24
42 POLA KOMUNIKASI PESANTREN SALAFIYAH AL-MUNAWAR BANI AMIN Pola Komunikasi Internal Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin Wiss, aje campur-campur jeung pemerentah, ngurus bocah wae, semampue dewek.” Kata-kata itu masih terngiang di telinga Kyai Wawang, ketika dipesankan sang guru kepadanya lima belas tahun lalu saat pertamakali mulai mendirikan Pesantren Salafiyah. Sejak saat itu hingga kini, Pesantren salafiyah yang dikelolanya dibiayai sendiri, tanpa bantuan dana pemerintah, hal ini dikarenakan, menurut Kyai Wawang: Bantuan pendanaan dari pemerintah selalu bermasalah. Ada saja pemotongan ini dan itu. Pesantrennya pernah ditawarkan bantuan dana hibah oleh seseorang dengan pembagian 60% untuk pihak lain, sementara untuk pesantren hanya 40% namun tetap membuat laporan pertanggungjawaban 100%. Tawaran ini membuatnya gundah, karena ia merasa “sebuah pembangunan akan berhasil jika yang membangunya baik, jembatan bisa baik kalau orang yang membangun jembatannya baik, gedung, jalan bisa baik kalau yang membangunnya baik. Jika akhlaknya baik maka secara otomatis pemerintahan akan dicontoh oleh masyarakatnya. Sekarang, ini banyak pelaksana pembangunan dan pemangku jabatan yang tidak amanah, oleh karenanya ia ragu pembangunan di Banten akan berhasil menciptakan masyarakat yang sejahterah dan berahlak mulia. Pesan yang sama dari gurunya, ia sampaikan juga kepada para Ustadz yang mengajar di lingkungan Pesantren Salafiyah Al Munawar Bani AMin. Kepada para santri, Kyai mengamanatkan agar mengutamakan mengaji di dari kegiatan lainnya di luar Pesantren. Kyai ingin semua orang yang terlibat dalam proses pembelajaran di Pesantren Salafiyah tidak bergeser dari tujuan Ibadah dalam rangka mencapai kualitas iman dan tidakwa. Ibadah sebagai tujuan pembelajaran memiliki sanad yang jelas dari sejak agama ini telah disempurnakan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, ujar Kyai Wawang. “Allah SWT menurunkan Al-Quran kepada Jibril lalu kepada Muhammmad SAW, kemudian Nabi mencontohkan perilakunya kepada para sahabat dan seterusnya, itulah yang mesti dijaga. Karena saat ini tidak ada lembaga yang sanggup, mampu dan sabar menjaga itu. Pesantren Salafiyah telah membuktikan diri menjaga ajaran Ahli Sunnah Wal’Jamaah sejak Banten dikenal sebagai pusat kebudayaan Islam. Jadi menurut Kyai Wawang, kontribusi Pesantren Salafiyah dapat dilihat dan dirasakan dari upaya menjaga karakter masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal di Banten yang notabene berisikan nilai-nilai islam. Prestasi lain dari Pesantren Ssalafiyah yang membuahkan kebanggaan adalah berbagai penghargaan ditingkat internasional, seperti qori, tahfidz, lomba baca kitab kuning. Sayangnya perhatian pemerintah Provinsi Banten, sangat minim, berbeda dengan prestasi di bidang olah raga misalnya, dihargai hingga puluhan juta rupiah.

POLA KOMUNIKASI PESANTREN SALAFIYAH AL-MUNAWAR … · dengan nilai-nilai kearifan lokal di Banten yang notabene berisikan nilai-nilai islam. ... Hal ini dapat digambarkan dalam suatu

  • Upload
    dangnhi

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

42

POLA KOMUNIKASI PESANTREN SALAFIYAHAL-MUNAWAR BANI AMIN

Pola Komunikasi Internal Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

“Wiss, aje campur-campur jeung pemerentah, ngurus bocah wae, semampuedewek.” Kata-kata itu masih terngiang di telinga Kyai Wawang, ketika dipesankansang guru kepadanya lima belas tahun lalu saat pertamakali mulai mendirikanPesantren Salafiyah. Sejak saat itu hingga kini, Pesantren salafiyah yang dikelolanyadibiayai sendiri, tanpa bantuan dana pemerintah, hal ini dikarenakan, menurut KyaiWawang:

Bantuan pendanaan dari pemerintah selalu bermasalah. Ada sajapemotongan ini dan itu. Pesantrennya pernah ditawarkan bantuan danahibah oleh seseorang dengan pembagian 60% untuk pihak lain,sementara untuk pesantren hanya 40% namun tetap membuat laporanpertanggungjawaban 100%. Tawaran ini membuatnya gundah, karenaia merasa “sebuah pembangunan akan berhasil jika yangmembangunya baik, jembatan bisa baik kalau orang yang membangunjembatannya baik, gedung, jalan bisa baik kalau yang membangunnyabaik. Jika akhlaknya baik maka secara otomatis pemerintahan akandicontoh oleh masyarakatnya. Sekarang, ini banyak pelaksanapembangunan dan pemangku jabatan yang tidak amanah, olehkarenanya ia ragu pembangunan di Banten akan berhasil menciptakanmasyarakat yang sejahterah dan berahlak mulia.

Pesan yang sama dari gurunya, ia sampaikan juga kepada para Ustadz yangmengajar di lingkungan Pesantren Salafiyah Al Munawar Bani AMin. Kepada parasantri, Kyai mengamanatkan agar mengutamakan mengaji di dari kegiatan lainnya diluar Pesantren. Kyai ingin semua orang yang terlibat dalam proses pembelajaran diPesantren Salafiyah tidak bergeser dari tujuan Ibadah dalam rangka mencapaikualitas iman dan tidakwa. Ibadah sebagai tujuan pembelajaran memiliki sanad yangjelas dari sejak agama ini telah disempurnakan oleh Allah SWT kepada NabiMuhammad SAW, ujar Kyai Wawang. “Allah SWT menurunkan Al-Quran kepadaJibril lalu kepada Muhammmad SAW, kemudian Nabi mencontohkan perilakunyakepada para sahabat dan seterusnya, itulah yang mesti dijaga. Karena saat ini tidakada lembaga yang sanggup, mampu dan sabar menjaga itu. Pesantren Salafiyah telahmembuktikan diri menjaga ajaran Ahli Sunnah Wal’Jamaah sejak Banten dikenalsebagai pusat kebudayaan Islam. Jadi menurut Kyai Wawang, kontribusi PesantrenSalafiyah dapat dilihat dan dirasakan dari upaya menjaga karakter masyarakat sesuaidengan nilai-nilai kearifan lokal di Banten yang notabene berisikan nilai-nilai islam.Prestasi lain dari Pesantren Ssalafiyah yang membuahkan kebanggaan adalahberbagai penghargaan ditingkat internasional, seperti qori, tahfidz, lomba baca kitabkuning. Sayangnya perhatian pemerintah Provinsi Banten, sangat minim, berbedadengan prestasi di bidang olah raga misalnya, dihargai hingga puluhan juta rupiah.

43

Adapun pesan dari ajaran Ahli Sunnah Wal’Jamaah adalah pesan agar tetapmelksanakan Sunnah Sejak masa hidup Rasul yang diteruskan oleh para SahabatNabi (Khulafaa Urrosyidin), sampai kepada kurun Al-quran Al-Mufadhdhalah(kurun-kurun yang mendapatkan keutamaan) yang disebut Ash-Shalih menjadi As-Salafiyahu Ash-Shalih, yakni Kyai Salafiyah (dikenal Al-Khalaf), diteruskan olehKyai Khalafiyah, selanjutnya Imam Madzab, lalu diikuti oleh Tabi’in (yangmengikuti para sahabat), kemudian Tabiat-Tabi’in (yang mengikuti para pengikutNabi setelah para sahabat Nabi meninggal), hingga kepada Wali Songo di PulauJawa, Alim Ulama hingga kini ke kaum Salafiyah di Pesantren Salafiyah (mengikutiajaran Nabi beserta pengikutnya) tujuan hidup ini Cuma satu, menghadap sangKhalik dan mendapat ridho NYA. Hal inilah yang kami ajarkan kepada santri, hanyaibadah, ibadah dan ibadah. Mungkin hal inilah yang membuat Pesantren Salafiyahlebih pasif dalam hal interaksi menyikapi persoalan populer dan kontemporer dalampembelajarannya.

