Upload
truonghanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Potret Belanja Kesehatan Indonesia 2010 – 2016
Belanja Kesehatan Indonesia 2010-2014(PPT audensi tahun 2016)
Pembiayaan Kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014
Belanja Kesehatan Publik 73.5 83.1 101.4 121.1 156.2
Kementerian Kesehatan 12.2 13.2 16.6 18.0 18.5
Kementerian/Lembaga Lainnya 3.7 3.9 4.0 4.9 4.4
Pemerintah Provinsi 14.5 16.1 19.4 22.7 26.5
Pemerintah Kab/Kota 31.6 35.2 43.9 51.5 57.8
Jaminan Sosial 11.5 14.7 17.4 24.0 49.0
Belanja Kesehatan Non Publik 161.5 178.6 189.4 201.9 218.4
Asuransi Swasta 5.3 4.4 5.4 6.5 6.3
OOP 131.5 144.1 150.9 157.6 171.2
LNPRT (Lembaga Non-Profit RT) 1.7 1.9 2.0 2.1 2.3
BUMN 6.0 7.3 7.9 8.7 9.6
Perusahaan Swasta 16.9 21.0 23.3 26.9 29.0
Rest of the World/Donor 2.2 2.5 2.7 2.9 3.2
Total Belanja Kesehatan (THE) 237.2 264.2 293.5 325.9 377.8
Belanja Kesehatan per kapita (Rp) 994,515 1,091,720 1,195,919 1,309,636 1,498,091
,
NHA
Publik Swasta
Sumber Data Belanja Kesehatan untuk Produksi NHA
TNI AD TNI AL TNI AU Kemhan POLRI BNN BPOM Pemprov
BKKBN KemensosKemenaker
trans Kemenristekdikti Kemendikbud Kemenag KemenLH KemenhubPemkab
Sub Nasional
LSM domestik Donor (NGO asing)BUMN Rumah TanggaAskes Swasta
Kemkes
Lemb. Non Profit ygmlayani Rumah Tangga
(LNPRT)
Perusahaan Swasta
Korporasi
BPJS KJamskesda
Terintegrasi
Dana Jaminan Sosial
Gambaran Belanja Kesehatan Indonesia 2010 -2016
Belanja Kesehatan Indonesia 2010 – 2016Pembiayaan Kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Skema Publik 61.3 73.1 87.0 105.8 131.0 164.2 201.5 29.0% 30.4% 33.3% 35.5% 38.3% 44.4% 48.7%
Kementerian Kesehatan 9.3 10.2 12.3 14.4 15.1 19.9 22.7 4.4% 4.2% 4.7% 4.8% 4.4% 5.4% 5.5%
K/L Lainnya 6.0 6.5 6.5 8.3 7.8 8.5 9.0 2.9% 2.7% 2.5% 2.8% 2.3% 2.3% 2.2%
Pemerintah Provinsi 6.6 10.6 12.3 14.2 14.3 17.1 23.0 3.1% 4.4% 4.7% 4.7% 4.2% 4.6% 5.6%
Pemerintah Kabupaten/Kota 27.8 31.3 38.4 44.9 46.4 57.2 75.2 13.2% 13.0% 14.7% 15.1% 13.6% 15.5% 18.2%
Jaminan Sosial 11.5 14.7 17.4 24.1 47.3 61.5 71.6 5.5% 6.1% 6.7% 8.1% 13.8% 16.7% 17.3%
Skema Non Publik 149.9 167.7 174.0 192.6 210.9 205.3 212.5 71.0% 69.6% 66.7% 64.5% 61.7% 55.6% 51.3%
Asuransi Swasta 7.0 6.8 8.3 9.7 10.2 10.5 13.4 3.3% 2.8% 3.2% 3.3% 3.0% 2.8% 3.2%
LNPRT 1.7 1.9 2.0 2.1 2.3 3.4 4.2 0.8% 0.8% 0.8% 0.7% 0.7% 0.9% 1.0%
Korporasi (Perusahaan Swasta & BUMN) 25.4 27.4 30.7 41.3 58.4 50.6 50.1 12.0% 11.4% 11.8% 13.8% 17.1% 13.7% 12.1%
OOP 115.8 131.7 133.0 139.4 140.1 140.8 144.7 54.8% 54.7% 50.9% 46.7% 41.0% 38.1% 35.0%
Total Belanja Kesehatan/THE (Rp triliun) 211.2 240.9 261.0 298.4 341.9 369.4 414.0 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Proporsi THE terhadap PDB 3.1% 3.1% 3.0% 3.1% 3.2% 3.2% 3.3%
THE per kapita886 ribu
995 ribu
1.1 juta
1.2 juta
1.4 juta
1.4 juta
1.6 juta
Skema Pembiayaan memberikan informasi mengenai pengaturan dan pengelolaan sistempembiayaan, sehingga melalui pengaturan tersebut masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.
Gambaran Skema Pembiayaan Belanja KesehatanIndonesia, 2010-2016
16.3% 17.4% 19.4% 19.8% 17.8%20.1%
23.7%5.5% 6.1%
6.7%8.1%
13.8%16.7%
17.3%54.8%
54.7%50.9%
46.7%
41.0%38.1%
35.0%
211241
261
298
342369
414
-
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
IDR
Tri
llio
ns
Skema Pemerintah Pusat Skema Pemerintah Daerah Skema Ausransi Kesehatan Sosial
Skema Perusahaan Skema Swasta Lainnya Skema Pembiayaan dari Kantong RT
Total
Skema PemerintahDaerah juga mengalamikenaikan dan memilikikontribusi yang cukupbesar terhadap total
Terlihat adanya Indikator Keberhasilan dari Program Jaminan Kesehatan dimana Skema Pembiayaan yang berasal dari kantongRumah Tangga mengalami penurunan dari tahun ke tahun , sedangkan Skema Asuransi Kesehatan Sosial dari tahun ke tahunmengalami peningkatan ,
Proporsi Total Health Expenditure (THE) terhadapPDB cenderung stagnan.
Komparasi internasional dengan negara ASEAN menunjukkan bahwa proporsi THE Indonesia terhadap PDB berada padaperingkat tiga terbawah (diatas Brunei Darussalam dan Laos).
Sumber: WHO Global Health Expenditure Database, data terupdate tahun 2015
Proporsi Current Health Expenditure (CHE) per Capita (PPP) Indonesia cenderung meningkat
249 265 277 299 332 335448483 518 528 580
617
1,798
1,537 1,546
1,736 1,733
2,083
671 740818 859
9631,039
2,2772,385
2,619
3,049
3,323
3,681
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2200
2400
2600
2800
3000
3200
3400
3600
3800
4000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
CH
E p
er
Ca
pita
in
Pu
rch
asin
g P
ow
er
Pa
rity
(P
PP
)
Indonesia Myanmar Thailand Brunei Darussalam Cambodia Lao People's Democratic Republic Malaysia Philippines Singapore Viet Nam
Belanja kesehatan per capita Indonesia jauh di bawah negara Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.Thailand yang sudah mengimplementasikan program Jaminan Sosial mempunyai belanja kesehatan per kapita yanghampir 2 kali lipat dibanding Indonesia.
Sumber: WHO Global Health Expenditure Database, data terupdate tahun 2015
Gambaran Peningkatan Belanja Kesehatan per kapitaseiring dengan Penurunan Maternal Mortality Ratio
Sumber: World Development Indicators, http://databank.worldbank.org/data/reports.aspx?source=2&country=IDN#(Diakses pada hari Kamis, 23 Agustus 2018, pukul 15.19 WIB)
165156
148140
133126
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
MM
R p
er 1
00
.00
0 li
ve b
irth
s
THE
per
cap
ita
(Rp
)
THE per capita Maternal mortality ratio (per 100.000 live births)
Gambaran Skema Pembiayaan menurutSumber Pendanaan, 2016
5.3%2.2% 2.8%
14.1%
8.9%2.7%
1.1%
0.4%
3.0%
1.5%
3.3%
2.7%
12%
3.1%
0.5%
35.0%
.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
SkemaKementerian
Kesehatan
Skema K/LLainnya
SkemaPemerintah
Provinsi
SkemaPemerintah
Kabupaten/Kota
Skema AsuransiKesehatan Sosial
Skema AsuransiKesehatanSukarela
Skema LNPRT Skema Korporasi SkemaPembiayaan dari
Kantong RT
APBN APBD Prov APBD Kab/Kota Korporasi Rumah Tangga LNPRT Donor
Skema Publik Skema Non Publik
Gambaran Belanja KesehatanMenurut Provider dan Fungsi, tahun 2016
37.7%
0.6%
17.2%
17.6%
0.2%7.4%
0.0%
5.6%
4.0% 3.0%
2.6%
2.0%
0.0%
0.3% 1.4%
0.0%.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Rumah Sakit Provider LayananAmbulatory
Penjual Eceran & PenyediaBarang Medis
Provider Layanan Preventif Provider Administrasi,Sistem, dan Pembiayaan
Kesehatan
Provider Lainnya
Investasi
Tata Kelola Administrasi,Sistem, & PembiayaanKesehatanLayanan Promotif Preventif
Barang Medis
Layanan Penunjang
Layanan Rehabilitatif
Kuratif Rawat Jalan
Kuratif Rawat Inap
Ambulatory: 25,8 %
Penjual eceran & Peny Brg Med: 7,4 %
Prov. Lay Prev: 4,3 %
RS: 57,5 %
Adm: 4,4 %
Rincian Belanja Preventif Promotif, 2016
Intervensipromotif
preventif padapenyakit apa yang
dibutuhkan?
Kuratif Rawat Inap38.3%
Kuratif Rawat Jalan35.1%
Layanan Rehabilitatif0.2%
Layanan Penunjang0.1%
Barang Medis7.4%
Tata Kelola Administrasi,
Sistem, & Pembiayaan Kesehatan
3.0%
Investasi6.4%
Preventif (BOK)4.2%
Pemantauan Kondisi
Kesehatan2.9%
Surveilans Epid & Pengendalian Risiko
& Penyakit1.5%
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
0.6%Program Imunisasi
0.4%
Layanan Promotif Preventif
9.6%
Gambaran Kunjungan di FKTP (Kapitasi) menurut Regional (Permenkes No.52 tahun 2016), 2015
• Angka kunjungan di FKTP hampir merata di semua regional, terkecuali di regional 5 (NTT,Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat).
• Sekitar separuh kunjungan di FKTP adalah ke Puskesmas
Total kunjungan di FKTP padatahun 2015 sebanyak 100juta dan data yang clean untukdianalisis sebanyak 77juta (77% dari total kunjungan di FKTP)
721 664
547 578
205
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1,000
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
An
gka
Ku
nju
nga
np
er
1.0
00
Pes
ert
a
Jum
lah
Ku
nju
nga
nd
an P
ese
rta
(Ju
ta)
Angka Kunjungan di FKTP (Kapitasi) per 1.000 Peserta per Region
Kunjungan Peserta Angka kunjungan per 1.000 peserta
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Distribusi Kunjungan (Kapitasi) menurutJenis FKTP dan Region
Puskesmas Klinik Pratama & RS kls DDokter Praktek P
Proporsi PENYAKIT TIDAK MENULAR semakin besarpada kelompok usia TUA
Proporsi PENYAKIT MENULAR lebih besar
pada kelompok usia ANAK-ANAK
0-58% 6-15
12%
16-4033%
41-5930%
60++17%
Distribusi Kunjungandi FKTP (Kapitasi)
menurut KelompokUMUR
Gambaran Kunjungan di FKTP (Kapitasi) menurutKelompok Umur dan Jenis Penyakit, 2015
• Mayoritas kunjungan di FKTP adalah pada kelompok usia produktif• Indonesia menghadapi Double Burden Disease
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0-5 6-15 16-40 41-59 60++
Distribusi Kunjungan menurut Kelompok Umur dan Jenis Penyakit
Penyakit menular Penyakit tidak menular (PTM) Kecelakaan Lainnya
Gambaran Kunjungan dan Kasus Tertinggidi Fasilitas Kesehatan, 2015
Penyakit Menular: penyakit Respiratory (ISPA) Infectious (Tuberkulosis, Diare), Deliveries (Kehamilan dan Persalinan), danPenyakit Tidak Menular (PTM): Cardiovascular (Hipertensi, jantung), Digestive (sist pencernaan), Nephro-urinary, dan Diabetes baik di FKTP maupun FKRTL merupakan kasus dengan kunjungan tertinggi dan biaya terbanyak
Apakah penyakit tersebut sudah menjadi program prioritas nasional?
