Upload
addinirosefani
View
244
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
stroke infark
Citation preview
Oleh :Addini Rosefani
Pembimbing: dr. Yossi Maryanti, Sp.S
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAFFAKULTAS KEDOKTERAN UR/RSUD
AAPEKANBARU
STROKE INFARK
Identitas Pasien
Nama Tn. A
Umur 52 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Alamat Lipat Kain
Agama Islam
Status perkawinan Kawin
Pekerjaan Petani
Tanggal Masuk RS 12 Oktober 2014
Medical Record 90 40 53
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Tidak bisa bicara
Alloanamnesis dari istri pasien(Tanggal 12
Oktober 2015)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak 1 hari SMRS saat pasien dibangunkan dari tidur tiba-tiba pasien tidak bisa bicara dan pasien tidak mengerti apa yang diomongkan keluarga, lalu di bawa ke rumah sakit. Lengan dan tungkai sebelah kanan lemah dan tidak bisa digerakkan dan diangkat. Muntah tidak ada, mual tidak ada, kejang tidak ada, mudah lelah saat berjalan tidak ada dan tidak mudah sesak. Sebelumnya pasien tidak ada mengeluhkan nyeri kepala. BAB dan BAK pasien normal.
- Keluhan yang sama seperti ini sebelumnya tidak ada
- Riwayat hipertensi : (-)- Riwayat DM : (-)- Penyakit jantung : (-)- Riwayat kolesterol tinggi :
(-)- Riwayat trauma kepala : (-)
RPD
• Merokok(+) Usia 12 th, ± 1 hari 3 bungkus rokok
• Riw. minum minuman beralkohol (-)
Riwayat Kebiasaa
n
• Riwayat stroke (+) ayah pasien RPK
RESUMETn. A usia 52 tahun, tidak bisa bicara sejak 1 hari SMRS. Tidak bisa bicara terjadi secara tiba-tiba saat pasien dibangunkan dari tidur dan pasien tidak mengerti apa yang diomongkan keluarga. Lengan dan tungkai sebelah kanan lemah dan tidak bisa digerakkan dan diangkat.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
TD KI-KA: 120/80 mmHg
Nadi ki-ka: 82 x/i
Paru: RR
20x/mnt
Jantung: DBNHR 86x/i
Status Neurologik
Kesadaran:Compos Mentis
GCS : E4 M6 VAfasia
Fungsi luhur: Afasia global Kaku kuduk: (-)
Saraf kranial Nervus I
Kanan Kiri Keterangan
Daya pembau
SDN SDN Sulit Dinilai
Nervus II
Kanan Kiri Keterangan
Daya penglihatanLapang pandangPengenalan warna
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
Sulit Dinilai
Nervus III
Kanan Kiri Keterangan
PtosisPupil Bentuk UkuranGerak bola mataRefleks pupil Langsung tdk langsungDoll eyes
-
Bulat3 mm
N
++++
-
Bulat3 mm
N
++++
Dalam Batas Normal
Nervus IV
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata
+ + DBN
Nervus V
Kanan Kiri KeteranganMotorikSensibilitasRefleks kornea
SDNSDN+
SDNSDN+
Dalam Batas Normal
Nervus VI
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mataStrabismusDeviasi
+++
+++
DBN
Nervus VII
Kanan Kiri Keterangan
TicMotorik• mengerutkan dahi• mengangkat alis• menutup mata• sudut mulut• lipatan nasolabial• Menggembungkan pipi
Daya perasaTanda chovstek
- SDNSDN+NNSDN
SDN-
- SDNSDN+NNSDN
SDN-
Kesan : tidak
terdapat parese N.VII
dextra sentral
Nervus VIII
Kanan Kiri Keterangan
Pendengaran SDN SDN SDN
Nervus IX
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faringsDaya perasaRefleks muntah
NSDN
+
NSDN
+DBN
Nervus X
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faringsDysfonia
N-
N-
DBN
Nervus XI
Kanan Kiri Keterangan
