30
PARADIGMA SAINS D.A. Suriamihardja

Pokbah 2 Paradigma Sains

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode penelitian

Citation preview

Page 1: Pokbah 2 Paradigma Sains

PARADIGMA SAINS

D.A. Suriamihardja

Page 2: Pokbah 2 Paradigma Sains

Tangga Transendensi

Wiraga: dunia pergerakan yang mulus dan tertib dalam bermasyarakat

Wirama: menggema dan berpadu dalam lagu bermakna pengendalian diri

Dengan ilmu hidup menjadi maju, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi bermakna. [Kiyai Zarkasyi, Pondok Pesantren Gontor].

Harmoni antara Alam Wiraga dan Wirama. [Ki Hadjar Dewantara]Kebenaran keilmuan yang senantiasa tentatif dan pengamatan yang tak bisa lepas dari asas ketakpastian Heisenberg membuat kita rendah hati. [Liek Wilarjo]

Page 3: Pokbah 2 Paradigma Sains

To Weave RealityOur new era is a witness to the shift from muscle power to brainpower. Functional literacy and basic knowledge should not be static but once acquired, should enable the person:

(Makagiansar, M, 1994, dalam Chitra Naik, 1994; dikutip Djohar, 2000).

to take initiative, to engage in the excitement of creating things, to discover new horizons of knowledge and culture, to become independent, and yet appreciate the interdependency between people.

Page 4: Pokbah 2 Paradigma Sains

The Role of EducationWe must be able to adapt to the pace of life. We must be able to anticipate events. We must provide an anticipatory kind of education, so that we are not always adjusting to events, but so that we can master our own destiny.

[Mayor, F, 1994, dalam Chitra Naik; dalam Djohar, 2000]

Page 5: Pokbah 2 Paradigma Sains

Kewajiban SainsMenghadapi semua realitas (dunia) sebagaimana manusia mengalaminya---untuk melukiskan, memahami, dan menerima semua yang ada,

Menyediakan wawasan yang dapat diandalkan untuk menghadapi dan merajut realitas (dunia),

Memfasilitasi hubungan saling mempengaruhi yang menerus antara abstraksi teoritis dan pengalaman.

Page 6: Pokbah 2 Paradigma Sains

Kelahiran & Keberadaan Sains

Sains adalah suatu sistem yang dikembangkan oleh manusia untuk mengetahui keadaan diri dan lingkungannya (T. Sarkim, 1998).

Sains sebagai suatu dereten konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasi lebih lanjut (James Conant, dalam Holton dan Roller, 1958; dalam Sumaji, 1998).

Page 7: Pokbah 2 Paradigma Sains

Body of KnowledgeAspek produk: mampu menjelaskan fenomena yang telah diamati atau telah terjadi; mampu memprediksi peristiwa yang akan terjadi; dapat diuji dengan eksperimen sejenis (Carin & sund, 1989 dalam T. Sarkim, 1998)

Aspek proses:Sadar akan adanya masalah, pengamatan dan pengumpulan data yang relevan, penyusunan atau klasifikasi data, perumusan hipotesis, deduksi dan hipotesis, tes dan pengujian kebenaran hipotesis (Horner dan Hunt, 1982 dalam T. Sarkim, 1998).

Page 8: Pokbah 2 Paradigma Sains

Sikap dalam pemecahan masalah

Kesadaran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan,Kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi atau pandangan lain,Kemauan melakukan eksperimen atau kegiatan lain secara berhati-hatiMenyadari adanya keterbatasan dalam penemuan keilmuan

Page 9: Pokbah 2 Paradigma Sains

Sikap dalam memandang dunia

Rasa ingin tahu terhadap dunia fisik dan biologis serta cara kerjanya,Pengakuan bahwa sains dapat membantu pemecahan masalah-masalah individual dan global,Memiliki rasa antusiasme untuk menguasai pengetahuan dan metode sains,Pengakuan pentingnya pemahaman keilmuan dalam dunia masa kini,Pengakuan bahwa sains merupakan aktivitas manusia,Pemahaman hubungan antara sains dan bentuk aktivitas manusia lainnya.

Page 10: Pokbah 2 Paradigma Sains

Pergeseran Paradigma Sains Paradigma sains mekanistis: mereduksi yang disebut kompleks kepada yang disebut sederhana, dengan analisis, dengan pemisahan yang makin lama main halus sampai kepada yang tidak dapat direduksi.Paradigma sains humanistis: mencerminkan keutuhan wawasan dan berpartisipasi dalam membangun semesta agar dapat membantu manusia menjadi lebih manusiawi.

Page 11: Pokbah 2 Paradigma Sains

Complex SystemsThere are two paths in investigating the

world: the reductionist path and synthetic path.

[Davies, P., (1996), The Synthetic Path, in The Third Culture John Brockman, Touchstone, pp. 303-315]

Complex systems really do have their own laws and principles, and their own internal logic.

Complexity amounts to more than mere complication. It’s more than just a large number of simple systems coming together in conjunction.

In the science of complexity, it’s essential to recognize that there is this second path.

Page 12: Pokbah 2 Paradigma Sains

WholenessThe process of division is a way of thinking about thing that is convenient and useful mainly in the domain of practical, technical, and functional activities. Wholeness is what is real, and the fragmentation is the response of this whole to man’s action…….Man’s approach to reality may then be whole, and so the response will be whole. Bohm, David, (1980): Wholeness and the implicate order, Routledge, New York, pp.2-7.

Page 13: Pokbah 2 Paradigma Sains

Pembelajaran

Pendidikan adalah pertemuan pikiran yang telah berkembang dengan pikiran yang sedang mekar. [John Hannah dalam Liek Wilarjo, 1998]

Pembelajaran adalah pemupukan pikiran yang sedang mekar oleh pikiran yang telah berkembang.

Page 14: Pokbah 2 Paradigma Sains

Real learning

re-create ourselves,become able to do something we were never able to do,re-perceive the world and our relationship to it, andextend our capacity to create, to be part of the generative process of live.

Through learning we:

Real learning gets the heart of what it means to be human.

For learning organization, adaptive learning must be joined with generative learning, learning that enhances our capacity to create.

Page 15: Pokbah 2 Paradigma Sains

Pembelajaran Humanistik

pembangkit masalah,langkah awal membangun konsepsi,langkah menguji kebenaran kesimpulan,pembangkit motivasi belajar,pembentukan sikap,pembentukan keterampilan proses,pemecahan masalah secara bersistem.

Mengantar pembelajar: Membangun sendiri konsepsi dan definisi yang

benar, Mengembangkan proses dan sikap.

Mendesain peragaan sebagai:

Page 16: Pokbah 2 Paradigma Sains

Pembelajaran Berbasis Kompetensi

M. Pengembangan Kepribadian (MPK, Learning to be)M. Keilmuan dan Keterampilan (MKK, Learning to know)M. Keahlian Berkarya (MKB, Learning to be creative)M. Perilaku Berkarya (MPB, Learning to be wise)M. Berkehidupan Bersama (MBB, Learning to live together)

Page 17: Pokbah 2 Paradigma Sains

Tujuan Pembelajaran Sains: Melalui Praktikum

Berkomunikasi dengan alam ciptaan-Nya, dan menemukan identitas dirinya sendiri,Menangkap informasi tentang proses dan karakteristik suatu gejala alam, struktur dan fungsi suatu organisasi kehidupan mikro dan makro, tunggal dan koloni,Mempelajari, mengapresiasi, dan mensyukuri berbagai ketertiban dan keindahan struktur beserta masing-masing fungsinya di alam,Meniru ketertiban alam untuk tugas pengelolaan, dan turut serta dalam penataan yang meruang dan mewaktu,Merajut realitas

Pembelajar dapat:

Page 18: Pokbah 2 Paradigma Sains

An Information Society

Managers will have to find ways of developing and mobilizing the intelligence, knowledge, and creative potential of human beings at every level of organization. Traditional economics has taught us that the important factors of production are land, labor, and capital. But in the modern age, knowledge, creativity, opportunity seeking, interpersonal skills, and entrepreneurial ability are becoming equally important.

Page 19: Pokbah 2 Paradigma Sains

Emerging Managerial Competencies

Reading the environmentProactive managementLeadership and visionPromoting creativity, learning, and innovationSkills of remote managementUsing IT as a transformative forceManaging complexityDeveloping contextual competencies

Page 20: Pokbah 2 Paradigma Sains

Paradigma PembelajaranTeaching bergeser ke learningMahasiswa sebagai subyek pembelajarKebebasan berpikirPembelajaran partisipatifKerjasama fasilitator dan pembelajar untuk mencapai kemajuanLearning yang berberkah bagi sekeliling

Page 21: Pokbah 2 Paradigma Sains

KeutuhanMendasari cara berkehendak, danMembuahkan pertumbuhan kearifan.

KREATIFITAS

KEADILAN

TINDAKAN

KEARIFAN

KEHENDAK

KEPUTUSAN

KEU

TUH

AN

KEB

ERM

AN

FATA

N

KEB

ERB

AG

IAN

Menunjang pengembangan kapasitas belajar,Menggeser sains mekanistik ke arah humanistik,Berpartisipasi dalam membangun semesta.

Page 22: Pokbah 2 Paradigma Sains

KebermanfaatanMendasari cara mengambil keputusan,Mengembangkan kreativitas berpikir.

KREATIFITAS

KEADILAN

TINDAKAN

KEARIFAN

KEHENDAK

KEPUTUSAN

KEU

TUH

AN

KEB

ERM

AN

FATA

N

KEB

ERB

AG

IAN

Memperkaya identitas pribadi,Membangun interkoneksitas lokal-global,Menumbuhkan emphati kebersamaan.

Page 23: Pokbah 2 Paradigma Sains

KeberbagianMendasari cara bertindak,Membuahkan tindakan yang adil.

KREATIFITAS

KEADILAN

TINDAKAN

KEARIFAN

KEHENDAK

KEPUTUSAN

KEU

TUH

AN

KEB

ERM

AN

FATA

N

KEB

ERB

AG

IAN

Mengapresiasi ketertiban (order) dan kegalauan (chaos),Mengasah intuisi integratif,Menciptakan kemajuan bersama.

Page 24: Pokbah 2 Paradigma Sains

Intuisi, Nurani, & Nilai-nilaiManusia hanya berharap dengan tindakan yang bijak, akan menghasilkan buah yang bermanfaat;Tindakan yang bijak lahir dari intuisi dan nurani yang memproyeksikan nilai-nilai ketika berhadapan dengan perubahan teknologi;Tindakan yang bijak tidak menolak mentah-mentah perubahan teknologi, tetapi dinilai dan dikaji sehingga mampu menguasai dan menggunakannya.

Page 25: Pokbah 2 Paradigma Sains

Sistem Nilai[Clyde Kluckhohn]: sistem nilai adalah suatu konsepsi, eksplisit ataupun implisit, berbeda bagi setiap diri dan merupakan ciri suatu kelompok, tentang kehendak yang mempengaruhi keputusan dari sejumlah cara yang tersedia dan berakhir dengan suatu tindakan; [Znaniecki]: dengan mengetahui sistem nilai suatu masyarakat, maka dapat dipahami suatu datum dari kandungan empiris yang dipegang setiap anggota dari berbagai kelompok, dan suatu makna yang (mungkin) berkaitan dengan suatu tindakan.

Page 26: Pokbah 2 Paradigma Sains

Sensor Bersikap dan Bertindak

Sistem nilai merupakan indikator perubahan yang paling menentukan, karena perubahan pada aspek yang lain akan dimulai ketika aspek nilai telah mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Sistem nilai merupakan standar normatif yang mempengaruhi manusia dalam penetapan tindakan di antara beragam alternatif pilihan sesuai dengan persepsinya. Sistem nilai secara esensi merupakan sikap (penilaian) berdasarkan suatu keyakinan terhadap suatu peristiwa atau gejala bahwa sesuatu itu menguntungkan atau merugikan bagi seseorang, kelompok, atau lembaga.

Page 27: Pokbah 2 Paradigma Sains

Bagaimana Sebaiknya ?Pencapaian optimasi ketimbang memaksimalkan hasil, karena tidak selamanya yang banyak itu bermanfaat;Penggunaan bahan baku alami dan memprosesnya menjadi bahan jadi yang mudah terurai dalam waktu singkat, sehingga alam masih mampu mendekomposisinya;Menyempurnakan kecerdasan artifisial ke tingkat optimal ketimbang meningkatkan kecerdasan genetikal.

Page 28: Pokbah 2 Paradigma Sains

Bagaimana Caranya ?Memilih jenis-jenis siptek yang akan dipergunakan dari jenis yang sudah dikuasai; Mengasimilasikannya satu sama lain dengan siptek maju yang terjangkau; Mengembangkan hasil asimilasi tersebut lebih lanjut dengan proses inovasi; Mengkomersialisasikannya.

Page 29: Pokbah 2 Paradigma Sains

PenutupTurut berpartisipasi dalam pengembangan seni, sains dan teknologi, sehingga dapat secara bersama-sama untuk menilai arah perkembangan seni, sains dan teknologi masa depan yang dikehendaki. Kalau tidak demikian halnya, maka siapa tahu rancangan teknologi dari bangsa yang terlebih dahulu menguasainya berdampak negatif pada keberlangsungan hidup “kita”, boleh jadi bagi sebagian dari mereka sendiri dan/atau bahkan keseluruhan dari kita.

Page 30: Pokbah 2 Paradigma Sains

Men kan niet onderwijzen, wat men weet;Men kan niet onderwijzen, wat men will;Men kan alleen onderwijzen, wat men is !

Ia tidak mengajari saya tentang apa yang ia ketahui;Ia tidak mengajari saya tentang apa yang ia mau;Ia hanya mengajarkan, apa dan siapa kita itu.