Upload
builiem
View
284
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
TAHUN 2018
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas
Serealia merupakan pengembangan dari pedoman
yang telah ada sebelumnya yaitu Pedoman Teknis
Penerapan PHT Skala Luas.
Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan buku Petunjuk
Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia untuk
menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatannya.
Tim Pengarah
Ir. R. Deddy Ruswansyah, MM Gandi Purnama, SP. M.Si. Edi Eko Sasmito, SP. M.Sc.
Tim Penyunting
Acep Herdiana, S.P., Suparni, S.P., M.Sc., Nurhalisa L, S.P.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
ii
KATA PENGANTAR
Pemasyarakatan dan penerapan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) secara luas dan melembaga
di masyarakat, perlu ditingkatkan untuk
mengamankan produksi pangan dari gangguan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan
untuk mempertahankan tingkat produksinya agar
selalu tinggi, dengan kualitas prima.
Salah satu program pemasyarakatan PHT yang
telah berjalan dan berkembang baik adalah
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu
yang dikenal dengan SLPHT, terbukti efektif dan
mampu mendorong petani untuk menerapkan
prinsip PHT dalam usaha taninya. Pemberdayaan
petani alumni SLPHT perlu terus ditingkatkan agar
dapat berperan aktif dalam usaha peningkatan dan
pengamanan produksi tanaman pangan khususnya
komoditas serealia padi dan jagung.
Pemberdayaan petani alumni SLPHT dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui
Program Penerapan PHT (PPHT) Skala Luas
Serealia.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas
Serealia ini disusun sebagai panduan bagi petugas
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
iii
dan pelaksana kegiatan baik di tingkat pusat
maupun daerah. Semoga petunjuk teknis ini dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, Januari 2018 Direktur Perlindungan Tanaman Pangan
Ir. Yanuardi, MM NIP 195912121987032002
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
iv
DAFTAR ISI
Hal a .
UCAPAN TERIMA KASIH ..................... i
KATA PENGANTAR ............................. ii
DAFTAR ISI .......................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................ vi iv
DAFTAR GAMBAR ............................... vii
BAB I. PENDAHULUAN ........................ 1
A. Latar Belakang ............................. 1
B. Tujuan ........................................... 4
C. Dasar Hukum ................................ 4
D. Definisi/Istilah ................................ 7
BAB II. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN
PENERAPAN PHT SKALA LUAS
SEREALIA .................................. 14
A. Pengertian ...................................... 14
B. Tujuan ............................................ 14
C. Keluaran ........................................ 15
D. Sasaran ......................................... 15
E. Pelaksana Kegiatan ...................... 15
F. Pembiayaan .................................. 16
BAB III. TATA LAKSANA PENERAPAN
PHT SKALA LUAS SEREALIA ... 17
A. Peserta ............................................. 17
B. Lokasi dan Waktu ............................. 18
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
v
C. Tahapan Kegiatan ........................... 18
D. Jenis dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah ...................................... 26
BAB IV. MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN ................................. 28
A. Monitoring dan Evaluasi .........
B. Pelaporan ................................. 28
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal a .
Lampiran 1. Laporan Data Keragaan
CPCL ........................... 32
Lampiran 2. Laporan Data CPCL dan
Rencana Pelaksanaan
Penerapan PHT Skala
Luas Serealia ............ 33
Lampiran 3. Laporan Pelaksanaan
Penerapan PHT Skala
Luas serealia .................. 34
Lampiran 4. Laporan Hasil Pelaksanaan
Penerapan PHT Skala Luas
Serealia.......................... 34
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Sebaran Unit contoh pada
Subhamparan
………………….......... 23 13
Gambar 2. Skema Pelaksanaan Penerapan
PHT Skala Luas Serealia
....................................................... 26
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha tani tanaman pangan khususnya padi dan
jagung merupakan komoditas utama yang
menjadi sumber mata pencaharian sebagian
besar petani di Indonesia. Kedua komoditas
tersebut berperan penting dalam menggerakkan
perekonomian di pedesaan.
Kebutuhan beras dan jagung dari waktu ke waktu
cenderung meningkat. Beras sampai saat ini
masih menjadi sumber pangan pokok bagi
sebagian penduduk Indonesia dan dunia.
Jagung, selain sebagai sumber bahan pangan
juga digunakan sebagai bahan pakan ternak dan
bahan baku industri. Pemenuhan kebutuhan
kedua komoditas tersebut perlu terus diupayakan
dengan produksi yang tinggi dan aman dari
gangguan OPT, untuk mewujudkan ketahanan
pangan nasional.
Perlindungan tanaman sebagai bagian integral
dari sistem budidaya tanaman menjadi pilar
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
2
penting pengamanan produksi tanaman pangan,
Undang-Undang Republik Indonesia No. 12
Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,
Pasal 20 mengamanatkan bahwa perlindungan
tanaman dilaksanakan dengan sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan
pelaksanaannya mejadi tanggungjawab
masyarakat dan pemerintah. Apabila terjadi
eksplosi serangan OPT dan petani/masyarakat
tidak mampu lagi mengatasinya, maka
pengendalian OPT menjadi tanggung jawab
Pemerintah bersama masyarakat
Keberhasilan perlindungan tanaman sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan Sistem PHT oleh petani. Sistem PHT
mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan
teknologi pengendalian OPT berbasis
sumberdaya alam yang ramah lingkungan,
diantaranya penggunaan agens pengendali hayati
(APH), pestisida nabati, dan teknologi
pengendalian spesifik lokasi. Penerapan dan
pemasyarakatan Sistem PHT telah dikembangkan
sejak awal tahun 1990 melalui Sekolah Lapangan
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang
dibiayai Program Nasional PHT.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
3
SLPHT merupakan salah satu wadah
pemberdayaan petani melalui metode
partisipatoris untuk melatih petani menyampaikan
pendapat dan ide-idenya secara aktif sehingga
petani mampu menyelesaikan permasalahan dan
membuat keputusan terkait pengelolaan
agroekosistemnya. Berdasarkan hasil evaluasi,
SLPHT terbukti mampu meningkatkan
pengetahuan bertani para petani, menurunkan
intensitas serangan OPT, menurunkan frekuensi
penggunaan pestisida kimia, meningkatkan
produktivitas, dan meningkatkan penghasilan
petani. Pelaksanaan program SLPHT juga
menghasilkan petani-petani maju yang menjadi
pionir atau pelopor tumbuh kembangnya
kelembagaan PHT di masyarakat.
Capaian positif dalam pelaksanaan SLPHT perlu
dilanjutkan dan dikembangkan agar memberikan
dampak yang signifikan terhadap peningkatan
produksi komoditas serealia secara nasional.
Salah satu bentuk pendekatan pengembangan
SLPHT adalah melalui penerapan dan
pengembangan PHT pada skala yang luas
(hamparan) tanpa batas wilayah administratif.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
4
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
menindaklanjuti upaya pengembangan PHT
tersebut melalui kegiatan Penerapan PHT (PPHT)
Skala Luas Serealia pada komoditas padi dan
jagung. Kegiatan ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi nyata dalam upaya
peningkatan produksi tanaman pangan,
khususnya padi dan jagung.
B. Tujuan
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas
Serealia disusun sebagai panduan/acuan bagi
pelaksana kegiatan dalam melaksanakan
kegiatan tersebut.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3478);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5059);
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
5
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran
Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5360);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995
tentang Perlindungan Tanaman;
5. Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 1986 tentang Peningkatan
Pengendalian Hama Wereng Coklat pada
Tanaman Padi;
6. Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Pengamanan Produksi Beras Nasional
dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor :
173/PMK.05/2016 Perubahan PMK-
168/PMK.05/2016 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara/Lembaga;
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan
Pertanian;
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
6
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pertanian
Tahun 2015 – 2019;
10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
887/Kpts/OT.210/9/97 tentang Pedoman
Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan;
11. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Nomor 53/Hk. 310 /C/8/2012
tentang Pedoman Rekomendasi
Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) Tanaman Serealia;
12. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Nomor 55/Hk. 310 /C/8/2015
tentang Petunjuk Teknis Pemantauan dan
Pengamatan serta Pelaporan Organisme
Pengganggu Tumbuhan dan Dampak
Perubahan Iklim;
13. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Nomor 6/Hk. 310/C/1/2017 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penguatan
Perlindungan Tanaman Pangan dari
Gangguan Organisme Pengganggu
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
7
Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim
Tahun 2017;
14. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Nomor 1348/HK.140/C/12/2017
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018.
D. Definisi/Istilah
1. Agens Pengendali Hayati (APH) adalah setiap
organisme yang meliputi spesies, sub
spesies, semua jenis serangga, nematoda,
protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus,
mikoplasma serta organisme lainnya dalam
semua tahap perkembangannya yang dapat
dipergunakan dalam pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (hama dan penyakit)
atau pengolahan hasil pertanian dan berbagai
keperluan lainnya.
2. Agroekosistem adalah satu bentuk ekosistem
pertanian yang dikelola manusia dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
8
3. Alumni SLPHT adalah petani yang telah
mengikuti kegiatan SLPHT selama 1 (satu)
musim tanam.
4. Biodiversitas atau keanekaragaman hayati
adalah tingkat variasi bentuk kehidupan di
dalam ekosistem.
5. Mikroorganisme Lokal (MoL) adalah larutan
hasil fermentasi berbahan dasar sumberdaya
tanaman yang tersedia di wilayah setempat
dan terdiri dari bahan-bahan yang
mengandung karbohidrat, glukosa, dan
sumber bakteri (mikroorganisme lokal).
6. Organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
adalah semua organisme yang dapat
merusak, mengganggu kehidupan atau
menyebabkan kematian tumbuhan.
7. Pengendalian OPT adalah segala kegiatan
atau upaya untuk mencegah dan
menanggulangi serangan OPT terhadap
tanaman.
8. Pestisida nabati adalah bahan pengendali
OPT yang berasal dari tumbuhan atau bagian
tumbuhan seperti akar, daun, batang, atau
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
9
buah yang memiliki efek mengusir/menolak,
menarik dan mematikan OPT.
9. Petani Pengamat adalah petani yang memiliki
kemampuan dan ketrampilan melakukan
pengamatan OPT di wilayah pengamatannya.
10. Plant Growth Promoting Rhyzobacteria
(PGPR)/Bakteri Pemacu Pertumbuhan
Tanaman adalah kelompok bakteri yang hidup
di perakaran (ektofit) atau di dalam jaringan
tanaman (endofit) yang dapat berfungsi
sebagai perombak, penghasil hormon
pertumbuhan dan dapat meningkatkan
ketahanan tanaman.
11. Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) adalah
wadah bagi petani yang mampu
memperbanyak, menerapkan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan
sarana produksi ramah lingkungan yang
mendukung penerapan prinsip-prinsip PHT.
12. Prinsip PHT adalah dasar-dasar pelaksanaan
PHT yang terdiri dari budidaya tanaman
sehat, pemanfaatan musuh alami,
pengamatan secara berkala, petani ahli dalam
PHT.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
10
13. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal
dari sisa tanaman dan/atau kotoran hewan
yang telah melewati proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair dan dapat
diperkaya dengan bahan mineral alami
dan/atau mikroba bermanfaat yang
memperkaya hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
14. Regu Pengendali Hama (RPH) adalah unit
atau kelompok petani yang melaksanakan
atau membantu Brigade Proteksi Tanaman
(BPT) dalam pengendalian OPT.
15. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama
Terpadu (SLPHT) adalah suatu metoda
pendekatan penyuluhan yang
diselenggarakan dengan cara pendekatan
pendidikan orang dewasa (POD) yang
memiliki ciri-ciri: partisipatif, belajar dari
pengalaman, diselenggarakan di lapangan
(lahan belajar), tersedianya kurikulum, sistem
evaluasi belajar, dan sertifikasi kelulusan.
16. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah
upaya pengendalian populasi atau tingkat
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
11
serangan OPT dengan menggunakan satu
atau lebih teknik pengendalian OPT yang
berwawasan lingkungan untuk mencegah
timbulnya kerusakan lingkungan hidup dan
kerugian secara ekonomi.
17. Sistem PHT adalah suatu cara pendekatan
atau konsep pengendalian OPT yang
didasarkan pada PHT.
18. Prinsip PHT adalah dasar-dasar pelaksanaan
PHT yang terdiri dari budidaya tanaman
sehat, pemanfaatan musuh alami,
pengamatan secara berkala, petani ahli dalam
PHT.
19. Tanaman refugia adalah tanaman yang
berfungsi sebagai tempat
berlindung/persembunyian atau persinggahan
dan menyediakan makanan bagi serangga
musuh alami OPT.
20. Hamparan adalah lahan pertanaman yang
relatif luas dengan batas-batas alami antara
lain jalan, sungai, pepohonan, kebun,
pekarangan, perumahan, dll.
21. Kawasan adalah suatu wilayah dengan
kondisi lahan dominan digunakan untuk
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
12
bercocok tanam dan masyarakat memiliki
mata pencaharian utama dari usaha tani.
22. Penerima Bantuan Pemerintah adalah
kelompok tani/gabungan kelompok tani yang
terpilih melalui identifikasi calon petani dan
calon lokasi, untuk selanjutnya ditetapkan
melalui Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA).
23. Pengguna Anggaran (PA) adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga yang
bertanggungjawab atas pengelolaan
anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga bersangkutan.
24. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah
pejabat yang memperoleh kuasa dar
Pengguna Anggaran untuk melaksanakan
sebagian kewenangan dan tanggungjawab
penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan kerja perangkat
daerah.
25. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah
Pejabat yang diberi kewenangan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran untuk mengambil keputusan
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
13
dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban APBN.
26. Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PP-SPM) adalah Pejabat yang
diberi kewenangan oleh KPA untuk
melakukan pengujian atas Surat Perintah
Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah
Membayar.
27. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah
suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yang
berisi permintaan pembayaran tagihan
kepada negara untuk diteruskan kepada
Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PP-SPM).
28. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah
dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau
Pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
alokasi dana yang bersumber dari DIPA atau
Dokumen yang dipersamakan.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
14
BAB. II
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
A. Pengertian
Penerapan PHT Skala Luas Serealia merupakan
kegiatan pemberdayaan petani untuk menerapkan
prinsip PHT dalam budidaya tanaman padi dan
jagung pada satu hamparan luas tanpa dibatasi
wilayah administrasi.
B. Tujuan
1. Menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan
kemampuan petani/kelompok tani dalam
mengelola agroekosistem serta
melaksanakan pengendalian OPT sesuai
prinsip PHT secara bersama-sama dalam
satu hamparan.
2. Menerapkan prinsip PHT skala luas
(hamparan) dalam upaya pengamanan
pertanaman dari serangan OPT.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
15
C. Keluaran
1. Tumbuhnya prakarsa, motivasi dan
kemampuan kelompok tani untuk mengelola
agroekosistem dan melaksanakan
pengendalian OPT sesuai dengan prinsip
PHT.
2. Terlaksananya penerapan prinsip PHT pada
skala luas untuk mengamankan pertanaman
padi dan jagung dari gangguan OPT sehingga
tercapai peningkatan produksi.
D. Sasaran
1. Petani/kelompok tani mampu mengelola
agroekosistem dan mengendalikan OPT
sesuai prinsip PHT.
2. Prinsip PHT diterapkan oleh petani secara
luas.
E. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan PPHT Skala Luas Serealia dilaksanakan
oleh kelompok tani/gabungan kelompok tani
pelaksana kegiatan dengan pendampingan dan
pembinaan oleh petugas lapang (POPT, PPL,
Mantri Tani), Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
16
(LPHP), Dinas Pertanian Provinsi/BPTPH dan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Kelompok tani pelaksana kegiatan adalah
kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang
memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi
berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas
Pertanian.
F. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan PPHT Skala Luas Serealia
berasal dari Dana Dekonsentrasi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran
2018. Fasilitasi bahan dan/atau alat pendukung
penerapan PHT, diberikan dalam bentuk Banpem
melalui mekanisme transfer uang ke rekening
kelompok tani/gabungan kelompok tani. Banpem
tersebut termasuk dalam Akun Belanja Barang
Lainnya untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemerintah Daerah (akun 5263xx).
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
17
BAB III TATA LAKSANA
PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
A. Peserta
Peserta Penerapan PHT Skala Luas Serealia
adalah kelompok tani atau gabungan kelompok
tani dengan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki anggota berjumlah paling sedikit 25
orang.
2. Berasal dari satu atau lebih kelompok
tani/gapoktan dalam satu hamparan.
3. Memiliki 5 orang Petani Pengamat atau
petani yang mampu menjadi Petani
Pengamat.
B. Lokasi dan Waktu
Lokasi Penerapan PHT Skala Luas Serealia
adalah hamparan seluas paling sedikit 25 ha
untuk komoditas padi dan 15 ha untuk komoditas
jagung tanpa batas wilayah administratif.
Hamparan dibagi menjadi 5 (lima) subhamparan
secara proporsional. Penerapan PHT Skala Luas
Serealia dilaksanakan selama satu musim tanam,
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
18
mulai dari masa pra tanam sampai dengan panen.
Kegiatannya terdiri dari: kegiatan persiapan,
kegiatan pra tanam (perencanaan) dan kegaiatan
pasca tanam (evaluasi hasil pengamatan) dengan
pendampingan oleh petugas POPT-
PHP/PPL/Mantri Tani. Selain kegiatan tersebut
juga dilakukan pengamatan mingguan sebanyak
12 kali oleh Petani Pengamat.
C. Tahapan Kegiatan
Operasional kegiatan Penerapan PHT Skala Luas
Serealia dilaksanakan melalui tahapan kegiatan
sebagai berikut :
1. Kegiatan Persiapan
Persiapan dilakukan dalam bentuk pertemuan
di tingkat kecamatan. Pertemuan bertujuan
untuk mensosialisasikan kegiatan,
menyamakan persepsi, sekaligus
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
dengan seluruh pemangku kepentingan.
Kegiatan persiapan dihadiri oleh aparat
pemerintah, tokoh masyarakat, petugas
pendamping (POPT-PHP/PPL/Mantri Tani),
dan perwakilan kelompok tani pelaksana
kegiatan. Dengan demikian, kegiatan ini
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
19
dapat diterima oleh masyarakat serta
memperoleh dukungan dari aparat pemerintah
dan tokoh masyarakat setempat.
2. Kegiatan Pra Tanam
Kegiatan pra tanam dilaksanakan dalam
bentuk pertemuan perencanaan yang antara
lain membahas tentang:
a. Pemetaan masalah
b. Penelusuran budidaya tanaman
c. Rencana aksi
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan
bersama penerapan teknologi budidaya
tanaman, seperti: teknik pengolahan tanah,
pola tanam, sistem tanam, jarak tanam,
penggunaan varietas dan sarana produksi
lainnya yang ramah lingkungan. Sarana
produksi ramah lingkungan yang digunakan
antara lain pupuk organik/organik plus, agens
pengendali hayati (APH), pestisida nabati,
Plant Growth Promoting Rhizobacterium
(PGPR) atau Mikro organisme Lokal (MoL),
dan tanaman berbunga sebagai refugia.
Penanaman refugia merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan biodiversitas
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
20
(keanekaragaman hayati) dalam suatu
agroekosistem. Tanaman refugia difungsikan
sebagai tempat singgah, tempat berlindung
dan sumber pakan alternatif bagi musuh
alami. Penanaman refugian diutamakan pada
lokasi-lokasi yang tidak terganggu pada saat
olah tanah dan panen, misalnya di pematang,
sepanjang jalur irigasi dan/atau di pinggir jalan
dekat lahan usaha tani. Tanaman refugia
yang ditanam berupa kombinasi bebrapa
tanaman berbunga seperti bunga matahari
(Helianthus annuus), kenikir (Cosmos
caudatus), bunga tahi ayam/Marigold
(Tagetes sp.), bunga jengger ayam (Celosia
cristata), kembang kertas (Zinnia), dll. dengan
tanaman kedelai (Glycine max), wijen
(Sesamum sp.).
Pelaksanaan pertemuan pra tanam difasilitasi
satu kali dan apabila diperlukan pertemuan
tambahan dapat dilaksanakan secara
swadaya. Pertemuan dihadiri oleh petani
pengamat, petugas pendamping, dan
perwakilan kelompok tani pelaksana kegiatan.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
21
3. Kegiatan Pasca Tanam
Kegiatan pasca tanam terdiri dari pengamatan
mingguan dan evaluasi hasil pengamatan.
a. Pengamatan Mingguan
Pengamatan mingguan dilakukan
sebanyak 12 kali selama satu musim
tanam. Pengamatan dilakukan oleh lima
orang Petani Pengamat, masing-masing
pada satu subhamparan.
Metode pengamatan mingguan
subhamparan pada komoditas padi dan
jagung mengacu pada Petunjuk Teknis
Pemantauan dan Pengamatan serta
Pelaporan Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim,
sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
55/Hk.310/C/8/2015. Dalam ketentuan
tersebut terdapat beberapa model
pengamatan antara lain model diagonal
terpanjang, model zigzag, dan model huruf
U.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
22
Model diagonal terpanjang merupakan
salah satu metode pengamatan yang
digunakan dalam pengamatan mingguan
subhamparan. Metode ini dilakukan
dengan menetapkan 3 (tiga) unit
sampel/contoh yang berada pada diagonal
terpanjang. Pada setiap unit contoh diamati
10 rumpun/tanaman contoh seperti terlihat
pada Gambar 1. Akan tetapi, apabila terjadi
kecenderungan peningkatan serangan
OPT, jumlah unit contoh dapat ditambah
dan disesuaikan dengan kondisi
pertanaman. Faktor-faktor yang diamati
meliputi: jumlah anakan/kondisi tanaman,
intensitas serangan, populasi OPT dan
musuh alami, serta faktor lingkungan
abiotik dan biotik lainnya. Hasil
pengamatan mingguan dianalisis setiap
minggu oleh petani pengamat. Penentuan
unit sampel/contoh seperti terlihat pada
gambar 1 di bawah ini.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
23
Gambar 1. Sebaran Unit Contoh pada Subhamparan
Keterangan : Satuan unit contoh padi : rumpun Satuan unit contoh jagung : tanaman
b. Evaluasi Hasil Pengamatan
Evaluasi hasil pengamatan dilakukan
dalam bentuk pertemuan untuk membahas
dan menganalisis hasil pengamatan
hamparan. Evaluasi diawali dengan
pemaparan hasil pengamatan oleh petani
pengamat. Hasil pembahasan dan analisis
tersebut digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan serta tindak
lanjutnya oleh petani hamparan.
Subhamparan
10 rumpun /tanamanperUnit Contoh
10 rumpun /tanamanperUnit Contoh
10 rumpun /tanamanperUnit Contoh
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
24
Pertemuan dihadiri oleh seluruh petani
peserta dan dipandu oleh petugas lapang.
Untuk komoditas padi, kegiatan Evaluasi
Hasil Pengamatan dapat dilakukan pada:
- Fase vegetatif awal : persemaian
- Fase vegetatif akhir : tanaman muda (awal
tanam - anakan maksimum)
- Fase generatif awal : tanaman tua (sejak
primordia – berbunga)
- Fase generatif akhir : pematangan bulir
(pengisian bulir – panen)
Untuk komoditas jagung, kegiatan Evaluasi
Hasil Pengamatan dapat dilakukan pada:
- Fase vegetatif awal : umur 0 – 14 hst
- Fase vegetatif akhir : umur 15 – 42 hst
- Fase generatif awal : umur 43 – 70 hst
(saat penyerbukan – pembuahan)
- Fase generatif akhir : umur 71 – panen
(saat pembentukan biji - saat pemasakan
dan pengeringan biji)
Namun demikian, apabila berdasarkan
analisis hasil pengamatan oleh Petani
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
25
Pengamat terjadi permasalahan yang
bersifat insidental dan berpotensi
mengganggu pencapaian produksi, maka
kegiatan evaluasi dapat disesuaikan
waktunya. Beberapa permasalahan
tersebut antara lain: populasi OPT di atas
ambang ekonomi (ambang pengendalian),
adanya potensi peningkatan serangan
OPT, terjadi ledakan populasi OPT, dll.
Pelaksanaan pertemuan pasca tanam difasilitasi
sebanyak dua kali pada fase vegetatif dan
generatif. Apabila diperlukan lebih dari dua kali
pertemuan maka dapat dilaksanakan secara
swadaya. Pelaksanaan kegiatan PPHT Skala
Luas Serealia, dilaksanakan sesuai dengan
bagan Skema pelaksanaan Penerapan PHT Skala
Luas Serealia pada gambar 2. berikut ini:
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
26
Gambar 2. Skema Pelaksanaan Penerapan PHT Skala Luas Serealia
D. Jenis dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
1. Jenis Bantuan
Fasilitasi bantuan pemerintah dalam Kegiatan
PPHT Skala Luas Serealia dibelanjakan untuk
penyediaan bahan pupuk organik, agens
Input ke Hamparan
Pupuk organik/organik plus, APH/pestisida nabati /PGPR/MOL, dan penanaman refugia
TAHAPAN KEGIATAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
Kegiatan Sebelum Tanam
1. Persiapan 2.Kegiatan Pratanam Kegiatan Setelah Tanam
1. Pengamatan Mingguan
2. Evaluasi Hasil Pengamatan
a. Fase vegetatif
b.Fase generatif
Hamparan : -Padi : minimal 25 Ha -Jagung: minimal 15 Ha
Dalam kondisi tertentu, diskusi
evaluasi hasil pengamatan
dapat dilakukan sewaktu-waktu
untuk mencegah penurunan
produksi
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
27
pengendali hayati/pestisida nabati/
PGPR/MoL, benih tanaman refugia (tanaman
berbunga dan/atau kedelai)
2. Penyaluran Bantuan Pemerintah
Penyaluran Banpem mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
173/PMK.05/2016 Perubahan PMK-
168/PMK.05/2016 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara/Lembaga dan
Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Penyaluran
Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2018.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
28
BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
memantau kesesuaian pelaksanaan Penerapan
PHT Skala Luas Serealia di lapangan dengan
petunjuk teknis yang telah ditetapkan. Monitoring
dan evaluasi dilakukan secara berkala dan
berjenjang sesuai dengan tahapan pelaksanaan
kegiatan di lapangan.
Pembinaan teknis dan administratif kegiatan
dapat dilakukan oleh Laboratorium Pengamatan
Hama dan Penyakit (LPHP), Balai
Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura (BPTPH), Dinas Pertanian Provinsi,
dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
B. Pelaporan
Pelaporan kegiatan PPHT Skala Luas Serealia
disampaikan secara berjenjang mulai dari petugas
lapang, LPHP, BPTPH, sampai tingkat pusat
(Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan)
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
29
Laporan terdiri dari empat bagian dengan uraian
sebagai berikut:
a. Laporan 1. Keragaan CPCL
Laporan ini merupakan laporan awal
mengenai kondisi Calon Petani dan Calon
Lokasi (CPCL) dan sarana pendukungnya.
Format laporan disusun sebagaimana
tercantum pada Lampiran 1. Laporan
disampaikan sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Laporan 2. CPCL dan Rencana Pelaksanaan
Laporan ini merupakan laporan penetapan
Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) dan
rencana pelaksanaan kegiatan. Format
laporan disusun sebagaimana tercantum pada
Lampiran 2. Laporan disampaikan sebelum
kegiatan dilaksanakan.
c. Laporan 3. Pelaksanaan
Laporan ini merupakan laporan pelaksanaan
kegiatan yang sedang berlangsung. Format
laporan disusun sebagaimana tercantum pada
Lampiran 3. Laporan disampaikan per bulan
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
30
atau disesuaikan dengan kebutuhan
monitoring dan evaluasi
d. Laporan 4. Hasil Pelaksanaan
Laporan ini merupakan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan, format laporan disusun
sebagaimana tercantum pada Lampiran 4.
Laporan disampaikan setelah kegiatan
dilaksanakan.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
31
LAMPIRAN
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
32
Lampiran 1. Laporan Data Keragaan CPCL
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
Pria
Wan
ita
Pria
Wan
ita
Ada
/Akt
if
Tida
k A
da/T
idak
Akt
if
Akt
if
Tida
k A
ktif
1
2
3
4
5
dst
Keterangan :
* : Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia
NIP.
RPH
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
Dis
edia
kan
Piha
k La
in/P
PAH
Baha
n Cu
kup
Ters
edia
Baha
n Ti
dak
cuku
p Te
rsed
ia
Cuku
p Te
rsed
ia
Sulit
Ter
sedi
a
PPAH/POSIPAH/
Klinik Tanaman
Laha
n H
ak M
ilik
Tota
l Lua
s La
han
Cuku
p Te
rsed
ia
Sulit
Ter
sedi
a
Dis
edia
kan
Peta
ni
Non Alumni
SLPHT
Jum
lah
dari
1 K
elom
pok
Tani
Lebi
h da
ri 1
Kel
ompo
k Ta
ni
Laha
n Se
wa
LAPORAN 1. DATA KERAGAAN CPCL
LOKASI KEGIATAN, JUMLAH DAN ASAL PESERTA, LUAS KEPEMILIKAN LAHAN, PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK, TANAMAN REFUGIA, DAN KELEMBAGAAN PHT
No
Lokasi Kegiatan Jumlah PesertaAsal
Peserta *
Luas Kepemilikan
Lahan (ha)
Pupuk
Organik *
Agens Pengendali
Hayati *
Tanaman
Refugia *Kelembagaan PHT *
Kab./Kota Kecamatan Desa Kelompok Tani
Alumni
SLPHT
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
33
Lampiran 2. Laporan Data CPCL dan Rencana Pelaksanaan Penerapan PHT Skala Luas Serealia
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
Rencana
Pelaksanaan
Pertemuan
Persiapan
1
2
3
4
5
dst
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
NIP.
Laporan 2. CPCL DAN RENCANA PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
No Kab./Kota Kecamatan DesaNama
kelompok Tani
Luas Lahan
Kegiatan (Ha)Nama Petugas
Bulan/Tahun
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
34
Lampiran 3. Laporan Pelaksanaan Penerapan PHT Skala Luas serealia
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
1 2
1
2
3
4
5
dst
LAPORAN 3. PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
No Kab./Kota Kecamatan DesaNama
kelompok Tani
Petugas
Pendamping
Pertemuan Tgl/Bln/Tahun
Persiapan Pra TanamPasca Tanam
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
NIP.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
35
Lampiran 4. Laporan Hasil Pelaksanaan Penerapan PHT Skala Luas Serealia
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
Kand
ang
*
Kom
pos
*
Kom
pos
+ A
gens
Hay
ati *
APH
*
APH
+ P
estis
ida
Nab
ati *
APH
+ P
estis
ida
Nab
ati +
PG
PR *
˂ 30
har
i seb
elum
Sem
ai *
˃ 30
Har
i Seb
elum
Sem
ai *
1
2
3
4
5
dst
Keterangan :
* : Beri tanda (√) pada kolom yang tersediaSu
dah
Dig
unak
an S
ebel
um K
egia
tan
*
LAPORAN 4a. HASIL PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
PENGGUNAAN VARIETAS, PUPUK ORGANIK, AGENS PENGENDALI HAYATI DAN TANAMAN REFUGIA
No
Lokasi Kegiatan Varietas Pupuk Organik (PO)Agens Pengendali
Hayati (APH)Tanaman Refugia
Kab./Kota Kecamatan Desa kelompok Tani
Vari
etas
Ung
gul *
Vari
etas
Lok
al *
Nam
a Va
riet
as
Tida
k D
igun
akan
Seb
elum
Keg
iata
n Jenis Pupuk
Dos
is A
plik
asi P
O (T
on/h
a)
Ragam
Frek
uens
i Apl
ikas
i (...
.X)
Penanaman
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
NIP.
Nam
a Ta
nam
an
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
36
Lampiran 4. lanjutan...
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
Nam
a H
ama
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a H
ama
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a H
ama
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a P
enya
kit
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a P
enya
kit
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a P
enya
kit
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
1
2
3
4
5
dst
Keterangan :
- Satuan Populasi ekor/rumpun atau ekor/per M2
- Satuan Intensitas Serangan (%)
Rer
ata
Po
pu
lasi
Mu
suh
Ala
mi
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
LAPORAN 4b. HASIL PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
PENGAMATAN OPT UTAMA DAN MUSUH ALAMI
No
Lokasi Kegiatan OPT Utama Musuh Alami (MA)
Kab./Kota Kecamatan Desa kelompok Tani
Nama
NIP.
Hama Penyakit
Jen
is M
usu
h A
lam
i
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
37
Lampiran 4. lanjutan...
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
1
2
3
4
5
dst
Catatan :
Cara Penghitungan B/C ratio (Benefit/Cost Ratio )
B/C ratio =
=
=
LAPORAN 4c. HASIL PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
FREKUENSI PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIA SINTESIS, PRODUKTIVITAS LAHAN DAN ANALISIS USAHA TANI
No
Lokasi KegiatanFrekuensi Penggunaan Pestisida
Kimia Sintesis (....kali)Produktivitas
Analisis Usaha Tani (B/C ratio
atau Benefit/Cost ratio
Kab./Kota Kecamatan Desa
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Kelompok Tani
MT
Berla
ngsu
ng
MT
nyan
g Sam
a Tah
un Se
belum
nya
Petan
i Non
Pese
rta di
Seke
liling
Kegia
tan
MT
Berla
ngsu
ng
MT
yang
Sama
Tahu
n Seb
elumn
ya
Laha
n Peta
ni No
n Pes
erta
di Se
kelili
ng Ke
giatan
MT
Berla
ngsu
ng
MT y
ang S
ama T
ahun
Sebe
lumny
a
Laha
n Pet
ani N
on Pe
serta
di Se
kelili
ng Ke
giata
n
Mengetahui,
( Volume Produksi x Harga Jual) - Total Biaya Produksi)
Total Biaya Produksi
Keuntungan Bersih
Total Biaya Produksi NamaNIP.
Pendapatan - Total Biaya produksi
Total Biaya Produksi
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
38
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
39
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
40
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
41
LAPORAN 1. DATA KERAGAAN CPCL
LOKASI KEGIATAN, JUMLAH DAN ASAL PESERTA, LUAS KEPEMILIKAN LAHAN, PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK, TANAMAN REFUGIA, DAN KELEMBAGAAN PHT
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
42
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
No
Lokasi Kegiatan Jumlah Peserta Asal
Pesrta
Luas Kepemil
ikan Lahan (ha)
Pupuk
Organik
Agens Pengendali
Hayati
Tanaman
Refugia Kelembagaan PHT
Kab./Kota Kecamatan Desa
Kelompok Alumni SLPHT
Non Alumni SLPHT Ju
mla
h
dar
i 1
Kel
om
po
k Ta
ni *
Le
bih
dar
i 1
Kel
om
po
k Ta
ni *
La
han
Hak
Mili
k La
han
Sew
a To
tal
Luas
Lah
an
Cu
kup
Ters
edia
*
Sulit
Ters
edia
*
Dis
edia
k
an P
etan
i
*
Dis
edia
k
an P
ihak
Lain
/PP
A
H *
Bah
an
Cu
kup
Ters
edia
*
Bah
an
Tid
ak
cuku
p
Ters
edia
*
Cu
kup
Ters
edia
*
Sulit
Ters
edia
*
PPAH/POSIPAH/ Klinik Tanaman
RPH
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
43
Tani
Pri
a **
Wan
ita
Tota
l Ju
mla
h
Alu
mn
i SLP
HT
Ad
a/A
ktif
*
Tid
ak A
da/
Tid
ak A
ktif
*
Akt
if *
Tid
ak A
ktif
*
1
2
3
4
5
dst
Keterangan :
** : Diisi jumlah petani peserta
Mengetahui,
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
44
* : Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
NIP.
Laporan 2. CPCL DAN RENCANA PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
Tahun :
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
45
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
No Kab./Kota Kecamatan Desa Nama
kelompok Tani
Luas Lahan Kegiatan (Ha)
Nama Petugas Bulan/Tahun
Rencana Pelaksanaan Pertemuan Persiapan
1
2
3
4
5
dst
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
NIP.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
46
LAPORAN 3. PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
No Kab./Kota Kecamatan Desa Nama kelompok
Tani Petugas
Pendamping
Pertemuan Tgl/Bln/Tahun
Persiapan Pra Tanam Pasca Tanam
1 2
1
2
3
4
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
47
5
dst
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
NIP.
Laporan 4a. HASIL PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA
PENGGUNAAN VARIETAS, PUPUK ORGANIK, AGENS PENGENDALI HAYATI DAN TANAMAN REFUGIA
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
48
No
Lokasi Kegiatan Varietas Pupuk Organik (PO) Agens Pengendali
Hayati (APH) Tanaman Refugia
Kab./Kota Kecamatan Desa kelompok
Tani
Var
ieta
s U
ngg
ul *
Var
ieta
s Lo
kal *
Nam
a V
arie
tas
Sud
ah D
igu
nak
an S
ebel
um
Ke
giat
an
*
Tid
ak D
igu
nak
an S
ebel
um
Keg
iata
n
Jenis Pupuk
Do
sis
Ap
likas
i PO
(To
n/h
a)
Ragam
Frek
uen
si A
plik
asi (
....
X)
Nam
a Ta
nam
an
Penanaman
Kan
dan
g *
Ko
mp
os
*
Ko
mp
os
+ A
gen
s H
ayat
i *
AP
H *
AP
H +
Pe
stis
ida
Nab
ati *
AP
H +
Pe
stis
ida
Nab
ati +
PG
PR
*
˂ 3
0 h
ari s
ebel
um
Sem
ai *
˃ 3
0 H
ari S
ebel
um
Sem
ai *
1
2
3
4
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
49
5
dst
Keterangan :
* : Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia
Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab
Kegiatan
Nama
NIP.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
50
Laporan 4b. HASIL PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA PENGAMATAN OPT UTAMA DAN MUSUH ALAMI
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
No Lokasi Kegiatan OPT Utama Musuh Alami
(MA)
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
51
Kab./Kota Kecamatan Desa kelompok
Tani
Hama Penyakit
Jen
is M
usu
h A
lam
i
Rer
ata
Po
pu
lasi
Mu
suh
Ala
mi
Nam
a H
ama
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a H
ama
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a H
ama
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a P
enya
kit
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a P
enya
kit
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
Nam
a P
enya
kit
Po
pu
lasi
/ In
ten
sita
s Se
ran
gan
1
2
3
4
5
dst
Keterangan :
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
52
- Satuan Populasi ekor/rumpun atau ekor/per M2
Mengetahui,
- Satuan Intensitas Serangan (%)
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
Nama
NIP.
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
53
Laporan 4c. HASIL PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS SEREALIA FREKUENSI PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIA SINTESIS, PRODUKTIVITAS LAHAN DAN ANALISIS USAHA TANI
Tahun :
Provinsi :
Komoditas :
Sumber Dana :
No Lokasi Kegiatan
Frekuensi Penggunaan Pestisida Kimia Sintesis
(....kali) Produktivitas
Analisis Usaha Tani (B/C ratio atau
Benefit/Cost ratio
Kab./Kota Kecamatan Desa Kelompok MT
Ber
l
angs
un
g
MT
nya ng
Sam a
Tah
un
Seb
elu
mn
y
a
Pet
a
ni
No
n
Pes
erta
di
Sek
elili
ng
Keg
i
atan
MT
Ber
l
angs
un
g
MT
yan g
Sam a
Tah
un
Seb
elu
mn
y
a Lah
an
Pet
a
ni
No
n
Pes
erta
di
Sek
elili
ng
Keg
i
atan
MT
Ber
l
angs
un
g
MT
yan g
Sam a
Tah
un
Seb
elu
mn
y
a
Lah
a
n
Pet
a
ni
No
n
Pes
e
rta di
Seke
lilin
g
Keg
i
atan
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
54
Tani
1
2
3
4
5
dst
Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
55
catatan :
Mengetahui,
Cara Penghitungan B/C ratio (Benefit/Cost Ratio)
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan
B/C ratio = Keuntungan
Bersih
Total Biaya
Produksi Nama
NIP.
= Pendapatan - Total Biaya produksi
Total Biaya Produksi
=
( Volume Produksi x Harga Jual) - Total Biaya Produksi)
Total Biaya Produksi