17
PRARANCANGAN PABRIK ALUMUNIUM SULFAT DARI ASAM SULFAT DAN KAOLIN KAPASITAS 26.000 TON/TAHUN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Oleh: WISNU NUGRAHANTO D500120032 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PRARANCANGAN PABRIK ALUMUNIUM SULFAT DARI ASAM …eprints.ums.ac.id/54487/15/KAOLINKAPASITAS 26-1.pdf2 hours. The result of the reactor flowed into centrifuge to separate solids and

Embed Size (px)

Citation preview

PRARANCANGAN PABRIK ALUMUNIUM SULFAT DARI ASAM

SULFAT DAN KAOLIN KAPASITAS 26.000 TON/TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Oleh:

WISNU NUGRAHANTO

D500120032

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

i

ii

iii

1

INTISARI

Alumunium sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan pada

industri kertas sebagai bahan pemutih dan sebagai flocculating agent pada

pengolahan air. Pabrik ini direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan

kapasitas produksi 26.000 ton/tahun. Bahan baku utama yang dibutuhkan adalah

kaolin sebanyak 20.190,3938 ton/tahun dan asam sulfat sebanyak 43.409,3467

ton/tahun. Lokasi pabrik alumunium sulfat ini direncanakan akan didirikan di

Cikampek, Jawa Barat pada tahun 2020. Kebutuhan air di pabrik ini diperoleh dari

air Sungai Cikao dan Sungai Parungkadali, sedangkan untuk kebutuhan energi

listrik diperoleh dari PLN dan generator.

Proses pembuatan alumunium sulfat dilakukan dengan cara mereaksikan

alumunium oksida (Al2O3) dengan asam sulfat (H2SO4) dalam Reaktor Alir

Tangki Berpengaduk (RATB) yang dilengkapi dengan jaket pendingin dan

berlangsung pada kondisi tekanan 1 atm dan suhu 900C selama 1,5 jam.

Selanjutnya, produk keluaran reaktor dibawa menuju centrifuge untuk dipisahkan

antara fase cair dan padat. Fase cair yang merupakan produk selanjutnya dibawa

menuju kristalizer. Produk keluaran kristalizer selanjutnya diumpankan kedalam

centrifuge untuk dipisahkan dari bahan-bahan yang tidak terkristalkan. Kristal

alumunium sulfat selanjutnya diumpankan menuju rotary dryer untuk

dimurnikan.

Hasil analisis ekonomi terhadap prarancangan pabrik alumunium sulfat

diperoleh total investasi (Total Capital Investment) sebesar Rp197.837.673.993

dan total biaya produksi (Production Cost) Rp310.145.851.593. Dari analisis

kelayakan diperoleh hasil ROI (Return on Investment) sebelum pajak 22,62%

dan setelah pajak 16,96%. POT (Pay Out Time) sebelum pajak 3,07 tahun dan

sesudah pajak 3,71 tahun, BEP (Break Even Point) 47,22%, SDP (Shut Down

Point) 21,55% dan IRR (Internal Rate of Return) sebesar 23,98%. Berdasarkan

hasil analisis tersebut maka pabrik alumunium sulfat dengan kapasitas 26.000

ton/tahun ini layak untuk didirikan.

Kata kunci: alumunium sulfat, alumunium oksida, asam sulfat

ABSTRACT

Aluminum sulfate is chemical compound that used in paper manufacturing as

bleaching agent and flocculating agent in water treatment. This plant is planned to

operate for 330 days/year with production capacity 26,000 tons/year. The main

raw material that needed is 20,190.3938 tons/year of kaolin and 43,409.3467

tons/year of

sulfuric acid. Aluminum sulfate factory will be established in

Cikampek, West Java in 2020. Water needs in this plant is obtained from Cikao

and Parungkadali rivers, while the needs of electrical energy obtained from PLN

and generator. Aluminum sulfate is produced by reacting aluminum oxide (Al2O3) with

sulfuric acid (H2SO4) in continuous stirred tank reactor (CSTR) which is

completed by cooling jacket and operates at pressure 1 atm, 900C during 1.5

2

hours. The result of the reactor flowed into centrifuge to separate solids and

liquids phase. The liquid phase is product that brought into crystallizer. Then, the

crystallizer output is separated from material which not crystallized by centrifuge.

