Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 186
Politik Domestik Rusia Sebagai Pendorong
Kebijakan Pivot ke Asia (2012-2016)
Hutamy Triesthi
Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
Email: [email protected]
Abstract
Russia is a country located between the continent of Europe and Asia, where it has closeness relation to the West in previous eras. Orientation shift towards the East began since Mikhail Gorbachev era, but reported stagnation. Asia is considered as important as Europe. Pivot to Asia increased after 2012. Through domestic politics level of analysis, interest is seen as important factor to explain the shift and increase of pivot to Asia. Political interests will be represented by small groups or inner circles of the government. This study found that business and military blocks have a tendencies to increase pivot to Asia. Business blocks see Asia’s rapid development to expand their business to Asia. Meanwhile, the military blocks want to change Russia's position in the region. This blocks see Russi’s possibility to become a stability and regional keeper. This study can help us to understand more about domestic politics in foreign policy analysis.
Keywords: foreign policy, Rusia, Asia, pivot, domestic politics, interest.
Abstrak
Rusia merupakan negara yang terletak antara benua Eropa dan Asia, yang mana ia memiliki
kedekatan hubungan dengan Barat di era-era sebelumnya. Pergeseran orientasi ke arah Timur
dimulai sejak era Mikhail Gorbachev, namun mengalami stagnasi. Asia dianggap sebagai benua
yang sama pentingnya dengan Eropa. Pivot ke Asia yang dilakukan oleh Rusia makin meningkat
setelah tahun 2012. Dilihat dari level analisis politik domestik, kepentingan menjadi faktor
penting untuk menjelaskan pergeseran fokus serta peningkatan pivot ke Asia. Kepentingan
politik akan diwakilkan oleh kelompok kecil atau inner circle pemerintah. Penelitian ini
menemukan bahwa adanya kepentingan dari blok bisnis dan militer untuk meningkatkan pivot
ke Asia. Blok bisnis melihat perkembangan Asia yang pesat, sehingga mereka ingin untuk
memperluas bisnisnya ke wilayah Asia. Sedangkan, untuk blok militer, mereka ingin
memperkuat posisi Rusia di kawasan tersebut sehingga Rusia bisa menjadi penjaga stabilitas
dan keamanan regional. Dengan penemuan tersebut, dapat dilihat arti penting dari politik
domestik dalam analisis kebijakan luar negeri.
Kata Kunci: kebijakan luar negeri, Rusia, Asia, pivot, politik domestik, kepentingan.
Pendahuluan
Rusia merupakan negara yang
terletak di antara benua Asia dan Eropa,
sehingga dipengaruhi baik dari segi
budaya maupun identitas keduanya. Hal
ini membentuk karakteristik identitas
Rusia yang tercermin dari kepentingan
nasionalnya. Karakteristik identitas
Rusia ini telah menjadi perdebatan
selama berabad-abad. Terdapat tiga
kelompok argumen mengenai identitas
Rusia, yakni kelompok pertama yang
menyatakan bahwa Rusia merupakan
keturunan peradaban Kristen dan bagian
dari Eropa. Kedua kelompok yang
Politik domestik rusia
187 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
menyatakan Rusia lebih dekat dengan
Asia. Serta, kelompok ketiga yang
menyatakan bahwa Rusia bukanlah
bagian dari keduanya, melainkan Rusia
memiliki identitasnya sendiri yang
menggabungkan mentalitas tradisional
dan keterbukaan yang berasal dari nilai-
nilai Barat dan Timur (Baranovsky,
2000).
Pada abad ke-16 saat elit Rusia
membawa kedekatan terhadap Eropa
dengan menetapkan St. Petersbur
sebagai ibu kota barunya yang terletak di
garis Barat. Selain itu, Rusia juga
menetapkan birokrasi bergaya Jerman.
Hal ini dikarenakan Eropa pada saat itu
merupakan benua yang maju,
berkebalikan dengan Asia (Baranovsky,
2000). Pada saat itu, Rusia juga berhasil
menjadi kekuatan penting dalam concert
of Europe. Kedekatan dengan Eropa
terus meningkat pada abad ke-17 dan 18.
Eropa menjadi peradaban yang bergerak
secara dinamis. Hal ini yang membuat
Rusia terus mendekatkan dirinya dengan
Eropa.Walau demikian, matrix budaya
dan spiritual Rusia tidak sepenuhnya
cocok dengan Eropa, sehingga Rusia
tidak bisa menyatu sepenuhnya dengan
Barat (Lavrov, 2016). Selain itu, muncul
kepercayaan bahwa Asia sama uniknya
dengan Eropa. Salah satu orang yang
memiliki pemahaman vital terhadap
hubungan Rusia dengan Asia adalah
Mikhail Gorbachev.
Pivot ditandai dengan pidato
Mikhail Gorbachev di Vladivostok pada
tahun 1986, yang mana ia mengatakan
“We stand for peaceful, good-neigborly
relations and for mutually beneficial
cooperation, which has incidentally
considerable opportunities also in Far
East and in the Pacific” (NY Times, 1986).
Pertumbuhan ekonomi Asia serta
perubahan pusat ekonomi dunia ke
kawasan Asia-Pasifik menimbulkan
desakan bagi Rusia untuk meningkatkan
hubungannya dengan Asia. Hal ini
membuat kawasan Asia-Pasifik menjadi
komponen penting bagi geopolitik Rusia
yang sejalan dengan pernyataan
Vladimir Putin pada pertemuan APEC
2012 di Vladivostok yang mengatakan
bahwa “Extensive cooperation with our
neighbours in the Asia-Pacific region is
one of Russia’s foreign policy priorities”
(Putin, 2012). APEC 2012 menandakan
makin intensifnya pelaksanaan pivot ke
Asiaa.
Pentingnya hubungan dengan
Asia tercantum dalam kebijakan luar
negeri Rusia tahun 2013. Pada pasal 6
dalam Concept of Foreign Policy of the
Russian Federation tahun 2013
ditekankan pelaksanaan pivot. “The
ability of the West to dominate world
economy and politics continues to
diminish. The global power and
development potential is now more
dispersed and is shifting to the East,
primarily to the Asia-Pacific region. The
emergence of new global economic and
political actors with Western countries
trying to preserve their traditional
positions enhances global competition,
which is manifested in growing
instability in international relations (The
Ministry of Foreign Affairs of the Russian
Federation, 2013).
Rusia mendekati beberapa
kawasan Asia dalam meningkatkan pivot.
Di kawasan Asia Timur, Rusia aktif
meningkatkan hubungannya dengan
Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
Tiongkok merupakan gerbang bagi Rusia
untuk masuk ke wilayah Asia. Hubungan
keduanya pasca Perang Dingin semakin
meningkat. Faktor geopolitik memiliki
peranan besar dalam peningkatan
hubungan Rusia dan Tiongkok,
selanjutnya didorong dengan kerjasama
ekonomi. Pada Mei 2014, Tiongkok dan
Rusia meningkatkan aspek retoris dan
praktis hubungannya dengan "Joint
Hutamy triesthi
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 188
Declaration of the Russian Federation
and the People’s Republic of Tiongkok on
the New Stage of Comprehensive
Partnership and Strategic Cooperation”
(The BRICs Post, 2015).
Hubungan Rusia dengan Jepang
mulai membaik saat Vladimir Putin dan
Shinzo Abe setuju untuk membuka
negosiasi kembali saat kunjungan
Perdana Menteri Jepang ke Moskow
pada 2013. Perubahan geopolitik dan
balance of power yang terjadi di kawasan
tersebut menawarkan Tokyo dan
Moskow kesempatan untuk melakukan
strategic reapproachment (Pajon, 2013).
Sedangkan hubungan dengan Korea
Selatan terjadi sebagian besar di bidang
perdagangan.
Rusia juga meningkatkan
hubungannya dengan kawasan Asia
Selatan dan Asia Tenggara. Di Asia
Selatan, Rusia meningkatkan
hubungannya dengan India. Peningkatan
ini terjadi saat kunjungan Perdana
Menteri India pada akhir Desember
2015. Rusia dan India memiliki visi
bersama tentang tatanan dunia baru,
lebih adil, seimbang, dan polisentrik
(RIAC, 2017). Kedua belah pihak siap
untuk memperluas hubungan
multidimensi dengan semua mitra atas
dasar kesetaraan, tidak campur tangan
dalam urusan internal, saling
menghormati kepentingan masing-
masing, terutama dalam memerangi
terorisme dan ekstremisme, serta
peggunaan organisasi teroris untuk
mencapai tujuan politik (RIAC, 2017).
Sedangkan di Asia Tenggara, Rusia
meningkatkan hubungannya dengan
ASEAN sebagai sebuah organisasi dan
negara-negara anggotanya secara
bilateral. Perdana Menteri Rusia, Dmitri
Medvedev, mengusulkan agar EEU dan
SCO memulai konsultasi dengan ASEAN
untuk membentuk kemitraan ekonomi
(RBTH, 2015).
Level Analisis Politik Domestik
Dalam hubungan internasional,
kebijakan luar negeri menjadi salah satu
faktor krusial dalam interaksi antar
negara. Dengan pertimbangan yang
matang serta orientasi tujuan yang jelas,
kebijakan luar negeri dapat berguna
untuk menyelesaikan permasalahan atau
mendukung perubahan dalam
lingkungan internasional serta mencapai
tujuannya. Dorongan dari dalam negeri
dapat pula membentuk kebijakan luar
negeri. Sehingga interaksi yang terjadi di
dalam negeri merupakan salah satu
elemen dalam kebijakan luar negeri.
Dalam konteks kebijakan luar negeri,
pemerintah nasional dipahami sebagai
entitas yang memiliki sumber daya dan
motivasi untuk mempengaruhi entitas
lain yang berada di luar yurisdiksi politik.
Kebijakan luar negeri terdiri dari
pengembangan dan usaha untuk
mencapai tujuan dengan mempengaruhi
sikap, keyakinan, dan/atau tindakan dari
satu atau lebih aktor lain di luar entitas
yurisdiksi politiknya (Hermann, 1983).
Pembuatan kebijakan ini dilakukan oleh
kelompok kecil atau inner circle. Inner
circle menarik konsensus dari berbagai
aktor yang diwakilinya, seperti orang-
orang yang ada di dalam blok
kepentingan. Penggunaan pendekatan
ini didasari oleh pemahaman bahwa
analisis kebijakan luar negeri merupakan
sebuah hal yang kompleks dan
multilayer. Kelompok kecil menjadi
penting dikarenakan mereka memiliki
minat aktif serta keretlibatan dengan
permasalahan yang sedang dibahas
(Garrison, 2010). Orang-orang yang
terdapat dalam kelompok keputusan
kecil biasanya memimpin kelompok-
kelompok kepentingan yang terdiri dari
para pemangku kepentingan penting.
Pendekatan ini menghargai berbagai
interaksi yang dilakukan antara individu
Politik domestik rusia
189 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
dan lingkungan politik yang lebih luas.
Politik domestik dipengaruhi oleh segala
hal yang bersifat politis yang terjadi
dalam suatu negara. Kepentingan
menjadi konsep sentral dalam politik
domestik. Kepentingan berarti
memaksimalkan kemampuan untuk
mempertahankan posisi. Kelompok
kepentingan digambarkan sebagai
asosiasi individu atau bahkan lembaga,
yang berusaha mempengaruhi kebijakan
publik (Doeser, 2011). Kelompok
kepentingan tidak bertujuan untuk
berkuasa tetapi lebih berusaha
mempengaruhi mereka yang berada
dalam pemerintahan (Stefanidis, 2001).
Hubungan antara politik
domestik dan kebijakan luar negeri
berasal dari keharusan politik dalam
negeri untuk mempertahankan kekuatan
politik (Doeser, 2011). Satu tujuan bagi
para pemimpin politik adalah untuk
mempertahankan kekuatan politik serta
meningkatkan dukungan politik yang
berguna untuk mempertahankan posisi
mereka. Perubahan dalam kebijakan luar
negeri mungkin terjadi karena para
pemimpin yang mencari cara untuk
meningkatkan kekuatan politik mereka
dalam menghadapi masalah domestik
menemukan bahwa kebijakan luar negeri
mengubah strategi yang berguna untuk
tujuan tersebut (Knopf, 1998 dalam
Doeser, 2011).
Pemerintahan negara tidaklah
berjalan sendiri, melainkan terdiri dari
berbagai aktor representatif yang
melakukan interaksi antara satu sama
lain. Hal tersebut yang menjadikan
interaksi sebagai dinamika politik
domestik. Politik domestik terdiri dari
berbagai kegiatan politik yang terjadi
dalam sebuah negara, baik itu dari sistem
kekuatan politik atau partai politik,
koalisi maupun oposisi dalam
pemerintahan (Fearon, 1998). Politik
domestik bisa mendorong negara dalam
menggeser fokus kebijakan luar negeri
agar beriringan dengan kepentingannya.
Politik Domestik Rusia
Dilihat dari level analisis politik
domestik, pivot terjadi karena dorongan
orang-orang yang ada di dalam politik
domestiknya. Berdasarkan Minchenko
Consulting (2011), Rusia terdiri dari
empat blok kepentingan, yakni blok
bisnis, militer, politik, dan teknis.
Masing-masing blok memiliki
peranannya masing-masing yang dapat
mendorong kebijakan luar negeri Rusia.
Rusia memperhitungkan kepentingan
elit penguasa, sehingga dinamika politik
domestik akan tercermin dalam
kebijakan luar negerinya.
Rusia bukanlah struktur vertikal
kaku yang dikendalikan oleh satu orang.
Rusia terdiri dari berbagai hubungan
kekuasaan domestik, yang mana
hubungan tersebut merupakan ciri
paling intrinsik dalam pengaturan
internal Rusia (Kaczmarski, 2014). Peran
Vladimir Putin dalam sistem adalah
sebagai arbiter dan moderator, serta
seorang wasit dalam memutuskan
keputusan akhir dalam situasi konflik
(Minchenko Consulting, 2011). Dalam
politik domestik Rusia terdiri dari
berbagai elit politik, anggota parlemen,
hingga teman-teman Putin. Teman-
teman Putin tidak memiliki pengaruh
politik secara langsung, melainkan
kebaikan Putinlah yang memberikan
mereka legitimasi (Zygar, 2016).
Kemakmuran mereka bukan berasal dari
kerja keras atau ketajaman bisnis tetapi
dari kenalan pribadi mereka dengan
presiden.
Politburo 2.0 menunjukkan
pemetaan politik domestik Rusia
(Minchenko Consulting, 2011). Di dalam
Politburo 2.0 terdapat fitur khusus, yakni
pertama, anggotanya tidak pernah
Hutamy triesthi
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 190
mengadakan pertemuan umum. Kedua,
status formal anggotanya tidak selalu
mencerminkan pengaruh sebenarnya
pada proses pengambilan keputusan.
Ketiga, terdapat beberapa lingkaran elit,
secara konvensional disebut dengan blok
“bisnis", "militer", "politik", dan "teknis”.
Politburo 2.0 memiliki kontribusi dalam
pembentukan keijakan sehingga
perubahan yang terjadi di dalamnya
membentuk dinamika tersendiri dalam
politik domestik Rusia. Dinamika ini
pula yang menyebabkan dorongan untuk
Rusia untuk meningkatkan pivot ke Asia.
Tabel 1:
Sumber: Minchenko Consulting, 2011-2015
Terdapat keempat blok yang ada dalam Politburo 2.0 memiliki peranannya masing-masing. Kandidat Politburo 2.0 memiliki kontribusi dalam pembentukan keijakan sehingga
perubahan yang terjadi di dalamnya membentuk dinamika tersendiri dalam politik domestik Rusia. Dinamika ini pula yang menyebabkan dorongan untuk Rusia untuk meningkatkan pivot ke Asia.
Vladimir Putin Administration
Igor Sechin (2012-15)
Sergey Chemezov (2012-15)
Sergey Shoigu (2013-15)
A. Bortnikov (2012-15)
A. Serdyukov (2012)
B. Kolokoltsev (2012-15)
A. Bastrykin (2012-15) *
S. Ivanov (2012-13)
V. Zolotov (2012-15) *
E. Shkolov (2012-15) *
N. Partushev (2012-15)
V. Ivanov (2013-15) *
M. Fradkov (2013-15) *
V. Leebedev (2013-15) *
Y. Chaika (2014-15) *
E. Murov (2014) *
Gennady Timchenko (2012-15)
Yuri Kovalchuk (2012-15)
Arkady Rotenberg (2014-15)
R. Abramovich (2012-15)*
V. Yakunin (2012-14)
A. Miller (2012-15)
A. Rotenberg (2012-13)
G. Gref (2012-15)
V. Potanin (2012-15)
O. Deripaska (2012-15)
M. Fridman (2012-15)*
A. Usmanov (2012-15)*
V. Vekselberg (2012-15) *
V. Alekperov (2012-15)
A. Mordashov (2012-14)*
V.Yevtushenkov(2012-13)*
A. Kostin (2013-15)
O. Sienko (2014-15)*
V. Rashnikov (2015)*
Sergey Sobyanin (2012)
Sergey Ivanov (2012-15)
Vyacheslav Volodin (2013-15)
A. Voloshin (2012-15)
A. Chubais (2012-14)*
S. Naryshkin (2012)*
Patriarch Kirill (2012-15)
A. Kudrin (2012-15)
A. Gromov (2013-15)*
D. Peskov (2013-15)*
V. Sukrov (2015)
Vyacheslav Volodin (2012)
Dmitry Medvedev (2012-15)
Sergey Sobyanin (2013-15)*
I. Shuvalov (2012-15)
V. Kozhzin (2012-14)*
A. Gromov (2012)
A. Khloponin (2012)*
V. Surkov (2012-13)*
D. Kozak (2012-15)*
S. Lavrov (2012-15)
E. Nabiullina (2012-15)
A. Vaino (2012-15)*
D. Peskov (2012)*
V. Matvienko(2012-15)*
Y. Trutnev (2013)*
V. Zubkov (2013)
S. Naryshkin (2013-15)
A. Belousov (2014-15)
V. Khristenko (2014)*
T. Golikova (2015)*
A. Dvorkovich (2015)
Keterangan : Merah berarti bagian dari inner circle * berarti tidak memiliki keterkaitan dengan pivot ke Asia
Politik domestik rusia
191 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
Namun, tidak semua anggota blok berkontribusi dalam melakukan peningkatan pivot ke Asia, sehingga tidak semuanya akan dibahas dalam pemetaan ini.
Dinamika Blok Bisins Dalam Poliburo 2.0
Blok bisnis mencakup para pebisnis yang dapat mempengaruhi kebijakan karena kontak pribadi dengan Putin maupun karena mereka menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang sangat penting bagi pihak berwenang. Politik internal Rusia diwujudkan dengan membangun usaha kemitraan negara, swasta dan perusahaan negara. Hal ini membuat kelompok ini memiliki pengaruh tersendiri dalam pembuatan kebijakan. Individu-individu di sini memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak dalam pivot ke Asia yang terdiri dari Gennady Timchenko, Yuri Kovalchuk dan Arkady Rotenberg yang ada dalam inner circle Putin, serta Vladimir Yakunin, Alexey Miller, German Gref, Vladimir Potanin, Oleg Deripaska, Vagit Alekperov, Alexei Mordashov, dan Andrey Kostin sebagai anggota blok ini.
Gennady Timchenko merupakan salah satu orang yang paling berkuasa di Rusia. Ia memiliki ikatan yang dekat dengan Putin dan berada dalam inner circle-nya. Ia memiliki peranan penting pada berbagai bisnis di Rusia termasuk dalam perushaan gas Novatek dan penghasil petrokimia Sibur Holding. Timchenko juga mengontrol Grup Volga, bisnis yang berbasis di Rusia dengan kepentingan energi, transportasi, dan konstruksi (Bloomberg, 2018). Kedekatan dengan Putin membuat Timchenko ditunjuk untuk meningkatkan ekonomi Rusia. Timchenko ditunjuk Putin sebagai ketua Dewan Bisnis Rusia-Tiongkok (Foreign Policy, 2016). Dalam perdagangan bilateral antara Rusia dan Tiongkok terdapat lebih dari 100 perusahaan yang terlibat di dalamnya (Foreign Policy, 2016). Hal ini membuat Timchenko menjadi pemain kunci dalam strategi
Rusia ke Beijing. Beijing penting bagi Rusia, karena untuk memasuki pasar Asia harus melewati Beijing terlebih dahulu.
Selanjutnya, terdapat Yuri Kovalchuk. Ia merupakan pemegang saham terbesar Bank Rossiya dan perusahaan asuransi Sogaz (Forbes, 2018). Sama seperti Timchenko, Kovalchuk juga termasuk dalam inner circle Putin. Bank Rossiya termasuk di antara 20 pemberi pinjaman Rusia menurut lembaga pemeringkat Interfax, dengan aset sekitar $9 miliar dan ekuitas $700 juta. Hal tersebut membuat Kovalchuk mengontrol kerajaan keuangan dengan aset strategis penting yang mendukung ekonomi Rusia, termasuk salah satu perusahaan asuransi terbesar di negara itu dan perusahaan manajemen dana pensiun Gazprom (The Organized Crime and Corruption Reporting Project, 2016).
Terakhir dalam inner circle Putin, terdapat Arkady Rotenberg. Ia memiliki kedekatan dengan Putin, sehingga memberikannya pengaruh informal dan sumber daya finansial dalam kerangka kerja untuk mengimplementasikan proyek infrastruktur. Rotenberg merupakan co-owner dari kelompok SGM, perusahaan konstruksi terbesar untuk jaringan pipa gas dan jalur pasokan listrik di Rusia. SGM merupakan kontraktor umum Gazprom untuk pembangunan linier pipa gas. SGM menjadi perusahaan yang mewujudkan berbagai kontrak Gazprom di Asia dengan membangunkan jaringan pipanya. Hal ini membuat SGM menjadi sama pentingnya dengan Gazprom.
Pembahasan selanjutnya adalah anggota blok bisnis yang merupakan kandidat Politburo 2.0. Blok bisnis dibahas berdasarkan sektor-sektor yang diwakili oleh masing-masing individu. Pembahasan dibagi menjadi sektor transportasi; minyak, gas, dan sumber daya alam; serta perbankan. Pembahasan pertama adalah di sektor transportasi yang di dalamnya terdapat Vladimir Yakunin yang merupakan
Hutamy triesthi
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 192
Presiden RZD dari Juni 2005 hingga Agustus 2015. RZD merupakan salah satu perusahaan kereta api terbesar di dunia. Vladimir Yakunin hanya tergabung dalam Politburo 2.0 dari tahun 2012-2014, karena pada tahun 2015 ia pensiun dari jabatannya. RZD menjalin kerjasama dengan beberapa negara di Asia, seperti Tiongkok, Jepang, Korea Utara dan Selatan, Vietnam, Indonesia, dan India (Russian Railways, 2018). Dari berbagai perjanjian diatas dapat dilihat bahwa RZD memiliki salah satu kontribusi yang besar dalam pembangunan infrastruktur kereta api di berbagai negara Asia.
Sektor kedua dalam pembahasan adalah sektor minyak, gas, dan sumber daya alam yang terdiri dari Alexey Miller, Vladimir Potanin, Oleg Deripaska, dan Vagit Alekperov. Alexey Miller adalah Wakil Ketua Dewan Direksi dan CEO Gazprom, perusahaan terbesar Rusia dan pemasok energi terbesar di dunia. Putin memandang Gazprom bukan sebagai korporasi, tetapi sebagai alat politik dan sering kali tidak peduli dengan konsekuensi ekonomi dari tindakannya (Zygar, 2016). Grup Gazprom secara aktif beroperasi di pasar LNG di wilayah Asia Pasifik. Gazprom memasok gas ke pasar konsumsi tradisional seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan juga pasar yang sedang berkembang secara dinamis seperti India, Tiongkok, dan Asia Tenggara (Gazprom Export, t.t.). Gazprom merupakan salah satu perusahaan yang mendorong meningkatkan pivot ke Asia. Hal tersebut membuat Gazprom memiliki kontribusi dalam pembuatan kebijakan, ditambah perusahaan ini mayoritas dimiliki oleh negara.
Selanjutnya adalah Vladimir Potanin yang merupakan pemegang posisi Presiden dan Ketua Dewan Direksi Perusahaan Interros. Interros memiliki anak perusahaan seperti Norilsk Nickel yang berfokus di bidang metalurgi dan pertambangan. Norilsk Nickel juga mempertimbangkan langkah-langkah untuk melindungi terhadap kemungkinan sanksi dari Amerika
Serikat dan Uni Eropa (RT, 2014). Norilsk Nickel menjadi salah satu alat diversifikasi Rusia dalam menghadapi sanksi-sanksi yang diberikan terhadap Barat serta untuk meningkatkan kebijakan pivot ke Asia.
Lalu, Oleg Deripaska yang merupakan pendiri dan pemilik salah satu kelompok industri Basic Element. Aset utama Basic Element terkonsentrasi pada enam sektor ekonomi, yakni energi, sumber daya, manufaktur, jasa keuangan, konstruksi dan penerbangan (Global Security, 2018). Melalui afiliasinya, Basic Element memiliki jumlah saham yang signifikan dan mengoperasikan banyak perusahaan. Banyak dari mereka memainkan peran kunci disegmen pasar masing-masing di Rusia dan internasional, termasuk UC RUSAL, GAZ Group, Transstroy dan Ingosstrakh.
Terakhir dalam sektor sektor minyak, gas, dan sumber daya adalah Vagit Alekperov yang merupakan presiden dari perusahaan minyak terdepan Rusia, yakni LUKoil. LUKoil memperluas bisnis perdagangannya di wilayah Asia, terutama untuk nafta dan bahan bakar minyak. Dalam melakukan perluasan bisnis ke Asia Timur, LUKoil berkerjasama dengan Tiongkok (The Moscow Times, 2013). Lukoil telah setuju untuk menjual sahamnya dibeberapa proyek minyak di Kazakhstan kepada Sinopec seharga $1,2 miliar, dalam serangkaian investasi China disektor energi negara tersebut (Financial Times, 2014). Hal ini dilakukan LUKoil dalam rangka untuk masuk ke pasar Asia.
Sektor terakhir dalam blok ini adalah sektor perbankan yang terdiri dari German Gref dan Andrey Kostin. German Gref merupakan CEO dan Ketua Dewan Eksekutif dari bank terbesar di Rusia, Sberbank. Ia memiliki ikatan dengan Putin sejak lama. Dalam menjalankan tugasnya di Sberbank, Gref sering kali mendorong ekspansi internasional (Reuters, 2012). Sedangkan, Andrey Kostin baru masuk ke dalam Politburo 2.0 pada tahun 2013
Politik domestik rusia
193 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
untuk memastikan kehadiran representatif dari bank-bank strategis Rusia. Kostin merupakan Presiden dan Ketua Dewan Manajemen dari Bank VTB, anggota Dewan Pengawas, anggota Strategi dan Komite Tata Kelola Perusahaan, dan Ketua Dewan Direksi beberapa anak perusahaan VTB. Kostin aktif dalam menjadi perwakilan Rusia dalam sektor perbankan.
Berdasarkan Politburo 2.0, kelompok ini memiliki dinamika yang cenderung stabil karena tidak terjadi banyak perubahan signifikan didalamnya. Hanya ada beberapa orang yang keluar dan masuk dari tahun 2012-2015. Berdasarkan peranan orang-orang yang ada didalamnya, mereka masing-masing mewakili perusahaan atau sektor ekonominya masing-masing. Kebanyakan dari anggota blok bisnis ini ingin melakukan ekspansi perusahaannya ke kawasan Asia, melihat meningkatnya perekonomian Asia. Kelompok ini memiliki kontribusi besar dalam pelaksanaan pivot ke Asia. Hal ini dikarenakan banyak dari pelaksaan pivot dilakukan di bidang ekonomi dan perdagangan yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang dibawa oleh orang-orang yang ada dalam kelompok ini.
Dinamika Blok Militer dalam Poliburo 2.0
Blok militer terdiri dari individu-individu yang memiliki peranan penting dalam bidang militer dan keamanan. Blok ini tidak hanya terdiri dari penegak hukum, melainkan juga terdiri dari pemain yang berkontribusi dalam kehidupan politik dan ekonomi negara. Blok ini terdiri dari Igor Sechin, Sergey Chemezov, dan Sergei Shoigu sebagai perwakilan dalam inner circle Putin. Sedangkan anggota dari blok ini terdri dari Alexander Bortnikov, Anatoliy Serdyukov, Vladimir Kolokoltsev, Sergey Ivanov, dan Nikolai Patrushev. Setiap orang memiliki fungsinya masing-masing yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Igor Sechin memiliki kedekaatan dengan Putin sejak mereka di KGB dan berlanjut saat Sechin bertanggung jawab atas sektor energi Rusia hingga 2008. Sechin dan Putin memiliki kepentingan ekonomi yang serupa (The Guardian, 2012). Sechin secara bertahap menjadi orang yang paling berpengaruh di industri Rusia dan pemerintah Rusia (Zygar, 2016). Sechin dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri Rusia karena ia memiliki histori komunikasi dengan penguasa minyak Amerika Serikat (Vox, 2017). Sechin saat ini menjabat sebagai Ketua Eksekutif Rosneft, perusahaan minyak negara Rusia. Posisi Sechin dalam Rosneft memberikan pengaruh pada industri energi Rusia.
Selanjutnya adalah Sergey Chemezov. Chemezov memiliki kedekatan dengan Putin. Sama seperti Sechin, Chemezov juga merupakan Silovik dan termasuk ke dalam inner circle-nya. Chemezov adalah anggota komisi kerjasama militer-teknis antara Rusia dan negara-negara asing. Ia secara aktif mendukung Rusia untuk mempertahankan dan memperkuat posisinya sebagai pemain terbesar di pasar global untuk produk militer (Global Security, 2018). Ia merupakan kepala dari perusahaan Rostec.
Terakhir dalam inner circle Putin adalah Sergei Shoigu. Ia baru masuk ke dalam Politburo 2.0 dan menjadi inner circle Putin pada tahun 2013. Ia masuk sebagai pengganti dari menteri pertahanan sebelumnya, Anatoly Serdyukov (Global Security, 2018). Sebagai menteri dan politisi yang pandai, ia mendapat keuntungan dari kedekatannya dengan elit Kremlin, memperkuat ikatan regional dan nasional, serta mengembangkan keterampilan bertahan hidup untuk memastikan jabatannya. Shoigu merupakan aliansi Putin yang loyal. Kesetiaan dan kesabaran Shoigu membantunya untuk mempertahankan akses ke Putin.
Hutamy triesthi
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 194
Selanjutnya adalah anggota dari blok militer. Pertama, terdapat Alexander Bortnikov yang merupakan direktur FSB sejak Mei 2008. Ia merupakan salah satu mantan anggota KGB dan merupakan dewan direksi dari Sovcomflot. Sovcomflot berfungsi untuk melakukan pengiriman ke wilayah Asia. Perusahaan ini menjadi salah satu ekspedisi yang bisa melewati rute laut utara antara Siberia dan Pasifik, rute yang 30% lebih cepat daripada rute pelayaran konvensional yang melalui Terusan Suez (The Guardian, 2017).
Kedua, terdapat Anatoliy Serdyukov yang merupakan politisi dan pebisnis Rusia yang merupakan Menteri Pertahanan Rusia dari 2007 hingga 2012. Sejak Oktober 2015 Serdyukov bekerja sebagai direktur industri untuk Rostec. Tugasnya di Rostec adalah mengawasi semua kegiatan terkait penerbangan dari pembangunan helikopter ke mesin pesawat terbang. Asia menjadi salah satu bagian penting dalam rencana perusahaan Rostec. Rostec berfokus untuk menjual barang-barang industri pertahanan seperti senapan AK-47 dan mesin untuk jet tempur MiG ke negara-negara lain, termasuk Indonesia, Thailand, dan Filipina (Bloomberg, 2017). Hal ini membuat Rostec terlibat dalam perdagangan senjata di kawasan Asia.
Selanjutnya adalah Vladimir Kolokoltsev. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Rusia pada tahun 2012, dan sekarang ia merupakan Mayor Jenderal Kepolisian Rusia. Selama menjabat sebagai menteri dalam negeri, ia mengkolaborasi kementeriannya dengan kolega dari berbagai wilayah Asia, salah satunya adalah Asia Tenggara. Pada tahun 2014, Rusia dan mitranya melakukan dialog Asosiasi Pasukan Kepolisian Nasional Wilayah ASEAN (ASEANAPOL) (The Ministry of Internal Affairs of The Russian Federation, 2017). Dialog ini berfungsi untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang keamanan antara Rusia dengan negara-negara ASEAN. Kolokoltsev yakin bahwa dialog yang konstruktif dan
terbuka antara badan kepolisian Rusia dan negara-negara ASEAN merupakan kunci stabilitas dan keamanan di Asia Tenggara (The Ministry of Internal Affairs of The Russian Federation, 2017).
Lalu, terdapat Sergei Ivanov yang merupakan teman dekat dan kepercayaan dari Putin. Ia merupakan mantan perwira KGB. Dalam pemerintahan Putin, ia menjabat sebagai menteri pertahanan dan wakil perdana menteri. Di bawah Ivanov, kementerian pertahanan melakukan konsolidasi berbagai fungsi termasuk pasukan kereta, pasukan khusus, layanan kerjasama teknik militer, layanan order pertahanan, layanan pengendalian teknis dan ekspor, serta bagian-bagian dari badan federal untuk energi atom (Global Security, 2018). Setelah Ivanov mulai mengawasi Ukraina, statusnya meningkat di antara anggota Politbiro 2.0. Hal ini yang membuat Ivanov hanya berada pada blok militer dari tahun 2012-2013 dan kemudian pindah ke blok politik. Ivanov memegang posisi-posisi kunci yang memperkuat profilnya. Hal ini menjadikannya seorang pembicara untuk kelompok silovik (Minchenko Consulting, 2014).
Terakhir dalam blok ini adalah Nikolai Patrushev. Anggota inner circle Putin mengatakan bahwa Nikolai Patrushev adalah figur publik Rusia yang paling diremehkan. Dia telah menjadi pusat saraf sebagian besar operasi khusus Putin seperti aneksasi Crimea (Zygar, 2016). Selain itu, Patrushev melakukan kerjasama bilateral untuk mendekatkan hubungannya dengan negara-negara Asia. Dinamika dalam blok ini cenderung stabil, tidak terjadi banyak perubahan dari tahun ke tahun dalam Politburo 2.0. Peranan beberapa individu-individu yang ada dalam blok militer, seperti Sechin dan Chemezov sangatlah penting dalam melancarkan pivot ke Asia. Rusia memiliki berbagai kerjasama dalam bidang keamanan dengan banyak negara di Asia-Pasifik, baik itu dalam bentuk bilateral, regional, maupun dalam memasok barang-barang industri pertahanan. Kerjasama militer
Politik domestik rusia
195 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
dan keamanan ini juga meningkatkan posisi Rusia di kawasan Asia-Pasifik, sehingga ia dapat melaksanakan tujuannya yakni untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional tersebut.
Dinamika Blok Politik dalam Politburo 2.0
Blok politik mencakup pemain yang mempengaruhi proses perencanaan. Hal ini menyebabkan blok ini tidak hanya terdiri dari ahli ideologi kebijakan liberal tetapi juga Patriarch Kirill. Orang-orang yang tergabung di sini merupakan kelompok yang pro-Putin. Blok ini tediri dari tiga orang inner circle Putin, yakni Sergei Ivannov, Sergey Sobyanin, dan Vyachesyav Volodin. Sergey Ivanov berfungsi untuk menjaga keseimbangan intra-elit dengan Kantor Eksekutif Presiden (Minchenko Consulting, 2011). Sergey Sobyanin membangun hubungan non-konflik dengan sebagian besar struktur oligarki yang memiliki kepentingan di Moscow (Minchenko Consulting, 2011) yang dapat membangkitkan simpati antara golongan liberal. Namun Sobyanin hanya pada 2012 karena jatuhnya rating persetujuan, sehingga masuklah Vyacheslav Volodin untuk menggantikannya. Namun, bukan berarti Sobyanin lengser begitu saja, melainkan ia masih memberikan banyak kontribusi, namun ia tidak termasuk di dalam Politburo 2.0. Vyacheslav Volodin memiliki kendali penuh atas All Russia People’s Front dan United Russia. Ia juga mengatur operasi kebijakan regional (Minchenko Consulting, 2011). Vyacheslav Volodin menjadi satu-satunya orang dalam blok ini yang terkena sanksi atas Crimea.
Di blok ini terdiri dari orang-orang liberalis, seperti Alexander Voloshin, Alexei Kudrin, dan Patriarch Kirill. Setiap orang dalam blok ini mewakili berbagai pihak. Voloshin yang mewakili kaum pebisnis (BBC, 2003), Alexei Kudrin yang berfokus pada ekonomi pasar bebas, serta Patriarch Kirill adalah kepala Gereja Ortodoks
Rusia menekankan kebanggaan atas budaya dan sejarah Rusia, patriotisme dan tradisi budaya sebagai nilai abadi (Religion and Politics, 2017). Patriarch Kirill merupakan sosok yang moderenis dan reformis. Presiden melihat Ortodoksi sebagai perwujudan murni dari gagasan nasional, dengan kapasitas yang lebih besar untuk menyatukan orang-orang daripada partai politik (Zygar, 2016). Dengan pandangan liberal, mereka lebih ramah terhadap kelompok-kelompok pebisnis. Hal ini menyebabkan blok bisnis lebih mudah untuk melaksanakan kepentingannya dengan bantuan dari blok politik. Namun blok ini tidak memiliki keterkaitan secara langsung dalam mempengaruhi peningkatan pivot ke Asia.
Dinamika Blok Teknis dalam Poliburo 2.0
Blok teknis berfungsi sebagai penyusunan maupun pelaksanaan kebijakan agar berjalain sesuai dengan tujuannya. Blok ini terdari orang-orang yang ahli dalam menjalankan fungsinya. Dalam blok ini terdapat Vyacheslav Volodin dan Dmitry Medvedev yang juga merupakan anggota inner circle dari Putin. Vyacheslav Volodin memiliki pengaruh yang kuat dalam parlemen dan manajemen operasi kebijakan. Sedangkan, Dmitry Medvedev merupakan mantan presiden Rusia yang berhasil menciptakan kelompoknya sendiri dengan basis ekonomi independen dan instrumen penting lainnya. Medvedev mewakili kelompok bisnis dengan posisinya yang kuat. Pembahasan blok ini dibagi menjadi sektor ekonomi, pelaksanaan negara, serta bisnis.
Disektor ekonomi ada Igor Shuvalov, Elvira Nabiullina, dan Andrey Belousov. Igor Shuvalov merupakan Wakil Perdana Menteri Pertama. Ia bertanggung jawab atas perkembangan sosio-ekonomi Rusia (The Russian Government, 2018). Elvira Nabiullina adalah seorang ekonom Rusia dan kepala Bank Sentral Rusia yang mengelola nilai tukar rubel selama krisis politik Ukraina
Hutamy triesthi
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 196
dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang berusaha menghindari resesi (The Moscow Times, 2018). Sedangkan, Andrey Belousov merupakan asisten presiden di bidang ekonomi.
Dalam pelaksanaan negara terdapat Sergey Lavrov, Sergey Naryshkin dan Alexey Gromov tercantum dalam Polituburo 2.0. Sergey Lavrov merupakan Menteri Luar Negeri Rusia. Lavrov merupakan salah satu orang yang mengakselerasikan pivot dengan melakukan berbagai negosiasi dengan negara-negara Asia. Negosiasi yang dilakukan oleh Lavrov antara lain, dengan Tiongkok untuk menyetujui kesepakatan gas alam, dengan Jepang untuk melakukan forum investasi bilateral, Korea Utara untuk diskusi kemungkinan pembukaan pabrik bersama di Kompleks Industri Kaesong, membangun hubungan ekonomi dengan Malaysia dan pembelian sistem pertahanan udara dari Moskow, dengan Vietnam untuk menegaskan kembali kemitraan strategis komprehensif mereka, dan lain sebagainya (The Diplomat, 2014). Sergey Naryshkin sendiri merupakan ketua Duma (Minchenko Consulting, 2013). Sedangkan Alexey Gromov berada pada bidang media. Ia adalah Wakil Kepala Pertama Staf Administrasi Presiden Rusia.
Selanjutnya, dalam bidang bisnis selain dari Medvedev, terdapat Vyacheslav Zubkov dan Arkady Dvarkavich. Zubkov dan Dvarkavich membawa perusahaannya masing-masing. Vyacheslav Zubkov merupakan ketua dewan direksi Gazprom (Minchenko Consulting, 2013), sedangkan Arkady Dvarkavich Ketua Dewan Direksi di RZD. Dengan keduanya ada dalam Politburo 2.0, membuat kepentingan perusahaan-perusahaan tersebut tersalurkan dalam pembuatan kebijakan di Rusia, terutama terkait dengan pivot ke Asia.
