Upload
ria-difikarayen
View
228
Download
75
Embed Size (px)
DESCRIPTION
OSTEOARTRITIS
Citation preview
LAPORAN PREPLANNING LATIHAN SENAM OSTEOARTHRITISPADA KLIEN LANJUT USIA DI PSLU PUGER
KABUPATEN JEMBER
disusun untuk memenuhi tugas Preplanning Program Pendidikan Profesi NersStase Keperawatan Gerontik
oleh
Haidar Dwi Pratiwi NIM 112310101012
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
2015
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis SituasiOsteoartritis adalah kelainan degeneratif kronis dengan penyebab yang
belum diketahui yang ditandai dengan hilangnya kartilago sendi secara bertahap. Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemui dan umumnya dialami oleh populasi usia pertengahan keatas. Prevalensi osteoartritis meningkat sesudah umur 40 tahun pada wanita dan 50 tahun pada pria. Osteoartritis dialami sekitar 50% orang berusia 65 tahun ke atas dan prevalensinya meningkat menjadi 85% pada kelompok usia 75 tahun ke atas. Data tersebut menunjukkan bahwa risiko terjadinya osteoartritis meningkat seiring dengan meningkatnya usia (Ambardini, 2011).
Osteoartritis menurut lokasinya dapat dibedakan menjadi osteoartritis pada lutut, tangan, dan kaki. Angka kejadian yang paling banyak terjadi adalah osteoartritis pada lutut (incidence rate 240 per 100.000 orang/tahun), tangan (incidence rate 100 per 100.000/tahun), dan panggul (incidence rate 88 per 100.000 orang/tahun). Distribusi penyakit ini cukup luas di seluruh dunia dan menyerang populasi yang cukup banyak terutama adalah orang-orang yang lanjut usia (CDC, 2011). Osteoartritis diderita oleh 151 juta jiwa diseluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki prevalensi osteoartritis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia diperkirakan menderita cacat kerana penyakit ini. Dampak osteoartritis akan lebih besar di masa yang akan datang karena semakin banyaknya populasi yang berumur tua (Soeroso, et al., 2009)
Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat menyembuhkan osteoartritis. Penatalaksanaan terutama ditujukan pada pengendalian atau menghilangkan nyeri, memperbaiki gerak dan fungsi sendi serta meningkatkan kualitas hidup penderita osteoartritis (PABDI, 2014). Berdasarkan latar belakang dan angka kejadian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa latihan senam osteoartritis sangat dibutuhkan oleh lansia yang mengalami tanda gejala osteoartritis.
1.2 Perumusan MasalahBagaimana cara melakukan latihan senam osteoartritis guna mencegah rasa
nyeri pada penderita osteoartritis lutut?
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan latihan senam osteoartritis yaitu agar lansia mengetahui dan memahami konsep senam osteoartritis, serta dapat
2
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
mempraktikkan senam osteoartritis dengan baik dan benar dan dapat menerapkannya pada kegiatan sehari-hari. 2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan latihan senam osteoartritis adalah sebagai berikut.
1. Lansia mengetahui pengertian senam osteoartritis.2. Lansia mengetahui manfaat senam osteoartritis.3. Lansia mengetahui tujuan melakukan senam osteoartritis.4. Lansia mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan senam osteoartritis.5. Lansia mampu melakukan senam osteoartritis dengan baik dan benar.6. Lansia mampu menerapkan senam osteoartritis dalam kegiatan sehari-hari.
2.2 ManfaatManfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan latihan senam osteoartritis ini
adalah sebagai berikut.2.2.1 Bagi Penulis
Mendapatkan pengetahuan, informasi, dan wawasan baru terkait dengan senam osteoartritis yang diterapkan kepada klien lanjut usia .
2.2.2 Bagi MasyarakatMemberikan informasi kepada lansia sehingga mengetahui konsep senam artritis seperti pengertian, tujuan, manfaat, dan waktu yang tepat untuk melakukan senam. Lansia dapat mempraktikkan senam osteoartritis dan menjadikan senam osteoartritis sebagai kegiatan sehari-hari untuk mencegah timbulnya nyeri lutut karena penyakit tersebut.
2.2.3 Bagi Praktik KeperawatanMemberi informasi bagi praktik keperawatan khususnya keperawatan gerontik untuk menerapkan senam osteoartritis yang dapat dilakukan oleh lansia yang mengalami osteoartritis atau beresiko mengalami osteoartritis.
2.2.4 Bagi Pendidikan KeperawatanMemberi pengetahuan dan wawasan tentang manfaat senam osteoartritis sehingga dapat menambah studi kepustakaan dan menjadi masukan yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan dan bidang kesehatan lainnya.
2.2.5 Bagi Penelitian KeperawatanSebagai bahan informasi dan referensi untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan manfaat terapi bermain monopoli pada anak tunagarahita yang mengalami keterbatasan personal higiene memotong kuku
2.2.6 Bagi PemerintahPemerintah serta tenaga pendidikan dapat membantu dalam penerapan senam osteoartritis di PSLU yang ada di Indonesia sebagai salah satu terapi pada lansia yang mengalami osteoartritis atau yang beresiko mengalami osteoartritis.
3
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar PemikiranOsteoartritis dipandang sebagai penyakit yang sering menyerang orang-orang
yang berusia lebih dari 50 tahun. Osteoartritis merupakan penyakit yang sifatnya menahun dan menghambat aktivitas penderitanya. Keluhan yang dirasakan adalah nyeri dan kaku pada sendi yang terkena, terutama apabila melakukan aktivitas dan mereda apabila istirahat. Kekakuan di pagi hari sering dirasakan dan biasanya akan hilang dalam waktu 30 menit. Pada penderita osteoarthritis, mereka akan kesulitan menggerakkan tubuhnya karena nyeri, dan apabila tidak digerakkan lama kelamaan sendi akan lengkat dan benar-benar tidak bisa digerakkan (kontraktur). Nyeri merupakan gejala yang paling sering dirasakan pada pasien osteoartritis lutut. Pada awalnya nyeri terlokalisasi pada bagian tertentu, tetapi apabila berlanjut nyeri dirasakan pada seluruh lutut (Ambardini, 2011).
Nyeri yang terjadi pada pasien osteoartritis merupakan nyeri muskuloskletal yang termasuk kedalam nyeri kronis. Nyeri tersebut dapat mengakibatkan penurunan kemampuan muskuloskeletal sehingga akan menurunkan aktivitas fisik (physical activity) dan latihan (exercise) pada lansia yang selanjutkan akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living/ADL). Aktivitas pada lansia tersebut dapat terdiri dari self care (pemeliharaan diri), bekerja, olahraga, dan melakukan hobinya. Penurunan aktivitas kehidupan sehari-hari tersebut jika tidak segera ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup (quality of life) pada lansia.
Nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari, pembengkakan pada sendi, kaku, kelainan bentuk tubuh merupakan manifestasi dari osteoarthritis. Oleh karena itu fokus penanganannya adalah mengontrol rasa nyeri, proteksi sendi, serta mempertahankan fungsi kualitas gerak pada lansia.
3.2 Kerangka Penyelesaian MasalahLatihan fisik pada lansia yang beresiko mengalami osteoartritis dapat
dijadikan sebagai pencegahan terhadap timbulnya nyeri dan pada lansia yang telah mengalami osteoartritis dapat membantu pemulihan setelah masa akut lewat. Salah satu implementasi yang dapat digunakan adalah senam osteoartritis yang melibatkan gerakan-gerakan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot penyangga sendi yang rusak.
Bila otot penyangga sendi menguat, nyeri sendi akan berkurang. Senam osteoartritis merupakan bentuk latihan fisik yang mempunyai pengaruh yang baik untuk meningkatkan kemampuan otot sendi yang dapat memberikan kebugaran dan meningkatkan daya tahan tubuh lansia. Apabila otot sering dilatih maka cairan sinovial akan meningkat atau bertambah. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai pelumas dalam sendi artinya penambahan cairan sinovial pada sendi dapat mengurangi resiko cidera dan mencegah timbulnya nyeri lutut pada penderita osteoartritis lutut.
4
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Pemberian intervensi senam osteoartrits pada lansia penderita osteoarthritis lutut ini dapat mencegah dan mengurangi timbulnya nyeri lutut pada lansia. Lansia dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari apabila nyeri yang dirasakannya telah berkurang atau hilang sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia.
BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Realisasi Penyelesaian MasalahKegiatan latihan senam osteoartritis dilakukan di PSLU Puger atau di
tempat-tempat berkumpulnya lansia pada pagi hari. Sebelum melakukan senam osteoartritis, lansia dikumpulkan terlebih dahulu untuk mendiskusikan bersama keluhan-keluhan yang pernah dirasakannya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang konsep senam osteoartritis seperti pengertian, manfaat, tujuan, waktu yang tepat untuk senam, dan mempraktikkan gerakan-gerakan senam.
4.2 Khalayak SasaranKhalayak sasaran kegiatan latihan senam osteoartritis adalah lansia yang
beresiko osteoartritis dan lansia yang menderita osteoartritis. Senam ini dilakukan dengan tujuan agar lansia yang beresiko mengalami osteoartritis tidak mengalami nyeri lutut dan agar nyeri yang dirasakan lansia yang menderita osteoartritis dapat berkurang.
4.2 Metode yang DigunakanMetode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan latihan senam
osteoartritis yaitu ceramah dan diskusi terkait konsep penyakit ostoartritis dan penatalaksanaannya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Senam osteoporosis akan diperagakan oleh pemateri yang kemudian diikuti oleh sasaran yaitu lansia. Setelah lansia dapat melakukan gerakan senam dengan baik dan benar, pemateri meminta salah satu lansia untuk memimpin senam osteoporosis dan mempraktikkannya secara mandiri bersama lansia lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ambardini, Rachmah Laksmi. 2011. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. Jurnal. Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
PABDI. 2014. Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. http://reumatologi. or.id/var/rekomendasi/Rekomendasi_IRA_Osteoarthritis_2014.pdf. [01 September 2015]
5
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Soeroso, J, Dans LF, Amarillo ML, Santoso GH, Kalim H. 2009. Risk Factors of Symptomatic Osteoartritis of the Knee at a Hospital in Indonesia. Jurnal Folia Medica Indonesiana. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-JoewonoSE.pdf.html
Daftar Lampiran Jember, 06 September 2015Lampiran 1. Berita Acara PemateriLampiran 2. Daftar HadirLampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)Lampiran 4. Standar Operasional Prosedur (SOP)Lampiran 5. Materi Lampiran 6. Media Haidar Dwi Pratiwi Lampiran 7. Foto Kegiatan NIM 112311101012
6
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Lampiran 1
BERITA ACARA
Pada hari ini, Selasa tanggal 08 bulan September tahun 2015 pukul 08.30 WIB s/d selesai bertempat di PSLU Puger Kecamatan Puger Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan implementasi senam osteoartritis. Kegiatan ini diikuti oleh .... orang (daftar telah terlampir).
Jember, 08 September 2015
mengetahui,Dosen Pembimbing Lapangan, Mahasiswa,
Ns. Latifa Aini S., M.Kep., Sp. Kom Haidar Dwi PratiwiNIP 197109262009122001 NIM 112311101012
7
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Lampiran 2
DAFTAR HADIR
Implementasi senam osteoartritis Program Pendidikan Profesi Ners (P3N): Hari Selasa tanggal 08 bulan September tahun 2015 pukul 08.30 WIB s/d selesai bertempat di PSLU Puger Kecamatan Puger Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur.
No. Nama Alamat Tanda Tangan1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
Mengetahui,Dosen Pembimbing Lapangan,
Ns. Latifa Aini S., M.Kep., Sp. KomNIP 197109262009122001
8
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Lampiran 3
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Topik/materi : Senam OsteoartritisSasaran : LansiaWaktu : Pukul 08.30 – 09.00 WIB (1x30 menit)Hari/Tanggal : Selasa, 08 September 2015Tempat : PSLU Puger
A. LATAR BELAKANGOsteoartritis dipandang sebagai penyakit yang sering menyerang orang-orang
yang berusia lebih dari 50 tahun. Osteoartritis merupakan penyakit yang sifatnya menahun dan menghambat aktivitas penderitanya. Keluhan yang dirasakan adalah nyeri dan kaku pada sendi yang terkena, terutama apabila melakukan aktivitas dan mereda apabila istirahat. Kekakuan di pagi hari sering dirasakan dan biasanya akan hilang dalam waktu 30 menit. Pada penderita osteoarthritis, mereka akan kesulitan menggerakkan tubuhnya karena nyeri, dan apabila tidak digerakkan lama kelamaan sendi akan lengkat dan benar-benar tidak bisa digerakkan (kontraktur). Nyeri merupakan gejala yang paling sering dirasakan pada pasien osteoartritis lutut. Pada awalnya nyeri terlokalisasi pada bagian tertentu, tetapi apabila berlanjut nyeri dirasakan pada seluruh lutut (Ambardini, 2011).
Nyeri yang terjadi pada pasien osteoartritis merupakan nyeri muskuloskletal yang termasuk kedalam nyeri kronis. Nyeri tersebut dapat mengakibatkan penurunan kemampuan muskuloskeletal sehingga akan menurunkan aktivitas fisik (physical activity) dan latihan (exercise) pada lansia yang selanjutkan akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living/ADL). Aktivitas pada lansia tersebut dapat terdiri dari self care (pemeliharaan diri), bekerja, olahraga, dan melakukan hobinya. Penurunan aktivitas kehidupan sehari-hari tersebut jika tidak segera ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup (quality of life) pada lansia.
Nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari, pembengkakan pada sendi, kaku, kelainan bentuk tubuh merupakan manifestasi dari osteoarthritis. Oleh karena itu fokus penanganannya adalah mengontrol rasa nyeri, proteksi sendi, serta mempertahankan fungsi kualitas gerak pada lansia. Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat menyembuhkan osteoartritis. Penatalaksanaan terutama ditujukan pada pengendalian atau menghilangkan nyeri, memperbaiki gerak dan fungsi sendi serta meningkatkan kualitas hidup penderita osteoartritis (PABDI, 2014). Latihan fisik pada lansia yang beresiko mengalami osteoartritis dapat dijadikan sebagai pencegahan terhadap timbulnya nyeri dan pada lansia yang telah mengalami osteoartritis dapat membantu pemulihan setelah masa akut lewat. Salah satu implementasi yang dapat digunakan adalah senam osteoartritis yang melibatkan gerakan-gerakan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot penyangga sendi yang rusak.
9
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Bila otot penyangga sendi menguat, nyeri sendi akan berkurang. Senam osteoartritis merupakan bentuk latihan fisik yang mempunyai pengaruh yang baik untuk meningkatkan kemampuan otot sendi yang dapat memberikan kebugaran dan meningkatkan daya tahan tubuh lansia. Apabila otot sering dilatih maka cairan sinovial akan meningkat atau bertambah. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai pelumas dalam sendi artinya penambahan cairan sinovial pada sendi dapat mengurangi resiko cidera dan mencegah timbulnya nyeri lutut pada penderita osteoartritis lutut.
Pemberian intervensi senam osteoartrits pada lansia penderita osteoarthritis lutut ini dapat mencegah dan mengurangi timbulnya nyeri lutut pada lansia. Lansia dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari apabila nyeri yang dirasakannya telah berkurang atau hilang sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia. Berdasarkan latar belakang dan angka kejadian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa latihan senam osteoartritis sangat dibutuhkan oleh lansia yang mengalami tanda gejala osteoartritis.
B. MASALAH KEPERAWATAN GERONTIK
C. TUJUAN1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam selama 1x30 menit, diharapkan lansia memahami dan mampu mempraktikkan senam osteoartritis.
2. Tujuan KhususSetelah dilakukan senam selama 1x30menit, lansia memahami konsep dan mampu mempraktikkan senam osteoartritis dengan indikator:a. menjelaskan pengertian senam osteoartritis;b. menjelaskan tujuan senam osteoartritis;c. menjelaskan manfaat senam osteoartritis;d. menjelaskan waktu yang tepat untuk senam osteoartritis;e. mempraktikkan senam osteoartritis.
D. SASARAN DAN TARGETS1. Sasaran
Anak berkebutuhan khusus Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
2. TargetAnak tunarungu wicara kelas V Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
10
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Model Pembelajarana. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan demonstrasib. Landasan Teori : Konstruktivismec. Langkah Pokok :
1. Menciptakan suasana diskusi yang nyaman.2. Menjelaskan konsep senam osteoartritis yang meliputi pengertian,
tujuan, dan indikasi senam osteoartritis.3. Membuka forum diskusi terkait konsep senam osteoartritis.4. Memberi tanggapan dan komentar.5. Mempraktikkan senam osteoartritis.6. Menetapkan suatu kesimpulan.
2. Waktu dan TempatWaktu : 1 x 30 menitTempat : PSLU Puger
3. Setting tempat
Utara
4. Mediaa. Leaflatb. Videoc. Kursid. Pijakan kaki/tangga
11
video
Peserta
Pemateri
Pin
tu
Observer
Kursi
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
5. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
ProsesTindakan
WaktuKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhan
b. Menjelaskan materi secara umum dan manfaat bagi peserta
c. Menjelaskan TIU dan TIK
Memperhatikan dan menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
2 Menit
Penyajian a. Menjelaskan pengertian senam osteoartritis1. Menanyakan kepada
peserta mengenai materi yang telah disampaikan
2. Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan.
b. Menjelaskan tujuan senam osteoartritis1. Menanyakan kepada
peserta mengenai materi yang telah disampaikan
2. Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan
c. Menjelaskan manfaat senam osteoartritis1. Menanyakan kepada
peserta mengenai materi yang telah disampaikan
2. Mendiskusikan jawaban dari hasil diskusi
d. Menjelaskan waktu yang tepat untuk senam
Memperhatikan
Memberikan pertanyaan
Memperhatikan dan memberi tanggapan
Memperhatikan
Memberi pertanyaan
Memperhatikan dan memberi tanggapan
Memperhatikan
Memberi pertanyaan
Memperhatikan dan memberi tanggapan
Memperhatikan dan mempraktikkan
15 Menit
12
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
osteoartritis1. Menanyakan kepada
peserta mengenai materi yang telah disampaikan
2. Mendiskusikan jawaban dari hasil diskusi
e. Mempraktikkan gerakan senam osteoartritis1. Meminta kepada
peserta untuk mengikuti gerakan senam yang dilakukan oleh penyuluh
2. Meminta kepada peserta untuk mempraktikkan secara mandiri gerakan yang baru dilakukan
Memberi pertanyaan
Memperhatikan dan memberi tanggapan
Memperhatikan dan mempraktikkan
Memberi pertanyaan
Memperhatikan dan memberi tanggapan
Penutup a. Menutup pertemuan dengan memberi kesimpulan dari materi yang disampaikan
b. Mengajukan pertanyaan kepada peserta
c. Mendiskusikan bersama jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan
d. Menutup pertemuan dengan memberi salam
Memperhatikan
Memberi saran
Memberi komentar dan menjawab pertanyaan bersamaMemperhatikan dan membalas salam
13 Menit
6. Evaluasi1. Apa pengertian latihan senam osteoartritis?2. Apa tujuan senam osteoartritis? 3. Siapa saja yang boleh melakukan senam osteoartritis ? 4. Bagaimana cara melakukan senam osteoartritis?
13
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Lampiran 4
SOP SENAM OSTEOARTRITIS
PSIKUNIVERSITAS
JEMBER
JUDUL SOP :
SENAM OSTEOARTRITIS/OA
1. PENGERTIAN Merupakan suatu tindakan pada klien lansia dengan melakukan gerakan-gerakan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot penyangga sendi lutut.
2. TUJUAN 1. Memperbaiki fungsi sendi2. Melindungi sendi dari merusakan3. Meningkatkan kekuatan sendi4. Meningkatkan kebugaran jasmani
3. MANFAAT 1. Mencegah atau mengurangi nyeri lutut dan kaku sendi2. Memberikan rasa nyaman atau rileks.3. Meningkatnya mobilitas sendi lutut.4. Memperkuat otot yang menyokong dan melindungi
sendi
4. INDIKASI 1. Umur >50 tahun2. Lansia beresiko osteoartritis3. Lansia dengan osteoartritis yang dalam masa pemulihan
5. KONTRAINDIKASI -
6. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, keluhan, riwayat kesehatan, dan penyakit klien secara cermat.
2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat.
3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.
7. PERSIAPAN ALAT 1. Kursi 1 buah2. Papan pijakan/tangga
14
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
CARA BEKERJA :1. Jelaskan pada klien lansia bahwa tindakan akan segera dilakukan2. Atur posisi klien senyaman mungkin 3. Periksa alat-alat yang akan digunakan4. Minta klien untuk mengikuti gerakan yang diperagakan5. Lakukan gerakan 1 sampai 6
Gerakan 1: Berjalan di tempatLakukan gerakan berjalan di tempat sambil mengayunkan lengan perlahan-lahan selama 30 detik.
Gerakan 2: Meluruskan lututKlien duduk pada kursi dan melakukan tindakan meluruskan lutut pada masing-masing lutut kaki secara bergantian sebanyak 12 kali pada kaki kanan dan kaki kiri.
Gerakan 3: Squat modifikasi duduk berdiriLakukan gerakan duduk kemudian berdiri sambil mengangkat kedua lengan lurus ke depan sebanyak 12 kali.
15
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Gerakan 4: Melangkah naikLakukan gerakan naik tangga dengan satu kaki secara bergantian pada kaki kanan dan kiri sebanyak 12 kali. Lakukan dengan cara berpegangan pada pegangan tangga agar tidak terjatuh.
(a) Melangkah naik dengan kaki kiri
(b) Melangkah naik dengan kaki kanan
Gerakan 5: Peregangan otot paha depanTarik paha ke belakang menggunakan satu tangan, sementara tangan yang lain
16
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
berpegangan pada kursi. Lakukan gerakan ini pada kaki kanan dan kiri selama 30 detik sampai terasa tarikan pada otot paha depan.
Gerakan 6: Peregangan pergelangan kakiKedua tangan klien berpegangan pada kursi. Tarik kaki kanan kebelakang hingga terasa tarikan pada betis kanan. Lakukan gerakan ini selama 30 detik pada kaki kanan dan kiri.
6. Beritahu klien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.7. Setelah semua tindakan selesai, rapikan dan kembalikan alat-alat ke tempat
semula.8. Berikan reinforcement positif pada klien9. Akhiri kegiatan dengan baik
8. HASIL :Kaki terasa lebih nyaman untuk digerakkan, nyeri lutut berkurang, badan rileks.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :1. Senam osteoartritis sangat baik dilakukan saat pagi hari sebelum memulai aktivitas2. Apabila klien merasa tidak nyaman, nyeri hebat, atau bengkak pada kaki setelah
senam, maka hentikan kegiatan dan istirahat selama beberapa hari hingga nyeri mereda.
17
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Lampiran 5
MATERI SENAM OSTEOARTRITIS
1. PengertianMerupakan suatu tindakan pada klien lansia dengan melakukan gerakan-gerakan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot penyangga sendi lutut.
2. Tujuan Tujuan senam osteoartritis yaitu
5. Mencegah atau mengurangi nyeri lutut dan kaku sendi6. Memberikan rasa nyaman atau rileks.7. Meningkatnya mobilitas sendi lutut.8. Memperkuat otot yang menyokong dan melindungi sendi, mengurangi nyeri
3. Indikasi4. Umur >50 tahun5. Lansia beresiko osteoartritis6. Lansia dengan osteoartritis yang dalam masa pemulihan
4. Cara Senam OsteoartritisGerakan 1: Berjalan di tempatLakukan gerakan berjalan di tempat sambil mengayunkan lengan perlahan-lahan selama 30 detik.
Gerakan 2: Meluruskan lututKlien duduk pada kursi dan melakukan tindakan meluruskan lutut pada masing-masing lutut kaki secara bergantian sebanyak 12 kali pada kaki kanan dan kaki kiri.
18
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
Gerakan 3: Squat modifikasi duduk berdiriLakukan gerakan duduk kemudian berdiri sambil mengangkat kedua lengan lurus ke depan sebanyak 12 kali.
Gerakan 4: Melangkah naikLakukan gerakan naik tangga dengan satu kaki secara bergantian pada kaki kanan dan kiri sebanyak 12 kali. Lakukan dengan cara berpegangan pada pegangan tangga agar tidak terjatuh.
(a) Melangkah naik dengan kaki kiri
19
Laporan P3N Stase Keperawatan Gerontik– PSIK Universitas Jember 2015
(b) Melangkah naik dengan kaki kanan
Gerakan 5: Peregangan otot paha depanTarik paha ke belakang menggunakan satu tangan, sementara tangan yang lain berpegangan pada kursi. Lakukan gerakan ini pada kaki kanan dan kiri selama 30 detik sampai terasa tarikan pada otot paha depan.
Gerakan 6: Peregangan pergelangan kakiKedua tangan klien berpegangan pada kursi. Tarik kaki kanan kebelakang hingga terasa tarikan pada betis kanan. Lakukan gerakan ini selama 30 detik pada kaki kanan dan kiri.
20