- 05
I. Cardiovascular
K. Digestive
O. Deleiveries
A. Infectious & parasitic
N. Nephro-urinary
C. Myeloproliferative&neoplasms
H. Eye and Adnexa
D. Haemopoeitic & immune
E. Endocrine, nutrition&metabolism
P. Newborns & Neonates
B. Hepatobiliary & pancreatic
F. Mental Health&Behavioral
Rp triliun
Distribusi Biaya Rawat Inap di FKRTL menurut CMG, 2015
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular Kecelakaan Lainnya
juta
Distribusi Kunjungan di FKTP (Kapitasi) menurut Kelompok Penyakit(GBD) dan Umur, 2015
0-5 6-15 16-40 41-59 60++
0-5 6-15 16-40 41-59 60++ TOTAL
131 120
84
107
44
0
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Respiratory
51 47 39
52
11
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Cardiovascular
54
39 31 33
16
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Musculoskeletal
44 43 39 34
12
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Digestive
41 35
30 28
10
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Infectious
31 30 24 24
5
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Oral
26 27 21 20
8
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Skin disorders
21 24 18 17
3
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Sense organ
20 15 13 17
3
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Diabetes
13 16 13 12 4
-
20
40
60
80
100
120
140
Reg 1 Reg 2 Reg 3 Reg 4 Reg 5
Respiratory
Gambaran Sebaran 10 Penyakit Terbanyak(77,4% dari total sampel pada cara bayar Kapitasi) menurut Regional
Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular
Rekomendasi
1
2Memastikan prioritas pembiayaan pada program pencegahan dan deteksi dini PTM pada usiaproduktif dan usia lanjut dengan mengoptimalkan keterlibatan pembiayaan kesehatan darisektor swasta melalui kegiatan Germas dan PIS-PK.
Belanja kesehatan di Indonesia harus terus ditingkatkan untuk pemenuhan kebutuhanpembiayaan komprehensif (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dengan tingkatlayanan berkualitas.
3Penguatan koordinasi dengan lintas kementerian dalam peningkatan pembiayaan kesehatanuntuk perbaikan lingkungan berkualitas seperti penyediaan air bersih, pola hidup sehat, dll.
4Penguatan sistem monitoring pemanfaatan dana APBD dan dana DAK (baik fisik maupunnonfisik) menurut rincian kegiatan sebagai bahan evaluasi keterlibatan pemerintah daerahuntuk memonitor pembiayaan SPM dan pembiayaan UKM lainnya.
5Perbaikan sistem informasi untuk perbaikan penelusuran konsumsi obat khususnya obat JKN
Inovasi NHA ke depan
1. Menghitung belanja kapital (investasi) pada sektor swasta
2. Memperkuat kerja sama dengan BPS, dalam hal
•Saat ini baru mencakup belanja kapital pada pemerintah di lingkup Kemenkes, sementarapada K/L lain (RS pada lingkup TNI dan POLRI; RS pada Kemenristekdikti) dan sektorswasta belum dapat ditelusuri.
3. Memperkuat kerja sama dengan BPJS untuk meminta rincian data darisistem informasi terkait
•Pemanfaatan data realisasi Susenas menggunakan kuesioner Susenas yang sudah direvisi,dimana hasilnya dapat menelusuri OOP yang murni dan OOP sebagai cost sharing.
•Sinkronisasi data rincian untuk kesehatan.
•Pemanfaatan obat dalam pelaksanaan JKN.
•Data klaim dan kapitasi/non kapitasi untuk mengetahui distribusi belanja kesehatanmenurut jenis penyakit.