Upload
via-rahmah
View
9
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
terapi bermain
Citation preview
PLAY THERAPI
1.1 Pengertian
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan slah satu alat
paling penting untuk penatalaksanaan stress karena hospitalisasi menimbulkan
krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress
berlebihan, maka anak – anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan
cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain
sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
bermain tidak juga berhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit.
1.2 Tujuan Bermain
Anak bermain pada dasarnya agar memperoleh kesenangan, sehingga anak tidak
merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tapi merupakan kebutuhan
anak seperti halnya cinta kasih, makanan dan perawatan.
Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan fisik, emosi, mental,
intelektual, kreatifitas dan sosial.
Kategori Bermain:
a. Perkembangan Sensori Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan objek tertentu,
misalnya meraih pensil.
b. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk, kegunaan).
c. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencob ide baru misalnya menyusun balok.
d. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
e. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah
lakuterhadap orang lain.
f. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan
kejujuran.
g. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya marah, takut, benci.
h. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya melukis, menggambar, bermain
peran.
1.3 Ciri – Ciri Bermain
1.3.1 Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
1.3.2 Selau ada timbal balik interaksi
1.3.3 Selalu dinamis
1.3.4 Ada aturan tertentu
1.3.5 Menuntut ruangan tertentu
1.4 Klasifikasi Bermain
1.4.1 Klasifikasi Bermain Menurut Isi
a. Social Affective Play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of Pleasure Play
Anak memperoleh kesenagan dari satu objek yang ada di sekitarnya
dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir.
c. Skill Play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akn melakukan secara berulang – lang misalnya
mengendarai sepeda.
d. Dramatika Play Role Play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.
1.4.2 Klasifikasi Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary Play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
toddler
b. Paralel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing –
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling bergantung, biasanya
dilakukan oleh anak pre school. Contoh: bermain balok.
c. Asosatif Play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada
pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
d. Kooperatif Play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
1.5 Faktor yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain
1.5.1 Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
1.5.2 Status kesehatan, anak sakit sehingga perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
1.5.3 Jenis kelamin
1.5.4 Lingkungan: lokasi, negara, kultur
1.5.5 Alat permainan: senang dapat menggunakan
1.5.6 Intelegensia dan ststus sosial ekonomi
1.6 Tahap Perkembangan Umum
1.6.1 Tahap Eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.
1.6.2 Tahap Permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
1.6.3 Tahap Bermain Sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
1.6.4 Tahapan Melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya
1.7 Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan
1.7.1 1 Bulan
Visual: lihat dengan jarak dekat gantungkan benda yang terang dan
mencolok
Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam
Taktil: memeluk, menggendong, memberi kesenangan
Kinetik: mengayun, naik kereta dorong
1.7.2 2 – 3 Bulan
Visual: Buat ruangan menjadi tenang, gambar, cermin, di tembok, bawa
bayi ke ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang di sekitar
Auditori: Bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam
pertemuan kelurga
Taktil: Memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut,
gosok dengan lotion/bedak
Kinetik: Jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air
1.7.3 4 – 6 Bulan
Visual: Bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna
terang
Auditori: Anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas
kertas didekat telinga dan pegang mainan bunyi
Taktil: Beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur
Kinetik: Bantu tengkurap, sokong waktu duduk
1.7.4 6 – 9 Bulan
Visual: Mainan berwarna, bermain depan cermin, “ciluk.......ba”
Beri kertas untuk dirobek – robek
Auditori: Panggil nama “mama...papa, dapat menyebutkan bagian tubuh,
beri tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah
sederhana
Taktil: Meraba bahan bermacam – macam tekstur, ukuran, main ai
mengalir berenang
Kinetik: Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya
1.7.5 9 – 12 Bulan
Visual: Perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat
bermain bola, tunjukkan bangunan agak jauh
Auditori: Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara
binatang
Taktil: Beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan
hangat
Kinetik: Beri mainan, mainan yang dianjurkan untuk bayi 6 – 12 bulan
Blockies warna – warni jumlah, ukuran
Buku dengan gambar menarik
Balon, cangkir dan sendok
Boneka bayi
Mainan yang dapat didorong dan ditarik
1.7.6 Todler (2 – 3 tahun)
Mulai berjalan, memanjat, lari, dapat memainkan sesuatu dengan
tangannya, senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu,
perhatiannya singkat, mulai mengerti memiliki “ini milikku....”,
karekteristik bermain “Paralel Play”, Toddler selalu bertengkar saling
memperebutkan mainan/sesuatu, senang musik/irama, mainan untuk
toddler, mainan yang dapat ditarik dan didorong, alat masak, malam, lilin,
boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat
dipukul, krayon, kertas.
1.7.7 Pre-School
Cross motor and fine motors, dapat melompat, bermain dan bersepeda,
sangat energik dan imaginative, mulai terbentuk perkembangan moral,
mulai bermain dengan jenis kelamin yang sama dan bermain dengan
kelompok, karakteristik bermain, assosiative play, dramatic play, skill play,
laki – laki aktif bermain di luar, perempuan di dalam rumah.
1.7.8 Usia Sekolah
Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
Dapat belajar dengan aturan kelompok
Belajar Independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.
Karakteristik “Cooperative Play”
a. Laki – laki: Mechanical
b. Perempuan: Mother Role
Mainan untuk usia sekolah:
Kartu, boneka, robot, buku, olahraga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda,
buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tanagn, olahraga
bersama, sepatu roda.
1.8 Bermain di Rumah Sakit
Tujuan: melanjutkan tugas kembang selama perawatan, mengembangkan
kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat, beradaptasi lebih efektif
terhadap stres karena sakit atau dirawat.
1.8.1 Prinsip
Tidak banyak energi, singkat dan sederhana, mempertimbangkan
keamanan dan infeksi silang, kelompok umur sama, melibatkan
keluarga/orang tua, upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain, lakukan
saat tindakan keperawatan, sengaja mencari esempatan khusus.
1.8.2 Beberapa hal yang perlu diperharikan
Alat bermain dan tempat bermain
1.8.3 Pelaksanaan bermain di RS dipengaruhi oleh
Faktor pendukung: pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama
tim, dan keluarga
Faktor penghambat: tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain.