178
EFEKTIVITAS TERAPI AL-QURAN BAGI PENYAKIT STRES DALAM BELAJAR SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam Pada Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam Oleh: AHMAD SYAEKHUDIN NIM: 505720055 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI C I R E B O N 2010

PPI-106020022.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • EFEKTIVITAS TERAPI AL-QURAN BAGI PENYAKIT STRES DALAM BELAJARSERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

    DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL

    TESISDiajukan sebagai Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IslamPada Program Studi Pendidikan Islam

    Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam

    Oleh:

    AHMAD SYAEKHUDINNIM: 505720055

    PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI

    C I R E B O N2010

  • EFEKTIVITAS TERAPI AL-QURAN BAGI PENYAKIT STRES DALAM BELAJARSERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

    DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL

    TESIS

    Diajukan OlehAHMAD SYAEKHUDIN

    NIM: 505720055

    Telah disetujui pada tanggal 15 Januari 2010

    Pembimbing I,

    Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM

    Pembimbing II,

    Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.

    PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI

    C I R E B O N2010

    ii

  • EFEKTIVITAS TERAPI AL-QURAN BAGI PENYAKIT STRES DALAM BELAJARSERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

    DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL

    Disusun oleh:

    AHMAD SYAEKHUDINNIM: 505720055

    Telah diperbaiki dan diujikan pada tanggal 4 Mei 2010dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    Magister Pendidikan Islam (MPd.I)

    Cirebon, 4 Mei 2010,

    Dewan Penguji,

    Ketua/Anggota,

    Prof. Dr. H. Adang Djumhur S, MAg.

    Sekretaris/Anggota,

    Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA.

    Pembimbing I/Penguji,

    Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM

    Pembimbing II/ Penguji,

    Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.

    Penguji,

    Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA.

    Direktur,

    Prof. Dr. H. Adang Djumhur S, MAg.NIP. 19590321 198303 1 002

    iii

  • PERNYATAAN KEASLIAN

    Bismillahirrahmanirrahim,

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Ahmad SyaekhudinNIM : 505720055Program Studi : Pendidikan IslamKonsentrasi : Pskologi Pendidikan Islam

    Menyatakan bahwa tesis ini secara keseluruhan adalah benar-benar hasil penelitian sayasendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya, dan disebutkan dalam daftarpustaka.

    Pernyataan ini dibuat dengan sejujurnya dan dengan penuh kesungguhan hati, disertaikesiapan untuk menanggung segala resiko yang mungkin diberikan, sesuai dengan peraturanyang berlaku apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etikakeilmuan, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

    Cirebon, 15 Januari 2010Yang menyatakan,

    Ahmad SyaekhudinNIM: 505720055

    iv

  • Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM.Program PascasarjanaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

    NOTA DINASLamp : 5 eksemplarHal : Penyerahan Tesis

    Kepada Yth.Direktur Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati CirebonDi

    CIREBON

    Assalamu`alaikum wr. wb.Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesissaudara Ahmad Syaekhudin NIM: 505720055 berjudul: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajar serta Dampaknya terhadap PrestasiBelajar Siswa Di SMPN 3 Pangkah Kabupaten Tegal telah dapat diujikan.Bersama ini Kami kirimkan naskahnya untuk segera dapat diujikan dalam sidangujian tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.Atas perhatian Saudara, saya sampaikan terima kasih.Wassalamualaikum wr. wb.

    Cirebon, 15 Januari 2010Pembimbing I,

    Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM.

    v

  • Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.Program PascasarjanaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

    NOTA DINASLamp : 5 eksemplarHal : Penyerahan Tesis

    Kepada Yth.Direktur Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati CirebonDi

    CIREBON

    Assalamu`alaikum wr. wb.Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesissaudara Ahmad Syaekhudin NIM: 505720055 berjudul: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajar serta Dampaknya terhadap PrestasiBelajar Siswa Di SMPN 3 Pangkah Kabupaten Tegal telah dapat diujikan.Bersama ini Kami kirimkan naskahnya untuk segera dapat diujikan dalam sidangujian tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.Atas perhatian Saudara, saya sampaikan terima kasih.Wassalamualaikum wr. wb.

    Cirebon, 15 Januari 2010Pembimbing II,

    Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.

    vi

  • ABSTRAKSI

    Ahmad Syaekhudin: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajarserta Dampaknya terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 3Pangkah Kabupaten Tegal

    Ujian nasional (UN) sering kali dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan siswadalam melaksanakan belajar secara tuntas di sekolah. Pertanyaan yang muncul kemudianadalah apakah keberhasilan siswa dalam belajar selama bersekolah hanya ditentukan olehbeberapa hari dalam ujian nasional? Kenyataan yang berkembang selama ini seolah-olahmembenarkan pendapat tersebut. Hal ini memunculkan perasaan yang meresahkan di kalangansiswa, orang tua bahkan para guru di sekolah yang bersangkutan. Situasi seperti itu,adakalanya memunculkan perasaan tegang atau stres terutama terhadap diri siswa yang akanmenjalani Ujian Nasional. UN seringkali dianggap sebagai ajang mempertaruhkan reputasidiri, selama siswa tersebut menimba ilmu sekian tahun di sekolah masing-masing, dan yangpaling mengkhawatirkan, munculnya fenomena penyimpangan stres yang terjadi terhadapsiswa yang gagal dalam menempuh Ujian Nasional maupun kegiatan-kegiatan ujian danulangan lainnya. Kondisi stress dapat mengganggu kesehatan mental, dan mental yang tidaksehat dapat mengganggu prestasi belajar siswa.

    Berdasarkan beberapa pandangan dan hasil-hasil penelitian, terutama yangmenyangkut Al-quran dapat dikatakan bahwa Al-Quran dapat menjadi terapi bagi perilakustres dalam belajar yang berakibat rendahnya prestasi belajar di kalangan para siswa disekolah. Hal ini mendorong timbulnya pertanyaan; bagaimana Al-Quran dapat dijadikanterapi bagi penyembuhan perilaku stress dan gangguan mental, khususnya di kalangan siswaSMPN 3 Pangkah kabupaten Tegal?

    Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menggambarkan proses terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri3 Pangkah Kabupaten Tegal? 2.Menjelaskan respon siswa yang mengalami gejala stressterhadap terapi Al-Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stressdi SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ? 1. Membuktikan terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama berdampak terhadap keberhasilan belajar dan dapat mengurangigejala stres para siswa SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal?

    Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian yangmenghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, dengan alat bantu pedomanwawancara dan observasi. Pengumpulan data digunakan observasi dan wawancara. Analisisdata dilakukan secara langsung melalui: pengorganisasian data, kategorisasi dan analisis.

    Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1 Proses terapi Al-Quran yang diterapkanoleh guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 PangkahKabupaten Tegal sebagian besar ( 85 % ) bisa diterima oleh siswa. Terapi dilaksanakan dengancara menyuruh para siswa untuk sering membaca Al-Quran dan mengamalkannya denganbaik di sekolah maupun di rumah. 2. Siswa yang mengalami gejala stres sebagian besar ( 85% ) memberikan respon positif terhadap pelaksanaan terapi Al -Quran yang dilakukan olehguru agama dalam menanggulangi stres di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. 3. TerapiAl-Quran yang diterapkan oleh guru agama sangat berdampak positif terhadap keberhasilanbelajar siswa dengan dibuktikan perolehan hasil nilai Ujian Nasional menjadi baik. Sebelummendapatkan terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 14,91. Tetapi setelahmendapatkan Terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 30,7 dan dapat mengurangigejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal.

    vii

  • ABSTRACT

    Ahmad Syaekhudin: Al-Quran Terapy Efektivity for Disease Stress on Learning and itsimpact to student Achievent of the SMPN 3 Pangkah Tegal

    National examination (UN) is often regarded as a benchmark of success inimplementing student learning in the school completely. The question arises then is whetherthe success of students in learning in school is determined only by a few days in the nationalexams? The fact developed during this condition seemed to justify this opinion. This raises adisturbing feeling among students, parents and even teachers at the school. Situations like that,sometimes led to feelings of tension or stress, especially for the student who will lead theNational Exam. UN is often seen as risking the reputation of the event itself, as long as thesestudents studying in the school years respectively, and the most worrying, the stress distortionphenomenon that happens to students who failed in taking the National Exam and the activitiesof other examinations and tests. Stress conditions can interfere with mental health, and mentalhealth may interfere with students' learning achievement.

    Based on some of the views and research findings, particularly those involving AlQur'an can be said that the Al Qur'an can be a therapy for stress behaviors that result in lowlearning achievement study among students in schools. This led to the emergence of thequestion, how the Al Qur'an can be used as a healing therapy for stress behavior and mentaldisorders, especially among students of SMPN 3 Pangkah Tegal ?

    This study aims to: 1) Assess students' learning conditions are experienced stress andmental disorders, (2) Find a model of Al Qur'an therapy done by the teachers to the studentswho experience stress and mental disorders in their study; and (3) Assess the results of the AlQur'an therapy which have an impact on student learning achievement in SMP 3 PangkahTegal regency.

    This research using a qualitative descriptive approach, which produces research anddata processing descriptive, with the aid of interviews and observation. The collection of dataused observation and interviews. Data analysis is done directly through: organizing,categorization, and analysis data.

    The results can be concluded: (1) The condition of the student learning experiencestress in SMPN 3 Pangkah Tegal quite disturbed and had difficulty in learning. This isbecause plagued by lack of concentration in thinking. Lack of concentration of students inlearning is caused by facing with problems of mental disturbances students caused by toomuch weight classes, family life at home, past experiences in MOS activities, the number oftasks and enrichment, and the very high fear in national exams that considered crucial to thefuture of his life. (2) The efforts of teachers do terapy by requiring reading the Al Qur'an in anattempt to reduce students' stress behavior, and understand and appreciate of its contents. (3)By doing the Al Qur'an terapy can reduce stress on students, and reduced feelings of stress canbe learned well, which eventually succeeded in learning achievement, ie a high score on thenational exam up of the graduation standards.

    viii

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayah-

    Nya, tesis ini selesai penulis susun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister

    Pendidikan Islam (MPd.I) pada Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

    Dalam menyusun tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

    karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua

    pihak yang telah membantu proses penelitian tesis ini hingga terwujud. Secara khusus ucapan

    terima kasih penulis sampaikan kepada:

    1. Prof. Dr. H. Matsna HS, MA.; Pjs. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon beserta para

    Pembantu Rektor dan segenaf staf.

    2. Prof. Dr. H. Adang Djumhur S., M.Ag.; Direktur Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati

    Cirebon beserta para Asisten Direktur dan segenap staf.

    3. Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM dan Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd selaku

    Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga

    bagi penulisan tesis ini.

    4. Kepala SMPN 3 Pangkah Kabupaten Tegal beserta guru-guru Agama dan seluruh guru

    beserta para staf tenaga kependidikan lainnya, yang ikut serta mendorong dalam studi.

    Atas segala bantuan dan budi baik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

    untuk melakukan penelitian guna penyusunan Tesis ini. Semoga mendapat imbalan pahala

    yang berlimpah dari Allah SWT. Tesis yang penulis susun ini, semoga bermanfaat dan dapat

    menjadi setitik sumbangan bagi pengembangan keilmuan.

    Cirebon, 15 Januari 2010

    ix

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PERSETUJUAN iiLEMBAR PENGESAHAN .. iiiPERNYATAAN KEASLIAN ivNOTA DINAS v

    ABSTRAKSI. viiABSTRACT viiiKATA PENGANTAR ixDAFTAR ISI .. x

    BAB I PENDAHULUAN 1

    A. Latar Belakang Masalah . 1

    B. Perumusan Masalah 14

    C. Tujuan Penelitian 15

    D. Manfaat Hasil Penelitian

    E. Kerangka Pemikiran .....F. Penelitian Yang Relev an

    151625

    BAB II FUNGSI TERAPI AL-QURAN DALAM MENANGGULANGI STRESDAN GANGGUAN MENTAL

    27

    A. TerapiAl-Quran . 27

    1. Konsep Dasar 27

    2. Nama-nama Al Quran 30

    3. Fungsi dan Kedudukan Al Quran 32

    4. Al-Qurn Sebagai Terapi 40

    5. Etika dalam Membaca Al- Quran 50

    B. Stress dan Gangguan Mental 52

    1. Batasan 52

  • 2. Sumber Stres 60

    3. Stres dan Depresi ; Akibat Tidak Menjalankan Agama............. 62C. Prestasi Belajar. 69

    1. Pengertian.. 69

    2. Faktot-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar....................... 74

    3. Fase dan Teknik yang Efektif Dalam Belajar................................ 834. Jenis jenis Prestasi Belajar 89

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN 94

    A. Obyek Penelitian 94

    B. Pendekatan dan Metode Penelitian

    1. Pendekatan.9595

    2. Subjek Penelitian 953. Tahap-tahap Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data.

    9697

    5. Alat Bantu Pengumpulan Data ..................................................... 100

    6. Keabsahan Penelitian...7. Teknik Analisis Data

    101103

    BAB IV DAMPAK TERAPI AL QURAN DALAM MENGATASI STRESSISWA DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL 106

    A. Proses Terapi Al-Quran 106

    B. Respon Siswa Terhadap Terapi Al Quran 127

    C. Prestasi Belajar Hasil Terapi Al-Quran 143BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan . 152

    B. Rekomendasi 152

    DAFTAR PUSTAKA ..

    LAMPIRAN-LAMPIRAN 160

  • ABSTRAKSI

    Ahmad Syaekhudin: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajarserta Dampaknya terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 3Pangkah Kabupaten Tegal

    Ujian nasional (UN) sering kali dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalammelaksanakan belajar secara tuntas di sekolah. Situasi seperti itu, adakalanya memunculkanperasaan tegang atau stres terutama terhadap diri siswa yang akan menjalani Ujian Nasional.Dalam ramgka menghadapi ujian nasional, siswa SMP Negeri 3 Pangkah juga banyak yangmengalami stres. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah sejauh mana efektivitas Al-Qurandapat dijadikan terapi bagi penyembuhan perilaku stres sehingga dapat meningkatkan prestasibelajarnya, khususnya di kalangan siswa SMPN 3 Pangkah kabupaten Tegal. Persoalan iniakan dikaji melalui penelitian mendalam untuk membuktikan bahwa Al-Quran sebagai kitabsuci, selain sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, juga benar-benar menjadi penawarbagi penyakit fisik maupun psikhis yang harus diyakini oleh para siswa sebagai seorangmuslim, yang diharapkan mampu menjadi salah satu cara untuk mengatasi kondisi streskhususnya di kalangan siswa SMP Negeri 3 Pangkah menjelang ujian nasional, sekaligussebagai pendorong untuk mampu meningkatkan prestasi hasil belajarnya.

    Berdasarkan beberapa pandangan dan hasil-hasil penelitian, terutama yang menyangkutAl-quran dapat dikatakan bahwa Al-Quran dapat menjadi terapi bagi perilaku stres dalambelajar yang berakibat rendahnya prestasi belajar di kalangan para siswa di sekolah. Hal inimendorong timbulnya pertanyaan; bagaimana Al-Quran dapat dijadikan terapi bagipenyembuhan perilaku stress dan gangguan mental, khususnya di kalangan siswa SMPN 3Pangkah kabupaten Tegal?

    Penelitian ini bertujuan untuk: 1.Menggambarkan proses terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri3 Pangkah Kabupaten Tegal? 2.Menjelaskan respon siswa yang mengalami gejala stressterhadap terapi Al-Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stressdi SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ? 1. Membuktikan terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama berdampak terhadap keberhasilan belajar dan dapat mengurangigejala stres para siswa SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal?

    Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian yangmenghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, dengan alat bantu pedomanwawancara dan observasi. Pengumpulan data digunakan observasi dan wawancara. Analisisdata dilakukan secara langsung melalui: pengorganisasian data, kategorisasi dan analisis.

    Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Proses terapi Al-Quran yang diterapkan olehguru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 PangkahKabupaten Tegal sebagian besar (85 %) bisa diterima oleh siswa. Terapi dilaksanakan dengancara menyuruh para siswa untuk sering membaca Al-Quran dan mengamalkannya denganbaik di sekolah maupun di rumah. 2. Siswa yang mengalami gejala stres sebagian besar (80 %)memberikan respon positif terhadap pelaksanaan terapi Al -Quran yang dilakukan oleh guruagama dalam menanggulangi stres di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. 3. Terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama sangat berdampak positif terhadap keberhasilanbelajar siswa dengan dibuktikan perolehan hasil nilai Ujian Nasional menjadi baik. Sebelummendapatkan terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 14,91. Tetapi setelahmendapatkan Terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 30,7 dan dapat mengurangigejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal.

    Vii

  • ABSTRACT

    Ahmad Syaekhudin: Therapeutic Effectiveness of the Qur'an for Disease Stress inLearning and Its Impact on Student Achievement in Tegalregency Pangkah SMP 3

    National Examination (Examination) are often regarded as a benchmark for studentsuccess in implementing learning in the school completely. Situations like that, sometimes ledto feelings of tension or stress, especially for students who will undergo self-NationalExamination. In ramgka national exams, the students of SMP Negeri 3 Pangkah too muchstress. Question that arises then is how far the effectiveness of the Qur'an can be used as atherapy for healing of stress behaviors that lead to better academic achievement, particularlyamong junior high school students three Pangkah Tegal regency. This issue will beinvestigated through in-depth research to prove that the Qur'an as scripture, other than as aguide to life for mankind, is also truly be an antidote for the disease, both physical and psikhisto be believed by the students as a Muslim, which is expected could be one way to cope withstressful conditions, especially among students of SMP Negeri 3 Pangkah ahead of the nationalexams, as well as a motivator to be able to improve the achievement of learning outcome.

    Based on some of the views and research results, especially with regard to Al-qur'ancan be said that the Qur'an can be a therapy for stress behavior that resulted in low learningachievement among students in schools. This encouraged the emergence of the question, howthe Qur'an can be used as therapies for the treatment of behavioral stress and mental disorders,particularly among junior high school students three Pangkah Tegal district?This study aims to: 1.Menggambarkan Qur'an therapy process applied by the teachers ofreligion in coping with stress symptoms among students at Junior High School 3 PangkahTegal regency? 2.Menjelaskan response of students who experience symptoms of stress totherapy Qur'an made by teachers of religion in coping with stress symptoms in SMP Negeri 3Pangkah Tegal regency? 1. Proving the Qur'an therapy applied by the religious teacher impacton learning success and can reduce symptoms of stress the students of SMP Negeri 3 PangkahTegal regency?

    Research using qualitative descriptive approach, ie research that produces and managesdata descriptive nature, with the tool guides the interview and observation. The data collectionused by observation and interviews. Data analysis was done directly through: organizing data,categorization and analysis.

    The research concluded: 1. Qur'an therapy process applied by the teachers of religionin coping with stress symptoms among students at Junior High School 3 Pangkah Tegalregency majority (85%) could be accepted by students. Therapy conducted in a mannerordered the students to regularly read the Qur'an and mengamalkannya well in school and athome. 2. Students who are experiencing symptoms of stress, a majority (80%) gave positiveresponse to the implementation of the therapeutic al-Qur 'an are made by teachers of religionin coping with stress in SMP Negeri 3 Pangkah Tegal regency. 3. Qur'an therapy applied bythe teachers of religion is a positive impact on student learning with the proven success of theacquisition of National Exam results to be good value. Before getting therapy Qur'an studentsgain an average of 14.91 value. But after getting the Qur'an therapy an average of 30.7students gain value and can reduce symptoms of stress among students at Junior High School 3Pangkah Tegal regency.

    vii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Secara nasional penguasaan materi pelajaran siswa di Indonesia masih

    sangat rendah. Indonesia menduduki posisi tiga terbawah dalam penguasaan fisika,

    matematika, biologi dan bahasa dari 50 negara di dunia (Bambang Sudibyo,

    Mendiknas: 2008) Kendati cukup menggembirakan, pencapaian prestasi beberapa

    pelajar di ajang internasional ternyata tak mencerminkan kondisi pendidikan

    Indonesia yang sebenarnya. Kondisi ini mencerminkan dunia pendidikan di

    Indonesia masih sangat tertinggal. Kalangan pendidik serta pemerintah perlu

    melakukan upaya pembenahan secara komprehensif dan terus menerus untuk

    meningkatkan kualitas intelektual siswa.

