16
ISOLASI ALKALOID

ppt fitokimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

isolasi alkaloid

Citation preview

PowerPoint Presentation

ISOLASI ALKALOID

Kelompok 2FEBRINA R. ISMAN 102210101049 FANNIA INAYATI 102210101053 HIDAYATUL ULYAH 102210101055 DEWI GAYATRI 102210101057EVA SETYORINI102210101059 ANGGELINA UJUNG 102210101069 INDRA WIJAYANTI 102210101070 INGERIT DAMAYANTI102210101071IKA RIA LESTARI 102210101078 NENY ARISANDY102210101085DWI NOVITA W. 102210101086 FADILAH 102210101087 NOVANDA ASRI ISNAINI102210101089 SISKA DEWI KURNIAWATI102210101091 LILIANA A.I.K 112210101024ZULVIYATI 112210101038 PUTRI EKA MARYANI 112210101050PendahuluanIndonesia memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies diantaranya termasuk tumbuhan berkhasiat. Tumbuhan tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktifitas biologi yang beraneka ragamSalah satu metabolit sekunder yang sering digunakan sebagai agen terapi adalah alkaloid.Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom nitrogen, yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan.Alkaloid dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti bunga, biji, daun, ranting, akar dan kulit batang (Hartati, 2010).Sebagian besar senyawa alkaloid bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiosperm. Klasifikasi alkaloid

Alkaloid sesungguhnya senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim negandung nitrogen dalam cincin heterosiklis; diturunkan dari racun amino; biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Protoalkaloidmerupakan amino yang relatif sederhana dimana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklis. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. PseudoalkaloidPseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alakaloid yang paling penting dalam kelas ini, yaitu alkaloid steroidal dan purin (Pranata, 1997).

Sumber AlkaloidMenurut Cordell (1981), sebagian besar sumber alkaloid adalah tanaman berbunga ( angiospermae). Pada tahun-tahun berikut nya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan, serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah. Contohnya seperti neurotoksik konstituen dari Gonyanlax catenell, pirosiamin dari bakterium Pseudomonas aeruginosa, dan likopodin dari genus lumut Lycopodium.Menurut Cordell (1981) dalam Pranata (1997), kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid yang penting adalah Liliaceae, Solanaceae, dan Rubiaceae. Contohnya yaitu reserpin terkonsentrasi pada akar Ranvolfia sp., quinin terdapat pada kulit Chinchona ledgeriana, dan morfin terdapat pada getah atau lateks Papaver samniferum.

Sifat-sifat Fisika dan KimiaBerupa padatan kristal Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, spesies aromatis berwarna contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah. Pada umumnya basa bebas Alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun pseudo dan protoalkaloid larut dalam air.

Metode Isolasi Alkaloid

Isolasi alkaloid dengan metode ekstraksi

Isolasi alkaloid dengan metode KLT

Isolasi alkaloid dengan metode ekstraksi Isolasi alkaloid dilakukan dengan metode ekstraksi. Bahan tanaman, terutama biji dan daun, sering banyak mengandung lemak, lilin yang yang sangat non polar sehingga senyawa-senyawa tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara pelarutan dengan petroleum eter. Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam petroleum eter. Namun ekstrak harus dicek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi pengendapan alkaloid. Bila sejumlah alkaloid larut dalam pelarut petroleum eter, maka bahan awal ditambahkan dengan asam berair untuk mengikat alkaloid sebagai garamnya. Setelah lemak dipisahkan, bahan tanaman dapat dipisahkan dengan menggunakan metanol, etanol, alkohol berair atau alkohol berair yang diasamkan. Kebanyakan alkaloid yang terdapat dalam tanaman sebagai asam organik, dan garam-garam tersebut larut dalam etanol 95%. Pigmen gula dan konstituen sekunder organik terpisah sempurna dengan alkohol, tetapi banyak garam-garam organik dan anorganik yang lebih kompleks hanya terpisah sebagian.

Larutan alkohol kemudian diuapkan hinga diiperoleh sirup kental dan residu partisi antara larutan asam berair dan pelarut organik. Pada keadaan ini sering terjadi emulsi atau endapan. Larutan basa berair diekstrak dengan pelarut dengan pelarut organik yang cocok biasanya kloroform atau etil asetat. Larutan yang mengandung alkaloid dikeringkan dengan Na2SO4, disaringdan diuapkan dalam vakum untuk mendapatkan sisa alkaloid kotor. Larutan basa berair kemungkinan kemungkinan mengandung alkaloid kuartener dan biasnya dites dengan pereaksi pengendapan alkaloid. Alkaloid dapat dipisahkan dari komponen yang larut dalam air dengan pengendapan sebagai garam reineckate, berikut disaring dan endapan kompleks direaksikan dengan aseton dan air.Ekstraksi bahan tanaman yang mengandung alkaloidIsolasi alkaloid dengan metode KLT

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gonzales, et al (2014) mengenai ekstraksi dan isolasi alkaloid dari Samanea saman (pohon hujan) yang berpotensi sebagai antiseptic, Isolasi alkaloid dilakukan dengan metode KLT.

Tahapan yang dilakukan meliputi tahap ekstraksi, isolasi dan pemurnian.

Ekstraksi Alkaloid

Ekstraksi alkaloid dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi kontinyu menggunakan alat Soxhlet. Empat ratus gram (400 g) dari kulit kayu ditimbang dan dikemas dalam kantong kain tipis yang berfungsi sebagai bidal ekstraksi. Bidal itu kemudian ditempatkan ke dalam botol yang sesuai, lalu dibasahi dengan 95% etanol. Kemudian sampel dimaserasi semalam dan kemudian ditempatkan dalam ekstraktor Soxhlet pada hari berikutnya. Dan diberi pelarut etanol 95% dengan jumlah yang cukup ditempatkan dalam labu pelarut (4,8 liter). Sampel diekstraksi selama sekitar 3 - 4 jam dengan suhu ^)0C. Ekstrak etanol disaring untuk memisahkan dengan pengotor. Ekstrak alkaloid ditambah dengan asam klorida 1,0 N untuk melarutkan pengotor yang tidak dapat terpisahkan dari proses penyaringan. Kemudian filtrat diambil dan ditambah dengan Ammonia untuk menetralkan HCl dan dimasukkan dalam corong pemisah. Dimasukkan kloroform ke dalam corong pemisah, dicampur dan dikocok selama sekitar lima kali dan dibiarkan terpisah menjadi dua lapisan. Lapisan bawah kloroform mengandung alkaloid dan lapisan atas bagian berair. Tampung Lapisan Kloroform. Lapisan atas diekstraksi sampai ekstrak kloroform terakhir. Ekstrak kloroform diuapkan dalam waterbad pada suhu 600C sampai semi-kering.

Isolasi dan Pemurnian parsial Alkaloid

Dalam isolasi alkaloid digunakan Silica gel 60F254 precoated sebagai fase diam dan toluena: aseton: etanol: amonia (40: 40: 6: 2) sebagai fase gerak. Kromatografi lapis tipis (TLC) chamber (9 "x 4 ") telah dilapisi dengan kertas saring. Sistem pelarut yang digunakan disiapkan dalam botol terpisah dan jumlah yang cukup dituangkan ke dalam ruang TLC. Ekstrak sampel dilarutkan dalam kloroform. Dibuat jarak eluasi pada plat KLT sepanjang 10cm. Kemudian sampel ditotolkan menggunakan pipa kapilerSetelah itu Plat dieluasi dengan fase gerak. Hasil eluasi, plat KLT kemudian dilihat di bawah sinar UV gelombang panjang (366 nm). Jarak dari tempat masing-masing dari titik asal diukur dan kemudian direkam. Bintik-bintik disemprot dengan reagen Dragendorff dan kemudian diamati. Bintik-bintik oranye menunjukkan adanya alkaloid kemudian dihitung nilai Rf.Kromatografi lapis tipis dapat diulang dan tempat diidentifikasi sebagai alkaloid sekarang dapat diisolasi dari pelat KLT. Alkaloid mengandung bintik-bintik dapat digores dan dilarutkan dalam kloroform untuk isolasi alkaloid semi-murni. Kemudian disaring untuk menghilangkan silika gel dan filtrat ditempatkan dalam waterbad untuk penguapan pelarut.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alkaloid dapat diisolasi dengan menggunakan berbagai macam metode diantaranya ekstraksi, KLT, KCKT, dan KGC. Tahapan atau preparasi yang dilakukan terhadap tanaman yang akan diisolasi alkaloidnya harus disesuaikan berdasarkan sifat fisika kimia dari alkaloid. Setelah tahap isolasi, pemurnian merupakan tahap yang penting untuk dilakukan untuk menjamin kualitas kemurnian dari isolasi alkaloid.

DAFTAR PUSTAKA

Gonzales., Victoria, M. Maria., Tolentino., Angelina, G. 2014. Extraction And Isolation Of The Alkaloids From The Samanea Saman (Acacia) Bark: Its Antiseptic Potential. International Journal Of Scientific & Technology Research, 3: 119-124.Harborne, J.B. 1987. Metodee Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Cetakan ke-2. Bandung: ITB.Hartati, Endah. 2010. Isolasi alkaloid dari tepung gadung (Dioscorea hispida Dennst) dengan ekstraksi berbantu gelombang mikro.Tesis. Universitas Diponogor Semarang.Pranata, F. Sinung. 1997. Isolasi alkaloid dari bahan alam (Alkaloid isolation of natural material). Biota, 2: 96-99.

TERIMA KASIH