Upload
lethien
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN MEMBACA BAHASA INDONESIA
BAGI PEMBELAJAR ASING TINGKAT DASAR (BEGINNER)
DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Elisabeth Oktaviani Hanggu
101224070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN MEMBACA BAHASA INDONESIA
BAGI PEMBELAJAR ASING TINGKAT DASAR (BEGINNER)
DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Elisabeth Oktaviani Hanggu
101224070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Everything will be okay in the end, if it’s not okay, it’s not
the end.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka
kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu. (Matius 7:7-12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas segala berkat dan rahmat melimpah
kepada saya selama ini. Rencana-Mu sungguh indah, Tuhan.
Orang tua tercinta Mikael Hanggu dan Kristina Jenjaya, atas segala kasih dan
cinta yang telah diberikan kepada saya. Terima kasih dan syukur karena kalian
selalu ada dan mendukung saya setiap saat.
Adik-adik tercinta Yulianus, Matias, dan Paskalisia, atas segala dukungan dan
motivasi yang kalian berikan sampai saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang disebutkan
dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Okober 2015
Elisabet Oktaviani Hanggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Elisabet Oktaviani Hanggu
Nomor Mahasiswa : 101224070
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEBAGAI MEDIA
PENGAJARAN MEMBACA BAHASA INDONESIA BAGI PEMBELAJAR
ASING TINGKAT DASAR (BEGINNER) DI WISMA BAHASA
YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untu kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 1 Oktober 2015
Yang menyatakan
Elisabet Oktaviani Hanggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Hanggu, Elisabet Oktaviani. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran sebagai
Media Pengajaran Membaca Bahasa Indonesia Bagi Pembelajar Asing
Tingkat Dasar (Beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran
dengan memanfaatkan modul sebagai media pembelajaran dalam pengajaran
membaca bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma
Bahasa Yogyakarta. Penelitian ini diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan
pembelajar. Instrumen yang digunakan untuk analisis kebutuhan adalah
instrumen wawancara dan kuesioner (need analysis). Kuesioner analisis
kebutuhan pembelajar ditujukan kepada lima orang pembelajar di Wisma Bahasa
Yogyakarta.
Dari hasil analisis kebutuhan di atas, peneliti telah mengembangkan materi
ajar yang akan digunakan oleh pembelajar tingkat dasar (beginner) di Wisma
Bahasa Yogyakarta. Materi ajar tersebut, yaitu: (1) Nama Anda siapa?, (2) Anda
mau makan apa?, dan (3) Bisa tolong saya?. Pada masing-masing unit terdapat
indikator pembelajaran dan empat kegiatan pembelajar, yaitu: (1) percakapan
(membaca dialog), (2) struktur, (3) kosakata, (4) latihan. Pengembangan modul ini
dilakukan dengan menggunakan model Sadiman. Langkah-langkah
pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi kebutuhan
dan karakteristik pembelajar, (b) merumuskan tujuan instruksional dengan
operasional dan khas, (c) merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang
mendukung tercapainya tujuan, (d) mengembangkan alat pengukur keberhasilan,
(e) menulis naskah media, dan (f) mengadakan tes dan revisi.
Untuk mengetahui kualitas dan hasil dari pengembangan media ini,
peneliti mengadakan uji coba produk dan validasi dari para ahli. Uji coba
dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) penilaian dari pengajar Wisma Bahasa
Yogyakarta, pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta, dan dosen ahli Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. (2) uji coba lapangan kepda satu pembelajar tingkat
dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Hasil uji coba dan penilaian validasi tersebut
menyatakan bahwa, ketiga unit media yang dikembangkan ini sangat layak
digunakan sebagai media pembelajaran membaca bahasa Indonesia untuk penutur
tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Selain itu, modul juga dapat
digunakan di rumah untuk kegiatan pembelajaran tanpa adanya pengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Hanggu, Elisabet Oktaviani. 2015. The Design of Learning Module as Teaching
Media to Teach Bahasa Indonesia for Beginner Foreign Learners In
Wisma Bahasa Yogyakarta. Yogyakarta: Sanata Dharma University.
This research focused on teaching materials designed by using module as
the media to teach beginner foreign learners of Wisma Bahasa Yogyakarta. This
research was started with the learners needs analysis. To analysis the learners
needs, the researcher used some instruments. Those instruments were interview
and questionnaires of learners needs analysis. Those questionnaires were referred
to five learners of Wisma Bahasa Yogyakarta.
Based on the result of the learners needs analysis, researcher designed
teaching materials which would be used by beginner foreign learners of Wisma
Bahasa Yogyakarta. The teaching materials were: (1) What is your name? (2)
What do you want to eat? (3) Could you please help me? Each unit had its
learning objectives and four activities, those were: (1) conversation (reading
dialogue), (2) structure, (3) vocabularies, and (4) exercises. This material designed
was done by using Sadirman’s model. The steps of material designed were: (a)
identifying learners needs and characteristics, (b) formulating instructional
purposes and specification, (c) designing appropriate materials, (d) developing
appropriate materials, (d) designing learning assessment, (e) designing module,
and (f) conducting test and revision.
In determining the quality and result of the material designed, the
researcher tried-out the product and validation from experts. There were two steps
on conducting this validation: (1) Assessments from teachers of Wisma Bahasa
Yogyakarta, the expert teacher of Wisma Bahasa, and the expert lecture of Sanata
Dharma University. (2) Trying out the materials designed to the beginner learners
of Wisma Bahasa Yogyakarta. The result of trial and validation showed that those
three materials designed were appropriate to be implemented as teaching materials
in Wisma Bahasa Yogyakarta. Besides, the learners could learn the materials by
themselves at home without any mentoring from teacher.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Modul Sebagai Media Pengajaran Membaca Bahasa Indonesia
Bagi Pembelajar Asing Tingkat Dasar (Beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta,
dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, sudah selayaknya peneliti menyampaikan serangkaian ucapan
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak dukungan,
pendampingan, saran, dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan sebagai validator materi materi
ajar dalam penelitian yang telah membantu peneliti dan memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 1 yang dengan
sabar dan penuh ketelitian membimbing, mengarahkan dan memberikan
bebagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum., selaku dosenpembimbing 11 yang
telah memberikan banyak dukungan, pendampingan, saran, pengarahan,
dan nasihat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Petrus Haryanto, M.Pd., selaku validator media penelitian yang telah
memberikan banyak masukan dan kritik sehingga produk menjadi lebih
baik.
7. Agus Soehardjono, selaku Direktur Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah
memberikan peneliti izin untuk melakukan penelitian di wisma bahasa
Yogyakarta.
8. Agung Siswanto, S.Pd., selaku pengajar ahli di Wisma Bahasa Yogyakarta
yang telah banyak membantu peneliti selama melakukan penelitian di
lembaga.
9. Dewi Anggoro, selaku pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta dan sebagai
validator yang telah banyak memberikan masukan sehingga membuat
media modul menjadi lebih layak untuk digunakan.
10. Seluruh dosen PBSI yang dengan karakteristik masing-masing telah
membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan yang peneliti
butuhkan.
11. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan
sabar memberikan pelayanan administratif kepada peneliti.
12. Seluruh siswa BIPA tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah
memberikan waktu dan penilaian terhadap produk modul pembelajaran.
13. Teman- teman seperjuangan Devita Lombogia, Lola Permatasari, Maya
Febriani, Giska Arindra, Eko Prasetyo, Agustinus Datu, Maria Ratna,
Frendiayu Ragil, Etik Safilah, Yuni Lundiarti, Indy Magong, Kristin
Anggreani, dan Juliana Purnama Sari yang telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia angkatan 2010
kelas B terima kasih atas persahabatan dan kekompakan kita selama ini.
15. Semua pihak yang belum disebutkan yang dengan caranya sendiri telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Valerius Door yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Namun, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan memberikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya.
Penulis
Elisabet Oktaviani Hanggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
KARYA LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........ vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Pengembangan .............................................................................. 4
D. Spesifikasi Produk ..................................................................................... 4
E. Pentingnya Pengembangan ....................................................................... 5
F. Definisi Istilah ........................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Penelitian Relevan ..................................................................................... 9
B. Sejarah Singkat Wisma Bahasa Yogyakarta ............................................. 11
C. Landasan Teori .......................................................................................... 14
1. Pengertian, Fungsi, Dan Tujuan Pengajaran BIPA ............................. 14
2. Media Pembelajaran Bahasa ............................................................... 17
3. Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing ............................. 22
4. Model Keterampilan Membaca ........................................................... 23
5. Pengembangan Modul Bahasa Indonesia............................................ 25
D. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 30
A. Model Pengembangan ............................................................................... 30
B. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 31
1. Analisis Kebutuhan ............................................................................. 31
2. Perumuan Tujuan ................................................................................ 32
3. Perumusan Butir-Butir Materi ............................................................ 32
4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan ............................................. 32
5. Penulisan Naskah Media ..................................................................... 32
6. Pembuatan Media Modul .................................................................... 32
7. Penilaian Media Pembelajaran ............................................................ 33
8. Uji Coba .............................................................................................. 34
9. Revisi .................................................................................................. 34
10. Produk Akhir ....................................................................................... 34
C. Uji Coba Produk ........................................................................................ 35
1. Desain Uji Coba .................................................................................. 36
2. Subjek Uji Coba .................................................................................. 37
3. Jenis Data ............................................................................................ 37
4. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
5. Teknik Analisis Data ........................................................................... 41
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN .......................................................... 43
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 43
1. Hasil Wawancara Pengembangan Media Modul ................................ 43
2. Hasil Kuesioner Kebutuhan Pengembangan Media Modul ............... 45
3. Hasil Kuesioner Data Pribadi dan Tujuan Pembelajaran .................... 48
4. Hasil Kuesioner Kebutuhan Cara Belajar ........................................... 49
B. Hasil Uji Coba Produk Pengembangan ................................................... 52
1. Draft Produk Materi Ajar dan Modul Pembelajaran ........................... 52
a. Draft Pengembangan Materi Ajar ........................................ 53
b. Modul Pembelajaran ............................................................ 58
C. Hasil Uji Coba Lapangan.......................................................................... 63
D. Produk Akhir ............................................................................................ 64
E. Pembahasan .............................................................................................. 64
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 68
A. Kesimpulan ................................................................................................. 68
B. Implementasi .............................................................................................. 70
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 71
D. Saran-Saran ................................................................................................. 71
1. Saran Pemanfaatan Produk ................................................................... 71
2. Saran Untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut ......................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74
LAMPIRAN .................................................................................................... 76
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Pengembangan Model Sadiman ........................................................ 31
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modul ....................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rancangan Awal Materi Ajar ........................................................... 54
Gambar 2. Hasil Revisi Rancangan Materi Ajar ................................................ 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Modul ............................................... 33
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Kuesioener Penilaian Produk Materi ................................. 36
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Produk Media ................................. 37
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Media Modul .................................................. 38
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioneranalisis Kebutuhan Pembelajar Tingkat Dasar .. 39
Tabel 3.6 Kebutuhan Kontak Bahasa ................................................................. 40
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kebutuhan Cara Belajar ..................................................... 40
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Dengan Skala Sikap .............................................. 42
Tabel 3.10 Kebutuhan Cara Belajar ................................................................... 42
Tabel 3.9 Kebutuhan Kontak Bahasa ................................................................. 42
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Kebutuhan Kontak Bahasa ...................................... 46
Tabel 4.2 Topik –Topik Pilihan Pembelajar ...................................................... 47
Tabel 4.3 Kebutuhan Cara Belajar Pembelajar .................................................. 49
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Materi Ajar................................................................ 57
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Modul ........................................................................ 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi
para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan
adalah mengantarkan para siswa menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik
intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan itu siswa berinteraksi
dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan
pengajaran, metodelogi pengajaran dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur
tersebut biasa dikenal dengan komponen pengajaran. Dalam metodelogi
pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan
media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam
komponen metodelogi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh
guru (Sujana dan Rivai, 1990:1).
Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) memiliki
karakteristik yang berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli.
Pembelajar BIPA adalah pembelajar yang telah memiliki bahasa pertama dan
memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Pembelajar bahasa Indonesia
sebagai bahasa asing pada umumnya orang dewasa, yang telah menguasai bahasa
pertama, serta memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Indonesia. Peneliti memilih pembelajar asing tingkat dasar (beginner) sebagai
subjek penelitian. Peneliti mengamati bahwa pembelajar asing yang sedang di
Indonesia, tidak dapat dengan mudah memahami materi jika dituturkan secara
lisan. Dalam pembelajaran tersebut sangat dibutuhkan media yang dapat
membantu proses pemahaman pembelajar, sehingga dengan adanya penelitian ini
dapat berguna bagi peneliti sendiri, juga bagi rekan-rekan mahasiswa yang lain
sebagai calon pengajar BIPA.
Menurut Pranowo, agar pembelajar dapat belajar secara efektif, media
pembelajaran tidak cukup hanya menggunakan papan tulis yang dipakai guru
untuk menulis. Media pembelajaran juga dikatakan tidak cukup jika hanya dengan
menggunakan buku teks. Guru harus kreatif mengembangkan berbagai macam
media yang dapat mempermudah siswa belajar. Materi pembelajaran yang
dipersiapkan oleh guru adalah pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Jika
materi tersebut hanya disampaikan secara lisan melalui ceramah atau secara
tertulis dengan buku teks, siswa sering sulit menangkap isinya. Oleh karena itu,
materi tersebut dapat dibantu dengan menggunakan media yang memungkinkan
siswa dapat menyerap dengan mudah (Pranowo, 2002:5).
Dalam penelitian media pembelajaran ini, peneliti akan memusatkan perhatian
pada media modul. Media ini diharapkan dapat digunakan untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, menciptakan pembelajaran yang lebih kondusif, dapat
mempertajam daya serap pembelajar dalam memahami materi, dapat memberikan
variasi lain dalam proses belajar mengajar, dan mengaktifkan pembelajar asing
pada tingkat dasar (beginner) dalam belajar bahasa Indonesia. Media modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dipilih penulis karena media ini merupakan media yang mudah ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari dan lebih mudah dipahami oleh pembelajar. Modul
memusatkan perhatian pada hal-hal yang terjadi disekitar kita. Seorang guru dapat
menggunakan modul yang tepat untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan
kemapuan membaca. Peran utama modul dalam pengajaran bahasa adalah untuk
memotivasi keinginan pembelajar mempelajari bahasa asing. Penggunaan media
modul ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para pembelajar yang
mungkin menginginkan suatu variasi media dalam kegiatan pembelajaran bahasa
asing. Gambar dalam modul diharapkan dapat menjadi pemicu dalam pengajaran
kosa kata, pengolahan kalimat dan sehingga dengan sendirinya pembelajar dapat
membuat suatu dialog, karena pada dasarnya gambar adalah media pembelajaran
yang paling mudah dalam mempelajari bahasa Indonesia khususnya dalam
keterampilan membaca. Dialog-dialog dalam modul dapat membantu pengajar
untuk menghadirkan situasi yang terjadi diluar kelas kepada para pembelajar.
Dengan demikian, pembelajar bisa membayangkan seperti apakah kejadian-
kejadian yang terjadi disekitar mereka.
B. Rumusan masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diangkat yaitu
“Bagaimanakah pengembangan modul pembelajaran sebagai media dalam
pengajaran membaca Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing tingkat dasar
(beginner)?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti mengemukakan tujuan
pengembangan yakni menghasilkan media pembelajaran berupa modul
pembelajaran dalam pengajaran membaca Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
tingkat dasar (beginner).
D. Spesifikasi produk
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam pengembangan media ini
adalah media modul pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran
bahasa Indonesia untuk orang asing khususnya bagi penutur dasar (beginner).
Media modul akan disediakan sesuai dengan jumlah unit pelajaran bagi penutur
dasar (beginner). Peneliti akan membuat modul sesuai dengan materi yang akan
diajarkan pada setiap unit. Modul tersebut juga akan menyajikan gambar dan
warna yang akan menarik minat pembelajar. Kata-kata yang digunakan dalam
modul adalah kata-kata yang biasa digunakan oleh penutur asli dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, penutur BIPA akan terbantu dalam proses
pemahaman bahasa Indonesia.
Kekhususan modul pembelajaran ini adalah modul terdiri dari gambar dan
serangkaian kata-kata yang melengkapinya, serta terdapat percakapan pada setiap
unit pembelajaran. Gambar adalah media yang paling baik digunakan dalam
mempelajari bahasa. Gambar yang bagus dan menarik dapat memacu minat
seseorang untuk mempelajarinya. Dalam konteks pembelajaran BIPA, modul akan
sangat membantu pembelajar untuk menambah kosa kata dan memahami kalimat-
kalimat yang akan sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pembelajar dapat berdialog dengan percaya diri. Spesifikasi produk yang
dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah buku ajar dalam bentuk
modul. Buku ajar disesuaikan dengan kebutuhan dasar pembelajar. Pada modul ini
terdapat (1) silabus, (2) materi, (3) latihan, dan (4) glosarium. Berdasarkan
kemampuan peneliti dan keterbatasan waktu penelitian, tidak semua pelajaran di
buku akan disajikan dalam media modul. Pelajaran yang disajikan dalam modul
adalah pelajaran atau struktur yang dianggap sangat perlu disajikan dengan modul.
Peneliti akan menentukan pelajaran atau struktur yang akan dibuat berdasarkan
kuesioneryang akan dibagikan kepada pengajar dan pembelajar.
E. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya pengembangan produk media modul bagi penutur BIPA
tingkat dasar (beginner), yaitu:
1) Produk pengembangan ini digunakan sebagai salah satu contoh
pengembangan media pembelajaran bagi penutur BIPA tingkat beginner
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan mengarah kepada
tujuan utama pembelajar dalam mengikuti pembelajaran.
2) Produk pengembangan media pembelajaran diharapkan dapat menciptakan
situasi belajar yang lebih aktif, menyenangkan, menarik bagi pembelajar
BIPA.
3) Produk ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan wawasan bagi
pengajar BIPA untuk mengembangkan media yang lebih sederhana dan
tepat sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Defenisi Istilah
1. Modul
Modul adalah keseluruhan bahan yang akan diajarkan kepada siswa
sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi dasarnya (Widharyanto,
2003:51). Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis
dan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya (Depdiknas, 2003:4). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa modul adalah alat atau saran yang berisi materi, batasan, dan cara
mengevaluasi kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi dasar
siswa.
2. Media
Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari
“medium”, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat. Anitah (2009: 22) mengatakan “media atau medium adalah
segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja
yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal”.
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku dan sebagainya. Media
pembelajaran tidak hanya berupa alat atau bahan saja melainkan hal-hal lain
yang memungkinkan pembelajar dapat memperoleh pengetahuan (Sanjaya,
2010:204).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok
kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan
agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak
terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau
dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Tarigan,
1979:10). Membaca merupakan salah satu aspek kebahasaan yang diajarkan
dalam kegiatan pembelajaran BIPA. Pembelajar diarahkan untuk dapat membaca
dialog-dialog atau bacaan-bacaan dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dapat dideskripsikan atas lima hal, yaitu: (1)
pendahuluan, (2) kajian pustaka, (3) metode pengembangan, (4) hasil
pengembangan, (5) penutup. Bab pendahuluan, bab ini mengemukakan tentang
uraian pendahuluan yang terdiri dari bagian awal tentang latar belakang masalah.
Dari fakta yang ada penulis menemukan bahwa kurangnya penggunaan media
dalam pembelajaran BIPA, oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengembangkan
media modul agar dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran BIPA.
Selanjutnya penulis menjelaskan sedikit tentang produk yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran BIPA, yaitu modul. Penulis juga mengemukakan
beberapa alasan pentingnya pengembangan modul sebagai media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BIPA. Bab Kajian Pustaka, bab ini peneliti menjelaskan teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian ini. Bagian awal, peneliti memaparkan tentang teori-teori
terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Pada
bab ini dijabarkan teori antara lain: (1) pengertian media, (2) pengertian media
pembelajaran BIPA, (3) jenis-jenis media BIPA, (4) model pembelajaran
kompetensi membaca, (5) modul sebagai media pembelajaran dan (6) kerangka
berpikir. Bab Metode Pengembangan, bab ini bagian awal peneliti menjelaskan
model pengembangan dalam bentuk skema, prosedur pengembangan dan terakhir
mengenai uji coba produk. Bab Hasil Pengembangan, bab ini menjelaskan tentang
analisa data dari hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti terhadap pembelajar.
Hasil uji coba yang dilakukan berasal dari validasi dan nilai akhir yang ada di
dalam media pembelajaran berupa script nilai. Terakhir adalah memaparkan data
dari penilaian dosen ahli atau expertjusment yang berasal dari Universitas Sanata
Dharma. Bab Penutup, bab ini peneliti memaparkan tentang kajian produk
pengembangan berdasarkan paparan hasil penelitian selanjutnya peneliti
memaparkan implikasi produk pengembangan dengan bidang lain. Saran- saran
yang bermanfaat bagi pihak lain yang terkait dengan penelitian ini dan juga
memaparkan kesimpulan hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang penelitian yang
relevan dengan media pembelajaran. Pengembangan tersebut didasarkan atas teori
yang dijabarkan pada bab ini, antara lain: (1) pengertian media, (2) pengertian
media pembelajaran BIPA, (3) jenis-jenis media BIPA, (4) model pembelajaran
keterampilan membaca, (5) media modul dan (6) kerangka berpikir.
A. Penelitian Relevan
Ada dua penelitian yang dianggap relevan oleh peneliti dengan penelitian
ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hermawati (2004) dan Ekaresta (2010).
Skripsi yang berjudul Pengembangan Media Gambar Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar (Begginer) Di Puri Bahasa
Yogyakarta yang disusun oleh Hernawati (2004) bertujuan untuk menghasilkan
media gambar untuk pembelajaran bahasa Indonesia bahasa Indonesia bagi
penutur asing tingkat dasar (beginner) di puri bahasa Yogyakarta. Penelitian ini
adalah jenis penelitian pengembangan. Penelitian di atas menghasilkan produk
berupa media gambar berdasarkan materi modul 1b yang digunakan khusus di
Puri Bahasa Yogyakarta dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini
hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, akan tetapi media
yang digunakan peneliti berbeda dengan media yang digunakan oleh peneliti di
atas. Peneliti akan menggunakan media modul sedangkan media yang digunakan
peneliti di atas yaitu media gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Selanjutnya skripsi yang berjudul Pengembangan Media PowerPoint
Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat
Dasar Di Lembaga All Plus Alam Bahasa yang disusun oleh Ekaresta Prihardjati
Saputro (2010) mengembangkan media powerpoint sebagai media pembelajaran
di All Plus Alam Bahasa dan bertujuan untuk menghasilkan produk yang
digunakan lembaga tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Ekaresta menganggap
penelitian tersebut penelitian tersebut penting karena (1) pengembangan
powerpoint merupakan salah satu cara untuk menyajikan media pembelajaran
baru dalam bentuk multimedia yang mampu menjelaskan target secara konkret
dan menghadirkan situasi atau konsep yang tidak mungkin dijangkau pembelajar
secara langsung, (2) produk tersebut mampu menstimulus pembelajar untuk
menguasai empat keterampilan berbahasa seperti berbicara, menyimak, menulis,
dan membaca, (3) produk pengembangan tersebut diharapkan oleh peneliti
mampu meningkatkan daya serap pembelajar dalam memahami materi di buku
satu, (4) produk pengembangan ini bisa dimiliki oleh pembelajar untuk belajar
kembali, mengulang kembali proses belajar yang sudah didapatkan di dalam kelas
sebelumnya, (5) dengan adanya produk ini diharapkan pembelajar bahasa
Indonesia di All Plus Alam Bahasa akan lebih kondusif dan menarik.
Dari dua penelitian terdahulu, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan
terkait dengan skripsi ini. Dari penelitian Hernawati, peneliti mendapatkan contoh
bentuk media yang sesuai dengan metode langsung. Media tersebut berupa media
gambar yang sekarang dipakai oleh para pengajar di All Plus Alam Bahasa.
Penelitian pertama yang dilakukan Hernawati relevan dengan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
akan dilaksanakan oleh peneliti. kesesuaian topik yang diteliti walaupun berbeda
media yang digunakan. Selain itu, tempat penelitian yang digunakan peneliti pun
berbeda dengan tempat penelitian yang digunakan peneliti di atas. Kendati
demikian kesamaan yang muncul terletak pada jenis penelitian yaitu penelitian
pengembangan (Research and Development/ R&D). Dari penelitian Ekaresta,
peneliti mendapatkan contoh bentuk media berupa power point yang sekarang
digunakan di All Plus Alam Bahasa.
B. Sejarah singkat Wisma Bahasa Yogyakarta
Wisma Bahasa merupakan lembaga kursus bahasa Indonesia pertama di
Yogyakarta. Wisma Bahasa didirikan pada tahun 1982. Wisma Bahasa pada
awalnya disebut Yogyakarta Indonesia Language Centre (YILC). Diprakarsai
oleh Mr. Daniel Pearlmen dari USA. Wisma Bahasa sekarang dimiliki oleh Suara
Bhakti Foundation. Wisma Bahasa telah menjalankan program pelatihan Bahasa
Indonesia bagi pelajar multi-etnis yang membutuhkan layanan bahasa Indonesia
untuk tujuan umum dan khusus. Lebih dari 30 tahun pengalaman Wisma Bahasa
telah memberikan pelayanan bahasa yang sangat konsisten dan berkualitas tinggi
melalui komitmen perbaikan. Dari satu jenis layanan bahasa pada tahun-tahun
awal, sekarang organisasi telah meningkatkan dan memperluas produknya dengan
menyediakan Bahasa Inggris, Jawa, dan Tetun (Timor Leste ) pelatihan bahasa.
Para pelajar di seluruh dunia telah menemukan dan menunjukan minat
mereka Di Wisma Bahasa karena visi dan misi dari Wisma Bahasa dipegang
teguh oleh pengajarnya. Pelajar berasal dari berbagai displin ilmu dan latar
belakang, dan sebagian besar terkait dengan lembaga terkemuka dan organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Para pengajar di Wisma Bahasa tidak memposisikan diri sebagai seorang
guru untuk peserta didik, tapi sebagai teman. Wisma bahasa tidak hanya
mengajarkan bahasa, tetapi menciptakan situasi di mana pelajar menikmati
berkomunikasi dalam bahasa target. “Restoran” adalah prinsip Wisma Bahasa.
Inilah sebabnya mengapa lembaga Wisma Bahasa tidak menamai lembaganya
dengan sebutan sebuah perguruan tinggi atau sekolah, tapi sebuah rumah bahasa,
Wisma Bahasa. Organisasi Wisma Bahasa Yogyakarta adalah lembaga bahasa
yang berada di bawah sebuah yayasan yang bernama Yayasan Suara Bakti.
Wisma Bahasa dipimpin oleh seorang direktur. Di bawah organisasi ini terdapat
divisi-divisi. Divisi ini dipimpin oleh seorang manager. Divisi tersebut adalah (1)
Divisi Pengajaran, (2) Divisi Marketing, (3) Divisi Keuangan, (4) Divisi Umum,
dan (5) Divisi Research and Development. Adapun kelas yang di buka di Wisma
Bahasa adalah sebagai berikut: (1) Tingkat 1A, (2) Tingkat 1B, (3) Tingkat 2A,
(4) Tingkat 2B, (5) Tingkat 3A, (6) Tingkat 3B, dan (7) Tingkat 4. Lingkungan
fisik dan fasilitas lembaga kursus sangat memadai. Observasi lingkungan fisik dan
fasilitas lembaga kursus dilakukan di Wisma Bahasa 1 (satu), Wisma Bahasa 2
(dua) dan Wisma Bahasa 3 (3). Dalam ruangan kelas baik di Wisma Bahasa 1
(satu), Wisma Bahasa 2 (dua) dan Wisma Bahasa 3 (tiga) terdapat 1 (satu) meja
luas dengan taplak Batik, 3 (tiga) kursi, AC, 1 (satu) jam dinding, beberapa foto
budaya Indonesia, 1 (satu) peta pulau di Indonesia, 1 (satu) hasil karya seperti
anyaman. Fentilasi di kelas cukup banyak, tetapi paling banyak jendela di Wisma
Bahasa 1 (satu).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Perpustakaan berada di Wisma Bahasa 1 (satu) dengan buku-buku yang
cukup lengkap dan menunjang pembelajaran BIPA seperti, novel, cerita rakyat,
buku tata bahasa, dan masih banyak lainnya. Media penunjang pembelajaran juga
tersedia sehingga pembelajar dapat menggunakannya sewaktu-waktu. Terdapat
juga fasilitas untuk internet sehingga pengajar dapat melakukan skype dengan
pembelajar di luar Wisma Bahasa. Kegiatan tersebut merupakan salah satu
aktivitas e-Learning yang dilakukan di Wisma Bahasa. Untuk perlengkapan
penunjang media seperti: (1) laptop, (2) komputer, dan (3) sound sudah
menunjang untuk digunakan sebagai media dalam pembelajaran interaktif. Ruang
staf pengajar berada di Wisma Bahasa 1 (satu). Terdapat 4 ruang: ruang pengajar,
ruang pengajaran, dan ruang untuk divisi keuangan serta ruang direktur. Dalam
setiap ruang terdapat AC dan ruangan cukup luas. Dalam ruang pengajar terdapat
beberapa komputer yang terhubung dengan internet sehingga ketika terjadi jeda
pembelajaran, pengajar dapat mencari informasi tambahan untuk mengajar.
Di Wisma Bahasa 1 (satu), terdapat 7 (tujuh) kelas: Melayu, Maluku,
Bugis, Sunda, Asmat, Jawa dan Bali. Terdapat juga ruang santai untuk minum dan
makann snack atau sekedar bercakap-cakap, gazebo, 2 (dua) toilet, dapur dan
kantin yang menjual makanan Indonesia, taman, ruang tengah terdapat 1 (satu)
televisi dengan beberapa computer untuk pembelajar dan beberapa kursi.
Biasanya presentasi pembelajar dilakukan di ruang tengah. Terdapat juga ruang
tamu dan kantor depan. Tempat parkir Wisma Bahasa cukup luas dengan sedikit
taman dan terdapat pos jaga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Di Wisma Bahasa 2 (dua), tempatnya tidak begitu besar namun tetap
nyaman untuk belajar. Terdapat 5 (lima) kelas di Wisma Bahasa 2 (dua) yaitu:
Ternate, Sumba, Mentawai Tengger, dan Nias. Terdapat 1 (satu) toilet, 1 (satu)
ruang tamu, taman, dapur, dan halaman depan yang tidak begitu luas. Ruang kelas
di Wisma Bahasa 2 (dua) sama dengan Wisma Bahasa 1 (satu), tetapi di Wisma
Bahasa 1 (satu) lebih banyak jendela. Wisma Bahasa 3 (tiga), lebih luas dari
Wisma Bahasa 2 (dua) tetapi tidak seluas Wisma Bahasa 1 (satu). Terdapat 10
kelas di Wisma Bahasa 1 (satu): Lombok, Madura, Badui, Batak, Aceh, Dayak,
Flores, Minang, Toraja, dan Betawi. Ruang kelas di Wisma Bahasa 3 (tiga) juga
sama dengan Wisma Bahasa 1 (satu) dan 2 (dua). Terdapat taman, ruang santai, 2
(dua) toilet, dan halaman depan. Tempat parkir di Wisma Bahasa 3 (tiga) cukup
luas. Terdapat telepon sama seperti di Wisma Bahasa 1 (satu).
C. Landasan Teori
1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA
Para ahli bahasa telah merumuskan pengertian, fungsi dan tujuan
pengajaran BIPA dalam GBPP. Hal ini menjadi patokan bagi setiap pengajar
BIPA untuk melakukan pengajaran BIPA. Berikut perumusan pengertian, fungsi
dan tujuan pengajaran BIPA yang ada dalam GBPP.
a. Pengertian BIPA
BIPA adalah bentuk singkat dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing.
