Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    1/15

    Politik dan Pemerintahan Pada masa Khulafa al-Rasyidin

    Abu Bakar As-Shiddiq 11-3 H/ 632-634 M

    Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung sangat demokratis di

    muktamar Tsaqifah Bani Saidah, memenuhi tata cara perundingan yang dikenal dunia modern saat ini.

    Kaum Anshar menekankan pada persyaratan jasa (merit), mereka mengajukan calon Saad Ibn Ubadah.

    Kaum muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan, mereka mengajukan Abu Ubaidah Ibn

    Jarrah.2Sementara itu Ahlul bait menginginkan agar Ali Ibn Abi Thalib menjadi khalifah atas dasar

    kedudukannya dalam islam, juga sebagai menantu dan karib Nabi. Hampir saja perpecahan terjadi.

    Melalui perdebatan dengan beradu argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh jamaah kaum

    muslimin untuk menduduki jabatan khalifah.

    Sebagai kahlifah pertama, Abu Bakar dihadapkan pada keadaan masyarakat sepeninggal Muhammad

    SAW. Meski terjadi perbedaan pendapat tentang tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi

    kesulitan yang memuncak tersebut, kelihatan kebesaran jiwa dan ketabahan batinnya. Seraya

    bersumpah dengan tegas ia menyatakan akan memerangi semua golongan yang menyimpang dari

    kebenaran (orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat dan mengaku diri sebagai nabi).

    Kekuasaan yang dijalankan pada massa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasululllah,

    bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah. Selain

    menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum,. Meskipun demikian, seperti juga

    Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya bermusyawarah.

    Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengririm kekuatan ke luar

    Arabia. Khalid Ibn Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hiyah di tahun 634 M. Ke Syria dikirim

    ekspedisi dibawah pimpinan empat jendral yaitu Abu Ubaidah, Amr Ibn Ash, Yazid Ibn Abi Sufyan, dan

    Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun.

    Umar Ibn Al-Khaththab 13-23 H/634-644 M

    Umar Ibn Al-Khaththab diangkat dan dipilih oleh para pemuka masyarakat dan disetujui oleh jamaah

    kaum muslimin. Pada saat menderita sakit menjelang ajal tiba, Abu Bakar melihat situasi negara masih

    labil dan pasukan yang sedang bertempur di medan perang tidak boleh terpecah belah akibat perbedaan

    keinginan tentang siapa yang akan menjadi calon penggantinya, ia memilih Umar Ibn Al-Khaththab.

    Pilihannya ini sudah dimintakan pendapat dan persetujuan para pemuka masyarakat pada saat mereka

    menengok dirinya sewaktu sakit.

    Pada masa kepemimpinan Umar Ibn Al-Khaththab, wilayah islam sudah meliputi jazirah Arabia,

    Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Karena perluasan daerah terjadi dengan

    begitu cepat, Umar Ibn Al-Khaththab segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh

    administrasi pemerintahan, dengan diatur menjadi delapan wialayah propinsi : Mekah, Madinah, Syria,

    Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan pada

    masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan

    dalam rangka memisahkan lembaga Yudikatif dengan Eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan

    ketertiban, Jawatan kepolisian dibentuk. Demikian juga jawatan pekerjaan umum, Umar Ibn Al-Khaththab

    juga mendirikan Bait al-Mall. Dalam menyelesaikan permasalahan yang berkembang dimayarakat Umar

    selalu berkomunikasi dengan orang-orang yang memang dianggap mampu dibidangnya.3

    Ustman Ibn Affan 23-35 H/644-656 M

    Ustman Ibn Affan dipilih dan diangkat dari enam orang calon yang diangkat oleh khalifah Umar saat

    menjelang wafatnya karena pembunuhan. Keenam orang tersebut adalah: Ali bin Abu Thalib, Utsman bin

    Affan, Saad bin Abu Waqqash, Abd al-Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, serta

    Abdullah bin Umar, putranya, tetapi tanpa hak suara.4Umar menempuh cara sendiri yang berbeda

    dengan cara Abu Abakar. Ia menunjukkan enam orang calon pengganti yang menurutnya dan

    pengamatan mayoritas kaum muslimin memang pantas menduduki jabatan Khalifah. Oleh sejarawan

    islam mereka disebut Ahl al-Hall a alaqd pertama dalam islam., merekalah yang bermusyawarah untuk

    menentukan siapa yang menjadi khalifah. Dalam pemilihan lewat perwakilan tersebut Ustman Ibn Affan

    mendapatkan suaran lebih banyak, yaitu 3 suara untuk Ali dan 4 suara untuk Ustman Ibn Affan.

    http://null/#sdfootnote2symhttp://null/#sdfootnote2symhttp://null/#sdfootnote3symhttp://null/#sdfootnote3symhttp://null/#sdfootnote3symhttp://null/#sdfootnote4symhttp://null/#sdfootnote4symhttp://null/#sdfootnote4symhttp://null/#sdfootnote4symhttp://null/#sdfootnote3symhttp://null/#sdfootnote2sym
  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    2/15

    Pemerintah khalifah Ustman Ibn Affan mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa

    tahun pertama pemerintahannya. Ia melanjutkan kebijakan-kebijakan Khalifah Umar. Pada separuh

    terakhir masa pemerintahannya, muncul kekecewaaan dan ketidakpuasaan dikalangan masyarakat

    karena ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari sebelumnya. Ustman Ibn Affan mengangkat

    keluarganya (Bani Ummayyah) pada kedudukan yang tinggi. Ia mengadakan penyempurnaan pembagian

    kekuasaan pemerintahan, Ustman Ibn Affan menekankan sistem kekuasaan pusat yang mengusaai

    seluruh pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung dari keluarganya sendiri.

    Ali Ibn Abi Thalib 35-40 H/656-661 M

    Ali Ibn Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah kericuhan dan huru-

    hara perpecahan akibat terbunuhnya Usman oleh kaum pemberontak. Ali Ibn Abi Thalib dipilih dan

    diangkat oleh jamaah kaum muslimin di madinah dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan

    jika khalifah tidak segera dipilih dan di angkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali Ibn Abi

    Thalib di angkat dengan dibaiat oleh masyarakat.

    Dalam masa pemerintahannya, Ali Ibn Abi Thalib mengahadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan

    Aisyah. Alasan mereka, Ali Ibn Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka

    menuntut bela terhadap daerah Usman yang telah ditumpahkan secara dhalim. Perang ini dikenal

    dengan nama perang jamal.5

    Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali Ibn Abi Thalib juga mengakibatkan timbulnya

    perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah. Yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi

    yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaannya. Pertempuran yang terjadi dikenal dengan perang

    shiffin, perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelsaikan maslah,

    bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali).6

    2. Peradaban dan Kebudayaan Pada masa Khulafa al-Rasyidin

    1. Pada Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq

    Pada ini kondisi sosial mayarakat menjadi stabil dan dapat mengamankan tanah Arab dari pembangkang

    dan penyelewengan seperti orang murtad, para nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar

    zakat.

    Selain itu keadaan kaum muslimin menjadi tenteram, tidak khawatir lagi beribadah kepada Allah.

    Perkembangan dagang dan hubungan bersama kaum muslim yang berada di luar Madinah keadaannya

    terkendali dan terjalin dengan baik. Selain itu juga kemajuan yang dicapai adalah : Pembukuan Al-Quran

    2. Pada Masa Khalifah Umar Ibn Al-Khaththab

    Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Umar adalah : Pemberlakuan Ijtihad Menghapuskan zakat bagi para muallaf Mengahpuskan hukum mutah Lahirnya ilmu Qiraat Penyebaran Ilmu Hadits Menempa mata uang dan menciptakan tahun Hijriah

    3. Pada Masa Khalifah Ustman Ibn Affan

    Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ustman adalah : Penaskahan Al-Quran Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram Didirikannya masjid Al-Atiq di utara benteng babylon Membangun Pengadilan Membnetuk Angkatan Laut Membentuk Departemen:

    i. Dewan kemiliteran

    ii. Baitul Mal

    iii. Jawatan Pajak

    iv. Jawatan Pengadilan

    4. Pada Masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib

    http://null/#sdfootnote5symhttp://null/#sdfootnote5symhttp://null/#sdfootnote5symhttp://null/#sdfootnote6symhttp://null/#sdfootnote6symhttp://null/#sdfootnote6symhttp://null/#sdfootnote6symhttp://null/#sdfootnote5sym
  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    3/15

    Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah : Terciptanya ilmu bahsa/nahwu (Aqidah nahwiyah) Berkebangnya ilmu Khatt al-Quran Berkembangnya Sastra

    Abu Bakar As-Siddiq

    Abu Bakar bin Abu Quhafah, turunan bani Taim bin Murrah, bin Kaab, bin Luai, bin Kalb Al-Qurasyi.

    Pada Murrah bertemulah nasabnya dengan Rasul. ibunya Ummul Khair Salma binti Sakhr bin Anrir,

    turunan Taim bin Murrah juga . Dia lahir pada tahun kedua dari tahun gajah, jadi dua tahun lebih tua

    Rasulullah daripadnya. Sejak mudanya telah masyhur budinya yang tinggi dan perangai- nya yang

    terpuji. Dia sanggup menyediakan segala bekal rumah- tangganya dengan usahanya sendiri. Sebelum

    Rasulullah diutus, persahabatan mereka telah karib juga.

    Tatkala telah ditetapkan beliau menjadi Nabi, maka Abu Bakarlah laki-laki dewasa yang mula-mula sekali

    mempercayainya. Rasulullah paling sayang dan cinta kepada sahabatnya itu, karena dia adalah sahabat

    yang setia dan hanya satu-satunya orang dewasa tempatnya mesyuarat di waktu pejuangan dengan

    kaum Quraisy sangat hebatnya. Tiap-tiap orang besar mempunyai kelebihan sendiri, yang akan diingat

    orang bila menyebut namanya. Abu Bakar masyhur dengan kekuatan kemahuan, kekerasan hti, pemaaf

    tetapi rendah hati, dermawan dan berani bertindak lagi cerdik.

    Di dalam mengatur pemerintahan, meskipun tidak lama, masyhur siasatnya yang mempunyai semboyan

    keras tak dapat dipatahkan, lemah lembut tetapi tak dapat disenduk. Hukuman belum dijatuhkan sebelum

    pemeriksaan memuaskan hatinya, sebab itu diperintahkan- nya kepada wakil-wakilnya di tiap-tiap negeri

    supaya jangan tergesa- gesa menjatuhkan hukum. Salah menghukum seseorang hingga tidak jadi

    terhukum, lebih balk daripada salah hukum yang menyebabkan yang tidak bersalah sampai terhukum.

    Meskipun sukar hidupnya, pantang benar baginya mengadukan halnya kepada orang lain. Tidak ada

    orang yang tahu kesusahan hidupnya, kecuali beberapa orang sahabatnya yang karib yang senantiasa

    memperhatikan dirinya, sebagai Umar.

    Setelah dia diangkat menjadi Khalifah, beberapa bulan dia masih rneneruskan pemiagaannya yang kecilitu. Tetapi kemudian ternyata rugi, sebab telah menghadapi urusan negeri sehingga dengan permintaan

    orang banyak, pemiagaan itu iberhentikannya dan dia mengambil kadar belanja tiap hari daripada kas

    negara.

    Jadi Khalifah

    Rasulullah memegang dua jabatan, pertama menyampaikan kewajiban sebagai seorang suruhan Tuhan.

    Kedua bartindak selaku kepala kaum Muslimin. Kewajiban pertama telah selesai seketika dia menutup

    mata, tetapi kewajiban yang kedua, menurut partimbangan kaurn Muslimin ketika itu perlu disambung

    oleh yang lain, karena suatu umat tidak dapat tersusun persatuannya kalau mereka tidak mempunyai

    pemimpin. Sebab itu perlu ada gantinya (khalifahnya).

    Belum lagi Rasulullah dikebumikan, telah timbul dua macam pendapat. Pertama ialah menentukan

    pangkat Khalifah itu di antara kaum keluarga Rasulullah yang terdekat. Pendapat pertama ini terbagi dua

    pula. Dertama rnenentukan pangkat Khalifah itu dalam persukuan Rasulullah. Kedua hendaklahditentukan di dalam rumahtangganya yang sekarib-karibnya. Di waktu dia menutup rnata adalah orang

    yang paling karib kepadanya pamannya (saudara ayahnya) Abbas bin Abdul Muttalib dan anak saudara

    ayahnya Ali dan Aqil, keduanyaanak Abu Thalib. Kelebihan Ali daripada Abbas dan Aqil ialah karea dia

    menjadi rnenantu pula dari Rasulullah, suami dari Fatimah.

    Kelebihan Abbas ialah dia waris yang paling dekat kepada beliau. Artinya jika sekiranya tidaklah ada

    beliau meninggalkan anak dan isteri, maka Abbas itulah yang akan menjadi ashabah (waris yang

    menerima sisa harta) yakni kalau harta Rasulullah boleh diwariskan. Pendapat kedua: Khalifah

    hendaklah orang Ansar. Setelah Rasulullah berpulang, berkumpullah kepala-kepala kaurn Ansar di dalam

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    4/15

    sebuah balairung kepunyaan bani Saidah, balk Ansar pihak Aus mahupun Ansar dari persukuan Khazraj.

    Maksud mereka hendak memilih Saad bin Ubadah menjadi Khalifah Rasulullah, sebab dialah yang

    paling terkepala dari pihak kaum Ansar ketika itu.

    Apa lagi Saad sendiri telah berpidato kepada mereka menganjur- anjurkan bagaimana keutamaan dan

    kemuliaan kaum Ansar, terutama dalam membela Rasulullah dan mempertahankan agama Islam,

    sehingga beroleh gelar Ansar, artinya pembela, tidak ada orang lain yang berhak menjabat pangkat itu

    melainkan Ansar. Perkataannya itu sangat mendapat perhatian dari hadirin, semuanya setuju. Tetapi

    salah seorang di antara yang hadir bertanya: Bagaimana kalau saudara-saudara kita orang Quraisy tidak

    setuju, dan sekiranya mereka kemukakan alasan bahwa merekalah kaum kerabat yang karib dan ahli

    negerinya, apa jawab kita? Seorang Ansar menjawab saja dengan cepat: Kalau mereka tidak setuju,

    lebih balk kita pilih saja seorang Amir dari pihak kita dan mereka pun memilih pula Amir dari pihaknya,

    dan kita tidak mahu dengan aturan yang lain. Saad membantah sangat pendapat itu, dia berkata: Itulah

    pangkal kelemahan.

    Berita permesyuaratan itu lekas sampainya kepada orang-orang besar dalam Muhajirin, sebagai Abu

    Bakar, Umar, Abu Uaidah dan lain-lain. Sebentar itu juga dengan segera mereka pergi ke balairung itu.

    Baru saja sampai Abu Bakar terus berpidata: Allah Taala telah memilih Muhammad menjadi RasulNya,

    membawa petunjuk dan kebenaran. Maka diserunyalah kita kepada Islam, dipegangnya ubun-ubun kita

    semuanya dan dipengaruhinya bail kita. Kamilah kaum Muhajirin yang mula-mula memeluk Islam,

    kamilah kelwrga Rasulullah, dan kamilah pula suatu kabilah yang boleh dikatakan menjadi pusat

    perhubungan semua kabilah di Tanah Arab ini, tidak ada satu kabilah pun yang tidak ada

    perhubungannya dengan kami. Dan kamu pula, kamu mempunyai kelebihan dan keutamaan. Kamu yang

    membela dan menolong kami, kamulah wazir-wazir besar kami di dalam pekeriaan besar agama ini, dan

    wazir Rasulullah, kamulah saudara kandung kami di bawah lindungan Kitabullah, kamu kongsi kami

    dalam agama, balk di waktu senang apa lagi di waktu susah.

    Demi Allah, tidak ada kebaikan yang kami dapati, melainkan segala kebaikan itu kamu pun turut

    menanamnya. Kamulah orang yang pling kami cintai, paling kami muliakan, dan orang-orang yang paling

    patut takluk kepada kehendak Allah mengikut akan suruhNya. Janganlah kamu dengki kepada saudara

    kamu kaum Muhajirin, sebab kamulah sejak dahulunya orang yang telah sudi menderita susah lantaran

    membela kami. Saya percaya sungguh, bahwa haluan kamu belum berubah kepada kami, kamu masih

    tetap cinta kepada Muhajirin. Saya percaya sungguh, bahwa nikmat yang telah dilebihkan Tuhan kepada

    Muhajirin ini tidak akan kamu hambat, saya percaya sungguh bahwa kamu tidakkan dengki atas ini:

    Sekarang saya serukan kamu memilih salah seorang daripada yang berdua ini, iaitu Abu Ubaidah atau

    Umar, keduanya saya percaya sanggup memikulnya, dan keduanya memang ahlinya.

    Setelah selesai pidato Abu Bakar itu, maka berdirilah Khabbab bin Al-Munzir berpidato pula:Wahai

    sekalian Ansar, pegang teguh hakmu, seluruh manusia di pihakmu dan membelamu, seorang pun tidak

    ada yang akan berani melangkahi hakmu, tidak akan diteruskan orang suatu pekejaan, kalau kamu tak

    camur di dalam. Kamu ahli kegagahan dan kemuliaan, kaya dan banyak bilangan, teguh dan banyak

    pengalaman, kuat dan gagah perkasa. Orang tidak akan melangkah ke muka sebelum melihat gerak

    kamu. Kamu jangan berpecah, supaya maksud kita jangan terhalang. Kalau mereka tidak hendak

    memperhatikan iuga, biarlah mereka beramir sendiri dan kita beramir sendiri pula. Mendengar itu Umar

    lalu menyambung pembicaraannya: Jangan, itu sekali-kali jangan disebut: Tidak dapat berhimpun dua

    kepala dalam satu kekuasaan. Khabbab berdiri kembali:Sekalian Ansar! Pegang teguh hakmu jangan

    undur, jangan didengarkan cakap orang ini dan kawan- kawannya, lepas hakmu kelak. Hebat sekali

    pertentangan Umar dengan Khabbab. Dengan tenang Abu Ubaidah tampil ke muka dan berkata: Kaum

    Ansar! Ingatlah bahwa kamu yang mula-mula menjadi pembela dan penolong, rnaka ianganlah kamu

    pula yang mula-mula menjadi pemecahan dan penukar. Dengan tangkas Basyir bin Saad tampil ke

    muka, dia seorang yang terpandang dalam golongan Ansar dari Aus: Wahai kum Ansar, memang, demi

    Allah, kita mempunyai beberapa kelebihan dan keutamaan, di dalam pejuangan yang telah ditempuhi

    oleh agama ini. Tetapi ingatlah, pekerjaan besar itu kita keiakan bukanlah lantaran mengharap yang lain,

    hanyalah semata-mata mengharapkan redha Allah dan taat kepada Nabi kita, untuk penunjukan diri kita

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    5/15

    masing-masing kepada Tuhan! Sebab itu tidaklah patut kita me- manjangkan mulut menyebut-nyebut

    jasa itu kepada manusia, jangan diambil menyebut-nyebut jasa itu untuk peningkat dunia. Ingatlah bahwa

    Allah telah memberi kita kemuliaan dan pertolongan bukan sedikit. Ingat pula bahwa Muhammad itu

    terang dari Quraisy, kaumnya lebih berhak menjadi penggantinya mengepalai kita. Demi Allah, saya tidak

    mendapat satu jalan untuk menentang mereka pada pekejaan yang telah terang ini. Takutlah kepada

    Allah, jangan bertingkah dengan saudara-saudara kita Muhajirin, jangan berselisih! Majlis tenang!

    Ketika itu berkatalah Abu Bakar: Ini ada Abu Ubaidah dan Umar, pilihlah mana di antara keduanya yang

    kam sukai dan baiatlah! Dengan serentak keduanya membantah:Tidak, tidak. Demi Allah, kami tidak

    akan mahu menerima pekerjaan besar ini selama engkau masih ada, engkaulah orang Muhajirin yang

    lebih utama, engkaulah yang berdua saja dengan dia di dalam gua ketika terusir, engkaulah yang

    ditetapkannya menjadi gantinya sembahyang seketika dia sakit, ingatlah bahwa sembahyang itu

    seutama-utama agama orang Islam! Siapakah yang akan berani melangkahimu dan memegang

    pekerjaan ini? Tadahkan tanganmu, kami hendak membaiatkan engkau! Lalu Umar mengambil

    tangannya dan membaiatnya, setelah itu mengikut Abu Ubaidah, diiringi oleh Basyir bin Saad. Basyir

    dari golongan Ansar persukuan Aus, Saad bin Ubadah dari persukuan Khazraj, Aus jauh lebih kecil

    persukuannya daripada Khazraj. Kalau sekiranya jadi pekerjaan Khalifah diberikan kepada Ansar, tentu

    Aus selamanya tidak juga akan mendapat giliran karena kecilnya. Ini kelak akan mendatangkan fitnah

    juga dalam negeri Madlnah, menimbulkan permusuhan zaman jahiliyah. Ii lah yang ditimbang oleh Basyir

    ketika berpidato itu. Demi melihat Basyir membaiat, maka berduyun-duyunlah anggota Aus yang lain

    mem- baiat Abu Bakar. Melihat itu, maka anggota-anggota Khazraj pun telah terpengaruh pula oleh.

    Selesai pertemuan itu, kesemuanya tampil ke muka membaiat Khalifah yang tercinta itu, sehingga Abu

    Ubaidah yang duduk bersandar ke dinding karena tidak boleh berdiri lantaran demam, hampir terpijak.

    Adapun Ali bin Abu Thalib, ia tidak hadir di situ, lantaran sedang menjaga jenazah Rasulullah, dan

    ketidak-hadirannya itu menjadi alasan pula baginya untuk tidak turut membaiat. Melihat ramai pihak yang

    telah datang berduyun-duyun mem- baiat Abu Bakar, maka bani Hasyim pun tidaklah dapat

    mengelakkan diri lagi, apalagi setelah mereka mengerti bahwa khalifah itu bukanlah sama dengan

    pangkat kenabian. Insaflah mereka bahwa perkara ini bukan perkara urusan keluarga, tetapi urusan

    siapakah orang yang paling mulia di sisi Nabi, padahal mereka semuanya memang mengakui akan

    keutamaan Abu Bakar Apakah lagi suatu kelebihan yang lebih utama daripada meniadi wakil Rasulullah

    bersembahyang di waktu sakitnya. Kalau Rasulullah sendiri telah percaya kepadanya dalam urusan

    dunia, iaitu memerintah umat, Ali sendiri pun akhimya mem- baiatnya juga, iaitu beberapa waktu setelah

    wafat isterinya Fatimah binti Rasulullah itu.

    Pidato Abu Bakar

    Setelah selesai orang membaiat itu, Abu Bakar pun berpidatolah, sebagai sambutan atas kepercayaan

    orang banyak kepada dirinya itu, penting dan ringkas:Wahai manusia, sekarang aku telah menjabat

    pekerjaan kami ini, tetapi tidaklah aku oxang yang lebih baikdaripada kamu. Maka jika aku lelah berlaku

    balk dalam jabatanku, sokonglah aku. Tetapi kalau aku berlaku salah, tegakkanlah aku kembali. Ke-

    jujuran adalah suatu amanat, kedustaan adalah suatu khianat. Omng yang kuat di antara kamu, pada

    sisiku hanyalah lemah, sehingga hak si lemah aku tarik daripadanya. Orang yang lemah di sisimu, pada

    sisiku kuat, sebab akan ku ambilkan daripada si kuat akan haknya, Insya Allah. Janganlah kamu suka

    menghentikan jihad itu, yang tidak akan ditimpa kehinaan. Taatlah kepadaku selama aku taat kepada

    Allah dan RasulNya. Tetapi kalau alau langgar perintahNya, tak usahlah aku kamu taat dan ikut lagi.

    Berdirilah sembahyang, moga- moga rahmat Allah meliputi kamu.

    Tentera Usamah

    Bukanlah urusan baiat yang sulit itu saja bahaya yang menimpa umat Islam sewafat Rasulullah. Tetapi

    barn saja tersiar khabar kematian itu ke selurth pojok Tanah Arab bergeraklah orang-orang munafik yang

    hendak mencari keuntungan diri sendiri, timbullah golongan kaum murtad dan Nabi-nabi palsu,

    semuanya hendak memberontak melepaskan diri daripada persatuan Islam yang baru tegak itu. Sedang

    kaum Muslimin sendiri ketika itbl di dalam susah besar dan kemasyghulan lantaran kematian Nabi. Kaum

    pemberontak itu baru saja memeluk Islam, mereka beium tahu hakikat agama, masuknya ke agama

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    6/15

    hanya dibondong gerakan ramai, dan segan kepada kekuasaan Nabi. Tentu saja setelah Nabi wafat

    mereka hendak belot.

    Ada satu golongan pula yang sudi juga mendirikan sembahyang, tetapi tidak hendak mengeluarkan zakat

    lagi. Demikian besar bahaya yang sedang mengancam, sedikit pun tidak kelihatan perubahan muka Abu

    Bakar. Ada orang mengatakan kepadanya supaya orang-orang yang tidak sudi mengeluarkan zakat itu

    tak usah diperangi, karena ereka masih sudi sembahyang. Tetapi dengan tegas beliau berkata: Tidak,

    penderhaka yang hendak memperbedakan sembahyang dengan zakat itu mesti kuperangi juga, walau

    saya akan dihambat dengan ikatan sekalipun.

    Tetapi sebelum mengatur persiapan memerangi pemberontak- pemberontak itu, Abu Bakar lebih dahulu

    hendak menyempumakan angkatan perang di bawah pimpinan Usamah yang usianya masih terlalu

    muda, baru kira-kira 17 tahun. Dia diangkat oleh Rasulullah menjadi kepala perang, tetapi pejalanannya

    diundurkan lantaran kematian Rasulullah. Banyak ketua-ketua Quraisy menjadi seldadu di bawah

    perintahnya.

    Demi setelah Rasulullah wafat, Umar meminta supaya pengiriman Usamah itu diundurkan saja karena

    banyak yang lain yang lebih penting, atau tukar dengan kepala tentera yang lebih tua. Dengan gagah dia

    mendekati Umar dan menunjukkan kuasa dan kekerasannya kepada sahabatnya itu: Celaka engkau,

    wahai anak si Khattab, Rasulullah sendiri yang mengangkat dia, belum lama lagi dia terkubur, engkau

    menyuruh saya mengubah perntahnya? Pemberangkatan Usamah itu dilangsungkan juga. Dia pergi ke

    tempat perhentian seldadu Usamah melepaskan berangkat. Ketika dia memberikan pesannya yang

    penting-penting kepada Usamah, Usamah di atas kenderaannya dan beliau berjalan kaki. Biarlah hamba

    turun ke bawah dan paduka naik ke atas kenderaan ini, kata Usamah. Tidak, jawab beliau, belumlah

    akan mengapa jika kakiku kena debu beberapa saat di dalam menegakkan jalan Allah. Setelah itu

    dimintanya kalau boleh Usamah mengizinkan Umar tinggal di Madinah, tidak jadi pergi berperang, karena

    Umar perlu benar baginya untuk teman di dalam mengatur siasat negeri.

    Maka permintaan itu dikabulkan oleh Usamah. Tidaklah mahu Khalifah itu memerintahkan kepada kepala

    perang yang telah diserahinya pimpinan itu supaya Umar jangan dibawa, melainkan dimintanya. Ketika

    mereka akan berangkat itu beliau berpidato: Jangan khianat, jangan mungkiri janji, jangan dianiaya

    bangkai musuh yang telah mati, jangan dibunuh anak-anak, orang kua dan perernpuan. Jangan

    dipotongbatang kurma, jangan dibakar dan jangan di- tumbangkan kayu-kayuan yang berbuah, jangan

    disembelihi saja kambing, sapi dan unta, kecuali sekadar akan dimakan. Kalau kamu bertemu dengan

    suatu kaum yang telah menyisihkan dirinya di dalam gereja-gereja hendaklah dibiarkan saja. Jika engkau

    bertemu dengan suatu kaum yang bercukur tengah-tengah kepalanya dan tinggal tepinya sebagai

    lingkaran, hendaklah perangi! Kalau diberi orang makanan hendaklah bacakan nama Allah seketika

    memakannya.

    Hai Usamah, berbuatlah apa yang diperintahkan Nabi kepadamu di negeri Qudhaah itu, dan jangan

    engkau lalaikan sedikit pun perintah- perintah Rasulullah. Setelah dilepaskan tentera itu di Jaraf, beliau

    kembali ke Madinah. Usamah pun berangkat dikepungnyalah negeri Qudhaah itu, empat puluh hari

    lamanya pertempuran hebat dengan musuh, maka dia pun kembali dengan kemenangan. Tentera ke

    Qudhaah ini bukan sedikit memberi kesan kepada musuh-musuh yang lain, timbul perkataan, kalau

    sekiranya kaum Muslimin tidak mempunyai ke- kuatan, tetu mereka tidak akan mengirim tentera ke

    negeri Qudhaah lebih dahulu sebelum menaklukkan yang lain. Akan huru-hara di segala pihak yang

    telah ditimbulkan oleh kaum murtad itu, yang agaknya bagi orang lain boleh mendatangkan kekusutan

    fikiran, oleh beliau ditunggu saja dengan tenang ketika yang balk.

    Ditunggunya Usamah pulang, karena di sana terletak sebahagian besar kekuatan. Setelah kembali

    dengan kemenangan- nya, maka Usamah dan tenteranya disuruhnya istirahat, karena beliau hendak

    menyelesaikan lebih dahulu kekusutan yang ditimbulkan oleh kaum Absin dan Dhabyaan di luar

    Madinah, yang mencuba hendak memberontak pula. Pimpinan kota Madinah diserahkan kepada yang

    lain dan beliau sendiri pergi menaklukkan kedua kaum itu kembali, hingga tunduk. Setelah itu barulah

    diatumya tentera untuk mengalahkan kaum-kaum perusuh pemberontak itu. Tentera itu disuruh ke Dzul

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    7/15

    Qisah, kira-kira 10 batu dari Madinah, menghadap ke Najd. Di sanalah dibaginya 11 buah bendera

    kepada 11 orang kepala perang:

    1. Kepada Khalid bin Al-Walid, pergi memerangi Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi di negeri Bazaakhah.

    Kalau telah selesai di sana, teruskan mengalahkan Malik bin Nuwairah di negeri Batthaah.

    2 Ikrimah bin Abu Jahal, memerangi Musailamah di Yamamah.

    3. Di belakang Ikrimah disusuli oleh tentera Syurahbil bin Hasanah.

    4. Al-Muhajir bin Abu Umaiyah ke Yaman, mengalahkan Al-Aswad Al-Ansi.

    5. Huzaifah bin Mihsan mengalahkan negeri Daba di Uman.

    6. Arfajah bin Hartsamah ke negeri Muhrah.

    7. Suwaid bin Mukrin ke Ti~Mmah di Yaman.

    8. Al-Ala bin Al-Hadhramiy ke negeri Bahrein.

    9. Thuraifah bin Hajiz ke negeri bani Sulaim dan Hawazin.

    10. Amru bin Al-Ash ke negeri Qudhaah.

    11. Khalid bin Said ke tanah-tanah tinggi Syam.

    Dengan hati yang teguh dan kesetiaan kepala-kepala perang itu, di dalam masa yang tidak berapa lama,

    seluruh pemberontakan dan huru-hara itu, yang ditirnbulkan oleh beberapa orang yang mengakui dirinya

    jadi Nabi, atau yang hendak mencari keuntungan diri, me- mecahkan persatuan agama, telah dapat

    disapu bersih, itulah salah satu daripada kemuliaan yang tak dapat dilupakan oleh tarikh tentang diri

    Khalifah Rasulullah itu.

    Menaklukkan Parsi

    Setelah selesai huru-hara di dalam negeri itu, Mhalifah Rasulullah menghadap ke luar negeri,

    menaklukkan negeri Parsi. Untuk itu telah diangkatnya kepala perang besar yang masyhur Saifullah

    Khalid bin Al-Walid. Kalau kelak maksud ini berhasil, perjalanan boleh di- teruskannya ke batas-batas

    Hindustan. Untuk pembantunya diangkat Iyadh bin Ghanam, masuk dari utara Iraq. Penyerang Khalid

    telah berhasil masuk di negeri Parsi, sejak dari pinggir sungai Fblrat, sampai ke Ubullah, melinkungi

    Syam, Iraq dan Jazirah, demikian juga sebelah timur sungai Furat. Di beberapa tempat pahlawan besar

    itu telah bertempur dengan tentera-tentera Parsi, Rumawi dan Arab yang masih belum masuk kepada

    persatuan besar ini. Namanya kian menakutkan musuh. Namanya lebih dakulu telah menggegarkan

    tempat yang belum dimasukinya. Kalau suatu negeri ditaklukkannya, maka di sana diangkatnya seorang

    amir yang akan mengatur kharaj (cukai) dari ahli zimmah. Namanya sangat dipuji oleh musuhnya sebab

    orang tani dan pertaniannya tidak pernah digangunya melainkan dipeliharanya.

    Lantaran itu jikalau dia masuk ke negeri Arab yang masih di bawah bendera (protectorat) Parsi, orang di

    sana lebih suka diperintahnya dan belot dari pemerintahan yang lama, sedang agama tidak diganggu.

    Sebab orang Arab di sana memeluk agama Masihi. Kalau terjadi perang landing, menjadi kehinaan besar

    baginya kalau perang itu hanya bertegang urat leher dari jauh menghabiskan tempoh, dia lebih suka

    kepada permainan pedang, bertanding kepahlawanan, terutama dengan kepala-kepala kaum itu. Sebab

    dengan demikian, tempoh perang dapat disingkat- kan. Temannya Iyadh telah dapat menguasai

    Daumatul Jandal, sampai ke Iraq. Di Hirah kedua kepala perang yang gagah itu bertemu.

    Menaklukkan Syam

    Setelah itu Abu Bakar mengirim sural kepada penduduk Makkah, Thaif, Yaman dan sekalian negeri

    Arab, sampai ke Najd dan seluruh Hejaz disuruh bersiap untuk mengatur suatu bala tentera besar, akan

    melakukan suatu peperangan yang besar, iaitu menaklukkan negeri Syam, pusat kerajaan Rumawi pada

    masa itu. Mendengar seruan itu orang pun bersiap. Sebahagian besar karena mengharapkan ber-

    tempur mempertahankan agama, dan tentu tidak kurang pula yang mengharapkan harta rampasan. Kata

    Ath-Thabari: Tiap-tiap kepala perang it~ telah ditentukan tempat tinggal mereka sebelum negeri itu

    dimasuki, buat Abu Ubaidah telah ditentukan Hems, buat Yazid bin Abu Sufyan negeri Damsyik, buat

    Syurahbil bin Hasanah negeri Urdan (Jordan), buat Amru bin Al-Ash dan Alqamah bin Al-Munzir negeri

    Palestin, Kalau telah selesai, maka Alqamah akan meneruskan perjalanan ke Mesir.

    Peperangan yang paling masyhur hebat dan besamya ketika penaklukan Syam itu ialah peperangan

    Yarmuk, iaitu suatu sungai besar. Di sanalah orang Rumawi dapat membutikan bahwa musuhnya

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    8/15

    memang besar dan kekuatan mereka sendiri tidak ada lagi. Sejak waktu itulah berturut-turut jatuh negeri

    Quds, Damsyik, Hems, Humaat, Halab dan lain-lain. Sedianya peperangan ini tidaklah akan berakhir

    begitu me- nyenangkan. Karena telah berhari berpekan peperangan di Yarmuk itu dilangsungkan, belum

    juga berakhir dengan balk. Sebab tiap-tiap kepala perang itu mengendalikan tenteranya sendiri-sendiri,

    kepala perang besar untuk menyatukan komando tidak ada. Padahal orang Rumawi telah bermaksud

    hendak keluar dari benteng mereka me- lakukan serangan besar-besaran. Waktu iku datanglah Khalid

    bin Al-Walid dengan tiba-tiba, yakni setelah selesai melakukan serangan- nya di Parsi.

    Dia mendapat surat Khalifah menyuruh lekas pindah ke Rumawi. Setelah tiba di situ dikumpulkannya

    kepala-kepala perang dan diadakannya pidato yang berapi-api untuk menaikkan semangat. Di antara

    ucapannya:Saya tahu bahwa kamu semua telah dipecah- pecahkan oleh kemegahan dunia. Demi Allah!

    Sekarang berhentikan- lab itu, degarlah bicaraku! Hendaklah pimpinan tentera disatukan, sehari si anu,

    sehari lagi si anu. Hari ini biar saya, besok salah seorang di antara kamu. Orang -orang itu menerima.

    Baru saja tentera berada di bawah pimpinannya, sudah nampak alamat kemenangan, sehingga

    besoknya tidak ada yang berani meng- gantikan lagi. Begitulah kemenangan telah diperoleh di bawah

    pimpinan Khalid. Satu cubaan besar datanglah kepada pahlawan itu seketika perang sangat hebatnya.

    Surat datang dari Madinah, menyatakan bahwa Khalifah Rasulullah yang pertama wafat. Sekarang yang

    memerintah ialah Umar, bukan Abu bakar lagi. Khalid mesti berhenti memimpin peperangan, digantikan

    oleh Abu Ubaidah. Surat itu disimpannya saja sampai peperangan berhenti, takut tentera akan kacau.

    Setelah kalah musuh dan menang kaum Mus limin, barulah dia datang kepada Abu Ubaidah,

    mengucapkan salam kepada Amiril- Jaisy (kepala tentera). Dan dengan muka gagah segala pimpinan

    diserahkannya, dia tetap menjadi seldadu biasa meneruskan per- tempuran ke tempat-tempat yang lain.

    Seketika ditanyai orang, dengan megah pahlawan itu berkata: Saya berperang bukan lantaran Umar!

    Laksana Basyir, pahlawan Ansar tempoh hari itu pula mengatakan ahwa Ansar bertempur bukan mencari

    megah dunia! Lebih dari 100,000 tentera Rumawi binasa waktu itu.

    Wafatnya Abu Bakar

    Pada 7 haribulan Jumadil Akhir tahun ketiga belas Hijrah, beliau ditimpa sakit. Setelah 15 hari lamanya

    menderita penyakit itu, wafatlah beliau pada 21 haribulan Jumadil Akhir tahun 13H, bertepatan dengan

    tanggal 22 OQos tahun 634 Masihiyah. Lamanya memerintah ialah 2 tahun 3 bulan 10 hari. Dikebumikan

    di kamar Aisyah di samping makam sahabatnya yang mulia Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam!

    Umar bin Al-Khattab RA

    Khalifah Kedua, Pintar Membezakan Antara Haq dan Bathil

    Khalifah Umar bin Al-Khattab ra merupakan khalifah Islam yang kedua selepas Khalifah Abu Bakar ra.

    Perlantikannya merupakan wasiat daripada Khalifah Abu Bakar.

    Nama penuhnya ialah Umar b. Al-Khattab b. Naufal b. Abdul Uzza b. Rabah b. Abdullah b. Qarth b.

    Razah b. Adiy b. Kaab. Di lahirkan pada tahun 583 M daripada Bani Adi iaitu salah satu bani dalam

    kabilah Quraish yang dipandang mulia, megah, dan berkedudukan tinggi.

    Waktu kecilnya pernah mengembala kambing dan dewasanya beliau berniaga dengan berulang alik ke

    Syam membawa barang dagangan. Waktu Jahiliah beliau pernah menjadi pendamai waktu terjadi

    pertelingkahan hebat antara kaum keluarganya. Beliau merupakan seorang yang berani, tegas dalam

    kira bicara, berterus terang menyatakan fikiran dan pandangannya dalam menghadapi satu-satu

    masalah. Beliau juga terkenal sebagai pemidato dan juga ahli gusti.Ibnu Umar Al Khattab dijelaskan sebagai seorang adil-malu dengan wajahnya yang kemerah-

    merahan, tinggi besar, yang cepat bergerak, dan pejuang yang handal dan penunggang kuda yangcekap. Dia masuk Islam pada tahun 6 dari kenabian, di usia dua puluh tujuh. Ini adalah akibat dari doa

    Nabi Mohammad:

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    9/15

    Uthman bin Affan RA

    Khalifah Ketiga, Malaikat Berasa Malu Kepadanya

    `Aishah melaporkan: Nabi sedang duduk di bawah rumahnya dengan peha atau betisnya terdedah. Abu

    Bakar meminta izin untuk masuk ke rumah dan telah diizinkan sedangkan Nabi yang berada dalam posisi

    demikian dan ia datang dan berbicara dengan nabi. Kemudian `Umar meminta izin untuk memasuk. Dia

    telah diberikan izin dan datang dan berbicara dengan dia masih dalam posisi tadi. Kemudian` Usman binAffan meminta izin dan Nabi bangun dan pakaiannya itu dibetulkan.

    Dia kemudian diizinkan dan datang dan berbicara dengan Nabi. Setelah ia telah pergi, `Aishah berkata,

    Abu Bakra masuk dan anda tidak membetulkan pakaian untuk dia atau khawatir tentang dia dan `Umar

    datang dan Anda tidak membeetulkan pakaian untuk dia dan tidak khawatir tentang dia tetapi bila dalam

    `Usman bin Affan datang, Anda luruskan Anda pakaian! Nabi berkata, Patutkah saya tidak segan

    dengan seorang lelaki yang malaikat sangat malu dengannya?(HR Muslim).

    Sirah Uthman

    Khalifah Uthman merupakan khalifah Islam yang ketiga selepas Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar

    al-Khattab. Beliau dilantik menjadi khalifah melalui persetujuan orang ramai (syura).

    Nama beliau sebenarnya ialah Uthman b. Affan b. Abul-As yang mana beliau dilahirkan ketika baginda

    Nabi Muhammad SAW berumur 5 tahun. Uthman merupakan seorang bangsawan dari golongan Quraish

    dari Bani Ummayah.Beliau terkenal sebagai seorang yang lemah lembut, pemurah dan baik hati. Beliau merupakan salah

    seorang dari saudagar yang terkaya di Tanah Arab, sehingga beliau digelarkan deng an gelaran al-

    Ghani. Selepas memeluk Islam beliau banyak mendermakan hartanya ke arah kepentingan agama

    Islam, sebagai contohnya dalam peperangan Tabuk, beliau telah mendermakan hartanya iaitu 950 ekor

    unta, 50 ekor kuda dan 1,000 dinar. Begitu juga ketika umat Islam berhijrah ke Madinah, umat Islam

    menghadapi masalah untuk mendapatkan air minuman. Oleh itu Saidina Uthman telah membeli telaga

    Ruma dari seorang Yahudi dengan harga 20,000 dirham untuk digunakan oleh umat Islam dengan

    percuma.

    Saidina Uthman bin Affan ra adalah seorang yang bertaqwa dan bersikap wara. Tengah malamnya tak

    pernah disia-siakan. Beliau memanfaatkan waktu itu untuk mengaji Al-Quran dan setiap tahun beliau

    menunaikan ibadah haji. Bila sedang berzikir dari matanya mengalir air mata haru. Beliau selalu

    bersegera dalam segala amal kebajikan dan kepentingan umat, dermawan dan penuh belas kasihan.Khalifah Uthman telah melaksanakan hijrah sebanyak dua kali, pertama ke Habsyah, dan yang kedua ke

    Madinah.

    Perjalanan ke Islam

    Era sebelum Islam memerintah, orang Arab menyembah berhala dan hidup dalam keadaan jahiliyyah

    seperti menanam anak perempuan hidup-hidup dan menumpahkan darah yang jumlahnya bukan sedikit

    walaupun tanpa alasan. Semangat perkauman antara kabilah sangat kuat, dan menjadikan tuan

    menghina dan menzalimi hamba mereka. Perempuan diperlakukan dengan kejam, dianggap sebagai

    objek pemuas nafsu lelaki. Mereka semata-mata untuk melahirkan anak dan kegunaan pribadi.

    Sebagai pemuda yang penuh denga kekuatan, `Usman bin Affan menjelajah ke banyak tempat untuk

    berdagan. Kerana itu dia mendapat kesempatan untuk mengenali berbagai orang dari berbagai bangsa

    dan untuk belajar banyak tentang pelbagai kepercayaan lain, yang berbeza darinya. Pandangannya

    tentang berhala dan gaya hidup orang Arab berubah ketika dia mengetahui tentang Kristian dan Yahudi.Satu hari ketika `Usman bin Affan kembali ke Mekah setelah selesai berdagang, dan ketika itu orang

    berbicara tentang Muhammad bin Abdullah.Seluruh kota nampaknya berada dalam kekacauan kerana

    Muhammad memperkenalkan dirinya sebagai Rasulullah kepada semua orang di seru untuk menyembah

    hanya satu tuhan yakni Allah yang layak disembah dan tidak harus dikaitkan dengan apapun.

    Muhammad meminta mereka untuk meninggalkan kebiasaan menyembah semua berhala dan beribadah

    kepada Allah saja. Meskipun Arab mengetahui Allah, dakwah Muhammad nampaknya aneh, kerana

    mereka telah sejak lama menyembah tuhan lain selain Allah.

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    10/15

    `Usman bin Affan mengetahui tentang Muhammad dengan sangat baik. Muhammad adalah seorang

    yang luar biasa yang sangat baik kepribadiannya. Walaupun dia tidak segera menerima kepercayaan

    Islam, ia tidak menentang Muhammad atau Islam seperti yang di lakukan oleh pemimpin Quraisy. Dia

    ingat akan pengalaman yang di perolehi dalam perjalanannya berdagang, dia mendengar cendekiawan

    Kristian dan Yahudi berbicara tentang kedatangan Nabi akhir di tanah Arab. Apabila `Usman bin Affan

    mendengar tentang nabi akhir dari Kristian dan orang-orang Yahudi, ia berharap bahwa nabi yang

    mereka cakapkan akan memimpin Arab ke dalam jalan terang dan lurus. Dia berfikir tentang apa yang

    Kristian dan Yahudi bicarakan dan akhirnya dia memutuskan untuk mengunjungi salah satu temannya,

    Abu Bakar, untuk mengetahui tentang kepercayaan baru ini. Dia tahu bahwa Abu Bakar telah menerima

    Islam dan dia sangat rapat dengan Muhammad. Abu Bakar menjelaskan banyak hal tentang Islam. Dia

    mengatakan bahawa orang Islam diminta untuk beribadah kepada Allah saja dan untuk melepaskan dari

    menyembah tuhan palsu atau berhala. Kemudian Abu Bakr mengundang dia untuk memeluk agama

    Islam. `Usman bin Affan merasa bahwa Islam adalah agama yang benar dari Allah dan segera masuk

    Islam atas undangan Abu Bakar. Setelah itu, `Usman bin Affan bertemu Nabi dan menyatakan bahwa dia

    menerima Islam.

    Beliau digelarkan sebagai Zunnurain yang bermaksud dua cahaya kerana menikahi dua orang puteri

    Rasulullah iaitu Ruqayyah dan Ummi Kalthum. Setelah Ruqayyah meninggal dunia, Rasulullah SAW

    telah menikahkan beliau dengan puteri Baginda iaitu Ummi Kalthum. Uthman berkahwin sebanyak tujuh

    kali selepas kematian Ummi Kalthum dan seluruh anaknya berjumlah seramai 16 orang. Isterinya yang

    terakhir ialah Nailah binti Furaifisha.

    Beliau dilantik menjadi khalifah selepas kematian Khalifah Umar ra. yang ditikam. Beliau dilantik menjadi

    khalifah pada tahun 23 Hijrah oleh jawatankuasa syura yang ditubuhkan oleh Khalifah Umar al-Khattab

    ra.

    Kedermawanan Uthman

    Dalam tahun kesembilan hijrah, Nabi mendapat berita bahwa Rom sedang merancang untuk

    memusnahkan Negara Islam yang baru muncul. Nabi seterusnya mengarahkan kaum kaum Muslimin

    untuk melengkapi diri mereka dengan persiapan perang. Tetapi persediaan menjadi sukar kerana pada

    tahun itu, kaum Muslimin nampaknya kekurangan sumber tanaman, dan mereka sedang menghadapi

    musim panas yang sangat panas. Mereka tidak memiliki kelengkapan yang cukup seperti tentera, kerana

    sebahagian besar Muslimin terdiri dari golongan yang miskin. Situasi ini tidak menghentikan Nabi SAW.

    Baginda mendesak para sahabat mempersiapkan diri untuk berperang. Setiap sahabat mencuba segala

    yang terbaik untuk memperkuatkan pasukan Muslimin. Perempuan menjual perhiasan emas dan permata

    yang mereke miliki untuk membantu persiapan perang.

    Walaupun ratusan sahabat yang siap untuk masuk ke medan perang, mereka kekurangan banyak

    perkara yang diperlukan untuk berperang, seperti kuda, unta, dan bahkan pedang. Nabi mengatakan

    kepada mereka bahawa ini adalah persoalan yang hidup atau mati untuk negara Islam yang baru. Nabi

    lantas membuat pengumuman yang jelas: Barangsiapa yang menyediakan kelengkapan untuk para

    prajurit, akan diampuni segala dosa oleh Allah.

    Usman bin Affan saat mendengar ucapan Rasulullah SAW, dia menyiapkan dua ratus unta berpelana

    untuk melakukan perjalanan ke As-Sham, dan mereka semua disiapkan dengan 200 auns emas sebagai

    sumbangan. Dia menyumbangkan 1000 dinar dan meletakkannya ke atas riba Nabi. Lagi dan lagi

    `Usman bin Affan sampai ia memberi sumbangan dengan menambah 900 unta dan 100 kuda, selain

    wang yang diberikan. Melihat kedermawanan `Usman bin Affan, Nabi membuat pernyataan berikut: Dari

    pada hari ini, tidak akan ada apa yang akan membayakan `Usman bin Affan walaupun apa yang

    dilakukannya.

    Kepimpinan Dan Sejarah Pentadbiran

    Ahli sejarah telah membahagikan tempoh pemerintahan Khalifah Uthman selama 12 tahun kepada dua

    bahagian iaitu pertamanya zaman atau tahap keamanan dan keagungan Islam, manakala yang

    keduanya pula ialah tahap atau zaman Fitnatul-Kubra iaitu zaman fitnah.

    Zaman Keamanan Dan Keagungan Islam

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    11/15

    Banyak jasa-jasa dan juga kejayaan yang telah dilakukan oleh Khalifah Uthman dalam menyebar dan

    memperkembangluaskan Islam. Ini termasuklah kejayaannya dalam:

    1. Bidang Ketenteraan

    Khalifah Uthman banyak melakukan perluasan kuasa terhadap beberapa buah negara dalam usahanya

    menyebarkan Islam, ini dapat dilihat pada keluasan empayar Islam yang dapat mengatasi keluasan

    empayar Rom Timur dan juga empayar Parsi pada zaman kegemilangan mereka. Antara wilayah baru

    yang telah berjaya ditakluki ialah Cyprus, Afganistan, Samarqand, Libya, Algeria, Tunisia, Morocco dan

    beberapa buah negara lagi. Beliau juga bertanggungjawab dalam menubuhkan angkatan tentera laut

    Islam yang pertama bagi menjamin keselamatan dan melakukan perluasan kuasa. Banyak negara-

    negara yang telah dibuka melalui angkatan tentera ini.

    2. Pembukuan Al-Quran

    Perluasan kuasa telah menyebabkan penyebaran Islam terjadi secara meluas. Apabila ramainya orang-

    orang yang memeluk Islam sudah tentu banyaknya perbezaan antara sesuatu wilayah dengan wilayah

    yang lain dari segi mereka mempelajari Islam. Apa yang paling ketara sekali ialah dalam masalah mereka

    mempelajari Al-Quran. Banyak terdapatnya perbezaan bacaan yang membawa kepada salah bacaan

    antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dengan keadaan ini banyak terjadinya salah faham dan

    saling tuduh menuduh sesama orang Islam dalam menyatakan siapakah yang betul pembacaannya.

    Oleh itu Khalifah Uthman telah mengadakan satu naskhah Al-Quran yang baru yang mana ianya

    digunakan secara rasmi untuk seluruh umat Islam. Khalifah Uthman telah menggunakan lahjah Bahasa

    Quraish dan yang mana Al-Quran yang berbeza telah dibakar. Al-Quran inilah yang digunakan hingga

    kehari ini yang mana ianya dikenali dengan nama Mushaf Uthmani. Langkah-langkah ini bertujuan untuk

    menjamin kesucian Al-Quran sebagai sumber perundangan Islam.

    3. Pembesaran Masjid Nabawi

    Masjid Nabawi telah menjadi padat kerana dipenuhi dengan jemaah yang semakin ramai, Oleh itu

    Khalifah Uthman telah membesarkan masjid tersebut dengan membeli tanah bagi memperluaskan

    kawasan tersebut. Masjid tersebut telah diluaskan pada tahun 29 Hijrah.

    4. Menyebarkan Dakwah Islam

    Khalifah Uthman sering berdakwah di penjara dan beliau berjaya mengislamkan ramai banduan. Beliau

    juga banyak mengajar hukum-hukum Islam kepada rakyatnya. Ramai pendakwah telah dihantar keserata

    negeri bagi memperluaskan ajaran Islam. Beliau juga telah melantik ramai pengajar hukum Islam dan

    juga melantik petugas khas yang membetulkan saf-saf solat. Beliau juga banyak menggunakan Al-Quran

    dan as-Sunah dalam menjalankan hukum-hukum.

    Al-Fitnah al-Kubra (Zaman Fitnah)

    Pada akhir tahun 34 Hijrah, pemerintahan Islam dilanda fitnah. Sasaran fitnah tersebut adalah Saidina

    Uthman ra. hingga mengakibatkan beliau terbunuh pada tahun berikutnya.

    Fitnah yang keji datang dari Mesir berupa tuduhan-tuduhan palsu yang dibawa oleh orang-orang yang

    datang hendak umrah pada bulan Rejab.

    Saidina Ali bin Abi Thalib ra. bermati-matian membela Saidina Uthman dan menyangkal tuduhan mereka.

    Saidina Ali menanyakan keluhan dan tuduhan mereka, yang segera dijawab oleh mereka, Uthman telah

    membakar mushaf-mushaf, shalat tidak diqasar sewaktu di Mekah, mengkhususkan sumber air untuk

    kepentingan dirinya sendiri dan mengangkat pimpinan dari kalangan generasi muda. la juga

    mengutamakan segala kemudahan untuk Bani Umayyah (golongannya) melebihi orang lain.

    Pada hari Jumaat, Saidina Uthman berkhutbah dan mengangkat tangannya seraya berkata, Ya Allah,

    aku beristighfar dan bertaubat kepadaMu. Aku bertaubat atas perbuatanku.

    Saidina Ali ra menjawab, Mushaf-mushaf yang dibakar ialah yang mengandungi perselisihan dan yang

    ada sekarang ini dan adalah yang disepakati bersama keshahihannya. Adapun shalat yang tidak diqasar

    sewaktu di Mekah, adalah kerana dia berkeluarga di Mekah dan dia berniat untuk tinggal di sana. Oleh

    kerana itu shalatnya tidak diqasar. Adapun sumber air yang dikhususkan itu adalah untuk ternakan

    sedekah sehingga mereka besar, bukan untuk ternakan unta dan domba miliknya sendiri. Umar juga

    pernah melakukan ini sebelumnya. Adapun mengangkat pimpinan dari generasi muda, hal ini dilakukan

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    12/15

    semata-mata kerana mereka mempunyai kemampuan dalam bidang-bidang tersebut. Rasulullah SAW

    juga pernah melakukan ini hal yang demikian. Adapun beliau mengutamakan kaumnya, Bani Umayyah,

    kerana Rasulullah sendiri mendahulukan kaum Quraish daripada bani lainnya. Demi Allah seandainya

    kunci syurga ada di tanganku, aku akan memasukkan Bani Umayyah ke syurga.

    Setelah mendengar penjelasan Ali ra., umat Islam pulang dengan rasa puas. Tetapi para peniup fitnah

    terus melancarkan fitnah dan merencanakan makar jahat mereka. Di antara mereka ada yang

    menyebarkan tulisan dengan tanda tangan palsu daripada sahabat termuka yang memburukkan Uthman.

    Mereka juga menuntut agar Uthman dibunuh.

    Fitnah keji pun terus menjalar dengan kejamnya, sebahagian besar umat termakan fitnah tersebut hingga

    terjadinya pembunuhan atas dirinya, setelah sebelumnya terkepung selama satu bulan di rumahnya.

    Peristiwa inilah yang disebut dengan Al-Fitnah al-Kubra yang pertama, sehingga merobek persatuan

    umat Islam.

    Pembunuhan Uthman

    Saidina Uthman ra. syahid dibunuh oleh pemberontak-pemberontak yang mengepung rumahnya. Pada

    tanggal 8 Zulhijah 35 Hijriah, Uthman menghembuskan nafas terakhirnya sambil memeluk Al-Quran yang

    dibacanya. Sejak itu, kekuasaan Islam semakin sering diwarnai oleh titisan darah. Pemerintahannya

    memakan masa selama 12 tahun, yang mana ianya merupakan pemerintah yang paling lama dalam

    pemerintahan Khulafa ar-Rasyidin.

    Uthman syahid.

    Anas bin Malik meriwayatkan hadis berikut:

    Nabi pernah naik gunung Uhud dengan Abu Bakr, `Umar, dan` Usman bin Affan. Gunung

    menggocangkan mereka. Nabi berkata (kepada gunung), Teguhlah wahai Uhud! Untuk Anda ada Nabi,

    seorang Siddiq, dan dua orangsyahid. (HR Bukhari)

    Ali bin Abu Thalib RA

    Khalifah Keempat, Singa Allah Yang Dimuliakan Wajahnya Oleh Allah

    Ketika Khalifah Uthman bin Affan ra wafat, warga Madinah dan tiga pasukan dari Mesir, Basrahdan Kufah bersepakat memilih Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah baru. Menurut riwayat, Ali

    sempat menolak pelantikan itu. Namun semua mendesak beliau untuk memimpin umat.

    Pembaiatan Ali pun berlangsung di Masjid Nabawi.

    Nama beliau sebenarnya ialah Ali bin Abi Talib bin Abdul Mutalib bin Hasyim bin AbdulManaf. Beliau dilahirkan pada tahun 602 M atau 10 tahun sebelum kelahiran Islam. Usianya 32

    tahun lebih muda dari Rasulullah SAW. Saidina Ali merupakan sepupu dan merupakan menantu

    Baginda SAW melalui pernikahannya Fatimah. Beliau adalah orang pertama yang memelukIslam dari kalangan kanak-kanak. Beliau telah dididik di rumah Rasulullah dan ini menyebabkan

    beliau mempunyai jiwa yang bersih dan tidak dikotori dengan naluri Jahiliyah.

    Saidina Ali adalah salah seorang sahabat paling dekat dengan Rasul. Sewaktu kecil, Nabi

    Muhammad SAW diasuh oleh Abu Thalib, datuknya yang juga ayah kepada Saidina Ali. Setelahberumah tangga dan melihat Abu Thalib hidup kekurangan, Nabi Muhammad SAW memelihara

    Ali di rumahnya. Ali dan Zaid bin Haritsahanak angkat Nabi Muhammad SAW, adalah orang

    pertama yang memeluk Islam setelah Khadijah. Mereka selalu shalat berjamaah.Kecerdasan dan keberanian Ali sangat menonjol dalam lingkungan Quraisy. Saat masih kanak-

    kanak, beliau telah menentang tokoh-tokoh Quraisy yang mencemuh Nabi Muhammad SAW.

    Ketika Nabi Muhammad SAW berhijrah dan kaum Quraisy telah menghunus pedang untuk

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    13/15

    membunuhnya, Ali tidur di tempat tidur Nabi Muhammad SAW serta mengenakan mantel yang

    dipakai oleh Rasulullah.

    Di medan perang, beliau adalah ahli tempur yang sangat disegani. Baik di perang Badar, Uhudhingga Khandaq. Namanya semakin sering dipuji setelah beliau berhasil menjebol gerbang

    benteng Khaibar yang menjadi pertahanan terakhir Yahudi. Menjelang Rasul menunaikan ibadah

    haji, Ali ditugasi untuk melaksanakan misi ketenteraan ke Yaman dan dilakukannya dengan baik.Zaman RemajaSetelah tiga tahun Dakwah secara sembunyi, Nabi menerima perintah Allah bahwa dia harus

    mengumumkan kepada publik risalah Islam, dan bahwa kaum kerabatnya yang terdekatlah

    menjadi pilihan pertama untuk Dakwah. Nabi yang mengundang Bani Hashim, sekitar empatpuluh laki-laki. Setelah selesai jamuan, Nabi memberikan ucapan yang menceritakan bahwa dia

    telah dikunjungi oleh malaikat Jibril yang telah menyampaikan kepadanya perintah Allah bahwa

    baginda merupakan nabi akhir zaman. Dia mengatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan

    bahwa ia adalah Rasul yang diutuskan untuk mengajak seluruh ummat manusia untukmenyembah Allah.

    Selanjutnya, lalu di akhir ucapan, Nabi menimbulkan pertanyaan, Siapa di antara kita yang akan

    mendukung saya dalam tugas ini? Para tetamu semuanya diam dan tidak ada satu kata yangdiucapkan. Ali bangkit dan berkata,Wahai Muhammad, saya akan mendukung Anda!

    Nabi melihat ke arah Ali, dan terima kasih atas dukungannya. Nabi menanyakan pertanyaan

    yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya tetapi, tidak satu dari tetamu menjanjikan dukungan.

    Setiap kali, Ali bangkit ia menawarkan dukungan istilah tegas. Sedangkan sejurus selepas itupula, bangun Abu Lahab yang terus mengherdik dan menghina nabi.

    Begitu juga kisahnya sewaktu hijrah dari Mekah ke Madinah. Ketika Nabi Muhammad SAW

    berhijrah dan kaum Quraisy telah menghunus pedang untuk membunuhnya, Ali tidur di tempattidur Nabi Muhammad SAW serta mengenakan selimut yang dipakai oleh Rasulullah

    Keluarga Saidina AliPada suatu hari Abu Bakar Ash Shiddiq r.a., Umar Ibnul Khatab r.a. dan Saad bin Muadz

    bersama-sama Rasul Allah s.a.w. duduk dalam masjid beliau. Pada kesempatan itudiperbincangkan antara lain persoalan puteri Rasul Allah s.a.w. Saat itu beliau bertanya kepada

    Abu Bakar Ash Shiddiq r.a.: Apakah engkau bersedia menyampaikan persoalan Fatimah kepada

    Ali bin Abi Thalib?Abu Bakar Ash Shiddiq menyatakan kesediaanya. Ia beranjak untuk menghubungi Ali r.a.

    Sewaktu Ali r.a. melihat kedatangan Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. dengan tergopoh-gopoh dengan

    terperanjat ia menyambutnya, kemudian bertanya: Anda datang membawa berita apa?Setelah duduk beristirahat sejenak, Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. segera menjelaskan

    persoalannya: Hai Ali, engkau adalah orang pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya

    serta mempunyai keutamaan lebih dibanding dengan orang lain. Semua sifat utama ada pada

    dirimu. Demikian pula engkau adalah kerabat Rasul Allah s.a.w. Beberapa orang sahabatterkemuka telah menyampaikan lamaran kepada beliau untuk dapat mempersunting puteri beliau.

    Lamaran itu oleh beliau semuanya ditolak. Beliau mengemukakan, bahwa persoalan puterinya

    diserahkan kepada Allah s.w.t. Akan tetapi, hai Ali, apa sebab hingga sekarang engkau belum

    pernah menyebut-nyebut puteri beliau itu dan mengapa engkau tidak melamar untuk dirimusendiri? Kuharap semoga Allah dan Rasul-Nya akan menahan puteri itu untukmu.

    Mendengar perkataan Abu Bakar r.a. mata Ali r.a. berlinang-linang. Menanggapi kata-kata itu,

    Ali r.a. berkata: Hai Abu Bakar, anda telah membuat hatiku goncang yang semulanya tenang.Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah, aku memang

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    14/15

    menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah kerana aku

    tidak mempunyai apa-apa.

    Abu Bakar r.a. terharu mendengar jawaban Ali yang memelas itu. Untuk membesarkan danmenguatkan hati Ali r.a., Abu Bakar r.a. berkata: Hai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu.

    Bagi Allah dan Rasul-Nya dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu bertaburan belaka!

    Setelah berlangsung dialog seperlunya, Abu Bakar r.a. berhasil mendorong keberanian Ali r.a.untuk melamar puteri Rasul Allah s.a.w.Ketika bertemu Rasulullah dan di Tanya tentang maskahwin, lalu Ali menjawab, Demi Allah,

    jawab Ali bin Abi Thalib dengan terus terang, Anda sendiri mengetahui bagaimana keadaanku,

    tak ada sesuatu tentang diriku yang tidak anda ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selainsebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta.

    Akhirnya setelah persetujuan, sewaktu ijab kabul Rasul Allah s.a.w. mengucapkan kata-kata ijab

    kabul pernikahan puterinya: Bahwasanya Allah s.w.t. memerintahkan aku supaya menikahkan

    engkau Fatimah atas dasar maskawin 400 dirham (nilai sebuah baju besi). Mudah-mudahanengkau dapat menerima hal itu.

    Ya, Rasul Allah, itu kuterima dengan baik, jawab Ali bin Abi Thalib r.a. dalam pernikahan itu.

    Rumah Tangga SederhanaDua sejoli suami isteri yang mulia dan bahagia itu selalu bekerja sama dan saling bantu dalammengurus keperluan-keperluan rumah tangga. Mereka sibuk dengan kerja keras. Sitti Fatimah

    r.a. menepung gandum dan memutar gilingan dengan tangan sendiri. Ia membuat roti, menyapu

    lantai dan mencuci. Hampir tak ada pekerjaan rumah-tangga yang tidak ditangani dengan tenagasendiri.

    Rasul Allah s.a.w. sendiri sering menyaksikan puterinya sedang bekerja bercucuran keringat.

    Bahkan tidak jarang beliau bersama Ali r.a. ikut menyingsingkan lengan baju membantupekerjaan Sitti Fatimah r.a.

    Banyak sekali buku-buku sejarah dan riwayat yang melukiskan betapa beratnya kehidupan

    rumah-tangga Ali r.a. Sebuah riwayat mengemukakan: Pada suatu hari Rasul Allah s.a.w.

    berkunjung ke tempat kediaman Sitti Fatimah r.a. Waktu itu puteri beliau sedang menggilingtepung sambil melinangkan air mata. Baju yang dikenakannya kain kasar. Menyaksikan

    puterinya menangis, Rasul Allah s.a.w. ikut melinangkan air mata. Tak lama kemudian beliau

    menghibur puterinya: Fatimah, terimalah kepahitan dunia untuk memperoleh kenikmatan diakhirat kelak

    Riwayat lain mengatakan, bahwa pada suatu hari Rasul Allah s.a.w. datang menjenguk Sitti

    Fatimah r.a., tepat: pada saat ia bersama suaminya sedang bekerja menggiling tepung. Beliauterus bertanya: Siapakah di antara kalian berdua yang akan kugantikan?

    Fatimah! Jawab Ali r.a. Sitti Fatimah lalu berhenti diganti oleh ayahandanya menggiling

    tepung bersama Ali r.a.

    Masih banyak catatan sejarah yang melukiskan betapa beratnya penghidupan dan kehidupanrumah-tangga Ali r.a. Semuanya itu hanya menggambarkan betapa besarnya kesanggupan Siti

    Fatimah r.a. dalam menunaikan tugas hidupnya yang penuh bakti kepada suami, taqwa kepada

    Allah dan setia kepada Rasul-Nya.

    Putera-puteriSiti Fatimah r.a. melahirkan dua orang putera dan dua orang puteri. Putera-puteranya bernama Al

    Hasan r.a. dan Al Husein r.a. Sedang puteri-puterinya bernama Zainab r.a. dan Ummu Kalsum

    r.a. Rasul Allah s.a.w. dengan gembira sekali menyambut kelahiran cucu-cucunya.

  • 7/30/2019 Politik Dan Pemerintahan Pada Masa Khulafa

    15/15

    Al Hasan r.a. dan Al Husein r.a. meninggalkan jejak yang jauh jangkauannya bagi umat Islam.

    Al Husein r.a. gugur sebagai pahlawan syahid menghadapi penindasan dinasti Bani Umayyah.

    Semangatnya terus berkesinambungan, melestarikan dan membangkitkan perjuangan yang tegasdan seru di kalangan ummat Islam menghadapi kedzaliman. Semangat Al Husein r.a. merupakan

    kekuatan penggerak yang luar biasa dahsyatnya sepanjang sejarah.

    Di Medan PeperanganDi medan perang, beliau adalah ahli tempur yang sangat disegani. Baik di perang Badar, Uhudhingga Khandaq. Namanya semakin sering dipuji setelah beliau berhasil menjebol gerbang

    benteng Khaibar yang menjadi pertahanan terakhir Yahudi. Menjelang Rasul menunaikan ibadah

    haji, Ali ditugasi untuk melaksanakan misi ketenteraan ke Yaman dan dilakukannya dengan baik.

    Menjawat Sebagai KhalifahSebagai khalifah, beliau mewarisi pemerintahan yang sangat kacau. Juga ketegangan politik

    akibat pembunuhan Uthman. Keluarga Umayyah menguasai hampir semua kerusi pemerintahan.

    Dari 20 gabenor yang ada, hanya Gabenor Iraq iaitu Abu Musa Al-Asyari aja yang bukan darikeluarga Umayyah. Mereka menuntut Ali untuk mengadili pembunuh Khalifah Uthman.

    Tuntutan demikian juga banyak diajukan oleh tokoh lainnya seperti Saidatina Aisyah rha, juga

    Zubair dan Thalhahdua orang pertama yang masuk Islam seperti Ali.Kesan dari kematian Khalifah Uthman adalah amat sulit bagi Khalifah Ali untuk menyelesaikan

    terutamanya dalam masalah menjalankan pentadbiran. Untuk melicinkan pentadbiran, Khalifah

    Ali telah memecat jawatan pegawai-pegawai yang dilantik oleh Khalifah Uthman yang terdiri

    dari kalangan Bani Umayyah. Ini telah menimbulkan rasa tidak puas hati dikalangan BaniUmayyah.

    Beliau juga telah bertindak mengambil kembali tanah-tanah kerajaan yang telah dibahagikan

    oleh Khalifah Uthman kepada keluarganya. Ini telah menambahkan lagi semangat kebencianBani Umayyah terhadap Khalifah Ali. Oleh itu golongan ini telah menuduh Khalifah Ali terlibat

    dalam pembunuhan Khalifah Uthman. Beberapa orang menuding Ali terlalu dekat dengan para

    pembunuh itu. Ali menyebut pengadilan sulit dilaksanakan sebelum situasi politik reda.

    Lanjutan daripada ini, berlaku peperangan Jamal dan SiffinSumbangan Saidini Ali sewaktu menjawat jawatan sebagai Khalifah juga tidak kurang

    banyaknya. Berikut merupakan huraian lanjut.

    Penghujung Hayat Saidina Ali Karamalwahu WajhahAllah s.w.t. rupanya telah mentakdirkan bahwa Ali r.a. harus meninggal karena pembunuhan

    pada waktu subuh tanggal 17 Ramadhan, tahun 40 Hijriyah. Ketika Ali r.a. sedang menuju

    masjid, sesudah mengambil air sembahyang untuk melakukan shalat subuh, tiba-tiba munculAbdurrahman bin Muljam dengan pedang terhunus. Ali r.a. yang terkenal ulung itu tak sempat

    lagi mengelak. Pedang yang ditebaskan Abdurrahman tepat mengenai kepalanya. Luka berat

    merobohkannya ke tanah. Ali r.a. segera diusung kembali ke rumah.

    Saat itu semua orang geram sekali hendak melancarkan tindakan balas dendam terhadap IbnuMuljam. Tetapi Ali r.a. sendiri tetap lapang dada dan ikhlas, tidak berbicara sepatahpun tentang

    balas dendam. Tak ada isyarat apa pun yang diberikan ke arah itu. Semua orang yang

    berkerumun di pintu rumahnya merasa sedih. Mereka berdoa agar Ali r.a. dilimpahi rahmat

    Allah yang sebesar-besarnya dan dipulihkan kembali kesehatannya. Semua mengharap semogaia dapat melanjutkan perjuangan menghapus penderitaan manusia.

    Dua hari kemudian beliau pun wafat. Peristiwa itu terjadi pada Ramadhan 40 Hijrah bersamaan

    661 Masihi.

    http://isk.dakwah.info/?p=98http://isk.dakwah.info/?p=98