Upload
vuongtu
View
274
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
57
PRAKTIKUM IV
MENYUSUN PAKAN
A. Menyusun Pakan Ternak Unggas
Sebagaimana diketahui dalam tata laksana usaha pemeliharaan ternak, pakan
merupakan factor penting untuk mencapai hasil yang diharapkan disamping
factor-faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Produksi ternak merupakan perwujudan interaksi genetis dan faktor
lingkungan, yang pada dasarnya produksi adalah fungsi dari pada konsumsi
pakan. Oleh karena itu untuk mendapatkan efisiensi penggunaan pakan yang
optimal, baik kualitas maupun kwantitas pakan perlu mendapat perhatian.
Dalam menyusun pakan ternak beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain :
a. Tersedianya bahan baku yang dipakai
b. Kandungan zat-zat makanan dari baha baku tersebut
c. Harga bahan baku
d. Batasan penggunaan dari masing-masing bahan baku
e. Kebutuhan zat makanan bagi ternak sesuai dengan tujuan produksi yang
akan dicapai
a. Tersedianya bahan baku
Tersedianya bahan baku berpengaruh pada dua segi yaitu segi biologis dan
segi ekonomis. Keberadaan bahan baku yang tidak continue untuk memenuhi
kebutuhan menyebabkan frekuensi perubahan formula pakan yang lebih sering.
Jika hal ini terjadi maka dari segi biologis, khususnya bagi ternak unggas, akan
sangat berpengaruh pada produksi, karena ternak unggas sangat peka terhadap
perubahan bahan makanan yang diberikan. Dari segi ekonomis penyediaan bahan
baku yang tidak continue mungkin akan membawa konsekuensi tingginya biaya
produksi, yang pada akhirnya menyebabkan tingginya harga pakan jadi. Oleh
karena itu hal tersebut perlu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
lokasi pabrik pakan ternak.
58
b. Kandungan Zat Makanan Dalam Bahan Pakan
Disadari bahwa kandungan zat makanan seperti protein, lemak, air dan
sebagainya yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dianalisa secara kimia
tidaklah menjamin bahwa bahan makanan tersebut berkualitas baik, karena hasil
analisis kimia (proksimat analisis) tidak member nilai biologis dari zat-zat
makanan yang terdapat dalam bahan makanan tersebut. Sebagai contoh dua buah
bahan makanan yang mempunyai kandungan protein sama, belum tentu
mempunyai kualitas yang sama. Mungkin protein dari bahan makanan yang satu
mempunyai kandungan asam amino yang lebih seimbang daripada protein dari
bahan makanan yang lain. Contoh lain misalnya lemak. Lemak dari bahan
makanan yang satu akan berbeda kualitasnya dari bahan makanan yang lain,
meskipun jumlah kandungannya sama. Namun demikian untuk menyusun pakan
ungas, analisa proksimat sudah cukup member gambaran akan kualitas pakan
yang dihasilkan. Bahkan sampai sata ini penyusunan pakan masih menggnakan
analisa proksimat untuk menentukan kandungan zat makanan dari bahan baku
pakan.
Catatan : table komoposisi bahan makanan dapat digunakan table NRC (1982)
table komposisi BMT UGM (1986).
c. Harga Bahan Baku Pakan Ternak
Tinggi rendahnya harga bahan baku pakan akan menentukan tinggi rendahnya
harga pakan jadi. Dalam menyusun pakan sebenarnya ada dua macam harga, yaitu
harga riel bahan baku yang berlaku dipasaran dan harga relative berdasarkan
kandungan zat makanan yang dikandungnya. Jika ditinjau dari kandungan zat
makanan yang terdapat dalam suatu bahan baku, maka harga bahan baku yang
satu yang secara riel lebih murah daripada harga riel bahan baku yang lain, tetapi
harga tersebut ada kemungkinan relative mahal. Perhitungan harga relative ini
penting, khusunya dalam menyusun pakan dengan metode least cst. Oleh karena
itu sebaiknya dibuat daftar harga bahan baku baik harga riel maupun harga
relatifnya.
59
d. Batasan Penggunaan Bahan Baku Makanan Dalam Menyusun Pakan
Sebagaimana diketahui bahwa tidak semua bahan makanan dapat digunakan
untuk menyusun pakan sampai mencapai tingkat 100 %. Hal ini disebabkan
karena adanya factor-faktor pembatas yang terdapat dalam bahan makanan itu
sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain : kandungan serat kasar, kandungan zat
anti nutrisi seperti tripsin inhibitor pada kedele, asam phytat pada butiran, asam
cianida pada ketela, tannin pada sorghum, gossypol pada biji kapas dan
sebagainya. Keseimbangan asam amino dari protein yang terdapat dalam bahan
makanan. Batasan penggunaan bahan makanan dalam menyusun pakan ini perlu,
tidak saja ditinjau dari segi biologis tetapi juga dari segi teknis penyusunan pakan
khusunya jika menggunakan paket-paket program computer karena program
komputer menggunakan program linier.
e. Kebutuhan Zat Makanan Bagi Ternak
Agar dapat menyusun pakan yang mengandung zat-zat makanan sesuai
dengan kebutuhan ternak untuk mencapai penampilan produksi yang dikehendaki,
maka pengetahuan akan kebutuhan zat-zat makanan bagi ternak sesuai dengan
status nutrisinya dan tujuan produksinya adalah penting. Sebagaimana diketahui
laju pertumbuhan adalah dipengaruhi oleh umur. Demikian pula susunan kimia
tubuh berubah dengan bertambahnya mur hewan. Sebagai contoh, kandungan
protein tubuh menurun dengan bertambahnya umur, sedangkan kandungan lemak
tubuh bertambah dengan bertambahnya umur. Tetapi kandungan mineral dapat
dikatakan tidak berubah dengan bertambahnya umur. Perubahan susunan kimia
tubuh ini akan menuntut perubahan kebutuhan zat makanan oleh tubuh.
Disamping itu ternak akan cenderung mengkonsumsi pakan sesuai dengan
kebutuhan akan energy. Dengan demikian kandungan energy dalam pakan akan
berpengaruh pada jumlah konsumsi yang pada akhirya akan berpengaruh juga
pada jumlah zat-zat makanan yang dibutuhkan.
Catatan : tabel kebutuhan zat-zat makanan ternak dapat digunakan NRC (1994) maupun yang lainnya
60
PENYUSUNAN PAKAN METODE COBA-COBA (TRIAL AND ERROR)
Penyusunan pakan unggas dengan metoda coba-coba ini, tidaklah dapat
sekaligus dipenuhi kebutuhan beberapa zat makanan. oleh karena itu setelah
didapat suatu formula yang mengadung zat makanan yang mendekati jumlah
kebutuhan, langkah selanjutnya adalah mengadakan penyesuaian jumlah bahan
makanan yang dipakai sampai didapat suatu formula yang mengadung zat
makanan dalam jumlah yang dikehendaki. Untuk jelasnya kita buat contoh sebuah
formula Pakan. Misal akan dibuat formula Pakan untuk ayam pedaging periode
starter yang mengandung protein 22%, energy 3100 kkal/kg, calcium 1%,
phosphor 0,7 %, methionine 0,4 % dan lysine 1,12%. Pakan ini disusun dari
bahan-bahan makanan yang mengadung zat-zat makanan seperti tertera dalam
table materik berikut di bawah ini:
Bahan makanan Kandungan Zat Makanan 1 2 3 4 5 6
Jagung 8,8 3740 0,02 0,28 0,20 0,24 Bekatul 12,0 3100 0,05 1,31 0,22 0,57 Tepung Ikan 60,0 2850 5,11 2,88 1,78 4,83 Bungkil Kedele 45,0 2200 0,29 0,65 0,65 2,93 Kapur - - 36,20 0,02 - - Tepung Tulang 12,6 1000 29,40 12,50 - - Garam - - - - - - Minyak Kelapa - 8800 - - - - Premix - - - - - -
Keterangan : 1 = protein, % 2 = energi, kkal/kg 3 = calsium, % 4 = phosphor, % 5 = methionine, % 6 = lysine, %
Misal dibuat pakan sebanyak 100 Kg, maka sesuai dengan batasa penggunaa, kita
susu bahan sebagai berikut:
- Tepung Ikan 10 Kg
- Bekatul 10 kg
- Tepung Tulang 1 Kg
- Garam 0,3 Kg
- Minyak kelapa 1 Kg
- Premix 0,5 Kg
61
Untuk mempermudah perhitungan kita buat materik sebagai berikut:
Bahan Makanan Jumlah Kandungan Zat Makanan
1 2 3 4 5 6
Tepung ikan 10 6,0 285 0,51 0,28 0,17 0,48
Bekatul 10 1,2 310 0,01 0,13 0,02 0,06
Tepung tulang 1 0,12 10 0,29 0,12 - -
Garam 0,3 - - - - - -
Minyak kelapa 1 - 88 - - - -
Premix 0,5 - - - - - -
Jumlah 22,8 7,32 698 0,80 0,53 0,19 0,54
Keterangan : 1 = protein 2 = energi 3 = calsium 4 = phosphor 5 = methionin 6 = lysine
Dari susunan tersebut diatas dapat kita hitung bahwa kekurangan bahan
adalah 100 – 22,8 = 77,2 kg. Seperti telah disebut dimuka bahwa kita tidak dapat
menghitung kandungan beberapa zat makanan sekaligus. Untuk itu kita mabil
contoh protein. Dari perhitungan diatas kekurangan protein adalah sebesar 22 –
7,32 = 14,68 kg. Protein sebanyak 14,68 kg ini harus terkandung dalam campuran
bahan pakan sebanyak 77,2 kg yang tersusun dari bungkil kedelai dan jagung.
Untuk ini dapat digunakan perhitungan Pearson Square. Oleh karena kandungan
zat makanan dinyatakan dalam %, maka protein sebesar 14,68 kg dalam campuran
bahan sebanyak 77,2 kg kalau dikonversikan menjadi % sama dengan 14,68/77,2
= 19,02%. Catatan : perhitungan pearson square hanya dapat dilakukan jika
campuran bahan yang disusun mempunyai kandungan zat makanan yang nilainya
ada diantara nilai zat makanan bahan penyusunnya. Jadi perhitungan segi empat
pearson untuk formula Pakan diatas adalah (lihat halaman brikut). Dari
perhitungan ini didapatkan jumlah bungkil kedelai sebesar ( 10,4/36,2) x 77,2 =
22,18 kg dan jagung sebesar (25,8/36,2) x 77,2 = 55,02 kg. Kemudian angka-
angka ini kita masukkan kedalam matrik table perhitungan yang hasil akhirnya
sebagaimana tertera pada tabel materik dibawah ini.
62
Perhitungan Pearson Square :
Tabel matrik perhitungan :
Bahan Makanan Jumlah Zat Makanan yang dikandung
1 2 3 4 5 6 Tepung Ikan 10 6,00 285 0,51 0,28 0,17 0,48 Bekatul 10 1,20 310 0,01 0,13 0,02 0,06 Tepung tulang 1 0,12 10 0,29 0,12 - - Garam 0,3 - - - - - - Minyak kelapa 1 - 88 - - - - Bungkil kedele 22,18 9,83 481 0,06 0,14 0,14 0,64 Jagung 55,12 4,77 1884 0,01 0,15 0,10 0,13 Jumlah 100,0 21,9
2 3063 0,87 0,82 0,43 1,31
Keterangan : 1 = protein 2 = energi 3 = calsium 4 = phosphor 4 = methionin 6 = lysine
Dari table matrik tersebut dapat dilihat bahwa ada zat-zat makanan yang
melebihi dan ada pula yang kurang dari kebutuhan. Untuk itu dapat dilakukan
penyesuaian pada jumlah bahan makanan yang digunakan dengan mengadakan
perubahan-perubahan sedikit sampai didapat formula Pakan yang mengadung zat
makanan yang mendekati kebutuhan yang diinginkan.
45
8,8
10,4 bungkil kedele
25,8 jagung 36,2
19,2
63
PENYUSUNAN PAKAN METODE PEARSON SQUARE
1. Menggunakan satu bahan makanan ternak.
Cara penyusunan dengan metode pearson square sebagai berikut : jika kita
memiliki 2 bahan makan ternak yaitu jagung dan konsentrat, masing-masing
memilki kadar protein 9% dan 38 %. Sedangkan Pakan yang ingin kita susun
harus memilki kadar protein 20 %. Berapa campuran yang harus kita buat jika kita
ingin menyusun pakan sebanyak 100 kg.
Jawab :
Jadi kita menyusun Pakan dengan perbandingan sebagai berikut:
Konsentrat = 11/29 x 100 kg = 37,9 kg
Jagung = 18/29 x 100 kg = 62,1 kg
Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah praktis dan dengan cepat
menyusun pakan karena proporsi bahan makanan ternak dapat diketahui dengan
cepat melalui perhitungan yang mudah. Namun kerugiannya adalah hanya dapat
digunakan untuk dua macam bahan makanan saja, disamping itu pakan hanya
dapat disusun berdasarkan salah satu nutrien saja. Dengan pertimbangan tersebut,
agar tidak terlampau banyak mengganggu keseimbangan nutrien yang terdapat
dalam pakan maka metode ini hanya cocok untuk mencampur satu atau dua bahan
makanan ternak dengan konsentrat.
2. Menggunakan dua bahan makanan ternak
Jika ada dua macam bahan makanan ternak yang akan dipergunakan untuk
mencampur konsentrat menjadi pakan ayam periode layer dengan protein kasar
16%, bagaimana formula pakannya. Jika diketahui bahan makanan yang
digunakan adalah jagung PK 9% dan bekatul PK 12% dengan perbandingan 3 : 1
serta konsentrat PK 38 %.
Jagung 9 % 18 %
29 %
20 %
Konsentrat 38 % 11 %
64
Jawab :
- Menghitung PK dari campuran jagung dan bekatul
a. Suplai PK dari jagung = 0,75 x 9% = 6,75%
b. Suplai PK dari bekatul = 0,25 x 12% = 3,00%
- Menghitung proposi campuran jagung dan bekatul dalam Pakan
- Jika ingin dibuat pakan sebanyak 100 kg maka :
a. Konsetrat yang digunakan = 6,25/28,25 x 100 kg
= 22,1 kg
b. Jagung yang digunakan = 0,75 x 22/28,25 x 100 kg
= 58,40 kg
c. Bekatul yang digunakan = 0,25 x 22/28,25 x 100 kg
= 19,4 kg
3. Menggunakan lima bahan makanan ternak
Jika ada lima bahan makanan ternak, yaitu :
- Bekatul PK = 12%
- Jagung PK = 9%
- Tepung tapioka PK = 2%
- Tepung ikan PK = 60%
- Bungkil kedelai PK = 45%
Bagaimana formulai Pakan jika ingin mendapatkan Pakan dengan PK 21% ?
Jawab :
Tahap I:
- Melakukan perencanaan terhadap jumlah atau proporsi bahan makanan
bahan ternak yang digunakan menyusun Pakan.
Campuran 9,75 %
Konsentrat 38 % 6,25
22 + 28,25
16
65
- Agar tujuan menyusun Pakan PK 21% tercapai perlu dilakukan
penggolongan dalam bahan makanan ternak yang mengadung PK tinggi
dan PK rendah.
Tahap II:
- Melakukan perhitungan sebagai berikut :
Protein tinggi
Tepung ikan digunakan 20% = 0,2 x 60% = 12%
Bungkil kedelai digunakan 80% = 0,8 x 45% = 36%
48%
Jadi campuran ini memiliki PK 48%
Protein rendah
Jagung digunakan 60% = 0,6 x 9 = 5,4%
Bekatul digunakan 25% = 0,25 x 12 = 3,0%
Tepung tapioka digunakan 15% = 0,15 x 2 = 0,3%
8,7%
Jadi campuran ini memiliki PK 8,7%
- Perhitungan Pearson square
- Jadi untuk menyusun Pakan
sebanyak 100 kg diperlukan :
Tepung ikan = 0,2 x 8,3/39,3 x 100 kg = 4,22 kg
Bungkil kedelai = 0,8 x 8,3/39,3 x 100 kg = 16,90 kg
Jagung = 0,6 x 31/39,3 x 100 kg = 47,33 kg
Bekatul = 0,25 x 31/39,3 x 100 kg= 19,72 kg
Tepung tapioka = 0,15 x 31/39,3 x100 kg = 11,83 kg
Perlu diketahui lagi,walaupun metode ini lebih sempurna akan tetapi belum dapat
mengatasi kendala bahwa hanya satu nutrisi saja yang dapat diamati sehingga
untuk menekan kemungkinan terjadinya difisiensi terhadap salah satu nutrient,
sekali lagi ditegaskan bahwa bagaimanapun modifikasi dilakukan metode ini
Campuran II 8,7 %
Campuran I 48 % 8,3 %
31 % + 39,3 %
17
66
hanya digunakan untuk mencampur pakan konsentrat dengan satu atau lebih
bahan makanan ternak lain.
Daftar Pustaka
Juju Wahyu, 1985. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Surisdiarto dan Koentjoko, 1990. Industri Makanan Ternak. Nuffic – Unibraw.
Malang
67
B. MENYUSUN PAKAN TERNAK RUMINANSIA
Seorang peternak senantiasa menginginkan agar ternak-ternak yang
dipelihara mempunyai kondisi yang optimum diseluruh fase kehidupannya. Untuk
memenuhi keinginan tersebut, diperlukan zat-zat makanan yang tidak sedikit
jumlahnya, yang pemberiannya sesuai dengan fase hidupnya. Pada prinsipnya
pemberian pakan kepada ternak harus diperhitungkan effisiensi biologis maupun
effisiensi ekonomis.
Penyusunan Pakan ternak adalah cara meramu bahan-bahan pakan ternak
untuk memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksi yang diinginka.
Diatas telah diterangkan bahwa zatzat makanan utama yang dibutuhkan oleh
ternak ruminansia dan harus mendapat perhatian terlebih dahulu adalah bahan
kering, protein, energi, kalsium dam phosphor. Cara terbaru dalam menyusun
Pakan adalah didasarkan pada 100% bahan kering (dry matter basis). Walaupun
demikian masih memungkinkan untuk merubahnya kedalam bentuk yang tersedia
(as – fed basis).
Dalam menyusun Pakan seimbang (balance ration) dibutuhkan data – data
sebagai berikut:
1. Data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan.
2. Data komposisi zat-zat makanan dari bahan pakan yang digunakan untuk
menyusun Pakan.
Tahapan – tahapan didalam menyusun Pakan seimbang adalah sebagai berikut :
1. Harus mengetahui kondisi ternak yang diberi pakan, apakah ternak dalam
keadaan pertumbuhan, produksi ataupun kerja.
2. Siapkan data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan
3. Tentukan bahan-bahan pakan yag akan digunakan dalam menyusun Pakan,
dengan mengingat syarat-syaratnya
4. Siapkan data komposisi zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan yang akan
digunakan
5. Disusun daftar bahan-bahan pakan yang digunakan dan komposisi zat-zat
makanannya, dengan membuatnya kedalam bentuk tabel
6. Diperhitungkan Pakan seimbang
7. Diteliti susunan zat-zat makanan Pakan seimbang, apakah sudah sesuai
kebutuhannya
68
8. Apabila Pakan telah seimbang, cek lagi dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah ada kelebihan zat-zat makanan didalam Pakan bila ada sampai
seberapa jauh pengaruhnya terhadap ternak. Bila kekurangan zat-zat
makanan, apa pengaruhnya terhadap ternak dan apa yang harus anda
kerjakan.
b. Apakah Pakan tersbut tealah merupakan Pakan murah, tetapi telah
memenuhi syarat
c. Perlukan ditambah pakan tambahan pada Pakan tersebut seperti garam,
mineral, kapur, dan sebagainya
Dalam menyusun Pakan dikenal beberapa cara, yang dapat menolong kita
dalam formulasi tersebut. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pearson Square Methode
Method ini digunakan untuk mengetahui perbadingan 2 buah/group bahan
pakan untuk mendapatkan suatu level zat makanan yang telah dikehendaki dari
campuran kedua bahan/group tersebut.
Contoh : membuat campuran dari leguminosa (Protein Kasar = PK = 15%)
dengan rumput (PK = 7%) agar mendapatkan kadar PK sebesar 12%.
2. Metode “Trial and Error “
Cara ini merupakan modifikasi formula dari suatu Pakan ang telah ada
dengan mengganti (mensubstitusi) satu atau lebih dari bahan pakan komponen
Pakan yang telah ada dengan bahan pakan yang kita punyai, yang nilai gizinya
kira-kira seimbang dengan bahan-bahan pakan yang kita ganti. Hal ini dapat
terjadi apabila komponen dari Pakan yang kita pakai tidak tersedia di lapangan.
Rumput PK = 7 %
Leguminosa, PK = 15 % 5 →
3 → 8 100,00 %
16
69
3.Weighed Metode
Yaitu menghitung dengan jalan coba-coba berdasarkan satuan berat untuk
mendapatkan campuran bahan pakan yang mengandung nilai gizi tertentu. Unutk
mendapatkan perhitungan biasanya digunakan jumlah 100 kilogram yang
merupakan jumlah Pakan yang akan disusun.
Contoh : susun suatu Pakan yang mengadung protein 14% yang tersusun dari
rumput lapang (PK = 8%), gliricidia (PK = 20 %) dan dedak (PK = 8%).
Jawab : Susunan Pakan adalah sebagai berikut :
Bahan pakan Jumlah (kg) PK (%) PK (kg)
Rumput lapangan 25 8 2
Gliricidia 50 20 10
Dedak 25 8 2
Jumlah 100 14
Pakan tersebut mengadung Protein Kasar :
Protein Kasar =
PAKAN SAPI
Pakan Pertumbuhan Sapi Dara (Grower)
Setelah umur 1 tahun hingga dewasa, diberi Pakan pertumbuhan untuk
sapi dara (grower) yang mengandung protein sekitar 15%. Pakan grower yang
diberikan dapat disusun dari campuran 55% bungkil kelapa, 40% dedak halus, dan
5% onggok. Pemberian Pakan sapi dara tertera pada tabel berikut :
Tabel 1 : Pemberian Pakan untuk sapi dara
Umur (bulan) Rumput (kg) Konsentrat 12 – 18 15 2,25 18 – 24 20 2,50 24 – 30 25 2,75 30 – 36 30 3,00
Cara yang paling tepat untuk member pakan sapi dara (grower) adalah dengan
menyusun Pakan bersadarkan kebutuhan sapi akan zat-zat makanan dengan
70
menggunakan daftar kebutuhan bagi sapi dara dan daftar komposisi zat-zat
makanan dari pakan penyusun Pakan. Sebagai contoh menyusun Pakan seimbang
untuk sapi dara (grower heifer), tipe large breed dengan bobot badan 100 kg,
pertambahan bobot badan (daily gain) = 750 gram per hari. Bahan pakan yang
tersedia adalah Brachiaria decumbens (umur 15 – 28 hari); stylosanthes gracillis
(early growth), bekatul, jagung dan bungkil kedele (full fat). Ditentukan
kebutuhan bahan kering hijauan = 1,4 % bobot badan, sedangkan perbadingan
rumput dan legume adalah 1:1.
Cara mengerjakan
Langkah 1 : Kita cari kebutuhan zat-zat makanan dari sapi dara tersebut sesuai
dengan bobot badanya dan daily gain. Dari lampiran 2 kebutuhan
zat-zat makanannya adalah sebagai berikut :
BK (DM) (kg)
DP (g)
TDN (kg)
Ca (g)
P (g)
Kebutuhan 2,9 260,0 2,0 10,9 8,4
Keterangan : BK = bahan kering (DM = dry matter) DP = Digestible Protein TDN = Total Digestible Nutrient Ca = Calsium P = Phosphor Langkah 2 : Menghitung kebutuhan BK untuk hijauan yaitu 1,4% bobot badan =
1,4% x 100 kg = 1,4 kg, terdiri dari Brachiaria decumbens 0,7 kg BK
dan Stylosanthes gracillis 0,7 kg.
Kemudian hitung zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh
hijauan. Untuk itu kita perlu mengetahui kandungan zat-zat makanan
dari bahan-bahan penyusun Pakan, yang dapat dilihat dari lampiran
sebagai berikut:
Zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh hijauan adalah sebagai berikut:
Bahan pakan PK (%)
DP (%)
TDN (%)
Ca (%)
P (%)
Brachiaria 15,0 7,0 59,4 0,26 0,20 Stylosanthes 15,0 10,0 58,6 1,56 0,25 Bekatul 15,0 11,5 74,7 0,07 2,00 Jagung 86,0 6,2 82,9 0,02 0,33 Bungkil Kedele 86,0 34,2 88,7 0,26 0,63
71
Yang dapat disediakan Brachiaria decumbens :
DP =
TDN =
Ca =
P =
Yang dapat disediakan Stylosanthes gracilis :
DP =
TDN =
Ca =
P =
Hasil perhitungan tersebut dimasukkan kedalam tabel dan dibandingkan dengan
kebutuhannya, seperti dibawah ini :
Bahan Pakan BK (kg)
DP (g)
TDN (kg)
Ca (g)
P (g)
Kebutuhan 2,9 260,0 2,0 10,9 8,4 Pakan
- Brachiaria 0,7 49,0 0,4 1,8 1,4 - Stylonsanthes 0,7 70,0 0,4 11,0 1,8
Jumlah Pakan 1,4 119,0 0,8 12,8 3,2
Kekurangan za-zat makanan yang harus disediakan oleh campuran bekatul,
jagung dan bungkil kedelai adalah :
BK = 2,9 kg – 1,4 kg = 1,5 kg
TDN = 2,0 kg – 0,8 kg = 1,2 kg
DP = 260 gr – 119 gr = 141,0 gr
P = 8,4 gr – 3,2 gr = 5,2 gr
Kekurangan DP = 141 gr =
72
Kekurangan TDN = 1,2 kg =
Langkah 3 : Menghitung campuran sumber energi yaitu campuran antara bekatul
dan jagung untuk memenuhi kekurangan TDN sebanyak 80,0%
dengan menggunakan metode “Pearson Square” sebagai berikut :
TDN Bagian Persentase
Selanjutnya kita hitung zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh 35,4 %
bekatul dan 64,6 % jagung dengan cara seperti diatas dan kita masukkan dalam
tabel. Presentase zat-zat makanan yang disediakan oleh jagung dan bekatul
(sumber energi) :
Bahan BK (%)
DP (%)
TDN (%)
Ca (%)
P (%)
Bekatul 35,4 4,1 26,4 0,02 0,71 Jagung 64,6 4,0 53,6 0,01 0,21 Jumlah 100,0 8,1 80,0 0,03 0,92
Dari perhitungan diatas, DP masih kurang sebanyak 9,4 % kekurangan ini kita
penuhi dari campuran antara pakan sumber energi (campuran bekatul dan jagung)
dengan bungkil kedelai, dengan menggunakan metode Pearson Square sebagai
berikut :
Bagan a :
DP (%) Bagian Persentase
Rumput 82,9
Leguminosa 74,7 2,9 35,4
5,3 64,6 8,2 100,0
80,0
Rumput 34,2
Campuran 8,1 Sumber Energi
24,8 95,0
1,3 5,0 26,1 100,0
9,4
73
Tabel a:
Bahan BK (%)
DP (%)
TDN (%)
Ca (%)
P (%)
Campuran - Sumber energi 95,0 7,7 76,0 0,03 0,87 - Bungkil kedelai 5,0 1,7 4,4 0,01 0,03
Jumlah 100,0 9,4 80,4 0,04 0,90
Jadi zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh konsentrat adalah sebagai
berikut :
BK = ( 2,9 – 1,4 ) kg = 1,5 kg
DP =
TDN =
Ca =
P =
Langkah berikutnya adalah menjumlahkan zat-zat makanan yand dapat disediakan
oleh hijauan dan konsentrat, kemudian kita bandingkan dengan kebutuhan ternak
akan zat-zat makanan, dan kita masukkan tabel sebagai berikut :
Bahan pakan BK (kg)
DP (gr)
TDN (kg)
Ca (gr)
P (gr)
Hijauan 1,4 119,0 0,8 12,8 3,2 Konsentrat 1,5 141,0 1,2 0,6 13,5 Jumlah 2,9 260,0 2,0 13,4 16,7 Kebutuhan 2,9 260,0 2,0 10,9 8,4
Dari tabel diatas terlihat bahwa susunan Pakan telah sesuai dengan
kebutuhan sapi akan zat-zat makanan. Perbandingan Ca dan P idealnya adalah
1:1. Kekurangan Ca dapat dipenuhi dengan penambahan CaCO3 (kapur). CaCO3
mengandung 36% Ca.Jadi kapur yang harus ditambahkan :
Penambahan CaCO3 =
74
Langkah selanjutnya adalah menghitung susunan Pakan dalam bentuk segar,
sebagai berikut:
- Brachiaria =
- Stylosanthes =
- Bekatul = 35,4% x 95% x 1,5 kg BK = 0,5 kg BK
=
- Jagung = 64,5 % x 95% x 1,5 kg BK = 0,9 kg BK
=
- Bungkil kedelai = 5 % x 1,5 kg BK = 0,1 kg BK
=
Pakan Sapi Laktasi
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun Pakan untuk
sapi perah laktasi adalah berapa jumlah pemberian yang layak, bagaimana daya
cerna Pakan tersebut dan bagaimana pengaruh zat-zat makanan yang diserap oleh
tubuh ternak akan mempengaruhi kualitas air susu. Dari ketiga hal tersebut, maka
beberapa pedoman yang perlu diingat adalah :
a. Pemberian pakan tidak ditujukan agar sapi maka sekenyang –kenyangnya.
Pemberian pakan sebanyak 80% dari konsumsi pakan bebas ( Voluntary feed
intake) praktis sama dengan pemberian 100%.
b. Sapi membutuhkan sejumlah serat kasar tertentu didalam Pakannya. Serat
kasar tersebut sebagian besar diperoleh dari pakan hijauan. Koefisien cerna
tertinggi dicapai pada perbandingan bahan kering hijauan dan bahan kering
konsentrat = 50 : 50 atau bahan kering yang berasal dari hijauan berkisar
antara 40 – 60 % dari total kebutuhan bahan kering Pakan.
c. Harga air susu antara lain dinilai berdasarkan kandungan lemaknya. Kadar
lemak air susu yang diperdagangkan sebagai susu segar, sekurang-kurangnya
harus mengandung 2,8% lemak. Sebagian besar lemak dibentuk dari hasil
fermentasi serat kasar atau asam acetat, sehingga kebutuhan akan hijaun tidak
dapat terlalu banyak dikurangi. Untuk menjaga agar kadar lemak susu lebih
75
2,8% maka sekurang-kurangnya 40% dari total bahan kering Pakan harus
berasal dari hijauan.
Berikut ini akan diutarakan contoh menyusun Pakan seimbang untuk sapi
perah laktasi dengan bobot badan 500 kg, produksi susu 20 liter dengan kadar
lemak 4%. Bahan – bahan pakan yang digunakan adalah rumput gajah (umur 56-
42 hari), jerami kacang tanah, dedak halus pabrik dan bungkil kelapa (full fat).
Di dalam menyusun Pakan sapi laktasi, hanya satu nilai energi netto yang
dipakai yaitu NEL (net energy for lactating cows), karena NEL merupakan nilai
energi netto untuk hidup pokok, pertambahan bobot badan, kebuntingan dan
produksi susu.
Langkah pertama
Kita mencari kebutuhan zat – zat makanan dari sapi laktasi tersebut dari
lampiran 3. Kebutuhan zat-zat makanan adalah sebagai berikut :
Kebutuhan DP (gr) NEL (Mcal) Ca (gr) P (gr)
Hidup pokok 300 9,0 20 15
Produksi susu
(20 liter/4% lemak)
1020 14,8 54 55
Jumlah 1320 23,8 74 55
Dari lampiran 3, kebutuhan DP untuk produksi susu sebesar 1 kg, dengan kadar
lemak 4 % adalah 51 gram. Maka kebutuhan DP untuk sapi perah laktasi yang
memproduksi susu sebanyak 20 liter dengan kadar lemak 4 % adalah 20 x 51
gram = 1020 gram. Dengan cara yang sama kebutuhan NEL, Ca dan P untuk
memproduksi 20 kg dengan kadar lemak 4% dapat dihitung.
Langkah kedua
adalah mencari komposisi zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan
penyusun Pakan, dari lampiran 1 dan dimasukkan dalam tabel sebagai berikut :
Bahan BK (%)
DP (%)
NE (Mcal/kg)
Ca (%)
P (%)
Rumput Gajah (umur 42-56 hari) 16,0 3,6 0,99 0,27 0,38 Jerami kacang tanah 37,0 10,1 1,78 1,11 0,33 Dedak halus pabrik 86,0 9,0 1,96 0,04 1,58 Bungkil kelapa 86,0 19,9 2,13 0,30 0,67
76
Langkah ketiga
adalah menentukan kebutuhan bahan kering Pakan. Pada lampiran 4,
diketahui bahwa untuk sapi yang berproduksi 20-30 liter air susu, per kh BK
Pakan harus mengandung NEL sebesar 1,6 Mcal. Padahal kebutuhan NEL = 23,8
Mcal.
Jadi kebutuhan
Bila ditentukan hijauan yang diberikan = 60 % dari total kebutuhan BK
Pakan, maka BK hijauan yang diberikan = 60 % x 14,9 kg = 8,9 kg = 9,0 kg.
Perbandingan rumput gajah = jerami kacang tanah = 1:1
Langkah keempat
adalah menghitung jumlah zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh
hijauan dengan cara seperti di atas.
Bahan BK (%)
DP (%)
NEL (Mcal/kg)
Ca (%)
P (%)
Rumput Gajah 4,5 162,0 4,5 12,2 17,1 Jerami kacang tanah 4,5 454,5 8,0 49,9 14,9
Jumlah 9,0 616,5 12,8 62,0 32,0 Kebutuhan 14,9 1320,0 23,8 74,0 55,0 Kekurangan 5,9 703,5 11,3 11,9 23,0 Dari tabel di atas terlihat bahwa kekeurangan DP = 703,5 gr.
Kekurangan DP itu kita konversikan dalam bentuk persen yaitu :
Kekurangan BK sebesar 5,9 tersebut harus dipenuhi dari campuran antara dedak
dengan bungkil kelapa. Untuk mencari persentase dedak dan bungkil kelapa agar
dapat memenuhi kekurangan zat-zat makanan, dicari dengan metode person
square :
Jadi jumlah dedak = 73,4 % x 5,9 kg = 4,3 kg BK
Bungkil kelapa = 26,6 % x 5,9 kg = 1,6 kg BK
DP (%) Bagian Persentase Dedak halus 9,0 8,0 73,4
11,9 Bungkil kedelai 19,9 9,9 26,6 Jumlah 10,9 100,0
77
Langkah kelima : adalah menghitung zat-zat makanan yang disediakan oleh hijauan dan konsentrat.
Bahan BK (kg)
DP (gr)
NEL (Mcal/kg)
Ca (gr)
P (gr)
Hijauan 9,0 616,5 12,5 62,1 32,0 Dedak halus pabrik Bungkil kelapa
4,3 1,6
387,0 318,4
8,4 3,4
1,7 4,8
67,9 10,7
Jumlah 14,9 1321,4 24,3 68,6 110,6
Kebutuhan 14,9 1320,0 23,8 74,0 55,0 Jadi Pakan sudah memenuhi kebutuhan akan zat-zat makanan, perbandingan Ca
dan P yang ideal 1:1. Pada Pakan di atas kandungan Ca lebih kecil daripada
kandungan P. Kekurangan Ca dapat dipenuhi dengan menambahkan CaCO3
dalam Pakan. Diketahui CaCO3 mengandung 36 % Ca. Untuk membuat agar Ca :
P = 1:1, maka CaCO3 yang harus ditambahkan adalah sebesar :
Langkah terakhir adalah menghitung susunan Pakan dalam bentuk segar, yaitu:
-
-
-
-
NaCl (garam dapur) dapat diberikan sebanyak 0,45 % BK =
78
PAKAN DOMBA
Domba merupakan ternak yang tidak terlalu memilih pakan, karena hampir
semua jenis hijauan disukainya. Domba juga tidak begitu memerlukan konsentrat,
kecuali untuk betina bunting tua, betina yang mulai menyusui (laktasi), pejantan
yang digunakan untuk mengawini dan anak-anak domba.
a. Pakan untuk domba yang sedang bunting
Periode kebuntingan merupakan periode yang kritis untuk mendapatkan
domba yang sehat dan kuat pada kelahiran. Selama periode kebuntingan, domba
akan mendapatkan tambahan bobot badan sebesar 5-10 kg, sehingga selama
periode laktasi, kondisi tubuhnya baik.
Di bawah ini adalah contoh menyusun Pakan seimbang untuk domba kering
selama 15 minggu pertama dari kebuntingan dengan bobot badan 45 kg. Tersedia
hijauan Cynodon plectostachyus (umur 43-56 hari).
Langkah 1: Memperhitungkan kebutuhan domba akan zat-zat makanan
dengan menggunakan table kebutuhan yaitu lampiran 11, sebagai berikut:
Bobot badan (kg) BK (kg) DP (54) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)
45 1,2 54 0,5 3,2 2,5
Langkah 2 : Mencari komposisi zat-zat makanan dari Cynodon
plectostachyus umur 43-56 hari dari lampiran 1, sebagai berikut
Bahan BK (%) DP (%) TDN (kg) Ca (gr) P (gr) Cynodon P. (43,56 hari) 16,0 5,5 57,5 0,25 0,31
Langkah 3: Menghitung zat-zat makanan yang dapat disediakan oleh hijauan
tersebut dan membandingkan dengan kebutuhannya, sebagai berikut :
Bahan BK (kg) DP (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)
Cynodon P. 1,2 66 0,69 3,0 3,7
Kebutuhan 1,2 54 0,59 3,2 2,5
Dari perhitungan di atas, ternyata rumput Cynodon P. (umur 43-56 hr), telah
dapat memenuhi kebutuhan nutrient bagi domba kering selama 15 minggu
79
pertama dari kebuntingan dengan bobot badan 45 kg. Campuran mineral yang
tersusun dari garam, kapur dan tepung tulang masing-masing 1/3 bagian diberikan
secara bebas.