Sejalan dengan itu, pengajaran BIPA berarti pengajaran bahasaa Indonesia yang
dilakukan terhadap para penutur asing (GBPP, 2004). Penutur asing merupakan
orang-orang yang bukan warga Negara Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Fungsi BIPA
Bahasa Indonesia merupakan materi utama yang diajarkan dalam kursus-
kursus BIPA ataupun di sekolah-sekolah yang pembelajarnya terdiri atas orang-
orang asing. Dalam kaitan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana
komunikasi dan sebagai alat untuk memahami berbagai aspek kehidupan dalam
masyarakat Indonesia, baik aspek ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun
seni budaya Indonesia (GBPP, 2004).
c. Tujuan Pengajaran BIPA
Tujuan pengjaran BIPA adalah agar pembelajar mampu berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulisan, yang meliputi empat keterampilan berbahasa. Keempat
keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah berbicara, menyimak, membaca,
dan menulis. Keterampilan dan kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai
sesuai dengan jenjang kursus yang ditempuh (GBPP, 2004).
d. Karakteristik Pembelajar BIPA
Pembelajar BIPA memiliki prinsip-prinsip belajar yang berbeda dengan
siswa di sekolah. Pembelajar BIPA umumnya pembelajar dewasa dengan prinsi-
prinsip belajar sebagai berikut .
1) Orang dewasa yang menilai pengalamannya sendiri sebagai sumber
belajar lebih lanjut atau pengalamannya dinilai orang lain adalah
pelajar yang lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Orang dewasa pelajar baik kalau mereka terlibat dalam pengembangan
tujuan belajar bagi mereka sendiri yang serupa dengan konsep diri saat
ini dan yang diidamkan.
3) Orang dewasa telah mengembangkan cara-cara yang teratur untuk
memusatkan pada pengolahan informasi.
4) Pelajar berkreasi terhadap semua pengalaman sebagai apa yang ia
amati, bukan sebagai apa yang diberikan oleh guru.
5) Orang dewasa masuk ke dalam kegiatan belajar dengan serangkaian
gambaran dan perasaan yang teratur tentang dirinya yang
mempengaruhi proses belajar.
6) Orang dewasa lebih berkepentingan dengan apakah mereka berubah
kearah konsep diri yang diidamkan mereka sendiri dari pada apakah
mereka menemukan standard an tujuan dari orang lain.
7) Orang dewasa tidak belajar apabila terlalu diransang atau mengalami
tekanan atau kecemasan berat.
8) Orang dewasa yang dapat memproses informasi melalui berbagai
saluran dan telah belajar “bagaimana belajar” adalah pelajar yang
paling produktif.
9) Orang dewasa beelajar paling baik apabila bahan pelajaan secara
pribadi relevan dengan pengalaman masa lalu atau kepentingangan
sekarang dan proses belajar relevan dengan pengalaman hidup.
10) Orang dewasa belajar paling baik apabila informasi baru disajikan
melalui suatu jenis cara yang berhubungan dengan panca indra dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pengalaman dengan ulangan dan variasi tema yang cukup. (Brundage
dan MacKercher seperti dikutip Nunan, 1988:22-23 dalam Y.Karmin
“Mengembangkan BIPA yang Ramah terhadap Pelajar”)
2. Media Pembelajaran Bahasa
a. Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan jamak dari kata
medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (Miarso dkk.
1994:47). Sedangkan menurut Koyok dan Zulkarnaen (dalam Zainudin, 1984:35),
media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat
merangsang pikiran, perasaaan, dan kemauan mahasiswa sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya. Menurut Romiszowki (dalam
Wibawa & Mukti, 2002:12) media dalah pembawa pesan yang berasal dari suatu
sumber pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu adalah siswa.
Sedangkan menurut Rohani, (1997:3) media adalah segala sesuatu yang dapat
diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi
(proses belajar mengajar).
Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian-pengertian tersebut dapat
dirangkum menjadi segala sesuati atau perantara yang dapat menyalurkan pesan
dari sumber pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan serta kemauan siswa
untuk mendorong terciptanya suatu proses belajar dalam dirinya.
b. Kriteria Pemilihan Media
Menurut Sudjana dan Rivai (1990:4) dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas
dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan
instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, sintesis lebih
memungkinkan digunakannya media pengajaran, (2) dukungan terhadap isi
pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan
generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa,
(3) kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat pada waktu mengajar. Media grafis
pada umumnya dapat dibuat tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan
praktis penggunaannya, (4) keterampilan guru yang menggunakannya, apapun
jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah guru dapat menggunakannya
dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya, tetapi dampak prnggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi
belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan
alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat
menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran, (5)
tersedianya waktu menggunakannya, dengan adanya waktu, media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung, (6) sesuai dengan taraf
berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai
degan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung didalamnnya dapat
dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau
proporsi dalam bentuk persen bagi siswa sekolah dasar kelas-kelas rendah tidak
ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Jenis-jenis Media
Jenis-jenis media menurut Koyok dan Zulkarnaen (dalam Zinudin,
1984:39), antara lain adalah sebagai berikut:
1) Media visual
a. Gambar/foto, merupakan media yang paling umum dinikmati di
mana-mana. Gambar merupakan bahasa umum, yang paling dapat
dimengerti.
b. Sketsa, merupakan gambar sederhana, atau coretan kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokonya tanpa detail
c. Diagram, adalah suatu gambar yang menggunakan garis-garis dan
simbol-simbol geometris yang konvensional, diagram yang
menggambarkan struktur dari obyeknya. Struktur itu bisa berupa
ide, suatu masyarakat, kalimat dan sebagainya.
d. Grafik, adalah suatu jenis yang menggunakan titik-titik, garis atau
gambar untuk menyampaikan informasi statistik yang saling
berhubungan.
e. Kartun, adalah suatu gambar interpreatif yang menggunakan
simbolisme dan seringkali melebih-lebihkan secara berani untuk
menyampaikan suatu pesan secara cepat atas suatu sifat seseorang,
situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
2) Media dengar
a. Radio, media ini mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan
dengan media lainnya, diantaranya yaitu : harganya relatif murah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
variasi programnya lebih banyak daripada televisi; sifatnya mobile.
Radio dapat dipindah-pindahkan dari suatu ruangan keruangan
lainnya dengan mudah; radio dapat mengembangkan imajinasi
anak, dan lain sebagainya.
b. Laboratorium bahasa, merupakan alat untuk melatih siswa
mendengar dan mengucapkan bahasa dalam bahasa asing dengan
jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.
3) Projected still media
a. Slide, media ini penting dalam proses pengajaran film. Ada dua
tipe film slide, yaitu : bentuk tradisional, adalah lepas satu-satu,
frame demi frame; bentuk baru adalah dibungkus dalam tempat
khusus lalu dimasukan ke dalam proyektor dan secara otomatis
berputar seperti film biasa.
b. Film strip, berbeda dengan slide, gambar/frame pada film strip
berurutan merupakan satu kesatuan. Sebagaimana halnya slide,
film strip bisa tanpa suara bisa juga dengan suara. Selain dengan
suara, penjelasan bisa pula dalam bentuk buku pedoman atau narasi
tulis di bawah gambar.
c. Opaque projector, disebut demikian karena yang diproyeksikan
bukan transparansi, tetapi bahan sebenarnya, benda-benda datar,
tiga dimensi seperti mata uang, model-model dapat pula
diproyeksikan, warna dan anyamannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Overhead projector (OHP), adalah alat yang dirancang sedemikian
rupa sehingga bahan yang bebentuk sheet dan transparan
diletakkan di sumber-sumber cahaya dan gambarnya diproyeksikan
lewat atas kepala dari jarak dekat ke layar yang terletak di belakang
operatornya.
4) Projected film media,
a. Film, film dibuat oleh lembaga lain di luar sekolah, tetapi guru
berhak menyeleksinya dan mengatur pemutarannya. Film
pendidikan ada yang tak bersuara dan bersuara. Pada yang tak
bersuara, guru memberikan komentar selama film diputar.
b. Filmloop/loopfilm, adalah jenis film yang terdiri dari film ukuran 8
mmm atau 16 mm, yang ujung-ujungnya saling berhubungan,
sehinggga film ini akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak
dimatikan.
c. Televisi, sebagai suatu media pendidikan, televisi mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya yaitu: televisi dapat menerima,
menggunakan dan menrubah atau membatasi semua bentuk media
yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan
dicapai; televisi merupakan medium yang menarik, up to date
yang selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka
mengenalnnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah dan lain
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. Video tape recorder, media ini memiliki beberapa keunggulan,
antara lain: sejumlah besar audience dapat memperoleh informasi
dari ahli-ahli/ spesialisasi. demonstrasi yang sulit bisa disiapkan
dan direncanakan sebelumnya dan lain-lain.
3. Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Permasalahan-permasalahan tentang pengajaran bahasa Indonesia bagi
penutur asing memberikan gambaran betapa penting upaya peningkatan jumlah
dan mutu pembelajaran bahasa Indonesia dalam persiapan memasuki era global.
Menurut Iskandarwasid (2011:266), diperlukan kebijakan nasional tentang
pengajaran bahsa Indonesia untuk orang asing. Kebijakan tersebut menyangkut
(1) Kurikulum, merupakan landasan berpijak dalam pelaksanaan pengajaran
bahasa Indonesia. Berbagai perkembangan telah terjadi dalam dunia pengajaran,
baik dalam pendekatan, metode, tekhnik, bahan ajar maupun perkembangan
perilaku kehidupan masyarakat penutur Indonesia. Untuk itu diperlukan
kurikulum mutakhir yang dapat menampung berbagai perkembangan tersebut.
Pada kenyataannya sampai saat ini belum ada kurikulum BIPA yang bersifat
standar. Selama ini penyelenggara pendidikan memiliki kebebasan untuk
menyusun kurikulumnya sendiri, (2) bahan ajar, menurut Iskandarwassid
(2011:271), ada dua jenis penggunaan bahasa resmi dan penggunaan bahasa tak
resmi. Bahan ajar yang lebih tepat ialah bahasa Indonesia sebagai satu
keseluruhan berdasarkan konteks penggunaannya yang ditunjukan untuk
penguasaan dan kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dengan tidak
mengabaikan berbagai ragam bahasa Indonesia yang hidup di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Maryanto dalam Iskandarwassid (2011:271), mengemukakan bahwa kruntutan
topic dan sistematika tatabahasa sekaligus dalam suatu bahan ajar amat diperlukan
untuk mempermudah dan mempercepat penguasaan bahasa indoesia bagi
pembelajar BIPA. Hal ini mengingat keterbatasan waktu belajar mereka. (3)
tenaga pengajar, bulletin pengajaran BIPA Volume 1/1 (1991:1) dalam
Iskandarwassid (2011:272),” pokok permasalahan BIPA adalah Sumber Daya
Manusia (SDM) yang tidak terlatih. Kita belum memiliki tenaga pengajar BIPA
yang memiliki kualifikasi karena program BIPA memang belum menjadi salah
satu program studi di LPTK. Pengajar-pengajar BIPA yang ada sekarang tidak
pernah mengenal lelah untuk belajar dan mencoba berbagai kiat pengajaran.
Mereka itu seperti seorang bayi yang hendak belajar berjalan, tidak pernah lelah
untuk bangkit kembali setelah kaki mereka terpeleset. (4) Sarana, keberhasilan
penguasaan bahasa Indonesia dalam proses belajar terlihat dari tes yang mereka
jalani. Untuk mengetahui tingkat-tingkat keberhasilan itu, diperlukan sarana uji
kemahirann berbahasa. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai salah
satu sarana pengukur keberhasilan dalam belajar bahasa indoesia. UKBI dapat
dijadikan standar evaluasi dalam bahan belajar BIPA.
4. Model Pembelajaran Keterampilan Membaca
Tarigan (1979:9) mengambil kesimpulan bahwa membaca adalah
memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Pengertian membaca
yang diungkapkan tersebut nampaknya memiliki keterbatasan. Membaca juga
merupakan aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, serta menulis kembali
berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Sebelumnya Tarigan (1994:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Membaca merupakan aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai
faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu,
membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk
belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau
naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan
oleh orang dewasa (dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan
menghasilkan sesuatu melalui penggunaan modal tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil simpulan bahwa
membaca merupakan aktivitas yang melibatkan penglihatan, ingatan, dan
pemahaman yang mencakup pengubahan tulisan atau lambang-lambang yang
menjadi bunyi bermakna yang melibatkan kemampuan fisik dan psikis untuk
berfikir kritis dan kreatif menggunakan kemampuan membaca yang dimiliki
dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh penulis.
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa yang tidak
kalah pentingnya dengan keterampilan yang lain. Kita ketahui bahwa pada masa
sekarang ini banyak buku, majalah, koran serta tulisan yang berbentuk lain
sebagai penyampai informasi. Untuk itu keterampilan membaca sangat diperlukan
untuk memahami informasi atau isi pesan yang ada dalam teks bacaan.
Dalam kegiatan pembelajaran BIPA membaca, menulis, berbicara dan
menyimak adalah aspek-aspek kebahasaan yang sangat penting untuk dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kegiatan membaca BIPA dilakukan agar pembelajar dapat memahami suatu
bacaan dan dapat menarik isi pokok dari bacaan tersebut. Pembelajar BIPA dapat
membaca buku, cerpen, Koran, dialog, atau apapun bentuk bacaan baik cetak
maupun elektronik. Bagi para pembelajar BIPA tentunya memiliki tahapan-
tahapan dalam kegiatan membaca bahasa Indonesia, karena bagi mereka bahasa
indoenesia merupakan bahasa kedua. Mempelajari bahasa kedua tidak seperti
mempelajari bahasa pertama. Bagi pembelajar BIPA, mereka akan terlebih dahulu
mempelajari hal-hal sederhana lalu kemudian mempelajari hal-hal yang rumit.
Demikian pula dalam kegiatan membaca, pembelajar BIPA akan terlebih dahulu
diberikan bacaan-bacaan ringan kemudian seiring dengan perkembangan
pembelajar tersebut bacaan-bacaan yang diberikan pun akan semakin meningkat.
Bacaan-bacaan bagi penutur BIPA tidak harus berbentuk teks narasi, deskripsi
dan lain-lain, bisa juga berupa dialog-dialog atau pun berupa modul. Terutama
bagi para penutur BIPA beginner, media modul akan membantu pembelajar untuk
memahami kosa kata dan memahami suatu teks bacaan. Karena pada dasarnya
gambar merupakan media yang paling mudah dipahami oleh pembelajar. Modul
dapat menambah perbendaharaan kosa kata bagi pembelajar, misalnya kata-kata
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan
menggunakan media modul media pembelajaran akan semakin bervariasi.
5. Pengembangan Modul Bahasa Indonesia
Pengembangan modul bahasa Indonesia adalah bagian dari pengembangan
kurikulum bahasa, seperti juga pengembangan kurikulum bidang studi yang lain,
pengembangan kurikulum bahasa tentunya melalui prosedur yang biasa digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dalam pengembangan bahan suatu pengajaran. Prinsip-prinsip prosedur itu
meliputi perencanaan, pengelolaan, dan penilaian program belajar (Siahaan,1987).
Modul adalah keseluruhan bahan yang akan diajarkan kepada siswa
sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi dasarnya (Widharyanto,
2003:51). Dalam konteks penelitian ini peneliti menggunakan pengertian modul
dari Depdiknas, modul adalah alat atau sarana pembelajran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis
dan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya (Depdiknas, 2003:4).
Sampai saat ini terdapat dua pandangan dalam penyampaian materi
pembelajaran kepada siswa, yaitu pembelajaran yang focus pada guru dan
pembelajaran yang berfokus pada siswa. Penyampaian materi pembelajaran yang
berfokus pada guru terjadi apabila guru mendominasi keseluruhan kelas selama
proses penyampaian materi pembelajaran. Pandangan ini telah banyak dikritik
orang karena guru dianggap terlalu otoriter sebagai sumber kebenaran, sementara
siswa hanya sebagai konsumen yang pasif mengikuti kehendak guru, dan tidak
boleh berinisiatif (Widharyanto, 2003:52).
Penyampaian materi pembelajaran yang berfokus pada pembelajar adalah
penyampaian materi yang dilakukan oleh siswa dan untuk siswa. Siswalah yang
lebih banyak beraktivitas di kelas. Mereka membaca, menyimak, melaporkan, dan
mendiskusikan materi tersebut dengan siswa yang lain maupun dengan guru
(Widharyanto, 2003:52).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Di sekitar kita banyak sekali bahan yang dapat dipakai untuk kegiatan
pembelajaran di kelas. Namun demikian tidak setiap bahan dapat diambil begitu
saja tanpa mempertimbangkan siswa. Dalam kaitan dengan pemilihan bahan ini,
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1) usia siswa (kelas) yang mencerminkan
tingkat kemapuan siswa, (2) potensi yang ada di lingkungan social budaya sisa,
(3) kondisi social ekonomi siswa, (4) minat dan perhatian siswa, (5) arah dan
tujuan belajar siswa sperti yang terdapat dalam kurikulum.
Setelah guru memperhatikan kriteria tersebut, langkah yang harus
dilakukan selanjutnya adalah (1) mengumpulkan bahan, (2) menyeleksi, (3)
mengurutkan bahan, (4) menyajikan bahan, dan (5) mengevaluasi bahan
(Widharyanto, 2003:52).
Dalam membuat materi, syarat-syarat yang harus diperhatikan adalah
(Puskur, 2002:13):
1. Sahih (valid), materi yang diajarkan akan dituangkan dalam pembelajaran
benar-benar harus teruji kebenaran dan kesahihannya. Pengertian ini juga
berkaitan dengan keaktualan materi, sehingga materi yang diberikan dalam
pembelajarn tidak ketinggalan jaman dan memberikan kontribusi untuk
pemahaman kedepan.
2. Otentik, prinsip keotentikan bahan dan materi pelatihan berbahasa dipilih yang
banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk, (1) mengembangkan
kemahiran fungsi bahasanya, (2) menekankan fungsi komunikatif bahasa, dan
(3) memenuhi kebutuhan berbahasa siswa. Bahan berisi
petunjuk/pelatihan/tugas yang memanfaatkan media cetak atau elektronik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
seoptimal mungkin, didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa,
sedapat mungkin bersifat otentik, mengandung pemakain unsur bahasa yang
bersifat selektif dan fungsional serta mendukung terbentuknya performansi
komunikatif siswa yang andal.
3. Kepentingan, bahan-bahan yang kita pilih hendaknya benar-benar penting bagi
program dan pembelajar itu sendiri. Penting di sini berarti bahwa bahan itu
memang fundamental untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam memilih
materi perlu dipertimbangkan pertanyaan berikut: (1) sejauh mana materi
tersebut penting dipelajari?, (2) penting untuk siapa?, (3) dimana?, dan (4)
mengapa penting?.
4. Kebermanfaatan, manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis
maupun non akademis. Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin
bahwa materi yang diajarkan dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan
yang lebih lanjut. Bermanfaat secara nonakademis maksudnya adalah materi
yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Layak dipelajari, materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek
tingkat kesulitan (tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit) maupun aspek
kelayakannya terhadap pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
6. Menarik minat, materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut setiap materi yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kepada siswa harus menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, sehingga
memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.
D. Kerangka Berpikir
Pada bagian ini akan memaparkan kerangka berpikir peneliti yang
digunakan dalam mengembangkan produk berupa media modul.
1) Subjek penelitian dalam pengembangan produk ini adalah pembelajar
asing tingkat dasar (beginner), pengajar bahasa Indonesia, dan dosesn ahli
bahasa Indonesia.
2) Teori yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah: (a)
pengertian media BIPA, (b) jenis-jenis media BIPA, (c) keterampilan
membaca bahasa Indonesia (d) media pembelajaran bahasa: modul.
3) Model yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model
sadiman.
4) Pengembangan media modul berdasarkan buku materi yang digunakan
oleh penutur BIPA tingkat beginner.
5) Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan menyebarkan kuisioner.
6) Uji coba produk dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) penilaian dilakukan
oleh dosen ahli bahasa Indonesia dari Universitas Sanata Dharma dan
pengajar bahasa Indonesia dari lembaga BIPA , dan (2) uji coba lapangan.
7) Revisi dilakukan berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan (1) model pengembangan, (2) prosedur
pengembangan, (3) uji coba produk meliputi desain uji coba, subjek uji coba, jenis
data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang disusun oleh
Sadiman. Model sadiman ini memuat langkah-langkah yang secara prosedural
sesuai untuk penelitian pengembangan media. Model Sadiman ini terdiri dari
komponen-komponen pengembangan yang dibutuhkan seperti adanya analisis
kebutuhan, perumusan tujuan, materi dan evaluasi. Menurut Sadiman (1986:102),
untuk mengembangkan media perlu dilakukan persiapan dan perencanaan yang
teliti. Oleh sebab itu, Sadiman mengutarakan langkah-langkah untuk
menggunakan media. Langkah-langkah dalam pengembangan program media
yaitu: (1) menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) merumuskan tujuan
instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas, (3)
merumuskan butur-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya
tujuan, (4) pengembangan alat pengukur keberhasilan, (5)
menulis naskah media, (6) mengadakan tes dan revisi. Bila langkah-langkah
tersebut digambarkan maka diperoleh model pengembangan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Bagan 3.1 Pengembangan Media Model Sadiman (1986:103)
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan modul sebagai media pengajaran bahasa
Indonesia bagi penutur BIPA tingkat beginner akan dipaparkan dibawah ini.
1. Analisis Kebutuhan
Kuesionerdigunakan sebagai alat bantu peneliti untuk mengetahui
kebutuhan pembelajar tingkat beginner terhadap media modul dan kegiatan
membaca. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh, media yang
diharapkan adalah media yang efektif, yaitu media yang dapat membantu
pemahaman pembelajar, ataupun membantu kelancaran proses pembelajaran;
menarik, yaitu dengan adanya media tersebut maka pembelajaran akan menarik
sehingga menambah motivasi belajar; dan sesuai dengan karakteristik pembelajar
asing, maksudnya media modul yang dibuat sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan pembelajar asing.
Analisis
kebutuhan
Perumusan
tujuan
Perumusan butir
materi
Penulisan naskah
media
Perumusan alat pengukur
keberhasilan
Tes / uji coba
Naskah siap
produksi
revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Perumusan Tujuan
Peneliti merumuskan tujuan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Tujuan
pembelajaran tersebut dapat mempermudah pembuatan/penyusunan media modul.
Pembelajar ingin mempelajari bahasa Indonesia dengan berbagai tujuan tertentu
misalnya untuk bekerja, mengajar dan lain sebagainya.
3. Perumusan Butir- Butir Materi
Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan akan membantu peneliti
untuk merumuskan butir-butir materi pembelajaran. Perumusan butir-butir materi
pembelajaran akan dijabarkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Peneliti merumuskan butir-butir materi dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran.
4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan
Perumusan alat ukur keberhasilan perlu dilakukan agar dapat diketahui
apakah media modul tersebut sudah layak atau belum sebagai media membaca
bagi penutur BIPA tingkat beginner.
5. Penulisan Naskah Media
Dalam tahap ini peneliti membuat naskah cerita berdasarkan materi yang
akan disajikan. Peneliti akan memilih beberapa unit pembelajaran dan selanjutnya
membuat naskah berdasarkan topik dan tema dari masing-masing unit
pembelajaran.
6. Pembuatan Media Modul
Setelah membuat maskah maka langkah selanjutnya adalah pembuatan
media modul. Naskah cerita yang telah dibuat kemudian diilustrasikan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bentuk gambar dan dialog. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
media modul ini adalah kertas HVS dan pensil untuk menggambar. Modul akan
digambar sesuai naskah yang telah dibuat sebelumnya. Modul yang telah
digambar selanjutnya akan di scan sehingga selanjutnya dapat disajikan dalam
buku ajar. Modul akan disajikan dalam buku ajar beserta dengan tujuan, rumusan
materi, latihan dan glosarium.
7. Penilaian Media Pembelajaran
Setelah media modul dibuat, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap
media modul. Penilaian media modul perlu dilakukan karena hasil penilaian
tersebut akan digunakan sebagai dasar perbaikan media. Penilaian media modul
dilakukan oleh dosen ahli Bahasa Indonesia USD. Berikut adalah kisi-kisi
kuesioneryang akan digunakan sebagai penilaian subjek uji coba.
Tabel 3.1 kisi-kisi kuesioner penilaian media modul
No
Butir-butir penilaian
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kesesuaian dengan tujuan instruksional
Ketepatan dengan tema yang dipelajari
Kesesuaian dengan taraf berpikir pembelajar
Kejelasan modul
Kesederhanaan modul
Kombinasi warna
Daya tarik modul
Keautentikan modul
Keterpahaman modul
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
8. Uji Coba
Setelah melakukan penilaian dosen ahli, peneliti mengidentifikasi
kesalahan-kesalahan pada desain semula. Kesalahan-kesalahan tersebut akan
diperbaiki oleh peneliti. Setelah dilakukan perbaikan terhadap media modul yang
dihasilkan, media modul yang telah diperbaiki kemudian diujicobakan kepada
para penutur BIPA beginner.
9. Revisi
Revisi dilakukan setelah peneliti memperoleh hasil penilaian media modul
dan hasil uji coba media modul. Perbaikan dilakukan untuk memperbaiki media
modul yang dihasilkan agar media modul layak digunakan sebagai media
pembelajaran, khususnya media pembelajaran membaca. Peneliti juga akan
mendeskripsikan hal-hal apa saja yang menjadi pedoman atau perlu diperhatikan
ketika hendak melakukan revisi. Dengan demikian revisi akan menghasilkan
media modul yang bermanfaat.
10. Produk Akhir
Setelah melalui kesembilan tahapan tersebut media modul dapat
digunakan sebagai salah satu media pembelajaran membaca bagi penutur BIPA
tingkat beginner. Media modul yang dihasilkan bisa menjadi media yang efektif
untuk para penutur BIPA beginner . Modul diharapkan mampu menarik minat
pembelajar BIPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Media Modul
.
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk ditujukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk
penggunaan media modul sebagai media pengajaran membaca bagi penutur asing
tingkat beginner. Selain itu, uji coba dimaksudkan untuk memperoleh masukan,
tanggapan, kritikan dan penilaian terhadap kelayakan produk yang dibuat. Uji
coba produk ini memuat desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen
pengumpulan data dan teknik analisis data.
1. Analisis kebutuhan
2. Pembuatan silabus
8. Revisi
3.Draft pengembangan media
5. Revisi
4.Penilaian
media oleh
dosen ahli
6.Uji coba 7. Konsultasi
media dengan
dosen ahli
9.Produk Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Desain Uji Coba
Sebelum dilakukan uji coba ke pembelajar, media yang telah dibuat akan
dinilai terlebih dahulu oleh dosen ahli Bahasa Indonesia USD dan pengajar BIPA
di lembaga BIPA bersangkutan. Setelah dilakukan penilaian, media diujicobakan
ke pembelajar. Hasil penilaian tersebut nanti akan digunakan sebagai dasar revisi,
apakah media modul yang dihasilkan sudah layak atau belum digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur BIPA. Berikut adalah kisi-kisi
kuesioner yang akan digunakan sebagai penilaian, dari para subjek uji coba.
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Kuesioener Penilaian Produk Materi
No
Butir penilaian
Jumlah
1. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 1
2. Ketetapan teks materi dengan topik yang dipelajari 1
3. Kesesuaian materi dengan taraf berpikir pembelajar 1
4. Kesesuaian materi dengan latihan-latihan 1
5. Kesesuaian materi dengan catatan budaya 1
6. Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar 1
7. Efektifivitas soal dengan indikator 1
8. Kemenarikan desain materi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi KuesionerPenilaian Produk Media
No. Butir penilaian
Jumlah
1. Kesesaian media dengan tujuan pembelajaran 1
2. Ketetapan media denga topik yang dipelajari 1
3. Kesesuaian media dengan taraf berpikir pembelajar 1
4. Kejelasan gambar dan warna modul 1
5. Kejelasan tulisan modul 1
6. Kejelasan petunjuk dan latihan modul 1
7. Keterpahaman modul 1
8. Keautentikan modul 1
9. Daya tarik modul 1
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam pengembangan ini adalah pembelajar asing tingkat
beginner yang akan dipilih oleh peneliti atau ditentukan oleh pengajar dari
lembaga bahasa Wisma Bahasa Yogyakarta yang akan dijadikan tempat penelitian
oleh peneliti.
3. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil pengolahan data analisis kebutuhan, penilaian
media modul, dan uji coba media modul. Data kualitatif diperoleh dari hasil
wawancara dengan pengajar dan pembelajar. Wawancara dilakukan pada dua
tahap yaitu wawancara dengan siswa sebelum uji coba media modul dilaksanakan
dan wawancara dengan siswa setelah uji coba media modul dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini akan memiliki dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Oleh sebab itu, peneliti akan menggunakan instrumen kuesioneranalisis
kebutuhan, wawancara, dan penilaian media modul. Wawancara dilakukan secara
informal, yang digunakan untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pengembangan media modul. Kuesioneranalisis kebutuhan
digunakan sebagai alat untuk mencari informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan
pembelajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Selain itu, angket penilaian yang ditujukan kepada para subjek coba,
digunakan untuk menilai produk pengembangan media modul. Hasil penilaian
nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan produk
pengembangan, berupa media modul. Berikut adalah kisi-kisi instrumen
pengumpulan data tersebut, apabila disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara media modul
No Butir-butir pertanyaan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Kosa kata yang diajarkan pada pembelajar asing
Media yang digunakan dalam pembelajaran
Kesulitan penggunaan media dalam pembelajaran
Kemampuan pembelajar dalam pemahaman media
Kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan media
modul
Bagaimana media modul yang baik
Saran-saran yang diberikan kepada peneliti
1
1
1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Di bawah ini adalah kisi-kisi instrumen kuesioner analisis kebutuhan
pembelajar (need analysis) yang digunakan sebagai instrumen pengembangan
media pembelajaran dan bahan ajar. Secara lebih lengkap instrumen ini disajikan
di dalam lampiran.
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioneranalisis kebutuhan pembelajar tingkat dasar
(beginner)
Peneliti menyajikan instrumen analisis kebutuhan pengembangan
dengan menggunakan skala tiga, yaitu Sangat Perlu (SP), Perlu (P), dan Tidak
Perlu (TP).
No Butir-butir data Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama
Umur
Sejarah belajar bahasa
Pekerjaan
Tujuan belajar bahasa Indonesia
Dengan siapa akan berkomunikasi
Tingkat (level) penguasaan bahasa Indonesia
Latar belakang pendidikan
Bahasa lain yang dikuasai
Keahlian
Di mana bahasa Indonesia akan digunakan
Ragam bahasa yang diperlukan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.6 Kebutuhan kontak bahasa
No Butir-butir pertanyaan Jumlah No.
instrumen
1
2
3
4
5
6
7
Berkaitan dengan diri sendiri
Berkaitan dengan orang lain
Transportasi
Berkaitan dengan aktivitas
Berkaitan dengan memberi, menerima dan
menolak undangan
Berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari
Berkaitan dengan makanan
2
2
1
2
1
2
2
1,2
3,4
5
6,7
8
9,10
11, 12
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kebutuhan cara belajar
No Butir-butir pernyataan Jumlah No. inst
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Cara belajar
Pekerjaan rumah
Belajar di kelas
Jenis belajar
Memperbaiki kesalahan
Penggunaan media pembelajaran
Kegiatan dalam belajar
Motivasi berbahasa
Apresiasi belajar
Penggunaan media modul
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Peneliti menyajikan kuesioner kebutuhan cara belajar dengan memberikan pilihan
jawaban disetiap butir pertanyaan. Dari beberapa pilihan jawaban tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pembelajar memilih jawaban ya atau tidak, untuk lebih lengkap disajikan dalam
lampiran.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis
deskriptif dan analisis isi. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari kuesioneranalisis kebutuhan dan
kuesioner penilaian produk pengembangan. Data tersebut dideskripsikan dengan
menggunakan teknik deskriptif rata-rata (mean). Mean atau rata-rata tingkat
kebutuhan dan hasil uji coba produk tersebut diinterpretasikan kemudian
dijelaskan secara kualitatif. Mean dianalisis untuk setiap butir pertanyaan, pada
setiap pelajaran. Menurut Nurgiyantoro (1987:326-327), berikut adalah rumus
untuk mencari nilai rata-rata kebutuhan tersebut:
=
Rumus mencari nilai rata-rata hasil penilaian adalah sebagai berikut:
=
Keterangan:
: rataan
: jumlah skor
N : jumlah subjek
Data kualitatif diperoleh dari evaluasi para subjek coba, berupa masukan,
tanggapan, kritik dan saran. Data tersebut digunakan untuk merevisi produk
pengembangan berupa media modul. Kriteria yang digunakan untuk mengambil
keputusan terhadap penilaian produk pengembangan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.8 Kriteria penilaian dengan skala sikap
Interval hasil perhitungan Bobot Penilaian sikap
X> 4,21 5 Sangat baik
3,40 < X≤ 4,21 4 Baik
2,60 < X ≤ 3,40 3 Cukup
1,79 < X ≤ 2,60 2 Kurang
X ≤ 1,79 1 Sangat kurang
(Sukardjo, 2008:101)
Penilaian pengambilan keputusan terhadap analisis kebutuhan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.9 Kebutuhan kontak bahasa
Bobot Penilaian sikap
3 Sangat dibutuhkan
2 Dibutuhkan
1 Tidak dibutuhkan
Tabel 3.10 Kebutuhan cara belajar
Bobot Penilaian sikap
2 Dibutuhkan
1 Tidak dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
Pada bab ini peneliti memaparkan beberapa hasil analisis data diantaranya,
(1) hasil penelitian, meliputi: (a) hasil wawancara pengembangan media modul,
(b) hasil kuesioner kebutuhan pengembangan media modul, (c) hasil kuesioner
data pribadi dan tujuan pembelajaran (2) hasil uji coba produk pengembangan,
meliputi: (a) draft produk materi ajar dan modul pembelajaran, (b) hasil uji coba
lapangan. Pada bagian yang terakhir berisi pembahasan.
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Wawancara Pengembangan Media Modul
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran
dan penggunaan media yang ada di Wisma Bahasa Yogyakarta. Pada kesempatan
tersebut peneliti mewawancarai Ibu Ana selaku pengajar dan penyedia media
pembelajaran yang digunakan di Wisma Bahasa. Wawancara dilakukan pada
tanggal 27 Mei 2014, hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran di Wisma Bahasa Yogyakarta, pengajar pernah
menggunakan media modul sebagai media pembelajaran. Media modul
tersebut mereka dapatkan dari Koran Kompas. Selain itu pengajar juga
menggunakan gambar-gambar yang didapatkan dari internet kemudian
dibuat dalam bentuk kartu-kartu yang selanjutnya akan digunakan di
dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Dalam pengajaran di dalam kelas pengajar menggunakan berbagai jenis
media, tergantung pada tingkatan pembelajar. Media gambar biasa
digunakan oleh pembelajar beginner.
3. Pengajar belum pernah menggunakan media modul bagi level beginner.
Media yang biasa digunakan bagi level beginner yaitu media gambar dan
realia.
4. Media yang baik adalah media yang dapat dipahami oleh siswa, mudah
didapatkan dan bahasanya sederhana.
5. Media modul akan sangat membantu karena pada dasarnya gambar adalah
media yang paling mudah dipahami oleh pembelajar. Media modul harus
menggunakan bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh pembelajar.
6. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan media yaitu ada pembelajar
yang kurang suka diperlakukan seperti anak kecil. Misalnya, dalam
penggunaan media gambar, pembelajar menganggap penggunaan media
gambar hanya untuk anak kecil saja. Selain itu, ada beberapa media yang
hilang misalnya media kartu, biasanya media tersebut setelah digunakan
tidak diletakan pada tempatnya kembali sehingga sulit ditemukan pada
saat akan digunakan kembali di kelas.
7. Lembaga menyediakan beberapa realia dan kartu. Selain itu, ada beberapa
pengajar yang menyediakan media sendiri untuk digunakan saat kegiatan
pembelajaran di kelas. Gambar-gambar biasa didapatkan dari internet atau
ada pengajar yang dapat menggambar sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
8. Karakteristik pembelajar BIPA tingkat dasar adalah harus banyak
menampilkan visualisasi seperti gambar, benda, dll. Hal tersebut dilakukan
agar penyampaian pesan tersampaikan dengan baik.
9. Peneliti harus memperhatikan pemilihan kata yang akan digunakan dalam
media modul. Gunakan kata-kata sederhana yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
10. Pengembangan media pada masa mendatang bisa lebih canggih dan mudah
didapat; sederhana dan dapat diterima dengan baik oleh pembelajar BIPA.
2. Hasil Kuesioner Kebutuhan Pengembangan Media Modul
Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan topik-topik yang akan
dipergunakan di dalam silabus dan materi ajar yang selanjutnya dikemas dalam
media modul. Data tersebut didapat dari instrumen kuesioner analisis kebutuhan
(need analysis). Kuesioner tersebut dibagikan kepada lima orang pembelajar asing
yang ada di Wisma Bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Kebutuhan Kontak Bahasa
No. Pertanyaan Keterangan
1. Menceritakan tentang dirimu kepada
orang lain 2,6
Sangat
dibutuhkan
2. Menceritakan tentang keluargamu kepada
orang lain 2
Dibutuhkan
3. Memberikan bantuan pada orang lain 3
Sangat
dibutuhkan
4. Meminta bantuan pada orang lain 2,8
Sangat
dibutuhkan
5. Pergi kesuatu tempat 2,6
Sangat
dibutuhkan
6. Menceritakan tentang hobi anda kepada
orang lain 2
Dibutuhkan
7. Menceritakan tentang kegiatan sehari-hari
kepada orang lain 1,8
Dibutuhkan
8. Memberi, menerima dan menolak undangan 2 Dibutuhkan
9. Membeli barang di pasar tradisional 2 Dibutuhkan
10. Menawar barang di pasar tradisional 2 Dibutuhkan
11. Memesan makanan 2,6
Sangat
dibutuhkan
12. Membayar makanan 2,4 Dibutuhkan
Keterangan
SD : Sangat dibutuhkan
Artinya kontak bahasa tersebut sangat perlu diwujudkan dalam materi
pembelajaran bahasa Indonesia
D : Dibutuhkan,
Artinya kontak bahasa tersebut perlu diwujudkan dalam materi
pembelajaran bahasa Indonesia.
TD : Tidak dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Artinya kontak bahasa tersebut tidak perlu diwujudkan dalam materi
pembelajaran bahasa Indonesia.
Data selanjutnya adalah topik-topik pilihan yang ingin dipelajari oleh
pembelajar. Topik-topik ini merupakan topik-topik yang menurut pembelajar
perlu dipelajarai terlebih dahulu dalam proses pembelajaran BIPA tingkat
beginner.
Tabel 4.2 Topik –topik Pilihan Pembelajar
Siswa Topik-topik Pilihan
A Tell people
about your
self
Asking help Giving help Tell people
about your
daily
activity
Give,
accept, and
refuse
invitations
B Tell people
about your
family
Tell people
about your
self
Asking help Pay food Order food
C Tell people
about your
self
Giving help Travelling Buy goods Pay food
D Giving help Asking help Tell people
about your
self
Tell people
about your
hobby
Tell people
about your
daily
activity
E Asking help Give,
accept, and
refuse
invitations
Food Tell people
about your
self
Keterangan
A = Peter Gelling D= Alex
B = Sharaya Cabansag E= Laura Cramer
C= Shuji Tsubasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Skor tertinggi untuk rata-rata setiap butir pertanyaan dalam kebutuhan
kontak bahasa pembelajar adalah tiga. Setelah dilakukan analisis terhadap data
yang didapatkan dari analisis kebutuhan terhadap pembelajar BIPA di Wisma
Bahasa Yogyakarta hasilnya didapatkan seperti yang terlihat dalam tabel analisis
kebutuhan di atas.
Berdasarkan hasil analisis dan data-data yang telah disajikan di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa topik-topik yang ditawarkan sangat diminati oleh
para pembelajar. Hal ini terbukti dari hasil rata-rata kebergunaan topik-topik yang
tinggi. Peneliti memahami bahwa pembelajar sangat mengharapkan agar topik-
topik di atas dapat diajarkan dalam proses pembelajaran karena sangat penting
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari pembelajar. Jadi, dari semua
kebutuhan pembelajar terhadap kontak bahasa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di atas, sangat baik apabila semua kebutuhan dijadikan variasi dalam
pembuatan produk berupa media pembelajaran.
3. Hasil Kuesioner Data Pribadi Dan Tujuan Pembelajaran
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui data pribadi pembelajar serta
tujuan belajar bahasa Indonesia. Dari kelima subjek penelitian dan pembelajar,
peneliti mengetahui bahwa mereka adalah pekerja kantor dan sebagian adalah
para pelajar yang ingin belajar secara langsung di Indonesia. Rata-rata umur
mereka adalah 23-29 tahun. Mereka belajar bahasa Indonesia untuk dapat
berkomunikasi dengan orang Indonesia saat bekerja dan ingin mempelajari bahasa
Indonesia lebih dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4. Hasil Kuesioner Kebutuhan Cara Belajar
Tingkat kebutuhan cara belajar para pembelajar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, penutur BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Kebutuhan Cara Belajar Pembelajar
No. Pertanyaan Keterangan
A Aktivitas di kelas
A 1 Individu 2 Dibutuhkan
A 2 Berpasangan 2 Dibutuhkan
A 3 Dalam kelompok kecil 1,6 Dibutuhkan
A 4 Dalam kelompok besar
1,2 Tidak
dibutuhkan
B Durasi Mengerjakan Tugas
B1 ≤ 5 jam/ minggu 1,6 Dibutuhkan
C Yang ingin dilakukan pembelajar
C 1 Pembelajar ingin menghabiskan waktu belajar di kelas
1,4 Tidak
dibutuhkan
C 2 Pembelajar ingin menghabiskan waktu belajar sebagian di
dalam kelas dan sebagian di luar kelas 1,8
Dibutuhkan
C 3 Pembelajar ingin menghabiskan waktu belajar sebagian di
dalam kelas dan sebagian waktu individual. 1
Tidak
dibutuhkan
D Pembelajar senang belajar dengan cara
D 1 Ingatan 1,8 Dibutuhkan
D 2 Pemecahan masalah 2 Dibutuhkan
D 3 Memperolehan informasi untuk diri sendiri 1,8 Dibutuhkan
D 4 Mendengarkan 1,4 Tidak dibutuhkan
D 5 Membaca 1,2 Tidak dibutuhkan
D 6 Menyalin dari papan tulis 1 Tidak dibutuhkan
D 7 Mendengar dan membuat catatan 1,4 Tidak dibutuhkan
D 8 Membaca dan membuat catatan 1 Tidak dibutuhkan
D 9 Pengulangan kembali dari apa yang didengar 1,6 Dibutuhkan
E 1 Secara langsung 1,4 Tidak dibutuhkan
E 2 Diakhir pembelajaran 1,4 Tidak dibutuhkan
F Pembelajar lebih suka belajar dengan menggunakan media
F 1 Buku 1,8 Dibutuhkan
F 2 Gambar 1,8 Dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
No Pertanyaan Keterangan
F 3 Foto 1,6 Dibutuhkan
F 4 Materi tertulis 1,2 Tidak dibutuhkan
F 5 Poster 1,6 Dibutuhkan
G Teknik pembelajaran yang disukai pembelajar
G 1 Bermain peran 1,8 Dibutuhkan
G 2 Permainan bahasa 1,6 Dibutuhkan
G 3 Lagu-lagu 1,4 Tidak dibutuhkan
G 4 Percakapan antar pembelajar 1,4 Tidak dibutuhkan
G 5 Informasi dari pembicara 1,4 Tidak dibutuhkan
G 6 Informasi dari perencanaan 1,6 Dibutuhkan
H Cara memperbanyak kosakata bahasa Indonesia
H 1 Menuliskan tugas dari guru
1,2 Tidak
dibutuhkan
H 2 Melakukan pembicaraan yang sederhana dan dikoreksi
oleh guru 1,4
Tidak
dibutuhkan
H 3 Mengecek kemampuan diri dengan tape, mendengarkan
kritik, dan membandingkan 1
Tidak
dibutuhkan
H 4 Belajar dari situasi nyata 2 Dibutuhkan
I Rasa puas diperoleh dari
I 1 Tingkat pekerjaan
1,4 Tidak
dibutuhkan
I 2 Pemberitahuan tentang kemajuan yang diperoleh 2 Dibutuhkan
I 3 Lebih percaya diri dari situasi yang sebelumnya 1,8 Dibutuhkan
J Jika belajar dengan materi tertulis, materi tertulis apa yang disukai?
J 1 Buku
1 Tidak
dibutuhkan
J 2 Modul 1,6 Dibutuhkan
J 3 Poster
1 Tidak
dibutuhkan
Keterangan
D : Dibutuhkan
Artinya cara belajar tersebut perlu diwujudkan dalam materi dan proses
pembelajaran bahasa Indonesia.
TD : Tidak dibutuhkan
Artinya cara belajar tidak perlu diwujudkan dalam materi dan proses
pembelajaran bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Skor tertinggi untuk rata-rata setiap butir pertanyaan dalam kebutuhan cara
belajar pembelajar adalah dua. Dari data ini, peneliti dapat mengetahui beberapa
hal yang berkaitan dengan pembelajar. Beberapa hal yang berkaitan dengan cara
belajar yaitu tipe gaya belajar, cara belajar, pekerjaan rumah, media pembelajaran
yang diharapkan, dll. Berdasarkan hasil analisis, tampak bahwa dari semua
kebutuhan pembelajar terhadap cara belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia
di atas semua dibutuhkan, kecuali cara belajar dalam kelompok besar. Untuk
durasi mengerjakan pekerjaan rumah rata-rata pembelajar adalah membutuhkan
waktu ≥ 5 jam per minggu. Pembelajar lebih membutuhkan waktu untuk belajar di
kelas dan sebagian diluar kelas.
Pembelajar tidak membutuhkan untuk dikoreksi kesalahannya secara
langsung dan tidak juga dilakukan sesegera mungkin di akhir kegiatan
pembelajaran. Pembelajar lebih membutuhkan belajar dengan menggunakan foto,
buku, gambar, serta poster dan tidak membutuhkan belajar dengan menggunakan
materi tertulis. Teknik pembelajaran yang dibutuhkan oleh pembelajar adalah
permainan bahasa, bermain peran dan informasi dari perencanaan. Teknik
pembelajaran dengan menggunakan lagu-lagu, informasi antar pembelajar dan
informasi dari pembicara, tidak dibutuhkan pembelajar. Pembelajar membutuhkan
perbendaharaan kosakata dengan situasi yang nyata tidak dengan menulis tugas
dari guru dan pembicaraan sederhana. Pembelajar membutuhkan guru untuk
memberitahu mengenai kemajuan yang diperoleh dan rasa lebih percaya diri
mengenai situasi sulit sebelumnya untuk kepuasan proses belajar. Butir
pertanyaan yang terakhir mengenai jenis media tertulis yang disukai, tampak jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pembelajar membutuhkan media pembelajaran seperti modul atau buku dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk itu, sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
mengembangkan media pembelajaran bahasa Indonesia, maka akan efektif apabila
dalam mengembangkan media pembelajaran, peneliti menggunakan kebutuhan-
kebutuhan pembelajar sebagai dasar pengembangan.
Dalam mengembangkan media pembelajaran bahasa Indonesia, peneliti
akan membuat media yang sederhana, menarik, bersih, mudah dimengerti,
memberikan informasi bagi pembelajar, dan dapat melengkapi media lain seperti
papan tulis, TV, dll. Selain itu, diharapkan media pembelajaran tersebut sesuai
apabila digunakan untuk proses pembelajaran di kelas untuk jumlah pembelajar
perorangan atau dalam kelompok kecil.
B. Hasil Uji Coba Produk Pengembangan
Berikut ini peneliti memaparkan hasil uji coba produk yang dilakukan di
Wisma Bahasa Yogyakarta pada bulan Januari-Februari 2014. Kemudian hasil
validasi dari dosen ahli Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan pengajar di
Wisma Bahasa Yogyakarta, serta penilaian produk oleh pembelajar di Wisma
Bahasa. Pada subbab ini juga, peneliti memaparkan hasil evaluasi soal yang
dikerjakan oleh pembelajar.
1. Draft Produk Materi Ajar Dan Modul Pembelajaran
Pada bagian ini, peneliti memaparkan draft produk pengembangan materi
ajar serta hasil validasi uji coba produk pengembangan materi ajar yang dilakukan
oleh dosen ahli materi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan hasil validasi
uji coba produk modul pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dari Wisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Bahasa Yogyakarta dan dosen ahli media dari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
a. Draft Pengembangan Materi Ajar
Proses awal merancang materi ajar membaca bahasa Indonesia yang
dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan topik-topik yang telah ditentukan dari
hasil analisis, ke dalam silabus dan mulai untuk merancang materi ajar. Dalam
materi ajar memebaca bahasa Indonesia yang telah dirancang oleh peneliti,
terdapat 3 unit kegiatan belajar. Masing-masing memeiliki sub (1) percakapan,
(2) struktur, (3) latihan, (4) kosakata, (5) catatan budaya. Topik dari kelima unit
tersebut, yaitu (1) Nama Anda siapa?, (2) Anda mau makan apa?, dan (3) Bisa
tolong saya?.
Berikut ini disajikan penjelasan komponen-komponen yang terdapat dalam
rancangan materi ajar membaca bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 1. Rancangan Awal Materi Ajar
Halaman depan Indikator
Percakapan Struktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kosakata dan Latihan Catatan Budaya
Kunci Jawaban
Komponen-komponen yang terdapapat di dalam modul pembelajaran
membaca untuk penutur BIPA tingkat begginer, yaitu: (1) sampul halaman
depan, berisi judul modul dan nama dari pembuat modul pembelajaran, (2)
indikator, berisi tujuan pembelajaran yang dicapai siswa setelah mempelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
topik-topik pembelajaran, (3) percakapan, berisi dialog singkat yang
menggunakan gambar dan kosakata sehari-hari, sehingga pembelajar dapat
berlatih dengan teman atau guru di kelas, (4) struktur, berisi beberapa contoh
kalimat yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, (5) kosakata dan
latihan, berisi beberapa kata bahasa indonesia yang terdapat pada percakapan dan
struktur, latihan berisi soal-soal yang digunakan untuk menguji pemahaman
pembelajar terhadap topik yang diajarkan, (6) catatan budaya bahasa indonesia
dan bahasa inggris, disajikan dalam dua bahasa sehingga pembelajar dapat lebih
memahami beberapa konteks budaya yang terdapat dalam topik pembelajaran, (7)
kunci jawaban latihan, mempermudah siswa dalam memeriksa kebenaran jawaban
latihan, (8) sampul halaman belakang modul.
Hasil dari pengembangan produk awal materi ajar membaca bahasa
Indonesia tersebut, selanjutnya diujicobakan oleh peneliti. Uji coba dilakukan
oleh dosen ahli sanata dharma Yogyakarta. Uji coba pada tahap ini bertujuan
untuk mengujicobakan materi yang telah dirancang oleh peneliti . selanjutnya
dilakukan penilaian dan validasi produk. Penilaian dilakukan dengan dengan cara
tertulis berdasarkan kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti karena
keterbatasan biaya dan waktu. Produk materi ajar membaca bahasa Indonesia ini
divalidasikan oleh Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum, selaku ahli materi dari
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Aspek yang dinilai dari materi ajar adalah (1) kesesuaian materi dengan
tujuan pembelajaran, (2) ketepatan teks materi dengan topik yang dipelajari, (3)
kesesuaian materi dengan taraf berpikir pembelajar, (4) kesesuaian materi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
latihan-latihan, (5) kesesuaian materi dengan catatan budaya, (6) kesesuaian
materi dengan karakteristik pembelajar, (7) efektivitas soal dengan indikator, (8)
kemenarikan desain materi.
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Materi Ajar
No
Komponen penilaian
Unit
1
Unit
2
Unit
3
1. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, 4 4 4
2. Ketepatan teks materi dengan topik yang
dipelajari,
3 4 4
3. Kesesuaian materi dengan taraf berpikir
pembelajar,
4 4 4
4. Kesesuaian materi dengan latihan-latihan, 4 4 4
5. Kesesuaian materi dengan catatan budaya, 4 4 4
6. Kesesuaian materi dengan karakteristik
pembelajar,
4 4 4
7. Efektivitas soal dengan indikator, 4 4 4
8. Kemenarikan desain materi 4 4 3
Skor rata-rata
Rata-rata secara keseluruhan
Keterangan
3,8 4,0 3,8
3,8
BAIK
Dari Tabel 4.1 di atas, dapat dilihat skor rata-rata hasil penilaian setiap
unit. Pada unit 1 dengan topik “Nama Anda siapa?” diperoleh skor rata-rata
sebesar 3,8 dengan kualifikasi “baik”. Pada unit 2 dengan topik “Mau makan
apa?” diperoleh skor rata-rata sebesar 4,0 dengan kualifikasi “baik”. Pada unit 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dengan topik “Bisa tolong saya?” diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kualifikasi
“baik”.
Berdasarkan hasil validasi yang terlihat pada Tabel 4.1 di atas, kualitas
materi ajar yang dirancang oleh peneliti mendapat skor rata-rata penilaian secara
keseluruhan 3,8. Mengacu pada Sukardjo (2008: 101) materi ajar dengan
rentang nilai 3,40 < X ≤ 4,21 berkategori “baik” atau memenuhi kelayakan
sebagai materi ajar untuk pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner) di Wisma
Bahasa Yogyakarta. Dari penilaian tersebut ada saran perbaikan pada setiap
unitnya, yaitu (1) tidak boleh ada kesalahan dalam penulisan konsep karena modul
ini untuk orang asing, (2) terdapat beberapa kesalahan penulisan terutama pada
unit 2, (3) catatan budaya perlu ditambah, dengan menunjukan latar yang berbeda-
beda.
b. Modul Pembelajaran
Pada tahap selanjutnya peneliti kemudian mengembangkan materi ajar
kedalam sebuah modul pembelajaran. Modul pembelajaran ini dilengkapi dengan
gambar dan dialog yang dapat menambah pemehaman pembelajar terhadap
materi yang disampaikan. Modul ini terdiri dari halaman depan, kata pengantar,
daftar isi, dan tiga unit pelajaran. Setiap unit pelajaran terdiri dari percakapan,
struktur, kosakata, latihan, dan catatan budaya. Pada halaman terakhir modul
terdapat kunci jawaban latihan dari setiap unit pelajaran.
Hasil dari pengembangan produk media pembelajaran membaca bahasa
Indonesia menggunakan modul tersebut selanjutnya oleh peneliti di uji cobakan
dan divalidasi. Pertama, uji coba produk pengembangan dilakukan oleh pengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Wisma Bahasa Yogyakarta. Selanjutnya, diadakan penilaian secara tertulis pada
tanggal 16 Juni 2015 dan tanggal 17 Juni 2015. Produk media pembelajaran ini
dinilai oleh Dewi Anggoro selaku pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta. Aspek
penilaian media terdiri dari (1) kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran, (2)
ketepatan media dengan topik yang dipelajari, (3) kesesuaian media dengan taraf
berpikir pembelajar, (4) kejelasan gambar dan warna modul, (5) kejelasan tulisan
modul, (6) kejelasan petunjuk dan latihan modul, (7) keterpahaman modul, (8)
keautentikan modul, (9) daya tarik modul.
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Modul
No Komponen penilaian Unit 1 Unit 2 Unit 3
A B C A B C A B C
1. Kesesuaian modul dengan tujuam
pembelajaran
5 5 4 4 5 4 4 4 5
2. ketepatan modul dengan topik yang
dipelajari
5 5 4 4 5 4 4 4 4
3. Kesesuaian media dengan taraf
berpikir pembelajar
5 5 5 4 5 4 4 5 5
4. Kejelasan gambar dan warna modul 5 5 4 3 5 4 3 4 4
5. Kejelasan tulisan modul 4 4 4 3 4 4 3 4 4
6. Kejelasan petunjuk dan latihan modul 4 4 4 3 3 4 3 4 4
7. Keterpahaman modul 4 4 4 3 4 4 3 4 4
8. Keautentikan modul 4 5 4 4 5 4 3 5 4
9. Daya tarik modul 5 5 4 4 5 4 3 5 4
Skor rata-rata 4,3 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangann Baik Baik Baik
Rata-rata skor keseluruhan 4,1
Keterangan Baik
Keterangan :
A : Pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta
B : Pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta
C : Dosen ahli media Universitas Sanata Dharma Yogyakar
Dari Tabel 4.2 di atas terlihat skor rata-rata hasil penilaian setiap unit.
Pada unit 1 dengan topik “Nama Anda siapa?” memperoleh skor rata-rata sebesar
4,3 dengan kualifikasi “baik”. Unit 2 dengan topik “Anda mau makan apa?”
memperoleh skor rata-rata sebesar 4 dengan kualifikasi “baik”. Unit 3 dengan
topik “Bisa tolong saya” memperoleh skor rata-rata sebesar 4 dengan kualifikasi
“baik”. Data pada Tabel 4.2 menunjukan kualitas media pembelajaran
menggunakan modul berkategori “baik”. Hal ini ditunjukan dengan nikai rata-rata
hitung untuk media pembelajaran sebesar 4,1. Mengacu pada kriteria Sukardjo
(2008:101) media pembelajaran dengan rentang nilai rata-rata 3,40 < X ≤ 4,21
berkategori baik atau memenuhi kelayakan sebagai media pembelajaran untuk
pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta.
Berdasarkan hasil analisis di atas tampak bahwa media modul
pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah disusun peneliti memenuhi syarat dan
sudah layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk
pembelajar asing tingkat dasar ( beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berikut ini beberapa saran dari penilaian modul yang akan dijadikan dasar
revisi media pembelajaran: (1) Memperhatikan penulisan yang sesuai dengan
EYD, (2) menggunakan Bahasa Inggris dalam penulisan catatan budaya dan
catatan lain, (3) kalimat berbahasa Inggris sebaiknya dicetak miring, (4)
penggunaan gambar ditambah untuk mempermudah pembelajar.
Gambar 2. Hasil Revisi Rancangan Materi Ajar
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sebelum Sesudah
C. Hasil Uji Coba Lapangan
Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil uji coba lapangan yang
dilakukan di kelas Wisma Bahasa Yogyakarta pada tingkat dasar (beginner).
Sehubungan dengan terbatasnya jumlah pembelajar tingkat (beginner) yang
sedang belajar di Wisma Bahasa Yogyakarta dan yang sedang mempelajari topik
yang ada di dalam materi dan media pembelajaran ini, peneliti melakukan uji coba
hanya pada satu pembelajar.
Kekurangan tersebut tidak mengurangi esensi atau keabsahan uji coba
produk, karena sebelum uji coba dilakukan, peneliti mengadakan validasi produk
yang dinilai oleh para ahli. Dalam menguji coba, peneliti dibantu oleh pengajar
bahasa Indonesia dari Wisma Bahasa Yogyakarta. Uji coba dilakukan dalam
proses pembelajaran selama satu kali pertemuan, dengan pembelajar yang
bernama Sebastian berasal dari Jerman. Uji coba dilakukan pada hari Jumat, 10
Juli 2015, pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pembelajar menggunakan media modul pada pembelajaran dengan sedikit
dibantu oleh tutor. Pembelajar memberikan sedikit masukan kepada peneliti
tentang penggunaan huruf besar pada kata “anda” yang seharusnya ditulis “Anda”
pada dialog topik 1. Setelah selesai mengikuti pembelajaran, pengajar
memberikan penilaian yang telah disediakan oleh peneliti. Pembelajar
memberikan pernyataan “FAIR” atau “cukup” untuk media pembelajaran yang
dirancang peneliti. Setelah dilakukan analisis dari uji coba tersebut, peneliti akan
melakukan satu kali revisi terhadap media modul, sesuai dengan kritik yang sudah
diberikan pembelajar. Tampak bahwa media pembelajaran ini cukup memberikan
motivasi kepada pembelajar untuk memahami materi. Hal ini tampak dari
kemampuan pengajar dalam memberikan materi, serta kemampuan pembelajar
dalam menyerap materi.
D. Produk Akhir
Produk akhir diperoleh berdasarkan masukan, saran, dan komentar yang
diberikan oleh ahli materi, pengajar, pengajar ahli, dan ahli media. Ada beberapa
bagian dari produk awal yang direvisi oleh peneliti untuk menghasilkan produk
akhir yang lebih baik dari produk awal dan layak digunakan dalam proses
pembelajaran. Produk akhir akan dikemas dalam bentuk modul dan materi ajar
akan dicetak menggunakan kertas HVS 80gr dan kemudian dijilid. Produk akhir
dari penelitian ini dapat dilihat pada bagian lampiran.
E. Pembahasan
Sebelum mengembangkan suatu media pembelajaran, terlebih dahulu
peneliti menentukan model pengembangan dan prosedur pengembangan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model sadiman sebagai model
pengembangan media modul membaca bahasa Indonesia bagi penutur BIPA tingat
beginner. Model Sadiman terdiri atas menganalisis kebutuhan dan karakteristik
siswa, merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan
operasional dan khas, merumuskan butur-butir materi secara terperinci yang
mendukung tercapainya tujuan, pengembangan alat pengukur keberhasilan,
menulis naskah media, mengadakan tes dan revisi. Selanjutnya dari model
Sadiman ini peneliti mengembangkan prosedur pengembangan media modul
menjadi sembilan langkah yaitu: analisis kebutuhan, pembuatan silabus, draft
pengembangan media, penilaian media oleh dosen ahli, revisi, uji coba, konsultasi
media dengan dosen ahli, revisi, dan produk akhir. Penilai media modul adalah
dosen ahli dari universitas Sanata Dharma, pengajar ahli dari wisma bahasa
Yogyakarta dan pengajar di wisma bahasa Yogyakarta. Sedangkan peguji coba
modul ini adalah seorang pembelajar tingkat beginner BIPA dari Jerman.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan, dapat diketahui
penilaian modul yang dilakukan oleh pengajar, pengajar ahli, dan dosen ahli
melalui kuesioner mendapatkan hasil yang baik. Modul yang dikembangkan oleh
peneliti sudah baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran di Wisma
Bahasa Yogyakarta, terutama pada pembelajar tingkat dasar (beginner). Produk
materi ajar membaca ini dinilai dan divalidasi oleh Dr. R. Kunjana Rahardi,
M.Hum., selaku dosen ahli materi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penilaian materi dilihat dari aspek isi materi yang dirancang oleh peneliti. Dalam
materi ajar peneliti merancang tiga topik pembelajaran, yaitu: (1) Nama Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
siapa? (2) Mau makan apa? dan (3) Bisa tolong saya?. Nilai rata-rata keseluruhan
rancangan materi ajar yang didapat adalah 3,8 dengan kategori baik. Tahap
selanjutnya, dilakukan penilaian dan validasi terhadap rancangan modul
pembelajaran membaca bahasa Indonesia. Produk media pembelajaran ini dinilai
secara bertahap oleh pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta, pengajar ahli Wisma
Bahasa Yogyakarta, dan dosen ahli Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ketiga ahli, media pembelajaran ini
mendapat nilai yang berbeda untuk setiap unitnya. Nilai rata-rata hitung secara
keseluruhan untuk media pembelajaran sebesar 4,1 menunjukan kualitas media
pembelajaran menggunakan modul berkategori “baik”. Namun demikian, dari
hasil uji coba lapangan yang sudah dilakukan oleh pembelajar BIPA tingkat
beginner di Wisma Bahasa Yogyakarta, belum memberikan hasil yang
memuaskan bagi peneliti. Pembelajar memberikan penilaian “FAIR” atau
“CUKUP” untuk media yang telah dikembangkan oleh peneliti. Hal ini
membuktikan pengembangan media modul ini masih sangat perlu untuk
disempurnakan lagi sehingga mendapat respon yang baik dari pembelajar. Dari
hasil analisis data uji coba modul dapat disimpulkan, pengembangan materi ajar
dan media pembelajaran menggunakan modul belum mampu menciptakan situasi
yang lebih menarik bagi pembelajar BIPA.
Namun demikian, pengembangan materi ajar dan media pembelajaran
menggunakan modul sebenarnya dapat membantu pembelajar untuk mendapatkan
pengalaman belajar yang mandiri dan efisien. Modul pembelajaran ini dapat
menjadi salah satu alternatif media bagi pembelajar yang ingin belajar secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mandiri. Umpan balik dari hasil analisis data yaitu tercapainya tujuan utama
pembelajar. Hal ini dikarenakan materi ajar dan media pembelajaran
menggunakan modul telah dikemas sedemikian rupa untuk meningkatkan
pemahaman pembelajar dalam membaca bahasa Indonesia; serta meningkatkan
kemampuannya dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa target sehingga hasilnya
mendekati pelafalan penutur asli. Hasil dari penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai media pembelajaran. Salah satunya
adalah teori yang diungkapkan oleh Kustandi dan Sutjipto (2011:11) bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk menjelaskan makna yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa hal, yaitu (1) kesimpulan, (2)
implementasi, (3) keterbatasan penelitian, dan (5) saran-saran.
A. Kesimpulan
Dari penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa membuat suatu
media pembelajaran diperlukan suatu prosedur pengembangan. Dalam prosedur
pengembangan terdapat langkah-langkah pengembangan yang akan dilalui untuk
menghasilkan media pembelajaran yang berguna bagi pembelajar. Penelitian
pengembangan ini, peneliti terlebih dahulu menentukan prosedur pengembangan
yang akan digunakan sebagai pedoman pengembangan media. Peneliti
menggunakan model pengembangan Sadiman, yang terdiri dari beberapa langkah
yaitu: menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan
instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas, merumuskan
butur-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan,
pengembangan alat pengukur keberhasilan, menulis naskah media, mengadakan
tes dan revisi. Selanjutnya dari model Sadiman ini peneliti mengembangkan
prosedur pengembangan menjadi sembilan langkah yaitu: analisis kebutuhan,
pembuatan silabus, draft pengembangan media, penilaian media oleh dosen ahli,
revisi, uji coba, konsultasi media dengan dosen ahli, revisi, dan produk akhir
Rancangan materi ajar dan modul pembelajaran membaca bahasa Indonesia
untuk pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dikembangkan dengan prosedur penelitian yang meliputi analisis kebutuhan,
pembuatan silabus, draft pengembangan media, penilaian media oleh dosen ahli,
revisi, uji coba, konsultasi media dengan dosen ahli, revisi, dan produk akhir
sehingga, menghasilkan prototipe produk materi ajar pembelajaran membaca
bahasa Indonesia untuk pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner). Pakar ahli
materi Universitas Sanata Dharma menilai bahwa materi ajar yang dihasilkan
tergolong dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 3,8. Sedangkan
penilaian media modul oleh pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta, pengajar ahli
Wisma Bahasa Yogyakarta, dosen ahli media Universitas Sanata Dharma
mendapat skor rata-rata 4,1. Mengacu pada kriteria Sukardjo (2008:101) materi
ajar dan media ajar dengan rentang nilai 3,40 < X ≤ 4,21 berkategori baik. Dengan
demikian, media pembelajaran menggunakan modul yang layak dipergunakan
untuk kegiatan pembelajaran membaca bahasa Indonesia untuk pembelajar bahasa
asing tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta.
Namun demikian, setelah melakukan penelitian di Wisma Bahasa Yogyakarta
peneliti memahami sepenuhnya bahwa media yang telah dibuat oleh peneliti
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya beberapa
masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media di Universitas Sanata Dharma
serta penilaian dari pembelajar BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta. Pembelajar
BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta memberi nilai “FAIR” atau “CUKUP”.
Penilaian pembelajar BIPA tersebut membuktikan bahwa masih banyak
kekurangan dalam media yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti telah melalui
langkah-langkah prosedur pengembangan media yang berdasarkan pada model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pengembangan Sadiman. Hal ini mungkin belum cukup dilakukan untuk
mencapai suatu media pembelajaran. Melalui penelitian ini dapat diketahui
berbagai kekurangan dari media yang telah dibuat oleh peneliti, sehingga segala
kritik dan saran yang telah diberikan akan menjadi pertimbangan peneliti dalam
pembuatan modul selanjutnya. Modul yang sudah dihasilkan dapat digunakan
untuk menambah variasi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran BIPA.
B. Implementasi
Produk materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul yang
dikembangkan, diimplementasikan sebagai berikut: (1) pengembangan materi ajar
dan media pembelajaran menggunakan modul ini, dapat diterapakan untuk
pembelajaran asing tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta, (2)
produk materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul ini, dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran asing tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa
Yogyakarta, karena produk yang dirancang tidak hanya melatih pembelajar untuk
membaca bahasa Indonesia, tetapi membantu pembelajar untuk menyadari
budayanya sendiri lewat pengenalan budaya Indonesia yang peneliti sajikan dalam
catatan budaya.
Jika materi ajar dan media pembelajar menggunakan modul ini digunakan
atau diterapkan di lembaga lain, pengguna materi ajar dan media pembelajaran
menggunakan modul ini harus memperhatikan hal berikut.
a) Kesesuaian materi dan media pembeljaran dengan tujuan intruksional yang
akan dipelajari.
b) Kesesuaian taraf berpikir pembelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c) Kesesuaian metode pembelajaran yang diterapkan.
d) Kesesuaian tahap-tahap pembelajaran yang dipakai di lembaga tersebut
dengan tahap-tahap pembelajaran yang dipakai di Wisma Bahasa
Yogyakarta.
C. Keterbatasan Penelitian
Produk yang dikembangkan ini, mempunyai beberapa keterbatasan, di
antaranya sebagai berikut.
1. Produk yang dikembangakan terbatas pada satu keterampilan saja.
2. Desain media yang dikembangakan masih terbatas pada penggunaan
modul.
D. Saran-saran
Saran-saran dalam pengembangan media modul ini terdiri dari dua hal,
yaitu (1) saran pemanfaatan produk dan (2) saran untuk keperluan pengembangan
lebih lanjut.
1. Saran Pemanfaatan Produk
Saran untuk pemanfaatan produk pengembangan ini terkait dalam lima hal
yakni:
1) Metode pembelajaran
Produk ini hendaknya dipakai dan digunakan di Wisma Bahasa
Yogyakarta. Hal ini didasarkan atas hasil analisis kebutuhan yang diteliti di
Wisma Bahasa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2) Pengajar
Saran bagi pengajar adalah memahami penggunaan modul. Modul adalah
media yang sangat mudah untuk dipahami, namun karena itulah sebelum
menggunakan modul alangkah baiknya jika pengajar membaca dan memahami isi
modul terlebih dahulu.
3) Pembelajar
Kelebihan media ini adalah siswa dapat mempelajari sendiri dan
memahami sendiri isi dari modul, karena pada dasarnya modul dibuat agar siswa
dapat belajar mandiri tanpa bantuan guru atau tutor.
4) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah kondisi kelas atau ruangan belajar.
Pembelajar akan merasa nyaman apabila suasana kelas sangat kondusif atau
tenang karena hal tersebut dapat memfokuskan pembelajar dalam kegiatan
membaca yang ada dalam media ini.
2. Saran Untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut
Peneliti mengajukan beberapa saran yang ditujukan kepada lembaga
Wisma Bahasa Yogyakarta dan kepada peneliti lain berkaitan dengan
pengembangan lebih lanjut, yaitu:
1) Saran bagi Lembaga Wisma Bahasa Yogyakarta
Sesudah peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan di Wisma
Bahasa Yogyakarta, peneliti menemukan bahwa penggunaan media pembelajaran
sebagai media ajar yang ada di lembaga ini belum maksimal. Peneliti
menyarankan agar pengelolaan media pembelajaran perlu ditingkatkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dikembangkan agar pembelajar mendapatkan pengajaran yang menarik serta
efisien.
2) Saran bagi peneliti lain
Media modul untuk pembelajar asing tingkat dasar (beginner) ini baru
pertama kali dikembangkan di Wisma Bahasa Yogyakarta dan Universitas Sanata
Dharma, oleh karena itu apabila ingin mengembangkan lebih lanjut dapat
dikembangkan dengan lebih menarik lagi.penelitian ini mengembangkan tiga unit
pembelajaran, tidak menutup kemungkinan bagi peneliti lain untuk
mengembangkan lebih banyak unit pembelajaran lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Pustaka Utama.
Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Hernawati. 2004. Pengembangan Media Gambar dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar (Beginner) di Puri
Bahasa Yogyakarta. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Miarso, Yusuf Hadi. dkk. 1986. “Media Pendidikan”. Dalam Miarso, Yusuf Hadi
dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Pranowo. 2002. Pengembangan Media Berfokus pada Pembelajar. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur
Asing (KIPBIPA) 1V: Sambutan dan Kumpulan Makalah Terpilih
KIPBIPA. Bali. Indonesian Australia Language Foundation (IALF).
Pusat kurikulum Balitbang. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Depdiknas.
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta,
Cetakan Ke-I.
Sadiman, Arief Sukadi. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar.
Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain System Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Premade Media Group.
Saputro, Ekaresta Prihardjati. 2010. Pengembangan Media Power Point sebagai
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat
Dasar di Lembaga All Plus Alam Bahasa. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sudjana dan Rivai. 1990. Media Pengajaran: Penggunaan dan Pembuatannya.
Bandung: CV. Sinar Baru Bandung.
Tarigan, H. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Membaca. Bandung:
Angkasa.
Wibawa, Basuki dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Maulana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Widharyanto, B dkk. 2003. Student Active Learning. Yogyakarta: Pusat Penelitian
Bahasa dan Sastra Indonesia. PBSID. FKIP. USD.
Zainuddin. 1984. Pusat Sumber Belajar. Jakarta: Depdikbud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
1. Lampiran 1: Hasil Analisis Kebutuhan Pembelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2. Lampiran 2: Penilaian Materi Ajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3. Lampiran 3: penilaian media ajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4. Lampiran 4: Penilaian Media Oleh Pembelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
5. Lampiran 5: Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Materi Ajar Oleh
Ahli Materi Universitas Sanata Dharma
No
Komponen penilaian
Unit
1
Unit
2
Unit
3
1. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, 4 4 4
2. Ketepatan teks materi dengan topik yang
dipelajari,
3 4 4
3. Kesesuaian materi dengan taraf berpikir
pembelajar,
4 4 4
4. Kesesuaian materi dengan latihan-latihan, 4 4 4
5. Kesesuaian materi dengan catatan budaya, 4 4 4
6. Kesesuaian materi dengan karakteristik
pembelajar,
4 4 4
7. Efektivitas soal dengan indikator, 4 4 4
8. Kemenarikan desain materi 4 4 3
Skor rata-rata
Rata-rata secara keseluruhan
Keterangan
3,8 4,0 3,8
3,8
BAIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
6. Lampiran 6: Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Media Ajar Oleh
Ahli Materi Universitas Sanata Dharma
No
Komponen penilaian
Unit 1 Unit 2 Unit 3
A B C A B C A B C
1. Kesesuaian modul dengan tujuam
pembelajaran
5 5 4 4 5 4 4 4 5
2. ketepatan modul dengan topik yang
dipelajari
5 5 4 4 5 4 4 4 4
3. Kesesuaian media dengan taraf
berpikir pembelajar
5 5 5 4 5 4 4 5 5
4. Kejelasan gambar dan warna modul 5 5 4 3 5 4 3 4 4
5. Kejelasan tulisan modul 4 4 4 3 4 4 3 4 4
6. Kejelasan petunjuk dan latihan modul 4 4 4 3 3 4 3 4 4
7. Keterpahaman modul 4 4 4 3 4 4 3 4 4
8. Keautentikan modul 4 5 4 4 5 4 3 5 4
9. Daya tarik modul 5 5 4 4 5 4 3 5 4
Skor rata-rata 4,3 4 4
Keterangann Baik Baik Baik
Rata-rata skor keseluruhan 4,1
Keterangan Baik
Keterangan :
A : Pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta
B : Pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta
C : Dosen ahli media Universitas Sanata Dharma Yogyakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
7. Lampiran 7: Produk Akhir Media Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
MODUL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA
BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT
BEGINNER DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA
TAHUN 2015
DISUSUN OLEH
ELISABETH OKTAVIANI HANGGU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
bimbingan-Nya penyusunan buku ajar untuk penutur BIPA tingkat begginer ini
telah selesai. Buku ajar ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dan kondisi
pembelajar dalam mengembangkan aspek keterampilan membaca Bahasa
Indonesia terutama bagi pembelajar tingkat beginner. Buku ajar ini menyajikan
tiga buah topik pilihan pembelajar yang disajikan dalam bentuk modul. Topik
pilihan pembelajar ini merupakan hasil dari analisis kuisioner kebutuhan yang
telah diisi oleh pembelajar. Materi yang disajikan dalam setiap topik telah sesuai
pula dengan analisis buku ajar yang digunakan oleh lembaga kursus bahasa
Indonesia yang menjadi tempat pengambilan data.
Buku ajar ini juga menyajikan pepelatihan, kosakata, dan catatan Budaya
pada setiap topik. Pepelatihan dibuat untuk menguji pemahaman pembelajar
tentang materi yang sudah dipelajari. Dengan setiap topik disajikan tiga jenis
pepelatihan yang berbeda. Kosakata disajikan agar menambah perbendaharaan
kata bagi pembelajar. Setiap topik menyajikan kurang lebih dua puluh kosakata
yang harus dikuasai pembelajar. Catatan Budaya bagi pembelajar sangatlah
penting. Pembelajar perlu mengetahui situasi dan kondisi tempat mereka akan
menggunakan bahasa yang mereka pelajari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pengguna buku ajar media
modul bahasa Indonesia ini dan kepada Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan uji coba media. Akhirnya, penulis
berharap agar buku ajar ini dapat berguna bagi siapa pun yang ingin
menggunakannya. Selain itu, penulis berharap agar dalam pembuatan buku ajar
selanjutnya dapat lebih baik dan tepat guna.
Yogyakarta, 1 Desember 2014
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Daftar isi
Halaman muka ………………………………………………………………… i
Kata pengantar ……………………………………………………………… .. ii
Daftar isi ……………………………………………………………………… iii
Silabus pembelajaran …………………………………………………………. iv
Unit 1 Nama Anda siapa? ……………………………………………………… 1
A. Percakapan
……………………………………………………… 2
B. Struktur
……………………………………………………………. 4
C. Kosakata
…………………………………………………………… 5
D. Pelatihan
…………………………………………………………… 6
E. Catatan Budaya
……………………………………………………. 10
Unit 2 Anda mau makan? ……………………………………………………… 12
A. Percakapan
………………………………………………………… 13
B. Struktur
……………………………………………………………. 15
C. Kosakata
…………………………………………………………… 16
D. Pelatihan
…………………………………………………………… 17
E. Catatan Budaya
…………………………………………………….. 19
Unit 3 Bisa tolong saya? ………………………………………………. 20
A. Percakapan
…………………………………………………………. 21
B. Struktur
……………………………………………………………... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
C. Kosakata
……………………………………………………………. 22
D. Pelatihan
……………………………………………………………. 23
E. Catatan Budaya
…………………………………………………….. 25
Kunci Jawaban Pelatihan
……………………………………………………….. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
UNIT 1
Unit 1
Setelah mempelajari unit ini pembelajar dapat:
1. memperkenalkan diri dan orang lain
2. menggunakan kata ganti
3. memberikan sapaan sesuai dengan situasi.
After learning this unit, learners are be able to:
1. introduce their own self and others
2. use personal pronoun
3. greet people based on the situation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
\\
A. Percakapan :
Percakapan antara Ana dan Paul. Mereka bertemu di sebuah tempat
kursus.