    Pada saat hasil ujian nasional (UN) SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK tahun

    2007 diumumkan serentak di seluruh tanah air, maka kekhawatiran sejumlah

    kalangan tentang adanya dampak dari kebijakan kenaikan batas minimum UN

    yang harus dicapai siswa, ada benarnya. Secara umum, angka ketidak lulusan

    peserta UN dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Berdasarkan data di

    Departemen Pendidikan Nasional, untuk tingkat SLTA/MA saja, jika tahun

    sebelumnya angka ketidaklulusan hanya 9,22 persen, maka pada tahun 2007

    mencapai 20,96 persen. (Data Depdiknas: 2007)

    Walaupun demikian, jika dilihat dari rata-rata kelulusan siswa di tanah air

    1

  • 2cukup meningkat Angka kelulusan siswa SLTA secara nasional tahun pada tahun

    2007 melebihi 90 persen. Sebuah angka di luar dugaan banyak pihak, mengingat

    aturan main Ujian Nasional 2006-2007 justru lebih ketat dari tahun sebelumnya,

    dimana siswa harus mendapatkan nilai (asli) minimal 4, 26 untuk semua mata

    pelajaran yang diujikan secara nasional dan dengan nilai rata-rata minimal harus 4,

    51 untuk ketiga mata pelajaran itu.

    Ujian nasional (UN) sering kali dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan

    siswa dalam melaksanakan belajar secara tuntas di sekolah. Pertanyaan yang

    muncul kemudian adalah apakah keberhasilan siswa dalam belajar selama

    bersekolah hanya ditentukan oleh beberapa hari dalam ujian nasional. Kenyataan

    yang berkembang selama ini seolah-olah membenarkan pendapat tersebut. Hal ini

    memunculkan perasaan yang meresahkan di kalangan siswa, orang tua bahkan

    para guru di sekolah yang bersangkutan.

    Situasi seperti itu, adakalanya memunculkan perasaan tegang atau stres

    terutama terhadap diri siswa yang akan menjalani Ujian Nasional. Dalam ramgka

    menghadapi ukian nasional, siswa SMP Negeri 3 Pangkah juga banyak yang

    mengalami stres. Siswa banyak yang konsultasi kepada guru BP dan guru agama

    berkaitan dengan ujian nasional. UN seringkali dianggap sebagai ajang

    mempertaruhkan reputasi diri, selama siswa tersebut menimba ilmu sekian tahun

    di sekolah masing-masing, dan yang paling mengkhawatirkan, munculnya

    fenomena penyimpangan stres yang terjadi terhadap siswa yang gagal dalam

    menempuh Ujian Nasional maupun kegiatan-kegiatan ujian dan ulangan lainnya.

  • 3Para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah yang diduga mengalami stres

    dikumpulkan oleh guru agama kemudian diberi tugas untuk membaca al Quuran

    baik dimushola sekolah maupun di rumah untuk banyak membaca al Quran.

    Fenomena penyimpangan stres di kalangan siswa, orang tua, dan para guru ketika

    menjelang dan setelah ujian, harus menjadi bahan renungan dan evaluasi diri

    secara menyeluruh. Bagaimana tidak, hal-hal yang tidak diinginkan dan tak

    sepatutnya muncul menjadi penyimpangan perilaku, sebagai konpensasi dari

    tekanan yang dirasakan.

    Penyimpangan stres di kalangan siswa, orang tua dan para guru ketika

    menjelang dan sesudah ujian tersebut, antara lain: siswa berbuat curang dengan

    cara mencontek, orang tua ada yang berani membeli bocoran soal dengan harga

    yang cukup tinggi, maupun ada oknum guru yang menjadi tim sukses dengan

    menyediakan jawaban soal. Karena apabila mereka tidak lulus dalam ujian, akan

    terjadi penyimpangan, antara lain: siswa yang tidak lulus menjadi minder, merusak

    gedung sekolah bahkan hingga bunuh diri.

    Stres dapat dialami oleh setiap orang, tidak mengenal usia, jenis kelamin,

    kedudukan maupun jabatan. Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik.

    Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit

    kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Menggunakan alkohol,

    narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari

    gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan

    dengan stres.

  • 4Sebagian besar, perasaan stres atau tegang yang dialami oleh siswa ketika

    akan menghadapi ujian dan kegiatan-kegiatan lainnya yang cukup memeras otak

    serta adanya konlik di rumah merupakan respons (reaksi) yang berupa perasaan

    tidak nyaman atau tertekan terhadap tuntutan, bahwa ujian nasional adalah penentu

    kelulusan. Dari beberapa siswa yang dijadikan sampel oleh penulis untuk dimintai

    pendapatnya mengenai masalah ini, terutama stres menghadapi UN, tercatat

    sebagian besar siswa mengalami ketegangan saat akan menghadapi ujian nasional

    dengan beberapa alasan, antara lain takut tidak lulus, takut soalnya susah, takut

    hasilnya tidak memuaskan walaupun lulus ujian, takut tidak bisa melanjutkan ke

    sekolah favorit dsb. Dengan gejala ini dapat dikatakan bahwa stres hanya akan

    menambah beban dan mengganggu konsentrasi belajar saat menghadapi ujian

    (Muhanna Sofiati Utami, 2003: 139)

    Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang

    sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan

    dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

    belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan

    dibutuhkan proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang

    merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal

    lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya.

    Menurut Irwanto (1997:105) belajar merupakan proses perubahan dari

    belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan

    belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.Belajar akan

    menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui

  • 5sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga

    dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu

    diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang

    siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang

    disebut sebagai prestasi belajar.

    Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono

    (1996:178) adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya

    sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar

    seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam

    belajar. Dengan kata lain bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai

    oleh seorang siswa dari kegiatan belajar mengajar dalam bidang akademik di

    sekolah dalam jangka waktu tertentu.

    Rendahnya mutu prestasi belajar siswa sudah lama diidap oleh dunia

    pendidikan di Indonesia. Ironisnya gejala penyakit ini mulai muncul ketika gencar

    mengadakan pembaruan pendidikan. Kondisi sekolah pada saat ini banyak yang

    tidak memenuhi persyaratan, sehingga menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan

    batin dan macam macam konflik pada anak didik (siswa).

    Menurut penelitian Baker dkk (1987), stress dan gangguan mental yang

    dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para

    peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stress dan gangguan mental akan

    menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara

    menurunkan jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung

    sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhan

  • 6nya, karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-

    sel antibodi banyak yang kalah.

    Penemuan mutakhir yang amat mengagumkan ialah diketahuninya sentra

    di otak yang aktif disebabkan keimanan dan ibadah yang berfungsi untuk

    menyeimbangkan peran kejiwaan dan fisik. Hal tersebut menetapakan prinsip

    penciptaan bahwa iman adalah fitrah yang tertanam dalam jiwa manusia. Jiwa

    yang khusyuk akan mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisik. (Dadang Hawari,

    2005: 11-13).

    Para ahli jiwa amat konsentrasi meneliti kaitan antara fisik dan psikis

    manusia dan pengaruh masing-masing di antara keduanya. Akhirnya diketahuilah

    bahwa penyakit fisik memungkinkan terjadinya tekanan jiwa atau kemungkinan

    berakar dari masalah kejiwaan (psikis). Lalu lahir sebuah cabang ilmu jiwa dengan

    nama Psychosomatic (Dadang Hawari, 2005: 11-13).

    Dokter Badar Al-Anshori (Aminuddin Imam Muhayi, 2007:23) menjelas

    kan sebagian peneliti memastikan bahwa pessimism (pesimis) menambah

    kemungkinan besarnya manusia ditimpa penyakit fisik seperti kangker sebagai

    mana pesimis juga erat kaitannya dengan berbagai goncangan jiwa seperti stress,

    putus asa dan depresi.

    Pendidikan merupakan aktivitas yang sengaja dilakukan untuk

    mengaktualisasikan segala potensi yang ada pada diri peserta didik, baik yang

    menyangkut ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik; ruh, jiwa (nafs), hati

    (qalb), dan intelek (aql). Pendidikan yang merupakan usaha sadar untuk

    mengembangkan individu secara penuh tersebut sarat akan norma dan nilai-nilai.

  • 7Oleh karena itu, norma dan nilai-nilai menjadi penting dalam semua perencanaan

    pendidikan; baik itu norma sekularis, humanis, marxis maupun religius. Islam

    memberikan sebuah norma obyektif untuk semua pelaksana pendidikan. Islam

    yang memberikan norma obyektif tersebut bersumber pada al-Qur'an dan al-Hadits

    (Musthafa Mahmoud, 2005: 34-35).

    Hidup manusia ditandai oleh usaha-usaha pemenuhan kebutuhan, baik

    fisik, mental-emosional, material maupun spiritual. Bila kebutuhan dapat dipenuhi

    dengan baik, berarti tercapai keseimbangan dan kepuasan. Tetapi pada

    kenyataannya seringkali usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut

    mendapat banyak rintangan dan hambatan. Tekanan-tekanan dan kesulitan-

    kesulitan hidup ini sering membawa manusia berada dalam keadaan stres. Stres

    dapat dialami oleh segala lapisan umur.

    Stres dapat bersifat fisik, biologis dan psikologis. Kuman-kuman penyakit

    yang menyerang tubuh manusia menimbulkan stres biologis yang menimbulkan

    berbagai reaksi pertahanan tubuh. Sedangkan stress psikologis dapat bersumber

    dari beberapa hal yang dapat menimbulkan gangguan mental dan keseimbangan

    hidup (Zakiah Daradjat, 2005:16)

    Al Quran menjawab perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai

    konsekuensi modernisasi, industrialisasi dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan

    Teknologi (IPTEK) yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Terhadap

    perubahan sosial tersebut yang sering diiringi oleh ketidakpastian fundamental di

    bidang hukum, norma, moral dan nilai kehidupan, tidak semua orang mampu

    menyesuaikan diri, sehingga pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit

  • 8karenanya. Atas dasar Al Quran dan Al Hadits itulah, permasalahan kehidupan

    manusia di zaman modern ini seperti stres, kehidupan berumah tangga, aids,

    NAZA (Narkotika, Alkohol, Zat Adiktif) dan lain sebagainya akan dapat

    ditanggulangi (Manaul Quthan, 1993:7)

    Sesungguhnya dalam kitab suci Al-Quran banyak sekali terdapat ayat-ayat

    yang berkenaan dengan proses jiwa atau keadaan jiwa seseorang karena pengaruh

    agama. Dalam al-Quran misalnya, banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan

    keadaan jiwa orang yang beriman dan sebaliknya orang kafir, setiap tingkah laku

    doa-doa, bahkan mengenai kesehatan mental sekalipun. Banyak terdapat ayat-

    ayat yang berbicara tentang penyakit dan gangguan kejiwaan, serta kelainan-

    kelainan sifat yang terjadi karena kegoncangan kepercayaan dan sebagainya. Di

    samping itu dapat pula ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang perawatan

    jiwa. Al-Quran menegaskan (QS.Al-Maidah [5]:32) bahwa:

    Terjemah: "Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orangitu (membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakandimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusiaseluruhnya[412]. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorangmanusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusiasemuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasulKami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudianbanyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampauibatas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi (QS.Al-Maidah [5]:32).

  • 9"Menghidupkan" di sini bukan saja yang berarti "memelihara kehidupan", tetapi

    juga dapat mencakup upaya "memperpanjang harapan hidup" dengan cara apa pun

    yang tidak melanggar hukum. Demikian, satu contoh, bagaimana ayat-ayat Al-

    Quran dipahami dalam konteks peristiwa paling mutakhir dalam bidang

    kesehatan. Namun dalam ajaran Islam juga ditekankan bahwa obat dan upaya

    hanyalah "sebab", sedangkan penyebab sesungguhnya di balik sebab atau upaya

    itu adalah Allah Swt., seperti ucapan Nabi Ibrahim a.s. yang diabadikan Al-

    Quran dalam surat Al-Syu'ara' (26): 80

    Artinya: Apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.

    Dalam Al-Quran tidak kurang dari sebelas kali disebut istilah fi

    qulubihim maradh ( ), Kata qalb atau qulub dipahami dalam duamakna, yaitu akal dan hati. Sedang kata maradh biasa diartikan sebagai

    penyakit. Secara rinci pakar bahasa Ibnu Faris mendefinisikan kata tersebut

    sebagai "segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas

    keseimbangan/kewajaran dan mengantar kepada terganggunya fisik, mental,

    bahkan kepada tidak sempurnanya amal seseorang." (Manaul Quthan, 1993:87).

    Islam mendorong manusia agar memiliki kalbu yang sehat dari segala macam

    penyakit dengan jalan bertobat, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Sebagaimana

    dijelaskan dalam (QS Al-Ra'd [13]: 28):

  • 10

    Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteramdengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lahhati menjadi tenteram. (QS Al-Ra'd [13]: 28)

    Gangguan jiwa berupa stres teramati pada orang-orang yang taat beragama

    dengan tingkat rendah. Menurut penemuan di Universitas Rush di Chicago

    (Dadang Hawari, 2005: 11-13), tingkat kematian dini di kalangan orang-orang

    yang beribadah dan berdoa secara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah

    dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki keyakinan agama. Penelitian lain

    yang dilakukan terhadap 750 orang, yang menjalani pemeriksaan angiocardio-

    graphy (jantung dan pembuluh darah), membuktikan secara ilmiah "kekuatan

    penyembuhan dari doa" telah diakui bahwa tingkat kematian di kalangan pasien

    penyakit jantung yang berdoa menurun 30% dalam satu tahun pasca operasi yang

    mereka jalani. Diantara contoh doa yang disebutkan dalam Al Quran (QS. Al

    Anbiyaa, 21:83-84) adalah:

    Terjemah: dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(YaTuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkauadalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayangMaka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkanpenyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganyakepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suaturahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yangmenyembah Allah.

  • 11

    Kondisi stres dapat mengganggu kesehatan mental, dan mental yang tidak

    sehat dapat menggaganggu prestasi belajar siswa. Sebuah penelitian di Eropa

    mengindikasikan bahwa buruknya prestasi anak di sekolah dapat menjadi salah

    satu indikator akan hadirnya tanda-tanda awal serta peningkatan risiko mengidap

    penyakit gangguan mental atau skizofrenia di kemudian hari.

    Diungkapkan para ahli dari Institute of Psychiatry di King's College

    London dan Karolinska Institute di Stockholm berdasarkan riset yang melibatkan

    900 ribu anak yang lahir antara 1973 hingga 1983. Hasil studi mengungkapkan,

    bahwa siswa yang nilai pelajarannya paling buruk secara umum risikonya empat

    kali lebih besar mengalami skizofrenia ketika menginjak dewasa. Sedangkan

    mereka yang memperoleh nilai E pada salah satu dari 16 ujian mata pelajaran

    mengalami peningkatan risiko hingga dua kali lipat mengidap skizofrenia. Dimuat

    dalam jurnal The Psychological Medicine, penelitian dilakukan dengan cara

    menganalisis data hasil ujian para pelajar berusia 15-16 tahun yang mengikuti

    program sekolah menengah (General Certificate Secondary Education/GCSE) di

    Swedia.

    Hasil Penelitian Ilmiah di Universitas al-Imam Muhammad bin Sa'ud al-

    Islamiyyah membuktikan ketika kadar hafalan al-Qur'an siswa meningkat maka

    akan meningkat pula kesehatan jiwanya. Penelitian yang dilakukan oleh Shalih bin

    Ibrahim, professor ilmu Kesehatan Jiwa, terdiri dari dua kelompok. Kelompok

    pertama, para mahasiswa-mahasiswi Universitas Malik abdul Aziz di Jeddah.

    Jumlah mereka 170 orang. Kelompok kedua, Para mahasiswa Ma'had al-Imam

    asy-Syatibi li ad-Dirasah al-Qur'aniyyah, filial Universitas al-Khairiyah Litahfidzil

  • 12

    Qur'an al Karim di Jeddah. Jumlah mereka sama, yaitu 170 orang. Para mahasiswa

    yang memiliki hafalan yang bagus memiliki kesehatan jiwa yang jauh lebih tinggi.

    Ada 70 penelitian umum dan Islam, seluruhnya menguatkan pentingnya dien untuk

    meningkatkan kesehatan dan ketentraman jiwa.

    Sebuah penelitian di di Saudi juga menunjukkan peran al-Qur'an dalam

    meningkatkan kecerdasan bagi anak-anak sekolah dasar dan Pengaruh positif

    hafalan al Qur'an bagi kesuksesan akademik para mahasiswa (PurWd/m3com).

    Penelitian ini sebagai bukti nyata adanya hubungan antara agama dengan

    berbagai fenomena hidup. Di antaranya yang paling urgen adalah menghafal al-

    Qur'an. Siswa yang memiliki hafalan al-Qur'an memiliki kesehatan jiwa yang lebih

    baik dibandingkan dengan siswa-siswa yang tidak beragama dengan baik, atau

    tidak menghafalkan al-Qur'an sedikitpun atau hafalan mereka hanya surat-surat

    dan ayat-ayat pendek.

    Penelitian tersebut berpesan agar menghafalkan al-Qur'an dengan

    sempurna bagi para siswa-siswi di tingkat universitas, untuk menghasilkan nilai

    positiv bagi kehidupan dan akademik mereka. Mendorong mereka melaksanakan

    perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan hal itu merupakan sarana

    terpenting untuk memperoleh kesehatan jiwa yang tinggi.

    Penelitian itu juga menasihatkan kepada para guru agar meningkatkan

    standar hafalan bagi murid-murid mereka, walau dijadikan sebagai kegiatan ekstra

    kurikuler, karena memiliki manfaat dan pengaruh yang bagus untuk kesuksesan

    belajar dan kesehatan jiwa mereka.

  • 13

    Berdasarkan beberapa pandangan dan hasil-hasil penelitian di atas,

    terutama yang menyangkut Al-Quran dapat dikatakan bahwa Al-Quran dapat

    menjadi terapi bagi perilaku stres dan gangguan mental yang berakibat rendahnya

    prestasi belajar di kalangan para siswa di sekolah.

    Berdasarkan pengamatan penulis, di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten

    Tegal banyak diduga siswa yang terkena gejala stres. Ini di buktikan para siswa ini

    banyak yang konsultasi kepada guru BP dan guru agama menyampaikan

    permasalahan yang sedang mereka alami. Permasalahan yang disampaikan oleh

    para siswa itu antara lain, takut tidak lulus dalam Ujian Nasional karena mereka

    merasa tidak dapat belajar dengan baik atau konsentrasi, sulit menerima materi

    pelajaran dan banyaknya beban atau tugas yang diberikan oleh guru dan lain-lain.

    Guru agama di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal menyikapi dari

    permasalahan para siswa yang diduga mengalami gejala stres tersebut

    dikumpulkan dan diberikan pengarahan. Selanjutnya para siswa tersebut di

    beritugas untuk membaca dan mendalami arti dari surat dan ayat ayat Al-Quran

    yang dibacanya. Kegiatan ini dilakukan oleh guru agama dengan berulang kali

    dan terjadwal, bertempat dikelas maupun dimushola sekolah saat beristirahat atau

    setelah jam pelajaran terakhir. Kemudian guru agama menugaskan dan menyuruh

    kepada siswa agar sering membaca Al-Quran di rumah masing-masing.

    Hal ini mendorong timbulnya pertanyaan; sejauh mana efektivitas Al-

    Quran dapat dijadikan terapi bagi penyembuhan perilaku stres sehingga dapat

    meningkatkan prestasi belajarnya, khususnya di kalangan siswa SMPN 3 Pangkah

    kabupaten Tegal?

  • 14

    Persoalan ini akan dikaji melalui penelitian mendalam untuk membuktikan

    bahwa Al-Quran sebagai kitab suci, selain sebagai pedoman hidup bagi umat

    manusia, juga benar-benar menjadi penawar bagi penyakit fisik maupun psikhis

    yang harus diyakini oleh para siswa sebagai seorang muslim, yang diharapkan

    mampu menjadi salah satu cara untuk mengatasi kondisi stres khususnya di

    kalangan siswa SMP Negeri 3 Pangkah menjelang ujian nasional, sekaligus

    sebagai pendorong untuk mampu meningkatkan prestasi hasil belajarnya.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, akan dilakukan

    penelitian dengan seksama melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah proses terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama

    dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah

    Kabupaten Tegal?

    2. Bagaimanakah respon siswa yang mengalami gejala stress terhadap terapi Al-

    Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stress di

    SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ?

    3. Apakah terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama berdampak terhadap

    keberhasilan belajar dan dapat mengurangi gejala stres para siswa SMP Negeri

    3 Pangkah Kabupaten Tegal?

  • 15

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Menggambarkan proses terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama

    dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah

    Kabupaten Tegal?

    2. Menjelaskan respon siswa yang mengalami gejala stress terhadap terapi Al-

    Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stress di

    SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ?

    3. Membuktikan terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama berdampak

    terhadap keberhasilan belajar dan dapat mengurangi gejala stres para siswa

    SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal?

    D. Manfaat hasil penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:

    1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

    psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta

    dapat memberi gambaran mengenai efektivitas model terapi Al-Quran dengan

    prestasi belajar.

    2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan

    informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam

    upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk meraih prestasi belajar dan

    cara-cata menanggulangi gangguan-gangguan yang dapat menghambat kegiatan

    dan proses belajar, seperti penyakit stres dan gangguan mental.

  • 16

    3. Kepala sekolah dan instansi-instansi terkait untuk menjadi perhatian dan bahan

    kebijakan dalam bidang pendidikan, sehingga menghasilkan pendidikan

    bermutu yang selalu menjadi tuntutan masyarakat maupun pemerintah. Hasil

    penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai bahan pertimbangan dalam

    penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai upaya membentuk manusia

    Indonesia yang berilmu dan beramal sesuai dengan ajaran Islam.

    E. Kerangka Pemikiran

    Pendidikan dapat pula menyumbang bagi pencapaian kesehatan mental,

    terbukti adanya usaha-usaha dalam praktek pendidikan modern yang berusaha

    menuju ke arah tercapainya kepribadian yang harmonis bagi siswanya.

    Stres dan gangguan mental, yang menimpa begitu banyak orang termasuk

    siswa di sekolah adalah suatu keadaan batin yang diliputi kekhawatiran akibat

    perasaan seperti takut, tidak aman, ledakan perasaan yang berlebihan, cemas dan

    berbagai tekanan lainnya, yang merusak keseimbangan tubuh. Ketika seseorang

    menderita stres, tubuhnya berreaksi dan membangkitkan tanda bahaya, sehingga

    memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh: Kadar adrenalin

    dalam aliran darah meningkat; penggunaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik

    tertinggi; gula, kolesterol dan asam-asam lemak tersalurkan ke dalam aliran darah;

    tekanan darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan. Ketika glukosa

    tersalurkan ke otak, kadar kolesterol naik, dan semua ini memunculkan masalah

    bagi tubuh (Aminuddin Imam Muhayi, 2007: 90).

  • 17

    Kenyataan bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai-nilai ajaran agama

    mengalami "stres" dinyatakan oleh Allah dalam Al Quran:

    Artinya: "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya

    baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannyapada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thaahaa, 20:124)

    Dalam sebuah ayat lain, Allah telah menyatakan bahwa:

    Artinya: " hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal

    bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) olehmereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari(siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja" (QS. At Taubah, 9:118)

    Firman Allah dalam surah Fushshilat ayat 44 :

    } :Artinya: Katakanlah, Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-

    orang mukmin. (QS. Fushshilat : 44)

    Dari semua cabang ilmu kedokteran, maka cabang ilmu kedokteran jiwa

    (psikiatri) dan kesehatan jiwa (mental health) adalah yang paling dekat dengan

    agama, bahkan di dalam mencapai derajat kesehatan yang mengandung arti

    keadaan kesejahteraan (well being) pada diri manusia, terdapat titik temu antara

    kedokteran jiwa / kesehatan jiwa di satu pihak dan agama di lain pihak.

  • 18

    Organisasi kesehatan se-dunia (WHO, 1959) memberikan kriteria jiwa atau

    mental yang sehat, adalah sebagai berikut: (1) Dapat menyesuaikan diri secara

    konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk baginya, (2)

    Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya, (3) Merasa lebih puas

    memberi daripada menerima, (4) Berhubungan dengan orang lain secara tolong-

    menolong dan saling memuaskan, (5) Menerima kekecewaan untuk dipakainya

    sebagai pelajaran untuk di kemudian hari, (6) Menjuruskan rasa permusuhan

    kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif, dan (7) Mempunyai rasa kasih

    sayang yang besar.

    WHO (1984) telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan

    satu elemen spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat

    adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologik dan sosial, tetapi juga sehat

    dalam arti spiritual / agama (empat dimensi sehat : biopsikososiospiritual).

    Perhatian ilmuwan di bidang kedokteran umumnya dan kedokteran jiwa

    (psikiatri) khususnya terhadap agama semakin besar. Tindakan kedokteran tidak

    selamanya berhasil, seorang ilmuwan kedokteran berkata: Dokter yang mengobati

    tetapi Tuhan yang menyembuhkan. Pendapat ilmuwan tersebut sesuai dengan

    hadits Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dan

    Ahmad (dari Jabir bin Abdullah r.a) sabdanya :

    .} {Artinya: Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya,

    maka dengan izin Allah penyakit itu, akan sembuh. (Dikeluarkan olehMuslim)

  • 19

    Dalam hubungan antara agama dan kesehatan jiwa, Cancellaro, Larson,

    dan Wilson (1982) telah melakukan penelitian terhadap tiga kelompok, yaitu: (a)

    Kronik alkoholik, (b) Kronik drug addict dan (c) chizophrenia. Ketiga kelompok

    ini dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dari kelompok gangguan jiwa dan

    kelompok kontrol ini yang hendak diteliti adalah riwayat keagamaan mereka

    (religious histories).

    Hasil penelitiannya sungguh mengejutkan, bahwa ternyata pada kelompok

    kontrol lebih konsisten dalam keyakinan agamanya dan pengamalannya, bila

    dibandingkan dengan ketiga kelompok tersebut di atas. Temuan ini menunjukkan

    bahwa agama dapat berperan sebagai pelindung daripada sebagai penyebab

    masalah (religion may have been protective than problem producing).

    Pentingnya faktor agama / psikoreligius di bidang psikiatri dan kesehatan

    jiwa, dapat kita lihat dari pernyataan Prof. Daniel X. Freedman mantan ketua

    umum APA, guru besar di UCLA dan selaku editor Archives of General

    Psychiatry antara lain beliau mengatakan bahwa di dunia ini ada 2 lembaga besar

    yang berkepentingan dengan kesehatan manusia, yaitu profesi kedokteran di mana

    kedokteran jiwa (psikiatri) merupakan salah satu cabang ilmu dan lembaga

    keagamaan. Lembaga ini dapat bekerjasama secara konstruktif dan merupakan

    potensi guna peningkatan taraf kesejahteraan dan kesehatan jiwa baik secara

    perorangan maupun kelompok masyarakat.

    Manfaat pendekatan keagamaan / psikoreligius di bidang pelayanan

    kesehatan jiwa, oleh para pakar antara lain dr. D.B. Larson, dkk, (2005) dalam

  • 20

    berbagai penelitiannya, menyimpulkan antara lain bahwa di dalam memandu

    kesehatan manusia yang serba kompleks ini dengan segala keterkaitannya,

    hendaknya komitmen agama sebagai sesuatu kekuatan jangan diabaikan begitu

    saja. Adapun obyektif kurikulum agama dalam pendidikan psikiatri ini adalah

    calon psikiater mampu mengenali betapa pentingnya pengetahuan agama sebagai

    bagian dari pelatihan didaktik oleh calon psikiater. Pemahaman psikodinamik

    penghayatan keagamaan pasien ini amat penting agar psikiater tidak salah

    diagnosa serta terapinya.

    Kritik yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah bahwa pada umumnya

    psikiater lebih senang hanya memberikan obat, obat dan sekali lagi obat, dan

    kurang memperhatikan akan kebutuhan pasien terhadap waktu untuk konsultasi,

    sehingga pasien merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diterimanya.

    Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa dokter tidak lebih dari tukang obat.

    Tidak jarang pasien dengan keluhan-keluhan kejiwaan yang berkaitan dengan

    problem psikoreligius/ spikospiritual tidak dapat ditangani oleh psikiater karena

    pengetahuan psikiater terhadap bidang ini masih minim. Sehingga banyak di antara

    pasien-pasien ini yang meminta tolong ke orang pintar dukun, bahkan ke

    paranormal.

