11
PLAY THERAPI 1.1 Pengertian Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan slah satu alat paling penting untuk penatalaksanaan stress karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak – anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan bermain tidak juga berhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit. 1.2 Tujuan Bermain Anak bermain pada dasarnya agar memperoleh kesenangan, sehingga anak tidak merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya cinta kasih, makanan dan perawatan. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan fisik, emosi, mental, intelektual, kreatifitas dan sosial. Kategori Bermain:

Play Therapi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

terapi bermain

Citation preview

Page 1: Play Therapi

PLAY THERAPI

1.1 Pengertian

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan slah satu alat

paling penting untuk penatalaksanaan stress karena hospitalisasi menimbulkan

krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress

berlebihan, maka anak – anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan

cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain

sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan

bermain tidak juga berhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit.

1.2 Tujuan Bermain

Anak bermain pada dasarnya agar memperoleh kesenangan, sehingga anak tidak

merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tapi merupakan kebutuhan

anak seperti halnya cinta kasih, makanan dan perawatan.

Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan fisik, emosi, mental,

intelektual, kreatifitas dan sosial.

Kategori Bermain:

a. Perkembangan Sensori Motorik

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan objek tertentu,

misalnya meraih pensil.

b. Perkembangan Kognitif

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk, kegunaan).

c. Kreatifitas

Mengembangkan kreatifitas mencob ide baru misalnya menyusun balok.

d. Perkembangan Sosial

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan

mempelajari belajar dalam kelompok.

Page 2: Play Therapi

e. Kesadaran Diri (Self Awareness)

Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah

lakuterhadap orang lain.

f. Perkembangan Moral

Interaksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman

menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan

kejujuran.

g. Terapi

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang

tidak enak misalnya marah, takut, benci.

h. Komunikasi

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat

mengatakan secara verbal, misalnya melukis, menggambar, bermain

peran.

1.3 Ciri – Ciri Bermain

1.3.1 Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

1.3.2 Selau ada timbal balik interaksi

1.3.3 Selalu dinamis

1.3.4 Ada aturan tertentu

1.3.5 Menuntut ruangan tertentu

1.4 Klasifikasi Bermain

1.4.1 Klasifikasi Bermain Menurut Isi

a. Social Affective Play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh

lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara

Page 3: Play Therapi

memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan

dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

b. Sense of Pleasure Play

Anak memperoleh kesenagan dari satu objek yang ada di sekitarnya

dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air

atau pasir.

c. Skill Play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan

tertentu dan anak akn melakukan secara berulang – lang misalnya

mengendarai sepeda.

d. Dramatika Play Role Play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah

atau ibu.

1.4.2 Klasifikasi Menurut Karakteristik Sosial

a. Solitary Play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa

orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita

toddler

b. Paralel Play

Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing –

masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang

lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling bergantung, biasanya

dilakukan oleh anak pre school. Contoh: bermain balok.

Page 4: Play Therapi

c. Asosatif Play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas

yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada

pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

d. Kooperatif Play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang

terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya

dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

1.5 Faktor yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain

1.5.1 Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan

1.5.2 Status kesehatan, anak sakit sehingga perkembangan psikomotor kognitif

terganggu

1.5.3 Jenis kelamin

1.5.4 Lingkungan: lokasi, negara, kultur

1.5.5 Alat permainan: senang dapat menggunakan

1.5.6 Intelegensia dan ststus sosial ekonomi

1.6 Tahap Perkembangan Umum

1.6.1 Tahap Eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.

1.6.2 Tahap Permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

1.6.3 Tahap Bermain Sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

1.6.4 Tahapan Melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya

Page 5: Play Therapi

1.7 Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan

1.7.1 1 Bulan

Visual: lihat dengan jarak dekat gantungkan benda yang terang dan

mencolok

Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam

Taktil: memeluk, menggendong, memberi kesenangan

Kinetik: mengayun, naik kereta dorong

1.7.2 2 – 3 Bulan

Visual: Buat ruangan menjadi tenang, gambar, cermin, di tembok, bawa

bayi ke ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang di sekitar

Auditori: Bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam

pertemuan kelurga

Taktil: Memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut,

gosok dengan lotion/bedak

Kinetik: Jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air

1.7.3 4 – 6 Bulan

Visual: Bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna

terang

Auditori: Anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas

kertas didekat telinga dan pegang mainan bunyi

Taktil: Beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur

Kinetik: Bantu tengkurap, sokong waktu duduk

1.7.4 6 – 9 Bulan

Visual: Mainan berwarna, bermain depan cermin, “ciluk.......ba”

Beri kertas untuk dirobek – robek

Page 6: Play Therapi

Auditori: Panggil nama “mama...papa, dapat menyebutkan bagian tubuh,

beri tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah

sederhana

Taktil: Meraba bahan bermacam – macam tekstur, ukuran, main ai

mengalir berenang

Kinetik: Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya

1.7.5 9 – 12 Bulan

Visual: Perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat

bermain bola, tunjukkan bangunan agak jauh

Auditori: Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara

binatang

Taktil: Beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan

hangat

Kinetik: Beri mainan, mainan yang dianjurkan untuk bayi 6 – 12 bulan

Blockies warna – warni jumlah, ukuran

Buku dengan gambar menarik

Balon, cangkir dan sendok

Boneka bayi

Mainan yang dapat didorong dan ditarik

1.7.6 Todler (2 – 3 tahun)

Mulai berjalan, memanjat, lari, dapat memainkan sesuatu dengan

tangannya, senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu,

perhatiannya singkat, mulai mengerti memiliki “ini milikku....”,

karekteristik bermain “Paralel Play”, Toddler selalu bertengkar saling

memperebutkan mainan/sesuatu, senang musik/irama, mainan untuk

toddler, mainan yang dapat ditarik dan didorong, alat masak, malam, lilin,

Page 7: Play Therapi

boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat

dipukul, krayon, kertas.

1.7.7 Pre-School

Cross motor and fine motors, dapat melompat, bermain dan bersepeda,

sangat energik dan imaginative, mulai terbentuk perkembangan moral,

mulai bermain dengan jenis kelamin yang sama dan bermain dengan

kelompok, karakteristik bermain, assosiative play, dramatic play, skill play,

laki – laki aktif bermain di luar, perempuan di dalam rumah.

1.7.8 Usia Sekolah

Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin

Dapat belajar dengan aturan kelompok

Belajar Independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.

Karakteristik “Cooperative Play”

a. Laki – laki: Mechanical

b. Perempuan: Mother Role

Mainan untuk usia sekolah:

Kartu, boneka, robot, buku, olahraga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda,

buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tanagn, olahraga

bersama, sepatu roda.

1.8 Bermain di Rumah Sakit

Tujuan: melanjutkan tugas kembang selama perawatan, mengembangkan

kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat, beradaptasi lebih efektif

terhadap stres karena sakit atau dirawat.

1.8.1 Prinsip

Tidak banyak energi, singkat dan sederhana, mempertimbangkan

keamanan dan infeksi silang, kelompok umur sama, melibatkan

Page 8: Play Therapi

keluarga/orang tua, upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain, lakukan

saat tindakan keperawatan, sengaja mencari esempatan khusus.

1.8.2 Beberapa hal yang perlu diperharikan

Alat bermain dan tempat bermain

1.8.3 Pelaksanaan bermain di RS dipengaruhi oleh

Faktor pendukung: pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama

tim, dan keluarga

Faktor penghambat: tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain.