17
Seminar Tugas Akhir Mei 2015 PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER MIKROKONTROLLER (Sasiskarini A.w, Triwiyanto,SSi,MT, Hj.) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya ABSTRAK Fototerapi merupakan cara untuk mencegah agar kadar billirubinkadarbilirubin tidak meningkat sampai keadaan yang memerlukan tindakan tranfusi tukar.tingkat keefektifan phototheraphy bergantung pada tiga factor yaitu spectrum cahaya,energy output cahaya ,dan area permukaan bayi yang tersinari fototerapi . AAP menganjurkan jarak fototerapi dengan bayi yang akan di lakukan fototerapi adalah 10cm-20cm.pada alat ini spectrum cahaya di dapat dari tujuh buah lampu tl 20 watt dengan spesifikasi panjang gelombang 400-550nm dengan jarak 20cm dari atas permukaan tubuh bayi. Alat ini memiliki empat pemilihan waktu terapi yaitu 6 jam ,12 jam , 18 jam dan 24 jam , yang dipilih dengan masing-masing pemilihan tombol. Serta menggunakan hourmeter mikrokontroller phothotherapy unit dengan hourmeter mikrokontroller ini di ukur dengan menggunakan lux meter dan stopwatch . Untuk mengetahui keakuratan penyinaran . Nilai error % yang di dapat dari pengukuran pewaktu yaitu pada saat 6 jam sebesar 0.63%, 12 jam sebesar 0,56% , 18 jam sebesar 0,53% , dan 24 jam sebesar 0,56%. Dan penyinaran terkuat yang dapat dilakukan oleh 7 buah lampu tl 20watt pada jarak 20cm adalah 4470 lux,penyinaran terlemah adalah3630lux.berdasarkan data hasil pengukuran alat phototerapy unit dengan hourmeter mikrokontroller dapat digunakan . Kata kunci: fototerapi ,spectrum cahaya ,pewaktu , jarak 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Phototherapy berfungsi untuk therapy bayi yang terkena penyakit kuning atau Hiperbilirubin. Prinsip dasar dari phototherapy adalah Memberikan sinar secara langsung pada kulit bayi dalam jangka waktu tertentu . sinar yang dipakai adalah sinar dari lampu Blue Light yang memiliki panjang gelombang 450 – 460 ηm dengan intensitas 4500 Lux tetapi dalam prakteknya phototheraphy menggunakan lampu TL atau Fluorosence yang memiliki intensitas yang sama. lampu yang dipergunakan adalah tiap lampu 20 watt sebanyak 7 buah . Masih banyak dijumpai alat phototherapy hanya dilengkapi dengan setting timer, serta hourmeter yang

PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER MIKROKONTROLLER

(Sasiskarini A.w, Triwiyanto,SSi,MT, Hj.)

Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya

Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAKFototerapi merupakan cara untuk mencegah agar kadar billirubinkadarbilirubin

tidak meningkat sampai keadaan yang memerlukan tindakan tranfusi tukar.tingkat keefektifan phototheraphy bergantung pada tiga factor yaitu spectrum cahaya,energy output cahaya ,dan area permukaan bayi yang tersinari fototerapi . AAP menganjurkan jarak fototerapi dengan bayi yang akan di lakukan fototerapi adalah 10cm-20cm.pada alat ini spectrum cahaya di dapat dari tujuh buah lampu tl 20 watt dengan spesifikasi panjang gelombang 400-550nm dengan jarak 20cm dari atas permukaan tubuh bayi.

Alat ini memiliki empat pemilihan waktu terapi yaitu 6 jam ,12 jam , 18 jam dan 24 jam , yang dipilih dengan masing-masing pemilihan tombol. Serta menggunakan hourmeter mikrokontroller phothotherapy unit dengan hourmeter mikrokontroller ini di ukur dengan menggunakan lux meter dan stopwatch . Untuk mengetahui keakuratan penyinaran . Nilai error % yang di dapat dari pengukuran pewaktu yaitu pada saat 6 jam sebesar 0.63%, 12 jam sebesar 0,56% , 18 jam sebesar 0,53% , dan 24 jam sebesar 0,56%. Dan penyinaran terkuat yang dapat dilakukan oleh 7 buah lampu tl 20watt pada jarak 20cm adalah 4470 lux,penyinaran terlemah adalah3630lux.berdasarkan data hasil pengukuran alat phototerapy unit dengan hourmeter mikrokontroller dapat digunakan .Kata kunci: fototerapi ,spectrum cahaya ,pewaktu , jarak

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Phototherapy berfungsi untuk

therapy bayi yang terkena penyakit

kuning atau Hiperbilirubin. Prinsip dasar

dari phototherapy adalah Memberikan

sinar secara langsung pada kulit bayi

dalam jangka waktu tertentu . sinar yang

dipakai adalah sinar dari lampu Blue

Light yang memiliki panjang gelombang

450 – 460 ηm dengan intensitas 4500

Lux tetapi dalam prakteknya

phototheraphy menggunakan lampu TL

atau Fluorosence yang memiliki

intensitas yang sama. lampu yang

dipergunakan adalah tiap lampu 20 watt

sebanyak 7 buah .

Masih banyak dijumpai alat

phototherapy hanya dilengkapi dengan

setting timer, serta hourmeter yang

Page 2: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

masih mekanik. Akan sangat efisien

dalam penggunaan apabila phototherapy

memiliki tanda pengingat posisi tidur

dan hourmeter mikro dengan

penyimpanan EEPROM .

Apabila alat phototheraphy masih

belum memiliki tanda pengingat

pembalik posisi tidur di khawatirkan

selama proses phototherapy bayi akan

mengalami dehidrasi karena lamanya

proses terapi penyinaran dan kurangnya

pengawasan suhu badan serta pemberian

ASI, hourmeter yang masih mekanik

dikhawatirkan terjadi kemacetan pada

proses penghitungan mekanik.

Berdasarkan hal tersebut penulis

akan memodifikasi alat phototherapy

pada Laboratorium Terapi dilengkapi

tanda pengingat pembalik posisi tidur

dan hourmeter mikrokontroller dengan

penyimpanan EEPROM.

1.2 Batasan Masalah

1.2.1 Menggunakan 7 lampu TL

1.2.2 Waktu yang ditentukan untuk

terapi selama 6 ,12 ,18 dan 24

jam.

1.2.3 Tampilan timer dan hourmeter

(hanya jam ) dengan seven

segment.

1.3 Rumusan Masalah

“Dapatkah dibuat alat phototeraphy

Unit disertai hourmeter mikrokontroller

?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Dibuatnya alat terapi

“Phototherapi Unit dengan

hourmeter mikrokontroller“ .

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Membuat rangkaian

minimum system.

1.4.2.2 Membuat rangkaian

driver blue light (lampu

TL).

1.4.2.3 Membuat rangkaian

driver buzzer.

1.4.2.4 Membuat timer dan

hourmeter display seven

segment.

1.4.2.5 Melakukan uji fungsi

timer, hourmeter.

1.4.2.6 Melakukan uji fungsi

alarm 6 jam.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Meningkatkan wawasan dan

pengetahuan pada alat terapi

Page 3: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

khususnya Phototerapy Unit

dengan hourmeter mikrokontroller.

1.5.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memudahkan

user dalam melakukan

pekerjaannya dan bayi dapat di

therapy dengan baik. Serta

membantu kegiatan belajar teknik

elektromedik..

Tinjauan Pustaka

1.2. Teori Dasar2.1.1 Neonatal Jaundice

Neonatal yang berarti kelahiran baru (umur 0-28 hari) dan Jaundice atau icterus yang berarti bayi penderita hiperbilirubbin atau penyakit akibat kelebihan kadar bilirubin, ditandai dengan warna kekuningan yang nampak pada sklera, selaput lendir, kulit dan organ lainnya. Sehingga yang dimaksud dengan neonatal jaundice ialah bayi penderita penyakit kuning pada masa awal kelahiran. Icterus menurut Ngastiyah (2005) dibagi menjadi dua yaitu icterus fisiologis dan icterus patologis. Icterus fisiologis adalah keadaaan normal karena faktor fisiologis yang merupakan gejala normal dan sering dialami pada bayi baru lahir

2.1.2 Phototeraphy

Phototeraphy atau dalam bahasa

indonesia berarti fototerapi digunakan

untuk mencegah agar kadar bilirubin

tidak meningkat sampai tingkat yang

memerlukan tindakan transfusi tukar.

Selama ini fototerapi telah dikenal

sebagai tindakan yang aman dan

efektif dan dapat menurunkan

perlunya tindakan transfusi tukar.

