42
Sosiologi FISIP UMRAH 2017 | 1 POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Oleh META JULIANA NIM. 110569201022 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

  • Upload
    lyque

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 1

POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK

DI TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

META JULIANA

NIM. 110569201022

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 2

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertandatangan di bawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang

disebut di bawah ini :

Nama : META JULIANA

NIM : 110569201022

Jurusan/Prodi : Sosiologi

Alamat : Perum. Taman Harapan Indah Blok C No. 37 KM. 9

Tanjungpinang

Nomor HP : 082174569349

Email : [email protected]

Judul Naskah : Pola Asuh Orangtua Tunarungu Pada Anak di Tanjungpinang

Menyatakan bahwa Naskah Publikasi tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis

naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 04 Agustus 2017

Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I

EMMY SOLINA, M.Si.

NIDN. 1020118401

Dosen Pembimbing II

TRI SAMNUZULSARI, S.Sos., M.A.

NIP. 198406182014042001

Page 3: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 3

ABSTRAK

POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK

DI TANJUNGPINANG

META JULIANA

[email protected]

Program Studi Sosiologi, Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Pola asuh orangtua merupakan suatu tindakan atau cara yang diterapkan oleh

orangtua dalam mendidik dan mengasuh anak. Pola asuh orangtua juga merupakan

interaksi yang dilakukan orangtua kepada anak dengan menggunakan tindakan dan

komunikasi yang baik. Beberapa orangtua ada yang mengalami ketidaksempurnaan fisik

sehingga mengalami keterbatasan dalam mengasuh anak seperti orangtua tunarungu yang

mengalami kelainan pendengaran. Dengan demikian, orangtua tunarungu akan

mengalami kesulitan dalam berkomunikasi pada anak maupun orang lain. Pola asuh

orangtua tunarungu dalam mendidik dan mengasuh anak merupakan hal yang menarik

untuk diteliti. Penelitian dengan judul “Pola Asuh Orangtua Tunarungu Pada Anak di

Tanjungpinang”, memiliki rumusan masalah bagaimana pola asuh orangtua tunarungu

pada anak di Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pola asuh orangtua tunarungu pada anak.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun sumber data yang digunakan adalah

data-data primer dan sekunder. Data akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola asuh orangtua.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa di awal

menjalin komunikasi dengan anak, orangtua tunarungu mendapat kesulitan dalam

berbahasa kepada anak. Dengan keterbatasan yang dimiliki, orangtua tunarungu tetap

mengupayakan menjalin kumunikasi yang baik dengan anak seperti menggunakan bahasa

tubuh maupun tindakan. Menjaga kedekatan dengan anak, menciptakan kehangatan,

selalu ada untuk anak ketika anak mengalami masalah dalam hidupnya dan menghargai

pendapat anak merupakan cara yang dilakukan orangtua tunarungu dalam mengasuh dan

mendidik anak. Dengan demikian, bentuk sikap dan tindakan orangtua tunarungu dalam

mengasuh anak dapat terjalin dengan baik.

Kata kunci : pola asuh, orangtua tunarungu, anak

Page 4: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 4

ABSTRACT

POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK

DI TANJUNGPINANG

META JULIANA

[email protected]

Program Studi Sosiologi, Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Parents parenting is an action or a way that is applied by parents in educating and

nurturing children. Parents parenting is also an interaction that parents make to children

by using good actions and communication. Some parents are experiencing physical

imperfections that experience limitations in parenting such as deaf parents who have

hearing problems. Thus, deaf parents will have difficulty in communicating to children

and others. Parenting patterns of deaf parents in educating and raising children is an

interesting thing to be studied. The research titled " Parenting Patterns of Deaf Parents on

Children at Tanjungpinang", has a formulation of the problem of how the parenting of the

deaf parents in Tanjungpinang. The purpose of this study is to know and get a clear picture

of parenting patterns of deaf parents in children.

This research uses qualitative method. Qualitative research method is a research

procedure that produces descriptive data in the form of words, writing or oral from the

people and observed behavior. The data source used are primary and secondary data. The

data will be analyzed by descriptive analysis method. The theoretical basis used in this

research is parents parenting theory.

Based on data analysis done, it can be concluded that at the beginning of

communication with children, deaf parents get difficulty in speaking to children. With the

limitations that are owned, deaf parents still seek to establish good communication with

children such as using body language or action. Keeping close to the child, creating

warmth, is always there for the child when the child has problems in his life and respecting

the child's opinion is the way that deaf parents do in parenting and educating children.

Thus, the form of deaf parents attitude and actions in parenting can be well established.

Key Words : parenting, deaf parents, child

Page 5: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 5

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keluarga mempunyai peranan yang

sangat penting dalam pembentukan

kepribadian seseorang dan memberikan

dasar pembentukan tingkah laku, watak,

moral dan pendidikan anak serta

perkembangan fisik dan mental anak

karena dengan orangtua anak pertama

kali berinteraksi di masyarakat (Kartono,

1995:25). Peran sosial dalam setiap

keluarga berbeda-beda, salah satunya

peran orangtua dalam mengasuh anak

yang menjadi tanggung jawab terpenting

bagi perkembangan sikap dan mental

anak dengan cara merawat dan

membimbing anak dengan baik dan

penuh perhatian.

Pola asuh orangtua yaitu cara-cara

orangtua dalam mengasuh, mendidik

anak, dari pola asuh yang diberikan inilah

dapat mempengaruhi perkembangan diri

pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh

merupakan suatu tindakan yang diambil

dan diterapkan oleh orangtua dalam

keluarga dalam mendidik anak dan

merupakan cara orangtua dalam

memperlakukan anak.

Setiap orangtua pasti memiliki

harapan agar anak-anaknya menjadi

manusia yang pandai, cerdas, berakhlak

dan berguna bagi semua orang. Namun

dalam kenyataannya tidak semua

manusia yang ada didunia ini terlahir

sebagai manusia normal. Ada manusia

yang sejak lahir mengalami keterbatasan

atau pada masa pertumbuhan mengalami

kecacatan atau ketunaan secara fisik.

Ketidaksempurnaan ini dapat menjadi

masalah bagi setiap orang yang

mengalaminya terutama bagi orangtua

yang memiliki keterbatasan ini dalam

mengasuh dan mendidik anak.

Keterbatasan dalam pendengaran

atau tunarungu akan sulit mengerti

konsep bahasa. Konsep bahasa ini

Page 6: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 6

merupakan inti dari proses komunikasi.

Dengan demikian dapat dipertegas bahwa

mereka yang tunarungu mengalami

hambatan dalam berkomunikasi dengan

orang lain yang disebabkan karena

pengaruh ketunarunguan.

Penyandang tunarungu juga

memilki kebutuhan yang sama seperti

manusia normal lainnya, mereka juga

mempunyai kebutuhan untuk menikah,

berumah tangga dan mendapatkan

keturunan. Namun, dengan

ketunarunguan yang mereka alami

mengakibatkan beberapa keterbatasan

antara lain keterbatasan memperoleh

informasi dan mengontrol lingkungan.

Jika mereka menjadi orangtua maka

kemungkinan akan memiliki keterbatasan

dan kesulitan berinteraksi dalam

mengasuh dan mendidik anak.

Orangtua yang mengalami

keterbatasan atau tunarungu dalam hal ini

tentu saja mempunyai suatu pola ataupun

cara tertentu dalam mendidik dan

mengasuh anak mereka. Dari

keterbatasan dan kesulitan yang dimiliki

orangtua tunarungu ini dalam berinteraksi

mengasuh anak. Peneliti memiliki

ketertarikan pada beberapa orangtua

tunarungu yang peneliti temui di kota

Tanjungpinang ini dikarenakan mereka

cenderung mampu berkomunikasi

dengan anak dalam mengasuh dan

mendidik anaknya. Hal ini dibuktikan

dengan adanya interaksi yang baik antara

orangtua dengan anak melalui bahasa

isyarat. Seperti pada salah satu keluarga

tunarungu yang ditemui yang memiliki

keterbatasan fisik yaitu di

Tanjungpinang. Menurut data dari dinas

sosial dan tenaga kerja kota

Tanjungpinang bahwa penyandang

disabilitas yang terdata dikota

Tanjungpinang berjumlah 547 orang dari

empat kecamatan dan 18 kelurahan yang

ada di Tanjungpinang.

Page 7: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 7

Peran orangtua tidak terlepas dari

pola asuh yang diterapkan orangtua

dalam keluarga, dan dukungan orangtua

dalam setiap perkembangan anak. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang pola asuh orangtua tunarungu

pada anak karena peneliti ingin

mengetahui pola asuh yang diterapkan

oleh orangtua khususnya orangtua

tunarungu. Yang dimaksud pola asuh

dalam penelitian ini yaitu cara atau pola

yang digunakan atau diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari terhadap anak.

Cara tersebut meliputi cara mengasuh,

membina, mengarahkan, membimbing

dan memimpin anak. Pola ini tentu saja

dalam setiap keluarga mempunyai pola

yang berbeda antara satu keluarga dengan

keluarga yang lainnya. Berdasarkan latar

belakang di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pola Asuh Orangtua Tunarungu

Pada Anak di Tanjungpinang”.

Berdasarkan latar belakang diatas,

penulis merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut: “Bagaimana pola asuh

orangtua tunarungu pada anak di

Tanjungpinang?”.

Adapun yang diharapkan menjadi

tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahuai dan mendapatkan gambaran

yang jelas mengenai pola asuh orangtua

tunarungu pada anak.

Adapun yang diharapkan dapat

menjadi manfaat pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

Diharapkan dari penelitian ini dapat

memberikan informasi dan sumbangan

kepada peneliti lain sebagai bahan

perbandingan referensi dalam meneliti

masalah yang mirip dengan penelitian ini

terutama dalam bidang ilmu Sosiologi.

b. Secara Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat

memberi pandangan mengenai

Page 8: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 8

interaksi orangtua tunarungu pada

anak.

2) Penelitian ini diharapkan dapat

memperoleh pemahaman yang baik

mengenai interaksi orangtua

tunarungu pada anak.

Agar lebih memudahkan

pemahaman penulis dalam pengertian-

pengertian ini dan juga agar tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda

terhadap konsep-konsep yang ada, maka

adapun konsep operasional dari

penelitian ini yaitu :

a. Pola Asuh

Pola asuh orangtua merupakan

suatu keseluruhan interaksi antara

orangtua dengan anak, di mana orangtua

bermaksud menstimulasi anaknya dengan

mengubah tingkah laku, pengetahuan

serta nilai-nilai yang dianggap paling

tepat oleh orangtua, agar anak dapat

mandiri, tumbuh dan berkembang secara

sehat dan optimal walaupun orangtua

anak dengan kondisi terbatas.

Istilah pola pengasuhan

mengemukakan bahwa aspek-aspek pola

pengasuhan orangtua adalah:

1) Komunikasi orangtua dan anak.

2) Disiplin yang diterapkan dengan

fungsi sebagai pedoman dalam

melakukan penilaian terhadap

tingkah laku anak.

3) Pengawasan (kontrol), yaitu usaha

orangtua untuk mengawasi dan

mempengaruhi kegiatan anak.

b. Tunarungu

Orangtua tunarungu secara umum

memiliki kesulitan yang sangat besar

dalam berinteraksi untuk mengasuh atau

mendidik anak karena mereka tidak bisa

berkomunikasi dengan baik (tidak bisa

mendengar dan juga tidak bisa bicara).

Oleh karena itu, orangtua yang

menyandang disabilitas (tunarungu) tetap

dituntut untuk mengasuh anak mereka

Page 9: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 9

sebagai konsekuensi tanggung jawabnya

selaku orangtua.

2. Tinjauan Pustaka

a. Pola Asuh Orangtua

Orangtua merupakan sosok yang

pertama kali dikenal oleh anak dan

orangtua memberikan tanggapan atas apa

yang dilakukan oleh anak mengenai sisi

positif atau negatif yang dilakukannya.

Gunarsa (2000:44) mengemukakan

bahwa pola asuh tidak lain merupakan

metode atau cara yang dipilih pendidik

dalam mendidik anak-anaknya yang

meliputi bagaimana pendidik

memperlakukan anak didiknya. Jadi yang

dimaksud pendidik adalah orangtua

terutama ayah dan ibu atau wali.

Pola asuh orangtua akan

mempengaruhi perkembangan jiwa anak.

Pola asuh orangtua tidak lain merupakan

metode atau cara yang dipilih orang

dalam mendidik anak-anaknya,

merupakan cara bagaimana orangtua

memperlakukan anak-anak mereka.

Casmini dalam Palupi, (2007:3)

menyebutkan bahwa pola asuh sendiri

memiliki definisi bagaimana orang tua

memperlakukan anak, mendidik,

membimbing dan mendisiplinkan serta

melindungi anak dalam mencapai proses

kedewasaan, hingga kepada upaya

pembentukan norma-norma yang

diharapkan oleh masyarakat pada

umumnya. Hetherington dan Park (dalam

Santrock, 2002) menyatakan bahwa pola

asuh orangtua cenderung mengarah pada

adanya dua ukuran besar dari tingkah

laku yaitu emosi dan kontrol.

Pola asuh merupakan pola sikap

mendidik dan memberikan perlakuan

terhadap anak, Yulia Singgih D. Gunarso

mengemukakan bahwa pola asuh tidak

lain merupakan metode atau cara yang

dipilih pendidik dalam mendidik anak-

anaknya yang meliputi bagaimana

pendidik memperlakukan anak didiknya,

Page 10: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 10

yang dimaksud pendidik adalah orangtua

terutama ayah dan ibu. Secara

terminologi pola asuh orangtua adalah

cara terbaik yang ditempuh oleh orangtua

dalam mendidik anak sebagai

perwujudan dari tanggungjawab kepada

anak. Menurut Gunarsa Singgih Pola

asuh orangtua adalah sikap dan cara

orangtua dalam mempersiapkan anggota

keluarga yang lebih muda termasuk anak

supaya dapat mengambil keputusan

sendiri dan bertindak sendiri

sehinggamengalami perubahan dari

keadaan bergantung kepada orangtua

sehingga bisa berdiri sendiri dan

bertanggung jawab sendiri. Menurut

Kohn yang dikutip Chabib Thoha bahwa

pola asuh merupakan sikap orangtua

dalam berhubungan dengan anaknya.

Sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi,

antara lain dari cara orang tua memberi

peraturan pada anak, cara memberikan

hadiah dan hukuman, cara orangtua

menunjukkan otoritas dan cara orangtua

memberikan perhatian dan tanggapan

terhadap keinginan anak.

Menurut dr. Baumrind, terdapat 3

macam pola asuh orang tua yaitu

demokratis, otoriter dan permisif :

1) Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola

asuh yang memprioritaskan kepentingan

anak, akan tetapi tidak ragu dalam

mengendalikan mereka. Orangtua dengan

perilaku ini bersikap rasional, selalu

mendasari tindakannya pada rasio atau

pemikiran-pemikiran. Orangtua dengan

tipe ini juga bersikap realistis terhadap

kemampuan anak, tidak berharap yang

berlebihan yang melampaui kemampuan

anak. Orang tua tipe ini juga memberikan

kebebasan kepada anak untuk memilih

dan melakukan suatu tindakan dan

pendekatannya kepada anak bersifat

hangat. (Ira Petranto, 2005). Dengan pola

asuhan ini, anak akan mampu

Page 11: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 11

mengembangkan kontrol terhadap

prilakunya sendiri dengan hal-hal yang

dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini

mendorong anak untuk mampu berdiri

sendiri, bertanggung jawab dan yakin

terhadap dirinya sendiri.

2) Otoriter

Pola asuh ini sebaliknya cenderung

menetapkan standar yang mutlak harus

dituruti, biasanya dibarengi dengan

ancaman-ancaman misalnya, kalau tidak

mau makan, maka tidak akan diajak

bicara. Orangtua tipe ini cenderung

memaksa, memerintah dan menghukum.

Apabila anak tidak mau melakukan apa

yang dikatakan oleh orangtua, maka

orangtua dengan tipe ini tidak segan

menghukum anak. Orangtua tipe ini juga

tidak mengenal kompromi dan dalam

berkomunikasi biasanya bersifat satu arah

(Ira Petranto, 2005).

Pola asuh otoriter adalah cara

mengasuh anak yang dilakukan orangtua

dengan menentukan sendiri aturan-aturan

dan batasan-batasan yang mutlak harus

ditaati oleh anak tanpa kompromi dan

memperhitungkan keadaan anak. Serta

orangtua pula yang berkuasa dalam

menentukan segala sesuatu untuk anak

dan anak hanya sebagai objek pelaksana

saja. Jika anak-anaknya menentang atau

membantah, maka orangtua tidak segan-

segan memberikan hukuman. Jadi, dalam

hal ini kebebasan anak sangat dibatasi.

3) Permisif

Pola asuhan ini ditandai dengan

adanya kebebasan tanpa batas pada anak

untuk berperilaku sesuai dengan

keinginannya sendiri. Orangtua tidak

pernah memberi aturan dan pengarahan

kepada anak. Semua keputusan

diserahkan kepada anak tanpa

pertimbangan orangtua. Anak tidak tahu

apakah perilakunya benar atau salah

karena orangtua tidak pernah

membenarkan ataupun menyalahkan

Page 12: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 12

anak. Akibatnya anak akan berprilaku

sesuai dengan keinginanya sendiri, tidak

peduli apakah hal itu sesuai dengan

norma masyarakat atau tidak. Orangtua

cenderung tidak menegur atau

memperingatkan anak apabila anak

sedang dalam bahaya dan sangat sedikit

bimbingan yang diberikan oleh mereka,

sehingga seringkali disukai oleh anak (Ira

Petranto, 2005).

Dalam pola asuh ini, orangtua

memberi kontrol terhadap anaknya dalam

batas-batas tertentu, aturan untuk hal-hal

yang esensial saja, dengan tetap

menunjukkan dukungan, cinta dan

kehangatan kepada anaknya. Melalui

pola asuh ini anak juga dapat merasa

bebas mengungkapkan kesulitannya,

kegelisahannya kepada orangtuanya.

b. Tunarungu

Secara umum tunarungu dapat

diartikan yang tidak dapat mendengar,

tidak dapat mendengar tersebut dapat

dimungkinkan kurang dengar atau tidak

mendengar sama sekali. Secara fisik,

individu penyandang tunarungu tidak

berbeda dengan individu umumnya,

sebab orang akan mengetahui bahwa

penyandang ketunarunguan pada saat

berbicara, tunarungutersebut berbicara

tanpa suara atau dengan suara yang

kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau

bahkan tidak berbicara sama sekali,

individu tersebut hanya berisyarat.

Definisi tunarungu berasal dari dua kata

yaitu tuna yang berarti kurang dan rungu

yang berarti dengar. Istilah tunarungu

mengacu pada pengertian kurang atau

tidak dapat mendengar informasi dari

bunyi.

Berikut ini adalah beberapa

pendapat ahli yang mendefinisikan

tunarungu : Tunarungu adalah seseorang

yang mengalami gangguan pada

pendengarannya. Mereka yang

mengalami kelainan pendengaran akan

Page 13: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 13

menanggung konsekuensi yang sangat

kompleks. Mereka akan mengalami

berbagai hambatan dalam meniti

perkembangannya terutama pada aspek

berbahasa dan penyesuaian sosial.

Gangguan dalam pendengaran yang

berdampak pada hambatan berbahasa,

menjadikan hambatan pula bagi mereka

yang tunarungu dalam berinteraksi (Edja

Sadjaah, 2005:32). Selain itu Tunarungu

diartikan juga bagi mereka yang

menjalani kekurangan tetapi masih

mampu (tidak kehilangan kemampuan

berbicara (Sardjono,2000).

Pada lingkungan sosial masyarakat,

komunikasi verbal atau lisan adalah

bentuk komunikasi yang paling sering

dilakukan.Sedangkan pada kasus

penyandang tunarungu, komunikasi

verbal adalah sesuatu yang sulit. Dengan

kata lain bahwa mereka yang mempunyai

gangguan pendengaran sebagai akibat

rusak pendengarannya, menjadi

terhambat potensi untuk berkembangnya

kemampuan berbahasa atau bicara

(Sardjono, 2005:247). Sebagai akibat dari

terhambatnya perkembangan bicara dan

bahasanya, tunarungu akan mengalami

kelambatan dan kesulitan dalam hal-hal

yang berhubungan dengan komunikasi.

Murni Winarsih (2007:23),

menyatakan tunarungu adalah seseorang

yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar baik

sebagian atau seluruhnya yang

diakibatkan oleh tidak berfungsinya

sebagian atau seluruh alat pendengaran,

sehingga anak tersebut tidak dapat

menggunakan alat pendengarannya

dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut

berdampak terhadap kehidupannya

secara kompleks terutama pada

kemampuan berbahasa sebagai alat

komunikasi yang sangat penting.

Gangguan mendengar yang dialami

penyandang tunarungu menyebabkan

Page 14: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 14

terhambatnya perkembangan bahasa,

karena perkembangan tersebut sangat

penting untuk berkomunikasi dengan

orang lain. Berkomunikasi dengan orang

lain membutuhkan bahasa dengan

artikulasi atau ucapan yang jelas sehingga

pesan yang akan disampaikan dapat

tersampaikan dengan baik dan

mempunyai satu makna, sehingga tidak

ada salah tafsir makna yang

dikomunikasikan.

Menurut Moores (Hallahan dan

Kauffman, 2006), defenisi dari

ketunarunguan adalah kondisi dimana

individu tidak mampu mendengar dan hal

ini tampak dalam wicara atau bunyi-

bunyian lain, baik dalam derajat frekuensi

dan intensitas. Hallahan dan Kauffman

(2006) membedakan antara ketulian

dengan gangguan pendengaran. Orang

yang tuli adalah mereka yang mengalami

ketidakmampuan dalam mendengar

sehingga menghambat keberhasilan

memproses informasi bahasa melalui

pendengaran, dengan maupun tanpa alat

bantu dengar. Sementara itu, orang yang

secara umum sulit untuk mendengar,

dengan bantuan alat bantu dengar, masih

memiliki kemampuan mendengar yang

cukup untuk memproses informasi

bahasa melalui pendengaran.

Penyandang tunarungu dalam

proses pemahaman akan terlambat karena

informasi yang diterima tidak sebanyak

informasi yang diterima oleh orang yang

mendengar pada umumnya. Informasi

yang didapatkan penyandang tunarungu

akan menjadi tidak bermakna apa-apa

jika mereka tidak memahami apa maksud

dari informasi tersebut. Informasi yang

disampaikan harus dikongkritkan sesuai

dengan bahasa yang sudah mereka

mengerti sehingga penyandandang

tunarungu maupun orang normal ketika

berkomunikasi akan mengalami kesulitan

bahkan kesalahan dalam memahaminya.

Page 15: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 15

B. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan

penelitian kualitatif dengan penelitian

yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian

yang bertujuan menggambarkan,

menjelaskan, serta menguraikan sesuatu

fenomena yang disertai dengan bukti-

bukti dari berbagai sumber yang telah

dinarasikan dalam bentuk ilmiah.

Penelitian ini terbatas untuk

menggungkapkan suatu masalah atau

keadaan atau peristiwa sebagaimana

adanya sehingga bersifat sekedar untuk

mengungkapkan fakta. Hasil ditekankan

pada pemberian gambaran objek tentang

keadaan yang sebenarnya dari subjek

yang diteliti dan dapat memberikan

gambaran tentang pola orangtua

tunarungu dalam mengasuh anak di

Tanjungpinang.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai pola asuh

orangtua tunarungu terhadap anak

berlokasi di Kota Tanjungpinang. Pada

penelitian ini penulis memfokuskan

Kecamatan Tanjungpinang Barat sebagai

lokasi penelitian. Adapun alasan penulis

memilih lokasi tersebut dikarenakan di

Kecamatan Tanjungpinang Barat

memiliki penyandang tunarungu lebih

banyak dibandingkan dengan daerah

Tanjungpinang lainnya.

2. Populasi dan Sampel

Sesuai dengan jenis penelitian yaitu

penelitian kualitatif dan dikarenakan

penelitian ini bersifat deskriptif sehingga

penulis menggunakan informan. Sampel

dalam penelitian kualitatif dinamakan

informan (Sugiyono 50:2010). Informan

adalah orang yang memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar belakang

penelitian.

Teknik yang digunakan untuk

menentukan informan kunci (key

informan) dilakukan secara sengaja yaitu

(purposive) sesuai dengan fokus

Page 16: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 16

penelitian. Penentuan informan dalam

penelitian ini digunakan secara purposive

sampling yakni teknik pengambilan

sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu, misalnya orang

tersebut dianggap paling tahu tentang apa

yang diharapkan peneliti, atau mungkin

dia merupakan penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti dalam menjelajahi

obyek dan situasi sosial yang diteliti

(Sugiyono. 2011: 68).

Adapun kriteria informan yaitu

orangtua tunarungu, yang dimaksud

dalam penelitian ini yaitu:

a. Orangtua tunarungu,

b. Anak yang memiliki orangtua

tunarungu usia sekolah 7-17 tahun,

c. Masyarakat yaitu tetangga sekitar

rumah penyandang tunarungu.

Kriteria ketiga ini merupakan satu

kesatuan yang saling terkait untuk di

beberapa orang, namun dengan kesulitan

orangtua tunarungu tetap dituntut agar

bisa dengan baik dalam mengasuh dan

mendidik anak-anaknya, agar anaknya

bisa menjadi generasi yang baik dimasa

mendatang

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber

data yang diperoleh langsung melalui

sumber asli atau informan (tidak

melalui perantara). Data primer dapat

berupa opini subjek (orang) secara

kelompok ataupun individual, hasil

observasi terhadap suatu benda (fisik),

kejadian atau keinginan, dan hasil

pengujian. Metode yang digunakan

untuk mendapatkan data primer yaitu:

metode survei, metode observasi,

menulis, bertanya jawab secara tatap

muka dengan responden langsung

dilapangan tempat penelitian dalam

hal ini keluarga yang memiliki

orangtua tunarungu untuk

memperoleh gambaran tentang

Page 17: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 17

bagaimana pola asuh orangtua

tunarungu pada anak. Data primer

didapat melalui observasi dan

wawancara berkaitan dengan masalah

yang diteliti pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Primer

Subjek Penelitian Level Analogi

Orangtua Tunarungu

- Bagaimana pola asuh orangtua tunarungu

kepada anak.

- Bagaimana orangtua tunarungu memenuhi

kebutuhan anak.

Anak

- Bagaimana anak berkomunikasi dengan

orangtua.

- Bagaimana persepsi anak terhadap orangtua

tunarungu.

- Bagaimana anak menerima kondisi orangtua.

Masyarakat

- Bagaimana adaptasi orangtua tunarungu.

- Bagaimana respon masyarakat terhadap

mereka (orangtua tunarungu).

Dinas Sosial - Data disabilitas Kota Tanjungpinang.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber

data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui

perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan, atau laporan

historis yang telah tersusun dalam

arsip (data documenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan. Sumber lain data

sekunder adalah dokumen, literatur,

jurnal ilmiah dan buku-buku

Page 18: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 18

kepustakaan yang berhubungan

dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data

yang relevan. Teknik pengumpulan data

yang digunakan penulis yaitu melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Secara umum, pengertian observasi

atau pengamatan merupakan suatu teknik

atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang berlangsung. Sugiyono

(2011:166) mengemukakan bahwa

“teknik observasi merupakan suatu

proses yang kompleks atau sulit, yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan

proses psikologis diantaranya yang

terpenting adalah pengamatan dan

ingatan”. Dalam penelitian ini teknik

observasi digunakan untuk

mengumpulkan data tentang gambaran

umum obyek penelitian.

b. Wawancara

Menurut Sugiyono (2011:194),

wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti akan

melaksanakan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden atau

informan utama dan informan penunjang

yang lebih mendalam dan jumlah

responden sedikit atau kecil. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan

melalui komunikasi langsung tanya

jawab antara peneliti dengan responden.

Teknik ini dilakukan secara bebas dan

terbuka dalam penyampaian informasi

dan pemberian data yang sesungguhnya.

Wawancara dilakukan dengan

menggunakan pedoman wawancara yang

telah ditentukan dengan mengajukan

Page 19: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 19

pertanyaan langsung oleh pewawancara

kepada informan, dan jawaban informan

dicatat atau direkam (Iqbal Hasan,

2002:59). Dalam penelitian ini beberapa

informan tidak bisa menggunakan bahasa

verbal sehingga penulis menggunakan

bantuan seorang guru SLB (Sekolah Luar

Biasa) Negeri Kota Tanjungpinang untuk

menyampaikan pedoman wawancara

kepada beberapa informan tersebut dan

menyampaikan hasil wawancara kepada

penulis. Untuk beberapa informan yang

dapat menggunakan bahasa verbal maka

penulis secara langsung melakukan

wawancara dan mencatat hasil

wawancara.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini

berupa foto dan data terkait yang akan

menjadi data pendukung dan lampiran

pada penelitian ini. Misalnya foto atau

gambar para orangtua tunarungu beserta

anak mereka yang ada di Tanjungpinang

terutama di Tanjungpinang Barat yang

sedang melakukan aktifitas sehari-hari

mereka yang berkaitan dengan pola asuh

orangtua tunarungu pada anak.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data bukan hanya

merupakan tindak lanjut logis dari

pengumpulan data, tetapi juga merupakan

proses yang tidak terpisahkan dengan

pengumpulan data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu informan kunci

hasil wawancara, dari hasil pengamatan

yang tercatat dalam berkas di lapangan,

dan dari hasil studi dokumentasi

(Moleong, 2002:62). Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini

berlangsung bersamaan dengan

pengumpulan data. Maka langkah-

langkah yang ditempuh yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum,

memilih hal-hal yang pokok,

Page 20: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 20

memfokuskan pada hal-hal yang penting,

pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaaan dan tranformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan

dan tertulis di lapangan dengan tujuan

untuk memudahkan pemahaman terhadap

data yang terkumpul. Mengumpulkan

data dari hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi, kemudian dipilih dan

dikelompokkan berdasarkan kemiripan

data. Data yang telah dikategorikan

tersebut diorganisir sebagai bahan

penyajian data.

b. Penyajian Data

Penyajian data yaitu proses

penyajian data dengan teks yang bersifat

deskriptif yang menjelaskan penemuan

penelitian. Selain menyajikan data

dengan teks yang bersifat deskriptif,

dapat juga berupa tabel maupun gambar.

Penyajian data juga merupakan

sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambislan tindakan.

Dengan demikian, kemungkinan dapat

mempermudah gambaran seluruhnya

atau bagian tertentu dari aspek yang

diteliti. Dengan demikian kemungkinan

dapat mempermudah gambaran

seluruhnya atau bagian tertentu dari

aspek yang diteliti. Penyajian data dalam

penelitian ini diperoleh melalui

wawancara mendalam, observasi dan

analisis dokumen. Adapun penyajian data

untuk mengetahui bagaimana pola asuh

orangtua penyandang tunarungu dalam

mengasuh anak-anaknya.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan

rangkaian pengolahan data yang berupa

gejala kasus yang terdapat dilapangan.

Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada

pemahaman terhadap data yang telah

disajikan dan dibuat dalam pernyataan

singkat dan mudah dipahami dengan

mengacu pada pokok permasalahan yang

Page 21: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 21

diteliti. Dengan demikian dalam

penelitian ini pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan sebagai suatu yang terkait

pada saat sebelum dan sesudah

pengumpulan data.

C. GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

1. Penyandang Disabilitas di

Tanjungpinang

Pada dasarnya, penyandang

disabilitas membutuhkan intervensi agar

bisa menjalankan hidup yang normal dan

layak serta menjalankan fungsinya

sebagai anggota masyarakat. Namun di

sisi lain mereka juga ingin diperlakukan

sebagai individu yang setara dan mandiri,

tanpa harus mengundang belas kasihan

yang berlebihan. Tetapi pada

kenyataannya mereka justru

mendapatkan perlakuan berbeda dari

masyarakat. Umumnya masyarakat

menghindari kaum disabilitas dari

kehidupan mereka, karena mereka tidak

ingin mendapatkan efek negatif dari

kemunculan kaum disabilitas dalam

kehidupan mereka seperti sumber aib,

dikucilkan dalam pergaulan, dan

permasalahan lainnya.

Upaya pemerintah dalam

melindungi kehidupan disabilitas sudah

tertuang dalam berbagai peraturan

perundang-undangan yang ada. Salah

satu kota yang terdapat warga

masyarakatnya mengalami disabilitas

yaitu Tanjungpinang. Menurut data dari

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kota

Tanjungpinang bahwa penyandang

disabilitas yang terdata dikota

Tanjungpinang berjumlah 547orang dari

4 kecamatan dan 18 kelurahan yang ada

di Tanjungpinang, dapat dilihat lebih

lengkap pada Tabel 2.

Page 22: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 22

Tabel 2. Data Disabilitas Di Tanjungpinang

Bagi tunarungu yang mengalami

hambatan dalam pendengaran perlu

diperhatikan dari ketunarunguan yaitu

hambatan data berkomunikasi, sedangkan

komunikasi merupakan hal yang sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan mendengar dari individu

yang satu berbeda dengan individu

lainnya. Apabila kemampuan mendengar

dari sesorang ternyata sama dengan

kebanyakan orang, berarti pendengaran

anak tersebut dapat dikatakan normal.

Pernyataan di atas menggambarkan

bahwa kemampuan komunikasi secara

umum terutama melalui bahasa verbal

bagi penyandang tunarungumenjadi

Kecamatan Kelurahan

Jenis Kecacatan Per-

sentase

(%) Tuna-

Netra

Tuna-

Grahita

Tuna-

Rungu

Tuna-

daksa

Cacat

berat

Tanjungpinang Tanjungpinang Kota 5 9 - 4 1 3.5

Kota Senggarang 4 6 2 9 1 4.0

Kampung Bugis 7 18 1 16 2 8.0

Penyengat - - - - - 0.0

Tanjungpinang Kampung Baru 10 19 6 7 - 7.7

Barat Tanjungpinang Barat 15 20 1 16 - 9.5

Bukit Cermin 7 9 4 4 - 4.4

Kamboja 8 16 5 9 2 7.3

Bukit Bestari Tanjung Unggat 10 38 5 29 1 15.2

Tanjungpinang Timur 6 6 3 5 2 4.0

Tanjung Ayun Sakti 6 9 3 8 2 5.1

Seijang 7 11 1 7 1 4.9

Dompak 3 3 - 4 - 1.8

Tanjungpinang Kampung Bulang 9 8 2 9 2 5.5

Timur Melayu Kota Piring 8 7 7 5 2 5.3

Air Raja 6 8 3 6 1 4.4

Batu Sembilan 6 9 2 5 2 4.4

Kijang Kencana 7 9 - 7 4 4.9

Jumlah 124 205 45 150 23 100

Sumber: Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang 2016 Total 547 100

Page 23: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 23

terhambat karena mereka memiliki

gangguan untuk menangkap gelombang

suara. Hal ini dapat menghambat

perkembangan sosial mereka karena

minimnya penguasaan bahasa. Minimnya

penguasaan bahasa ini membuat mereka

tidak dapat berkomunikasi dengan baik

dalam proses interaksi sosialnya.

2. Penyandang Tunarungu di

Tanjungpinang

Cara atau metode yang digunakan

dalam mendidik dan membina anak

sangat berpengaruh pada diri anak.

Orangtua yang mengalami kemampuan

yang berbeda atau tunarungu juga akan

mendidik dan membina anak-anaknya

agar menjadi individu yang baik di

kemudian hari. Maka dari itu, orangtua

yang menyandang disabilitas (tunarungu)

tetap dituntut untuk dapat mengasuh anak

mereka sebagai konsekuensi

tanggungjawabnya selaku orangtua.

Orangtua tunarungu tentu saja

mempunyai suatu pola ataupun cara

tertentu dalam mendidik dan mengasuh

anak-anak mereka. Meskipun mereka

tidak terlahir dengan kondisi normal

seperti manusia lainnya.

Hal kemudian yang menjadi

masalah ketika mendapati keluarga yang

memiliki orangtua tunarungu karena

untuk berkomunikasi dengan anak saja

mereka tidak bisa sebagaimana orangtua

normal lainnya dan secara otomatis

orangtua tunarungu ini juga akan

mengalami kesulitan dalam memahami

apa yang anak butuhkan dalam

perkembangan hidup anak dan masa

depan anak. Hal inilah yang dapat dilihat

pada beberapa orangtua tunarungu yang

ada di Tanjungpinang. Adapun data

lengkap penyandang tunarungu di

Tanjungpinang seperti pada Tabel 3.

Page 24: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 24

Tabel 3. Data Penyandang Tunarungu di Tanjungpinang

No Kecamatan Kelurahan LK PR Jumlah Persentase (%)

1 Tanjungpinang

Kota

Tanjungpinang Kota - - - 0.0

Senggarang 2 - 2 4.4

Penyengat - - - 0.0

Kampung Bugis - 1 1 2.2

2 Tanjungpinang

Barat

Kampung Baru 3 3 6 13.3

Tanjungpinang Barat 1 - 1 2.2

Bukit Cermin 2 2 4 8.9

Kamboja 1 4 5 11.1

3 Bukit Bestari

Tanjung Unggat 2 3 5 11.1

Tanjungpinang Timur 2 1 3 6.7

Tanjung Ayun Sakti 1 2 3 6.7

Sungai Jang - 1 1 2.2

Dompak - - - 0.0

4 Tanjungpinang

Timur

Kampung Bulang - 2 2 4.4

Melayu Kota Piring 2 5 7 15.6

Air Raja 1 2 3 6.7

Batu Sembilan - 2 2 4.4

Pinang Kencana - - - 0.0

Total 45 100

Sumber: Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang 2016

Berdasarkan tabel diatas

penyandang tunarungu di Tanjungpinang

berjumlah 45 orang, fokus dalam

penelitian ini penulis mengambil

penyandang tunarungu. Dari keterbatasan

dan kesulitan yang dimiliki orangtua

tunarungu ini dalam berinteraksi

mengasuh dan mendiddik anak, peneliti

memiliki ketertarikan pada beberapa

orangtua tunarungu yang peneliti temui

dikarenakanmereka cenderung mampu

berkomunikasi dengan anak dalam

mengasuh dan mendidik anaknya.Hal ini

dibuktikan dengan adanya interaksi yang

baik antara orangtua dengan anak melalui

bahasa isyarat.Seperti pada salah satu

keluarga tunarungu yang ditemui di

Tanjungpinang.

Page 25: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 25

3. Pendidikan Tunarungu di

Tanjungpinang

Untuk memenuhi kebutuhan akan

pendidikan maka setiap individu

memerlukan pendidikan melalui proses

belajar, dalam proses tersebut muncul

pengaruh yang dapat membawa

perubahan sikap atas individu yang

dipengaruhinya. Seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi menuntut setiap orang untuk

membekali dirinya lebih baik sehingga

mampu membekali diri dengan

perkembangan yang ada. Salah satu cara

untuk membekali diri adalah dengan

pendidikan, baik formal maupun

nonformal.

Para penyandang tunarungu

memerlukan pendidikan khusus untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa

dan berbicara, sehingga mereka

dapatmeminimalisir dampak dari

ketunarunguan yang dialaminya. Cara

orangtua tunarungu dalam berinteraksi

dengan anak yang tujuannya memberikan

penjagaan, perawatan, pendidikan, dan

pembimbingan serta perlindungan yang

diberikan dalam intensitas waktu yang

cukup konstan dengan maksud

mengarahkan anak sesuai dengan tujuan

yang diharapkan orangtua. Pendidikan

yang dimiliki orangtua tunarungudengan

anak normal akan berdampak pada proses

tumbuh kembang anak serta sosialisasi di

lingkungan masyarakat.

Menurut Tafsir (2002:8)

menyatakan bahwa orangtua adalah

pendidik utama dan pertama dalam hal

penanaman keimanan bagi anak, disebut

pendidik utama, karena besar sekali

pengaruhnya. Disebut pendidik pertama,

karena orangtua merupakan sosok yang

pertama mendidik anaknya. Sekolah,

pesantren, dan guru agama yang

diundang kerumah adalah institusi

pendidikan dan orang yang sekedar

Page 26: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 26

membantu orangtua. Pandangan terhadap

pengaruh penanaman keagamaan anak

ketika mereka dalam masa mencari ilmu

pengetahuan baik formal maupun

nonformal tidak terlepas dari pengaruh

keluarga tersebut, hal ini juga

berpengaruh dalam mengasuh anak.

Adapun data tingkat pendidikan

tunarungu yang ada di Tanjungpinang

pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Tingkat Pendidikan Tunarungu di Tanjungpinang

No. Kecamatan Tingkat

Pendidikan Jumlah

Persentase

(%)

1. Tanjungpinang Kota

Tidak Sekolah 2 4.4

Tidak Tamat SD - 0.0

SD 1 2.2

SMP - 0.0

SMA - 0.0

2. Tanjungpinang Barat Tidak Sekolah 4 8.9

Tidak Tamat SD 2 4.4

SD 4 8.9

SMP 2 4.4

SMA 4 8.9

3. Bukit Bestari Tidak Sekolah 3 6.7

Tidak Tamat SD 2 4.4

SD 5 11.1

SMP 1 2.2

SMA 1 2.2

4. Tanjungpinang Timur Tidak Sekolah 3 6.7

Tidak Tamat SD 2 4.4

SD 4 8.9

SMP

SMA

4 8.9

1 2.2

Total 45 100

Sumber: Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang 2016

Page 27: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 27

Berdasarkan Tabel 4. bahwa tingkat

pendidikan tunarungu yang ada di

Tanjungpinang sebanyak 45 orang. Pada

umumnya tunarungu yang ada di

Tanjungpinang tidak sekolah sebanyak

12 orang sedangkan berpendidikan

terakhir SD sebanyak 14 orang serta tidak

tamat SD sebnayak 6 orang, dan tamat

SMP sebanyak 7 orang begitupula

dengan tamat SMA sebanyak 6 orang.

Melalui pendidikan seseorang akan

memiliki pemikiran yang berbeda, dari

sejak pendidikan dasar, menengah

sampai perguruan tinggi. Begitupun

pengaruhnya pada anak yang memiliki

orangtua yang berlatar belakang

pendidikan yang berbeda mereka pasti

memiliki sikap, moral dan perilaku yang

berbeda dalam kehidupan kesehariannya.

Orangtua yang memiliki tingkat

pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-

cita yang tinggi terhadap pendidikan

anak-anaknya. Tentunya itu akan

mempengaruhi sikap dan perhatian

terhadap anaknya. Berbeda dengan

orangtua yang memiliki latar belakang

pendidikan yang rendah. Sebab kapasitas

pengetahuan yang dimiliki, sehingga

kemampuan dalam mengasuh dan juga

mendidik anak, bisa menjadi kurang baik.