Ketersambungan pesan dengan berbagai pemaknaannya sesuai denganperkembangan zaman, dalam kurun rentang komunikasi yang panjang menjadikarakteristik dasar komunikasi Pesantren Salafiyah. Dimana selanjutnya untukmenjaga pesan-pesan tersebut terjaga maknanya, maka Pesantren Salafiyah lebihmemilih komunikasi interpersonal, secara tatap muka, kendati teknologi informasiberkembang secara pesat.

Al-Quran Al-Quran dan Sunnah

Gambar 6.1. Sumber Pesan Dalam Pola Komunikasi Pesantren SalafiyahSumber: Kyai Wawang Munawar Halili

ALLAH SWT Malaikat JIbrilNabi MuhamamadSAW

Para SahabatNabi

Ta bi’inTabiatTabiat’Tabi’in

UlamaKhalafiyah

Imam Madhzab Wali Songo PesantrenSalafiyah

KhulaffaUrrasyidin

Ulama Salafiyah

44

Dari sumber pesan dalam pola komunikasi Pesantren Salafiyah secara umumyang didapat dari Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin dapat dikaji PentadAnalysisnya sebagai berikut:

Tabel 6.1. Kajian Pentad Analysis Sumber Pesan Pesantren Salafiyah Al-MunawarBani Amin

Teori KajianScene Latar belakang sumber pesan ini bersumber dan memiliki keajegan

situasi kepercayaan yang tinggi dan kukuh bahwa apa yang diajarkandi Pesantren Salafiyah adalah segenap ilmu dan contoh perilaku dariorang-orang sholeh terdahulu yang bersumber pada NabiMumhammad SAW yang diperoleh dari Malaikat JIbril dari ALLAHSWT.

Agent Pelaku dan Motivator utama untuk menjaga sumber pesan ini adalahKyai Wawang, pimpinan Pesantren Al-Munawar Bani Amin

Act Seperti yang sudah disinggung bahwa act bersumber pada karakterdan pemikiran maka tindakan Kyai dan semua elemen pesantrenmemiliki karakter dan pemikiran yang berupaya memenuhi kriteriadan pemikiran orang sholeh terdahulu

Agency Instrumen yang digunakan adalah Pesantren SalafiyahPurpose Tujuannya adalah mencapai tingkat kesholehan yang paling tinggi

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara

Pada moment tertentu, seperti hari kelahiran mau kematian guru-guru dipesantren Al-Munawar Bani Amin diadakan tahlilan atau hadorotan untuk para gurudan guru dari Kyai Wawang hingga ke sanad (sumbernya yang terakhir) denganmembacakan semua nama dan silsilahnya. Hal ini disampaikan kepada para santridalam pola komunikasi internal di Pesantren Salafiyah agar para santri merasakan danmemperhatikan kehati-hatian para gurunya dalam memberikan ilmunya, bersumberdari sejarah dan pewarisan yang jelas dan terang. Peringatan ini menjadi pentingsebagai penanaman perilaku teladan secara personal dalam pertemuan yang bersifattatap muka. Pola komunikasi internal Pesantren Salafiyah dapat digambarkan sebagaiberikut:

45

Gambar 6.2. Pola Komunikasi Internal Pesantren Salafiyah

Dari pola komunikasi internal Pesantren Salafiyah Salafiyah Al-MunawarBani Amin dapat dikaji Pentad Analysisnya sebagai berikut:

Tabel 6.2. Kajian Pentad Analysis Pola Komunikasi Internal Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Teori KajianScene Latar belakang kajian adalah seluruh aktifitas yang meliputi interaksi

dan komunikasi internal Pesantren Salafiyah Al-Munawar BaniAmin, terutama Kyai dan keluarganya terhadap guru beliau, santridan keluarganya beserta Ustadz serta keluarganya, termasukkomunikasi santri dan Ustadz di dalamnya dan lingkunganmasyarakat terdekat (tetangga masing-masing)

Agent Tokoh terpenting dalam memberikan motivasi dan sebagai pelakuyang memberi segenap struktur, status dan atribut komunikasiinternal adalah Kyai Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin,kedua adalah guru dari Kyai Pesantren Salafiyah Al-Munawar BaniAmin

Act Motivasi dan pemikiran dari tindakan komunikasi yang dilakukanadalah membangun kedekatan, hubungan kekeluargaan, kontrol atastata nilai keagamaan yang diproyeksikan sebagai contoh dalammasyarakat

Agency Instrumen personal dari masing-masing elemen penting yang ada dipesantren, seperti santri, Ustadz sebagai simbol pesantren

Purpose Menciptakan kesepahaman keagamaan dalam hubungankekeluargaan

Guru Kyai

Kyai Keluarga Kyai

Ustadz Santri

Keluarga Ustadz Keluarga Santri

LingkunganMasyarakat

Terdekat KeluargaUstadz

LingkunganTerdekat

MasyarakatKeluarga Santri

46

Kyai menjadi sentral dalam aspek komunikasi pada pengelolaan PesantrenSalafiyah dilingkungannya. Dalam kehidupan tradisional Pesantren Salafiyah,komunikasi interpersonal lebih membudaya melalui komunikasi tatap muka yangdianggap sebagai bagian dari salah satu ibadah sunnah yang termotivasi dari orang-orang sholeh terdahulu. Kendati Kyai, Ustadz dan sebagian dari santri menggunakanperangkat komunikasi seperti Smart Phone, mengakses internet, namun kecanggihanperangkat ini lebih bersifat teknis. Tidak dimanfaatkan pada suatu kepentingankomunikasi kelompok dan kebutuhan lain yang bersifat pragmatis. Komunikasi tatapmuka lebih diutamakan disetiap kebutuhan pembahasan suatu masalah dan dalamrangka menjalin silaturahmi.

Komunikasi tatap muka dalam Pesantren Salafiyah bertujuan salingmemberikan keteladanan dan rasa kepedulian yang tinggi dalam setiap kesempatanpertemuan secara verbal mau non verbal. Komunikasi tatap muka dijaga secara baikdan berkesinambungan, dimulai dari lingkungan internal melalui interaksi dankomunikasi yang mengedepankan sistem muzakaroh atau tukar pendapat yangartinya bertatap muka secara langsung. Hal ini dapat digambarkan dalam suatuskema pola komunikasi inti atau internal pesantren Al-Munawar bani Amin yangberjalan setiap hari melalui tatap muka, seperti yang sudah digambarkan.

Pola Komunikasi Eksternal Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Ketika Banten hendak menjadi provinsi tersendiri, Kyai Wawang berharapkelak otonomi yang berlaku di Banten dapat pula mengangkat kepentingan PesantrenSalafiyah dalam pembangunan. Berharap, pemerintah dan ulama dapat berjalanbersama untuk membangun masyarakatnya. Setidaknya suara Pesantren Salafiyahdidengar, karakter religiusitasnya mewarnai derap pembangunan yang akandilakukan. Harapan ini sebenarnya tidak berlebihan mengingat akar budaya Salafiyahberpeluang besar menjadi muatan lokal dalam dunia pendidikan di Banten, disampingdapat menjadi rujukan atas pembangunan mentalitas dalam suatu kebersamaan antaraUmaroh (pemerintah) dan Ulama (Kyai). Ternyata harapan itu jauh dari kenyataan.

Setelah Banten berdiri sebagai provinsi ke-30 berdasarkan Undang-undangnomor 23 tahun 2000 dari sebelumnya sebagai keresidenan Provinsi Jawa Barat,sampai saat ini tidak ada perubahan, Pesantren Salafiyah tetap tidak terperhatikan.Padahal keberadaan Banten dulu, kini dan dimasa mendatang tidak bisa dipisahkandari budaya Islam yang lahir sejak abad ke 14 (1330M) yang mencapai puncakkeemasaannya sebagai pusat kerajaan dan kajian Islam (dimana Pesantren Salafiyahmenjadi trend pendidikan yang paling maju dan diminati saat itu) pada abad 16-17dibawah kekuasaan Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa. Selainitu Banten juga dikenal sebagai pusat perdagangan nusantara, tempat persinggahanpara pedagang dari berbagai belahan dunia, sekaligus menjadi pusat pertukaran danpersentuhan kebudayaan (Guillot, Claude, 2008).

