4
PRE-EKLAMSI BERAT (PEB), IMPENDING EKLAMSI DEFINISI Pre Eklamsi Berat (PEB) merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥160/110 disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih(Abadi et al, 2008; Coppage & Sibai, 2007). ETIOLOGI Penyebab pasti terjadinya pre-eklamsi masih belum diketahui. Penyakit ini dianggap sebagai sesuatu “Maladaptation syndrome” dengan akibat suatu vasospasme general dengan segala akibatnya (Abadi et al, 2008; Shah, 2009) Pre eklamsi dikaitkan dengan komponen genetik, meskipun mekanisme aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan mekanisme plasentasi, namun pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan patologis plasenta (Abadi et al, 2008; Wilson, 2004). PATOFISIOLOGI Patofisiologi pre-eklamsi merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel vaskuler secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti: imunologi, genetik, nutrisi(misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian berlanjut dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah dideteksi pada umur kehamilan 18-20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteiuria. Awalnya adalah defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada plasenta yang dimediasi/ dipengaruhi proses imunologis, dan hal ini mengakibatkan gangguan perfusi unit fetoplasental. (Abadi et al, 2008) MANIFESTASI KLINIS Kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda: 1. Desakan darah sistolik ≥160 mmHg, diastolik ≥110 mmHg. Desakan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring 2. Protein urine ≥5 gram/ 24jam atau kualitatif 4+ (++++). 3. Oliguri jumlah produksi urine 500cc/ 24jam atau disertai kenaikan kadar kreatinin darah. 4. Adanya gejala-gejala eklamsia impending: gangguan visus, gangguan serebral, nyeri epigastrium, hiper refleksia. 5. Adanya sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzyme Low Platelet).

Pre

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pre

Citation preview

PRE-EKLAMSI BERAT (PEB), IMPENDING EKLAMSI

DEFINISIPre Eklamsi Berat (PEB) merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih(Abadiet al, 2008; Coppage & Sibai, 2007).

ETIOLOGIPenyebab pasti terjadinya pre-eklamsi masih belum diketahui. Penyakit ini dianggap sebagai sesuatu Maladaptation syndrome dengan akibat suatu vasospasme general dengan segala akibatnya(Abadiet al, 2008; Shah, 2009)Pre eklamsi dikaitkan dengan komponen genetik, meskipun mekanisme aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan mekanisme plasentasi, namun pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan patologis plasenta(Abadiet al, 2008; Wilson, 2004).

PATOFISIOLOGIPatofisiologi pre-eklamsi merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel vaskuler secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti: imunologi, genetik, nutrisi(misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian berlanjut dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah dideteksi pada umur kehamilan 18-20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteiuria.Awalnya adalah defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada plasenta yang dimediasi/ dipengaruhi proses imunologis, dan hal ini mengakibatkan gangguan perfusi unit fetoplasental.(Abadiet al, 2008)

MANIFESTASI KLINISKehamilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda:1.Desakan darah sistolik 160 mmHg, diastolik 110 mmHg. Desakan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring2.Protein urine 5 gram/ 24jam atau kualitatif 4+ (++++).3.Oliguri jumlah produksi urine500cc/ 24jam atau disertai kenaikan kadar kreatinin darah.4.Adanya gejala-gejala eklamsia impending: gangguan visus, gangguan serebral, nyeri epigastrium, hiper refleksia.5.Adanya sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzyme Low Platelet).(Abadiet al, 2008)

PENATALAKSANAAN TERAPII.Perawatan KonservatifPerawatan konservatif pada kehamilan prematur32 minggu terutama30 minggu memberikan prognosis buruk. Diperlukan lama perawatan konservatif sekitar 7-15 hari.1.IndikasiPada umur kehamilan 16 kali/menitc)Urine sekurang-kurangnya 150cc/ 6jamd)Harus selalu tersedia Calcium gluconas 1gram 10% (diberikan iv pelan-pelan pada intoksikasi MgSO4)e.Antihipertensi dapat dipertimbangkan diberikan bila: sistole 180 mmHg diastole 120 mmHg. Nifedipin 5-10mg tiap 8 jam atau Methyldopa 250mg tiap 8 jam.

3.Pengobatan obstetrika.Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada tiap penderita dilakuakan pemeriksaan Non stress testb.Tindakan seksio sesar dikerjakan apabila:Non stress test jelekPenderita belum inpartu dengan skor pelvik jelekKegagalan drip oxytocinc.Induksi dengan drip oxytocin dikerjakan apabila:NST baikPenderita belum inpartu dengan skor pelvik baik(Abadiet al, 2008)

http://apoteksejati24.blogspot.com/2011/02/pre-eklamsi-berat-peb-impending-eklamsi.html