Upload
edi-suwandono
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RINSON SITANGGANG,ST.,MTNIP 19650129 199003 1 003
DEPARTEMEN PENDIDIDKN NASIONALPUSAT PENGEMBANNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN (P4TK) BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKMALANG.
2012
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DIKLAT SISTEM
PENGAPIAN ELKTRONIK MELALUIPENDEKATAN CTL PADA DIKLAT GURU
SMK OTOMOTIF DI P4TK BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK MALANG
ABSTRAKPenelitian ini adalah penelitian tindakan diklat,
yang bertujuan bagaimana cara meningkatkan efektifitas pembelajaran Sistem Pengapian Elektronik dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada diklat guru SMK Otomotif
Subjek penelitian adalah peserta diklat guru otomotif pada Pusat Pengembanngan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bidang Otomotif dan Elektronik Malang.
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang.Sistem Pengapian Elektronik pada mata Diklat Kelistrikan Teknik Mekanik Otomotif adalah merupakan keterampilan dasar Secara khusus tujuan program keahlian teknik MO Secara khusus tujuan program keahlian teknik MO adalah membekali peserta diklat dengan adalah membekali peserta diklat dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar lebih keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar lebih kompeten. Std kompetensi yang digunakan kompeten. Std kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum program sebagai acuan pengembangan kurikulum program keahlian teknik MO adalah Std Kompetensi Kerja keahlian teknik MO adalah Std Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada bidang otomotif Nasional Indonesia (SKKNI) pada bidang otomotif perbaikan kendaraan ringan.perbaikan kendaraan ringan.
Penelitian ini dilaksanakan Penelitian ini dilaksanakan dalamdalam dua siklus dua siklus yaitu:yaitu:tindakan tindakan SSiklus I dan iklus I dan SSiklus IIiklus II,dan setiap ,dan setiap siklus mencakup:Psiklus mencakup:Perencanakan erencanakan TTindakan, indakan, Pelaksanaan Tindakan, PPelaksanaan Tindakan, Pengamatanengamatan,, EEvaluasi pada valuasi pada setiap akhir siklus, setiap akhir siklus, MMenganalisis enganalisis DData ata HHasil asil EEvaluasi dan valuasi dan HHasil asil PPengamatan serta mengadakan engamatan serta mengadakan RRefleksi berdasarkan hasil analisis dan tanggapan efleksi berdasarkan hasil analisis dan tanggapan peserta diklat. peserta diklat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata peserta diklat pada tes akhir siklus I adalah rata peserta diklat pada tes akhir siklus I adalah 2,52 dan nilai rata-rata pada tes akhir siklus II 2,52 dan nilai rata-rata pada tes akhir siklus II adalah 3.13 , maka hasil perolehan nilai adalah 3.13 , maka hasil perolehan nilai rata-rata rata-rata peserta diklat tiap siklus meningkat (peserta diklat tiap siklus meningkat (00,,661).1).
Skenario pembelajaran selama ini masih banyak menggunakan metode ceramah,banyak kelemahan:kurang efektif,kurang termotivasi dibuktikan dgn hsl belajar yang kurang,dengan kelemahan tersebut kiranya dapat dipecahkaan dengan metode pengajaran kontekstual CTL (contextual teaching and learning).
B.Rumusan MasalahApakah melalui pendekatan pengajaran kontekstual pd diklat guru otomotif meningkatkan efektifitas diklat Sistem Penagapian Elektronik bagi guru-guru SMK Otomotif?”
C.Tujuan PenelitianUntuk mengetahui sejauh mana peningkatan Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan efektivitas pembelajaran efektivitas pembelajaran SSistem istem PPengapian engapian ElektronikElektronik pada diklat guru pada diklat guru dengan menggunakan dengan menggunakan pendekatan pengajaran kontekstual.pendekatan pengajaran kontekstual.
D.Manfaat PenelitianPenelitian•Dpt meningkatkan, memperbaiki proses Dpt meningkatkan, memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas serta pembelajaran dan meningkatkan kualitas serta mutu pembelajaranmutu pembelajaran•Peserta diklat dpt terlibat langsung dlm Peserta diklat dpt terlibat langsung dlm mengaplikasikan pengalaman belajarnya baik mengaplikasikan pengalaman belajarnya baik mental, fisik, dan sosialnya guna untuk diterapkan mental, fisik, dan sosialnya guna untuk diterapkan dlm kehidupan sehari-haridlm kehidupan sehari-hari..
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TEORI1.Efektivitas Pembelajaran Sistem Pengapian ElektronikEfektivitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Bahasa Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Bahasa Indonesia efektif berarti : (1) ada efek (akibat, pengaruh, Indonesia efektif berarti : (1) ada efek (akibat, pengaruh, dan kesan), (2) dapat membawah hasil, berhasil guna, dan kesan), (2) dapat membawah hasil, berhasil guna, sedangkan efektivitas berarti : (1) berpengaruh, hal sedangkan efektivitas berarti : (1) berpengaruh, hal berkesan, (2) keberhasilan usaha atau tindakanberkesan, (2) keberhasilan usaha atau tindakan
“Pembelajaran adalah usaha widyaiswara yang bertujuan membantu peserta diklat belajar”. disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan timbal balik antara widyaiswara dan peserta diklat untuk mencapai tujuan tertentu.
Efektifitas pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan diklat ini adalah keberhasilan peserta diklat mencapai tujuan tertentu akibat adanya proses yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan timbal balik antara widyaiswara dan peserta diklat.
Berkaitan dengan mata pelajaran Sistem Pengapian Elektronik, efektivitas pembelajaran yang dimaksudkan adalah keberhasilan peserta diklat dalam menguasai teori Sistem Pengapian Elektronik dan aplikasinya. Efektifitas tergambar dari hasil belajar peserta yang tentunya tidak terlepas dari aktifitas peserta diklat dan metode yang digunakan pada proses belajar mengajar yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
Metode tersebut antara lain:metode ceramah,metode demonstrasi,metode kerja proyek dan lain-lain
B.Metode CeramahPada umumnya metode yang digunakan penulis selama ini adalah metode ceramah yang merupakan penjelasan materi oleh widyaiswara secara lisan dan mendemonstrasikan model, kemudian diselingi dengan tanya jawab untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada peserta diklat
Beberapa pakar mengatakan ceramah mempunyai keuntungan sbb:1.Murah2.Mudah disesuaikan dgn kondisi peserta didik.3.Dpt mengembangkan kemampuan mendengar peserta didik4.Dpt menjadi penguatan kepada peserta didik dengan adanya humor
Sagala (2005 : 2) kekurangan metode ceramah antara lain :(1) Tidak memberikan kesempatan untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga proses menyerap pengetahuan kurang tajam,(2) Tidak memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk mengembangkan keberanian mengemukakan pendapatnya, (3) Pertanyaan lisan dalam ceramah kurang dapat ditanggapi oleh pendengar, terlebih lagi jika menggunakan kata-kata asing .
Metode ceramah lebih menuntut keaktifan widyaiswara,metode ceramah tidak mengarahkan peserta diklat belajar yang bermakna, Salah satu pendekatan pembelajaran yang bermakna adalah Contextual Teaching and Learning (CTL).
C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)1.Pengertian Pendekatan CTL
Pendekatan Pendekatan CTLCTL adalah adalah:: KKonsep belajar yang mendorong onsep belajar yang mendorong widyaiswara untuk menghubungkan antara materi yang widyaiswara untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata peserta diklat dan juga diajarkan dan situasi dunia nyata peserta diklat dan juga mendorong peserta diklat membuat hubungan antara mendorong peserta diklat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan diterapkannya dalam pengetahuan yang dimilikinya dan diterapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan peserta diklat diperoleh dari Pengetahuan dan keterampilan peserta diklat diperoleh dari usaha peserta diklat mengkonstruksi sendiri pengetahuan usaha peserta diklat mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar (Nurhadi, 2004 : dan keterampilan baru ketika ia belajar (Nurhadi, 2004 : 103)103)
2.Latar Belakang Lahirnya Pendekatan CTL
Latar belakang lahirnya pendekatan konstekstual adalah peserta diklat belajar lebih bermakna jika lingkungan diciptakan alamiah.Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran keseluruhan.
Bentuk kegiatan peserta diklat untuk bekerja dan Bentuk kegiatan peserta diklat untuk bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari widyaiswara mengalami, bukan transfer pengetahuan dari widyaiswara ke peserta diklat. ke peserta diklat.
Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasilStrategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.. Melalui strategi Melalui strategi CTLCTL peserta diklat diharapkan belajar peserta diklat diharapkan belajar
melalui “mengalami” bukan menghafal.melalui “mengalami” bukan menghafal.
Tiga elemen yang harus diperhatikan dlm pembelajaran kontekstual sbb:1.Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta diklat.2.Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian secara khusus (dari umum ke khusus).3.Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman dengan cara :a.Menyusun konsep sementara.b.Melakukan kerja sama untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain. 3. Landasan Filosofi Pengembangan CTLLandasan filosofi Landasan filosofi CTLCTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya menghafalmenghafalPePeserta diklat harus mengkonstruksikan pengetahuan serta diklat harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.dibenak mereka sendiri.Konstruktivisme berakar pada filsafat paragmatisme yang Konstruktivisme berakar pada filsafat paragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada abad ke 20 (Nurhadi, 2004 : digagas oleh John Dewey pada abad ke 20 (Nurhadi, 2004 : 105)105)
4.Hakikat CTL
Konsep pendekatan CTL ada 3 hal yangharus difahami : Proses belajar Hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata Menerapkannya dalam kehidupan
Nurhadi (2002 : 5) Memandang bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu widyaiswara untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.
D. Komponen-komponen CTL Komponen pembelajaran CTL adalah melibatkan 7
komponen utama pembelajaran produktif, yakni : Konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya (Nurhadi, 2004 : 105)
1.Kata-kata kunci pendekatan CTLHal-hal pokok pada pendekataan CTL adalah :(1) Mengutamakan Pengalaman Nyata(2) Berpikir tingkat tinggi, (3) Berpusat pada peserta diklat, (4) Peserta diklat aktif, kritis, dan kreatif, (5) Pendidikan bermakna dalam kehidupan, (6) Pendidikan bukan pengajaran, (7) Memecahkan masalah, (8)Peserta diklat berbuat widyaiswara mengarahkan
Menurut (Nurhadi, 2004 : 106) penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran, memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
Kembangkan pemikiran bahwa peserta diklat akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkostruksikan sendiri pengetatahuan dan keterampilan barunya.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan ingkuiri untuk semua topik
Kebangkan sifat ingin tahu peserta diklat dengan bertanya
Ciptakan “ masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok)
Hadirkan “ Model” sebagai contoh pembelajaran Lakukan refleksi diakhir pertemuan Lakukan penilain yang sebenarnya dengan berbagai cara
2.Ciri-ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan CTL
Pendekatan Pendekatan CTLCTL adalah sebagai berikut : adalah sebagai berikut : Pengalaman nyataPengalaman nyataKerja samaKerja samaSaling menunjang Saling menunjang Gembira Gembira Belajar bergairahBelajar bergairahPembelajaran terintegrasiPembelajaran terintegrasiMenggunakan berbagai sumber, Menggunakan berbagai sumber, Peserta diklat aktif dan kritis Peserta diklat aktif dan kritis Menyenangkan Menyenangkan Tidak membosankanTidak membosankanKerja sama dengan temanKerja sama dengan teman Widyaiswara kreatifWidyaiswara kreatif
(Nurhadi, 2004 : 107).(Nurhadi, 2004 : 107).
KondisKondisiiawalawal
TindakanTindakan
Peneliti :Peneliti : Belum menggunakan Belum menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL )
Kondisi Kondisi AkhirAkhir
Memanfaatkan/ Menerapkan Contextual Teaching and Learning (CTL )
Diduga melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL ) dapat meningkatkan hasil diklat sistem Pengapian Elekronik bagi guru SMK
Yang diteliti: Hasil diklat Sistem Pengapian Elektronik masih rendah
SIKLUS IMemanfaatkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL ) dgn kelompok besar
SIKLUS IIMemanfaatkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL dgn kelompok kecil
EE.Kerangka Pikir.Kerangka Pikir
F.Hipotesis Tindakan
Melalui pendekatan kontekstual diduga dapat meningkatkan efektivitas diklat Sistem Pengapian Elektronik
BAB IIIMET0DE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan diklat (Classroom Action Research) yang dilaksanakan selama dua siklus. Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan CTL melalui tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.
B.Subyek, Lokasi, dan Waktu PenelitianSubyek penelitian adalah diklat guru SMK otomotif pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bidang Otomotif dan Elektronik Malang
A.Jenis Penelitian
C.Perencanaan Tindakan
Membuat perangkat pembelajaran, meliputi : Satpel/Lembar Kerja, daftar hadir peserta diklat, dan daftar penilaian peserta diklat.
Media pembelajaran seperti alat peraga, wall chard, trainer Sistem Pengapian Elektronik.
Bahan dan alat seperti engine stand dan kunci-kunci (kunci ring,pas satu set, kunci sok satu set, obeng plat satu set, obeng bunga satu set).
Instrumen observasi: Lembar Kerja Peserta Diklat, format indikator keberhasilan dan lain-lain.
Evaluasi: soal-soal penilaian. Refleksi pada setiap siklus
1. Tahap Perencanaan Siklus Siklus ISiklus I Perencanaan Sub Perencanaan Sub
Kompetensi :Kompetensi :Program PembelajaranProgram Pembelajaran
•Cara penyalaanCara penyalaan•Bag-bagian SP dan Bag-bagian SP dan cara kerja:cara kerja:
Kontak pemutus Kontak pemutus dan sudut dan sudut dwelldwellKondensatorKondensatorKoil dan tahanan Koil dan tahanan ballastballastBusiBusi
•Merencanakan Merencanakan pembelajaran pembelajaran •Menentukan pokok Menentukan pokok bahasan/sub pokok bahasan/sub pokok bahasanbahasan•Mengembangkan Mengembangkan skenario pembelajaranskenario pembelajaran•Menyusun Lembar Menyusun Lembar Kerja Kerja •Menyiapkan sumber Menyiapkan sumber belajarbelajar•Mengembangkan Mengembangkan format evaluasiformat evaluasi•Mengembangkan Mengembangkan format observasi format observasi
Tindakan •Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran
PengamatanPengamatan •Melakukan observasi dengan Melakukan observasi dengan memakai format observasimemakai format observasi•Menilai hasil tindakan dengan Menilai hasil tindakan dengan menggunakan formatmenggunakan format
RefleksiRefleksi •Melakukan observasi tindakan Melakukan observasi tindakan yang telah dilakukan meliputi : yang telah dilakukan meliputi : evaluasi mutu, jumlah waktu dari evaluasi mutu, jumlah waktu dari setiap macam tindakansetiap macam tindakan•Memperbaiki pelaksanaan Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan siklus berikutnyauntuk digunakan siklus berikutnya
Siklus IISiklus II Perencanaan sub Perencanaan sub kompetensi :kompetensi :--Saat pengapianSaat pengapian--Advans sentrifugalAdvans sentrifugal--Advans vacuumAdvans vacuum
•Identifikasi masalah dan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif penetapan alternatif pemecahan masalahpemecahan masalah•Pengembangan program Pengembangan program tindakan IItindakan II
TindakanTindakan Pelaksanaan program Pelaksanaan program tindakan IItindakan II
PengamatanPengamatan Pengumpulan data tindakan Pengumpulan data tindakan IIII
RefleksiRefleksi Evaluasi tindakan IIEvaluasi tindakan II
Siklus-siklus berikutnya.Siklus-siklus berikutnya.Kesimpulan, saran, dan rekomendasi.Kesimpulan, saran, dan rekomendasi.
2.Distribusi Penggunaan Waktu Pembelajaran Sistem Pengapian Elektronik pada Setiap Siklusnya
Siklus I dengan 5 kali pertemuan Siklus II dengan 4 kali pertemuan
D.Jadwal Rencana Kegiatan•Persiapan•Pelaksanaan•Penyusunan Laporan
E. Indikator Keberhasilan• Pemanfaatan waktu belajar peserta diklat• Pemanfaatan kegiatan belajar peserta diklat dengan
orang lain• Pemanfaatan kegiatan PBM peserta diklat• Evaluasi diri
F. Indikator Kinerja PesertaKSR = Kategori sangat rendah (0,00 – 0,99 )KR = Kategori rendah (1,00 – 1,99 )KS = Kategori sedang (2.00 – 2,99 )KT = Kategori tinggi (3.00 – 3,50 )KST= Kategori sangat tinggi (3,51 – 4,00 )
G.Pelaksanaan Tindakan
1.Implementasi dan Observasi Siklus pertama berlangsung lima (5) kali tatap muka
dengan kajian sub kompetensi :(1)Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar, bagian-
bagian Sistem Pengapian Baterai, dan cara kerja,(2)Kontak pemutus dan sudut dwell, (3)Kondensator, (4)Koil dan tahanan ballast, (5)Busi.
Siklus kedua berlangsung empat (4) kali tatap muka dengan kajian sub kompetensi :
(1)Saat pengapian, 2 kali pertemuan (2)advans sentrifugal,(3)advans vacuum.
H.Analisis dan Evaluasi1.Teknik pengumpulan data• Kehadiran, • Keaktifan,• Kedisiplinan• Keberanian menjawab pertanyaan• Hasil belajar,Akhir siklus satu (1) dan akhir siklus dua (2)
2.Teknik analisa dataTeknik analisis kualitatif dan kuantitatif 0,00 – 0.99 dikategorikan sangat rendah 1.00 – 1,99 dikategorikan rendah 2.00 – 2,99 dikategorikan sedang 3.00 – 3.50 dikategorikan tinggi 3.51 – 4.00 dikategorikan sangat tinggi
3.Evaluasi3.EvaluasiUntuk memperoleh informasi atau balikan dari proses kegiatan penelitian yaitu menilai tahap perencanaan, observasi, dan pelaksanaan tindakan.Apakah proses penelitian sudah berjalan secara efektifApakah hasil belajar peserta diklat yang dicapai pada setiap siklus sudah sesuai dengan harapan yang diinginkan atau belum.
4.Refleksi Kegiatan dilaksanakan untuk mengoreksi atau mengkaji
ulang
I.Perencanaan tindak lanjutPerencanaan tindak lanjut untuk satu siklus bila hasil belajar peserta diklat secara klasikal belum mencapai 75 % penguasaan materi pembelajaran atau kompetensi yang diajarkan. Pengayaan atau perbaikan
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.Kehadiran Siklus I 92,3 % ,Siklus II 100% 2.Kemampuan /keberanian mengajukan pertanyaan
A.Perubahan sikap, Kehadiran, Keaktifan dalam Proses Pembelajaran.
NilaNilaii
KriteriaKriteria Siklus ISiklus I Siklus IISiklus II
44 Baik SekaliBaik Sekali 53,84%53,84% 84,61%84,61%
33 BaikBaik 38,46%38,46% 15,38%15,38%
22 KurangKurang 7,69%7,69% 0%0%
11 Kurang Kurang SekaliSekali
0%0% 0%0%
4. Kedisiplinan peserta diklat dalam mengikuti proses belajar-mengajar
NilaNilaii
KriteriaKriteria Siklus ISiklus I Siklus IISiklus II
44 Baik SekaliBaik Sekali 7,69% 7,69% 84,61% 84,61%
33 BaikBaik 38,46% 38,46% 23,07% 23,07%
22 KurangKurang 53,84% 53,84% 7,69 % 7,69 %
11 Kurang SekaliKurang Sekali 0% 0% 0% 0%
3.3.Perhatian peserta diklat pada saat proses belajar Perhatian peserta diklat pada saat proses belajar --mengajar dengan metode pendekatan mengajar dengan metode pendekatan CTLCTL
NilaNilaii
KriteriaKriteria Siklus ISiklus I Siklus IISiklus II
44 Baik SekaliBaik Sekali 61,53% 61,53% 84,61% 84,61%
33 BaikBaik 46,15% 46,15% 15,38% 15,38%
22 KurangKurang 0% 0% 0% 0%
11 Kurang SekaliKurang Sekali 0% 0% 0% 0%
B.Hasil Belajar Sistem Pengapian Elektronik
1.Siklus I
No Nama Peserta
Nilai
1122334455667788991010111112121313
(01)(01)(02)(02)(03)(03)(04)(04)(05).(05).(06)(06)(07)(07)(08)(08)(09)(09)(10)(10)(11)(11)(12)(12)(13)(13)
2.52.52.32.32.22.23.03.02.12.12.02.01.81.82.82.82.62.62.72.73.33.33.13.12.32.3
Standar Deviasi (SD) :0,4525Standar Deviasi (SD) :0,4525Nilai rata-rata :2,5Nilai rata-rata :2,5
Diskripsi skor hasil belajarDiskripsi skor hasil belajar
StatistikStatistik Nilai Statistik
SubyekSubyekSkor maksimumSkor maksimumSkor minimumSkor minimumRentang skorRentang skorSkor rata-rataSkor rata-rataMedianMedianStandar deviasiStandar deviasi
13133,303,301,801,801,501,502,512,512.302.300,450,45
Distribusi frekwensi skor hasil belajar peserta diklat pada tes akhir siklus I
SkorSkor KategoriKategori FrekwensiFrekwensi Presentasi (%)Presentasi (%)
0 – 0,90 – 0,9
1,0 – 1,91,0 – 1,9
2,0 – 2,92,0 – 2,9
3,0 – 3,53,0 – 3,53,6 – 4,03,6 – 4,0
Rendah sekaliRendah sekali
RendahRendah
SedangSedang
TinggiTinggiTinggi sekaliTinggi sekali
00
11
99
3300
00
7,6927,692
69,23069,230
23,07623,07600
JumlahJumlah 1313 100,00100,00
1.Siklus II
No Nama Peserta
Nilai
1122334455667788991010111112121313
(01)(01)(02)(02)(03)(03)(04)(04)(05).(05).(06)(06)(07)(07)(08)(08)(09)(09)(10)(10)(11)(11)(12)(12)(13)(13)
3.13.13.23.23.23.23.53.53.03.02.52.52.42.43.33.33.23.23.13.13.73.73.63.62.92.9
Standar Deviasi (SD) :0,379Standar Deviasi (SD) :0,379Nilai rata-rata :3,13Nilai rata-rata :3,13
Diskripsi skor hasil belajarDiskripsi skor hasil belajar
StatistikStatistik Nilai Statistik
SubyekSubyekSkor maksimumSkor maksimumSkor minimumSkor minimumRentang skorRentang skorSkor rata-rataSkor rata-rataMedianMedianStandar deviasiStandar deviasi
13133,703,702,402,401,301,303,133,133,203,201,761,76
Distribusi frekwensi skor hasil belajar peserta diklat pada tes akhir siklus II
SkorSkor KategoriKategori FrekwensiFrekwensi Presentasi (%)Presentasi (%)0 – 0,90 – 0,9
1,0 – 1,91,0 – 1,92,0 – 2,92,0 – 2,93,0 – 3,53,0 – 3,53,6 – 4,03,6 – 4,0
Rendah sekaliRendah sekaliRendahRendahSedangSedangTinggiTinggi
Tinggi sekaliTinggi sekali
0000338822
0000
23,07623,07661,53861,53815,38415,384
JumlahJumlah 1313 100,00100,00
C.Refleksi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Dalam Proses pembelajaran Sistem Pengapian Elektronik1.Refleksi Siklus I. Dibentuk kelompok dengan jumlah perkelompok terdiri
dari 6-7 orang sehingga dapat terbentuk 2 kelompok dari 13 orang peserta diklat.Pada awalnya ada peserta diklat yang menolak,ada yang menerima,ada yang acuh tak acuh,ada yang hanya bermain- main atau berceritera dengan rekan dekatnya, masih ragu-ragu untuk menanyakan tugas-tugas yang tidak dimengerti, Bahkan ada kelompok yang menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan maksud pertanyaan.Jika dilontarkan pertanyaan peserta diklat,umumnya peserta diklat berani menjawab serempak,menjelang akhir siklus I sudah menampakkan ada kemajuan,tetapi pada peserta diklat yang aktif pada kelompoknya
2.Refleksi Siklus II.Debentuk kelompok dengan ketentuan jumlah perkelompok terdiri dari 3-4 orang sehingga dapat terbentuk 4 kelompok dari 13 orang peserta diklat
Memasuki siklus II, efektivitas, perhatian dan motivasi peserta diklat semakin memperlihatkan kemajuan dikelompoknya.
Widyaiswara memberikan dorongan serta motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok, saling berbagi tugas untuk mendapatkan solusi dalam menyelesaikan tugas
Peserta diklat yang semula hanya diam-diam saja sudah mulai aktif bertanya bahkan tidak segan-segan mengundang widyaiswara untuk meminta penjelasan bila mereka belum mengerti.
Selain itu, mereka juga sudah dapat menunjukkan keberanian mereka untuk tampil di depan kelas untuk menyelesaikan tugas di hadapan teman –temannya.
Hasil yang dicapai peserta diklat setelah pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL ini dapat mengalami peningkatan. sikap peserta diklat, keaktifan, perhatian serta motivasi dalam menyelesaikan tugas/soal-soal secara individu sebagai dampak dari pembentukan kelompok. Sehingga tentunya telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan efektivitas hasil belajar peserta diklat secara klasikal.
D.Analisis Refleksi Peserta Diklat1.Pendapat peserta diklat terhadap pelajaran
sistem pengapian Elektronik. Sebagian besar peserta diklat merasa senang dengan
pelajaran SP dengan alasan bahwa SP merupakan kompentensi dasar yang harus di kuasai pada mata pelajaran kelistrikan teknik mekanik otomotif,
Peserta diklat merasa senang dengan cara mengajar widyaiswara yang selalu menghubungkan antara materi yang di ajarkan dengan pengalaman nyata peserta diklat
E.Tanggapan peserta diklat Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan CTL
Secara umum tanggapan yang diberikan peserta diklat dengan metode pembelajaran denga pendekatan CTL sangat bagus. Karena dapat menghubungkan antara materi yang di pelajari di tempat diklat dengan pengetahuan mereka di luar, dan dapat bekerja sama, bertukar pengalaman dalam kelompok.
Peserta diklat menginginkan semua mata pelajaran di berlakukan seperti halnya pembelajaran dengan pendekatan CTL.
F.Cara-cara Perbaikan Pembelajaran dengan Pendekatan CTL.
Peserta diklat menyarankan agar widyaiswara lebih menguasai perkembangan dunia otomotif
Pembagian kelompok hendaknya anggota kelompok bersifat heterogen.
Pembentukan kelompok- kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 orang telah memberi dampak yang positif
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A.Kesimpulan Terjadi peningkatan frekuensi kehadiran, perhatian , dan
keaktifan peserta diklat Efektivitas pembelajaran sistem pengapian Elektronik
peserta diklat juga mengalami peningkatan melalui pembelajaran CTL dapat dilihat di bawah ini
Pembelajaran CTL, diawali dengan widyaiswara menjelaskan materi pelajaran dan memberi gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari lebih kurang 15 menit,dibentuk kelompok antara 6-7 orang perkelompok (Siklus I) dan 3-4 orang per kelompok (Siklus II)
Siklus I Siklus II
Skor Rata-RataSkor Rata-Rata 2,502,50 3,103,10
Standar DeviasiStandar Deviasi 0,450,45 1,751,75
B.Saran – Saran Dalam melaksanakan pembelajaran, sebaiknya
widyaiswara tidak hanya terfokus pada satu metode saja tetapi menggunakan beberapa metode.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL sangat efektif, maka diharapkan kepada widyaiswara khususnya widyaiswara Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) bidang Otomotif & Elektronik Malang dan pada umumnya widyaiswara kelompok produktif dapat menerapkan metode ini dalam upaya peningkatan efektivitas dan keberhasilan peserta diklat.
Setiap tugas yang diberikan kepada peserta diklat hendaknya widyaiswara selalu memberikan umpan balik supaya peserta diklat dapat mengetahui sampai dimana pemahamannya
finally ..
SEKIAN DAN TERIMA KASIH