Banten kini tengah gegap gempita dalam laju pembangunan. Hampir setiapsaat denyut perekonomiannya berdetak. Mall-mall besar berdiri dimana-mana danramai dikunjungi masyarakat. Komplek perumahan dan pertokoan bermunculan disetiap sudut wilayah. Tingkat masyarakat urban terus bertambah seiring dengan

47

bertambahnya tingkat kemacetan lalu lintas yang terjadi di Ibu Kota Provinsi yangtidak pernah terjadi setahun lalu. Sektor usaha tumbuh dan berkembang sejalandengan pusat pemerintahan yang terus berbenah membangun sarana danprasarananya. Media lokal terus bermunculan dan tumbuh, baik cetak mau elektronikbagai jamur di musim hujan. Pemilukada Kabupaten/Kota silih berganti, spanduk-spanduk berisikan tawaran perubahan dan peningkatan kemakmuran Banten dengankata serta slogan yang heroik dan bombastis menghias setiap jalan di Banten.Ditambah maraknya anak anak jalanan dan pengemis yang juga makin banyakmemenuhi jalan-jalan utama. Tidak kalah kerasnya adalah suara cemas yang terusmenggemakan protes atas korupsi, merosotnya etika dan moralitas elit politik danrusaknya infrastruktur publik.

Namun disisi lain, riuh rendah pertumbuhan pembangunan di Banten belumbisa menarik pembangunan pendidikan pada level yang diharapkan dan bersandarpada nilai-nilai yang diinginkan. Pembangunan pendidikan formal di Banten masihmenyimpan banyak masalah. Sementara pemberdayaan Pesantren Salafiyah sebagailembaga non formal yang telah teruji memberikan karakter yang kuat padapendidikan karakter, ahlak mulia, budi pekerti dan kearifan lokal tidak tersentuh.Tabel 6.3 Data Anak Sekolah di Provinsi BantenNo Uraian Jumlah

PendudukSedang

BersekolahYg BlmSekolah

Tdk SekolahLagi

JmlSekolah

1 PendudukUsia 7 - 12Tahun

1,295,495 1,226,223 37,312 28,711 4,779

2 PendudukUsia 13 - 15Tahun

629,828 508,619 5,746 109,149 1,150

3 PendudukUsia 16 - 18Tahun

604,812 281,505 5,710 312,409 894

Jumlah2,530,135 2,016,347 48,768 450,269 6,823

Sumber : Dindik Banten 2013Tabel data anak sekolah tersebut menunjukkan jumlah penduduk usia 16-18

tahun tidak bersekolah sekitar 50% (penduduk tidak bersekolah lagi ditambah belumbersekolah berjumlah 318.119 dari jumlah penduduk 604.812). Menurut KepalaDinas Pendidikan Provinsi Banten, Drs. Hudaya M, M.Pd:

Kemungkinan hal ini terjadi bukan karena faktor kemiskinan mau budayatetapi bisa jadi turunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepadalembaga sekolah formal yang hingga kini belum mampu memberikanpendidikan karakter peserta didiknya secara baik, meliputi ahlak mulia,budi pekerti, kepribadian dan budaya. Dan Banten masih termasukprovinsi yang dianggap memiliki angka tingkat patisipasi sekolah yangmasih rendah, angka wajib sekolah yang mestinya 9 tahun masihberkisar di 8,41 tahun.

48

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Hudaya M, selajutnyaberpendapat bahwa pendidikan karakter di Banten telah terlupakan. Sekolah formalyang ada sangat sekuler termasuk penyelenggaraan pendidikan keagamaan yanghanya berorientasi pada penyerahan pengetahuannya saja namun tidak mampumemaknai nilai-nilai di dalamnya serta aplikasinya. Hudaya mengatakan:

“Ada yang terlupakan dalam penddikan formal di Banten, yaknisekulernya penyelenggaraan pendidikan yang ada termasuk pendidikankeagamaan. Oleh karena itu mesti ada model kurikulum yang dapatmemasukan pendidikan karakter masuk kedalam kurikulum, danpersoalan terberatnya adalah bagaiamana pengintegrasiannya. Ini yangjadi masalah.

Celah indikasi kegagalan dalam pendidikan karakter ini sebenarnya bisamemanfaatkan pendidikan karakter yang sudah mapan dan teruji pada PesantrenSalafiyah. Persoalannya adalah bagaimana mengintegrasikannya. Termasukmenjadikan Pesantren Salafiyah sebagai alternatif pendidikan bagi anak-anak usiasekolah di Banten yang belum masuk pada sekolah formal. Dalam suatu pembangun,pendidikan karakter akan menempati posisi sentral dalam pencapaian pembangunan.Proses pendidikan karakter akan menempatkan manusia sebagai titik awal yangbertugas menghasilkan sumber daya manusia berkulitas. Karenanya hasil pendidikanakan sangat menunjang pembangunan. Keberhasilan Pembangunan dan pendidikan diBanten tentu saja tidak bisa dilepaskan dari bagaimana nilai-nilai yang ditetapkandalam visi pembangunannya dapat menjembatani kebutuhan masa kini dan cita-citadimasa mendatang pada suatu pencapaian tujuan pembangunan berdasarkankarakteristik dan kekhasan manusia di dalamnya.

Konteks pembangunan yang berjalan dimana Pesantren Salafiyahtermarjinalkan, maka pola komunikasi eksternal yang terbangun adalah sebagaiberikut:

Gambar 6.3 Pola Komunikasi Eksternal Pesantren Salafiyah

Kyai

Guru Kyai Masyarakat

Keluarga Kyai

Masyarakat

Ustadz Santri Tokoh Masyarakat

Masyarakat Masyarakat

Masyarakat

Masyarakat

Nahdatul Ulama Majlis Pesantren Salafiyah

Masyarakat Masyarakat

49

Dari pola komunikasi eksternal Pesantren Salafiyah Salafiyah Al-MunawarBani Amin dapat dikaji Pentad Analysisnya sebagai berikut:

Tabel 6.4. Kajian Pentad Analysis Pola Komunikasi Eksternal Pesantren SalafiyahAl-Munawar Bani Amin

Teori KajianScene Komunikasi Pesantren Salafiyah, terutama Kyai dalam hubungannya

dengan organisasi kemasyarakatan sosial dan keagamaan ataumasyarakat diluar pesantren baik melalui interaksi langsung Kyaimau melalui peran dan fungsi simbol pesantren lainnya, sepertiUstadz, santri, guru Kyai dan keluarga masing-masing

Agent Motivator komunikasi terhadap kebutuhan eksternal pesantren adalahKyai Wawang dalam kerangka membangun hubungan silaturahmisyiar agama

Act Karakter dan pemikiran yang menyertai dalam latar belakangkomunikasi eksternal adalah motivasi melakukan syiar agama

Agency Instrumen yang digunakan adalah organisasi sosial keagamaan,seperti Nahdatul Ulama, Majelis Pesantren Salafiyah, berbagaiMajelis Taklim dalam berkomunikasi dan berinteraksi denganmasyarakat secara luas di luar Pesantren Salafiyah Al-Munawar BaniAmin

Purpose Membangun nilai-nilai keSalafiyahan, yakni keikhlasan dankesholehan dalam pribadi dan masyarakat

Peran Kyai sangat sentral dalam komunikasi eksternal di masyarakat. Kyaimenjadi panutan dan tauladan elemen penting pesantren, yakni keluarga Kyai, Ustadzdan Santri yang akan dilihat dan menjadi contoh juga kepada masyarakat yangmengitari mereka pada setiap aspek nilai dan kebutuhan serta perilaku mereka.Keterlibatan Kyai pada organisasi terbatas pada organisasi sosial keagamaan yangberimplikasi kepada masyarakat juga. Masyarakat memegang peranan yang cukuppenting dalam konteks komunikasi eksternal pesantren, semua saluran komunikasiinterpersonal elemen dasar Pesantren Salafiyah pada akhirnya menjadi suatukomunikasi yang melibatkan masyarakat.

Peran sentral komunikasi Kyai dengan pihak pemerintah lebih dekat secarapersonal dari pada hubunga formal di tatanan pemerintahan ditingkat lingkungandimana pesantrean Al-Munawar Bani Amin berada. Secara struktural komunikasiorganisasi yang terjalin juga lebih dekat pada tatanan pemerintahan desa. Sementarauntuk tatanan di luar itu atau yang lebih tinggi nyaris tanpa komunikasi, kecualisekedar mendapatkan informasi dari pihak-pihak tertentu di dalam lingkunganpemerintahan setempat.

50

Pola Komunikasi Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani AminDalam Pembangunan

Budaya dan nilai-nilai Islam yang tumbuh sejak masa keemasan Banten padamasa lalu telah diletakkan sebagai landasan pembangunan pada masa kini serta cita-cita pembangunan pada masa mendatang, yakni dituangkan kedalam visipembangunan provinsi Banten, menjadikan rakyat Banten sejahtera berlandaskanIman Dan Taqwa. Iman dan taqwa adalah identifikasi dan personifikasi bagi setiapmuslim yang taat dan takut kepada ALLAH SWT untuk berbuat dosa, karenanyamanusia yang beriman dan bertidakwa selalu menjaga tabiatnya agar sesuai denganperintah agama. Iman berasal dari kata amana, yang artinya percaya. Sedangkantaqwa, berasal dari tidako yang berarti tidakut. kata-kata Iman tersebar di setiap suratyang jumlahnya sekitar enam ratusan dalam Al-Quran.

Kata-kata taqwa berjumlah ribuan. Implementasi dari visi ini mengarahkanpembangunan di Banten agar reriman dan bertaqwa di dalam penyelenggaraanpelayanan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan membina masyarakatnyadalam rangka menjamin perkembangan dan kemajuan dimasa yang akan datangdalam pemanfaatan potensi daerah pada platform otonomi daerah. Visi menjadipenting bagi landasan pembangunan suatu Negara, bukan sekedar landasan formaldan normatif belaka. Karena visi merupakan keyakinan atas apa yang akan dimilikisuatu bangsa di masa mendatang dan menjadi inspirasi terhadap pembangunan yangakan dan sedang dilaksanakan. Dalam prakteknya, Pesantren Salafiyah adalahlembaga satu-satunya yang secara filosofis, konsepsi dan keseharian mempraktekkankesholehan pribadi mau kelompok untuk menjadi manusia-manusia yang berimandan bertidakwa kepada Tuhan YME. Dalam konteks ini maka dapat digambarkanpola komunikasi pembangunan Pesantren Salafyah dah pemerintah sebagai berikut:

Gambar 6.5 Pola Komunikasi Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin DalamPembangunan Pembangunan

Pencantumanlegal & formal

Kesamaan Visi:Iman danTidakwa

PonpesSalafiyah

Pemprov Banten

PenerapanIman dan Tidakwa

MasyarakatMasyarakat

Nilai-nilai yangmerugikan

Pembangunandi Banten

51

Dari pola komunikasi pembangunan Pesantren Salafiyah Salafiyah Al-Munawar Bani Amin dapat dikaji Pentad Analysisnya sebagai berikut:

Tabel 6.5. Kajian Pentad Analysis Pola Komunikasi Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin Dalam Pembangunan

Teori KajianScene Sebagai lembaga yang konsisten pada upaya menciptakan insan yang

bertakwa kepada Allah SWT, pesanten Salafiyah Al Munawar BaniAmin, menempatkan visi, misi dan tujuannya pada pembelajaranmenerapkan visi, misi dan tujaun tersebut. Hal ini pula yangdicantumkan dalam visi pembangunan provinsi Banten. Kesamaan inimenuntut implementasi dari upaya menciptakan kehidupan takwadalam pembangunan. Sayangnya dalam tingkat implementasiterdapat perbedaan mendasar dari apa yang dilakukan PesantrenSalafiyah dengan pemerintah Provinsi Banten sehingga terciptapembiasan nilai tersebut yang terasakan dalam masyarakat maukomunikasi yang terjadi antara pemerintah dengan peran dan fungsipesantren.

Agent Sumber karakteristik dan pemikiran dari Iman dan Takwa ini adalahpemerintah provinsi Banten dan Pesantren Salafiyah

Act Motivasi utamanya adalah kemampuan menciptakan kesederhanaan,kesamaan antara perkataan dan perbuatan pemimpin masyarakat baikpemimpin formal mau informal

Agency Instrumen yang digunakan adalah perilaku Kyai yang dapat menjadicontoh bagi masyarakat

Purpose Menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

Visi, misi dan tujuan pembangunan tidak boleh dipandang sebagai kebutuhantata ideal serta formalistik pemerintahan saja. Sebagai contoh, AS bisa sehebat dansemaju sekarang tidak bisa lepas dari visi yang ditetapkan pada tahun 1831 di abad18, yakni American exceptionalism. Diperkenalkan oleh Alexis de Tocqueville padapermulaan abad ke-19 pada saat AS masih sangat miskin, negaranya kacau balaukarena perpecahan, dan jauh dari memiliki pengaruh global. American exceptionalismmemuat suatu pandangan bahwa AS berbeda dari negara-negara mana di dunia inidan memiliki peran unik di dunia untuk menyebarkan pengaruh dan ideologinyasehingga dunia bisa menjadi lebih beradab berkatnya. Visi ini sangat powerfulhingga setiap pemimpin-pemimpin AS mengeluarkan kebijakan-kebijakan yangdipengaruhi oleh visi ini. Karena itu AS sangat bangga dengan demokrasi yangdikembangkannya dan mengkampanyekan bahwa apabila suatu negara ingin beradab,maka harus mengadopsi demokrasi. Dengan visi tersebut Amerika mendirikaninstitusi Bretton Woods seperti World Bank dan International Monetary Fund (IMF)untuk memastikan tata ekonomi global di bawah pengaruhnya. Dan itulah jugamengapa AS gemar memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan kepada negara-negara miskin di dunia karena ia merasa memiliki tanggung jawab sentral untuk

52

membuat dunia yang lebih baik. Dengan kata lain, prestasi-prestasi kehebatan AS saatini sangat erat kaitannya dengan visi AS untuk tidak hanya sekedar menjadi negaramaju, tetapi juga menjadi pemimpin dunia.

Begitu pula dengan China. Visi yang dibangun Negara ini mempercayaibahwa China adalah Zhongguo. Zhongua mengatakan bahwa China adalah pusatdunia, pusat peradaban sedangkan bangsa-bangsa lain di dunia sifatnyaadalah periphery (pinggiran). Visi inilah yang membakar masyarakat China untukmemperjuangkan ambisi mereka memajukan China dan menjadikan China kembalimemimpin dunia. Visi ini bisa menjelaskan berbagai prestasi luar biasa China saatini. Saat ini China, diprediksi akan menjadi pemimpin alternatif dunia pada Abad-21.Kekuatan ekonomi China saat ini hanya tertinggal dari AS dan pada pertengahanAdab-21, China akan menggantikan posisi AS sebagai negara terkaya di dunia.Ketika krisis menghantam perekonomian Barat beberapa tahun terakhir, pertumbuhanekonomi China tetap pesat. China sangat berpengaruh di dalam badan atau organisasiregional-global seperti Dewan Keamanan PBB, G20, BRICS, AFTA, ASEAN+3 dsb.Dan China saat ini mulai melebarkan pengaruh di Afrika dan Amerika Selatanmelalui investasi dan bantuan-bantuan finansial (http://forumforindonesia.org, May22, 2013).

Visi yang ingin dicapai dalam pembangunan di Banten, menaungi misi dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Banten tahun 2014 (RKPD Banten2014) agar beriman dan bertaqwa di dalam:1. Melakukan revitalisasi dan refungsionalisasi lembaga-lembaga pemerintahan dan

lembaga kemasyarakatan menuju tata pemerintahan yang bersih, transparan danprofesional yang berorientasi pada pelayanan publik

2. Meningkatkan peran aktif dan menggalang semangat kebersamaan, solidaritas dankemitraan seluruh komponen pelaku pembangunan

3. Memperkuat struktur ekonomi masyarakat melalui pengembangan usahaagrobisnis dan memperluas kesempatan kerja

4. Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat Banten5. Menjadikan masyarakat Banten yang bersandar pada moralitas agama dalam

kerangka negara Kesatuan Republik Indonesia6. Mengembangkan dan menata ulang hubungan antar industri dengan orientasi pada

penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi, penggunaan bahan baku lokalunggulan dan penciptaan peluang usaha

7. Merevitalisasi kawasan dan antar kawasan dengan dukungan infrastruktur yangmemadai melalui pengembangan ’Tiga Pintu Keluar Masuk Wilayah Banten.

Keseluruhan misi pembangunan di Banten secara eksplisit diikat pada satulandasan nilai keagamaan (point lima: bersandar pada moralitas agama). Visi danmisi pembanguan di Banten adalah nilai-nilai yang dipercaya dan diyakini dapatmenjadi modal sosial, yakni trust, idiologi dan religi. Visi pembangunan di Bantentidak terimplementasikan dengan baik, semua nilai yang ada berjalan pada tataranformalistik, sementara pergerusan budaya terus terjadi tanpa bisa terantisipasi.

53

Pola Komunikasi Kelompok Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Bagaimana peran masyarakat dapat ditingkatkan dalam suatu pembangunan?Jawaban dari pertanyaan ini akan ditentukan dari modal sosial yang dimiliki. Modalsosial merupakan sumberdaya sosial, komponen utama untuk menggerakkankebersamaan, mobilitas ide, kepercayaan dan tujuan bersama. Modal sosial adalahcivil community untuk menciptakan peran partisipatif, cirinya adalah kerelaanindividu mengutamakan keputusan bersama, menumbuhkan kinerja yangmengandung nilai sosial. Fukuyama (1995) menyatakan modal sosial adalahkemampuan yang timbul dari adanya kepercayaan (trust) dalam sebuah komunitas.Eva Cox (1995) menyatakan modal sosial adalah rangkaian proses hubungan antarmanusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayaan sosial yangefisien dan efektif. Modal sosial akan tumbuh dan berkembang kalau digunakanbersama dan akan mengalami keahan kalau tidak dilembagakan secara bersama, olehkarena itu, pewarisan nilai modal sosial dilakukan melalui proses adaptasi,pembelajaran, serta pengalaman dalam praktek nyata.

Fukuyama (1999) juga menyatakan bahwa modal sosial memegang perananyang sangat penting dalam memfungsikan dan memperkuat kehidupan masyarakatmodern. Modal sosial merupakan syarat yang harus dipenuhi bagi pembangunanmanusia, pembangunan ekonomi, sosial, politik dan stabilitas demokrasi, Berbagaipermasalahan dan penyimpangan yang terjadi di berbagai negara determinanutamanya adalah kerdilnya modal sosial yang tumbuh di tengah masyarakat. Modalsosial yang lemah akan meredupkan semangat gotong royong, memperparahkemiskinan, meningkatkan pengangguran, kriminalitas, dan menghalangi setiapupaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Modal sosial ditransmisikan melalui mekanisme - mekanisme kultural sepertiagama, tradisi, atau kebiasaan sejarah (Fukuyama, 2000). Modal sosial dibutuhkanuntuk menciptakan jenis komunitas moral yang tidak bisa diperoleh seperti dalamkasus bentuk- bentuk human capital. Akuisisi modal sosial memerlukan pembiasaanterhadap norma-norma moral sebuah komunitas dan dalam konteksnya sekaligusmengadopsi kebajikan-kebajikan seperti kesetiaan, kejujuran, dan dependability.Modal sosial lebih didasarkan pada kebajikan- kebajikan sosial umum.

Penjelasan Fukuyama memberikan arti bahwa modal sosial yang terkandungdi dalam visi dan misi pembangunan Banten dapat dianggap sebagai karakter pelakupembangunan dan masyarakat di dalamnya. Karena itu, jika pengetahuan mengenaikarakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individutersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu (N.K. Singh dan Mr. A.R.Agwan, 2000). Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkanmenurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yangmengarahkan tindakan seorang individu.

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah aplikasi visi padakeberadaan dan peruntukkan seluruh program dalam pembangunan yang bersumberdari pengalaman sejarah dan kebutuhan masa kini serta depan berdasarkan visi yangtelah ditetapkan (Rhonda Byrne, 2007) pelaksanaan pembangunan yang dijalankanini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola

54

berpikir yang bisa mempengaruhi perilaku. Jika program yang tertanam tersebutsesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selarasdengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dankebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsiphukum universal atau nilai-nilai dasar yang dianutnya, maka perilaku dalampembangunan membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu,program harus mendapatkan perhatian serius sebagai aplikasi dari nilai-nilai luhuryang dianutnya.

Pendidikan berkarakter dalam sejarah panjang Banten hingga kini dimilikioleh Pesantren Salafiyah. Mengimplementasikan nilai keikhlasan, keteladananpemimpin, kemandirian dan ketaqwaan kepada Tuhan dalam membangunmasyarakat. Dalam konteks masa depan, pembinaan masyarakat pada satu kebutuhanmoralitas keagamaan juga masih menjadi kompetensi Pesantren Salafiyah. Namunentah mengapa keberadaan Pesantren Salafiyah terpinggirkan ditengah keinginanpemerintah provinsi Banten berusaha meletakkan karakter manusia yang beriman danbertaqwa. Apalagi dalam tujuan pembangunan Banten yang tertuang dalam RKPDBanten tahun 2014, yakni mendorong terwujudnya masyarakat Banten yang religiusdan berakhlak baik dengan landasan iman dan taqwa, serta mempunyai rasa toleransiyang tinggi terhadap sesama warga atau masyarakat dalam berbagai bidangkehidupan dengan bingkai rasa kesatuan dan persatuan nasional.

Pesantren Salafiyah bukan sekedar kumpulan orang-orang, tetapi sebuahkelompok. Hare (1962) memberikan suatu definisi yang lebih bersifat operasionaltentang kelompok, yakni merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas sejumlahindividu yang memyai hubungan saling tergantung sesuai dengan status danperanannya. Secara tertulis atau tidak tertulis ada norma yang mengatur tingkah lakuanggotanya. Menurut Hare, sifat yang membedakan kelompok dengan sekedarkumpulan orang-orang adalah : (1) anggota kelompok mengadakan interaksi satusama lainnya, (2) mempunyai tujuan yang memberi arah gerak kelompok mau gerakanggota kelompok, (3) membentuk norma yang mengatur ikatan dan aktifitasanggota, serta (4) mengembangkan peranan dan jaringan ikatan perorangan di dalamkelompok.

Menurut Devito (1998), kelompok kecil (small group) adalah sekumpulanperorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuanyang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Kelompokkecil menurut Hare (1962) memyai anggota 2 - 20 orang. Kelompok dengan jumlahanggota yang lebih banyak juga masih dapat dikategorikan sebagai kelompok kecil,asalkan interaksi tatap muka sering terjadi di antara para anggota kelompok.Komunikasi dalam kelompok ialah komunikasi antara seorang dengan orang-oranglain dalam kelompok, berhadapan satu dengan lainnya, sehingga memungkinkanterdapatnya kesempatan bagi setiap orang untuk memberikan respon secara verbal.Sama seperti komunikasi secara umum, komunikasi dalam kelompok kecil jugaditujukan untuk tercapainya suatu kesamaan makna di antara pihak-pihak yangberkomunikasi. Pola komunikasi kelompok Pesantren Salafiyah Al-Munawar BaniAmin adalah sebagai berikut:

55

Gambar 6.6 Pola Komunikasi Kelompok Pesantren Salafiyah Al Munawar BaniAmin

Dari pola komunikasi Kelompok Pesantren Salafiyah Salafiyah Al-MunawarBani Amin dapat dikaji Pentad Analysisnya sebagai berikut:Tabel 6.6. Kajian Pentad Analysis Pola Komunikasi Kelompok Pesantren Salafiyah

Al-Munawar Bani Amin Dalam PembangunanTeori Kajian

Scene Kebutuhan komunikasi yang dijalin secara kelompok terus dijagaoleh Pesantren Salafiyah – Pesantren Salafiyah di Banten melaluikelompok kajian bahasan hukum syar’i secara rutin melalui forumBhatsul Masail yang isinya adalah pertemuan para Kyai Salafiyahdan segenap elemen Pesantren Salafiyah di dalamnya, forum inimenjadi dasar kajian bahasan syar’i bagi pertemuan atau kajianPesantren Salafiyah, termasuk Al-Munawar Bani Amin kepadakelompok-kelompok sosial keagamaan lainnya, baik secarahorizontal yakni kelompok-kelompok pengajian pemuda, masjidkomplek, organisasi kepemuadaan mau secara fertikal yakniorganisasi kepemerintahan secara rutin

Agent Para Kyai pesantren Saafiyah, Ustadz mau santri yang dipercayatelah mampu mengajar di masyarakat

Act Karakteristik dan pemikiran datin tindakan komunikasi ini adalahsyiar agama dalam rangka membangun karakter dasar masyarakatyang Salafy

Agency Instrumen yang digunakan adalah berbagai institusi, kelompok maupertemuan pertemuan masyarakat

Purpose Tujuannya adalah memberikan gambaran atau sosialisasi atasberbagai bahasan syar’i dari bahasan bhatsul masail

Kyai

Kyai

Kyai KyaiForum Bathsul Masail

Ponpes Salafiyah

Ponpes Salafiyah

Ponpes Salafiyah

Ponpes Salafiyah

Majelis Taklim Pengajian Rutin Masjid Organisasi

Bapak bapak

Ibu ibu

Remaja Putra

Remaja Putri

Perkampungan

Komplek Perumahan

Perkantoran

Perkumpulan

swasta

Pemerintah

56

Pada pola komunikasi kelompok Pesantren Salafiyah, Kyai memiliki forumresmi yang rutin diselenggarakan bersama para Kyai lain dari pesanten Salafiyahyang ada di Banten. Forum itu dinamakan Bathsul Masail, suatu pertemuan yangmembahas berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat, berkaitan denganupaya penegakan ketauhidan dan hukum Islam (syar’i) agar sesuai dengan tuntunanagama. Misalnya pembahasan penyembelihan sapi dengan cara ditembak agardipingsankan lebih dahulu, berhaji dengan cara berhutang ke Bank dan masalah-masalah lainnya. Forum ini terus berkembang sejalan dengan pengelompokkanmasyarakat yang berinteraksi dan berkomunikasi dengan masing-masing PesantrenSalafiyah mau sang Kyai dari Pesantren tersebut secara kelompok mulai darikelompok pengajian hingga organisasi resmi, baik ditingkat pemerintahan mauswasta.

Pola komunikasi kelompok Pesantren Salafiyah membentuk modal sosialdalam masyarakat, menjadi alternatif atas tipisnya modal sosial pada pembangunan diBanten. Lemahnya modal sosial pembangunan di Banten menyebabkan pudarnyakarakter dan keringnya nilai-nilai dasar dari suatu pembangunan dan nilai-nilai daritujuan pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Dalam konteks ini, salah satu wartawansenior dari Koran lokal yang berpengaruh di Banten (Radar Banten), Amrinmengatakan:

Semua tidak meragukan potensi Banten. Namun pengelolaanpemerintahan dan pembangunan tidak dilakukan dengan kejujuran.Selalu ada indikasi praktek korupsi dan salah urus kepemerintahan.Oleh karena itu, kejujuran menjadi inti persoalan dari tidakterselesaikannnya dalam pembangunan karakter di Banten. Hal inimenyebabkan ketiadaan keteladan kepemimpinan publik yangseringkali berbeda antara ucapan dan perilaku, ketidakpercayaankepada parpol dan elit-elit politik yang memimpin serta timbulnyapragmatism masyarakat akibat pola dan sikap transaksionalis pelakupembangunan.

Seperti di daerah lainnya, Banten mengalami krisis kepemimpinan yang akut,ketiadaan etika diantara elit politik dan pemerintahan, korupsi yang merajalela,pragmatisme dan transaksionalisme serta mentalitas simbiosisme yang meruntuhkannilai-nilai dasar karakteristik pembangunan yang dicita-citakan, nilai-nilai islam yangdiagungkan. Sebaliknya resistensi konflik di berbagai sendi kehidupan mendasarmasyarakat begitu tinggi. Hal ini semakin terasakan di ranah politik. Keberadaandinasti politik yang mengusung kekuasaan keluarga dalam demokrasi tidak pulamemberi manfaat bagi upaya peletakan dasar tabiat perilaku pelaku pembangunanyang dapat dipercaya oleh masyarakat. Proses pilkada dipercaya menjadi tali simpulyang kuat atas jalinan temali korupsi yang kuat. Dimulai dengan keterpilihan pejabatpublik yang tergadaikan oleh investasi kapitalisasi politik yang besar. Mulai dari“sewa perahu” untuk mendapatkan parpol pengusung calon pejabat publik, biayapencitraan politik yang tinggi, membangun pengaruh di masyarakat melalui kekuatanmateri dan praktek-praktek penggelembungan suara yang melibatkan sistem danorang-orang yang berada di dalam sistem tersebut secara sistematis. Setidaknya

57

menjadi rahasia umum, pilkada dimana, termasuk di Banten, petahana menjadi aktoryang dapat memainkan secara leluasa anggaran Negara di daerah menjadi resourceskampanyenya dan hegemoni atas perangkat pemerintahan untuk tetap memberidukungan kepada dirinya.

Pola Komunikasi Publik Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Sisi lain yang paling signifikan dan dikenal dari pesantren Saafiyah adalahlembaga dakwah. Melalui dakwah, Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Aminmenyebarkan berbagai pesan pembangunan melalui gagasan, dan praktekibadah yang ditiru, kemudian berfungsi menjadi transmisi komunikasi publik disepanjang ikatan-ikatan pertemanan atau arus pengaruh (influence flow) dalamsebuah jaringan sosial, melalui ikatan-ikatan yang multy people atau multynetwork yang menghasilkan jaringan-jaringan sosial yang serupa. Dalam hal ini,pola komunikasi publik Pesantren Salafiyah adalah lingkungan jaringan-jaringansosial yang serupa sebagai hasil dari proses "tranmisinya"

Gambar 6.7 Pola Komunikasi Publik Pesantren Salafiyah Al Munawardan Proses Transmisinya

Kyai

Personal

Ustadz

Santri

Keluarga

Lingkungan terdekat

Masyarakat

58

Berdasarkan pola komunikasi publik, Pesantren Salafiyah Al-Munawar BaniAmin dapat dikaji Pentad Analysisnya sebagai berikut:

Tabel 6.7 Kajian Pentad Analysis Pola Komunikasi Publik Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Teori KajianScene Komunkasi yang dijalin oleh Kyai pimpinan Pesantren Salafiyah Al

Munawar Bani Amin dilakukan melalui dua bentuk komunikasi,yakni Kyai sebagai personal yang melakukan pendekatan daninteraksi sebagai pimpinan informal masyarakat, alim ulama danpimpinan Pesantren yang selanjutnya diejawantahkan atau ditiru olehUstadz dan para santri sebagai bentuk dari komunikasi tidak langsungdari Kyai. Bentuk yang kedua komunikasi Kyai melalui keluargayang tertransmisikan melalui lingkungan terdekat keluarga Kyai dankedua bentuk komunikasi inilah yang kemudian sampai menjadi satupembelajaran bagi masyarakat luas

Agent Kyai, Ustadz, Santri, Keluarga KyaiAct Karakteristik dan pemikiran utama dari komunikasi ini adalah

menjaga kewibawaan kelembagaan pesantren dan personifikasi Kyaidan memelihara nilai-nilai luhur di dalamnya

Agency Instrumennya adalah berbagai pranata sosial yang tercipta di dalamkelembagaan pesantren dan keluarga Kyai

Purpose Membangun kepercayaan masyarakat atas nilai-nilai dasar PesantrenSalafiyah dan ketauladanan Pesantren Salafiyah

Kesuksesan transmisi pesan Kyai Salafiyah, dimulai dari lingkungan yangpaling dekat terlebih dahulu, seperti hubungan kekeluargaan dengan keluarga Ustadzdan santri yang kemudian menjadi suatu pesan yang ditaati dilingkungan yang lebihluas lagi yakni masyarakat disekitarannya. Termasuk transmisi pesan yang dimulaimelalui keluarga menjadi makna yang tersampaikan secara baik dilingkunganterdekat dengan keluarga besar Kyai, kepada masyarakat melalui interaksi dengantetangga tetangga terdekat.

Transmisi pesan dalam pola komunikasi publik berisi pesan keagamaan lebihmendominasi (70%), terkait dengan tema penyelenggaraan acara keagamaan yangdiadakan, seperti hukum keagamaan dan tuntutan keagamaan tentang pernikahanketika berada dalam undangan hajatan pernikahan, berisi tuntunan anak sholeh jikaberada dalam acara walimatul hajat. Sedangkan pesan pembangunan yang diberikanmeliputi semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara meliputi politik, sosial,ekonomi, budaya yang intinya mengarah kepada suatu tuntutan untuk menyikapitatanan kehidupan berbangsa dan bernegara secara jujur, takut untuk berbuat dosa danmembangun kesadaran berbicara benar walau itu menyakitkan.

59

Tabel 6.8 Isi Pesan Tausiyah Kyai Pesantren Salafiyah Al Munawar Bani AminJenis Pesan Volume PesanKeagamaan 70%Pembangunan 30%

Pesantren Salafiyah memyai kebebasan berkomunikasi sesuai dengankebutuhan dan pengalamannya. Oleh karena itu, siapa memilih siapa atau siapadipilih siapa merupakan hal yang penting. Muatan sosial yang mengalir ketikaKyai memilih hubungan sosial dengan seseorang dan tidak kepada yang lainsecara sosial membentuk jaringan hubungan sosial yang berbeda. Selain Itu,dalam setiap hubungan sosial yang terbina belum tentu atau tidak selalu bersifat"timbal balik" (resiprokal).

Pesantren Salafiyah tidak selalu menggunakan semua hubungan sosial yangdimilikinya dalam mencapai tujuan-tujuannya, tetapi disesuaikan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya atau konteks sosialnya sehingga dalam rangkapencapaian tujuan, biasanya selalu diikuti dengan konfigurasi jaringan hubungansosial tertentu. Seperti halnya ketika berhubungan dengan media massa. Dalamkonteks memahami hubungan sosial yang ada, keberadaan Pesantren Salafiyah jugaberkepentingan terhadap pesan-pesan keagamaan yang mesti disampaikan secara luaskepada khalayak melalui media atau sebaliknya media membutuhkan keberadaansuatu permasalahan melalui persepsi dan intrepretasi kaum sarungan. Dalam pola iniPesantren Salafiyah tidak berbicara atas nama pesantrennya kepada media ataumenggunakan pesantrennya untuk kepentingan berstatement dalam media.Keterlibatan dalam media biasanya merupakan keterlibatan bersama dalam organisasiresmi seperti NU mau MPS (Majelis Pesantren Salafiyah) baru kemudian menjadinarasumber berita yang biasanya ditempatkan menjadi second opinion oleh medialokal. Kondisi ini terjadi dimungkinkan karena Pesantren Salafiyah berupayamenjadikan kontekstual pesantren hanya pada kepentingan ibadah. Menempatkankeberadaan organisasi bersama sebagai sarana untuk bersuara adalah suatukebersatuan Kyai di dalamnya.

Pola komunikasi publik yang Pesantren Salafiyah yang diperankanmembentuk pola atau model jaringan komunikasi tertentu, dimana Kyai menjadipemuka, yaitu orang yang mempengaruhi orang-orang lain secara teratur denganpesan tertentu secara konsisten. Proses komunikasinya dua arah dan interaktif diantara partisipan yang terlibat. Berlo (1960) menganggap partisipan ini sebagaitransciever, karena keduanya mengirim dan menerima pesan-pesan. Jadi tidak hanyamenjalankan satu fungsi sebagai penerima atau pengirim pesan belaka. Terciptanyakesamaan makna akan suatu informasi antara komunikator dan komunikanmerupakan tujuan utama berkomunikasi. Hubungan interaktif antara komunikatordengan komunikan menggunakan saluran jaringan komunikasi, yaitu saluran untukmenyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain.

60

Pola Komunikasi Massa Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Pola komunikasi massa Pesantren Salafiyah tercipta dengan masyarakatsecara luas yang berkepentingan terhadap penataan mental spritualnya dalamkehidupannya. Jaringan komunikasi massanya menggambarkan "how say to whom"(siapa berbicara kepada siapa) dalam suatu sistem sosial. Jaringan komunikasi inimenggambarkan komunikasi interpersonal, dimana terdapat pemuka-pemuka opinidan pengikut yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu topik tertentu,yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu seperti sebuah desa, sebuah organisasi,atau sebuah perusahaan (Gonzales, 1993).

Pola komunikasi massa Pesantren Salafiyah tercipta dengan masyarakatsecara luas dalam kerangka mengkonstruksi hukum, nilai dan norma bersama, yangpada akhirnya mengikat satu sama lain. Konstruksi tersebut, secara tidak langsungmencerminkan kualitas hubungan sosial yang terbangun yang selanjutnyamenentukan derajat solidaritas dalam saling keterhubungan tersebut. Konfigurasihubungan sosial ini berasal dari pola pilihan hubungan interpersonal Kyai melaluipertemanan dan atau hubungan-hubungan sosial lainnya berbasis pada persepsi danpengalaman pribadi masing-masing baik dalam skala kecil mau skala besar.Pengelompokan-pengelompokan komunikasi sosial yang ada di jaringan pesantrenSalafiyah terbangun dari pilihan hubungan personal sederhana, terdiri atas hubunganantara dua orang dan hubungan antara tiga orang, berkembang menjadi seperangkatrangkaian hubungan sosial hingga menjadi sebuah jaringan sosial yang sangat besardan sangat kompleks, yaitu masyarakat.

Pola komunikasi massa Pesantren Salafiyah adalah bangunan kehidupansosial yang besar dan kompleks, sering disebut sebagai konfigurasi hubungan sosialyang mengikat organisasi- organisasi sosial yang ada di masyarakat, di manaorganisasi-organisasi sosial itu sendiri juga merupakan sebuah jaringan hubunganyang dibangun melalui interaksi dan hubungan sosial manusia yang satu dengan yanglain. Konfigurasi sosial membentuk sebuah masyarakat (sederhana atau bersahajamau yang kompleks; pedesaan atau perkotaan) terdiri atas berbagai "satuan-satuansosial" yang lebih kecil seperti keluarga, asosiasi-asosiasi atau organisasi sosial yangdi dalamnya terdapat pula pengelompokan- pengelompokan sosial yang anggota-anggotanya intim satu sama lain yang terikat melalui pesan-pesan komunikasi yangkonstan dan berkomitmen.

Komunikasi massa Pesantren Salafiyah Al Munawar Bani Amin merupakanbentuk komitmen terhadap visi pembangunan kualitas takwa manusia, berbedadengan penetapan prioritas pembangunan di Banten tidak mengaitkan sama sekalibagaimana pembangunan karakter sebagai basis modal sosial masyarakat bisadikembangkan. Prioritas pembangunan Provinsi Banten 2014 justru memfokuskanpada tujuh bidang pertumbuhan fisik saja terdiri atas: pertama, pembangunaninfrastruktur konektivitas dan daya dukung pusat-pusat pertumbuhan di ProvinsiBanten. Kedua, revitalisasi investasi dalam upaya memperluas lapangan kerja baru,ketiga, pembentukan Bank Banten serta membentuk perusahaan penjamin kreditdaerah. Keempat, optimalisasi peningkatan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM).Kelima, percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, pelestarian

61

lingkungan hidup dan mitigasi bencana. Keenam, reformasi birokrasi dan tata kelolapemerintahan daerah. Ketujuh, menyukseskan Pemilu 2014 (Antara News: April2013).

Latar Pola Komunikasi Massa Pesantren SalafiyahAl-Munawar Bani Amin

Komunikasi massa Pesantren Salafiyah lahir dari akibat prioritaspembangunan di Banten yang tidak menstimulir kebutuhan dan pendekatanpembentukan karakter pembangunannya. Tetapi lebih kepada pertumbuhan fisiksemata. Pemantapan pembangunan infrastruktur konektivitas dan daya dukung pusat-pusat pertumbuhan di Provinsi Banten, berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusatkarena Banten dijadikan salah satu daerah yang termasuk dalam masterplanPercepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Jawa-Sumatera. Bandara Banten Selatan, jalan tol akses Serang-Panimbang, KawasanEkonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung termasuk pembangunan WadukKarian menjadi target capaian MP3EI.

Pada beberapa program yang diluncurkan pemerintah provinsi Banten, bisadikatakan terpolitisasi. Nama-nama program yang digunakan diidentikan denganpribadi Gubernur (Ratu Atut Chosiyah, SE), sehingga memberi kesan bahwa programtersebut adalah terpisah dari pemerintah dan seakan-akan dibiayai oleh pribadiGgubernur. Kesan ini tentu saja membuka celah politisasi program pembangunan,yakni kemungkinan tidak akan tersentuhnya kelompok masyarakat yang secarapolitik tidak mendukung kekuasaan Gubernur atau kelompok masyarakat yangberbeda pandangan maupun kepentingan politiknya. Kemungkinan ini terbuka lebarmengingat bantuan dana hibah yang pernah diberikan kepada kelompok masyarakatyang masih memiliki kekerabatan atau kesamaan pandangan serta kepentinganpolitiknya.

Adapun program-program pembangunan yang kemungkinan dipolitisasiadalah: Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (Gerbang Ratu), berupakegiatan bantuan keuangan dari Pemprov Banten pada kabupaten/kota untukinfrastruktur kecamatan yang diintegrasikan dengan program PNPM Mandiri.Anggaran yang dikeluarkan untuk program tersebut Rp154 miliar untuk 154kecamatan. Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu (Gempita Ratu),yang merupakan upaya Pemprov Banten untuk melaksanakan program pembangunanpedesaan yang didominasi pada sektor pertanian. Selain itu program Jaminan SosialRakyat Terpadu (Jamsosoratu) yang merupakan program jaminan bagi rumah tanggasangat miskin (RTSM) dengan alokasi anggaran sekitar Rp4,6 miliar bagi sekitar2000 rumah tangga sasaran.

Orientasi pada pembangunan dan pertumbuhan secara fisik semakin terlihatdari orientasi pembangunan yang ingin diwujudkan sebagai salah satu kawasanandalan nasional di Indonesia di sektor industri dan pariwisata. Kedua sektor andalantersebut tersebar di wilayah Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, KabupatenTangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon. Di Kota Cilegon pula terdapat pabrikbaja Krakatau Steel yang didirikan pada tahun 1966, sebagai bakal tumbuhnya

62

industri-industri baru, dan berkembangnya pelabuhan di Banten. Pertumbuhanindustri tersebut, mendorong kemajuan wilayah dan perekonomian daerah, sehinggasecara nasional Banten tergolong sebagai wilayah cepat tumbuh.

Untuk memacu perkembangan wilayah dan megakselerasi tumbuhnya industridi Banten, telah diprogramkan beberapa pembangunan proyek strategis yangberskala nasional dan internasional, yaitu pembangunan Pelabuhan InternasionalBojonegara, pembangunan Jembatan Selat Sunda (Jawa-Sumatera), pengembanganJaringan Jalan Cincin (ring road) pantai utara-selatan Baten, peningkatan jalan toldan jalan kereta api (double track), perluasan bandara Soekarno-Hatta, pembangunansupply air baku waduk karian, peningkatan kapasitas power plant, jaringan kilang gasdan storage BBM, pengembangan kawasan ekonomi khusus dan cluster industripetro kimia. Dengan dikembangkannya infrastruktur pedukung wilayah yangmemadai tersebut, menjadikan Banten ke depan sebagai wilayah tujuan utamainvestasi di Indonesia yang memiliki tingkat daya saing yang tinggi.

Pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di Banten hampir tidakmemberikan tempat bagi perkembangan pertumbuhan Pesantren Salafiyah, baik padasisi perkembangan kekuatan potesinya maupun nilai-nilainya. Oleh karena itu,Pesantren Salafiyah berkembang secara terpisah dalam upaya membangun mentalitasmasyarakat dengan segenap kegiatan yang tercipta melalui komunikasi massa, yaknisyiar agama secara langsung oleh Kyai.

Tabel 6.9 Intensitas Pola Komunikasi Massa Pesantren Salafiyah Al Munwar BaniAmin

Dimensi Rata-rata kegiatankomunikasi massa yang dilakukan Kyai dan

Ustadz/hari

Total

Kyai UstadzTempat 4 2 6Massa (Orang) 300 150 450

Pola komunikasi massa Pesantren Salafiyah membentuk hubungan sosialsebagai modal sosial dari ikatan-ikatan sosial dan budaya. Kyai berperanmengembangkan sebuah sikap sosial dan pengaruh sosial, serta peluangnya. Kyaisebagai aktor dalam hal ini dilihat sebagai agent yang sangat aktif. Modal sosialdalam pola komunikasi massa Pesantren Salafiyah mencerminkan variasi kesuksesanfungsi dari ikatan sosial dalam kerangka difusi dan pengaruh sosial yang mencobamenjelaskan masalah homogenitas dalam sikap aktor, keyakinan, dan praktek-prakteknya. Hubungan sosial selanjutnya menjadi modal struktural. Pada levelaktor, modal sosial memusatkan perhatiannya pada manfaat bagi aktor baik dalam halmenduduki posisi sentral dalam jaringan atau memiliki sebuah ego-networkdengan sebuah struktur tertentu. Aktor secara khas dilihat sebagai agent yang aktifdan rasional.

63

Selain itu, hubungan sosial juga sebagai akses sumberdaya. KesuksesanKyai adalah sebuah fungsi dari kualitas dan kuantitas sumberdaya yang dikontrololeh alter-alter si aktor. Ikatan-ikatan yang dimiliki ego dengan para alternya adalahberupa pipa penyalur (conduits) melalui mana ego dapat mengakses sumberdaya itu.Jenis-jenis ikatan yang berbeda memiliki kapasitas-kapasitas yang berbeda untukmengekstrak atau menyuling sumberdaya-sumberdaya. Sebagaimana halnya denganmodal struktural, para aktor secara khas, dilihat secara implisit sebagai agen yangaktif, rasional dan yang berpengaruh, membentuk ikatan-ikatan sosial untukmencapai tujuan-tujuannya.

Hubungan sosial yang yang terwujud di dalam komunikasi massa, Kyai berperanmemenuhi kebutuhan atau persoalan yang dihadapi masyarakat dan aturan-hukum-norma yang berlaku, bisa diperoleh secara lebih tepat. Selanjutnya, denganteridentifisikannya kebutuhan dan persoalan yang dihadapi masyarakat serta aturan-hukum-normanya, Kyai Salafiyah dapat mengelolanya (memformulasikan) menjadi"bahan/materi" Tausyiah sehingga menjadi relatif lebih mudah diterima danmendapat dukungan respon masyarakat secara baik. Hal ini didukung oleh sikapKyai sendiri yang menselaraskan antara sikap dan perkataan, suatu sikap yang jarangditemui di kepemimpinan pemerintahan.

Jaringan-jaringan sosial yang terwujud dalam masyarakat oleh PesantrenSalafiyah digunakan sebagai saluran komunikasi untuk mensosialisasikan(mempengaruhi, menanamkan, merubah mindset) isi pesan tausyiah yangditawarkan menjadi kontrol, monitoring dan koordinasi terhadap fluktuasi sosialyang terjadi dalam masyarakat, seperti pemanfaatan jaringan komunikasi massa. Polakomunikasi pengumpulan massa dalam Pesantren Salafiyah biasanya terkait denganmobilisasi acara-acara keagamaan, seperti istighotsah dalam rangka berdoa untukkeselamatan atas suatu persoalan atau peresmian acara tertentu, seperti istighotsahperesmian Majelis Pesantren Salafiyah yang dihadiri sekitar 6.000 orang, istighotsahpelantikan NU Kota Serang, dihadiri sekitar 3.500 orang. Acara Panjang Mulud yangsetiap tahunnya dihadiri lebih dari 10.000 orang pada peringatan acara yangbersamaan namun terpisah di tempat masing-masing.

Gambar 6.10 Pengorganisasian Massa Istighotsah Nahdatul Ulama melalui PesantrenSalafiyah medio Oktober 2012 yang dihadiri lebih dari 6.000 orang

64

Gambar 6.11 Pengorganisasian Kyai se-Banten dan massa dalam istighotsah dandeklarasi Majelis Pesantren Salafiyah, Mei 2011, menghadirkan lebihdari 4.000 orang.

Pola Komunikasi Organisasi Ponpes SalafyahAl Munawar Bani Amin

Dalam pola komunikasi organisasi Pesantren Salafiyah semua terpusat padaKyai sebagai sentral pemangku semua aspek kebijakan organisasi baik secara topdown mau secara bottom up, seperti gambar berikut ini:

Gambar 6.12 Pola Dasar Komunikasi Organisasi Pesantren Salafiyah Al-MunawarBani Amin

Kyai

Ustadz

Santri

Masyarakat

65

Pada struktur komunikasi organisasi, aliran komunikasi yang terjadimelingkupi semua kebutuhan siapa berbicara kepada siapa akan sangat tergantungpada konteks persoalannya. Artinya tidak terjadi dikotomi antara Kyai sebagai sentralkomunikasi dengan segenap komunikator lainnya dengan pola yang berbeda sepertigambar dibawah ini.

Gambar 6.13 Struktur Komunikasi Pesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Kyai mengayomi setiap struktur komunikasi antara pola penyebaran informasidua arah antara Ustadz dan santri mau kepada salah satu pihak saja. Termasukstruktur komunikasi dimana Kyai membawahi Ustadz maupun santri dalam hubungansemua informasi dapat di akses kesemua pihak.

Dari struktur komunikasi Pesantren Salafiyah Salafiyah Al-Munawar BaniAmin dapat dikaji Pentad Analysisnya sebagai berikut:

Tabel 6.10 Kajian Pentad Analysis Pola Komunikasi dan Struktur OrganisasiPesantren Salafiyah Al-Munawar Bani Amin

Teori KajianScene Pola komunikasi oragnisasi dan struktur di dalamnya baik yang

berlangsung secara top down atau bottom up antara Kyai, Ustadz,Santri dan masyarakat mau sebaliknya, Kyai memegang perananpenting dalam struktur mau pola komunkasi tersebut.

Agent Kyai menjadi sentral dari komunikasi organisasi mau strukturkomunikasi yang terjadi

Act Kebijaksanaan dan kewibawaan Kyai menjadi karakter danpemikiran utama dari arus pola komunikasi ditingkat organisasi maustruktur kmunikasinya

Agency Instrumen Kyai dan keluarga KyaiPurpose Keterbukaan informasi dalam etika dan tatanan komunikasi pesantren

KyaiUstadz Santri

Kyai

Ustadz Santri