30
Presentasi Kasus Distrofi Kornea pada Stroma tipe Granular 2 Selley Kenanga 11-2014-102 Pembimbing: dr. Margrette F. Paliyama, Sp. M, M. Sc

Powerpoint

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Distrofi Kornea

Citation preview

Presentasi Kasus Distrofi Kornea pada Stroma tipe Granular 1

Presentasi KasusDistrofi Kornea pada Stroma tipe Granular 2

Selley Kenanga

11-2014-102

Pembimbing:

dr. Margrette F. Paliyama, Sp. M, M. Sc

IDENTITAS PASIEN

Nama: Tn. MSH

Tempat/Tanggal lahir: Bogor, 30 Desember 1955

Umur: 59 tahun

Jenis Kelamin: Laki-laki

Agama: Islam

Pekerjaan: Wiraswasta

Pendidikan terakhir: SMP

Alamat: Cijujung RT 01/02

Status Perkawinan: Nikah

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2015; Jam: 09:52

Keluhan Utama

Kedua mata semakin kabur sejak 1 tahun yang lalu

Keluhan tambahan:

Kadang disertai rasa silau

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 1 tahun SMRS OS mengeluh penglihatan kabur pada kedua bola mata yang dirasakan semakin lama-semakin buram. Mata merah, nyeri, gatal, mata berair, mual, muntah disangkal oleh pasien.

OS sempat mengobati mata tersebut mengunakan obat mata yang tidak diketahui dengan jelas nama obatnya. Setelah memakai obat itu OS merasakan tidak terjadi adanya perubahan. OS memiliki riwayat bekerja sebagai petani saat berumur belasan tahun.

Riwayat Penyakit Dahulu

Umum

Pasien pernah menderita penyakit Osteoartrits yang sudah di terapi secara lanjut oleh dokter di poliklinik IPD rumah sakit FMC

Mata

Ada Riwayat Menggunakan Kacamata

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak Ada

Status Generalis

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran: Compos Mentis

Tanda Vital:

Tekanan Darah: 150/90mmHg

Nadi: 90 x/menit

Respirasi: 22 x/menit

Suhu: 36.7oC

PEMERIKSAANODOSVisus0.050.1TIO10,9 mmHg15,6 mmHgPosisi Bola MataNormalNormalPalpebraNormalNormalKonjuntivaNormalNormalKorneaAda Infiltrat di sentralAda Infiltrat di sentral Bilik mata depanNormalNormalIrisBerwarna coklatBerwarna coklatPupilBulat, sentral, diameter 2 mm, refleks pupil (+)Bulat, sentral, diameter 2 mm, refleks pupil (+)LensaNormalNormalFundus--Pergerakan Bola MataKe segala arahKe segala arahKonfrontasi--

SLIT LAMP

Slit Lamp with Fluorecein

Resume

Seorang laki-laki berumur 59 tahun datang ke poli mata RS FMC dengan keluhan adanya penurunan ketajaman penglihatan sejak 1 tahun SMRS. OS sudah sempat mengobatinya dengan obat tetes mata yang tidak diketahui nama obatnya. OS mempunyai riwayat bekerja sebagai petani saat umur belasan tahun.

Diagnosis

Distrofi Kornea pada Stroma tipe Granular 2 ODS

OCCULI DEXTRA (OD)OCCULI SINISTRA (OS)

Ad Vitam:Bonam Bonam

Ad Fungsionam:Dubia ad BonamDubia ad Bonam

Ad Sanationam:Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

Prognosis

Penatalaksanaan

Artificial Tears S 4 dd gtt 1 ODS

Distrofi Kornea pada Stroma tipe Granular 2

Definisi Distrofi Kornea

Suatu kondisi dimana terbentuk keputihan (opak) secara bilateral, simetrik dan diturunkan yang tidak ada hubungannya dengan lingkungan atau faktor sistemik.

NameInheritanceGene locusGeneSuperficial corneal dystrophiesMeesmann dystrophyAD12q13, 17q12KRT3,KRT12Reis-Bcklers corneal dystrophyAD5q31TGFB1Gelatinous drop-like corneal dystrophyAR1p32TACSTD2Stromal corneal dystrophiesMacular dystrophyAR16q22CHST6Granular dystrophyAD5q31TGFB1Lattice dystrophyAD5q31, 9q34TGFB1,GSN (gene)Schnyder corneal dystrophyAD1p34.1p36UBIAD1Congenital stromal corneal dystrophyAD12q13.2DCNFleck corneal dystrophyAD2q35PIP5K3Posterior dystrophiesFuchs dystrophyAD1p34.3,13pTel-13q12.13, 18q21.2q21.32, 20p13-p12, 10p11.2COL8A,SLC4A11,TCF8posterior polymorphous corneal dystrophyAD20p11.2, 1p34.3-p32.3, 10p11.2COL8A2,TCF8Congenital hereditary endothelial dystrophyAR20p13-p12SLC4A11

Macular Corneal Dystrophy

autosom resesif

Lesi: kekeruhan padat kelabu di sentral cenderung meluas ke perifer

Bila timbul erosi kornea rekurens dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat

Pemeriksaan histologik menampakkan deposisi mukopolisakarida asam di dalam stroma dan degenerasi lapisan Bowman

Sering diperlukan keratoplasti penetrans.

Lattice Corneal Dystrophy

autosom dominan

Lesi : linear bercabang halus di daerah sentral dan meluas ke perifer yang menyerupai kaca retak atau saling silang, pola tumpang tindih kisi.

Secara histologik menampakkan deposit amyloid dalam serat-serat kolagen

Transplantasi kornea sering dilakukan - biasanya keratoplasti penetrans, tetapi kemungkinan keratoplasti lamellar dalam

Granular Corneal Dystrophy

autosom dominan

Berkembang lambat, asimtomatik

Masa kanak-kanak

Lesi beberapa kecil putih bintik-bintik tidak teratur diskrit yang menyerupai remah-remah roti atau kepingan salju.

Ketajaman penglihatan sedikit menurun

Secara histologis kornea menunjukkan deposisi materi hialin yang merata

Transplantasi kornea tidak diperlukan, kecuali pada kasus yang sangat berat dan lanjut.

Granular Corneal Dystrophy tipe I

ditandai oleh perkembangan partikel kecil (butiran) yang secara kolektif menyerupai remah roti

Lesi ini perlahan-lahan tumbuh akhirnya menggabungkan (penggabungan) untuk membentuk lesi yang lebih besar

penurunan ketajaman visual dapat terjadi pada dekade keempat atau kelima

Beberapa individu mungkin memiliki sensitivitas yang abnormal terhadap cahaya (photophobia)

Sakit mata dapat menyebabkan kornea dari erosi berulang

Granular kornea Dystrophy tipe II

Avellino kornea distrofi

dimulai pada dekade pertama atau kedua kehidupan

Kekeruhan kadang menyerupai silang antara lesi granular granular kornea distrofi tipe 1 dan lesi kisi-kisi distrofi kornea.

Seperti yang terkena dampak individu usia, lesi dapat menjadi lebih besar, lebih menonjol dan melibatkan seluruh lapisan stroma.

Beberapa orang tua telah menurun kejelasan visi (ketajaman visual) akibat kabut (mengaburkan kornea). Erosi berulang dapat berkembang pada beberapa kasus.

Macular corneal dystrophyLattice corneal dystrophy
Granular corneal dystrohy type 1Granular corneal dystrophy type 2

Gangguan atau perubahan (mutasi) dari Transforming Growth Factor Beta Induced (TGFBI) gen terletak pada lengan panjang (q) kromosom 5 (5q31).

PATOFISIOLOGI

Bervariasi

Gejala ringan Tidak memerlukan perawatan dan diamati secara teratur untuk mendeteksi perkembangan potensi penyakit atau dengan simtomatik dan suportif

Pengobatan khusus untuk distrofi kornea mungkin termasuk tetes mata, salep, laser dan transplantasi kornea.

Beberapa faktor yang menentukan penatalaksanaan

Tingkat keparahan gejala

Perkembangan penyakit

Kesehatan keseluruhan pasien

Kualitas hidup

PENATALAKSANAAN

A 53-year-old white male was referred to our clinic to undergo repeated keratoplasty for granular corneal dystrophy. Corneal opacities were first observed when the patient was 5 years old, and bilateral reduced vision occurred 1 year later. He further reported the development of increased glare during his teens. Lamellar keratoplasty was performed in the right eye at the age of 22 years; this was followed by penetrating keratoplasty due to recurrent corneal opacities at age 38. Corneal opacities of the left eye were treated with penetrating keratoplasty when the patient was 23 years old. After each intervention, the corneal transplant remained clear for only about 5 years before recurrence occurred.

* Frising M, Wildhardt G, Frisch L, Pitz S. Recurrent granular dystrophy of the cornea: an unusual case. Cornea. 2006;25(5):614-617