Upload
ario-palandeng
View
240
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu plasenta berimplantasi
pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir (ostium uteri internum). Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas
uterus.1,2,3,4
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir waktu tertentu. Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh
pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; plasenta previa parsialis apabila sebagian
pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; dan plasenta previa marginalis apabila pinggir
plasenta berada tepat pada pinggir pembukaa. Plasenta yang letaknya abnormal pada
segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir, disebut
plasenta letak rendah. Klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomic melainkan
fisiologic, maka klasifikasinya berubah setiap waktu. 2, 3
Menurut de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :2
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostium.
2. Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi
oleh plasenta, dibagi 2 :
- Plasenta previa lateralis posterior : bila sebagian menutupi ostium bagian
belakang
- Plasenta previa lateralis anterior : bila menutupi ostium bagian depan.
- Plasenta previa marginalis : bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium
yang ditutupi plasenta.
Menurut Browne : 2
1. Tingkat I = Lateral placenta previa :
Pinggir bawah Plasenta Berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak
sampai ke pinggir bawah pembukaan.
2. Tingkat 2 = Marginal placenta previa :
Placenta mencapai pinggir pembukaan (ostium).
3. Tingkat 3 = Complete placenta previa :
Placenta Menutupi osteum waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan
hamper lengkap.
4. Tingkat 4 = Central placenta previa :
Placenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.
Literature Negara Barat melaporkan frekuensi plasenta previa kira-kira 0,3-0,6%. Di
negara-negara berkembang berkisar antara 1-2,4%. Menurut jenisnya, Eastman Melaporkan
Plasenta previa sentralis 20%, lateralis 30%, dan letak rendah 50%.2 Frekuensi Placenta
previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 37 kasus plasenta previa di antara 4781
persalinanan yang terdaftar, Atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar.3
Etiologi dari plasenta previa belum diketahui pasti. Beberapa teori blastokista
implantasi di SBR: 4
1. Teori jatuh ke bawah ( falling down)
2. Teori menetapnya aktivitas korionik
3. Plasenta dengan permukaan yang meluas
4. Teori vaskularisasi desidua yang tidak memadai
Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua,
hipoplasia endometrium, bekas seksio sesaria, bekas kuretase dan manual plasenta, korpus
luteum bereaksi lambat, tumor-tumor dan juga malnutrisi .3, 4
Gambaran klinik dari plasenta previa yaitu perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa
nyeri yang merupakan gejala utama dan pertama. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita
tidur atau bekerja biasa. Perdarahan yang terjadi karena berhubungan dengan terbentuknya
SBR → perdarahan tidak dapat di cegah, akan terjadi berulang walaupun tanpa sebab, tanpa
rasa nyeri, jumlah bertambah. Perdarahan berasal dari sirkulasi maternal, warna merah
segar, Berhenti melalui tiga mekanisme: proses pembekuan, penekanan mekanis oleh
presentasi janin, infark plasenta.5,7
Penatalaksanaan dari plasenta previa yaitu ekspektatif atau pasif, aktif apabila
keadaan umum ibu tidak baik, umur kehamilan > 37 minggu atau berat janin 2500 gram.
Penanganan plasenta previa totalis yaitu dengan seksio sesaria. Tindakan seksio sesaria
juga di lakukan pada semua plasenta previa lateralis posterior, semua plasenta previa
dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti dengan tindakan –tindakan yang ada.6,7
L A P O R A N K A S U S
IDENTITAS
Nama : Ny. Uli Siregar
Umur : 34 tahun
Alamat : Tikala lingk. IV
Tempat Lahir : Medan
Bangsa : Indonesia
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Nama Suami : Tn. Yudi Selaindoong
Umur Suami : 32 tahun
Alamat Suami : Tikala lingk. IV
Pendidikan Suami : Diploma
Pekerjaan Suami : Swasta
ANAMESIS UTAMA
Penderita MRS tanggal 7 Juni 2004 jam 0400 Wita.
Keluhan Utama : Keluar darah lewat jalan lahir.
Riwayat penyakit sekarang :
Keluar darah dari jalan lahir dialami penderita sejak pukul 0100 Wita.
Perdarahan sedikit, tiba-tiba saat penderita sedang tidur dan tidak nyeri.
Pelepasan air (-)
Nyeri perut bagian bawah belum dirasakan.
Pergerakan janin masih dirasakan saat MRS.
Riwayat perdarahan sebelumnya (+) bulan april, dirawat di RSUP
selama 4 hari, sudah di USG, hasil plasenta previa totalis.
Riwayat penyakit dahulu:
Penyakit Jantung
Penyakit Hipertensi
Penyakit Paru-paru disangkal penderita Penyakit Hati
Penyakit Ginjal
Penyakit Kencing Manis
Riwayat gemelli (-)
BAB dan BAK biasa
ANAMESIS KEBIDANAN
1. Riwayat kehamilan sekarang:
Muntah (-)
Bengkak (-)
Penglihatan terganggu (-)
Sakit Kepala (-)
Kencing terlalu sering (-)
Defekasi tidak teratur (-)
Perdarahan (+)
Keluar darah (-)
Kejang (-)
Waktu hamil tidak merokok dan minum alkohol
2. Pemeriksaan Ante Natal (PAN):
Pemeriksaan Ante Natal dilakukan secar teratur
PAN pertama umur kehamilan 4 minggu
PAN terakhir tanggal 5 Juni 2004
Jumlah PAN selama kehamilan 10 kali
Pada dokter ahli kebidanan dan kandungan
Haid (menarche) 12 tahun, siklus haid teratur, lamanya haid 3-5
hari
Haid pertama haid terakhir (HPHT) 05-10- 2003
Taksiran tanggal partus 12-07-2004
3. Riwayat Keluarga:
Perkawinan satu kali, dengan suami sekarang 6 tahun, jumlah anak yang
diinginkan (-), jumlah anak sekarang 1 orang.
4. Keluarga Berencana:
Pernah ikut KB, berhenti KB lantas hamil 2 tahun, setelah melahirkan akan
ikut KB suntik.
5. Riwayat kehamilan terdahulu:
Tahun 1999,aterm spontan lbk di RSUP manado oleh dokter ahli, lahir anak
perempuan BB 2550 gram, hidup
Tahun ini 2004
PEMERIKSAAN KEBIDANAN I
Tanggal 7 Juni 2004, jam 0400 Wita.
Status Praesens:
KU : cukup
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Nadi : 84 X / menit
Respirasi : 24 X / menit
Suhu badan : 36,60 C
BB :68 kg
TB : 163 CM
Mata : conj. anemis -/ - , sclera ikterik -/ -
Jantung : SI - II normal, bising (-)
Paru-paru : rh -/ - , wh -/ -
Anggota gerak : oedema (-), varices (-)
Pemeriksaan Obstetrik:
Pemeriksaan Luar:
TFU : 23CM
Letak janin : letak lintang
BJA : (+), 12 – 11 – 12
His : (-)
Taksiran berat badan anak (TBBA): 2300 gr
Inspekulo : tampak darah dan bekuan darah di OUE kurang lebih
200 Cc, dibersihkan, OUE tertutup, perdarahan aktif (-).
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah
HB : 12,4 gr%
Lekosit : 8.000/ mm3
Trombosit : 255.000/ mm3
PEMERIKSAAN KEBIDANAN II
Kesimpulan Sementara:
G2P1A0, 34tahun, hamil 35 minggu. Belum inpartu + HAP e.c Plasenta previa totalis
Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak lintang
Sikap:
MRS, BedRest
Rawat konservatif
Luminal 3x30 mg, Roborantia 1x1
Dexametason 2 x 1 amp im (2hari)
R/ USG ulang untuk konfirmasi
TBBA
Lapor konsulen
Sedia donor
Observasi
Tanggal : 07 – 06 – 2003
Jam : 0400 Wita.
Kes : CM, T 110/ 70 mmHg , N 88X/ menit, R 22 X/ menit.
His : (-)
BJA : (+), 12 – 11 – 12
Inspkl : fluksus (+) dan bekuan darah kurang lebih 200 cc, dibersihkan, OUE
tertutup, perdarahan aktif
Dx : G2P1A0, 34 tahun, hamil 35 minggu, belum inpartu + HAP e.c Placenta
previa totalis, Janin intra uterine,
tunggal, hidup, letak lintang
Sx
MRS
Bed Rest
Rawar konservatif
Luminal 3x30mg, roborantia 1x1
Dexametasone 2x1 amp. Im (2hari)
R/ USG untuk konfirmasi TBBA
Laopor konsulen
sedia donor
Jam : 0500 Wita, His: (-), BJA: 12 – 11 – 12, perdarahan (-)inj. Dexametason
1amp im
Jam : 0600 Wita, His: (-), BJA: 12 – 11 – 12, perdarahan (-)
Jam : 0700 Wita, His: (-), BJA: 12 – 11 – 12, perdarahan (-)
Jam : 0800 - 1100 Wita, His: (-), BJA: 12 – 12 – 12, perdarahan (-)
Jam : 0800 - 1100 Wita, His: (-), BJA: 12 – 12 – 12, perdarahan (-)
Jam : 1200 - 1400 Wita, His: jarang-jarang, BJA: 12 – 12 – 12, perdarahan (-)
Jam : 1500 Wita.
Kes : CM, T 120/ 80 mmHg , N 84 X/ menit, R 24 X/ menit.
His : 8’-9’ 10”-15”
BJA : (+), 12 – 11– 12 , Perdarahan (+)
Dx : G2P1A0, 34 tahun, hamil 35 minggu, inpartu kala 1 + HAP e.c Placenta
previa totalis dengan perdarahan, Janin intra uterine,
tunggal, hidup, letak lintang
Sx
- SC Cito
- Sedia donor setuju SC
- Lapor Konsulen (dr. HLT,SpOG-k)----- SC
Jam : 1500 – 1530 Wita., His 8’-9’ 10”-11, BJA 12–12–12, Perdarahan (+).
Jam : 1530 – 1600 Wita., His 8’-9’ 10”-11, BJA 12–12–12, Perdarahan (+).
Jam : 1620 Wita, Penderita didorong ke OK Cito
Jam : 1640 Wita, Operasi dimulai di lakukan SCTP
Jam : 1645 Wita, lahir bayi perempuan , BBl 2200 gr, PBl 43 cm AS 4-6
Terdapat implantasi plasenta di SBR belakang meluas kedepan
menutupi OUI.
Jam : 1740 Wita, Operasi selesai.
Diagnosa Post Operasi
P1A0, 34 tahun, post SCTP atas indikasi Placenta previa totalis, lahir bayi
perempuan BBL: 2200 gr, PBL:43 cm, AS:4-6
Jalannya Operasi
Penderita dibaringkan terlentang diatas meja operasi, dilakukan tindakan
antisepsis pada abdomen dan sekitarnya, di tutup dengan doek steril kecuali lapangan
operasi. Dilakukan tindakan general anastesi, dalam keadaan narkose dilakukan insisi, linea
mediana inferior, di perdalam lapis demi lapis secara tajam dan tumpul sampai peritoneum.
Peritoneum di jepit dengan 2 pinset, setelah yakin tak ada usus dibawahnya di gunting dan
di perlebar. Tampak uterus gravidarum, dipasang hak abdomen. Tampak SBR kebiruan,
dibuat insisi semilunar, di perdalam secara tumpul sampai cavum uteri, explorasi janin letak
lintang. Di cari kaki, dengan menarik kaki, janin dilahirkan jam 1645 Wita lahir bayi
perempuan BBL: 2200 gr, PBL: 43 Cm, AS: 4-6. Sementara jalan napas dibersihkan dengan
suction pada hidung dan mulut bayi, tali pusat diklem diantara 2 tempat dan di gunting
diantaranya. Plasenta di lahirkan secara manual, implantasi di SBR depan meluas ke SBR
belakang menutupi OUI. Luka SBR dijepit dengan beberapa ring tang, Cavum uteri
dibersihkan dari sisa plasenta, yakin sisa plasenta dan perdarahan tak ada luka SBR di jahit
2 lapis secara simpul dan jelujur. Kontrol perdarahan tak ada di lakukan retroperitonealisasi.
Kontrol perdaraan tak ada, eksplorasi uterus bentuk normal, kedua tuba dan ovarium,
cavum abdomen dibersihkan dari bekuan darah. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
sampai kulit. Kulit di jahit Subcutikuler. Luka operasi ditutup dengan kasa betadine, operasi
selesai.
Keadaan post operasi : T 130/ 80 mmHg , N 88 X/ menit, R 24 X/ menit. Perdarahan ±500Cc,
diuresis ±250Cc. Kontraksi uterus baik.
Sikap post SCTP
- Observasi T, N, R, Sb, Diuresis dan Perdarahan
- IVFD Dextrosa 5%: RL : NaCl 0,9% = 1 : 2 : 1
- Cefataxime 3x1 gr iv
- Fladex 2 x 500 mg drips
- Alinamin F 3x1 amp.
- Transamin 3x1 amp
- Vit C 3x1 amp.
- Induxin 3x1 amp.
- Puasa sampai peristaltic usus (+)
FOLLOW UP PENDERITA
Tanggal : 08 Juni 2004
Keluhan (-), Flatus (-), Kesadaran : CM, KU : cukup
T 100/ 70 mmHg , N 88 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,90C
Conj. anemis -/ - sclera ikterik -/ -
Abdomen lemas, peristaltik (-)
Mamae: laktasi -/- , tanda infeksi -/-
TFU 1jbpst, kontraksi uterus baik.
