28
1 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kolokium Program Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara 1. Pengertian Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) tingkat akhir yang dilaksanakan dalam batasan waktu, tempat dan standar akademik yang ketat. Kolokium Desain Interior merupakan bagian persiapan memasuki tahap akhir dari proses belajar mahasiswa dalam perancangan proyek desain interior. Kolokium Desain Interior merupakan tahap perencanaan Konsep Programatik yang meliputi pengumpulan data dan analisa data sebagai penelusuran masalah (problem seeking) desain fasilitas publik yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan proyek di mata kuliah Tugas Akhir. 2. Tujuan MK Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu melakukan penelusuran masalah dengan metode programming, sehingga mampu berfikir analitis, logis, obyektif dan mampu mempertanggung-jawabkan secara ilmiah melalui latihan (drill) secara mandiri dan komprehensif. 3. Metode Kajian Kolokium / Pra-TA Mata Kuliah Kolokium merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tugas Akhir. Materi Mata Kuliah Kolokium merupakan penyusunan Konsep Programatik yang meliputi pengumpulan data dan analisa data sebagai penelusuran masalah (problem seeking) desain fasilitas publik yang digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah ( problem solving) perancangan proyek di mata kuliah Tugas Akhir. Agar tujuan proses belajar mengajar dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka dibutuhkan metode baku yang telah didefinisikan secara jelas dan sistematis untuk diterapkan dalam pelaksanaan MK kolokium dan tugas akhir.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kolokium Program Studi Desain ...€¦ · persiapan memasuki tahap akhir dari proses belajar mahasiswa dalam perancangan proyek desain interior. Kolokium

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kolokium

    Program Studi Desain Interior Universitas Tarumanagara

    1. Pengertian

    Kolokium Desain Interior merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)

    tingkat akhir yang dilaksanakan dalam batasan waktu, tempat dan standar

    akademik yang ketat. Kolokium Desain Interior merupakan bagian

    persiapan memasuki tahap akhir dari proses belajar mahasiswa dalam

    perancangan proyek desain interior. Kolokium Desain Interior merupakan

    tahap perencanaan Konsep Programatik yang meliputi pengumpulan data

    dan analisa data sebagai penelusuran masalah (problem seeking) desain

    fasilitas publik yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan

    proyek di mata kuliah Tugas Akhir.

    2. Tujuan MK

    Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu melakukan

    penelusuran masalah dengan metode programming, sehingga mampu

    berfikir analitis, logis, obyektif dan mampu mempertanggung-jawabkan

    secara ilmiah melalui latihan (drill) secara mandiri dan komprehensif.

    3. Metode Kajian Kolokium / Pra-TA

    Mata Kuliah Kolokium merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tugas

    Akhir. Materi Mata Kuliah Kolokium merupakan penyusunan Konsep

    Programatik yang meliputi pengumpulan data dan analisa data sebagai

    penelusuran masalah (problem seeking) desain fasilitas publik yang

    digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah (problem solving)

    perancangan proyek di mata kuliah Tugas Akhir.

    Agar tujuan proses belajar mengajar dapat mencapai sasaran yang

    diharapkan, maka dibutuhkan metode baku yang telah didefinisikan secara

    jelas dan sistematis untuk diterapkan dalam pelaksanaan MK kolokium dan

    tugas akhir.

  • 2

    Tahap proses desain menggunakan metode perancangan yang terdiri dari:

    tahap programming, tahap space planning (sintesa masalah) dan tahap

    pengambilan keputusan (design). Agar pelaksanaan setiap tahap proses

    dapat dikaji secara obyektif, rasional dan ilmiah maka tahap programming

    dilaksanakan di MK Kolokium, sedangkan tahap space planning (sintesa

    masalah) dan tahap pengambilan keputusan (design) dilaksanakan di MK

    Tugas Akhir. Tahapan proses desain diatas juga digunakan sebagai acuan

    untuk evaluasi dan memonitor bimbingan asistensi kemajuan pelaksanaan

    pekerjaan materi MK klokium dan tugas akhir mahasiswa.

    KERANGKA BERFIKIR

    INTERPRETASI

    MASALAH

    SPACE PLANNINGSPACE PLANNINGSPACE PLANNINGPROGRAMMING

    KENDALA

    KEPUTUSAN

    DESAIN

    SPACE PLANNING

    PENGENALAN

    MASALAH

    PROGRAMMING

    KRITERIA

    ANALISA SINTESA KEPUTUSAN

    DESAIN

    DESIGNSPACE PLANNING

    PEDOMAN

    DESAIN

    ANALISAANALISA

    DESIGN CONCEPTPROGAMMATIC CONCEPT WORKING

    DRAWING

    Logical Thinking Creative Thinking Communication Thinking

    Diagram I: Kerangka Berfikir

    Pengertian Konsep Programatik dan Konsep Desain

    Konsep Programatik (programmatic concept)

  • 3

    adalah suatu bentuk persyaratan mengenai bagaimana suatu

    masalah dapat dipecahkan, atau suatu kebutuhan dapat terpenuhi.

