20
PENDAHULUAN Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu plasenta berimplantasi pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus. 1,2,3,4 Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir waktu tertentu. Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; dan plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaa. Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir, disebut plasenta letak rendah. Klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomic melainkan fisiologic, maka klasifikasinya berubah setiap waktu. 2, 3 Menurut de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm : 2 1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostium. 2. Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 : - Plasenta previa lateralis posterior : bila sebagian menutupi ostium bagian belakang - Plasenta previa lateralis anterior : bila menutupi ostium bagian depan.

Plasenta Previa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Plasenta Previa

PENDAHULUAN

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu plasenta berimplantasi

pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

lahir (ostium uteri internum). Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas

uterus.1,2,3,4

Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui

pembukaan jalan lahir waktu tertentu. Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh

pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; plasenta previa parsialis apabila sebagian

pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; dan plasenta previa marginalis apabila pinggir

plasenta berada tepat pada pinggir pembukaa. Plasenta yang letaknya abnormal pada

segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir, disebut

plasenta letak rendah. Klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomic melainkan

fisiologic, maka klasifikasinya berubah setiap waktu. 2, 3

Menurut de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :2

1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta

menutupi seluruh ostium.

2. Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi

oleh plasenta, dibagi 2 :

- Plasenta previa lateralis posterior : bila sebagian menutupi ostium bagian

belakang

- Plasenta previa lateralis anterior : bila menutupi ostium bagian depan.

- Plasenta previa marginalis : bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium

yang ditutupi plasenta.

Menurut Browne : 2

1. Tingkat I = Lateral placenta previa :

Pinggir bawah Plasenta Berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak

sampai ke pinggir bawah pembukaan.

2. Tingkat 2 = Marginal placenta previa :

Placenta mencapai pinggir pembukaan (ostium).

3. Tingkat 3 = Complete placenta previa :

Placenta Menutupi osteum waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan

hamper lengkap.

Page 2: Plasenta Previa

4. Tingkat 4 = Central placenta previa :

Placenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.

Literature Negara Barat melaporkan frekuensi plasenta previa kira-kira 0,3-0,6%. Di

negara-negara berkembang berkisar antara 1-2,4%. Menurut jenisnya, Eastman Melaporkan

Plasenta previa sentralis 20%, lateralis 30%, dan letak rendah 50%.2 Frekuensi Placenta

previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 37 kasus plasenta previa di antara 4781

persalinanan yang terdaftar, Atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar.3

Etiologi dari plasenta previa belum diketahui pasti. Beberapa teori blastokista

implantasi di SBR: 4

1. Teori jatuh ke bawah ( falling down)

2. Teori menetapnya aktivitas korionik

3. Plasenta dengan permukaan yang meluas

4. Teori vaskularisasi desidua yang tidak memadai

Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua,

hipoplasia endometrium, bekas seksio sesaria, bekas kuretase dan manual plasenta, korpus

luteum bereaksi lambat, tumor-tumor dan juga malnutrisi .3, 4

Gambaran klinik dari plasenta previa yaitu perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa

nyeri yang merupakan gejala utama dan pertama. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita

tidur atau bekerja biasa. Perdarahan yang terjadi karena berhubungan dengan terbentuknya

SBR → perdarahan tidak dapat di cegah, akan terjadi berulang walaupun tanpa sebab, tanpa

rasa nyeri, jumlah bertambah. Perdarahan berasal dari sirkulasi maternal, warna merah

segar, Berhenti melalui tiga mekanisme: proses pembekuan, penekanan mekanis oleh

presentasi janin, infark plasenta.5,7

Penatalaksanaan dari plasenta previa yaitu ekspektatif atau pasif, aktif apabila

keadaan umum ibu tidak baik, umur kehamilan > 37 minggu atau berat janin 2500 gram.

Penanganan plasenta previa totalis yaitu dengan seksio sesaria. Tindakan seksio sesaria

juga di lakukan pada semua plasenta previa lateralis posterior, semua plasenta previa

dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti dengan tindakan –tindakan yang ada.6,7

L A P O R A N K A S U S

Page 3: Plasenta Previa

IDENTITAS

Nama : Ny. Uli Siregar

Umur : 34 tahun

Alamat : Tikala lingk. IV

Tempat Lahir : Medan

Bangsa : Indonesia

Agama : Kr. Protestan

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Swasta

Nama Suami : Tn. Yudi Selaindoong

Umur Suami : 32 tahun

Alamat Suami : Tikala lingk. IV

Pendidikan Suami : Diploma

Pekerjaan Suami : Swasta

ANAMESIS UTAMA

Penderita MRS tanggal 7 Juni 2004 jam 0400 Wita.

Keluhan Utama : Keluar darah lewat jalan lahir.

Riwayat penyakit sekarang :

Keluar darah dari jalan lahir dialami penderita sejak pukul 0100 Wita.

Perdarahan sedikit, tiba-tiba saat penderita sedang tidur dan tidak nyeri.

Pelepasan air (-)

Nyeri perut bagian bawah belum dirasakan.

Pergerakan janin masih dirasakan saat MRS.

Riwayat perdarahan sebelumnya (+) bulan april, dirawat di RSUP

selama 4 hari, sudah di USG, hasil plasenta previa totalis.

Riwayat penyakit dahulu:

Penyakit Jantung

Penyakit Hipertensi

Penyakit Paru-paru disangkal penderita Penyakit Hati

Penyakit Ginjal

Penyakit Kencing Manis

Riwayat gemelli (-)

Page 4: Plasenta Previa

BAB dan BAK biasa

ANAMESIS KEBIDANAN

1. Riwayat kehamilan sekarang:

Muntah (-)

Bengkak (-)

Penglihatan terganggu (-)

Sakit Kepala (-)

Kencing terlalu sering (-)

Defekasi tidak teratur (-)

Perdarahan (+)

Keluar darah (-)

Kejang (-)

Waktu hamil tidak merokok dan minum alkohol

2. Pemeriksaan Ante Natal (PAN):

Pemeriksaan Ante Natal dilakukan secar teratur

PAN pertama umur kehamilan 4 minggu

PAN terakhir tanggal 5 Juni 2004

Jumlah PAN selama kehamilan 10 kali

Pada dokter ahli kebidanan dan kandungan

Haid (menarche) 12 tahun, siklus haid teratur, lamanya haid 3-5

hari

Haid pertama haid terakhir (HPHT) 05-10- 2003

Taksiran tanggal partus 12-07-2004

3. Riwayat Keluarga:

Perkawinan satu kali, dengan suami sekarang 6 tahun, jumlah anak yang

diinginkan (-), jumlah anak sekarang 1 orang.

4. Keluarga Berencana:

Pernah ikut KB, berhenti KB lantas hamil 2 tahun, setelah melahirkan akan

ikut KB suntik.

5. Riwayat kehamilan terdahulu:

Tahun 1999,aterm spontan lbk di RSUP manado oleh dokter ahli, lahir anak

perempuan BB 2550 gram, hidup

Tahun ini 2004

Page 5: Plasenta Previa

PEMERIKSAAN KEBIDANAN I

Tanggal 7 Juni 2004, jam 0400 Wita.

Status Praesens:

KU : cukup

Kesadaran : CM

Tekanan darah : 120/ 80 mmHg

Nadi : 84 X / menit

Respirasi : 24 X / menit

Suhu badan : 36,60 C

BB :68 kg

TB : 163 CM

Mata : conj. anemis -/ - , sclera ikterik -/ -

Jantung : SI - II normal, bising (-)

Paru-paru : rh -/ - , wh -/ -

Anggota gerak : oedema (-), varices (-)

Pemeriksaan Obstetrik:

Pemeriksaan Luar:

TFU : 23CM

Letak janin : letak lintang

BJA : (+), 12 – 11 – 12

His : (-)

Taksiran berat badan anak (TBBA): 2300 gr

Inspekulo : tampak darah dan bekuan darah di OUE kurang lebih

200 Cc, dibersihkan, OUE tertutup, perdarahan aktif (-).

Pemeriksaan Laboratorium:

Darah

HB : 12,4 gr%

Lekosit : 8.000/ mm3

Trombosit : 255.000/ mm3

Page 6: Plasenta Previa

PEMERIKSAAN KEBIDANAN II

Kesimpulan Sementara:

G2P1A0, 34tahun, hamil 35 minggu. Belum inpartu + HAP e.c Plasenta previa totalis

Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak lintang

Sikap:

MRS, BedRest

Rawat konservatif

Luminal 3x30 mg, Roborantia 1x1

Dexametason 2 x 1 amp im (2hari)

R/ USG ulang untuk konfirmasi

TBBA

Lapor konsulen

Sedia donor

Observasi

Tanggal : 07 – 06 – 2003

Jam : 0400 Wita.

Kes : CM, T 110/ 70 mmHg , N 88X/ menit, R 22 X/ menit.

His : (-)

BJA : (+), 12 – 11 – 12

Inspkl : fluksus (+) dan bekuan darah kurang lebih 200 cc, dibersihkan, OUE

tertutup, perdarahan aktif

Dx : G2P1A0, 34 tahun, hamil 35 minggu, belum inpartu + HAP e.c Placenta

previa totalis, Janin intra uterine,

tunggal, hidup, letak lintang

Sx

MRS

Bed Rest

Rawar konservatif

Luminal 3x30mg, roborantia 1x1

Dexametasone 2x1 amp. Im (2hari)

R/ USG untuk konfirmasi TBBA

Laopor konsulen

sedia donor

Page 7: Plasenta Previa

Jam : 0500 Wita, His: (-), BJA: 12 – 11 – 12, perdarahan (-)inj. Dexametason

1amp im

Jam : 0600 Wita, His: (-), BJA: 12 – 11 – 12, perdarahan (-)

Jam : 0700 Wita, His: (-), BJA: 12 – 11 – 12, perdarahan (-)

Jam : 0800 - 1100 Wita, His: (-), BJA: 12 – 12 – 12, perdarahan (-)

Jam : 0800 - 1100 Wita, His: (-), BJA: 12 – 12 – 12, perdarahan (-)

Jam : 1200 - 1400 Wita, His: jarang-jarang, BJA: 12 – 12 – 12, perdarahan (-)

Jam : 1500 Wita.

Kes : CM, T 120/ 80 mmHg , N 84 X/ menit, R 24 X/ menit.

His : 8’-9’ 10”-15”

BJA : (+), 12 – 11– 12 , Perdarahan (+)

Dx : G2P1A0, 34 tahun, hamil 35 minggu, inpartu kala 1 + HAP e.c Placenta

previa totalis dengan perdarahan, Janin intra uterine,

tunggal, hidup, letak lintang

Sx

- SC Cito

- Sedia donor setuju SC

- Lapor Konsulen (dr. HLT,SpOG-k)----- SC

Jam : 1500 – 1530 Wita., His 8’-9’ 10”-11, BJA 12–12–12, Perdarahan (+).

Jam : 1530 – 1600 Wita., His 8’-9’ 10”-11, BJA 12–12–12, Perdarahan (+).

Jam : 1620 Wita, Penderita didorong ke OK Cito

Jam : 1640 Wita, Operasi dimulai di lakukan SCTP

Jam : 1645 Wita, lahir bayi perempuan , BBl 2200 gr, PBl 43 cm AS 4-6

Terdapat implantasi plasenta di SBR belakang meluas kedepan

menutupi OUI.

Jam : 1740 Wita, Operasi selesai.

Diagnosa Post Operasi

P1A0, 34 tahun, post SCTP atas indikasi Placenta previa totalis, lahir bayi

perempuan BBL: 2200 gr, PBL:43 cm, AS:4-6

Page 8: Plasenta Previa

Jalannya Operasi

Penderita dibaringkan terlentang diatas meja operasi, dilakukan tindakan

antisepsis pada abdomen dan sekitarnya, di tutup dengan doek steril kecuali lapangan

operasi. Dilakukan tindakan general anastesi, dalam keadaan narkose dilakukan insisi, linea

mediana inferior, di perdalam lapis demi lapis secara tajam dan tumpul sampai peritoneum.

Peritoneum di jepit dengan 2 pinset, setelah yakin tak ada usus dibawahnya di gunting dan

di perlebar. Tampak uterus gravidarum, dipasang hak abdomen. Tampak SBR kebiruan,

dibuat insisi semilunar, di perdalam secara tumpul sampai cavum uteri, explorasi janin letak

lintang. Di cari kaki, dengan menarik kaki, janin dilahirkan jam 1645 Wita lahir bayi

perempuan BBL: 2200 gr, PBL: 43 Cm, AS: 4-6. Sementara jalan napas dibersihkan dengan

suction pada hidung dan mulut bayi, tali pusat diklem diantara 2 tempat dan di gunting

diantaranya. Plasenta di lahirkan secara manual, implantasi di SBR depan meluas ke SBR

belakang menutupi OUI. Luka SBR dijepit dengan beberapa ring tang, Cavum uteri

dibersihkan dari sisa plasenta, yakin sisa plasenta dan perdarahan tak ada luka SBR di jahit

2 lapis secara simpul dan jelujur. Kontrol perdarahan tak ada di lakukan retroperitonealisasi.

Kontrol perdaraan tak ada, eksplorasi uterus bentuk normal, kedua tuba dan ovarium,

cavum abdomen dibersihkan dari bekuan darah. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis

sampai kulit. Kulit di jahit Subcutikuler. Luka operasi ditutup dengan kasa betadine, operasi

selesai.

Keadaan post operasi : T 130/ 80 mmHg , N 88 X/ menit, R 24 X/ menit. Perdarahan ±500Cc,

diuresis ±250Cc. Kontraksi uterus baik.

Sikap post SCTP

- Observasi T, N, R, Sb, Diuresis dan Perdarahan

- IVFD Dextrosa 5%: RL : NaCl 0,9% = 1 : 2 : 1

- Cefataxime 3x1 gr iv

- Fladex 2 x 500 mg drips

- Alinamin F 3x1 amp.

- Transamin 3x1 amp

- Vit C 3x1 amp.

- Induxin 3x1 amp.

- Puasa sampai peristaltic usus (+)

Page 9: Plasenta Previa

FOLLOW UP PENDERITA

Tanggal : 08 Juni 2004

Keluhan (-), Flatus (-), Kesadaran : CM, KU : cukup

T 100/ 70 mmHg , N 88 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,90C

Conj. anemis -/ - sclera ikterik -/ -

Abdomen lemas, peristaltik (-)

Mamae: laktasi -/- , tanda infeksi -/-

TFU 1jbpst, kontraksi uterus baik.

Lochea : rubra

Luka operasi tertutup gaas

Dx

P2A0, 34 tahun post SCTP hari I, atas indikasi placenta previa totalis, inpartu kala 1,

Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6.

Sx - IVFD Dextrosa 5%: RL : NaCl 0,9% = 1 : 2 : 1

- Cefataxime 3x1 gr iv

- Fladex 2 x 500 mg drips

- Alinamin F 3x1 amp.

- Transamin 3x1 amp

- Vit C 3x1 amp.

- Induxin 3x1 amp.

- Puasa sampai peristaltic usus (+)

Tanggal : 09 Juni 2004 jam 0700

Keluhan : Tadi malam jam 0200 menggigil , sesak karena ada lendir di jln napas.

Flatus (+), Kesadaran : CM, KU : cukup

T 100/ 70 mmHg , N 92 X/ menit, R 20 X/ menit T 37,20C

Conj. anemis -/ - sclera ikterik -/ -

Abdomen lemas, peristaltik (+)

Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-

TFU 2 jbpst, kontraksi uterus baik.

Lochea : rubra

Luka operasi tertutup gaas

Bab/Bak (+) kateter

Page 10: Plasenta Previa

Dx

P2A0, 34 tahun post SCTP hari II, atas indikasi placenta previa totalis, inpartu kala 1

Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6

Sx

Aff infuse/ kateter

Oral antibiotika : Cefadroxil 3x1 500 mg, metronidazole 3x1 500mg

Prenamia 1x1

Bubur saring

Bisolvon

Rawat luka operasi

Perksa lab : DDR suspec malaria

Hasil Laboratorium

Hb: 10,6g/dl, leuko: 15,3x109/L, Trombo:174x109/L, malaria (-)

Tanggal : 10 Juni 2004

Keluhan : Tadi malam dingin menggigil diberikan → cloroguin 4-4-2

Kesadaran : CM, KU : cukup

T 120/ 80 mmHg , N 80 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,80C

Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal, Abd lemas

Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-

TFU 3jbpst, kontraksi uterus baik.

Lochea : rubra

Luka operasi baik, pus(-).

BAB/ BAK biasa

Dx: P2A0, 34 tahun post SCTP,hari III, atas indikasi plasenta previa totalis.

Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6

Sx: Lanjut terapi antibiotika oral

Cloroguin 4-4-2

Rawat luka, ganti gass

Konsul interna

Hasil Konsul interna

Ass / Malaria klinis

Terapi dapat dilanjutkan Kloroquin hari 1: 0-4-0

2: 0-4-0

Page 11: Plasenta Previa

3: 0-2-0

Tanggal : 11 Juni 2004

Keluhan (-)

Kesadaran : CM, KU : cukup

T 110/ 70 mmHg , N 88 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,40C

Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal, Abd lemas

Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-

TFU 3jbpst, kontraksi uterus baik.

Lochea : rubra

Luka operasi baik

Peristaltik (+)

BAB/ BAK biasa

Dx: P2A0, 34 tahun post SCTP,hari IV, atas indikasi plasenta previa totalis.

Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6

Sx: Lanjut terapi antibiotika oral

Roborantia 1x1

Rawat luka operasi

Tanggal : 12 Juni 2004

Keluhan : (-)

Kesadaran : CM, KU : cukup

T 120/ 80 mmHg , N 80 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,80C

Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal, Abd lemas

Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-

TFU 3jbpst, kontraksi uterus baik.

Lochea : Sanguilenta

Luka operasi baik tertutup gaas

Dx: P2A0, 34 tahun post SCTP,hari III, atas indikasi plasenta previa totalis.

Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6

Sx: Diet Biasa

Lanjut terapi antibiotika

Roborantia 1x1

Pulang

Page 12: Plasenta Previa

D I S K U S IPada kasus ini akan dibicarakan tentang:

Diagnosis

Penanganan

Komplikasi

Prognosis

A. Diagnosis

Penderita ini didiagnosis dengan G2P1A0, 34 tahun, hamil 35 minggu. Belum inpartu +

HAP e.c Plasenta previa totalis

Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak lintang

Penderita didiagnosis seperti ini karena MRS tanggal 7 Juni 2004 jam 0400 Wita dengan

keluhan keluarnya darah dari jalan lahir yang dialami sejak jam 0100 Wita. Nyeri perut

bagian bawah belum dirasakan penderita, pelepasan air belum ada, pergerakan janin

masih dirasakan saat MRS, riwayat perdarahan sebelumnya (+) bulan April, dirawat di

RSUP selama 4 hari sudah di USG, hasil plasenta previa totalis. Status preasens dalam

batas normal, status obstertrik menunjukan kelainan letak yaitu letak lintang.

B. Penanganan

Penanganan pada kasus ini yaitu secara aktif yaitu dengan melakukan tindakan operatif

SC Cito karena ada perdarahan dari jalan lahir. Menurut kepustakaan yang ada

penanganan plasenta previa dengan perdarahan aktif harus segera ke rumah sakit di

berikan penanganan. Sedangkan untuk plasenta previa tanpa perdarahan aktif di

anjurkan untuk istirahat total. Jika kehamilannya belum aterm. Jika sudah matur

dipersiapkan keadaan umum ibu secara fisik maupun mental untuk dilakukan operasi.

C. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu yaitu perdarahan, syok hipovolemik, infeksi,

tromboflebitis, emboli air ketuban, kematian.

Pada janin terjadi asfiksia sampai kematian

Komplikasi lain → Maternal : perdarahan pada saat kehamilan, persalinan dan pada

masa nifas.

→ Janin : BBLR, asfiksia, IUFD, malformasi, trauma.

Page 13: Plasenta Previa

D. Prognosis

Prognosis pre operasi adalah dubia ad bonam karena sebelum operasi keadaan umum

ibu baik, Hb 12,4 gr%. Prognosis durante operasi adalah dubia ad malam karena operasi

dilakukan di kamar cito, di mana kemungkinan terjadinya infeksi besar sehingga

menganggu penyembuhan luka. Prognosis post op adalah dubia ad bonam karena

sesudah operasi keadaan umum penderita baik : T: 130 / 80 mmHg, N: 88x/mnt,

R: 24x/mnt, perdarahan±500 cc.

Bayi prognosis dubia ad malam, bayi lahir dengan apgar score 4-6, dimana keadaan ini

merupakan suatu asfiksia ringan sedang, tetapi setelah dirawat di NICU, Prognosis bayi

menjadi dubia ad bonam karena asfiksianya sudah dapat teratasi dan pada hari ke-3 bayi

mendapat asi dari ibunyadan tidak ditemukan adanya komplikasi dan kelainan pada

bayi.

K E S I M P U L A N Pada kasus ini penderita MRS dengan plasenta previa totalis, G2P1A0, 34 tahun,

hamil 35 minggu, belum inpartu, janin intra uterine, tunggal, hidup, letak sungsang.

Dengan adanya perdarahan maka dilakukan tindakan SC cito.

Keadaan ini memiliki prognosis yang jelas tidak baik terhadap ibu maupun

terhadap janin. Dengan tindakan Seksio sesaria untuk mengakhiri kehamilan diharapkan

dapat menolong penderita walaupun resiko tetap ada. Dengan penanganan yang tepat

dan cepat dapat menghindari komplikasi-komplikasi yang tidak diharapkan.

S A R A N Pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap bulan sampai umur kehamilan 28

minggu, setiap 2 minggu 1x sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu

untuk umur kehamilan lebih dari 36 minggu.

Pemeriksaan USG sangat membantu dalam mendiagnosis dini dari kecurigaan

plasenta previa totalis.

Page 14: Plasenta Previa

KEPUSTAKAAN1. Bagian Obstetri Ginekologi : FK UNPAD. Obstetri patologi. Elsar offset. Bandung

1994: 110-120

2. Mochtar R. Perdarahan Antepartum. Dalam : Sinopsis Obstetri jilid 1 ed.2 EGC Jakarta

1998: 269-79

3. Sumapraja S, Rachimmadi. Perdarahan Antepartum. Dalam : Winkjosastro H,

Sumapraja S, Saifuddin AB. Ed: Ilmu kebidanan edisi ke-3. Jakarta : Bina Pustaka

1992, hal 362-85

4. Cunningham GF, MacDonald Pc, Gant NF. Perdarahan ante partum. Dalam Obstetri

Williams. Ed. 17.EGC, Jakarta 1995: 470-76

5. Beck WW. Antepartum Bleeding. In: Obstetri and Ginecologic. End Edition. Harwal

Publishing Company Media Pennylvania. 1988: 139-41

6. Wiknjosastro H, Saifuddin AB,Rachimmadhi T. Seksio Cesarea, dalam Ilmu Bedah

Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1994. 133-41

7. Schwarz RH. Plasenta Previa dalam : Kedaruratan Obstetri Ed III. Alih bahasa: Komula

S. Penerbit Widya Medika. Jakarta 1990: 47-43