13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Plasenta previa terjadi pada kira 1 diantara 200 persalinan. Dirumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 37 kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar. B. PERAN PERAWAT 1. Meningkatkan kesehatan keluarga yang berfokus pada kondisi ibu saat ini dan Keluarga Berencana 2. Memberikan pelayanan antenatal yang effektif pada ibu hamil 3. Memberikan dukungan fisik dan psikologis selama masa persalinan. 4. Memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif pada bayi, ibu dan keluarga pada masa post partum 5. Pengelolaan asuhan keperawatan 6. Caring dan self care PLASENTA PREVIA

Plasenta Previa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pada klien dengan plasenta previa

Citation preview

Page 1: Plasenta Previa

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Plasenta previa terjadi pada kira 1 diantara 200 persalinan. Dirumah sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 37 kasus plasenta previa diantara

4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar.

B. PERAN PERAWAT

1. Meningkatkan kesehatan keluarga yang berfokus pada kondisi ibu saat ini dan

Keluarga Berencana

2. Memberikan pelayanan antenatal yang effektif pada ibu hamil

3. Memberikan dukungan fisik dan psikologis selama masa persalinan.

4. Memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif pada bayi, ibu dan

keluarga pada masa post partum

5. Pengelolaan asuhan keperawatan

6. Caring dan self care

PLASENTA PREVIA

Page 2: Plasenta Previa

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Plasenta-previa artinya "plasenta di depan" (previa=depan). Artinya, plasenta

berada lebih "depan" daripada janin yang hendak keluar.

Plasenta previa adalah plasenta dengan letak yang abnormal yaitu di sekitar

segmen bawah rahim, sehinga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir

(osteum uteri internum).

B. ETIOLOGI

Faktor resiko terjadinya plasenta previa:1. Operasi sesar sebelumnya. Pada wanita – wanita yang pernah menjalani

operasi sesar sebelumnya, maka sekitar 4 dari 100 wanita tersebut akan

mengalami plasenta previa. Resiko akan makin meningkat setelah

mengalami empat kali atau lebih operasi sesar ( pada wanita – wanita yang

pernah 4 kali atau lebih menjalani operasi sesar, maka 1 dari 10 wanita ini

akan mengalami plasenta previa )

2. Riwayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus, seperti dilatasi dan

kuretase atau aborsi medisinalis.

3. Jumlah kehamilan sebelumnya. Plasenta previa terjadi pada 1 dari 1500

wanita yang baru pertama kali hamil. Bagaimanapun, pada wanita yang

telah 5 kali hamil atau lebih, maka resiko terjadinya plasenta previa adalah 1

diantara 20 kehamilan.

PLASENTA PREVIA

Page 3: Plasenta Previa

4. Usia ibu hamil. Diantara wanita-wanita yang berusia kurang dari 19 tahun,

hanya 1 dari 1500 yang mengalami plasenta previa. Satu dari 100 wanita

yang berusia lebih dari 35 tahun akan mengalami plasenta previa.

5. Kehamilan dengan janin lebih dari satu (seperti kembar dua atau kembar

tiga).

6. Merokok sigaret, menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang beredar

dalam tubuh janin, sehingga merangsang pertumbuhan plasenta yang besar.

Plasenta yang besar dihubungkan dengan perkembangan plasenta previa.

7. Kokain dan penggunaan obat – obat bius.

8. Riwayat plasenta previa sebelumnya

9. Adanya jaringan parut pada rahim oleh operasi sebelumnya.

10.Adanya endometriosis (adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan

seharusnya, misalnya di indung telur) setelah kehamilan sebelumnya.

11.Adanya trauma selama kehamilan.

12.Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim sehingga mempersempit

permukaan bagi penempelan plasenta

C. PATOFISIOLOGI

Pendarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 10

minggu saat segmen bawah uterus membentuk dari mulai melebar serta menipis,

umumnya terjadi pada trismester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak

mengalami perubahan pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan servik

menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau

karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat dihindarkan

karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi

seperti pada plasenta letak normal. (Mansjoer, 2002).

PLASENTA PREVIA

Page 4: Plasenta Previa

PLASENTA PREVIA

PATOFLOW

ENDOMETRIUM YANG CACAT

PARITASUMUR PENDERITA

GANGGUAN ANATOMIS

UTERUS

RIWAYAT TINDAKAN

MEDIS

ENDOMETRIUM BELUM SEMPAT

TUMBUH

UMUR MUDAUMUR DI ATAS 35 TAHUN

ENDOMETRIUM BELUM

SEMPURNA

ENDOMETRIUM KURANG SUBUR

PLASENTA PREVIA

Page 5: Plasenta Previa

D. TANDA DAN GEJALA

1. Perdarahan tanpa nyeri

2. Perdarahan berulang

3. Warna perdarahan merah segara

4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah

5. Timbulnya perlahan-lahan

6. Waktu terjadinya saat hamil

7. His biasanya tidak ada

8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi

9. Denyut jantung janin ada

10.Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

11.Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

12.Presentasi mungkin abnormal.

E. MANIFESTASI KLINIS

Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan

pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau

bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan

berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu banyak dari pada sebelumnya,

apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20

minggu segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan

serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat

ini dimulai terjadi perdarahan darah berwarna merah segar.

Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta

dari dinding uterus perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidak mampuan

PLASENTA PREVIA

Page 6: Plasenta Previa

serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan,

tidak sebagai serabut otot uterus untuk menghentikan perdarahan kala III dengan

plasenta yang letaknya normal makin rendah letak plasenta makin dini perdarahan

terjadi, oleh karena itu perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini

dari pada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan

mulai. ( Wiknjosostro, 1999 : 368 )

F. KLASIFIKASITerhadap jalan lahir ada 4 kemungkinan jenis plasenta previa :

1. Placenta previa totalis, bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir. Pada posisi ini,

jelas tidak mungkin bayi dilahirkan per-vaginam (normal/spontan/biasa), karena

risiko perdarahan sangat hebat.

2. Placenta previa partialis, bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi

jalan lahir. Pada posisi inipun risiko perdarahan masih besar, dan biasanya tetap

tidak dilahirkan melalui per-vaginam.

3. Placenta previa marginalis, bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan

lahir. Bisa dilahirkan per-vaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.

4. Low-lying placenta (plasenta letak rendah, lateralis placenta atau kadang disebut

juga dangerous placenta), posisi plasenta beberapa mm atau cm dari tepi jalan

lahir. Risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan

per-vaginam dengan aman, asal hat-hati.

G. KOMPLIKASI1. Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia

karena perdarahan plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.

2. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti Asfiksi

berat. ( Mansjoer, 2002).

H. TES DIAGNOSTIK1. Anamnesis.Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu

berlangsung tanpa nyeri terutama pada multigravida, banyaknya perdarahan

tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pada pemeriksaan hematokrit.

PLASENTA PREVIA

Page 7: Plasenta Previa

2. Pemeriksaan Luar. Bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas

panggul presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu atas

panggul mengelak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.

3. Pemeriksaan In Spekulo. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah

perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri

eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai.

4. Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung. Penentuan letak plasenta secara

tidak langsung dapat dilakukan radiografi, radioisotope, dan ultrasonagrafi.

Ultrasonagrafi penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat,

tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya dan tidak menimbulkan

rasa nyeri. (Wiknjosostro, 2005)

5. Pemeriksaan Ultrasonografi. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan

implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium bila jarak tepi 5 cm

disebut plasenta letak rendah.

6. Diagnosis Plasenta Previa Secara Defenitif.. Dilakukan dengan PDMO yaitu

melakukan perabaan secara langsung melalui pembukaan serviks pada

perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak

dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menetukan diagnosis. (Saifudin,

2001)

I. PENATALAKSANAAN1. Bentuk pertolongan pada plasenta previa:

a. Segera lakukan operasi persalinan unruk menyelamatkan ibu dan anak atau

untuk mengurangi kesakitan dan kematian.

b. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk

dapat melakukan penangan lebih lanjut.

c. Rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang cukup.

2. Bentuk operasi lainnya:

PLASENTA PREVIA

Page 8: Plasenta Previa

a. Cunam Willet Gausz

1) Menjepit kulit kepala bayi pada plasenta previa yang ketubannya telah di

pecahkan.

2) Memberikan pembukaan agar pembukaan dipercepat.

3) Diharapkan persalinan spontan

4) Sebagian besar dilakukan pada janin yang telah meninggal.

b. Versi Braxton Hicks

1) Dilakukan versi ke letak sungsang.

2) Satu kaki dikeluarkan sebagai tampon dan diberikan pemberat untuk

mempercepat pembukaan dan menghentikan pendarahan.

3) Diharapkan persalinan spontan.

4) Sebagian besar janin akan meninggal.

c. Pemasangan kantong karet Metreurynter

Kantong karet dipasang untuk menghentikan pendarahan dan

mempercepat pembukaan sehingga persalinan dapat segera berlangsung.

J. ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN

a. Kaji riwayat terjadinya pendarahan

b. Kaji tanda-tanda vital

c. Kaji denyut jantung janin

d. kaji tinggi fundus

2. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCULa. Penurunan curah jantung b.d pendarahan hebat karena plasenta previa

b. Risiko tinggi infeksi b.d anemia dan pendarahan akibat plasenta previa

c. Risiko tinggi cedera (janin) b.d penurunan perfusi plasenta akibat pendarahan

d. Defisit volume cairan b.d pendarahan

PLASENTA PREVIA

Page 9: Plasenta Previa

3. INTERVENSIa. Dx 1

1) Kaji dan catat tanda-tanda vital

2) Kaji masukan dan haluaran serta jumlah pendarahan

3) Bantu beri perawatan kesehatan

4) Kolaborasi: beri terapi cairan IV dan terapi penggantian darah

b. Dx 2

1) Kaji tanda-tanda vital

2) Kaji apakah ada nyeri tekan pada uterus

3) Pantau hasil laboratorium

4) Kaji janin untuk melihat apakah ada tanda infeksi

c. Dx 3

1) Pantau janin sedikitnya setiap hari untuk melihat adanya tanda takikardi

2) Kaji tanda infeksi intra uterin untuk mendapatkan profil biofisik sesuai

program

3) Evaluasi pertumbuhan janin dan volume cairan amnion

4) Kolaborasi: lakukan pemeriksaan USG sesuai program

d. Dx 4

1) Kaji tanda-tanda vital

2) Pertahankan cairan intake dan output yang adekuat

3) Kaji status nutrisi

4) Beri cairan IV

5) Kolaborasi: beri transfusi darah

4. EVALUASI1) Tanda-tanda vital kembali normal

2) Pendarahan berhenti atau berkurang

3) Nilai laboratorium kembali normal

4) Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi

PLASENTA PREVIA

Page 10: Plasenta Previa

5) Janin mencapai maturitas tanpa gangguan

6) Janin akan tetap aman secara fisiologis

7) Bayi lahir tanpa gangguan

8) Nilai profil biofisik normal

PLASENTA PREVIA