    Konsep Desain (design concept)

    adalah tanggapan fisik tertentu tentang bagaimana suatu konsep

    programatik dapat dikembangkan ( Ballast, 1992:33).

    4. Persyaratan akademik mengikuti mata kuliah Kolokium:

    - Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Seminar

    - Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Metodologi Penelitian

    - Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Metodologi Desain Interior

    - Peserta kuliah telah lulus mata kuliah Desain Interior I s/d Desain

    Interior V

    - Peserta kuliah telah lulus mínimum 120 SKS

    5. Judul / Topik Kajian Kolokium

    Judul / topik kajian kolokium adalah desain interior bangunan fasilitas publik

    (Public Facilities) yang memiliki kompleksitas tinggi baik organisasi ruang,

    pemakainya, maupun bobot kajian filosofinya.

    Secara umum, fasilitas publik (Public Facilities) tersebut memiliki bobot

    kajian filosofi yang dikaitkan dengan budaya, gaya hidup atau realitas

    kebudayaan yang berkembang di masyarakat.

    Secara khusus, fasilitas publik (Public Facilities) tersebut dapat dikaji salah

    satu bagiannya secara khusus dan dikembangkan dalam konsep desain yang

    sistemik.

    Lingkup topik kajian Kolokium:

    Adapun ruang lingkup topik yang bisa diambil sebagai proyek Tugas Akhir,

    mengacu pada Pengelompokan Tipologi Fungsi Bangunan sbb:

    a. Sarana Perumahan dan Pemukiman (Residential)*

    Rumah Dinas Gubernur, Walikota, Wisma Indonesia di negara

    Sahabat.

  • 4

    b. Sarana Pendidikan (Educational)

    Sekolah dengan jenjang pendidikan yang terintegrasi (Taman Kanak

    kanak s / d SLTA), Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta (Iptek, Seni

    dsb.) , Pusat Pengembangan Potensi Anak, SPLB., Planetarium

    c. Sarana Kesenian dan Kebudayaan (Cultural)

    Museum, Perpustakaan, Teater, Community Theaters, Auditorium,

    Amphitheaters, Music Facilities. Cultural Center

    d. Sarana Kesehatan dan Kesejahteraan (Health)

    Rumah sakit Umum, Rumah Sakit Khusus, Pusat Rehabilitasi, Pusat

    Kesehatan Mental, panti werda

    e. Sarana Keagamaan dan Peribadatan (Religious)

    Islamic Center, Catholic Center, Budhist Center, Masjid, Gereja Vihara,

    Synagog.

    f. Sarana Perkantoran (Govermental and Public Buildings)

    City and town halls, Courthouses, Fire Stations, Kantor Pemerintah,

    Kantor Swasta, Police Stations, Jails and Prisons, Incinerator Plants,

    Kedutaan Besar, Bank, Stasiun Televisi Nasional / Swasta dsb.

    g. Sarana Bisnis dan Komersial (Commercial)

    Shopping Centers, Mall, Super Blocks, Supermakets, Hotel, Motel,

    Restoran

    h. Sarana Transportasi (Transportation)

    Airport dan Terminal, Terminal ferry, Stasiun MRT, Stasiun terpadu

    dsb.

    i. Sarana Hiburan dan Rekreasi (Recreation and Entertainment)

    Gedung Bioskop, Club House, Golf Courses, Pusat Informasi,

  • 5

    6. Prosedur Pelaksanaan MK Kolokium

    a. Mengajukan 3 (tiga) alternatif judul /topik kepada Koordinator Kolokium

    b. Mengajukan 2 (dua) alternatif denah arsitektur yang memiliki relevansi

    dengan judul / topik

    c. Proses Evaluasi progres pelaksanaan Kolokium Program Studi Desain

    Interior dilakukan melalui 2 (dua) tahap, yaitu:

    Evaluasi I

    Evaluasi pertama dilaksanakan oleh pembimbing masing-masing

    Prasyarat Evaluasi I:

    Materi telah melalui konsultasi (asistensi) dengan pembimbing minimal 2

    kali.

    Materi Evaluasi I:

    Mengevaluasi tahap pengajuan proposal kajian kolokium dan

    pengumpulan data literature dan survey lapangan yang tertuang dalam

    kerangka berfikir, terdiri dari:

    a. Mengevaluasi hasil studi literature dan studi lapangan (studi banding)

    foto-foto pengamatan lapangan / studi banding (3 lokasi berbeda).

    b. Penelusuran Masalah (pengertian, definisi, pengertian tambahan,

    lingkup kajian)

    c. Pengenalan Masalah (latar belakang permasalahan; tujuan

    perencanaan; tuntutan waktu, tempat, ekonomi; klasifikasi proyek)

    d. Kriteria / data proyek yang paling relevan (profil perusahaan/lembaga;

    organisasi; pelayanan; kebutuhan aktifitas dan fasilitas; persyaratan

    spatsial dan fungsional; persyaratan kondisional; peraturan pemerintah

    dan ketentuan hukum lainnya)

    e. Kendala / data fisik (tapak/site; arsitektur; interior; potensi daerah;

    dampak terhadap lingkungan fisik; dampak terhadap lingkungan non-

    fisik)

  • 6

    Evaluasi II

    Evaluasi kedua dilaksanakan oleh pembimbing:

    Prasyarat Evaluasi II:

    Materi telah melalui konsultasi (asistensi) dengan pembimbing minimal 3 kali.

    Materi Evaluasi II:

    a. Mengevaluasi hasil perbaikan dan kelengkapan materi evaluasi I

    b. Analisa masalah dalam bentuk image chart, skema/diagram (studi citra

    / image; studi potensi lingkungan / tapak; studi arsitektur; studi

    fungsi, jumlah, besaran ruang; studi organisasi ruang; studi pola

    sirkulasi; studi persyaratan ruang; studi kebutuhan fasilitas; studi

    material dan warna)

    c. Merumuskan pedoman desain (kriteria umum perencanaan; kriteria

    organisasi ruang; kriteria lay-out furniture; kriteria pola sirkulasi; kriteria

    Ergonomi; kriteria keamanan; kriteria material dan warna).

    d. Menyusun draft final Laporan Kolokium

    Ujian Akhir Kolokium

    merupakan forum ujian secara komprehensif yang dilaksanakan oleh tim

    penguji yang terdiri dari 1 orang evaluator yang merupakan dosen

    pembimbing mahasiswa MK Kolokium yang lain dan 2 orang

    pembimbing mahasiswa peserta MK Kolokium ybs. agar menambah

    masukan dan menjamin obyektifitas dalam penilaian.

    7. Ketentuan Laporan Kolokium

    Berbentuk laporan tertulis yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah penulisan

    ilmiah dan mengikuti sistematika pembahasan berdasarkan metode

    programming (penelitian by design)

    Programming adalah melakukan analisa masalah (problem analysis),

    sedangkan design adalah sintesa masalah (problem synthesis) ( Ballast, 1992:33).

    Programming adalah proses perencanaan yang meliputi pengumpulan data dan informasi mengenai suatu masalah untuk dianalisa, dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas untuk menghasilkan

  • 7

    landasan desain. Menetapkan suatu masalah terlebih dahulu sebelum sebuah solusi dilakukan ( Ballast, 1992:33).

    Programming adalah penelusuran masalah (problem seeking), sedangkan desain adalah pemecahan masalah (problem solving) (Peña,1978:18).

    Penyusunan laporan kolokium harus memenuhi ketentuan sbb.:

    - Draft Laporan Kolokium sudah melalui proses asistensi / konsultasi

    pembimbing.

    - Draft Laporan Kolokium dikerjakan sesuai dengan kaidah penulisan

    ilmiah.

    - Draft final Laporan Kolokium diserahkan sebelum UAS berlangsung

    sebagai salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi.

    - Format dan warna cover laporan harus sesuai dengan ketentuan

    pedoman pengantar MK Kolokium.

    Mengacu pada metode programming yang digagas oleh William Pena dalam

    buku yang berjudul Problem Seeking (Ballast, 1992:33), yaitu proses lima

    tahap programming:

    1. Menentukan sasaran / tujuan

    2. Mengumpulkan fakta – fakta

    3. Menjabarkan dan menguji konsep

    4. Menentukan kebutuhan dan

    5. Merumuskan masalah

    Namun untuk sistematika penulisan Laporan Kolokium / Pra TA dilakukan

    penyesuaian dengan struktuktur penulisan karya ilmiah sebagai berikut:

    COVER (Lihat aturan yang berlaku)

    JUDUL TOPIK KOLOKIUM / Pra-TA Nomor, nama matakuliah, semester-tahun. Nama & NIM Peserta Nama Lengkap (dan gelar) Pembimbing Logo Universitas Nama Program Studi, Fakultas, Universitas, Tahun.

  • 8

    LEMBAR PENGESAHAN (Lihat aturan berlaku) Berisi : JUDUL TOPIK KOLOKIUM / Pra-TA Nomor, nama matakuliah, semester, tahun Nama & NIM peserta Nama, Tandatangan, Tanggal : Pembimbing 1(& 2), Ketua program

    Studi / Koordinator Kolokium. Halaman & Daftar Halaman judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan (dibubuhi dengan materai dan di tandatangan

    penyusun laporan) Pengantar (untuk apa laporan ini dibuat dan ucapan terimakasih

    hanya kepada yang berhubungan akademis) Abstrak (Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan, Metode, Manfaat,

    Kata kunci) Daftar Isi (Angka Judul.......... halaman ) Daftar Tabel (Tabel III.1; Judul, Sumber,halaman ) Daftar Gambar (Gambar III.1; Judul, Sumber, halaman ) Daftar Istilah Daftar Lampiran

    KATA PENGANTAR (Satu halaman saja) Berisi :

    Maksud penulisan laporan ini. Rasa syukur kepada Tuhan YME. Ucapan terimakasih kepada secukupnya, Academically Related

    terutama pembimbing 1 & pembimbing 2, Ketua Program Studi Sebutkan nama dan gelarnya dengan benar.

    Permohonan maaf secukupnya. Kota dan tanggal, Penulis

    Abstrak (Tidak lebih dari 300 kata)

    Latarbelakang, permasalahan yang masih ada, cara pengumpulan data, konsep dan strategi perancangan, manfaat hasil rancangan terutama untuk mengatasi permasalahan.

    Kata kunci

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan

    (Kejadian, fenomena dan mengapa masalah tersebut diambil sebagai

    topik perancangan)

  • 9

    1.2 Rumusan Masalah Perencanaan

    Seperti halnya penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan

    masalah, maka pertanyaannya standar yaitu berkenaan dengan what,

    who, why, where, when, dan how-nya obyek penelitian.

    Dalam rumusan masalah perencanaan berangkat dari pertanyaan-

    pertanyaan yang dijawab pada penentuan sasaran/tujuan

    perencanaan, di tahap awal programming yang berisi uraian masalah-

    masalah dalam perencanaan dan akan dipecahkan dalam desain

    interiornya, sebagai contoh:

    a. Bagaimana tema desain dapat diimplementasikan kedalam desain

    interior.

    b. Bagaimana citra lembaga/perusahaan dapat diterjemahkan ke

    dalam desain interior.

    c. Bagaimana organisasi dan atau pelayanan lembaga / perusahaan

    dapat diterjemahkan ke dalam desain interiornya.

    d. Bagaimana program aktifitas pemakai dapat terpenuhi dalam

    desain program ruang.

    Setiap proyek dapat memiliki fokus masalah yang berbeda untuk

    diuraikan sebagai identifikasi masalah perancangan.

    Sebagai contoh Rumusan Masalah Perencanaan untuk kajian kolokium

    proyek museum:

    Rumusan masalah perencanaan diuraikan berdasarkan masalah-

    masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana perencanaan interior museum dapat menampilkan citra

    benda koleksinya dan juga sesuai dengan citra lembaga

    pengelolanya.

    2. Bagaimana menguraikan program aktivitas yang dilakukan

    pengunjung dan staff di dalam museum.

    3. Bagaimana menentukan program ruang yang sesuai dengan

    persyaratan dan kebutuhan Museum Kretek.

  • 10

    4. Bagaimana menyusun tata letak benda koleksi yang sesuai dengan

    alur cerita/scenario yang direncanakan.

    5. Bagaimana merencanakan pola alur sirkulasi yang memenuhi kriteria

    antropometri dan sesuai dengan alur cerita/scenario yang

    direncanakan.

    6. Bagaimana merencanakan display fixture yang sesuai dengan

    program penempatan benda koleksi museum.

    7. Bagaimana merencanakan system tata cahaya buatan yang sesuai

    fungsi dan tidak merusak benda koleksi museum.

    8. Bagaimana merencanakan tata udara dan akustik yang sesuai

    persyaratan dan kebutuhan museum.

    1.3 Ruang Lingkup Proyek Perencanaan

    Uraian demarkasi permasalahan perancangan dan intensitas

    hubungan yang ingin diselesaikan sebagai karya desain interior.

    1.4 Tujuan Perencanaan

    Sesuai dengan tahap awal dari proses lima tahap programming yaitu

    Menentukan sasaran / tujuan yang juga Menjawab Permasalahan

    perencanaan:

    a. Untuk dapat diimplementasikan tema desain ke dalam desain

    interior.

    b. Untuk menterjemahkan citra lembaga/perusahaan ke dalam desain

    interiornya.

    c. Untuk menterjemahkan organisasi dan atau pelayanan lembaga /

    perusahaannya ke dalam desain interiornya.

    d. Untuk dapat memenuhi program aktifitas pemakai ke dalam

    program ruang desain interiornya.

    Contoh Tujuan Perencanaan untuk kajian kolokium proyek museum:

    1. Untuk merencanakan interior museum yang dapat menampilkan citra

    benda koleksinya dan juga sesuai dengan citra lembaga

    pengelolanya.

  • 11

    2. Untuk mengetahui program aktivitas yang dilakukan pengunjung dan

    staff di dalam museum.

    3. Untuk menentukan program ruang yang sesuai dengan persyaratan

    dan kebutuhan Museum Kretek.

    4. Untuk menyusun tata letak benda koleksi yang sesuai dengan alur

    cerita/scenario yang direncanakan.

    5. Untuk merencanakan pola alur sirkulasi yang memenuhi kriteria

    antropometri dan sesuai dengan alur cerita/scenario yang

    direncanakan.

    6. Untuk merencanakan display fixture yang sesuai dengan program

    penempatan benda koleksi museum.

    7. Untuk merencanakan system tata cahaya buatan yang sesuai fungsi

    dan tidak merusak benda koleksi museum.

    8. Untuk merencanakan tata udara dan akustik yang sesuai

    persyaratan dan kebutuhan museum.

    1.5 Metode Programming

    Meliputi pengumpulan data dan informasi mengenai suatu masalah

    untuk dianalisa, dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas untuk

    menghasilkan landasan desain.

    1.6 Sistematika Penulisan

    (Gambaran singkat tiap bab penulisan laporan Kolokium)

    BAB II DASAR PEMIKIRAN (Berisi Tinjauan Teori & Data Proyek)

    Menjelaskan teori atau dasar pemikiran apa yang dipakai sebagai pijakan

    untuk menganalisis / menguraikan masalah yang diteliti. Biasanya uraian dari

    studi pustaka, berkaitan dengan definisi-definisi dan definisi tambahan yang

    dikemukakan para ahli. Misalnya topik kajian proyek “ Perencanaan Interior

    Hotel Bintang Lima di Jakarta”: Maka dicari landasan teori yang berkaitan

    dengan unsur definisi hotel, klasifikasi hotel secara umum, khusus,

    persyaratan-persyaratan teknis dan non teknis dsb.

  • 12

    2.1 Tinjauan umum:

    Pengertian

    Teori (kompilasi teori-teori yang disebut pada sub-bab kerangka teori)

    Sejarah singkat (bila diperlukan)

    Aspek Yuridis formal (bila ada)

    2.2 Tinjauan khusus

    Data spesifik yang berkaitan dengan topik proyek yang akan dibahas:

    Profil Lembaga / Perusahaan

    - Visi, Misi, Filosofi Perusahaan

    - Jenis Usaha /Pelayanan

    - Sejarah (bila perlu)

    Organisasi

    - Struktur Organisasi / Hierarki

    - Jumlah Personil dan deskripsi kerja

    - Tata alur kerja dan hubungan kerja

    Pelayanan

    - Prosedur

    - Persyaratan-persyaratan

    Kebutuhan aktifitas dan fasilitas yang paling signifikan (berupa data,

    bukan hasil analisis)

    Persyaratan spatsial / standar arsitektur-interior

    Persyaratan Fungsional

    - Ergonomi

    - Fire Safety, Security, Humadity

    Persyaratan Kondisional

    - Sosial, Adat Budaya, Politik, Ekonomi

    Peraturan Pemerintah dan Peraturan Hukum lainnya. Sebagai

    contoh: untuk mendirikan sebuah rumah swasta di Indonesia,

    pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Kesehatan

    mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Rumah Sakit. Apabila

    data yang spesifik tidak ditemukan di literatur, maka data tersebut

  • 13

    dapat mengadopsi dari data empiris yang diperoleh dari hasil survey

    lapangan (hasil survey tipologi). Contoh: topik kajian proyek

    ”Perancangan Interior Rumah Sakit Taruma di Jakarta”, karena dalam

    literatur tidak dijumpai struktur organisasi lembaga yang relevan

    dengan topik diatas, maka dapat menggunakan data hasil survey

    tipologi yang relevan dengan kelas rumah sakit yang akan dirancang.

    BAB III ANALISA MASALAH

    Berisi Analisa masalah perancangan yang meliputi:

    Analisa citra / image (visual / non visual)

    Analisa potensi lingkungan / tapak

    Analisa program aktifitas

    Analisa kebutuhan fasilitas

    Analisa fungsi dan besaran ruang

    Analisa organisasi ruang

    Analisa persyaratan ruang

    Analisa pola sirkulasi

    Analisa material dan warna

    BAB IV PEDOMAN DESAIN

    Berisi uraian konsep perancangan yang Meliputi:

    Konsep umum perencanaan

    Konsep organisasi ruang (zoning, blocking)

    Konsep lay-out (perletakan furniture)

    Konsep pola sirkulasi (horizontal-vertikal)

    Konsep dinding (wall treathment, balustrade, dsb)

    Konsep langit-langit

    Konsep furniture

    Konsep material dan warna

    Konsep fisika bangunan / pengkondisian ruang (lighting, thermal,

    akustik)

    Konsep keamanan (terhadap pencurian, kebakaran, dsb)

  • 14

    Contoh Pedoman Desain:

    BAB IV

    PEDOMAN DESAIN

    A. Konsep Umum Perencanaan

    1. Konsep Citra

    Berdasarkan analisis pada tabel 3.1, maka citra yang ingin

    ditampilkan pada perancangan desain interior Museum Kretek

    adalah Museum Kretek sebagai sebuah museum yang smart,

    dengan menggunakan banyak elemen interaktif dan penyajian

    suasana menggunakan stimulasi pada panca indera manusia.

    Museum Kretek selain menjadi sebuah museum yang smart

    juga menampilkan berbagai hasil karya seni lokal sehingga bukan

    hanya menjadi kebanggaan masyarakat Kudus, namun juga menjadi

    sebuah cerminan budaya bagi wisatawan domestik maupun

    mancanegara.

    2. Konsep Tema

    Dalam perancangan Museum Kretek, pemilihan tema dalam

    perancangan dilakukan dengan beberapa pertimbangan mengenai

    kretek dan budayanya, antara lain :

    a. Kretek merupakan sebuah karya seni yang sangat kompleks. Terdiri

    dari paduan puluhan jenis tembakau dengan berbagai resep rahasia

    perusahaan rokok. Varietas tembakau Indonesia yang sangat

    beraneka ragam dan kompleks menjadi salah satu penyebab

    fenomena ini.

    b. Budaya kretek yang telah lama ada dalam jiwa rakyat Indonesia,

    bahwa kretek telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang

    tidak dapat terlepas, dan hingga masa mendatang pun kretek akan

    tetap menjadi sesuatu yang lumrah.

  • 15

    c. Kretek sebagai warisan budaya yang eksklusif, tidak terlepas dari

    sejarah penemuannya di kota Kudus dan pengadaan pabrik rokok

    komersil pertama di Kudus.

    Dengan pertimbangan yang telah disebutkan di atas, maka pemilihan

    tema yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah

    ” Art and Local Heritage”

    Art – Berarti seni, tema ini diambil berdasarkan kenyataan bahwa kretek

    itu sendiri merupakan sebuah karya seni. Kata kunci ini diwujudkan

    dengan pengadaan sentuhan karya-karya seni yang berpadu dengan

    interior museum, seperti karya seni untuk mengisi void, atau

    pengaplikasian desain-desain grafis dalam interior.

    Gambar 4.1 Contoh Aplikasi Desain Grafis dalam Interior

    Local Heritage – Heritage memiliki arti warisan budaya. Kata kunci ini

    diwujudkan dengan pengaplikasian elemen-elemen tradisional khas kota

    Kudus dan sekitarnya.

  • 16

    Gambar 4.2 Contoh Aplikasi Budaya Kudus dalam Interior

    3. Konsep Suasana

    Suasana yang ingin ditampilkan dalam desain interior Museum

    Kretek adalah :

    1) Fokus

    Fokus berarti perhatian pengunjung selalu terfokus pada cerita

    dan benda-benda koleksi museum. Pengunjung akan lebih

    merasa tertarik untuk menikmati koleksi museum dan menikmati

    alur ceritanya.

    Gambar 4.3 Suasana yang Terfokus pada Benda Koleksi

    2) Atraktif

    Atraktif berarti pengunjung selalu tertarik untuk menelusuri

    Museum Kretek lebih dalam lagi, dan tidak bosan menikmati

    koleksi museum. Untuk menciptakan suasana yang terus menarik

    pengunjung, maka area-area sub pada ruang pameran tetap

    dibuatn tematik sesuai dengan topik masing-masing bagian.

  • 17

    Dengan adanya perbedaan daya tarik pada setiap ruang,

    pengunjung akan selalu ingin mengunjungi area berikutnya.

    3) Interaktif

    Museum Kretek banyak menggunakan media interaktif. Media

    interaktif melibatkan interaksi pengunjung sehingga informasi

    yang diberikan tidak membosankan dan sangat menarik.

    Gambar 4.4 Suasana yang Interaktif

    B. Konsep Organisasi Ruang

    Pengorganisasian ruang secara umum dalam Museum Kretek

    dibagi menurut fungsinya, dengan pembagian sebagai berikut :

    1. Area Penerima

    4) Lobby

    5) Resepsionis

    6) Area tunggu

    2. Area Leisure

    a. Cafe

    b. Restoran

    3. Area Edukasi

    a. Perpustakaan

    b. Amphitheatre

    c. Auditorium kecil

    d. Auditorium besar

  • 151

    4. Area Pameran

    a. Area pameran tetap

    b. Area pameran temporer

    5. Area Penunjang

    a. Area workshop

    b. Toko buku

    c. Toko souvenir

    6. Area Pengelola

    a. Kantor pengelola museum

    b. Kantor pengelola perpustakaan

    7. Area Service

    a. Laboratorium konservasi

    b. Ruang petugas kebersihan

    c. Ruang security

    d. Janitor

    e.

  • 2

  • 3

    C. Konsep Layout

    Pendekatan directed approach diaplikasikan pada museum agar

    pengunjung dapat menikmati setiap koleksi museum sesuai alur

    cerita tanpa ada yang terlewat dan tidak memungkinkan pengunjung

    untuk melalui tempat yang sama dua kali sehingga tidak

    membosankan dan membingungkan bagi pengunjung.

    Gambar 4.5 Directed Approach (Sumber : David Dean, 1994:24)

    Peletakkan furniture pada setiap area pameran adalah linear

    dengan pengaturan benda pameran secara acak namun terarah.

    Peletakkan furniture linear dipilih agar pengunjung dapat langsung

    terarah menuju area berikutnya, namun peletakkan benda koleksi

    dibuat acak agar tidak membosankan, sehingga pengunjung dapat

    memilih koleksi yang ingin dilihat lebih dahulu pada setiap sub area.

    D. Konsep Pola Sirkulasi

    1. Konsep Pola Sirkulasi Horizontal

    Pola sirkulasi horizontal bangunan secara umum adalah

    radial, karena bentuknya yang melingkat. Namun pola sirkulasi

    area koleksi yang digunakan adalah linear mengikuti alur

    melingkat bangunan, dengan tujuan agar pengunjung lebih

    terarah, dapat melalui seluruh rangkaian koleksi dengan

    sistematis, dan pengunjung lebih konsentrasi terhadap koleksi-

    koleksi yang dihadirkan, bukan konsentrasi untuk memilih jalur

    sirkulasi.

  • 4

    Diagram 4.1 Pola Sirkulasi Horizontal Museum Kretek

    2. Konsep Pola Sirkulasi Vertikal

    Pola sirkulasi vertikal dalam museum menggunakan ramp.

    Ramp membuat pengunjung dapat terus berjalan mengikuti alur

    koleksi yang dipamerkan tanpa terputus, namun pertimbangan

    lainnya adalah harus terdapat cukup area untuk duduk, karena

    jenis sirkulasi ini dapat menyebabkan kelelahan bagi pengunjung.

    Selain ramp, sirkulasi vertikal dalam museum juga didukung

    dengan elevator untuk mendukung sirkulasi barang dan orang

    cacat, dan didukung pula oleh tangga untuk sirkulasi yang lebih

    cepat dan mudah antar lantai.

  • 5

    Diagram 4.2 Jalur Sirkulasi Vertikal pada Museum Kretek

    E. Konsep Furniture

    Pada perancangan Museum Kretek, furniture yang akan

    digunakan disesuaikan dengan fungsi dan tema setiap area. Fasilitas

    dalam museum harus dapat memenuhi setiap kebutuhan aktivitas,

  • 6

    baik pengunjung maupun pengelola museum. Hal ini dilakukan untuk

    mencapai kenyamanan dalam melakukan aktivitas.

    Mengingat tema ruang yang berbeda-beda, maka konsep

    furniture dapat dijabarkan sebagai berikut :

    1. Area Lobby / Resepsionis

    Untuk mencerminkan citra yang kontemporer dengan

    sentuhan ukiran lokal, maka furniture yang digunakan pada area

    lobby dan resepsionis adalah furniture yang bergaya

    konsemporer dengan ukir-ukiran.

    Gambar 4.6 Meja Resepsionis Kontemporer

    Gambar 4.7 Ukiran Lokal Kudus

    2. Area Pameran Tetap (Sub Area Bahan Baku)

    Area ini mencerminkan citra tradisional dan sederhana.

    Oleh karena itu material yang menonjol pada area ini adalah

    material-material yang juga sederhana dan akrab di mata

    masyarakat Kudus, yaitu kayu dan anyaman bambu dan pelepah

    pisang. Material ini tentunya juga mempengaruhi material yang

    digunakan pada furniture.

  • 7

    Gambar 4.8 Vitrine

    Gambar 4.9 Vitrine Island

  • 8

    Gambar 4.10 Vitrine dalam Dinding

    Gambar 4.11 Papan Informasi

    Gambar 4.12 Keranjang-Keranjang Untuk Memajang Bahan

    Baku

  • 9

    F. Konsep Material dan Warna

    a. Area Lobby dan Resepsionis

    Untuk mencapai citra dan suasana yang diinginkan, maka

    material-material yang digunakan bernuansa abu-abu dengan

    sentuhan ukiran kayu lokal berwarna coklat tua.

    Material lantai menggunakan material yang kuat dan mampu

    menahan beban sirkulasi yang tinggi. Sedangkan material dinding

    dipilih yang menverminkan citra Museum Kretek yang membawa

    hasil karya lokal (ukiran), dan diterapkan pada interior yang lebih

    modern. Warna abu-abu dipilih sebagai warna yang mendominasi

    dinding, namun diberi aksen-aksen ukiran kayu lokal. Material

    plafon menggunakan gypsum dengan finishing cat tembok.

    b. Area Pameran Tetap

    Material pada area pameran tetap berbeda-beda tergantung

    pada sub area, karena masing-masing sub area menampilkan

    temanya sendiri.

    Area introduction menggunakan warna gelap dari lantai

    hingga plafon, hanya terfokus pada karya-karya seni yang

    menggambarkan budaya kretek, dan memberi kesan misterius.

    Sedangkan material lantai pada area bahan baku

    menggunakan hardwood flooring untuk menampilkan suasana

    yang sederhana, dan dindingnya menggunakan kombinasi cat

    tembok warna krem dengan anyaman pelepah pisang. Plafonnya

    menggunakan gypsum dengan finishing cat tembok dan border

    yang terbuat dari kayu.

    Lampiran

    Lampiran A: Ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang

    membantu penyusunan Laporan Kolokium ini, Yang tidak

    tersebutkan dalam pengantar

    Lampiran B : Wawancara dengan Pakar Perhotelan ...........

  • 10

    Lampiran C: Tabel Analisis Program Aktifitas, Fasilitas dan

    Kebutuhan Ruang ............

    Lampiran D: ............

    Daftar Pustaka

    I. Pustaka Utama .Akiyama, Jiro, Small & Luxury Hotels as a Home, Process

    Architecture Co. Ltd., Japan, 1993 Lawson, Fred, Hotels & Resorts, Planning, Design and

    Refurbishment, Architectural Press, Oxford,1999. Rutes, Walter A, Hotel Planning and Design, A guide for Architects,

    Interior Designer, and Hotel executives, The Architectural Press, London, 1988.

    II. Pustaka Sekuder Ching, Francis DK, Interior Design Illustrated, , Van Nostrand

    Reinhold, 1985. Reznikoff, S. C.,Interior Graphic and Design Standards, Whitney

    Library of Design, New York, 1986. Mc. Guinnes, Stein, Reynolds, Mechanical and Electical Equipment

    for Buildings, 6th ed., John Wiley & Sons, Inc., Singapore, 1981.

    III. Pustaka Metodologi Pena, William, Problem Seeking, Washington D.C., AIA Press.

    1989. Ballast, David K., A.I.A, Interior Design Reference Manual,

    Professional Publications, Inc. Belmont, CA, 1992. IV. Jurnal,majalah: Marga, Nama, (Tahun), Judul tulisan, nama jurnal/majalah, volume,

    halaman V. Website: Marga, Nama, Judul tulisan,www.............., tanggal dan jam diunduh

    8. Deviasi Penilaian

    Penilaian berlandaskan pada pertimbangan yang rasional, obyektif dan

    proporsional.

    - Bobot nilai evaluasi I adalah 30 %;

    - bobot nilai evaluasi II adalah 20 %;

    - bobot nilai evaluasi III adalah 20 %;

  • 11

    - bobot nilai Pengantar Karya Tugas Akhir adalah 10 % (sebelum

    sidang)

    - bobot nilai Sidang Tugas Akhir adalah 20 %.

    Nilai Akhir

    ............. : A Sangat Baik

    ............. : B Baik

    ............. : C Cukup

    ............. : D Kurang

    ............. : E Tidak Lulus

    PENYAJIAN TULISAN LAPORAN

    Kertas A4, 80 gr (21,5 x 29,5 Cm)

    Huruf : Times New Roman atau Palatino Linotype, ukuran 12 point.

    Margin kiri dan atas: 4 Cm, margin kanan dan bawah: 3 Cm.

    Kata-kata asing dicetak miring

    Dibelakang kutipan ditulis sumbernya,

    contoh : (Ballast, 1992 : Hal.18)

    Daftar pustaka disusun menurut abjad, contoh: kalau nama orang

    asing yang ditulis nama keduanya dahulu, sedangkan nama orang

    indonesia ditulis utuh. Judul buku, nama penerbit,kota penerbit dan

    tahun penerbit. Contoh:Ballast, David K., A.I.A, Interior Design

    Reference Manual, Professional Publications Inc., Belmont, CA,

    1992.

    Hafidh indrawan Page 15 8/14/2019