pada saat perjalanan.
Tabel 4.5 Distribusi karaktersitik responden yang menderita miopia berdasarkan
jenis kelamin dengan frekuensi penggunaan gadget.
Variabel Kategori Frekuensi
gadget
Total
Lebih
dari 5
jam/hari
Persentase
(%)
3-7
jam/hari
Persentase
(%)
3-5
jam/hari
Persentase
(%)
Jenis
Kelamin
Perempuan 4 20,0 5 25,0 11 55,0 20
Laki-laki 3 23,1 2 15,4 8 61,5 13
30
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan jenis kelamin perempuan yang menggunakan gadget dengan frekuensi
yang paling tinggi yaitu 3-5 jam/hari sebanyak 11 siswa (55,0%), sedangkan
siswa laki-laki yang paling banyak menggunakan gadget dengan frekuensi 3-5
jam/hari yaitu 8 siswa (61,5%).
Tabel 4.6 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan
jenis kelamin dengan penggunaan jenis gadget.
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan jenis kelamin perempuan yang menggunakan gadget paling banyak adalah
jenis ipad yaitu sebanyak 11 siswa (55,0%), sedangkan siswa laki-laki paling
banyak menggunakan jenis smartphone.
4.4 Distribusi Karakteristik Miopia Berdasarkan Usia dengan Karakteristik
Gadget.
Tabel 4.7 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan
usia dengan durasi gadget.
Variabel Kategori Durasi
Gadget
Total
Berlebih Persentase
(%)
Cukup Persentase
(%)
Usia 10 tahun 6 20,0 24 80,0 30
11 tahun 1 33,3 2 66,7 3
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan usia 10 tahun dan menggunakan gadget dengan durasi paling tinggi yaitu
Variabel Kategori Jenis
gadget
Total
Smartphone Persentase
(%)
Samsung Persentase
(%)
Ipad Persentase
(%)
Jenis
Kelamin
Perempuan 2 10,0 7 35,0 11 55,0 20
Laki-laki 5 38,5 4 30,8 4 30,8 13
31
cukup (<5 hari) sebanyak 24 siswa (80,0%) sedangkan siswa yang berusia 11
tahun juga menggunakan gadget dengan durasi cukup (<5 hari) yaitu 2 siswa
(66,7%).
Tabel 4.8 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan
usia dengan posisi gadget.
Variabel Kategori Posisi
gadget
Total
Berbaring Persentase
(%)
Berdiri Persentase
(%)
Duduk Persentase
(%)
Usia 10 tahun 2 6,7 11 36,7 17 56,7 30
11 tahun 0 0,0 1 33,3 2 66,7 3
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan usia 10 tahun dan menggunakan gadget paling banyak dengan posisi
duduk yaitu 17 siswa (56,7%) sedangkan siswa yang berusia 11 tahun juga paling
banyak menggunakan gadget dengan posisi duduk yaitu 2 siswa (66,7%).
Tabel 4.9 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan
usia dengan frekuensi gadget.
Variabel Kategori Frekuensi
gadget
Total
Lebih
dari 5
jam/hari
Persentase
(%)
3-7
jam/hari
Persentase
(%)
3-5
jam/hari
Persentase
(%)
Usia 10 tahun 6 20,0 6 20,0 18 60,0 30
11 tahun 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan usia 10 tahun dan menggunakan gadget paling banyak dengan frekuensi 3-
5 jam/hari yaitu sebanyak 18 siswa (60,0%) sedangkan siswa yang berusia 11
tahun yang menggunakan gadget dengan frekuensi lebih dari 5 jam/hari, 3-7
jam/hari dan 3-5 jam/ hari jumlahnya sama rata.
32
Tabel 4.10 Distribusi karakteristik responden yang menderita miopia berdasarkan
usia dan jenis gadget.
Variabel Kategori Jenis
gadget
Total
Smartphone Persentase
(%)
Samsung Persentase
(%)
Ipad Persentase
(%)
Usia 10 tahun 6 20,0 9 30,0 15 50,0 30
11 tahun 1 33,3 2 66,7 0 0,0 3
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menderita miopia
dengan usia 10 tahun dan menggunakan jenis gadget paling banyak yaitu ipad
sebanyak 15 siswa (50,0%) sedangkan siswa yang berusia 11 tahun paling banyak
menggunakan samsung yaitu 2 siswa (66,7%). Kondisi ini dapat dilihat bahwa
anak usia 10 tahun lebih menyukai menggunakan jenis gadget ipad dikarenakan
mungkin ukuran dan bentuk ipad yang nyaman untuk digunakan, sedangkan pada
anak usia 11 tahun lebih menggemari menggunakan jenis samsung.
4.5 Distribusi karakteristik pengguna gadget
Tabel 4.11 Distribusi durasi pengguna gadget
Variabel Kategori Jumlah
Miopia Persentase (%) Tidak
miopia Persentase (%)
Durasi
Berlebih 10 30,3. 9 13,4
Cukup 23 69,7 58 86,6
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang paling tinggi
menggunakan gadget dengan durasi cukup (<5 jam/hari) dan mengalami miopia
sebanyak 23 siswa (69.7%). Pada penelitian sebelumnya yaitu Aemsina
Hayatillah yang menjelaskan bahwa dari 60 responden dengan penggunaan
33
gadget durasi berlebih (5-10 jam/hari) berjumlah 24 responden, sedangkan dengan
durasi yang cukup (<5 jam/hari) berjumlah 36 responden.31
Aktifitas melihat dekat dan terus-menerus menyebabkan perubahan
biokimia dari sklera yaitu suatu mekanisme untuk peregangan, terjadi setelah 30
menit saat berakomodasi. Akumulasi akomodasi yang terus-menerus
menyebabkan memanjangnya waktu mekanisme peregangan yang berdampak
pada meregangnya sklera, sehingga bayangan objek pada aktivitas melihat dekat
jauh didepan retina.31
Tabel 4.12 Distribusi Posisi Pengguna gadget
Variabel Kategori Jumlah
Miopia Persentase
(%)
Tidak
miopia
Persentase
(%)
Posisi
gadget Berbaring 4 12 8 11,9
Berdiri 10 30,3 25 37,3
Duduk 19 57,7 34 50,8
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa siswa yang menggunakan
gadget dengan posisi duduk dan menyebabkan miopia yang paling tinggi diminati
siswa yaitu sebesar 19 siswa (57,7%). Pada penelitian sebelumnya, yang
dilakukan di Sekolah Dasar Katolik Santa Theresia Manado menjelaskan bahwa
terdapat hubungan antara posisi penggunaan gadget yaitu 25% dengan kejadian
miopia, hal ini dikarenakan sekolah tersebut adalah salah satu sekolah unggulan
yang memiliki sarana prasarana yang baik saat proses belajar mengajar. 32
34
Tabel 4.13 Distribusi frekuensi pengguna gadget
Variabel Kategori Jumlah
Miopia Persentase
(%)
Tidak
Miopia
Persentase
(%)
Frekuensi
Gadget 3-7 jam/hari 7 49 13 19,4
3-5 jam/hari 19 57,6 33 49,2
Lebih dari 5
jam/hari 7 21,2 21 31,3
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan bahwa frekuensi pengguna gadget
yang dapat menyebabkan miopia pada siswa yang paling tinggi yaitu 3-5 jam/hari
sebanyak 19 siswa (57,6%). Kondisi ini mungkin pada populasi kelas 5 Madrasah
Ibtidaiyah menggunkan gadget untuk bermain games yang tersedia di aplikasi,
sehingga dapat mengganggu proses penglihatan pada anak.
Tabel 4.14 Distribusi Jenis Gadget
Variabel Kategori Miopia Persentase
(%)
Tidak
Miopia
Persentase
(%)
Jenis Gadget Smartphone 7 21,2 10 15
Samsung 11 33,3 12 18
Ipad 15 45,5 11 16,4
Berdasarkan tabel diatas, siswa yang mengalami miopia dengan
menggunakan jenis gadget ipad yaitu sebanyak 15 siswa (45,5%). Kondisi ini
mungkin dikarenakan jenis gadget seperti ipad lebih nyaman digunakan karena
dilihat dari ukuran yang lebih besar sehingga siswa kelas 5 Madrasah ibtidaiyah
lebih memilih jenis gadget seperti ipad.
35
4.4 Keterbatasan Penelitian
4.4.1 Variabel Penelitian
Peneliti memakai responden siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan sebagai responden, dengan memakai kuesioner dan melakukan
pemeriksaan mata. kemudian dari setiap variabel dan karakteristik dihubungkan
dengan miopia sehingga penelitian ini hanya dilakukan uji univariat.
Penelitian dilakukan pada saat aktivitas sekolah berjalan, sehingga peneliti
sangat sulit mengatur jadwal antara peneliti dan juga responden. Tetapi dari pihak
sekolah sangat membantu dan sangat bekerjasama sehingga jauh lebih mudah
untuk mengatur antara jadwal perkuliahan dan sekolah. Kemudian dikarenakan
responden adalah anak –anak yang masih berumur rata-rata 10-11 tahun sangat
sulit untuk peneliti agar dapat mengkondisikan suasana agar pengambilan data
berjalan dengan lancar dan mereka dapat memahami pertanyaan dari kuesioner
tersebut pada saat peneliti menjelaskan di depan kelas, sehingga masih terdapat
beberapa anak yang kurang faham untuk mengerjakan kuesioner tersebut dan
mengisi kuesioner dengan asal atau tidak sesuai dengan pertanyaan.
Karena Pemakaian gadget sangat sudah tidak biasa lagi dikalangan anak-
anak terutama anak, dan aktivitas menggunakan gadget juga terkadang tidak
mengingat waktu sehingga peneliti mengharapkan karakteristik dari pemakaian
gadget berlebihan dan kemudian hasil penelitian tidak didapatkan perbedaan
yangsignifikan antara miopia dengan pengguna gadget.
4.4.2 Sampel Penelitian
Meskipun jumlah sampel memenuhi sampel minimum, namun alangkah
baiknya jika sampel mencapai sama banyak sesuai dengan perhitungan besar
sampel, hal ini memungkinkan hasil lebih varitif dan lebih mendukung teori.
36
Bab V
Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
1. Prevalensi miopia pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah pengguna
gadget sebesar 33%
2. Terdapat 10 (30,3%) siswa dengan durasi berlebih dan 23 (69,7%) siswa
dengan durasi cukup yang menderita miopia.
3. Terdapat 19( 57,7%) siswa menggunakan gadget dengan posisi duduk,
dengaan posisi berdiri 10 (30,3%) siswa, kemudian posisi berbaring 4
(12%) dengan yang menderita miopia.
4. Terdapat 15 (45,5%) siswa yang menggunakan ipad, 7 (21,2%) siswa yang
menggunakan jenis smartphone, serta 11 (33,3%) siswa yang
menggunakan samsung dengan yang menderita miopia.
5. Terdapat 7 (21,2%) siswa yang meggunakan gadget dengan frekuensi lebih
dari 5 jam/hari, 7 (49%) siswa dengan frekuensi 3-7 jam/hari, dan 19
(57,6%) siswa dengan frekuensi 3-5 jam/hari dengan yang menderita
miopia.
6. Terdapat 20 (66%) siswa dengan ayah yang menderita miopia dan 13
(39%) siswa dengan ibu yang menderita miopia. 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang diberikan,
sebagai berikut:
a. Bagi Masyarakat
Kepada orangtua yang sudah memberikan teknologi yang canggih seperti
salah satunya adalah gadget, dihimbau untuk dapat memperhatikan
penggunaan gadget yang baik dan benar sehingga tidak dapat merusak
kesehatan pada anak salah satunya adalah kesehatan mata.
b. Bagi pemerintah
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat diminati untuk
teknologi, sehingga diharapkan kepada pemerintah untuk dapat
mengidentifikasi terlebih dahulu alat-alat teknologi yang masuk ke
37
indonesia, dan dapat memberitahukan dampak baik dan buruknya
teknologi tersebut, agar kesehatan mata terutama pada anak-anak tidak
mengalami masalah atau dalam keadaan baik.
c. Bagi Peneliti
Diharapkan mendapatkan sampel yang lebih bervariatif dan menghindari
homogenitas data. Alangkah baiknya dilakukan pengambilan sampel
dengan jumlah yang lebih besar sehingga dapat mengembangkan kriteri
inklusi dan ekslusi. Dan diharapkan penelitian ini bisa menjadi sumber
informasi untuk peneliti yang berikutnya untuk dikembangkan lagi.
38
Daftar Pustaka
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed 2. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2006.
2. Borchert MS, VARMA R, Cotter SA, et al. Risk Factor for Hyperopiaand
Myopia in Preschool Children: The Multiethnic Pediatric Eye Disease and
Baltimore Pediatric Eye Disease Studies. Ophtalmology.2011;
118(110):1969-73.
3. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum ed.14. Jakarta:
Widya Medika; 2000:1.
4. Sidarta, Ilyas. Ilmu Penyakit Mata ed. III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2010:1.
5. Defenition of gadget. http://www.oxforddictionaries.com/definition/gadget,
diakses pada tanggal 9 juli 2014.
6. Castelluccio, Michael. 2007. Gadget An-Essay.
http://www.thefreelibrary.com/Gadgets. 9 juli 2014.
7. Perdami. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. Edisi II. Jakarta : Sagung Seto.2002.
8. Ilyas Sidharta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.2008.
9. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi II.
Jakarta:EGC.2001;160-7
10. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva p. Oftalmologi Umum. Edisi XIV.
Jakarta : Widya Medika.2000.
11. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XI. Jakarta
:EGC.2008
12. Spraul CW,Lang GK. Optic and refractive errors in Lang GK,ed.
Ophtalmology : A short Textbook.Stuttgart : Thieme.2000;423-36
13. Scimd K. Miopia Manual; 2008 (updated 2011 feb;cited 2011 august)
Available from : http://www.miopya-manual.com
14. Jones L, Sinnot LT, Mutti DO, Mitchell GL, Moeschherger ML, Zadnik k.
Parenteral history of miopia, outdoor activities and future miopia. Invest
Ophtalmol Vis Sci ; 2007.
39
15. Koirala B.P. Visual Problems Among Video Display Terminal in Nepal .
Journal of optometry.2008.
16. Gwiazda JE, Hyman, Norton TT, Husein M,Marsh-Toole W, Manny R.
Accomodation and related risk factors associated with miopia progression
and their interaction with treatment in COMET children. Invest
Ophtalmol.2004.
17. Gilmartin B. Miopia: precedents for research in the twenty-first century.
Clinical and Experimental Ophtalmology.2004;305-24
18. KBBI. Gadget (diakses pada 24 November 2016). Tersedia di:
kbbi.web.id/sekolah
19. Pertiwi, A. Sejarah Perkembangan Gadget . 2009. Jakarta: Yayasan
Aspirasi Pemuda
20. West, Richard and Lynn Turner. 2007. Introduction Communication
Theory. Analysis and aplication. New York: McGraw Hill
21. Haeny, N. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan
Mata. http//www/combiphar.com/id/healty-living/dampak –penggunaan-
gadget-pada-kesehatatan-mata.
22. Ilyas, S. 2008. Trauma Mata Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit
FK-UI.
23. Amrizal , 2010. Penyakit Akibat Dari Sering Menggunakan Komputer.
http://www.allaboutvision.com/cvs/irritated.htm
24. Gunarsa, S.D. Psikologi Praktis : Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia
25. Wong, 2010. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
26. Rifhani, D. 2010. Bahaya Gadget bagi kesehatan dan tips untuk
mengatasinya. http://destririfhani.com/2010/10 bahaya-gadget-bagi-
kesehatan-dan-tips-untuk-mengatasinya.
27. Kulisekra, 2012. Fenomena gadget tidak pernah ada habisnya.
http://www.kolom-pengetahuan.com/2012/10/pengaruh-radiasi-dari-
monitor-html/.
40
28. Ilyas, Sidarta, Prof. Dr.Ht. SPM. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu
Penyakit Mata. FK UI.2000; 4-5, 75
29. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4.
Jakarta; Penerbit Salemba Medika. 2009
30. Parsinen o, Liisa A. Myopia and myopia progression among schoolchildren :
a three year follow up study. Invest Ophtalmol Vis Sci. 1999;40;2810-2818
31. Hyman L, dkk. Relationship of age and athnicity with myopia progression
and axial elongation in the correction of myopia evaluation trial. Arch
Ophtalmol. 2005 ; 123 :977-87
32. Hartanto Willy, Inakawati Sri. KelainanRefraksi Tak Terkoreksi Penuh Di
RSUP dr. Kariadi Semarang Periode 1 Januari 2002-Desember 2003.
Media Medika Muda. 2014;25-30
41
Lampiran 1
Lembar surat persetujuan responden
KUESIONER PENELITIAN
Prevalensi Miopia Pada Anak kelas 5 SD Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan Terhadap Pengguna Gadget Tahun Ajaran 2016/2017
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kepada adik-adik di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan, saya ucapkan
terimakasih banyak atas waktu yang sudah diluangkan untuk membantu penelitian
saya.
Perkenalkan saya Putri Anggereini STP, mahasiswi semester 5 Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta, Jurusan Pendidikan Dokter Angkatan 2013. Saat ini saya melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi
Miopia Pada Anak Kelas 5SD Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Terhadap
Pengguna Gadget” untuk menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran.
Oleh karena itu saya harap adik-adik bersedia untuk membantu saya,
dengan mengisi kuesioner ini dengan jujur dan bersedia untuk dilakukan
pemerikaan tajam penglihatan Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wassalamualikum Wr. Wb.
Responden Peneliti
Putri Anggereini A.STP ......................
42
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Kuesioner Prevalensi Miopia Terhadap
Pemakaian Gadget Pada Anak SD Kelas 5
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Tahun
Ajaran 2015-2016
I. Data Responden
Informasi anak
Nama :
……………………………………………………………
Umur :
……………………………………………………………
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan (lingkari salah satu)
Kelas : 4 / 5 / 6 (lingkari salah satu)
Tinggi Badan (cm) :
……………………………………………………............
Berat Badan (kg) :
……………………………………………………………
Pemeriksaan Visus
OD :
…………………………………………………………….
OS :
43
……………………………………………………………
Informasi orang tua
IBU
Nama :
……………………………………………………………
Umur :
……………………………………………………………
Pekerjaan : ……………………………………………………………
Pendidikan : ……………………………………………………………
BAPAK
Nama :
……………………………………………………………
Umur :
……………………………………………………………
Pekerjaan : ……………………………………………………………
Pendidikan : ……………………………………………………………
Jawablah semua pertanyaan dengan melingkari atau memberi tanda
silang (X) pada salah satu dari pilihan jawaban yang menurut anda
paling benar.
1. Apakah kamu terbiasa menggunakan gadget?
o Ya
o Tidak
( Jika Ya, lanjut ke pertanyaan nomor 2 )
44
2. Jenis gadget apa yang sering kamu gunakan?
o Ipad
o Smartphone
o Samsung
3. Seberapa sering kamu menggunakan gadget dalam seminggu?
o 1-3 hari
o 3-5 hari
o 5-7 hari
4. Kondisi apa yang kamu rasakan setelah menggunakan gadget?
o Mata perih
o Belajar terganggu
o Tugas sekolah tidak selesai
o Lain-lain….
5. Gadget ini paling sering digunakan untuk keperluan apa?
( Jawaban boleh lebih dari 1 )
o Mencari pelajaran
o Bermain media sosial
o Bermain games
o Lainnya …..
6. Berapa lama waktu penggunaan gadget dalam 1 hari?
o 1-3 jam dalam sehari
o 3-5 jam dalam sehari
o Lebih dari 5 jam
45
7. Bagaimana posisi yang sering kamu lakukan pada saat menggunakan
gadget?
o Berbaring
o Berdiri
o Duduk
8. Seberapa sering anda membaca buku dalam 1 minggu? o
Setiap hari ( 7 hari seminggu )
o Ada tugas sekolah saja
o Kurang dari 5 hari dalam seminggu o
Lainnya …..
9. Berapa lama waktu yang anda gunakan pada saat membaca buku?
o 1-3 jam/hari
o lebih dari 5 jam/hari
o kurang dari 5 jam/hari
10. Bagaimana posisi yang anda gunakan pada saat membaca buku?
o Berbaring
o Duduk
o Lainnya ….. 11. Apakah anda mempunyai komputer?
o Ya
o Tidak
( Jika YA lanjut ke pertanyaan no. 12 )
12. Apakah anda sering menggunakan komputer?
o Ya
o Tidak
( Jika Ya lanjut ke pertanyaan no.13 )
13. Berapa lama waktu yang anda gunakan saat menggunakan komputer? o
1-3 jam dalam sehari
o 3-5 jam dalam sehari
o Lebih dari 5 jam dalam sehari o
Lainnya …
46
14. Apakah orangtua kamu memakai kacamata?
o Ya
o Tidak
( Jika Ya lanjut ke pertanyaan no.15 )
15. Siapa yang memakai kacamata?
o Ayah
o Ibu 16. Apa jenis kacamata yang digunakan orangtua kamu?
