Upload
vino-g-albert
View
60
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2012 PLASENTA PREVIA
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “Plasenta Previa”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit dr. R.M Djoelham,
Binjai. Dalam pembuatan karya tulis ini, saya mengambil referensi dari literatur dan
jaringan internet.
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya,
dr. Arusta Tarigan, Sp.OG, yang telah memberikan bimbingannya dalam proses
penyelesaian karya tulis ini, juga untuk dukungannya baik dalam bentuk moril dalam
mencari referensi yang lebih baik.
Selain itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman saya yang berada
dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama atas dukungan dan bantuan mereka selama
saya menjalani kepaniteraan ini. Pengalaman saya dalam kepaniteraan ini akan selalu
menjadi suatu inspirasi yang unik. Saya juga mengucapkan rasa terimakasih yang
mendalam kepada kedua orangtua saya atas bantuan, dukungan baik secara moril maupun
materil, dan kasihnya.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
Mustasyar
1
2012 PLASENTA PREVIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..……….………………………………………………………….1
DAFTAR ISI………….……….…………………………………………………………2
Pendahuluan…..............…………….………………………………………………..
…..3Anatomi……….....
………………………………………………………………………..4
Definisi................................................................................................................................
4Epidemiologi…………………......
…………………………………………………….....5
Faktor Predisposisi............................................................................................................6
Etiologi………………….....………………………………………………………….…..7
Klasifikasi...........................................................................................................................7
Patofisiologi……….....………………………………………………………………….10
Gambaran Klinis……......………………………………………………………………10
Diagnosa…......…………………………………………………………………………..11
Diagnosa Banding............................................................................................................14
Penanganan….....……………………………………………………………………….15
Komplikasi………………......……………………………………………………….….19
Kesimpulan……......…………………………………………………………………….20
DAFTAR PUSTAKA……………..……………………………………………………23
2
2012 PLASENTA PREVIA
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.
Perdarahan pada kehamilan muda disebut abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut
perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan tua adalah 22 minggu.
Frekuensi perdarahan antepartum sendiri sekitar 3% sampai 4% dari semua persalinan.
Sedangkan kejadian perdarahan antepartum di RS lebih tinggi karena menerima rujukan.
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan yang secara klinis biasanya tidak
terlampau sukar untuk ditentukan ialah plasenta previa dan solusio plasenta.
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Ada beberapa
faktor yang dapat mengakibatkan ibu hamil mengalami plasenta previa, diantaranya yaitu
multiparitas dan umur lanjut (>35tahun), defek vaskularisasi desidua oleh peradangan
dan atrofi, cacat/jaringan parut pada endometrium oleh bekas-bekas pembedahan (sc,
kuret dan lain-lain ), khorion leave persistent, korpus luteum bereaksi terlambat, plasenta
besar pada hamil ganda dan eritroblastosis atau hidrops fetalis serta kebiasaan merokok.
Kejadian plasenta previa bervariasi diberbagai tempat berkisar antara 0,3% sampai 0,6%
dari seluruh persalinan, sedangkan di RS lebih tinggi karena menerima rujukan dari luar.
Selain itu, Archibong El dan Ahmed WSM (1997-2000) di RS Abha Maternity dengan 6
kasus paritas di atas, didapatkan prevalensi meningkat secara bermakna berdasarkan
paritas.
3
2012 PLASENTA PREVIA
BAB II
ISI
I. ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih
kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan ke arah
korion.
Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas
ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri
lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu
pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah
kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas
untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang
mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20
minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan
terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu
lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel
berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot
menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya
lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblast.
2. DEFINISI
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI). Plasenta yang ada di depan
jalan lahir, (prae = di depan, vias = jalan), jadi yang dimaksud adalah plasenta yang
implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir (Ostium
Uteri Internium).
4
2012 PLASENTA PREVIA
3. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat plasenta previa terjadi pada 0,3-0,5% dari semua kelahiran. Ada
peningkatan risiko sebesar 1,5 sampai 5 kali lipat jika disertai riwayat seksio sesarea
(caesarean delivery). Dengan peningkatan jumlah kelahiran secara seksio sesarea, risiko
ini dapat menjadi sebesar 10%. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kelahiran secara
seksio sesarea sebelumnya tidak meningkatkan jumlah plasenta previa yang terdeteksi
dengan ultrasonography pada trimester kedua.
Bagaimanapun juga, rata-rata perpindahan plasenta yang diamati (observed) pada 28-36
minggu masa gestasi (perkembangan embrio) dapat mengidentifikasi pasien yang lebih
mungkin untuk melahirkan per vagina dengan resolution previa. Dari semua plasenta
previa, frekuensi plasenta previa total (complete) sebesar 20-45%, plasenta previa parsial
sekitar 30%, dan plasenta previa marginal sebesar 25-50%.
Mortalitas/Morbiditas
Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan risiko relatifnya:
1. Perdarahan antepartum: 10
2. Kebutuhan akan histerektomi: 33
3. Transfusi darah: 10
4. Septikemia: 5,5
5
2012 PLASENTA PREVIA
5. Tromboflebitis: 5
6. Rata-rata mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa sebesar
2-3%.
7. Mortalitas maternal sebesar 0,03% di Amerika Serikat.
8. Ras
Plasenta previa tidak memiliki predileksi untuk ras tertentu.
9. Jenis Kelamin (Plasenta previa hanya terjadi pada wanita hamil)
10. Usia
Risiko plasenta previa berhubungan dengan usia adalah sebagai berikut:
a. Usia 12-19 tahun – 1%
b. Usia 20-29 tahun – 0,33%
c. Usia 30-39 tahun – 1%
d. Usia di atas 40 tahun – 2%
4. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Melebarkan pertumbuhan plasenta
a. Kehamilan kembar (gemelli)
b. Tumbuh kembang plasenta tipis
2. Kurang suburnya endometrium
a. Malnutrisi ibu hamil
b. Melebarnya plasenta karena gemelli
c. Sering dijumpai pada grandemultipara
3. Terlambat implantasi
a. Endometrium fundus kurang subur
b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap
untuk nidasi.
6
2012 PLASENTA PREVIA
5. ETIOLOGI
a. Perdarahan (hemorrhaging), jika berhubungan dengan kehamilan (labor), dapat
sekunder ke dilatasi serviks dan gangguan (disruption) implantasi plasenta dari
serviks dan segmen bawah rahim (lower uterine segment). Segmen bawah rahim tidak
mampu berkontraksi dan oleh karenanya tidak dapat menekan/mempersempit
(constrict) pembuluh darah di korpus uterus, menyebabkan perdarahan yang terus-
menerus.
b. Usia lebih dari 35 tahun
c. Multiparitas
d. Pengobatan infertilitas
e. Multiple gestation (larger surface area of the placenta)
f. Erythroblastosis
g. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya (prior uterine surgery)
h. Keguguran berulang (recurrent abortions)
i. Status sosioekonomi yang rendah
j. Jarak antar kehamilan yang pendek (short interpregnancy interval)
k. Merokok
l. Penggunaan kokain
m. Penyebab lainnya termasuk pemeriksaan dengan jari (digital exam), abruption (pre-
eklampsia, hipertensi kronis, penggunaan kokain, dll) dan penyebab trauma lainnya
(seperti: trauma postcoital).
6. KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik melainkan fisiologik.
Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya, plasenta previa total
pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8
cm.
7
2012 PLASENTA PREVIA
Beberapa klasifikasi plasenta previa:
a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostea.
2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi
oleh plasenta, dibagi 2 :
i. Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
belakang.
ii. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan.
iii. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea yang
ditutupi plasenta.
b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :
1. Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.
2. Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.
3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan
Pada periksa dalam tak teraba.
8
2012 PLASENTA PREVIA
c. Menurut Browne:
1. Tingkat I, Lateral plasenta previa :
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak
sampai ke pinggir pembukaan.
2. Tingkat II, Marginal plasenta previa:
Plasenta mencapai pinggir pembukaan (Ostea).
Gejala klinis
a. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dan
biasanya berulang, darah biasanya berwarna merah segar.
b. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
c. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali
bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah
sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.
d. Janin biasanya masih baik.
Pemeriksaan in spekulo
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
Penentuan letak plasenta tidak langsung
Dapat dilakukan dengan radiografi, radiosotop dan ultrasonografi. Akan tetapi pada
pemerikasaan radiografi dan radiosotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi
sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya radiasi dan
rasa nyeri dan cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.
Penentuan letak plasenta secara langsung
Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak.
Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi. Perabaan forniks. Mulai dari forniks
posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari
9
2012 PLASENTA PREVIA
kita. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari dimasukkan hati-hati kedalam OUI
untuk meraba adanya jaringan plasenta.
7. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau
perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan
plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta
previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi.
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari
plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa
penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah.
Kondisi yang multifaktorial telah dipostulatkan berhubungan dengan multipara, gestasi
berkali-kali, umur kehamilan dini, kelahiran dengan sesarea sebelumnya, abortus, dan
mungkin merokok. Berbeda pada pedarahan trimester awal, pada perdarahan trimester
dua dan tiga biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta previa
diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada bagian bawah (kauda) uterus.
Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa
menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek,
inflamasi, atau perubahan atropik.
8. GAMBARAN KLINIK
Tanda dan Gejala
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri yang
biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau
sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin terjadi akibat lokasi
abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan akibat plasenta previa terjadi
tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil yang sebelumnya tampak sehat-sehat
saja. Tidak nyeri dan perdarahan pervaginam berwarna merah terang pada umur
kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta
previa.
10
2012 PLASENTA PREVIA
Ciri-ciri plasenta previa:
- Perdarahan tanpa nyeri
- Perdarahan berulang
- Warna perdarahan merah segar
- Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
- Timbulnya perlahan-lahan
- Waktu terjadinya saat hamil
- His biasanya tidak ada
- Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
- Denyut jantung janin ada
- Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
- Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
- Presentasi mungkin abnormal
9. DIAGNOSIS
Ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan
1. Anamnesis
Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah perdarahan
pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat
perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang
(recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-
kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur
sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih
banyak sebelumnya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Semua wanita hamil di luar trimester pertama yang mengalami perdarahan vagina
memerlukan pemeriksaan spekulum diikuti oleh diagnostik ultrasound, jika
sebelumnya tidak ada konfirmasi riwayat plasenta previa.
11
2012 PLASENTA PREVIA
b. Karena risiko perdarahan yang membahayakan kehidupan (provoking life-
threatening haemorrhage), maka pemeriksaan dengan jari (a digital examination)
mutlak dikontraindikasikan sampai plasenta previa di-exclude, dengan kata lain,
terbukti tidak ada plasenta previa.
c. Monitoring aktivitas uterus mengungkapkan bahwa sekitar 20% pasien memiliki
kontraksi yang bersamaan (concurrent/simultaneous) dengan perdarahan.
3. Pemeriksaan luar
Inspeksi
a. Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku
dan sebagainya
b. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
Palpasi
a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b. Sering dijumpai kesalahan letak janin
c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul
d. Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah
rahim terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali
fasilitas operasi segera tersedia.
4. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang
a. Meskipun kejadian coagulopathy jarang ditemukan, hitung darah lengkap dan
trombosit (a complete blood count with platelets) dapat bermanfaat.
b. Profil disseminated intravascular coagulopathy (DIC) dengan prothrombin time
(PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), fibrinogen, dan fibrin split
products dapat juga membantu.
12
2012 PLASENTA PREVIA
Imaging Studies
Studi yang paling bermanfaat dan paling murah adalah menggunakan transvaginal
ultrasonography yang akurasinya (ketepatannya) mencapai 100% dalam
mengidentifikasi plasenta previa.
Sebagai alternatif dapat dipakai transabdominal ultrasonography yang akurasinya
mencapai 95%; meskipun demikian, false-positive dan false-negative dapat berkisar
antara 2% sampai 25%. Translabial sonography juga merupakan alternatif lainnya.
MRI dapat digunakan untuk mengidentifikasi kehamilan yang disertai dengan
plasenta akreta, plasenta inkreta, atau plasenta perkreta. Semua abnormalitas plasenta
invasif ini lebih umum terjadi (misalnya, plasenta akreta terjadi pada 0,2% dari
kehamilan) karena peningkatan pada persalinan sesarea, peningkatan usia ibu
(advancing maternal age), hypertensive disease, merokok, dan kasus plasenta previa.
Meskipun dalam banyak situasi, MRI tidak lagi lebih sensitif dalam mendiagnosis
plasenta akreta dibandingkan dengan ultrasonography, MRI masih lebih unggul
(superior) dalam menegakkan diagnosis posterior plasenta akreta atau lebih invasif
untuk plasenta inkreta dan plasenta perkreta. Untuk wanita dengan risiko tinggi untuk
13
2012 PLASENTA PREVIA
plasenta akreta, suatu protokol 2 tahap yang pertama menggunakan ultrasonography
dan kemudian MRI untuk kasus-kasus dengan inconclusive ultrasonographic features
dapat menegakkan diagnosis dengan optimal dan akurat.
Tes Lainnya
1. Evaluasi ultrasonografi janin (fetus) bermanfaat untuk mengidentifikasi usia dan berat
perkembangan embrio terakhir (current gestational), kelainan kongenital potensial
(potential congenital anomalies), malpresentation, dan bukti terjadinya fetal growth
restriction. Evaluasi ultrasonografi juga direkomendasikan untuk mengidentifikasi
insersi tali pusat (umbilical cord insertion) dan mengeluarkan/mengeksklusi
(excluding) insersi velamentous.
2. Pemeriksaan dengan spekulum yang steril sebaiknya dilakukan untuk mengevaluasi
ruptur membran pada fetus.
10. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa, laserasi
serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat dengan
inspekulo. Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di
tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix. Vasa previa
merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan
vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh
darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah
pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau
amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin
yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdarahan terjadi ketika
atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
14
2012 PLASENTA PREVIA
11. PENANGANAN dan TATALAKSANA
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga, dirawat di
rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena pendarahan
yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau
tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
1. Keadaan umum pasien, kadar hb.
2. Jumlah perdarahan yang terjadi.
3. Umur kehamilan/taksiran BB janin.
4. Jenis plasenta previa.
5. Paritas dan kemajuan persalinan.
Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Belum ada medikasi yang spesifik dan bermanfaat untuk pasien dengan plasenta previa.
Tocolysis dapat dipertimbangkan secara hati-hati pada keadaan tertentu. Dukunglah,
besarkanlah hati, dan berilah semangat pada pasien dengan plasenta previa untuk
mempertahankan asupan (intake) zat besi dan asam folat sebagai safety margin terutama
bila terjadi perdarahan.
Sebagai tambahan, tocolytics dapat juga diberikan pada kasus-kasus perdarahan minimal
dan extreme prematurity untuk memberikan kortikosteroid antenatal. Jika terjadi lebih
dari satu episode perdarahan selama gestation (pada perkembangan dan pertumbuhan
normal/viability atau lebih dari 24 minggu), maka dokter sebaiknya menyarankan pasien
untuk mondok di rumah sakit (hospitalization) sampai melahirkan, mengingat ini
berpotensi tinggi untuk terjadi solusio plasenta dan kematian janin (fetal demise).
15
2012 PLASENTA PREVIA
Tocolytics
a. Manfaat
Mencegah preterm labor atau kontraksi.
b. Nama Obat
Magnesium sulfat.
c. Deskripsi
Suplemen nutrisional pada total parenteral nutrition (hyperalimentation); kofaktor
pada sistem enzim; terlibat dalam transmisi neurochemical dan muscular excitability.
Pada dewasa, 60-180 mEq potassium, 10-30 mEq magnesium, dan 10-40 mEqfosfat
per hari sangatlah penting untuk respon metabolik yang optimum. Berilah secara
intravena (IV) atau intramuskular (IM) untuk profilaksis kejang pada preeklamsia.
Gunakanlah jalur IV untuk onset kerja yang lebih cepat pada eklamsia sejati (true
eclampsia). Hentikanlah pengobatan jika terjadi efek desired. Pengulangan dosis
tergantung dari adanya reflek patela yang berlanjut dan fungsi pernafasan yang
cukup (adequate).
d. Dosis Dewasa
Loading dose: 6g IV di atas/lebih dari 20 menit; lalu 2-4 g/jam diteruskan infusion;
aturlah untuk mengurangi kontraksi; jangan melebihi 4 g/jam.
e. Kontraindikasi
1. Hypersensitivity
2. Heart block
3. Addison disease
4. Myocardial damage (kerusakan otot jantung)
5. Myasthenia gravis
6. Impaired renal function
7. Severe hepatitis (hepatitis berat)
f. Perhatian
1. Monitoring janin amat penting, karena dapat terjadi penurunan rata-rata jantung
janin (fetal heart rate).
16
2012 PLASENTA PREVIA
2. Keracunan (toxicity) magnesium pada ibu (maternal) dapat terjadi baik pada
ekstrak (infusion) kadar tinggi maupun rendah.
3. Magnesium dapat merubah konduksi jantung, memicu terjadinya heart block pada
pasien yang diberi obat digitalis/stimulan jantung yang kuat.
4. Monitorlah rata-rata pernafasan (respiratory rate), refleks tendon dalam (deep
tendon reflex), dan fungsi ginjal (renal function) saat elektrolit diberikan
/diresepkan parenteral.
5. Berhati-hatilah saat memberikan magnesium karena dapat menimbulkan
hipertensi yang signifikan atau asistol.
6. Jika overdosis, berikanlah calcium gluconate (10-20 mL IV dari 10% solution)
sebagai antidotum untuk hypermagnesemia yang signifikan secara klinis.
Penanganan ekspektatif tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur,
penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya
diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan
baik.
1. Perdarahan sedikit
2. Belum ada tanda-tanda persalinan
3. Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan :
1. Istirahat baring mutlak.
2. Infus D 5% dan elektrolit
3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
MgSO4 4g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
Nifedipin 3x20 mg/hari
Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
5. Pemeriksaan USG.
6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.
17
2012 PLASENTA PREVIA
7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu sampai
kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.
Penanganan aktif
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak,
harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara
menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa.
Kriteria
1. Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
2. Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
3. Ada tanda-tanda persalinan.
4. Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemis Hb < 8 gr%.
Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginam, dilakukan
pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.
Sectio Caesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu,
sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini
tetap dilakukan.
Tujuan seksio sesarea :
a. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak
vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan
mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber
perdarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus
uteri.
b. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin
dilahirkan pervaginam.
18
2012 PLASENTA PREVIA
Persiapan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan
lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan
masuk-keluar.
Indikasi Seksio Sesarea :
1. Plasenta previa totalis.
2. Plasenta previa pada primigravida.
3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
4. Anak berharga dan fetal distres
5. Plasenta previa lateralis jika :
a. Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
b. Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
c. Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
6. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.
Partus pervaginam
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan anak sudah
meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika
his lemah, diberikan oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.
3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan perdarahan
(kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap plasenta) hanya
dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada
fasilitas untuk melakukan operasi.
12. KOMPLlKASI
a. Perdarahan dan syok. b. Infeksi.
c. Laserasi serviks. d. Plasenta akreta.
e. Prematuritas atau lahir mati. f. Prolaps tali pusar
g. Prolaps plasenta
19
2012 PLASENTA PREVIA
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim,
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI). Plasenta
yang ada di depan jalan lahir, (prae = di depan, vias = jalan), jadi yang di maksud adalah
plasenta yang implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebagian jalan
lahir (Ostium Uteri Internium). Dari semua plasenta previa, frekuensi plasenta previa
total (complete) sebesar 20-45%, plasenta previa parsial sekitar 30%, dan plasenta previa
marginal sebesar 25-50%.
Etiologi
1. Perdarahan (haemorrhaging), jika berhubungan dengan kehamilan (labor), dapat
sekunder ke dilatasi serviks dan gangguan (disruption) implantasi plasenta dari
servikas dan segmen bawah rahim (lower uterine segment). Segmen bawah rahim
tidak mampu berkontraksi dan oleh karenanya tidak dapat menekan/mempersempit
(constrict) pembuluh darah di korpus uterus, menyebabkan perdarahan yang terus-
menerus.
2. Usia lebih dari 35 tahun
3. Multiparitas
4. Pengobatan infertilitas
5. Multiple gestation (larger surface area of the placenta)
6. Erythroblastosis
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya (prior uterine surgery)
8. Keguguran berulang (recurrent abortions)
9. Status sosioekonomi yang rendah
10. Jarak antar kehamilan yang pendek (short interpregnancy interval)
11. Merokok
12. Penggunaan kokain
20
2012 PLASENTA PREVIA
13. Penyebab lainnya termasuk pemeriksaan dengan jari (digital exam), abruption (pre-
eclampsia, hipertensi kronis, penggunaan kokain, dll) dan penyebab trauma lainnya
(seperti: trauma postcoital).
Beberapa klasifikasi plasenta previa :
a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostea.
2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan
ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :
2.1 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
belakang.
2.2 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
depan.
2.3 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea
yang ditutupi plasenta.
b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :
1. Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.
2. Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.
3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan
Pada periksa dalam tak teraba.
Ciri-ciri plasenta previa:
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
21
2012 PLASENTA PREVIA
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku
dan sebagainya
b. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
Palpasi
a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b. Sering dijumpai kesalahan letak janin
c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul
d. Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim
terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontra indikasi untuk dilakukan
kecuali fasilitas operasi segera tersedia.
3. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang
a. USG
b. MRI
22
2012 PLASENTA PREVIA
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar R, Sinopsis obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC , Jilid I,Edisi 2,
Jakarta,1998.
2. Sastrawinata S. Ginekologi. 1989. Obstetri dan Ginekologi. Bandung: Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran-Bandung Percetakan Elstar Offset.
3. http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html
4. http://www.litbang.com
5. http://adilla-itsme.blogspot.com/2009/02/plasenta-previa.html
6. images.arikbliz.multiply.multiplycontent.com
7. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/27/tentang-placenta-previa/
8. http://thedoctorwannabe.blogspot.com/2009/10/gambaran-klinik-plasenta-previa.html
9. http://www.klikdokter.com/illness/detail/128
10. http://tonang.staff.uns.ac.id/placenta-previa-plasenta-bisa-pindah/2006/04/12/
11. obstetri-tmhanafiah2.pdf,previa
12. www.nejm.com
23
2012 PLASENTA PREVIA
STATUS PASIEN
I.Anamnesis Pribadi
Pasien Suami
- Nama : Magdalena M. Yusuf Ihsan
- Umur : 30 tahun 32 tahun
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta
- Agama : Islam Islam
- Pendidikan : SD SMA
- Alamat : Jl. Imam Bonjol, Gg. Rahim Jl. Imam Bonjol, Gg. Rahim
- Tanggal masuk : 18 Mei 2012
- Paritas : 2
II. Anamnesa Penyakit
Keluhan utama : Perdarahan pervaginam
Telaah : Os datang ke Rumah Sakit Djoelham dengan keluhan perdarahan pervaginam.
Os juga mengatakan kencing berlendir dan bercampur dengan darah. Perdarahan
masih banyak dan doek penuh dengan darah. Perdahan yang terjadi tidak
diketahui penyebabnya.
24
2012 PLASENTA PREVIA
Riwayat menstruasi sebelumnya :
- Menarche : 14 tahun
- Siklus : teratur, 28 hari
- Banyaknya : normal (2-3x ganti pembalut)
- Lamanya : 6-8 hari
Riwayat penggunaan KB : (-)
RPT : (-)
RPO : (-)
HPHT : 23-08-2011
TTP : 30-05-2012
Gravida: 3 Partus: 2 Abortus: 0
G1: Perempuan, 2800 gram, 4 tahun.
G2: Laki-Laki, 3200 gram, 3 tahun.
G3: Hamil ini
III. Status Present
1. Keadaan umum
- Sensorium : compos mentis
- Tekanan Darah : 130/90 mmhg
- Heart Rate : 90x/i reg
- Respiratory Rate : 25x/i reg
- Temp : 36,7 oC
2. Keadaan penyakit
- Anemi : (-)
25
2012 PLASENTA PREVIA
- Cyanosis : (-)
- Dypsnoe : (-)
- Ikterus : (-)
- Edema : (-)
IV . Status Lokalisata
1. Kepala
- Mata : tidak terlihat anemia
- Telinga : tidak ada kelainan
- Hidung : tidak ada kelainan
- Leher : pembesaran KGB (-)
2. Thoraks
- Inspeksi : simetris fusi formis
- Palpasi : stemp fremitus ka=ki
- Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
- Auskultasi : - suara pernafasan vesikuler, suara tambahan (-)
- bunyi jantung 96x/i reg, desah (-)
3. Abdomen
- Inspeksi : perut simetris
- Palpasi :~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat
~ L2: Punggung Kanan
~ L3: Belum bisa ditentukan
~ L4: Belum bisa ditentukan
- Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
- Auskultasi : peristaltik (+), DJJ (+) 154x/i reg
4. Extremitas
- Superior : sianosis (-), ikterus (-)
26
2012 PLASENTA PREVIA
- Inferior : sianosis (-), edema (-), ikterus (-)
V. Status Ginekologi
- Abdomen : ~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat
~ L2: Punggung Kanan
~ L3: Belum bisa ditentukan
~ L4: Belum bisa ditentukan
VI. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah rutin
18 Mei 2012 :
- HB : 11,0 L g/dl
- Leukosit : 8,6 x 103 /ul
- Trombosit : 312 x 103 /ul
b. Urin Rutin
- warna : kuning jernih
- protein : (-)
- reduksi : (-)
- bilirubin : (-)
- sediment: leukosit 0-1/LP,epithel 7-10 /µL
VII. Pemeriksaan Penunjang
USG : - ketuban (+) cukup, gerak (+), kehamilan 20 minggu, janin tunggal, plasenta
terletak di segmen bawah rahim.
VIII. Resume
Anamnesa Penyakit
Keluhan utama : perdarahan pervaginam
27
2012 PLASENTA PREVIA
Telaah : Os datang ke Rumah Sakit Djoelham dengan keluhan perdarahan
pervaginam. Os juga mengatakan kencing berlendir dan bercampur dengan
darah. Perdarahan masih banyak dan doek penuh dengan darah. Perdarahan
yang terjadi tidak diketahui penyebabnya.
Riwayat menstruasi sebelumnya :
- Menarche : 14tahun
- Siklus : teratur, 28 hari
- Banyaknya : normal (2-3x ganti pembalut)
- Lamanya : 6-8 hari
Riwayat penggunaan KB : (-)
RPT : (-)
RPO : (-)
HPHT : 23 – 08 – 2011
TTP : 30 – 05 – 2012
Gravida: 3 Partus: 2 Abortus: 0
G1: Perempuan, 2800 gram, 4 tahun.
G2: Laki-Laki, 3200 gram, 3 tahun.
G3: Hamil ini
Status Present
5. Keadaan umum
- Sensorium : compos mentis
- tekanan darah : 120/80 mmhg
- heart rate : 90x/i reg
- respiratory rate : 25x/i reg
- temp : 36,5 0C
28
2012 PLASENTA PREVIA
6. Keadaan penyakit
- anemi : (-)
- cyanosis : (-)
- dypsnoe : (-)
- ikterus : (-)
- edema : (-)
Status Lokalisata
- inspeksi : Tidak ada kelainan
- palpasi : ~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat
~ L2: Punggung kanan
~ L3: Belum bisa ditentukan
~ L4: Belum bisa ditentukan
Status Ginekologi
- Abdomen : ~ L1: TFU 3 jari di bawah pusat
~ L2: Punggung Kanan
~ L3: Belum bisa ditentukan
~ L4: Belum bisa ditentukan
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah rutin
18 Mei 2012 :
- HB : 11,0 L g/dl
- Leukosit : 8,6 x 103 /ul
- Trombosit : 312 x 103 /ul
b. Urin Rutin
- warna : kuning jernih
- protein : (-)
- reduksi : (-)
29
2012 PLASENTA PREVIA
- bilirubin : (-)
- sediment: leukosit 0-1/LP,epithel 7-10 /µL
Pemeriksaan Penunjang
USG : - ketuban (+) cukup, gerak (+), kehamilan 20 minggu, janin tunggal, plasenta
terletak di segmen bawah rahim.
IX. Differential Diagnosis
- Plasenta Previa
- Solutio Plasenta
X. Diagnosa Sementara :
Plasenta Previa
XI. Terapi :
- Bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 1gr/12jm
- Inj. Kalnex 1amp/8jm
- Premaston 3x1
30
2012 PLASENTA PREVIA
FOLLOW UP
1 8 Mei 201 2 , 05:30 WIB
- KU : kencing berlendir bercampur darah
- TD : 120/90 mmHg
- HR : 96x/i reg
- RR : 24x/i reg
- Temp: 36,5 0C
- DJJ : 136x/i reg
Terapi :
-bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj cefotaxime 1gr/12jm
- inj kalnex 1amp/8jm
- premaston 3x1
1 9 Mei 201 2 , 0 9:20 WIB
- KU : Mules
- TD : 120/70mmHg
- HR : 80x/i reg
- RR : 24x/i reg
- Temp: 36,5 0C
- DJJ : 151x/i reg
Terapi :
- bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj cefotaxime 1gr/12jm
- inj gentamycine 80 mg/8 Jam
31
2012 PLASENTA PREVIA
- Tramadole 1 amp/8 Jam
- Metronidazole Drip /8 Jam
20 Mei 201 2 , 13 : 30 WIB
- KU : baik
- TD : 120/70mmHg
- HR : 80x/i reg
- RR : 24x/i reg
- temp : 36,5 0C
Terapi :
- bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj Cefotaxime 1gr/12jm
- inj Gentamycine 80 mg/8 Jam
- Tramadole 1 amp/8 Jam
- Metronidazole Drip /8 Jam
21 Mei 201 2 , 19 : 30 WIB
- KU : baik
- TD : 100/60mmHg
- HR : 80x/i reg
- RR : 24x/i reg
- temp : 36,50
Terapi :
- bed rest
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj Cefotaxime 1gr/12jm
- inj Gentamycine 80 mg/8 Jam
- Tramadole 1 amp/8 Jam
- Metronidazole Drip /8 Jam
32
2012 PLASENTA PREVIA
22 Mei 2012, 09:50 WIB
-KU : baik
-TD : 110/70mmHg
-HR : 78x/i reg
-RR : 20x/i reg
-temp : 36,9 0C
Terapi :
- bed rest
- Ceftriaxone 500 mg
- Asam Mefenamat 500 mg
- Metronidazole
- Vifferon
23 Mei 2012, 09:40 WIB
-KU : baik
-TD : 120/80mmHg
-HR : 80x/i reg
-RR : 24x/i reg
-temp : 36,5 0C
Terapi :
- bed rest
- Ceftriaxone 500 mg
- Asam Mefenamat 500 mg
- Metronidazole
- Vifferon
Anjuran : pasien sudah boleh pulang jam 10.00 WIB
Terapi PBJ :
- Ceftriaxone 500 mg
- Asam Mefenamat 500 mg
33
2012 PLASENTA PREVIA
- Metronidazole
- Vifferon
34