Gambar 2.1 : (a) Phototherapy model atas

Tidak ada perbedaan yang

mencolok antara fototerapi model atas

ataupun bilibed. Berdasarkan

penelitian dari M. Jeffrey Maisels

(Pediatrics Vol. 98, No, 2, Agustus

1996: Why use Homoeopathic Doses

of Phototherapy) kemujaraban

fototerapi bergantung pada tiga faktor:

a. Spektrum cahaya yang dikirimkan

oleh alat fototerapi. Karena sifat

optik bilirubin dengan kulit,

panjang gelombang paling efektif

adalah pada spektrum biru-hijau.

b. Energi output cahaya. Hal ini

bergantung pada jarak sumber

cahaya dari bayi. Semakin dekat

jaraknya, maka akan semakin

mujarab.

Page 4: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

c. Area permukaan bayi yang tersinari

fototerapi, jika ingin semakin

mujarab maka kulit yang tersinari

harus semakin luas.

Referensi lain (Stephanie D. P. Wentworth, infant 1(1): 14-19, 2005) menyatakan bahwa kriteria untuk fototerapi yang efektif ialah spektrum yang efektif, irradiance (energi output lampu), area permukaan kulit yang efektif maksudnya sinari permukaan kulit bayi sebanyak mungkin dengan lampu terapi.

Setelah diketahui bahwa sinar lampu

dengan panjang gelombang tertentu juga

berpengaruh dalam mengobati

hiperbillirubin,barulah bermunculan alat

fototerapi dengan berbagai macam bentuk.

Panjang gelombang yang paling efektif

untuk menyerap billirubi adalah sinar biru

dengan panjang gelombang 455-

465(nanometer).AAP menganjurkan jarak

fototerapi dengan bayi yang akan dilakukan

fototerapi adalah 10 cm. luas permukaan

terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi ,

harus diposisikan dipusat sinar ,tempat

dimana irradiansi paling tinggi.

Intensitas yang diberikan menentukan

efektifitas dari fototerpi, semakin tinggi

intensitas sinar maka semakin cepat

penurunan kadar nillirubin serum. Intensitas

sinar diukur dengan menggunakan suatu alat

yaitu radianmeter . penelitian di san

fransisco dengan intensitas sinar 8-

10µW/cm2/nm untuk standart fototerapi

digunakan intensitas ≥30 µW/cm2/nm cukup

signifikan dalam menurunkan kadar

billirubin.

2.1.3 Blue Light

Fototerapi menggunakan sinar

biru yang memiliki spektrum 400 –

550 nm. Penyinaran paling efektif

ialah pada spektrum 459 nm. Energi

radian yang dipancarkan digunakan

untuk mengubah bilirubin tidak

terkonjugasi menjadi fotoisomer yang

siap untuk diekskresikan oleh hati dan

ginjal.

(sumber : the New England Journal of

Medicine)

Gambar 2.2 : Spektrum cahaya

Dosis dan kemanjuran fototerapi

dipengaruhi oleh jenis sumber cahaya.

umumnya digunakan unit fototerapi

pada siang hari, putih, atau biru tabung

fluorescent. Namun, ketika serum total

kadar bilirubin mendekati kisaran di

mana intensif fototerapi dianjurkan,

penting untuk menggunakan lampu

Page 5: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

dengan emisi biru untuk alasan yang

diuraikan di atas. The

AmericanAcademy of Pediatrics

merekomendasikan khusus saat biru

lampu neon atau light-emitting diode

(LED) lampu yang telah ditemukan

efektif untuk fototerapi . lampu

halogen, sering dimasukkan ke dalam

serat-optik perangkat. Dosis dan

kemanjuran fototerapi juga

dipengaruhi oleh jarak bayi dari

cahaya (yang dekat sumber cahaya,

semakin besar irradiance) dan daerah

kulit yang terkena maka kebutuhan

sumber cahaya di bawah bayi untuk

fototerapi intensif. Meskipun

percobaan terkontroltelah

menunjukkan bahwa luas permukaan

lebih terbuka, semakin besar

penurunan total serum tingkat

bilirubin.

Sifat dan karakter sumber cahaya

Fototerapi

1. Meskipun lampu hijau secara

teoritis menembus kulit lebih baik,

itu belum terbukti secara tegas

untuk lebih efisien dalam

penggunaan klinis dari cahaya biru

atau putih. Karena cahaya hijau

membuat bayi terlihat sakit dan

tidak menyenangkan untuk bekerja

di, lampu hijau tidak mendapat

penerimaan yang luas.

2. Tabung neon biru banyak

digunakan untuk fototerapi. Lampu

biru spektrum sempit (biru khusus)

muncul untuk bekerja terbaik,

sementara biasa lampu neon biru

mungkin setara dengan standar

lampu siang hari putih. Lampu biru

dapat menyebabkan

ketidaknyamanan pada anggota staf

rumah sakit, yang dapat diperbaiki

dengan mencampur tabung biru

dan putih di unit fototerapi.

3. Tabung neon Putih (siang hari)

kurang efisien daripada lampu biru

khusus, namun, mengurangi jarak

antara bayi dan lampu dapat

mengkompensasi efisiensi yang

lebih rendah. Penggunaan bahan

yang mencerminkan juga

membantu. Dengan demikian, di

negara berkembang di mana biaya

lampu biru khusus dapat menjadi

penghalang, fototerapi efisien

dicapai dengan lampu putih.

4. Lampu kuarsa putih merupakan

bagian tidak terpisahkan dari

beberapa penghangat cerah dan

inkubator. Mereka memiliki

Page 6: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

komponen biru signifikan dalam

spektrum cahaya. Ketika digunakan

sebagai lampu sorot, bidang energi

sangat terfokus terhadap pusat,

dengan kurang energi secara

signifikan disampaikan di

perimeter, seperti dibahas di atas.

5. Lampu kuarsa juga digunakan

dalam bank tunggal atau ganda dari

lampu 3-4 melekat pada sumber

panas overhead dari beberapa

penghangat bercahaya. Bidang

energi yang dikirim oleh jauh lebih

homogen dibandingkan dengan

lampu sorot, dan keluaran energi

cukup tinggi. Namun, karena

lampu yang terpasang ke unit

pemanas overhead, kemampuan

untuk meningkatkan pengiriman

energi dengan bergerak lebih dekat

ke lampu bayi terbatas.

6. Light-emitting diode (LED) LED

ditemukan di beberapa unit

fototerapi baru. Keuntungan

termasuk konsumsi daya rendah,

produksi panas rendah, dan masa

hidup lebih lama dari cahaya-

emitting unit (20.000 jam)

dibandingkan dengan sumber

cahaya yang lebih tua. Lampu LED

biru memiliki band spektral sempit

tinggi intensitas cahaya yang

tumpang tindih spektrum

penyerapan bilirubin. Percobaan

membandingkan fototerapi LED

untuk sumber cahaya lainnya baru-

baru ini ditinjau oleh Cochrane

Collaboration. Para penulis

menyimpulkan bahwa keberhasilan

lampu LED dalam mengurangi

jumlah kadar serum bilirubin

adalah sebanding dengan sumber

cahaya konvensional seperti lampu

neon atau halogen. Namun, studi

lebih lanjut diperlukan untuk

mengevaluasi efikasi yang

sebanding dari lampu LED pada

bayi dengan ikterus hemolitik atau

dengan hiperbilirubinemia berat.

“Double” dan “triple” fototerapi,

yang berarti penggunaan

bersamaan dari 2 atau 3 unit

fototerapi untuk mengobati pasien

yang sama, telah sering digunakan

dalam pengobatan bayi dengan

tingkat yang sangat tinggi serum

bilirubin. Studi yang muncul untuk

menunjukkan manfaat dengan

pendekatan ini dilakukan dengan

lama, relatif berkadar rendah unit

fototerapi. Unit fototerapi baru

memberikan tingkat jauh lebih

Page 7: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

tinggi dari radiasi, yang mungkin

sebenarnya dekat dengan tingkat

kejenuhan jelas photoisomerization

bilirubin. Apakah fototerapi dua

atau tiga juga bermanfaat dengan

unit baru, belum diuji dalam uji

sistematis.

Cahaya serat optik juga digunakan

dalam unit fototerapi. Unit ini

memberikan tingkat energi yang

tinggi, tetapi untuk luas permukaan

terbatas. Efisiensi mungkin

sebanding dengan konvensional

rendah-output unit biaya overhead

fototerapi tetapi tidak untuk yang

unit overhead yang digunakan

dengan output maksimal.

Kelemahan dari unit fototerapi

serat optik termasuk kebisingan

dari kipas dalam sumber cahaya

dan mengurangi energi

disampaikan dengan penuaan dan /

atau kerusakan dari serat optik.

2.2 Teori Dasar Rangkaian

2.2.1Minimumsystem

Sistem minimum (sismin)

mikrokontroler Atmega8535 adalah

rangkaian elektronik minimum yang

diperlukan untuk beroperasinya IC

mikrokontroler. minsis ini kemudian

bisa dihubungkan dengan rangkaian

lain untuk menjalankan fungsi

tertentu. Di mikrokontroler AVR,

seri 8535 adalah salah satu seri yang

sangat banyak digunakan.

Dari gambar minimum system tersebut

ATmega8535 akan mengolah data sesuai

program dan system EEPROM sudah ada di

dalamnya , kemudian hasil dapat di

displaykan. Memori EEPROM digunakan

untuk mengaktifkan fitur dalam jenis produk

lainnya yang tidak ketat produk memori

Komparator

2.2.2

Rangkaian komparator merupakan

aplikasi op-amp dimana rangkaiannya

digunakan dalam loop terbuka dan

tidak linear. Hal ini karena

keluarannya tidak berbanding lurus

dengan masukan tetapi hanya memiliki

harga +Vcc/-Vcc atau High/Low.

Page 8: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

Dalam rangkaian ini op-amp juga

tidak berfungsi sebagai penguat.

Komparator akan membandingkan

nilai masukan pada masukan inverting

dan non-inverting. Output akan

bernilai positif apabila masukan

inverting lebih besar dari pada

masukan non-inverting, dan

sebaliknya.

Pembagian Tegangan

Rangkaian pembagi tegangan

digunakan untuk mengkonversi

perubahan resistansi menjadi

perubahan tegangan. Gambar 1

memperlihatkan sebuah rangkain

pembagi tegangan sederhana.

Tegangan pada keluarannya diberikan

oleh :

VD= ( )( )( ) ( )

Rangkaian Lampu TL Fluorescent

Lampu TL Fluorescent

memerlukan sebuah Starter dan Ballast

untuk menghidupkannya . Fungsi

Starter di Lampu TL Fluorescent

adalah sebagai saklar otomatis yang

membantu memanaskan Elektroda

untuk proses pemindahan Elektron-

elektron di dalam Tabung Fluorescent.

Perlu diingat bahwa untuk

memanaskan Elektroda agar gas yang

terdapat di dalam Tabung Lampu (TL)

dapat berpendar, diperlukan tegangan

yang tinggi hingga 400 Volt. Setelah

proses penyalaan selesai, Bi-metal

yang terdapat pada starter akan

terbuka (open). Dengan demikian

Starter dapat dilepaskan dari

Rangkaian Lampu TL Fluorescent

karena penggunaan Starter hanya pada

saat penyalaannya saja. Sedangkan

Ballast yang terdapat pada Rangkaian

Lampu TL Neon / TL Fluorescent

berfungsi sebagai pembatas besarnya

arus dan menstabilkan arus agar dapat

mengoperasikan Lampu TL

Fluorescent pada karakteristik listrik

yang sesuai. Terdapat 2 jenis Ballast,

yaitu Ballast jenis Induktor/kumparan

(Inductive Ballast) dan Ballast jenis

Elektronik (Electronic Ballast).

Page 9: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

METODOLOGI

3.1 Blok Diagram Setelah Dimodifikasi

Tegangan PLN AC 220 volt

mensupply tegangan pada keseluruhan

rangkaian. Tombol On/Off digunakan untuk

menghidupkan atau mematikan. Timer

ditentukan dengan menggunakan tombol

timer dengan pilihan waktu terapi selama 6

jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Timer

ditampilkan dengan display 7segment.

Kemudian tekan tombol START untuk

memulai terapi. Mikrokontroller akan

mengirimkan data untuk mengaktifkan

driver agar menyalakan lampu TL dan

hourmeter. Timer akan menghitung counting

down dan saat waktu habis lampu TL mati,

hourmeter juga berhenti berjalan dan hasil

counting disimpan pada memori eeprom

oleh ATmega8535. Dan buzzer akan bunyi

setiap 6 jam sekali untuk tanda membalik

posisi tidur dan pemberian ASI

Diagram Alir

Pertama proses inisialisasi dilakukan .

kemudian proses penyimpanan data akan

ditransfer ke EEPROM untuk Hourmeter.

Setelah itu lakukan pemilihan setting timer

untuk lama terapi dengan menekan tombol .

Lalu lampu akan menyala bersamaan dengan

timer akan bekerja mengounter down dan

hourmeter akan bekerja mengounter up. Jika

terdapat data yang tersimpan pada memori

eeprome maka data tersebut akan

ditampilkan pada display hourmeter. Jika

timer sudah 6 jam maka buzzer akan

Page 10: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

berbunyi menandakan bayi harus ditukar

posisinya. Jika setting timer sudah selesai

maka lampu akan mati disertai dengan

hourmeter yang berhenti mengounter.

Kemudian memori eeprom akan

menyimpan hasil data counter hourmeter.

Diagram mekanis

3.4.1 diagram mekanis sebelum di

modifikasi

Warna : kusam

Kondisi : tidak bisa di

operasikan

Tampilan : LCD

3.5.1 diagram mekanis setelah di

modifikasi

Warna : Putih

Ukuran : Tetap

seperti sebelum di

modif

Tampilan:7 segment

Rancangan Penelitian

Dalam pembuatan phototherapy

unit dengan hourmeter mikrokontroller

ini penulis menggunakan metode

penelitian pre eksperimental , dengan

jenis penelitian pre post test design.

Variabel Penelitian

1) Variable bebas : LUX

2) Variable tergantung : lampu TL

3) Variable terkendali :

mikrokontroller , timer ,

hourmeter

Page 11: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

Definisi operasional

Table 3.1 Definisi Operasional

PENGAMBILAN DATA DAN

PENGUJIAN

4.1. Pengujian Test Point

1) TP 1 : test point driver lampu

2) TP 2 : test point driver hourmeter

3) TP 3 : test point driver buzzer

4.2 Hasil Pengukuran Test Point

4.2.1 perbandingan pengukuran waktu

Pengukuran timer dilakukan sebanyak

6 kali menggunakan stopwatch hp

Samsung dan diperoleh data sebagai

berikut :

Table 4.1 Hasil pengukuran waktu pada

tampilan dengan stopwatch.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kuat Intensitas

(Lux)

PEMBAHASAN

5.1 pembahasan per blok hadware dan

software

Page 12: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

5.1.1 Rangkaian minimum system

Cara kerja rangkaian secara keseluruhan

adalah sebagai berikut : rangkaian ini di

supply oleh tegangan DC 5V. Pertama-tama

, saat tombol ON ditekan display sevent

segmen untuk hourmeter dan timer akan

menampilkan tampilan awal yang akan

dilanjutkan dengan tampilan waktu yang

telah di pilih yaitu dengan menekan terlebih

dahulu tombol pemilihan waktu 6,12,18 atau

24 jam.setelah waktu dipilih tekan tombol

start untuk memulai terapi . pada saat setelah

tombol start di tekan timer aktif , kemudian

lampu TL menyala dan hourmeter akan

mulai mengitung . setelah proses berjalan

selama 6 jam buzzer akan aktif .kemudian

selama lampu menyala maka hourmeter

akan tetap menghitung dan akan menyimpan

data terakhir pada eeprom meskipun catu

daya dimatikan . dan data tidak akan hilang

jika tidak dihapus dengan menekan tombol

clear yang terhubung pada PORTA.7.

berikut list program AVR.

Program diatas mrupakan inisialisasi

variable

pada sub program unsigned int eeprom

jm=0,mn=0; digunakan untuk penyimpanan

data hourmeter jam (jm) dan menit (mn)

dengan menggunakan memory EEPROM.

unsigned int eeprom jm=0,mn=0;

Page 13: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

Di bawah ini adalah rangkaian display

timer

driver lampu TL

SSR pada alat ini digunakan untuk

driver lampu TL yaitu dengan menggunakan

SSR DC to AC . SSR akan bekerja atau

aktif menyalakan lampu jika pada input kaki

3(+) mendapat logika 1 (high ) dari

mikrokontroller. sementara pada kaki 4(-)

diberi input 0 (low) , kemudian output kaki 1

dihubungkan pada trafo ballast sementara

kaki 2 mendapat input 220AC . berikut

adalah listing program untuk mengaktifkan

lampu .

DRIVER HOURMETER

pada driver hourmeter ini bekerja

dalam dua kondisi , yaitu saat lampu

menyala dan saat lampu mati. Rangkaian ini

menggunakan sensor LDR yang mempunyai

karakteristik resistansi akan bertambah saat

kondisi gelap dan berkurang saat kondisi

terang . jika lampu TL menyala , resistansi

ldr kecil sehingga output lm311 1 ( high )

hourmeter aktif dan ketika lampu mati

resistansi LDR besar sehingga otput lm311 0

(low) kemudian hourmeter non aktif.