(The conversation between Ana and Paul. They meet in a course) .
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan
percakapan mereka!
Read the conversation once again, then practice it!
Unit 1
Nama Anda
siapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Pembagian waktu di Indonesia :
Pagi (12.00am-10.00am) Sore (15.00pm-18.00pm)
Siang (10.00am-15.00pm) Malam (18.00pm-24.00am)
Kenalkan. Nama saya Yoona.
saya berasal dari Korea.
Kenalkan. Nama dia Paul.
Dia berasal dari Amerika.
Kenalkan. Nama mereka Agus dan
Lina. Mereka berasal dari
Indonesia
Agus dan Lina
Paul
Yoona
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
B. STRUKTUR
1) Apa kabar?
(How are you?/ How is life? ) kabar saya baik. (I am fine/ good)
Kabar saya kurang baik. (I am not fine/good)
2) Bagaimana kabar anda? kabar saya baik. (I am fine/good)
(How are you?) Kabar saya kurang baik. (I am not fine/good)
3) Bagaimana kabar dia? kabar dia baik. (She/he is fine/good)
(How is she/he?) Kabar dia kurang baik. (She/he is not
fine/good)
4) Bagaimana kabar mereka? kabar mereka baik. (They are good)
(How are they?) Kabar mereka kurang baik. (They are not good)
5) Siapa nama anda? Nama saya Jesica. (My name is Jesica)
(What is your name?)
6) Siapa nama dia? Nama dia Anton. (His name is Anton)
(What is his name?)
7) Siapa nama mereka?
(What are their name?/
Who are they? ) Nama mereka Anis dan Budi. (They are Anis
and Budi)
8) Anda berasal dari mana?
(Where do you come from?) Saya berasal dari Jerman. (I come from
Germany)
9) Anda tinggal di mana?
(Where do you live?) Saya tinggal di Jalan Beo. (I live in Beo street)
10) Anda tinggal di sana dengan
siapa?
(With whom do you live there?) Saya tinggal dengan teman saya. (I live there
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Catatan :
Kata Tanya dari mana digunakan untuk menanyakan asal tempat.
(The question word “where” is used to asked home town)
Kata Tanya apa digunakan untuk menanyakan asal tempat.
(The question word “what” is used to asked things)
Kata Tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan keadaan.
(The question word “how” is used to asked conditions)
Kata Tanya siapa digunakan untuk menanyakan orang.
(The question word “who” is used to asked people)
C. KOSAKATA
Selamat pagi (Good morning)
Tinggal (Live/stay)
Kalian
(You)
Selamat siang
(Good afternoon) Bertemu
(Meet) Kita
(We)
Selamat sore
(Good evening) Dari (From)
Kami
(We)
Selamat malam
(Good night) Saya (I)
Maaf
(Sorry)
Kenalkan
(Introduce) Dia (She/He)
Berasal
(Came from)
Mereka
(They) Tempat
(Place) Baik
(Good/Fine)
Selamat pagi (Good morning) selamat pagi
Selamat siang (Good afternoon) selamat siang
Selamat sore (Good evening) selamat sore
Selamat malam (Good night) selamat malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
D. PELATIHAN :
1. Lengkapilah dialog berikut ini! (Complete the dialogue below!)
2. Lengkapilah kalimat di bawah ini! (Complete the sentences below!)
1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
2)
3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
4)
5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
3. Praktikan dialog di bawah ini dengan teman atau guru anda !
(Practice the dialogue below with your classmate or teacher!)
A : apa kabar?
B : Kabar saya baik.
A : nama anda siapa?
B : nama saya ….
A : anda berasal dari mana?
B : saya berasal dari Indonesia
A : anda tinggal di mana?
B : saya tinggal di jalan Beo
A : sampai jumpa.
B : sampai jumpa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
E. CATATAN BUDAYA
Orang Indonesia merupakan orang yang ramah. Saat memperkenalkan diri orang
Indonesia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan lawan bicara. Orang
Indonesia sering menanyakan hal-hal pribadi ketika berkenalan dengan seseorang
misanya bertanya tentang umur, status, agama dan sebagainya yang dianggap
pribadi.
Mas : digunakan untuk mengganti/mengarah kepada laki-laki.
Mbak : digunakan untuk mengganti/mengarah kepada wanita.
Ibu or bu : digunakan untuk mengganti/mengarah kepada wanita yang lebih
tua.
Bapak or pak : digunakan untuk mengganti/mengarah kepada laki-laki yang lebih
tua.
Apa kabar? /Bagaimana kabar? / Gimana kabar? Apa kabar sama dengan “How
are you?”. Gimana adalah bentuk tidak formal dan digunakan dalam percakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Indonesian are friendly. When introducing their selves, Indonesia
put their hand out and shake the interlocutor’s hand. Indonesian often
ask about privat things when they pick acquaintance with somebody like
age, status, religion, and many more are considered as privat things.
Mas (Javanese) used to refer the older men/boys.
Mbak (Javanese) used to refer the older women/girls.
Ibu/Bu used to refer the older women.
Bapak/Pak used to refer the older men.
Apa kabar?/ Bagaimana kabar?/ Gimana kabar?
Apa kabar is similar to “How are you?”. Gimana is more informal and used
in everyday conversation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Unit 2
Setelah mempelajari unit ini pembelajar dapat:
1. memesan makanan di tempat makan dengan baik
dan secara alami tanpa bantuan tutor.
2. menggunakan beberapa kosakata: manis, pahit,
asam, asin dalam masakan di Indonesia.
3. melakukan role play secara alami dengan teman
atau tutor.
After learning this unit, learners are be able to:
1. reserve the food in the restaurant properly and
naturally without help from the tutor
2. use some vocabularies: sweet, bitter and salty in the
Indonesian food
3. do a roleplay naturally with friends and tutor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
A. PERCAKAPAN
Jacob mau makan siang di warung Bu Ana.
(Jacob wants to have lunch in warung Bu Ana)
Unit 2
Mau makan apa?
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan
percakapan mereka!
Read the conversation once again, then practice it!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Jacob selesai makan siang di warung Bu Ana.
(Jacob has finished lunch in warung Bu Ana)
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan
percakapan mereka!
Read the conversation once again, then practice it!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
B. STRUKTUR
a) Anda mau makan apa?
Saya mau makan
rendang.
Saya mau makan nasi
goreng.
Saya mau makan soto
ayam.
a. What do you want to
eat?
I want to eat
rending.
I want to eat
fried rice.
I want to eat
chicken soup.
b) Anda mau makan nasi goreng?
Anda mau minum es teh?
Ya. Saya mau makan
nasi goreng.
Ya. Saya mau minum
es teh.
Tidak. Saya mau
makan rendang.
Tidak. Saya mau
minum es jeruk.
b. Do you want to eat fried
rice?
Do you want to drink ice
tea?
Yes. I do want to
eat fried rice.
Yes. I do want to
drink ice tea.
No. I don’t want
to eat fried rice.
No. I don’t want
to drink ice tea.
c) Anda mau makan nasi pakai
lauk apa?
Saya mau makan nasi
pakai lauk telur.
Saya mau makan nasi
pakai lauk ikan.
c. What do you want to
eat rice serve with?
I want to eat
rice serve with
an egg.
I want to eat
rice serve with a
fish. d) Bagaimana rasanya?
Rasanya pedas. (manis,
asam, asin)
Rasanya enak.
d. How is the taste?
Its spicy.(Sweet,
sour, salty)
Its delicious.
e) Anda sudah makan?
Ya. Saya sudah makan.
Belum. Saya belum
makan.
e. Do you have your meal?
Yes. I have.
No. I haven’t.
f) Anda suka (rasa/makan)
pedas?
Ya. Saya suka
f. Do you like spicy food?
Yes. I do.
No. I don’t.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
(rasa/makanan) pedas.
Tidak. Saya tidak suka
(rasa/makanan) pedas.
g) Dibungkus atau makan di sini?
Makan di sini.
Dibungkus.
g. Take home or here?
Here.
C. KOSAKATA
Nasi
(Rice)
Pedas
(Spicy) Pahit
(Bitter)
Minum
(Drink)
Sayur
(Vegetable) Lauk
(Side dish)
Enak
(Delicious)
The
(tea)
Soto
(Soup)
Manis
(Sweet)
Tanpa
(Without)
Es
(Ice)
Rasa
(Taste)
Asam
(Sour)
Dibungkus
(Take home)
Jeruk
(Orange)
Jus
(Juice)
Asin
(Salty) Pakai
(Serve with)
Gula
(Sugar)
Goreng
(Fried)
Mau
(Want)
Di sini
(Here)
Beberapa makanan dan minuman di Indonesia:
Nasi Goreng Rendang Soto
Es teh Es jeruk Bakso
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
D. PELATIHAN
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! (Answer the
questions below!)
a. (Anda) mau makan?
Jawab : ……………..
b. (Anda) mau makan apa?
Jawab : …………….
c. (Anda ) mau minum apa?
Jawab : ………………..
d. (Anda) suka makan pizza?
Jawab : ……………….
e. (Anda) sudah makan?
Jawab : ……………….
2. Lengkapilah dialog di bawah ini! (Complete these dialogue below!
Bu Harjo : Mau …. apa, mas?
Adi : Saya mau makan nasi goreng, Bu.
Bu Harjo : Yang …. atau tidak pedas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Adi : Yang tidak pedas Bu. Karena saya tidak suka ….
Bu Harjo : Mau pesan minum?
Adi : Ya. Saya ……jus jambu satu. Tanpa gula.
Bu Harjo : Anda tidak suka …. ?
Adi : Ya. Saya tidak suka manis.
Bu Harjo : Baik. Tunggu sebentar, Mas.
3. ROLE PLAY
Anda pergi ke warung makan untuk makan siang. Anda mau makan
makanan yang tidak pedas dan minum es jeruk.
(You go to a warung for lunch. You want eat food which is not spice
hot and a glass of ice lemon.)
Warung Makan Bu Harjo
Makanan
Harga Minuman Harga
Soto ayam Rp5.000,00 Es teh Rp500,00
Mie goreng Rp5.000,00 Es jeruk Rp500,00
Nasi gudeg Rp6.500,00 Teh panas Rp500,00
Sate ayam Rp7.500,00 Jeruk panas Rp500,00
Nasi campur Rp5.000,00 Kopi panas Rp500,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
E. CATATAN BUDAYA
Pada umumnya orang Indonesia menyukai makanan yang manis dan pedas.
Oleh karena itu dalam setiap masakan khas Indonesia mereka menggunakan
cabai dan kecap yang banyak. Masakan di Indonesia memiliki ciri khas yang
bebeda di setiap daerah. Misalnya masakan di pulau Jawa cendrung manis
karena mereka menggunakan kecap sebagai pemanisnya. Sedangkan masakan
orang Indonesia bagian timur cendrung pedas, konon hal ini dikarenakan
sifat orang timur yang keras dan tegas.
Generally, Indonesian love sweet and spicy food. Therefore, they often
put chili and ketchup in every Indonesian traditional food. Every Indonesian
traditional food has specific characteristic in every region.
For example, Javanese traditional foods taste sweet because they
often use ketchup as the sweetener. While, east Indonesian foods taste
spicy because an old said the east people are firm and strong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
UNIT 3
Setelah mempelajari unit ini pembelajar dapat:
1. meminta orang lain melakukan sesuatu
sewajarnya.
2. membedakan penggunaan kata: silakan, tolong,
coba, jangan dan dilarang dengan benar.
3. menggunakan kalimat impertif tanpa bantuan
dari guru atau tutor.
After learning this unit, learners are be able to:
1. ask other people to do something properly
2. differentiate the used of words: please, help, try
3. use imperative sentences without any help from
teacher and tutor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
A. PERCAKAPAN
Agatha mau bertemu Pak Agung untuk mengumpulkan tugas.
Agatha pergi ke ruangan Pak Agung dan mengetuk pintunya.
(Agatha wants to meet Pak Agung to submit the assignment. Agatha
goes to Pak Agung’s room and knock the door)
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan
percakapan mereka!
Read the conversation once again, then practice it!
Unit 3
Bisa tolong saya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
B. STRUKTUR
C. KOSAKATA
Note :
The word “Silakan” : ofer something to someone
The word “Tolong” : ask someone to do something. When pronouncing with a
high voice, the word “Tolong” will remain order/command.
Tolong (Please/
Help)
Jangan (Don’t ) Dilarang (Don’t /
warned )
Sebentar ( a
while)
Coba (Try) Pulang (Come home) Merokok (Smoke) Buang (Throw)
Sampah (Rubbish) Suara (Voice) Mengumpulkan
(Submit)
Duduk (Sit down)
Letakkan (Put
down)
Laporan (Report) Silakan (Please) Masuk (Come in)
Tugas (Assignment) Matikan (Turn off) Meja (Table) Minum (Drink)
Masuk !
Duduk !
Ambil minum di kulkas !
Taruh kue itu di atas meja !
Tunggu sebentar !
Tolong ambilakan minum !
Tolong kecilkan suaramu !
Tolong matikan lampu !
Silakan masuk! (Please come in!)
Silakan duduk! (Please sit down!)
Dilarang masuk! (Don’t enter!)
Dilarang merokok di sini! (Don’t
smoke here!)
Dilarang buang sampah! (Don’t
litter here!)
Dilarang duduk di sini! (Don’t sit
here)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
D. PELATIHAN :
1. Lengkapilah kalimat di bawah ini! ( Complete these sentences below!)
2. Buatlah kalimat dengan situasi sesuai dengan gambar berikut! (Make
questions based on the pictures below!)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
3. Buatlah kalimat dengan kata “Tolong” atau “Silakan” dari gambar
berikut ini! (Make sentences using “Tolong” or “Silakan” from the
following picture!)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
E. CATATAN BUDAYA
Orang Indonesia santun dalam berbahasa, oleh karena
itu gunakan kata-kata yang sopan ketika meminta tolong
atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
Ucapkanlah kata terima kasih sebagai bentuk apresiasi.
Indonesian are polite when speaking. Therefore, use
polite words when asking someone’s hel or banning someone
to do something. Say the word “Thank you” as a kind of
appreciation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
KUNCI JAWABAN LATIHAN
UNIT 1
1.
Elis : Selamat pagi.
Elis : Nama saya Elisabet.
Jhon : Saya tinggal di Jalan Beo.
Elis : Senang bertemu Anda juga, Jhon.
2.
a) Anda, berasal
b) Tinggal
c) Tinggal, siapa
d) Mereka, berasal, berasal
e) Anda
UNIT 2
1.
a. Ya. Saya mau makan.
b. Saya mau makan nasi goreng.
c. Saya mau minum es jeruk.
d. Ya. Saya suka pizza
Tidak. Saya tidak suka pizza.
2.
A: Makan
B: Makan
B: Pedas
B: Pedas
B: Pedas
UNIT 3
1. Silakan.
2. A. Dilarang merokok! B. Dilarang parkir! C. Tolong diam, ada ujian!
3.
a) Silakan masuk!
b) Silakan duduk!
c) Tolong buatkan minum.
d) Silakan minum!
e) Tolong tutup jendela!
f) Silakan makan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
8. Lampiran 8: Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
BIOGRAFI PENULIS
Elisabet Oktaviani Hanggu merupakan anak pertama dari
empat bersaudara. Lahir di Ruteng, Flores, NTT, 4 Januari
1992. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Cewonikit
Ruteng pada tahun 1998 dan melanjutkan kejenjang sekolah
dasar pada tahun yang sama. Kemudian lulus SD pada tahun
2004 dan melanjutkan kesekolah menengah pertama di SMP
St. Fransiskus Xaverius Ruteng. Penulis lulus SMP pada tahun 2007 dan
melanjutkan kesekolah menengah atas pada tahun yang sama di SMA St Klaus
Kuwu Ruteng, lulus pada tahun 2010. Selanjutnya penulis memasuki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2010. Selama menempuh pendidikan di USD, penulis mengikuti mengikuti
lomba-lomba antar prodi. Kegiatan organisasi yang terakhir diikuti selama masa
pendidikan adalah panitia pementasan kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan
sebagai salah satu tugas mata kuliah wajib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI