2
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Nama : Dalfit Nrp : G34080026 Judul : Pematangan dan dormansi biji jambu mete (Anacardium occidentale) Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Di indonesia jambu mete (Anacardium occidentale) berkembang luas kawasan timur, seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Tanaman jambu mete mempunyai banyak manfaat. Biji jambu mete dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, dan buah kalengan. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat, yang digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Batang pohon mete menghasilkan gum untuk bahan perekat buku dan sebagai anti gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete juga berkhasiat sebagai pencuci perut (Liptan 1990). Benih jambu mete termasuk kelompok benih ortodoks (Hasanah 2002), yaitu benih dapat disimpan pada suhu dan kadar air rendah, sehingga dapat bertahan pada kondisi kering yang tidak menguntungkan. Daya simpannya dapat diperpanjang dengan menurunkan kadar air benih dan suhu penyimpanan. Sebelum dilakukan persemaian, biji mete direndam dalam air selama 24−48 jam. Perlakuan suhu dan penderaan juga berpengaruh terhadap daya berkecambah dan kecepatan benih berkecambah. Sukarman et al. (1996) menyatakan, pengecambahan pada suhu

PPT Biji Jambu Mete

  • Upload
    jk

  • View
    372

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PPT Biji Jambu Mete

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Nama : Dalfit

Nrp : G34080026

Judul : Pematangan dan dormansi biji jambu mete (Anacardium occidentale)

Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil

Tenggara. Di indonesia jambu mete (Anacardium occidentale) berkembang luas kawasan

timur, seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat,

dan Nusa Tenggara Timur. Tanaman jambu mete mempunyai banyak manfaat. Biji jambu

mete dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi

beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, dan

buah kalengan. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat, yang digunakan

untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Batang pohon mete menghasilkan

gum untuk bahan perekat buku dan sebagai anti gengat yang sering menggerogoti buku. Akar

jambu mete juga berkhasiat sebagai pencuci perut (Liptan 1990).

Benih jambu mete termasuk kelompok benih ortodoks (Hasanah 2002), yaitu benih

dapat disimpan pada suhu dan kadar air rendah, sehingga dapat bertahan pada kondisi kering

yang tidak menguntungkan. Daya simpannya dapat diperpanjang dengan menurunkan kadar

air benih dan suhu penyimpanan. Sebelum dilakukan persemaian, biji mete direndam dalam

air selama 24−48 jam. Perlakuan suhu dan penderaan juga berpengaruh terhadap daya

berkecambah dan kecepatan benih berkecambah. Sukarman et al. (1996) menyatakan,

pengecambahan pada suhu 30−37°C dan penderaan selama satu hari menghasilkan daya

kecambah benih yang tinggi. Cara menanam benih jambu mete juga berpengaruh terhadap

daya perkecambahannya.

Tanaman jambu mete sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman jambu mete

kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berbuah

bila dinaungi tanaman lain. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada

suhu harian rata-rata 27 0C. Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan

kelembaban nisbi antara 70-80%. Akan tetapi tanaman jambu mete masih dapat bertoleransi

pada tingkat kelembaban 60-70%. Angin kurang berperan dalam proses penyerbukan putik

tanaman jambu mete. Penyerbukan bunga jambu mete dilakukan oleh serangga, karena

serbuk sari jambu mete pekat dan berbau sangat harum. Jenis tanah paling cocok untuk

pertanaman jambu mete adalah tanah berpasir, tanah lempung berpasir, dan tanah ringan

berpasir.

Page 2: PPT Biji Jambu Mete

Pustaka Hasanah, M. 2002. Peran mutu fisiologik benih dan pengembangan industri benih tanaman

industri. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21(3): 84−90.

Liptan. 1990. Budidaya Jambu Mete. Lembar Informasi Pertanian. Proyek InformasiPertanian Kalimantan Tengah. 2 hal.

Sukarman, D. Rusmin, dan M. Hasanah. 1996. Pengaruh penderaan dan suhu perkecambahanterhadap viabilitas benih jambu mete. Jurnal Penelitian Tanaman Industri 1(6): 284−290.