Untuk Pakan domba selama 6 minggu terakhir dari kebuntingan,
memerlukan tambahan konsentrat sebanyak 300-600 gr. Dedak halus dapat
digunakan. Hasil perhitungan Pakan yang terdiri dari Cynodon P. dan dedak
halus, yang kemudian kita bandingkan dengan kebutuhan domba dapat dilihat
pada table di bawah ini.
Bahan BK (kg) DP (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr) Pakan : - Cynodon P.
(umur 43-56 hr) - Dedak halus pokok
1,2
0,5
66
45
0,69
0,37
3,0
0,2
3,7
7,9
Jumlah : 1,7 111 1,06 3,2 11,6 Kebutuhan 1,7 82 0,91 4,2 3,1
Dari tabel tersebut terlihat bahwa susunan Pakan di atas telah serasi untuk semua
kebutuhan nutrient, kecuali perbandingan Ca:P yang ideal adalah 1:1, untuk itu
maka Pakan harus ditambah kapur. Kapur mengandung Ca = 36%.
Jadi kapur yang harus ditambahkan =
Pakan ini diberikan sampai anak lahir dan beberapa hari sesudahnya. b. Pakan untuk Domba Jantan
Tidak ada problem khusus tentang Pakan untuk domba jantan. Pada dasarnya
hijauan yang berkualitas baik sudah dapat memenuhi kebutuhan akan zat-zat
makanan sepanjang tahun. Hanya pada saat akan digunakan untuk mengawini
domba betina, domba tersebut perlu mendapat tambahan konsentrat sekitar 300-
500 gr/hr.
c. Pakan untuk anak-anak domba sebagai pengganti betina dan jantan
Kebutuhan Pakan bagi ternak tersebut tidak besar sehingga pasture
berkualitas baik atau hijauan yang lain akan dapat memenuhi semua kebutuhan
nutrient garam dari mineral. Penggunaan mineral mixture seperti yang telah
80
diuraikan di bagian depan akan mensuplai kebutuhan tersebut. Jika kualitas
rumput yang tersedia rendah maka perlu penambahan konsentrat.
Sebagai contoh : Pakan serasi untuk hewan pengganti (replacement ewe) yang
beratnya 27 kg. Bahan-bahan yang tersedia yaitu:
- Jerami padi
- Dedak halus pabrik
- Molasses
- Copra meal (full fat)
Hewan-hewan tersebut mengkonsumsi BK yang berupa hijauan sekitar 1,5% dari
bobot tubuhnya atau kira-kira 0,4 kg BK tiap hari.
Kita hitung komposisi nutrient dari jerami padi berdasar lampiran 1 dan kita
bandingkan dengan Tabel Kebutuhan pada lampiran 11 sebagai berikut:
Hasil Perhitungan :
Bahan BK (kg) DP (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr) Kebutuhan 1,2 73 0,68 2,9 2,6 Di dalam makanan: Jerami padi (green)
0,4
10
0,17
0,8
0,3
Kebutuhan 0,8 63 0,51 2,1 2,3 Kekurangan 0,8 kg BK tersebut dapat dipenuhi dari pakan konsentrat. 0,8 kg BK
makanan konsentrat mengandung:
Campuran dari konsentrat seperti di bawah ini (harus mengandung DP tidak boleh
kurang dari 8%, TDN tidak boleh kurang dari 63,8%)
Bahan BK (%) DP (%) TDN (%) Ca (%) P (%) Dedak halus pabrik Molasses Copra meal Kapur
81,0 5,0 10,0 4,0
7,3 0,2 2,0 -
60,6 3,6 9,2 -
0,03 0,05 0,03 1,44
1,28 0,01 0,07 -
Total 100 9,5 73,4 1,55 1,36
81
Langkah selanjutnya yaitu menentukan/menghitung komposisi zat-zat makanan
yang dapat disuplai oleh concentrate mixture dan selanjutnya kita bandingkan
dengan daftar kebutuhan pada lampiran 11 sebagai berikut:
Bahan BK (kg) DP (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)
Kebutuhan 1,2 73 0,68 2,9 2,6 Di dalam makanan: - Hijauan (still green)
Cocentrate mix
0,4 0,8
10 76
0,17 0,59
0,8 12,4
0,3 10,9
Total 1,2 86 0,76 13,2 11,2 Jadi: Pakan telah seimbang atau telah memenuhi kebutuhan akan BK, DP, TDN,
Ca dan P.
Campuran mineral diberikan secara bebas yang dicampur dengan makanan
konsentrat dan terdiri atas, kapur, dan tepung tulang masing-masing 1/3 bagian.
Langkah terakhir kita hitung level dari masing-masing bahan makanan pakan di
dalam Pakan (dalam bahan kering/BK) :
- Hijauan (rice straw green) = 0,40 kg.
- Dedak halus =
- Bungkil kelapa =
- Molasses =
- Kapur =
Kita konversikan ke berat basah :
- Rice straw (green) mengandung BK = 60 %
- Dedak halus pabrik mengandung BK = 86 %
- Bungkil kelapa mengandung BK = 86 %
82
- Molasses mengandung BK = 66 %
- Kapur mengandung BK = 100 %
Daftar Pustaka
Chuzaemi, S., Hartutik., 1990. Ilmu Makanan Ternak Khusus (Ruminansia). NUFFIC – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.