Lochea : rubra
Luka operasi tertutup gaas
Dx
P2A0, 34 tahun post SCTP hari I, atas indikasi placenta previa totalis, inpartu kala 1,
Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6.
Sx - IVFD Dextrosa 5%: RL : NaCl 0,9% = 1 : 2 : 1
- Cefataxime 3x1 gr iv
- Fladex 2 x 500 mg drips
- Alinamin F 3x1 amp.
- Transamin 3x1 amp
- Vit C 3x1 amp.
- Induxin 3x1 amp.
- Puasa sampai peristaltic usus (+)
Tanggal : 09 Juni 2004 jam 0700
Keluhan : Tadi malam jam 0200 menggigil , sesak karena ada lendir di jln napas.
Flatus (+), Kesadaran : CM, KU : cukup
T 100/ 70 mmHg , N 92 X/ menit, R 20 X/ menit T 37,20C
Conj. anemis -/ - sclera ikterik -/ -
Abdomen lemas, peristaltik (+)
Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-
TFU 2 jbpst, kontraksi uterus baik.
Lochea : rubra
Luka operasi tertutup gaas
Bab/Bak (+) kateter
Dx
P2A0, 34 tahun post SCTP hari II, atas indikasi placenta previa totalis, inpartu kala 1
Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6
Sx
Aff infuse/ kateter
Oral antibiotika : Cefadroxil 3x1 500 mg, metronidazole 3x1 500mg
Prenamia 1x1
Bubur saring
Bisolvon
Rawat luka operasi
Perksa lab : DDR suspec malaria
Hasil Laboratorium
Hb: 10,6g/dl, leuko: 15,3x109/L, Trombo:174x109/L, malaria (-)
Tanggal : 10 Juni 2004
Keluhan : Tadi malam dingin menggigil diberikan → cloroguin 4-4-2
Kesadaran : CM, KU : cukup
T 120/ 80 mmHg , N 80 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,80C
Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal, Abd lemas
Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-
TFU 3jbpst, kontraksi uterus baik.
Lochea : rubra
Luka operasi baik, pus(-).
BAB/ BAK biasa
Dx: P2A0, 34 tahun post SCTP,hari III, atas indikasi plasenta previa totalis.
Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6
Sx: Lanjut terapi antibiotika oral
Cloroguin 4-4-2
Rawat luka, ganti gass
Konsul interna
Hasil Konsul interna
Ass / Malaria klinis
Terapi dapat dilanjutkan Kloroquin hari 1: 0-4-0
2: 0-4-0
3: 0-2-0
Tanggal : 11 Juni 2004
Keluhan (-)
Kesadaran : CM, KU : cukup
T 110/ 70 mmHg , N 88 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,40C
Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal, Abd lemas
Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-
TFU 3jbpst, kontraksi uterus baik.
Lochea : rubra
Luka operasi baik
Peristaltik (+)
BAB/ BAK biasa
Dx: P2A0, 34 tahun post SCTP,hari IV, atas indikasi plasenta previa totalis.
Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6
Sx: Lanjut terapi antibiotika oral
Roborantia 1x1
Rawat luka operasi
Tanggal : 12 Juni 2004
Keluhan : (-)
Kesadaran : CM, KU : cukup
T 120/ 80 mmHg , N 80 X/ menit, R 20 X/ menit T 36,80C
Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal, Abd lemas
Mamae: laktasi +/+ , tanda infeksi -/-
TFU 3jbpst, kontraksi uterus baik.
Lochea : Sanguilenta
Luka operasi baik tertutup gaas
Dx: P2A0, 34 tahun post SCTP,hari III, atas indikasi plasenta previa totalis.
Lahir bayi perempuan BBL 2200 gr, PBL 43 cm, AS 4-6
Sx: Diet Biasa
Lanjut terapi antibiotika
Roborantia 1x1
Pulang
D I S K U S IPada kasus ini akan dibicarakan tentang:
Diagnosis
Penanganan
Komplikasi
Prognosis
A. Diagnosis
Penderita ini didiagnosis dengan G2P1A0, 34 tahun, hamil 35 minggu. Belum inpartu +
HAP e.c Plasenta previa totalis
Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak lintang
Penderita didiagnosis seperti ini karena MRS tanggal 7 Juni 2004 jam 0400 Wita dengan
keluhan keluarnya darah dari jalan lahir yang dialami sejak jam 0100 Wita. Nyeri perut
bagian bawah belum dirasakan penderita, pelepasan air belum ada, pergerakan janin
masih dirasakan saat MRS, riwayat perdarahan sebelumnya (+) bulan April, dirawat di
RSUP selama 4 hari sudah di USG, hasil plasenta previa totalis. Status preasens dalam
batas normal, status obstertrik menunjukan kelainan letak yaitu letak lintang.
B. Penanganan
Penanganan pada kasus ini yaitu secara aktif yaitu dengan melakukan tindakan operatif
SC Cito karena ada perdarahan dari jalan lahir. Menurut kepustakaan yang ada
penanganan plasenta previa dengan perdarahan aktif harus segera ke rumah sakit di
berikan penanganan. Sedangkan untuk plasenta previa tanpa perdarahan aktif di
anjurkan untuk istirahat total. Jika kehamilannya belum aterm. Jika sudah matur
dipersiapkan keadaan umum ibu secara fisik maupun mental untuk dilakukan operasi.
C. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu yaitu perdarahan, syok hipovolemik, infeksi,
tromboflebitis, emboli air ketuban, kematian.
Pada janin terjadi asfiksia sampai kematian
Komplikasi lain → Maternal : perdarahan pada saat kehamilan, persalinan dan pada
masa nifas.
→ Janin : BBLR, asfiksia, IUFD, malformasi, trauma.
D. Prognosis
Prognosis pre operasi adalah dubia ad bonam karena sebelum operasi keadaan umum
ibu baik, Hb 12,4 gr%. Prognosis durante operasi adalah dubia ad malam karena operasi
dilakukan di kamar cito, di mana kemungkinan terjadinya infeksi besar sehingga
menganggu penyembuhan luka. Prognosis post op adalah dubia ad bonam karena
sesudah operasi keadaan umum penderita baik : T: 130 / 80 mmHg, N: 88x/mnt,
R: 24x/mnt, perdarahan±500 cc.
Bayi prognosis dubia ad malam, bayi lahir dengan apgar score 4-6, dimana keadaan ini
merupakan suatu asfiksia ringan sedang, tetapi setelah dirawat di NICU, Prognosis bayi
menjadi dubia ad bonam karena asfiksianya sudah dapat teratasi dan pada hari ke-3 bayi
mendapat asi dari ibunyadan tidak ditemukan adanya komplikasi dan kelainan pada
bayi.
K E S I M P U L A N Pada kasus ini penderita MRS dengan plasenta previa totalis, G2P1A0, 34 tahun,
hamil 35 minggu, belum inpartu, janin intra uterine, tunggal, hidup, letak sungsang.
Dengan adanya perdarahan maka dilakukan tindakan SC cito.
Keadaan ini memiliki prognosis yang jelas tidak baik terhadap ibu maupun
terhadap janin. Dengan tindakan Seksio sesaria untuk mengakhiri kehamilan diharapkan
dapat menolong penderita walaupun resiko tetap ada. Dengan penanganan yang tepat
dan cepat dapat menghindari komplikasi-komplikasi yang tidak diharapkan.
S A R A N Pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap bulan sampai umur kehamilan 28
minggu, setiap 2 minggu 1x sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu
untuk umur kehamilan lebih dari 36 minggu.
Pemeriksaan USG sangat membantu dalam mendiagnosis dini dari kecurigaan
plasenta previa totalis.
KEPUSTAKAAN1. Bagian Obstetri Ginekologi : FK UNPAD. Obstetri patologi. Elsar offset. Bandung
1994: 110-120
2. Mochtar R. Perdarahan Antepartum. Dalam : Sinopsis Obstetri jilid 1 ed.2 EGC Jakarta
1998: 269-79
3. Sumapraja S, Rachimmadi. Perdarahan Antepartum. Dalam : Winkjosastro H,
Sumapraja S, Saifuddin AB. Ed: Ilmu kebidanan edisi ke-3. Jakarta : Bina Pustaka
1992, hal 362-85
4. Cunningham GF, MacDonald Pc, Gant NF. Perdarahan ante partum. Dalam Obstetri
Williams. Ed. 17.EGC, Jakarta 1995: 470-76
5. Beck WW. Antepartum Bleeding. In: Obstetri and Ginecologic. End Edition. Harwal
Publishing Company Media Pennylvania. 1988: 139-41
6. Wiknjosastro H, Saifuddin AB,Rachimmadhi T. Seksio Cesarea, dalam Ilmu Bedah
Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1994. 133-41
7. Schwarz RH. Plasenta Previa dalam : Kedaruratan Obstetri Ed III. Alih bahasa: Komula
S. Penerbit Widya Medika. Jakarta 1990: 47-43