Blok ini hanyalah pelaksana teknis segala kebijakan yang dibuat sehingga mereka yang hanya
berkontribusi untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan tersebut. Kepentingan yang diwakili tetaplah berasal dari kelompok lain atau bidang-bidang yang diwakili setiap orang dalam kelompok ini. Secara umum blok ini tidak memiliki kepentingan tersendiri dalam perumusan kebijakan untuk pivot ke Asia. Kontribusi yang diberikan oleh kelompok ini tidak dominan dibandingkan dengan blok bisnis dan militer.
Kepentingan Masing-masing Blok dalam Peningkatan Kebijakan Pivot ke Asia
Pivot disimbolkan dengan elang berkepala dua. Hal ini beramakna bahwa Rusia harus melihat ke dua arah, yakni Barat dan Timur secara bersamaan (Lukin, 2016). Baik Asia dan Eropa memiliki arti penting tersendiri bagi Rusia, namun selama ini Rusia lebih memfokuskan kepentingannya ke Eropa. Pivot bukan berarti Rusia berpaling dari Eropa, melainkan Rusia menjadikan Asia sebagai fokus kepentingannya melihat perkembangan ekonomi yang dialami oleh Asia. Dalam meningkatkan pivot, dapat dilihat usaha-usaha yang dilakukan ke berbagai wilayah Asia, seperti ke Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, serta negara-negara lain. Pivot ke Asia merupakan usaha yang dilakukan Rusia untuk mendapatkan posisi di tatanan dunia baru yang lebih adil, seimbang, dan polisentrik.
Kawasan Asia Pasifik menjadi prioritas arah strategis Rusia di pasar dunia dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada di kawasan tersebut. Terdapat beberapa alasan dibalik pivot Rusia ke Asia ini. Pertama, adanya keinginan untuk meningkatkan pendapatan ekspor nasional melalui perluasan ekspor ke pasar Asia. Kedua, adanya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan Timur Jauh Rusia dengan menyediakan peluang pekerjaan dan peningkatan infrastruktur setempat (Fortescue, 2015).
Pivot ke Asia dilakukan dengan pengembangan kerjasama dengan
Politik domestik rusia
197 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
negara-negara Asia Pasifik, baik itu ditingkat bilateral maupun regional. Banyak pergeseran-pergeseran yang terjadi pada hubungan kerjasama antara Rusia dengan negara-negara Asia yang diakibatkan oleh pivot. Di kawasan Asia Timur, pengembangan kerjasama dilakukan dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Tiongkok merupakan salah satu negara yang menjadi pintu utama untuk masuknya pengaruh Rusia di kawasan Asia Pasifik ini. Hal ini terkait dengan pengaruh Tiongkok di kawasan tersebut serta perkembangan ekonomi yang pesat. Apabila Rusia dapat bekerjasama dengan baik dengan Tiongkok, maka ia dengan mudah mencapai tujuannya.
Dalam mempengaruhi kebijakan pivot ke Asia terdapat keterkaitan orang-orang yang ada dalam blok bisnis, militer, politik, dan teknis. Terjadi interaksi untuk mencapai kepentingan masing-masing blok yang berjalan lurus dengan pivot Rusia ke Asia. Blok bisnis memiliki dinamika pemetaan yang cukup stabil. Orang-orang yang ada didalamnya dari tahun ke tahun cenderung sama, hanya ada beberapa saja yang berubah. Berkaitan dengan pivot ke Asia, blok bisnis mendominasi sebagian besar dari berbagai kerjasama yang dilakukan Rusia ke Asia. Hal ini dilakukan dengan berbagai kontrak bisnis, investasi, dan tindakan ekonomis lainnya yang dilakukan anggota politik domestik untuk mendapatkan keuntungan.
Pebisnis-pebisnis Rusia melihat pasar Asia menjadi peluang bagi mereka untuk melakukan ekspansi. Selain itu, sanksi Crimea dianggap buruk untuk menjalankan bisnis karena banyaknya negara-negara Eropa yang enggan melakukan kerjasama dengan perusahaan Rusia. Peningkatan pivot memberikan keuntungan bagi anggota blok bisnis secara pribadi, melainkan juga menguntungkan Rusia sebagai negara. Kerjasama yang dilakukan dapat meningkatkan posisi ekonomi dan perdagangan Rusia. Terdapat beberapa kontrak perdagangan yang signifikan
yang dilakukan oleh beberapa aktor blok bisnis.
Blok bisnis memiliki kepentingan yang tinggi untuk meningkatkan pivot ke Asia demi melancarkan bisnisnya masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan pengaruh informal yang dilakukan oleh orang-orang yang ada dalam Politburo 2.0. Diawali dengan Bank Rossiya yang mengatasi banyak perushaaan-perusashaan besar di Rusia seperti Gazprom, Sogaz, dan lain sebagainya. Ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut berdampak positf bagi Bank Rossiya. Selanjutnya, terdapat kontrak gazprom yang berdampak pada beberapa perusahaan lain yang mendapatkan kontrak untuk melakukan kontruksi pembangunannya. Kerjasama yang dilakukan oleh Gazprom juga merupakan yang terbesar yang pernah Rusia lakukan semenjak era Soviet. Selain itu, ekspansi dari RZD dalam sektor perkeretaapian merupakan yang tersebar di Asia. Serta beberapa perusahaan lainnya, seperti disektor perbankan terdapat Sberbank dan VTB. Motif tersebut pula yang membuat blok ini memiliki dominasi dalam kebijakan pivot ke Asia.
Selanjutnya, blok militer memberikan beberapa kontribusi terhadap peningkatan pivot ke Asia selain dari blok bisnis. Walaupun, tidak mendominasi seperti blok bisnis, namun terdapat beberapa kesepakatan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada dalam blok militer yang berdampak pada kebijakan pivot ke Asia. Blok militer berkontribusi dalam pivot untuk mengamankan posisi Rusia di kawasan Asia. Beberapa kerjasama yang dilakukan juga berdampak pada keamanan Rusia. Terdapat beberapa nama seperti Igor Sechin, Sergey Chemezov, Vladimir Kolokoltsev, serta Nikolai Patruchev yang memiliki kaitan langsung dengan konteks pivot ke Asia. Orang-orang tersebut memiliki kontribusinya masing-masing. Vladimir Kolokoltsev berkontribusi dalam ASEANAPOL; Nikolai Patruchev berperan dalam reapproachment Rusia
Hutamy triesthi
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 198
dan Jepang; Igor Sechin menekankan pada kerjasama energi dengan membawa perusahaan yang diwakilinya untuk menjadi diversifikasi dari Gazprom; serta Chemezov yang membuka jalan bagi perusahaan batu bara untuk masuk ke pasar Asia. Dari sana dapat dilihat bahwa orang-orang ini membawa kepentingannya masing-masing dalam meningkatkan pivot ke Asia.
Terakhir, blok teknis terdiri dari orang-orang dalam pemerintahan Putin yang berfungsi baik untuk merumuskan kebijakan, maupun implementasi kebijakan yang diputuskan. Blok teknis tidak begitu dominan dibandingkan dengan blok bisnis dan militer. Namun terdapat satu orang dari blok ini yang berkontribusi dalam mendorong pivot ke Asia, yakni Igor Shuvalov. Pada tahun 2014 Rusia dan Tiongkok setuju untuk pertukaran mata uang rubel-yuan hingga senilai $25 miliar yang dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan perdagangan menggunakan mata uang nasional dan mengurangi ketergantungan pada dolar dan euro (Fattibene, 2015). Russia secara resmi bergabung dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) pada bulan Mei 2015, yang membuka jalan bagi perusahaan Rusia untuk ambil bagian dalam proyek infrastruktur Asia Pasifik dan menawarkan alternatif bagi institusi keuangan yang dipimpin Barat. Dengan keanggotaannya di AIIB, bukan hanya memerikan perusahaan Rusia peran dalam proyek infrastruktur di Asia, namun juga menciptakan peluang yang luas untuk investasi asing di Rusia (RBTH, 2015).
Kepentingan dari blok-blok ini dapat mempengaruhi kebijakan Rusia untuk meningkatkan pivot ke Asia. Kepentingan blok bisnis merupakan yang paling mendominasi pivot ke Asia. Sebagian besar pelaksanaan pivot Rusia ke Asia merupakan kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan. Sehingga kebijakan ini dapat dikatakan sebagai langkah untuk melancarkan transaksi bisnis dan ekonomi anggota Politburo 2.0. Anggota-anggota ketiga blok yang berkontribusi dalam pivot ke Asia
diwakilkan oleh inner circle yang terdapat dalam blok tersebut. Dalam blok bisnis Vladimir Yakunin, Alexey Miller, German Gref, Vladimir Potanin, Vagit Alekperov, dan Andery Kostin diwakili oleh Gennady Timchenko, Yuri Kovalchuk, dan Arkady Rotenberg. Timchenko, Kovalchuk, dan Rotenberg memang memiliki kepentingannya sendiri, namun mereka juga membuka jalan bagi pengusaha-pengusaha lain untuk mengekspansi bisnisnya ke pasar Asia.
Selanjutnya di blok militer, Vladimir Kolokoltsev dan Nikolai Patrushev diwakili oleh Igor Sechin, Sergey Chemezov, dan Sergei Shoigu. Dalam pembahasan sebelumnya dapat dilihat bahwa Igor Sechin dan Sergey Chemezov memang memiliki motif untuk mendorong kebijakan pivot ke Asia. Namun lain halnya dengan Sergei Shoigu. Shoigu melihat adanya ambisi geopolitik tertentu yang disebabkan oleh kemunduran Amerika Serikat dan meningkatnya kekuatan Rusia, serta pertimbangan ekonomi dalam membentuk postur geopolitik Moskow. Shoigu melihat bahwa Rusia hanya memiliki sedikit komoditi untuk dijual selain gas, minyak, dan peralatan militer. Hal ini membuat Rusia meningkatkan penjualan senjatanya.
Blok terakhir adalah blok teknis. Blok ini mewakili sektor-sektor yang ada dalam negara. Pada bahasan sebelumnya, Igor Shuvalov muncul sebagai perwakilan dalam AIIB. Igor Shuvalov mewakili perekonomian Rusia. Dengan bergabungnya Rusia dalam AIIB menyebabkan main berkembangnya sektor ekonomi dan perbankan Rusia. Hal tersebut juga didorong dengan peranan Dmitry Medvedev sebagai inner circle Putin. Pilihan mitra perdagangan Rusia didasarkan pada kepentingan nasional, tetapi pasar di kawasan Asia Pasifik dan BRICS adalah yang paling penting. Enam puluh persen dari PDB dunia ada di kawasan Asia Pasifik dan BRICS yang membuat pertumbuhan global berpusat disana. Oleh karena itu, Medvedev melihat penting bagi Rusia
Politik domestik rusia
199 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
untuk mendapatkan pijakan di negara-negara mitra EEU dan kawasan Asia Pasifik. Namun, Rusia tidak menutup pintu ke Eropa sepenuhnya (RT, 2015).
Kesimpulan
Pivot ke Asia didorong oleh kepentingan aktor-aktor politik domestik yang terlibat didalamnya. Aktor-aktor tersebut memiliki keterlibatan langsung dengan Asia, sehingga mereka condong untuk membentuk kebijakan yang memberikan keuntungan untuk pihaknya masing-masing. Hal ini membuat orientasi Rusia berpindah ke Asia dan tidak lagi berfokus ke Eropa. Didukung pula dengan kasus Crimea, sehingga langkah untuk pivot menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan diri dari isolasi Barat. Karena sanksi yang diberikan oleh Barat membuat pasar ke Eropa semakin menurun, serta pasar Asia yang semakin berkembang membuat aktor-aktor domestik politik yang kebanyakan berasal dari kelompok bisnis mendukung kebijakan untuk merubah orientasi ke Asia. Dalam politik domestik Rusia, hanya tiga blok yang
memiliki keterkaitan langsung terhadap peningkatan pivot ke Asia, yakni bisnis, militer, dan teknis. Blok-blok ini memiliki kepentingannya masing-masing. Seperti blok bisnis didominasi oleh pengusaha-pengusaha besar yang ada di Rusia, seperti Gazprom, RZD, Bank Rossiya, dan lain sebagainya. Mereka memiliki kepentingan, yakni untuk mengembangkan perusahaan yang diwakilinya masing-masing untuk masuk dan berekspansi ke kawasan Asia. Selanjutnya di blok militer, ada beberapa orang juga mendukung perusahaannya, namun ada pula yang meningkatkan posisi Rusia di bidang keamanan seperti kehadiran Vladimir Kolokoltsev di ASEANAPOL. Terakhir adalah blok teknis. Blok ini melancarkan blok-blok lain untuk meningkatkan pivot ke Asia, seperti yang dilakukan Igor Shuvalov dalam AIIB untuk memperlancar perbankan Rusia. Blok-blok tersebut diwakilkan kepentingannya oleh masing-masing inner circle yang terdapat di blok masing-masing. Pivot ke Asia terlihat menguntungkan dari berbagai blok, serta dilakukan untuk melihat bahwa orientasi ke Timur sama pentingnya dengan Barat.
Daftar Pustaka
[1] Baranovsky, Vladimir. 2000. “Russia: A Part of Europe or Apart from Europe?”, dalam International Affairs (Royal Institute of International Affairs 1944-) Vol. 76, No. 3, Europe: Where Does It Begin and End? (Jul., 2000), pp. 443-458.
[2] BBC. 2003. “Key Kremlin figure removed” [Online]. Tersedia dalam: http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/3229107.stm [Diakses pada 21 Februari 2018].
[3] Bloomberg. 2017. “Russia’s Rostec Banks on Asia to Join Defense Elite” [Online]. Tersedia dalam: https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-03-28/russia-s-rostec-sees-asia-as-ticket-to-join-global-defense-elite [Diakses pada 21 Februari 2018].
[4] _________. 2018. “Gennady Timchenko” [Online]. Tersedia dalam: https://www.bloomberg.com/billionaires/profiles/gennady-timchenko/ [Diakses pada 20 April 2018].
[5] Doeser, Fredrik. 2011. “Domestic politics and foreign policy change in small states: The fall of the Danish ‘footnote policy’”. Cooperation and Conflict - COOP CONFL. 46. 222-241.
[6] Fattibene, Daniele. 2015. Russia’s Pivot to Asia: Myths and Realities. Tersedia dalam: http://www.iai.it/sites/default/files/iaiwp1544.pdf. [Diakses pada 19 Desember 2017].
[7] Fearon, James D. 1998. “Domestic Politics, Foreign Policy, and Theories of International Relations”, Annual Review of Political Science, (1), pp. 289-313.
[8] Financial Times. 2014. “Sinopec in $1.2bn deal with Lukoil as China moves deeper into Central Asia” [Online]. Tersedia dalam: https://www.ft.com/content/48b651ab-0560-3746-8802-182269577f63 [Diakses pada 28 Februari 2018].
[9] Foreign Policy. 2016. “China’s Pivot to Putin’s Friends” [Online]. tersedia dalam: http://foreignpolicy.com/2016/06/25/chinas-pivot-to-putin-friends-xi-russia-gazprom-timchenko-sinopec/ [Diakses pada 20 April 2018].
[10] Forbes. 2018. “Yuri Kovalchuk” [Online]. Tersedia dalam: https://www.forbes.com/profile/yuri-kovalchuk/ [Diakses pada 20 April 2018].
[11] Fortescue, Stephen. 2015. “Russia’s economic prospects in the Asia Pasific Region”, Journal of Eurasian Studies, Vol. 7, Issue 1, January 2016, pp. 49-59.
[12] Garrison, Jean A. 2010. “Small Group Effects on Foreign Policy Decision
Hutamy triesthi
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018 200
Making”, dalam Oxford Research Encyclopedia of International Studies.
[13] Gazprom Export. t.t. “New Markets In The Asia-Pacific Region” [Online]. Tersedia dalam: http://www.gazpromexport.ru/en/strategy/markets/ [Diakses pada 21 Februari 2018].
[14] Globalsecurity.org. 2018. “Basic Element” [Online]. Tersedia dalam: https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/basic-element.htm [Diakses pada 28 Februari 2018].
[15] _______________________. “Sergei Shoigu” [Online]. Tersedia dalam: https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/shoigu.htm [Diakses pada 21 April 2018].
[16] _______________________. “Sergey Chemezov” [Online]. Tersedia dalam: https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/chemezov.htm [Diakses pada 21 April 2018].
[17] _______________________. “Sergey Ivanov” [Online]. Tersedia dalam: https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/ivanov.htm [Diakses pada 21 April 2018].
