praktikum sosum 10.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum sosum 10

Citation preview

Senin, 22 April 2013 Mk. Sosiologi UmumPraktikum ke-10 Ruangan RK CCR 2.16Stratifikasi SosialIsmi Nurfaizah / G34120074Gerland Akhmadi / A24100197Sistem Status dan Pelapisan Masyarakat Sistem Status yang BerubahRuntuhnya Sistem status Kolonial dalam Abad Kedua PuluhW.F. Wertheim Pada abad ke-20 pelapisan masyarakat kolonial di Jawa lazimnya menurut garis ras. Sedangkan di pulau-pulau seberang, uanglah yang melakukan pendobrakan terhadap sistem asli yang lama. Pada abad itu juga terjadi perbedaan profesi yang disebabkan bertambah luasnya ekonomi uang dan meningkatnya hubungan dengan Barat. Orang Indonesia yang kemampuan teknisnya tinggi cenderung bekerja dibidang perdagangan. Pendidikan telah menciptakan kelas orang Indonesia yang mempunyai pendidikan ala Barat, dengan diadakannya kelas ini menimbulkan suatu akibat yang sama dinamisnya terhadap sistem status di Jawa. Ketika dinding-dinding ras semakin hilang, ketegangan semakin bertambah. Perbedaan pendapat pada umumnya masih sejalan dengan pembagian ras, dimana pendapatan orang Eropa adalah yang tertinggi, pendapatan Cina menengah dan pendapatan orang Indonesia yang paling rendah.

Situasi Sosial Dua Komunitas Desa di Sulawesi SelatanMochtar Buchori dan Wiladi Budiharga Di Desa Maricaya Selatan, komunitas terdiri atas lima golongan yang menempati tiga lapisan pokok, yaitu golongan pejabat dan kelompok profesional di lapisan atas; golongan alim ulama, golongan pegawai dan golongan pedagang di lapisan menengah; serta golongan buruh di lapisan bawah. Dilihat dari segi ekonomi terdapat tiga lapisan masyarakat yaitu, lapisan ekonomi mampu sebesar 10%, menengah sebesar 60%, dan lapisan ekonomi miskin sebesar 30% dari seluruh KK. Kesempatan pendidikan pun tersedia cukup luas dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi. Walaupun ekonomi mereka dibilang kurang mampu, tapi mereka berusaha untuk menyekolahan anaknya. Desa Polewali, masyarakatnya dikenal dengan adanya tiga lapisan yaitu ulama, pemangku adat, dan pejabat disebut lapisan atas sebesar 35%; pedagang sebagai lapisan menengah sebesar 55%; sedangkan buruh sebagai lapisan bawah sebesar 10%. Masyarakat Polewali pada dasarnya merupakan masyarakat yang lugas mengisi kehidupan mereka sehari-hari dengan berbagai usaha untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yang terdapat dalam lingkungan mereka. Pada tahap perkembangan seperti ini masyarakat polewali berada pada tahap inward looking.

Analisis Sifat sistem stratifikasi sosial Bacaan I: Sifat sistem stratifikasi sosialnya ialah terbuka. Sistem kolonial yang identik dengan persamaan ras, misalnya Eropa dan Cina, dirombak oleh masyarakat pribumi sehingga akhirnya terjadi persamaan strata karena pengaruh pendidikan.

Bacaan II: Sifat sistem stratifikasi sosialnya terbuka karena status sosial yang ada pada masyarakat diperoleh melalui kedudukan sesuai peran masing-masing atau tidak ditentukan berdasarkan kelahiran.

Pelapisan masyarakat berdasarkan diferensiasi dan inequalitynyaBacaan I: Kepemilikan harta/uang pada golongan kolonial yang membuat stratifikasi sosial terbentuk dengan pedagang Indonesia. Pendidikan model Barat pada zaman kolonial yang dimiliki oleh suatu individu karena dengan tingginya pendidikan seseorang relatif mendapatkan penghargaan, pendapatan, dan posisi yang lebih tinggi.

Bacaan II: Dari segi ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Maricaya Selatan dibagi menjadi 3 kelompok: lapisan ekonomi mampu, lapisan ekonomi menengah, dan lapisan ekonomi miskin. Pendidikan masyarakat Maricaya Selatan bersifat homogen, yang membedakan hanyalah tingkat pencapaian jenjang pendidikan.

Mobilitas SosialBacaan I: Mobilitas sosialnya adalah vertikal naik dengan ukuran pendidikan karena masyarakat Indonesia yang awalnya menduduki stratifikasi rendah yaitu hanya menjadi pedagang kecil atau pembantu, dengan mendapatkan ilmu pengetahuan lama kelamaan menguasai posisi-posisi penting di badan-badan administratif kolonial.

Bacaan II: Mobilitas sosialnya adalah vertikal naik untuk golongan bawah masyarakat Maricaya Selatan karena pendidikan yang mereka miliki dan manfaatkan secara optimal dapat mempekerjakan angkatan kerja di suatu keluarga sehingga membuat derajat keluarganya semakin naik dan memiliki kemampuan ekonomi yang cukup. Lain halnya dengan keluarga pada golongan atas, pada mereka mobilitas sosialnya adalah horizontal karena tetap sederajat tingkat kemampuan ekonominya.

23