Upload
rio-bernandus-puahadi
View
100
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
DAFTAR ASISTENSI
DAFTAR ISI
PERCOBAAN I QUARTERING
PERCOBAAN II BORING
PERCOBAAN III BERAT JENIS TANAH
PERCOBAAN IV BERAT CAIR TANAH
PERCOBAAN V BATAS PLASTIS DAN INDEKX PLASTIS
PERCOBAAN VI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH
PERCOBAAN VII PEMADATAN TANAH
PERCOBAAN VIII CBR LABORATORIUM
PERCOBAAN IX KONSOLIDASI
PERCOBAAN X TRIAXIAL (Pada Kondisi Unconsolidated
Undrained Tanpa Pembacaan Tekanan Pori)
PERCOBAAN XI TEKAN BEBAS
PERCOBAAN XII SONDIR
PERCOBAAN XIII BLENDING AGREGATE
PERCOBAAN XIV KADAR AIR TANAH ASLI
PERCOBAAN XV PEMADATAN LAPANGAN (SAND CONE)
PERCOBAAN XVI PEMERIKSAAN CBR LAPANGAN (CONE
PENETROMETER)
PERCOBAAN XVII SPT (STANDAR PENETRATION TEST)
PERCOBAAN XVIII DISTRIBUSI UKURAN AGREGAT KASAR DAN
SIRTU
PERCOBAAN I
PEKERJAAN QUARTERING
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mendapatkan suatu campuran tanah yang angka menjadi sampel siap test menjadikan
tanah tersebut homogen.
II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Selembar terpal ukuran 1,20 x 1,20 m2
2. Dua batang besi dengan diameter 0,5” sampai dengan 0,625”
3. Sendok pengaduk dan pan
4. Timbangan
5. Plastic
6. ATM
III. PERSIAPAN
1. Tanah yang akan diquartering adalah tanah yang diambil dari lapangan, dijemur sampai
kondisi air dry, ditumbuk dengan hammer karet sampai butirannya saling lepas satu sama
lain tanpa merusak butiran tanahnya, lalu diayak pada saringan #4.
2. Tanah yang akan dijadikan sampel timbangan.
IV. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan quartering dilakukan diatas permukaan datar
2. Tanah dari dua kelompok digabungkan, masing-masing membawa 45 kg sampel tanah
sehingga total tanah 90 kg untuk dibagi menjadi 18 sampel
3. Tanah ditimbang 8 kg untuk quartering pertama
4. Tanah 8 kg diletakkan diatas terpal dan dicampur. Keempat ujung terpal dipegang kemudian
masing-masing ujung diangkat bergantian sehingga tanah berputar searah jarum jam.
5. Setelah merata secara visual, maka terpal tersebut diletakkan diatas dua buah batang besi
yang diletakkan tegak lurus sehingga kira-kira pertengahan tanah dan terpal dijatuhkan
dititik persilangan kedua besi tadi.
6. Campuran tanah akan terbagi 4 bagian dengan cara mengangkat 2 batang besi dibawah
terpal.
7. Ambil dua bagian menurut arah diagonal. Sehingga yang tersisa pada terpal tinggal ± 4 kg
8. Ambil lagi tanah 4 kg, campur dengan tanah yang ada diatas terpal
9. Lakukan langkah 5, 6, 7
10. Tanah yang diambil dari terpal adalah yang berlawanan arah dari bagian sebelumnya.
Seterusnya hingga tanah 90 kg selesai diquarteri. 2 bagian tanah terakhir dijadikan sampel
pertama
11. Pekerjaan quartering akan menghasilkan 18 sampel siap test
PERCOBAAN II
BORING
I. MAKSUD PERCOBAAN
1. Untuk mendapatkan gambaran dari profil tanah berdasarkan warna visual tanah
2. Untuk menyelidiki, dan mengetahui lapisan-lapisan tanah yang diteliti
3. Pengambilan contoh tanah dan batuan pada kedalaman tertentu untuk penyelidikan
laboratorium
4. Untuk meyakinkan hasil pemeriksaan sondir.
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Kepala bor
2. Alat pengambil contoh tanah
3. Minyak hidrolik dan lain-lain
4. ATM
5. Batang-batang bor sebagai penghantar sepanjang 1 meter
III. BENDA UJI
Langsung dilakukan dilapangan
IV. PELAKSANAAN :
1. Tentukan titik pengeboran
2. Bersihkan lokasi dari rumput dan akar-akar pohon
3. Mata bor dipasang pada batang drill, alat pemutar pada ujung lainnya
4. Mata bor diputar searah dengan arah jarum jam, dengan sedikit tekanan kedalam tanah.
Putarlah harus sesuai dengan putaran sekrup
5. Setiap masuk 20 cm, dapat dilihat pada batang drill yang ditekankan dan sesudahnya diberi
ukuran, barulah mata bor diangkat
6. Tiap kali pengambilan dengan mata bor, tanah yang masuk kedalam mata bor dikeluarkan
dan dicatat mengenai kedalaman, jenis tanah, sifat tanah dan warnanya
7. Hasil pengeboran disusun sedemikian rupa dari kedalaman terdangkal sampai dengan yang
terdalam agar identifikasi tanah dipermudah
8. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman tertentu.
PERCOBAAN III
BERAT JENIS TANAH
I. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Yaitu perbandingan antara berat butir dengan
berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Biasanya 250C.
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Flash, botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup (dari gelas) yang berlubang kapiler,
dengan kapasitas 50 cc atau lebih
2. Timbangan sengan akurasi 0.001 gram
3. Air destilasi bebas udara
4. Oven dengan suhu 1050-1100 C
5. Termometer
6. Cawan porselen dengan penumbuk berkepala karet (pestel) untuk menghancurkan gumpalan
tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butirnya sendiri
7. Alat vacuum atau kompor
8. Tempat air
9. Es
10. Kain lap
11. Pipet dan gelas ukur air
12. Saringan #40
III. BENDA UJI
Contoh tanah yang lolos saringan #40 dengan berat sekitar 100 gram yang akan digunakan
untuk pemeriksaan secara duplo (2 percobaan terpisah).
IV. PELAKSANAAN
1. Timbang botol flash (=Wb)
2. Sediakan 250C pada ember, suhu diatur dengan mencampur air dengan es
3. Setelah suhu dicapai, masukkan air kedalam flash sesuai suhu yang diinginkan sampai batas
garis kalibrasi kemudian tutup flash, keringkan permukaan flash lalu ditimbang (=Wbw)
4. Buat grafik hubungan antara pertambahan temperatur dengan berat air pada flash pada
temperatur yang ada
5. Bersihkan flash, keringkan lalu ditimbang (2 sampel), catat berat kering masing-masing
flash tersebut (Wb1 dan Wb2)
6. Masukkan tanah kedalam flash kemudian timbang (=Wbs=berat flash=tanah)
7. Masukkan air kedalam flash yang berisi tanah samoai batas garis kalibrasi. Tutup flash,
setelah itu kocok dalam 6 arah kemudian kita biarkan. Lihat apabila air berkurang atau tidak
(tambah bila berkurang). Seterusnya sampai air tidak turun atau tanah sudah jenuh air
8. Setelah stabil, botol (flash) yang berisi air dan tanah tersebut dibersihkan kemudian
ditimbang (=Wbsw=berat botol+tanah+air)
9. ukur suhu (=Tbsw)
V. PERHITUNGAN
k = faktor kohesi
PERCOBAAN IV
BATAS CAIR TANAH
I. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan batas cair tanah. Yaitu kadar tanah tersebut pada keadaan atas peralihan antara
cair dan keadaan plastis. Tanah pada keadaan batas cair diperiksa dengan alat Casagrande, kedua
bagian tanah yang terpisah oleh alur selebar 2 mm menutup sepanjang 12.7 mm pada 25 pukulan.
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat batas cair Casagrande
2. Alat pembarut (grooving tool)
3. cawan porselin (mortar)
4. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
5. Spatel
6. Saringan #40
7. Air destilasi dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat percobaan kadar air
III. BENDA UJI
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 100 gram. Contoh
tanah ini harus bebas atau telah dibereskan dari butir-butir yang lebih besar dari 0.525 mm (tertahan
pada saringan #40). Untuk contoh yang memang tidak mengandung butir-butir kasar yang lebih
besar dari 0.425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu. Apabila contoh tanah
mengandung butir-butir kasar, mula-mula dikeringkan dalam suhu udara (dengan alat pengering
dengan suhu kurang dari 60o C) secukupnya sampai dapat disaring melalui saringan.
Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pastel dengan
kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan #40,
bagian yang tertahan disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
IV. PERSIAPAN ALAT
1. Periksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam keadaan baik, baut baut
tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus sehingga mangkok goyang, dan mangkok
tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa alat pembarut pada ukuran-ukuran yang
benar.
2. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat 1cm. Gunakan alat pembarut
sebagai pengukur.
V. PELAKSANAAN
1. Taruhlah contoh tanah (100 gram) dalam mangkok porselen, campur rata dengan air
destilasi sebanyak 15-20 cc. Aduk tekan-tekan dan tusuk-tusuk, tambah air lagi dan
seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar-benar merata.
2. apabila adukan tanah telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 30-40
pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah pada mangkok Casagrande.
Gunakan apatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara
dalam tanah. Ratakan permukaan dan buat mendatar dengan ujung terdepan rapat pada
ujung terbawah mangkok. Sehingga tanah bagian terdalam akan terdapat 1 cm.
3. dengan pembarut, buat alur lurus pada garis tengah mangkok searah sumbu alat, sehingga
tanah terpisah menjadi 2 bagian simetris.
4. gerakan pemutar sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan kecepatan 2
putaran per detik, sampai kedua bagian bertemu sepanjang +12.7 mm (1/2”). Catat jumlah
pukulan yang diperlukan
pada percobaan pertama, pukulan diperlukan harus antara 30-40 kali. Bila lebih berarti tanah
kurang basah. Tambahkan sedikit air baru diaduk sampai merata.
Cuci mangkok Casagrande dengan air kemudian keringkan dengan kai kering. Kemudian
ulangi pekerjaan seperti diatas.
5. Ambilah segera dari mangkok sebagian tanah dengan spatel secara melintang tegak lurus
alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut.
6. Ambil sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen,
tambahkan lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
7. ulangi pekerjaan sehingga diperoleh 3 atau 4 data hubungan antara kadar air dan jumlah
pukulan diantara 15 sampai 30 pukulan dengan masing-masing selisihnya hamper sama.
Percobaan ini harus dilaksanakan keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.
VI. PERHITUNGAN
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu titik dalam
grafik, dengan pukulan sebagai basis (skala log) dan kadar air sebagai ordinat (persen biasa).
Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik-titik yang diperoleh. Batas cair tanah adalah
kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan garis vertical 25
pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat terdekat.
PERCOBAAN V
BATAS PLASTIS DAN INDEX PLASTIS
I. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan batas plasti suatu tanah. Yaitu kadar air minimum (dalam persen) bagi tanah
tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada dalam keadaan plastis apabila yang tanah
digiling menjadi batang-batang berdiameter 3mm mulai menjadi retak-retak. Index plastisitas suatu
tanah adalah bagian (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya.
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Cawan porselen
2. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet
3. Spatel
4. Pelat kaca
5. Saringan #40
6. Batang kawat berdiameter 3mm untuk ukuran pembanding
7. Alat-alat pemeriksaan kadar air
III BENDA UJI
Contoh tanah sebanyak 10-20 gram yang sudah melewati saringan #40. apabila contoh tanah
mengandung butir-butir kasar, keringkan dahulu dalam suhu udara atau pengering dengan suhu 60o
C. sampai gumpalan-gumpalan mudah remuk untuk kemudian disaring. Pecahan gumpalan-
gumpalan digerus dalam mortar dengan pastel. Bagian yang tertahan saringan #40 disingkirkan.
Persiapan benda uji ini sama dengan pada penyiapan untuk pemeriksaan batas cair, sehingga
memungkinkan kedua percobaan dapat dilakukan dalam waktu bersamaan.
IV. PELAKSANAAN
1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit, aduk sampai
benar-benar merata. Kadar air yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan
dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak melekat pada jari bila ditekan.
2. Remas dan bentuklah menjadi bola atau ellipsoida tanah tersebut dengan berat + 8 gram.
Giling benda uji diatas pelat kaca sehingga terbentuk batangan-batangan yang diameternya
rata.
3. Bila pada penggilingan diameterbatang telah menjadi + 3mm, bandingkan dengan batang
kawat pembanding dan ternyata tidak ada retak pada tanah, bola dan giling
kembali,seterusnya sampai pada tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi
tanah yang lebih kecil.
4. kumpulan tanah yang retak atau terputus-putus tersebut segera dicari kadar airnya.
V. PERHITUNGAN
1. Batas Plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeiksaan diatas yang dinyatakan
dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat erdekat.
2. Hitung Index Plastisitas Tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisnya
IP = LL - PL
3. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa Index
Plastisitasnya = Non Plastic (NP)
4. Jika tanahnya banyak pasir, kerjakan pemeriksaan batas plastis lebih dahulu dari pada batas
cairnya. Jika batas plastis tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa tanahnya NP
5. Jika ternyata batas plastis sama dengan atau lebih besar dari batas cairnya, juga laporkan
bahwa Index Plastisitasnya NP
PERCOBAAN VI
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH
I. MAKSUD PERCOBAAN
Menentukan distribusi ukuran butir-butir dari tanah. Untuk tanah yang butirannya lebih
besar dari 0.075 mm atau tertahan pada #200, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
saringan-saringan, sedangkan untuk tanah dengan ukuran yang lebih kecil dari 0.075 mm atau
melewati #200, pemeriksaan dilakukan dengan cara sedimentasi yang dapat menggunakan cara
hidrometer atau dengan pipet
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Saringan.
Untuk butir-butir kerikil diperlukan sesunan saringan seperti berikut
75 mm 3 ”
60 mm 2 ”
37.5 mm 1 ½ “
25 mm 1”
19 mm ¾ “
9.5 mm 3/8 “
# 4 4.75 mm
Untuk butir-butir pasir, yaitu lebih kecil dari 4.75 mm dan lebih besar dari 0.075 mm
digunakan susunan saringan dengan nomor (standar ASTM).
#. 8
#. 12
#. 16
#. 18
#. 30
#. 40 0.425
#. 50
#. 80
#. 100
#. 200 0.075 mm
Pan
2. Mesin penggerak saringan
3. Timbangan
a. Untuk menimbang buti-butir yang lebih kecil dari 2 mm gunakan timbangan dengan
ketelitian 0.01 gram
b. Untuk menimbang tanah yang butirnya lebih besar dari 2 mm, digunakan timbangan
dengan ketelitian 0.1 persen dari besar beban yang ditimbang
4. Cawan porselen (mortar) dan pastel
5. Alat pengaduk larutan tanah dalam air
6. Gelas silinder kapasitas 1000 cc dengan diameter 6.35 cm atau 2 ½“
7. Hidrometer untuk membaca berat jenis larutan. (untuk tipe ASTM 151 H atau 152 H) atau
pipet untuk mengambil larutan pada keadaan tertentu
8. Stop watch
III. PERSIAPAN BENDA UJI
1. Tanah yang dipakai adalah contoh tanah yang telah diquartering
2. Tanah tersebut ditimbang, lalu catat berat tanah + cawan
3. Masukan dan keringkan dalam oven suhu 105o-110oC
IV. PELAKSANAAN
Untuk bagian yang tertahan saringan #. 10 dilaksanakan analisa saringan:
1. Saringlah benda uji yang tertahan yang telah dicuci (hasil dari pekerjaan tersebut pada
persiapan benda uji) dengan menggunakan satu susunan saringan. Sebelumnya masing-
masing saringan ditimbang untuk memudahkan menimbang jumlah butiran yang tertahan
2. Timbang dan catat berat butiran yang tertahan pada tiap saringan. Periksa bahwa jumlah
berat total sesudah saringan harus sama atau mendekati jumlah sebelum disaring.