    Oleh karenanya tidak mengherankan kalau stigma terhadap psikiater

    sukar dihilangkan, yaitu seolah-olah psikiater itu hanya mengobati pasien yang

    gila (psikosis) saja khususnya gangguan jiwa skizofrenia.

    Firman Allah surat Yunus ayat 57 :

  • 21

    Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dariTuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalamdada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

    Istilah stres, cemas dan depresi seringkali digunakan untuk menggambar

    kan seseorang yang sedang mengalami problem kehidupan (stresor psikososial)

    yang dapat berdampak pada gangguan fungsi organ tubuh dan mental emosional.

    Ketiga istilah tersebut seringkali batasannya tidak jelas dan tumpang tindih.

    Dalam psikiatri dikenal bentuk terapi yang disebut terapi holistic. Dalam

    terapi holistic dimaksudkan bentuk terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan

    ditujukan hanya kepada bentuk gangguan jiwanya saja, melainkan juga mencakup

    aspek-aspek lain dari pasien. Terapi holistic adalah bentuk terapi yang memandang

    pasien secara keseluruhan (sebagai manusia seutuhnya).

    Dua orang peneliti lain, yaitu Plaut dan Friedman (1981) berhasil

    menemukan hubungan antara stres dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut

    membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang

    untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-

    nya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood

    seseorang sedang datang.

    Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil

    belajar siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang menyangkut materi pelajaran

    dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Menurut Bloom (dalam Slavin, 1994)

  • 22

    prestasi akademik/ prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan

    menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya

    analisis, sintesis dan evaluasi.

    Siswa yang berorientasi berprestasi, memiliki harapan yang besar untuk

    berhasil daripada yang takut akan kegagalan. Atkinson dan Dianor dalam Santrok

    1992. Hasrat berprestasi menunjukkan keinginan untuk mencapai yang terbaik.

    Hal ini dapat ditunjang dengan adanya hubungan kerjasama yang baik antara guru

    di sekolah, melalui pembimbingan yang terus menerus secara berkesinambungan.

    Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996

    :178) adalah: Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya

    sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar

    seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam

    belajar.

    Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan

    menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang

    tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

    tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan

    dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang

    optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah

    kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk

    mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai

    keadaan diri secara kritis dan objektif.

  • 23

    Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan

    siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan

    inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi

    memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun

    kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif

    tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang

    menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi.

    Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang

    20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-

    kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient

    (EQ) dan spiritual, yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,

    mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta

    kemampuan bekerja sama.

    Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

    belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

    hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar

    harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

    mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

    mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

    persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28)

    memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang

    dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

  • 24

    Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah

    suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

    melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan

    menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang

    dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan

    sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,

    sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu

    memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

    Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

    belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

    menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

    mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

    dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

    raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi

    belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

    memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

    Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka

    perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain;

    faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari

    luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat

    biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor

    keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

  • 25

    F. Penelitian Yang Relevan

    1. Dian Maya Shofiana.2008. Profesionalisme Guru dan Hubungannya

    dengan Prestasi belajar siswa Di MTs Al-Jamiiah Tegallega Cidolog

    Sukabumi

    Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan

    signifikan antara profesionalisme guru dalam bidang studi Fiqih dengan prestasi

    belajar siswa di MTs Al-Jamiiah Tegallega Cidolog Sukabumi. Kontribusi

    profesionalisme guru Fiqih terhadap prestasi belajar siswa adalah 50%. Dengan

    kata lain, prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamiiah Tegallega Cidolog Sukabumi

    ditentukan atau dipengaruhi oleh tingkat profesionalisme guru sebanyak 50%, dan

    50% lagi ditentukan oleh faktor yang lain.

    2. Yuliarahman, Taufik (2008) Hubungan Keaktifan Anak Mengikuti Kegiatan

    Taman Pendidikan Al-Quran Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama

    Islam Di Sdn 2 Jarakan Panggungharjo Sewon Bantul.

    Adapun hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat

    dikategorikan baik, dengan indikator nilai yang dicapai siswa berkisar 60 90.

    Dalam proses analisis data menempuh beberapa langkah, yaitu: membuat tabel

    koefisien korelasi, mencari nilai korelasi, tes signifikansi dan interpretasi hasil

    analisis data. Melalui pengolahan data diperoleh rxy = 0,539, kemudian angka

    tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N=30. Pada taraf

    signifikansi 5%, didapat nilai 0,361. Hasil akhir diperoleh r hitung lebih besar dari

  • 26

    r tabel atau 0,539 > 0,361. Berarti terdapat hubungan yang positif antara keaktifan

    anak mengikuti kegiatan Taman Pendidikan Al-Quran dengan prestasi Pendidikan

    Agama Islam, dan hubungan antar kedua variabel tersebut berada pada tingkat

    agak rendah.

    3. Seyv. 2008. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi BelajarPada Siswa Kelas Ii Smu Lab School Jakarta Timur

    Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi

    sebesar 0,248 dengan p 0,002 (

  • BAB II

    FUNGSI TERAPI AL-QURAN

    DALAM MENANGGULANGI STRES DAN GANGGUAN MENTAL

    A. Terapi Al-Quran

    1. Konsep Dasar

    Diantara karunia Allah kepada umat manusia ialah, manusia itu diberi

    fitratus salimah (hati nurani) yang tenteram ke dalam jiwa orang untuk menuntun

    manusia ini ke arah yang baik dalam mendayungkan bahtera hidupnya. Fitrah

    inilah yang menuntun hidup seseorang. Di antara zaman fitrah (kekosongan

    Rasul) Allah mengutus seorang Rasul yang membawa kitab dari Allah Swt.

    Hampir pada setiap kitab suci dari suatu agama terdapat ayat-ayat yang

    berkenaan dengan proses jiwa atau keadaan jiwa manusia. Al-Quran misalnya,

    banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan keadaan jiwa orang yang beriman.

    Bahkan mengenai kesehatan mentalpun, banyak terdapat ayat-ayat yang berbicara

    tentang penyakit dan gangguan kejiwaan, serta kelainan-kelainan sifat yang terjadi

    karena kegoncangan kepercayaan dan sebagainya. Di samping itu dapat pula

    ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang perawatan jiwa.

    Para ulama tafsir Al-Qur'an dalam berbagai kitab ulumul quran, ditinjau

    dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata Al-Qur'an merupakan

    bentuk mashdar dari kata qoroa yaqrouu qirooatan wa qoran wa

    quraanan. Kata qoroa berarti menghimpun dan menyatukan; Al-Qur'an pada

    hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu

    27

  • ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-

    Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan

    akar kata qoroa, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa dipadukan

    menjadi satu, menjadi al-Qur'an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-

    kata yang dapat dibaca.

    Al-Quran menurut tata bahasa adalah masdar. Raghib Asfahani

    mengatakan :

    :

    .

    Berkata Raghib Asfahani pada kitab mufradaat kata-kata al-Quran menurut

    asal adalah mashdar seperti kufran, rujhan. (Salim. www.hidayatullah.com;

    Jumat 18 Pebruari 2005

    Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa Al-Quran adalah mashdar

    yang diartikan dengan arti isim maful yaitu yang dibaca. Penamaan kitab al-

    Quran merupakan nama khusus bahwa al-Quran yang mengandung semua ilmu

    pengetahuan, peraturan-peraturan, pelajaran dan sebagainya harus dibaca dan

    dipelajari. Sebab dengan membaca dan mempelajarinya akan dapat diambil isi

    kandungannya dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Sedangkan al-Quran menurut istilah adalah beberapa pendapat ulama, di

    antaranya; Para ulama tafsir al-Qur'an dalam berbagai kitab ulumul quran,

    ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata al-Qur'an

    merupakan bentuk mashdar dari kata qoroa yaqrouu qirooatan wa qoran

    wa quraanan. Kata qoroa berarti menghimpun dan menyatukan; al-Qur'an

  • pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi

    satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-

    Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan

    akar kata qoroa, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa dipadukan

    menjadi satu, menjadi al-Qur'an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-

    kata yang dapat dibaca. (Ash Shiddieqy.2000: 8)

    Hasbi ash-Shiddieqy (2000: 10) mengatakan bahwa Al-Quran itu ialah

    wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah

    disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir yang dihukum kafir

    orang yang mengingkarinya.

    Hanafi mengatakan, Al-quran ialah kumpulan firman Allah Swt yang

    diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan dinukilkan dengan jalan mutawatir

    dan dengan bahasa Arab. Dalam pengertian yang lain Al-Quran adalah sebuah

    dokumen untuk umat manusia. Al-Quran juga kitab tentang masa lalu, masa kini

    dan masa depan yang mampu memberikan petunjuk kepada manusia untuk

    mengembangkan diri dalam rangka mengenal hakikat ciptaan Allah Swt. Al-

    Quran mengisyaratkan formula kehidupan manusia yang penuh dengan

    perjuangan (baik struktural maupun kultural) guna meraih kesempurnaan dan

    keridlaan Allah Swt. Dalam perjuangannya itu manusia kadangkala melakukan

    kesalahan-kesalahan dikarenakan pada dasarnya mereka itu diciptakan sebagai

    makhluk yang lemah.

    Dari beberapa definisi di atas terdapat lima bagian penting:

    a) Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari Allah

    Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur'an) pun

  • menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas,

    dimuliakan dan dihormati.

    b) Al-Qur'an adalah mujizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai

    dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.

    c) Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS

    (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur'an masuk ke

    dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya.

    Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong kita untuk

    menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri

    Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika Aisyah

    ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana khuluquhul

    quran; akhlak Nabi adalah al-Qur'an.

    d) Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh

    banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi

    berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti itu,

    keaslian al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah terhadap

    keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).

    e) Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT.

    2. Nama-nama Al-Qur'an

    Di dalam al-Qur'an terdapat banyak nama-nama al-Qur'an. Dibalik nama

    itu dapat memahami fungsi al-Qur'an.

    1) Al-Qur'an Nama yang paling populer adalah Al-Qur'an itu sendiri, Allah

    menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan

  • bagi manusia agar dapat memfungsikan Al-Qur'an sebagai bacaan agar

    mendapatkan petunjuk dalam hidup (QS 2: 185)

    2) Al-Kitab. Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah Ad Diros,

    penamaan dengan Al-Kitab menunjukkan bahwa Al-Qur'an tertulis dalam

    mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: Orang

    yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun Al-Qur'an, bagaikan rumah yang

    rusak (al-Hadist).

    3) Al-Huda; Artinya, petunjuk (QS 2:2). Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan

    fungsi utama dari diturunkannya Al-Qur'an (QS 2:185). Kita tidak dapat

    menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan

    memahaminya, mengamalkannya dengan baik.

    4) Rahmah berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman (QS 17:82).

    5) Nur; berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan

    menjadikan Al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita (QS

    5:15-16). Kita melihat tuntunan Al-Qur'an, kemudian melangkah dengan

    tuntunan itu.

    6) Ruh; berarti ruh sebagai penggerak (QS 16:2). Ruh menggerakkan jasad

    manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar Al-Qur'an dapat

    menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk

    memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain

    Allah.

    7) Syifa; berarti obat (QS 10:57). Al-Qur'an merupakan obat penyakit hati dari

    kejahiliyahan, kemusyrikan, kekafiran dan kemunafikan.

    8) Al-Haq; berarti kebenaran (QS 2:147).

  • 9) Bayan; berarti penjelasan atau penerangan (QS 3:138; 2:185).

    10) Mauizhoh; berarti pelajaran dan nasehat (QS 3:138).

    11) Dzikr; berarti yang mengingatkan (QS 15:9).

    12) Naba; berarti berita (QS 16:89). Di dalam Al-Qur'an memuat berita-berita

    umat terdahulu dan umat yang akan datang.

    3. Fungsi dan kedudukan Al-Qur'an

    Sesungguhnya merupakan nikmat Allah yang terbesar adalah diutusnya

    Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dan diturunkannya Al-Qur'an

    kepadanya untuk memberi petunjuk kepada manusia, mengajari dan

    mengingatkan mereka tentang segala yang bermanfaat bagi mereka di dunia dan

    di akhirat. Atas dasar inilah Allah memuliakan umat ini.

    Al-Qur'an adalah kalam (firman) Allah Ta'ala, baik huruf maupun

    maknanya, dia bukan makhluk. Dari Allah Al-Qur'an berasal dan kepada-Nya dia

    akan kembali. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam QS. 26 [Asy

    Syu'araa] ayat 19:

    Terjemah: Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabbsemesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), kedalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arabyang jelas. (QS. Asy Syu'araa:195)

    Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia,

    bahkan untuk bangsa jin, untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada

  • mereka. Al-Quran diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat

    banyak. Diantara fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

    1) Sebagai Petunjuk (Huda)

    Allah Ta'ala telah berfirman:

    Terjemah: Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS. 2 [al- Baqarah]:1-2)

    Di awal surat Al-Baqarah tersebut Allah Ta'ala menyebut Al-Qur'an

    sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa sedangkan di pertengahannya

    disebutkan sebagai petunjuk bagi manusia, dan ini sifatnya umum baik bagi yang

    bertakwa maupun yang tidak bertakwa. Adapun petunjuk bagi orang bertakwa,

    mempunyai arti bahwa mereka mampu mengambil manfaat dan mengambil

    faedah dari Al-Qur'an itu, serta mereka mampu manjadikan cahaya Al-Qur'an

    sebagai penerang bagi mereka. Sedangkan petunjuk bagi manusia, artinya Al-

    Qur'an memberi penjelasan bagi mereka mana jalan yang lurus terbimbing, jika

    mereka menghendaki jalan lurus tersebut bagi diri mereka.

    Al-Qur'an merupakan petunjuk dilalah dan irsyad (penjelasan dan

    bimbingan) bagi seluruh manusia, dan petunjuk taufiq bagi orang yang bertakwa,

    khususnya mereka yang memenuhi panggilan Al-Qur'an. Hidayah itu ada dua

    macam, yaitu hidayah taufiq wa 'amal (respon dan aksi). Ini khusus bagi orang

    yang beriman, dan hidayah dilalah wa irsyad (bimbingan dan penjelasan) yang

    bersifat informatif untuk seluruh umat manusia.

    2) Al Qur'an sebagai Ruh.

  • Di dalam ayat yang lain Allah menyebut Al-Qur'an dengan ruh, dan

    salah satu makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh

    dengan makna. Sebagaimana halnnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia

    akan hidup dan berfirman, artinya,jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati.Allah berfirman:

    Terjemah: Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/ Al-Qur'an)dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakahAl-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapiKami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan diasiapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dansesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yanglurus. (QS. 26 [Asy Syura]:52)

    Al-Qur'an adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus daripada ruh

    badan. Allah menamainya dengan ruh karena dengan Al-Qur'an itu hati menjadi

    hidup. Maka apabila Al-Qur'an telah bertemu dengan hati pasti dia akan hidup dan

    bercahaya. Dia akan mengenal Rabbnya, menyembah Allah di atas dasar bashirah

    (ilmu), takut kepada-Nya, bertakwa, mencintai-Nya, meninggikan serta meng-

    agungkanNya. Ini dikarenakan Al-Qur'an merupakan ruh yang menggerakkkan

    hati sebagaimana ruh (nyawa) yang menggerakkan badan.Jika nyawa masuk ke

    dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu serta menjadikannya

    hidup.Demikian pula Al-Qur'an, jika masuk ke dalam hati maka akan

    menghidupkan serta menggerakkan hati untuk takut kepada Allah serta mencintai-

  • Nya. Sebaliknya jika hati tidak dimasuki Al-Qur'an maka akan mati, sebagaimana

    badan yang tidak punya ruh.

    Maka di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah

    matinya jasmani dan matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya jasmani

    dan hidupnya hati. Hidupnya badan berlaku bagi mukmin dan kafir, orang takwa

    dan orang fasik, bahkan seluruh manusia dan hewan tidak ada bedanya. Yang

    membedakan adalah hidupnya hati, dan ini tidak didapati kecuali pada hamba

    Allah yang mukmin dan muttaqin. Adapun orang kafir dan binatang ternak maka

    mereka kehilangan hidupnya hati, meskipun badan dan jasmani mereka hidup.

    3) Al Qur'an sebagai Cahaya (Nur)

    Allah menamai Al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang

    menerangai jalan yang terbentang di hadapan manusia sehingga tampak segala

    yang ada di hadapannya. Apakah ada lobang, ataukah duri lalu menghindarinya,

    dan kelihatan pula jalan yang selamat sehingga dia manempuh jalan itu. Orang

    yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada di dalam kegelapan, tidak bisa

    melihat lobang serta duri, tidak mengetahui adanya bahaya karena memang tidak

    mampu untuk melihat. Kita semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat,

    seperti cahaya matahari, lampu,lentera dan cahaya yang lain. Dengan adanya

    cahaya inilah kita tahu bagaimana sebaiknya berjalan di jalanan, di pasar, di

    rumah dan kita tahu dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi dan

    waspadai.

    Akan tetapi cahaya Al Qur'an adalah cahaya maknawi yang

    memperlihatkan kepada anda apa yang bermanfaat bagi anda dalam urusan agama

  • maupun dunia, menjelaskan kepada anda yang hak dan yang batil, menunjukkan

    jalan menuju surga sehingga anda menempuhnya berdasarkan cahaya dan

    bimbingan Allah Subhannahu wa Ta'ala.

    Al-Qur'an adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat

    membedakan jalan yang terang dari jalan yang gelap, membedakan jalan surga

    dari jalan neraka. Dengannya engkau akan tahu mana yang bermanfaat dan mana

    yang berbahaya, engkau tahu kebaikan dan keburukan. Maka Al-Qur'an adalah

    cahaya semesta alam untuk menuju jalan kesuksesan, kebahagiaan dan

    kemenangan di dunia dan di akhirat.

    4) Al Qur'an sebagai Pembeda (Furqaan)

    Allah Ta'ala juga menyifati Al Qur'an sebagai Furqaan (pembeda)

    sebagai mana firman-Nya:

    Terjemah: Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatankepada seluruh alam. (QS. 25 [Al Furqaan]:1)

    Artinya Al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil,

    antara yang lurus dengan yang sesat, yang bermanfaaat dan yang berbahaya. Dia

    menyuruh kita semua mengerjakan kebaikan dan melarang kita dari perbuatan

    buruk dan dia memperlihat kan segala apa yang kita perlukan untuk urusan dunia

    dan akhirat, maka dia adalah furqan dalam arti membedakan antara yang hak

    dengan yang batil.

  • 5) Al Qur'an sebagai Obat Penawar

    Allah menyebut Al-Qur'an ini sebagai syifa'(obat penawar),

    sebagaimana dalam firmannya:

    Terjemah: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dariRabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalamdada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS.10 [Yunus]:57)

    Dia merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa

    badan) dan penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati). Merupakan

    obat bagi penyakit badan, dengan cara membacakannya untuk orang yang sakit

    atau terkena ain (hipnotis), kesurupan jin dan semisalnya.Dengan izin Allah orang

    yang sakit akan menjadi sembuh jika bacaan tersebut berasal dari hati seorang

    mukmin yang yakin kepada-Nya. Apabila keyakinan yang kuat berkumpul antara

    orang yang membacakannya dengan yang di bacakan untuknya maka Allah akan

    memberikan kesembuhan bagi si sakit.

    Al-Qur'an juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti penyakit

    ragu-ragu (syak), syubhat (kerancuan), kufur dan nifak. Penyakit-penyakit ini jauh

    lebih berbahaya daripada penyakit badan. Penyakit hati lebih berbahaya daripada

    penyakit badan karena penyakit badan ujung penghabisannya adalah mati

    sedangkan mati itu pasti terjadi dan tidak mungkin dapat ditolak. Penyakit hati

    jika dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan matinya hati , rusak secara

  • total sehingga si empunya hati menjadi seorang kafir, condong kepada kaburukan,

    fasik. Dan tidak ada obat baginya selain daripada Al-Qur'an yang telah diturunkan

    oleh Allah sebagai obat. Allah swt berfirman:

    Terjemah: Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar danrahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklahmenambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. 17[Al Israa']:82)

    Allah la menjadikan Al-Qur'an sebagai obat bagi orang mukmin dan

    mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang mukmin saja yang mampu

    mengambil manfaat dan mengambil petunjuk dengan Al-Qur'an itu sehingga

    hilang dari mereka segala was-was, keraguan dan syubhat dari dalam hati mereka.

    Sedang orang-orang munafik dan orang-orang kafir serta pelaku kemusyrikan

    maka mereka tidak dapat mengambil faedah dari Al Quran selagi mereka masih

    terus menerus berada di atas kemusyrikan, kemunafikan dan kekufuran mereka.

    Kecuali jika mau behenti dari semua itu dan bertobat kepada Allah Subhannahu

    wa Ta'ala. (Syaikh Shalih bin Fauzan. Tadabbur Al-Quran: www.alsofwah.or.id)

    Selain fungsi Al-Quran sebagaimana disebutkan di atas, juga fungsi

    utama dari Al-Qur'an adalah kitab petunjuk (kitabul hidayah). Di samping itu Al-

    Qur'an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara lain:

    a) Kitab berita (An-Naba wal akhbar) (QS 78:1-2)

    b) Kitab hukum dan aturan (Al-hukmu wasy syariah) (QS 5:49-50).

  • c) Kitab berjuang (Kitabul Jihad)(QS 29:69)

    d) Kitab pendidikan (Kitabut tarbiyyah)(QS 3: 79)

    e) Kitab ilmu pengetahuan (Kitabul Ilm)

    f) Secara Bahasa (Etimologi)

    Al-Qur'an adalah wahyu Allah (7:2) yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi

    Rasulullah Muhammad saw (17:88; 10:38 ) sebagai pedoman hidup bagi setiap

    Muslim (4:105; 5:49,50; 45:20) dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap

    kitab-kitab Allah yang sebelumnya (5:48,15; 16:64), dan bernilai abadi.

    Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah satu sebab penting bagi

    masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan

    menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan (insya

    Allah) pada masa-masa yang akan datang. Ayat-ayat yang berhubungan dengan

    ilmu pengetahuan dapat meyakinkan umat manusia bahwa Al-Qur'an adalah

    firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi

    Muhammad saw yang ummi (7:158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi

    (571 - 632 M). Diantara ayat-ayat tersebut umpamanya: 39:6; 6:125; 23:12,13,14;

    51:49; 41:11-41; 21:30-33; 51:7,49 dan lain-lain.

    Demikian juga ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang

    kekuasaan di Mesir, Negeri Saba'. Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam,

    Musa dan lain-lain dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an

    adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan

    ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang

    bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen dan lain-lain juga menjadi bukti lagi

    kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT. (30:2,3,4;5:14).

  • Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa

    dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa

    Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan

    ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena gaya bahasa yang demikian itulah Umar

    bin Khattab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur'an awal surat Thaha yang

    dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, diplomat Quraisy waktu itu, terpaksa

    cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat yang

    dikemukakan Rasulullah sebagai jawaban atas usaha-usaha bujukan dan

    diplomasinya.

    4. Al-Qur'an Sebagai Terapi

    Bersama dengan mahasiswa-mahasiswanya dari University of Haifa, ahli

    psikologi klinis Ofer Grosbard; Bushra, mengumpulkan sebuah koleksi nasihat

    dari ayat-ayat Al -Qur'an tentang cara membesarkan anak-anak. Wartawan

    Hisham Adem berbincang dengan dosen berkebangsaan Israel itu tentang ilmu

    pedagogik praktis dari Kitab Suci tersebut (Hisham Adem,11 Juli 2008).

    Bushra berkata bahwa ketika ia menjadi pembimbing pendidikan kelak,

    seorang ayah atau ibu mungkin mendatanginya dan berkata, "Iblis telah merasuki

    anak saya," atau hal-hal sejenis itu. "Apakah Anda pikir apa yang telah Anda

    ajarkan kepada kami di sini akan membantu ketika itu terjadi?" Ia menjawab, "Al-

    Quran." Ia mengatakan bahwa, dalam konteks yang tepat, sebuah kutipan dari

    sebuah ayat Al Quran memiliki dampak yang besar terhadap Muslim. Saya

    membawa sebuah kitab Al -Quran pada kuliah kami berikutnya. Saya membagi

    bab-bab di antara para mahasiswa dan meminta mereka untuk mencari ayat-ayat

  • yang bersifat pendidikan dan pengobatan. Ada banyak ayat seperti itu dalam Al-

    Quran, yang mendorong setiap orang untuk bertanggung jawab, mempelajari

    kebenaran, menghormati orang lain, dsb. Saya juga meminta mereka menulis

    sebuah cerita singkat yang diangkat dari kehidupan sehari-hari bagi setiap ayat

    untuk menggambarkan bagaimana cara orang tua atau guru dapat memanfaatkan

    ayat tersebut untuk menyampaikan sebuah pesan kepada anak mereka. Bersama-

    sama mereka telah mengumpulkan lebih dari 300 cerita, dan saya menambahkan

    penjelasan psikologi pendidikan yang sederhana dan singkat bagi setiap cerita

    tersebut. Begitulah awalnya Quranet dilahirkan.

    Pengguna memilih sebuah isu tertentu dari sebuah daftar isi dan menerima

    ayat Al -Qur'an yang sesuai. Ia kemudian dapat mempelajari deskripsi ringkas dari

    suatu peristiwa keseharian yang menggambarkan bagaimana ayat tersebut dapat

    digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan. Bagian tersebut berakhir dengan

    sebuah penjelasan psikologi pendidikan singkat tentang prosesnya. Quranet

    mengangkat Al -Quran sebagai sarana pendidikan yang khas bagi para orang tua

    dan guru, dengan membuat kebaikan-kebaikan Al -Quran dapat dijangkau secara

    luas. Lebih jauh, Quranet menyingkap keindahan Al -Quran dan penghormatan

    nya terhadap martabat manusia, dengan memberikan sebuah tanggapan yang keras

    kepada mereka yang memanfaatkan Al -Quran untuk membenarkan terorisme.

    Saya seorang Yahudi, dan walaupun saya mengajarkan mahasiswa-

    mahasiswa saya kuliah psikologi, mereka mengajarkan saya tentang Al -Quran,

    yang tidak saya pahami sebelumnya. Mereka menunjukkan kepada saya

    keindahan dan caranya menangani hubungan antar sesama manusia yang begitu

    baik. Intisari dari Al -Quran sesungguhnya merupakan hubungan antar manusia

  • dan martabat manusiayang berlawanan dengan terorisme. Kami menggunakan

    nya untuk memperlihatkan kepada para orang tua dan guru apa arti cinta dalam

    Al-Quran.

    Walaupun kami mengerjakan bahannya (dari Al -Quran), kami tidak

    bekerja sama dengan para kiai atau imam. Kami hanyalah pendidik, dan saya

    ingin menekankan ini setegas mungkin. Para mahasiswa tidak ingin mencoba

    menjadi penafsir Al -Quran. Mereka sekedar ingin membawa Al -Quran kepada

    anak dan keluarga. Seorang ayah yang membacakan Al -Quran bagi anaknya

    tidak lantas berarti menjadi seorang penafsir Al -Quran. Mengutip sebuah frasa

    dari Al -Quran bagi seorang anak bahwa seseorang harus menyampaikan

    kebenaran, misalnya tidak membuat Anda menjadi seorang penafsir Al -Quran.

    Saya menekankan ini karena kami menerima banyak tanggapan dari dunia

    Arab yang bicara tentang konspirasi dan keangkuhan kami untuk menafsirkan Al-

    Quran tanpa benar-benar membaca bukunya karena buku tersebut dalam bahasa

    Hebrew, dan mereka hanya melihat situs webnya. Setelah kami menyelesaikan

    pekerjaan kami, kami memaparkannya kepada para kiai terkenal di Israel, Inggris,

    dan India, dan memperoleh masukan yang sangat baik.

    Pertama-tama, prakarsanya berasal dari mahasiswa-mahasiswa Badui,

    yang mengerjakan hampir semua pekerjaan di bawah bimbingan saya, dan itu

    tidak ada hubungan apa pun dengan Negara Israel. Saya memahami bahwa di

    negara-negara bukan demokrat mungkin sulit bagi orang untuk mempercayai

    bahwa tidak semua hal bersifat politis dan diatur oleh pemerintah.

    Benar bahwa Negara Israel bangga dengan proyek ini, yang menampilkan

    keindahan Al- Quran. Kenapa tidak? Muslim juga percaya bahwa Al -Quran

  • diturunkan bagi kemaslahatan umat manusia. Apakah merupakan hal yang

    terlarang kalau saya, seorang Yahudi, misalnya, mempelajarinya? Saya ingin

    mendorong setiap orang yang merasakan hal itu untuk membaca bukunya dan

    membuat penilaian yang jujur. Kemudian mereka akan memiliki jawaban yang

    benar. Proyek ini merupakan sebuah produk cinta, bukan konspirasi.

    Bagi Muslim, Al- Quran adalah sebuah jembatan antara cara pikir Muslim

    dan Barat. Non-Muslim mungkin menemukan keindahan Al- Quran. Itulah yang

    sesungguhnya terjadi pada saya. Al- Quran membangun sebuah jembatan cinta