ZEROVOLTAGEDETECT Q1

TRIAC

CONTROLVOLTAGE

POSITIV (+)

LOAD

PHASER2RESISTOR

ACLINE

RESISTORNOL

D1

LED

C1CAP NP

NEGATIVE (-)

R23K3

VCC

R1

104

13

2

VCC

VCC

+

-

U1

LM311

2

37

5 64 1

8

TP 2CON1

1

J5TP 1

1

VCC J4

suply

12

J3

PORTD 6

12

R41K

R3LDR

Page 14: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

Rangkaian tujuh lampu TL

Untuk merangkai tujuh buah lampu TL

sama halnya merangkai seperti 2 lampu di

atas yaitu dengan merangkai secara parallel .

kemu dian salah satu sambungan trafo di

hubungkan pada output SSR. (220VAC) dan

sambungan lampu yang tidak terhubung

pada starter atai TL lain dihubungkan pada 0

VAC

Perbandingan Dari Hasil Pengukuran

Dengan Teori

a) Dari teori yang mengatakan

bahawa Energi output cahaya

sangat mempengaruhi keberhasilan

phototerapy. Hal ini bergantung

pada jarak sumber cahaya dari bayi.

Semakin dekat jaraknya, maka akan

semakin mujarab dapat dibuktikan

dengan hasil pengukuran kuat

intensitas cahaya yang di ukur

menggunakan LUX meter dengan

jarak 20 cm mendekati angka 4500

LUX dengan menggunakan lampu

TL , dimana didapatkan rata-rata

pengukuran yaitu 4308.3 , 4331.6 ,

4280 , 4328.3 , 4270 , 4223.3 . Dan

teori Tabung neon Putih (siang

hari) kurang efisien daripada lampu

biru khusus karena dalam

pengukuran radiance yang

dilakukan BPFK diperoleh data

minimum dan hasil ukur

phototherapy dengan lampu TL 20

watt menggunakan alat ukur yang

terkalibrasi adalah minimal 500

( / ). pada jarak 20 cm

sehingga berarti bahwa dengan

menggunakan 7 buah lampu TL 20

watt bisa dilakukan phothoterapy ,

namun kurang efisien karena lampu

TL dapat mengalami penurunan

yang drastis secara cepat dan tidak

bisa dilakukan phototherapy pada

jarak 45 cm , mengurangi jarak

antara bayi dan lampu dapat

Page 15: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

mengkompensasi efisiensi yang

lebih rendah. Penggunaan bahan

yang mencerminkan juga

membantu. Dengan demikian, di

negara berkembang di mana biaya

lampu biru khusus dapat menjadi

penghalang, fototerap i efisien

dicapai dengan lampu putih dan

akan lebih efisien apabila dilakukan

dengan lampu blue light.

b) Untuk waktu dari data yang ada

pada bab IV dapat dilihat bahwa

setiap waktu memiliki nilai error ,

namun nilai error yang ada tidak

terlalu besar karena Telah sesuai

dengan perhitungan Timer AVR .

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan proses pembuatan

dan study literature perencanaan

,percobaan,pengujian alat,pendataan, serta

analisis data .Penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut :

1) Rangkaian minimum system dapat

berfungsi dengan baik sehingga dapat

mengeluarkan output high(1)dan low

(0) sesuai program .

2) Rangkaian mikrokontroller juga dapat

mengaktifkan driver-driver yang

digunakan dalam pembuatan modul ini

.

3) Rangkaian sevent segment berfungsi

dengan baik sehingga mampu

menampilkan waktu untuk proses

terapi dan hasil penyimpanan

hourmeter.

4) SSR dapat bekerja dengan baik

sehingga lampu dapat menyala secara

bersamaan.

5) Berdasarkan hasil analisis pengukuran

timer didapatkan nilai error rata-rata

yaitu pada saat 6 jam 0.02%, 12 jam

sebesar 0,027% , 18 jam sebesar

0,083% , dan 24 jam sebesar 0,018%.

6) Dapat dibuat alat phototherapy unit

dengan hourmeter mikrokontroller

dengan tampilan 7segment.

Berdasarkan dari kesimpulan di atas

maka dapat dikatakan alat “phototherapy

unit dengan hourmeter

mikrokontroller”berfungsi dengan baik dan

dapat digunakan sebagai sarana pendukung

untuk belajar mengenai alat phototherapy.

6.2 SARAN

Pada pembuatan Tugas akhir ini

selanjutnya penulis menyarankan untuk adik

tingkat yang ingin membuat modul dengan

judul yang sama :

Page 16: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

1) Menambahkan hourmeter untuk

setiap lampu.

2) Pemerataaan kuat intensitas

3) System mekanik yang lebih

mudah dan ringan.

4) Gunakan LCD sebagai tampilan

DAFTAR PUSTAKA

Ardi Winoto . (2008). “ Mikrokontroller AVR ATmega8/16/32/8535 dan pemrogramannya dengan Bahasa C pada winAVR” . informatika, Bandung .

Boy Pribowo .(2009). “ Bilibed Phototeraphy Berbasis Mikrokontroller dengan tampilan LCD”. Tugas Akhir tidak diterbitka, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.

Diana Indah Kusumawati .(2013). “Phototeraphy System with Irradiance Level”. Tugas Akhir tidak diterbitkan, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.

Dickson Kho In Komponen Elektronik “Rangkaian Lampu TL Fluorescent Dan Lampu TL LED”.

Evlinda Fitri Aprilita Dery. (2013) . “Phototherapy Berbasis Digital”.Tugas Akhir tidak diterbitka, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.

Fresi Yuliana PTA . (2014) . “Bilibed Phototeraphy Unit”. Tugas Akhir tidak diterbitkan, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.

Gara Samara Brajadenta.”IKTERUS” “Biomedical Science, Health and Medical

Researche”. Master Biologie Santé, Beasiswa Unggulan Kemendiknas. Sciences du Médicament Université de Poitiers, France.

Gede Yudha Wastu Putra.(2015). “Double Surface Phototherapy”. Tugas Akhir tidak diterbitka, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.

Husin “Rangkaian pembagi tegangan”sumber ilmu.

Nakita. 5 April 2007. “Kapan Bayi Kuning Perlu Terapi?”. Diary Naya http://www.WordPress.com weblog (diakses pada 20 November 2014).

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit. EGC,Jakarta. http://www.muhammadananggadipa.wordpress.com (diakses pada 20 november 2014).

M. Jeffrey Maisels, M.B., B.Ch., and Antony F. McDonagh, Ph.D. ” Phototherapy for Neonatal Jaundice” . The new england journal of medicine. http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMct0708376 (diakses pada 23 november 2014).

M. Ary Heryanto dan Wisnu Adi P. 2008. Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroller ATMega8535. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan IDAI Jaya 2003

http://perpus.yarsi.ac.id/baru1/common.php?page=tampil_buku_all&kode=19610&session (diakses pada 20 november 2014).

Sholeh Kosim, dr., Sp.A . Oktober 2008.” Dampak Lama Fototerapi Terhadap Penurunan” Sub Bagian Perinatologi Bagian IKA FK .Sari Pediatri, Vol. 10, No. 3.

Page 17: PHOTOTERAPY UNIT DENGAN HOURMETER …

Seminar Tugas Akhir Mei 2015

http://www.paediatricaindonesiana.org/(diakses pada 24 november 2015).

Stephanie D.P. Wentworth. 2005 . Neonatal phototherapy – today’s lights, lamps and devices . VOLUME 1 ISSUE 1 in fa nt .

Siti Annisa Z.N,dkk . 2009. Makalah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hiperbilirubbin. Universitas Padjadjaran. http://www.scribd.com/doc/225910019/MAKALAH-HIPERBILIRUBIN#scribd(diakses pada 24 november 2014).

Rahma .2010. “hubungan jenis pemberian minum dengan hidrasi bayi yang di fototerapi”. Jurnal UI program pasca sarjana fakultas ilmu keperawatan , Depokhttp://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20285240-T%20Rahmah.pdf (diakses pada 3 desember 2014).

Widodo Judarwanto. “Penanganan Terkini Hiperbilirubinemia Atau Penyakit Kuning Pada Bayi Baru Lahir” Children Grow Up Clinic, Jakarta, Indonesia . http://growupclinic.com (diakses pada 20 november 2014).

Yunan. 2009. “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hiperbilirubbin”. Makalah ,Universitas Padjadjaran http://www.tanyadokter.com/disease.asp ?id=1001356. (posting : Jumat, 19 Juni 2009, diakses pada ) .

------------------15 april 2013 “ManfaatPhototherapy Bagi Bayi Kuning” http://www.inkubator-teknologi.com (diakses pada 3 desember 2014)