PERCOBAAN VII
PEMADATAN TANAH
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan (berat volume kering)
tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu
Cara pemadatan:
Cara untuk pemadatan dipakai cara standart
Dalam percobaan ini dilakukan pemadatan dengan menggunakan silinder pemadatan
kecil dengan material lewat saringan No. 4
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Silinderpemadatan ini terdiri dari silinder-silinder utama, silinder sambungan yang
dapat dilepaskan juga. Ukuran dan toleransi yang masih digunakan adalah sebagai
berikut:
Silinder kecil :
Diameter 15,3 cm
Tinggi 12,28 cm
Volume 2353,3294 cm2
2. Penumbuk yang digunakan yaitu dilayani dengan tangan (sesuai dengan penumbuk
standar), dengan ukuran dan toleransi sebagai berikut:
Penumbuk standart
Diameter bidang jatuh 2” = 0,005”
Berat 10 = 0,02 lb
Tinggi jatuh 18” = 1/16 “
3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder
4. Timbangan dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan
kapasitas 12 kg dengan ketelitian 5 gram
5. Pisau perta (straight edge)
6. Saringan #4
7. Oven
8. Alat penvampu tanah (talam,sendok,dll)
9. Gelas ukuran air
10. Cawan
11. Kain Lap
12. ATM (alat tulis menulis)
III. BENDA UJI
1. Bila contoh tanah yang diperiksa keadaanya basah, keringkan tanah tersebut diudara
atau melalui alat pengering dilakukansecukupnya sampai gumpalan-gumpalan dapat
mudah hancur. Hancurkan gumpalan menjadi butir-butiran dengan alat yang terbuat
dari karet, sedemikian rupa sehingga butir-butir tanah tidak rusak.
2. Butiran-butiran yang diperoleh disaring pada saringan No.4. butiran yang tertahan
diatas saringan dibuang, yang lolos saringan akan digunakan sebagai benda uji
(banyaknya 2 kg)
3. campur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata sedemikian rupa
sehingga benda uji yang kadar air tanah diperoleh kira-kira 6% dibawah kadar air
optimum
4. Setelah dicampur merata dengan air, simpanlah tanah tersebut dalam tempat yang
tertutup (dapat dimasukkan dalam kantong plastik), selang waktu sekurang-
kurangnya 24 jam sebelum melakukan pemadatan.
5. Benda uji ini dibuat 5 bagian yang beratnya masing-masing dicampur merata dengan
air, sehingga kadar air yang diperoleh berbeda-beda masing 1-3%.
IV. PERSIAPAN PERALATAN
1. Bersihkan silinder pemadatan yang dipergunakan, kemudian ditimbang dan catat
beratnya (W1). Gunakan timbangan dengan ketelitian 5 gram.
2. pasang klem plat alas dan silinder sambungan. Pada saat pelaksanaan penumbukan
silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh (tidak boleh diatas tanah atau lantai
yang dapat bergetar karena tenaga yang diperoleh akan berkurang). Bila perlu harus
disediakan blok beton yang beratnya sekitar 91 gram.
V. PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan ini dilakukan dengan pemadatan standart yaitu dengan
menggunakan penumbuk standard an pemadatan dilakukan dalam 5 lapisan. Jumlah
tumbukan tiap tumbukan adalah 25 kali.
VI. PEMADATAN
1. Sejumlah tanah lembab yang sudah disediakan dipadatkan dalam silinder dengan
lapisan-lapisan yang sam atebal. Setiap lapis ditumbuk dengan jumlah tumbukan (56
kali, 25 kali, 10 kali) untuk masing-masing sampel yang berbeda.
2. Lepaskan silinder sambungan (silinder bagian atas). Kemudian potonglah tanah
dengan pisau baja sehingga tanah rata dengan permukaan silinder dan bila perlu
lubang-lubang kecil yang terjadi ditambal sehingga permukaan menjadi halus.
Lepaskan pelat dasar kemudian timbanglah silinder bersama tanah dan catat
beratnya (W2)
3. keluarkan tanah tersebut, kemudian ambil contoh dari bagian atas dan bawah
secukupnya untuk menjadi bahan uji pemeriksaan kadar air.
4. pekerjaan yang sama dengan sampel tanah yang lainnya telah disediakan dengan
penambahan kadar air yang berbeda.
VII. PERHITUNGAN
1. setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung :
kadar air tanah
berat volume tanah
dimana :
w1 = berat silinder kosong (gram)
w2 = berat silinder + tanah basah (gram)
v = volume silinder air (cm3)
2. gambarkan hubungan antara berat volume ering kadar air pada grafik dengan absis =
kadar air, ordinat = berat volume kering.
Grafik itu diperoleh :
kadar air optimum (Wopt) dari tanah yang diperiksa yaitu kadar air pada
puncak lengkung
kepadatan maksimal (dma) yaitu berat volume kering yang diperoleh pada
pemadatan pada kadar air optimum.
PERCOBAAN VIII
CBR LABORATORIUM
I. MAKSUD PERCOBAAN
1. Untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) dari suatu tanah.
2. nilai CBR adalah bilangan perbandingan (persen) antara tekanan yang diperlukan
untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inch2 dengan
kecepatan penetrasi 0,05 inch permenit terhadap tekanan yang diperlukan untuk
menembus sesuatu bahan standart tertentu
3. penentuan nilai CBR dapat dilaksanakan terhadap :
contoh tanpa direndam terlebih dahulu
contoh tanah setelah direndam selama 4 hari
Disamping itu nilai CBR dapat dilakukan terhadap :
contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan standart
contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan berat / modified
contoh tanah yang telah dipadatkan dengan kepadatan tertentu
contoh tanah asli yang diambil dari lapangan
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. mesin penekan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4.45 ton yang mempunyai
kepala atau dasar yang dapat bergerak teratur dengan kecepatan 1.27 mm per menit
(0.05 inch per menit).
2. cincin beban dengan arloji pengukurnya
3. silinder pemadatan CBR
4. pelat ganjal (spacer disk)
5. penumbuk standart atau penumbuk berat
6. pengukur pengembangan tanah, terdiri atas pelat berlubang-lubang dengan batang
pengatur, tripod, dan arloji pengukur pengembangan
7. pelat pelat beban berlubang ditengah yang utuh atau belah, berat @ 5 lb atau 2.27 kg
8. piston penetrasi penampang bulat luas 3 inch2, panjang sekurang-kurangnya 4”
9. macam-macam alat seperti talam, timbangan, oven, bak perendam, kertas filter dan
sebagainya. Gelas ukuran air.
III. BENDA UJI
1. Untuk pemeriksaan terhadap contoh tanah yang dipadatkan maka contoh tanah
dipersiapkan seperti pada percobaan pemadatan.
2. Benda uji ini akan diperiksa pada kepadatan maksimal, sehingga contoh tanah
dipersiapkan dengan dicampur air secukupnya sehingga kelembaban yang diperoleh
adalah kadar air optimum yang diketahui berdasarkan cara pemadatan standart
IV. PELAKSANAAN
1. Pemadatan tanah :
Sebelum dilaksanakan pemadatan, periksa dan catat kadar air tanah
Pasang dan klep alas pada silinder dan pasang juga silinder sambungnya.
Taruhlah plat ganjal dalam silinder diatas plat ganjal
Padatkan tanah lembab yang sudah dipersiapkan dalam silinder pemadatan
sehingga diperoleh silinder kepadatan yang maksimal dengan kadar air
optimum
Lepaskan silinder sambungan, potong dan ratakan tanah padat dengan
permukaan silinder pemadatan. Lepaskan plat alas dan ambil plat ganjal,
timbang dan catat berat silinder dan tanah didalamnya untuk menentukan
berat volume tanah.
2. Pelaksanaan penetrasi :
Contoh tanah yang dipadatkan dalam silinder dipasang pafa mesin penetrasi
Kerjakan pembebanan mesin sehingga piston mempunyai kecepatan penetrasi
sebesar 0.64 mm, 1.27 mm, 1.91 mm, 2.95 mm, 3.18 mm, 4.45 mm, 5.08 mm,
10.16 mm, 12.7 mm.
Keluarkan benda uji dari silinder kemudian periksa kadar air
V. PERHITUNGAN
1. Grafik penetrasi dan tekanan penetrasi. Gambar grafik hubungan antara penetrasi
(absis) dan tekanan penetrasi (ordinat)
2. Nilai CBR :
Perhitungan nilai CBR adalah sebagai berikut :
Nilai tekanan untuk penetrasi 2.45 mm (0,1”) terhadap tekanan penetrasi
standart yang besarnya 70.37 kg/cm2
Nilai tekanan untuk penetrasi 4.08 mm (0,2”) terhadap tekanan penetrasi
standart yang besarnya 105.56 kg/cm2 (1500 psi).
PERCOBAAN IX
KONSOLIDASI
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besarnya penurunan tanah apabila
diberi beban, keadaan tanah samping tertahan dan diberi drainase pada arah vertical.
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Konsolidometer yang terdiri dari :
Tempat tanah
Batu pori atas dan bawah
Arloji pengukuran perubahan tebal tanah
2. perlengkapan pembebanan
3. alat potong dan bubut tanah
4. stop watch
5. perlengkapan untuk pemeriksaan kadar air dan perlengkapan umum lainnya
6. grease
7. ATM
III. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji :
Apabila tanah cukup lunak, masukkan tanah dalam cincin cetak dengan
menekan cincin kedalam tanah yang telah didorong tabung contoh secukupnya
atau doronglah contoh masuk ke cincin cetak. Cincin cetak dapat sekaligus
merupakan tempat contoh tanah / benda uji dalam konsolidometer. Apabila
contoh tanah agak keras, contoh tanah dapat dipotong dan dibubut sehingga
ukurannya sesuai dengan cincin tempat benda uji. Masukkan tanah dalam
cincin konsolidometer dan potonglah rata atas bawah dengan cincin.
Permukaan benda uji harus halus, bila perlu tambal lubang-lubang yang ada.
Pelaksanaan tersebut harus dilaksanakan secara hati-hati dan dikerjakan
dengan cepat agar kadar air tanah tidak terkurang karena penguapan, dan
hindarkan gangguan sehingga dapat terjadi perubahan kepadatan tanah.
Kerjakan pemeriksaan berikut untuk perlengkapan data perhitungan :
Timbang dan catat berat benda uji bersama cincinnya untuk mengetahui berat
volume basah dan berat volume kering tanah
Periksalah kadar air tanah
Periksalah berat jenis butiran tanah
Ukurlah dengan tepat dengan menggunakan mistar biasa diameter dan tinggi
benda uji / ukuran dalam cincin
Untuk mengindentifikasi dan mengecek hasil pemeriksaan konsolidasi, dapat
pula diadakan pemeriksaan batas cair dan plastis tanah
2. Persiapan alat daqn penempatan benda uji dalam konsolidometer :
Periksalah bahwa alat-alat dalam keadaan bersih dan bekerjalah dengan baik.
Juga periksa bahwa lengan beban seimbang. Periksalah bahwa batu-batu pori
dalam keadaan bersih dan tidak tersumbat
Untuk memudahkan pemasangan dan menjamin rapat air pori, olesi tipis
dengan pelumas karet seal, basahkan batu-batu pori, tempatkan berturut-
turut pada konsidometer yaitu :
1. batu pori basah
2. cincin yang telah berisi benda uji
3. batu pori atas
4. pelat perata benda
tempatkanlah sel konsilidasi yang sudah berisi benda uji pada tempatnya pada
rangka pembebanan, aturlah dengan sekrup pengatur / penahan lengan beban
sehingga lengan terangkat keatas, tetapi bagian atas jangan sampai mati untuk
memberi kesempatan seandainya tanah mengembang, aturlah alat siatas
benda uji dan aturlah arloji pengukur penurunan pada pembacaan nol
pasangkan beban sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0.25 kg/cm2
turunkan sekrup pengatur lengan beban, sehingga beban mulai bekerja diatas
tanah, jelakan stop watch
baca dan catat arloji pengukur penurunan pada waktu-waktu tertentu yang
dapat diakarkan. Mis 0 detik, 9.6 detik, 21.6 detik sampai 1440 menit
pengamatan dapat kurang dari 24 jam (1441 menit) untuk tanah yang
konsolidasinya cepat, dapat diartikan setelah tampak grafik hubungan antara
penurunan dengan waktu (dalam logaritma) menjadi lurus, yang berarti telah
terjadi konsolidasi sekunder. Sebaliknya tanah yang konsolidasinya sangat
lambat pembacaan dapat berlangsung lebih dari dua puluh empat jam
isilah sel konsolidasi dengan air, setelah beban bekerja, tetapi tidak
mengganggu pembacaan. Isilah setelah pengamatan satu menit atau
pengamatan sebelum empat menit. Jagalah agar selama percobaanbenda uji
selalu terendam air, dengan muka air kira-kira setinggi dengan permukaan
atas benda uji.
Setelah 24 jam, tambahkan beban sehingga tekanan menjadi 0.5 kg/cm2.
biarkan beban bekerja 24 jam dan mati penurunan arloji pada waktu seperti
diatas, lanjutkan setiap kali penambahan beban sehingga tekanan atas tanah
berturut-turut menjadi 1, 2, 4 dan 8 kg/cm2. Masing-masing tahap dibiarkan
selama 24 jam dan tiap tahap dilakukan pembacaan seperti diatas. Untuk
menghindarkan goncangan, setiap penambahan beban, putarlah sekrup
penahan lengan beban sampai menyentuh lengan yang dapat terlihat melalui
gerakan pada arloji ukur
Apabila dikehendaki, diketahui sikap pengembangan tanah akibat penurunan
beban, maka setelah beban 8 kg/cm2 secara bertahap kurangi beban berturut-
turut dengan urutan kebalikan penambahan beban
Setelah pelaksanaan beban selesai keluarkan contoh tanah dari
konsolidometer. Timbang dan catat berat benda uji, keringkan dalam oven,
setelah kering timbang lagi untuk mengetahui berat butir-butir tanah
IV. PERHITUNGAN
a. Rumus untuk menghitung koefisien konsolidasi (Cv):
b. Rumus index kompresi (Cc)
c. Angka pori tanah tiap akhir beban
dimana :
Wd = berat benda uji setelah dikeringkan
G = berat jenis butir tanah
A = luas penampang benda uji
d = 2 H
H = 2 (H1-H2)
H1 = tebal pada awal beban
H2 = tebal pada akhir beban
V. PEMBUATAN GRAFIK
a. Plot koordinat-koordinat pada grafik konsolidasi berdasarkan hasil percobaan sesuai
dengan besarnya pembebanan dan urutan waktu yang telah ditentukan sebelumnya
b. Hubungkan kordinat-kordinat sehingga diperoleh grafik konsolidasi yang melengkung
terbuka
c. Tarik garis lurus menyinggung kordinat yang diperoleh pada 9,6 detik, 21,6 detik, 38,4
detik, dan 1 menit ( minimal 2 titik yang biasa dilalui oleh garis tersebut, sehingga
diperoleh jarak pada absis waktu)
d. Tarik garis lurus yang besar absis waktunya sebesar 1,15 dari absis waktu diatas.
e. Perpotongan pada garis diatas dengan lengkung konsolidasi di plot arah vertical
sehingga diperoleh t90, yang merupakan lamanya kecepatan konsolidasi yang dicapai
PERCOBAAN X
TRIAKSIAL PADA KONDISI “ UNCONSOLIDATED UNDRAINED” UU
TANPA PEMBACAAN TEKANAN PORI
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat Triaksial pada kondisi “
UNCONSOLIDATED UNDRAINED” tanpa pembacaan tekanan pori
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Sel triaksial dengan dinding transparan pada perlengkapannya
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel dengan
ketelitian 0.1 atau 0.005 kg/cm
3. Alat kompresi untuk menekan benda uji secara axial dengan kecepatan yang dapat
diukur antara 0,5 – 0,75 mm/menit. Untuk Drained harus lebih lambat
4. Arloji untuk mengukur pemendekan benda uji
5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat perenggang membrane dan
gelang karet pengikat
6. Cetakan tanah
7. Alat pemeriksa kadar air tanah
III. BENDA UJI
1. Benda uji yang dipersiapkan sekurang – kurangnya 3 buah. Berupa silinder tanah
dengan perbandingan tinggi-diameter ; 2 : 1 dan 3 : 1. Diameter minimum 3,30 cm
2. Apabila diameter benda uji 7,1 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan ada dalam
benda uji adalah 1/10 kali diameter pada benda uji, sedangkan bila diameter benda uji
lebih dari 7,10 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/6 kali diameter benda
uji
IV. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji
Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari tabung yang
sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluakan contoh tanah dari
tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian
atas dan bawahnya, kemudian keluakan dari tabung cetak belah.
Bila contoh tanah padat buatan, maka dapat berupa :
o Contoh tanah yang rusak dapat dibentuk kembali dengan memasukan
dalam kantong plastik. Hindarkan tambahnya udara dalam pori
tanah. Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan
o Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan
contoh tanah dengan menumbuk tanah pada silinder pemadatan
kemudian didorong kelua dengan alat pengeluar contoh tanah
o Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijemur sebelum percobaan
Ukur dengan telita dan catat ukuran diameter, tinggi dari benda uji. Juga
timbanglah benda uji untuk menghitung berat volume benda uji.
2. Pemasangan benda uji
Taruh benda uji diatas tutup atas specimen cap, kemudian letakan tutup atas
diatas benda uji. Pada percobaan “UU” gunakan tutup yang tidak berlobang.
Gunakan perenggang membrane (di vakum), selubungkan membrane pada
benda uji. Matikan pipa vakum, kemudian selubungkan membrane pada benda
uji. Matikan pipa vakum, kemudian selubungkan membrane pada benda uji
dan ikat membrane pada tutup atas maupun tutup bawah dengan gelang karet
pengikat. Untuk menjamin rapat air dapat dioleskan pelumas perekat (silicon
grease) pada tepi tutup benda uji.
Pasanglah benda uji yang sudah dibungkus membran pada tumpuan pada
dasar sel triaksial. Aturlah agar kedudukannya benar – benar simetris. Pasang
dinding sel triaksial dan tutup atasnya, dengan mula-mula piston beban dibuat
bebas terhadap benda uji, aturlah arloji. Ukur beban pada pembacaan nol
Isilah sel triaksial dengan air, berikan tekanan air (tekanan sel) sampai harga
yang diinginkan. Jalankan / atur dengan pemutar tangan agar piston beban
hamper menempel pada benda uji. Atur arloji beban dan arloji regangan/
pemendekan benda uji pada pembacaan nol. Selanjutnya atur arloji tekanan
pori pada pembacaan nol, jika ada gelembung – gelembung udara yang harus
dikeluarkan
3. Pembebanan
Jalankan mesin beban dengan kecepatan 0,5 – 2 persen/menit. Baca dan catat
pembacaan arloji ukur cincin beban dan tekanan air pori dan arloji ukur
pemendekan benda uji pada kedudukan pemendekan : 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 %
(jika tanah belum pecah) dapat dibaca setiap 2 %. Lanjutkan sampai
pemendekan 15 % a(meski tanah sudah pecah), atau pemendekan 20 %.
Pembacaan yang lebih perlu dilakukan pada saat tanah mendekati pecah.
Selama pembebanan selalu amati manometer tekanan sel dan aturlah agar
tekanan hamper konstan terkecuali bila memang digunakan alat dengan
tekanan konstan.
Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam sel,
kemudian buka sel dan keluarkan benda uji
Bukalah membrane karet dan buat sketsa bentuk pecahnya tanah
Timbang dan catat berat benda uji
Laksanakan pemeriksaan kadar air
4. Kerjakan dengan cara yang sama benda kedua dan ketiga dengan tekanan sel yang
berbeda besarnya
V. PERHITUNGAN
Hitung regangan axial tanah, untuk setiap beban yang dibaca, yaitu :
dimana : L = pemendekan benda uji
Lo = panjang benda uji semula
Hitung rata – rata penampang tanah (A) pada setiap beban :
dimana : Ao = luas penampang benda uji
Hitung tegangan deviator pada setiap beban
dimana : P = beban yang bekerja
A = luas rata-rata penampang
Gambar grafik hubungan antara tegangan deviator dan regangan sebagai absis. Cari
dari grafik tegangan deviator maksimum atau regangan 20 % mana yang lebih dulu terjadi
pada pemeriksaan
Hitung tegangan utama majir dan minor pada saat pecah yaitu :
Tegangan utama major = = tekanan sel
Tegangan utama minor = = tekanan dedviator + sel
Gambarkan lingkaran MOHR dari tegangan pada saat pecah pada salib sumbu
dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai absis. Buat setengah
lingkaran dengan pusat terletak pada sumbu tegangan normal dan absis sama dengan
dan
Gambarkan lingkaran Mohr dengan cara yang sama bagi benda uji lainnya yang telah
diperiksa
PERCOBAAN XI
TEKAN BEBAS
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif. Pemeriksaan kuat tekan bebas dapat
dilakukan pada tanah asli contoh tanah padat buatan kuat tekan bebas (qu) adalah axial
(kg/cm2 ) yang diperlukan untuk menekan suatu siinder tanah sampai pecah atau besarnya
tekanan yang memberikan perpendekan tanah sebesar 20%, apabila sampai dengan
perpendekan 20% tersebut tidak pecah
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat/mesin penekan tanah
2. Alat pengatur contoh tanah dari tabung contoh
3. Pengatur regangan
4. Tabung cetak belah
5. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram
6. Stopwatch
7. Alat bubut tanah
8. Alat – alat pemeriksaan kadar air, pengukur diameter dan tinggi
9. ATM
III. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji
Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari tabung yang
sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari
tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong tanah dari tabung,
dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian atas dan
bawahnya, kemudian keluakan dari tabung cetak belah.
Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang diinginkan,
bentuk/ potong sehingga diperoleh ukuran yang diinginkan
Bila contoh tanah padat buatan, dapat berupa contoh yang rusak (gagal pada
pelaksanaan / persiapan percobaan), masukan kedalam kantong plastik dan
remas dengan jari sampai rata keseluruhannya. Hindarkan bertambahnya
udara pada pori tanah. Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam
cetakan sehingga kepadatannya sama dengan tanah asli
Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh tanah
dengan kadar air dan kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dapat
dilaksanakan pada silinder pemadatan dan dapat ditumbuk, kemudian
didorong dan dibubut. Pemadatan dapat dilaksanakan langsung pada cetakan
sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, maka bila perlu sebelum
pelaksanaan percobaan, contoh tanah dapat diuji terlebih dahulu. Bila
demikian catat dan cantumkan dalam laporan
Ukur dan catat ukuran diameter dan tinggi benda uji
2. Pembebanan :
Tempatkan benda uji pada alat tekan berdiri vertical dan sentries pada pelat
alat dasar
Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji
Atur arloji ukur pada cincin beban dan arlojo pengukur regangan pada
pembacaan nol
Kerjakan alat pembebanan dengan kecepatan 0,5 – 2 % terhadap tinggi benda
uji/menit. Kecepatan ini diperkirakan sedemikian, sehingga pecahnya benda uji
tidak melampai 10 menit. Catat pembacaan arloji pengukur beban dan arloji
pengukur regangan setiap 30 detik
Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah menarami
penurunan. Jika benda yng bekerja tidak pernah turun, kerjakan pembebanan
sampai regangan / pemendekan benda uji mencapai 20 % dari tinggi benda uji
Periksa kadar air tanah benda uji
Buatlah sketsa dan catatlah perubahan benda uji, bila dapat ukurlah sudut
kemiringan bidang pecahnya benda uji. Pelaksanaan pemeriksaan ini
(persiapan + pembebanan) harus dilakukan secepatnya, agar kadar air tanah
tidak berubah karena penguapan
IV PERHITUNGAN
1. Hitungkah regangan axial pada pembacaan yang dibaca
dimana : L = pemendekan tinggi benda uji (cm)
L o = tinggi benda uji semula (cm)
2. Hitung luas rata – rata penampang benda uji dengan koreksi akibat pemendekan
Dimana : Ao = Luas penampang benda uji mula-mula (cm2)
R = teganganan
3. Hitung tekanan axial yang bekerja pada benda uji setiap pembebanan
Dimana : P = gaya beban yang bekerja, dihitung pada pembacaan arloji ukur cincin
beban
4. Gambarkan grafik antara regangan (absis) dan tekanan yang bekerja (ordinat).
Tentukan harga maksimum axial yang terjadi dari grafik tersebut. Tekanan
maksimum ini dilaporkan sebagai “kuat tekan bebas” tanah yang diperiksa = qu bila
benda uji tidak mengalami pecah, kuat tekan bebas adalah tekanan pada regangan
20%
5. Catat dan cantumkan dalam laporan hal – hal berikut :
a. Benda uji berupa contoh asli atau padat batuan
b. Jenis tanah secara visual
c. Ukuran diameter dan tinggi benda uji
d. Kepadatan (berat volume kering), kadar air, derajat kekenyalan benda uji
mula – mula
PERCOBAAN XII
SONDIR
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tnah. Perlawanan
penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung yang dinyatakan dalam gaya per
satuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
dalam gaya per satuan panjang
II. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Alat sondir ringan 2 ton
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan kebutuhan
serta panjang masing – masing 1 meter
3. Manometer, pembacaan sampai 350 kg / cm2
4. Konus dan bikonus
5. Kunci – kunci pipa, alat – alat pembersih, oli, minyak hidrolik (kastrolik SAE 10)
III. PELAKSANAAN
1. Kita tentukan titik dimana akan dilakssanakan penyondiran dan jarak kurang lebih
0,5 meter sekeliling titik dipasang kedua ujung jangkar untuk mengikat besi ambang.
(angker 4 buah)
2. Alat sondir dipasang diatas titik yang akan disondir dan diusahakan letak sumbu
ditengah – tengah vertical diatas titik tersebut
3. Dua pasang besi ambang penahan dipasang pada jangkar dengan sekrup
4. Kedua manometer 50 kg dipasang pada pipa. Kamar instalasi diteliti apakah sudah
berisi penuh dengan minyak kastrolik dan udara didalamnya dikeluarkan secara
perlahan – lahan
a. Caranya pluyer ditarik pada pemegangnya dan ditekan dulu keatas, agar
udara didalam kamar dibuang
b. Bersamaan dengan itu kastroli kita isi melalui pipa tempat mengisi sehingga
kita rasa kamar instalasi tertekan karena terisi oleh kastroli
c. Sesudah itu lubang tempat mengisi kastroli ditutup (perhatikan pada waktu
sondir, kastroli tidak boleh terbuang dari lubang tersebut)
5. Manometer kita buka kerannya
6. Alat pengukur dikeataskan dengan memutar katrol melalui batang pemutar
penghantar
7. Pasang konus dan bikonus, sesuai dengan kebutuhan pada ujung pipa pertama
8. Pasang rangkaian pipa untuk memasukan konus tersebut pada mesin sondir
9. Setelah alat sondir siap, pipa ditekan kebawah sampai menekan tanah asli dengan
kecepatan konstan. Pipa penyelubung menekan kerucut yang masuk kedalam tanah
sampai kedalaman tertentu
10. Sampai pada jarak 20 cm (ditentukan dari pipa) dari permukaan tanah, tekanan
diatur terhadap penurunan tersebut, dengan cara menaikan kembali poros gigi
penahan. Kemudian penggeser ditarik keluar sehingga tekanan sekarang beralih pada
bikonus melalui batang sondir kea lat pengukur. Instalasi tertekan kebawah mengenai
bagian atas dari batang sondir, konus merosot ± 4 cm dalam tanah
11. Diwaktu menahan untuk mengukur, manometer harus dibaca setelah pembacaan
selesai katrol diputar lagi untuk memindahkan tekanan pada pipa penyelubung
12. Pembacaan pertama kita baca pada manometer yang hanya menunjukan tekanan
pada ujung konus tanpa koreksi. Kemudian bikonus ditekan secara perlahan – lahan
setinggi ± 4cm dimana pada saat ini pembacaan kedua dilakukan. Pembacaan
pertama menunjukan tegangan pada ujung bikonus, dan pembacaan kedua
menunjukan tegangan ujung bikonus ditambah dengan tegangan lekat dari selubung
bikonus. Poros gigi tekan diputar kebawah sampai pipa dank onus turun lagi 20 cm
dan harga-harga penyondiran dilakukan lagi. Bilamana konus telah mencapai
kedalaman 1 meter berarti batang sondir masih berada 20 cm diatas tanah, pipa
disambungkan dan tekanan diberikan segera setelah penyambungan dilakukan
13. Pekerjaan ini dilakukan sampai pada lapisan tanah tertentu / keras
14. Setelah selesai penyondiran, pipa dicabut perlahan-lahan dengan memutar katrol dan
diusahakan supaya pipa tidak lepas
15. Setelah kegiatan sondir selesai, alat – alat dibersihkan
IV. PERHITUNGAN
Pekerjaan dihetikan pada keadaan :
Untuk sondir ringan, pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut – turut telah
melebihi 350 kg/cm2, atau kedalaman maksimum 30 meter
Hambatan lekat dihitung dengan rumus :
Dimana : A = Tahap pembacaan 20 cm
B = Faktor alat
Jumlah hambatan lekat :
PERCOBAAN XIII
BLENDING AGREGATE
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui apakah dua agregat dicampur dengan berbagai macam campuran
yang diinginkan atau tidak, dengan menggunakan bentuk kelengkungan Gradasi. Misalnya
campuran beton. Jika dapat dicampur artinya perbandingan jumlah agregat yang
bagaimana agar setelah dicampur mempunyai bentuk lengkung gradasi yang terletak pada
daerah 3 menurut PBI – 71 yaitu daerah yang paling baik untuk campuran betin dan juga
tidak memakai banyak PC (Porltand Cement) tapi hemat dan tidak mengurangi mutunya.
II. BENDA UJI
Blending Aggregate by Asplhalt Institute Method
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Setiap sieve pada masing – masing agregat ditulis pada presentage passing
2. Pada agregat A dan agregat B, tiap – tiap saringan yang sama ukuran/ nomor
saringannya yang dihubungkan dengan garis lurus. Masukan specs misalnya PBI – 71,
untuk tiap nomor saringan pada presentage passing agregat A dan agregat B sampai
memotong garis antara agregat A dan B (yang tersebut diatas), sehingga didapatkan
titik batas tengah dan bawah ( daerah 3). Titik – titik batas tengah saling dihubungkan
sedemikian juga antara titik batas bawah sehingga akan didapatkan grafiknya yang
berbentuk garis patah–patah. Grafik akan terlihat pada gambar satu maka agregat A
dan B dicampur dengan presentasi A dan B (lihat gambar 1). Tapi untuk grafik pada
gambar 2 dan gambar 3, maka kedua agregat A dan agregat B tidak dapat dicampur
dengan perbandingan berapa saja, pasti tidak bisa dicampur karena butiran –
butirannya tidak saling mengisi atau dengan kata lain tidak masuk daerah 3 menurut
PBI – 71. Maka untuk itu perlu dicoba pakai batas atas dan tengah yaitu daerah 2 dan
3, ternyata hasil percobaan tetap kedua agregat tidak bisa dicampur kalau menurut
PBI – 71.
PERCOBAAN XIV
KADAR AIR TANAH ASLI
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk memeriksa kadar air dari suatu contoh tanah. Kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dan berat kering tanah dalam persen.
II. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan pada 105°--110° C
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang – kurangnya
- 0,01 gram, untuk berat kurang dari 100 gram
- 0,10 gram, untuk berat antara 100 gram – 1000 gram
- 1 gram, untuk berat lebih dari 1000 gram.
3. Desikator
4. Cawan timbangan tertutup dari gelas atau logam tahan karat
III. BENDA UJI
Contoh tanah (basah) yang dipergunakan yang lolos saringan #4 dengan berat
minimum 50 – 100 gram
IV. PELAKSANAAN
1. Semua cawan yang akan digunakan, dibersihkan dan kemudian cawan ditimbang dan
dicatat
2. Cawan diisi dengan tanah masing – masing cawan A dan B ditimbang berat cawan
dan tanah (W2)
3. Masukan tanah yang telah ditimbang tadi kedalam oven selama 24 jam
4. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang berat
cawan + tanah kering (W3). Hitung kadar airnya
PERCOBAAN XV
PEMADATAN LAPANGAN
(SAND CONE)
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui/ menetukan kepadatan dari suatu tempat pada lapisan atau
perkerasan yang telah dipadatkan. Alat ini digunakan untuk menguraikan secara terbatas,
pada tanah yang mengandung butir kasar, yang lebih kecil dari 5 cm.
II. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Botol transparan untuk pasir
2. Corong kerucut ukuran 16,51 cm
3. Plat dasar / landas ukuran 30.48 X 30.48 cm, berlubang ditengah ukuran 16.51 cm
4. Timbang kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 kg dan kapasitas 500 gram dengan
ketelitian 0.1 kg
5. Pasir bersih, keras, kering dan bisa mengalir bebas ( pasir Ottawa)
6. container, cawan
7. Parang
8. Oven
9. Kantong plastic
10. ATM
III. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dibagi dalam 2 tahap yaitu:
1. Persiapan di laboratorium
Menentukan berat isi kering pasir dalam gram / cm3
a. Isi botol transparan dengan pasir secukupnya
b. Timbang konteiner ( =W1 )
c. Pasang corong pada botol transparan
d. Balikkan botol dan letakan diatas konteiner sehingga corong kontak dengan
bagian atas konteiner
e. Buka keran pelan – pelan hingga pasir dalam botol mengalir mengisi konteiner
f. Setelah konteiner penuh dengan pasir, kran ditutup dan botol diangkat dengan
hati – hati
g. Ratakan permukaan pasir dalam konteiner kemudian timbang beratnya ( =W2)
h. Berat isi kering pasir adalah
Menetukan berat pasir dalam corong
a. Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian pasang corong pada mulut botol,
dan timbang beratnya (=W3)
b. Letakkan botol terbalik diatas plat landas sedemikian rupa sehingga corong
kontak dengan lubang
c. Buka keran corong perlahan-lahan sehingga pasir memenuhi corong
d. Setelah corong penuh dengan pasir, aliran pasir akan terhenti. Keran ditutup
dan botol diangkat
e. Timbang botol, corong dan sisa pasir dalam botol (=W4)
f. Hitung berat pasir dalam corong (=W3-W4)
2. Persiapan di lapangan
Menetukan volume lubang pemeriksaan
a. Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian ditimbang beratnya bersama
dengan corong
b. Gali tanah dengan kedalaman maksimum 12 cm. Kemudian ratakan bagian
atas tanah yang akan diperiksa
c. Letakkan plat landas diatasnya, tepat diatas lubang dan usahakan dinding
dasar dari lubang tersebut serata mungkin
d. Seluruh tanah dari hasil galian tersebut dimasukkan kedalam kantong plastic,
kemudian ditimbang. Didapat berat isi tanah dan kadar air dari tanah tersebut
e. Letakkan botol beserta corong terbalik di atas plat landas sehingga pasir
memenuhi lubang dan corong. Setelah penuh,angkat dan timbang botol,
corong dan sisa pasir
f. Kemudian pasir yang ada di dalam lubang diangkat dengan hati-hati.
Bersihkan dari tanah yang terbawa kedalam pasir, kemudian ditimbang.
IV. PERHITUNGAN
1. Hitung pasir yang akan keluar
= berat (botol + pasir mula-mula) – berat (botol + pasir sisa)
2. Hitung berat pasir dalam lubang
= berat pasir yang akan keluar – berat pasir dalam corong
3. volume lubang pemeriksaan
4. berat isi tanah basah
5. berat isi tanah kering
6. derajat kepadatan lapangan
catatan :
- digunakan pasir Ottawa karena pasir ini memiliki butir-butir yang seragam
atau homogen
- sewaktu mengisi container dengan pasir, jangan sampai ada getaran, sebab
akan mempengaruhi kepadatan dari pasir
- untuk mencari ketelitian, maka percobaan ini perlu dilakukan 3 kali
PERCOBAAN XVI
PEMERIKSAAN CBR LAPANGAN
(CONE PENOTROMETER)
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menetukan CBR di temapt pada kedalaman tertentu, tapi untuk mendesain
perkerasan jalan CBR ini tidak dipergunakan karena hasil yang didapat terlalu besar.
II. ALAT YANG DIPERGUNAKAN
1. Pegangan
2. Propinring
3. Arloji pembacaan (dial)
4. Dua batang yang dapat disambung satu sama lainnya
5. Dua macam konus dengan 0,2 inch2 dan 0,5 inch2
6. Perlengkapan lainnya :
- Cangkul untuk mengeruk tanah
- Sendok tembok untuk meratakan tanah, dll.
III. BENDA UJI
Langsung dilakukan dilapangan.
IV. PELAKSANAAN
1. Gali lubang sampai tanah dasar kemudian ratakan.
2. Periksa alat cone penetrometer (sambungan – sambungan batang, arloji menunjukan
angka nol).
3. Ujung konus cone penetrometer ditempatkan di tanah dasar tadi, cone berposisi
vertical dan tangan simetris pada pegangan
4. Tekan cone ke bawah dengan gerakan konstan kira – kira 25 cm / det
5. Arloji dibawah ketika cone (konus) masuk ke tanah, seperti apa yang telah ditentukan
( dalam percobaan ini batang telah ada garis kalibrasi untuk setiap pembacaan).
6. Sebaiknya dalam satu lubang pemeriksaan dilakukan 3 kali dengan posisi segitiga
sama sisi, jarak 30 cm dengan kedalaman yang sama. Ini dibuat agar pemeriksaan
lebih teliti
V. PERHITUNGAN
Diambil dari hasil percobaan, terlampir bersama formula
Hasil dari titik pemeriksaan
Pembacaan pada kedalaman nol, Titik ke 1 = …………
Titik ke 2 = …………
Titik ke 3 = …………
Jumlah = …………
Kemudian dirata –ratakan hasilnya, sesudah itu dicari nilai ekivalen nilai CBR
dengan menggunakan grafik 1, maka didapat nilai CBR = ………………% demikian untuk
selanjutnya
Cara menetukan nilai CBR. Nilai penentuan CBR tanah dasar diperoleh dengan dasar
menetukan tebal perkerasan diatasnya. Oleh karena kedalaman tanah itu berlainan, maka
nilai CBR berlainan pula. Maka untuk itu dipakai cara sebagai berikut:
Misalkan : kita mengambil dari hasil pembacaan kedalaman :
H = 2,5 cm (data terlampir)
H = 2,5 cm, hasilnya dirata – ratakan = ………….., nilai CBRnya = …………..%
Tebal teoritis didapat = …………… cm
Tebal lapisan penutup (Tt – H) = …………… cm
Jadi CBR yang diperlukan = …………… cm
Demikian untuk selanjutnya (H = 5 cm, dll)
Setelah diketahui selurunya (CBR yang diperlukan) maka untuk menetukan CBRnya diambil
nilai CB yang terkecil dan dari hasil praktikum di lapangan didapat CBR = ………………%
VI. HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Waktu mengangkat alat (cone), tangan harus berada dibawah propinring
2. Setiap akan memulai atau sesudah pemeriksaan, konus dan batang cone harus
dibersihkan
3. Dikerjakan minimum 2 orang, untuk menekan alat dan untuk membaca dial
4. Bila ada hal – hal yang diragukan misalnya konus kena batu, pemeriksaan perlu
diulang
5. Batas pembacaan :
Arloji pembacaan mempunyai batas satuan pembacaan yaitu dari 0 – 300. Pada
waktu pemeriksaan pembacaan mendekati nol, ini bisa terjadi pada tanah yang
lembek atau basah dan sebaliknya pembacaan mendekati 300 terjadi pada tanah
lempung yang kering serta pada atau pada lanau dan pasir yang pada. Jadi
pembacaan mendekati nol tersebut adalah pembacaan kecil / rendah dan sebaliknya
yaitu pembacaan tinggi.
Pada tanah biasanya mempunyai daya dukung yang bertambah kalau semakin
dalam, tetapi ada hal – hal yang perlu diketahui pada tanah yang lunak ialah :
- Mempunyai lapisan padat yang tipis
- Mempunyai lapisan yang tipis dari bahan yang lunak
Dengan adanya tanah tersebut diatas maka disarankan agar setiap penetrasi
harus mencapai kedalaman 45 cm, sedangkan jarum pembacaan 250 (maksimum).
Sedangkan jarum pembacaan mencapai angka 250 sedangkan kedalaman
belum 45 cm maka lubang tersebut harus digali lagi untuk mengetahui dengan pasti di
bawah tanah lapisan padat tidak terdapat lapisan lunak. Tetapi sebaliknya di jalan
raya yang sudah lama mempunyai tanah dasar bagian atas lebih pada dibandingkan
tanah dasar bagian dalam, hal ini disebabkan oleh :
- Pengaruh lalu lintas
- Pengaruh stabilisasi tanah mekanis dengan masuknya pasir yang halus dari sub
base.
PERCOBAAN XVII
STANDART PENETRATION TEST (SPT)
I. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan kekuatan tanah dengan menentukan nilai N yang merupakan
jumlah pukulan per kaki (blow per feet)
II. ALAT – ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Stang SPT
2. Split Barrel
3. Penumbuk (drive weight)
4. Batang penumbuk
5. Kepala penumbuk
6. Tripod
7. Alat tulis menulis
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bersihkan dasar lubang bor
2. Bersihkan split barrel dengan teliti, jangan sampai ada kotoran yang menempel
dibagian dalamnya
3. Pasang split barrel pada stang SPT
4. Siapkan tripod berikut katrol dan tambang penarknay
5. Turnkan stang SPT yang telah dipasang split barrel tadi dengan bantuan tambang
yang digantung pada katrol tripod
6. Setelah mencapai dasar lubang bor, stang SPT yang ebrada dipermukaan tanah diberi
tanda dengan kapur/ spidol water proof mulai dari permukaan tanah sampai 45 cm
diatas permukaan tanah dengan jarak 15 cm
7. Pasang kepala penumbuk dan stang penghantar pada stang SPT yang paling atas
8. Masukkan penumbuk ke stang penghantar dengan bantuan tambang dan katrol
9. Jatuhkan beban dengan tinggi jatuh bebas 75 cm dari permukaan kepala penumbuk
sehingga split barrel menembus tanah.
10. Catat jumlah tumbukan yang diperlukan untuk menekan split barrel masuk kedalam
tanah sedalam 15 cm pertama (N-1). Demikian pula halnya dengan 15 cm kedua (N-2)
dan ketiga (N-3). Nilai N – SPT adalah jumlah (N-2) dan (N-3)
11. Putar stang SPT satu kali untuk melepaskan / memotong contoh tanah pada dasar
split barrel kemudian diangkat dengan bantuan tambang dan katrol
12. Setelah split barrel terambil, bukalah split barrel tersebut, bersihkan tanah yang ada
didalamnya bila diperlukan buat destripsi jenis tanahnya
13. Masukkan sampel tanah tersebut kedalam plastik dan diberi label / keterangan
(proyek, lokasi, tanggal pengambilan dan kedalaman contoh)
Catatan :
1. Berat penumbuk (drive weight) standart adalah 63,5 jangan tambahkan beban lain
pada penumbuk tersebut sehingga menyimpang dari standart
2. Pembacaan penetrasi seharusnya dilakukan tiap 0,5 X 1 foot = 0,5 X 12 inch = 6 inch
= 15,24 cm. Dalam hal ini dibulatkan menjadi 15 cm untuk penyederhanaan
3. Pada waktu melepaskan dari ketinggian 75 cm, tambang harus dilepas dengan bebas
agar energi tumbukan tidak berkurang
4. Apabila suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk menggunakan alat untuk
SPT yang sebenarnya, dapat digunakan alat lain asal tidak menyimpang dari prosedur
yang ada dan setelah itu alat dikalibrasi berdasarkan alat yang sebenarnya untuk
memperoleh hasil dari percobaan ini
IV. PERAWATAN
1. Bersihkan split barrel setelah dipergunakan, lunasi bagian dalamnya dengan oli
sehingga tidak berkarat
2. Pada waktu menyambung stang SPT, kencangkan sambungan agar mencegah
kerusakan drat pada saat ditumbuk
3. Bersihkan dan lumasi stang SPT, bila ada kotoran pada dratnya, bersihkan dahulu
dengan sikat baja
4. Lumasi katrol agar diputar dengan bebas
PERCOBAAN XVIII
DISTRIBUSI UKURAN AGREGAT KASAR DAN SIRTU
A. MAKSUD PERCOBAAN
Maksud percobaan adalah untuk menentukan distribusi ukuran agregat kasar dan
pasir sirtu. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan saringan-saringan (analisa
saringan)
B. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Saringan 1”;¾ “; 3/8”; #4; 8; 16; 30; 50; 100; 200; pan
2. Mesin penggerak saringan
3. Timbangan
4. Stopwatch
5. Alat tulis menulis
C. PERSIAPAN BENDA UJI
Agregat kasar yang lolos saringan dan pasir batu
D. PELAKSANAAN
Dengan cara analisa saringan
1. Jadikan sampel siap uji
2. Ambilah benda uji yang diperoleh dari proses Quatering
3. Contoh sampel tersebut dimasukan kedalam oven selama 24 jam lalu keluar oven
ditimbang berat kering oven
4. Masukan contoh tanah tersebut kedalam mesin getar (vibrator) yang diatasnya telah
tersusun saringan-saringan yang telah diurutkan seperti diatas, kemudian alat
tersebut dijalankan selama kurang lebih 15 menit
5. Setelah itu didiamkan beberapa saat (± 5 menit) untuk menetralkan debu-debu yang
masih beterbangan di dalam saringan tersebut kemudian timbanglah berat tanah yang
masih tertahan pada masing-masing saringan yang ada.
6. Periksa bahwa seharusnya jumlah berat masing – masing bagian tersebut sama atau
dekat dengan berat sebelum besarnya
E. PERHITUNGAN
Prosentase berat bagian agregat dalam suspensi
a. Hitunglah berat kering contoh sampel yang digunakan untuk pemeriksaan dengan
cara pengendapan, yaitu berat kering contoh sampel yang diperiksa dengan factor
koreksi air hidroskopis.
b. Hitunglah berat total contoh sampel yang diwakili oleh agregat yang digunakan pada
pengendapan dibagi dengan prosentase lewat saringan seperti diatas, kemudian
dikalikan seratus, berat ini ( = W ), yang digunakan dalam perhitungan prosentase
yang tinggal didalam suspensi
c. Prosentase berat agregat yang tinggal didalam suspensi pada kedalaman yang diukur
pada hidrometer (kedalam efektif, L) dapat dihitung dengan rumus:
Dimana: K = harga konstan yang dipengaruhi oleh temperatur suspensi dan berat
jenis butir.
Nilai K untuk temperatur dan berat jenis butir tertentu dapat dicari
daftar terlampir
Laporan praktikum
Mekanika tanah