Upload
greedy-greed
View
17
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
piro
Citation preview
PIROMETALURGI(PERBEDAAN FERROUS DAN NON FERROUS,
DAN EKSTRAKSI Pb)
A. Perbedaan Pengolahan Ferrous dan Non Ferrous
1. Pengolahan Ferrous (Contohnya Nikel)
Gambar 1Bagan Alir Proses Pengolahan Laterit Nikel
Pembuatan ferro-nickel dilakukan melalui dua rangkaian proses utama
yaitu reduksi dalam tungku putar (rotary kiln, RK) dan peleburan dalam tungku
listrik (electric furnace, EF) dan lazim dikenal dengan Rotary kiln Electric
Smelting Furnace Process atau ELKEM Process. Bijih yang telah dipisahkan,
baik ukuran maupun campuran untuk mendapatkan komposisi kimia yang
diinginkan, diumpankan ke dalam pengering putar (rotary dryer) bersama-sama
dengan reductant dan flux. Selanjutnya dilakukan pengeringan sebagian (partical
drying) atau pengurangan kadar air (moisture content), dan kemudian
dipanggang pada tanur putar (rotary kiln) dengan suhu sekitar 700 -1000°C
tergantung dari sifat bijih yang diolah.
Maksud utama pemanggangan (calcination) adalah untuk mengurangi
kadar air, baik yang berupa air lembab(moisture content) maupun yang berupa
air kristal (crystalized water), serta mengurangi zat hilang bakar (loss of
ignition) dari bahan-bahan baku lain-nya. Selain itu, pemanggangan
dimaksudkan juga untuk memanaskan(preheating) dan sekaligus mencampur
bahan-bahan baku tersebut. Dalam tanur putar juga dilakukan reduksi
pendahuluan (prereduction) secara selektif untuk mengatur kualitas produk dan
meningkatkan efisiensi/produktivitas tanur listrik, sesuai dengan pasaran dan
kadar bijih yang diolah. Sekitar 20% dari kandungan nikel bjiih tereduksi, reduksi
terutama dilakukan untuk merubah Fe3+ menjadi Fe2+, sehingga energi yang
dibutuhkan dalam tanur listrik menjadi lebih rendah. Bijih terpanggang dan
tereduksi sebagian dari tanur putar ini dimasukkan ke dalam tanur listrik secara
kontinu dalam keadaan panas (di atas 500°C), agar dapat dilakukan pereduksian
dan peleburan. Dari hasil peleburan diperoleh feronikel (crude ferronickel) yang
selanjutnya dimurnikan pada proses pemurnian. Crude ferronickel memiliki
kandungan 15-25% Ni dan terkandungan pengotor yang tinggi seperti karbon,
silikon dan krom. Pemurnian dilakukan dengan oxygen blowing untuk
menghilangkan karbon, krom dan silikon juga ditambahkan flux berupa kapur,
dolomit, flouspar, aluminium, magnesium, ferosilikon dsb., untuk
menghasilkan slag yang memungkinkan sulfur dapat terabsorb pada saat
pengadukan dengan injeksi nitrogen. Hasil proses pemurnian dituang menjadi
balok feronikel(ferronickel ingot) atau digranulasi menjadi butir-butir
feronikel (ferronickel shots), dengan kadar nikel di atas 30%. Diagram alir
pembuatan ferronickel disajikan pada Gambar 1. Sedangkan diagram alir
pemurnian disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2Tipikal Pembuatan Ferronickel
Gambar 3Tipikal Pemurnian Ferronickel
Pabrik pembuatan ferronickel di Indonesia dilakukan oleh PT Aneka
Tambang, Tabel 3, memperlihatkan parameter plant dari FENI-1 dan FENI-2 di
Pomalaa.
Tabel 1Parameter data FENI-1 dan FENI-2 PT Aneka Tambang tbk
Furnace Parameter FENI-1 FENI-2Number of furnace 1Furnace design Hatch HatchShape Circular CircularHearth dimension (inside, m) 13.8 ID 17.0 IDHearth area (inside m2) 150 227Sidewall cooling Plate and waffles Plate and wafflesNumber electrode 3 3Electrode diameter, mm 1500 1750Transformer, MVA 45 60Operating dataPower (MW) 32 42Hearth power density (kW/m2) 215 185Secondary voltage (phase) 570 620Secondary voltage (electrode) 330 360Secondary current, kA 34 39Resistance per electrode, mΩ 9 9Batch resistance per electrode, mΩ 9 9Arc power.batch power ratio 0 0Batch power density (kW/m2) 215 185
Arc voltage, V 0 0Arc length (@17V/cm) 0 0Electrode tip position Brush arc Brush arcCharge cover at tips Covered bash Covered bashPower cunsumption (kWh/ton) 510 510Calcine feed temperature 750 750Slag top temperature (oC) 1550 1550Slag SiO2/MgO ratio 1,5 1,5Slag %FeO 7 7Metal % Ni 19 19Metal % C 2,5 2,5
Bagan alir proses pengolahan mineral laterit nikel komersial di PT Antam dapat
dilihat pada Gambar 4 dengan produknya sebagai berikut.
Produk utama :
Logam paduan ferronickel
Komposisi kimia:
High carbon Fe-Ni: 23.4%-Ni; 1.75%-C.
Low carbon Fe-Ni: 24.4%-Ni; 0.01%-C.
Produk samping :
Terak; campuran logam oksida
Kondisi proses :
Mempunyai kadar nikel tinggi (>2.2%Ni)
Rasio Fe/Ni rendah (5-6)
Kadar MgO tinggi
Rasio SiO2/MgO >2.5
Gambar 4Bagan Alir Proses Ferronikel Di PT Aneka Tambang Tbk
2. Pengolahan Non Ferrous
Logam bukan besi/non ferro ini ditambang dalam bentuk bijih-bijihan,
akan tetapi tidak dalam keadaan murni melainkan bercampur dengan unsur-
unsur lain. pada umumnya bijih-bijih logam ini terdiri atas logam (0,5-20%)
dengan batu-batuan (kapur dan pasir) yang secara kimiawi terikat dengan
oksigen, belerang serta karbon dioksida.
Proses Bijih Logam
Bijih-bijih logam yang yang diperoleh dari hasil penambangan terlebih
dahulu dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Pecahan-pecahan tersebut
kemudian digiling halus, untuk selanjutnya dicampur dengan minyak dan air
diaduk hingga antara tepung, minyak dan air tercampur dengan baik, kemudian
ditenangkan. Minyak akan mengikat logam dan belerang yang akan berada di
bagian atas adonan, sedangkan air akan mengikat lumpur dan kotoran lain yang
berada di bagian bawah adonan. Setelah dipisahkan antara yang ada di bagian
bawah dengan bagian atas, campuran lumpur dan air dibuang. Campuran antara
minyak, logam dan belerang tersebut kemudian dipanasi dengan udara panas
untuk menghilangkan belerang hingga diperoleh logam oksida.
Proses Kering (Pirometalurgi)
Bijih logam yang sudah diproses menjadi logam oksid dimasukkan ke
dalam dapur api untuk mereduksi oksigennya dalam suatu proses dioksidasi
dalam dapur tersebut. Logam oksid dipanasi hingga cair belerang yang tersisa
juga ikut terbakar pada saat yang sama. Kandungan-kandungan yang lain
misalnya silikon dan besi dioksidasikan menjadi terak yang mengapung di atas
cairan logam kemudian teraknya dipisahkan. Maka diperoleh cairan logam
dengan kadar kemurnian 99%.
Proses Basah (Hidrometalurgi)
Proses ini sering juga dikatakan senagai elektro metalurgi. Dalam proses
ini dengan oksid ditenangkan dalalm larutan sulfat/alkali melalui saringan. Bila
perliu digabung dengan reaksi kimia tertentu untuk membebaskannya dari
logam-logam yang tidak diinginkan. Kemudian di masukkan ke dalam lautan
tembaga sulfat (elektrolit untuk mengikutiproses elektrolisa) dengan bntuan dua
buah elektrode yang dialiri listrik arus searah. Larutan yang mengandung logam
dipisahkan. Logam-logam sebagai ion positif bergerak menuju katode negatif dan
di sana dibuang. Hasil dari proses elektrolisis ini adalah logam dengan
kemurnian (98-99%).
Proses Keramik
Logam yang bertitik lebur tinggi seperti wolfram dan molibdenium tidak
dapat diproses dengan proses kering maupun basah melainkan dengan proses
keramik. Proses keramik/yang biasa juga disebut proses sinter, terdiri atas
penerjaan sebagai berikut:
Serbuk logam karbida diberi pengerjaan pendahuluan, yaitu digiling,
dicampur, ditamah dengan lilin dan dijadikan butiran-butiran.
Serbuk yang telah diberi pengerjaan pendahuluan ini dipadatkan.
Bentuk yang telah padat tersebut diberi pengerjaan sinter pendahuluan
pada suhu ± 700°C.
Bentuk padat yang telah diberi pengerjaan sinter pendahuluan tersebut
dipadatkan lagi dengan tekanan tinggi (60 N/cm2).
Kemudian bentuk padat tersebut di sinter lagi pada suhy 1400°C.
Selanjutnya hasil sinter yang kedua tersebut dicloning untuk
menghilangkan distorsi bentuk yang kecil dan menjaga komponen agar
dalam toleransi yang dikehendaki.
B. Ekstraksi Timbal
Pada proses ekstraksi, bijih galena dipekatkan dengan teknik flotasi buih
kemudian ditambahkan sejumlah kwarsa SiO2, dilanjutkan dengan proses
pemanggangan terhadap campuran ini.
Persamaan reaksi pada proses ini :
2PbS(s)+ 3O2(g)à 2PbO(s)+ 2SO2(s)
Proses reduksi dilaksanakan dengan batu bara (C) dan air kapur :
PbO(s)+ C(s)à Pb (l) + CO(g)
PbO(s)+ CO(g) à Pb(l) + CO2(g)
Proses pemanggangan dengan temperature tinggi akan mengubah galena
menjadi PbSO4, sehingga diperlukan penambahan kwarsa (SiO2) untuk
mengubah sulfat menjadi silikat.
PbO4(g) + SiO3(g) à PbSiO3(s)+ SO3(g)
Silikat dalam proses reduksi akan diubah oleh air kapur, CaO menjadi PbO
(tereduksi oleh batubara) dan kalsium silikat sebagai kerak atau ampas.
PbSiO3(s)+ CaO(s) à PbO + CaSiO3(s)
Alternatif lain pada proses reduksi yaitu pemakaian reduktor bijih bakar dari
galena segar sebagai penganti batubara :
PbS(s) + 2PbO(s) à Pb(s)+ SO2(g)
Pemurnian logam timbel
Tahap I
Melelehkan dibawah titik leleh tembaga sehingga tembaga pengotor
mengkristal dan dapat dipisahkan.
Tahap II
Meniupkan udara diatas permukaan lelehan timbel, pengotor
arsendan antimon akan berubah menjadi arsenat dan antimonat. Atau
oksidanya termasuk bismuth sebagai buih atas permukaan dapat diambil
keluar.
Tahap III
Menambahkan 1-2% seng agar perak atau emas pengotor akan lebih
mudah larut dalam lelehan seng. Campuran didinginkan secara perlahan
dengan suhu 4200C – 4800C. logam perak dan emas akan terbawa dalam
seng yang telah mengkristal sehinga dapat dipisahkan dari lelehan
timbal., kelebihan sen dapat pula dipisahkan dengan teknik penyulingan
vakum (tekanan rendah)
Tahap IV
Melakukan teknik elektrolisis metode Betts, menggunakan elektrolit
larutan timbal heksafluoro silikat (PbSiF6) dan asamnya (H2SiF6).
Lembaran-lembaran tebal timbal dipasang sebagai katoda dan plat-plat
timbel belum murni dipasangkan sebagai anoda. Anoda timbel akan
mengalami oksidasi menjadi larutan Pb2+ yang kemudian akan tereduksi
menjadi logam Pb yang No
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia dan Edi Kurniawan. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia.
Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Justiana, Sandri, dan Muchtaridi. 2009. Kimia 3. Bogor : Yudhistira.
Petrucci, Ralph H.1985.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat.
Jakarta : PT Erlangga.