D. HASIL ANALISA DATA

1. Hubungan Sosial Orangtua

Tunarungu dengan Tetangga

Pada penelitian ini ketunarunguan

yang terjadi pada para orangtua

tunarungu merupakan tidak semua

dialami sejak mereka lahir namun pada

penelitian ini mayoritas informan

mengalami tunarungu sejak mereka lahir

dan ada yang megalaminya disaat masa

pertumbuhan yang dikarenakan akibat

dari sebuah sakit yang dialami dan

kemudian memberikan dampak pada

gangguan alat pendengaran dan gangguan

dalam berbicara. Dalam realita kehidupan

sosial, kondisi fisik selalu ikut berperan

Page 28: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 28

dalam ukuran kepercayaan diri seseorang

ketika bergaul baik dengan lingkungan

masyarakat, lingkungan pendidikan,

lingkungan kerja, maupun lingkungan

keluarganya. Dari hasil pengamatan

penulis beserta jawaban dari pertanyaan

yang diberikan penulis kepada orangtua

tunarungu maka dapat disimpulkan

bahwa seseorang yang terlahir dengan

kondisi cacat fisik biasanya akan merasa

malu, minder, kurang percaya diri dan

secara otomatis akan mengalami

kesulitan ketika hendak bergaul dengan

orang-orang yang memiliki kondisi fisik

normal dilingkungan sekitarnya.

Hal inilah yang dialami oleh para

orangtua tunarungu semasa mereka masih

kanak-kanak hingga mereka dewasa.

Orang-orang yang terlahir normal

cenderung sulit untuk memahami ketika

harus berkomunikasi dengan mereka,

itulah sebabnya sangat jarang orang yang

normal bisa berteman dekat dengan

mereka yang tunarungu. Semuanya

karena didasari adanya kesulitan atau

keterbatasan dalam berkomunikasi yang

membuat setiap orang yang normal

cenderung menghindari komunikasi

dengan penyandang tunarungu. Namun,

dari hal ini membuat setiap penyandang

tunarungu merasa bahwa mereka seakan

dijauhi atau diasingkan, sehingga

membuat mereka sendiri yang menarik

diri dari lingkungan.

Dari hasil wawancara dengan

beberapa tetangga atau masyarakat di

lingkungan sekitar tempat tinggal para

orangtua tunarungu, maka dapat dilihat

bahwa seseorang yang mengalami

kekurangan atau berkebutuhan khusus

agak sedikit menutup diri dari lingkungan

namun tidak seutuhnya menutup diri.

Mereka terkesan seperti menutup diri

kepada orang-orang disekitarnya yang

tidak mempunyai nasib seperti mereka,

seperti terlihat jelas dengan pengakuan

Page 29: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 29

mereka sendiri bahwa mereka lebih

banyak bergaul dengan orang-orang

berkebutuhan khusus juga yang sama

seperti mereka. Hal yang dapat dianalisa

dari hasil wawancara dilapangan bahwa

dengan kondisi seperti itu mereka merasa

malu dan minder dengan keterbatasan

yang mereka miliki sehingga mereka

tidak mau setiap orang yang normal

mengalami kesulitan ketika harus

berkomunikasi dengan mereka.

2. Pola Komunikasi yang Terjalin

Antara Orangtua Tunarungu

dengan Anak

Komunikasi dalam setiap keluarga

sangat diperlukan dan akan selalu

digunakan dalam kehidupan sehari-hari,

baik itu komunikasi antara suami dengan

istri, komunikasi antara orangtua dengan

anak, maupun komunikasi antara anak

dengan anak. Adanya komunikasi yang

baik antara sesama anggota keluarga,

maka akan tercipta kehangatan antara

anggota keluarga tersebut. Ketika

kehangatan itu sudah terjalin, maka

dengan otomatis diantara sesama anggota

keluarga akan tercipta rasa saling peduli,

rasa saling menolong, dan kepekaan

antara setiap anggota keluarga. Namun,

apapun yang menjadi kesulitan dalam

berkomunikasi yang dialami oleh setiap

anggota keluarga harus diatasi dengan

baik dan komunikasi tetap berlangsung

dengan baik. Sebab, tanpa berjalannya

komunikasi yang baik akan membuat

hubungan antara anggota keluarga akan

menjadi tidak baik.

Ketika dalam berkomunikasi

menggunakan bahasa yang berbeda akan

menyebabkan terjadi kesalahan ataupun

ketidakpahaman dalam menerima

informasi yang disampaikan. Untuk itu,

pada saat berkomunikasi diusahakan

untuk mengerti akan bahasa yang

digunakan, agar maksud yang

disampaikan dapat di mengerti. Kesulitan

Page 30: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 30

dalam berkomunikasi ini sangat

dirasakan oleh orangtua tunarungu ketika

mereka harus menjalin komunikasi

dengan anak maupun orang-orang normal

pada umumnya. Begitu juga sebaliknya,

anak juga akan mengalami kesulitan

dalam menjalin komunikasi dengan

orangtua tunarungu. Perbedaan bahasa

dalam berkomunikasi yang mereka

gunakan membuat mereka harus

memaksakan diri untuk mengerti maksud

yang disampaikan akan satu dengan yang

lainnya. Orangtua tunarungu

menyampaikan segala sesuatunya dengan

gerakan tubuh atau bahasa isyarat,

sedangkan anak mengalami kondisi

normal yang dalam menyampaikan

informasi dengan berbicara. Dalam hal

ini, sebagai orangtua tunarungu yang

mengalami keterbatasan fisik harus

mengajarkan kepada anak untuk mengerti

dengan bahasa isyarat yang mereka

gunakan agar komunikasi dapat berjalan

dengan baik. Dalam mengajarkan bahasa

isyarat kepada anak yang normal tidaklah

mudah, itulah kesulitan terbesar yang

dialami oleh orangtua tunarungu.

Untuk mengajarkan anak berbicara

merupakan hal yang mustahil yang dapat

dilakukan oleh orangtua tunarungu.

Dalam mengasuh anak, orangtua

tunarungu tidak terlepas dari bantuan

keluarga, keluarga sangat membantu

anak untuk dapat berbicara. Namun, agar

anak paham dengan bahasa yang

digunakan oleh orangtua tunarungu

sangatlah sulit untuk dilakukan.

Kesulitan ini sangat dirasakan oleh

orangtua tunarungu di awal pertumbuhan

anak hingga anak benar-benar paham

dengan keterbatasan yang dialami

orangtua tunarungu.

Dari seluruh pernyataan yang

diungkapkan oleh para orangtua

tunarungu dalam wawancara dapat dilihat

bahwa dalam mengasuh anak, orangtua

Page 31: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 31

tunarungu menerapkan pola asuh yang

bersifat demokratis. Artinya, anak diberi

kebebasan dalam menjalani hidup

maupun dalam melakukan komunikasi

dengan orangtuanya. Orangtua tunarungu

tidak membuat kebijakan bahwa anak

harus menguasai bahasa isyarat yang

mereka gunakan. Namun, para orangtua

tunarungu mendidik dan tetap

memberikan hak seperti anak-anak pada

umumnya dalam berkomunikasi.

Disamping itu, orangtua tunarungu

mengajarkan maksud dan arti dari setiap

gerakan bahasa isyarat yang mereka

gunakan perlahan-lahan sampai anak

benar-benar paham dengan sendirinya.

Agar komunikasi antara orangtua

tunarungu dan anak terjalin dengan baik

dan agar anak dapat memahami kondisi

yang terjadi pada orangtua tunarungu,

maka kasih sayang dan perhatian yang

penuh selalu diberikan orangtua

tunarungu pada anak mereka. Orangtua

tunarungu selalu bersikap terbuka pada

anak supaya anak bisa selalu terbuka dan

menceritakan setiap pergumulan yang

terjadi pada anak. Hal ini membuat

hubungan antara orangtua tunarungu

dengan anak semakin dekat dan saling

memahami satu sama lainnya. Sebab,

dengan adanya kedekatan dan saling

memahami memungkinkan terjalinnya

komunikasi yang baik.

3. Pola Sosialisasi Antara Orangtua

Tunarungu dengan Anak

Sosialisasi sangat diperlukan bagi

orangtua dalam mendidik anak-anaknya.

Karena dengan adanya sosialisasi maka

anak dapat mengetahui segala nilai,

aturan, tuntutan ataupun norma yang

berlaku dalam keluarga maupun

lingkungan masyarakat. Dewasa saat ini,

peran dan kasih sayang orangtua dalam

mengasuh anak sangat penting. Perlunya

peranan orangtua dalam mendidik anak

merupakan cara yang dilakukan agar

Page 32: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 32

anak berperilaku baik didalam keluarga

dan lingkungan masyarakat. Sebagai

orangtua penyandang tunarungu, akan

memiliki cara dalam mendidik anak, hal

ini dikarenakan mereka memiliki

keterbatasan dalam berkomunikasi.

Orangtua tunarungu cenderung akan

melakukan perilaku atau hal-hal atau

kebiasaan-kebiasaan yang baik dan

memperlihatkannya dihadapan anak,

dengan tujuan agar anak dapat mengikuti

perilaku tersebut.

Adapun bentuk sosialisasi yang

dilakukan para orangtua tunarungu ini

kepada anak ialah dengan cara mereka

memperlihatkan secara langsung segala

tindakan yang baik dan sopan kepada

siapapun. Sehingga anak-anaknya dapat

berperilaku baik sesuai dengan nilai dan

norma yang ada dimasyarakat. Karena

pada dasarnya anak merupakan

perwujudan orangtua dalam masyarakat,

dimana anak terbiasa dengan apa yang

orangtua biasakan didalam keluarga. Para

orangtua tunarungu ini juga berpendapat

bahwa didalam perilaku yang baik

terdapat hati yang baik pula dan begitu

pula jika seorang anak dituntut bersikap

sopan santun maka didalam rumah,

orangtua juga dituntut pula agar bersikap

sopan santun, karena tingkah laku

orangtua menjadi contoh bagi anaknya.

Sehingga anak akan melihat segala

sesuatu yang dilakukan oleh orangtuanya

sebagai panduan dalam melakukan apa

saja. Hal ini karena orangtua merupakan

contoh teladan yang paling nyata bagi

kehidupan anak.

Begitu juga ketika anak melakukan

kesalahan seperti tidak berkata sopan atau

berperilaku tidak baik maka bentuk

sosialisasi yang dilakukan para orangtua

tunarungu dengan cara menegur,

menasehati anak dan bahkan ketika

tindakan anak sudah berlebihan maka

orangtua tidak segan untuk memarahi

Page 33: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 33

anak serta member hukuman. Tujuan para

orangtua tersebut agar anak paham jika

melakukan hal yang tidak baik atau

melakukan kesalahan maka apapun itu

akan mendapat hukuman sehingga anak

bisa lebih berhati-hati dalam bertindak.

Para orangtua tunarungu akan

menuntun dan membimbing anaknya

dalam bertumbuh dan berkembang

dengan baik sehingga orangtua dituntut

untuk memberikan pola pengasuhan yang

baik. Pertumbuhan yang baik akan

mempengaruhi perilaku anak kearah yang

lebih baik, agar anak dapat bertumbuh

dan berperilaku dengan baik didalam

keluarga maupun dilingkungan

masyarakat maka orangtua tunarungu

akan mendidik anak untuk lebih disiplin

dan menghargai setiap dari perjalanan

hidupnya. Orangtua tunarungu dalam

penelitian ini memberikan bentuk

sosialisasi kepada anak dengan cara

membuat aturan-aturan yang harus

dilakukan anak.

Pada dasarnya orangtua tunarungu

ini juga seperti orangtua normal lainnya

dalam memberikan aturan kepada anak

mereka, bahkan mereka tidak

memanjakan anak untuk tidak

memberikan aturan didalam rumah

dengan alasan kekurangan yang mereka

miliki. Menurut orangtua tunarungu ini,

justru karena kondisi keadaan mereka

yang memiliki kekurangan dalam hal

berkomunikasi inilah yang membuat

mereka harus mendidik anak dengan

ketat sehingga anak mereka dapat tumbuh

menjadi anak-anak yang baik. Anak akan

disuruh menjalankan aturan yang telah

dibuat supaya anak tidak manja dan dapat

mandiri.

Kondisi orangtua tunarungu yang

mengalami keterbatasan berkomunikasi

membuat orangtua tunarungu tidak

pernah memaksa anak untuk mengikuti

Page 34: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 34

seluruh keinginan mereka. Namun, pada

hal-hal tertentu tetap mengarahkan dan

menasehati anak untuk melakukan hal-

hal yang baik.

Orangtua tunarungu akan

memberikan perhatian dengan

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan anak

seperti pendidikan anak, diikutkan belajar

mengaji dan anak diperhatikan

kesehatannya. Dalam hal tentang

pendidikan orangtua sangat disiplin

kepada anak agar anak dapat menjadi

pribadi yang kompeten dan dapat meraih

prestasi untuk masa depannya. Orangtua

menyadari bahwa pendidikan merupakan

akar dari sebuah kehidupan dilingkungan

masyarakat oleh karena itu orangtua

selalu berusaha memenuhi kebutuhan

pendidikan anak-anaknya bahkan sampai

pendidikan yang tinggi sehingga untuk

pendidikan anak bentuk pengasuhan yang

orangtua berikan bersifat otoriter karena

untuk pemberlakuan belajar orangtua

memberlakukannya sangat tegas, anak

harus dengan tepat waktu mengerjakan

tugan sekolahnya.

Orangtua memiliki harapan agar

pendidikan anaknya kelak lebih tinggi

dari pada pendidikan orangtuannya tetapi

para orangtua tunarungu ini tidak pernah

memberikan otoritasnya untuk

menentukan pilihan kemana anak mau

sekolah dalam kata lain anak bebas

memilih tempat sekolah yang mereka

inginkan, orangtua menyadari bahwa

setiap anak memiliki kemampuan

berbeda dan tidak bisa dipaksakan. Anak

memiliki pendapat dan pilihannya

masing-masing sesuai dengan minat,

minat ini merupakan bentuk pilihan atau

keahlian anak masing-masing sehingga

peran orangtua hanyalah lebih untuk

memberikan dorongan, mengarahkan dan

menyemangati anak, selagi pendapat dan

keinginan mereka masih dalam hal yang

wajar dan masih dalam ranah yang baik.

Page 35: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 35

4. Pola Kontrol yang Dilakukan

Orangtua Tunarungu Kepada

Anak

Agar setiap individu atau bahkan

setiap anak bisa memiliki perilaku yang

baik, maka dalam kehidupan sehari-hari

orangtua dituntut untuk bisa mengontrol

atau mengawasi setiap tingkah laku anak.

Perkembangan sosial anak merupakan hal

penting yang harus diperhatikan oleh

orangtua, dalam mengarahkan

perkembangan sosial anak tidak cukup

dengan rasa kasih sayang dari orangtua,

akan tetapi pengawasan dan kendali dari

orangtua sangat dibutuhkan untuk

mengembangkan anak agar menjadi

individu yang berkompeten baik secara

sosial maupun intelektual.

Pada objek penelitian yang

dilakukan yaitu pada beberapa keluarga

yang memiliki orangtua tunarungu ini,

para orangtua tunarungu pada dasarnya

mengharapkan agar anak mereka dapat

memilih segala sesuatu dengan

pertimbangan baik buruk, yang semua itu

tidak terlepas dari peran pengawasan

orangtua. Orangtua tidak melarang apa

yang menjadi keinginan anak selagi itu

tidak bersifat negatif. Semua yang

dilakukan para orangtua ini untuk

mendorong kemandirian anak mereka

dalam menentukan sikap dan pilihan.

Disini orangtua hanya mengawasi

perilaku anak dan sekitarnya, jika terjadi

sesuatu yang dapat mengancam dan

merusak masa depan anak mereka maka

orangtua akan secara langsung

mengatasinya dan jika itu sebuah

kegagalan atau kekecewaan maka

orangtua mengarahkan dan memberi

masukan agar mendorong anak supaya

memiliki rasa tanggungjawab atas segala

tindakan. Berbeda dengan salah seorang

orangtua tunarungu yang lain dimana

beliau mengharuskan anak agar

kegiatannya hanya pergi sekolah dan

Page 36: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 36

ketika sudah selesai sekolah harus

langsung pulang kerumah, tanpa

memberikan anak dengan kegiatan diluar

sekolah disertai dengan pernyataan si

anak bahwa karena sudah terbiasa tidak

diperbolehkan mengikuti kegiatan diluar

jam sekolah maka si anak sendiri yang

sudah terbiasa seperti itu sehingga

menjadi malas untuk mengikuti kegiatan

lain, dikarenakan orangtua sudah

membiasakan anak dari kecil ketika

pulang sekolah harus langsung pulang ke

rumah.

Pada kehidupan setiap keluarga

terdapat tuntutan orangtua kepada anak-

anak, salah satunya yang telah dijelaskan

pada pembahasan sebelumnya. Akan

tetapi tuntutan kepada anak ini bukan

hanya dapat mengurus pekerjaan rumah

melainkan harus dapat bersikap baik,

sopan, mandiri dan rajin belajar. Bersikap

baik dan sopan sangat mempengaruhi

anak dalam berinteraksi pada pergaulan

dengan teman-temannya dan bahkan

lingkungan sosial. Teman sepergaulan

merupakan kelompok sosial yang

dimiliki anak selain keluarga dirumah.

Teman akan membentuk sebagian

tingkah laku anak. Oleh karena itu, peran

orangtua dalam memberikan

tanggungjawab pengawasan bagi anak

harus tegas dan logis berdasarkan tumbuh

kembang anak. Selayaknya orangtua

dapat mengontrol anak bergaul dengan

siapa dan memiliki kegiatan apa saja yang

dilakukan anak dengan teman-temannya

ataupun di lingkungan sosialnya selain

didalam rumah.

Dewasa saat ini banyak perilaku

anak yang menyimpang dan tidak sesuai

dengan norma atau aturan yang berlaku

dimasyarakat. Perilaku menyimpang

tersebut tidak terlepas dari tidak baiknya

bentuk pengasuhan yang dilakukan

orangtua kepada anak, dan juga akibat

dari pergaulan dilingkungan masyarakat

Page 37: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 37

yang memaksa anak untuk menyimpang

dari aturan yang ada. Untuk

mengantisipasi hal ini maka bentuk

pengasuhan kepada anak harus lebih

diperhatikan oleh orangtua tunarungu,

sehingga anak dapat bertumbuh dengan

baik.

Berdasarkan dari beberapa

pernyataan informan pada penelitian ini

terlihat bentuk pengawasan atau kontrol

yang selalu dilakukan orangtua tunarungu

kepada anak lebih kepada pengawasan

dalam pergaulan anak, pemilihan teman

bermain dan orangtua harus mengetahui

siapa saja yang menjadi teman dari anak

mereka dan harus selalu mengetahui apa

saja yang dilakukan anak dengan teman-

temannya. Anak dituntut untuk bisa

memegang amanat yang telah diberikan

oleh orangtuanya selama ini, karena

menurut orangtua tunarungu ini anak

akan menjadi baik jika bergaul dengan

orang baik pula. Orangtua tunarungu ini

selalu menekankan pada anak-anaknya

jika berteman harusnya dengan

pertimbangan-pertimbangan baik buruk

baginya.

Menurut para orangtua ini

pergaulan yang memberikan pengaruh

baik akan mewujudkan suatu nilai yang

baik pula dan sebaliknya. Tuntutan yang

dilakukan oleh para orangtua tunarungu

ini pada dasarnya lebih bersifat logis, bisa

diterima akal pikiran dan bijaksana.

Segala nasihat yang orangtua berikan

kepada anak dengan pertimbangan baik

untuk menuntun anak kearah yang baik

pula. Para orangtua tunarungu dalam

penelitian ini sangat mempertimbangkan

baik buruknya anak ketika berada di luar

rumah. Sebagai orangtua yang baik,

mereka selalu mengontrol pergaulan anak

dengan teman-temannya tetapi tidak

memberikan pengekangan pada anak.

Dalam hal ini, anak masih tetap bisa

menentukan sendiri mau berteman

Page 38: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 38

dengan siapa asalkan temannya tidak

memberikan pengaruh buruk, dan masih

tetap dalam pengawasan orangtua.

Pergaulan anak merupakan kebutuhan

lain bagi perkembangannya, apabila

pergaulan tersebut tergolong positif maka

orangtua akan memberikan kebebasan

pada anak dengan temannya tetapi tetap

selalu bisa mengatur waktu dan dengan

kontrol dari orangtua.

Pada beberapa orangtua tunarungu

ini cenderung memberikan kebebasan

bergaul pada anak namun terarah dan ada

juga yang membatasi karena itu menurut

mereka yang terbaik untuk anaknya.

Sebagai seorang anak yang masih

mencari jati diri, pada keadaan ini peran

dari orangtua sangat diperlukan. Didikan,

nasihat, kasih sayang serta kehangatan

yang selalu diberikan oleh orangtua

kepada anak merupakan cara untuk

membuat anak menjadi yang lebih baik

dan membuat anak mau mendengarkan

apa yang disampaikan orangtua tanpa

bantahan karena anak sendiri juga merasa

bahwa apa yang orangtua berikan untuk

mereka adalah hal yang baik.

E. KESIMPULAN

1. Para orangtua tunarungu di Kota

Tanjungpinang dalam penelitian ini

mengalami kesulitan di awal

mengasuh dan mendidik anak.

Kesulitan tersebut terjadi akibat

keterbatasan orangtua tunarungu

dalam berbahasa atau

berkomunikasi dengan anak.

Dengan kesabaran, usaha, dan

sadar akan ketebatasan yang

dimiliki oleh orangtua tunarungu

membuat mereka tetap berusaha

menjalankan tugas-tugas sebagai

orangtua normal pada umumnya.

Sehingga pengasuhan dan

komunikasi yang diberikan

orangtua tunarungu pada anak

dapat berjalan dengan baik. Dengan

Page 39: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 39

adanya komunikasi yang baik dan

terjalinnya hubungan emosional

yang baik maka anak dapat

menerima pengasuhan dan

dididikan yang dilakukan orangtua

tunarungu dengan baik pula.

2. Orangtua tunarungu akan

menunjukkan gerakan isyarat dan

tindakan pada saat berkomunikasi

dengan anak agar anak dapat

mengikuti dan mengerti akan

maksud atau perintah dari yang

disampaikan orangtua tunarungu.

Orangtua tunarungu juga berusaha

untuk mencapai tujuan mereka

sebagai orangtua dalam sebuah

keluarga yaitu mendidik dan

mengasuh anak dengan baik,

membentuk pribadi anak dengan

cara menanmkan nilai-nilai dan

norma yang berlaku dalam

masyarakat.

3. Keterbatasan dalam berbahasa

tidak menjadi penghalang dalam

memberikan perhatian dan kasih

sayang pada anak. Disamping

memiliki keterbatasan, orangtua

tunarungu juga selalu

memperhatikan dan mengawasi

kehidupan sosial anak.

Mengajarkan norma-norma yang

ada di masyarakat, memberi nasihat

dalam hal memilih teman, menjadi

tempat pengaduan ketika anak

mendapat masalah, dan

mengajarkan hal-hal baik pada

anak melalui tindakan dan

perbuatan.

4. Bentuk dan perlakuan para

orangtua tunarungu dalam

mengasuh, mendidik dan

membimbing anak bersifat

demokratis walaupun pada

beberapa bagian orangtua

tunarungu bertindak sedikit otoriter

Page 40: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 40

pada anak diantaranya untuk di

beberapa hal anak harus mengikuti

apa yang orangtua katakan, namun

hal tersebut masih bersifat wajar.

Dalam mengasuh dan mendidik

anak, orangtua tunarungu

memberikan kontrol yang tegas

namun luwes yang sifatnya

mengarahkan anak supaya mengerti

dengan baik untuk melakukan suatu

hal dalam hidupnya. Walaupun

demikian, orangtua tunarungu juga

memberikan aturan dan hukuman

untuk membuat anak dapat hidup

disiplin dan berperilaku baik.

5. Dari hasil penelitian yang

dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan penulis sebagai berikut :

a. Adanya perhatian pemerintah

agar melakukan sosialisasi

keluarga melalui seminar

disetiap wilayah terutama yang

memiliki data terbilang banyak

keluarga penyandang

tunarungu mengenai pola

pengasuhan anak serta

bersosialasi dengan

lingkungan sekitar sehingga

mereka tidak terlalu menutup

diri dengan beberapa dari

lingkungan sekitarnya.

b. Kepada para orangtua

tunarungu diharapkan agar bisa

tetap mempertahankan

pengasuhan yang baik dan

diharapkan agar semakin lebih

baik lagi, tidak terlalu cepat

tersinggung dengan anak dan

bisa lebih bersosialisasi lagi

dengan tetangga.

c. Kepada anak yang memiliki

orangtua tunarungu diharapkan

sebaiknya lebih bisa mengerti

lagi, memahami dan lebih bisa

menerima keadaan

orangtuanya. Agar bisa lebih

Page 41: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 41

bersabar ketika menghadapi

orangtua yang memiliki

keterbatasan.

d. Kepada masyarakat

diharapkan agar tetap selalu

berusaha menjalin komunikasi

yang baik kepada orangtua

tunarungu walaupun

masyarakat atau tetangga

sekitar merasa para orangtua

tunarungu menutup diri dari

lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2007). Psikologi Sosial, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Edja Sadjaah. 2005. Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Penderngaran.

Jakarta: Depdiknas Dirjend Pend.

Goodej.William, 1991. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bina Aksara.

Hurlock, Elisabeth, 2006. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Ihromi. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Obor.

James Kauffman, J. 2006. Buku Pegangan Pendidikan Khusus. Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

Khairuddin H. 2001. Sosiologi Keluarga. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Nur

Cahaya.

Marcolm Hardy dan Steve Heyes, Terjemahan : Soenardji, 2004, Pengantar

Psikologi, Jakarta: Erlangga

Meleong, & Lexy, J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Prasetyo, G,Tembong.2003. Pola Pengasuhan Anak. Jakarta: Aksara Baru

Page 42: POLA ASUH ORANGTUA TUNARUNGU PADA ANAK DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada ciri tertentu pribadi anak. Pola asuh merupakan suatu tindakan

Sosiologi – FISIP UMRAH 2017 | 42

Paul B, Horton dan Chester L, Hunt.1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga

Singgih Gunarsa D . 2004. Pikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Gunung Mulia.

Ritzer, George. Dan Goodman, Douglas J. 2006. Teori Sosiologi Modern.

Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada

Ritzer, George dan Douglas. J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi. Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Sayekti Pujosuwarno, 1994. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta:CV. Rajawali

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Soekanto, Soejarno. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Soekanto, Sarjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja

dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta

Taris Tarmuji, 2001. Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Agresifitas. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Rosda Karya.