[18] Hermann, Charles F. 1983. “Foreign Policy”, dalam Stuart Nagel (ed.) Encyclopedia of Policy Studies, pp. 269-298.
[19] Kaczmarski, Marcin. 2014. “Domestic Power Relations and Russia’s Foreign Policy”. Demokratizatsiya: The Journal of Post-Soviet Democratization, vol. 22, no. 3. pp. 383-409.
[20] Lavrov, Sergey. 2016. “Russia’s Foreign Policy in a Historical Perspective” [Online]. Tersedia dalam: http://eng.globalaffairs.ru/number/Russias-Foreign-Policy-in-a-Historical-Perspective-18067 [Diakses pada 17 September 2017].
[21] Lukin, Alexander. 2016. “Russia’s Pivot to Asia: Myth or Reality?”. Strategic Analyst, Vol. 40, No.6.
[22] Minchenko Consulting.2011. Putin’s Big Government and Politburo 2.0 [pdf]. Tersedia dalam: http://minchenko.ru/netcat_files/File/Big%20Government%20and%20the%20Politburo%202_0.pdf [Diakses pada 15 Januari 2018].
[23] ___________________. 2013. Politburo 2.0 Ahead of A Realignment of Elite Groups.
[24] ___________________. 2014. Politburo 2.0 and Post-Crimean Russia [pdf]. Tersedia dalam: http://www.minchenko.ru/netcat_files/File/Politburo_2014_ENG1_pre_final1.pdf[Diakses pada 15 April 2018].
[25] ___________________. 2015. Politburo 2.0 and Syrian Gambit [pdf]. Tersedia dalam: http://www.minchenko.ru/netcat_files/File/Politburo%202015%20ENG%2026_12_15.pdf [Diakses pada 15 April 2018].
[26] New York Times. 1986. “Excerpts From Gorbachev’s Speech” [Online]. Tersedia dalam: https://www.nytimes.com/1986/07/29/world/
excerpts-from-gorbachev-s-speech.html [Diakses pada 26 Mei 2018]
[27] Pajon, Celine. 2013. “Japan-Russia: Toward a Strategic Partnership?”. Russie.Nei.Visions no72.
[28] Putin, Vladimir. 2012. “News Confeence Following APEC Leaders’ Week”. Tersedia dalam: http://en.kremlin.ru/events/president/transcripts/16432. [Diakses pada 17 September 2017].
[29] RBTH. 2015. “Russia calls for partnership between EAEU, SCO, and ASEAN”. Tersedia dalam: https://www.rbth.com/news/2015/12/15/russia-calls-for-partnership-between-eaeu-sco-and-asean_551037. [Diakses pada 17 September 2017].
[30] _____. 2015. “Russia eyes major role in China-led AIIB” [Online]. Tersedi dalam: https://www.rbth.com/international/2015/06/29/russia_eyes_major_role_in_china-led_aiib_47301.html [Diakses pada 19 Maret 2018].
[31] Religion and Politics. 2017. “The Russian Orthodox Church: Putin Ally or Independent Force?” [Online]. Tersedia dalam: http://religionandpolitics.org/2017/10/10/the-russian-orthodox-church-putin-ally-or-independent-force/ [Diakses pada 22 Februari 2018].
[32] Reuters. 2012. “NEWSMAKER-Super-fit CEO of Russia's Sberbank drives a lean machine” [Online]. Tersedia dalam: https://www.reuters.com/article/sberbank-gref/newsmaker-super-fit-ceo-of-russias-sberbank-drives-a-lean-machine-idUSL5E8EF0DK20120315 [Diakses pada 21 April 2018].
[33] RIAC. 2017. “70th Anniversary of Russia-India Relations: New Horizons of Privileged Partnership”. Tersedia dalam: http://russiancouncil.ru/en/activity/publications/70th-anniversary-of-russia-india-relations-new-horizons-of-privileged-partnership/. [Diakses pada 17 September 2017].
[34] RT. 2014. “Russian metal companies to riderect to Asia if sanction hit” [Online]. Tersedia dalam: https://www.rt.com/business/russia-metal-redirect-asia-833/ [Diakses pada 21 Februari 2018].
[35] __. 2015.“Thanks to sanctions Russia turned to Asia – Medvedev” [Online]. Tersedia dalam: https://www.rt.com/business/266527-medvedev-asia-sanctions-business/ [Diakses pada 22 April 2018].
[36] Russian Railways. 2018. “International Projects” [Online]. Tersedia dalam: http://eng.rzd.ru/statice/public/en?STRUCTURE_ID=95&layer_id=4516&refererLayerId=4518&id=2390 [Diakses pada 21 Februari 2018].
[37] Stefanidis, Ioannis D. 2001. “Pressure Groups and Greek Foreign Policy, 1945-67”, dalam The Hellenic Observatory Discussion Paper No. 6, London School of Economics & Political Science.
Politik domestik rusia
201 Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, desember 2018
[38] The BRICS Post. 2015. Tiongkok-Russia sign raft of agreements after Xi-Putin talks. Terdapat dalam: http://thebricspost.com/ Tiongkok-russia-sign-raft-of-agreements-after-xi-putin-talks/#. VzN11oQrKUk. [Diakses pada 30 Maret 2017].
[39] The Diplomat. 2014. “Russia Accelerates Asia Pivot” [Online]. Tersedia dalam: https://thediplomat.com/2014/04/russia-accelerates-asia-pivot/ [Diakses pada 22 Februari 2018].
[40] The Guardian. 2012. “Igor Sechin: Rosneft's Kremlin hard man comes out of the shadows” [Online]. Tersedia dalam: https://www.theguardian.com/business/2012/oct/18/igor-sechin-rosneft-kremlin-hard-man-shadows [Diakses pada 21 April 2018].
[41] ____________. 2017. “Russian Tanker Sails Through Arctic Without Icebreaker for First Time” [Online]. Tersedia dalam: https://www.theguardian.com/environment/2017/aug/24/russian-tanker-sails-arctic-without-icebreaker-first-time [Diakeses pada 21 Februari 2018].
[42] The Ministry of Foreign Affairs of the Russian Federation. 2013. Concept of the Foreign Policy of the Russian Federation (approved by President of the Russian Federation V. Putin on February 12, 2013). Tersedia dalam: http://www.mid.ru/en/foreign_policy/official_documents/-/asset_publisher/CptICkB6BZ29/content/id/122186 [Diakses pada 26 Mei 2018].
[43] The Ministry of Internal Affairs of The Russian Federation. 2017. “Vladimir Kolokoltsev and Mohammad Djammi Al-Islam discussed law enfocement cooperation” [Online]. Tersedia dalam: https://en.mvd.ru/news/item/10906086 [Diakses pada 21 Februari 2018].
[44] ___________________________________________________ . “Vladimir Kolokoltsev took part in the 37th ASEANAPOL conference” [Online]. Tersedia dalam: https://en.mvd.ru/news/item/11114235/, 2017 [Diakses pada 28 Februari 2018].
[45] The Moscow Times. 2013. “LUKoil Seeks Chinese Partners” [Online]. Tersedia dalam: https://themoscowtimes.com/articles/lukoil-seeks-chinese-partners-28590 [Diakses pada 28 Februari 2018].
[46] _______________. 2018. “Russian Central Banker Nabiullina Among Forbes’ Most Powerful Women” [Online]. Tersedia dalam: https://themoscowtimes.com/articles/russian-central-banker-nabiullina-among-forbes-most-powerful-women-35962 [Diakses pada 22 Februari 2018].
[47] The Organized Crime and Corruption Reporting Project. 2016. “Russia: Banking on Influence” [Online]. Tersedia dalam: https://www.occrp.org/en/panamapapers/rossiya-putins-bank/ [Diakses pada 21 April 2018].
[48] The Russian Government. 2018. “Delegation of responsibilities among Deputy Prime Ministers” [Online]. Tersedia dalam: http://government.ru/en/gov/responsibilities/ [Diakses pada 22 Februari 2018].
[49] Vox. 2017. “The "Darth Vader" of Russia: meet Igor Sechin, Putin's right-hand man” [Online]. Tersedia dalam: https://www.vox.com/world/2017/2/8/14539800/igor-sechin-putin-trump-sanctions-oil-rosneft-tillerson-secretary-of-state-kremlin [Diakses pada 21 April 2018].
[50] Zygar, Mikhail. 2016. All The Kremlin’s Men. New York: Public Affairs.