Upload
rama-rapina
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
1/28
TUGAS RADIOLOGI
Oleh :
Rama Rapina
1118011105
Perceptor :
dr. ar!anto" Sp.Rad.
#PA$IT#RAA$ LI$I %AGIA$ RADIOLOGI
RSUD DR & A%DUL 'O#LO# %A$DAR LA'PU$G
(AULTAS #DOT#RA$
U$I)#RSITAS LA'PU$G
*01+
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
2/28
P#RTA$,AA$
1. Bagaimanakah gambaran skematis lobus dan segmen paru-paru?
2. Sebutkan gambaran radiologis dan diagnosis banding lesi opak dan semi opak
pada lapangan paru?
3. Sebutkan gambaran radiologis dan diagnosis banding lesi lusent pada lapangan
paru?
4. Bagaimana
a. klasifikasi TB international;
b. Klasifikasi TB pada anak;
. !atofisiologi TB anak
". Sebutkan organ intra dan retriperitoneal rongga abdomen?
#. Bagaimana
a. $ndikasi% kontra indikasi% persiapan dan pelaksanaan $&!
b. $ndikasi% kontra indikasi% persiapan dan pelaksanaan olon in loop
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
3/28
-AA%A$
1. 'ambaran skematis lobus dan segmen paru
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
4/28
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
5/28
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
6/28
2. 'ambaran radiologi lesi opak
()
.
*$+'()S+
B+(*$('
'+,B++( +*$))'$S
1. Bronkitis kronik /orakan peribronkial 0ang bertambah di basis paru
oleh penebalan dinding bronkus dan peribronkus.
2. !neumonia Ba0angan homogen berdensitas tinggi pada satu
segmen% lobus paru% atau pada sekumpulan segmen
lobus 0ang berdekatan% berbatas tegas.
3. +bses paru Satu atau multi kaitas berdinding tebal% dapat pula
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
7/28
ditemukan permukaan udara dan airan di dalamn0a.
4. Sindrom loffler Ba0angan kurang opak% dapat satu atau ganda%
unilateral atau bilateral. Tipe ba0angan tersebut
menempel path0 in t0pe biasan0a kurang berbatas
tegas.
". !neumonia
rheumatik
*ensitas berkabut% biasan0a di daerah parahiler dan di
lapangan tengah paru. Ba0angan ini dapat men0atu
atau berak 0ang tidak rata dan aapkali berhubungan
dengan perubahan basal menunukkan kongesti paru.
#. +telektasis Ba0angan lebih suram densitas tinggi pada bagian
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
8/28
paru% baik lobaris% segmental% atau seluruh paru%
dengan penarikan mediastinum ke arah atelektasis%sedangkan diafragma tertarik ke atas dan sela iga
men0empit.
5. 6fusi pleura !erselubungan homogen menutupi struktur paru ba7ah
0ang biasan0a relatif radioopak dengan permukaan atas
ekung % beralan dari lateral atas ke arah medial
ba7ah. 8aringan paru akan terdorong ke arah
sentral9hilus dan kadang mendorong mediastinum ke
arah kontralateral.
:. !leuritis 'aris-garis densitas tinggi 0ang tidak teratur atau
kalsifikasi% sinus kostofrenikus tumpul% biasan0a
teradi di lapangan paru bagian ba7ah% tetapi dapat
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
9/28
uga teradi di punak paru.
. ,esotelioma
tumor pleura
Ba0angan padat pada lapangan paru% dengan
permukaan 0ang bergelombang globulated dan
pembesaran kelenar hilus.
1
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
10/28
12. Tuberkulosis paru
lama aktif
Berak bera7an pada kedua lapangan paru atas 0ang
disertai kaitas% bintik-bintik kalsifikasi% garis fibrosis
0ang men0ebabkan retraksi hilus ke atas.
13. Tuberkulosis paru
lama tenang
Bintik-bintik kalsifikasi serta garis fibrosis pada kedua
lapangan paru atas.
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
11/28
14. Tuberkulosis miliar Berak-berak granuler pada seluruh lapangan kedua
paru
1". =amartoma (odul berbentuk bulat atau bergelombang globulated
dengan batas 0ang tegas. Biasan0a >4 m dan sering
mengandung kalsifikasi berbentuk berak-berak garis
atau gambaran pop orn.
1#. Kista paru Ba0angan bulat berdinding tipis dengan ukuran
berariasi. Bila kista paru lebih dari satu dan tersebar
di kedua paru dikenal sebagai paru polikistik.
15. Tumor paru !erselubungan homogen 0ang berbatas tegas pada
daerah paru.
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
12/28
1:. ,etastasis paru 'ambaran oin lesion pada kedua lapangan paru.
1. Bronkopneumonia Berak infiltrat pada lapangan ba7ah9tengah paru.
2
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
13/28
21. =idropneumotorak
s
!erselubungan homogen pada bagian basal paru 0ang
menutupi sinus% diafragma% serta batas antung disertai
hiperlusen aaskuler pada bagian atasn0a 0ang
meberikan gambaran air fluid leel A. 8antung sulit
dinilai.
3. 'ambaran radiologi lesi lusent paru
(). *$+'()S+ '+,B++( +*$))'$S
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
14/28
B+(*$('
1. 6mfisema Toraks berbentuk silindrik. Ba0angan paru lebih
radiolusen pada seluruh paru atau lobaris ataupun
segmental% orakan aringan paru tampak lebih elas%
askular paru 0ang relatif arang. *iafragma letak
rendah dengan bentuk 0ang datar dan peranakan 0ang
berkurang. 8antung ramping% sela iga melebar.
2. Bronkiektasis Bronkoaskular 0ang kasar 0ang umumn0a terdapat di
lapangan ba7ah paru% atau gambaran garis-garis
translusen 0ang panang menuu ke hilus dengan
ba0angan konsolidasi sekitarn0a akibat peradangan
sekunder% kadang-kadang uga bisa berupa
bulatanbulatan translusen 0ang sering dikenal sebagai
gambaran sarang ta7on hone0 omb appearane.
Bulatan-bulatan ini dapat berukuran besar diameter 1-
1
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
15/28
3. !neumotoraks Ba0angan radiolusen 0ang tanpa struktur aringan paru
aasular pattern dengan batas paru berupa garis
radioopak tipis berasal dari pleura iseral. 8ika
pneumotoraks luas% akan menekan aringan paru ke
arah hilus atau paru menadi kunup9kolaps di daerah
hilus dan mendorong mediastinum ke arah
kontralateral. Sela iga menadi lebih lebar.
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
16/28
4. Clail hest Ba0angan udara 0ang terlihat akibat kontusio paru.
'ambaran fraktur kosta 0ang multipel.
". Kista !aru Tampak hilus normal% orakan paru bertambah% ronga
lusen9opak berdinding tipis reguler% soliter9multipel di
kedua lapang paru
#. /aerne Tampak ba0angan rongga lusent% berdinding agak
tebal% irreguler% aaskuler
4. Klasifikasi Tuberulosis
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
17/28
a. Klasifikasi TB $nternational
1. Tuberkulosis primer
+dalah tuberkulosis 0ang teradi karena infeksi melalui alan pernapasan
inhalasi oleh ,0obaterium tuberulosis
2. Tuberkulosis sekunder
Timbul karena reinfeksi pada seorang 0ang dimasa keiln0a pernah
menderita tuberkulosis primer tetapi tidak diketahui dan men0embuh
sendiri.
a. Tuberkulosis minimal 0aitu luas sarang-sarang 0ang terlihat tidak
melebihi daerah 0ang dibatasi garis median% apeks% dan iga 2
depan. Tidak ditemukan adan0a kaitas.
b. Tuberkulosis lanut sedang moderatel0 adaned tuberulosis
0aitu luas sarang-sarang 0ang bersifat berak-berak tidak
melebihi luas satu paru% sedangkan bila ada lubang diametern0a
tidak melebihi 4 m.
. Tuberkulosis sangat lanut far adaned tuberulosis 0aitu luas
daerah 0ang dihinggapi oleh sarang-sarang lebih daripada
klasifikasi kedua diatas atau bila ada lubang-lubang maka
diameter keseluruhan semua lubang melebihi 4 m.
,enurut bentuk kelainanD
a. Sarang eksudatif berbentuk a7an-a7an atau berak 0ang
batasn0a tidak tegas dengan densitas rendah
b. Sarang produktif% berbentuk butir-butir bulat keil 0ang batasn0a
tegas dan densitasn0a sedang. Sarang induratif atau fibrotik 0aitu berbentuk garis-garis atau pita
tebal berbatas tegas dengan densitas tinggi
d. Kaitas lubang
e. Sarang kapur kalsifikasi
b. Klasifikasi TB pada anak
!enentuan klasifikasi dan tipe kasus TB pada anak tergantung dari hal berikutD
1. okasi atau organ tubuh 0ang terkenaD
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
18/28
a. Tuberkulosis !aru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis 0ang men0erang
aringan parenkim paru% tidak termasuk pleura selaput paru dan kelenar
pada hilus.
b. Tuberkulosis 6kstra !aru. Tuberkulosis 0ang men0erang organ tubuh lain
selain paru% misaln0a pleura% selaput otak% selaput antung periardium%
kelenar l0mfe% tulang% persendian% kulit% usus% ginal% saluran kening% alat
kelamin% dan lain-lain. +nak dengan geala han0a pembesaran kelenar
tidak selalu menderita TB 6kstra !aru. !asien TB paru dengan atau tanpa
TB ekstra paru diklasifikasikan sebagai TB paru
2. i7a0at pengobatan sebelumn0aD
a. Baru
Kasus TB anak 0ang belum pernah mendapat pengobatan dengan )+T atau
sudah pernah menelan )+T kurang dari satu bulan 2: dosis dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis sesuai definisi di atas% lokasi pen0akit bisa paru
atau ekstra paru.
b. !engobatan ulang
Kasus TB +nak 0ang pernah mendapat pengobatan dengan )+T lebih dari
1 bulan 2: dosis dengan hasil pemeriksaan bakteriologis sesuai definisi di
atas% lokasi pen0akit bisa paru atau ekstra paru. Berdasarkan hasil
pengobatan sebelumn0a% anak dapat diklasifikasikan sebagai kambuh% gagal
atau pasien 0ang diobati kembali setelah putus berobat lost to follo7-up.
3. Berat dan ringann0a pen0akit
a. TB ringanD tidak berisiko menimbulkan keaatan berat atau
kematian% misaln0a TB primer tanpa komplikasi% TB kulit% TB
kelenar dll
b. TB beratD TB pada anak 0ang berisiko menimbulkan keaatan
berat atau kematian% misaln0a TB meningitis% TB milier% TB
tulang dan sendi% TB abdomen% termasuk TB hepar% TB usus% TB
paru BT+ positif% TB resisten obat% TB =$&.
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
19/28
. !atofisiologi TB anak
!enularan tuberkulosis primer teradi karena batuk atau perikan ludah 0ang
mengandung basil ,0obaterium Tuuberkulosis bertebaran di udara%
kemudian terhirup oleh anak 0ang pada saat itu sistem imunitas dalam
tubuhn0a menurun sehingga mudah terinfeksi. Basil tersebut berkembangbiak
perlahan-lahan dalam paru sehingga men0ebabkan kelainan paru. Basil ini bila
menetap di aringan paru% ia akan tumbuh dan berkembangbiak dalam
sitoplasma makrofag. Basil uga dapat terba7a masuk ke organ tubuh lain
0ang nantin0a bisa men0ebabkan tuberkulosis hati% ginal% antung% kulit dan
lain-lain EKK !! $*+$% 2
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
20/28
a. )rgan intraperitoneal adalah organ 0ang dibungkus oleh peritonium
- =epar
- 'aster
- $leum
- 8eenum
- /olon transersum
- /olon sigmoid
b. )rgan retroperitoneal adalah organ 0ang tidak dibungkus oleh peritonium atau
dibungkus sebagian oleh peritoneum.
)rgan etroperitoneal dibagi dalam 2 kelompokD
1. etroperitoneal primer
- 'inal
- Kelenar adrenal
- +orta
- &ena /aa $nferior
- &esia urinaria
- Ereter
- 6sophagus
- ektum
2. etroperitoneal sekunder - *uodenum
- /olon asenden
- /olon desenden
- !ankreas
#. a. $ndikasi% Kontraindikasi pemeriksaan dan pelaksanaan $&!
B() $&! adalah salah satu pemeriksaan radiografi 0aitu dengan ara
men0untikkan Fat kontras melalui pembuluh darah ena untuk menggambarkan
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
21/28
anatomi dari pelis renalis dan sistem al0ses serta seluruh traktus urinarius
dengan pen0untikan kontras media positif seara intra ena. !emeriksaan ini dapat
diketahui kemampuan ginal mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut.
$ndikasi pemeriksaan B() $&!D
• Batu saluran kemih
• $nfeksi ginal kronis
• Kelainan kongenital
• Trauma abdomen
• =ematuria
• *isuria
• Tumor ginal
• /hek up% oleh karena n0eri
pinggang 0ang lama flank
pain
Kontra indikasi pemeriksaan B()
$&!D
• +lergi terhadap media kontras
• ,emiliki kelainan atau
pen0akit antung atau hepar
lanut
• $nfeksi akut traktus urinarius
• etensi airan berlebih
• ,ultipel m0eloma
• (eonatus
• *iabetes melitus tidak
terkontrol9parah
• !asien 0ang sedang dalam
keadaan kolik
•
'angguan fungsi ginal denganureum G#
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
22/28
!ersiapan pemeriksaan B() $&!
1. !ersiapan pasien
Tuuan prosedur persiapan pasien adalah untuk membersihkan usus gastro
intestinal dari udara dan faees 0ang dapat mengganggu isualisasi dari foto
$&! atau menutupi gambaran ginal dan saluran-salurann0a. !emeriksaan 0ang
tidak baik terlihat dari ba0angan luent di usus karena udara dan faees.
• Sehari sebelum pemeriksaan% pasien makan makanan lunak tanpa serat
seperti bubur keap agar makanan mudah dierna usus sehingga faees
tidak keras.
• ,akan terakhir pukul 1.
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
23/28
abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks
ginal.
3. !ersiapan alat
- !eralatan Steril
• Jings needle (o. 21 ' 1 buah
• Spuit 2< 2 buah
• Kapas alohol atau 7ipes
- !eralatan En-Steril
• !lester
• ,arker 9 dan marker 7aktu
• ,edia kontras $opamiro 4< L "<
• )bat-obatan emergen0 antisipasi alergi media kontras
• Bau pasien
• TourniMuet
!rosedur pemeriksaan
1. !asien dianamnesa peralanan klinis dan ri7a0at alergi% inform onsent
2. Buat plain photo B() terlebih dahulu untuk menilai persiapan 0ang dilakukan
pasien% untuk melihat keadaan rongga abdomen khususn0a tratus urinaria
seara umum.%untuk menentukan faktor eksposi 0ang tepat untuk pemotretan
berikutn0a sehingga tidak teradi pengulangan foto karena kesalahan faktor
eksposi.
23
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
24/28
3. 8ika hasil foto B() baik% lanutkan dengan melakukan skin test dan $& test
sebelum dimasukkan bahan kontras melalui ena fossa ubiti
4. Sebelum melakukan pen0untikan% pasien ditensi terlebih dahulu.
". ,en0untikkan bahan kontras seara perlahan-lahan dan menginstruksikan
pasien untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna meminialkan
rasa mual 0ang mungkin dirasakan pasien
#. ,embuat foto "% 1"% dan 3< menit post ineksi
5. !asien diminta untuk turun dari mea pemeriksaan untuk buang air keil
pengosongan blass kemudian difoto lagi post miksi.
:. Coto $&! bisa saa dibuat sampai interal 7aktu beram-am ika kontras belum
turun
b. $ndikasi% Kontraindikasi pemeriksaan dan pelaksanaan $&!
!emeriksaan /olon $n loop
Teknik pemeriksaan /olon $n oop adalah teknik pemeriksaan seara radiologis
dari usus besar dengan menggunakan media kontras 0ang dimasukkan per anal.
!emeriksaan ini disebut uga barium enema.
$ndikasi pemeriksaan /olon $n oopD
• Kolitis kronik
kolitis ulseratif dan /rohn
disease
• Karsinoma atau
keganasan.
• *iertikel%
merupakan kantong 0ang
menonol pada dinding olon%
terdiri atas lapisan mukosa dan
muskularis mukosa.
• =irshprung
disease adalah kelainan kongenital
0ang teradi karena tidak adan0a
sel ganglion dipleksus mienterik
dan sub mukosa pada segmen
olon distal.
• )bstruksi kolon
seperti inaginasi% olulus
• +tresia adalah
tidak adan0a saluran dari olon
0ang seharusn0a ada.
Kontraindikasi pemeriksaan /olon $n
oopD
• !erforasi usus
• $leus paralitik
24
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
25/28
• $leus obstruksi lama G : am.
• !eritonitis% infeksi akut saluranerna
• Kolitis berat dimana dinding
abdomen menadi sangat tipis dan
ditakutkan teradi perforasi
• Keadaan umum pasien 0ang elek
25
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
26/28
!ersiapan pemeriksaan /olon $n oop
1. ,engubah pola makanan pasien
,akanan konsistensi lunak% rendah serat dan rendah lemak untuk menghindari
terbentukn0a bongkahan tina 0ang keras 4: am sebelum pemeriksaan.
2. ,inum seban0ak-ban0akn0a
+bsorbsi air terban0ak teradi pada kolon% dengan pemberian air minum 0ang
ban0ak dapat menaga tina selalu dalam keadaan lembek.
3. !emberian obat penahar
+pabila kedua hal di atas dialankan dengan benar% maka pemberian obat
penahar han0a sebagai pelengkap saa. !enahar mutlak diberikan pada pasien
dengan keadaan D tirah baring 0ang lama% konstipasi kronis% orang tua 1: am
sebelum pemeriksaan dan 4 am sebelum pemeriksaan
4. Seterusn0a puasa sampai pemeriksaan agar kolon kosong sehingga
gambaran anatomi dari kolon terlihat dengan elas
". 3< menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
27/28
9&olume untuk kontras ganda. Ban0akn0a larutan ml tergantung pada panang
pendekn0a olon% kurang lebih #
8/18/2019 PR radiologi ramarapina1.docx
28/28
ban0ak sehingga men0ebabkan tekanan dalam olon uga sangat tinggi
akibatn0a teradi perforasi dari olon tersebut.
2. !emasukan media kontras dengan metode satu tingkat
3. ,erupakan pemeriksaan /olon in oop dengan menggunakan media
kontras berupa ampuran antara BaS)4 dan udara. Barium dimasukkan kira-
kira menapai fleksura lienalis kemudian kanula diganti dengan pompa.
Edara dipompakan dan posisi pasien diubah dari posisi miring ke kiri
menadi miring ke kanan setelah udara sampai ke fleksura lienalis.
Tuuann0a agar media kontras merata di dalam usus. Setelah itu pasien
diposisikan supine dan dibuat radiograf.4. !emasukan media kontras dengan metode dua tingkat.
. Tahap pengisian
!ada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaS)4 ke dalam lumen olon%
sampai menapai pertengahan kolon transersum. Bagian 0ang belum
terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita.
d. Tahap pelapisan
*engan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo4 mengisi
mukosa olon.
e. Tahap pengosonganSetelah di0akini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang seban0ak
0ang dapat dikeluarkan kembali.
f. Tahap pengembangan
!ada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon. !emompaan
udara tidak boleh berlebihan 1: