25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini konservasi alam menjadi kegiatan penting karena kerusakan sumberdaya alam akibat pencemaran semakin marak terjadi. Baik berupa pencemaran yang diakibatkan oleh penebangan liar yang dilakukan masyarakat sekitar, sampai adanya erosi dari lahan pertanian akibat topografinya yang curam, serta kegiatan lainnya yang dapat mencemari kealamian hutan tersebut. Akibat ataupun dampak dari pencemaran dan kerusakan alamini dapat membahayakan kelestarian ekosistem sumberdaya alam. Kemudian, tentu saja ekosistem alam yang rusak dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia, spesies lain dan lingkungan sekitarnya. Misalnya jika keanekaragaman hayati menurun, maka hal tersebut menunjukkan terjadinya kepunahan spesies tertentu. Kepunahan spesies tertentu ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, karena akan menyebabkan spesies lain akan melimpah sehingga rantai makanan terganggu. Padahal dalam sistem rantai makanan sebelumnya semuanya sudah demikian teratur dan seimbang. 1.2. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini dikelompokkan ke dalam dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yang dijelaskan sebagai berikut: 1

plhhh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

plhhhhhhhhh

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekarang ini konservasi alam menjadi kegiatan penting karena kerusakan sumberdaya alam akibat pencemaran semakin marak terjadi. Baik berupa pencemaran yang diakibatkan oleh penebangan liar yang dilakukan masyarakat sekitar, sampai adanya erosi dari lahan pertanian akibat topografinya yang curam, serta kegiatan lainnya yang dapat mencemari kealamian hutan tersebut. Akibat ataupun dampak dari pencemaran dan kerusakan alamini dapat membahayakan kelestarian ekosistem sumberdaya alam. Kemudian, tentu saja ekosistem alam yang rusak dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia, spesies lain dan lingkungan sekitarnya. Misalnya jika keanekaragaman hayati menurun, maka hal tersebut menunjukkan terjadinya kepunahan spesies tertentu. Kepunahan spesies tertentu ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, karena akan menyebabkan spesies lain akan melimpah sehingga rantai makanan terganggu. Padahal dalam sistem rantai makanan sebelumnya semuanya sudah demikian teratur dan seimbang.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini dikelompokkan ke dalam dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui alasan sumber daya alam dikonversikan

2. .Untuk mengetahui cara-cara mengkonversi sumber daya alam

1.3. Perumusan Masalah

1. Mengapa sumber daya alam dikonversikan?

2. Bagaimana cara mengkonversi sumber daya alam?

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Konservasi Alam

Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana dengan berpedoman pada asas pelestarian

Sumber daya alam adalah unsur-unsur hayati yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) dengan unsur non hayati disekitarnya yang secara keseluruhan membentuk ekosistem.

Sedangkan menurut UU Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (pasal 1 butir 2).

2.2.Ruang Lingkup Sumber Daya

Sifat atau ciri-ciri sumber daya alam di Indonesia yang menonjol ada dua macam, yaitu penyebaran yang tidak merata dan sifat ketergantungan antara sumber daya alam. Sumber daya alam sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya menjadi dua golongan, yaitu sumber daya alam yang dapat pulih dan sumber daya alam yang tak dapat pulih. Sumber daya alam buatan adalah hasil pengembangan dari sumber daya alam hayati dan/atau sumber daya alam non hayati yang ditunjuk untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan/atau kemampuan daya dukungnya, antara lain hutan buatan, waduk, dan jenis unggul.

2.3.Strategi Konservasi Alam

Strategi pelestarian nasional memberi ringkasan mengenai sumber daya alam terpulihkan dari negara tersebut yang berkenaan dengan ekosistem, sumber daya genetik, sistem produksi alami (hutan margasatwa, perikanan) hidrologi dan kawasan tangkapan air, ciri-ciri estetika dan geologi, situs budaya dan potensi rekreasi. Juga perlu diidentifikasi bagaimana suatu bangsa ingin menggunakan sumber daya alamnya serta pola desain tata guna lahan yang akan tetap menjaga ketersediaan sumber daya alam secara umum memaksimalkan manfaat jangka panjang dalam batas-batas yang ditentukan oleh kebutuhan spesifik negara tersebut, seperti ruang untuk hidup, lahan pertanian, hasil hutan, ikan, energi dan industri. Strategi ini biasanya berupa

keputusan untuk menetapkan atau mempertahankan suatu sistem nasional kawasan yang dilindungi, lebih disukai bila mencakup beberapa kategori kawasan dengan tujuan pengelolaan yang berbeda. Strategi Konservasi nasional yaitu:

1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan

Berdasarkan fungsi utama kawasan dalam penataan ruang, maka kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan suaka alam, hutan bakau, taman

nasional, cagar alam, taman wisata alam dan kawasan rawan bencana alam termasuk dalam kawasan lindung yang kebradaanya perlu dijaga dan dilindungi. Usaha-usaha dalam tindakan perlindungan sistem penyangga kehidupan, antara lain:

1. Perlindungan daerah-daerah pegunungan yang berlereng curam dan mudah terjadi erosi dengan membentuk hutan-hutan dilindungi.

1. Perlindungan wilayah pantai dengan pengelolaan yang terkendali bagi daerah hutan bakau dan hutan pantai serta daerah hamparan karang

1. Perlindungan daerah aliran sungai, lereng perbukitan dan tepi sungai, danau dan ngarai (revine) dengan pengelolaan yang terkendali terhadap vegetasi

1. Pengembangan daerah aliran sungai sesuai dengan rencana pengembangan secara menyeluruh

1. Perlindungan daerah hutan luas misalnya dijadikan taman nasional, suaka margasatwa dan cagar alam

1. Perlindungan tempat-tempat yang mempunyai nilai unik, keindahan yang menarik atau memiliki ciri khas budaya (cagar budaya)

1. Mengadakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai suatu syarat mutlak untuk melaksanakan semua rencana pembangunan

1. Pengawetan keanekaragaman jenis flora fauna beserta ekosistemnya, pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilakukan dengan cara menetapkan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Perlindungan terhadap ekosistem dilakukan dengan cara penetapan kawasan suaka alam

1. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistem, sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan manusia. Pemanfaatan secara lestari dilakukan melalui kegiatan :

1. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam secara non konsumtif seperti pariwisata, penelitian, pendidikan, dan pemantauan lingkungan.

1. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar antara lain dengan pengembangan perikanan, kehutanan dan pemungutan hasil huatan secara lestari, pengaturan perdagangan flora fauna melalui peraturan dan pengawasan dalam menentukan jatah (quota) dan perizinan. Memajukan budaya dan perbaikan selektif (permuliaan) semua jenis yang mempunyai nilai langsung bagi manusia.

2.4. Upaya Untuk Melakukan Konservasi Sumber Daya Alam

Agar usaha pembangunan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup di Indonesia dapat mencapai harapan yang telah ditetapkan secara garis besar perlu ditempuh upaya sebagai berikut :

1. Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi

2. Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem yang ada.

3. Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan

4. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.

5. Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri.

6. Penyempurnaan peraturan perundang-undanagn dibidang konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

7. Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan pemberian pal-pal batas) peradaran flora dan fauna.

8. Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan serta dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan

2.5.Cara-cara Konservasi

Kekayaan flora fauna merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sampai

batas-batas tertentu yang tidak mengganggu kelestarian. Penurunan jumlah dan

mutu kehidupan flora fauna dikendalikan melalui kegiatan konservasi secara

insitu maupun eksitu.

1. Konservasi insitu (di dalam kawasan) adalah konservasi flora fauna dan ekosistem yang dilakukan di dalam habitat aslinya agar tetap utuh dan segala proses kehidupan yang terjadi berjalan secara alami. Kegiatan ini meliputi perlindungan contoh-contoh perwakilan ekosistem darat dan laut beserta flora fauna di dalamnya. Konservasi insitu dilakukan dalam bentuk kawasan suaka alam (cagar alam, suaka marga satwa), zona inti taman nasional dan hutan lindung. Tujuan konservasi insitu untuk menjaga keutuhan dan keaslian jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya secara alami melalui proses evolusinya. Perluasan kawasan sangat dibutuhkan dalam upaya memlihara proses ekologi yang esensial, menunjang sistem penyangga kehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetik dan menjamin pemanfaatan jenis secara lestari dan berkelanjutan.

1. Konservasi eksitu (di luar kawasan) adalah upaya konservasi yang dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitat alaminya dengan cara pengumpualn jenis, pemeliharaaan dan budidaya (penangkaran). Konservasi eksitu dilakukan pada tempat-tempat seperti kebun binatang, kebun botani, taman hutan raya, kebun raya, penangkaran satwa, taman safari, taman kota dan taman burung. Cara eksitu merupakan suatu cara memanipulasi obyek yang dilestarikan untuk dimanfaatkan dalam upaya pengkayaan jenis, terutama yang hampir mengalami kepunahan dan bersifat unik. Cara konservasi eksitu dianggap sulit dilaksankan dengan keberhasilan tinggi disebabkan jenis yang dominan terhadap kehidupan alaminya sulit berdaptasi dengan lingkungan buatan.

1. Regulasi dan penegakan hukum adalah upaya-upaya mengatur pemanfaatan flora dan fauna secara bertanggung jawab. Kegiatan kongkritnya berupa pengawasan lalu lintas flora dan fauna, penetapan quota dan penegakan hukum serta pembuatan peraturan dan pembuatan undang-undang di bidang konservasi.

1. Peningkatan peran serta masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam konservasi sumber daya alam hayati. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan penyuluhan. Dalam hubungan ini dikenal adanya kelompok pecinta alam, kader konservasi, kelompok pelestari sumber daya alam, LSM dan lain lainnya.

2.6. Kendala Dalam Konservasi Sumber Daya Alam

Dalam melaksanakan pembangunan konservasi sumber daya alam, dan ekosistemnya masih ditemui kendala pada umumnya diakibatkan oleh :

1. Tekanan penduduk Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber daya alam meningkat.

2. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai contoh beberapa kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan akibat perladangan liar / berpindah-pindah.

3. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan (eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana prasarana.

4. Peraturan dan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini belum cukup mendukung pembentukan kawasan konservasi khususnya laut (perairan).

2.7. Prinsip-prinsip Etika Biologi Konservasi

Biologi konservasi berdasarkan pada serangkain prinsip-prinsip pokok yang secara umum disepakati oleh bidang-bidang ilmu dalam biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut mungkin tidak dapat dibuktikan secara langsung. Namun, menyepakati semua prinsip-prinsip tersebut bukanlah suatu persyaratan mutlak bagi ahli biologi konservasi. Sebagai contoh, kaum keagamaan yang aktif dalam pergerakan konservasi yang tidak percaya pada teori evolusi, kemungkinan tidak sepakat dengan sebagian prinsip-prinsip biologi konservasi. Namun, rangkaian pernyataan ideologi dan etika tersebut membentuk landasan filosofi dari disiplin ilmu ini, dan dapat memberikan inspirasi bagi pendekatan penelitian dan aplikasi yang praktis. Sepanjang individu-individu atau organisasi-organisasi sepakat dengan satu atau dua dari prinsip-prinsip tersebut, mereka sering kali bersedia mendukung upaya-upaya konservasi. Inilah prinsip-prinsip konservasi yang tengah berkembang tersebut:

3. Keanekaragaman spesies dan komonitas biologi harus dilindungi. Pada umummnya, kebanyakan orang turut menikmati manfaat keanekaragaman hayati, sehingga setuju dengan prinsip-prinsip ini.

3. Kepunahan spesies dan populasi yang terlalu cepat harus dihindari

3. Kompleksitas harus dipelihara. Banyak hal yang sangat berharga dan menarik dari keanekaragaman hayati hanya dapat ditemukan pada lingkungan alami. Misalnya, tumbuhan dengan bunga-bunga yang aneh dipolinasi oleh serangga-serangga yang khusus pula.

3. Evolusi harus berlanjut. Adaptasi evolusi merupakan proses yang mengarah pad pembentukan spesies baru dan meningkatkan keanekaragaman hayati.

3. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik. Nilai ini tidak didapat hanya dari sejarah evolusi mereka serta peran ekologinya yang unik, namun juga dari keberadaannya.

2.8. Mengapa Sumber Daya Alam di Konversikan?

Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan nilai ekonomi mengingat tanda tanda kelangkaan sangatlah menyolok. Berbagai tindakan yang sangat perlu, terkait hidup matinya manusia tidak khususnya dengan demikian pendekatan kultur masyarakat modern maupun tradisional perlunya ada sikap tidak difokuskan hanya pada bagian tertentu saja yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber daya alam yang dianggap terancam. Amat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam tersebut tetapi jarang berhadapan langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala yang lebih luas yang berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pad umumnya. Dengan alasan tersebut kegiatan kegiatan konservasi akan lebih di tingkatkan dan lebih difokuskan pada tngkat penyelamatan ekosistem. Bagaimanapun waktu terus berlanjut dan ekosistem yang penting terus harus ( wajib ) diplih untuk kegiatan konservasi pada saat ini. Diharapkan / dianjurkan bagi manusia dalam upaya penyelamatan 70 % keanekaragam hayati yang ada didunia. Dengan demikian dapat dapat dianggap ekosistem dinegara negara dunia mendapat perhatian. Satu pendekatan konservasi sumber daya alam didunia menggali wilayah wilayah potensi

2.9.Contoh Konservasi Alam

1.Taman Nasional

Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik diaratan maupun di perairan. Taman nasional memiliki fungsi ganda yaitu perlindungan terhdap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan dan hewan serta pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Taman nasional juga penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi alam. Saat ini terdapat 50 Taman Nasional di Indonesia, yang pengelolaannya di bawahKementerian Kehutanan Republik Indonesia. empat diantaranya :

1. Taman Nasional Gunung Lauser

Taman Nasional Gunung Leuserbiasa disingkatTNGLadalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 Hektar yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua ProvinsiAcehdanSumatera Utara. Provinsi Aceh yang terdeliniasi TNGL meliputi KabupatenAceh Barat Daya,Aceh Selatan,Aceh Singkil,Aceh Tenggara,Gayo Lues,Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi KabupatenDairi,KarodanLangkat.

Di taman nasional ini terdapat 130 jenis mamalia, di antaranyaorangutan sumatera(Pongo pygmaeus abelii),sarudung(Hylobates lar),siamang(Hylobates syndactilus),monyet ekor panjang(Macaca fascicularis),beruk(Macaca nemestriana) dankedih(Presbytis thomasi). Satwa karnivora di antaranya:macan dahan(Neofelis nebulosa),beruang madu(Helarctos malayanus),harimau sumatera(Phantera tigris Sumatraensis). Satwa herbivora yang ada di taman nasional ini adalahgajah sumatera(Elephas maximus),badak sumatera(Dicerorhinus sumatraensis), danrusa sambar(Cervus unicolor).

Diperkirakan ada sekitar 89 spesies langka dan dilindungi berada di Taman Nasional Gunung Leuser, di antaranya:

1. Orangutan sumatera(Pongo pygmaeus abelii)

1. Badak sumatera(Dicerorhinus sumatrensis)

1. Harimau sumatera(Panthera tigris sumatrae)

1. Gajah sumatera(Elephas maximus)

1. Beruang madu(Helarctos malayanus)

1. Rangkong papan(Buceros bicornis)

1. Ajag(Cuon Alpinus)

1. Siamang(Hylobates syndactylus).

Diperkirakan ada sekitar 325 jenis burung di Taman Nasional Gunung Leuser, di antaranya:rangkong badak(Buceros rhinoceros). Fauna reptilia dan amphibia didominasi ular berbisa danbuaya(Crocodillus sp). Di sini terdapatikan jurung(Tor sp), ikan endemikSungai Alasyang bisa mencapai panjang 1 meter. Di sini juga terdapatkupu-kupu.

1. Taman Nasional Kerinci Sablat

Taman Nasional Kerinci Seblatadalahtaman nasionalterbesar diSumatera,Indonesiayang memiliki luas wilayah sebesar 13,750 km dan membentang ke empat provinsi yaituSumatera Barat,Jambi, BengkuludanSumatera Selatan.

Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di duniaRafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia,Titan Arum. Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara lainHarimau Sumatera,Badak Sumatera,Gajah Sumatera,Macan Dahan,Tapir Melayu,Beruang Madu, dan sekitar 370 spesies burung.

1. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera. Tujuhpuluh persen dari taman (249.552 hektare) termasuk dalam administrasi wilayahLampung Baratdan wilayahTanggamus, dimana keduanya adalah bagian dari ProvinsiLampung. Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektare (23% dari luas taman keseluruhan) dan berada di wilayah Kaur dari provinsiBengkulu.Sumatera Selatanjuga sangat penting bagi tumpang-tindih perbatasan taman dengan perbatasan provinsi.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapahutan dataran rendahdi Sumatera yang terakhir kali dilindungi. Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia:gajah Sumatera(kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini),badak Sumatera(populasi global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) danharimau Sumatera(populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).

1. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulonterletak di bagian paling barat PulauJawa,Indonesia. Kawasan Taman nasional ini juga memasukan wilayahKrakataudan beberapa pulau kecil disekitarnya sepertiPulau HandeuleumdanPulau Peucang. Taman ini mempunyai luas sekitar 122.956 Ha; (443 km di antaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai denganSamudera Hindia.

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik bersifatendemik maupun penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini masih mampu menampung perkembangbiakan berbagai populasi satwa liar. Beberapa jenis satwa endemik penting dan merupakan jenis langka yang sangat perlu dilindungi adalahBadakJawa(Rhinoceros sondaicus),OwaJawa(Hylobates moloch),Surili(Presbytis aigula) danAnjing hutan(Cuon alpinus javanicus). Di taman nasional ini diperkirakan ada sekitar 30 jenismamalia, yang terdiri dari mamalia ungulata sepertiBadak,Banteng,Rusa,Kijang,Kancil, danBabi Hutan, mamaliapredatorsepertiMacan Tutul,Anjing Hutan,Macan Dahan,LuwakdanKucing Hutan, mamalia kecil sepertiwalang kopo,tando,landak,bajing tanah,kalong ,bintarung,berang-berang,tikus,trenggilingdanjelarang. DiantaraPrimataterdapat dua jenisendemik, yaituOwadan Surili. Sedang jenis Primata lain adalahLutung(Presbytis cristata),Kukang(Nycticebus coucang) danKera ekor panjang (Macaca fascicularis) mempunyai populasi yang cukup baik dan tersebar di sebagian kawasan.

2. Cagar Alam

Cagar alamadalah suatu kawasansuaka alamyang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasantumbuhan,satwa, dan ekosistemnya atauekosistemtertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secaraalami. Contoh kawasan yang dijadikan cagar alam diIndonesiaadalahCagar Alam Pananjung PangandarandiJawa Barat,Cagar Alam Nusakambangan BaratdanCagar Alam Nusakambangan TimurdiJawa Tengah.

Sebagai bagian dari kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam), makakegiatan wisataataukegiatan lain yang bersifat komersial, tidak boleh dilakukan di dalam area cagar alam. Sebagaimana kawasan konservasi lainnya, untuk memasuki cagar alam diperlukan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). SIMAKSI bisa diperoleh di kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.

3. Suaka Margasatwa

Suaka margasatwa(Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan) adalahHutan suaka alamyang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional

Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Adanya taman nasional dan cagar alam menjadi media dan sarana bagi pelestarian serta perlindungan jenis flora dan fauna khas di Indonesia. Melalui adanya upaya konservasi diharapkan keberadaan flora dan fauna tersebut tetap terjaga dari ambang kepunahan sehingga kelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna Indonesia tetap terjaga pada masa yang akan datang.

4. Perlindungan Hutan

Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap terjaga dari kerusakan. Contoh : hutan lindung, hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya.

5. Taman Laut

Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam atau keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam yang diperuntukkan guna melidungi plasma nutfah lautan. misalnya Bunaken di Sulawesi Utara.

6. Kebun Raya

Kebun raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tumbuh-tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ilmu pengetahuan, dan rekreasi. Misalnya kebun raya Bogor dan Purwodadi. Selain tempat-tempat yang telah disebutkan yang memang ditetapkan oleh pemerintah sebagai tempat konservasi, sebenarnya masyarakat pun dapat berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Adapun bentuk partisipasi masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati misalnya:

a)Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah

b)Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainnya

c)Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah pabrik, limbah rumah tangga, danlimbah pestisida.

2.10.Konservasi Alam dalam Islam

Ilmu konservasi alam harus selalu sejalan mengikuti perkembangan kecanggihan pengrusakan pada alam itu sendiri. Dalam islam memberikan pandangan yang lugas bahwa semua yang ada dibumi adalah karunia yang harus dipelihara, berikut ini konsep konservasi menurut islam :

Hima Upaya untuk melindungi populasi spesies hidupan liar adalah dengan cara menyediakan lahan untuk habitat asli mereka secara utuh. Wujudnya berbentuk cagar alam, taman nasional atau hutan lindung. Dalam ketentuan mengenai perlindungan alam termasuk dalam garis syariat.

Dalam Islam ketentuan mengenai perlindungan alam termasuk dalam syariat. Pelestarian hutan termasuk di dalamnya perlindungan terhadap keaslian lembah, sungai, gunung dan pemandangan alam lainnya, dimana makhluk hidup didalamnya diistilahkan sebagai hima. Hima adalah suatu kawasan yang khusus dilindungi oleh pemerintah (Imam atau Khalifah) atas dasar syariat guna melestarikan kehidupan liar serta hutan. Nabi pernah mencagarkan kawasan sekitar madinah sebagai hima guna melindungi lembah, padang rumput dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Nabi melarang masyarakat mengolah tanah tersebut karena lahan itu untuk kemaslahatan umum dan kepentingan pelestariannya.

Menghidupkan tanah yang mati

Menghidupkan tanah yang mati (ihya al-mawat) merupakan salah satu khasanah hukum islam yang di jumpai dalam syariat, Al-mawat artinya tanah yang belum dikelola sehingga belum produktif bagi manusia. Sedangkan kata al-ihya artinya hidup atau menghidupkan. Maka arti harfiah dari ihya al-mawat adalah usaha mengelola lahan yang masih belum bermanfaat menjadi berguna bagi manusia. Oleh karena itu menghidupkan tanah yang tidak produktif merupakan petunjuk syariat secara mutlak. Syariat memberikan peluang kepada setiap muslim untuk mengelola tanah dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan tanah yang baik ini terkait dengan persoalan hajat hidup manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraannya sendiri. Ihyaul Mawat diperbolehkan dan islam mendakwahkan untuk menghidupkan lahan yang mati berdasarkan sabda Rasulullah Shollallohu Alaihi Wa Sallam:

Barangsiapa yang memakmurkan tanah yang tidak di miliki oleh seorang seorangpun maka dia lebuh berhak (atas tanah itu). (HR. Imam Bukhari. (5/8/2325), Shahil Jamiish Shaghir (6057). Berkata Urwah, Hukum itu ditetap sebagai keputusan pada saat Umar menjabat sebagi khalifah. Dan dari Jabir Rodhiyallohu Anhu dari Nabi Shollallohu Alaihi Wa Sallam, Beliau bersabda:

Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati maka tanah itu menjadi

miliknya.( HR. Tirmidzi (2/419/1395), Shaihul Jamiish Shaghir (5975)).

Itulah ajaran islam menganjurkan untuk memanfaatkan lahan yang mati, yang tidak bertuan untuk dimakmurkan baik dengan dibangun rumah ataupun ditanami tanaman. Ini menunjukkan islam menganjurkan untuk membuat produktif suatu lahan, jangan sampai terbengkalai dan tidak terurus.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan nilai ekonomi mengingat tanda tanda kelangkaan sangatlah menyolok. Berbagai tindakan yang sangat perlu, terkait hidup matinya manusia tidak khususnya dengan demikian pendekatan kultur masyarakat modern maupun tradisional perlunya ada sikap tidak difokuskan hanya pada bagian tertentu saja yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber daya alam yang dianggap terancam. Amat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam tersebut tetapi jarang berhadapan langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala yang lebih luas yang berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pad umumnya.

Adapun cara menkonversikan sumber daya alam :

2. Konservasi insitu (di dalam kawasan)

2. Konservasi eksitu (di luar kawasan)

2. Regulasi dan penegakan hukum adalah upaya-upaya mengatur pemanfaatan flora dan fauna secara bertanggung jawab

2. Peningkatan peran serta masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam konservasi sumber daya alam hayati

DAFTAR PUSTAKA

http://alamendah.org/peraturan-hukum/undang-undang/uu-no-5-tahun-1990-tentang-konservasi-sumber-daya-alam-hayati-dan-ekosistem/

http://www.docs-library.com/doc/3/2/makalah-konservasi-alam.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi

http://pelestarianalam121.blogspot.com/

http://www.organisasi.org/1970/01/macam-jenis-perlindungan-flora-dan-fauna-hewan-dan-tumbuhan-metode-pelestarian-alam.html

17