Motorik-Menengok-Mengangkat bahuTrofi
SDN
Eutrofi
SDN
Eutrofi
SDN
Nervus XII
Kanan Kiri Keterangan
MotorikTrofiTremorDisartri
SDNSDN-SDN
SDNSDN-SDN
Sulit Dinilai
SISTEM MOTORIK
Kanan Kiri Keterangan
Ekstremitas atas Kekuatan
DistalProksimal
Tonus Trofi Ger.involunter
11NEutrofi-
55NEutrofi-
Kesan : hemiparesis dextraEkstremitas bawah Kekuatan
DistalProksimal
Tonus Trofi Ger.involunter
11NEutrofi-
55NEutrofi-
Badan Trofi Ger. involunter
Eutropi-
Eutropi- Normal
SISTEM SENSORIK
Kanan KiriKeteranga
n
RabaNyeriSuhuPropioseptif
SDNSDNSDNSDN
SDNSDNSDNSDN
SDN
REFLEKS
FISIOLOGIS(+/+)
PATOLOGIS (-/-)
FUNGSI KOORDINASI
Kanan Kiri
Keterangan
Test telunjuk hidungTest tumit lututGaitTandemRomberg
SDNSDNSDNSDNSDN
SDNSDNSDNSDNSDN
Kesan : SDN
Sistem otonom
Miksi Normal
BAB Normal
PEMERIKSAAN KHUSUS
Laseque : Tidak terbatasKernig : Tidak terbatasPatrick : -Kontrapatrick : -Valsava test : Sulit dinilaiBrudzinski I : -
RESUME PEMERIKSAA
N Kesadaran : CM, GCS : E4 M6 VAfasia Tekanan darah : 120/80 mmHg (ki=ka) Denyut nadi : 82 x/i, reguler (ki=ka) Pernafasan : 20 x/iFungsi luhur : Afasia globalRangsang meningeal : (-)Saraf kranial : Sulit dinilaiMotorik : Kesan hemiparesis dextraSensorik : SDNKoordinasi : SDNOtonom : DBN
Refleks fisiologis : (+/+)Refleks patologis : (-/-)
DIAGNOSIS KERJA
• Stroke + afasia globalDIAGNOSIS KLINIS
• Sistem karotis sinistraDIAGNOSIS TOPIK
• Stroke infark e.c trombotikDIAGNOSIS ETIOLOGIK
• Stroke infark e.c emboliDIAGNOSIS BANDING
ANJURAN PENATALAKSANAAN
UMUM : KHUSUS :
Tirah baring dengan posisi kepala ditinggikan 20 -30
Kontrol tanda-tanda vital dan neurologis
Mobilisasi dan rehabilitasi medik
Pemberian nutrisi peroral sesuai kebutuhan kalori pasien
- IVFD RL 20 gtt/i Antitrombotik : Aspilet
2 x 80 mg - Neuroprotektor :
Piracetam 4 x 3 gram - Antiplatelet : CPG 1
x 75 gram - Antibiotik :
Ceftriaxone 2 x 1 gram - Antimotilitas :
Mecodiar 1 x 2 tab
USULAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
• CT scan• Foto Thorak• EKG
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH RUTIN (14-04-2014)
Hb : 12,9 gr/dl Ht : 43,0 % Leu : 12.900/mm3
Tromb : 215.000/mm3
KIMIA DARAH (14 -04-2014)
- GDS : 75 mg/dl
- BUN : 6,2 mg/dl
- Ureum : 13,3 mg/dl
- Creatinin: 1,09 mg/dl
- ALT : 12 IU/L - AST : 13 IU/L -CHOL : 116
mg/dl
Head CT scan (06 Mei 2014)
Tak tampak perdarahan cerebral akut
Kesan suspek infark di temporal dextra
DIAGNOSIS AKHIR:
STROKE INFARK E.C TROMBOTIK + AFASIA GLOBAL
PEMBAHASAN
Manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, fokal/global, berlangsung cepat & > 24 jam / berakhir dgn kematian tanpa ditemukannya penyakit selain gangguan vaskular.
STROKEMenurut
WHO
KLASIFIKASI STROKE
• Hemoragik• Non hemoragik
KELAINAN PATOLOGIS
• TIA, RIND, SIE, Stroke komplit
PENILAIAN TERHADAP
WAKTU TERJADINYA
• Sistem karotis• Sistem
vertebrobasilerLESI VASKULER
FAKTOR RISIKO STROKE
FAKTOR TIDAK DAPAT DI
MODIFIKASI
- Usia- Jenis kelamin- Genetik- Ras
F. Risiko yg dapat
dimodifikasi
Hipertensi Penyakit jantung Diabetes melitus Penyakit karotis
asimtomatis (stenosis karotis)
Hiperkolesterol Merokok Konsumsi alkohol
Timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko-kranial, hipoperfusi jaringan otak, atau ketidakstabilan hemodinamik.
Trombus terjadi akibat penyempitan pembuluh darah oleh plak aterosklerotik sehingga menghalangi aliran darah pada bagian distal dari lokasi penyumbatan.
Gejala neurologis yang muncul tergantung pada lokasi pembuluh darah otak yang terkena.
STROKE NON-HEMORAGIK
• Proses intrinsik pembuluh darah, misalnya: aterosklerosis, inflamasi, deposit amiloid, deseksi arteri, atau trombosis vena.
• Proses yang berasal dari tempat lain (yang jauh) menimbulkan embolus, misalnya: emboli dari jantung atau sirkulasi ekstrakranial yang menyebabkan gangguan pembuluh darah intrakranial.
• Proses yang timbul akibat aliran darah ke otak inadekuat akibat menurunnya tekanan perfusi otak atau meningkatnya viskositas darah.
PATOFISIOLOGI
Stroke Trombus Stroke Emboli
Lebih lambat dan biasanya dilalui TIA Mendadak, dapat disertai nyeri kepala beberapa jam sebelumnya
Tidak ditemui sumber emboli atau perdarahan
Ada ditemukan sumber emboli, misalnya jantung dan A. Carotis
Sumbatan akibat proses pembentukan trombus di pembuluh darah otak itu sendiri
Sumbatan berasal dari tempat lain misalnya trombus yang lepas dari jantung ataupun arteri karotis
Lebih jarang pada usia muda Lebih sering pada usia muda
Terjadi pada saat istirahat Terjadi saat beraktivitas
Tidak disertai penurunan kesadaran Dapat terjadi penurunan kesadaran
Distribusi merata Sering ke arteri serebri media karena lebih besar dan lurus
Tekanan darah sering tinggi Tekanan darah sering normal
Perbedaan infark trombosis dan emboli
Penatalaksanaan Stroke Iskemik
1. Pemberian antikoagulan2. Pemberian antiplatelet3. Pemakaian obat-obatan
neuroprotektan
Afasia Global
Bentuk afasia paling berat Ditandai oleh tidak adanya lagi bahasa spontan atau berkurang sekali
Komprehensi menghilang atau sangat terbatas
Membaca dan menulis juga terganggu berat.
Disebabkan oleh lesi luas yang merusak sebagian besar atau semua daerah bahasa oklusi arteri karotis interna atau arteri serebri media pada pangkalnya (tersering)
Afasia Broca
bicara tidak lancar tampak sulit memulai bicara kalimatnya pendek (5 kata atau kurang per kalimat) pengulangan (repetisi) buruk kemampuan menamai buruk Kesalahan parafasia Pemahaman lumayan (namun mengalami kesulitan memahami kalimat yang sintaktis kompleks) Gramatika bahasa kurang, tidak kompleks Irama kalimat dan irama bicara terganggu Lesi yang menyebabkan afasia Broca mencakup daerah Brodmann 44 dan sekitarnya
Afasia Wernicke
Keluaran afasik yang lancar Panjang kalimat normal Artikulasi baik Anomia (tidak dapat menamai) Parafasia fonemik dan semantik Komprehensi auditif dan membaca buruk Repetisi terganggu Menulis lancar tapi isinya "kosong“ Lesi yang menyebabkan afasia jenis Wernicke
terletak di daerah bahasa bagian posterior
Afasia Transkortikal
Motorik
• Keluaran tidak lancar (non fluent)
• Pemahaman (komprehensi) baik
• Repetisi baik• Ungkapan-
ungkapan singkat• Parafasia
semantik• Ekholalia
Sensorik
• Keluaran (output) lancar (fluent)
• Pemahaman buruk
• Repetisi baik• Ekholalia• Komprehensi
auditif dan membaca terganggu
• Defisit motorik dan sensorik jarang dijumpai
• Didapatkan defisit lapangan pandang di sebelah kanan
Campuran
• Tidak lancar (nonfluent)
• Komprehensi buruk
• Repetisi baik• Ekholalia
mencolok
Afasia Anomik
Keluaran lancarKomprehensi baikRepetisi baikGangguan (defisit) dalam menemukan kata Banyak tempat lesi di hemisfer dominan
yang dapat menyebabkan afasia anomik, dengan demikian nilai lokalisasi jenis afasia ini terbatas
Bentuk
AfasiaEkspresi
Komprehensi
verbalRepetisi Menamai
Komprehensi
membacaMenulis Lesi
Ekspresi
(Broca)
Tak
lancar
Relatif
terpelihara
Terganggu Terganggu Bervariasi Terganggu Frontal Inferior
posterior
Reseptif
(Wernicke)
Lancar Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Temporal Superior
Posterior (Area
Wernicke)
Global Tak
lancar
Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Terganggu Fronto temporal
Konduksi Lancar Relatif
terpelihara
Terganggu Terganggu Bervariasi Terganggu Fasikulus arkualtus,
girus supramarginal
Nominal Lancar Relatif
terpelihara
Terpelihara Terganggu Bervariasi Bervariasi Girus angular,
temporal superior
posterior
Transkortik
al motor
Tak
lancar
Relatif
terpelihara
Terpelihara Terganggu Bervariasi Terganggu Peri sylvian anterior
Transkortik
al sensorik
Lancar Terganggu Terpelihara Terganggu Terganggu Terganggu PerisylvianPosterior
Penatalaksanaan Medis
Dimulai seawal mungkin Dikatakan bahwa bina wicara yang diberikan pada bulan
pertama sejak mula sakit mempunyai hasil yang paling baik
Hindarkan penggunaan komunikasi non-linguistik (seperti isyarat)
Program terapi yang dibuat oieh terapis sangat individual Program terapi berlandaskan pada penumbuhan motivasi
pasien untuk mau belajar (re-learning) bahasanya yang hilang
Terapi dapat diberikan secara pribadi dan diselingi dengan terapi kelompok dengan pasien afasi yang lain
Penyertaan keluarga dalam terapi sangat mutlak
Pemeriksaan
Pemeriksaan pemahaman (komprehensi) bahasa lisan
Pemeriksaan repetisi (mengulang)
Pemeriksaan menamai dan menemukan kata
Pemeriksaan sistem bahasa
Pemeriksaan penggunaan tangan (kidal atau kandal)
Pemeriksaan berbicara – spontan
DASAR DIAGNOSIS
Dasar diagnosis klinisAnamnesis:
• Tidak bisa bicara dan tidak mengerti apa yang dikatakan keluarga pasien
• Kelemahan pada anggota gerak sisi kanan• Keluhan muncul saat dibangunkan dari tidur
Faktor resiko:• riwayat merokok.• riwayat ayah kandung stroke
Pemeriksaan Fisik• GCS= E4M6VAfasia• Tekanan darah : 120/80 mmHg• Saraf kranial : sulit dinilai• Sistem motorik, kesan : Hemiparesis dextra
Dasar diagnosis topik
SISTEM KAROTIS SINISTRA ditemukan adanya hemiparesis dengan gangguan saraf Kranial pada satu sisi yang sama
Sistem karotis sinistra lesi pada satu sistem karotis akan memberikan defisit neurologis yang bersifat kontralateral dan kelumpuhan saraf cranial sesisi dengan kelumpuhan motorik pada lengan dan tungkai
anamnesis dan pemeriksaan fisik, gangguan motorik ditemukan pada sisi kanan, sehingga lesi dipikirkan berada pada hemisfer kiri serebri
Dasar diagnosis etiologi
STROKE INFARKDiagnosis stroke infark dipikirkan anamnesis ditemukan
kelemahan yang muncul mendadak saat istirahat tetapi tidak diikuti dengan adanya penurunan kesadaran dan nyeri kepala hebat.
Skore Gajah mada : Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (-), sehingga mengarahkan ke stroke infark.
Diagnosis bandingSTROKE INFAR E.C EMBOLI
Stroke infark e.c emboli dipikirkan terjadi tanpa penurunan kesadaran serta usia tua pada pasien dan terdapat faktor risiko yang memperberat yaitu riwayat keluarga (ayah) stroke dan dan riwayat merokok
Dasar Diagnosis Akhir
Stroke Infark e.c Trombotik + Afasia global
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan fisik
Anamnesis
Penatalaksaan
Khusus
Umum
Dasar usulan pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah rutin: untuk mengetahui faktor resiko stroke berupa hematokrit meningkat, fibrinogen tinggi.
• Pemeriksaan darah lengkap: untuk mengetahui faktor resiko stroke, penyakit penyerta dan komplikasi serta berguna dalam penatalaksanaannya
• Head CT-Scan: sebagai diagnosis pasti kelainan patologi stroke (hemoragik atau non hemoragik)
• Rontgen thoraks dan EKG: untuk mengetahui kelainan jantung
TERIMA KASIH