Aluminum sulfate crystal fed into rotary dryer to be purified.

The result of economic analysis to aluminum sulfate plant pre-design obtained

that total capital investment amount is Rp197,837,673,993 and production cost

amount is Rp310,145,851,593. From feasibility analysis obtained the result of

return on investment (ROI) before tax is 22.62% and after tax is 16.96%. The

payout time (POT) before tax is 3.07 years and after tax is 3.71 years. The break

even point (BEP) is 47.22%, the shutdown point (SDP) is 21.55% and the internal

rate of return (IRR) is 23.98%. Based on the result of analysis, the plant of

Aluminum Sulfate with production capacity 26,000 tons/year is feasible to

established.

Key words: Aluminum Sulfate, Aluminum Oxide, Sulfuric Acid

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama untuk kehidupan

manusia. Permasalahan kelangkaan air bersih disebabkan oleh pencemaran

lingkungan yang semakin meningkat. Salah satu bahan kimia yang diperlukan

dalam industri pengolahan air adalah alumunium sulfat. Semakin

meningkatnya kebutuhan air bersih, maka penggunaan alumunium sulfat akan

meningkat.

Alumunium sulfat [Al2(SO4)3] atau yang lebih dikenal dengan tawas,

alum, fero sulfat, merupakan flocculator yang berfungsi untuk

menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain untuk

penjernihan air, alumunium sulfat banyak digunakan dalam industri antara

lain industri kertas, tekstil, kosmetik, dan bahan pemadam api. Kebutuhan

alumunium sulfat dalam negeri yang semakin meningkat sebagian besar

dipenuhi dari impor luar negeri misalnya dari Australia dan Singapura dengan

harga yang mahal. Oleh karena itu didirikannya pabrik alumunium sulfat

sangatlah penting untuk mengurangi impor dari luar negeri, meningkatkan

ekspor dan menghemat devisa negara sehingga dapat meningkatkan

pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.

3

1.2 Kapasitas Rancangan

Untuk menentukan kapasitas pabrik alumunium sulfat yang akan didirikan

maka perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Kebutuhan alumunium sulfat di Indonesia dipenuhi dengan impor dari

negara lain seperti: Australia, Singapura, Cina dan dari produksi pabrik dalam

negeri. Sementara berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

menunjukkan impor alumunium sulfat di Indonesia cukup tinggi dan

cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai

berikut:

Tabel 1. Data Impor Alumunium Sulfat di Indonesia

No Tahun Jumlah (Ton)

1 2011 215,814

2 2012 463,082

3 2013 243,369

4 2014 200,823

5 2015 306,912

(Badan Pusat Statistik, 2016)

Berdasarkan data diatas serta ketersediaan bahan baku yang ada untuk

pembuatan alumunium sulfat, maka dipilih kapasitas produksi Prarancangan

Pabrik Alumunium Sulfat pada tahun 2020 adalah sebesar 26.000 ton/tahun.

1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik alumunium sulfat dengan kapasitas 26.000 ton/tahun di

rencanakan akan didirikan di Cikampek, Jawa Barat, berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut antara lain ketersediaan bahan baku, dekat

dengan daerah pemasaran, penyediaan utilitas, tenaga kerja yang memadahi,

sarana transportasi serta kondisi geografis.

1.4 Tinjauan Pustaka

Pembuatan alumunium sulfat ada dua jenis proses yang sering digunakan,

yaitu:

4

1. Proses Giulini

Proses ini menggunakan bahan baku alumunium hidroksida Al(OH)3

dan asam sulfat dengan perbandingan alumunium hidroksida dan asam

sulfat 2:3. Persamaan reaksinya:

2Al(OH)3(l) + 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(l) + 6H2O(l) ………. (1)

Bahan baku Al2(OH)3 dan H2SO4 diumpankan kedalam reaktor.

Reaktor beroperasi pada suhu 1700C dengan tekanan 5atm. Produk

keluaran reaktor dinaikan konsentrasinya menggunakan evaporator. Yield

alumunium sulfat dari reaksi ini sebesar 99,92%. Selanjutnya produk

didinginkan secara vakum. Selanjutnya produk alumunium sulfat

diumpankan ke dalam mixer dengan menambahkan serbuk alumunium

sulfat 1-2% sampai terbentuk Kristal alumunium sulfat. (Ullmann, 2005).

2. Proses Pembuatan Alumunium Sulfat dari Kaolin dan H2SO4

Pada proses ini Al2O3 (kaolin) direaksikan dengan H2SO4 didalam

reaktor tangki alir berpengaduk pada suhu 900C tekanan 1atm dengan

waktu tinggal 1,5 jam. Konversi dari reaksi ini sebesar 85%. Reaksi yang

terjadi sebagai berikut:

Al2O3(s) + 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(l) + 3H2O(l) ……….. (2)

Bahan baku kaolin yang mengandung Fe2O3 dapat menyebabkan

terjadinya reaksi samping yaitu:

Fe2O3(s) + 3H2SO4(l) Fe2(SO4)3(l) + 3H2O(l) ……….… (3)

Produk keluaran reaktor yang merupakan campuran padatan dan cairan

dipisahkan. Selanjutnya produk fase cair dikristalkan (Udy, 1962).

Berdasarkan pada penjelasan proses diatas, maka dipilih proses

pembuatan asam sulfat dari kaolin dan H2SO4. Pertimbangan memilih

reaksi tersebut adalah:

1. Proses pembuatan alumunium sulfat menggunakan kaolin dan asam

sulfat beroperasi pada suhu rendah dan tekanan atmosferis.

2. Kondisi operasi yang rendah sehingga lebih aman.

5

3. Kebutuhan energi lebih kecil sehingga biaya yang dibutuhkan lebih

ekonomis dibandingkan dengan proses pembuatan alumunium sulfat

menggunakan alumunium hidroksida.

4. Bahan baku yang dibutuhkan tersedia didalam negri.

1.5 Kegunaan Produk

Adapun kegunaan alumunium sulfat (Kirk and Othmer, 1997):

1. Sebagai pemutih pada industri pulp dan kertas

2. Sebagai flocculating agent pada pengolahan air

3. Sebagai bahan penyamak kulit

4. Sebagai bahan untuk memercepat pengerasan semen

5. Sebagai bahan baku dibidang farmasi dan kosmetik

2. METODELOGI

2.1 Dasar Reaksi

Reaksi pembentukan alumunium sulfat merupakan reaksi yang terjadi

antara alumunium oksida (Al2O3) dengan asam sulfat. Berikut reaksi yang

terjadi:

Al2O3 + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2O …………………………….. (4)

Fase reaksi pembentukan alumunium sulfat merupakan fase padat cair. Reaksi

berlangsung selama 1,5 jam pada suhu 900C pada tekanan 1 atm didalam

reaktor alir berpengaduk.

2.2 Tinjauan Termodinamika

2.2.1 Panas reaksi (∆H reaksi)

Berikut persamaan untuk menghitung panas reaksi:

∆Hreaksi = ∆Hin + ∆Href + ∆Hout

a. ∆Hin(1) = ΣQin

= -248.351,649 kkal/jam

b. ∆Href = (∆Ho

f Al2(SO4)3 + ∆Hof H2O) – (∆H

of Al2O3 + ∆H

of H2SO4)

∆Href = [(-893,9)+ (-57,7979)] – [(-398,9762) + (-193,69)]

∆Href = -87,2474 kkal/mol

∆Href = -797.001,6425 kkal/jam

6

c. ∆Hout = ΣQout

= 243.710,6102 kkal/jam

Maka:

∆Hreaksi = (-248.351,649) + (-797.001,6425) + 243.710,6102

∆Hreaksi = -801.642,6817 kkal/jam

Karena ∆H reaksi bernilai negatif maka reaksi yang berlangsung

merupakan reaksi eksotermis.

2.2.2 Tetapan Kesetimbangan (K1)

Berikut persamaan untuk menghitung K1:

( ) ………………………….. (5)

Dimana:

K0 = tetapan kesetimbangan pada kondisi standar

K1 = tetapan kesetimbangan pada kondisi operasi

T1 = suhu standar

T2 = suhu operasi

R = tetapan gas ideal

∆H = panas reaksi

( )

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai kesetimbangan sangat besar, maka

dapat disimpulkan reaksi berjalan irreversible ke arah produk.

2.3 Tinjauan Kinetika

Reaksi pembentukan alumunium sulfat merupakan reaksi heterogen antara

Al2O3 dan H2SO4. Kinetika reaksi pada reaksi ini ditentukan oleh reaksi kimia.

Reaksi berlangsung pada suhu 900C, tekanan 1atm selama 1,5 jam, dengan

perbandingan mol umpan Al2O3 : H2SO4 = 1:3 dimana menghasilkan konversi

sebesar 85% (Udy, 1962).

Persamaan yang digunakan untuk menghitung kinetika reaksi pada reaksi

pembentukan alumunium sulfat adalah sebagai berikut:

7

………………………………………….. (6)

Dimana

( ( )

) ( ( )

) ……………………...……. (7)

……………………………………………...... (8)

Maka dari perhitungan diperoleh nilai konstanta kecepatan reaksi

k= 224,7130 L/kmol.jam dan kinetika reaksi –rA= 0,1691/jam.

2.4 Tahapan Proses

2.4.1 Tahap Persiapan Bahan Baku

Bahan baku pembuatan alumunium sulfat terdiri dari kaolin dan

larutan asam sulfat. Bahan baku kaolin dari gudang (X-201) dibawa

menuju silo (F-111) menggunakan belt conveyor (J-101). Silo kaolin

(F-111) memiliki kapasitas 15 hari produksi dengan kondisi penyimpanan

300C dan tekanan 1 atm. Bahan baku asam sulfat disimpan didalam tangki

atmosferis (F-101) pada suhu 300C, asam sulfat dialirkan menuju menuju

mixer (M-101) menggunakan pompa (L-102) untuk dicampur dengan

umpan dari arus recycle hasil pemisahan centrifuge (H-102) dan

diturunkan konsentrasinya dari 98% menjadi 60%. Selanjutnya larutan

asam sulfat dialirkan menuju raktor (R-101) menggunakan pompa (L-104).

2.4.2 Tahap Reaksi

Pada tahapan ini campuran bahan baku akan direaksikan didalam

reaktor (R-101), berikut reaksi yang terjadi:

Al2O3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2O ………….… (9)

Reaksi berlangsung pada suhu 900C tekanan 1 atm dengan konversi

85% dan reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis. Kondisi operasi

didalam reaktor dipertahankan pada suhu 900C dengan menggunakan

pendingin yang berupa jaket pendingin.

2.4.3 Tahap Pemisahan

Produk keluaran reaktor (R-101) selanjutnya dipisahkan didalam

centrifuge (H-101) untuk memisahkan cairan dan padatan. Produk yang

berupa fase cair selanjutnya dialirkan menuju kristalizer (S-101).

8

2.4.4 Tahap Pembentukan dan Pemurnian Produk

Pada tahapan ini produk akan dikiristalkan didalam kristalizer (S-101).

Kristalizer (S-101) beroperasi pada suhu 400C dengan tekanan 1atm.

Selanjutnya produk kristalizer (S-101) dibawa menuju centrifuge (H-102)

untuk memisahkan cairan yang tidak terkristalkan dari produk. Hasil

pemisahan centrifuge (H-102) fase cair di recycle menuju reaktor dan fase

padat yang merupakan produk dimurnikan didalam rotary dryer (B-101).

Rotary dryer (B-101) berfungsi untuk menghilangkan cairan yang masih

menempel pada kristal alumunium sulfat dengan cara diuapkan. Pemanas

yang digunakan merupakan udara panas dengan suhu 1500C.

2.4.5 Tahap Pengepakan dan Penyimpanan

Kristal alumunium sulfat selanjutnya dibawa amenuju silo (F-212)

menggunakan belt conveyor (J202) yang selanjutnya akan dikemas dan

disimpan didalam gudang (X-202).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Mixer

Kode : M-101

Fungsi : Mengencerkan H2SO4 98% menjadi larutan asam sulfat

60%

Bahan Kontruksi : Stainless steel

Jumlah : 1 buah

Kondisi Operasi : T = 98,70C, P = 1 atm

Dimensi Tangki

Diameter : 0,7936 m

Tinggi : 1,4039 m

Tebal : 0,0048 m

Volume : 0,3964 m3

Waktu tinggal : 5 menit

Dimensi Head

Tebal head : 0,0111m

9

Tinggal head : 0,3038 m

Dimensi Pengaduk

Tipe : 6 blade plate turbine impeller with 4 baffle

Jumlah : 1 buah

Diameter : 0,2654 m

Kecepatan : 268 rpm

Power : 1 Hp

Dimensi jaket pendingin

Diameter : 0,8060 m

Tebal : 0,0048 m

Lebar : 0,0048 m

Suhu masuk : 300C

Suhu Keluar : 500C

Harga alat : $ 31,983

3.2 Reaktor

Kode : R-101

Fungsi : Mereaksikan Al2O3 sebanyak 1.096,1956 kg/jam dengan

H2SO4 sebanyak 3.288,5869 kg/jam

Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

Bahan Kontruksi : Stainless steel SA-285 Grade C

Jumlah : 1 buah

Kondisi Operasi : T = 900C, P = 1 atm, Isothermal

Dimensi Tangki

Diameter : 3,3443 m

Tinggi : 4,5748 m

Tebal : 0,0048 m

Volume : 29,3647 m3

Waktu tinggal :1,5 jam

Dimensi Head

Tebal head : 0,0111 m

Tinggal head : 0,6153 m

10

Dimensi Pengaduk

Tipe : 6 blade plate turbine impeller with 4 baffle

Jumlah : 1 buah

Diameter : 1,1148 m

Kecepatan : 60 rpm

Power : 10 Hp

Dimensi jaket pendingin

Diameter : 3,3742 m

Tebal : 0,0150 m

Lebar : 0,0135 m

Suhu masuk : 300C

Suhu Keluar : 500C

Harga alat : $ 383.096

3.3 Centrifuge

Kode : H-101

Fungsi : Memisahkan produk reaktor yang berupa cairan dan

Padatan sebanyak 5.977,1341 kg/jam

Jenis : Sedimenting Centrifuge

Bahan kontruksi : Stainless steel SA 167, type - 304

Kondisi Operasi : T= 900C, P = 1 atm

Waktu tinggal : 3,4721 menit

Kecepatan putaran : 6250 rpm

Power : 40Hp

Diameter bowl : 0,4064 m

Panjang bowl : 1,2192 m

Harga alat : $ 18.393

3.4 Kristalizer

Kode : S-101

Fungsi :Mengkristalkan Al2(SO4)3 menjadi Al2(SO4)3.18H2O

sebanyak 2.973,5793 kg/jam

Jenis : Swenson Walker Cristalyzer

11

Bahan kontruksi : Stainless steel type-304

Kondisi operasi : T = 400C, P = 1 atm

Air pendingin : 4.111,5649 kg/jam

Jumlah : 1 buah

Waktu tinggal : 11.6082 menit

Dimensi alat

Panjang : 6,096 m

Lebar : 0,6096 m

Tinggi : 0,6604 m

Tebal dinding : 0,0048 m

Dimensi pengaduk

Diameter : 0,6046 m

Kecepatan : 73 rpm

Power : 1 Hp

Harga alat : $ 180.418

3.5 Centrifuge

Kode : H-102

Fungsi : Memisahkan produk Kristalizer yang berupa Kristal dari

cairan sebanyak 3.649,3924 kg/jam

Jenis : Sedimenting Centrifuge

Bahan kontruksi : Stainless steel SA 167, type - 304

Kondisi Operasi : T= 400C, P = 1 atm

Waktu tinggal : 4,4638 menit

Kecepatan putaran : 6250 rpm

Power : 40 Hp

Diameter bowl : 0,4064 m

Panjang bowl : 1,2192 m

Harga alat : $ 18.393

12

3.6 Rotary Dryer

Kode : B-101

Fungsi : Mengeringkan produk Al2(SO4)3.18H2O sebanyak

3.649,3924 kg/jam

Jenis : Direct contact rotary dryer

Bahan kontruksi : Stainless steel SA-167, Type-304

Jumlah : 1 buah

Kondisi operasi

Suhu bahan masuk : 400C

Suhu bahan keluar : 550C

Suhu udara masuk : 1500C

Suhu udara keluar : 59,23860C

Tekanan : 1 atm

Waktu tinggal : 9,3 menit

Diameter rotary : 1,59 m

Panajang rotary : 8,6005 m

Tebal shell rotary : 0,0048 m

Kecepatan putaran : 3,6727 rpm

Power : 1,5 Hp

Harga alat : $ 118.326

4. PENUTUP

Pabrik alumunium sulfat denagan kapasitas 26.00 ton/tahun membutuhkan

asam sulfat sebanyak 5.480,9781 kg/jam yang diperoleh dari PT. Indonesian

Acid Industri dan kaolin sebanyak 2.549,2921 kg/jam diperoleh dari PT.

Kaolin Dua Satu. Keuntungan yang diperoleh sebelum pajak sebesar

Rp38.410.148.407 dan sesudah pajak sebesar Rp28.807.611.305. Besar

percent return on investment (ROI) sebelum pajak sebesar 22,62% dan

sesudah pajak 16,96%. Pay out time (POT) sebelum pajak 3,07 tahun dan

sesudah pajak 3,71 tahun. Untuk break event point (BEP) diperoleh 47,22%

dan Shut Down Point sebesar 21,55%. Internal Rate of Return (IRR) sebesar

23,98% sedangkan suku bunga pinjaman di bank sekitar 10% per tahun.

13

DAFTAR PUSTAKA

Aries, R., dan Newton, R. 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. McGraw

Hill Book Company. New York.

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistic Indonesia. www.bps.go.id. Diakses pada

tanggal 5 November 2016 pukul 10:12 WIB

Badger, Walter, L and Banchero, Julius, T. 1957. Introduction to Chemical

Enginering. McGraw Hill. New York.

Brown, G.G., 1950, Unit Operations, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Brownell, L.E. and Young, E.H., 1979, Process Equipment Design, John Wiley

and Sons, Inc., New York.

Coulson, J.M. and Richardson, J.F. 1983. Chemical Engineering Vol. 6,

Pergamon Press, Oxford.

Faith, W.L., Keyes, D.B., and Clark, R.L. 1957. Industrial Chemistry, John Wiley

and Sons. London.

Isyamanda M.H, 2011. Produksi Aluminium Sulfat Dari Kaolin dan Asam Sulfat

Dalam Reaktor Berpengaduk Menggunakan Proses Kering. Universitas

Syiah Kuala. Banda Aceh.

Kern, D.Q. 1950. Process Heat Transfer, Mc. Graw-Hill International Book

Company Inc. New York.

Kirk, R. E., dan Othmer, D. F. (1998). Encyclopedia of Chemical Technology (4th

ed.). New York: The Interscience Encyclopedia Inc.

Krisna. 2009 Struktur Organisasi Dalam Suatu Perusahaan

http//:wartawarga.gunadarma.ac.id/2015/12/struktur organisasi. Diakses

pada tanggal 22 Mei 2017 pukul 22:00 WIB

Matche. matche equipment. http//:www.matche.com//equipmentcost/html.

Diakses pada tanggal 1 juni 2017 pukul 14:00 WIB

Peters, M., Timmerhause, K., dan West, R. (2003). Plant Design and Economics

fof Chemical engineers. McGraw Hill. New York.

Perry, R. H., dan Green, D. W. 2008. Perry's Chemical Engineers (7th ed.).

McGraw Hill Companies Inc. New York.

Sjahdeini, SR. 2005. Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi dan

Komisaris. Jakarta.

Smith, J.M. and Van Ness, H.C. 1987. Introduction to Chemical Engineering

Thermodynamics 4th ed. Mc. Graw-Hill Book Co. New York.

Suresh, S and Sundaramoorthy, S. 2015. An Introduction to Catalysis, Kinetics

and Chemical Processes. CRC Press. Boca Raton.

Udy, MJ. 1965. Patent No 3216792. US Patent.

Ullmann, F., 2005, Encyclopedia of Industrial Chemistry, John Wiley & Sons,

New York.

Ulrich, G.D. 1984. A Guide to Chemical Engineering Process Design and

Economics, John Wiley and Sons, Inc. New York.

Wikipedia. wikipedia Indonesia. www.wikipedia.com/Cikampek. Diakses pada 5

januari 2017 pukul 11:00 WIB

Yaws, C. L. (1999). Chemical Properties Handbook..