50
Hidung Oleh 1. Desire B. Palada 2. Rahayu Asmarani

presentasi Hidung 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

THT

Citation preview

Page 1: presentasi Hidung 3

HidungOleh 1. Desire B. Palada2. Rahayu Asmarani

Page 2: presentasi Hidung 3

Anatomi Hidung

• Hidung merupakan indera pembau manusia.• MEMPUNYAI RANGKA TULANG & TLG RAWAN

- DIBAGI MENJADI 2 BAGIAN- 1. NASUS EXTERNUS (HIDUNG LUAR)

- 2. CAVUM NASI

Page 3: presentasi Hidung 3

ANATOMI HIDUNGANATOMI HIDUNG

Page 4: presentasi Hidung 3

CAVUM NASI

RONGGA YG MEMPUNYAI :

-DASAR ( LANTAI )-ATAP -DINDING LATERAL-DINDING MEDIAL

POSTERIOR : CHOANEANTERIOR : NARES

Page 5: presentasi Hidung 3

DASAR CAVUM NASI :

-PROC PALATINUS OS MAXILLAE-PROC HORIZONTALIS OS PALATINAE

ATAP CAVUM NASI-LAMINA CRIBROSA OS ETHMOIDALIS (SEBAGIAN BESAR-SEB ANTERIOR : OS FRONTALIS-SEB POSTERIOR : OA SPHENOID

Page 6: presentasi Hidung 3

DINDING LATERAL CAVUM NASI

-CONCHAE NASI-MEATUS NASI

Page 7: presentasi Hidung 3

DINDING MEDIAL CAVUM NASI (SEPTUM NASI)

MEMBAGI HIDUNG MENJADI 2 BAGIAN-DIBENTUK OLEH : - LAMINA PERPENDICULARIS OS ETHMOIDALIS ( SUPERIOR) - CARTILAGO QUADRANCULARIS (ANTERIOR) - VOMER (POSTERIOR)

Page 8: presentasi Hidung 3

SEPTUM NASI SEPTUM NASI

Page 9: presentasi Hidung 3

VASCULARISASI HIDUNGVASCULARISASI HIDUNG

Page 10: presentasi Hidung 3

PERSYARAFAN / INNERVASI CAVUM NASI

Berasal darai N. Trigeminus ( V )Memberikan cabang : N. Opthalmicus & N. Maxillaris

1. N. Opthalmicus : bercabang via N. Ethmoidalis ant

-N. Nasalis interna medialis - septum nasi bag ant sup-N. Nasalis interna lateralis - ddg lat cavum nasi bag ant sup-N. Nasalis externa Cab. N. Nasalis int lat - kulit dorsum nasi

Page 11: presentasi Hidung 3

2. N. Maxillaris : via gangglion sphenopalatina

-N. Nasalis post sup - Ramus lateralis - ddg lat cav nasi bag post & ke bawah sampai conchae media - Ramus medialis (N. Nasopalatinus) - septum bag post & ke bawah sampai dasar cav nasi

-N. Nasalis post inf - concha inf & dasar cav nasi

Page 12: presentasi Hidung 3
Page 13: presentasi Hidung 3

sinus paranasalissinus paranasalis

Page 14: presentasi Hidung 3

sinus paranasalissinus paranasalis

1. golongan anteriorsinus maksilaris, sinus etmoidalis ant, sinus frontalis.ostia: meatus medius

2. golongan posteriorsinus etmoidalis post, sfenoidalis.ostia : meatus superior

Page 15: presentasi Hidung 3

FAAL / FISIOLOGI HIDUNG

-Pintu gerbang bagi sal pernafasan-Mempunyai fungsi : 1. fungsi respiratorius 2. fungsi olfactorius 3. fungsi resonansi suara 4. fungsi drainage - ventilasi

1. Fungsi respiratorius - “ Conditioning the air “ - menyiapkan udara agar sesuai dg fisiologi paru- Dilakukan dengan cara : 1. mengatur banyaknya udara yang masuk 2. menyiapkan udara yg masuk ke paru-paru a. Menyaring b. Membasahi c. Memanasi

Page 16: presentasi Hidung 3

1. Fungsi Respiratorius

• “ Conditioning the air “ yaitu menyiapkan udara agar sesuai dg fisiologi paru

- Dilakukan dengan cara : 1. mengatur banyaknya udara yang masuk

2. menyiapkan udara yg masuk ke paru-paru a. Menyaring b. Membasahi c. Memanasi

3. Desinfeksi : lendir, enzym, cilia, phagocyt

Page 17: presentasi Hidung 3

• Udara inspirasi masuk ke hidung melalui nares anterior -> naik keatas setinggi konka media -> turun ke bawah ke arah nasofaring

• Udara yang dihirup -> humidifikasi oleh palut lendir -> kelembaban udara ± 80%

• Udara yang dihirup -> suhu diubah menjadi berkisar 37° C (dilakukan oleh konka nasi)

Page 18: presentasi Hidung 3

•Partikel debu, virus, bakteri dan jamur yang terhirup bersama udara -> disaring di hidung

oleh: a. Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi

b. Silia c. Palut lendir

•Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang besar akan

dikeluarkan dengan refleks bersin

Page 19: presentasi Hidung 3

2. Fungsi OlfactoriusUdara masuk ke rongga hidung -> menarik napas kuat -> sampai ke konka superior -> ada mukosa

olfaktorius -> mencium bau

3. Fungsi Resonansi SuaraGetaran yang dihasilkan pita suara -> resonansi

pada rongga sinus -> suara nyaringSumbatan hidung -> resonansi bekurang atau hilang

-> suara sengau (rinolalia)Membantu proses pembentukan kata-kata

4. Fungsi drainage-ventilasi ostea / ostium pada meatus nasi

Page 20: presentasi Hidung 3

Fisiologi Sinus

1. Pengatur kondisi udara2. Penahan suhu

3. Membantu keseimbangan kepala4. Membantu resonansi suara

5. Peredam perubahan tekanan udara6. Membantu produksi mukus untuk

membersihkan rongga hidung

Page 21: presentasi Hidung 3

Penyakit pada Hidung

1. Kelainan Kongenital, mis : Atresia Koane

2. Penyakit Radang, mis : Rhinitis

3. Kelainan anatomis, mis : Deviasi septum nasi

4. Adanya massa di rongga hidung, mis : polip, tumor

5. Benda Asing

Page 22: presentasi Hidung 3

Benda Asing

• tersering pada anak - anak

• Keluhan bersifat unilateral

• Keluhan hidung berbau dan biasanya bercampur darah

• Mukosa hiperemis, mukopus, bila keadaan lama -> Terjadi granulasi, nekrosis mukosa dan nekrosis tulang rawan

Tindakan : Ekstraksi

Page 23: presentasi Hidung 3

Rhinitis Akutmerupakan radang akut mukosa cavum nasi yang ditandai dengan gejala obstruksi nasi, bersin, rhinorea dan suhu tubuh naik.

Etiologi : Virus dan Bakteri (haemophylus influenza, streptokokus, monokokus)

Predisposisi : • Faktor Luar : ventilasi ruangan kurang, debu, dingin• Faktor dalam : Imun menurun, Daya tahan lokal cavum

nasi • Peny. Excanthemata : Rhinitis yang merupakan gejala

prodormal (morbili, variola, scarler fever)

Page 24: presentasi Hidung 3

Patologi• Stadium Permulaan

Virus -> merusak pertahanan mukosa -> vasokonstriksi diikuti vasodilatasi

Oedem & meningkatkan aktifitas kel seromucous, Sel goblet

Infiltrasi lekosit & desquamasi epithel

Sekret mula2 encer, jernih (serous)

Kental & lekat (mukoid),nanah & bakteri(mukopurulent)

Toxin terserap dlm darah & lymphe menimbulkan Gejala umum

• Stadium Resolusi

Page 25: presentasi Hidung 3

Manfes :• St. prodormal (H-1)

rasa panas dan kering pada cavum nasi, pilek, hidung buntupemr RA : cavum nasi sempit, sekret serous, konka inferior udem dan hiperemis

• St. Akut (H-2 sampai 4)bersin berkurang, obstruksi nasal akibat sekret yang mukopurulenPemr RA : avum nasi lebih sempit, sekret mukopurulent, mukosa lebh udem hiperemis

Page 26: presentasi Hidung 3

• St. Resolusi (H-5 sampai 7)Gejala berkurang, obstruksi dan sekret berkurang.

Terapi : • Lokal :

– tts hidung– sol ephedrin Hcl 1% dlm Gluc 5 %

• Umum– Hindari tubuh kedinginan– simptomatik

analgetik & antipiretik :acetosalbersin-bersin :antihistamin /ctm

Komplikasi : OMA, Sinusitis, Laryago-tracho bronchitis.

Page 27: presentasi Hidung 3

Rhinitis Alergika

• Merupakan suatu reaksi hipersensitif yang khas pada penderita atopi, dan terjadi bila ada kontak dengan suatu bahan antigen atau alergen.

• Untuk menimbulkan reaksi alergi dipengaruhi oleh 2 faktor:

1. Adanya sensitivitas terhadap alergen (atopi)

2. Adanya kontak ulang dengan alergen tersebut

Page 28: presentasi Hidung 3

PATOGENESIS :

1. Fase sensitisasi- diawali penetrasi alergen pada mukosa hidung- tubuh membentuk Ig E yang spesifik thd alergen tsb- Ig E menempel mastosit dan basofil (mediator sel) yang mengandung granule pada mukosa & permukaan hidung

2. Fase aktivasi -terjadi pada paparan alergen yang kedua -diawali oleh melekatnya alergen pada 2 molekul Ig E yg

telah menempel pada mastosit & basofil -terjadi proses degranulasi pada sel mediator -dilepaskannya zat-zat mediator : histamin,serotonin,

bradikinin, SRS-A

Page 29: presentasi Hidung 3

Klinis

• terdapatnya serangan bersin yang yang berulang, > 5 kali sekali bersin (khas)

• rinorea yang encer & banyak• hidung tersumbat• hidung & mata terasa gatal, kadang disertai lacrimasi• tidak didapatkan demam

• Pemeriksaan rhinoscopi anterior (RA)– mucosa cavum nasi edema– berwarna pucat kebiruan – disertai adanya sekret yang encer

Page 30: presentasi Hidung 3

Terapi1. Menghindari kontak dengan alergen penyebab2. Simtomatis

Antihistamin :- CTM (chlorpheramin maleat), Dipenhydramin Hcl, Hydroxyzine Hcl - Terfenadine, Astemizole, Loratdine, Cetirizine

Pemberian AH biasanya dengan atau tanpa vasokonstriktorLokal : -TH solusio Efedrin Hcl 1 % atau Oxymetazolin 0,05 %

-TH mengandung steroid -TH mengandung stabilisator mast cell

Komplikasi :

1. Polip Nasi (hidung)

2. OMS terutama pada anak-anak

3. Sinusitis paranasal

Page 31: presentasi Hidung 3

Rhinitis Medikamentosa• Rhinitis yang berulang dan riwayat

penggunaan obat dekongestan jangka panjang.

• Gejala : obstruksi nasi yang mulanya terjadi pada saat pasien berbaring

• Rhinoskopi Ant : tampak mukosa udem hiperemis dan konka nasi hipertrofi

• Terapi :– Hindari pencetus– Melonggarkan cavum nasi dengan

conchotomi

Page 32: presentasi Hidung 3

Rhinitis Vasomotorica• Inflamasi hidung akibat ketidkseimbangan

vasomotor

• Sensitif terhadap perubahan hawa dingin dan kelembapan udara yang tinggi

• Klinis : gejala akan terjadi pada bangun tidur pada pagi hari, pilek encer dan akhirnya hidung terasa buntu.

Page 33: presentasi Hidung 3

Ozaena

• Penyebabnya belum diketahui

• Predisposisi :– Infeksi : Coccobacillus

ozaena, Klebsiella ozaena

– Herediter– Malnutrisi– Def FE– Gangguan hormonal

(wanita muda)

Page 34: presentasi Hidung 3

• Klinis : foetor nasi yang dirasakan oleh orang disekitarnya dan penderita sendiri tidak dapat mencium, obstruksi nasi, Faring yang terasa kering

• Pemr RA : atrosi mukosa cavum nasi (tampak luas), sekret kental, krusta kering warna kehijauan, berbau busuk

• Terapi : – INH 1 x 400 mg– Vit A 150.000U– Estradiol– Preparat FE 1 x 1tab

Page 35: presentasi Hidung 3

Polip Nasi

pertumbuhan masa bertangkai pada hidung akibat inflamasi kronik, ketidakseimbangan vasomotor atau predisposisi genetik

Etiologi :

1. Faktor radang kronis

2. Faktor alergi yang terjadi berulang-ulang

Patofisiolgi :

- faktor alergi/bakteriil yang terjadi berulang & lama, akan menimbulkan degenerasi mukosa

periphlebitis aliran kembali cairan interstisiil terhambat

perilymphangitis (congesti) oedem (berlangsung lama)

penonjolan mukosa panjang & bertangkai

terbentuk polip dan cyste

Page 36: presentasi Hidung 3

Berdasarkan bentuk

1. Bentuk multiple : paling sering dijumpai, sering berasal dari cellulae ethmoidalisyang melalui ostiumsinus ethmoid, keluar ke cavum nasi

2. Bentuk solitair : biasanya berasal dari anthrum sinus maksilaris, melalui ostium sinus maksila meluas kearah choanal (choanal polip)

Page 37: presentasi Hidung 3

Klinis:1. Obstruksi nasi : partial atau

total, tergantung besar & banyaknya polip

2. Rhinorea/pilek : terus menerus, sekret bisa serous atau mucous, bertambah bila terserang rhinitis (acut atau alergi)

3. Obstruksi nasi : suara bindeng (sengau), caries gigi, batuk, dll

• Pemeriksaan • Rhinoscopy anterior : tampak

polip multiple/soliter jenis seromucuos/fibroedematous

• Rhinoscopy posterior : polip dapat tampak di choane

Page 38: presentasi Hidung 3

Terapi :– Polipektomi– Operasi Calwell Luc apabila polip berasal dari

sinus maksilaris– Ethmoidektomi : bila polip berasal dari sinus

ethmoid– FESS (functional endoscopy sinus surgery)

Page 39: presentasi Hidung 3

Deviasi Septum NasiEtiologi :

- Trauma jalan lahir, hidung tertekan jalan lahir

- Trauma kecelakaan - Kecepatan pertumbuhan bagian-

bagian septum nasi yang tidak sesuai dgn pertumbuhan kerangka hidung & palatum

Klinis : -obstriksi nasi (buntu hidung) pada satu

sisi - hipertropi pada konka inferior satu sisi

yang lain - cephalgia - hiposmia

Page 40: presentasi Hidung 3

Komplikasi :Akibat terjadinya gangguan oksigenase dan drainase maka dapat mengakibatkan sinusitis paranaslis dan otitis media

Terapi :• cauterisasi concha inferior (obstruksi ringan)• pelurusan septum nasi (Killia & Cottle)

Page 41: presentasi Hidung 3

Sinusitis Maksilaris

• Sinus maxillaris (anthrum Highmori)Sinus yang paling besar- Waktu lahir, sebesar biji jagung- Umur ± 3 th rongga sinus max mendekati ukuran- orang dewasa

• Keradangan akut pada mukosa sinus, sekretmukoid/purulent & biasanya mengenai satu sisi sinus yang sakit.

Page 42: presentasi Hidung 3

Insiden : Paling banyak,sebab :a.ada 2 modus infeksinya

1. Rhinogen2. Dentogenb.Posisi sinus maxillaris paling rendah

- sekret sinus Frontalis & ethmoidalis dpt masuk sinus maxillaris

c.Drainage sinus maxillaris susah

Page 43: presentasi Hidung 3

klinis

a. Subyektif (anamnesis)• didahului keluhan rinitis acut (rinogen)• subfebril & kdg febris• nyeri daerah pipi(1 sisi)meningkat sore hari• nyeri kepala yang berkurang pagi hari• sakit bila mengunyah = geraham atas (dentogen)• sekret mucopurulent (foetor)• obstruksi nasi (buntu hidung)

Page 44: presentasi Hidung 3

pemeriksaan

b. ObyektifInspeksi: sedikit oedem dan hiperemi pada pipi,

Palpasi - RA :mucosa cav nasi oedem, hiperemi & sempit

pus dalam meatus medius- RP :pus di meatus medius

pus di faring (nasofaring)

- Transiluminasi = gelap satu sisi- x-foto (water,s) perselubungan sinus yg sakit

Page 45: presentasi Hidung 3

WATER’S POSITIONWATER’S POSITION

Page 46: presentasi Hidung 3

terapi

• konservatif : perbaiki drainaseTH sol efedrin 1 %waktu tidur miring heterolateral

• istirahat, makan lunak, analgetik• antibiotik• irigasi sinus

Page 47: presentasi Hidung 3

SINUSITIS MAXILLARIS CHRONICA

Frekuensi : terbanyak

a.drainage kurang baik

b.sinusitis max yg tdk diobati

c.faktor geraham

d.posisinya plg rendah:reinfeksi dr sinus lain

Page 48: presentasi Hidung 3

Diagnosisa.Subyektif -keluhan tak banyak & samar (tdk tegas) -keluhannya lama -mengeluh bau busuk (amis)/foetor -obstruksi nasi(kadang) -kadang sakit kepala -tidak didapatkan panas (febris)

b.Obyektif -geraham caries -RA & RP : pus di meatus medius (kdg) -Transiluminasi :gelap homolateral -Palpasi :kdg sakit pd fossa canina

Page 49: presentasi Hidung 3

Terapi

a. Irigasi sinus 1 x/mgantibiotikatetes hidung sol efedrin 1 % / xymetazolin 0,05%cabut geraham bila dentogen

b.Operasi (ekstranasal): Cadwell Lucindikasi :- degenerasi mucosa ireversibel- akar gigi atau sequester dlm sinus maxillaris

Page 50: presentasi Hidung 3