( Jawaban boleh lebih dari 1 )
o Minus
o Plus
o Silinder
o Lainnya …..
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPAINYA.
47
Lampiran 3
48
49
50
Lampiran 4
Hasil Uji Statistik
ANALISIS UNIVARIAT
1. Karakteristik Selurh Responden
Usia
J
e
nis Kelamin
Miopia
Total Miopia
Usia 10 Count 23 23
% within Usia 100.0% 100.0%
11 Count 10 10
% within Usia 100.0% 100.0%
Total Count 33 33
% within Usia 100.0% 100.0%
Miopia
Total Miopia
Jenis Kelamin perempuan Count 21 21
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%
Laki-laki Count 12 12
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%
Total Count 33 33
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0%
51
Durasi Gadget
Jenis Gadget
Miopia
Total Miopia
Durasi Gadget berlebih Count 10 10
% within Miopia 30.3% 30.3%
cukup Count 23 23
% within Miopia 69.7% 69.7%
Total Count 33 33
% within Miopia 100.0% 100.0%
Miopia
Total Miopia
Jenis Gadget Smartphone Count 8 8
% within Miopia 24.2% 24.2%
Samsung Count 15 15
% within Miopia 45.5% 45.5%
Ipad Count 10 10
% within Miopia 30.3% 30.3%
Total Count 33 33
% within Miopia 100.0% 100.0%
52
Posisi Gadget
Genetik
Miopia
Total Miopia
Genetik ayah Count 20 20
% within Genetik 100.0% 100.0%
ibu Count 13 13
% within Genetik 100.0% 100.0%
Total Count 33 33
% within Genetik 100.0% 100.0%
Frekuensi Gadget
Miopia
Total Miopia
Frekuensi
Gadget
5-7 jam/hari Count 7 7
% within Frekuensi
Gadget 100.0% 100.0%
3-5 jam/hari Count 7 7
% within Frekuensi
Gadget 100.0% 100.0%
Lebih dari 5
jam/hari
Count 19 19
% within Frekuensi
Gadget 100.0% 100.0%
Total Count 33 33
% within Frekuensi
Gadget 100.0% 100.0%
Miopia
Total Miopia
Posisi Gadget Berbaring Count 4 4
% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%
Berdiri Count 10 10
% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%
Duduk Count 19 19
% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%
Total Count 33 33
% within Posisi Gadget 100.0% 100.0%
53
Frekuensi Gadget
Miopia
Total Miopia
Frekuensi Gadget Lebih dari 5 jam/hari Count 7 7
% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 21,2% 21,2%
3-7 jam/hari Count 7 7
% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 21,2% 21,2%
3-5 jam/hari Count 19 19
% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 57,6% 57,6%
Total Count 33 33
% within Frekuensi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 100,0% 100,0%
Posisi Gadget
Miopia
Total Miopia
Posisi Gadget Berbaring Count 2 2
% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 6,1% 6,1%
Berdiri Count 12 12
% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 36,4% 36,4%
Miopia Count 19 19
% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 57,6% 57,6%
Total Count 33 33
% within Posisi Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 100,0% 100,0%
54
Jenis Gadget
Miopia
Total Miopia
Jenis Gadget Smartphone Count 7 7
% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 21,2% 21,2%
Samsung Count 11 11
% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 33,3% 33,3%
Ipad Count 15 15
% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 45,5% 45,5%
Total Count 33 33
% within Jenis Gadget 100,0% 100,0%
% within Miopia 100,0% 100,0%
55
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Putri Anggereini A.STP
Tempat, tanngal lahir : Medan, 24 Febbuari 1996
Alamat : Jl. Kepodang 2 No, 350. P. Mandala, Sumatera Utara
No.HP : 081316084806
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. TK Islam An-nizam (2000-2001)
2. SD Islam An-nizam (2001-2007)
3. MTsN 2 Medan (2007-2010)
4. SMAN 3 Medan (2010-2013)
5. PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-Sekarang)
53