47
Pengawetan Pangan Dengan Gula dan Garam serta Pengaruhnya Terhadap Nilai Gizi Kelompok 8 : Desi Afriyani Mentari Novriasari Suryani

ppt tekpang penggulaan

  • Upload
    uflafa

  • View
    282

  • Download
    39

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ft

Citation preview

Pengawetan Pangan Dengan Gula dan Garam serta Pengaruhnya Terhadap Nilai Gizi

Pengawetan Pangan Dengan Gula dan Garam serta Pengaruhnya Terhadap Nilai Gizi

Kelompok 8 :Desi AfriyaniMentari NovriasariSuryani

Penggulaan

Gula mampu memberi stabilitas terhadap mikroorganisme pada suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (diatas 70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), karena itu gula dipakai sebagai salah satu tehnik pengawetan bahan pangan. Apabila gula ditambahkan kedalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktifitas air (aw) dari bahan pangan berkurang.

Produk-produk pangan berkadar gula yang tinggi cenderung rusak oleh khamir dan kapang, yaitu kelompok mikroorganisme yang relatif mudah dirusak oleh panas (seperti dalam pasteurisasi) atau dihambat oleh hal-hal lain.

Monosakarida lebih efektif dalam menurunkan aw bahan pangan dibanding dengan disakarida atau polisakarida pada konsentrasi yang sama, dan digunakan dengan sukrosa dalam beberapa produk seperti selai.

Prinsip-prinsip penggulaan

Yang mempengaruhi penggulaan sebagai berikut :1. Kondisi bahan bakuBahan baku merupakan faktor yang menentukan kualitas manisan kering. Jika bahan baku yang digunakan baik, besar kemungkinan menghasilkan manisan kering dengan kualitas yang baik pula. Bahan baku terdiri atas buah atau jenis bahan pangan lain, misalnya bunga atau daun. 2. Lama perendaman dalam air tawarRumput laut kering direndam dalam air tawar (sampai rumput laut terendam semua dalam air). Setiap 12 jam sekali air tawar diganti agar tetap bersih dan tidak berlendir, penambahan air saat perendamaan perlu dilakukan agar lumput laut mengembang seperti semula. Perendaaman 36 jam dilalkukan 2 atau 3 harii sampai tekstur rumput laut tersebut agak lunak, tidak amis dan berwarna putih.

3. Lama perendaman dalam kapur sirihkapur sirih sering digunakan untuk proses pembuatan manisan, tetapi tidak semua buah membutuhkan larutan kapur sirih, contohnya jahe, kolang kaling, salak. Larutan kapur sirih dipergunakan jika bahan yaang digunakan mempunyai tekstur lunak dengan tujuan untuk memperkeras tekstur bahan tersebut. Perendaman dalam arutan kapur jika