35
Industry Presentation By : Ria Amalia Mentari Puspa P Ezra Taris Fajri “PT . Indofood Sukses Makmur”

Ppt Modas Industri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DefinitionBudget Revenues and Expenditures (APBN), is the annual financial plan of Indonesia which approved by the House of Representatives. Budget contains a list of systematic and detailed plan that includes Indonesias revenues and expenditures during a fiscal year (January 1-December 31). Budget Revenues and Expenditures, Budget Revenues and Expenditures Amendment and Budget Accountability annually established by the Act.Budget Revenues and Expenditures consist of two types:1. Central Government Budget, is the spending used to finance development activities of the Central Government, that conducted in central and regional (deconcentration and duty of assistance). Central government expenditures can be grouped into: Employee expenditures, expenditures Goods, Capital Expenditures, Debt Financing, subsidies for fuel and non-fuel subsidies, grants expenditures, Social expenditures (including Disaster Management), and Other expenditures.2. Regional Government Budget, is the spending divided up into Local Government, to then enter the regional budget revenues are concerned. expenditures Areas include:• Revenue Sharing Fund• General Allocation Fund• Special Allocation Fund• Special Autonomy Fund.The function of Budget Revenues and ExpenditureThere are functions of the Budget Revenues and Expenditures Budget :• Allocation function, is revenues which derived from tax can be allocated for the general expenditure, such as construction of bridges, roads, and public parks.• Distribution function, Budget revenues not only used for the general benefit but for development and governance activities, also distributed back to society in the form of subsidies, scholarships, and pension funds in the form transfer payment.Transfer payment the financing of one sector to another sector.• Stabilization function, that is Revenues and Expenditures Budget has functionate as a guidance for financial revenue and expenditure accordance with the applied . If the revenues is used in accordance with that in applied, Revenues and Expenditures Budget has functionate as a stabilizer.Sources of State Revenue and Expenditure Typea) Sources Domestic revenues consist of tax revenues and non taxes. Countries attract various tax collection such as income tax, value added tax, property tax. While non-tax revenue obtained from the utilization of natural resources which managed by the State such as petroleum, natural gas, general mining.b) Budget Expenditure Type, type of expenditure such as regularly expenditures and development expenditures. Regularly expenditures is all expenditures of the State to finance the common tasks of government and central government operations, interest payments on the debt foreign and domestic. Development expenditures is all expenditures to finance development projects are charged to the central government budget. While expenditure is all spending on the State to finance central & local government spending. According to the nature of budget expenditures are divided into two:• Expenditures that are ekskausif, is expenditure for purchase of goods / services that are directly consumed / can produce other goods. eg providing vaccines for immunization.• Expenditure which is the transfer, is spending for social activities that are not productive. eg donations for disaster relief, subsidies, scholarships and pension funds

Citation preview

Industry Presentation

By : Ria AmaliaMentari Puspa PEzra Taris Fajri

“PT . Indofood Sukses Makmur”

…TOPICS…

Sejarah Mie Instant

Jepang pada 25 Agustus 1958 Jepang mengalami Krisis pangan akibat dari

kekalahannya pada perang Dunia ke-2 Mentri Kesehatan Jepang meminta rakyat untuk

mengkonsumsi roti yang terbuat dari tepung terigu yang dipasok oleh Amerika Serikat

Momofuku Ando menentang kebijakan Menteri Kesehatan Jepang

Momofuku Ando pada tahun 1971 memperkenalkan dan memasarkan Mie Gelas pertama didunia

Di Indonesia sendiri Mie Instant mulai dikenalkan pada tahun 1970an

Eksistensi Mie Instant

Profil Industri Mie Instant

Ketatnya persaingan di dalam pasar mie instan, menjadikan penguasaan pasar oleh Grup Indofood melalui PT. Indofood Sukses Makmur dengan merk Indomie berkurang menjadi sekitar 77% dari sebelumnya 90%. Hal ini terutama disebabkan munculnya pesaing terbesarnya yaitu PT. Prakarsa Alam Segar (Group Wingsfood) dengan produknya Mie Sedaap yang berhasil merebut sebagian pasar Indofood. Wingsfood kini menguasai sekitar 12% pangsa pasar.

Sejak lima tahun terakhir hingga saat ini praktis pasar mie instan hanya menjadi arena pertarungan antara Indomie (Grup Indofood) dengan Mie Sedaap (Grup Wings), keduanya menguasai sekitar 89% dari seluruh pasar mie instan di Indonesia. Sementara sejumlah pemain lainnya memperebutkan sisa pangsa pasar yang sangat kecil hanya 11%.

Kontribusi Industri Mie Instan Terhadap Perekonomian

Nasional

Produk mie instan dalam negeri sudah tersebar sampai ke lebih dari 80 negara tujuan ekspor.

Pada tahun 2006, nilai ekspor mie instan Indonesia mencapai USD 36,5 juta

Melonjak pada 2009 menjadi USD 95 juta.

Tahun 2010 ini nilai ekspornya melesat menjadi lebih dari USD 140 juta.

PERKEMBANGAN EKSPOR INSTANT NOODLE INDONESIA KE DUNIA

• Dari data diatas menunjukkan bahwa ekspor instant noodle Indonesia ke beberapa Negara tiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

• Malaysia merupakan Negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar dari instant noodle Indonesia dapat dilihat dari jumlah nilai ekspornya pada tahun 2005 sebesar US$ 14.171.321 dan pada tahun 2009 nilai ekspor nya sebesar US$ 34.664.391 yang mana peningkatanya lebih dari dua kali lipat pada tahun 2005-2009.

• Negara Australia merupakan Negara tujuan ekspor instant noodle ke dua setelah Malaysia, yang mana nilai ekspornya mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2005-2009, yaitu 3.431.964 pada tahun 2005 dan pada tahun 2009 nilai ekspornya sebesar 14.769.183.

Kondisi Pasar

Awal Mula Berkembanya Industri Mie Instant di Indonesia

Awal Mula Berkembanya Industri Mie Instant di

Indonesia

Pelaku Pasar Industri Mie Instant

Market Value

Segmentasi Pasar

• Harga = < Rp 2000 per bungkus • Mencakup kira-kira 15% dari seluruh pasar mie instant

•Harga = Rp 2000- Rp 3000• Segmen pasar terbesar yakni mencapai 70% dari produk indofood

• Harga > Rp 3000• Hampir tidak memiliki tandingan karena 99% pangsa pasar di kelas ini dikuasai Indofood

Wilayah Pasar

Grup Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi paling ekstensif di Indonesia, menjangkau hampir seluruh pelosok Nusantara. Selain mendistribusikan produk-produk Indofood, grup ini juga menyalurkan berbagai produk pihak ketiga. Jumlah stock point telah berkembang dengan cepat sejak tahun 2005, memberikan penetrasi pasar yang lebih luas dan lebih dalam melalui mata rantai pasokan dan pengiriman yang efisien. Stock point yang dibangun di wilayah dengan tingkat kepadatan outlet ritel yang tinggi termasuk pasar tradisional, memungkinkan setiap stock point untuk melayani wilayahnya masing-masing dalam waktu sesingkat mungkin.

Wilayah Pasar

Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama). Untuk membangun relationship dengan Burjo (meskipun tidak semua Burjo), agen-agen Indofood menyalurkan langsung Indomie kepada Burjo.

Wilayah PasarPT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Mempunyai 63

perusahaan termasuk anak cabangnya dengan jaringan distribusinya meliputi lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap sampai dengan 31 Desember 2006 sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200 kendaraan operasional yang kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam menjual produknya kepada masyarakat dengan cara :

Produksi Pasar• Tahun 2007 produksi mie instan masih mengalami peningkatan yang

cukup pesat dari tahun ke tahun. Pada 2004 produksi mie instan tercatat 974 ribu ton atau sekitar 12,9 milyar bungkus. Kemudian terus meningkat masing-masing menjadi 1,0 juta ton (13,5 miliar bungkus) pada 2005 dan 1,3 juta ton (18 miliar bungkus) pada 2006.

• Produksi mie secara nasional pada 2007 tumbuh sekitar 6,7% dibanding tahun sebelumnya, yaitu mencapai 1,4 juta ton atau dengan jumlah penjualan mencapai 19,2 miliar bungkus. Pada 2008 industri mie instan terus meningkat sebesar 7,7% atau menjadi 1,5 juta ton.

• Penurunan terutama pada segmen bawah karena peningkatan harga jual mie instan seiring dengan kenaikan harga bahan baku utama yaitu tepung terigu. Kenaikan harga menyebabkan permintaan pada segmen bawah merosot, hal ini mengakibatkan sebagian produsen mie instan segmen bawah menghentikan produksi.

• Pada 2009 seiring dengan mulai membaiknya daya beli masyarakat, produksi diperkirakan akan meningkat kembali. Produksi diperkirakan akan mampu meraih pertumbuhan sekitar 20% menjadi 1.880.892 ton.

Struktur Pasar

Concentration Ratio Industri Mie Instant

Struktur Pasar

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa Industri mie instant memiliki struktur pasar berbentuk

oligopoly dengan tingkat konsentrasi yang tinggi.

Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli di Industri Mie

Instan

Variasi Produk

Perilaku Pasar

Perilaku Pasar

Business Objectives

• Saat ini Indofood mempunyai 80% pangsa pasar mi instan, pesaingnya PT Sayap Utama dari Groups Wing dengan Mie Sedaap menguasai pangsa pasar antara 10% sampai 15%, dan sisanya pesaing yang lain. Dari struktur pasar yang demikian dapat disimpulkan Indofood mempunyai posisi dominan, apalagi didukung kemampuan keuangan yang kuat, dan dapat menyesuaikan pasokan atau permintaan mi instan dipasar yang bersangkutan.

• Posisi dominan Indofood pada pasar mi instan tidak diragukan lagi, dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 80%. Secara teoritis suatu pelaku usaha yang menguasai pangsa pasar 80% tidak saja dapat dikatakan mempunyai posisi dominan, tetapi juga telah memonopoli pasar yang bersangkutan.

Pricing Policies

• Sebagai pemimpin merek mie, Indomie memiliki strategi penetapan harga, ada beberapa nilai harga dan harga premium.

• Nilai harga biasanya selama kondisi perekonomian yang sulit, itu berarti Indomie yang memiliki menu nilai atau rasa produknya, sehingga akan menjadi bagian berbeda.

• Seperti kita ketahui juga, Indomie yang memiliki Mie Keriting Flavour lebih mahal dibandingkan rasa asli dan rasa tradisional Indonesia. Harga yang ditawarkan oleh Indomie Mie Keriting rasa adalah Rp. 3.500 – 3.800, -/pcs, dan Indomie asli dan rasa bahasa Indonesia adalah Rp. 1.400 – 1500 , -/pcs.

• Selain itu, Indomie memiliki harga premium yang menggunakan prosedur tinggi tetapi memberikan produk yang baik, itu berarti juga, harga Indomie lebih mahal dari pesaingnya. Hampir pesaing hanya menawarkan produk mereka dengan Rp. 1.300, / pcs.

Product Design, Branding, Advertising and Marketing

Product (Produk)Brand name yang digunakan

adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng.

Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram. Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo

Untuk melakukan Advertising Indomie memiliki segmentasi pasar :

Advertising and Marketing

Demografi dan Psikografis digunakan untuk menargetkan segmen dengan menggunakan data untuk membangun sebuah profil pelanggan, citra konsumen yang khas.

Sedangkan untuk melakukan Marketing, Indomie melakukannya dengan cara :

Indomie juga mempromosikan produknya pada media : Elektronik ( internet dan televisi ) Non Elektronik ( koran dan majalah)

Indomie termasuk kebutuhan physiologocal, karena Indomie adalah salah satu makanan atau produk makanan cepat saji, sehingga berkaitan dengan iklan Indomie di Televisi yang terkenal dengan “Hujan - Hujan enaknya Makan Indomie”, “Malam Hari enaknya Makan Indomie”, semua orang artinya, setiap kali, dan di mana-mana membutuhkan makanan.

Indomie juga memiliki program loyalitas kepada pelanggan mereka, yang terkenal dengan Indomie Jingle Dare dan Kreasi Resep Indomie.

Advertising and Marketing

Research and Development

Collusion

Merger

Kinerja Perusahaan