Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN
MATERI MENGHEMAT AIR BERDASARKAN
PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK
SISWA KELAS IIIA SD NEGERI PETINGGEN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dwila Oktanuryani
NIM: 131134075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya tulis berupa skripsi ini dengan tulus kupersembahkan untuk Allah
SWT yang telah memberikan RidhoNya selalu dalam segala kehidupan yang ada.
Kedua orangtua saya yang senantiasa mendoakan kelancaran dalam segala usaha
saya, dan selalu mengokohkan hati saya, serta selalu memberi dukungan dari segi
apapun. Adik saya yang saya cintai Dinna Nur Azizah dan Helmi Asyifa yang
selalu mendoakan kesehatan dan kelancaran kuliah sampai pada sekarang ini.
Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan nasihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah slalu bersama kita”.
*(QS. At-Taubah 40)*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dwila Oktanuryani
Nomor Mahasiswa : 131134075
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya tulis ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MODUL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
MATERI MENGHEMAT AIR BERDASARKAN PENDEKATAN
PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SISWA KELAS IIIA SD
NEGERI PETINGGEN YOGYAKARTA”
berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya mengijinkan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 15 Juni 2017
Yang menyatakan
Dwila Oktanuryani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT DAN MODUL PEMBELAJARAN
MATERI MENGHEMAT AIR BERDASARKAN
PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK
SISWA KELAS IIIA SD NEGERI PETINGGEN YOGYAKARTA
Dwila Oktanuryani
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang diawali
dengan analisis kebutuhan. Dari hasil analisis kebutuhan diketahui kurangnya
penggunaan modul dalam pembelajaran oleh guru maupun siswa. Selain itu,
sebagian besar siswa di SD Negeri Petinggen Yogyakarta kelas III menggunakan
air secara berlebihan. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk mengembangkan
perangkat “Perangkat dan Modul Pembelajaran Materi Menghemat Air
berdasarkan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Siswa Kelas IIIA
SD Negeri Petinggen Yogyakarta”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development atau R&D). Penelitian ini menggunakan lima langkah menurut
Tomlinson yang meliputi 1) analisis kebutuhan, 2) desain, 3) implementasi, 4)
evaluasi, 5) revisi. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan peran perangkat
pembelajaran dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan
pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri
Petinggen Yogyakarta. Pengembangan modul berpedoman pada sepuluh prinsip
pengembangan materi menurut Tomlinson.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berdasarkan hasil
validasi dari tiga ahli yaitu ahli IPA, ahli Bahasa, dan guru memiliki rerata skor
3,47 dari skala 4,00 dan di kategorikan “sangat baik dan layak digunakan”. Hasil
validasi digunakan sebagai acuan untuk merevisi modul sebelum
diimplementasikan di kelas IIIA. Setelah divalidasi ahli kemudian dilakukan
implementasi di kelas IIIA, selama melakukan pengamatan pada saat
implementasi peneliti meyakini tercapainya sembilan dari sepuluh prinsip
Tomlinson yaitu: dampak pembelajaran, siswa merasa nyaman dan senang, siswa
berani mengutarakan pendapat dengan percaya diri, modul memuat materi yang
relevan, kegiatan siswa sudah difasilitasi dengan modul, siswa memahami dan
merasa sudah jelas terhadap poin yang harus mereka terima, modul memfasilitasi
perbedaan gaya siswa belajar, memberikan jeda berpikir, modul telah
memberikan umpan balik berupa memberikan kegiatan seperti evaluasi maupun
refleksi. Prinsip yang belum nampak adalah bahasa yang digunakan modul masih
ada kekurangan karena beberapa siswa kurang mengerti dengan apa yang harus
dilakukan.
Kata kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran, modul, paradigma
pedagogi reflektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF DEVICE AND LEARNING MODULE OF
SAVING THE WATER METERIAL BASED ON PARADIGM REFLECTIVE
PEDAGOGY APPROACH FOR THIRD GRADE STUDENTS OF SD
NEGERI PETINGGEN YOGYAKARTA
Dwila Oktanuryani
Sanata Dharma University
2017
This research began with doing needs analysis. Based on the needs
analysis result, the researcher known that the teacher and the students less to use
the learning module in learning process. Besides, almost all the third grade
students of SD Negeri Petinggen Yogyakarta used the water too much. To
overcome the problems, the researcher developed “Device and Learning Module
of Saving the Water Meterial Based on Paradigm Reflective Pedagogy Approach
for Third Grade Students of SD Negeri Petinggen Yogyakarta”.
This research used Research and Development (R&D) as the research
method. According to Tomlinson there were five steps that used to develop the
materials. The steps were (1) needs analysis, (2) design, (3) implementation, (4)
evaluation, and (5) revision. The research aimed to develop the device learning
and the materials of saving the water based on the paradigm reflective pedagogy
for the third grade students of SD Negeri Petinggen Yogyakarta. The researcher
used ten principles from Tomlinson to develop the learning materials.
Before implementing the materials, the researcher did the materials
validation or evaluation to the evaluators. The evaluators were a scientist, a
linguist, and a teacher of third grade. Based on the evaluation result, the mean
range score was 3.47 of 4.00. So, the materials were categorizing “excellent” to
implement for third grade students by revising based on the suggestions from the
evaluators. During the observation in the implementation, the researcher believed
that nine out of ten principles have applied in the materials. The principles were
the materials have influence for the students, the students were happy and feel
comfortable, the students brave to give their opinion confidently, the materials
relevant for the students, the students had module as the facility in their activity,
the students are able to understand the point, the materials consider to the
differences of the learning styles, giving a chance to think, and the materials give
evaluation and reflection as the feedback. The researcher found that some
instructions were not clearly. It made them did not understand with the activity.
Keywords: development, the learning device, the module, the paradigm reflective
pedagogy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan
rahmat, hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tanggung jawab
dalam menyusun tugas akhir atau skripsi dengan judul: Pengembangan Perangkat
dan Modul Pembelajaran Materi Menghemat Air Berdasarkan Pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Siswa Kelas IIIA SD Negeri Petinggen
Yogyakarta. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti
mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari beberapa pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih peneliti haturkan kepada
Bapak Rohandi Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,
Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Ibu Eny
Winarti, Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, M. Biotech yang senantiasa
membimbing, mendidik, meberikan semangat serta dukungan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada guru, siswa, dan seluruh
staf SD N Petinggen Yogyakarta, yang telah mendukung dan membantu
kelancaran dalam melakukan penelitian. Terimakasih banyak untuk seluruh dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
1.5 Spesifikasi Produk ......................................................................................... 7
1.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10
2.1 Kajian Teori ................................................................................................ 10
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R&D) ..... 10
2.1.2 Modul .................................................................................................. 14
2.1.3 Perangkat Pembelajaran ...................................................................... 16
2.1.4 Air ........................................................................................................ 20
2.1.5 Hakikat IPA ......................................................................................... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.6 Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif ......................................... 23
2.1.7 Pendidikan Emansipatoris ................................................................... 25
2.2 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 27
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 34
2.4 Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 36
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 36
3.2 Setting Penelitian ........................................................................................ 38
3.2.1 Tempat Penelitian ................................................................................ 38
3.2.2 Subjek Penelitian ................................................................................. 38
3.2.3 Objek Penelitian .................................................................................. 38
3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................. 39
3.3 Produser Pengembangan ............................................................................. 39
3.3.1 Analisis Kebutuhan ............................................................................. 41
3.3.2 Desain .................................................................................................. 41
3.3.3 Implementasi ....................................................................................... 42
3.3.4 Evaluasi ............................................................................................... 42
3.3.5 Revisi ................................................................................................... 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 43
3.4.1 Observasi ............................................................................................. 43
3.4.2 Wawancara .......................................................................................... 43
3.4.3 Kuesioner ............................................................................................. 44
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 44
3.5.1 Pedoman Observasi ............................................................................. 44
3.5.2 Pedoman Wawancara .......................................................................... 44
3.5.3 Pedoman Kuesioner ............................................................................. 45
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 54
3.6.1 Data Kualitatif ..................................................................................... 54
3.6.2 Data Kuantitatif .................................................................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 57
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................. 57
4.1.1 Proses Pengembangan Materi............................................................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan .................................................................... 57
4.1.1.2 Desain ........................................................................................ 62
4.1.1.3 Implementasi ............................................................................... 74
4.1.1.4 Evaluasi ...................................................................................... 82
4.1.1.5 Revisi .......................................................................................... 86
4.1.2 Kualitas Produk ................................................................................... 88
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ......................... 89
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 89
5.2 Keterbatasan ............................................................................................. 90
5.3 Saran ........................................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 92
LAMPIRAN ........................................................................................................ 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Penelitian terdahulu yang relevan ...................................................... 33
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran .................................. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Buku Teks Biasa dengan Modul ............................. 15
Tabel 3.1 Kisi-kisi observasi ............................................................................... 44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas III A ................................................ 45
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka ....................................................... 46
Tabel 3.4 Instrument kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka ..................................... 46
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Siswa Tertutup .................................................... 47
Tabel 3.6 Instrumen kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup ..................................... 47
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Perangkat Pembelajaran ............................................ 48
Tabel 3.8 Instrumen dari Aspek Penilaian Perangkat Pembelajaran ................... 49
Tabel 3.9 Aspek Penilaiaan Modul Pembelajaran ............................................... 50
Tabel 3.10 Instrumen dariAspek Penilaiaan Modul Pembelajaran .................... 50
Tabel 3.11 Kisi-kisi Kuesioner Implementasi Produk ....................................... 52
Tabel 3.12 Instrumen dari Kisi-kisi Kuesioner Imolementasi Produk ................ 53
Tabel 3.13 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif .................................. 56
Tabel 3.14 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif .................................. 56
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ........................................ 61
Tabel 4.2 Scoring hasil validasi perangkat pembelajaran ................................... 71
Tabel 4.3 Komentar dan saran perangkat pembelajaran ..................................... 71
Tabel 4.4 Scoring hasil validasi Modul pembelajaran ......................................... 72
Tabel 4.5 Komentar dan saran perangkat pembelajaran ...................................... 73
Tebel 4.6 Hasil Penilaian Siswa terhadap Kualitas Modul ................................. 84
Tabel 4.7 Rekapitulsi rata-rata hasil penilaian produk oleh para ahli ................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Identitas Sekolah dan Alokasi Waktu ............................................. 63
Gambar 4.2 Model, pendekatan, dan metode pembelajaran ............................... 64
Gambar 4.3 Sampul Modul Pembelajaran Menghemat Air ................................. 65
Gambar 4.4 Manfaat air ....................................................................................... 68
Gambar 4.5 Dampak penggunaan air secara berlebihan ...................................... 69
Gambar 4.6 Menghemat air ................................................................................. 69
Gambar 4.7 Poin D nomer 3 sebelum direvisi ..................................................... 72
Gambar 4.8 Poin D nomer 3setelah direvisi ........................................................ 72
Gambar 4.9 Keterangan media yang belum direvisi ............................................ 74
Gambar 4.10 Keterangan media yang sudah direvisi .......................................... 74
Gambar 4.11 Siswa bertukar informasi ............................................................... 75
Gambar 4.12 Antusias siswa dalam kegiatan ...................................................... 76
Gambar 4.13 Penggunaan modul memfasilitasi kegiatan siswa .......................... 76
Gambar 4.14 Siswa mengungkapkan Pendapat ................................................... 77
Gambar 4.15 Lembar modul praktikum ............................................................... 79
Gambar 4.16 Demonstrasi air tanah ..................................................................... 79
Gambar 4.17 Demonstrasi air hujan .................................................................... 80
Gambar 4.18 Hasil pembuatan poster oleh siswa ................................................ 81
Gambar 4.19 Siswa mampu menerima poin-poin pembelajaran ......................... 81
Gambar 4.20 Siswa berpedoman dengan modul saat pembelajaran .................... 82
Gambar 4.21 Siswa diberi kebebasan menyampaikan pendapat ......................... 85
Gambar 4.22 Saling berkomunikasi tanpa membedakan ..................................... 86
Gambar 4.23 Bersama menjadi pembelajar ......................................................... 86
Gambar 4.24 Modul praktikum 2 belum direvisi ................................................. 87
Gambar 4.25 Modul praktikum 2 sudah direvisi ................................................. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Surat Izin Penelitian ........................................................... 96
Lampiran 2. Lembar Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa ................................ 97
Lampiran 3. Lembar Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ................................. 98
Lampiran 4. Lembar Hasil Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa ....................... 99
Lampiran 5. Lembar Hasil Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ...................... 100
Lampiran 6. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA ................. 102
Lampiran 7. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa ............ 103
Lampiran 8. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru ....................... 104
Lampiran 9. Hasil Validasi Modul Pembelajaran oleh Ahli IPA ...................... 105
Lampiran 10. Hasil Validasi Modul Pembelajaran oleh Ahli Bahasa ............... 107
Lampiran 11. Hasil Validasi Modul Pembelajaran oleh Guru ........................... 109
Lampiran 12. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .......................................... 111
Lampiran 13. Lembar Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ........................ 112
Lampiran 14. Curriculum Vitae ......................................................................... 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan
Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Definisi Operasional,
(6) Spesifikasi Produk yang Diharapkan.
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang ada di
sekolah dasar (SD). IPA mempelajari tentang alam ini baik yang hidup maupun
yang tidak hidup serta gejala-gejala alam yang terjadi. Pada usia SD siswa
mempelajari dasar-dasar dari IPA contohnya tentang energi. siswa akan
mempelajari tentang jenis-jenis energi, manfaat, serta cara menghemat sumber
energi. IPA adalah salah satu mata pelajaran yang sangat menarik karena sebagian
besar dari pembelajaran IPA di SD siswa dapat terlibat atau praktik langsung
dalam kegiatan dalam mempelajari alam sekitar mereka.
IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu
fenomena alam yang faktual, kenyataan atau kejadian serta hubungan sebab-
akibat (Wisudawati dan Eka, 2014: 22). IPA memiliki pembelajaran berdasarkan
kejadian-kejadian yang nyata, dimana kejadian-kejadian itu memiliki sebab dan
akibat. Seperti ketika menggunakan air secara berlebihan akibatnya akan semakin
berkurang jumlahnya.
Air merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Air diperlukan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhun jasmani dan kebutuhan sehari-hari seperti
minum, masak, cuci tangan, mandi, mencuci, dll. Paus Fransiskus dalam ensiklik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Laudato Si’ (no. 28/2015: 22) menyatakan sumber air tawar diperlukan untuk
perawatan kesehatan, pertanian, dan industri. Di kota-kota besar banyak
memerlukan pasokan air karena air yang ada di daerah perkotaan mulai tercemar
dan pasokannya semakin sedikit. Hal ini diakibatkan banyaknya gedung-gedung
yang didirikan dan padatnya penduduk sehingga jumlah air yang diperlukan
sangat banyak akan tetapi ketersediaan semakin menipis. Air tawar merupakan hal
yang sangat dibutuhkan dalam mendukung ekosistem di darat maupun di perairan
(Fransiskus, no.28/2015: 22). Bukan hanya manusia saja yang memerlukan air
akan tetapi makhluk hidup lainnya juga memerlukan air, walaupun pada dasarnya
manusia lebih banyak menggunakan air dibandingkan makhluk hidup yang lain
manusia harus mampu berbagi dengan makhluk hidup lain. Air yang digunakan
sebagai pemenuh kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya
merupakan air segar atau air tawar.
Air tawar jumlahnya semakin sedikit apabila digunakan terus menerus
maka akan cepat surut atau habis. Jika dibiarkan maka akan banyak hilangnya
keanekaragaman hayati yang kemudian disusul dengan kepunahan manusia. Maka
sebagai makhluk Tuhan yang disertai akal-budi maka manusia haruslah mampu
menggunakan air secara bijak, tidak menggunakan air secara berlebihan.
Penggunaan air secara bijak tidak hanya mampu dilakukan oleh orang usia
dewasa akan tetapi juga usia anak-anak yaitu dengan cara mengajari,
membimbing dan melatih mereka untuk bisa menggunakan air secara bijak.
Pembelajaran ini haruslah ditanamkan di usia dini maupun usia memasuki SD.
Dalam sebuah pembelajaran yang dilakukan siswa tak akan lepas dari sosok
seorang guru. Jika kapal dapat berjalan dengan baik menuju pelabuhan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dituju karena adanya nahkoda, maka guru merupakan nahkoda di kelasnya.
Dengan kata lain kegiatan yang berlangsung dengan baik hingga menuju tujuan
tak akan terlepas dari sebuah perencanaan.
Guru melakukan perencanaan dengan menuliskannya ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dengan adanya perencanaan diharapkan siswa
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dibuat dari pengembangan
kompetensi dasar. Dalam pembuatan RPP salah satu langkah di dalamnya adalah
menentukan pendekatan (Trianto: 2010, 109 no. 6). Dalam menentukan
pendekatan haruslah mampu menyesuaikan dengan kondisi kelas. Pembelajaran
bukanlah hanya memberikan dan menerima materi saja tetapi memiliki proses
didalamnya agar membuat siswa aktif dalam mengikuti pempelajaran sehingga
mampu mencapai tujuan. Maka penentuan pendekatan menjadi hal penting untuk
proses kegiatan pembelajaran.
Pendekatan paradigma pedagogi reflektif (PPR) merupakan salah satu
pendekatan yang baik digunakan dalam membuat siswa belajar aktif karena di
dalamnya memiliki langkah-langkah yang berupa siklus meliputi konteks-
pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi. Menggunakan pendekatan PPR boleh memulai
dari mana saja asal mengikuti siklusnya. Suparno (2015: 21) menyatakan unsur
utama dalam PPR ada tiga yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Ketiga unsur
tersebut dibantu dengan unsur sebelum pembelajaran yaitu melihat konteks, dan
dibantu setelah unsur pembelajaran dengan evaluasi. Maka dengan pendekatan
PPR siswa tidak hanya akan menerima pembelajaran ataupun hanya sekedar tahu
apa yang akan dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Siswa akan belajar mengembangkan diri lebih baik dengan belajar dari
pengalaman kemudian merefleksikan apa yang pernah dia lakukan, dan membuat
aksi dari apa yang telah siswa refleksikan. Dalam buku yang sama Friere (1997)
menekankan pentingnya angan-angan dalam pendidikan. Lewat angan-angan
siswa dapat mengembangkan pemikiran mereka dengan luas.
Pembelajaran sebaiknya mampu mengembangkan kemampuan siswa dan
tidak membatasi. Siswa juga dapat belajar dengan sendiri dan berkembang sendiri.
Hal-hal tersebut dapat diwujudkan salah satunya dengan modul yang dikemas
sesuai dengan pendekatan PPR agar siswa mampu belajar dengan cara mereka
sendiri dan mampu membuat siswa belajar sendiri. Modul merupakan jenis
kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk mambantu para peserta
didik secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan belajar (Sukriman. 2012:
131). Guru sebaiknya merancang modul dengan baik dan modul yang dirancang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai siswa. Sehingga modul
akan mudah di pahami dan mengantar siswa pada tujuan pembelajaran.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan teknik observasi,
wawancara, dan kuesioner yang peneliti lakukan di SD Negeri Petinggen
Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis peneliti menemukan beberapa siswa masih
sering menggunakan air secara berlebihan seperti saat berwudhu, cuci tangan, dan
beberapa siswa terlihat menggunakan air untuk bermain-main. Peneliti juga
menemui guru yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa hanya pasif
dalam pembelajaran. Selain itu dalam hasil observasi tentang bahan ajar yang
digunakan guru dan siswa lebih banyak penggunaan buku pembelajaran dan LKS.
Peneliti tidak melihat penggunaan modul pembelajaran dalam kegiatan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengajar di kelas tersebut sedangkan penggunaan modul akan dapat
meningkatkan keaktifan siswa karena banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan
siswa dalam pembelajan. Hasil analisis kebutuhan siswa yang dilakukan peneliti,
siswa akan merasa mudah memahami materi dengan menggunakan modul, dan
dengan adanya modul siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dan pengembangan (Research and development) mengenai modul dan
perangkat pembelajaran pada materi menghemat air berdasarkan pendekatan
pedagogi reflektif. Penggunaan perangkat pembelajaran dan modul berdasarkan
pendekatan pedagogi reflektif diharapkan mampu mengarahkan siswa aktif tidak
hanya mengerti dan tahu materi yang disampaikan. Dari pembelajaran yang
mereka terima, siswa juga diharapkan mampu menentukan aksi yang mereka
inginkan dalam berbagai kegiatan pembelajaran, sehingga mampu menciptakan
angan-angan siswa menjadi nyata atau mengaplikasikannya di kehidupan sehari-
hari dan bukan hanya mengetahui dan mengerti saja.
Peneliti juga menggunakan sepuluh pengembangan materi menurut
Tomlinson dalam mengembangkan modul pembelajaran. Prinsip tersebut adalah
1) materi memiliki pengaruh, 2) materi harus membantu pembelajar untuk merasa
leluasa, nyaman, dan membuat merasa bahagia, 3) materi membantu pembelajar
untuk mengembangkan kepercayaan diri, 4) materi yang diberikan harus relevan
bagi pembelajar, 5) materi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari materi,
6) materi harus mampu membuat siswa mendapatkan dan memahami poin-poin
yang terkandung didalamnya, 7) materi seharusnya memberi penjelasan, 8) materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
memperhitungkan gaya belajar yang berbeda, 9) materi seharusnya memberikan
waktu jeda berpikir, 10) materi memberi kesempatan untuk feedback.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.2.1. Bagaimana langkah-langkah atau prosedur pengembangan perangkat dan
modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan PPR
untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen, Yogyakarta?
1.2.2. Bagaimana deskripsi kualitas perangkat dan modul pembelajaran materi
menghemat air berdasarkan pendekatan PPR untuk siswa kelas IIIA SD
Negeri Petinggen, Yogyakarta?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan
diajukan adalah sebagai berikut.
1.3.1. Mengetahui langkah-langkah atau prosedur pengembangan perangkat dan
modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan PPR
untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen, Yogyakarta.
1.3.2. Mengetahui deskripsi kualitas modul dan perangkat pembelajaran materi
menghemat air berdasarkan pendekatan PPR untuk siswa kelas IIIA SD
Negeri Petinggen, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat praktis
1) Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian
khususnya penggunaan pendekatan PPR dalam upaya mengembangkan
perangkat dan modul pembelajaran dengan materi menghemat air.
2) Siswa
Siswa memiliki pengalaman baru dalam mempelajari materi menghemat
air dengan menggunakan pendekatan PPR.
3) Guru
Guru dapat memperoleh inspirasi melakukan penelitian khususnya
penggunaan pendekatan PPR dalam upaya mengembangkan perangkat dan
modul pembelajaran dengan materi menghemat air.
1.5. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1.5.1. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa perangkat dan
modul pembelajaran berdasarkan latar belakang siswa, visi misi sekolah
dan kurikulum (KTSP), bahan ajar yang digunakan guru dan siswa, dan
pencapaian siswa dalam SK dan KD.
1.5.2. Perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP yang mengintegrasikan
pendekatan pedagogi reflektif (PPR) dan Emansipatoris.
1.5.3. Modul pembelajaran dikembangkan dengan mengintegrasikan sepuluh
prinsip pengembangan menurut Tomlinson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5.4. Modul pembelajaran menggunakan ukuran kertas A5, jenis kertas HVS
dengan warna putih, menggunakan font Kristen ITC dengan ukuran font
10.
1.5.5. Modul buku panduan terdiri atas lima kegiatan. Beberapa kegiatan terdiri
dari eksperimen. Lima kegiatan modul adalah tentang (1) “Manfaat Air”
yang berisikan kegiatan pengelompokkan benda-benda disekitar yang
memerlukan air. (2) “Dampak Penggunaan Air secara Berlebihan” yang
berisikan tentang dampak-dampak yang akan terjadi apabila menggunakan
air secara berlebihan sekaligus melakukan eksperiment. (3) “Menghemat
Air” berisi tentang kegiatan siswa untuk menuliskan kegiatan sehari-hari
mereka yang menggunakan air. Menuliskan kegiatan yang pernah siswa
lakukan dalam menggunaan air secara berlebihan dengan disertakan alasan
dan yang seharrusnya mereka lakukan. Melakukan eksperimen tentang
penghematan air, siswa memberi alternatif lain untuk menghemat air. (4)
“Refleksi” berisi tentang refleksi siswa selama mengikuti pembelajaran,
(5) “Evaluasi” mengukur pengetahuan siswa tentang materi yang sudah
didapat.
1.5.6. Produk diimplementasikan di kelas III A SD Negeri Petinggen
Yogyakarta.
1.6. Definisi Operasional
1.6.1. Modul
Modul merupakan sarana pembelajaran sebagai salah satu sumber dalam
menyampaikan materi yang dapat digunakan baik oleh siswa maupun
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.6.2. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan perangkat untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang memungkinkan guru dan siswa melakukan kegiatan
pembelajaran.
1.6.3. Air
Air merupakan kebutuhan pokok dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
seperti minum, memasak, mencuci, menyiram tanaman, mandi, dll.
1.6.4. Menghematan air
Menghemat air merupakan upaya membatasi penggunaan air yang
berlebihan sehingga mampu menggunakan air secara bijak.
1.6.5. Pendekatan PPR
Pendekatan PPR merupakan proses pembelajaran yang mengintegrasikan
nilai-nilai kemanusiaan dalam sebuah proses pembelajaran yang meliputi
5 unsur yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan (1) Kajian Pustaka, (2) Penelitian yang
Relevan, dan (3) Kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R&D)
Penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan penelitian yang
mengembangkan produk, desain maupun proses sebagai hasil penelitian. Dalam
dunia pendidikan, R&D mulai diperkenalkan pada sekitar tahun 1960-an. Pada
tahun 1965 United States Office of Education, sebuah lembaga pendidikan di
Amerika, melalui R&D seperti yang dikembangkan dalam dunia industri
mengembangkan produk bahan ajar dan prosedur dalam bidang pendidikan yang
dapat prototipe hasil pendidikan, selanjutnya prototipe itu dites, direvisi dan dapat
disesuaikan dengan tujuan tertentu (Sanjaya, 2013: 131).
Direktorat Tenaga Kependidikan dan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2008 (Tegeh dkk, 2014: xiii) menyatakan
R&D adalah rangkaian proses atau langkah-langkah yang telah ada agar dapat
dipertanggungjawabkan. Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg &
Gall (Setyosari. 2013: 222) adalah suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi si produk pendidikan. Dalam buku Model
Penelitian Pengembangan (Tegeh, 2014: xii) Soenarto (2005) memberi batasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tentang penelitian sebagai suatu proses untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Ada tiga hal yang harus tujuan dari penelitian dan pengembangan yang
harus dipahami menurut Sanjaya (2013: 130). Pertama tujuan akhir R&D
dihasilkannya suatu produk tertentu yang dianggap handal karena telah melewati
pengkajian terus menerus, kedua produk yang dihasilkan adalah produk yang
sesuai dengan kebutuhan lapangan, ketiga adalah proses pengembangan produk
jadi yang sudah divalidasi, dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data
secara empiris.
Dengan demikian penelitian pengembangan (R&D) merupakan sebuah
penelitian yang mengembangkan produk yang dapat diandalkan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan lapangan.
Terdapat beberapa model atau desain penelitian dan pengembangan seperti
Bord & Gall, Dick & Carey, Seels & Richey. Akan tetapi peneiliti lebih memilih
menggunakan pengembangan materi menurut Brian Tomlinson dikarenakan
pengembangan yang dilakukan peneliti lebih berfokus kepada pengembangan
produk berupa modul. Prosedur pengembangan materi menurut Tomlinson
dianggap lebih efektif dan relevan dalam pengembangan modul oleh peneliti.
Prosedur pengembangan materi menurut Brian Tomlinson memiliki tiga prosedur
yaitu desain, pelaksanaan/ implementasi dan evaluasi (dalam Harsono, 2015).
Akan tetapi peneliti melakukan modifikasi menjadi lima langkah prosedur
pengembangan yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) desain, 3) pelaksanaan/
implementasi, 4) evaluasi, dan 5) revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Modifikasi dilakukan dengan menambahkan analisis kebutuhan dan revisi.
Analisis kebutuhan dilakukan sebelum desain, yang bertujuan agar modul
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan, revisi dilakukan
setelah melakukan evaluasi agar modul dapat disempurnakan sehingga layak
untuk digunakan.
Langkah yang dilakukan pertama adalah 1) Analisis kebutuhan dilakukan
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan siswa dan guru dimana dari hasil
analisis kebutuhan akan digunakan dalam mendesain produk. 2) Desain
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan produk dan merinci
hal-hal yang akan dikembangkan. 3) Implementasi merupakan pelaksanaan dari
hasil pengembangan desain. 4) evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
setelah implementasi untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modul dan apa saja
yang perlu diperbaiki, evaluasi menjadi acuan dalam revisi. 5) Revisi merupakan
kegiatan dalam memperbaiki produk agar lebih baik dan layak digunakan.
Peneliti juga menggunakan prinsip pengembangan materi dari Tomlinson.
Ada enam belas prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson yang harus
dicapai dalam pengembangan materi untuk menunjang proses pembelajaran
bahasa (Tomlinson, 2005: 7-22). Berdasarkan enam belas prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson, peneliti memutuskan memilih sepuluh dari enam belas
prinsip Tomlinson yang relevan ke dalam pengembangan modul pembelajaran
pada mata pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan pengembangan materi oleh
Tomlinson lebih berpusat pada Bahasa sedangkan peneliti lebih berpusat pada
pengembangan pembelajaran IPA, sehingga peneliti hanya mengambil sepuluh
prinsip yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Prinsip pertama materi memiliki pengaruh. Modul yang dikembangkan
diharapkan membuat siswa merasa tertarik, memiliki rasa ingin tahu dan memicu
perhatian pada kegiatan pembelajaran yang sudah dikemas dalam modul. Oleh
karena itu sebaiknya materi memuat berbagai kegiatan siswa yang bervariasi
dikemas secara menari misalnya menggunakan gambar-gambar. Prinsip kedua
materi harus membantu pembelajar untuk merasa leluasa, nyaman, dan membuat
merasa bahagia. Modul yang dikembangkan haruslah dilengkapi dengan ilustrasi,
langkah-langkah kegiatan yang mampu dipahami siswa.
Prinsip ketiga materi membantu pembelajar untuk mengembangkan
kepercayaan diri. Materi harus dikemas dengan mudah. Jika siswa merasa materi
yang dipelajari mudah maka akan membuat siswa merasa relax. Prinsip keempat
apa yang seharusnya diberikan harus relevan bagi pembelajar. Pemilihan materi
harus sesuai dengan siswa seperti permasalahan yang ada, latar belakang siswa,
visi dan misi sekolah. Prinsip kelima materi dapat memfasilitasi siswa dalam
mempelajari materi.
Prinsip keenam materi harus mampu membuat siswa mendapatkan dan
memahami poin-poin yang terkandung di dalamnya. Prinsip ketujuh materi
seharusnya memberi penjelasan. Prinsip kedelapan materi memperhitungkan gaya
belajar yang berbeda. Melalui modul yang dikembangkan harus dapat mencakup
gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga modul dapat digunakan oleh semua
siswa. Prinsip kesembilan materi seharusnya memberikan waktu jeda berpikir.
Prinsip kesepuluh materi memberi kesempatan untuk feedback. Dengan
adanya modul diharapkan siswa mampu mewujudkan hasil pembelajaran sebagai
timbal balik terhadap apa yang dipelajari. Sepuluh prinsip tersebut akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dalam penelitian ini. Sepuluh prinsip tersebut merupakan sarana dalam menunjang
kualitas modul dalam pembelajaran.
2.1.2 Modul
Modul merupakan salah satu media visual verbal karena kata yang
terbentuk tulisan tetap dianggap verbal meski pun tidak memiliki suara (Munadi,
2010: 98). Prastowo (2013: 207-208) menuliskan pengertian arti modul menurut
Abdul Majid. Modul adalah sebuah buku dengan tujuan agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Sementara dalam pandangan
lainnya, modul dimaknai sebagai perangkat ajar yang disusun secara sistematis
sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa fasilitator atau guru.
Pengertian modul menurut Sukiman (2012: 131) adalah alat ukur yang lengkap
yang merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan.
Dari beberapa penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa modul
merupakan bahan ajar berupa buku yang disusun dengan sistematis utuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sehingga siswa mampu menggunakan modul secara mandiri
dan seminimal mungkin mendapat bantuan dari orang lain. Melalui modul tujuan
dalam pembelajaran mampu diukur karena di dalamnya mengandung tujuan,
bahan dan kegiatan belajar, evaluasi.
2.1.1.1 Perbedaan Buku Teks Biasa dengan Modul
Perbedaan buku teks dengan Modul menurut Munadi (2010: 99)
menyatakan cakupan bahasa materi dalam modul lebih fokus dan terukur, serta
lebih mementingkan aktifitas belajar pembacanya, semua sajiannya disampaikan
melalui bahasa yang komunikatif. Dengan kata lain bahwa jika dalam modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kegiatan atau aktifitas siswa akan lebih banyak dan materinya akan lebih terfokus
melalui kegiatan yang akan dilakukan siswa.
Beliau menyatakan perbedaan buku teks dengan modul melalui pembuatan
tabel perbedaan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Antara Buku Teks Biasa dengan Modul
(Munadi, 2010:99)
NO BUKU TEKS BIASA MODUL
1 Untuk keperluan umum/tatap muka. Dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri.
2 Bukan bahan aja yang terprogram. Program pembelajaran yang utuh dan sistematis.
3 Lebih menekankan sajian materi ajar. Mengandung tujuan, bahan/kegiatan & evaluasi.
4 Cenderung informatif, searah. Disajikan secara komunikatif, dua arah.
5 Menekankan fungsi penyajian
materi/informasi.
Dapat mengganti beberapa peranan pengajaran.
6 Cakupan materi lebih luas/umum. Cakuban bahasan terfokus dan terukur.
7 Pembaca cenderung pasif. Mementingkan aktifitas belajar pemakai.
2.1.1.2 Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul
Fungsi modul menurut Prastowo (2013: 210) ada empat fungsi modul
sebagai berikut: pertama, bahan ajar mandiri yaitu modul dapat digunakan dalam
proses pembelajaran secara mandiri dan meningkatkan kemampuan siswa belajar
sendiri tanpa bergantung orang lain. Kedua, pengganti fungsi pendidik yaitu
modul mampu menyampaikan materi ajar dengan baik dan mudah dipahami oleh
siswa. Ketiga, sebagai alat evaluasi yaitu dengan modul siswa dituntut dapat
mengukur sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang dipelajari.
Keempat, sebagai bahan rujukan bagi siswa karena modul mengandung berbagai
materi yang harus dipelajari siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai
bahan rujukan.
Penyusunan dan pembuatan modul memiliki lima tujuan yaitu: pertama,
agar siswa belajar secara mandiri tanpa dan dengan bimbingan guru. Kedua, agar
peranan pendidik tidak terlalu mendominasi dan otoriter dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pembelajaran. Ketiga, melatih kejujuran siswa. Keempat, mengakomodasi tingkat
kecepatan belajar siswa yaitu dengan adanya modul siswa akan meningkatkan
kecepatan belajarnya. Kelima, agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat
penguasaan materi yang telah dipelajari (Prastowo, 2013: 211).
Prastowo dalam buku Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjau Teoritis
dan Praktik (2013: 211-212) modul memiliki empat macam kegunaan dalam
proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Andriani dan Andi Prastowo,
yaitu: pertama, modul sebagai penyedia informasi dasar. Kedua, modul sebagai
bahan instruksi bagi siswa. Ketiga, modul sebagai bahan pelengkap dengan
ilustrasi dan foto yang komunikatif. Keempat, modul bisa menjadi petunjuk
mengajar yang efektif bagi pendidik dan bahan untuk berlatih siswa dalam
melakukan penilaian sendiri.
2.1.3 Perangkat Pembelajaran
2.1.2.1 Silabus
Silabus bisa dikatakan juga sebagai pola dasar kegiatan pembelajaran
yakni menguraikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) ke dalam
materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian (Munadi, 2010:198). Menurut Trianto dalam buku Model Pembelajaran
Terpadu (2010: 96) menyatakan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah suatu
perangkat perencanaan pembelajaran yang mencakup SK, KD dalam penjabaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
indikator dan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar sesuai dengan tujuan
yang akan dituju yang disesuaikan dengan materi pokok.
Dalam buku Model Pembelajaran Terpadu Trianto (2010: 99-102)
menyatakan pengembangan silabus harus memenuhi beberapa prinsip yaitu. a)
Ilmiah, bahwa seluruh materi dan kegiatan yang menjadikan muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. b)
Relevan, artinya cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalm silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik. c) Sistematis, bahwa komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. d)
Kosisten, artinya adanya hubungan yang konsisten antara KD, indikator, materi,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Prinsip selanjutnya e) Memadai, artinya cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian KD. f) Aktual dan kontekstual, bahwa cakupan indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
pristiwa yang terjadi. g) Fleksibel, bahwa keseluruhan komponen silabus mampu
mangakomondasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan tuntutah masyarakat. h) Menyeluruh, artinya
komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor) sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Bloom.
Dalam buku yang sama Trianto menyatakan mekanisme pengembangan
silabus dapat dilakukan dengan alur dan langkah-langkah pengembangan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berikut. a) Mengkaji SK dan KD, b) Mengidentifikasi materi pokok
(Pembelajaran), c) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran, d) Merumuskan
indikator pencapaian kompetensi, e) Penentuan jenis penilaian, f) Menentukan
alokasi waktu, g) Menentukan sumber belajar.
Dalam buku Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Munadi
(2010: 200-201) menyatakan dalam melakukan pengembangan silabus, para guru
pengembangan hendaknya melakukan tahapan sebagai berikut. a) Tahap analisis
kebutuhan, b) Tahap desain, c) Tahap pelaksanaan, d) Tahap evaluasi, e)Tahap
perbaikan dan pemantapan, f) Melakukan penilaian terhadap silabus.
2.1.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam buku Model Pembelajaran Terpadu Trianto (2010: 108)
menyatakan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai suatu
KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. RPP sendiri
juga menjadi panduan dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran oleh
pendidik/guru atau bisa juga RPP dikatakan skenario dalam melaksanakan
kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan
pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai
kurikulum berbasis kompetensi.
RPP memiliki dua fungsi yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Perencanaan
untuk menuntut guru lebih siap dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga
ada perencanaan sebelum pelaksanaan. Sedangkan pelaksanaan haruslah benar-
benar sesuai dengan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Maka proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pembelajaran sebaiknya guru dapat menyesuaikan dengan keadaan siswa. Dalam
perencanaan RPP biasanya akan dituliskan oleh guru.
Adapun langkah-langkah atau cara pengembangan RPP pembelajaran
terpadu menurut Trianto (2010: 109) sebagai berikut. a) Mengisi kolom identitas,
b) Menentukan alokasi waktu pertemuan, c) Menentukan SK/KD serta indikator,
d) Mengidentifikasi materi standar, e) Menentukan pendekatan, model & metode
pembelajaran, f) Menentukan langkah-langkah pembelajaran terdiri kegiatan
awal, inti, dan akhir, g) Menentukan sumber belajar, h) Menyusun kriteria
penilaian.
2.1.2.3 Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Dalam buku Metode Pembelajaran Terpadu, Trianto (2010: 111)
menyatakan, lembar kegiatan siswa (LKS) adalah kegiatan yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS memuat
sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan untuk siswa dalam
memaksimalkan pemahaman dan pengetahuan dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai dengan indikator. LKS bisa berupa panduan untuk
mengembangkan aspek kognitif atau pun merupakan panduan ekspesimen dan
demonstrasi. Menurut Prastowo dalam Lestari (2013: 6) Lembar kerja siswa
adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa
diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri.
Dalam buku yang sama tersebut di atas LKS memiliki komponen-
komponen meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan,
prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk
bahan diskusi (Trianto, 2010: 112).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan panduan
siswa dalam pemecahan masalah sehingga siswa mampu memecahkan
masalahnya secara mandiri dan mampu mengembangkan kemampuan kognitif
siswa.
2.1.4 Air
Air merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
kehidupan makhluk hidup seperti untuk minum dan untuk keberlangsungan
hidup. Kebutuhan air lebih banyak digunakan oleh manusia selain untuk
kebutuhan minum atau untuk makan, air juga digunakan untuk mencuci
perlengkapan rumah, menyiram tanaman, mandi, pertanian, dll.
Air dalam definisi ilmiah merupakan senyawa hydrogen dan oksigen
dengan rumusan kimia H2O. Berdasarkan sifat fisiknya terdapat tiga macam
bentuk air, yaitu sebagai benda cair, sebagai benda padat, dan sebagai benda gas
atau uap. Air dapat berubah bentuk dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya
berdasarkan pada tempat dan suhunya (Dumairy, 1992: 12). Akan tetapi bentuk
umum sebagian besar air adalah cair dimana dalam bentuk ini air memiliki sifat
mengikuti bentuk wadahnya, mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah.
Berdasarkan tempat keberadaannya, air dibedakan menjadi tiga macam
antara lain yaitu air permukaan, air tanah dan air yang ada di udara (Dumairy,
1992: 12). Air permukaan merupakan air yang ada di permukaan bumi seperti
air sungai, air danau, air laut. Air tanah merupakan air yang berda dalam tanah
atau berada di bawah permukaan kulit bumi. Air udara merupakan air yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
terdapat di udara dan di atmosfir bumi. Air ini berupa uap atau bintik-bintik
hujan.
Dumairy dalam Ekonomika Sumberdaya Air Pengantar ke Hidronomika
(1992: 14-15) menyatakan bahwa pemakaian air secara garis besar dapat di
klasifikasikan ke dalam empat golongan berdasarkan tujuan penggunaannya.
Yaitu air untuk keperluan irigasi, pembangkit energi, untuk keperluan industri
dan air untuk kerluan publik
Air untuk irigasi merupakan air yang digunakan untuk kebutuhan
pertanian, seperti area persawahan atau perkebunan yang memerlukan air sesuai
dengan kebutuhan, akan tetapi air tempat tumbuh kurang mencukupi sehingga
diperlukan air dari pengirigasian. Air untuk keperluan pembangkit energi adalah
air dibutuhkan untuk pembangkit energi seperti pembangkit tenaga listrik
dengan menggunakan sumber daya air dengan menggunakan debit air yang
besar sehingga mampu menghasilkan energi listrik yang besar. Air untuk
keperluan industri adalah air yang digunakan dalam proses pengolahan,
misalnya industri roti maka air diperlukan dalam pengolahan roti. Air untuk
keperluan publik adalah air yang digunakan untuk kepentingan manusia, seperti
air yang dikonsumsi oleh sektor rumah tangga contohnya kebutuhan makan,
minum, mandi, masak atau pun mencuci.
Berdasarkan paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa air merupakan
senyawa kimia dengan rumus H2O. Air adalah kebutuhan pokok bagi makhluk
hidup dalam segala kegiatan rutinitas, maupun dalam berbagai bidang, air tidak
hanya dibutuhkan manusia saja tetapi juga dibutuhkan makhluk hidup yang lain
seperti hewan dan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.1.5 Hakikat IPA
IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam baik yang hidup maupun
yang tak hidup, segala gejala-gejala yang terjadi. Dalam kehidupan ini,
mempelajari IPA memanglah sangat penting agar mampu menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari karena yang terkandung dalam pelajaran IPA tidak terlepas
dari kegiatan sehari-hari dan alam di sekitar. IPA merupakan merupakan rumpun
ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempempelajari fenomena alam
yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality), atau kejadian (event) dan
hubungan sebab akibat (Wisudawati dan Eka, 2014: 22).
Dalam buku Metodologi Pembelajaran IPA (Wisudawati dan Eka, 2014:
22) Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan sistematis
dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data
hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada definisi tersebut maka IPA
memiliki empat unsur utama yaitu. a) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu
tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat.
Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat
open ended. b) Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan
adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah (penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, evaluasi, pengukuran dan penarikan
kesimpulan. c) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum. d) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa IPA
merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang ada di alam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sebab akibat yang terjadi. IPA juga merupakan pengetahuan yang sistematis dan
membutuhkan prosedur yang sistematis melalui metode ilmiah pada proses
pemecahan masalah yang terjadi.
2.1.6 Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma pedagogi reflektif (PPR) merupakan pola pikir
(paradigma=pola pikir) dalam menumbuhkan pribadi siswa menjadi pribadi
kritiani/kemanusiaan (pedagogi reflektif sama dengan pendidikan
kristiani/kemanusiaan) (tim Redaksi Kanisius, 2008: 39). Pedagogi adalah cara
para pengajar mendampingi para siswa dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Pedagogi meliputi pandangan hidup dan visi mengenai
idealnya pribadi terpelajar. Hal itu memberi tujuan, incaran ke arah mana semua
aspek tradisi pedidikan diarahkan (Subagyo, 2014: 22). Pendekatan PPR salah
satu bentuk dari pendidikan emansipatoris.
PPR dalam membentuk kepribadian siswa yaitu dengan memberikan
pengalaman akan suatu nilai kemanusian, kemudian siswa akan merefleksikan
pengalaman yang terjadi atau telah terjadi dengan adanya pertanyaan-pertanyaan.
Melalui pertanyaan juga siswa akan melakukan sesuatu atau aksi sesuai dengan
apa yang telah di refleksikan. Melalui pola fikir diharapkan siswa mampu menjadi
pribadi yang mandiri sehingga siswa tidak akan merasa terpaksa dalam melakukan
sesuatu hal yang baik. Dan melalui refleksi siswa dapat menemukan acuan dalam
melakukan atau membuat aksi.
Pelaksanaan PPR ada lima unsur yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi
dan evaluasi dimana kelima unsur tersebut merupakan sebuah siklus. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PPR memiliki tiga unsur utama yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi (Suparno,
2015: 21).
Konteks merupakan keadaan, situasi, atau lingkungan disekitar. Konteks
untuk menumbuhkembangkan pendidikan antara lain: guru perlu menyemangati
para pelajar agar memiliki nilai persaudaraan, solidaritas, penghargaan terhadap
sesama, tanggung jawab, kerja keras, kasih kepentingan bersama, cinta
lingkungan hidup, dan nilai-nilai lain semacam itu (tim Redaksi Kanisius, 2015:
42).
Pengalaman merupakan situasi yang diciptakan untuk menumbuhkan
persaudaraan, solidaritas sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang
intensif, ramah dan sopan, penuh tenggang rasa, dan akrab. Sering kali tidak
mungkin guru menyediakan pengalaman secara langsung, pengalaman juga
dapat tercipta secara tidak langsung seperti melalui membaca atau mempelajari
suatu kejadian. Selanjutnya guru memberi sugesti agar siswa mempergunakan
imajinasi mereka, mendengar cerita dari guru, melihat gambar sambil
berimajinasi, bermain peran, atau melihat tayangan media (tim Redaksi
Kanisius, 2015: 42-43).
Refleksi merupakan tindakan untuk mengambil dan meyakini makna nilai
yang terkandung dalam pengalaman. Guru dapat memfasilitasi dengan
pertanyaan-pertanyaan agar siswa terbantu untuk berefleksi. Dengan refleksi
diharapkan agar siswa membentuk pribadi mereka sesuai dengan dilai yang
terkandung dalam pengalamannya (tim Redaksi Kanisius, 2015: 43-44).
Aksi adalah tindakan memfasilitasi siswa agar terbantu untuk membangun
niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berprilaku dari kemauan sendiri, siswa membentuk pribadi yang nantinya/ lama-
kelamaan menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya (tim Redaksi
Kanisius, 2015: 44).
Evaluasi merupakan cara untuk melihat sejauh mana materi yang
disampaikan dapat diterima siswa.
Berdasarkan paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa paradigma
pedagogi reflektif/ ignansian mampu memberikan sebuah pembelajaran yang
dapat membuat siswa memiliki pemikiran yang kritis, memiliki kepedulian
terhadap lingkungan sekitarnya, siswa lama-kelamaan dapat memiliki pribadi
yang lebih baik dari nilai-nilai yang direfleksikannya kemudian tercipta dalam
aksi sebagai bentuk perwujudan pengalaman yang didapat serta apa yang telah
direfleksikannya.
2.1.7 Pendidikan Emansipatoris
Pendidikan emansipatoris oleh Giroux (2001) dipandang sebagai
pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil
dan demokratis (Winarti dan Anggadewi, 2015: 53). Pendidikan emansipatoris
memiliki tiga kata kunci yaitu humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan
sistem.
2.1.6.1 Humanis
Dalam buku Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan Aplikasi Praktis
dalam Dunia Pendidikan) (Baharudin dan Makin, 2007: 23) dalam (QS Al-
Baqarah [2]: 30). Pendidikan (Islam) humanistik adalah pendidikan yang mampu
memperkenalkan apresiasinya yang tinggi kepada manusia sebagai makhluk Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang mulia dan bebas serta dalam batas-batas eksistensinya yang hakiki, dan juga
sebagai khalifatullah
Pada buku yang diterjemahkan oleh Prihantoro dan Fudiyartanto dalam
buku Politik Pendidikan Kebudayaan, kekuasaan dan pembebasan (1999: ix-xiii).
Bagi Freire, pendidikan haruslah berorentasi kepada pengenalan realitas diri
manusia dan dirinya sendiri. Pedidikan yang pernah ada dan bertahan selama ini
adalah pendidikan dengan gaya bank, dimana pelajar diberikan ilmu dan kelak
dapat mendatangkan hasil yang melimpah. Akhirnya Freire memformulasikan
filsafat pendidikannya sendiri, yang dinamakan sebagai “pendidikan kaum
tertindas” yaitu sebuah sistem pendidikan untuk pembebasan dan bukan untuk
penguasaan (dominasi).
2.1.6.2 Kesadaran Kritis
Dalam buku Rohardjo yang berjudul Pendidikan Popular Pembangun
Kesadaran Kritis (2005: 30) menyatakan paradigma kritis dalam pendidikan
melatih murid untuk mampu mengidentifikasi „ketidakadilan‟ dalam sistem dan
struktur yang ada. Kemudian mampu melakukan analisis tentang proses kerja
sistem dan struktur, seperti bagaimana mentransformasi. Tugas pendidikan dalam
paradigma kritis adalah menciptakan ruang dan kesempatan agar peserta didik
terlibat dalam suatu proses penciptaan struktur yang secara fundamental baru dan
lebih baik. Kesadaran kritis lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai
sumber masalah. Pendekatan struktural menghindari „blaming the vitctims’ dan
melakukan analisis kritis untuk menerima serta menyadari sistem sosial, politik,
ekonomi, budaya, dan akibatnya terhadap kehidupan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2.1.6.3 Mempertanyakan Sistem
Jurnal Pedagogi Ignansian sebagai Pendidikan Emansipatoris ditulis oleh
Winarti dan Anggadewi dalam buku Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur
(2015: 53-54) menyatakan bahwa pemikiran kritis perlu ada dialog dalam bentuk
mempertanyakan sistem untuk menemukan realitas. Prinsipnya model
pembelajaran emansipatoris bersifat mengembangkan: pemahaman dan
pengalaman tentang realitas, kesadaran emansipatoris, kesadaran politis,
pemberdayaan, dan berlangsungnya dialog murni (Nouri dan Sajjadi, 2014 dalam
Winarti dan Anggadewi 2015: 53). Dalam pendidikan emansipatoris baik
pendidik maupun peserta didik adalah pembelajar sehingga mampu
mengembangkan pemahaman dan pengalaman antar keduanya. Dari pengalaman
baru itu, maka kedua pembelajar akan menjadi teman yang secara bersama-sama
memberdayakan satu sama lain.
Berdasarkan uraian humanis, kritis dan mempertanyakan sistem dapat
disimpulkan bahwa pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang
memanusiakan manusia atau pendidikan yang menerima adanya perbedaan sosial
atau ekonomi, pendidikan yang bebas, tidak melulu siswa menjadi pembelajar
tetapi guru dan siswa sama-sama menjadi pembelajar.
2.2 Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian yang sesuai dengan Modul
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
yaitu: pertama, penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran
konstruksi Pola Busana di Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang”. Penelitian tersebut ditulis oleh Iin Karmila Program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Studi Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Padang (Karmila, 2015).
Penelitian tersebut bertujuan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran
dalam bentuk yang dapat mempermudah mahasiswa dalam pembelajaran
Konstruksi Pola Busana. Hasil dari penelitian tersebut berdasarkan analisis data
diperoleh hasil bahwa uji coba validitas yang dilakukan kepada validator yaitu
ahli media pembelajaran dan ahli materi adalah 4,07 dapat dikategorikan valid, uji
coba praktikalitas yang dilakukan kepada mahasiswa yaitu 3,38% dapat
dikategorikan praktis sedangkan analisis data efektifitas tentang aktivitas
mahasiswa dalam perkuliahan meningkat dari 59% menjadi 81% yang dapat
dikategorikan efektif. Modul ini berada dalam kriteria sangat layak digunakan
sebagai media pembelajaran ditinjau dari analisis data validitas, praktikalitas dan
efektifitas.
Kedua, penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran
Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) untuk Siswa
SMP/MTs”. Penelitian tersebut ditulis oleh Ana Masruroh Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta
(Masruroh, 2015). Penelitian tersebut bertujuan untuk (1) mendeskripsikan
gambaran pembelajaran menulis cerpen di SMP serta mendiskripsikan penilaian
siswa dan guru terhadap materi cerpen pada buku teks pelajaran bahasa Indonesia,
(2) mengembangkan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman
(experiential learning) untuk siswa SMP/MTs, (3) mendeskripsikan kelayakan
modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman (experiential learning)
untuk siswa SMP/MTs. Hasil dari penelitian tersebut adalah (1) siswa masih
kesulitan dalam menulis cerpen, khususnya dalam mencari ide. Buku teks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
diggunakan masih terlalu monoton baik dari penyajian maupun penugasan. Perlu
adanya pengembangan materi pembelajaran, (2) modul yang dikembangkan
berjudul “Mari Menulis Cerpen!”. Modul terdiri dari tiga bagian, yaitu pengenalan
awal cerpen, motivasi menulis, dan pengaplikasian langkah-langkah experiential
learning dalam menulis cerpen. Adapun hasil validasi modul pembelajaran dari
ahli materi, guru bahasa Indonesia, dan uji coba terhadap siswa menunjukkan
bahwa aspek isi memperoleh rata-rata skor 4,49 berkategori “sangat baik”, aspek
bahasa memperoleh rata-rata skor 4,66 berkategori “sangat baik”, aspek penyajian
memperoleh rata-rata skor 4,68 berkategori “sangat baik”, dan aspek kegrafikaan
memperoleh rata-rata skor 4,71 berkategori “sangat baik”, (3) modul
pembelajaran memperoleh rata-rata skor akhir 4,63 berkategori “sangat baik”
dengan tingkat kelayakan 92,6 % dan dinyatakan sangat layak digunakan.
2.2.2 Penelitian yang sesuai dengan perangkat pembelajaran
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
yaitu: pertama, penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berbasis Kontekstual Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa SMP”. Penelitian tersebut ditulis oleh Ali Syahbana Universitas
Muhammadiyah Bengkulu (Syahbana: 2012). Penelitian tersebut bertujuan untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis kontekstual yang valid dan praktis
untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP, dan
mengetahui efek potensialnya terhadap kemampuan berpikir kritis matematis
siswa SMP. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh perangkat pembelajaran (RPP,
LKS dan tes) materi prisma dan limas berbasis kontekstual yang dapat
dikategorikan valid dan praktis, serta memiliki potensial efek dalam mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP yang selama ini belum
ditumbuhkan dan dibiasakan.
Kedua, penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Guided Discovery Bersuplemen Digital Beserta Assessment For
Learning untuk Mengoptimalkan Penguasaan Konsep Fisika”. Penelitian tersebut
ditulis oleh Edlyn Amalina dkk. Jurusan Fisika Universitas malang (Amelina dkk,
2014). Penelitian tersebut bertujuan untuk menghasilkan produk berupa perangkat
pembelajaran guided discovery bersuplemen digital beserta assessment for
learning untuk mengoptimalkan penguasaan konsep fisika materi listrik dinamis
berbasis pada kurikulum 2013, serta mengukur kelayakan melalui uji validasi.
Hasil dari penelitian tersebut berupa perangkat pembelajaran berupa buku guru
dan buku siswa SMA yang dilengkapi dengan media pembelajaran bersuplemen
digital. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan
termasuk dalam kategori baik sehingga tidak memerlukan revisi. Produk yang
dihasilkan sudah dikatakan layak namun masih memerlukan penelitian dan
pengembangan lebih lanjut agar lebih bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran
fisika.
2.2.3 Penelitian yang sesuai dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
yaitu: pertama, penelitian yang berjudul “Analisis Implementasi Model
Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan unsur
Competence-Conscience-Compassion Siswa (Studi Kasus Tentang Implementasi
Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Pada Mata Pelajaran
IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta Tahun 2013)”. Penelitian tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
ditulis oleh Maria Melani Ika Susanti (Susanti, 2013). Penelitian tersebut
bertujuan untuk menganalisis hasil implementasi model pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) dalam memfasilitasi penguasaan konsep IPA dan
Competence-Conscience-Compassion (3C) siswa di SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta dimana penelitian tersebut merupakan penelitian studi kasus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil implementasi dapat memfasilitasi
penguasaan konsep IPA dan unsur 3C siswa. Rekomendasi penelitian yakni:
perlunya upaya peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan dan perlunya
penyusunan instrumen yang lebih detail untuk mengukur unsur 3C.
Penelitian kedua, adalah penelitian yang berjudul “Penerapan Paradigma
Peagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran Limas dengan Teori Van Hiele
pada Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian
tersebut ditulis oleh Solechah Wahyu Hardianti Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta(Hardianti, 2016). Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui implementasi pendekatan PPR dalam
pembelajaran limas dengan menggunakan teori Van Hiele, mengetahui
pencapaian kompetensi dalam implementasi pendekatan PPR pada pembelajaran
limas dengan menggunakan teori Van Hiele, mengetahui respon siswa dalam
pembelajaran matematika melalui pendekatan PPR dengan menggunakan teori
Van Hiele pada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran
2015/2016. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) presentase keterlaksanaan
pendekatan PPR yang diperoleh yakni mencapai skor 186 (86%) tergolong sangat
baik, (2) pencapaian skor kompetensi aspek competence siswa yakni 51,9 (51%)
yang tergolong rendah. Pencapaian skor respon aspek concience yakni 78,87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
trgolong baik, dan pencapaian skor aspek compassion yakni 78,87 yang tergolong
baik. (3) pencapaian skor respon siswa dalm pembelajaran matematika dengan
menggunakan PPR yakni 104,06 (65%) tergolong cukup. Refleksi siswa selama
proses pembelajaran siswa merasa senang dan lebih dapat menumbuhkembangkan
sikap kerja sama, percaya diri, teliti, tanggung jawab, dan menghargai pendapat
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Masruroh, Ana (2015)
Pengembangan Modul
Pembelajaran Menulis
Cerpen Berbasis
Pengalaman
(Experiential Learning)
untuk Siswa SMP/MTs.
Bagan 2.1 penelitian terdahulu yang relevan
Modul Perangkat
Pembelajaran
PPR
Karmila, Iin (2015)
Pengembangan Modul
Pembelajaran
konstruksi Pola Busana
di Jurusan
Kesejahtraan Keluarga
Fakultas Teknik
Universitas Negeri
Padang.
Syahbana, Ali (2012)
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Berbasis
Kontekstual Untuk
Mengukur Kemampuan
Berpikir Kritis
Matematis Siswa Smp
Amalina, Edlyn, dkk
(2013)
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Berbasis
Kontekstual Untuk
Mengukur Kemampuan
Berpikir Kritis
Matematis Siswa Smp
Susanti, Maria Melani
Ika (2013) Analisis
Implementasi Model
Pembelajaran
Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR)
berdasarkan unsur
Competence-
Conscience-
Compassion Siswa
Hardianti, Wahyu
(2016)
Penerapan Paradigma
Peagogi Reflektif
(PPR) dalam
Pembelajaran Limas
dengan Teori Van Hiele
pada Kelas VIII A SMP
Kanisius Kalasan
Tahun Ajaran
2015/2016
Pengembangan Perangkat dan Modul Pembelajaran Materi Menghemat Air
Berdasarkan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif Untuk Siswa Kelas IIIA
SD Negeri Petinggen, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.3 Kerangka Berpikir
Modul merupakan salah satu bahan ajar yang mampu mengembangkan
kognitif serta keterampilan siswa dan mampu menjadi pedoman belajar yang bisa
di gunakan baik dengan guru maupun secara mandiri oleh siswa. Modul berisi
kegiatan-kegiatan dalam materi pokok yang telah dirancang agar siswa mampu
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam bahasa modul haruslah memiliki
bahasa yang sederhana dan mampu mempermudah siswa dalam memahami isi di
dalam modul.
IPA merupakan salah satu disiplin ilmu dimana di dalamnya mempelajari
tentang alam dan seisinya, gejala-gejala yang terjadi, serta sebab-akibatnya.
Karena mempelajari tetang alam maka IPA mempelajari saling tergantungnya
makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya dan bagaimana agar menjaga
ekosistem alam ini tetap terjaga. Sehingga sebagai makhluk hidup yang
dianugrahi Tuhan dengan akal dan budi serta ditunjuk sebagai khalifah bumi
maka manusia haruslah mampu menghemat sumberdaya alam di bumi ini baik
yang dapat diperbaharui terlebih lagi yang tidak dapat di perbaharui. Manusia juga
sebaiknya mampu menghemat energi yang ada dibumi agar generasi berikutnya
masih bisa merasakan energi yang saat ini masih ada.
Peneliti memilih pendekatan PPR dalam mengembangkan modul dan
perangkat pembelajaran untuk materi IPA karena peneliti merasa bahwa
pendekatan tersebut merupakan salah satu pendekatan yang efektif dalam
mengembangkan kognitif, keterampilan, dan sikap siswa dalam menjaga
suberdaya alam serta energi yang ada. Selain itu pendekatan tersebut diharapkan
siswa mampu belajar mandiri melalui modul, dan siswa belajar dengan bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tetapi tetap memiliki tanggung jawab sehingga guru hanya menjadi fasilitator saja.
Refleksi pada pendekatan ini diharapkan siswa mampu berubah menjadi pribadi
yang lebih baik dan membuat tidak lanjut atas apa yang dipelajari.
2.4 Pertanyaan penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah atau prosedur pengembangan perangkat dan
modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan PPR
untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen, Yogyakarta?
2. Bagaimana Pendekatan PPR yang digunakan untuk pengembangan
perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan
pendekatan PPR untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen,
Yogyakarta?
3. Bagaimana deskripsi kualitas perangkat dan modul Pembelajaran materi
menghemat air berdasarkan pendekatan PPR untuk siswa kelas IIIA SD
Negeri Petinggen, Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)
prosedur pengembangan, (3) validasi, (5) teknik pengumpulan data, dan (6) teknik
analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan atau biasa dikenal dengan Research and Development (R&D).
Metode penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan
untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di
lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi
efektifitas, kualitas, atau standar yang sejenis (Gall & Borg, 2007: 589). Jenis
penelitian ini merupakan proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008: 164).
Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan
akan tetapi peneliti memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan
pengembangan menurut Tomlinson. Penelitian ini mengembangkan modul berupa
“Menghemat Air” untuk memberikan pendidikan menghemat air kepada siswa
kelas III A SD N Petinggen Yogyakarta. Peneliti menggunakan lima langkah
pengembangan menurut Tomlinson yaitu analisis kebutuhan, desain,
implementasi, evaluasi, dan revisi (Harsono, 2015). Peneliti juga menggunakan
prinsip Tomlinson dalam pengembangan modul pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Ada enam belas prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson.
Berdasarkan enam belas prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson,
peneliti memutuskan memilih sepuluh prinsip Tomlinson yang relevan kedalam
pengembangan modul pembelajaran pada mata pelajaran IPA. hal ini dikarenakan
pengembangan materi oleh Tomlinson lebih berpusat pada Bahasa dan peneliti
lebih berpusat pada pengembangan pembelajaran IPA. Sehingga, peneliti hanya
mengambil sepuluh prinsip yang relevan.
Sepuluh prinsip yang dipilih oleh peneliti adalah 1) materi memiliki
pengaruh, 2) materi harus membantu pembelajar untuk merasa leluasa, nyaman,
dan membuat merasa bahagia, 3) materi membantu pembelajar untuk
mengembangkan kepercayaan diri, 4) apa yang seharusnya diberikan harus
relevan bagi pembelajar, 5) materi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari
materi, 6) materi harus mampu membuat siswa mendapatkan dan memahami
poin-poin yang terkandung didalamnya, 7) materi seharusnya memberi
penjelasan, 8) materi memperhitungkan gaya belajar yang berbeda, 9) materi
seharusnya memberikan waktu jeda berpikir, 10) materi memberi kesempatan
untuk feedback.
Selain menggunakan metode pengembangan dari Tomlinson, peneliti juga
menggunakan PPR sebagai pendekatan dalam perangkat pembelajaran. Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan modul dan perangkat pembelajaran pada
materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi refletif.
Penelitian ini dibatasi sampai pada implementasi produk yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi apakah produk yang telah di kembangkan membantu
siswa dalm proses pembelajaran. Hasil penelitian ini berupa pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
modul dan perangkat pembelajaran pada materi menghemat air berdasarkan
pendekatan pedagogi reflektif.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Petinggen yang beralamatkan di jalan
A.M. Sangaji no. 61 Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta. Peneliti memilih SD
tersebut karena masih kurangnya anak memahami bagaimana cara menggunakan
air secara bijak dan menghemat air. Selain itu masih kurangnya penggunaan
modul dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran kepada siswa
lebih banyak pada guru yang sering memberikan materi kepada siswa. dari
keadaan tersebut peneliti memutuskan untuk mengadakan penelitian di SD
tersebut.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIIA SDN Petinggen
Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017. Siswa yang dipilih berjumlah tujuh
siswa yang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki. Peneliti memilih
sekelompok siswa tersebut berdasarkan nilai akademi yang di rekomendasikan
oleh guru kelas.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan Modul dan Perangkat
Pembelajaran Materi Menghemat Air Berdasarkan Pendekatan Paradigma
Pedagogi Reflektif untuk siswa kelas IIIA SDN Petinggen Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli 2016 s.d.
Februari 2017. Secara keseluruahan, penelitian ini berlangsung kurang lebih
selama tujuh bulan. Peneliti melakukan implementasi produk pada 17 Februari
2017.
3.3 Produser Pengembangan
Penelitian ini mengadopsi model dari Tomlinson yang sudah dimodifikasi.
Alasan peneliti menggunakan model ini karena model ini dianggap cocok dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang dilakukukan peneliti. Prosedur
pengembangan penelitian dengan menggunakan model dari Tomlinson dan
menghasilkan produk berupa desain modul pembelajaran dalam materi
“Menghemat Air”. Langkah-langkah prosedur penelitian dan pengembangan
menurut Tomlinson ada 5 langkah (dalam Harsono, 2015), yaitu 1) analisis
kebutuhan, 2) Desain, 3) implementasi, 4) evaluasi, dan 5) revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran
Langkah I
Analisis Kebutuhan
- Latar belakang siswa (wawancara)
- Visi & misi sekolah (observasi,wawancara)
- Bahan ajar yang digunakan guru dan siswa (kuesioner,
observasi)
- Pencapaian siswa dalam SK/KD (observasi)
Hasil Analisis Kebutuhan
- SK
- KD
- Indikator
- Tujuan
Langkah II
Desain
- Perangkat
Pembelajaran
- Modul
pembelajaran
Mengintegrasikan
10 Prinsip
Tomlinson
Mengintegrasikan
pendidikan
Emansipatoris
Mengintegrasikan
PPR
Validasi Ahli
- IPA
- Bahasa
- Guru
Revisi
Produk hasil revisi siap implementasi
Langkah III
Implementasi
- Implementasi
- Observasi kegiatan implementasi
Validasi Siswa (kuesioner)
Langkah IV
Evaluasi
- Analisis data hasil pengamatan kegiatan
implementasi.
- Analisis data hasil penyebaran
kuesioner/ validasi siswa.
Langkah V
Revisi Revisi dilakukan berdasarkan hasil
validasi dari siswa yang kemudian
dijadikan acuan untuk menyempurnakan
produk agar layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah analisis kebutuhan
dimana analisis tersebut meliputi analisis pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa. Analisis pembelajaran dilakukan melalui wawancara, observasi, dan
penyebaran kuesioner. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas yang
bersangkutan yaitu wali kelas III A. Observasi yang dilakukan meliputi observasi
sekolah dan pembelajaran di kelas untuk menemukan permasalahan yang ada di
sekolah dan di kelas III A saat pembelajaran IPA. Kuesioner disusun berdasarkan
hasil wawancara dan observasi dan ditunjukkan kepada siswa kelas III A.
Tujuan analisis kebutuhan tersebut adalah untuk mengetahui latar
belakang siswa, visi dan misi sekolah, bahan ajar yang digunakan guru dan siswa,
pencapaian SK dan KD oleh siswa. Hasil dari keseluruhan analisis data akan
dijadikan sebagai dasar pengembangan modul pembelajaran dan perangkat
pembelajaran sengga sesuai dengan kebutuhan siswa kelas III A, serta dapat
diterima dengan baik oleh siswa.
3.3.2 Desain
Langkah kedua dalam penelitan ini adalah desain, dimana langkah pertama
dalam desain yaitu dengan membuat silabus serta RPP. Pembuatan RPP
merupakan pedoman dalam pembuatan modul pembelajaran IPA yang digunakan
oleh peneliti dalam implementasi. Dalam pembuatan modul peneliti mengadopsi
sepuluh dari enam belas prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson.
Prinsip tersebut meliputi 1) materi memiliki pengaruh, 2) materi membantu siswa
merasa nyaman, 3) materi membantu siswa dalam mengembangkan kepercayaan
diri, 4) materi relevan, 5) materi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
materi, 6) materi harus mampu membuat siswa mendapatkan dan memahami
poin-poin yang terkandung didalamnya, 7) materi sesuai dengan bahasa peserta
didik, 8) materi memperhitungkan gaya belajar siswa yang berbeda, 9) materi
memberikan jeda berpikir, 10) materi memberi kesempatan untuk feedback..
Modul pembelajaran yang telah peneliti buat kemudian divalidasikan ke
para ahli yaitu IPA, Bahasa, dan guru kelas III agar mendapatkan kritik dan saran
serta penilaian modul yang telah dibuat dan peneliti kembangkan. Kritik saran
yang diberi para ahli kemudian menjadi acuan peneliti dalam memperbaiki produk
agar layak untuk diimplementasikankan.
3.3.3 Implementasi
Implementasi merupakan tahapan yang dilkukan peneliti untuk melekukan
implementasi. Dalam melakukan implementasi produk, peneliti menggunakan
produk yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi dari ahli bahasa, IPA, dan
guru. Implementasi dilaksanakan di kelas III mata pelajaran IPA dengan
melibatkan subjek berjumlah tujuh subjek. Setelah melakukan implementasi
peneliti membagikan kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas modul
pembelajaran yang peneliti buat kepada masing-masing siswa.
3.3.4 Evaluasi
Langkah evaluasi merupakan langkah keseluruhan dari implementasi
modul, dan hasil kuesioner. Dari keseluruhan kegiatan tersebut akan dianalisa
kembali agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan atau kelemahan dari
modul pembelajaran menghemat air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.3.5 Revisi
Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah revisi. Kegiatan revisi ini
dilakukan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas modul agar modul
menjadi lebih baik lagi dan layak digunakan sebagai tahap akhir penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek
penelitian. Dapat dipahami bahwa observasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data mengamati secara visual gejala yang diamati hasil pengamatan
tersebut dalam bentuk catatan sehingga validasi data sangat berpengaruh kepada
kemampuan observer (Widoyoko. 2016: 40). Aspek yang diamati adalah
permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah baik dalam kegiatan siswa
diluar kelas maupun di dalam kelas dan permasalahan pada proses pembelajaran
yang terjadi.
3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan
antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang yang diinterviu
(interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti (Widoyoko. 2016: 40). Mendasarkan dari pada laporan tentang diri sendiri
(self report) dari responden, atau setidaknya-tidaknya pada pengetahuan,
keyakinan, maupun sikap pribadi (Widoyoko. 2016: 41).
Peneliti menggunakan wawancara dalam penelitian ini bertujuan
mengumpulkan data mengenai latar belakang dari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.4.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi separangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
diberikan respon sesuai dengan permintaan penggunaan (Widoyoko, 2016: 33).
Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini bertujuan mengumpulkan
data mengenai analisis kebutuhan siswa maupun guru mengenai kebutuhan
penggunaan modul pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Pedoman Observasi
Observasi dilaksanakan di sekolah dan juga di kelas III A. Observasi di
sekolahan meliputi pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dan
observasi kelas meliputi pengamatan terhadap proses pembelajaran pada mata
pelajaran IPA dan bahan ajar yang digunakan. Kisi-kisi observasi dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi observasi
No. Kisi-kisi Observasi Sekolah Kisi-kisi Observasi Kelas
1. Letak sekolah Proses belajar mengajar
2. Keadaan sekolah Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
3. Kurikulum yang dipakai Ketersediaan perangkat pembelajaran
4. Permasahan yang ada Penggunaan modul pembelajaran
3.5.2 Pedoman Wawancara
Wawancara ditunjukkan kepada guru kelas III A di SD Negeri Petinggen
Yogyakarta. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data melalui wawancara
tidak terstruktur. Widoyoko dalam buku Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian
(Widoyoko, 2016: 44) mengatakan bahwa wawancara Tidak terstruktur atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
terbuka adalah wawancara bebas, dimana pewawancara tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Peneliti memilih wawancara dengan teknik tidak
terstruktur karena wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar dan pokok
permasalahan yang akan ditanyakan. Kisi-kisi observasi dapat dilihat sebagai
berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas III A
No Topik Pertanyaan
A Latar belakang akademik siswa
1. Latar belakang
2. Latar belakang sosial dan ekonomi
B Dokumen kurikulum sekolah
1. Kurikulum yang digunakan
2. Visi dan misi
3. Profil lulusan
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner digunakan peneliti dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan,
validasi produk, oleh para ahli, dan kuesioner implementasi produk.
3.5.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner Analisis kebutuhan diberikan kepada guru dan 30 siswa SD
Negeri Petinggen Yogyakarta kelas III A. Kuesioner analisis kebutuhan bertujuan
untuk mengetahui kebutuhan terhadap perangkat dan modul pembelajaran.
Instrumen yang diberikan kepada guru merupakan instrumen kuesioner bersifat
terbuka agar mempermudahkan guru dalam menguraikan kebutuhan yang
diharapkan. Sedangkan untuk siswa peneliti memberikan kusioner yang bersifat
tertutup karena agar mempermudah mengarahkan siswa dalam menganalisis
kebutuhan dan tanpa merepotkan siswa agar mengurangi kecenderungan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dalam mengikuti jawaban teman yang lain. Kuesioner terbuka merupakan
kuesioner yang bisa dijawab/direspon secara bebas oleh responden, sedangkan
kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang jumlah item dan alternatife jawaban
maupun responya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012: 36).
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka
Indikator Nomor Item
Pengaruh penggunaan perangkat dan modul pembelajaran bagi siswa 1, 2, 5 dan 6
Pembelajaran yang dapat membentuk pribadi siswa 3, 9 dan 10
Fungsi perangkat dan modul pembelajaran 7
Bahan ajar yang pernah digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran 4 dan 8
Tabel 3.4 Instrumen Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa
perangkat pembelajaran dan modul materi
dapat mengembangkan kempuan peserta
didik dalam menyelesaikan masalah?
2. Menurut Bapak/Ibu apakah perangkat
pembelajaran dan modul materi dapat
memperjelas penyajiann materi?
Mengapa?
3. Menurut pengamatan Bapak/Ibu
bagaimana keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah Bapak/Ibu berkenan
menggunakan perangkat pembelajaran
dan modul materi sesuai dengan
kebutuhan siswa?
5. Menurut Bapak/Ibu apakah dengan
menggunakan perangkat pembelajaran
dan modul materi siswa lebih aktif dalam
pemebelajaran?
6. Bagaimana kondisi siswa ketika
mengikuti pembelajaran IPA dengan
menggunakan modul materi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
No Pertanyaan Jawaban
7. Apakah dengan menggunakan perangkat
pembelajaran dan modul materi
memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran?
Mengapa?
8. Bagaimana cara yang Bapak/Ibu lakukan
selama ini dalam memberikan materi,
lebih banyak guru yang memberikan atau
siswa yang mencari sendiri? Mengapa?
9. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat
pembelajaran yang akan mengasah akal
budi dan kepedulian siswa? Bagaimana?
10. Apakah Bapak/Ibu ingin membuat
pembelajaran yang memanusiakan dan
mengajak siswa menjadi kritis?
Mengapa?
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup
Indikator Nomor Item
Manfaat modul bagi siswa 1, 2, 3 dan 5
Pentingnya penggunaan modul bagi siswa 4, 6 dan 10
Pengaalaman belajar siswa 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, dan 15
Tabel 3.6 Instrumen Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Dengan adanya modul materi dapat mempermudah saya untuk
mengikuti pembelajaran.
2. Dengan adanya modul materi membuat saya mandiri.
3. Dengan adanya modul materi lebih memperjelas saya dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Saya memerlukan pembelajaran yang menbuat saya berpikir dan
bertindak.
5. Dengan adanya modul materi membuat saya aktif berpikir.
6. Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan
saya.
7. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi mencari
sendiri.
8. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan mengasah akal
budi dan mendidik kepedulian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
9. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang melakukan kegiatan
praktikum.
10. Saya memerlukan modul materi untuk membantu dalam
pembelajran.
11. Saya terlibat aktif ketika pembelajaran IPA di kelas
12. Saya mengalami kesulitan ketika melakukan pembeljaran IPA
tanpa menggunakan modul pembelajaran.
13. Saya belajar dari bacaan dan bertanya kepada orang lain untuk
bisa mengetahui suatu informasi.
14. Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kebebasan
dalam memilih.
3.5.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
Instrumen validasi produk oleh ahli yang berupa kuesioner digunakan
peniliti untuk mengetahui kualiatan produk yang berupa modul dan perangkat
pembelajaran. Kuesioner validasi produk bersifat tertutup dengan berpedoman
pada skala Likert. Berikut adalah aspek yang dinilai dalam validasi produk yang
disajikan.
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Perangkat Pembelajaran
No Aspek yang dinilai
1. Perumusan indikator
2. Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik,
3. Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran
4. Pemilihan media dan sumber belajar
5. Skenario/kegiatan pembelajaran
6. Penilaiaan hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.8 Instrumen dari Aspek Penilaian Perangkat Pembelajaran
Adapun rentang skala yang digunakan sebagai berikut : 4 sangat baik, 3
baik, 2 tidak baik, 1 sangat tidak baik.
No Komponen yang dinilai Skor Saran
1 2 3 4
Perumusan Indikator 1. Kesesuaian dengan standar kompetensi
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar
3. Kesesuaian dengan nilai competence
4. Kesesuaian dengan nilai conscience
5. Kesesuaian dengan nilai compassion
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik 6. Kesesuaian dengan indikator
7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan
Degree
8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
11. Keruntutan uraian materi ajar
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
14. Kesesuaian dengan pendekatan PPR
15. Kesesuaian dengan karakter peserta didik
Skenario / Kegiatan Pembelajaran
16. Keruntutan kegiatan pembelajaran.
17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan PPR ( Konteks, pengalaman,
refleksi, aksi)
18. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika /
keruntutan materi pembelajaran
19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup dengan cakupan materi dan tingkat
pemahaman siswa
Rancangan Penilaian Autentik
20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
pencapaian kompetensi
Total skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
SARAN:
Tabel 3.9 Aspek Penilaian Modul Pembelajaran
No Aspek yang dinilai
1. Tujuan dan pendekatan
2. Desain dan pengorganisasian
3. Isi
4. Topik
5. Metodologi
6. Bahasa
Tabel 3.10 Instrumen dariAspek Penilaiaan Modul Pembelajaran
Keterangan:
1: kurang baik, 2: cukup baik, 3: baik, 4: sangat baik
No Pernyataan SKOR Komentar
1 2 3 4
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
2 Modul pembelajaran mempermudah siswa
memahami materi pembelajaran.
3 Modul pembelajaran sesuai kebutuhan siswa.
4 Modul pembelajaran mampu menumbuhkan
kesadaran dan kepedulian siswa terhadap air
5 Modul pembelajaran merupakan sumber
belajar yang baik bagi siswa dan guru.
6 Modul pembelajaran memberikan kesempatan
bagi guru untuk menggunakan beragam variasi
dalam mengajar.
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD,
tujuan, materi pembelajaran, langkah-langkah
kegiatan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No Pernyataan SKOR Komentar
1 2 3 4
2 Materi pembelajaran disusun dari materi yang
sederhana ke yang kompleks.
3 Urutan modul pembelajaran telah disusun
secara sistematis.
4 Ruang lingkup materi bahan ajar sesuai dengan
waktu yang tersedia.
5 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk
belajar mandiri.
6 Modul pembelajaran mudah dipahami.
7 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto)
dalam modul pembelajaran sesuai dengan
perkembangan siswa dan menarik.
8 Modul pembelajaran menggunakan bahasa tulis
yang baik dan benar.
ISI
1 Kegiatan dalam modul pembelajaran sesuai
dengan lingkungan siswa (kontekstual).
2 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan
PPR.
3 Modul pembelajaran mampu meningkatkan
kesadaran siswa terhadap menghemat air.
4 Modul pembelajaran menumbuhkan
kepedulian siswa terhadap menghemat air.
5 Modul pembelajaran mencakup pengembangan
keterampilan proses yang sesuai dengan
perkembangan siswa.
6 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk
melakukan refleksi terhadap sikap ilmiah yang
dikembangkan.
7 Modul pembelajaran mengembangkan sikap
ilmiah yang terkait dengan diri sendiri.
Topik
1 Topik modul pembelajaran menarik.
2 Topik modul membantu untuk menumbuhkan
kesadaran dan memperkaya pengalaman siswa.
3 Topik sesuai dengan lingkungan sekitar siswa.
4 Topik sesuai dengan perkembangan siswa.
Metodologi
1 Modul pembelajaran dirancang dengan
berpusat pada diri siswa dalam membangun
pengetahuannya sendiri (konstruktiv).
2 Modul pembelajaran dirancang menyenangkan
bagi siswa.
3 Modul pembelajaran membuat siswa aktif.
Bahasa
1 Pemilihan kalimat dalam modul sudah
sederhana.
2 Penggunaan tata bahasa sudah baik.
3 Pemakaian bahasa dalam modul menghindari
penggunaan kalimat pasif dan negatif ganda.
4 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian
istilah asing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Komentar umum dan saran perbaikan untuk Modul Pembelajaran IPA SD
Kesimpulan:
Modul pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan (mohon dilingkari):
1. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi.
2. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
3. Tidak layak digunakan/uji coba lapangan.
3.5.3.3 Kuesioner Implementasi Produk
Kuesioner implementasi produk yang digunakan peneliti bersifat tertutup
dan menggunakan pedoman skala Likert dimana rentang skala yang disediakan
yaitu 1, 2, 4, 5 dengan keterangan (1) sangat tidak baik, (2) tidak baik, (4) baik,
(5) sangat baik. Kuesioner ini dilakukan untuk mengetahui kualitas serta peranan
modul pembelajara setelah digunakan siswa.
Tabel 3.11 Kisi-kisi Kuesioner Implementasi Produk
Indikator Nomor Item
Bahasa 1 dan 2
Tampilan 3, 4, 5 dan 6
Konten/isi 7
Keuntungan penggunaan modul 8, 9, 10, 11, dan 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.12 Instrumen dari Kisi-kisi Kuesioner Implementasi Produk
Keterangan:
1: Sangat tidak baik, 2: tidak baik, 4: baik, 5: sangat baik
No Pertanyaan Skor Komentar
1 2 4 5
1. Saya memahami bahasa yang
digunakan pada modul pembelajaran
2. Saya memahami dengan jelas langkah
kegiatan pembelajaran
3. Ukuran dan jenis huruf pada modul
pembelajaran dapat saya bacaa
dengan jelas
4. Gambar pada modul pembelajaran
membuat saya menjadi jelas dan
tertarik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
5. Warna yang ada pada modul
pembelajaran membuat saya tertarik
dan membuat saya semangat untuk uji
coba.
6. Tampilan pada modul pembelajaran
membuat saya tertarik untuk
menemukan pengetahuan sendiri dan
tidak membosankan.
7. Isi yang disajikan dalam modul
pembelajaran membuat saya mandiri.
8. Dengan modul pembelajaran
membuat saya lebih aktif dalam
pembelajaran.
9. Modul pembelajaran meningkatkan
rasa ingin tahu saya.
10. Modul pembelajaran membuat saya
lebih aktif dalam mencari tahu pada
saat melakukan uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No Pertanyaan Skor Komentar
1 2 4 5
11. Modul pembelajaran membuat saya
mencari, menemukan sendiri masalah
dan kesimpilan dari kegiatan uji coba
yang berkaitan dengan lingkungan.
12. Modul pembelajaran membantu saya
dalam memecahkan masalah saat
melakukan uji coba
Jumlah Skor
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif.
3.6.1 Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang menunjukkan kualitas mutu suatu yang
ada, baik keadaan, proses, pristiwa/ kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2016: 18). Peniliti
menggunakan data kualitatif untuk mengolah data dari hasil kritik saran oleh ahli
IPA, ahli Bahasa, guru. Kemudian digunakan untuk memperbaiki produk yang
peneliti kembangkan. Selain itu juga untuk mengolah data dari hasil penyebaran
kuesioner secara terbuka dan pemerolehan data dari hasil implementasi. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas
dan mengetahui kelayakan produk.
3.6.2 Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil
observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2016: 21). Peneliti menggunakan data
kuantitatif untuk mengolah data dari hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
validasi produk oleh para ahli, serta kuesioner implementasi produk. Analisis
dilakukan dengan menggunakan skala Likert.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner analisis kebutuhan
guru dan siswa, serta kuesioner validasi produk sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sangat baik
Nilai 3 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik
Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaiaan pada kuesioner implementasi produk
adalah sebagai berikut.
Nilai 5 : Instrumen sangat baik
Nilai 4 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik
Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Hasil yang digunakan dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4
kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung
dengan rumus 3.1
Rumus 3.1. Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai.Rerata nilai
tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari
Widoyoko (2014: 144).Tabel 3.13 adalah tabel konversi data kuantitatif ke
kualitatif menurut Widoyoko.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.13 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori
3,26 - X- 4,00 Sangat Baik
2,51 - X- 3,25 Baik
1,76 - X- 2,50 Kurang
1,00 - X- 1,75 Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu
instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel 3.14
Tabel 3.14 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori Bobot
3,26 - X- 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan
2,51 - X- 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan namun perlu perbaikan
1,76 - X- 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1,00 - X- 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak
digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari
2,50. Nilai terdapat pada rentan skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Apabila rerata skor
yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan
tidak valid.
Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung
presentase jawaban kuesioner. Presentase dihitung dengan menggunakan rumus
dari Supratinya (2012: 128). Berikut rumus perhitungan presentase jawaban
kuesioner disajikan pada rumus 3.2
Rumus 3.2 Rumus perhitungan jawaban kuesioner
Persentase jawaban = × 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1.1 Proses Pengembangan Materi
Modul yang dikembangkan oleh peneliti berjudul “Menghemat Air”.
Proses pengembangan modul pada penelitian ini menggunakan lima langkah
pengembangan materi menurut Tomlinson, kelima langkah tersebut antara lain
sebagai berikut.
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan
Peneliti mengawali dengan melakukan analisis kebutuhan. Dimana analisis
kebutuhan dilakukan untuk mengetahui latar belakang siswa, visi dan misi
sekolah, penggunaan bahan ajar yang digunakan guru dan siswa, serta pencapaian
SK & KD pada mata pelajaran IPA. Dalam analisis kebutuhan peneliti melakukan
dengan teknik pengumpulan data berupa observasi sekolah dan kelas, wawancara
oleh guru dan siswa, dan penyebaran kuesioner.
4.1.1.1.1 Observasi
Peneliti melakukan kegiatan observasi selama melaksanakan kegiatan
program pengakraban lingkungan (PPL). Observasi pertama peneliti melakukan
observasi SD Negeri Petinggen Yogyakarta dimana terletak di jalan A.M. Sangaji
no. 61 Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta. Sekolah tersebut terletak ditempat
yang strategis karena letaknya yang dekat jalan raya. Dalam penggunaan
kurikulum SD Tersebut menggunakan dua kurikulum yaitu KTSP untuk kelas II,
III, V, VI dan kurikulum 2013 untuk kelas I, IV. Selama melakukan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
peneliti menemukan beberapa permasalahnya satu diantaranya merupakan
penggunaan air yang kurang bijaksana oleh siswa. Hal tersebut terlihat saat
peneliti melihat saat jam sholat tiba siswa berwudhu dengan air yang terlalu deras,
mencuci tangan terlalu sering dan dengan aliran air yang deras, menggunakan air
untuk bermain seperti membasahi teman mereka lainnya dan memasukan ke
dalam plastik untuk lempar-lemparan.
Observasi kedua dilakukan di dalam kelas dan pada pembelajaran IPA di
kelas III A. Dalam proses pembelajaran berlangsung beberapa siswa terlihat tidak
memperhatikan guru dan sering mendapat teguran oleh guru kelas. Saat
pembelajaran siswa lebih terlihat mendengarkan guru memberikan pembelajaran,
dan beberapa siswa saja yang terlihat aktif seperti dalam menjawab pertanyaan
dari guru. Ketersediaan perangkat pembelajaran yang dimiliki guru berupa RPP,
silabus. Dalam penggunaan media pembelajaran guru lebih sering menggunakan
buku dan LKS yang dibeli, guru tidak memakai modul padahal modul akan
membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
4.1.1.1.2 Wawancara
Peneliti melakukan kegiatan wawancara pada tanggal 13 Oktober 2016.
wawancara dilakukan kepada Guru kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta.
Kegiatan wawancara dilakukan dengan tanya jawab dan berpedoman pada
pedoman yang diberikan oleh Dosen pembimbing I dan Dosen pembimbing II,
yang berjudul “Analisis siswa”. Topik pertanyaan dalam instrumen wawancara
adalah A) Latar belakang akademik siswa: 1) latar belakang akademik, 2) Latar
belakang sosial dan ekonomi. B) Dokumen Kurikulum Sekolah: 1) Kurikulum
yang digunakan, 2) Visi dan Misi sekolah, 3) profil lulusan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Penilaian akademik siswa atau latar belakang akademik siswa, belum
diketahui guru secara keseluruhan hal ini disebabkan karena baru memasuki tahun
ajaran baru dan baru mengajar para siswa kelas III di tahun ajaran ini. Karakter
siswa secara umum yang guru ketahui adalah siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dan berdinamika walaupun tidak semua siswa aktif dalam kegiatan
yang diciptakan guru di dalam pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran IPA
merupakan salah satu yang siswa gemari karena dapat belajar mengenai alam, dan
pembelajaran IPA juga terdapat di lingkup sekitar anak atau siswa. Namun dalam
menjaga lingkungan atau sumber energi memang dalam usia siswa yang masih
anak-anak belum terlalu peduli untuk merawat dan menjaganya. Guru mengaku
mengantisipasi dengan membuat penugasan pada siswa untuk menanam benih di
sekolahan dan kemudian diminta merawatnya dengan dibawa pulang kerumah
siswa masing-masing.
Selain memberi penugasan kepada siswa, guru juga mengaku bahwa
beberapakali memberi motivasi kepada siswa untuk peduli lingkungan seperti
membuang sampah pada tempatnya, dan tidak merusak tanaman. Dalam
penghematan enegi, guru sebatas memotivasi untuk selalu menghemat energi.
Keberagaman siswa III A juga terjadi di dalam konteks sosial-ekonomi.
Siswa kelas tersebut memiliki latar belakang ekonomi rata-rata adalah menengah
kebawah diantaranya beberapa siswa merupakan anak dari buruh serabutan,
penjaga toko, dan satu anak merupakan anak dari pegawai negeri sipil (PNS).
Kurikulum yang digunakan sekolah ada dua yaitu KTSP dan K13.
Sedangkan kurikulum yang dipakai kelas III adalah KTSP. Maka, guru
menggunakan KTSP dalam membuat bahan ajar untuk kelas III A. Dalam lulusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang diharapkan menurut guru, lulusan dari SD N Petinggen diharapkan mampu
memenuhi visi dan misi sekolah dimana beberapa diantaranya adalah terwujudnya
siswa yang taqwa, cerdas, terampil, berkualitas, dan berkarakter bangsa serta
memiliki etika dalam berlalu lintas. Selain itu juga mengembangkan kecerdasan
intelektual dan emosional secara optimal sesuai tahapan perkembangan jiwa anak.
4.1.1.1.3 Kuesioner
Peneliti selanjutnya membagikan kuesioner kepada guru dan siswa untuk
mendapatkan informasi sebagai analisis kebutuhan akan perangkat dan modul
pembelajaran IPA. Pertama peneliti memberikan kuesioner pada guru kelas III A.
Pertanyaan kuesioner tersebut ditanyakan mengenai penggunaan perangkat dan
modul pembelajaran IPA kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan bahwa
perangkat dan modul pembelajaran berfungsi sebagai acuan guru dalam
menyapaikan materi. Dengan adanya perangkat dan modul pembelajaran materi
yang akan disampaikan dalam pembelajaran akan lebih mudah, runtut dan jelas.
Modul pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan, motivasi untuk belajar dan
akan lebih menarik lagi jika dalam penyampaian materi menarik dan mudah
dipahami siswa. Namun, selama ini beliau masih sering memberikan materi
kepada siswa dari pada siswa yang mencari sendiri, sehinggan dengan adanya
modul pembelajaran dapat membantu siswa untuk mandiri dan mencari materi
sendiri.
Adapun pertanyaan mengenai kriteria modul dan isi modul, beliau
menjelaskan bahwa modul yang bergambar dan kata-katanya jelas dapat lebih
menarik untuk dipelajari. Lalu pada bagian isi modulnya harus disesuaikan
dengan materi, langkah-langkah kegiatannya jelas sehingga siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
melakukan kegiatan yang ada secara mandiri, alat dan bahannya mudah diperoleh,
terdapat pertanyaan yang mendukung serta ringkasan materi agar siswa lebih
paham, dan kegiatannya dapat membuat siswa aktif, kreatif, dan kritis.
Peneliti selanjutnya membagikan kuesioner analisis kebutuhan pada seluruh
siswa kelas III A yang pada saat itu siswa yang masuk berjumlah 29 siswa. Hasil
dari analisis kuesioner analisis kebutuhan siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Dengan adanya modul materi dapat mempermudah saya untuk
mengikuti pembelajaran.
21 8
2. Dengan adanya modul materi membuat saya mandiri. 24 5
3. Dengan adanya modul materi lebih memperjelas saya dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
26 3
4. Saya memerlukan pembelajaran yang menbuat saya berpikir dan
bertindak.
28 1
5. Dengan adanya modul materi membuat saya aktif berpikir. 28 1
6. Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan
saya.
26 3
7. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi mencari
sendiri.
26 3
8. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan mengasah akal
budi dan mendidik kepedulian.
24 5
9. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang melakukan kegiatan
praktikum.
18 10
10. Saya memerlukan modul materi untuk membantu dalam
pembelajran.
25 4
11. Saya terlibat aktif ketika pembelajaran IPA di kelas 16 14
12. Saya mengalami kesulitan ketika melakukan pembeljaran IPA
tanpa menggunakan modul pembelajaran.
22 7
13. Saya belajar dari bacaan dan bertanya kepada orang lain untuk
bisa mengetahui suatu informasi.
23 6
14. Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kebebasan
dalam memilih.
1 28
Rata-Rata 22 7
Setelah mengetahui permasalahan yang ada peneliti menganalisa SK,KD,
Indikator yang akan digunakan ke dalam pembelajaran dan desain modul. Setelah
menganalisa peneliti melakukan pemilihan SK, KD, dan indikator yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dirumuskan berdasarkan “analisis siswa” karena agar dapat sesuai dengan
karakteristik siswa di kelas III A. Peneliti memilih mata pelajaran IPA dngan SK
5. Menerapkan konsep energi gerak, KD 5.2 Menerapkan cara menghemat energi
dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti kemudian merumuskan indikator dan tujuan
dimana telah tertulis di dalam silabus dan RPP.
4.1.1.2 Desain
Setelah peneliti melakukan analisis kebutuhan, hasil dari observasi,
wawancara, kuesioner, dan menentukan SK, KD, Indikator, serta tujuan menjadi
patokan peneliti dalam mendesain produk agar sesuai dengan kebutuhan dalam
proses pembelajaran. Desain modul juga disesuaikan dengan prinsip-prinsip
materi menutut Tomlinson. Ada sepuluh prinsip pengembangan materi menurut
Tomlinson (2005) yang relevan dengan penelitian ini. Kemudian peneliti jadikan
sebagai acuan dalam pengembangan modul pembelajaran. Berikut ini merupakan
proses pendesainan modul dalam penelitian ini.
4.1.1.2.1 Desain Produk Sebelum Divalidasi
Pengembangan modul menghemat energi berdasarkan hasil analisis dan
prinsip pengembangan materi dari Tomlinson. Dalam pengembangan modul,
peneliti memilih mata pelajara IPA sebagai sarana pendidikan tentang energi di
lingkungan sekitar siswa. Materi Menghemat Air digunakan peneliti sebagai
acuan dalam penyusunan produk dalam penelitian ini.
Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah membuat silabus dan
RPP berdasarkan pendekatan PPR. Pendekatan PPR dipilih peneliti karena dalam
pendekatan ini memuat kegiatan-kegiatan yang sesuai untuk membentuk pola
pikir dalam menumbuhkan pribadi siswa menjadi pribadi yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Penyusunan silabus langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu
menggunakan SK dan KD dimana telah dilakukan setelah mengumpulkan data
berdasarkan “analisis siswa”. Berdasarkan penentuan SK, KD, Indikator dan
tujuan peneliti kemudian menentukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan
indikator dan tujuan kemudian menentukan alokasi waktu yang cukup untuk
penyampaian materi, yang terakhir adalah menentukan sumber belajar yang
menjadi acuan.
Setelah penyusunan silabus, langkah berikutnya adalah penyusunan RPP
yang disesuaikan dengan pengembangan silabus. Langkah pertama yang peneliti
lakukan dalam pembuatan RPP adalah membuat identitas sekolah pada awal
pembuatan RPP mulai nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi
waktu. Identitas yang sudah dibuat oleh peneliti adalah seperti gambar 4.1.
Gambar 4.1 Identitas Sekolah dan Alokasi Waktu
Kemudian langkah kedua memasukan SK, KD, dan Indikator. Karena
pendekatan yang digunakan peneliti adalah PPR maka kognitif menjadi
competence, afektif menjadi conscience, dan psikomotor menjadi compassion
dimana sudah tertuliskan di RPP. Langkah keempat adalah mengidentifikasi
materi, materi yang dipilih peneliti adalah menghemat air. Kemudian langkah
kelima peneliti menentukan model, pendekatan dan metode pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.2 Model, pendekatan, dan metode pembelajaran
Langkah keenam adalah menentukan langkah-langkah pembelajaran terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran disesuaikan dengan
pendekatan yang peneliti gunakan. Karena peneliti menggunakan pendekatan PPR
maka langkah-langkah meliputi siklus PPR yaitu konteks, pengalaman,
refleksi,aksi, dan evaluasi.
Tujuan dari evaluasi ini digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterima dari pembelajaran yang
dilakukan. Langkah ketujuh adalah menentukan sumber belajar, dan langkah
terakhir atau kedelapan adalah menyusun kreteria penilaian. Silabus dan RPP
kemudian peneliti serahkan kepada Dosen pembimbing skripsi untuk diperiksa
terlebih dahulu.
Setelah diperiksa hasil pengembangan RPP dan silabus kemudian peneliti
mengembangkan modul pembelajaran dengan acuan silabus dan RPP yang
peneliti kembangkan sebelumnya. Pengembangan modul pembelajaran, peneliti
memberikan judul “Menghemat Air”. Dalam penyusunan modul ada tiga
komponen yaitu sampul, daftar isi, dan isi modul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1) Sampul
Pendesainan sampul dilakukan secara sendiri oleh peneliti dengan
menggunakan Microsoft Publisher 2007. Dalam sampul ada tiga gambar yaitu
pada bagian paling bawah adalah guru mengajar dalam kelas dengan membawa
sebuah buku, sumber gambar tersebut berasal dari situs web dengan alamat
(http://www.google.com/amp/s/pendidikberpena.wordpress.com/2014/10/27/bagai
mana-membuat-anak-betah-belajar-dalam-kelas/amp/). Gambar kedua merupakan
animasi air yang memiliki arti bahwa kehidupan membutuhkan air. gambar
tersebut bersumber dari (http://id.hereisfree.com/materials/download/11515.html).
Jika digabungkan memiliki arti bahwa pembelajaran mengenai air dimulai dari
usia dini.
Judul dan nama peneliti juga tercantum pada sampul yang dibuat.
Background dari sampul berwarna biru, dimana maknanya adalah “air”. Gambar
desain sampul modul yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.3 Sampul Modul Pembelajaran Menghemat Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2) Daftar isi
Daftar isi dibuat peneliti untuk memudahkan siswa dalam mencari
halaman sesuai dengan apa yang akan dilaksanakan atau yang akan dipelajari.
3) Pendahuluan
Pendahuluan berisi tentang alasan atau latar belakang peneliti
mengembangkan modul serta terdapap SK,KD, dan indikator yang dikembangkan
peneliti ke dalam modul.
4) Isi modul
Isi modul disusun dengan menggunakan Microsoft Word 2007. Dalam isi
modul memiliki lima bagian yaitu terdiri dari tiga bab dengan judul 1) Manfaat
Air, 2) Dampak Penggunaan Air Secara Berlebihan, 3) Menghemat Air. Dua
bagian yang lain adalah evaluasi dan refleksi. Bab pertama modul “Manfaat Air”
berisi tentang kegiatan siswa mengenal tentang manfaat air dengan
mengumpulkan data di sekitar siswa mengenai benda atau makhluk hidup yang
membutuhkan air. Bab kedua „Dampak Penggunaan Air Secara Berlebihan‟
berisikan eksperiment penggunaan air dan juga dampak yang akan terjadi. Bab
ketiga adalah „Menghemat Air‟ berisikan tentang eksperimen mengenai
penghematan energi air. Dalam eksperimen kegiatan yang harus dilakukan sudah
tertulikan di dalam modul yang dikembangkan oleh peneliti.
Modul yang peneliti kembangkan menggunakan acuan sepuluh dari enam
belas prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Prinsip pertama yang
digunakan oleh peneliti adalah materi memiliki pengaruh. Prinsip ini terletak pada
bagian panduan eksperimen yang akan dilakukan siswa, dengan harapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
eksperimen dapat meningkatkan ketertarikan kemudian mampu membuat siswa
berminat dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih dalam menghemat air.
Prinsip kedua adalah materi harus membantu pembelajar untuk merasa
leluasa, nyaman, dan membuat merasa bahagia. Prinsip ini terletak pada bagian
teks yang bersifat mengajak, dan tidak bersifat memaksa.
Prinsip ketiga adalah materi membantu pembelajar untuk mengembangkan
kepercayaan diri. Prinsip ini terletak pada bahasa-bahasa yang dikembangkan
yang bersifat bertanya dan mengajak atau berkomunikasi dengan siswa, dan pada
bagian bahasa untuk siswa yang melakukan praktikum.
Prinsip keempat adalah apa yang seharusnya diberikan harus relevan bagi
pembelajar. Peneliti memilih materi menghemat air karena masih kurangnya
partisipasi siswa dalam menggunakan air secara bijak.
Prinsip kelima adalah materi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari
materi. Dalam hal ini modul dirasa telah memfasilitasi siswa dalam pengamatan,
kegiatan-kegiatan yang diharap memancing siswa untuk berpikir kritis sehingga
mampu membentuk konsep dengan bahasa mereka untuk memudahkan mereka
dalam memahami materi.
Prinsip yang keenam materi harus mampu membuat siswa mendapatkan
dan memahami poin-poin yang terkandung di dalamnya. Pada prinsip ini peserta
didik harus memahami poin pembelajaran yang diterima. Dalam modul
pembelajaran ini poin yang diberikan adalah cara menggunakan air dengan bijak
sana dan bisa menghemat air. Selain itu poin yang diberikan modul pembelajaran
juga mengenai manfaat air dan dampak penggunaan air secara berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Prinsip ketujuh adalah materi seharusnya memberi penjelasan. Prinsip ini
digunakan dalam modul yang dikembangkan peneliti ke dalam kalimat-kalimat
ajakan atau penjelasan sebagai pedoman siswa agar dapat melakukan kegiatan
dengan menggunakan modul. Prinsip kedelapan materi yang dikembangkan harus
mencakup gaya belajar yang berbeda. Dalam pembuatan modul peneliti telah
mempertimbangkan pendesainan modul agar dapat digunakan oleh setiap siswa
melalui hasil dari analisis kebutuhan.
Prinsip kesembilan materi harus memberikan jeda berpikir. Dalam modul
terdapat kegiatan-kegiatan yang memberikan waktu siswa untuk berpikir seperti
contoh-contoh kegiatan menggunakan air, dan kemudian setelah berpikir siswa
akan menyampaikan pendapatnya. Prinsip yang terakhir atau kesepuluh adalah
materi memberi kesempatan untuk feedback. Pada prinsip ini diharapkan peserta
didik mampu memberikan umpan balik terhadap materi pokok yang disampaikan
dalam bentuk modul dimana dapat dilihat melalui aksi, refleksi, dan evaluasi.
Gambar 4.4 Manfaat air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.5 Dampak penggunaan air secara berlebihan
Gambar 4.6 Menghemat air
4.1.1.2.2 Desain Produk Setelah Divalidasi
Desain modul pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti kemudian
dilakukan validasi kepada para ahli. Proses validasi oleh ahli bahasa, ahli IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
serta Guru kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta. Validasi dilakukan untuk
mengetahui apakah modul sudah layak digunakan atau belum. Dalam instrumen
validasi peneliti menggunakan pedoman pensekoran menurut skala Likert. Ada
dua bagian penilaian dalam validasi yang pertama merupakan instrumen validasi
untuk perangkat pembelajaran mulai dari silabus dan RPP, yang kedua merupakan
instrumen penilaian validasi untuk modul “Hemat Air”.
Instrumen yang digunakan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan gusu kelas III A
untuk memvalidasi materi menggunakan instrumen yang sama. Dalam
pengembangan instrumen peneliti menggunakan kisi-kisi dalam
pengembangannya. Kisi-kisi tersebut ada dua macam yang pertama merupakan
aspek penilaian perangkat pembelajaran dan aspek penilaian modul pembelajaran.
Aspek penilaian perangkat pembelajaran meliputi 1) perumusan indikator, 2)
uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik, 3) pemilihan dan
pengorganisasian materi pembelajaran, 4) pemilihan media dan sumber belajar, 5)
skenario/kegiatan pembelajaran, 6) penilaiaan hasil belajar. Aspek kedua adalah
penilaian modul pembelajaran yang meliputi 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain
dan pengorganisasian, 3) isi, 4) topik, 5) metodologi, 6) bahasa.
Validasi bersifat scoring dan ada juga masukan dan saran untuk produk
yang dikembangkan peneliti. Validasi pertama peneliti adalah kepada ahli IPA
pad tanggal 23 Januari 2017, validasi kedua dilakukan 28 Januari 2017, dan guru
pada tanggal 13 Februari 2017. Hasil validasi dari para ahli ditunjukkan bada
tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.2 Scoring hasil validasi perangkat pembelajaran
No Aspek Pensekoran Ahli
IPA Bahasa Guru
1 Perumusan indikator 14 20 20
2 Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta
didik, 10 11 10
3 Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran 9 9 11
4 Pemilihan media dan sumber belajar 16 16 16
5 Skenario/kegiatan pembelajaran 12 12 14
6 Penilaiaan hasil belajar 3 3 4
Skor Keseluruhan 64 71 75
Rata-rata 3.60 3.55 3.75
Data di atas kemudian peneliti konversikan menjadi data kualitatif
menurut acuan dari Widoyoko (2014: 144) yang dituliskan peneliti dalam tabel
3.13 dan tabel 3.14. Skor total yang diberikan oleh ahli IPA untuk kualitas
pembelajaran berdasarkan tabel 4.2 adalah 3,60. Maka, perangkat pembelajaran
dikategorikan “sangat baik dan layak digunakan”. Skor total yang diberikan oleh
ahli Bahasa untuk kualitas pembelajaran berdasarkan tabel 4.2 adalah 3,55. Maka,
perangkat pembelajaran dikategorikan “sangat baik dan layak digunakan”. Skor
total yang diberikan oleh ahli Guru untuk kualitas pembelajaran berdasarkan tabel
4.2 adalah 3,75. Maka, perangkat pembelajaran dikategorikan “sangat baik dan
layak digunakan”.
Tabel 4.3 Komentar dan saran perangkat pembelajaran
Ahli Komentar dan Saran Revisi
IPA Masih ada salah ketik pada
penulisan.
Memperbaiki kesalahan
penulisan.
Bahasa Penilaian indikator lebih dicermati. Memperbaiki penilaian
indikator.
Guru kelas III A Materi sudah disajikan dengan
lengkap tetapi tidak ada keterangan
nama media yang digunakan.
Menambahkan nama
media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan tabel 4.3 menurut para ahli ada beberapa hal yang perlu
direvisi dari perangkat pembelajaran. Diantaranya adalah penulisan yang ada pada
perangkat pembelajaran yang harus diperbaiki, penilaian indikator yang perlu
diperhatikan, dan menambahkan keterangan nama media.
Gambar 4.7 Poin D nomer 3 sebelum direvisi
Gambar 4.8 poin D nomer 3setelah direvisi
Tabel 4.4 Scoring hasil validasi Modul pembelajaran
No Aspek Pensekoran Ahli
IPA Bahasa Guru
1 Tujuan dan pendekatan 24 19 23
2 Desain dan pengorganisasian 26 26 28
3 Isi 25 21 28
4 Topik 14 13 15
5 Metodologi 12 9 12
6 Bahasa 12 12 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No Aspek Pensekoran Ahli
IPA Bahasa Guru
Skor Keseluruhan 113 100 120
Rata-rata 3.53 3.12 3.75
Data di atas kemudian peneliti konversikan menjadi data kualitatif
menurut acuan dari Widoyoko (2014: 144) yang dituliskan peneliti dalam tabel
3.13 dan tabel 3.14. Skor total yang diberikan oleh ahli IPA untuk kualitas
pembelajaran berdasarkan tabel 4.4 adalah 3,20. Maka, perangkat pembelajaran
dikategorikan sangat baik dan layak digunakan. Skor total yang diberikan oleh
ahli Bahasa untuk kualitas pembelajaran berdasarkan tabel 4.4 adalah 3,12. Maka,
perangkat pembelajaran dikategorikan baik dan layak digunakan dan masih harus
diperbaiki. Skor total yang diberikan oleh ahli Guru untuk kualitas pembelajaran
berdasarkan tabel 4.4 adalah 3,75. Maka, perangkat pembelajaran dikategorikan
sangat baik dan layak digunakan.
Tabel 4.5 Komentar dan saran perangkat pembelajaran
Ahli Komentar dan Saran Revisi
IPA Modul sudah baik, layak untuk
digunakan sebagai materi uji coba
di lapangan. Hanya saja perlu
perbaiki beberapa penulisan yang
salah ketik.
Memperbaiki kesalahan
penulisan.
Bahasa Ejaan dan penulisan kata beserta
huruf kapital perlu diperbaiki.
Memperbaiki ejaan.
Guru kelas III A Materi sudah disajikan dengan
lengkap tetapi tidak ada keterangan
nama media yang digunakan.
Sebaiknya menggunakan gambar
lengkap dengan keterangannya.
Menambahkan nama
media dan pengenalan
media.
Berdasarkan hasil komentar dan saran mengenai model pembelajaran dari para
ahli dapat dinyatakan bahwa modul sudah layak diimlementasikan akan tetapi ada
beberapa yang masih harus diperbaiki. Diantaranya adalah untuk memperbaiki
ejaan dan menambahkan keterangan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.9 keterangan media yang belum direvisi
Gambar 4.10 keterangan media yang sudah direvisi
4.1.1.3 Implementasi
Setelah dilakukan validasi kepada para ahli, serta melakukan revisi awal
berdasarkan masukan dari ahli IPA, Bahasa, dan Guru tentang apa saja yang harus
diperbaiki dari perangkat pembelajaran dan modul materi. Peneliti melakukan
implementasi produk di kelas III A SD N Petinggen Yogyakarta. Peneliti
melakukan implementasi terbatas dengan 7 siswa kelas III A. Implementasi
dilakukan pada tanggal 16 Februari 2017.
Penelitian dilakukan pukul 09.30 WIB setelah istirahat pertama. Penelitian
dilakukan di halaman serta di dalam perpustakaan. Tujuh siswa yang dipilih atas
rekomendasi guru dikumpulkan di perpustakaan saat istirahat dan diberi
pengarahan. Siswa terlihat berantusias sekali saat dikumpulkan dan diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pengarahan sebelum melaksanakan proses pembelajaran atau implementtasi yang
akan dilakukan peneliti.
Setelah istirahat usai pembelajaran pun dimulai. Siswa memulai awal
kegiatan dengan berdoa, setelah itu siswa mulai bercerita tentang kegiatan apa
saja yang dilakukan sebelum berangkat sekolah yang berhubungan dengan air.
Guru memancing dengan pertanyaan, agar siswa dapat melanjutkannya dengan
bercerita kepada teman sebelah mereka. Saat bercerita ada beberapa siswa yang
ingin terus berbicara dan temannya hanya mendengarkanya, ada juga siswa yang
bercerita dengan singkat-singkat kepada temannya. Disini peneliti melihat
komunikasi saling bertukar informasi dari masing-masing siswa.
Gambar 4.11 Siswa bertukar informasi
Kemudian siswa menunjukkan salah satu kegiatan mereka menggunakan
air saat di rumah, dan mereka melakukan kegiatan sebelum makan yaitu mencuci
tangan. Dalam kegiatan mencuci tangan ini menjadi pengamatan peneliti dan
siswa lainnya bagaimana mereka menggunakan air. Setelah itu siswa bergegas
mengamati benda-benda dan makhluk hidup di sekitar mereka dan
mengumpulkan data ke dalam tabel dengan menuliskan nama benda yang
ditemukan dan alasan mengapa benda yang mereka temui membutuhkan air. Saat
siswa mengumpulkan data terlihat siswa bersemangat mereka mencari benda-
benda disekitar dalam kelompok kecil yaitu terdiri dari 2-3 siswa. Disini terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
siwa sangat berantusias mereka langsung menuju ke tempat pencucian tangan
setelah itu siswa langsung mencari benda-benda yang memerlukan air.
Gambar 4.12 Antusias siswa dalam kegiatan
Setelah itu siswa kembali melakukan pengumpulan data. Setelah
pengumpulan data kemudian siswa mengkomunikasikan di depan siswa yang lain.
Saat mengkomunikasikan siswa maju satu persatu dan mengkomunikasikan
hasilnya kemudian siswa yang lain mendengarkan dan melihat data mereka yang
sama. Setelah siswa mengkomunikasikan kemudian siswa diminta cerita kembali
tentang apa saja kegiatan mereka sehari-hari yang menggunakan dan memerlukan
air. Siswa pun menceritakan kegiatan-kegiatan mereka saat di rumah mereka
memerlukan air untuk makan, minum, mandi, mengepel, dll. Disini terlihat bahwa
siswa sudah melakukan beberapa kegiatan yang telah difasilitasi melalui modul
serperti pengamatan, komunikasi.
Gambar 4.13 Pengguaan modul memfasilitasi kegiatan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Selain itu siswa juga menceritakan dengan jelas bagaimana mereka
menggunakan air dalam masing-masing kegiatan mereka. Selain itu siswa juga
memberikan pendapat mereka jika air tidak ada. Beberapa siswa mengatakan
kalau hidup tidak ada air maka akan mati, ada juga yang mengatakan jika tidak air
maka tidak bisa makan, minum, rumah kotor, dll. Dalam kegiatan ini telihat
bahwa siswa berani mengutarakan pendapat walaupun dengan rasa sedikit malu-
malu sehingga membuat suara siswa menjadi pelan, selain itu peneliti juga
mengetahui dari cerita mereka bahwa air sangat penting dalam setiap kegiatan
siswa.
Gambar 4.14 Siswa mengungkapkan pendapat
Siswa kemudian masuk ke kelas dan mempelajari modul eksperimen
“Dampak Penggunaan Air secara Berlebihan” dengan menggunakan media “Air
Tanah”. Peneliti kemudian mengarahkan kegiatan yang dilakukan selanjutnya
yaitu melakukan eksperimen. Alat-alat praktikum sudah tersedia oleh peneliti, dan
bahan berupa air disiapkan oleh siswa. Eksperimen pertama yaitu melihat apa
yang terjadi apabila air digunakan terus menerus. Beberapa siswa terlihat asik
berbicara dengan temannya saat diruangan, peneliti memberi teguran kepada
siswa yang berbicara itu. Kemudian siswa bersama peneliti melakukan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
demonstrasi eksperimen “Dampak Penggunaan Air secara Berlebihan” dengan
menggunakan media “Air Tanah”.
Pertama siswa diminta mengenal bagian-bagian dari media melalui
gambar yang sudah ada dalam pengenalan media pada modul dan mencocokan
dengan media yang nyata. Setelah pengenalan media peneliti meminta dua siswa
maju kedepan untuk melakukan demonstrasi. Kemudian dua siswa perempuan
maju kedepan dan melakukan demostrasi dengan dibimbing peneliti agar
menghindari siswa terhadap tegangan listrik yang menyengat atau kesetrum.
Setelah siswa mendapat bimbingan, kemudian siswa melakukan percobaan secara
mandiri dan siswa lain memperhatikan apa yang terjadi.
Setelah praktikum atau eksperimen pertama selesai siswa mengeluarkan
pendapatnya berdasarkan hasil praktikum. Beberapa siswa menjawab dengan
jawaban yang hampir sama bahwa airnya lama-lama habis. Masih di bab yang
sama kembali melakukan praktikum yang kedua dengan media yang sama tetapi
bedanya di praktikum kedua ini membandingkan pemakaian air dengan
menggunakan waktu. Waktu yang sama yaitu 20 detik bedanya di langkah
pertama praktikum ini menggunakan air atau menghidupkan pompa air mini
selama 20 detik terus menerus tanpa henti. Langkah kedua yaitu menggunakan air
atau menghidupkan pompa air mini selama 20 detik dengan mematikan air setiap
5 detik.
Siswa kemudian diminta membandingkannya dan semua siswa menjawab
langkah pertama praktikum lebih boros dibandingkan dengan langkah kedua.
Siswa juga menentukan pilihan langkah yang mana yang akan mereka pilih untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kehidupan mereka sehari-hari, dan hasilnya siswa banyak memilih langkah yang
kedua dimana lebih menghemat air.
Gambar 4.15 Lembar modul praktikum
Gambar 4.16 Demostrasi air tanah
Bab selanjutnya atau bab ketiga adalah “Menghemat Air”. Dalam bab ini
kegiatan siswa adalah menuliskan kegiatan-kegiatan mereka yang pernah
memakai air secara berlebihan. Siswa berinisial V menuliskan bahwa dia pernah
melakukan mencuci tangan dengan air yang deras seperti saat mencuci tangan di
awal pembelajaran, mandi dengan kran yang selalu terbuka sehingga banyak air
yang terbuang. V juga menuliskan yang seharusnya atau yang sebaiknya dia
lakukan yaitu dengan mencuci tangan menggunakan air yang sedang, menutup
kran saat air sudah penuh. Maka selain menuliskan apa yang dia lakukan dalam
menggunakan air berlebihan, V juga mampu menuliskan hal-hal yang sebaiknya
dia lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Setelah menuliskan kegiatan-kegiatan yang menggunakan air secara
berlebihan berikut tindakan yang harusnya dilakukan, siswa bersama peneliti
kemudian melakukan praktikum dengan menggunakan media “Air Hujan”.
Dimana air yang turun dari langit (di dalam media menggunakan selang sebagai
penurun hujan) mampu ditampung kemudian siswa melihat efeknya kepada air
yang ada di dalam tanah. Selanjutnya siswa membandingkan dengan praktikum
air tanah. Rata-rata siswa menjawab bahwa air tanah pada media “Air Hujan”
tidak berkurang tetapi malah bertambah berbeda dengan media “Air Tanah” yang
air di dalamnya akan berkurang ketika dipakai terus menerus.
Gambar 4.17 Demonstrasi air hujan
Setelah melakukan seluruh kegiatan pembelajaran kemudian siswa
menuliskan refleksi. Dari hasil refleksi semua siswa merasa senang karena
mengetahui bagaimana menghemat air. Beberapa siswa tidak mengalami
kesulitan, dan beberapa siswa lain masih mengalami kesulitan diantaranya adalah
saat mencari benda-benda yang membutuhkan air, serta dampak penggunaan air
secara berlebihan. Kemudian rencana tindak lanjut siswa setelah pembelajaran
yaitu akan mengambil dan menggunakan air seperlunya atau dengan kata lain
menjadi anak yang bisa menghemat air. Setelah melakukan refleksi kemudian
dilanjutkan dengan membuat aksi. Aksi yang siswa buat yaitu mengajak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lain menghemat air dengan menggunakan poster sehingga dengan membuat poster
siswa yang lain juga ikut menghemat air.
Dalam kegiatan ini terlihat bahwa siswa mampu membuat aksi dari apa
yang telah mereka pelajari berdasarkan dari pengalaman dan reflksi. Hasil poster
ada di gambar 4.18 bersama dengan rekan peneliti lain yaitu Yuliana Reni yang
melakukan penelitian menghemat energi listrik.
Gambar 4.18 Hasil pembuatan poster oleh siswa
Setelah melakukan aksi kemudian dilanjutkan dengan mengisi lembar evaluasi
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dari apa yang telah mereka
terima saat pembelajaran, dan hasilnya sempurna semua pertanyaan dijawab siswa
dengan tepat. Maka dapat dilihat poin-poin pembelajaran mampu mereka terima
dengan baik melalui evaluasi dan berapa kali tanya jawab. Selain itu, pada
keseluruhan pembelajaran siswa terlihat menggunakan modul sebagai pedoman
disetiap bagian-bagian dan kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan.
Gambar 4.19 Siswa mampu menerima poin-poin pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.20 Siswa berpedoman dengan modul saat pembelajaran
4.1.1.4 Evaluasi
Setelah selesai melakukan implementasi, peneliti menyebarkan kuesioner
hasil implementasi modul kepada siswa dimana hasilnya akan dievaluasi. Tujuan
penyebaran kuesioner adalah untuk melihat kekurangan dan kelebihan modul
yang digunakan oleh siswa saat melakukan uji coba. Peneliti melakukannya agar
menyempurnakan modul pembelajaran yang suda dikembangkan oleh peneliti,
agar modul sesuai untuk digunakan kelas III SD.
Penyebaran kuesioner kepada tujuh siswa kelas III A dilakukan setelah
semua kegiatan pembelajaran selesai. Jumlah item kuesioner sebanyak 12 item
yaitu 1) Siswa memahami bahasa yang digunakan pada modul pembelajaran, 2)
siswa memahami dengan jelas langkah kegiatan pembelajaran, 3) Ukuran dan
jenis huruf pada modul pembelajaran dapat siswa baca dengan jelas, 4) Gambar
pada modul pembelajaran membuat saya menjadi jelas dan tertarik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, 5) Warna yang ada pada modul pembelajaran
membuat saya tertarik dan membuat siswa semangat untuk belajar, 6) Tampilan
pada modul pembelajaran membuat siswa tertarik untuk menemukan pengetahuan
sendiri dan tidak membosankan, 7) Isi yang disajikan dalam modul pembelajaran
membuat siswa mandiri, 8) Dengan modul pembelajaran membuat siswa lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
aktif dalam pembelajaran, 9) Modul pembelajaran meningkatkan rasa ingin tahu
saya, 10) Modul pembelajaran membuat siswa lebih aktif dalam mencari tahu
pada saat melakukan uji coba, 11) Modul pembelajaran membuat saya mencari,
menemukan sendiri masalah dan kesimpulan dari kegiatan uji coba yang berkaitan
dengan lingkungan, 12) Modul pembelajaran membantu saya dalam memecahkan
masalah saat melakukan uji coba.
Setelah melakukan pengamatan saat implementasi dan penyebaran
kuesioner peneliti kemudian mengevaluasi prinsip-prinsip apa saja yang nampak
dan yang belum nampak serta kelebihan dan kekurangan modul yang digunakan
siswa.
Berdasarkan pengamatan selama implementasi prinsip-prinsip yang
dikembangkan oleh peneliti ada yang nampak dan ada pula yang tidak terlalu
nampak. Prinsp pertama materi memiliki dampak, yaitu terlihat pada akhir
pembelajaran dimana siswa sudah mulai menegur teman mereka saat
menggunakan air secara berlebihan. Prinsip kedua materi membantu siswa merasa
nyaman terlihat saat siswa mampu mengungkapkan pendapat mereka dan yang
lain mendengarkan. Prinsip ketiga materi membantu siswa dalam
mengembangkan kepercayaan diri tidak terlalu nampak karena hanya beberapa
kali saja siswa mau untuk berbicara di depan siswa yang lain maupun saat
menggunakan media.
Pada prinsip selanjutnya yaitu prinsip keempat materi relevan terlihat pada
materi dan dimana materi tersebut diambil dari kegiatan sehari-hari siswa dan
digunakan peneliti berdasarkan permasalahan yang ada dengan sekolah. Dengan
materi yang relevan sehingga materi dapan memenuhi prinsip kelima yaitu materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
sesuai dengan yang diperlukan dan dapan memfasilitasi siswa, prinsip ini terlihat
saat melaksanakan pembelajaran siswa berpedoman dalam melakukan seluruh
kegiatan dengan modul dan dapat dilihat pada gambar 4.20. Dengan siswa
terfasilitasi kemudian prinsip keenam siswa harus mendapatkan poin yang
diajarkan, terlihat dimana saat melakukan evaluasi hampir seluruh siswa
menjawab soal atau pertanyaan dengan benar dan mampu menjawab saat terjadi
tanya jawab terlihat pada gambar 4.19. Namun pada prinsip ketujuh materi sesuai
dengan bahasa peserta didik masih mengalami kekurangan karena beberapa siswa
kurang mengerti dengan apa yang harus dilakukan. Pada prinsip kedelapan materi
memperhitungkan gaya belajar siswa, terlihat dimana seluruh siswa mampu
menggunakan modul yang sama dan mampu berbaur dengan siswa-siswa lain.
Selanjutnya adalah prinsip kesembilan materi memberikan jeda berpikir,
terlihat dimana siswa terlihat sedang berpikir dan dengan bimbingan peneliti
siswa diminta berpikir sejenak tentang pertanyaan-pertanyaan yang ada. Pada
prinsip kesepuluh yaitu materi memberi feedback terlihat pada modul yang
memberikan evaluasi dan refleksi untuk siswa.
Berdasarkan hasil evaluasi dari penyebaran kuesioner, terlihat bahwa
modul sudah sangat baik akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan. Berikut
ini adalah rekapi penilaian siswa terhadap kualitas modul pembelajaran. Bisa
dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tebel 4.6 Hasil Penilaiaan Siswa terhadap Kualitas Modul
Siswa Penilaian
Modul
Kriteria
1 3.53 Sangat Baik
2 3.53 Sangat Baik
3 3.83 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Siswa Penilaian
Modul
Kriteria
4 3.53 Sangat Baik
5 3.53 Sangat Baik
6 3.83 Sangat Baik
7 3.91 Sangat Baik
Rerata 3.67 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.6 dengan rata-rata 3,67 dan berpedoman pada tabel
3.14 maka dapat dikategorikan “sangat baik” yang menunjukan bahwa modul ini
layak digunakan.
Bukan hanya berdasarkan skor saja, tetapi peneliti menerima komentar
dari siswa tentang modul materi yang telah digunakan. Dari hasil observasi pada
implementasi, beberapa aspek yang terdapat pada lima langkah pendekatan
paradigma pedagogi reflektif, sudah diterapkan oleh peneliti. Mulai dari konteks,
pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Saat penelitian berlangsung poin
emansipatoris seperti humanis, kesadaran kritis, serta menanyakan sistem juga
muncul dalam implementasi.
Pada saat siswa mengisi evaluasi serta menyampaikan pendapat siswa
diberikan kebebasan.
Gambar 4.21 Siswa diberi kebebasan menyampaikan pendapat
Siswa juga saling menjalin komunikasi tanpa membeda-bedakan latar
belakang siswa lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.22 Saling berkomunikasi tanpa membedakan
Siswa dan peneliti juga sama-sama menjadi pembelajar dengan adanya
dialog dan saling bertukar informasi.
Gambar 4.23 Bersama menjadi pembelajar
Berdasarkan pada kuesioner hasil implementasi yang disebarkan peneliti,
siswa masih merasa belum bisa mengerjakan kegiatan secara mandiri masih ada
kesulitan pada bagian praktikum dampak penggunaan air secara berlebihan, siswa
masih merasa kurang bisa memahami langkah-langkah praktikum. Hal tersebut
baik untuk peneliti karena dapat digunakan dalam memperbaiki modul agar dapat
digunakan siswa dengan maksimal dan lebih baik lagi.
4.1.1.5 Revisi
Pada tahap kelima dalam penelitian ini adalah revisi. Setelah melakukan
implementasi dan evaluasi, peneliti melakukan revisi. Setelah melakukan revisi
berdasarkan hasil validasi para ahli yang kemudian diimplementasikan, Revisi
juga dilakukan setelah implementasi berdasarkan penyebaran kuesioner kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
siswa untuk memperbaiki agar modul pembelajaran dapat sesuai digunakan di
kelas III SD.
Ada beberapa hal yang direvisi oleh peneliti yaitu bahasa modul yang
digunakan sebelumnya bada bagian bab dua “Dampak Penggunaan Air Secara
Berlebihan” lebih disederhanakan kembali oleh peneliti, karena ada beberapa
siswa masih sedikit merasa kesulitan.
Gambar 4.24 Modul praktikum 2 belum direvisi
Gambar 4.25 Modul praktikum 2 sudah direvisi
Revisi ini merupakan tahap perbaikan paling akhir dari semua langkah
yang dilakukan peneliti. Hasil akhir diharapkan diharapkan dapat membantu
penyampaian materi “Menghemat Air” sesuai dengan harapan-harapan pihak
pendukung pengembangan produk ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4.1.2 Kualitas Produk
Berdasarkan hasil validasi dari ahli IPA, Ahli Bahasa, dan Guru kelas
berkaitan dengan modul pembelajaran maka, dapat diperoleh rata-rata dari seluruh
penilaian. berikut ini merupakan rekapitulasi hasil validasi oleh para ahli.
Tabel 4.7 Rekapitulasi rata-rata hasil penilaian produk oleh para ahli
Ahli Rerata Kategori
IPA 3,53 Sangat Baik
Bahasa 3,12 Baik
Guru kelas III A 3,75 Sangat baik
Jumlah Rata-rata 3,47 Sangat baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut diperoleh rata-rata skor 3,47 dan
masuk kedalam kategori “sangat baik”, sehingga modul layak diimplementasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan kerbatasan penelitian, serta
saran bagi peneliti selanjutnya
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengembangan modul dan
perangkat pembelajaran IPA untuk menghemat air maka, dapat disimpulkan
bahwa:
5.1.1 Prosedur pengembangan modul dan perangkat pembelajaran materi
menghemat air berdasarkan pendekatan pedagogi reflektif untuk siswa
kelas III A SD N Petinggen Yogyakarta, dilakukan sesuai dengan lima
siklus PPR. selain itu pengembangan dilakukan berdasarkan lima langkah
pengembangan menurut Tomlinson. (dalam Harsono, 2015) yaitu 1)
menganalisi kebutuhan siswa melalui observasi, kuesioner, dan
wawancara bersama siswa dan guru kelas III A menghasilkan latar
belakang siswa, visi dan misi sekolah, penggunaan bahan ajar yang
digunakan guru dan siswa, serta pencapaian SK & KD pada mata pelajaran
IPA. 2) mendesain materi berdasarkan sepuluh prinsip pengembangan
menurut Tomlinson menghasilkan perangkat dan modul pembelajaran. 3)
mengimplementasikan modul pembelajaran di kelas III A SD N Petinggen
Yogyakarta, 4) mengevaluasi implementasi materi untuk mengetahui
kekurangan modul, dan 5) revisi materi sebagai usaha akhir dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
memperbaiki kekurangan modul pembelajaran dan mengembangkan
kualitas materi.
5.1.2 Kualitas modul dan perangkat pembelajaran materi menghemat air
berdasarkan pendekatan pedagogi reflektif, Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas produk berdasarkan hasil validasi dari tiga
ahli yaitu ahli IPA, ahli Bahasa, dan guru memiliki rerata skor 3,47 dari
skala 4,00 dan di kategorikan “sangat baik dan layak digunakan” Hasil
validasi digunakan sebagai acuan untuk merevisi modul sebelum
diimplementasikan. Setelah divalidasi ahli kemudian dilakukan
implementasi, selama melakukan pengamatan pada saat implementasi
peneliti meyakini tercapainya sembilan dari sepuluh prinsip Tomlinson
yaitu: dampak pembelajaran, siswa merasa nyaman dan senang, siswa
berani mengutarakan pendapat dengan percaya diri, modul memuat materi
yang relevan, kegiatan siswa sudah difasilitasi dengan modul, siswa
memahami dan merasa sudah jelas terhadap poin yang harus mereka
terima, modul memfasilitasi perbedaan gaya siswa belajar, memberikan
jeda berpikir, modul telah memberikan umpan balik berupa memberikan
kegiatan seperti evaluasi maupun refleksi. Prinsip yang belum nampak
adalah bahasa yang digunakan modul masih ada kekurangan karena
beberapa siswa kurang mengerti dengan apa yang harus dilakukan.
5.2 Keterbatasan
Produk yang peneliti kembangkan masih memiliki keterbatasan, yaitu
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
5.2.1 Produk yang dikembangkan masih ada beberapa hal dalam modul yang
masih sulit untuk dipahami siswa.
5.2.2 Produk belum mampu memenuhi dengan sempurna prinsip modul yang
harus membantu peserta didik mengembangkan kepercayaan diri siswa.
5.3 Saran
Berikut ini beberapa saran peneliti berdasarkan hasil penelitian untuk
peneliti selanjutnya, antara lain:
5.3.1 Sebaiknya pembuatan modul mampu lebih menyederhanakan bahasa
dengan menggunakan bahasa yang digunakan siswa agar memudahkan
siswa memahami kegiatan yang direncanakan.
5.3.2 Sebaiknya modul dikembangkan dengan lebih menarik lagi seperti
memberikan reward pada kegiatan yang siswa lakukan agar dapat
membangkitkan rasa percaya diri siswa dengan lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Amalina, E., dkk. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Guided
Discovery Bersuplemen Digital Beserta Assessment For Learning untuk
Mengoptimalkan Penguasaan Konsep Fisika. (http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/fisika/article/view/33075), diakses 18 Februari
2017.
Baharudin dan Moh. M. (2007). Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan
Aplikasi praktis dalam Dunia Pendidikan). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Borg & Gall. (1983). Educational Research An Inroduction. United States of
America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
Dumairy. (1992). Ekonomika Sumberdaya Air Pengantar ke Hidronomika.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Fransiskus, P. (2015). Ensklik Laudato Si’, tentang Perawatan Rumah Kita
Bersama. Penerjemah: Martin Harun. Jakarta: Obor.
Hardianti, S.W. (2016). Penerapan Paradigma Peagogi Reflektif (PPR) dalam
Pembelajaran Limas dengan Teori Van Hiele pada Kelas VIII A SMP
Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2015/2016.(
https://repository.usd.ac.id/6794/2/121414095_full.pdf), diakses 18
Februari 2017.
Harsono, Y.M. (2015). Developing Learning Materials for Spesific Purpose.
(online). (http://jurnal.teflin.org), diakses 27 September 2016.
Karmila, I. (2015). Pengembangan Modul Pembelajaran konstruksi Pola Busana
di Jurusan Kesejahtraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang
(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/download/4453/3511),
diakses 18 Februari 2017.
Masruroh, A. (2015). Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen
Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) untuk Siswa SMP/MTs
(http://eprints.uny.ac.id/27649/1/SKRIPSI.pdf), diakses 18 Februari 2017.
Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press.
Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjau Teoritid dan
Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group.
Prihantoro, A., dan Fuad A.F. (1999). Politik Pendidikan Kebudayaan, Kekuasaan
dan Pembebasa (The Politic of Education: Culture, Power, and
Liberation: Paulo Freir). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Rahardjo, Toto, dkk. (2005). Pedidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis.
Yogyakarta: Insist Press.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan:Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Goup.
Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Subagya. (2014). Paradigma Pedagogi Reflektif Mendampingi Peserta Didik
Menjadi Cerdas & Berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.
Sukmadinata, N.S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukriman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka
Insani, Anggota IKAPI).
Suparno, P. (2015). Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma
Pedagogi Refleksi (PPR). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Susanti, M.M.I. (2013). Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan unsur Competence-Conscience-
Compassion Siswa (Studi Kasus Tentang Implementasi Model
Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Pada Mata Pelajaran
IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta Tahun
2013).(https://repository.usd.ac.id/3699/1/916_jurnal+UPI+Maria+Melani
+Ika+%2528PPR%2529.pdf.), diakses 18 Februari 2017.
Syahbana, A. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Kontekstual Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa Smp. (http://online-
journal.unja.ac.id/index.php/edumatica/article/download/841/732),
diakses 18 Februari 2017.
Tegeh, dkk. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Redaksi Kanisius. (2014). Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta:
Kanisius
Tomlinson. (2005). Materials Development in Language Teaching. United
Kingdom: Cambridge University Press.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep,Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: PT Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Widoyoko, E.P. (2016). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Winarti, E., dan Brigitta E.T.A. (2015). Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur,
Bab 3: Pedagogi Ignansian sebagai Pendidikan Emansipatoris.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Wisudawati, A.W., dan Eka S. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 1. Lembar Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 2. Lembar Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa
KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK SISWA
Petunjuk
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan
Nama :
Kelas :
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Dengan adanya modul materi dapat mempermudah saya untuk
mengikuti pembelajaran.
2. Dengan adanya modul materi membuat saya mandiri.
3. Dengan adanya modul materi lebih memperjelas saya dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Saya memerlukan pembelajaran yang menbuat saya berpikir dan
bertindak.
5. Dengan adanya modul materi membuat saya aktif berpikir.
6. Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan
saya.
7. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi mencari
sendiri.
8. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan mengasah akal
budi dan mendidik kepedulian.
9. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang melakukan kegiatan
praktikum.
10. Saya memerlukan modul materi untuk membantu dalam
pembelajran.
11. Saya terlibat aktif ketika pembelajaran IPA di kelas
12. Saya mengalami kesulitan ketika melakukan pembeljaran IPA
tanpa menggunakan modul pembelajaran.
13. Saya belajar dari bacaan dan bertanya kepada orang lain untuk
bisa mengetahui suatu informasi.
14. Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kebebasan
dalam memilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 3. Lembar Instrumen Analisis Kebutuhan Guru
INSTRUMEN TERBUKA ANALISIS KEBUTUHAN GURU
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa
perangkat pembelajaran dan modul
materi dapat mengembangkan kempuan
peserta didik dalam menyelesaikan
masalah?
2. Menurut Bapak/Ibu apakah perangkat
pembelajaran dan modul materi dapat
memperjelas penyajiann materi?
Mengapa?
3. Menurut pengamatan Bapak/Ibu
bagaimana keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah Bapak/Ibu berkenan
menggunakan perangkat pembelajaran
dan modul materi sesuai dengan
kebutuhan siswa?
5. Menurut Bapak/Ibu apakah dengan
menggunakan perangkat pembelajaran
dan modul materi siswa lebih aktif
dalam pemebelajran?
6. Bagaimana kondisi siswa ketika
mengikuti pembelajaran IPA dengan
menggunakan modul materi?
7. Apakah dengan menggunakan
perangkat pembelajaran dan modul
materi memudahkan guru dalam
melaksankan pembelajaran?
Mengapa?
8. Bagaimana cara yang Bapak/Ibu
lakukan selama ini dalam memberikan
materi, lebih banyak guru yang
memberikan atau siswa yang mencari
sendiri? Mengapa?
9. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat
pembelajaran yang akan mengasah akal
budi dan kepedulian siswa?
Bagaimana/
10. Apakah Bapak/Ibu ingin membuat
pembelajaran yang memanusiakan dan
mengajak siswa menjadi kritis?
Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 4. Lembar Hasil Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa
HASIL PENYEBARAN
KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Dengan adanya modul materi dapat mempermudah saya untuk
mengikuti pembelajaran.
21 8
2. Dengan adanya modul materi membuat saya mandiri. 24 5
3. Dengan adanya modul materi lebih memperjelas saya dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
26 3
4. Saya memerlukan pembelajaran yang menbuat saya berpikir dan
bertindak.
28 1
5. Dengan adanya modul materi membuat saya aktif berpikir. 28 1
6. Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan saya. 26 3
7. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi mencari sendiri. 26 3
8. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan mengasah akal budi
dan mendidik kepedulian.
24 5
9. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang melakukan kegiatan
praktikum.
18 10
10. Saya memerlukan modul materi untuk membantu dalam pembelajran. 25 4
11. Saya terlibat aktif ketika pembelajaran IPA di kelas 16 14
12. Saya mengalami kesulitan ketika melakukan pembeljaran IPA tanpa
menggunakan modul pembelajaran.
22 7
13. Saya belajar dari bacaan dan bertanya kepada orang lain untuk bisa
mengetahui suatu informasi.
23 6
14. Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kebebasan dalam
memilih.
1 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 5. Lembar Hasil Instrumen Analisis Kebutuhan Guru
HASIL INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN GURU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 6. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA
No Komponen yang dinilai Skor
Perumusan Indikator 1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 4
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4
3. Kesesuaian dengan nilai competence 4
4. Kesesuaian dengan nilai conscience 4
5. Kesesuaian dengan nilai compassion 4
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta
didik
6. Kesesuaian dengan indikator 4
7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan Degree
3
8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
4
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3
10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
11. Keruntutan uraian materi ajar 4
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3
13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 3
14. Kesesuaian dengan pendekatan PPR 4
15. Kesesuaian dengan karakter peserta didik 3
Skenario / Kegiatan Pembelajaran
16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. 3
17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
PPR ( Konteks, pengalaman, refleksi, aksi)
4
18. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika / keruntutan
materi pembelajaran
3
19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi dan
tingkat pemahaman siswa
4
Rancangan Penilaian Autentik
20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian
kompetensi
4
Total skor 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 7. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa
No Komponen yang dinilai Skor
Perumusan Indikator 1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 4
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4
3. Kesesuaian dengan nilai competence 4
4. Kesesuaian dengan nilai conscience 4
5. Kesesuaian dengan nilai compassion 4
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik 6. Kesesuaian dengan indikator 4 7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan Degree
4
8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
3
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3 10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 11. Keruntutan uraian materi ajar 3 Pemilihan Media dan Sumber Belajar
12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 14. Kesesuaian dengan pendekatan PPR 4 15. Kesesuaian dengan karakter peserta didik 4 Skenario / Kegiatan Pembelajaran
16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. 3 17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PPR
( Konteks, pengalaman, refleksi, aksi)
3
18. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika / keruntutan materi
pembelajaran
3
19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi dan
tingkat pemahaman siswa
3
Rancangan Penilaian Autentik
20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian
kompetensi
3
Total skor 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 8. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru
No Komponen yang dinilai Skor
Perumusan Indikator 1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 4
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4
3. Kesesuaian dengan nilai competence 4
4. Kesesuaian dengan nilai conscience 4
5. Kesesuaian dengan nilai compassion 4
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik 6. Kesesuaian dengan indikator 4 7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan Degree
3
8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
3
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4 11. Keruntutan uraian materi ajar 3 Pemilihan Media dan Sumber Belajar
12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4 13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 4 14. Kesesuaian dengan pendekatan PPR 4 15. Kesesuaian dengan karakter peserta didik 4 Skenario / Kegiatan Pembelajaran
16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. 3 17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PPR (
Konteks, pengalaman, refleksi, aksi)
4
18. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika / keruntutan materi
pembelajaran4
3
19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat
pemahaman siswa
4
Rancangan Penilaian Autentik
20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian
kompetensi
4
Total skor 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 9. Hasil Validasi Modul Pembelajaran oleh Ahli IPA
No Pernyataan Skor
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 4
2 Modul pembelajaran mempermudah siswa memahami materi
pembelajaran.
3
3 Modul pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 4
4 Modul pembelajaran mampu menumbuhkan kesadaran dan
kepedulian siswa terhadap air
4
5 Modul pembelajaran merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa
dan guru.
4
6 Modul pembelajaran memberikan kesempatan bagi guru untuk
menggunakan beragam variasi dalam mengajar.
4
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, tujuan, materi
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan).
4
2 Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana ke yang
kompleks.
4
3 Urutan modul pembelajaran telah disusun secara sistematis. 3
4 Ruang lingkup materi bahan ajar sesuai dengan waktu yang tersedia. 3
5 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 4
6 Modul pembelajaran mudah dipahami. 3
7 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul
pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan menarik.
3
8 Modul pembelajaran menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 4
ISI
1 Kegiatan dalam modul pembelajaran sesuai dengan lingkungan siswa
(kontekstual).
3
2 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR. 4
3 Modul pembelajaran mampu meningkatkan kesadaran siswa terhadap
menghemat air.
4
4 Modul pembelajaran menumbuhkan kepedulian siswa terhadap
menghemat air.
3
5 Modul pembelajaran mencakup pengembangan keterampilan proses
yang sesuai dengan perkembangan siswa.
4
6 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi
terhadap sikap ilmiah yang dikembangkan.
3
7 Modul pembelajaran mengembangkan sikap ilmiah yang terkait
dengan diri sendiri.
3
Topik
1 Topik modul pembelajaran menarik. 4
2 Topik modul membantu untuk menumbuhkan kesadaran dan
memperkaya pengalaman siswa.
4
3 Topik sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. 3
4 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 3
Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
1 Modul pembelajaran dirancang dengan berpusat pada diri siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri (konstruktiv).
4
2 Modul pembelajaran dirancang menyenangkan bagi siswa. 3
3 Modul pembelajaran membuat siswa aktif. 4
Bahasa
1 Pemilihan kalimat dalam modul sudah sederhana. 3
2 Penggunaan tata bahasa sudah baik. 3
3 Pemakaian bahasa dalam modul menghindari penggunaan kalimat
pasif dan negatif ganda.
3
4 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing. 4
Jumlah 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 10. Hasil Validasi Modul Pembelajaran oleh Ahli Bahasa
No Pernyataan Skor
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 4
2 Modul pembelajaran mempermudah siswa memahami materi
pembelajaran.
3
3 Modul pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 3
4 Modul pembelajaran mampu menumbuhkan kesadaran dan
kepedulian siswa terhadap air
3
5 Modul pembelajaran merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa
dan guru.
3
6 Modul pembelajaran memberikan kesempatan bagi guru untuk
menggunakan beragam variasi dalam mengajar.
3
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, tujuan, materi
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan).
4
2 Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana ke yang
kompleks.
3
3 Urutan modul pembelajaran telah disusun secara sistematis. 3
4 Ruang lingkup materi bahan ajar sesuai dengan waktu yang tersedia. 3
5 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 3
6 Modul pembelajaran mudah dipahami. 4
7 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul
pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan menarik.
3
8 Modul pembelajaran menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 3
ISI
1 Kegiatan dalam modul pembelajaran sesuai dengan lingkungan siswa
(kontekstual).
3
2 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR. 3
3 Modul pembelajaran mampu meningkatkan kesadaran siswa terhadap
menghemat air.
3
4 Modul pembelajaran menumbuhkan kepedulian siswa terhadap
menghemat air.
3
5 Modul pembelajaran mencakup pengembangan keterampilan proses
yang sesuai dengan perkembangan siswa.
3
6 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi
terhadap sikap ilmiah yang dikembangkan.
3
7 Modul pembelajaran mengembangkan sikap ilmiah yang terkait
dengan diri sendiri.
3
Topik
1 Topik modul pembelajaran menarik. 4
2 Topik modul membantu untuk menumbuhkan kesadaran dan
memperkaya pengalaman siswa.
3
3 Topik sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. 3
4 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 3
Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Pernyataan Skor
1 Modul pembelajaran dirancang dengan berpusat pada diri siswa dalam
membangun pengetahuannya sendiri (konstruktiv).
3
2 Modul pembelajaran dirancang menyenangkan bagi siswa. 3
3 Modul pembelajaran membuat siswa aktif. 3
Bahasa
1 Pemilihan kalimat dalam modul sudah sederhana. 3
2 Penggunaan tata bahasa sudah baik. 3
3 Pemakaian bahasa dalam modul menghindari penggunaan kalimat
pasif dan negatif ganda.
3
4 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing. 3
Jumlah 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 11. Hasil Validasi Modul Pembelajaran oleh Guru
No Pernyataan Skor
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 4
2 Modul pembelajaran mempermudah siswa memahami materi
pembelajaran.
3
3 Modul pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 4
4 Modul pembelajaran mampu menumbuhkan kesadaran dan
kepedulian siswa terhadap air
4
5 Modul pembelajaran merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa
dan guru.
4
6 Modul pembelajaran memberikan kesempatan bagi guru untuk
menggunakan beragam variasi dalam mengajar.
4
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, tujuan, materi
pembelajaran, langkah-langkah kegiatan).
4
2 Materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana ke yang
kompleks.
4
3 Urutan modul pembelajaran telah disusun secara sistematis. 3
4 Ruang lingkup materi bahan ajar sesuai dengan waktu yang tersedia. 3
5 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 4
6 Modul pembelajaran mudah dipahami. 3
7 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul
pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan menarik.
3
8 Modul pembelajaran menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 4
ISI
1 Kegiatan dalam modul pembelajaran sesuai dengan lingkungan siswa
(kontekstual).
4
2 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan PPR. 4
3 Modul pembelajaran mampu meningkatkan kesadaran siswa terhadap
menghemat air.
4
4 Modul pembelajaran menumbuhkan kepedulian siswa terhadap
menghemat air.
4
5 Modul pembelajaran mencakup pengembangan keterampilan proses
yang sesuai dengan perkembangan siswa.
4
6 Modul pembelajaran memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi
terhadap sikap ilmiah yang dikembangkan.
4
7 Modul pembelajaran mengembangkan sikap ilmiah yang terkait
dengan diri sendiri.
4
Topik
1 Topik modul pembelajaran menarik. 4
2 Topik modul membantu untuk menumbuhkan kesadaran dan
memperkaya pengalaman siswa.
4
3 Topik sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. 4
4 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 3
Metodologi
1 Modul pembelajaran dirancang dengan berpusat pada diri siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri (konstruktiv).
4
2 Modul pembelajaran dirancang menyenangkan bagi siswa. 4
3 Modul pembelajaran membuat siswa aktif. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No Pernyataan Skor
Bahasa
1 Pemilihan kalimat dalam modul sudah sederhana. 3
2 Penggunaan tata bahasa sudah baik. 4
3 Pemakaian bahasa dalam modul menghindari penggunaan kalimat
pasif dan negatif ganda.
3
4 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing. 4
Jumlah 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 12. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Gambar 7. Refleksi Gambar 5. Aksi
Gambar 4. Ekperimen
Penggunaan Air
Gambar 6. Eksperimen Air
Hujan
Gambar 5. Eksperimen Air
Bagian 2
Gambar 1. Kegiatan Tanya
Jawab
Gambar 2. Menggunakan Air
Gambar 3. Mengumpulkan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 13. Lembar Pernyataan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 14. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Dwila Oktanuryani merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara yang lahir di Sri Busono, 28 Oktober 1995.
Pendidikan formal dimulai dari Taman Kanak-kanak LKMD
Sido Binangun dan lulus pada tahun 2001. Pendidikan dasar
diperoleh di SD Negeri 3 Sri Busono dan lulus pada tahun
2007. Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Way Seputih dan lulus
pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Seputih Banyak
dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di
universitas tersebut, peneliti mengikuti kegiatan Prodi wajib yaitu Inisiasi Prodi
PGSD 2013, kursus mahir dasar (KMD), English Club, kegiatan wajib fakultas
yakni INFISA 2013, dan kegiatan wajib Universitas yakni INSADHA 2013,
PPKM I 2013, PPKM II 2014, Week-End Moral 2014. Selain itu, peneliti juga
mengikuti kegiatan prodi yang lain yaitu karawitan, peneliti juga mengikuti
kepanitiaan sebagai Dampok pada acara Parade Gamelan Anak 2015.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
tugas akhir yang berupa skripsi dengan judul “Pengembangan Modul dan
Perangkat Pembelajaran Materi Menghemat Air Berdasarkan Pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Siswa Kelas III A SD Negeri Petinggen
Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI