Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LUBUK BUAYA KOTA PADANG
KARYA TULIS ILMIAH
RISKA MAYORI
153110223
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
i
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LUBUK BUAYA KOTA PADANG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan
RISKA MAYORI
153110223
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Anemia di Wilayah
Kerja Pusksmas Lubuk Buaya Tahun 2018”. Peneliti menyadari bahwa,
peneliti tidak akan bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tanpa bantuan dan
bimbingan Ibu Metri Lidya, S.Kp, M. Biomed sebagai pembimbing I dan ibu
Dra. Hj. Syarwini, S.Kep, M. Biomed sebagai pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Burhan Muslim, S.KM, M.Si sebagai Direktur Poltekkes
Kemenkes RI Padang.
2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed sebagai Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.
3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep sebagai Ketua Program Studi Prodi
D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.
4. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu
dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.
5. Pimpinan Puskesmas Lubuk Buaya yang telah mengizinkan peneliti untuk
melakukan studi awal.
6. Teristimewa orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral.
7. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2015 Keperawatan, serta sahabat
dan penyemangat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Peneliti menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab
itu peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, peneliti
iv
berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.
Padang, Mei 2018
Peneliti
v
vi
vii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018
Riska Mayori
Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018
Isi : xii + 84 halaman + 6 tabel + 17 lampiran
ABSTRAK
Anemia kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11gr% pada
trimester I dan III atau <10,5gr% pada trimester II. Dampak pada ibu yaitu
abortus, persalinan prematur, bahkan ancaman dekompensasi jantung.Sedangkan
pada janin yaitu BBLR dan cacat bawaan. Kejadian anemia kehamilan di
Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2016 adalah 119. Tujuan penelitian
ini menerapkan asuhan keperawatan ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018.
Desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Populasi seluruh ibu hamil
yang mengalami anemia pada trimester II dengan sampel 2 orang partisipan yaitu
Ibu.Y dan Ibu.R dipilih secara purposive sampling dengan pendekatan klinis.
Waktu studi kasus 2 minggu, 5 kali kunjungan. Proses analisis mulai dari
pengkajian, menetapkan diagnosis, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi.
Dari hasil penelitian, didapatkan 5 diagnosis keprawatan yang sama pada kedua
partisipan dengan diagnosis keperawatan prioritas : keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan). Rencana keperawatan: manajemen
energi dan manajemen nutrisi. Implementasi sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Masalah telah teratasi pada kunjungan kelima dimana partisipan tampak
tidak pucat dan terjadi peningkatan Hb.
Bagi Pimpinan Puskesmas Lubuk Buaya diharapkan memotivasi bawahannya
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan komprehensif.
Serta diharapkan petugas puskesmas dapat melakukan kunjungan rumah pada ibu
hamil yang mengalami anemia agar kondisinya dapat dipantau sesuai dengan
program perkesmas.
Kata kunci: Anemia, AsuhanKeperawatan, IbuHamil
Daftar Pustaka :43(2007-2017)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................... ........................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................................. 6
D. Manfaat ............................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Anemia Dalam Kehamilan
1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan ........................................... 8
2. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil dengan Anemia ................. 8
3. Etiologi Anemia dalam Kehamilan ............................................... 10
4. Tanda dan gejala Anemia dalam Kehamilan ................................. 10
5. Dampak Anemia dalam Kehamilan ............................................... 11
ix
6. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan ........................................... 11
7. Jenis Anemia dalam Kehamilan ................................................... 12
8. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan ........................................ 13
9. Komplikasi Anemia dalam Kehamilan
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu .................................................. 15
b. Komplikasi Anemia Pada Janin ............................................... 16
10 Respon Tubuh Ibu Hamil dengan Anemia
a Respon Tubuh Secara Fisik ................................................... 16
b Respon Tubuh Secara Psikologis ........................................... 17
11 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis ............................................... 18
b. PenatalaksanaanKeperawatan di Rumah ................................ 19
B. Konsep Asuhan Keperawatan Anemia dalam Kehamilan
1. Pengkajian Keperawatan ............................................................... 19
2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan ......................................... 25
3. Rencana Keperawatan ................................................................... 26
4. Implementasi Keperawatan ........................................................... 33
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A Desain Penelitian ................................................................................ 34
B Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 34
C Populasi dan Sampel .......................................................................... 34
D Jenis - Jenis Data ................................................................................ 36
E Alat dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 36
F Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 36
G Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38
H Prosedur Penelitian............................................................................. 39
I Rencana Analisis ................................................................................ 40
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Deskripsi Tempat ............................................................................... 42
B Deskripsi Kasus .................................................................................. 42
C Pembahasan ........................................................................................ 62
BAB IV PENUTUP
A Kesimpulan ........................................................................................ 82
B Saran ................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Keperawatan ........................................................................... 26
Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan ...................................................................... 42
Tabel 4.2 Diagnosis Keperawatan ........................................................................ 49
Tabel 4.3 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................................. 51
Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan .................................................................. 54
Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Pengambilan Data dari Poltekkes Kemenkes RI Padang
Lampiran 2 : Surat izin melakukan penelitian dari DKK Padang
Lampiran 3 : Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6 : Informed Conset
Lampiran 7 : Data Ibu Hamil HB <11 gr% dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Tahun 2017.
Lampiran 8 : Laporan Ibu Hamil Anemia Per Kabupaten/Kota Tahun 2016
Lampiran 9 : Laporan PWS-KIA DKK Tahun 2016
Lampiran 10 : Asuhan Keperawatan Ny. Y dan Ny. R
Lampiran 11 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 12 : WOC Anemia Kehamilan
Lampiran 13 : Ghant Chart Kegiatan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 14 : Lembar Obsevasi Konsumsi Tablet Fe Dan Nutrisi Yang Adekuat
Pada Ibu Hamil
Lampiran 15 : Lembar Identifikasi Partisipan Trimester II
Lampiran 16 : Jadwal Kunjungan Rumah
Lampiran 17 : Dokumentasi Kunjungan Rumah
xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Riska Mayori
Tempat, Tanggal Lahir : Duri, 18 Mei 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Jorong Balai Panjang, Nagari Balai Panjang,
Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten
Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat
Nama orang tua
Ayah : Abu Bakar
Ibu : Darnawilis
Riwayat Pendidikan :
No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun
1 SD SDN 01 Balai Panjang 2003-2009
2 SMP SMPN 1 Kecamatan Lareh
Sago Halaban
2009-2012
3 SMA SMAN 1 Kecamatan Lareh
Sago Halaban
2012-2015
4 DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang 2015-2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi harapan setiap
pasangan suami istri. Namun, tidak semua kehamilan bebas dari masalah.
Masalah yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan diantaranya
kehamilan ektopik atau tuba, perdarahan vagina, keguguran, hiperemesis
gravidarum, demam, plasenta previa, fibroid (mioma), abrupsio plasenta,
infeksi, diabetes mellitus gestasional, preeklampsia, PIH, dan anemia
(Simkin, dkk, 2011). Menurut Prawirohardjo (2013), salah satu yang
menjadi masalah besar pada ibu hamil adalah anemia. Anemia merupakan
penyebab kematian non obstetri yang secara tidak langsung terjadi pada
ibu hamil (Triana, dkk , 2015).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 38% ibu hamil
berusia 15-49 tahun mengalami anemia. World Health Organization
(WHO) juga menjelaskan bahwa penyebab anemia kehamilan itu
bervariasi, namun 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan
dengan anemia besi (WHO, 2014). Indonesia frekuensi ibu hamil dengan
anemia relatif tinggi (63.5%). (Saifuddin, dkk, 2014). Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat menjelaskan bahwa selama tahun 2016, di
Sumatera Barat terdapat 16.206 orang ibu hamil yang mengalami anemia
(13,2%). Sedangkan di Kota Padang terdapat 1.357 orang ibu hamil yang
mengalami anemia (7,4%).
Anemia merupakan masalah gizi yang mempengaruhi jutaan orang di
negara-negara berkembang dan tetap menjadi tantangan besar bagi
kesehatan manusia (Sudikno & Sandjaja. 2016). Menurut Reeder, dkk
(2014), anemia dalam kehamilan merupakan perubahan fisiologis yang
terjadi selama kehamilan. Anemia adalah kondisi dengan kadar
hemoglobin dalam darah kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr%
2
atau hematokrit kurang dari 33% pada trimester I dan trimester III atau
kadar <10,5gr% pada trimester II (Prawirohardjo, 2013). Berdasarkan
ketetapan World Health Organization (WHO), anemia ibu hamil adalah
suatu kondisi dimana kadar sel darah merah atau hemoglobin kurang dari
11 gr% ( WHO, 2014). Anemia ibu hamil sering terjadi pada trimester ke
II karena terjadinya peningkatan volume plasma dan menguranggi
vaskositas darah sehingga menyebabkan hemodilusi, yang dapat
menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Reeder, dkk, 2014).
Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu
kesehatan. Dampak pada ibu dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi
akibat kehilangan darah saat atau setelah persalinan, mudah terjadi
preeklamsia/eklamsia, bahkan pada sebagian kasus wanita dapat
mengalami gagal jantung sebagai akibat dari anemia. Anemia kronis
membatasi jumlah oksigen yang tersedia bagi pertukaran janin, yang
menempatkan klien beresiko tinggi mengalami aborsi dan persalinan
prematur (Reeder, dkk, 2014). Sedangkan dampak pada janin dapat
menyebabkan resiko kematian intrauteri, resiko terjadinya abortus, BBLR,
resiko terjadinya cacat bawaan, kelahiran dengan anemia, peningkatan
resiko infeksi pada bayi, hingga kematian perinatal (Pratami, 2016).
Menurut penelitian Yanti, dkk (2015), faktor yang dapat menyebabkan
anemia kehamilan diantaranya tingkat pendidikan, status ekonomi dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe. Yanti, dkk (2015) menjelaskan bahwa
faktor utama penyebab anemia gizi adalah kurang cukupnya zat besi
didalam makanan sehari-hari. Kehamilan berulang atau jarak
antarkehamilan yang terlalu dekat juga menyebabkan anemia.
Prawirohardjo (2013) menjelaskan, penyebab anemia tersering adalah
defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan
oleh defisiensi besi. Ketidakcukupan asupan makanan, misalkan karena
mual dan muntah atau kurang asupan zat besi, dapat menyebabkan anemia
zat besi (Sinsin, 2008).
3
Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg zat besi, diantaranya 300
mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu
(Saifuddin, A.B, dkk, 2009). Kebutuhan zat besi janin dapat meningkat
secara drastis pada pertengahan kedua masa kehamilan (Reeder, dkk,
2014). Hal ini dikarenakan pada kehamilan sering terjadi hemodilusi atau
pengenceran darah yang menyebabkan volume darah pada tubuh ibu
meningkat (Azra & Rosha, 2015). Sehingga untuk dapat tetap memenuhi
kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui
plasenta, dibutuhkan asupan zat besi tambahan sekitar 2-3 mg/hari
(Kemenkes RI. 2015).
Program pemerintah untuk masyarakat dalam membantu mengatasi
masalah anemia yaitu tablet Fe gratis untuk ibu hamil yang tersedia di
puskesmas (Manuaba, dkk, 2007). Meskipun program pemerintah dalam
upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan pemberian tablet Fe
sebanyak 90 tablet selama kehamilan telah berjalan, namun kejadian
anemia pada ibu hamil tetap terjadi. Faktor yang menyebabkan
ketidakberhasilan program pemberian tablet Fe bagi ibu hamil dalam
mengatasi anemia adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
penyakit anemia dan bahaya yang menyertainya. Fakta tersebut
merupakan faktor yang menyebabkan sebagian besar ibu hamil kurang
patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe (Sulistiyanti, 2015). Hal ini sejalan
dengan hasil Riskesdas (2013) yaitu masih ada kasus abortus dan BBLR
yang disebabkan karena ibu hamil tidak rutin mengonsumsi tablet tambah
darah akibat kurangnya pengetahuan dan dukungan keluarga serta
masyarakat tentang pentingnya tablet tambah darah saat hamil (Dinas
Kesehatan Kota Padang, 2016).
Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 menunjukkan bahwa,
jumlah ibu hamil dengan anemia yang tertinggi ditemukan di Puskesmas
Lubuk Buaya yaitu sebanyak 379 kasus. Angka ibu hamil yang memiliki
4
resiko tinggi pada tahun 2015 yang tertinggi juga di Puskesmas Lubuk
Buaya yaitu sebanyak 430 kasus. Pada tahun 2016 didapatkan data dari
Laporan Dinas kesehatan Kota Padang bahwa jumlah ibu hamil yang
mengalami anemia adalah sebanyak 119 kasus (Dinas Kesehatan Kota
Padang, 2017). Mengingat banyaknya kasus dan dampak anemia pada ibu
hamil di Kota Padang terutama di Puskesmas Lubuk Buaya, maka perlu
peran perawat yang melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan dimulai dari pengkajian sampai evaluasi (Potter & Perry,
2009). Pengkajian maliputi anamnesis, riwayat psikososial, riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.Diagnosa
utama yang sering muncul pada ibu hamil dengan anemia adalah defisiensi
pengetahuan. Hal ini karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan dan mengonsumsi tablet Fe selama
hamil (Sulistiyanti, 2015).Pemberian konseling dan pendidikan kesehatan
yang terperinci merupakan salah satu intervensi keperawatan yang sangat
penting diberikan kepada ibu hamil yang mengalami anemia (Reeder, dkk,
2011). Evaluasi keperawatan perlu dilakukan bersama klien dan keluarga
terhadap pendidikan kesehatan yang telah diberikan (Sulistiyanti, 2015).
Menurut Depkes RI (2010), perawat juga berperan dalam standar
pelayanan 10 T, diantaranya dimulai dari timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap, pemberian tablet besi minimal 90
tablet selama kehamilan, tes laboratorium, temu wicara, tentukan
presentasi janin dan hitung DJJ, tetapkan status gizi, dan tata laksana kasus
sampai perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, dan terpenting
memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian asupan nutrisi pada
ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013).
Saat studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 16 November
2017, kunjungan ibu hamil ke Puskemas Lubuk Buaya dari bulan Januari
5
sampai bulan Oktober 2017 yaitu sebanyak 876 kunjungan, dengan jumlah
ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 85 orang. Hasil observasi dari
buku KIA yang dimiliki oleh 4 orang ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Lubuh Buaya, didapatkan 2 diantaranya mengalami anemia.
Ibu hamil yang pertama berusia 36 tahun, trimester III, riwayat gestasi G8
P5 A2 H5, dengan kadar Hb 9 gr%. Ibu hamil kedua berusia 26 tahun,
trimester II, primigravida, dengan kadar Hb 10 gr%. Kedua ibu hamil
sama-sama mengalami gejala pusing dan keletihan.
Sesuai hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan petugas Puskesmas
Lubuk Buaya kota padang, upaya tindakan yang diberikan kepada ibu
hamil yang mengalami anemia adalah pemberian tablet Fe selama
kehamilan. Namun, hasil wawancara dengan 2 orang ibu hamil yang
mengalami anemia, didapatkan bahwa mereka malas meminum tablet Fe
karena mual saat meminumnya, dan tidak tahu apa dampak jika tidak
patuh meminumnya. Ibu hamil mengatakan hanya di berikan tablet Fe oleh
petugas Puskesmas, namun tidak dijelaskan cara meminum tablet Fe yang
benar, manfaat, dan dampak jika tidak mengonsumsinya bagi ibu hamil.
Dari Uraian latar belakang diatas dan mengingat dampak bahaya dari
anemia pada ibu hamil, dibutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan
salah satunya perawat. Maka peneliti telah selesai melakukan penelitian
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Anemia di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018”.
B Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dengan anemia
di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018 ?
6
C Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui atau mengidentifikasi asuhan keperawatan pada
kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengkajian pada kasus ibu
hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya
Kota Padang Tahun 2018.
b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perumusan diagnosis pada
kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang Tahun 2018.
c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan rencana keperawatan pada
kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang Tahun 2018.
d. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tindakan keperawatan
pada kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018.
e. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan evaluasi pada kasus ibu
hamil dengan anemia di wilayah kerja PuskesmasLubuk Buaya
Kota Padang Tahun 2018.
D Manfaat
1. Bagi Peneliti
Laporan kasus ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta
kemampuan peneliti dalam penerapan asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan anemia yang telah dipelajari.
2. Bagi Pendidikan
Data dan hasil yang diperoleh dari laporan kasus ini dapat digunakan
sebagai perbandingan dan bahan untuk penelitian selanjutnya dibidang
kesehatan.
7
3. Tempat Penelitian
Laporan studi kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dalam menerapakan asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIIS
A Konsep Anemia dalam Kehamilan
1 Pengertian Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika
ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I
dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II
(Pratami, 2016). Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin pada
trimester pertama, kedua, dan ketiga yang disebabkan berkurangnya
cadangan zat besi yang dibutuhkan janin sehingga membahayakan ibu
dan janin (Wagiyo dan Putrono, 2016). Anemia secara praktis
didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau eritrosit dibawah
batas normal. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar
hemoglobin dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Namun
CDC (Centers for Desease Control and Prevention / Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit) membuat nilai batas khusus berdasarkan
trimester kehamilan, yaitu kadar Hb kurang dari 11.0 g/dl pada
trimester I dan III dan kurang dari 10.5 g/dl pada trimester II
(Prawirohardjo, 2013).
2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali menyebabkan
komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam
tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah
perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan
sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan
trombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi
dan hemostasis (Prawirohardjo, 2013).
Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif
mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada
9
minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang
dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo, 2013).
Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah
sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume
plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi hemoglobindari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6%
perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal
yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defesiensi zat
besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya
tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga
penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu
mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 – 7 mg/hari. Volume
darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah
persalinan (Prawirohardjo, 2013).
Selama kehamilan jumlah leukosit juga akan meningkat yakni berkisar
antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada saat persalinan
dan masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab peningkatan ini
belum diketahui. Respon yang sama juga diketahui terjadi selama dan
setelah melakukan latihan yang berat (Prawirohardjo, 2013).
Selama kehamilan juga sirkumferensia torak akan bertambah lebih
kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diagfragma
yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan
hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, perubahan ini
10
akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir
seperti sediakala dalam minggu ke 24 minggu setelah persalinan
(Prawirohardjo, 2013).
3 Etiologi Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Jane Bain (2014), penyebab utama anemia kehamilan di
negara maju adalah defisiensi zat besi, yaitu hampir sepertiga kasus.
Angka ini menjadi lebih tinggi di negara berkembang. Penyebab utama
defisiensi zat besi adalah :
1) intake tidak mencukupi,
2) malabsorbsi,
3) hiperemesis gravidarum.
Menurut Saifuddin, 2002 dalam Wagiyo dan Putrono (2016), anemia
ibu hamil pada umumnya disebabkan oleh:
1) kurang gizi (malnutrisi) ,
2) kurang zat besi dalam diit,
3) malabsobsi,
4) perdarahan antepartum,
5) kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,
6) haid, dan penyakit-penyakit kronik seperti TB paru, cacing usus,
malaria, dan lain-lain.
4 Tanda dan Gejala Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Lutfiatus (2016), tanda dan gejala ibu hamil yang mengalami
anemia, yaitu :
1) mudah lelah, lesu, dan sesak napas saat beraktivitas maupun
istirahat,
2) permukaan kulit dan wajah pucat,
3) mudah pusing,
4) mudah pingsan,
11
5) kerja jantung meningkat sehingga denyutnya lebih cepat, bahkan
dapat berakibat gagal jantung jika kondisi jantung memburuk.
5 Dampak Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Wiknjosastro, 2006 dalam Wagiyo dan Putrono (2016),
anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik pada ibu,
baik dalam kehamilan, persalinan maupun saat masa nifas, dan masa
selanjutnya. Berbagai masalah dapat timbul akibat anemia, seperti :
1) abortus, partus prematurus
2) partus lama karena intertia uteri, perdarahan postpartum karena
atonia uteri.
3) shock, infeksi, baik intrapartum maupun post partum
4) anemia yang sangat berat dengan hb kurang dari 4 g/100ml yang
menyebabkan dekompensasi kordis.
Sedangkan menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), dampak anemia
kehamilan bervariasi, yaitu :
1) gangguan kelangsungan kehamilan : abortus, partus immatur atau
prematur,
2) gangguan proses persalinan : inertia, atonia, partus lama,
perdarahan atonis,
3) gangguan pada masa nifas : sub involusi rahim, mudah terinfeksi,
produksi ASI rendah, dan
4) gangguan pada janin : abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian perinatal
6 Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
Berdasarkan ketetapan WHO, anemia ibu hamil adalah bila Hb kurang
dari 11 g/dl. Klasifikasi anemia ibu hamil di Indonesia sangat
bervariasi, yaitu :
a Hb 11 g/dl : normal
b Hb 9-10 g/dl : anemia ringan
12
c Hb 7-8 g/dl : anemia sedang
d Hb <7 g/dl : anemia berat.
(Manuaba, dkk, 2007).
7 Jenis Anemia dalam Kehamilan
Menurut Pratami (2016), anemia dalam kehamilan dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, antara lain anemia
defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia
hemolotik (anemia sel sabit).
a Anemia Defisiensi Besi
b Anemia defisiensi besi (IDA, Iron Deficiency Anemia) merupakan
kelainan hematologi yang paling sering terjadi selama kehamilan.
Adanya perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan
memiliki peran serta dalam meningkatkan resiko terjadinya IDA.
Terdapat perubahan yang sangat menonjol pada volume massa
maternal dan peningkatan volume sel darah merah total dan massa
hemoglobin yang relatif rendah. Wanita yang memiliki riwayat
status nutrisi yang buruk, jarak kehamilan yang dekat, kehamilan
kembar, atau perdarahan pervaginam yang berlebihan dapa
beresiko mengalami IDA selama kehamilan. IDA dapat
menyebabkan wanita hamil menjadi sangat rentan terhadap infeksi
dan komplikasi akibat kehilangan darah saat atau setelah
persalinan. Anemia kronis membatasi jumlah oksigen yang tersedia
bagi pertukaran janin, yang menempatkan klien beresiko tinggi
mengalami aborsi dan persalinan prematur. Kadar hemoglobin di
bawah 10 g/dl atau hematokrit kurang dari 30% pada wanita hamil
pada umumnya menunjukkan adanya IDA, dan evaluasi lebih jauh
diindikasikan untuk menentukan penyebab terjadinya kondisi
tersebut (Reeder, 2014).
13
c Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik merupakan anemia dengan karakteristik sel
darah makrositik. Anemia megaloblastik dapat terjadi akibat
defisiensi asam folat, malnutrisi, infeksi kronis, atau defisiensi
vitamin B12 (Pratami, 2016). Anemia megaloblastik, dicirikan
dengan adanya sel darah merah yang belum matang yang gagal
membelah sehingga sel darah merah tersebut makin lama makin
membesar dan jumlahnhya makin sedikit, jarang terjadi
dibandingkan IDA, yang terjadi pada kurang dari 3% wanita hamil.
Gejala anemia dengan tipe ini meliputi glositis, lidah sakit, dan
anoreksia (Reeder, 2014).
d Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik terjadi karena adanya hipofungsi sumsum
tulang belakang dalam membentuk sel darah merah yang baru.
Anemia hipoplastik primer atau idiopatik masih belum diketahui
penyebabnya dan sulit untuk ditangani. Anemia hipoplastik
sekunder dapat terjadi akibat adanya infeksi berat dan pajanan
terhadap racun kimiawi, rotgen, atau radiasi (Pratami, 2016).
e Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi akibat penghancuran sel darah merah
yang lebih cepat daripada pembentukannya. Gejala utama anemia
hemolitik dapat berupa perasaan lelah, lemah, atau anemia dengan
gambaran darah yang abnormal (Pratami, 2016).
8 Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain malnutrisi,
kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang
berlebihan, kehamilan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi akibat infeksi
kronis atau infeksi akut yang berulang, serta kondisi kronis seoerti
14
infeksi TB, malaria, atau cacing usus. Proses kekurangan zat besi
sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi
penurunan simpanan cadangan besi. Lambat laun hal tersebut
mempengaruhi kadar Hb dalam darah. Didalam tubuh, sebagian zat besi
dalam bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak
cukup, ferritin inilah yang diambil. Sayangnya, daya serap zat besi dari
makanan sangat rendah. Zat pangan dari hewani lebih tinggi
penyerapannya, yaitu 20-30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1-
6%. Bila terjadi anemia, kerja jantung akan dipicu lebih cepat untuk
memenuhi kebutuhan oksigen kesemua organ tubuh. Akibatnya
penderita sering berdebar-debar dan jantung lekas lelah. Gejala lainnya,
lemas-lemas, cepat lelah, cepat letih, mata sering berkunang-kunang,
dan sering mengantuk. Wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan
kuku tampak pucat. Anemia sangat berat, dapat berakibat penderita
sesak napas, bahkan lemah jantung (Pratami, 2016).
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga. Karena,
pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir (Sinsin, 2008). Menurut
penelitian Azra & Rosha (2015), ibu hamil yang mengalami anemia
sebesar hampir 70 persen dan lebih banyak terjadi pada ibu hamil
trimester II dan III. Hal ini dikarenakan pada kehamilan sering terjadi
hemodilusi atau pengenceran darah. Prawirohardjo (2013) menjelaskan,
pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritopoietin. Akibatnya, volume plasma
bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi.
Volume darah mulai meningkat pada trimester I, yang kemudian
mengalami percepatan selama trimester II, dan untuk selanjunya
15
melambat pada trimester III. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar
11 gr%, dengan terjadinya hemodilusi, Hb ibu hamil akan menjadi 9.5 –
10 gr%. Penurunan ini mencerminkan keadaan hemodilusi, dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis.
Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif
mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada
minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang
dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo, 2013).
9 Komplikasi Anemia Dalam Kehamilan
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu
kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas.
Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan
abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola
hidatidosa, hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau
ketuban pecah dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan
selama persalinan seperti gangguan his, gangguan kekuatan
mengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang
lama hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan
tindakan operasi, kala ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan
postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan postpartum
sekunder dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang dapat
timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang
mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko terjadinya
dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi
16
selama masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksi
payudara.
b. Komplikasi Anemia Pada Janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi,
O2 dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat
timbul pada janin adalah :
1) resiko terjadinya kematian intra-uteri,
2) resiko terjadinya abortus,
3) berat badan lahir rendah,
4) resiko terjadinya cacat bawaan,
5) peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian
perinatal
6) atau tingkat intiligensi bayi rendah.
10 ResponTubuh Ibu Hamil dengan Anemia
a Respon tubuh secara fisik
Menurut Tarwoto dan Wasnidar (2007), ibu hamil yang menderita
anemia respon tubuhnya seperti :
1) keadaan umum
ibu hamil dengan anemia tampak pucat dan dan mengalami
keletihan.
2) Mata
Konjungtiva ibu hamil dengan anemia tampak nemis,
penglihatan kabur, jaundice sklera dan perdarahan retina.
3) sistem Integumen
kulit ibu hamil dengan anemia tampak pucat, joundice
(pada anemia hemolitik), kulit kering, kuku rapuh, clubbing
finger.
17
4) sistem pernapasan
pernafasan pada ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan
dyspnea dan orthopnea.
5) sistem kardiovaskular
ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan gejala seperti
takikardia, palpitasi, murmur, angina, hipotensi,
kardiomegali, dan gagal jantung.
6) sistem pencernaan
pada ibu hamil dengan anemia ditemukan mukosa bibir
licin dan mengkilap, stomatitis, anoreksia, disfagia, nyeri
abdomen, hepatomegali, splenomegali.
7) sistem genitourinaria
ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan riwayat amnore
dan menoragia sebelumnya, menurunnya fertilisasi, dan
hematuria (pada anemia hemolitik).
8) sistem muskuloskletal
ibu hamil dengan anemia biasanya mengeluh nyeri
pinggang, nyeri sendi, tenderness sternal.
9) sistem persarafan
pada ibu hamil dengan anemia biasnya nyeri kepala,
bingung, neuropati perifer, prestasia, mental depresi, cemas,
kesulitan kopping.
b Respon tubuh secara psikologis
Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia
biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan
keadaannya dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi
ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari
6,0 g/dl.
18
11 Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan
a Penatalaksanaan Secara Medis
Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan
memperoleh pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang
aman dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb
yang normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah.
Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang selama
dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi beresiko menimbulkan
masalah yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri (Pratami,
2016).
WHO merekomendasikan pemberian suplemen zat besi tambahan
sekitar 2-3 mg/hari kepada ibu hamil sehingga tetap memenuhi
kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin
melalui plasenta (Kemenkes RI, 2015). Program pemerintah dalam
upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan pemberian
tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Sulistiyanti, 2015).
Tablet Fe mulai dikonsumsi oleh ibu hamil pada trimester II,
karena pada trimester ini peningkatan volume plasma darah yang
signifikan. Selain itu, jika diberikan mulai pada trimester I, maka
akan membuat ibu hamil semakin mual dan muntah, melihat
dampak dari tablet Fe yang membuat ibu hamil mual. Tablet
sebaiknya diminum dengan air putih atau air jeruk yang
mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan zat besi.
Teh, susu, dan kopi tidak boleh diminum bersamaan dengan tablet
Fe, karena merupakan faktor penghambat penyerapan zat besi.
Sebaiknya tablet Fe diminum pada malam hari sebelum tidur,
karena mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu
meminumnya (Ani, L.S, 2013).
19
b Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia
adalah dengan mengonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah
terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang tinggi
kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan
bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Selain itu pemberian vitamin adalah cara
terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi
dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat
besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang
tinggi kandungan zat besi (Proverawati, 2011).
B Konsep Asuhan Keperawatan Anemia Dalam Kehamilan
1 Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Pengkajian identitas ibu hamil dengan anemia meliputi nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, diagnosa medis. wanita usia <20 tahun atau >35 tahun
merupakan faktor predisposisi terjadinya anemia selama
kehamilan (Wagiyo dan Putrono, 2016).
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan
keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang,
malaise, lidah luka, konsentrasi hilang, nafas pendek (pada
anemia parah), mual dan muntah pada hamil muda, dan palpitasi
(Wagiyo dan Putrono, 2016).
20
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan mudah lelah,
lesu, dan sesak napas saat beraktivitas maupun istirahat,
permukaan kulit dan wajah pucat, dan mudah pusing
(Lutfiatus, 2016).
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pada ibu hamil dengan anemia
biasanya riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat
penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi seperti TB, cacing
usus, dan malaria yang dapat memungkinkan terjadinya
anemia (Pratami, 2016).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga biasanya tidak ada yang mengalami
penyakit yang sama. Biasanya anggota keluarga cenderung
menganggap gejala yang ada pada ibu hamil dengan anemia
merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu hamil. Hal ini
merupakan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
resiko anemia pada ibu hamil. Sehingga, biasanya anggota
keluarga kurang memperhatikan gizi anggota keluarganya
walaupun sedang hamil (Riasmini, dkk, 2017).
4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan kehamilan pada
usia muda dan kehamilan yang berdekatan (Wagiyo dan
Putrono, 2016).
5) Pola Aktivitas Sehari-hari
a) Pola makan
Ibu hamil dengan anemia biasanya kurang
mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti
sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak
mengkonsumsi tablet Fe (Wagiyo dan Putrono, 2016).
21
b) Pola aktivitas/istirahat
Ibu hamil dengan anemia mudah kelelahan, keletihan,
malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak (Wagiyo dan Putrono, 2016).
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Ibu hamil dengan anemia akan terlihat lemah, lesu, dan
pucat (Wagiyo dan Putrono, 2016).
2) Head to Toe
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), pemeriksaan head to
toe pada ibu hamil dengan anemia, didapatkan :
a) Kepala :
Rambut ibu hamil dengan anemia biasanya tidak ada
masalah
b) Wajah :
Pada wajah ibu hamil biasanya terdapat chloasma
gravidarum karena terjadi hiperpigmentasi.
c) Mata :
Ibu hamil dengan anemia ditemukan konjungtiva
anemis dan skelera tidak ikterik.
d) Mulut :
Bibir ibu hamill dengan anemia ditemukan pucat dan
membran mukosa kering.
e) Payudara
Inspeksi :
Pada areola mammae dan puting susu ibu hamil akan
menghitam. Biasanya payudara akan membesar, tegang
dan sakit.
Palpasi :
Apabila di pijat, biasanya pada kehamilan 16 minggu
cairan yang dikeluarkan jernih, kehamilan 16 minggu
22
sampai 32 minggu warna cairan agak putih seperti air
susu yang sangat encer, dan dari kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir cairan yang keluar lebih kental,
berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak atau
disebut kolostrum.
f) Abdomen
Inspeksi :
Hingga kehamilan empat bulan, pembesaran perut
belum kelihatan. Setelah kehamilan lima bulan, perut
mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut
menjadi tegang dan pusat meninjol keluar. Timbul linia
alba atau nigra dan strie gravidarum
Palpasi :
Leopold 1 :
(a) apabila kepala janin dibagian fundus, yang
akan teraba adalah keras, bundar, dan
melenting.
(b) apabila bokong janin teraba dibagian fundus,
yang terasa adalah lunak, kurang bundar, dan
kurang melenting.
(c) apabila posisi janin melintang pada reahim,
maka pada fundus teraba kosong.
Leopold II :
(a) bagian punggung : akan teraba jelas, rata,
cembung, kaku / tidak dapat digerakkan.
(b) bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) : akan
teraba kecil, bentuk atau posisi tidak jelas dan
menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki
janin secara aktif maupun pasif.
23
Leopold III :
(a) bagian keras, bulat, dan hampir homogen
adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak
dan kurang simetris adalah bokong.
(b) apabila bagian terbawah janin sudah
memasuki PAP, maka saat bagian bawah
digoyang sudah tidak bisa.
Leopold IV :
(a) apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa
bertemu (konvergen), berarti bagian terendah
janin belum memasuki pintu atas panggul,
sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa
membentuk jarak atau tidak bertemu
(divergen), maka bagian terendah janin sudah
memasuki PAP.
Auskultrasi :
Normalnya denyut jantung janin antara 120-160
kali/menit
g) Ekstremitas :
Pada ekstremitas ibu hamil biasanya timbul varises
pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua,
sering trejadi edema pada salah satu tungkai. Edema
terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena
femoralis sebelah kanan atau kiri.
h) Genitalia :
Pada ibu hamil dengan anemia dapat terjadi perdarahan
pervagina.
i) Sistem Integumen :
Ibu hamil dengan anemia ditemukan menngalami gejala
seperti pucat, joundice (pada anemia hemolitik), kulit
kering, kuku rapuh, clubbing finger.
24
j) Sistem pernapasan :
Ibu hamil dengan anemia akan mengalami nafas
pendek saat istirahat maupun beraktivitas karena
desakan diafragma oleh janin.
k) Sistem Pencernaan:
Biasanya alat pencernaan lebih kendur, peristaltik
kurang baik, terjadi hipersekresi kelenjar dalam alat
pencernaan sehingga menimbulkan rasa mual, muntah,
hipersalivasi, dan lain-lain. Peristaltik yang kurang baik
dapat menimbulkan konstipasi atau obstipasi.
l) sistem kardiovaskular :
pada ibu hamil dengan anemia ditemukan takikardia,
palpitasi, murmur, angina, hipotensi, kardiomegali, dan
gagal jantung.
m) sistem muskuloskletal :
ibu hamil dengan anem
ia akan mengeluh nyeri pinggang, nyeri sendi,
tenderness sternal
n) sistem persarafan :
ibu hami dengan anemia akan mengeluh nyeri kepala,
bingung, dan cemas.
e. Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah pemeriksaan
laboratorium. Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), hasil
pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil yang biasanya
didapatkan, yaitu :
a) Pemeriksaan Hb : kadar Hb <11g/dl pada trimester I dan II
atau <10.5 g/dl pada trimester II
b) Pemeriksaan Ht : kadar Ht menurun (normal 37% - 41%)
c) Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
d) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah
tepi.
25
e) Terdapat pensitopenia, susmsum tulang kosong diganti
lemak.
f) Skrining HIV pada ibu hamil
2 Kemungkinan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1) Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis pada ibu hamil
(anemia dalam kehamilan).
2) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan.
3) Defisiensi pengetahuan ibu hamil tentang anemia berhubungan
dengan kurang sumber pengetahuan mengenai anemia.
4) Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin.
5) Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kewaspadaan perdarahan.
6) Resiko cedera Janin berhubungan dengan malnutrisi pada ibu
hamil.
7) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
cardiac output
8) Resiko shok berhubungan dengan peningkatan kerja jantung.
9) Resiko gangguan hubungan ibu-janin berhubungan dengan
gangguan transpor oksigen (anemia).
10) Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
11) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
(NANDA, 2015-2017)
26
3 Rencana Keperawatan
Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Keletihan berhubungan
dengan kelesuan
fisiologis (anemia dalam
kehamilan)
Defenisi : keletihan terus-
menerus dan penurunan
kapasitas untuk kerja fisik
dan mental pada tingkat
yang lazim
Batasan Karakteristik :
1. Gangguan konsentrasi
2. Kelelahan
3. Kurang energi
4. Mengantuk
5. Peningkatan kebutuhan
istirahat
6. Peningkatan keluhan
fisik
7. Tidak mampu
mempertahankan
aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
(penyuluhan/pendidikan
kesehatan) selama 5 kali
kunjungan, tingkat
kelelahan klien
berkurang dengan
kriteria hasil :
1. Klien tidak
mengalami kelelahan
2. Klien tidak
mengalami kelesuan
3. Klien tidak
mengalami
kehilangan selera
makan
4. Klien tidak
mengalami penurunan
motivasi
5. Klien tidak
mengalami sakit
kepala
6. Klien tidak
mengalami nyeri otot
7. Kuliatas tidur klien
tidak terganggu
8. Kualitas istirahat
klien tidak terganggu.
Manajemen Energi :
1) Lakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan untuk membatasi
aktivitas agar ketahan klien
tetap terjaga
2) Bantu pasien untuk
memilih aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan
3) Anjurkan tidur siang bila
diperlukan
4) Bantu pasien untuk
menjadwalkan priode
istirahat
5) Instruksikan pasien/orang
yang terdekat dengan
pasien mengenai kelelahan
(gejala yang mungkin
muncul dan kekambuhan
yang mungkin nanti akan
muncul kembali).
6) Monitor intake/asupan
nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
27
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
kurang asupan makanan
Definisi:
Asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik.
Batasan Karakteristik:
a) Mual, muntah,
konjungtiva pucat
b) Bising usus hiperaktif
c) Cepat kenyang
setelah makan
d) Kurang informasi
e) Kurang minat pada
makanan
f) Membran mukosa
pucat
g) Penurunan berat
badan dengan asupan
makanan adekuat
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
(pendidikan/penyuluhan
kesehatan) selama 5 kali
kunjungan, diharapkan:
a) keseimbangan nutrisi
klien tidak terganggu
dengan kriteria hasil :
1. Klien mengerti
tentang pentingnya
nutrisi bagi ibu
hamil dan janinnya
2. Klien mengerti
tentang pengertian
nutrisi
3. Klien mengerti
tentang sumber-
sumber nutrisi bagi
ibu hamil
4. Klien mengerti
tentang danpak
kekurangan nutrisi
bagi ibu hamil
b) Nafsu Makan :
Indikator :
1 Keinginan untuk
makan tidak
terganggu
2 Klien tidak mual
3 Rangsangan
Manajemen Nutrisi
1) Jelaskan pentingnya nutrisi
untuk ibu dan janin selama
kehamilan
2) Lakukan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan
tentang pengertian nutrisi
bagi ibu hamil
3) Lakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan tentang sumber-
sumber nutrisi bagi ibu
hamil
4) Lakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan tentang dampak
kekurangan nutrisi bagi ibu
hamil
Monitor Nutrisi
1) Timbang berat badan pasien
2) Monitor kecendrungan turun
dan naiknya berat badan
3) Identifikasi pertumbuhan
berat badan terakhir
4) Monitor tugor kulit dan
mobilitas
5) Monitor adanya mual
muntah
6) Monitor adanya (warna)
pucat, kemerahan dan
28
untuk makan
tidak terganggu
c) Status Nutrisi :
Asupan makanan
& cairan
Indikator :
a. Asupan
makanan secara
oral tidak
terganggu
b. Asupan cairan
secara oral tidak
terganggu
jaringan konjungtiva yang
kering
7) Lakukan pemeriksaan
laboratorium (Hb, Ht )
Defisiensi Pengetahuan
tentang anemia
berhubungan dengan
kurang sumber
pengetahuan mengenai
anemia
Definisi :
Ketiadaan atau defisiensi
informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik
tertentu
Batasan Karakteristik :
1. Ketidakakuratan
melakukan tes
2. Ketidakakuratan
mengikuti perintah
Setelah dilakukan
penyuluhan kesehatan 5
kali kunjungan,
pengetahuan klien
bertambah dengan
kriteria hasil :
1 Klien mengetahui
pengertian anemia pada
kehamilan
2 Klien mengetahui
penyebab anemia
dalam kehamilan
3 Klien mengetahui
dampak anemia dalam
kehamilan
4 Klien mengetahui cara
pencegahan anemia
dalam kehamilan
5 Klien memahami
Pendidikan Kesehatan
Aktivitas-aktivitas :
1) Lakukan pendidikan
kesehatan pada klien dan
keluarga tentang nutrisi
untuk ibu hamil dan anemia
kehamilan
2) Jelaskan tentang pengertian
anemia dalam kehamilan
3) Jelaskan tentang penyebab
anemia dalam kehamilan
4) Jelaskan tentang dampak
anemia dalam kehamilan
5) Jelaskan cara mengatasi
anemia selama kehamilan
6) Jelaskan pentingnya
konsumsi tablet Fe selama
kehamilan
7) Jelaskan cara mengonsumsi
29
3. Kurang
pengetahuan
Perilaku tidak
tepat (misalnya:
histeria,
bermusuhan,
agitasi, apatis)
tentang pentingnya
tablet tambah darah
untuk kehamilannya
6 Klien mengetahui cara
konsumsi tablet Fe
yang benar
tablet Fe yang benar
Caranya : Tablet Fe
sebaiknya diminum dengan
air putih atau air jeruk yang
mengandung vitamin C
untuk mempermudah
penyerapan zat besi. Teh,
susu, dan kopi tidak boleh
diminum bersamaan dengan
tablet Fe, karena merupakan
faktor penghambat
penyerapan zat besi.
Sebaiknya tablet Fe
diminum pada malam hari
sebelum tidur, karena
mengurangi efek mual yang
akan timbul setelah ibu
meminumnya (Ani, L.S,
2013).
8) Jelaskan pentingnya
memeriksakan kehamilan
secara rutin
9) Libatkan individu, keluarga,
dan kelompok dalam
perencanaan dan rencana
implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku
kesehatan
Risiko infeksi
berhubungan dengan
penurunan hemoglobin
Setelah dilakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan 5 kali
kunjungan, klien mampu
a. Kontrol infeksi
1) Lakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan tentang cara
30
Definisi: Rentan
mengalami invasi dan
multiplikasi organisme
patogenik yang dapat
mengganggu kesehatan.
mengontrol infeksi ,
dengan kriteria hasil :
1) Mampu
mengidentifikasi
faktor risiko infeksi
2) Mengetahui
konsekuensi terkait
infeksi
3) Mampu
mengidentifikasi
tanda dan gejalah
infeksi.
4) Mempu menunjukan
mencuci tangan untuk
pencegahan infeksi
5) Tidak ada kemerahan
pada klien
6) Klien tidak demam
7) Klien tidak
hipotermia
8) Klien tidak
kehilangan nafsu
makan
9) Klien tidak malaise
cuci tangan yang benar
2) Jelaskan kepada pasien
dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
3) Jelaskan pada klien dan
keluarga akibat dari
infeksi bagi ibu dan
janinnya
4) Jelaskan kepada klien
pentingnya
meningkatkan intake
nutrisi bagi ibu dan
janin agar terhindar
dari infeksi
5) Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan local
6) Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
7) Monitor adanya luka
8) Jelaskan pada klien
pentingnya masukan
cairan
9) Anjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat
Risiko perdarahan
berhubungan dengan
kurang pengetahuan
tentang kewaspadaan
Setelah dilakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan selama 5 kali
kunjungan, klien mampu
mengatasi resiko
Pencegahan perdarahan :
1. Lakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan kepada klien dan
keluarga tentang resiko
31
perdarahan
Defenisi :
Rentan mengalami
penurunan volume darah,
yang dapat mengganggu
kesehatan.
kehilangan darah dengan
kriteria hasil :
1. Klien dan keluarga
mengetti tentang
tanda dan gejala
perdarahan
2. Klien mengerti
tentang pentingnya
meningkatkan asupan
cairan dan makanan
yang kaya vitamin K
3. Klien tidak
kehilangan darah
4. Klien tidak
mengalami
perdarahan
pervaginam
5. Klien tidak
mengalami penurunan
tekanan darah sistolik
6. Klien tidak
mengalami penurunan
tekanan darah
diastolik
7. Klien tidak
kehilangan panas
tubuh
8. Klien tidak
mengalami penurunan
Hemoglobin (Hb)
9. Klien tidak
mengalami penurunan
perdarahan
2. Jelaskan pada klien dan
keluarga tentang tanda dan
gejala perdarahan
3. Jelaskan pada klien dan
keluarga perlunya mindungi
diri klien dari trauma yang
dapat menyebabkan
perdarahan
4. Instruksikan untuk
menghindari mengangkat
benda berat
5. Instruksikan pasien untuk
meningkatkan makanan
yang kaya vitamin K.
Vitamin ini banyak terdapat
pada sayuran, buah-buahan,
susu, dan kacang-kacangan
untuk proses pembekuan
darah dan mengurangi
perdarahan.
6. motivasi untuk
meningkatkan asupan cairan
agar tidak terjadi konstipasi
7. Instruksikan pasien dan
keluarga untuk memonitor
tanda-tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya melapor kepada
perawat)
8. Instruksikan pasien dan
32
Hematokrit (Ht) keluarga untuk memonitor
tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya, lapor kepada
perawat)
Resiko Cedera Janin
berhubungan dengan
malnutrisi
Definisi :
Rentan mengalami cedera
fisik akibat kondisi
lingkungan yang
berinteraksi dengan
sumber adaptif dan
sumber defensif individu,
yang dapat mengganggu
kesehatan.
Setelah dilakukan
penyuluhan atau
pendidikan kesehatan
selama 5 kali kunjungan,
klien mampu mengurangi
kejadian jatuh pada ibu
dan resiko cedera janin
berkurang dengan
kriteria hasil :
1 Nutrisi klien terpenuhi
2 Klien tidak jatuh saat
berdiri
3 Klien tidak jatuh saat
berjalan
4 Klien tidak jatuh saat
naik tangga
5 Klien tidak jatuh saat
ke kamar mandi
Manajemen Energi :
1. Lakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan untuk membatasi
aktivitas agar ketahan klien
tetap terjaga.
2. Lakukan pendidikan.
kesehatan pentingnya
asupan nutrisi yang adekuat
untu pertumbuhan dan
perkembangan janin.
3. Bantu pasien untuk
memilih aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan
4. Anjurkan tidur siang bila
diperlukan
5. Bantu pasien untuk
menjadwalkan priode
istirahat
6. Instruksikan pasien/orang
yang terdekat dengan
pasien mengenai kelelahan
(gejala yang mungkin
muncul dan kekambuhan
yang mungkin nanti akan
muncul kembali).
33
7. Monitor intake/asupan
nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
Sumber :
NANDA (2015-2017) , NOC-NIC (2016)
4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat dari proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan. Tindakan dilakukan sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup kegiatan mandiri dan kolaborasi. Dengan
rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat,
intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan
untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien (Padila,
2012).
5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan proses kontinu yang terjadi saat
perawat melakukan kontak dengan pasien. Setelah melaksanakan
intervensi, kumpulkan data subjektif dan objektif dari klien, keluarga.
Selain itu tinjau ulang pengetahuan tentang status terbari dari kondisi,
terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Jika hasil
telah terpenuhi, bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan
setelah dilakukan asuhan keperawatan (Perry & Potter, 2009)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk
studi kasus. Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan bagaimana
gambaran asuhan keperawatan pada klien melalui pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, merumuskan rencana keperawatan, merumuskan
penatalaksanaan rencana dengan implementasi keperawatan, dan
merumuskan evaluasi dari tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan
anemia di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang pada tahun 2018.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah selesai dilakukan di wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Kota
Padang. Waktu penelitian di mulai bulan September tahun 2017 sampai
dengan bulan Mei tahun 2018. Waktu untuk studi kasus selama 2 minggu,
pada partisipan I dilakukan selama 5 kali kunjungan dan pada partisipan II
juga dilakukan selama 5 kali kunjungan.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono, 2013). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
ibu hamil trimester II yang mengalami anemia dengan kadar Hb kurang
dari 10,5 gr/dl di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.
Menurut studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 16
November 2017, terdapat 85 orang ibu hamil yang mengalami anemia
dari bulan Januari sampai bulan Oktober tahun 2017. Namun saat akan
dilakukan penelitian pada bulan januari 2018, didapatkan data ibu hamil
yang mengalami anemia pada trimester II berjumlah 25 orang. Jadi,
populasi penelitian ini 25 orang ibu hamil yang mengalami anemia di
wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.
35
2. Sampel
Sampel adalah suatu objek yang diteliti yang mewakili suatu populasi
(Saryono, 2013). Pemilihan partisipan mengacu pada teknik purposive
sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Nursalam, 2013).
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu 2 ibu hamil yang mengalami anemia dengan kriteria
inklusi.
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a Partisipan 1 dan partisipan 2 bersedia menjadi responden.
b Partisipan dengan kadar Hb <10.5 g/dl. Data Hb ibu hamil
didapatkan dari data sekunder yaitu data dari ruang KIA
Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.
c Partisipan yang kooperatif.
d Partisipan pada trimester II.
Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini, yaitu :
a Partisipan yang memiliki keterbatasan atau cacat fisik seperti bisu
dan gangguan pendengaran.
b Partisipan mengalami penyakit lain yang dapat mengganggu proses
peneltian.
Setelah dilakukan analisis data oleh peneliti, didapatkan partisipan lebih
dari 2 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, maka dilakukan dengan
pendekatan klinis yaitu dengan melihat gejala klinis yang lebih sesuai
dengan kehendak peneliti yang dapat mewakili populasinya. Gejala klinis
yang dapat dilihat yaitu dengan pemeriksaan konjungtiva, observasi
keletihan dan kelesuhan ibu hamil, serta wawancara dengan ibu hamil
36
yang mengalami pusing. Maka dari teknik purposive sampling dengan
pendekatan klinis, didapatkan 2 orang partisipan untuk penelitian ini.
D. Jenis-Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari klien seperti
pengkajian kepada klien, meliputi: identitas klien, riwayat kesehatan klien,
pola aktifitas sehari-hari dirumah, data penunjang (hasil labor dan
diagnostik), dan pemeriksaan fisik terhadap klien.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung
dari keluarga, rekam medis, hasil labor dan Ruang KIA Puskesamas Lubuk
Buaya Kota Padang.
E. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data
Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format tahapan
proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi. Format yang
digunakan adalah format pengkajian pada ibu hamil yang mengalami anemia.
Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensimeter, stetoskop, dan termometer.
Selanjutnya meteran untuk mengukur tinggi badan ibu hamil, pita LILA untuk
mengukur status gizi ibu hamil dan timbangan untuk mengukur berat badan
ibu hamil.
F. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi
dan studi dokumentasi. Menurut Dinarti,dkk (2009) pelaksanaan dokumentasi
proses keperawatan terdiri dalam 5 tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Bentuk yang umumnya dipakai dalam format pengkajian sebagai berikut:
a. Format tanya jawab
Format tanya jawab pada penelitian ini adalah format asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi yang berupa
pertanyaan-pertanyaan bersifat umum (identitas pasien seperti nama,
37
jumlah anggota keluarga, ataupun riwayat kesehatan seperti penyakit
yang pernah diderita), ataupun yang lebih pribadi (seperti status
keuangan, spiritual, disminore).
b. Pengkajian ulang
Pengkajian ulang dilakukan setelah intervensi dilakukan. Pengkajian
ini dapat ditulis pada format catatan keperawatan.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan dapat ditegakkan yaitu data-data yang telah ada
dianalisa. Kegiatan pendokumentasian diagnosis keperawatan sebagai
berikut:
a. Analisa data
Dalam analisa data mencakup data pasien, masalah dan penyebabnya.
Data pasien diklasifikasikan menjadi dua yaitu data subjektif dan data
objektif. Data subjektif adalah data yang didapat dari perkataan pasien,
apa yang dikeluhkan dan data objektif adalah data yang diperoleh
perawat berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan fisik.
b. Menegakkan diagnosis keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah
PES (problem + etiologi + sympton).
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen menurut NANDA
2015-2017 sebagai berikut:
a. Diagnosa yang diprioritaskan
b. Tujuan dan kriteria hasil
c. Intervensi
4. Implementasi
Implementasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan.
38
c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.
d. Tanda tangan perawat pelaksana.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan.
c. Evaluasi keperawatan : Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk
pendekatan SOAP.
G. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak
(Sugiyono, 2014).
1. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Menurut Susan Stainback dalam buku Sugiyono (2014), menyatakan
bahwa dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan
berpatisipasi aktif dalam aktivitas mereka. Dalam observasi penelitian ini
peneliti melihat perubahan pada pasien seperti perubahan pada wajah,
konjungtiva sudah tidak pucat lagi.
2. Wawancara
Penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara bebas terpimpin. Wawancara ini mempunyai ciri yang
fleksibelitas (keluwesan) tapi arahnya yang jelas. Artinya, pewawancara
diberi kebebasan untuk mengolah sendiri pertanyaan sehingga
memperoleh jawaban yang diharapkan dan responden secara bebas dapat
memberikan informasi selengkap mungkin. Dalam wawancara
39
menggunakan format asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian
sampai evaluasi yang tertera dalam.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
penelitian ini berbentuk tulisan dan gambar. Penelitian ini mengunakan
dokumen dari Ruang KIA Puskesmas Lubuk Buaya untuk menunjang
penelitian yang akan dilakukan.
H. Prosedur Penelitian
1 Prosedur Administrasi
Prosedur dalam pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti
adalah:
a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian
yaitu Poltekkes Kemenkes Padang.
b. Peneliti memasukan surat izin penelitian yang diberikan oleh
instansi asal penelitian ke Dinas Kesehatan Kota Padang.
c. Setelah dapat surat izin dari Dinas Kesehatan Kota Padang,
surat tersebut di serahkan ke pihak Puskesmas Lubuk Buaya
dan meminta izin untuk mengambil data yang dibutuhkan
peneliti.
d. Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang ibu hamil
dengan anemia pada trimester II. Pemilihan sampel dilakukan
dengan teknik teknik purposive sampling yaitu suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau
masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya. Setelah dilakukan analisis, didapatkan lebih dari
2 orang partisipan yang memenuhi kriteria inklusi. Maka
peneliti melakukan pemilihan sampel dengan pendekatan
klinis, yaitu melihat gejala klinis yang sesuai dengan
kehendak peneliti yang dapat mewakili populasinya. Gejala
40
klinis yang dapat dilihat yaitu dengan pemeriksaan
konjungtiva, observasi keletihan dan kelesuhan ibu hamil,
serta wawancara dengan ibu hamil yang mengalami pusing.
Maka dari teknik purposive sampling dengan pendekatan
klinis, didapatkan 2 orang partisipan untuk penelitian ini.
e. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan
tentang tujuan penelitian.
f. Responden dan keluarga memberikan persetujuan utntuk
dijadikan responden dalam penelitian
g. Responden menandatangani informed consent. Peneliti
meminta waktu responden untuk melakukan asuhan
keperawatan dan pamit.
h. Selanjutnya perawat dan keluarga melakukan kontrak waktu
untuk pertemuan selanjutnya.
i. Pada kunjungan terakhir peneliti melakukan terminasi pada
responden dan keluarga.
2 Proses Asuhan keperawatan
Peneliti telah melakukan pengkajian dengan sumber informasi ibu
hamil dengan anemia dan keluarga. Pengkajian dimulai dari mengkaji
identititas ibu hingga mengumpulkan data-data yang terkait dengan
kondisi ibu untuk dianalisis, lalu menetapkan diagnosis keperawatan.
Setelah itu, merumuskan intervensi yang mungkin untuk dilakukan.
Selanjutnya, melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat, lalu membuat evaluasi dan
dokumentasi setiap kali selesai melakukan asuhan keperawatan
kepada ibu hamil dengan anemia. Pertemuan selanjutnya dimulai
dengan melakukan evaluasi kegiatan sebelumnya validasi perasaan
dan keluhan ibu. Setelah itu menjelaskan tujuan pertemuan dan
membuat kontrak waktu dengan ibu, lalu melanjutkan kegiatan asuhan
keperawatan, dan melakukan prosedur yang sama dipertemuan
41
selanjutnya, lalu diakhiri dengan fase terminasi kepada ibu hamil
dengan anemia dan keluarga. Pertemuan dilakukan minimal lima hari.
I. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan
teori keperawatan pada ibu hamil dengan anemia. Data yang telah didapat dari
hasil penelitian tentang asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
penegakkan diagnosa, merencanakan tindakan, merumuskan tindakan sampai
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.
Analisa yang dilakukan adalah untuk membandingkan perbedaan antara kedua
pasien yang akan diteliti. Analisa data yang akan dilanjutkan selanjutnya
menentukan apakah ada kesesuaian antara teori yang ada dengan kedua
kondisi pasien.
42
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi Tempat
Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota
Padang, khususnya di Jl. Mutiara Putih dan Jl. BSD 1 Lubuk Buaya Kota
Padang.
B. Deskripsi Kasus
Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kota Padang,
melibatkan 2 partisipan yang memiliki diagnosa yang sama yaitu Anemia
Kehamilan pada Trimester II.
1. Pengkajian
Tabel 4. 1 Pengkajian Keperawatan
Hasil
Pengkajian Partisipan 1 Partisipan 2
Identitas
pasien
Ny.Y usia 39 tahun seorang ibu
rumah tangga yang tinggal di
Jln.BSD 1 Blok E nomor 21
Lubuk Buaya Kota Padang
bersama suami dan anak-
anaknya. Suaminya yaitu Tn.R
yang berusia 46 tahun yang
bekerja sebagai buruh.
Pendidikan terakhir Ny.Y yaitu
SD. Ny.Y sedang hamil anak ke
enam (G6 P4 A1 H4) dengan usia
kehamilan 23-24 minggu.
Ny.R usia 40 tahun seorang ibu
rumah tangga yang tinggal di Jl.
Mutiara Putih Blok H nomor 1
Lubuuk Buaya Kota Padang
bersama keluarga dan suaminya
yaitu Tn.Y yang berusia 44
tahun dan bekerja sebagai
pedagang. Pendidikan terakhir
Ny.R SMK. Ny.R sedang hamil
anak ketiga (G3 P1 A1 H1) dengan
usia kehamilan 19-20 minggu.
Riwayat
kesehatan
sekarang
(keluhan saat
ini)
Pada kunjungan pertama ke
rumah Ny.Y tanggal 29 Januari
2018 pukul 16.00 WIB. dilakukan
pengkajian dan didapatkan Ny.Y
mengeluh nyeri di ari-ari, janin
terasa akan jatuh dan keluar, kaki
terasa sakit, badan terasa lemah,
nafsu makan berkurang, sering
pusing, badan terasa cepat letih
ketika melakukan aktivitas seperti
Pada kunjungan pertama ke
rumah Ny.R tanggal 29 januari
2018 pukul 14.00 WIB dilakukan
pengkajian keperawatan dan
didapatkan klien mengeluh badan
terasa lemah, sering pusing,
badan terasa cepat letih ketika
melakukan aktivitas seperti
mencuci dan membersihkan
rumah. Ny.R mengatakan jarang
43
mencuci dan membersihkan
rumah. Ny.Y mengatakan jarang
mengkonsumsi buah dan sayur
karena tidak mengerti dengan
manfaat sayuran dan buah-
buahan, dan ibu juga tidak
mengerti dengan penyebab
anemia yang terjadi pada
kehamilanya. Ny.Y juga
mengatakan cemas dengan
keadaan janinnya karena pernah
abortus sebelumnya. Ny.Y
mengatakan cemas dengan
keadaan janinnya karena kurang
istirahat dan pekerjaan rumah
tangga serta pekerjaan sambilan
seperti menjahit dan berdagang
yang dilakukan bersama
suaminya.
mengkonsumsi buah dan sayur
karena tidak mengerti dengan
manfaat sayuan dan buah-
buahan, dan ibu juga tidak
mengerti dengan penyebab
anemia yang terjadi pada
kehamilanya. Ny.R juga
mengatakan cemas dengan
keadaan kehamilannya karena
pernah abortus sebelumnya.
Ny.R mengatakan cemas karena
petugas puskesmas mengatakan
beliau merupakan ibu hamil
dengan resiko tinggi, karena
jarak kehamilan yang terlalu
dekat dan umur yang sudah 40
tahun. Ny.R mengatakan kurang
istirahat karena pekerjaan rumah
tangga dan membantu suaminya
untuk menyiapkan keperluan
jualan. Ny.R mengatakan saat ini
nafsu makan sudah mulai baik
dari sebelumnya.
Riwayat
kesehatan
dahulu
Ny.Y mengatakan sebelumnya
pernah abortus dan harus di kuret.
Hal tersebut terjadi karena beliau
kelelahan dan kurang nafsu
makan. Ny. Y mengatakan
sebelumnya tidak pernah
mempunyai penyakit infeksi atau
penyakit lainnya. Ny. Y
mengatakan sebelumnya hanya
sakit seperti flu dan demam.
Ny.R mengatakan sebelumnya
pernah abortus. Hal tersebut
terjadi karena kelelahan dan
kurang nafsu makan. Ny. R
mengatakan sebelumnya tidak
pernah mempunyai penyakit
infeksi atau penyakit lainnya. Ny.
R mengatakan sebelumnya hanya
sakit seperti flu dan demam.
Riwayat
kesehatan
keluarga
Ny.Y mengatakan ada anggota
keluarga yang mengalami gejala
seperti beliau sebelumnya saat
hamil, yaitu ibu beliau sendiri.
Namun, anggota keluarga tidak
ada menderita penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM.
Ny.R mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang menderita
anemia sebelumnya, serta
anggota keluarga tidak ada
menderita penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM.
ADL
(Activity
Daily Living)
a Aktifitas sehari-hari
Ny.Y mengatakan aktifitas
sehari-harinya bisa mandiri dan
a Aktifitas sehari-hari
Ny.R mengatakan aktifitas
sehari-harinya bisa mandiri
44
tidak dibantu oleh orang lain
b Nafsu makan
Ny.Y mengatakan nafsu
makannya kurang. Klien
makan 2x sehari dan
mengkonsumsi sayur
c Istirahat dan pola tidur
Ny.Y mengatakan tidur 4-6
jam per hari tidak ditambah
tidur siang
dan tidak dibantu oleh orang
lain
b Nafsu makan
Ny.R mengatakan nafsu
makannya kurang. Klien
makan 2x sehari dan
mengkonsumsi sayur
c Istirahat dan pola tidur
Ny.R mengatakan tidur 4-6
jam per hari tidak ditambah
tidur siang
Riwayat
obstetri
Ny.Y mengatakan haid pertama
umur 10 tahun, siklus haid
teratur, lamanya haid 3 hari, 3
kali ganti pembalut saat haid,
warna darah haid merah enceer
dan ada sedikit bekuan, disminore
pada saat haid hari pertama. Ny.Y
hamil anak yang keenam. Ny.Y
mengatakan sebelumnya pernah
mengikuti KB yaitu suntik,
implan, dan pil.
Ny.R mengatakan haid pertama
umur 15 tahun, siklus haid
teratur, lamanya haid 7 hari, 2-3
kali ganti pembalut saat haid,
warna darah haid merah encer,
dismenore pada saat haid hari
pertama. Ny.R hamil anak ketiga.
Ny.R mengatakan tidak pernah
mengikuti KB
Data
psikologis
Ny.Y mengatakan kehamlan
sekarang adalah kehamilan yang
diinginkan oleh Ny.Y dan
suaminya. Ny.Y mengatakan
suami selalu mendukung untuk
menyusui bayinya. Ny.Y
mengatakan cemas dengan
kehamilannya sekarang karena
sebelumnya pernah abortus. Ny.Y
tampak berkeringat, wajah
tampak tegang, dan klien sering
bertanya tentang kondisi dirinya
dan janinnya. Ny.Y mengatakan
cemas dengan kondisi janinnya
karena janin terasa akan keluar
dan ari-ari terasa nyeri.
Ny.R mengatakan bahwa
kehamilan saat ini adalah
kehamilan yang diinginkan. Ny.R
mengatakan suami selalu
mendukung untuk menyusui bayi
dan merawatnya kedepannya.
Ny.R mengatakan cemas dengan
kehamilannya sekarang karena
sebelumnya pernah abortus.
Ny.R tampak berkeringat, wajah
tampak tegang, dan klien sering
bertanya tentang kondisi dirinya
dan janinya. Ny.R mengatakan
cemas karena petugas kesehatan
mengatakan kepada beliau bahwa
Ny.R merupakan ibu hamil
dengan resiko tinggi karena usia
Ny.R yang sudah lebih dari 35
tahun, yaitu 40 tahun. Klien
cemas karena jarak kehamilan
yang terlalu dekat yaitu 5 bulan.
Ny.R sering was-was dan banyak
45
bertanya. Ny.R juga mengatakan
takut bayinya ada masalah karena
besarnya kehamilan yang tidak
sesuai usia kehamilan.
Data spritual Ny.Y merupakan seorang
muslim dan beragama islam serta
percaya dengan adanya tuhan,
beribadah setiap hari yaitu shalat
lima waktu, namun terkadang ada
bolong dan tidak shalat karena
alasan perut yang besar dan
kesibukannya mengojek dan
menjahit serta membantu
suaminya.
Ny.R merupakan seorang
beragama islam dan percaya
dengan adanya tuhan, beribadah
setiap hari seperti shalat,
berdzikir, dan bersedekah.
Pakaian Ny.R tampak rapi dan
menutup aurat. Saat berkunjung
kerumah Ny.R, Ny.R dan
keluarga tampak shalat
berjamaah di rumah. Ny.R
mengatakan selalu berdoa kepada
Allah agar dirinya dan janinnya
sehat dan tidak ada masalah saat
persalinan. Ny.R percaya bahwa
Allah pasti akan memberikan
yang terbaik untuk keluarganya.
Data sosial
ekonomi
Ny.Y dari ekonomi menengah,
sudah memiliki rumah, dan
mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Ny.Y seorang ibu
rumah tangga, sedangkan
suaminya bekerja sebagai buruh.
Terkadang Ny.Y dan suami
menjual ikan teri di pasar Lubuk
Buaya. Ny.Y mengatakan
pendapatan keluarga selama
sebulan kecil dari UMR yaitu Rp.
1.800.000,- (UMR Kota Padang
2018 : Rp. 2.100.000,-).
Ny. R dari ekonomi menengah,
sudah memiliki rumah, dan
mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Ny. R seorang ibu
rumah tangga, sedangkan
suaminya bekerja sebagai
pedagang. Pendapatan keluarga
selama sebulan besar dari UMR
yaitu Rp. 2.300.000,- (UMR kota
Padang 2018 : Rp. 2.100.000,-).
Pemeriksaan
fisik
a Antropometri
1) LILA : 28 cm
2) TB : 158 cm
3) BB : 72 Kg
b TTV
Pemeriksaan tanda-tanda vital
pada Ny. Y didapatkan tekanan
darah 100/60 mmHg, nadi 78
x/i, pernafasan 25 x/i, suhu
36,70C.
a Antropometri
1) LILA : 25 cm
2) TB : 155 cm
3) BB : 60 Kg
b TTV
Pemeriksaan tanda-tanda vital
pada Ny. R didapatkan tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 88
x/i, pernafasan 26 x/i, suhu
36,60C.
46
c Head To Toe
Pada pemeriksaan head to toe,
didapatkan :
1) Kepala Ny.Y tampak
simetris, tidak ada lesi,
rambut tidak rontok, dan
tidak ada ketombe.
2) Wajah Ny.Y tampak pucat,
tidak ada cloasma
gravidarum pada wajah.
3) Pada mata didapatkan
konjungtiva anemis, skelera
tidak ikterik, dan
penglihatan Ny.Y baik.
4) Pada hidung didapatkan
simetris kiri kanan, Ny.Y
tampak sedikit sesak, dan
tampak pernapasan cuping
hidung.
5) Pada mulut didapatkan bibir
tampak pucat, mukosa bibir
lembab, dan gigi berlobang
di sebelah kiri bawah.
6) Pada telingga didapatkan
simetris kiri dan kanan,
tidak ada pus keluar dari
telingga, dan pendengaran
Ny.Y baik.
7) Pada leher didapatkan tidak
ada pembesaran kelenjer
getah bening dan vena
jugularis.
8) Pada pemeriksaan thorax
(paru) didapatkan :
a) Inspeksi :
tidak ada retraksi
dinding dada.
b) Palpasi :
fremitus kiri dan kanan
sama.
c) Perkusi :
Sonor.
d) Auskultasi :
suara nafas vesikular,
dan tidak ada suara
nafas tambahan.
c Head To Toe
Pada pemeriksaan head to toe,
didapatkan :
1) Kepala Ny.R tampak
simetris, tidak ada lesi,
rambut tidak rontok, dan
tidak ada ketombe.
2) Wajah Ny.R tampak pucat,
tidak ada cloasma
gravidarum pada wajah.
3) Pada mata didapatkan
konjungtiva anemis,
skelera tidak ikterik dan
penglihatan Ny.R baik.
4) Pada hidung didapatkan
simetris kiri kanan dan
tidak ada pernapasan
cuping hidung.
5) Pada mulut didapatkan
bibir tampak pucat,
mukosa bibir lembab, dan
gigi berlobang di sebelah
kiri bawah.
6) Pada telingga didapatkan
simetris kiri kanan, tidak
ada pus keluar dari
telingga, dan pendengaran
Ny.R baik.
7) Pada leher didapatkan
tidak ada pembesaran
kelenjer getah bening dan
vena jugularis.
8) Pada pemeriksaan thorax
(paru) didapatkan :
a) Inspeksi : tidak ada retraksi
dinding dada.
b) Palpasi :
fremitus kiri dan
kanan sama.
c) Perkusi :
Sonor.
d) Auskultasi :
suara nafas vesikular,
dan tidak ada suara
nafas tambahan.
47
9) Pada pemeriksaan
kardiovaskular (jantung)
didapatkan :
a) Inspeksi :
iktus kordis tidak
terlihat.
b) Palpasi :
iktus kordis teraba di
RIC 3 kiri mid
klavikula.
c) Perkusi :
Pekak.
d) Auskultasi :
irama jantung regular,
serta tidak ada bunyi
jantung tambahan.
10) Pada pemeriksaan payudara
didapatkan :
a) Inspeksi :
simetris kiri kanan,
papila mamae menonjol,
tidak ada lecet, dan
tampak bersih.
b) Palpasi :
tidak ada pembengkakan
11) Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan :
a) Inspeksi :
Gerakan janin tidak
terlihat, tampak strie dan
linea nigra pada
abdomen klein, tidak
ada bekas luka operasi
pada abdomen.
b) Palpasi :
(a) Leopold I : TFU
teraba 2 jari diatas
pusat, teraba kurang
bundar, lunak dan
kurang melenting,
kemungkinan
bokong janin.
(b) Leopold II : bagian
kanan perut ibu
teraba datar, keras
seperti papan,
kemungkinan
9) Pada pemeriksaan
kardiovaskular (jantung)
didapatkan :
a) Inspeksi :
iktus kordis tidak
terlihat.
b) Palpasi :
iktus kordis teraba di
RIC 3 kiri mid
klavikula.
c) Perkusi :
Pekak.
d) Auskultasi :
irama jantung regular,
serta tidak ada bunyi
jantung tambahan.
10) Pada pemeriksaan
payudara didapatkan :
a) Inspeksi :
simetris kiri kanan,
papila mamae
menonjol, tidak ada
lecet, dan tampak
bersih.
b) Palpasi :
tidak ada
pembengkakan
11) Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan :
a) Inspeksi :
Gerakan janin terlihat,
tampak strie dan linea
nigra pada abdomen
klein, ada bekas luka
operasi pada abdomen.
b) Palpasi :
(a) Leopold I : TFU
teraba 3 jari diatas
pusat, teraba kurang
bundar, lunak dan
kurang melenting,
kemungkinan
bokong janin.
(b) Leopold II : bagian
kanan perut ibu
teraba datar, keras
seperti papan,
48
punggung janin.
Sedangkan bagian
kiri perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan
kecil kemungkinan
ekstremitas janin.
(c) Leopold III : bagian bawah perut
ibu teraba bulat,
keras dan melenting
kemungkinan
kepala janin. Janin
belum memasuki
pintu atas pnggul
(PAP).
(d) Leopold IV : karena janin belum
memasuki PAP,
maka leopold IV
tidak dilakukan.
c) Auskultasi :
DJJ terdengar jelas pada
bagian bawah perut ibu
sebelah kanan dengan
frekuensi 140x/menit
12) Pada ekstremitas didapatkan
Reflek patela positif kiri dan
kanan
kemungkinan
punggung janin dan
bagian kiri perut ibu
teraba tonjolan-
tonjolan kecil
kemungkinan
ekstremitas janin.
(c) Leopold III : bagian bawah perut
ibu teraba bulat,
keras dan melenting
kemungkinan
kepala janin. Janin
belum memasuki
pintu atas pnggul
(PAP).
(d) Leopold IV : karena
janin belum
memasuki PAP,
maka leopold IV
tidak dilakukan.
c) Auskultasi :
DJJ terdengar jelas
pada bagian bawah
perut ibu sebelah kanan
dengan frekuensi
145x/menit
12) Pada ekstremitas
didapatkan Reflek patela
positif kiri dan kanan
Data
penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal
10 Januari 2018 didapatkan
hemoglobin 5 gr/dl.
Hasil laboratorium pada tanggal
15 Desember 2017 didapatkan
hemoglobin 9.7gr/dl.
Program
Terapi
Obat Oral :SF, B6, BC, Lac Obat Oral :SF, B6, BC, Lac
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditegakkan berdasarkan data yang didapatkan
berupa data subjektif dan data objektif. Berikut ini merupakan diagnosis
keperawatan yang ditegakkan peneliti pada partisipan 1 dan partisipan 2.
49
Tabel 4.2 Diagnosis Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Setelah dilakukan analisa data dari hasil
pengkajian tersebut didapatkan masalah
keperawatan pada Ny.Y yaitu : masalah
keperawatan pertama Keletihan
berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (anemia dalam kehamilan)
dengan data subjektif : Ny.Y mengatakan
sering terasa pusing apabila terlalu lama
berdiri, cepat lelah saat melakukan
aktivitas seperti mencuci dan
membersihkan rumah. Sedangkan data
objektifnya : Hb 5 g/dl dan Ny.Y terlihat
susah untuk beraktivitas karena besar
kehamilan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
Diagnosa kedua yaitu Resiko Cedera
Janin : Faktor resiko penurunan Hb
pada ibu dengan data subjektif : Ny.Y
mengatakan badan terasa lemah dan
lelah, sering pusing, nafsu makan
berkurang dan makan sehari-hari tidak
teratur. Sedangkan data objektifnya : usia
Ny.Y sudah 39 tahun, Hb Ny.Y 5 gr/dl,
dan Ny.Y tampak pucat dan lelah.
Diagnosa ketiga yaitu Resiko
perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan Hb
dengan data subjektif : Ny.Y mengatakan
sering terasa pusing apabila terlalu lama
berdiri, cepat lelah saat melakukan
aktivitas seperti mencuci dan
membersihkan rumah. Sedangkan data
objektifnya : Hb 5 gr/dl, wajah terlihat
pucat, konjungtiva anemis.
Setelah dilakukan analisa data dari hasil
pengkajian tersebut didapatkan masalah
keperawatan pada Ny.R yaitu : masalah
keperawatan pertama Keletihan
berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (anemia dalam kehamilan)
dengan data subjektif : Ny.R mengatakan
sering terasa pusing apabila terlalu
banyak kegiatan dirumah, cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti membantu
suami mempersiapkan jualan, mencuci,
membersihkan rumah. Sedangkan data
objektifnya : Hb 9.7 gr/dl, wajah terlihat
pucat, konjungtiva anemis, dan riwayat
abortus sebelumnya.
Diagnosa kedua yaitu Resiko Cedera
Janin : Faktor resiko penurunan Hb
pada ibu dengan data subjektif : Ny.R
mengatakan badan terasa lemah dan
lelah, serta sering pusing. Sedangkan data
objektifnya : usia Ny.R sudah 40 tahun,
Hb ibu 9.7 gr/dl, Ny.R tampak pucat dan
lelah.
Diagnosa ketiga yaitu Resiko
perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan Hb
dengan data subjektif : Ny.R mengatakan
sering terasa pusing apabila terlalu
banyak kegiatan dirumah, cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti membantu
suami mempersiapkan jualan, mencuci,
membersihkan rumah. Sedangkan data
objektifnya : Hb 9.7 gr/dl, wajah terlihat
pucat, dan konjungtiva tampak anemis.
50
Diagnosa ke empat yaitu Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya sumber pengetahuan
mengenai anemia dengan data
subjektifnya : Ny.Y mengatakan tidak
mengerti dengan penyebab anemia yang
terjadi pada kehamilanya, dan jarang
mengkonsumsi buah dan sayur karena
tidak tahu den gan manfaat dari sayuran
dan buah-buahan. Sedangkan data
objektifnya : Ny.Y terlihat tidak mengerti
tentang penyebab anemia pada
kehamilanya, Ny.Y terlihat banyak
bertanya tentang manfaat dari buah dan
sayur.
Diagnosa ke lima yaitu Ansietas
berhubungan dengan perubahan status
kesehatan dengan data subjektif : Ny.Y
mengatakan takut apabila janinnya tidak
sehat, karena pernah abortus sebelumnya.
Ny.Y mengatakan takut karena ukuran
kehamilannya tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Ny.Y mengatakan hal tersebut
juga terjadi pada kehamilan anak
sebelumnya. Sedangkan data objektifnya
: Ny.Y terlihat takut dengan perubahan
yang terjadi pada juaninya, Ny.Y tampak
banyak bertanya tentang perubahan yang
terjadi pada janinya. Ny.Y sering
bertanya apakah anaknya bisa sehat
nantinya.
Diagnosa empat yaitu Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya sumber pengetahuan
mengenai anemia dengan data
subjektifnya : Ny.R mengatakan tidak
mengerti dengan penyebab anemia yang
terjadi pada kehamilanya, jarang
mengkonsumsi buah dan sayur karena
tidak tahu dengan manfaat dari sayuran
dan buah-buahan. Sedangkan data
objektifnya : Ny.R terlihat tidak mengerti
tentang penyebab anemia pada
kehamilanya, Ny.R terlihat banyak
bertanya tentang manfaat dari buah dan
sayur, Ny.R juga sering bertanya apakah
bayinya akan sehat saat dilahirkan nanti,
karena kondisi nya saat ini.
Diagnosa ke lima yaitu Ansietas
berhubungan dengan perubahan
status kesehatan dengan data subjektif :
Ny.R mengatakan takut apabila janinnya
tidak sehat, karena pernah abortus
sebelumnya. Ny.R mengatakan takut
karena ukuran kehamilannya tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Ny.R
mengatakan hal tersebut juga terjadi pada
kehamilan anak sebelumnya, Ny.R
mengatakan takut karna sudah berusia 40
tahun dan jarak kehamilan yang terlalu
dekat, yaitu 5 bulan. Sedangkan data
objektifnya : Ny.R terlihat takut dengan
perubahan yang terjadi pada janinnya,
Ny.R juga terlihat banyak bertanya
tentang perubahan yang terjadi pada
janinya. Ny.R sering bertanya apakah
anaknya bisa sehat nantinya.
2. Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada kedua partisipan
mengacu pada NOC dan NIC. Berikut adalah rencana asuhan keperawatan
pada kedua partisipan.
51
Tabel 4.3 Rencana Asuhan Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Setelah dilakukan penegakkan
diagnosa keperawatan tentang
Keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisiologis (anemia dalam
kehamilan) direncanakan selama 5x
kunjungan dengan tujuan agar Ny.Y
mampu mengurangi tingkat kelelahan
dengan kriteria hasil : Tidak terjadi
kelelahan, tidak ada kelesuan, tidak ada
kehilangan selera makan, tidak ada
penurunan motivasi, tidak ada sakit
kepala, tidak terjadi nyeri otot, kuliatas
tidur tidak terganggu, kualitas istirahat
tidak terganggu. Rencana keperawatan
yaitu : Tentukan jenis dan banyaknya
aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan, bantu pasien untuk
memilih aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan, anjurkan tidur siang bila
diperlukan, bantu pasien untuk
menjadwalkan priode istirahat,
instruksikan pasien/orang yang
terdekat dengan pasien mengenai
kelelahan (gejalah yang mungkin
muncul dan kekambuhan yang
mungkin nanti akan muncul kembali).
Tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi, monitor
kalori dan asupan makanan, monitor
kecendrungan terjadinya penurunan
dan kenaikan berat badan.
Rencana keperawatan untuk diagnosa
Resiko Cedera Janin : Faktor resiko
penurunan Hb pada ibu, setelah
intervensi keperawatan direncanakan
selama 5x kunjungan dengan tujuan
agar Ny.Y mampu mengontrol dan
mendeteksi resiko cedera janin dengan
kriteria hasil : mengenali faktor resiko
cedera pada janin, memodivikasi gaya
Setelah dilakukan penegakkan
diagnosa keperawatan tentang
Keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisiologis (anemia dalam
kehamilan) direncanakan selama 5x
kunjungan dengan tujuan agar Ny.R
mampu mengurangi tingkat kelelahan
dengan kriteria hasil : Tidak terjadi
kelelahan, tidak ada kelesuan, tidak ada
kehilangan selera makan, tidak ada
penurunan motivasi, tidak ada sakit
kepala, tidak terjadi nyeri otot, kuliatas
tidur tidak terganggu, kualitas istirahat
tidak terganggu. Rencana keperawatan
yaitu : Tentukan jenis dan banyaknya
aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan, bantu pasien untuk
memilih aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan, anjurkan tidur siang bila
diperlukan, bantu pasien untuk
menjadwalkan priode istirahat,
instruksikan pasien/orang yang terdekat
dengan pasien mengenai kelelahan
(gejalah yang mungkin muncul dan
kekambuhan yang mungkin nanti akan
muncul kembali). Tentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi,
monitor kalori dan asupan makanan,
monitor kecendrungan terjadinya
penurunan dan kenaikan berat badan.
Rencana keperawatan untuk diagnosa
Resiko Cedera Janin : Faktor resiko
penurunan Hb pada ibu intervensi
keperawatan direncanakan selama 5x
kunjungan dengan tujuan agar Ny.R
mampu mengontrol dan mendeteksi
resiko cedera janin dengan kriteria hasil
: mengenali faktor resiko cedera pada
janin, memodivikasi gaya hidup untuk
52
hidup untuk menngurangi faktor resiko
cedera janin, melakukan imunisasi
yang dianjurkan yaitu imunisasi tetanus
toksoid (TT) karena rahim ibu
melahirkan rentan terinfeksi kuman
tetanus, dan menggunakan fasilitas
kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
Rencana tindakan keperawatan yaitu :
kaji riwayat kehamilan dan kelahiran
yang berhubungan dengan faktor resiko
kehamilan (preeklampsia, abortus, dll),
jelaskan pada klien tentang nutrisi
selama kehamilan, edukasi klien untuk
memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke pelayanan kesehatan, tentukan
jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan,
bantu pasien untuk memilih aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan,
anjurkan tidur siang bila diperlukan,
bantu pasien untuk menjadwalkan
priode istirahat
Rencana keperawatan pada diagnosis
Risiko perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan
kadar Hb, intervensi keperawatan
direncanakan selama 5x kunjungan
dengan tujuan agar status sirkulasi
Ny.Y kembali normal dengan kriteria
hasil : tekanan sistol dan diastol dalam
batas normal, tekanan nadi dalam batas
normal, tidak ada suara nafas
tambahan, tidak terjadi oedem perifer,
tidak terjadi kelelahan, wajah tidak
pucat, dan tidak ada penurunan
Hemoglobin (Hb). Rencana
keperawatan yaitu : Lindungi klien dari
trauma yang dapat menyebabkan
perdarahan, hindari mengangkat benda
berat, instruksikan pasien untuk
meningkatkan makanan yang kaya
vitamin K, cegah konstipasi, jika
diperlukan, instruksikan pasien dan
keluarga untuk memonitor tanda-tanda
menngurangi faktor resiko cedera janin,
melakukan imunisasi yang dianjurkan
yaitu imunisasi tetanus toksoid (TT)
karena rahim ibu melahirkan rentan
terinfeksi kuman tetanus, dan
menggunakan fasilitas kesehatan sesuai
dengan kebutuhan. Rencana tindakan
keperawatan yaitu : kaji riwayat
kehamilan dan kelahiran yang
berhubungan dengan faktor resiko
kehamilan (preeklampsia, abortus, dll),
jelaskan pada klien tentang nutrisi
selama kehamilan, edukasi klien untuk
memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke pelayanan kesehatan, tentukan
jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan,
bantu pasien untuk memilih aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan
tidur siang bila diperlukan, bantu pasien
untuk menjadwalkan priode istirahat.
Rencana keperawatan pada diagnosis
Risiko perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan
kadar Hb, intervensi keperawatan
direncanakan selama 5x kunjungan
dengan tujuan agar status sirkulasi
Ny.Y kembali normal dengan kriteria
hasil : tekanan sistol dan diastol dalam
batas normal, tekanan nadi dalam batas
normal, tidak ada suara nafas
tambahan, tidak terjadi oedem perifer,
tidak terjadi kelelahan, wajah tidak
pucat, dan tidak ada penurunan
Hemoglobin (Hb). Rencana
keperawatan yaitu : Lindungi klien dari
trauma yang dapat menyebabkan
perdarahan, hindari mengangkat benda
berat, instruksikan pasien untuk
meningkatkan makanan yang kaya
vitamin K, cegah konstipasi, jika
diperlukan, instruksikan pasien dan
keluarga untuk memonitor tanda-tanda
53
perdarahan dan mengambil tindakan
yang tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya melapor kepada perawat),
instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan (misalnya, lapor
kepada perawat).
Rencana keperawatan untuk diagnosa
Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber
pengetahuan mengenai anemia
dilakukan selama 5x kunjungan dengan
tujuan agar Ny.Y mampu memahami
proses penyakit dengan kriteria hasil :
Mengetahui faktor risiko, mengetahui
tanda dan gejala dari penyakit,
mengetahui faktor-faktor penyebab dan
faktor yang berkontribusi. Rencana
tindakan keperawatan yaitu : Jelaskan
mengenai proses anemia, jelaskan
tanda dan gejala yang umum dari
anemia, edukasi pasien mengenai
tindakan untuk
mengontrol/meminimalkan gejala
anemia, edukasi pasien mengenai tanda
dan gejala yang harus dilaporkan
kepada petugas kesehatan.
Rencana keperawatan untuk diagnosa
Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
dilakukan selama 5x kunjungan dengan
tujuan agar Ny.Y menunjukkan tanda-
tanda vital dalam rentang normal
dengan kriteria hasil :Suhu tubuh dalam
rentang normal, tingkat pernapasan
dalam rentang normal, tekanan darah
sistolik dalam rentang normal, tekanan
darah diastolik dalam rentang normal.
Rencana tindakan keperawatan :
Ciptakan lingkungan yang tenang dan
perdarahan dan mengambil tindakan
yang tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya melapor kepada perawat),
instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan (misalnya, lapor
kepada perawat).
Rencana keperawatan untuk diagnosa
Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber
pengetahuan mengenai anemia
dilakukan selama 5x kunjungan dengan
tujuan agar Ny.R mampu memahami
proses penyakit dengan kriteria hasil :
Mengetahui faktor risiko, mengetahui
tanda dan gejala dari penyakit,
mengetahui faktor-faktor penyebab dan
faktor yang berkontribusi. Rencana
tindakan keperawatan yaitu : Jelaskan
mengenai proses anemia, jelaskan
tanda dan gejala yang umum dari
anemia, edukasi pasien mengenai
tindakan untuk
mengontrol/meminimalkan gejala
anemia, edukasi pasien mengenai tanda
dan gejala yang harus dilaporkan
kepada petugas kesehatan.
Rencana keperawatan untuk diagnosa
Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
dilakukan selama 5x kunjungan dengan
tujuan agar Ny.R menunjukkan tanda-
tanda vital dalam rentang normal
dengan kriteria hasil :Suhu tubuh dalam
rentang normal, tingkat pernapasan
dalam rentang normal, tekanan darah
sistolik dalam rentang normal, tekanan
darah diastolik dalam rentang normal.
Rencana tindakan keperawatan :
54
tanpa distraksi dengan lampu yang
redup dan suhu lingkungan yang
nyaman,minta klien untuk rileks dan
merasakan sensasi yang terjadi,
tunjukan dan praktekan teknik
relaksasi.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan
tanpa distraksi dengan lampu yang
redup dan suhu lingkungan yang
nyaman,minta klien untuk rileks dan
merasakan sensasi yang terjadi,
tunjukan dan praktekan teknik
relaksasi.
2. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan selama selama 2 minggu dengan 5 kali kunjungan
untuk masing-masing partisipan. Implementasi yang dilakukan sesuai
dengan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat. Berikut adalah
implementasi yang dilakukan pada kedua partisipan.
Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Tindakan keperawataan yang sudah
dilakukan pada diagnosis keletihan
berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (anemia dalam kehamilan)
tanggal 31 Januari 2018 pukul 15.00
WIB adalah tentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang dibutuhkan
untuk menjaga ketahanan, bantu Ny.Y
untuk memilih aktivitas-aktivitas yang
akan dilakukan, anjurkan tidur siang
bila diperlukan, instruksikan
Ny.Y/orang yang terdekat dengan
Ny.Y mengenai kelelahan (gejala yang
mungkin muncul dan kekambuhan
yang mungkin nanti akan muncul
kembali).
Pada kunjugan ketiga tanggal 02
Februari 2018 pukul 15.30 WIB
tindakan yang akan dilakukan adalah
membantu Ny.Y memilih tindakan
yang bisa dilakukan, menganjurkan ibu
Tindakan keperawataan yang sudah
dilakukan pada diagnosis keletihan
berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (anemia dalam kehamilan)
tanggal 31 Januari 2018 pukul 16.00
WIB adalah tentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang dibutuhkan
untuk menjaga ketahanan, bantu Ny.R
untuk memilih aktivitas-aktivitas yang
akan dilakukan, anjurkan tidur siang
bila diperlukan, instruksikan
Ny.R/orang yang terdekat dengan Ny.R
mengenai kelelahan (gejala yang
mungkin muncul dan kekambuhan
yang mungkin nanti akan muncul
kembali).
Pada kunjugan ketiga tanggal 02
Februari 2018 pukul 16.30 WIB
tindakan yang akan dilakukan adalah
membantu Ny.R memilih tindakan
yang bisa dilakukan, menganjurkan
55
banyak istirahat, mengindari ibu
mengangkat beban berat.
Pada kunjungan keempat 05 Februari
2018 pukul 09.30 WIB tindakan yang
akan dilakukan adalah mengevaluasi
pekerjaan Ny.Y yang menyebabkan
keletihan, menganjurkan Ny.Y banyak
istirahat, mengindari Ny.Y mengangkat
beban berat.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 15.30 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan
Ny.Y, evaluasi pengetahuan Ny.Y
tentang anemia, evaluasi Hb Ny.Y.
Tindakan keperawataan yang sudah
dilakukan pada diagnosa Resiko
Cedera Janin : Faktor resiko
penurunan Hb pada ibu tanggal 31
Januari 2018 pukul 13.30 WIB adalah
tentukan jenis dan banyaknya aktivitas
yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan, bantu Ny.Y untuk memilih
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.
Pada kunjungan ketiga 02 Februari
2018 pukul 15.00 WIB tindakan
keperawatan yang dilakukan yaitu
menganjurkan tidur siang pada Ny.Y,
menjelaskan pada Ny.Y tentang nutrisi
selama kehamilan, memberikan edukasi
Ny.Y untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke pelayanan
kesehatan.
Pada kunjungan keempat 05 Februari
2018 pukul 09.30 WIB tindakan yang
Ny.R banyak istirahat, mengindari
Ny.R mengangkat beban berat.
Pada kunjungan keempat 05 Februari
2018 pukul 10.30 WIB tindakan yang
akan dilakukan adalah mengevaluasi
pekerjaan Ny.R yang menyebabkan
keletihan, menganjurkan Ny.R banyak
istirahat, mengindari Ny.R mengangkat
beban berat.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 16.30 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan
Ny.R, evaluasi pengetahuan pasien
tentang anemia, evaluasi Hb Ny.R.
Tindakan keperawataan yang sudah
dilakukan pada diagnosa Resiko
Cedera Janin : Faktor resiko
penurunan Hb pada ibu tanggal 31
Januari 2018 pukul 14.30 WIB adalah
Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas
yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan, bantu Ny.R untuk memilih
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.
Pada kunjungan ketiga 02 Februari
2018 pukul 16.00 WIB tindakan
keperawatan yang dilakukan yaitu
menganjurkan tidur siang pada Ny.R,
menjelaskan pada Ny.R tentang nutrisi
selama kehamilan, memberikan edukasi
Ny.R untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke pelayanan
kesehatan.
Pada kunjungan keempat 05 Februari
2018 pukul 10.30 WIB tindakan yang
akan dilakukan adalah mengevaluasi
aktivitas yang dilakukan Ny.R serta
56
akan dilakukan adalah mengevaluasi
aktivitas yang dilakukan Ny.Y serta
menganjurkan Ny.Y tidur siang dan
istirahat.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 15.30 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi
pengetahuan Ny.Y tentang diit atau
nutrisi Ny.Y selama kehamilan serta
pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh
klien.
Tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan pada diagnosis keperawatan
risiko perdarahan Saat persalinan
berhubungan dengan penurunan
kadar Hb tanggal 31 Januari 2018
pukul 13.30 WIB adalah memberikan
penyuluhan tentang anemia, dampak,
tanda dan gejala, bahaya dan
penatalaksanaan, menganjurkan klien
untuk meningkatkan makanan yang
banyak mengandung Vit.K dan zat besi
seperti sejenis kacang kacangan dan
sayuran hijau, memberitahukan untuk
menghindari terjadinya konstipasi
dengan menganjurkan cairan yang
adekuat dan tinggi serat. instruksikan
Ny.Y dan keluarga untuk memonitor
tanda perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya, lapor kepada
perawat).
Pada kunjungan ketiga 02 Februari
2018 pukul 15.00 WIB tindakan
keperawatan yang akan dilakukan yaitu
penyuluhan untuk menghindari
mengangkat benda berat, instruksikan
Ny.Y untuk meningkatkan makanan
yang kaya vitamin K, cegah konstipasi,
menganjurkan Ny.R tidur siang dan
istirahat.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 16.30 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi
pengetahuan Ny.R tentang diit atau
nutrisi Ny.R selama kehamilan serta
pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh
Ny.R.
Tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan pada diagnosis keperawatan
risiko perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan
kadar Hb tanggal 31 Januari 2018
pukul 14.30 WIB adalah memberikan
penyuluhan tentang anemia, dampak,
tanda dan gejala, bahaya dan
penatalaksanaan, menganjurkan Ny.R
untuk meningkatkan makanan yang
banyak mengandung Vit.K dan zat besi
seperti sejenis kacang kacangan dan
sayuran hijau, memberitahukan untuk
menghindari terjadinya konstipasi
dengan menganjurkan cairan yang
adekuat dan tinggi serat. instruksikan
Ny.R dan keluarga untuk memonitor
tanda perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya, lapor kepada
perawat).
Pada kunjungan ketiga 02 Februari
2018 pukul 16.00 WIB tindakan
keperawatan yang akan dilakukan yaitu
penyuluhan untuk menghindari
mengangkat benda berat, instruksikan
Ny.R untuk meningkatkan makanan
yang kaya vitamin K, cegah konstipasi,
meminta Ny.R/keluarga memantau
tanda-tanda perdarahan.
57
meminta ibu/keluarga memantau tanda-
tanda perdarahan.
Pada kunjungan keempat tanggal 05
Februari 2018 pukul 09.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan
Ny.Y, hindari mengangkat beban berat,
suruh Ny.Y banyak istirahat,
instruksikan Ny.Y untuk meningkatkan
makanan yang kaya vitamin k, cegah
konstipasi, meminta Ny.Y/keluarga
memantau tanda-tanda perdarahan.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 15.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu, evaluasi pekerjaan
Ny.Y, evaluasi pengetahuan Ny.Y
tentang anemia.
Tindakan keperawataan yang sudah
dilakukan pada diagnosa defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya kurangnya sumber
pengetahuan tentang anemia tanggal
31 Januari 2018 pukul 13.30 WIB
adalah memberikan penyuluhan tentang
anemia, dampak, tanda dan gejala,
bahaya dan penatalaksanaan,
menganjurkan Ny.Y untuk
meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan dan sayuran
hijau, memberitahukan untuk
menghindari terjadinya konstipasi
dengan menganjurkan cairan yang
adekuat dan tinggi serat.
Pada kunjungan ketiga 02 Februari
2018 pukul 16.00 WIB tindakan
keperawatan yang dilakukan yaitu
Pada kunjungan keempat tanggal 05
Februari 2018 pukul 10.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan
Ny.R, hindari mengangkat beban berat,
suruh Ny.R banyak istirahat,
instruksikan Ny.R untuk meningkatkan
makanan yang kaya vitamin k, cegah
konstipasi, meminta Ny.R/keluarga
memantau tanda-tanda perdarahan.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 16.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu, evaluasi pekerjaan
Ny.R, evaluasi pengetahuan Ny.R
tentang anemia.
Tindakan keperawataan yang sudah
dilakukan pada diagnosa defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya kurangnya sumber
pengetahuan tentang anemia tanggal
31 Januari 2018 pukul 14.30 WIB
adalah memberikan penyuluhan tentang
anemia, dampak, tanda dan gejala,
bahaya dan penatalaksanaan,
menganjurkan Ny.R untuk
meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan dan sayuran
hijau, memberitahukan untuk
menghindari terjadinya konstipasi
dengan menganjurkan cairan yang
adekuat dan tinggi serat.
Pada kunjungan ketiga 02 Februari
2018 pukul 16.00 WIB tindakan
keperawatan yang dilakukan yaitu
58
mengevaluasi pengertian anemia,
menganjurkan Ny.Y untuk
meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan dan sayuran
hijau, memberitahukan untuk
menghindari terjadinya konstipasi
dengan menganjurkan cairan yang
adekuat dan tinggi serat, menganjurkan
Ny.Y mengkonsumsi buah dan sayur.
Pada kunjungan keempat tanggal 05
Februari 2018 pukul 10.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi
pengertian anemia, penyebab anemia,
dan tanda gejalah dari anemia,
menganjurkan mengkonsumsi buah dan
sayur, menganjurkan Ny.Y untuk
meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan dan sayuran
hijau.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 15.30 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi tentang
penyuluhan anemia, mengevaluasi
kadar Hb Ny.Y, selalu menganjurkan
banyak mengkonsumsi buah dan sayur
Tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan pada diagnosa ansietas
berhubungan dengan perubahan
status kesehatan tanggal 31 Januari
2018 pukul 14.00 WIB adalah
mengkaji faktor penyebab ansietas,
minta Ny.Y untuk rileks dan merasakan
sensasi yang terjadi, tunjukan dan
praktekan teknik relaksasi pada Ny.Y.
mengevaluasi pengertian anemia,
menganjurkan Ny.R untuk
meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan dan sayuran
hijau, memberitahukan untuk
menghindari terjadinya konstipasi
dengan menganjurkan cairan yang
adekuat dan tinggi serat, menganjurkan
Ny.R mengkonsumsi buah dan sayur.
Pada kunjungan keempat tanggal 05
Februari 2018 pukul 11.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi
pengertian anemia, penyebab anemia,
dan tanda gejalah dari anemia,
menganjurkan mengkonsumsi buah dan
sayur, menganjurkan Ny.R untuk
meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan dan sayuran
hijau.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 16.30 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi tentang
penyuluhan anemia, mengevaluasi
kadar Hb Ny.R, selalu menganjurkan
banyak mengkonsumsi buah dan sayur.
Tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan pada diagnosa ansietas
berhubungan dengan perubahan
status kesehatan tanggal 31 Januari
2018 pukul 15.00 WIB adalah
mengkaji faktor penyebab ansietas,
minta Ny.R untuk rileks dan merasakan
sensasi yang terjadi, tunjukan dan
praktekan teknik relaksasi pada Ny.R.
59
Pada kunjungan ketiga tanggal 02
Februari 2018 pukul 15.00 WIB
tindakan keperawatan yang dilakukan
yaitu mengevaluasi cara teknik
relaksasi dan minta Ny.Y untuk rileks,
tindakan yang akan dilakukan meminta
pasien untuk bertanya masalah
kesehatan yang membuat pasien
ansietas, mengajarkan kembali teknik
relaksasi, menciptakan lingkungan
yang tenang dan meminta Ny.Y untuk
rileks.
Pada kunjungan keempat 05 Februari
2018 pukul 09.30 WIB tindakan
keperawatan yang dilakukan yaitu
mengevaluasi tingkat kecemasan,
mengajarkan kembali teknik relaksasi,
menciptakan lingkungan yang tenang
dan meminta pasien untuk rileks.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 15.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi tingkat
kecemasan, mengeveluasi cara teknik
relaksasi, mengajarkan kembali teknik
relaksasi.
Pada kunjungan ketiga tanggal 02
Februari 2018 pukul 16.00 WIB
tindakan keperawatan yang dilakukan
yaitu mengevaluasi cara teknik
relaksasi dan minta Ny.R untuk rileks,
tindakan yang akan dilakukan meminta
Ny.R untuk bertanya masalah kesehatan
yang membuat Ny.R ansietas,
mengajarkan kembali teknik relaksasi,
menciptakan lingkungan yang tenang
dan meminta Ny.R untuk rileks.
Pada kunjungan keempat 05 Februari
2018 pukul 10.30 WIB tindakan
keperawatan yang dilakukan
yaitumengevaluasi tingkat kecemasan,
mengajarkan kembali teknik relaksasi,
menciptakan lingkungan yang tenang
dan meminta Ny.R untuk rileks.
Pada kunjungan kelima tanggal 08
Februari 2018 pukul 16.00 WIB
tindakan keperawatan yang akan
dilakukan yaitu mengevaluasi tingkat
kecemasan, mengeveluasi cara teknik
relaksasi, mengajarkan kembali teknik
relaksasi.
2. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap hari selama 5 hari. Berikut adalah hasil evaluasi
yang dilakukan pada kedua partisipan.
Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Evaluasi dilakukan setiap kali
implementasi dilakukan, evaluasi
diagnosa pertama keletihan
Evaluasi dilakukan setiap kali
implementasi dilakukan, evaluasi
diagnosa pertama keletihan
60
berhubungan dengan anemia dalam
kehamilan kelesuan fisiologis
(anemia dalam kehamilan) Pada
kunjungan keempat tanggal 05 Februari
2018 pukul 10.30 WIB Ny.Y
mengatakan sudah tidak terasa letih
saat beraktivitas, Ny.Y mengatakan
sudah mulai banyak istirahat, Tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 85 x/i,
pernapasan 20 x/i, suhu 36,5oC.
Sementara pada kunjungan kelima
tanggal 08 Februari 2018 pukul 16.00
WIB Ny.Y mengatakan sudah mulai
istirahat, tidak merasa cepat pusing dan
selalu menghindari terjadinya benturan
dan mengangkat bebab berat, hasil
analisa bahwa masalah sudah teratasi.
Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko
Cedera Janin : Faktor resiko
penurunan Hb pada ibu pada
kunjungan ketiga tanggal 02 Februari
2018 pada pukul 16.30 WIB Ny.Y
mengatakan sudah banyak istirahat dan
dan tidur siang. Ny.Y mengatakan
pusing dan lelah yang dirasakan sudah
berkurang karena sudah banyak
istirahat, Ny.Y tampak sudah tidak
terlalu pucat. Pada kunjungan kelima
tanggal 08 Februari 2018 pukul 16.30
WIB Ny.Y mampu menyebutkan
kembali nutrisi yang dibutuhkan selama
kehamilan, Ny.Y mengatakan sudah
mengonsumsi buah dan sayur serta
nutrisi yang baik untuk kehamilannya.
Evaluasi untuk diagnosis kedua Risiko
perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan
kadar Hb. Pada kunjungan ketiga
tanggal 02 Februari 2018 Pukul 16.00
WIB Ny.Y terlihat sudah mengerti
dengan penyakitnya dan bisa
menghindari faktor risiko terjadinya
perdarahan, sementara pada kunjungan
berhubungan dengan anemia dalam
kehamilan kelesuan fisiologis
(anemia dalam kehamilan) Pada
kunjungan keempat tanggal 05 Februari
2018 pukul 11.30 WIB Ny.R
mengatakan sudah tidak terasa letih saat
beraktivitas, Ny.R mengatakan sudah
mulai banyak istirahat, tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 88 x/i, pernapasan
20 x/i, suhu 36,5oC. Sementara pada
kunjungan kelima tanggal 08 Februari
2018 pukul 16.00 WIB Ny.R
mengatakan sudah mulai istirahat, tidak
merasa cepat pusing dan selalu
menghindari terjadinya benturan dan
mengangkat bebab berat, hasil analisa
bahwa masalah sudah teratasi.
Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko
Cedera Janin : Faktor resiko
penurunan Hb pada ibu pada
kunjungan ketiga tanggal 02 Februari
2018 pada pukul 15.30 WIB Ny.R
mengatakan sudah banyak istirahat dan
dan tidur siang. Ny.R mengatakan
pusing dan lelah yang dirasakan sudah
berkurang karena sudah banyak
istirahat, Ny.R tampak sudah tidak
terlalu pucat. Pada kunjungan kelima
tanggal 08 Februari 2018 pukul 16.00
WIB Ny.R mampu menyebutkan
kembali nutrisi yang dibutuhkan selama
kehamilan, Ny.R mengatakan sudah
mengonsumsi buah dan sayur serta
nutrisi yang baik untuk kehamilannya.
Evaluasi untuk diagnosa kedua Risiko
perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan
kadar Hb. Pada kunjungan ketiga
tanggal 02 Februari 2018 Pukul 17.00
WIB Ny.R terlihat sudah mengerti
dengan penyakitnya dan bisa
menghindari faktor risiko terjadinya
perdarahan, sementara pada kunjungan
61
kelima tanggal 08 Februari 2018 pukul
16.30 Hb Ny.Y meningkat dari 5 gr/dl
menjadi 8.0 gr/dl. Ny.Y tampak tidak
terlalu pucat, hasil analisa bahwa
masalah sudah teratasi sebagian.
Intervensi dilanjutkan oleh keluarga.
Evaluasi pada diagnosa keempat
defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber
pengetahuan tentang anemia Pada
kunjunga ketiga tanggal 02 Februari
2018 pukul 16.00 WIB Ny.Y terlihat
mengerti dengan penyebab anemia pada
kehamilanya, Ny.Y terlihat mengerti
tentang manfaat buah dan sayur. Pada
kunjungan kelima tanggal 08 Februari
2018 pukul 16.30 WIB Hb Ny.Y
meningkat dari 5 gr/dl menjadi gr/dl.
Ny.Y sudah tidak tampak pucat, hasil
analisa bahwa masalah sudah teratasi.
Evaluasi pada diagnosa kelima ansietas
berhubungan dengan perubahan
status kesehatan Pada kunjungan
keempat tanggal 05 Februari 2018
pukul 16.30 WIB Ny.Y mengatakan
sudah tidak cemas lagi, Ny.Y
mengatakan sudah rileks, Ny.Y terlihat
mengerti cara teknik napas dalam.
kelima tanggal 08 Februari 2018 pukul
16.30 Hb Ny.R meningkat dari 9.7 gr/dl
menjadi 9.9 gr/dl. Ny.R sudah tidak
tampak pucat, hasil analisa bahwa
masalah sudah teratasi sebagian.
Intervensi dilanjutkan oleh keluarga.
Evaluasi pada diagnosa keempat
defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber
pengetahuan tentang anemia Pada
kunjungan ketiga tanggal 02 Februari
2018 pukul 16.30 WIB Ny.R terlihat
mengerti dengan penyebab anemia pada
kehamilanya, Ny.R terlihat mengerti
tentang manfaat buah dan sayur. Pada
kunjungan kelima tanggal 08 Februari
2018 pukul 17.00 WIB Hb Ny.R
meningkat dari 5 gr/dl menjadi gr/dl.
Ny.R sudah tidak tampak pucat, hasil
analisa bahwa masalah sudah teratasi.
Evaluasi pada diagnosa kelima ansietas
berhubungan dengan perubahan
status kesehatan. Pada kunjungan
keempat tanggal 05 Februari 2018
pukul 17.00 WIB Ny.R mengatakan
sudah tidak cemas lagi, Ny.R
mengatakan sudah rileks, Ny.R terlihat
mengerti cara teknik napas dalam.
62
C Pembahasan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan meliputi pengkajian keperawatan, menegakkan diagnosis
keperawatan, melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan, maka pada bab ini peneliti akan membahas mengenai
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan dalam
perawatan kasus Anemia Kehamilan yang telah dilakukan pengkajian
pada Ny. Y dan Ny. R sebagai partisipan I dan partisipan II pada tanggal
29 Februari 2018. Asuhan keperawatan dilakukan mulai dari tanggal 29
Februari 2018 sampai 10 Maret 2018 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1 Pengkajian keperawatan
a. Karakteristik pasien
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan peneliti pada tanggal 29
Februari 2018, didapatkan usia Partisipan I adalah 39 tahun dan
Partisipan II berusia 40 tahun.
Menurut penelitian Azra, P.A dan Rosha, B.C (2015), ibu hamil
mengalami anemia sebanyak 21 persen pada kelompok umur <20
tahun dan >35 tahun dengan umur kehamilan di trimester II dan III.
Sedangkan menurut penelitian Astriana, Willy (2107), didapatkan
bahwa ibu hamil dengan umur beresiko lebih banyak mengalami
anemia dibandungkan dengan umur tidak beresiko.
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), wanita usia <20 tahun atau
>35 tahun merupakan faktor predisposisi terjadinya anemia selama
kehamilan.
Menurut analisa peniliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus
yang ditemukan pada kedua ibu hamil yang mengalami anemia,
yaitu Partisipan I berusia 39 tahun dan Partisipan II berusia 40
63
tahun dimana kedua partisipan sama-sama berusia >35 tahun.
Menurut analisa peneliti hal ini dikarenakan kehamilan diusia <20
tahun dapat menyebabkan anemia secara biologis, karena emosinya
cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian
terhadapa pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Ibu
hamil yang berusia <20 tahun juga membutuhkan tambahan gizi
untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus
berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan pada usia
>35 tahun, terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan
tubuh serta berbagai macam penyakit yang sering menimpa diusia
ini.
b. Keluhan utama
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan peneliti pada partisipan I
dan partisipan II, kedua partisipan mengeluh cepat lelah, sering
pusing, sesak nafas, serta mual dan muntah pada hamil muda.
Menurut penelitian Ihsan (2016), keluhan utama ibu hamil yang
mengalami anemia selama kehamilan yaitu sering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri dan cepat lelah
Menurut teori Wagiyo dan Putrono (2016), keluhan utama ibu
hamil dengan anemia dapat ditemukan keluhan cepat lelah, sering
pusing, dan mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka,
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah), mual dan
muntah pada hamil muda, dan palpitasi.
Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dengan kasus
yang ditemukan pada partisipan. Kedua partisipan sama-sama
mengalami cepat lelah, sering pusing, mual dan muntah pada
hamil muda. Hal ini disebabkan karena Hb ibu yang rendah yang
64
mengakibatkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang
sehingga oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh akan berkurang. Hal
inilah yang menyebabkan klien pusing, sering lelah, sesak nafas,
dan pucat.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan partisipan I mengeluh
nyeri di ari-ari, janin terasa akan jatuh dan keluar, badan terasa
lemah, sering pusing, kaki terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan
badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci
dan membersihkan rumah. Partisipan I mengatakan jarang
mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak mengerti dengan
manfaat sayuan dan buah-buahan. Partisipan I tidak mengerti
dengan penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya dan cemas
dengan keadaan janinnya karena pernah abortus sebelumnya.
Partisipan I mengatakan cemas dengan keadaan janinnya karena
kurang istirahat dan pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan
sambilan seperti menjahit dan berdagang yang dilakukan partisipan
I bersama suaminya..
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 29 januari 2018 pukul
16.00 WIB didapatkan partisipan II mengeluh badan terasa lemah,
sering pusing, badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas
seperti mencuci dan membersihkan rumah. partisipan II
mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak
mengerti dengan manfaat sayuan dan buah-buahan, dan partisipan
II juga tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada
kehamilanya. partisipan II juga mengatakan cemas dengan keadaan
kehamilannya karena pernah abortus sebelumnya. partisipan II
mengatakan cemas karena petugas puskesmas mengatakan beliau
merupakan ibu hamil dengan resiko tinggi, karena jarak kehamilan
yang terlalu dekat dan umur beliau yang sudah lebih dari 35 tahun.
65
partisipan II mengatakan kurang istirahat karena pekerjaan rumah
tangga dan membantu suaminya untuk menyiapkan keperluan
jualan. partisipan II mengatakan saat ini nafsu makan sudah baik
dari sebelumnya Menurut penelitian Ihsan (2016), Pada saat
peneliti melakukan pemeriksaan fisik pada Ibu. M ditemukan
wajah dan bibir tampak pucat, konjungtiva anemis cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Lutfiatus (2016), Ibu hamil
dengan anemia dapat ditemukan mudah lelah, lesu, dan sesak napas
saat beraktivitas maupun istirahat, permukaan kulit dan wajah
pucat, dan mudah pusing. Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia
sanggat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan
hingga masa nifas. Salah satu dampak anemia yang terjadi selama
masa kehamilan yaitu abortus. Pratami (2016) juga menjelaskan
bahwa pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya ibu hamil
tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan keadaannya dan
janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi ibu bisa
menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan terjadi
infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0
g/dl.
Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dengan kasus
yang ditemukan pada pasien. Kedua pasien sama-sama mengalami
cepat lelah, sering pusing, mual dan muntah pada hamil muda. Hal
ini disebabkan karena Hb partisipan yang rendah yang
mengakibatkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang,
sehingga oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh akan berkurang. Hal
inilah yang menyebabkan klien pusing, sering lelah, dan pucat.
Kedua partisipan juga mengalami ansietas atau cemas terhadap
kehamilannya. Karena kedua partisipan takut terhadap kondisin
66
janinnya mengingat usia keduanya yang sudah lebih dari 35 tahun
dan sama-sama memiliki riwayat abortus sebelumnya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Saat pengkajian yang dilakukan pada partispan I pada tanggal 29
januari 2018 pukul 16.00 partispan I mengatakan sebelumnya
pernah abortus dan harus di kuret. partispan I mengatakan hal
tersebut terjadi karena beliau kelelahan. partispan I mengatakan
sebelumnya juga kurang nafsu makan.
Saat dilakukan pengkajian pada partisipan II pada tanggal 29
Janauari 2018 pukul 16.30 partisipan II mengatakan sebelumnya
pernah abortus satu kali. partisipan II juga mengatakan jarak
kehamilan sebelumnya dengan sekarang juga terlalu dekat, yaitu
hanya 5 bulan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sudikno dan Sandjaja
(2016), kehilangan darah selama keguguran menunjukkan
peningkatan kejadian anemia secara signifikan.
Menurut teori yang dikemukakan oleh (Pratami, 2016) kondisi
anemia sanggat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal
kehamilan hingga masa nifas. Salah satu dampak anemia yang
terjadi selama masa kehamilan yaitu abortus. Pratami (2016) juga
menjelaskan bahwa riwayat kehamilan yang berdekatan dapat
memungkinkan terjadinya anemia.
Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dengan kasus
yang ditemukan pada kedua pasien. Kedua pasien sama-sama
mengalami abortus sebelumnya yang disebabkan oleh anemia
selama hamil. Hal tersebut dapat terjadi lagi pada kehamilan
sekarang karena anemia yang dialami oleh kedua pasien. Riwayat
67
abortus pada ibu hamil dapat menjadi pemicu terjadinya anemia
berulang pada kehamilan sekarang ini pada kedua pasien.
Pada partisipa II terdapat faktor pendorong lainnya yang
menyebabkan anemia, yaitu jarak kehamilan yang terlalu dekat.
Menurut analisa peneliti, hal ini terdapat kesesuaian antara teori
dengan kasus. Karena jarak kehamilan yang terlalu dekat dan
adanya riwayat abortus, menyebabkan klien mengalami anemia.
e. Riwayat obstetri
Pengkajian yang dilakukan pada partisipan I mengatakan menikah
saat usia 29 tahun dan menikah hanya satu kali. Usia perkawinan
partisipan I saat ini sudah 20 tahun dan memiliki 4 orang anak.
partisipan I hamil yang ke enam, karena sebelumnya pernah
abortus satu kali.
Saat pengkajian yang dilakukan pada partisipan II mengatakan
bahwa menikah usia 37 tahun dan menikah hanya satu kali. Usia
perkawinan partisipan II saat ini adalah 2 tahun 6 bulan dan
memiliki satu orang anak. partisipan II hamil yang ke tiga, karena
sebelumya pernah abortus satu kali. partisipan II mengatakan jarak
kehamilan sekarang dengan sebelumnya adalah 5 bulan.
Menurut penelitian Prahesti, Ratna (2017), ibu hamil yang
mempunyai jarak kehamilan yang terlalu dekat beresiko tinggi
untuk mengalami anemia, karena status gizinya kurang karena
mungkin masih menyusui dan alat-alat reproduksi ibu yang belum
benar-benar pulih.
Menurut teori yang dikemukan oleh Wagiyo dan Putrono (2016)
wanita usia <20 tahun atau >35 tahun merupakan faktor
predisposisi terjadinya anemia selama kehamilan. Menurut Pratami
68
(2016), riwayat kehamilan yang berdekatan dapat memungkinkan
terjadinya anemia.
Menurut analisa peniliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus
yang ditemukan pada kedua ibu hamil yang mengalami anemia,
yaitu partisipan I berusia 39 tahun dan partisipan II berusia 40
tahun. Pada partisipan II ada faktor pendorong lainnya yang
menyebabkan anemia, yaitu jarak kehamilan klien yang terlalu
dekat yaitu 5 bulan.
f. Data psikologis dan pola seksual
Data yang didapat dari respon psikologis kedua pasien umumnya
mengalami kecemasan dengan kehamilannya saat ini. Kedua
partisipan cemas dengan kondisi bayinya nantinya. Karena kedua
partisipan sudah pernah mengalami abortus sebelumnya. kedua
partisipan juga cemas karena usia keduanya yang sudah lebih dari
35 tahun yang merupakan ibu hamil dengan resiko tinggi.
Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia
biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan
keadaannya dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi
ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari
6,0 g/dl.
Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dan kenyataan
pada kedua pasien. Menurut peneliti kecemasan dan ketakutan
yang dialami oleh kedua klien merupakan hal yang wajar pada ibu
hamil mengingat sebelumnya kedua klien sudah pernah mengalami
abortus satu kali. Menurut peneliti disini diperlukan peran keluarga
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien sehingga
klien dapat lebih rileks dan mengurangi kecemasannya.
69
g. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik partisipan I didapatkan keadaan umum
partisipan I terlihat lemah, lesu, dan pucat. Pada pemeriksaan head
to toe, dapatkan pada mata tampak anemis, sklera tidak ikterik.
Pada pemeriksaan bibir didapatkan bibir tampak pucat. Pada
pemeriksaan abdomen, tampak pembesaran abdomen kedua klien
tidak sesuai dengan usia kehamilan klien. Saat pemeriksaan leopold
1 pada partisipan I didapatkan TFU 2 jari diatas pusat dengan usia
kehamilan 23-24 minggu. Sedangkan pada partisipan II didapatkan
TFU 3 jari dibawah pusat. Pada Pada sistem muskuloskletal
ditemukan adanya nyeri sendi pada kedua tungkai klien.
Menurut penelitian Ihsan (2016), pemeriksaan fisik yang
ditemukan pada ibu hamil dengan anemia yaitu wajah dan bibir
tampak pucat serta konjungtiva anemis.
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), keadaan umum Ibu hamil
dengan anemia akan terlihat lemah, lesu, dan pucat. Ibu hamil
dengan anemia ditemukan konjungtiva anemis dan skelera tidak
ikterik. Bibir ibu hamill dengan anemia ditemukan pucat dan
membran mukosa kering. ibu hamil dengan anemia akan mengeluh
nyeri pinggang, nyeri sendi, tenderness sternal. Menurut Saminem
(2008), pada usia kehamilan 26 minggu, fundus dapat teraba 2 jari
diatas pusat. Sedangkan pada usia 28 minggu, fundus dapat teraba
3 jari diatas pusat.
Menurut analisa peneliti ada kesesuaian teori dengan kasus yang
ditemukan pada kedua klien dilihat dari keadaan umum dan
pemeriksaan mata klien. Ibu hamil dengan anemia akan terlihat
pucat, lemah, dan lesu. Konjungtiva klien akan anemis dan bibir
akan pucat. Ibu hamil pada umumnya akan merasakan nyeri
70
pinggang dan nyeri pada sendi. Setelah dianaliasa, peneliti
menyimpulkan bahwa ada kesesuaian antara teori dengan kasus
yang ditemukan pada partisipan. Namun, dilihat dari pemeriksaan
abdomen partisipan, yaitu saat pemeriksaan leopold I, terdapat
kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan. Pada kasus,
ditemukan TFU partisipan I adalah 2 jari diatas pusat dengan usia
kehamilan 23-24 minggu. Sedangkan menurut teori, TFU teraba 2
jari diatas pusat tersebut usia kehamilan sudah mencapai 28
minggu. Jadi, terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yang
ditemukan. Pada partisipan II juga tedapat kesenjangan antara teori
dengan kasusu yang ditemukan. Saat pemeriksaan leopold I pada
partisipan II didapatkan TFU 3 jari diatas pusat dengan usia
kehamilan partisipan II yaitu 19-20 minggu. Sedangkan menurut
teori, TFU teraba 3 jari diatas pusat tersebut harusnya sudah
mencapai usia kehamilan 28 minggu. Jadi, terdapat kesenjangan
antara teori dengan kasus yang ditemukan oleh peneliti.
h. pemeriksaan laboratorium
Dari hasil pemeriksaan laboratorium partisipan I didapatkan Hb: 5
gr% dan HIV negatif. Sedangkan hasil pemeriksaan labor
partisipan II didapatkan Hb: 9.7 gr%, HIV negatif dan HBSAG
negatif.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ihsan (2016), pada ibu
hamil trimester II, hasil laboratorium kadar Hb ibu 10,5 gr/dl dan
9,7 gr/dl yang termasuk anemia ringan
Menurut Prawirohardjo (2013), hasil pemeriksaan laboratorium ibu
hamil dengan anemia yaitu kadar Hb kurang dari 11.0 g/dl pada
trimester I dan III dan kurang dari 10.5 g/dl pada trimester II.
71
Menurut analisa peneliti pada ibu hamil sering terjadi penurunan
Hemoglobin karena terjadinya hemodilusi darah. Hemoglobin yang
rendah dapat menyebabkan keletihan, badan terasa lemas dan tidak
mempunyai energi sehingga daya tahan tubuh dapat menurun dan
mudah terkena infeksi. Anemia kehamilan sering terjadi pada
trimester ke II dan III karena hemodilusi darah dan kebutuhan janin
dan ibu yang meningkat. Penurunan Hb pada kedua klien sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohardjo (2013) yaitu
kurang dari 10.5 pada trimester II. Kedua klien merupakan ibu
hamil pada trimester II dan masing-masing memiliki Hb 5 gr% dan
9.7 gr%. Tes HIV dan HBSAG pada kedua klien adalah negatif.
2 Diagnosis Keperawatan
Pada kasus partisipan I dan partisipan II ditemukan 5 diagnosis
keperawatan. Sedangkan diagnosis pada teori ada 10 yaitu keletihan
berhubungan dengan kelesuan fisiologis pada ibu hamil (anemia dalam
kehamilan), ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan, defisiensi pengetahuan ibu
hamil tentang anemia berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
mengenai anemia, risiko infeksi berhubungan dengan penurunan
hemoglobin, risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kewaspadaan perdarahan, resiko cedera Janin berhubungan
dengan malnutrisi pada ibu hamil, resiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan penurunan cardiac output, resiko shok berhubungan
dengan peningkatan kerja jantung, intoleran aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dan
ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Diagnosis keperawatan pertama yang peneliti temukan pada pada
partisipan I dan partisipan II setelah dilakukan pengkajian adalah:
Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam
kehamilan) dengan data subjektif : partisipan mengatakan sering terasa
72
pusing apabila terlalu lama berdiri, partisipan mengatakan cepat lelah
saat melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah,
sedangkan data objektifnya : Hb 5 g/dl dan 9.7 g/dl, partisipan terlihat
susah untuk beraktivitas karena besar kehamilan tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Menurut penelitian Ihsan (2016), diagnosis keperawatan yang
muncul untuk Ibu Hamil dengan Anemia ada 7, yaitu: risiko perdarahan
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
perdarahan, intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, mual
berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak, keletihan
berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan),
risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin, ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati
(2011), keletihan disebabkan karena terjadinya hemodilusi darah pada
ibu hamil. Akibat dari jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma, maka terjadilah penurunan Hb dan Ht yang
menyebabkan pengenceran darah. Sehingga transpor oksigen ke ibu
menjadi menurun yang menyebabkan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi.
Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, maka terajdilah hipoksia, lemah,
dan pucat pada ibu hamil yang mengalami anemia. Sehingga muncullah
diagnosa Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia
dalam kehamilan) pada ibu hamil. Menurut teori (NANDA 2015-2017),
diagnosa keletihan akan memiliki batasan karakteristik seperti, gangguan
konsentrasi, kelelahan, kurang energi, mengantuk, peningkatan
kebutuhan istirahat, peningkatan keluhan fisik, dan tidak mampu
mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya.
Menurut analisa peneliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus yang
ditemukan pada kedua klien. Dimana kllien mengatakan sering terasa
73
pusing apabila terlalu lama berdiri, Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah
Diagnosa kedua yaitu Resiko Cedera Janin : Faktor resiko penurunan
Hb pada ibu dengan data subjektif : partisipan mengatakan badan terasa
lemah dan lelah, ibu mengatakan sering pusing, partisipan mengatakan
nafsu makan berkurang dan makan sehari-hari tidak teratur, sedangkan
data objektifnya : usia partisipan sudah 39 tahun dan 40 tahun, Hb ibu 5
gr/dl dan 9.7 g/dl, ibu tampak pucat dan lelah.
Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati
(2011), resiko cedera janin disebabkan karena terjadinya hemodilusi
darah pada ibu hamil. Akibat dari jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma, maka terjadilah penurunan Hb dan Ht yang
menyebabkan pengenceran darah. Karena terjadinya pengenceran darah,
meneyebabkan nutrisi ke janin dan plasenta menjadi menurun. Sehingga
menuyebabkan suplai oksigen, zat besi, dan kekuatan selaput plasenta
menurun. Sehingga menyebabkan resiko terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan janin, penurunan fungsi respirasi, bahkan ketuban pecah
dini. Dari banyaknya akibat yang ditimbulkan diatas, maka dampak
akhirnya adalah resiko cedera pada janin. Sehingga muncullah diagnosa
Resiko perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan
Hb pada ibu hamil.
Diagnosa ketiga yaitu Resiko perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan Hb dengan data subjektif : partisipan
mengatakan sering terasa pusing apabila terlalu lama berdiri, partisipan
mengatakan cepat lelah saat melakukan aktivitas seperti mencuci dan
membersihkan rumah, sedangkan data objektifnya : Hb 5 gr/dl dan 9.7
g/dl, wajah terlihat pucat, konjungtiva anemis.
74
Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati
(2011), resiko perdarahan disebabkan karena terjadinya hemodilusi darah
pada ibu hamil. Akibat dari jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma, maka terjadilah penurunan Hb dan Ht yang
menyebabkan pengenceran darah sehingga trombosit pun mengalami
penurunan. Karena penurunan trombosit tersebut menyebabkan resiko
perdarahan pada ibu hamil. Sehingga muncullah diagnosa Resiko
perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan Hb
pada ibu hamil.
Diagnosa keempat yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya sumber pengetahuan tentang anemia dengan data
subjektifnya : partisipan mengatakan tidak mengerti dengan penyebab
anemia yang terjadi pada kehamilanya dan partisipan juga mengatakan
jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak tahu dengan manfaat
dari sayuran dan buah-buahan, sedangkan data objektifnya : partisipan
terlihat tidak mengerti tentang penyebab anemia pada kehamilanya,
partisipan terlihat banyak bertanya tentang manfaat dari buah dan sayur.
Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati
(2011), defisiensi pengetahuan disebabkan karena terjadinya kurangnya
sumber informasi pada ibu hamil. Akibat dari kurangnya pengetahuan
dan sumber pengetahuan pada ibu hamil, menyebabkan ibu hamil kurnag
memperhatikan kebutuhan nutrisinya selama hamil. Sehingga terjadilah
malnutrisi pada ibu hamil yang meneyababkan intake nutrisi dan zat besi
pada ibu menurun. Menurut teori (NANDA 2015-2017), diagnosa
defisiensi pengetahuan akan memiliki batasan karakteristik seperti,
ketidakakuratan melakukan tes, ketidakakuratan mengikuti perintah, dan
kurang pengetahuan Perilaku tidak tepat (misalnya: histeria, bermusuhan,
agitasi, apatis). Oleh karena itu, muncullah diagnosa Defisiensi
75
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber pengetahuan
tentang anemia pada ibu hamil.
Menurut analisa peneliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus yang
ditemukan pada kedua klien. Dimana klien terlihat tidak mengerti tentang
penyebab anemia pada kehamilanya, serta klien terlihat banyak bertanya
tentang manfaat dari buah dan sayur.
Diagnosa kelima yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan dengan data subjektif : partisipan mengatakan takut
apabila janinnya tidak sehat, karena pernah abortus sebelumnya.
partisipan mengatakan takut karena ukuran kehamilannya tidak sesuai
dengan usia kehamilan. partisipan mengatakan hal tersebut juga terjadi
pada kehamilan anak sebelumnya, sedangkan data objektifnya :
partisipan terlihat takut dengan perubahan yang terjadi pada janinnya,
partisipan tampka berkeringat, partisipan juga terlihat banyak bertanya
tentang perubahan yang terjadi pada janinya. partisipan sering bertanya
apakah anaknya bisa sehat nantinya.
Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati
(2011), ansietas disebabkan karena kondisi lemah dan pucat pada ibu
hamil yang mengalami anemia, sehingga timbul kecemasan akan kondisi
diri sendiri dan janin yang sedang dikandungnya. Menurut teori
(NANDA 2015-2017), diagnosa ansietas akan memiliki batasan
karakteristik seperti, gelisah, insomnia, ketakutan, khawatir, tremor, dan
wajah tegang.
Menurut analisa peneliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus yang
ditemukan pada kedua partisipan, dimana partisipan terlihat takut dengan
perubahan yang terjadi pada juaninya. Partisipan juga terlihat banyak
bertanya tentang perubahan yang terjadi pada janinya. Partisipan sering
bertanya apakah anaknya bisa sehat nantinya.
76
3 Rencana keperawatan
Rencana keperawatan adalah semua tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke
status kesehatan yang lebih baik, diuraikan dalam hasil yang di harapkan.
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
keperawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan (Potter &Perry,
2009).
Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus partisipan I disusun
berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu resiko
perdarahan berhubungan dengan penurunan Hb, keletihan berhubungan
dengan kelesuan fisik, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya sumber pengetahuan, ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan.
Pada partisipan II perencanaan keperawatan juga disusun berdasarkan
masalah keperawatan yang ditemukan yaitu resiko perdarahan
berhubungan dengan penurunan Hb, keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisik, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
sumber pengetahuan, ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
Dalam merumuskan intervensi keperawatan atau menyusun perencanaan,
merumuskan tujuan serta kriteria hasil tidak ditemukan adanya perbedaan
atau kesenjangan antara teori dengan aplikasi penerapan asuhan
keperawatan pada partisipan I dan partisipan II.
4 Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana
keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat, intervensi
77
diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk
mendukung dan mengingatkan status kesehatan klien(Potter & Perry,
2009).
Peneliti melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
telah disusun dalam perencanaan keperawatan menurut NIC-NOC 2016.
Implementasi keperawatan pada Ny. Y dan Ny.R dilaksanakan mulai dari
tanggal 29 Januari – 10 Februari 2018.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosis keletihan
berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan)
adalah tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan, membantu partisipan untuk memilih aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan, menganjurkan tidur siang bila diperlukan,
menginstruksikan pasien/orang yang terdekat dengan partisipan
mengenai kelelahan (gejala yang mungkin muncul dan kekambuhan yang
mungkin nanti akan muncul kembali). Selanjutnya membantu partisipan
memilih tindakan yang bisa dilakukan, menganjurkan partisipan banyak
istirahat, mengindari mengangkat beban berat, mengevaluasi
pengetahuan partisipan tentang anemia, evaluasi Hb partisipan.
Pendidikan kesehatan telah diberikan kepada partisipan I dan sudah
melibatkan keluarga tentang cara mengurangi keletihan pada partisipan I,
namun tidak ada perubahan perilaku dari anggota keluarga. Terbukti dari
pekerjaan partisipan I yang masih banyak dan tidak mendapat bantuan
dari anggota keluarganya. Disini peneliti mengambil kesimpulan bahwa
keluarga tidak menerima pendidikan kesehatan yang telah diberikan.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa Resiko
Cedera Janin : Faktor resiko penurunan Hb pada ibu adalah
menentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan, membantu partisipan untuk memilih aktivitas-
78
aktivitas yang akan dilakukan, menganjurkan tidur siang pada partisipan,
menjelaskan pada partisipan tentang nutrisi selama kehamilan,
memberikan edukasi partisipan untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin ke pelayanan kesehatan serta menganjurkan partisipan untuk
mendapatkan imunisasi TT karena rahim ibu melahirkan rentan terinfeksi
kuman tetanus.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis keperawatan
risiko perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan
kadar Hb adalah memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak,
tanda dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan, menganjurkan partisipan
untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung Vit.K dan zat
besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau, memberitahukan
untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan cairan
yang adekuat dan tinggi serat. instruksikan partisipan dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat). Selanjutnya
penyuluhan untuk menghindari mengangkat benda berat,
menginstruksikan partisipan untuk meningkatkan makanan yang kaya
vitamin K, cegah konstipasi, meminta partisipan/keluarga memantau
tanda-tanda perdarahan.
Ibu hamil yang mengalami anemia berat seperrti partisipan I yang
memiliki Hb 5 gr/dl menurut teori seharusnya di rawat dan mendapatkan
transfusi darah. Namun, kenyataan yang didapatkan pada kasus
partisipan I, tidak mau untuk dirawat dan tetap melakukan kegiatan
seperti biasanya. Menurut Lutfiatus (2016), ibu hamil yang mengalami
anemia berat akan sesak nafas, mudah pusing, mudah pingsan, dan kerja
jantung meningkat. Namun, pada partisipan I ditemukan, partisipan I
tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Disinilah adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus yang ditemukan pada partisipan I.
79
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya kurangnya sumber
pengetahuan tentang anemia adalah memberikan penyuluhan tentang
anemia, dampak, tanda dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan,
menganjurkan partisipan untuk meningkatkan makanan yang banyak
mengandung Vit.K dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan
sayuran hijau, memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi
dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosa ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan adalah mengkaji
faktor penyebab ansietas, minta partisipan untuk rileks dan merasakan
sensasi yang terjadi, tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada
partisipan.
5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, evaluasi diagnosa
pertama keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia
dalam kehamilan) Pada partisipan I, partisipan I mengatakan sudah
tidak terasa letih saat beraktivitas, partisipan I mengatakan sudah mulai
banyak istirahat, Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85 x/i, pernapasan
20 x/i, suhu 36,5oC.
Evaluasi pada diagnosa kedua Risiko perdarahan saat persalinan
berhubungan dengan penurunan kadar Hb Pada partisipan I,
partisipan I terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya dan bisa
menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan, Hb partisipan I
meningkat dari 5 gr/dl menjadi 8.0 gr/dl. Partisipan I sudah tidak tampak
pucat, hasil analisa bahwa masalah sudah teratasi.
Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko Cedera Janin : Faktor resiko
penurunan Hb pada ibu pada partisipan I, klien mengatakan sudah
80
banyak istirahat dan dan tidur siang. Partisipan I mengatakan pusing dan
lelah yang dirasakan sudah berkurang karena sudah banyak istirahat,
partisipan I tampak sudah tidak terlalu pucat, partisipan I mampu
menyebutkan kembali nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan,
partisipan I mengatakan sudah mengonsumsi buah dan sayur serta nutrisi
yang baik untuk kehamilannya.
Evaluasi pada diagnosa keempat defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber pengetahuan tentang anemia pada
partisipan I, partisipan I terlihat mengerti dengan penyebab anemia pada
kehamilanya, partisipan I terlihat mengerti tentang manfaat buah dan
sayur. Hb partisipan I meningkat dari 5 gr/dl menjadi 8.0 gr/dl. Partisipan
I sudah tidak tampak pucat, hasil analisa bahwa masalah sudah teratasi.
Evaluasi pada diagnosa kelima ansietas berhubungan dengan
perubahan status Kesehatan Pada partisipan I, partisipan I mengatakan
sudah tidak cemas lagi, partisipan I mengatakan sudah rileks, partisipan I
terlihat mengerti cara teknik napas dalam.
Evaluasi diagnosa pertama keletihan berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (anemia dalam kehamilan) Pada partisipan II, partisipan II
mengatakan sudah tidak terasa letih saat beraktivitas, partisipan II
mengatakan sudah mulai banyak istirahat, Tekanan darah 120/60 mmHg,
nadi 85 x/i, pernapasan 20 x/i, suhu 36,5oC. Partisipan II mengatakan
sudah mulai istirahat, tidak merasa cepat pusing dan selalu menghindari
terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat, hasil analisa bahwa
masalah sudah teratasi. Evaluasi pada diagnosa kedua Risiko
perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan kadar
Hb Pada partisipan II, partisipan II terlihat sudah mengerti dengan
penyakitnya dan bisa menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan,
Hb partisipan II meningkat dari 9.7 gr/dl menjadi 9.9 gr/dl. Partisipan II
sudah tidak tampak pucat, hasil analisa bahwa masalah sudah teratasi.
81
Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko Cedera Janin : Faktor resiko
Usia Ibu >35 pada partisipan II, partisipan II mengatakan sudah banyak
istirahat dan dan tidur siang. Partisipan II mengatakan pusing dan lelah
yang dirasakan sudah berkurang karena sudah banyak istirahat, partisipan
II tampak sudah tidak terlalu pucat, partisipan II mampu menyebutkan
kembali nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan, partisipan II
mengatakan sudah mengonsumsi buah dan sayur serta nutrisi yang baik
untuk kehamilannya.
Evaluasi pada diagnosa ketiga defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber pengetahuan tentang anemia Pada
partisipan II, partisipan II terlihat mengerti dengan penyebab anemia
pada kehamilanya, partisipan II terlihat mengerti tentang manfaat buah
dan sayur, Hb partisipan II meningkat dari 9.7 gr/dl menjadi 9.9 gr/dl.
Partisipan II sudah tidak tampak pucat, hasil analisa bahwa masalah
sudah teratasi.
Evaluasi pada diagnosa keempat ansietas berhubungan dengan
perubahan status Kesehatan Pada partisipan II, partisipan II
mengatakan sudah tidak cemas lagi, partisipan II mengatakan sudah
rileks, partisipan II terlihat mengerti cara teknik napas dalam.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono,
dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016) anemia dalam kehamilan
didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang
dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Kasus anemia pada Ibu.Y dan Ibu. R, setelah peneliti melakukan pengkajian,
analisa data, penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
tentang asuhan keperawatan pada Ibu. Y dan Ibu. R dengan anemia di
wilayah kerja Puskemas Lubuk Buaya Kota Padang, maka didapatkan hasil
yaitu:
1. Pengkajian pada Ibu. Y hamil anak keenam (G6 P4 A1 H4) berusia 39
tahun, usia kehamilan Ibu. Y 23-24 minggu. Ibu R hamil anak ketiga (G3
P1 A1 H1) dengan usia kehamilan 19-20 minggu. Pemeriksaan labor Ibu.
Y Hasil laboratorium Ibu Y pada tanggal 10 Januari 2018 didapatkan
hemoglobin 5 gr/dl, sementara pemeriksaan laboratorium Ibu. R
didapatkan 9.7 gr/dl. Ibu. Y mengeluh nyeri di ari-ari, janin terasa akan
jatuh dan keluar, kaki terasa sakit, badan terasa lemah, nafsu makan
berkurang, sering pusing, dan badan terasa cepat letih. Sementara Ibu. R
mengeluh badan terasa lemah, sering pusing, badan terasa cepat letih. Ibu
Y dan Ibu. R sama-sama tidak mengetahui penyebab anemia yang terjadi
pada kehamilanya.
2. Diagnosis yang muncul pada kasus Ibu. Y dan Ibu. R adalah kletihan
berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan),
resiko perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan Hb,
resiko Cedera Janin : Faktor resiko penurunan Hb pada ibu, defisiensi
83
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber pengetahuan
mengenai anemia, dan ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
3. Rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan diagnosis keperawatan
yang ditemukan pada kasus Ibu. Y dan Ibu.R dengan anemia. Rencana
tindakan keperawatan ini mengacu pada referensi dari buku NANDA
International (2015-2017), buku NOC-NIC (2016), dan buku SDKI
(2016).
4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dengan harapan hasil
yang dicapai sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan.
Pada implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan.
5. Evaluasi keperawatan selama 5 kali kunjungan dilakukan secara
komprehensif dengan acuan rencana asuhan keperawatan NANDA
International, (2015-2017). Hasil penelitian yang didapatkan pada
masalah keperawatan adalah terjadi peningkatan Hb pada Ibu.Y dari 5
gr/dl menjadi 8.0 gr/dl dan pada Ibu. R juga meningkat dari 9.7 gr/dl
menjadi 9.9 gr/dl.
B. Saran
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Kepada Pimpinan Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang diharapkan dapat
memotivasi bawahannya untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan
lebih baik lagi dan diharapkan Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang
menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung
kesembuhan pasien dengan memberikan penyuluhan tentang dampak
anemia terhadap kehamilan. Serta diharapkan petugas puskesmas dapat
melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil yang mengalami anemia agar
kondisinya dapat dipantau sesuai dengan program perkesmas.
84
2. Bagi institusi pendidikan
Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dapat menyediakan buku-buku
maternitas khususnya tentang anemia kehamilan sebagai acuan dalam
pemberian asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan anemia.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memberikan asuhan keperawatan
khususnya pada Ibu hamil dengan anemia dengan lebih baik lagi. Serta
dapat memberikan implementasi keperawatan yang lebih komprehensif
lagi.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ani, L.S. (2013). Anemia Defisiensi Besi. Jakarta : EGC
Azra, P.A., & Rosha, B.C. ( 2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
Status Anemia Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin
Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. 20 Juli 2017.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=434777&val=4886&titl
e=faktor-
faktor%20yang%20berhubungan%20dengan%20status%20anemia%20ibu
%20hamil%20di%20wilayah%20kerja%20puskesmas%20air%20dingin%2
0kecamatan%20koto%20tangah,%20kota%20padang
Bulechek, C.M, Butcher, H.K, Dochterman, J.M & Wangner, C.M. (2016).
Nursing Interventions Clasification (NIC). Indonesia : CV. Mocomedia and
is published by arrangements with Elsevier Inc.
Departemen Kesehatan RI. (2010)
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2013). Laporan Tahunan Tahun 2013.
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2016). Laporan Tahunan Tahun 2015 Edisi 2016.
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2017). Laporan Tahunan Anemia Ibu Hamil
Tahun 2016 Edisi 2017
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Laporan Ibu Hamil Anemia s.d
Desember Per Kab/Kota Tahun 2016
Dinarti, Aryani, R, Nurhaeni, H & Chairani, R. (2009). Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media
Herdman, T. Heather. (2015). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan :
Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Holihah, Lutfiatus. (2016). Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : DIVA
Press
Ihsan, A.H. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Anemia di
Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang.
Juliarti, Widya. (2017). Hubungan Faktor Penyebab Dengan Kejadian Anemia Di
Puskesmas Melur. 19 November 2017
Kemenkes RI. (2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2014. Jakarta. 14
Agustus 2017 http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-
data-pusat-data-dan-informasi.html
86
Kementrian kesehatan RI (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Lisnawati, Lilis. (2013). Asuhan Kebidanan terkini Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : TIM
Lutfiatus, H. (2016). Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : DIVA Press
Manuaba, I.B.G, Manuaba, I.A.C & Manuaba, I.B.G.R. (2007). Pengantar kuliah
Obstetri. Jakarta : ECG
Moorhead, S, Johnson, Maas, M.L, Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
lasification (NOC). ISBNIndonesia : CV. Mocomedia and is published by
arragement with Elsevier Inc
NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. (Budi Anna keliat dkk, penerjemah). Jakarta : EGG
Nugroho, Taufan. (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Padila. (2012). Buku Ajar :Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha
Media
Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG
Prawirohardjo, S. (2013). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo. Jakarta : Pt.
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo
Perry & Potter (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika
Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Reeder, Sharon J, Martin, Leonide L & Koniak-Griffin, Deborah. (2014).
Keperawatan Mternitas : kesehatan wanita, bayi, & Keluarga. Jakarta. EGC
Riasmini, N.M, dkk. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, INCP, NOC, dan
NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : UI-Press
Rukiyah, Y.A dan Yulianti. L. (2010). Asuhan Kebidanan IV. Jakarta. CV. Trans
Info Media
Saifuddin, A.B, Adriaansz, G, Winkjosastro, G.H & Waspodo, D. (2009). Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed. 1.
Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saminem, H. (2008). Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
87
Saryono & Anggreni, M.D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta : Nuha Medika
Simkin, P, Whalley, J, dan Keppler, A. (2011). Panduan Lengkap Kehamilan,
Melahirkan, dan Bayi (Edisi Revisi). Jakarta : EGC
Sinsin, Iis. (2008). Anak Masa Kehamilan dan persalinan. Jakarta : PT Elex
Media komput indo
Sudikno & Sandjaja. (2016). Prevalensi dan faktor resiko anemia pada wanita
usia subur di rumah tangga miskin di kabupaten tasikmalaya dan ciamis
provinsi jawa barat. 9 januari 2017 .
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/viewFile/5438/
4474
Sulistiyanti, A. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Anemia dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja
Puskesmas Masaran I Sragen. 20 Juli 2017
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Tarwoto & Wasnidar. (2007). Buku SakuAnemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans
Info media
Triana, A, Damayanti, I.P, Afni, R, Yanti, J.S. 2015. Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal. Ed. 1. Yogyakarta : Deepublish
Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi
Baru Lahir Fisilogis dan Patologis. Yogyakarta : ANDI
Wahyudi, A.S & Abd. Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta : Mitra Wacana Media
WHO. (2014). WHA Global Nutrition Targets 2025 : Anemia Policy Brief.
Yanti, Desi ari madi, Sulistia Ningsih, Apri & Keisnawati. (2015). Faktor-Faktor
Terjadinya Anemia pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsewu Lampung. 20 Juli 2017
Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=424747&Val=278&
Title=FaktorFaktor%20terjadinya%20anemia%20pada%20ibu%20primigra
vida%20di%20wilayah%20kerja%20puskesmas%20pringsewu%20lampung