23
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI PANEL DINDING DENGAN KOMPOSISI (dikomposisikan dengan atau dengan campuran) LIMBAH TEBU DAN SERAT BAMBU YANG TANGGAP GEMPA, ISOLATIF DAN KEDAP SUARA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN Diusulkan Oleh :

PKM-P

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Program Kreatifitas Mahasiswa, Pemanfaatan Kotoran Binatang

Citation preview

Page 1: PKM-P

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI PANEL DINDING DENGAN KOMPOSISI (dikomposisikan dengan atau dengan campuran) LIMBAH TEBU DAN SERAT BAMBU YANG TANGGAP GEMPA, ISOLATIF DAN KEDAP

SUARA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

Diusulkan Oleh :

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

2015

Page 2: PKM-P

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Kotoran Sapi Sebagai Panel Dinding dengan Komposisi Limbah Tebu dan Serabut Bambu yang Tanggap Gempa, Isolatif dan Kedap Suara

2. Bidang Kegiatan : Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Muhammad Faisol Rusdiyantob. NIM : 08 512 061c. Jurusan : Arsitekturd. Universitas : Universitas Islam Indonesiae. Alamat Rumah/Telp : Wisma Artha, Desa Candi, Sleman Yogyakarta/ 085647442242f. Alamat email : [email protected] Pelaksana Penulisan : 4 orangh.Dosen Pendamping

1). Nama Lengkap dan Gelar : Etik Mufida, Ir., M.Eng.2). NIP : 87 512 10104 01043) Alamat : Gendingan Ng. 2/386, Yogyakarta 552624). Telp : 081328884499

7. Biaya Total : Rp8. Jangka Waktu Pelaksanaan :

(tempat, tanggal-bulan-tahun)MenyetujuiKetua Jurusan Arsitektur Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA Muhammad Faisol RusdiyantoNIP. 93 512 0102 NIM. 08 512 061

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

_______________________ Etik Mufida, Ir., M.Eng.NIP. NIP. 87 512 10104 0104

Page 3: PKM-P

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahMeningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia sekitar 1,1% per tahun berakibat pada

kebutuhan rumah tinggal (Data Statistik Indonesia, 2010). Setiap tahunnya, perusahaan perumahan hanya mampu membangun 200-300 ribu unit, jika di Indonesia saat ini terdapat 60 juta kepala keluarga, dengan kekurangan delapan juta unit berarti 10% penduduk Indonesia belum memiliki rumah layak huni(Hermansah/Koran HSI, 2010). Di Indonesia yang merupakan negara berkembang mempunyai penduduk yang berpenghasilan di bawah rata-rata. Sehingga dibutuhkan tempat tinggal yang terjangkau biayanya namun layak huni. Salah satu upaya dalam meminimalisir biaya pembangunan tempat tinggal adalah dengan mencari alternatif bahan bangunan yang bermutu dan memiliki harga yang lebih murah. Bahan bangunan dengan kualitas rendah beresiko terhadap guncangan gempa (Mustafa, 2000).

Indonesia berada di dalam kawasan tubrukan antara lempengan Indoautralia dan Eurosia yang membentang dari ujung Sumatra hingga Papua, Maluku, Bali, dan sebagian Sulawesi.(Restu Hadi Wijaya, Badan Klimatologi dan Geofisika, 2009). Mendirikan bangunan tanggap gempa merupakan solusi untuk mengurangi kerusakan material dan korban jiwa (Tanaka, 2000; Sarwidi, 2003).w Alternatif bahan bangunan yang tanggap gempa diperlukan agar dapat mengurangi korban jiwa dan kerugian material. Bahan dengan kuliatas rendah juga memiliki thermal isolatif dan soundproof yang rendah.

Dalam penceraman lingkungan, terdapat polusi yang jarang diperhatikan, yaitu polusi suara atau kebisingan. Kebisingan berarti suara yang tidak dikehendaki, misalnya suara yang menumpuk, musik, atau yang menyebabkan rasa sakit atau suara yang menghalangi suara yang dikhendaki (JIS Z 8106,IE60050-801 kosakata elektro-teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan Elektroakustikal)… apa ini ya????. Dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyaman lingkungan (KepMenLH No.48 /1996). Pada tingkat tertentu dapat meyebabkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.15/1999). Pencemaran ini dianggap istimewa dalamh hal : (1) penilaian pribadi dan subjektif untuk menilai tingkat kebisingan yang menggangu atau tidak (2) kerusakan lingkungan dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air dan suara pesawat merupakan pengecualian…apa dan untuk apa ini ditulis sbg latar belakang???

(… dalam alinea ini dipaparkan hal-hal terkait dg latar belakang pentingnya peran bahan bangunan dan kaitannya dengan iklim tropis lembab Indonesia dalam kinerja termal bangunan. Yg anda tulis berikut ini tampaknya tidak cocok dg argumentasi tsb Di kota-kota besar berpengaruh pada banyak aspek yang mana salah satunya adalah perkembangan bangunan terutama kebutuhan kan bangunan rumah tinggal. Kondisi pertumbuhan jumlah bangunan sudah menjadi gejala yang umum di setiap tempat terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang dan lain sebagainya. Oleh karena itu, gejala kepadatan yang tinggi sebagai dampak dari perkembangan manusia dan bangunan menjadi isu penting bagi setiap daerah berkaitan dengan kinerja thermal bangunan. Didasarkan pada studi karakteristik bangunan di kepadatan yang tinggi yang dilakukan di beberapa daerah seperti Surabaya, Malang, dan Sumenep , dapat dilihat bahwa pada umumnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara daerah-daerah tersebut. Ini berarti bahwa masing-masing daerah dengan dengan kondisi iklim yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang spesifik pada kondisi bangunannya sebagaimana kondisi bangunan di masa lalu. Di masa lalu setiap daerah mempunyai karakter bangunan yang sungguh berbeda berdasarkan kondisi iklim mikronya. Hal ini dapat dilihat dari bentuk atap, material yang digunakan, layout tata ruang, pola ruang terbuka, vegetasi, ketinggian bangunan , tipe dan bentuk bukaan, keseragaman orientasi bangunan dan lain-lain. (Santosa, 2007)

Page 4: PKM-P

Menurut data yang diperoleh produksi kotoran sapi berkisar antara 29kg/hari untuk sapi betina potong, dan 50 kg/hari untuk sapi betina perah (Yunus, 1987). Produksi sapi potong di Indonesia mencapai 61.000 setiap tahun (Sekretariat Negara Replublik Indonesia, 13 Maret 2007). Hal tersebut berarti berimbas pada potensi bahan baku kotoran sapi di Indonesia. Sayangnya potensi tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik, contohnya peternak sapi dari dua desa di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Jawa Barat, setiap hari membuang 100 ton kotoran ternak peliharaanya ke hulu Sungai Citarum. Menurut salah seorang pegiat lingkungan hidup Kebutuhan Bandung, pembuangan kotoran sapi di DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum mengakibatkan sungai terpanjang di wilayah Provinsi Jawa Barat tersebut tercemar sejak hulu (Soreang, 2009). Dalam adat masyarakat suku Sasak Dusun Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat memanfaatkan kotoran sapi atau kerbau untuk mengepel lantai dan dinding bangunan. Hal tersebut dipercaya dapat mendinginkan rumah pada musim kemarau dan menghangatkan rumah pada musim penghujan (Vrediting’s Blog, 2009). Tuliskan pula kelebihan sifat bahan kotoran sapi (mekanik, thermal dan audial, jk ada referensinya)

Limbah hasil pengolahan tebu menjadi gula sebenarnya adalah bahan potensial untuk pembuatan kompos yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Yang dihasilkan saat giling limbah dari pabrik gula antara lain: 32% ampas (persen terhadap bobot tebu), 3,64% blotong pada pabrik gula sulfitasi dan 7.5% pada pabrik gula karbonasi, serta 0.3% abu ketel. Di lahan tebu sendiri dapat dihasilkan 24 ton seresah /ha (Aris Toharisman, 1991). Limbah yang belum banyak dimanfaatkan adalah seresah tebu. Limbah ini hanya dibakar saja di areal tebu. Pertimbangannya adalah cara ini lebih praktis, cepat, dan murah. Sebenarnya pihak PG ingin sekali memanfaatkan seresah ini, namun hingga saat ini belum ada sebuah teknologi yang murah, efektif, dan efisien untuk memanfaatkan seresah ini.(Isroi, 2008) Tuliskan pula kelebihan sifat seresah tebu (mekanik, thermal dan audial, jk ada referensinya)

Bambu adalah tanaman yang memiliki daya tumbuh yang cepat dan dapat dijumpai diseluruh pelosok negri, harganya yang terjangkau serta keunggulan sifat meterialnya membuat bambu sering dijadikan alternatif material pada komponen bangunan maupun sebagai olahan furniture. Sejauh ini sisa-sisa pemanfataan bambu hanya digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Di desa Berjo, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta. Limbah bambu tersebut dijemur untuk dumanfaaatkan sebagai bahan bakar genteng yang menjadi mata pencaharian warga dikawasan tersebut (Putro,2010). Tuliskan pula kelebihan sifat bamboo (mekanik, thermal dan audial, jk ada referensinya), bambu mempunyai banyak keunggulan, namun pemanfaatannya saat ini masih jauh dari optimum

Indonesia berada di dalam kawasan tubrukan antara lempengan Indoautralia dan Eurosia yang membentang dari ujung Sumatra hingga Papua, Maluku, Bali, dan sebagian Sulawesi.(Restu Hadi Wijaya, Badan Klimatologi dan Geofisika, 2009). Medirikan bangunan tanggap gempa merupakan solusi untuk mengurangi kerusakan material dan korban jiwa (Tanaka, 2000; Sarwidi, 2003).w

Dalam penceraman lingkungan, terdapat polusi yang jarang diperhatikan, yaitu polusi suara atau kebisingan. Kebisingan berarti suara yang tidak dikehendaki, misalnya suara yang menumpuk, musik, atau yang menyebabkan rasa sakit atau suara yang menghalangi suara yang dikhendaki (JIS Z 8106,IE60050-801 kosakata elektro-teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan Elektroakustikal). Dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyaman lingkungan (KepMenLH No.48 /1996). Pada tingkat tertentu dapat meyebabkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.15/1999). Pencemaran ini dianggap istimewa dalah hal : (1) penilaian pribadi dan subjektif untuk menilai tingkat kebisingan yang menggangu atau tidak. (2) kerusakan lingkungan dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air dan suara pesawat merupakan pengecualian.

Di kota-kota besar berpengaruh pada banyak aspek yang mana salah satunya adalah perkembangan bangunan terutama kebutuhan kan bangunan rumah tinggal. Kondisi pertumbuhan

Page 5: PKM-P

jumlah bangunan sudah menjadi gejala yang umum di setiap tempat terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang dan lain sebagainya. Oleh karena itu, gejala kepadatan yang tinggi sebagai dampak dari perkembangan manusia dan bangunan menjadi isu penting bagi setiap daerah berkaitan dengan kinerja thermal bangunan. Didasarkan pada studi karakteristik bangunan di kepadatan yang tinggi yang dilakukan di beberapa daerah seperti Surabaya, Malang, dan Sumenep , dapat dilihat bahwa pada umumnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara daerah-daerah tersebut. Ini berarti bahwa masing-masing daerah dengan dengan kondisi iklim yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang spesifik pada kondisi bangunannya sebagaimana kondisi bangunan di masa lalu. Di masa lalu setiap daerah mempunyai karakter bangunan yang sungguh berbeda berdasarkan kondisi iklim mikronya. Hal ini dapat dilihat dari bentuk atap, material yang digunakan, layout tata ruang, pola ruang terbuka, vegetasi, ketinggian bangunan , tipe dan bentuk bukaan, keseragaman orientasi bangunan dan lain-lain. (Santosa, 2007)

Hasil yang diharapakan adalah panel dinding akustik ringan hasil pengolahan kotoran sapi dengan campuran serat bambu dan ampas tebu. ( apakah hanya akustik ringan? Jika spt ini tampaknya akustik mjd tujuan utama, sedangkan latar belakang terkaitt pentingya dinding yg akustiknya baik hanya dibahas sangat sedikit…) Selain memperoleh hasil yang ramah lingkungan, penelitian ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masayakarat akan hunian yang murah dan nyaman.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan Latar Belakang tersebut maka penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk

melakukan studi alternatif bahan panel dinding yang berbahan dasar kotoran sapi dan memiliki komposisi penyusun limbah tebu dan serat bambu yang ringan, isolatif, kedap suara dan memiliki sifat mekanis yang tinggi.

Rumusan Masalah yang akan dicari jawabannya adalah bagaimana mencari komposisi material yang tepat antara kotoran sapi, tanah merah (adhesive material), limbah tebu dan serat bambu (addition material) sehingga tercipta suatu alternatif panel dinding yang sesuai yang diharapkan dalam penelitian.Adapun Sub permasalahannya :

a. Apakah ketiga material tersebut dapat menyatu dengan kohesif ?b. Apakah campuran dari ketiga material tersebut dapat menciptakan suatu panel dinding yang

ringan dan memiliki sifat mekanis tinggi?c. Metode apakah yang tepat untuk membentuk panel dinding yang kohesif dan ulet, metode

layer atau metode mix? apakah nanti juga akan diuji dengan membandingkan kedua metode ini?

d. Adakah pengaruh penambahan limbah tebu dan serat bambu terhadap batu bata kotoran sapi?

e. Apakah campuran dari ketiga material tersebut dapat menciptakan suatu panel dinding yang ringan dan memiliki sifat mekanis tinggi?

f. Bagaimana kemampuan alternatif material dinding terhadap isolasi thermal dan kemampuannya mereduksi suara?

C. Tujuan PenelitianTujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi panel dinding manakah

yang terbaik dari segi kuat tekan dan kuat lentur, kemampuan menahan panas dari sinar matahari dan kemampuan meredam suara yang tersusun atas kotoran sapi, limbah tebu dan serat bambu.

Page 6: PKM-P

a. Mengetahui karakteristik kotoran sapi, tanah merah, limbah serat bambu dan limbah ampas tebu sebagai panel dinding.

b. Mencari komposisi yang tepat dari kotoran sapi, tanah merah, limbah tebu dan serat bambu sebagai bahan dasar pembuatan panel dinding. Koq tiba2 ada tanah merah???

c. Mengetahui tingkat kemampuan panel dinding tersebut dalam merespon beban tekan dan beban lentur, apakah sudah lulus uji secara sesuai SNI 03-4165-1996.

d. Mengetahui seberapa besar panel dinding tersebut dapat menahan panas (isoltaif) dari sinar matahari, apakah sudah lulus uji secara sesuai SNI 03-6389-2000.

e. Mengetahui seberapa besar panel dinding mampu meredam suara, apakah sudah lulus uji secara SNI. ?????

D. Luaran yang DiharapkanPenelitian ini diadakan untuk mendapatkan suatu komposisi suatu panel dinding dengan bahan

dasar baru, yaitu limbah kotoran sapi yang dikomposisikan dengan tanah merah, limbah tebu dan serat bambu, yang dapat di gunakan untuk kepentingan civitas akademika serta dapat diciptakan oleh khalayak umum dengan jumlah massal sebagai bahan bangunan alternatif. Bahan bangunan ini tidak menggunakan bantuan alat teknologi dalam pembuatannya, hanya cukup dengan cara konvensional saja. Sehingga diharapkan masyarakat umum dapat menciptakan bahan bangunan alternatif ini yang memiliki kemampuan tanggap gempa, mampu menahan panas dari sinar matahari dan kedap suara yang baik

E. Kegunaan PeneletianPenelitian ini mempunyai kegunaan:

a. Mengurangi pencemaran lingkungan akibat banyaknya limbah kotoran sapi dari hasil ternak masyarakat umum, yang tidak digunakan.

b. Membantu masyarakat dalam menemukan alternatif bahan bangunan yang baru, yang bahan dasarnya menggunakan limbah kotoran sapi, tanah merah, limbah serat bambu dan limbah ampas tebu.

c. Meminimalisir kerusakan pada bangunan ketika terjadi gempa bumi.d. Meningkatkan keamanan bahan bangunan ketika terjadi gempa bumi.e. - kegunaan terkait kenyamanan termal dan audial bangunan????f. Memberikan lapangan pekerjaan baru pada masyarakat menengah ke bawah khususnya,

melalui Usaha Kecil Menengah (UKM).g. Menyejahterakan kehidupan peternak sapi setempat dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

2. TINJAUAN PUSTAKAKemajuan Penelitian Terkait Yang Sudah Dilakukan Peneliti Lainnya

Penelitian mengenai pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan dasar alternatif pembuatan batu bata menunjukkan bahwa batu bata berbahan dasar kotoran sapi mampu menghasilkan batu bata yang lebih ringan 20% dari batu bata biasa namun 20% lebih kuat. Batu bata yang dibuat menggunakan 75% kotoran sapi dan disempurnakan dalam proses pemanasan dari energi biogas yang dibuat dari kotoran sapi mampu mengurangi  emisi CO2 secara signifikan atas pembakaran kayu pada pembuatan batu bata tradisional.  Pemanasan dengan cara biogas diklaim dapat mengurangi 1.692 ton CO2 pertahun. (Chazali. 2009)

Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Abu Insenator Terhadap Kualitas Batu Bata Merahdengan Tanah Liat bahwa abu insenator dapat dipakai sebagai filler dalam pembuatan batu bata yang aman dan tidak membahayakan dengan penambahan abu insenator yang paling optimum berkisar

Page 7: PKM-P

antara 10%-15%, Kuat tekan maksimal batu bata merah terjadi pada penambahan 15% abu insenerator sebesar 26,52 kg/cm2. (Romadhona. 2007)

Penelitian mengenai Karakterisasi Batu Bata dengan Campuran Abu Sekam Padi menghasilkan batu bata karena (KOQ KARENA???? Tidak nyambung ) karakteristik batu bata sesuai dengan Standarisasi Batu Bata Merah sebagai bangunan SNI 15-2094-1991 pada mutu tingkat II ( 10 Mpa – 6 Mpa). Hasil pengujian kuat tekan, kuat patah, porositas dan susut bakar pada batu bata menunjukkan bahwa penggunaan abu sekan padi sebagai bahan campuran kurang memberi kontribusi yang positif. Dapat diketahui prosentase campuran abu sekam padi berbanding lurus dengan porositas, akan tetapi berbanding terbalik dengan kuat tekan, kuat patah dan susut bakar. Sehingga bata dengan campuran abu sekam padi baik digunakan sebagai dinding perumahan yang tidak ada beban. (Masthura. 2010)

Penelitian mengenai Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat pada Pembuatan Batu Bata, menunjukan bahwa Abu pembakaran ampas tebu mampu mengurangi penyusutan dari batu bata lempung. Batu bata produksi masyarakat dengan lempung campuran tanah pasir dapat mengurangi penyusutan sampai 34% dibanding bata asli lempung. Sedangkan batu bata campuran ampas tebu dapat mengurangi penyusutan 19,49%-53,62%. batu bata dengan menggunakan abu ampas tebu dengan campuran 5% pada umur pengeringan 28 (hari?) dengan kekuatan tekan 5,84 Mpa (konversikan MPa ini dg N/cm2 atau kg/cm2) dan memiliki kuat tekan mendekati standar mutu tingkat III : 80-60 kg/cm2. %. (Siregar. 2010)

Penelitian mengenai Pembuatan Dan Karakterisasi Bata Konstruksi dengan Memanfaatkan Limbah Pertamina (Oil Sludge) Menghasilkan batu bata yang berdasarkan klasifikasi mutu dan daya serap air rata-rata yang disyaratkan dari SNI 03-0691-1996, bata beton (paving block) dengan campuran 50%-90% limbah sludge pertamina memenuhi syarat bata beton mutu B, dan campuran 100% limbah sludge pertamina memenuhi syarat bata beton mutu A. Berdasarkan klasifikasi mutu dan kuat tekan minimum yang disyaratkan dari SNI 03-0691-1996, bata beton (paving block) dengan campuran 60%-100% limbah sludge pertamina memenuhi syarat bata beton mutu B, dan campuran 50% limbah sludge pertamina memenuhi syarat bata beton mutu C. (Novianti. 2010)

Penelitian tentang bambu????

3. METODE PELAKSANAAN (apa PENELITIAN??)

A. Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan eksperimen dengan tiga tahap, Tahapan penelitiannya dibagi

menjadi tiga (atau lima???) yang dimulai dengan preparasi dan sampling bahan baku, dan alat produksi. Tahapan berikutnya adalah proses pembuatan bahan uji dari komposit kotoran sapi, seresah tebu dan serat bambu. Tahapan terakhir adalah pengujian karakteristik mekanik, karakteristik termal dan karakteristik akustik produk yang dihasilkan serta analisis data untuk memberi penafsiran dan generalisasi menggunakan analisis regresi sederhana.

1. Metode kualitatif, untuk pengumpulan data2. Metode kuantitatif, untuk proses pembuatan dan analisa material3. Metoda kuantitatif, untuk pengujian dan analisis mekanik, thermal properties material dan akustik

B. Alat dan Bahan (Bahan dan Alat )

1. Bahan : berupa kotoran sapi yang diperoleh dari......., air, tanah merah ?????, limbah ampas tebu dari...., limbah serat bambu dari ....... (bisa dituliskan darimana dan bagaimana mendptkan bahan)

Page 8: PKM-P

2. Alat : berupa kamera, timbangan, ember, cetakan Batu Bata, alat Uji tekan (Tokyo testing machine 500 kgs max., Tarno Grocki 20 tons max., seruopul 30 tons max), alat Uji thermal (Thermal Conductivity Measuring Apparatus), alat Uji akustik (Impident Tube), terpal, kantong plastik, gelas ukur, grander(perjang), pengaduk, kaos tangan plastic

3. Alat : 4. Kamera5. Timbangan6. Ember7. Cetakan Batu Bata8. Alat Uji tekan : Tokyo testing machine 500 kgs max., Tarno Grocki 20 tons max.,

seruopul 30 tons max. 9. Alat Uji thermal : Thermal Conductivity Measuring Apparatus10. Alat Uji akustik : Impident Tube11. Terpal 12. Kantong plastic13. Gelas ukur14. Grander(perjang)15. Pengaduk16. Kaos tangan plastic

17. Bahan Kotoran sapi Air Tanah merah Limbah ampas tebu Limbah serat bambu

C. Sumber Data ??????? Isi tulisan ttg sumber data di bawah ini rasanya membingungkan. Bgmn jika dihapus saja?1. Data Primer

Untuk memperoeh data dan hasil yang diinginkan peneliti mendapatkan data yang lebih detail, yaitu: Obsevasi / pengamatan langsung ke lokasi site. apa yg diamati??? Rasanya bukan penga-

matan, ttp pengambilan sampel bahan! Penelitan dengan melakukan percobaan. Pencatatan data pada saat percobaan. Uji laboratorium sampel hasil akhir.

2. Data SekunderSelain data primer, peneliti juga menggunakan literatur terakhir sebagai data sekunder, yaitu:

Kajian Literatur. Kajian Pustaka.

D. Pengumpulan Data ??????1. Percobaan atau observasi2. Dokumentasi3. Perhitungan mekanik, isolatif dan akustik4. Studi Literatur dan studi pustaka

Page 9: PKM-P

E. ProdukPenelitian1. Hasil Percobaan ?????

Sifat material (berat, warna, bau dan karakter permukaan)2. Hasil Uji Lab

Nilai kuat lentur(bending moment) … nilai kuat desak??? Nilai Isolatif Thermal Nilai Akustik

F. Prosedur Penelitian1. Menentukan Sample Survey2. Mengajukan permohonan (?????) untuk pemanfaatan limbah kotoran sapi, ampas tebu, dan serat

bambu3. Kajian literatur4. Kajian pustaka5. Menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian

F. PELAKSANAAN PROGRAM PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan1. Waktu Pelaksanaan

Persiapan referensi, alat dan material : Januari-Febuari 2011 Pembuatan sampel uji : Februari- April 2011 Uji laboratorium dan analisis data : April-Mei 2011

2. Tempat Penelitiana) Proses sampling bahan baku berupa limbah kotoran sapi, diperoleh dari peternak sapi lokal

yang berada di Delanggu Klaten Jawa Tengah.b) Proses sampling bahan baku limbah tebu di PG Gondang Baru Klaten dan limbah bambu di

Desa Berjo, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.c) Proses pembakaran dan pengambilan sampel tanah merah di Desa Talun Kelurahan Prawatan

Kecamatn Jogonalan Kabupaten Klaten.d) Proses preparasi peralatan, perlakuan bahan baku, proses produksi panel dinding tanggap

gempa yang juga sebagai peredam panas-peredam suara dan penentuan model serta dimensi dilakukan di Laboratorium Teknik Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

e) Pengujian dan analisis karakteristik sifat mekanik panel dinding dilakukan di Laboratorium Mesin Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

f) Pengujian dan analisis karakteristik thermal konduksifitas panel dinding dilakukan di Laboratorium Mesin Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

g) Pengujian dan analisis karakteristik akustik panel dinding dilakukan di Laboratorium Mesin Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

B. Sampling Bahan dan Penelitian (di depan anda sdh menulis ttg bahan (sub bab B. Bahan dan alat) kenapa diualnag disini. Ttg bahan yg ini bisa dihapus dan anda pindahkan di depan sub bab B. alat dan bahan)

Page 10: PKM-P

Bahan Baku utama yang diperlukan dalam penelitian adalah kotoran sapi sebagai filler (diperoleh dari peternakan sapi lokal di Desa Delanggu Klaten Jawa Tengah), Tanah merah sebagai adhessive material (diperoleh dari Desa Daleman kecamatan Tulung,Klaten), limbah tebu sebagai reinforced (diperoleh dari PG Gondang Baru Klaten), dan limbah serat bambu sebagai reinforced (diperoleh dari Desa Berjo, Sidoluhur, Godean, Sleman,Yogyakarta). Adapun peralatan yang diperlukan dalam penlitian, Timbangan Digital, grander (perajang bahan baku), Blending, Mold Brick, bejana (wadah) plastik, Material Breaker, Plastik, Terpal DAN UTM (Universal Testing Machine) torsee (alat uji mekanik-dinamik)

C. Tahapan Pelaksanaan1). Pencampuran di rumusan masalah anda menyatakan ttg metode layer atau mixing

(Metode apakah yang tepat untuk membentuk panel dinding yang kohesif dan ulet, metode layer atau metode mix? ). Koq di sini anda tiba2 menggunakan metode campur (mix)? Jika dmk metode layer atau mixing tidak menjadi masalah yg mau anda bandingkan hasilnya.

Awalnya kotoran sapi dikumpulkan kemudian diaduk di dalam ember, setelah itu kotoran sapi dikeringkan selama 3 hari. Kotoran sapi yang telah kering kembali dilunakkan kembali dengan memberi air secukupnya, tingkat kelunakan kotoran sapi tersebut disamakan dengan tingkat kelunakan tanah merah yang akan dicampurkan. Kemudian, kotoran sapi dan tanah liat dicampurkan dengan komposisi tertentu yang sudah ditentukan.

Setelah adonan dari kedua bahan dasar telah merata, dicampurkan lagi limbah tebu yang berupa serat tipis dengan komposisi yang sudah ditentukan.

Perbandingan komposisi material yang akan dibuatAT:SB50:50

AT:SB40:60

AT:SB30:70

AT:SB20:80

TM:KS0.9 : 1 A1 A2 A3 A4

TM:KS0.8 :1 B1 B2 B3 B4

TM:KS0.7 :1 C1 C2 C3 C4

TM:KS0.6 :1 D1 D2 D3 D4

TM:KS0.5 :1 E1 E2 E3 E4

TM:KS0.4 :1 F1 F2 F3 F4

TM:KS0.3 :1 G1 G2 G3 G4

TM:KS0.2 :1 H1 H2 H3 H4

Keterangan : KS : TM : AT : SB :

2). PencetakanSetelah adonan dari 3 bahan dasar sudah tercampur secara merata, proses pencetakan

dimulai dengan menggunakan cetakan batu bata dengan dimensi 19cm x 5cm x 6cm yang disesuaikan dengan ukuran dalam pengujian karakteristik mekanik (kuat tekan dan kuat lentur), cetakan silinder dengan diameter 9cm dengan tebal 6cm yang disesuaikan dengan ukuran dalam pengujian akustik dan diameter 4cm dengan tebal 4mm yang disesuaikan

Page 11: PKM-P

dengan ukuran dalam pengujian thermal properties. Pada saat proses pencetakan, dimasukkan serat-serat bambu yang berfungsi sebagai tulangan secara acak. Acak pada proses kali mempunyai arti merata diseluruh bagian panil, tidak acak yang masih sejajar peletakkannya.

3). Uji dan Analisis Karakteristik MekanikDalam pengujian ini, mengacu pada kapasitas kekuatan bahan terhadap karakteristik

mekanik, yang mengarah ke Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003-1727-1989. Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui sebarapa besar kuat tekan dan kuat lentur.

4). Uji dan Analisis Thermal PropertiesPengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar panel tersebut dalam

kemampuan menghambat panas matahari di dalam proses konduksi pada siang hari. Panel yang berdiameter 40mm(max) dengan ketebalan 6mm(max) akan di uji dengan cara pemerataan radiasi panas, dengan demikian panel yang akan diuji dalam pengujian kali ini harus benar-benar rata.

5). Uji dan Analisis Kemampuan Meredam SuaraPengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bahan bangunan ini dapat

meredam suara pada teori gelombang akustik yang merambat dalam tabung dengan ujung tertutup akan dipantulkan. Sampel diuji pada frekuensi 125Hz, 250Hz, 500Hz, dan 1000Hz.

D. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Penangung Jawab

Bulan ke-I II III IV V

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Manajemen

dan control tugas

Faisol

2. Perizinan Laboratorium

Tazkia

3. Sampling bahan baku

Kholif

4. Preparasi alatPenelitian

Tazkia

5. Pre-treatment bahan baku

Faisol

6. Pencampuran formula

Kholif

7. Pembuatan benda uji

Tazkia

8. Uji dan analisis

karakteristik mekanik

Faisol

9. Pembuatan benda uji akustik

Kholif

Page 12: PKM-P

10.

Uji dan analisis

karakteristik akustik

Tazkia

11. Pembuatan benda uji thermal

properties

Faisol

12.

Uji dan analisis

karakteristik thermal

properties

Kholif

13.

Pengolahan data dan

penafsiran

Faisol

14.

Penyususnan dan

pengumpulan data

Tazkia

5. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA1. Ketua Pelaksana Penelitian

Nama lengkap : Muhammad Faisol RusdiyantoNIM : 08512061Fakultas / Prodi : Teknik Sipil dan Perencanaan / ArsitekturPerguruan Tinggi : Universitas Islam IndonesiaWaktu kegiatan PKMP : 10 jam/ minggu

2. Anggota Pelaksana PenelitianNama lengkap : Muhammad Kholif LWPNIM : 08512063Fakultas / Prodi : Teknik Sipil dan Perencanaan/ ArsitekturPerguruan Tinggi : Universitas Islam IndonesiaWaktu kegiatan PKMP : 10 jam/ minggu

3. Nama lengkap : Tazkia Agung FuadyNIM : 08512091Fakultas / Prodi : Teknik Sipil dan Perencanaan/ ArsitekturPerguruan Tinggi : Universitas Islam IndonesiaWaktu kegiatan PKMP : 10 jam/ minggu

6. NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBINGNama Lengkap dan Gelar : Etik Mufida, Ir., M.Eng.Golongan Pangkat dan NIP : Jabatan Fungsional :

Page 13: PKM-P

Jabatan Struktural : Fakultas/Prodi : Teknik Sipil dan Perencanaan

ArsitekturPerguruan Tinggi : Bidang Keahlian : Waktu Kegiatan PKMP : 5 jam/minggu

7. BIAYAa. Bahan Habis Pakai

No. Nama Bahan Volume Satuan Biaya Satuan Satuan Biaya Kegunaan1. Limbah Tebu 10 Karung Karung Rp 7.500 Per Karung Rp 75.000 1.Bahan sampling

dan preparasi2.Bahan pra-treatment dan karakterisasi3.Bahan produksi panel dinding

2. Limbah Bambu 10 Karung Karung Rp 10.000 Per Karung Rp 100.0003. Tanah Merah 30 kg kg Rp 5.000 Per kg Rp 150.000

4. Kotoran Sapi 50 kg kg Rp 5.000 Per kg Rp 250.000

Jumlah Biaya Rp 575.000

b. Peralatan dan Sewa PenunjangNo.

Nama Bahan Volume Satuan Biaya Satuan Satuan Biaya Keterangan

1. Cetakan Model 1 5 Buah Rp 220.000 0 Rp 1.100.000 Beli2. Cetakan Model 2 2 Buah Rp 220.000 0 Rp 440.000 Beli3. Cetakan Model 3 3 Buah Rp 220.000 0 Rp 660.000 Beli4. Lab.Bahan

Teknik20 Sampel Rp 30.000 0 Rp 600.000 LokasiUGm

Fak. Teknik Mesin

5. Lab.Bahan Akustik dan Vibrasi

4 Sampel Rp 220.000 0 Rp 880.000 LokasiUGm Fak. Teknik Mesin

6. Lab.Bahan Perpindahan Kalor dan Massa

6 Sampel Rp 300.000 0 Rp 1.800.000 LokasiUGm Fak. Teknik Mesin

7. Sarana Lab.Teknologi bangunan UII

6 Bulan Rp 150.000 Per Bulan

Rp 900.000 Loksi UII FTSP Jur. Arsitektur

Page 14: PKM-P

8. Grander(perajang) 1 Paket Rp 300.000 0 Rp 300.000 Beli9. Bejana (Wadah)

Plastik2 Buah Rp 15.000 0 Rp 30.000 Beli

10. Pengaduk 2 Buah Rp 10.000 0 Rp 20.000 Beli11. Kaos Tangan 5 Buah Rp 5.000 0 Rp 25.000 Beli12. Kantong Plastic 10 Buah Rp 5.000 0 Rp 50.000 Beli13. Pembakaran 32 Sampel Rp 5.000 0 Rp 160.000 Beli15. Terpal 16 m2 Rp 5000 Per m2 Rp 80.000 Beli16. Sarana Lab 5 Bulan Rp 75.000 Per

BulanRp 375.000 Beli

17. Gelas Ukur 1 Buah Rp 350.000 0 Rp 350.000 BeliJumlah Biaya Rp. 7.770.000

c. PerjalananNo.

Nama Bahan Volume Satuan Biaya Satuan

Satuan Biaya Keterangan

1. Jogja-Klaten(Pengambilan Limbah Tebu,Limbah Bambu, Tanah Merah, Kotoran Sapi dan Pembakaran)

40 Lt Rp.4500 0 Rp 180.000 Pulang-Pergi

Jumlah Biaya Rp.180.000

d. Lain-lainNo. Nama bahan Volume Satuan Biaya

SatuanSatuan Biaya Keterangan

1. Penyusunan Laporan

1 Paket Rp 50.000

0 Rp 50.000 - Pencetakan Laporan

- Penjilidan Laporan

Jumlah Biaya Rp 50.000

e.Total BiayaNo.

Keterangan Biaya

1 Biaya Bahan Habis Pakai Rp. 575.0002 Biaya Peralatan dan Sewa Penunjang Rp. 7.770.0003 Biaya Perjalanan Rp. 180.0004 Biaya Lain-Lain Rp. 50.000

Jumlah Total Biaya Rp. 8.575.000

8. DAFTAR RIWAYAT HIDUPa. MUHAMMAD FAISOL RUSDIYANTO

SD : SD Djama’atul Ikhwan, Solo SMP : SMP Al-Islam 1, Solo SMA : SMAN 4, Solo Universitas : Universitas Islam Indonesia

Riset :

Page 15: PKM-P

Pemanfaatan Limbah Pati Onggok dan Sekam Padi sebagai Bahan Dasar Panel Dinding Ringan Tanggap Gempa yang Kedap Suara. Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian, Direktorat Perguruan Tinggi, 2010.

b. MUHAMMAD KHOLIF LIR WIDYA PUTRA SD : SD Muhammadiyah Sapen, Yogyakarta SMP : SMPN 8, Yogyakarta SMA : SMAN 4, Yogyakarta Universitas : Universitas Islam Indonesia

c.TAZKIA AGUNG FUADY SD : SD Muhammadiyah Kertek,Wonosobo SMP : SMP Muhammadiyah 1, Wonosobo SMA : SMA Muhammadiyah 1, Yogyakarta (Acceleration Class) Universitas : Universitas Islam Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

LTF, (2009), Kelola "Limbah" Sapi, Mahasiswa Prasetiya Mulya Juara Dunia, http://edukasi.kompas.com pada 14 Mei 2009

Romadhona, Yudha, (2007), Pengaruh Penambahan Abu Insenator Terhadap Kualitas Batu Bata Merah dengan Tanah Liat di Kabupaten Temanggung.Skripsi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negri Semarang.

Matshura, (2010), Karakterisasi Batu Bata dengan Campuran Abu Sekam Padi Abu.Skripsi Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatara Utara.

Siregar, Nuraisyah, (2010), Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat pada Pembuatan Batu Bata. Skripsi Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatara Utara.

Novianti, Shinta, (2010), Pembuatan Dan Karakterisasi Bata Konstruksi dengan Memanfaatkan Limbah Sludge Pertamina Pangkalan Susu. Skripsi Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatara Utara.

Fajriyanto dan Firdaus F. (2006), Komposit Sampah Plastik (Thermoplastic) dan Serabut Kelapa (cici fiber) untuk produksi plafon tahan air (water proof) Analisis Sifat mekanik, Fisiokimaiawi dan Ketahanan Airnya. Laporan penelitian Dosen Muda Dikti/Mendiknas.

Fajriyanto dan firdaus F. (2007) Potensi Limbah Tadan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai panel Dindin Bangunan Berbasis Fiber Reinforced Concrete (FRC) Progress Report of Foundamental Research. Pusat Sain dan Teknologi DPMM UII.

Pramudiyanto, B.D. (2007), Dinding Alternatif berbahan Limbah Teknologi Geoplimer akan gantikan peran bata. http://ikm.depperin.go.id pada 30 September.

Page 16: PKM-P

Pratiwi,D., Reinhard. A., Radhika.A.K., Zerlinda C.S., Anindya S.T. (2008), Pemanfaatan Serabut Kelapa (Coconut Coir) Sebagai Bahan Alternatif Panel Dinding Tahan Gempa yang mampu meredam suara. Laporan Akhir Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian 2008.

Pratiwi, D., Zerlinda C.S, Anindya S.T (2007) Pemanfaatan Anyaman Bilah Bambu sebagau Pengganti Tulangan Besi pada Dinding Beton. Laporan Penelitian Lab.TB FTSP/ Arsitektur UII Yogyakarta. Milasari, N., Dewi B., (2010), http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/05/25/117100-batubata-antigempa-karya-anak-sma-sabet-emas-di-olimpiade-lingkungan

Data Statistik Indonesia (2010), http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/220/220/Hermansah/Koran HSI (2010) http://www.rimbangproperty.com/artikel/57-artikel-property/98-

8-juta-kebutuhan-rumah-belum-terpenuhi-indonesiaMustafa, A, (2000), Mutu Bangunan yang Rendah Rawan terhadap Bencana Gempa, Diskusi

dan Konferensi Pers Hasil Obsevasi Gempa Pandeglang 2000, LP UII dan CEEDES UII Yogyakarta, 10 November 2000.

Yunus, M.,(1987), Teknik Membuat dan Memanfaatkan Unit Gas Bio, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Vrediting’s Blog, (2009), http://vtrediting.wordpress.com/2009/04/01/tradisi-masyarakat-lombok/

Sekretariat Negara Replublik Indonesia, (2007), http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com contents&task=view&id=3646&Itemid=1568