Upload
truongphuc
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
MEKANISME PERTAHANAN DIRIPADA SESEORANG WANITA DEWASA AWAL YANG MASKULIN
(Studi Kasus)
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Madelaine Sofia Wiranti101114037
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Yang berbeda jangan disama-samakan. Yang sama jangan dibeda-bedakan”
“Berdoalah dalam tidurmu. Tidur adalah doa dari manusia yang merasa aman daricinta Tuhan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
MEKANISME PERTAHANAN DIRI
PADA SESEORANG WANITA DEWASA AWAL YANG MASKULIN
(Studi Kasus)
Madelaine Sofia WirantiUniversitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk mekanisme pertahanandiri yang dilakukan wanita dewasa yang maskulin. Mekanisme pertahanan dirimuncul karena adanya kecemasan dari pengalaman-pengalaman yang pernah dilaluioleh dirinya, tentunya peristiwa tersebut tidaklah menyenangkan sehinggamenimbulkan rasa kecemasan. Bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri meliputirepresi, penyangkalan, proyeksi, formasi reaksi, regresi, rasionalisasi, pengalihan,dan sublimasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, dengandata utama yang diperoleh melalui wawancara, data pendukung yang diperolehmelalui observasi. Dalam penelitian, terdapat satu subjek wanita dewasa awal yangmaskulin. Subjek saat ini berumur 22 tahun. Subjek mempunyai penampilan,berperilaku, dan bersosialisasi yang diidentifikasikan seperti laki-laki.
Seseorang wanita yang maskulin, merasakan kecemasan. Kecemasan yangdirasakan bisa terjadi karena lingkungan disekitarnya maupun pikiran-pikirannyasendiri atau subjektif. Kecemasan yang dirasakan subjek, membuat subjek melakukanmekanisme pertahanan diri. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa mekanismepertahanan diri yang dilakukan oleh seseorang wanita dewasa awal yang maskulinadalah rasionalisasi dan represi. Subjek melakukan mekanisme pertahanan diritersebut untuk mengurangi rasa kecemasan yang dirasakan sesuai denganpengalaman-pengalaman yang dianggapnya mengancam atau menyakiti dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
SELF DEFENSE MECHANISM
IN EARLY ADULT MASCULINE WOMEN WHO MASCULINE
(Case Study Concerning)
Madelaine Sofia WirantiSanata Dharma University
2015
This research aims to get a form of self-defense mechanism conducted byadult masculine women. Self defense mechanism appears because of the anxiety ofexperiences that once traversed by herself, of course, these events are not fun, causinga sense of anxiety. Forms of self-defense mechanisms include repression, denial,projection, reaction formation, regression, rationalization, transfer, and sublimation.
This research used qualitative research case study, with the main dataobtained through interviews, supporting data obtained through observation. In theresearch, there is one subject of early adult masculine women. Subject is currently 22years old. Subject has the appearance, behavior, and socializing who identified asmale.
A masculine woman, feel anxiety. Anxiety felt could happen because thesurrounding environment as well as her own thoughts or subjective. The anxiety feltby the subject, making the subject of self-defense mechanism. From the results of thisresearch got that the self-defense mechanism which is carried by a person early adultmasculine women is rationalizing and repression. The subject of the self-defensemechanism to reduce the anxiety felt in accordance with the experiences that heconsidered threatened or hurt herself.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang di
limpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini
merupakan tugas akhir dalam masa studi di jenjang Universitas. Melalui penulisan
skripsi, penulis mendapatkan banyak pembelajaran serta pengalaman baru selama
prosesnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dan
berjalan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah
dengan setia mendampingi penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis
mengucapkan terimakasih secara tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama
penyelesaian skripsi.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling yang telah bersedia membantu dalam persiapan menjelang
ujian skripsi.
3. Dra. M.J Retno Priyani, M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi.
4. Dosen-dosen program studi Bimbingan dan Konseling yang telah
mendampingi peneliti selama menjalankan studi.
5. Subjek yang bersedia menjadi subjek penelitian.
6. Kedua orangtuaku, Theodorus Madiyono dan C. Sri Murtiningsih yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
memberi dukungan baik doa, semangat dan materi demi terselesainya skripsi
ini.
7. Mbak Wina, mbak Lia dan mbak Lina yang telah memberikan dukungan doa
dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
8. Sahabatku Utik yang telah memberi semangat dan telah merawat peneliti
ketika peneliti sakit ditengah-tengah mengerjakan skripsi.
9. Sahabatku Keke yang telah memberi banyak usulan dan semangat dalam
skripsi ini.
10. Sahabatku Al, Tia, Diana, Aap, Rima, Erni dan mbak Ayu yang telah
memberi semangat, selalu memberikan dukungan dan doa selama penulisan
skripsi.
11. Seluruh sahabat-sahabatku yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan doa selama penulisan skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman angkatan 2010 yang telah mendukung dan memberi
usulan dalam penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ...................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
E. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 6
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Mekanisme Pertahanan Diri ........................................................... 7
1. Pengertian Mekanisme Pertahanan Diri .................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri ............................. 11
a. Represi ................................................................................... 11
b. Penyangkalan ........................................................................ 12
c. Proyeksi ................................................................................. 13
d. Formasi Reaksi ..................................................................... 14
e. Regresi ................................................................................... 14
f. Rasionalisasi .......................................................................... 15
g. Pengalihan ............................................................................. 16
h. Sublimasi ............................................................................... 16
B. Masa Dewasa Awal ....................................................................... 17
1. Pengertian Dewasa Awal ........................................................... 17
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal ......................................... 18
C. Wanita ............................................................................................ 19
1. Sifat Khas Wanita ...................................................................... 20
2. Wanita Menurut Konsepsi Jawa ................................................ 22
3. Wanita Maskulin ........................................................................ 24
a. Kecemasan Wanita Maskulin .............................................. 25
D. Mekanisme Pertahanan Diri Pada Wanita Dewasa Awal yang
Maskulin ......................................................................................... 26
BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................... 28
A. Jenis Penelitian............................................................................... 28
B. Subyek Penelitian ........................................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Metode Pengumpul Data ................................................................ 29
1. Riwayat Hidup ........................................................................... 30
2. Wawancara ................................................................................ 30
3. Observasi ................................................................................... 32
4. Triangulasi ................................................................................. 33
D. Validitas Data................................................................................. 34
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
1. Catatan awal ......................................................................... 35
2. Catatan lanjut........................................................................ 35
3. Penulisan transkrip dan pemberian kode .............................. 35
4. Membuat Kategori ............................................................... 36
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 37
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 37
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 38
1. Identitas subjek.......................................................................... 38
2. Latar Belakang Keluarga .......................................................... 39
3. Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan ........................ 41
4. Ciri-ciri Kepribadian ................................................................ 41
5. Mekanisme Pertahanan Diri .................................................... 43
a. Rasionalisasi ........................................................................ 43
b. Represi ................................................................................. 44
C. Pembahasan ................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50
A. Kesimpulan .................................................................................... 50
B. Saran-saran .................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 52
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Subjek .................................. 54
Lampiran 2. Hasil Observasi Subjek .................................................. 62
Lampiran 3. Hasil Triangulasi ............................................................ 63
Lampiran 4. Data Hasil Pemberian Kategori Wawancara dengan
Subjek ................................................................................................. 64
Lampiran 5. Lembar Observasi Pemberian Kategori ......................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Ketika seorang wanita memasuki usia dewasa awal, seperti pada
tahap-tahap sebelumnya, dia dihadapkan dengan tugas-tugas perkembangan.
Jika wanita dewasa awal berhasil melakukan tugas perkembangannya, dia
akan mengalami rasa bahagia dan dapat melanjutkan tugas perkembangan
selanjutnya. Tugas perkembangan dewasa awal salah satunya adalah
menjalankan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
Menjalankan peran sesuai jenis kelaminnya, berarti penampilan,
berpakaian, berperilaku dan cara berfikir sesuai dengan jenis kelamin. Adapun
sifat-sifat kewanitaan yang khas menurut Kartini (2006), yaitu: (1) narsisme,
merupakan sifat yang identik dengan wanita. Sifat narsisme memiliki unsur
mencintai diri sendiri dan keinginan untuk mencintai dirinya sendiri.
Mencintai diri sendiri dan adanya keinginan untuk mencintai dirinya sendiri,
wanita akan identik untuk merawat dirinya sendiri untuk berpenampilan
menarik (2) kepasifan dan masokhisme, pada wanita dewasa, cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengarah kepada dirinya sendiri. Pasif bukan berarti tidak melakukan apa-
apa, melainkan lebih sabar, berhati-hati, teliti, dan rela menderita (3)
identifikasi, itu berarti begitu erat-terikat dengan seseorang. Apabila dirinya
berpisah dengan orang tersebut dirinya merasa tidak bahagia walaupun dirinya
tidak sedang sendiri dan (4) sifat keibuan, yang disebut sifat keibuan adanya
rasa merawat, mendidik, dan mengasuh. Wanita dewasa yang belum menikah,
akan memiliki sifat keibuan dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan ciri-
ciri wanita yang khas tersebut, diharapkan wanita memenuhi ciri-ciri wanita
tersebut.
Sejak seseorang menyandang status dewasa, dirinya diharapkan siap
menerima kewajiban dan tanggung jawab kedewasaannya, yang ditunjukkan
dengan pola-pola perilaku yang wajar sesuai dengan kebudayaan sekitarnya.
Kewajiban dan tanggung jawab kedewasaan seseorang berkaitan dengan
peranan antara laki-laki dan wanita di masyarakat. Pada umumnya peranan
laki-laki bisa memimpin sebuah keluarga, mencari nafkah untuk anak-
anaknya kelak dan peranan wanita adalah dapat melatih dan mengasuh anak-
anaknya.
Harapan ataupun konsep yang diyakini oleh kebudayaan di sekitar
mempengaruhi konsepsi sebagai wanita. Masyarakat Jawa mempunyai konsep
wanita, wanita haruslah merakati, berarti dapat memadu-madakan warna,
berbicara dengan lemah-lembut, berperilaku yang baik, halus, dan lembut,
gumati, berarti dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga, dapat mendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan mengasuh anak-anak, gumati juga berarti wanita selalu berusaha, belajar
dan bekerja untuk menaikkan segala kemampuan pribadi dan luluh, mampu
membuat segala keresahan, kebahagian, dan segala sesuatu yang baik dan
buruk dengan rasa sabar dan bisa mensyukuri segala sesuatu yang melimpah
mengenai dirinya (Kartini, 1992).
Di kehidupan bermasyarakat, terdapat norma sosial yang diharapkan
untuk wanita. Tetapi di dalam kenyataannya sekarang ada beberapa wanita
yang menyimpang dari konsep-konsep kefemininan. Wanita yang
menyimpang dari konsep-konsep kefemininan selalu dikaitkan dengan anak
perempuan yang bertingkah laku, berbicara dan berpakaian seperti seorang
anak laki-laki. Hal ini yang membedakan wanita tersebut dengan wanita pada
umumnya.
Wanita yang menyimpang dari konsep-konsep kefiminiman terdapat
pada subjek yang akan diteliti, subjek dianggap tidak feminim karena subjek
lebih cenderung bersikap maskulin. Ciri-ciri khas wanita maupun konsepsi
wanita Jawa tidak dimiliki oleh subjek, dari penampilan, berpakaian dan cara
berperilaku subjek cenderung seperti laki-laki. Subjek sendiri menganggap
dirinya indentik dengan laki-laki, tidak hanya satu atau dua wanita dewasa
awal yang maskulin. Wanita dewasa yang maskulin juga sering ditemukan di
tayangan televisi dan film-film, di tayangan televisi maupun di film-film
wanita dewasa awal yang maskulin menggambarkan wanita yang menyukai
sesama jenis atau lesbi. Hal ini membuat masyarakat mempunyai persepsi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
respon terhadap wanita dewasa yang maskulin. Respon masyarakat dengan
wanita yang maskulin yang negative, memandang bahwa wanita yang
maskulin menyukai sesama jenis atau lesbi.
Respon masyarakat mengenai wanita maskulin, yang cenderung
negative membuat wanita maskulin mengalami atau merasakan kecemasan.
Kecemasan yang dialami tidaklah menyenangkan, maka wanita maskulin akan
melakukan apapun yang dibutuhkan untuk meredakan kecemasannya. Proses
yang digunakan untuk memerangi atau mengurangi kecemasan yang dialami
disebut dengan mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri
dimiliki setiap orang, tetapi tidak semua mekanisme pertahanan dilakukan
secara bersamaan, mungkin hanya salah satu mekanisme pertahanan diri yang
digunakan atau bersifat tumpang tindih. Menurut Freud, bentuk-bentuk
mekanisme pertahanan diri yang umum yaitu: (1) represi, (2) penyangkalan,
(3) proyeksi, (4) formasi reaksi, (5) regresi, (6) rasionalisasi, (7) pengalihan,
(8) sublimasi (Hidayat, 2011).
Rasa kecemasan yang dialami oleh setiap individu akan berbeda satu
sama lain, termasuk wanita dewasa awal yang maskulin. Untuk mengurangi
rasa kecemasan tersebut, wanita dewasa awal yang maskulin akan melakukan
mekanisme pertahanan diri. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini
ingin mengetahui bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri wanita dewasa
awal yang maskulin ketika subjek berada di masyarakat, dengan subjek yang
tinggal di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Apa bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh
seseorang wanita dewasa awal yang berpenampilan maskulin?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari studi ini adalah menuliskan bentuk mekanisme pertahanan
diri seseorang wanita dewasa awal yang maskulin dengan melakukan studi
kasus pada subjek.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini:
1. Secara Kajian Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
menambah wawasan dan pengembangan penelitian dalam bidang ilmu
Bimbingan dan Konseling, khususnya mengenai mekanisme pertahanan
diri.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini juga dapat memberikan masukan bagi wanita usia
dewasa awal agar memiliki pemahaman yang lebih mendalam dan
melakukan mekanisme pertahanan diri agar bisa berkembang lebih
optimal dan menjadi pribadi yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Definisi Operasional Variabel
1. Mekanisme pertahanan diri adalah respon spontan yang dilakukan
individu untuk mengurangi kecemasan. Apabila respon spontan yang
dilakukan individu efektif mengurangi rasa kecemasan, maka individu
akan melakukan pengulangan respon spontan tersebut. Individu akan
mengurangi rasa kecemasannya yang sama, dengan melakukan respon
spontan yang sama sesuai dengan pengalamannya untuk mengurangi rasa
kecemasannya.
2. Wanita maskulin adalah wanita yang mempunyai penampilan, cara
berbicara, berfikir seperti laki-laki pada umumnya. Wanita yang
berpenampilan maskulin, merasa dirinya mempunyai ciri, minat dan
ketrampilan bersosialisasi di masyarakat yang cenderung dilakukan oleh
laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dikaji landasan teori yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Topik-topik dalam bab ini yaitu mekanisme pertahanan diri dan
wanita dewasa awal.
A. Mekanisme Pertahanan Diri
1. Pengertian Mekanisme Pertahanan Diri
Anna Freud (Hall & Lindzey, 1993) menjelaskan bahwa di bawah
tekanan atau kecemasan yang berlebihan, Ego terkadang harus menempuh
cara tertentu atau kecemasan untuk mengurangi atau menghilangkan
tekanan. Cara untuk mengurangi atau menghilangkan tekanan itu disebut
mekanisme pertahanan ego. Kecemasan yang dialami individu
memperingatkan bahwa jika individu terus berpikir atau berperilaku
dengan cara tertentu, individu akan di dalam bahaya. Kecemasan yang
dialami tidaklah menyenangkan, maka individu akan melakukan yang
dibutuhkan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa kecemasannya.
Menurut Post (http://nuraminsaleh.blogspot.com/2013/01/pengertian-
kecemasan-menurut-para-ahli.html?m=1) kecemasan adalah kondisi
emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai
dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Kecemasan berfungsi sebagai
mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada
kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka
bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
Mekanisme pertahanan diri mempunyai dua ciri umum, yaitu (1)
menyangkal, memalsukan atau mendistorsi kenyataan, dan (2) bekerja
secara tidak sadar sehingga individu yang melakukan mekanisme
pertahanan diri tidak tahu apa yang sedang terjadi (Hall & Lindzey, 1993).
Ketidaksadaran individu ketika melakukan mekanisme pertahanan diri,
dapat membuat individu melakukan mekanisme pertahanan diri secara
terus-menerus untuk mengurangi kecemasannya. Apabila pertahanan diri
dilakukan secara terus-menerus maka dapat menjadikan mekanisme
pertahanan diri menetap pada sifat pribadi individu.
Proses terjadinya mekanisme pertahanan diri tidak terlepas dari
dinamika antara id, ego, dan superego. Id berisikan insting-insting yang
telah ada sejak lahir. Insting-insting id merupakan kebutuhan-kebutuhan
badani, id menuntut untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut
dengan perilaku yang menyenangkan bagi dirinya. Pemenuhan kebutuhan
yang dilakukan id dengan cara membentuk khayalan tentang objek yang
dapat menghilangkan tegangan. Ciri kerja id yang dapat menghilangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tegangan dengan perilaku menyenangkan dan menghindari kesakitan,
disebut dengan prinsip kesenangan (Olson & Hergenhahn, 2013).
Struktur kepribadian selanjutnya adalah ego. Ego berkembang dan
upaya untuk mencocokkan khayalan-hkhayalan yang dibentuk oleh id
dengan kejadian-kejadian di dunia nyata (Olson & Hergenhahn, 2013).
Cara kerja ego untuk mengurangi ketegangan adalah dengan menciptakan
perilaku sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang sungguh bisa
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang terbentuk dari id, dengan begitu
ego menolerasi ketegangan dengan cara berpikir yang rasional. Fungsi ego
adalah dapat mengontrol tindakan-tindakan, karena ego yang memilih
dimana lingkungan yang akan diberikan respon, dan memutuskan insting-
insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Jika id
disebut dengan prinsip kesenanangan, ego disebut dengan prinsip
kenyataan. Namun, terkadang kita harus menyampingkan kenyataan untuk
memenuhi tegangan dari id, yang selalu mendorong untuk menghindari
rasa menyakitkan atau mengancam. Dorongan untuk menyampingkan
kenyataan untuk menghindari rasa menyakitkan atau mengancam itu
disebut dengan mekanisme pertahanan diri (Friedman & Schustack, 2006).
Manusia merupakan makhluk sosial, dengan begitu kita akan hidup
dengan orang lain, keluarga dan masyarakat disekitar. Di lingkungan
masyarakat dan keluarga yang kita tinggal, tentunya mempunyai nilai yang
dianut oleh masyarakat maupun orangtua. Nilai-nilai, cita-cita dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
hukuman-hukuman yang telah dialami oleh seseorang dapat mengontrol
perilaku seseorang. Di sinilah cara kerja struktur ke-3 yaitu superego.
Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita
tradisional masyarakat sebagaimana diterangkan orangtua kepada anak, dan
dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah-hadiah atau hukuman-
hukuman (Hall & Lindzey, 1993). Dengan kata lain, bergantung nilai-nilai
yang dianut oleh orangtuanya, apakah perilaku anak diberikan penguatan
atau hukuman. Superego berkembang sepenuhnya ketika kontrol diri
menggantikan kontrol orangtua langsung atau lingkungan (Olson &
Hergenhahn, 2013). Superego memiliki 3 fungsi, yaitu: (1) merintangi
impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena
inilah impuls-impuls yang peryataannya sangat dikutuk oleh masyarakat,
(2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan realistis dengan tujuan-
tujuan moralitas, (3) superego mengejar kesempurnaan, karena itu
cenderung untuk menentang id maupun ego, dan membuat dunia menurut
gambarannya sendiri (Hall & Lindzey, 1993).
Contoh proses pembentukan mekanisme pertahanan diri dalam
penelitian ini adalah id di dalam individu wanita maskulin adalah ingin
dimengerti atau diterima penampilannya, cara berfikir dan bertingkah laku
seperti laki-laki dengan lingkungan disekitarnya. Wanita maskulin tidak
ingin berubah karena adanya keinginan dan nyaman dengan penampilan
saat ini. Supergo wanita maskulin, di kehidupan bermasyarakat mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
nilai-nilai tentang wanita maskulin. Jika dirinya tidak ingin dinilai
negative karena penampilannya dan perilakunya, dirinya harus sedikit-demi
sedikit berubah, walaupun belum sepenuhnya sesuai dengan harapan
masyarakat. Ego wanita maskulin, dirinya nyaman dengan penampilan dan
perilakunya saat ini, tetapi tidak semua masyarakat disekitar yang bisa
menerima wanita maskulin. Wanita maskulin menyampingkan kenyataan
bahwa harapan masyarakat yang mempunyai konsepsi wanita dengan
dirinya untuk memenuhi keinginanan berpenampilan yang saat ini.
Menyampingkan kenyataan ini untuk memenuhi dorongan id tersebut
dengan melakukan mekanisme pertahanan diri.
2. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri
Tidak semua mekanisme pertahanan dilakukan secara bersamaan,
hanya salah satu mekanisme pertahanan diri yang digunakan atau bersifat
tumpang tindih.
Ada beberapa bentuk mekanisme pertahanan diri, yaitu (Hidayat,
2011):
a. Represi
Mekanisme pertahanan utama yaitu represi. Dalam
represi, pemikiran, ide atau keinginan dibebaskan dari
kesadaran. Hal itu merupakan hal yang traumatis dan
mengancam diri individu yang kemudian dikubur dalam
ketidaksadaran dan disimpan dalam kedalam pikiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(Cervone & Pervin, 2011). Untuk berhasil dalam mencegah
timbulnya kembali kecemasan, maka rasa kecemasan harus
disembunyikan dalam bentuk lambang tertentu (Hall &
Lindzey, 1993).
Dengan penggunaan represi, individu dapat
menyingkirkan pikiran atau hal-hal yang tidak dapat
diterima dari kesadaran; namun, keberadaannya tetaplah
nyata sebagai keadaannya dulu. Penggunaan represi
memerlukan sejumlah besar energi, yang sering
menyebabkan keletihan emosi. (Poduska, 1990).
b. Penyangkalan (denial)
Penyangkalan merupakan mekanisme pertahanan diri
yang berkaitan dengan represi dan melibatkan penyangkalan
terhadap keberadaan beberapa ancaman atau kejadian
traumatik yang dialami. (Hidayat, 2011).
Menurut Poduska (1990) Penyangkalan adalah suatu
mekanisme pertahanan, dimana individu berusaha untuk
lepas dari kenyataan atau realitas yang sebenarnya. Menurut
Baumeister, Dale, & Sommer (dalam Friedman &
Schustack, 2006) ketika individu melakukan mekanisme
pertahanan ini, individu tersebut sebenarnya sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berbohong pada dirinya sendiri agar kecemasan yang
dialami berkurang.
Contohnya meliputi penolakan untuk mempercayai
bahwa seseorang yang dicintainya sudah meninggal dunia,
penyangkalan untuk mengakui sifat-sifat negative kekasih;
menolak untuk meyakini jika cara buruk seseorang
mengemudi adalah penyebab suatu kecelakaan.
c. Proyeksi
Individu mempertahankan diri dari pengakuan terhadap
kualitas negative diri sendiri dengan memproyeksikannya
pada orang lain (Cervone & Pervin, 2011). Dengan kata
lain, proyeksi adalah mekanisme pertahanan di mana impuls
yang menyebabkan kecemasan dikeluarkan dengan cara
mengarahkan kecemasan tersebut, atau memproyeksikannya
ke orang lain.
Ide dasarnya adalah bahwa orang cenderung berkutat
pada karakteristik yang tidak mereka sukai. Contohnya:
“kemalasan” sudah menjadi konsep yang ada didalam
pikiran kita. Maka, ketika kita melihat seorang laki-laki
duduk dipinggir pantai menggunakan baju kerja kita
langsung mengatakan bahwa laki-laki itu malas bekerja
sedangkan orang lain melihat laki-laki itu hanya duduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
santai di pinggir pantai (Hall & Lindzey, 1993). Ancaman-
ancaman dari dalam diri seseorang diahlikan kepada orang-
orang di sekitarnya, sehingga dirinya terhindar dari rasa
kecemasan yang dialami dirinya sendiri.
d. Formasi Reaksi
Tindakan defensif ini berupa menggantikan suatu
perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau
kebalikannya dalam kesadaran. Misalnya, benci diganti
cinta. Impuls aslinya masih tetap ada tetapi tertutup atau
tersembunyi di balik suatu impuls lain yang tidak
menimbulkan kecemasan. Bentuk-bentuk ekstrim tingkah
laku macam manapun biasanya menandakan pembentukan
reaksi (Hall & Lindzey, 1993). Dorongan-dorongan yang
mengancam dengan cara sangat berfokus pada suatu yang
merupakan kebalikan dari pikiran dan tindakan seseorang
yang sebenarnya (Friedman & Schustack, 2006). Dengan
demikian mekanisme ini, tindakan individu membalikkan
atau melawan perasaan yang sebenarnya yang dirasakan
atau dipikirkan.
e. Regresi
Seseorang yang mendapatkan pengalaman-pengalaman
traumatik dan kembali ke suatu tahap perkembangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
lebih awal. Misalnya, anak yang takut pada hari pertama
masuk sekolah bisa melakukan menangis, mengisap ibu
jarinya, terus berpegangan pada guru atau bersembunyi di
sudut kelas (Hall & Lindzey, 1993).
Dalam regresi, kita kembali ke masa-masa kehidupan
yang lebih awal dan lebih nyaman. Mekanimse pertahanan
ini paling mudah dilihat pada anak-anak. Seorang anak yang
merasa terancam ketika mulai bersekolah mungkin mulai
berperilaku seperti seorang bayi. Lebih khusus lagi, regresi
dapat terjadi ke masa di mana sebelumnya terdapat fiksasi.
Pada orang dewasa pencemas yang mulai merengek seperti
anak kecil, menuntut kasih sayang keibuan, atau seorang
pria yang tertekan akan mencoba berbaring di dada istrinya,
atau seorang wanita yang tertekan akan duduk di pangkuan
suaminya.
f. Rasionalisasi
Bentuk mekanisme pertahanan diri yang terjadi dengan
menafsirkan ulang sebuah perilaku menjadi lebih rasional
dan dapat diterima. Kita berusaha memaafkan atau
membenarkan sebuah ancaman yang awalnya menyakitkan
dengan cara memberikan penjelasan yang rasional (Hidayat,
2011). Dengan melakukan mekanisme ini, individu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
merasa kelegaan dan terhindar dari rasa bersalahnya, karena
perasaan yang menyakitkan dapat diberikan alasan yang
lebih rasional dan tidak menyakitkan atau mengibur dirinya
sendiri.
g. Pengalihan (Displacement)
Pengalihan adalah pengubahan sasaran ketakutan atau
hasrat tidak sadar seseorang. Sasaran ketakutan atau hasrat
untuk mengurangi rasa kecemasan disebut dengan objek
pengganti. Objek pengganti adalah sesuatu yang tidak
menjadi ancaman bagi dirinya, meskipun penggantian objek
pengganti tidak akan meredakan ketegangan secara
memuaskan, seperti halnya jika langsung diarahkan kepada
orang atau objek asli (Hidayat, 2011). Pengalihan
menyebabkan terjadinya tindakan agresif ke objek pengganti
seperti membanting pintu, memukul meja atau tembok.
h. Sublimasi
Mekanisme pertahanan diri dalam bentuk sublimasi
adalah bentuk pengalihan impuls id yang dilakukan dengan
menyalurkannya ke dalam bentuk perilaku yang lebih
terpuji dan dapat diterima oleh masyarakat (Hidayat, 2011).
Perilaku yang lebih terpuji dan dapat diterima oleh
masyarakat, seperti di dalam seni atau membuat lagu sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dengan perasaan yang ingin dilepaskan individu (Poduska,
1990)
Sebagai contoh, penahanan feses dapat menimbulkan
hasrat untuk mengendalikan dan mengatur kehidupan semua
orang di sekitarnya. Melalui sublimasi, dorongan-dorongan
ini diubah menjadi hasrat untuk mengatur aktivitas anak-
anak atau membersihkan bantaran sungai lokal (Friedman &
Schustack, 2006).
B. Masa Dewasa Awal
1. Pengertian Dewasa Awal
Mappiare (1983) memberikan pengertian masa dewasa dipandang
dari 3 sudut pandang: sudut pandang hukum, pendidikan dan biologis
a. Secara hukum dewasa awal dimulai pada umur 21 tahun
(meskipun belum menikah) atau sudah menikah (belum berusia 21
tahun) dan dapat dituntut tanggung jawab atas perbuatan-
perbuatannya.
b. Pada sudut pandang pendidikan, masa dewasa merupakan masa
dicapainya keemasan kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai ajar
latih yang ditunjang oleh kesiapan.
c. Secara biologis masa dewasa awal adalah suatu keadaan
tumbuhnya ukuran-ukuran tubuh dan mencapai kekuatan maksimal
serta siap “berproduksi”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Ketiga pandangan di atas menunjukkan permulaan periode dewasa
awal dan pengertian dewasa awal, dari ketiga pandangan tersebut terdapat
pandangan lain tentang periode dewasa awal tentang peran dan tanggung
jawab yang diharapkan oleh masyarakat. Masa dewasa awal merupakan
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-
harapan sosial baru. Individu diharapkan dapat menjalankan peran baru,
seperti peran suami/istri, orangtua, dan pencari nafkah, dan
mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keingan dan nilai-nilai baru
sesuai dengan tugas-tugas baru (Hurlock, 1980).
2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau
memasuki suatu periode tertentu dari kehidupam individu, apabila berhasil
maka akan menimbulkan perasaan bahagia dan dapat melanjutkan tugas
perkembangan selanjutnya, namun bila gagal, akan menimbulkan perasaan
tidak bahagia dan kesulitan menghadapi tugas-tugas perkembangan
selanjutnya (Hurlock, 1980).
Sebelum memasuki masa dewasa awal, seseorang memasuki masa
remaja. Di setiap periode mempunyai tugas-tugas perkembangannya, sama
seperti masa remaja. Salah satu tugas perkembangan masa remaja adalah
seseorang berkembang sesuai dengan perannya, pada anak perempuan
diharapkan berperilaku feminin dan anak laki-laki diharapkan maskulin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sehingga minat anak laki-laki dan anak perempuan mempunyai perbedaan
(Hurlock, 1980).
Setelah memasuki masa dewasa awal, seseorang haruslah lebih
mantap dan memahami bagaimana dirinya harus bersikap sesuai dengan
perannya. Apabila ketika memasuki dewasa awal, seseorang belum
mantap dan memahami dengan pilihannya berarti dirinya belum atau tidak
berhasil menjalankan tugas perkembangan diperiode sebelumnya yaitu
masa remaja.
Berdasarkan pengertiannya, keberhasilan individu menjalankan
tugas perkembangan di dalam suatu periode, bergantung dengan
keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan di periode
sebelumnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberhasilan
individu dalam menjalankan tugas perkembangan dewasa awal
dipengaruhi oleh keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan
pada saat remaja.
C. Wanita
Terdapat dua unsur yang membedakan antara wanita dan laki-laki,
yaitu: unsur psike/jiwa dan unsur jasmani (Kartini, 2006). Dari unsur
jasmani, seseorang akan disebut berjenis kelamin laki-laki jika ia memiliki
penis, jakun, kumis, janggut, dan memproduksi sperma. Sementara
seseorang disebut berjenis kelamin wanita jika ia mempunyai vagina dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
rahim sebagai alat reproduksi, memiliki alat untuk menyusui (payudara)
dan mengalami kehamilan dan proses melahirkan.
Sesuai dengan tugas perkembangan wanita dewasa awal, wanita
mempunyai kemampuan untuk berkembang dan membangun dirinya,
berlandaskan pola pilihannya sendiri, menuju pada taraf kehidupan yang
lebih tinggi. Jadi, ada usaha “penyempurnaan diri” menurut satu pola
kebaikan. Sebagai pribadi yang mandiri, wanita adalah pengada dan
pembentuk. Sebagai pribadi, wanita sebagai pembentuk, dapat dilihat
dengan peranan wanita sebagai ibu untuk merawat dan membentuk
karakter anak-anaknya. Wanita memiliki pribadi yang lebih detail
dibandingkan dengan laki-laki, hal ini ditunjukkan peranan wanita sebagai
ibu rumah tangga yang bertugas untuk membersikan rumah dan
menyiapkan keperluan sehari-hari di rumah.
1. Sifat-Sifat Khas Wanita
Wanita mempunyai sifat-sifat khusus, sehingga wanita dapat
dibedakan antara wanita dan laki-laki. Menurut Kartini (2006), terdapat
sifat-sifat khas wanita, yaitu:
a. Narsisme
Narsisme atau “cinta-diri sendiri”. Narsisme ini sangat
berpengaruh pada pembentukan kepribadian wanita. Oleh karena itu
gejala narsisme biasanya dikaitkan dengan pribadi wanita, dengan
kata lain narsisme merupakan sifat khas wanita. Maka narsisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
banyak diidentikkan dengan sifat-sifat kewanitaan. Freud
menyatakan, narsisme pada wanita mempunyai daya-tarik yang amat
besar bagi orang lain itu bersumber pada sifat-sifat yang narsistis tadi;
yaitu unsur cinta-diri sendiri, dan keinginan untuk mencintai diri
sendiri. Mencintai diri sendiri, dilakukan dengan cara merawat diri
sendiri, berpenampilan agar menarik perhatian dari lawan jenis.
b. Kepasifan dan Masokhisme
Ciri lain dari wanita dewasa ialah kecenderungan kuat untuk
bersikap pasif dan semakin menguatkan masokhisme. Kecenderungan
pada kepasifan itu lebih baik disebutkan sebagai “aktivitas yang
mengarah ke dalam”, mengarah pada diri sendiri. Namun hendaknya
dipahamai, bahwa kepasifan tersebut bukan berarti tidak bergerak,
kekosongan, atau tidak berbuat sesuatu kegiatan. Melainkan aktivitas
yang mengarah ke dalam itu menunjukkan adanya fungsi kegiatan-
kegiatan tertentu untuk: memupuk sifat-sifat belas-kasih, sabar,
berhati-hati, teliti, dan rela menderita.
c. Identifikasi
Identifikasi di sini yang berarti wanita dengan begitu erat-
terikat pada seseorang yang sudah dianggapnya nyaman dan aman
bagi dirinya. Indentifikasi secara ketat, dapat menyebabkan apabila
wanita tidak sedang bersama orang yang diadakan indentifikasi maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tidak akan merasakan kebahagian jika ia terlampau lama berpisah
dengan orang tersebut, sekalipun wanita ini tidak sedang sendiri.
d. Sifat keibuan
Bila bicara tentang wanita, tidak terhindarkan untuk langsung
mengaitkannya dengan peran dan statusnya sebagi ibu. Justru karena
peran dan statusnya sebagai (calon) ibu-lah yang membuat membuat
wanita memiliki sifat keibuan. Sifat keibuan yang dimaksut adalah
rasa merawat, mendidik dan mengasuh. Sebagai wanita dewasa awal,
mungkin tidak langsung merawat, mendidik dan mengasuh anak (bagi
yang belum menikah), wanita akan memiliki sifat keibuan terhadap
perilaku untuk orang-orang disekitarnya.
2. Keutamaan Wanita Menurut Konsepsi Budaya Jawa
Seseorang yang sudah memasuki usia dewasa, diharapkan siap
menerima kewajiban dan tanggung jawab kedewasaan, yang ditunjukkan
dengan pola-pola perilaku yang wajar sesuai dengan kebudayaan
sekitarnya. Harapan atau konsep yang diyakini oleh kebudayaan Jawa
sebagai wanita menurut Kartini (1992), yaitu:
a. Merak-ati
Merak-ati itu berarti: membangun kemanisan, memperlihat
keindahan, mampu mengkombinasikan warna-warna yang beraneka
ragam untuk “ngadi sarira” atau memperindah diri. Ayu wajahnya dan
ramah-tamah pekertinya. Terbuka hatinya, hingga memancarkan muka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang “sumeh”, menawan hati. “Kewes” dan “ririh-ruruh” bicaranya;
artinya: bergaya dan menarik hati, lagi pula lemah-lembut bicaranya.
Luwes, halus, gemulai dan meresap-sedap dipandang mata segala gaya
serta tingkah lakunya.
b. Gemati
Gemati berarti: memelihara, mengawetkan segala sesuatu.
Gemati juga berarti “cecawis”; artinya selalu menyediakan segala
perlengkapan, serta membekali dan melayani kebutuhan keluarganya.
Gemati juga bersifat “bangkit-miranteni”, artinya: selalu sibuk
melengkapi segala kebutuhan seisi rumah dan anggota keluarga. Teliti
dan berhati-hati dalam segala tindakan. Mampu mendidik puta-putri
dengan tekun dan penuh kasih-sayang.
Karena itu wanita disebut sebagai sumber dari kasih sayang,
dan sumber dari kehidupan. Wanita juga diharapkan mampu
menghibur serta merawat orang-orang yang sakit; baik yang sakit
secara jasmaniah maupun rohaniahnya. Gemati juga mengandung arti
“mardi” yaitu selalu berusaha, belajar dan bekerja untuk menaikkan
segala kemampuan pribadi.
c. Luluh
Luluh disini berarti: “ajering manah”, yaitu: hati dan
perasaannya sudah luluh berpadu menjadi satu dengan suami dan
keluarganya. Dengan demikian hati tersebut dimisalkan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
samodra jembar-lebar yang mampu memuat segala keresahan,
nestapa, kebahagian, dan segala sesuatu yang baik dan buruk dengan
rasa sabar.
Luluh berarti juga “narimah sumarah”, yaitu: bisa mensyukuri
segala sesuatu yang melimpah dan/mengenai dirinya dengan rasa
tawakal. Wanita harus mematuhi semua perintah suami dan orangtua.
Ibu-ibu harus bisa melegakan hati para putranya; artinya: bisa
menuntun para putra-putrinya menempuh jalan benar, dan membuat
senang bahagia anak-anaknya. Tidak “esak-rupak lan puguh”; artinya
tidak suka bermalas-malasan. Setiap saat ia tekun mawas diri.
3. Wanita Yang Maskulin
Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat wanita yang
memiliki sifat dan sikap yang cenderung kelaki-lakian. Wanita yang
cenderung kelaki-lakian yang kuat, memiliki ciri psikologis; wanita
tipe ini merasa seakan-akan tidak pernah memiliki seorang ibu; ia
merasa lebih mirip atau lebih dekat pada ayahnya, yang seorang pria,
dengan mengecilkan fungsi dan arti dari ibunya sendiri, kepribadian
wanita tadi mengalami kemiskinan psikis yang sangat kronis, wanita
tipe ini menganggap dirinya identik-sama dengan laki-laki, dan merasa
lebih superieur daripada sesama wanita, lalu ia membuang jauh-jauh
sifat-sifat kewanitaan dari kehidupan perasaannya (Kartini, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Di dalam kehidupan bermasyarakat, untuk mengartikan peran
jenis kelamin adalah dengan karakteristik sebagai maskulin, feminin
atau androgini. Menurut Rothausen (Ammiriel, Yadi & Susatyo,
2007) karakteristik orang sangat maskulin adalah orang yang memiliki
ciri-ciri, minat, kegemaran, dan ketrampilan bermasyarakat yang
secara khusus dikaitkan dengan sifat kejantanan. Seseorang yang
bersifat feminin adalah orang yang memiliki dirinya memiliki ciri-ciri,
minat, kegemaran, dan ketrampilan bermasyarakat yang bersifat
kewanitaan.
Peran jenis kelamin androgini merupakan orang yang bergerak
di luar peran gender tradisional. Orang yang mempunyai peran jenis
kelamin androgini memiliki integrasi secara aspek maskulin dan
feminin dalam gaya hidup mereka, individu yang mempunyai peran
androgini ini lebih fleksibel dalam beradaptasi yang lebih baik untuk
beragam situasi sosial.
a. Kecemasan yang dialami oleh wanita maskulin
Wanita maskulin yang mempunyai aktivitas yang aktif,
mempunyai kecemasan-kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh
seseorang wanita maskulin berhubungan dengan orang lain
maupun kecemasan yang tidak ada hubungan dengan orang lain.
Kecemasan yang dialami wanita maskulin menurut Kartini (1992),
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1) Wanita maskulin mempunyai pikiran bahwa, wanita akan
selalu menduduki “klas kambing” saja dalam masyarakat,
sehingga sebisa mungkin wanita yang berkarakteristik aktif
menunjukkan bahwa wanita tidak selalu di bawah laki-laki,
2) Ketakutan pada unsur-unsur feminitasnya sendiri dalam bentuk
gejala neurotik, gangguan kehidupan emosional dan gangguan
fungsi-fungsi kewanitaan yang spesifik ( seperti gangguan
dalam siklus menstruasi, gangguan fisik, dan psikhis waktu
hamil, kesukaran ketika melahirkan bayi, dan lain-lain),
3) Dalam kehidupan cintanya, banyak mengalami kekecewaan
karena cinta tersebut “dirasionalkan”. Sehingga wanita
maskulin mengalami kecemasan dalam kehidupan cintanya,
bahwa dirinya tidak berhasil untuk menemukan pasangan.
D. Mekanisme Pertahanan Diri Seseorang Wanita Dewasa Awal yang
Maskulin
Masa dewasa awal akan merasa bahagia apabila tugas
perkembangan dirinya sepenuhnya dipenuhi. Pemenuhan tugas
perkembangan sesuai umurnya saat ini, tugas perkembangan sebelumnya
haruslah sudah dipenuhi. Dengan begitu, individu akan merasa bahagia
karena melaksanakan tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangannya (Hurlock, 1980). Pada saat masa dewasa awal,
karakteristik yang sudah menetap pada dirinya merupakan pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dari pengalaman masa lalunya. Salah satu tugas perkembangan masa
dewasa awal adalah memenuhi tanggung jawab dan peranan seperti yang
diharapkan oleh masyarakat.
Ketika wanita maskulin bergaul atau bersosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya, terdapat tekanan emosi yang dialami oleh wanita
maskulin. Tekanan emosi tersebut kemudian akan memberikan dampak
negatif terhadap perkembangan emosi di dalam dirinya sehingga dirinya
menjadi cemas. Sumber kecemasan ini berasal dari beberapa hal, yaitu
wanita tidak boleh dianggap oleh masyarakat “klas kambing”, memiliki
ketakutan pada unsur-unsur feminitasnya dan Dalam kehidupan cintanya,
banyak mengalami kekecewaan karena cinta tersebut “dirasionalkan”
(Kartini, 1992).
Kecemasan yang dialami wanita dewasa awal yang berasal dari
sumber-sumber kecemasan itu terdorong untuk mencari jalan keluar
dengan cara melakukan mekanisme pertahanan diri. Misalnya, wanita
dewasa awal melupakan kekecewaannya dengan cara menekan
kekecewaannya itu sampai kealam bawah sadarnya, sehingga ia tidak
menyadari hal-hal yang menyakitkan tersebut memindahkan rasa
kekecewaannya tersebut kepada orang lain. Mekanisme pertahanan diri
yang diuraikan dalam penelitian ini, antara lain: represi, penyangkalan,
pembentukan reaksi, proyeksi, regresi, rasionalisasi, penggantian, dan
sublimasi (Hidayat, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian.
Hal yang berkaitan antara lain: jenis penelitian, subjek penelitian, metode
pengumpulan data, lokasi dan sasaran penelitian, waktu pelaksanaan, langkah-
langkah/ tahap penelitian, teknik pengujian keabsahan data dan teknik analisi/
pengolahan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh sebab itu,
penelitian kualitatif dilakukan secara intensif dengan partisipasi dari peneliti
sendiri selama berada di lapangan. Bogdan dan Biklen (dalam Sugiyono, 2010)
menyebutkan bahwa penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang
terkumpul biasanya berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan
pada angka, dan lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). Teori
yang digunakan dalam penyusunan masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial dan
disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Berdasarkan teori di
dalam penelitian kualitatif masalah pada penelitian dapat diteliti dan diketahui
bahwa penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Penelitian studi kasus juga dapat berfokus kepada rutinitas yang sejak
dahulu sudah terjadi, kejadian sehari-hari. Penelitian kualitatif, hasilnya tidak
dapat diramalkan atau bersifat baku. Dengan demikian, data yang diperoleh
bergantung kepada peserta peneliti, tujuan penelitian dan konteks penelitian yang
hendak dilakukan (Tohirin, 2012).
B. Subyek Penelitian
Subjek dalam studi kasus dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
penelitian (Tohirin, 2012). Subjek di dalam penelitian ini dipilih berdasarkan
beberapa kriteria usia dewasa awal, subjek berumur 22 tahun. Subjek saat ini
merupakan lulusan dari universitas swasta di Yogyakarta. Subjek memenuhi
kriteria subjek penelitian, subjek berjenis kelamin wanita yang berpenampilan
maskulin. Ciri-ciri subjek, berambut pendek yang menyerupai laki-laki, selalu
menggunakan sepatu cats, berpenampilan seperti laki-laki, bertingkah laku seperti
laki-laki, berbicara seperti seorang anak laki-laki, dan subjek memiliki sirklus
menstruasi 2 bulan satu kali.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan pengertian yang luas,
lebih lengkap dan lebih mendalam tentang subjek yang hendak diteliti, serta
membantunya untuk memperoleh pemahaman akan diri sendiri. Penelitian ini
menggunakan metode wawancara, observasi dan triangulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Teknik pencatatan data dalam penelitian ini dengan cara menceritakan
kembali suatu kejadian dan keadaan lingkungan, yang bertujuan untuk
memperoleh data yang luas dan tentang tingkah laku, kehidupan sosial serta
lingkungan sosial subjek. Metode pencatatan ini dilakukan dengan cara
mengidentifikasikan mekanisme pertahanan diri yang dilakukan subjek.
Penulis menggunakan beberapa metode dalam usaha untuk memperoleh
data dan informasi tersebut, yaitu:
1. Riwayat Hidup
Pedoman riwayat hidup digunakan untuk memperoleh dan mengetahui
data tentang latar belakang kehidupan subjek penelitian. Riwayat hidup
diperoleh dari bertanya langsung kepada subjek tentang data diri subjek, data
keluarga, tentang riwayat kehidupan termasuk pekerjaan, pendidikan, dan
kesehatan.
2. Wawancara
Esterberg (dalam Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa, wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Dalam wawancara informasi ini, penulis melengkapi informasi yang
telah terkumpul dan mengecek kebenaran informasi yang telah penulis
peroleh. Wawancara ini dilakukan terhadap subjek sendiri dan teman dekat
subjek. Panduan Wawancara ini berdasarkan aspek-aspek sumber kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang dialami oleh wanita dewasa awal. Agenda yang direncanakan peneliti
untuk bertemu dengan subjek:
a. Tanggal : 21 Desember 2015
Tempat : Rumah Makan
Isi Pertemuan : Bertemu dengan subjek untuk menjelaskan
penelitian yang dilakukan dengan melakukan wawancara dan
observasi. Wawancara dilakukan dengan menanyakan identitas
subjek.
b. Tanggal : 5 Januari 2015
Tempat : Rumah Makan
Isi Pertemuan : Melakukan wawancara, dengan memberikan
pertanyaan tentang ketakutan terhadap unsur-unsur kefeminitasnya.
c. Tanggal : 9 Januari 2015
Tempat : Rumah Makan
Isi Pertemuan : Melakukan wawancara.
Berikut ini akan dijabarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
kecemasan yang dialami oleh wanita maskulin, yang beraktivitas aktif
(Kartini, 1992):
a. Aspek : Ketakutan pada unsur-unsur feminitasnya sendiri dalam
bentuk gejala neurotic, gangguan kehidupan emosional dan
gangguan fungsi-fungsi kewanitaan yang spesifik
Pertanyaan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1) Apakah kamu merasa cemas karena kamu mempunyai hormon
yang berbeda dengan wanita yang lain?
2) Apakah kamu merasa mudah marah, atau tersinggung oleh
orang lain yang mengomentari penampilanmu?
3) Apakah kamu merasa cemas dengan penampilan kamu yang
terbilang tidak feminin?
4) Adakah kamu mempunyai prasangka, bahwa masyarakat
menilaimu negative dengan penampilanmu? Jika iya, prasangka
apakah itu? Apa yang kamu lakukan apabila pikiran tersebut
tiba-tiba muncul?
5) Apakah kamu ada niatan untuk mengubah penampilanmu yang
sekarang? Alasannya?
6) Apakah penampilanmu saat ini membuat dirimu nyaman atau
tidak? Alasannya?
7) Adakah waktu atau situasi seperti apa yang bisa mengubah
penampilanmu?
3. Observasi
Nasution (Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar
ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Tujuan
observasi adalah mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas
mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Observasi dilakukan selama melakukan wawancara dengan subjek,
peneliti melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan
analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. Penelitian ini dalam teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta (participant
observation). Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
subjek yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasaka suka dukanya. (Sugiyono,
2010).
Waktu melakukan observasi bisa sewaktu-waktu, karena mekanisme
pertahanan diri dilakukan secara spontan ketika subjek merasakan kecemasan,
dan subjek tidak sadar melakukan mekanisme pertahanan diri. Peneliti sudah
mengetahui tentang mekanisme pertahanan diri, sehingga peneliti tahu ketika
subjek sedang melakukan mekanisme pertahanan diri.
4. Triangulasi
Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
triangulasi penggunaan sumber. Triangulasi penggunaan sumber, peneliti
melakukan antara lain: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa
yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan seseorang dengan berbagai
pendapat; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan (Tohirin, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
D. Validasi Data
Pengumpulan data untuk sebuah studi kasus ialah mengecek data kita dengan
berbagai metode dan berbagai sumber. Dengan menggunakan observasi
berperanserta (participant observation), maka akan lebih meningkatkan kekuatan
data yang telah diperoleh dan data yang diperoleh menjadi luas, konsisten dan
tuntas. Triangulasi selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga
dilakukan untuk memperkaya data.
E. Teknik Analisis Data
Bogdan (Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa, analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Setelah data
dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data.
Pembuatan kode (coding) menurut Miles dan Huberman (dalam Ahmad,
2014: 209), adalah etiket atau label untuk menandai unit-unit makna pada
informasi deskriptif atau inferensial yang disetujui selama suatu kajian. Menurut
Ahmad (2014: 210), pengkodean data adalah pekerjaan yang berat dari
penumpukan data mentah ke dalam tumpukan yang dapat dikelola. Pembuatan
kode merupakan tahapan terpenting pada penelitian kualitatif, maka langkahnya
harus dilakukan secara disiplin. Berikut aplikasi pembuatan kode (coding):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Catatan Awal
Catatan yang dibuat saat peneliti melakukan wawancara atau
observasi. Biasanya catatan awal ini ditulis dalam kalimat yang tidak
sempurna karena peneliti mengejar informasi selama observasi atau
wawancara. Peneliti menggunakan singkatan-singkatan tertentu, yang
tetap dimengerti oleh peneliti.
2. Catatan Lanjut
Catatan yang dilakukan sesegera mungkin setelah masing-masing
sesi lapangan. Setelah peneliti melakukan observasi atau wawancara,
peneliti menyempurnakan catatan awal dengan membetulkan huruf-huruf
atau singkatan-singkatan yang digunakan sehingga menjadi kalimat yang
sempurna dan komunikatif.
3. Penulisan Transkip dan Pemberian Kode
Crewell (dalam Ahmad, 2014: 223), mengemukakan bahwa
penghimpunan data lapangan peneliti menghimpun teks atau kata-kata
melalui wawancara dengan subjek atau dengan menulis catatan selama
observasi. Prosedur yang paling lengkap adalah memiliki seluruh
wawancara dan semua catatan lapangan yang ditranskripkan.
Proses pemberian kode terhadap data (informasi) atau teks, yaitu
dengan mengetik atau mengkopi dari teks yang sudah diketik dalam
komputer. Formatnya dengan membuat tabel yang berisi kolom nomor
baris dan kolom data teks. Nomor baris menunjukkan tentang posisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kutipan informasi (data). Nomor baris memiliki fungsi mempermudah
bagi peneliti atau orang lain untuk menelusuri posisi informasi (data)
dalam transkrip.
4. Membuat Kategori
Pada tahap terakhir, yaitu kategorisasi/klasifikasi, peneliti memenggal
teks dari tumpukan teks yang sangat banyak dan dipindahkan/diletakkan
pada unsur-unsur kategori tertentu sesuai dengan fokus penelitian.
Membuat kategorisasi akan membantu peneliti untuk mengetahui teks-
teks tertentu yang digunakan untuk kepentingan analisis.
Peneliti, pada tahapan ini membuat format kategori data, sehingga
peneliti mudah untuk mengetahui teks-teks tertentu yang diperlukan untuk
kepetingan analisis. Menurut Silverman (dalam Ahmad, 2014: 228),
kategori-kategori digunakan dengan cara yang terstandar, sehingga
peneliti lain pun dapat mengkategorikan dengan cara yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan. Terdiri dari tempat
pelaksanaan penelitian, jadwal pertemuan dengan subjek, data tentang subjek,
pembahasan mengenai mekanisme pertahanan diri wanita dewasa awal yang
berpenampilan maskulin pada subjek.
A. Pelaksanaan penelitian
Persiapan penelitian dimulai dengan adanya peryataan kesediaan subjek
untuk menjadi subjek penelitian dengan cara mengisi surat pernyataan
kesanggupan subjek. Setelah subjek bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini,
maka langkah selanjutnya adalah penentuan waktu untuk bertemu dengan subjek.
Penentuan waktu untuk bertemu dengan subjek disepakati pada tanggal 21
Desember 2014, 6 Januari 2015 dan 16 Januari 2015.
Wawancara dilakukan di tempat makan, dan café. Pengambilan data
dilakukan dilakukan pada tanggal 21 Desember 2014 pukul 18.00-19.00 WIB, 6
Januari 2015 pukul 13.30-14.30 WIB dan 16 Januari 2015 pukul 13.00-14.30
WIB. Selain melakukan wawancara, peneliti melakukan observasi. Mekanisme
pertahanan diri dilakukan ketika subjek merasa cemas, dan mekanisme
pertahanan diri mempunyai ciri yaitu (1) menyangkal, memalsukan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mendistorsi kenyataan, dan (2) bekerja secara tidak sadar sehingga individu yang
melakukan mekanisme pertahanan tidak tahu apa yang sedang terjadi (Hall dan
Lindzey, 1993). Maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data pada
observasi berperanserta (participant observation) dan menggunakan triangulasi
penggunaan sumber.
B. Hasil Penelitian
1. Identitas Subjek
Nama : A (nama samaran)
Tempat Tanggal Lahir: Yogyakarta, 28 November 1992
Asal Daerah : Yogyakarta
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 22 tahun
Agama : Katolik
Alamat : Yogyakarta
Anak ke- : 2 dari 2 bersaudara
Pendidikan Terakhir : S1
Cita-cita : Membangun sekolah bagi anak-anak yang tidak
mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hobby : Bermain basket
Penampilan Fisik : Tinggi badan ± 155cm, berat badan ± 61kg,
kulit sawo matang, rambut pendek (potongan seperti laki-laki), tebal, ikal,
diwarna coklat, bentuk wajah bulat, mata sipit, berkacamata, bibir tipis,
hidung pesek, berpenampilan seperti laki-laki, cara berjalan seperti laki-laki.
Penampilan Psikis : Ramah, tertutup, tidak banyak bicara, cuek, tidak suka
berbasa-basi, suka menolong jika diminta tolong oleh orang lain, subjek akan
menjadi terbuka atau banyak bicara pada orang yang benar-benar membuat
dirinya nyaman.
Sumber Informasi : Subjek, teman subjek
2. Latar Belakang Keluarga
Latar belakang keluarga subjek A diperoleh dari penjelasan yang
diberikan oleh subjek, Ibu subjek dan peneliti melakukan observasi. Keluarga
subjek terdiri dari bapak, ibu dan dua anak. Subjek merupakan anak bungsu,
kakak subjek merupakan perempuan yang sudah bekerja di luar kota. Di
Yogyakarta, subjek tinggal dengan kedua orangtuanya. Bapak subjek
diberhentikan dari pekerjaannya ketika masa krisis tahun 1998, saat ini bapak
subjek membantu pekerjaan dari Ibu subjek. Ibu subjek bekerja sebagai
pedagang pakaian, tas, sepatu melalui online atau pesan singkat seperti BBM,
ibu subjek menjual dagangan tersebut ke teman-teman atau saudara dari ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
subjek. Sehingga dari tahun 1998, sumber penghasilan keluarga ini dari ibu
subjek. Subjek termasuk anak yang tidak terlalu dekat dengan bapaknya, ia
lebih cenderung dekat ibu subjek.
Menurut pandangan subjek, bapaknya merupakan orang yang keras.
Baginya, bapak memiliki watak yang keras, cuek, bertanggung jawab, dan
tidak banyak bicara. Pandangan ini muncul karena subjek merasa bahwa
bapaknya tidak banyak mengatur dirinya, atau mengomeli dirinya ketika dia
melakukan kesalahan. Subjek merasa bahwa yang banyak memberitahu atau
menasehati dirinya adalah ibu subjek. Sehingga sampai saat ini, subjek tidak
terlalu dekat dengan bapak subjek. Sikap bapaknya ini, ia rasakan setelah
bapak subjek diberhentikan dari pekerjaannya. Ia merasa bahwa bapak subjek
menjadi lebih keras, terkadang membentak subjek tanpa alasan yang jelas dan
pada umur 6 tahun ini subjek pernah di pukul oleh bapaknya, pada saat itu
subjek menangis dan berhenti lama. Namun saat ini, bapak subjek tidak
pernah memukul subjek lagi.
Di dalam keluarga subjek, tidak mempunyai anak laki-laki sehingga
subjek merasa bahwa dirinyalah yang harus membantu dalam pekerjaan anak
laki-laki.
“Yaa iya sering kalo itu apalagi di rumah gak ada anak cowok jadiyaa mesti kayak yang bantu-bantu angkat aku. Iya angkat-angkat..dulu waktu papiku di Jakarta juga selokan mampet pas ujan-ujansama ngencengin yang buat ledeng itu juga aku. Kalo sekarangcuman ngurus basket.” (W/S/122-124).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan
Pertumbuhan jasmani subjek berkembang secara normal sesuai dengan
tahap perkembangannya. Subjek tidak memiliki penyakit apapun saat ini.
Subjek pernah sakit DBD dan tipes dalam waktu bersamaan ketika SMA.
Subjek tidak seperi wanita-wanita pada umunya, yang mengalami datang
bulan setiap bulannya. Subjek mengalami datang bulan setiap dua bulan
sekali, subjek sudah memeriksakan kondisinya ke dokter ketika diperiksa
hasil yang diperoleh adalah hormon subjek mengakibatkan datang bulan dua
bulan sekali. Hormon subjek, lebih banyak hormon testosterone dibandingkan
hormone estrogen.
4. Ciri-ciri Kepribadian
Subjek berpenampilan maskulin, hal ini bertentangan dengan harapan dan
persepsi masyarakat sebagai perempuan. Sehingga banyak orang-orang
disekitar subjek seperti guru ketika masih sekolah, teman-teman subjek, dan
saudara-saudara subjek. Mereka mengharapkan subjek lebih berpenampilan
feminism. Tetapi menurut pengakuan subjek, subjek merupakan pribadi yang
cuek dengan komentar orang lain dalam segi penampilannya.
“Kalo aku sih cuman tak jawab iyah-iyah sambil ketawa dan gaksakit hati kok soalnya aku maunya berubah karena diri sendiri.”(W/S/159-160)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Subjek juga cenderung melakukan apa saja yang bisa dilakukannya
tanpa meminta bantuan orang lain, walaupun kegiatan tersebut merupakan
tugas laki-laki. Terlebih subjek sering membantu pekerjaan anak laki-laki di
rumah.
“Kadang wanita juga perlu jadi laki-laki Iyah, kayak kerjaan laki-lakigak semuanya harus di kerjain cowok ta kalo kita bisa kenapa gak”.(W/S/127-128)
Subjek dipilih peneliti karena memenuhi syarat sebagai wanita yang
berpenampilan maskulin karena subjek tidak memiliki cirri-ciri khas sebagai
wanita. (1) subjek tidak memiliki ciri kepribadian yang narsisme, subjek
mencintai dirinya sendiri dan merawat dirinya sendiri dengan cara
berpenampilan seperti laki-laki. (2) tidak memiliki sifat Kepasifan dan
Masokhisme, subjek tidak teliti, subjek sering kali meninggalkan barang yang
dimilikinya. Subjek juga tidak teliti dalam hal-hal kecil, seperti menaruh
barang dan sering kali melupakan janji dengan seseorang, subjek
membutuhkan seseorang untuk mengingatkan janji-janji yang sudah dibuat.
Subjek tidak ada kemauan untuk membuat catatan kecil yang berisi jadwal
janjiannya, (3) subjek tidak memiliki seseorang yang membuat dirinya tidak
bahagia apabila tidak ada orang tersebut, subjek nyaman ketika walau sendiri,
(4) subjek merasa bahwa dirinya tidak memiliki kepribadian keibuan, subjek
tidak memperlihatkan sifat keibuan dengan lingkungan disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Mekanisme Pertahanan Diri
Peneliti melakukan wawancara dengan subjek, menanyakan pertanyaan
yang didasarkan dengan kecemasan-kecemasan yang dialami oleh wanita
maskulin. Subjek melakukan mekanisme pertahanan diri, yaitu:
a. Rasionalisasi (MPD 6) :
Subjek merasionalkan atau membenarkan dan memberikan
alasan yang dapat diterima oleh lingkungan sosial dengan penampilan
dan perilakunya lebih seperti laki-laki. Subjek mengutarakan bahwa
sebagai wanita haruslah bisa berperan sebagai laki-laki juga, subjek
mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki dengan
memberikan alasan bahwa pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri, lebih
baik mengerjakan sendiri. Subjek mengatakan bahwa pekerjaan laki-
laki dapat dilakukan oleh wanita dan sebaliknya. Hal ini, terbukti
ketika subjek mengatakan:
“Terus kayak single parent gimana juga harus berperan sebagaicowok walaupun gak akan bisa jadi cowok beneran setidaknyabisa sedikit berperan.” (W/S/RS-PART/025-028)
Yaa, kepikiran aja. Kalo semisal besok aku single parent ataubesok aku gak nikah kan aku harus bisa jadi laki-laki juga.”(W/S/RS-PART/030-031)
Subjek membenarkan perilakunya yang cenderung laki-laki
dengan menyamakan peran yang dilakukan laki-laki sama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
peran yang dilakukan oleh wanita. Hal ini terbukti ketika subjek
mengatakan:
“Bagiku cewek cowok sama lah perannya jadi ada kalanyaperan cewek di lakuin cowok terus peran cowok di lakuincewek.” (W/S/RS-PART/237-238)
b. Represi (MPD 1) :Subjek melakukan represi, apabila subjek mengatakan
ketakutan kepada peneliti namun tidak berani disampaikan kepada
orang lain. Subjek mempunyai keinginan untuk dekat dengan laki-laki,
tetapi sampai saat ini subjek tidak mempunyai teman dekat laki-laki.
Hal ini diutarakan oleh subjek ketika ditanyakan oleh peneliti tentang
kehidupan cintanya. Perilaku yang dilakukan subjek ketika ditanyakan
tentang kehidupan cintanya, subjek cenderung menghindari pertanyaan
peneliti dan menjawab singkat dibandingkan ketika subjek menjawab
pertanyaan peneliti mengenai aspek yang lain. Subjek mempunyai
keinginan untuk diperhatikan oleh teman dekat laki-laki, subjek
mengatakan:
“Iyahh, hal-hal sepele kayak ingetin aku makan, minumvitamin atau apalah.” (W/S/RP-PART/063-064)
Aku pengennya dari cowok de, bukan dari cewek. Yaa, kalodari mami ku mah udah biasa. Papiku kan jarang merhatiinatau nanya-nanya sepele gitu.” (W/S/RP-PART/068-069)
“Iyah de, sekarang aku lagi pengen aja diperhatiin sebagaiperempuan gitu de.” (W/S/RP-PART/072-073)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Subjek juga mengutarakan kecemasan kepada peneliti, ketika
mendapatkan masalah tanpa menceritakan kepada orang lain. Subjek
merasa tidak ingin dianggap menyukai sesama jenis karena
penampilannya yang maskulin. Kecemasan yang diutarakan oleh
subjek ini, diutarakan ketika subjek diperhatikan oleh orang lain yang
tidak mengenal dirinya tetapi sudah menilai dirinya. Walaupun orang
lain tersebut tidak mengatakan apapun dengan subjek, tetapi subjek
sudah merasa bahwa dirinya dinilai negativ dengan orang lain, hal ini
dapat dilihat ketika subjek mengutarakan kecemasannya:
“Yoo, ra piye-piye dia nganggep aku suka cewek paling.”(O/S/RS-PART/13)
Subjek mengutarakan perasaan bahwa dirinya
tersinggung jika dirinya dinilai sebagai laki-laki ketika dilihat secara
langsung maupun dilihat melalui foto. Subjek mengutarakan
perasaannya kepada peneliti, tetapi tidak disampaikan oleh orang lain.
Subjek mengutarakan:
“Kalo tersinggung, aku bisa apa de? Mau dijelasin? Palingyoo wong manggut-manggut wae tohh. Persepsi mereka udahkayak gitu. Sakit hati siihh, tapi yaa udahlah biarin aja.”(O/S/RS-PART/27-29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Pembahasan
Dari beberapa mekanisme pertahanan diri, subjek melakukan : rasionalisasi
dan represi. Subjek melakukan beberapa mekanisme pertahanan diri karena
mengalami sumber-sumber kecemasan seperti: kecemasan pada penilaian orang lain
dengan penampilan saat ini, kecemasan tidak bisa mendapatkan perhatian dari laki-
laki, kecemasan terhadap persepsi dan harapan masyarakat tentang wanita.
Subjek melakukan mekanisme pertahanan diri rasionalisasi, seseorang
melakukan mekanisme pertahanan diri dengan memakai rasionalisasi, akan berusaha
untuk membenarkan tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap diri sendiri maupun
orang lain (Bernard Poduska 1990). Subjek merasionalkan dan memberikan alasan
yang dapat diterima oleh masyarakat dengan penampilannya dan perilakunya seperti
laku-laki. Subjek mengutarakan bahwa sebagai perempuan haruslah mempunyai
peran yang sama dengan laki-laki. Subjek mengutarakan pendapat tersebut diperkuat
dengan subjek mengerjakan yang biasa dilakukan oleh laki-laki seperti pekerjaan di
rumah, subjek mengutarakan bahwa di dalam keluarganya tidak mempunyai anak
laki-laki sehingga subjek merasa bertanggung jawab sebagai anak laki-laki terlebih
ketika Ayah subjek tidak ada di rumah. Pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki
seperti mengangkat barang-barang, membersihkan saluran air yang tidak mengalir.
Pekerjaan yang dilakukan subjek dirumah, membuat dirinya berpendapat bahwa
pekerjaan yang dilakukan laki-laki, perempuan haruslah menguasainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dengan melakukan mekanisme ini, individu akan merasa kelegaan dan
terhindar dari rasa bersalahnya, karena perasaan yang menyakitkan dapat diberikan
alasan yang lebih rasional (Poduska, 1990). Subjek akan merasa kelegaan untuk
berpenampilan dengan mencari pekerjaan yang bisa membebaskan cara penampilan
pekerjanya. Subjek mengutarakan bahwa dirinya mencari pekerjaan yang tidak
mengatur dari segi penampilannya, sehingga subjek mempunyai kebebasan untuk
berpenampilan.
Subjek juga merasionalisasikan bahwa dirinya bisa berperan sebagai laki-laki
seperti saat ini, sehingga dirinya siap jika menjadi single parent atau tidak menikah.
Subjek menafsirkan sebuah perilakunya yang mempunyai perilaku maskulin, menjadi
lebih rasional dan dapat diterima (Hidayat, 2011). Perilakunya yang maskulin,
memberikan penjelasan bahwa dengan dirinya yang seperti ini membuat dirinya akan
siap jika dirinya nanti menjadi single parent. Subjek mempunyai perasaan yang
menyakitkan atas penilaian orang lain terhadap perilakunya, perasaan yang
menyakitkan tersebut dapat diberikan alasan yang rasional dan dapat diterima oleh
orang lain.
Mekanisme pertahanan lain yang dilakukan subjek adalah represi. Untuk
berhasil dalam mencegah timbulnya kembali kecemasan, maka rasa kecemasan harus
disembunyikan dalam bentuk lambang tertentu (Hall dan Lindzey, 1993). Subjek
melakukan mekanisme pertahanan diri represi ketika subjek hanya mengutarakan isi
hatinya atau ketakutan-ketakutan kepada peneliti namun tidak berani disampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kepada orang lain. Ketakutan yang dirasakan oleh subjek disembunyikan di depan
umum tetapi ketika subjek merasa dalam situasi dimana dirinya merasakan
ketakutannya terulang kembali, subjek mengutarakan ketakutannya kepada peneliti.
Di sini, subjek mengatakan kepada peneliti bahwa dirinya ingin mengubah
penampilannya, walaupun di kehidupan sehari-hari subjek terlihat nyaman dan
menjadi diri sendiri dengan penampilannya saat ini. Subjek juga mengatakan bahwa
dirinya tidak ingin berpenampilan maskulin terus-menerus dan akan berubah karena
adanya dorongan atau kemauan diri sendiri bukan atas suruhan atau perintah dari
orang lain.
Subjek juga mengutarakan ketakutannya kepada peneliti, ketika subjek merasa
takut karena ketika subjek SMA pernah dinyatakan cinta oleh seorang perempuan.
Sehingga, sampai saat ini ketika ada seorang wanita melihat dirinya dan subjek
merasa berbeda subjek mempunyai ketakutakan jika dengan penampilannya saat ini
membuat dirinya dinilai menyukai sesama jenis. Ia menyimpan rasa sakit hatinya
ketika dinilai menyukai sesama jenis, di dalam dirinya sendiri. Mekanisme represi
terkait dengan keinginan subjek untuk dinilai secara positif dengan orang-orang
disekitarnya terlebih orang-orang yang tidak mengenal dirinya. Dilingkungan subjek,
subjek dinilai menyukai sesama jenis terlebih dengan orang-orang yang tidak
mengenal dirinya secara pribadi, sehingga subjek menutup dalam-dalam harapannya
untuk mendapatkan nilai positif bagi orang-orang disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Ketakutan subjek yang dirasakan, berbeda dengan pendapat teman subjek
“Sekarang udah gak pernah de, tapi dulu kan emang iya. Tapi, sekarang udah gak. Dia lebih nyaman
dengan dirinya sekarang.” Tetapi ketika subjek dihadapkan dengan ketakutan tersebut,
subjek dengan spontan menyampaikan ketakutannya dibandingkan subjek
menunjukkan dikehidupan sehari-hari.
Subjek mengutarakan ketakutan tersebut secara spontan dan tidak sadar.
Subjek mengutarakan kepada peniliti bahwa dirinya sakit hati ketika dikatakan
sebagai laki-laki, walaupun subjek menyangkal bahwa dirinya tidak masalah dengan
hal tersebut tetapi subjek akhirnya mengutarakan kesedihan karena dianggap sebagai
laki-laki. Subjek mengutarakan sakit hatinya ketika subjek bertemu dengan
seseorang, tetapi ketika itu orang tersebut memperhatikan subjek dengan tidak wajar.
Dengan menggunaan represi, subjek dapat menyingkirkan pikiran atau hal-hal yang
tidak dapat diterima dari kesadaran. Di sini, subjek menyingkirkan perasaan sakit
hatinya ketika dirinya dianggap sebagai laki-laki, tetapi pada akhirnya subjek
mengutarakan perasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan
memaparkan keseluruhan hasil penelitian. Bagian saran memuat masukan bagi
peneliti lain supaya dapat melakukan penelitian yang jauh lebih baik dari penelitian
ini.
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap mekanisme pertahanan diri pada
wanita dewasa awal berpenampilan maskulin, maka dapat disimpulkan bahwa subjek
penelitian yang berpenampilan maskulin, melakukan beberapa mekanisme pertahanan
diri. Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan represi, dan rasionalisasi.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan saran bagi peneliti lain agar memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik:
1. Peneliti harus memiliki empati kepada subjek agar subjek merasa dihargai dan
dimengerti, sehingga subjek merasa nyaman untuk menyampaikan kecemasan
yang dialami. Kecemasan yang dialami mungkin saja subjek tidak dapat
menyampaikan kepada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Peneliti harus memiliki kesiapan hati, waktu, dan tenaga untuk melakukan
penelitian terutama dalam mencari informasi dari sumber-sumber yang telah
ditentukan.
3. Mekanisme pertahanan diri dilakukan secara spontan, tidak sadar dan
dilakukan ketika subjek merasa cemas sehingga peneliti sebaiknya peka
terhadap perilaku subjek yang menjurus kepada mekanisme pertahanan diri.
4. Sebaiknya penelitian ini dilakukan lebih mendalam ketika peneliti
berpartisipasi didalam kegiatan yang dilakukan subjek, sehingga perilaku
subjek merupakan spontan dan tanpa dibuat-dibuat.
5. Subjek mengetahui mekanisme pertahanan diri yang dilakukan, subjek akan
lebih sadar terhadap kehidupan emosionalnya dan lebih mampu mengontrol
perasaannnya dengan cara yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ammiriel, K.P., Yadi, P.,& Susatyo, Y. (2007). Hubungan Work-Family Conflict
Dengan Kepuasaan Kerja Pada Karyawati Berperan Jenis kelamin Androgini
di PT. Tiga Putera Abadi Perkasa Cabang Purbalingga, 9, 1-13.
Cervone, Daniel & Pervin Lawrence A. 2011. Kepribadian. Jakarta: Salemba
Humanika.
Friedman, S. Howard & Schustack Miriam W. 2006. Kepribadian. Jakarta: Erlangga.
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner. A. Supratiknya (editor). 1993. Teori-teori
Psikodinamik (klinis). Yogyakarta: Kanisus.
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Psikologi Kepribadian Dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia.
http://nuraminsaleh.blogspot.com/2013/01/pengertian-kecemasan-menurut-para-
ahli.html?m=1
Hurlock, Elizabeth. B. Ridwan Max Sijabat (editor). 1980. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Erlangga.
Kartini, Kartono. 2006. Psikologi Wanita 1. Bandung: Mandar Maju.
Kartini, Kartono. 1992. Psikologi Wanita, Mengenal Gadis Remaja dan Wanita
Dewasa. Bandung: Mandar Maju.
Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
McLeod, John. 2006. Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Olson, Matthew H & Hergenhahn, B.R. 2013. Pengantar Teori-teori Kepribadian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Poduska, Bernard. 1990. Empat Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.
Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan
Konseling. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
KODE VERBATIM
Informan : Subjek A Tanggal : 21 Desember 2014
Peneliti : Madelaine Sofia W Waktu : 18:00-19:00 WIB
Tempat : Rumah makan
Nomor Urut Data Teks001002003004005006007008009010011012013014015016017018019020021022023024025026027028029030031032033034
“Ee, kamu pernah merasa cemas tidak?”“Yaa, pernah lah masak gak pernah.”“hmmm, pernah yah. Kapan tuu ngerasain cemas begitu? Suatusituasi yang sama atau gimana nihh?”“Contohnya pas kemaren, mau ujian 30 menit sebelumnya deg-degantapi udh 30 menit ya biasa aja.”“Hehehehhe, kirain gak pernah cemas. kamu stay cool gitukemaren.”“Yaa, kalo aku cemas malahan stay cool aja. Biar gak keliatan bangetcemasnya.”“Owwhh, kenapa?”“Yaa, semisal aku keliatan cemas diliat-liatin cemas buat apa? Gakbikin aku jadi gak cemas lagi kan.”Hahhahaha, gitu yaa. Bisa-bisa. Tapi, kamu pernah mengalami rasacemas yang dari dulu kamu alami sampe sekarang kamu ngerasaincemas, dalam situasi yang sama atau mungkin mendekati sama?”“Kalo cemas yang tak bawa sampe sekarang ndak ada Cuma kalosesekali mungkin pas satu hari itu ada keadaan yang buat nentuinhidupku.”Ehhh, menurutmu gimana pendapatmu tentang persepsi masyarakatyang masih menganggap perempuan itu dibawah laki-laki?”“Gak, semua sama kita punya hak juga kok. Kadang wanita jugaperlu jadi laki-laki”.“Hmmm, wanita perlu yaa jadi laki-laki?”“Iyah, kayak kerjaan laki-laki gak semuanya harus di kerjain cowo takalo kita bisa kenapa gak. Terus kayak single parent gimana jugaharus berperan sebagai cowo walaupun gak akan bisa jadi cowobeneran setidaknya bisa sedikit berperan.”“Owwwh, kok bisa kepikiran tentang single parent kamu?”“Yaa, kepikiran aja. Kalo semisal besok aku single parent atau besokaku gak nikah kan aku harus bisa jadi laki-laki juga.”“Kok mikirnya sampe segitunya, kamu pengen gak nikah emang?”“Yaa, gak juga lah de. Siapa tau gitu, gak ada yang cocok sama akukan aku udah siap dan trima gak nikah de atau besok jadi single
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
035036037038039040041042043044045046047048049050051052053054055056057058059060061062063064065066067068069070071072073074075076
parent”“Gak cocok sama kamu?”“Iyah de, kan gak semua cowok bisa terima keadaan aku kayak ini.Yaa, dari segi penampilan aku yang kayak cowok ini.”“Hmmmm, tentang penampilanmu yaa. Terus gimana?”“Yaa, aku siihh cuek aja. Kalo emang gak ada yang terima aku apaadanya. Toohh, aku sekarang bisa hidup sendiri kan.”“Iyaa siih, tapi sekarang kamu belom punya cowok?”“Belom de.”“Kemaren aku kenalin cowok, gimana dia?”“Yaa dia baik kok, tapi dia bilang sama aku. Kalo dia takut kalahganteng sama aku.”“Heh? Kok dia ngomong gitu?”“Yaaa, dianya ngomong gitu. Kalo dia emang gak srek sama aku, yaaudah. Gpp, yang penting aku yaa kayak gini. Dia gak mau terima akuapa adanya. Yaa udah.”“Oowwwh, tapi sekarang masih komunikasi?”“Yaa cuman SMS aja.”“Owwhh gitu, tapi kadang kamu punya perasaan pengen punyapacar gak?”“Yaaa pengen lah”“Buat apa pacarnya tuu? Hahahhha, kan aku liat kamu kerjaancowok bisa semua tuu. Soalnya kalo aku kan kalo punya pacar, yaatau sendiri lah. Apa dikit minta tolong.”“Yaaa pengen lah, masak gak pengen”.“Hahhahha, yaa siapa tau kan yaa. Buat apa pacarnya?”“Yaa, buat merhatiin aku lah de.”“Oowwhhh, lebih ke perhatian yaa?”“Iyahh, hal-hal sepele kayak ingetin aku makan, minum vitamin atauapalah.”“Sini-sini aku yang perhatiin. Hahahhaha”“Aku pengennya dari cowok de, bukan dari cewek.”“Owwwhh, harus dari cowok gitu?Dari ibu atau bapakmu?“Yaa, kalo dari mami ku mah udah biasa. Papiku kan jarangmerhatiin atau nanya-nanya sepele gitu.”“Oowhhh, gitu yaahh. Yaya, aku ngerti siihh. Emang butuh bangetdiperhatiin”“Iyah de, sekarang aku lagi pengen aja diperhatiin sebagaiperempuan gitu de.“Terus sekarang gimana, usahamu gitu?”“Yaaa, cuman gini aja de. Kalo emang cowok yang deket sama akugak bisa terima aku apa adanya, yaa udah. Aku gak terlalu mikirin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
078079080081082083084085086087089090091092093094095096097098099100101102103104105106107108109110111112113114115116117118119120
itu.”“Laah, tadi kamu bilang butuh banget diperhatiin terus kamu bilanggak mau mikirin itu?”“Kalo emang cowoknya gak mau terima aku apa adanya yaa udah,buat apa mikirin itu?”“Banyak yang harus dipikirin kecuali masalah cowok.”“Owwhh, iyahh sihh yaah. Sekarang apa yang kamu utamain buatdipikirin?”“Aku kan udah lulus de, yaa mau nyari kerja yang cocok dan sesuaiaja buat aku.”“Sesuainya gimana nihh?”“Hmmm, aku siih gak masalah mau kerja di mana gitu, Kalo bisayang gak usah banyak aturan dari cara berpenampilannya aku de.”“Aturan tentang penampilan?”“Iyah, maksudnya tuu kerjaan yang gak banyak nuntut aku untukberpenampilan, yaa kayak pake baju gimana atau apalah.”“Owwh, yang kayak gitu yaa?”“Iyah, jadi pengen usaha dapet pekerjaan di perusahaan gitu de.Jadinya kan gak banyak aturan penampilan kayak apa.”“Emang kamu mau berpenampilan kayak apa?”“Yaaa, kayak yang sekarang de. Liat lah kayak apa.”“Hahahahhah, owwhh. Iyah-iyah aku ngerti kalo itu.”“Iyah, kayak ginilah pokoknya.”“Hmmm, iyah-iyah. Menurutmu gimana tuu tadi yang persepsimasyarakat tentang wanita yang terkadang masih menganggap kalowanita itu di bawah laki-laki?”“Yaaa, ndak semua kayak begitu. Tapi memang masih ada sihhorang-orang yang nganggep ngono.”“Iyahh yaa, masih ada yang nganggep gitu. Tadi kamu juga adabilang kalo cewek tuu kadang-kadang harus jadi laki-laki kan”“Iya donk.. jadi kayak gak usah harus-harus nunggu gitu dalam artikalo cewe itu bisa kerjain apa yang dilakuin ya dikerjain kalo udahkepepet ndak bisa baru minta tolong. Yaa contohnya, aku pernah ikutpanitia di kampus, aku bisa manjat-manjat padahal posisi ada cowok-cowok tapi kalo aku bisa lakuin ya lakuin.”“Owwwhh, iyah-iyah, tapi kamu pernah gak ngelakuin hal yangbiasanya cowok lakuin?”“Apa dulu nihh contohnya? Lebih banyak mungkin kerjaan”“Yaaa bisa kerjaan, yang biasa cowok tapi kamu yang ngelakuin?”“Yaa iya sering kalo itu apalagi di rumah gak ada anak cowok jadiyaa mesti kayak yang bantu-bantu angkat aku.”“Oowwhh. Jadi kamu yang bantuin-bantuin angkat-angkat gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
121122123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159160161162
Kamu punya banyak kegiatan di luar gt gak?”“Iya angkat-angkat.. dulu waktu papiku di Jakarta juga selokanmampet pas ujan-ujan sama ngencengin yang buat ledeng itu jugaaku. Kalo sekarang cuman ngurus basket.”“Oowwhhh, jadi semua kerjaan rumah yang bagian cowok rata-ratakamu bisa ngelakuinnya?”“Yaa, kalo aku bisa. Ya, aku yang ngelakuin. Selagi aku bisa,ngapain pake minta tolong orang.”“Eehh, kamu sekarang gimana kalo nanggepin orang yang bilangkamu cowok? Atau kamu ada rasa jengkel?”“Kalo sekarang udah biasa. Masalahnya aku ndak ngerasa jadicowok. Kalo orang manggil mas juga ndk papa aku tau orang kanbaru liat sekilas jadi mungkin taunya aku cowok.”“Owwhh. Kalo dulu, gimana ? tapi kamu punya persepsi gak samaorang itu?”“Kalo dulu pas SMP sampe SMA awal-awal kelas satu itu ndkseneng banget kalo diomongin cowok. Soalnya entar kalo udah dipersepsiin suka sama cewek.”“Owwhh, kalo sekarang kamu masih takut gak di persepsiin gt?”“Engga lah toh aku gak ngerasa seperti itu. Biar orang mau ngomongkayak gimana aja tapi aku gak ngerasa ngelakuin itu kok.”“Kalo dlu masih takut? Tapi kalo ada orang yang mempersepsikanorang itu kayak apa?”“Kalo sekarang ndak papa de. Tak diemin aja asal aku gk ngelakuinitu. Y paling Cuma orang itu gak pernah mengenal aku lebih dalamaja. Hanya liat dari luarnya.”“Tapi kamu pernah digituin? Terus reaksi kamu?”“Pernah. Kalo reaksi yang dulu y mungkin sakit hati kadang marahtapi kalo sekarang aku ndak peduliin orang mau ngomong apa. Tetepbiasa aja tetep ngobrol. Gak pernah langsung musuhin orangnya.”“Owwhh. Lebih cuek gitu ya sekarang. Kalo dengan penampilanmu,ada yang komen gak tuhh?”“Yaa ada yang komen, saudara, guru-guruku dulu pokoknya, temen-temen juga ada.”“Kalo sekarang ada yang komen tentang penampilanmu?”“Yaa komennya cuman kamu agak di feminimin dikit gitu aja palingkomen-komennya.”“Owwhh, terus kamunya gimana?”“Kalo aku sih cuman tak jawab iyah-iyah sambil ketawa dan gaksakit hati kok soalnya aku maunya berubah karena diri sendiri.”“Tapi kamu gak cemas atau ngerasa aneh gitu denganpenampilanmu yang sekarang?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
163164165166167168169170171172173174175176177178179180181
“Gak lah, aku biasa aja. Aku jadi diri sendiri sekarang ini.”“Berubah karena diri sendiri? Berarti kamu ada pikiran suatu saatkamu akan berubah penampilannya?”“Yaa berubah dee, tapi yaa ndak jauh-jauh. Njok jadi feminim tenanyoo ora.”“Owwh, kapan itu? Hahahah”“Yaa ndak tau kapan de. Sampe aku pengen aja pokoknya.”“Jadi, kamu ada pikiran untuk berubah? Tadi kamu bilang kamusekarang udah jadi diri kamu sendiri?”“Hhmmmm, kalo pengen itu mesti lah de. Aku ndak pengen kayakini terus, tapi aku pengennya berubah karena diri sendiri bukankarena orang lain.”“Owwhh, lah kamu nyaman gak dengan penampilan kamu yangsekarang?”“Nyaman siihh de, cuman yaa pengen berubah aja.”“Tapi orang-orang pada ngeliatnya kamu nyaman-nyaman aja kayakbegini?”“Yaa, keliatan aja de. Nyaman siihh. Cuman kan aku yoo pengenberubah juga pelan-pelan.”
Informan : Subjek A Tanggal : 6 Januari 2015
Peneliti : Madelaine Sofia W Waktu : 13:30-14:30 WIB
Tempat : Rumah makan
Nomor Urut Data Teks182183184185186187188189190191192
“Owwhh iyah-iyah.ehh, kamu waktu itu pernah bilang kalo kamukalo dateng bulan setiap dua bulan sekali yaa?”“Iyah de.”“Terus kamu udah periksa kedokter?”“Udah waktu SMA, kata dokter gak ada masalah. Emang hormoncowokku lebih banyak dibandingkan hormon ceweknya.”“Owwwhh gitu. Jadi gak ada masalah dong yoo. Tapi kamu ngerasacemas gak tuu hormone mu beda gitu?”“Dulu cemas de, tapi pas udah tau dari dokter aku gak apa-apa. Yaabiasa aja.”“Eehh, balik tentang cintaa yaah, hehheheh. kamu pernah ngerasain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
193194195196197198199200201202203204205206207208209210211212213214215216217218219220221222223224
kecewa gak dikehidupan cintanya kamu?”“Yaa pernah lah de. Hahahhaha. Masak gak pernah de, indah tenanhidupku nek belom pernah.”“Hahahha, iyah siihh yah. Dulu kamu pernah pacaran satu kali ya?Pas putus sakit banget yaa?”“Iyah de, dia pacar pertama aku dan sampe sekarang aku belompernah pacaran lagi.”“Kenapa? Masih belom bisa moveon?”“Sekarang siihh, aku biasa aja. Udah gak sakit lagi. Yaa, aku rasadia yang bisa terima aku apadanya.”“Owhhh, tapi sekarang masih berhubungan baik sama dia?”“Yaa masih kok de. Kita berteman tapi gak deket.”Hmmm, kamu cemas gak nek kamu gak dapet pasangan hidup gitu?“Gak lah, ngapain cemas. kalo gak ada yang terima aku apa adanyayaa udah. Gpp, waktu itu aku kan pernah bilang tuuhh kalo aku gakdapet yaa udah. Aku malah pengen berguna bagi orang lain denganbangun sekolah-sekolah buat anak-anak yang gak mampu de.”“Weehhh, keren. Mantep lah kalo kayak itu. Hehehehhehe.hhmmm,kalo kamu ketemu lawan jenis. Suka minder ndak denganpenampilan kamu yang tomboy kayak ini?”“Gak juga de, tapi aku udah tau mesti tatapan dia ke aku bedaapalagi belom kenal, mesti tatapannya udah beda kok. Aku udah tau.“Terus kalo kamu ketemu sama cowok yang anggep kamu negative,yaa contohnya kamu suka sama cewek. Gimana?”“Yaaa, gak gimana-gimana. Biarin aja, mereka juga belom kenal akukok.”“Nanti gak dapet-dapet cowok loh. Hahahha”“Gak apa-apa, yang penting aku nyari pacar yang bisa nerima akukayak gini”“Semisal cowok mu yang minta kamu berubah gimana?”“Kalo itu kearah yang lebih baik gak apa-apa, tapi jangan maksa akukalo aku gak mau.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Informan : Subjek A Tanggal : 16 Januari 2015
Peneliti : Madelaine Sofia W Waktu : 13:00-14:30 WIB
Tempat : Rumah makan
No Data Teks225226227228229230231232233234235236237238239240241242243244245246247248249250251252253254255256257258259260
“Gimana pendapatmu tentang masyarakat yang masih menilai wanita dibawah laki-laki gitu?”“Yaa, menurutku sih orang itu masih belum tau aja bahwa wanita juga bisangelakuin tugas dan peran yang sama dengan laki-laki.”“Itu yang dipikiranmu? Peran yang sama itu seperti apa?”“Ya dulu kan aku sudah pernah bilang kayak seorang ibu juga yang bisamenafkahi keluarganya terus apalagi single parents.”“Yang kamu rasain kalo ada masyarakat nilai gitu, gimana?”“Aku ngerasa sih biasa aja. Setiap orang punya pemikiran masing-masingjadi ya wajar kalau beda pemikiran.”“Kalau kamu dikasih kesempatan untuk ngeluarin pendapat. Apa yangkamu mau katakana?”“Bagiku cewek cowok sama lah perannya jadi ada kalanya peran cewek dilakuin cowok terus peran cowok di lakuin cewek.“Kamu ada pikiran untuk ngubah persepsi itu gak?“Ndak lah, terserah mereka kalo aku. Kadang usaha untuk ngubah kalopersepsinya kuat ya susah.“Kamu berprasangka masyarakat nilai kamu negative gak denganpenampilanmu?”“Kalo sekarang sihh gak ada sihh de. Aku sudah pede banget denganpenampilanmu”“Okee. Tapi ada pikiran untuk ngubah penampilanmu gak, kemaren kamuada bilang yaa kamu adalah pikiran untuk ngubah penampilanmu?”“Kalo sekarang sih masih pengen gini tapi gak tau kalo besok-besokmemang pengen berpenampilan feminine ya aku juga gak akan nolakkeinginanan itu.”“Tapi kira-kira di bayangannya kamu, dalam situasi apa tiba-tiba kamupengen berubah gitu?”“Mungkin besok kalo udah punya keluarga sendiri tapi tetep aku yangharus punya niat bukan karena di suruh.”“Owwhh, pas berkeluarga. Dari segi penampilannya atau gimana nihh?”“Rubahnya penampilan aja tapi kalo kerjaan atau peran tetep harus ada.“Kalo sifatnya gitu? ““Gak ahh, aku suka sifatku yang gini.”“Kan ada tuhh, sifat-sifat wanita, ada keibuan, lemah lembut. Kira-kiraberubah kearah situ gak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
261262
“Yaa tetep aku punya sifat wanita. Ndak mau berubah pokoknya gini ajaudah nyaman.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LEMBAR OBSERVASI
Nomor Data Teks
01020304050607080910111213
24 Oktober 2014Ketika peneliti dan subjek mengobrol di suatu tempat café di Yogyakarta,ada seseorang wanita yang memperhatikan subjek yang sangat berbeda.Ketika saat itu, subjek mengatakan:Subjek:“Ngopo kae mbak’e ndelok’e ngono banget”Peneliti: “Emang ngopo?”Subjek: “Ra po-po, males wae de nek wong nilai aku ngono-ngene. Pomeneh penampilanku ngene, ndak dibilang suka sama cewek. Males akusakjane”peneliti: “Kok bisa gitu?”subjek : “Yoo, waktu SMA wae aku wes tau ditembak cewek. Yoo rodogeli wae de”.Peneliti : “Ho.oh? terus piye?”Subjek : “Yoo, ra piye-piye dia nganggep aku suka cewek paling.”
14151617181920212223242526272829
8 Januari 2015Peneliti memasang foto profil di BBM dengan subjek.Sehingga banyak kontak di BBM peneliti, menganggap bahwa subjeklaki-laki. Peneliti menanyakan pendapatnya kepada subjek.Peneliti : “Eehh mosok, kamu dkira cowok ku loh gara-gara aku masangDP sama kamu hahahahha”Subjek : “Halah, wes biasa de nek ngono kii”Peneliti : “Hahaha, iyah yaa gak cuman sekali ini”Subjek : “Lah iyoh, arep piye meneh? Mereka taunya cewek ora koyoaku”Peneliti : “Lahh piye?’Subjek : “Yo ra piye-piye, nek wong ra ngerti. Kan biasanya orang ngeliatdari luar wae, ra ngerti dalemme piye tohh”Peneliti: “Kamu gak tersinggung gitu?”Subjek: “Kalo tersinggung, aku bisa apa de? Mau dijelasin? Paling yoowong manggut-manggut wae tohh. Persepsi mereka udah kayak gitu.Sakit hati siih, tapi yaa udahlah biarin aja.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LEMBAR TRIANGULASI
Informan : Teman Subjek A Tanggal : 28 Febuari 2015
Peneliti : Madelaine Sofia W Waktu : 18:00-19:00 WIB
Tempat : Rumah makan
Nomor Data Teks0102030405060708091011121314151617181920212223
“saya mulai wawancara sii A ya”“Oke”“Sampe sekarang si A masih suka sakit hati untuk tidak ketikaseseorang menilai tentang penampilannya?”“Sekarang udah gak pernah de, tapi dulu kan emang iya. Tapi,sekarang udah gak. Dia lebih nyaman dengan dirinya sekarang.”“Owwhh, gituu yaah?”“Yaa, menurut ku siihh gitu yahh”“Oke. Kamu pernah tahu ketika si A lagi sedih atau marah tapi diatidak menunjukkan dari perilakunya malah sebaliknya”“Setahuku A kalau marah dia bakal benar-benar diem.”“Gak diambil peduli sama orang yang bikin dia marah.”“Dia tetap marah, tapi dia biasa saja di depan orangnya.”“Owwh, berarti keliatan sebenarnya jika dia marah yak.”“Keliatan makin cuek kalau lagi marah. Kalau yang sedih banget-banget aku gak ngalamin langsung, cuman pernah dengar dariceritanya dia aja.”“Sedih kenapa? Tapi kalau dia sedih, berarti dia ngomong sedihkan?”“Kalau gak salah, dulu dia pernah kecewa sama temennya, pastinyaaku lupa. Yaa, belakangan ini dia sering mengungkapkan perasaan.Nek sedih, bilang sedih, seneng, bilang seneng, marah yaa bilangsebel.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
KATEGORI DATA
Kategori Hasil WawancaraMPDRasionalisasi
MPDRepresi
“Iyah, kayak kerjaan laki-laki gak semuanya harus di kerjain cowo takalo kita bisa kenapa gak. Terus kayak single parent gimana jugaharus berperan sebagai cowo walaupun gak akan bisa jadi cowobeneran setidaknya bisa sedikit berperan”. (W/S/RS-PART/025-028)
“Yaa, kepikiran aja. Kalo semisal besok aku single parent atau besokaku gak nikah kan aku harus bisa jadi laki-laki juga”.(W/S/RS-PART/030-031)
“Iyah, jadi pengen usaha dapet pekerjaan di perusahaan gitu de.Jadinya kan gak banyak aturan penampilan kayak apa. Yaaa, kayakyang sekarang de. Liat lah kayak apa”. (W/S/RS-PART/096-097)
“Bagiku cewek cowok sama lah perannya jadi ada kalanya perancewek dilakuin cowok terus peran cowok dilakuin cewek”.(W/S/RS-PART/237-238)
“Iyahh, hal-hal sepele kayak ingetin aku makan, minum vitamin atauapalah”. (W/S/RP-PART/063-064)
“Yaa, kalo dari mami ku mah udah biasa. Papiku kan jarangmerhatiin atau nanya-nanya sepele gitu.” (W/S/RP-PART/068-069)
“Iyah de, sekarang aku lagi pengen aja diperhatiin sebagai perempuangitu de”. (W/S/RP-PART/072-073)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LEMBAR OBSERVASI PEMBERIAN KATEGORI
Kategori Data Teks
MPDRepresi
24 Oktober 2014Ketika peneliti dan subjek mengobrol di suatu tempat café diYogyakarta, ada seseorang wanita yang memperhatikan subjek yangsangat berbeda. Ketika saat itu, subjek mengatakan:Subjek:“Ngopo kae mbak’e ndelok’e ngono banget”Peneliti: “Emang ngopo?”Subjek: “Ra po-po, males wae de nek wong nilai aku ngono-ngene. Pomeneh penampilanku ngene, ndak dibilang suka sama cewek. Males akusakjane”peneliti: “Kok bisa gitu?”subjek : “Yoo, waktu SMA wae aku wes tau ditembak cewek. Yoo rodogeli wae de”.Peneliti : “Ho.oh? terus piye?”Subjek : “Yoo, ra piye-piye dia nganggep aku suka cewek paling.”(O/S/RP-PART/1-13)
MPDRepresi
8 Januari 2015Peneliti memasang foto profil di BBM dengan subjek.Sehingga banyak kontak di BBM peneliti, menganggap bahwa subjeklaki-laki. Peneliti menanyakan pendapatnya kepada subjek.Peneliti : “Eehh mosok, kamu dkira cowok ku loh gara-gara aku masangDP sama kamu hahahahha”Subjek : “Halah, wes biasa de nek ngono kii”Peneliti : “Hahaha, iyah yaa gak cuman sekali ini”Subjek : “Lah iyoh, arep piye meneh? Mereka taunya cewek ora koyoaku”Peneliti : “Lahh piye?’Subjek : “Yo ra piye-piye, nek wong ra ngerti. Kan biasanya orangngeliat dari luar wae, ra ngerti dalemme piye tohh”(O/S/RP-PART/14-29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Keterangan:
Wawancara : W
Observasi : O
Subjek : Subjek
Triangulasi : T
Mekanisme Pertahanan Diri (MPD)
Represi : RP
Rasionalisasi : RS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI