Upload
others
View
12
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Deskripsi
Modul AKNOP ini terdiri dari empat tahapan belajar mengajar. Kegiatan belajar
pertama membahas komponen operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa,
kedua adalah tata cara perhitungan kinerja jaringan, ketiga tata cara
perhitungan AKNOP dan terakhir adalah contoh perhitungan.
Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami tata
cara atau prosedur dalam melakukan operasi secara lengkap. Setiap kegiatan
belajar disertai dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat
penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini
2. Persyaratan
Dalam mempelajari modul AKNOP ini peserta diklat dilengkapi dengan modul
bahan ajar dan metode dan media lainnya yang dibutuhkan.
3. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi
4. Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.
5. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan mampu
mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur melakukan operasi, yang
disajikan dengan cara ceramah dan tanya jawab
6. Indikator Hasil Belajar
Setelah peserta mengikuti mata pembelajaran ini, diharapkan mampu
menjelaskan dan mempraktekkan:
a. Komponen O&P
2
b. Tata cara perhitungan kinerja jaringan
c. Tata cara perhitungan AKNOP
d. Praktek perhitungan AKNOP
3
DEFINISI
1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di
dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara
alami di lahan yang relatif datar atau cekung dengan endapan mineral atau
gambut, dan ditumbuhi vegetasi, yang merupakan suatu ekosistem.
2. Konservasi Rawa adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan
keadaan, sifat, dan fungsi Rawa agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada
waktu sekarang maupun generasi yang akan datang.
3. Pengembangan Rawa adalah upaya untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi
sumber daya air pada Rawa.
4. Pengendalian Daya Rusak Air pada Rawa adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan hidup pada
Rawa agar tidak menimbulkan kerugian bagi kehidupan.
5. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan.
6. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
7. Pengaturan Tata Air adalah sistem pengelolaan air pada Rawa beserta
prasarananya untuk mendukung kegiatan budi daya.
8. Irigasi Rawa adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
melalui jaringan Irigasi Rawa pada Kawasan Budi Daya pertanian.
9. Sistem Irigasi Rawa adalah kesatuan pengelolaan Irigasi Rawa yang terdiri
atas prasarana jaringan Irigasi Rawa, air pada jaringan Irigasi Rawa,
manajemen Irigasi Rawa, kelembagaan pengelolaan Irigasi Rawa, dan
sumber daya manusia.
10. Angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) jaringan
rawa pasang surut adalah kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan
berdasarkan perhitungan kebutuhan nyata dilapangan.
11. Penilaian kinerja jaringan rawa adalah suatu penilaian keadaan kondisi dan
fungsi saluran yang terdiri dari berm, tanggul dan bangunan air
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rawa di Indonesia tersebar di 5 pulau besar yaitu di Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Gambar 1 Peta sebaran rawa di Indonesia
Rawa di Indonesia mencakup sekitar 17% dari luas daratan yaitu ± 33.39 juta
ha yang terdiri dari rawa lebak ± 13.39 juta ha dan luas rawa pasang surut ± 20 juta
ha.
Sampai saat ini, sekitar 3,9 juta ha dari lahan rawa dengan lokasi yang
sebagian besar tersebar di Sumatera dan di Kalimantan, telah dikembangkan
menjadi lahan pertanian. Kurang lebih 2,1 juta ha dikembangkan secara swadaya
sebagai lahan pertanian oleh para petani pendatang dan penduduk lokal serta
dikembangkan oleh swasta untuk perkebunan kelapa sawit. Selebihnya sekitar 1,8
juta ha adalah lahan rawa yang semenjak awal tahun 70-an dilakukan oleh
pemerintah sebagai lahan pertanian dan permukiman dalam rangka menunjang
program transmigrasi.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Direktorat Rawa dan Pantai
Ditjen Sumber Daya Air tahun 2006, melalui studi inventarisasi data diperoleh data
bahwa dari total luasan daerah rawa yang sudah dikembangkan oleh pemerintah 1,8
5
juta ha, sekitar 800 ribu ha berupa lahan tidur yang belum sempat disentuh dengan
kegiatan operasi dan pemeliharaan.
Kesulitan dalam melakukan operasi dan pemeliharaan (O&P) jaringan rawa
(pasang surut) ditandai dengan rendahnya prioritas kegiatan O&P, belum
maksimalnya komitmen dari berbagai pihak dalam menangani O&P, pembiayaan
yang kurang memadai dan rendahnya kuantitas serta kualitas tenaga pelaksana
O&P. Akumulasi dari semua ini maka kegiatan O&P kurang berjalan sebagaimana
mestinya. O&P jaringan rawa kurang prioritas dibanding dengan kegiatan rehabilitasi
dan peningkatan, akibatnya kinerja jaringan rawa semakin menurun dari tahun
ketahun.
Lahan pertanian yang merupakan hasil pengembangan rawa di masa depan,
akan berperan sangat penting sebagai salah satu penyumbang peningkatan produksi
pangan terutama beras, oleh karena itu kegiatan O&P yang berkelanjutan sangat
diharapkan.
Rencana operasi meliputi rencana tata tanam dan rencana pengelolaan air
yaitu rencana pengaturan muka air pada sistem jaringan rawa pasang surut dan
muka air tanah sedemikian sehingga tercipta kondisi optimal dalam pemanfaatan
lahan pertanian. Rencana pengelolaan air diterjemahkan dalam prosedur operasi
pintu air.
Pengelolaan air dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan air yang cukup
bagi tanaman, membuang air hujan kelebihan dari lahan pertanian, mencegah
tumbuhnya rumput liar di lahan sawah, mencegah timbulnya zat racun dan kondisi
tertutupnya muka tanah oleh genangan air diam, mencegah penurunan kualitas air,
mencegah kerusakan tanaman oleh pengaruh intrusi air asin, dan dalam kasus
tertentu mencegah pembentukan tanah asam sulfat.
Pengelolaan air diselenggarakan pada dua tingkatan, yaitu: i) pengelolaan air
di petak tersier, yang menentukan secara langsung kondisi lingkungan bagi
pertumbuhan tanaman dan ii) pengelolaan air di saluran sekunder, yang berfungsi
menciptakan kondisi yang memenuhi kesesuaian bagi terlaksananya pengelolaan air
dipetak tersier.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menyusun rencana operasi meliputi
iklim, topografi, hidrotopografi, kondisi tanah, fluktuasi air pasang surut, dan intrusi
air asin.
6
Pemeliharaan secara teratur mutlak diperlukan agar kegiatan pengelolaan air
dapat terselenggara dengan baik. Prasarana jaringan yang kurang terpelihara dapat
mengacaukan rencana pengelolaan air yang sudah disusun yang meliputi
pemeliharaan rutin dan berkala.
1.2 Ruang lingkup
Materi yang disiapkan ini ditujukan untuk para pengamat dan petugas OP
lainnya serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan OP irigasi rawa agar
mereka mempunyai kompetensi dalam bidang operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi rawa pasang surut. Acuan yang digunakan dalam membuat modul ini adalah
diintisarikan dari peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2010, tentang
pedoman operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa pasang surut.
Pokok bahasan yang ditampilkan terfokus pada perhitungan angka kebutuhan
nyata biaya operasi dan pemeliharaan (AKNOP) jaringan rawa pasang surut, jenis-
jenis perhitungan biaya operasi dan cara perhitungan biaya pemeliharaan.
7
BAB II
KOMPONEN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN
IRIGASI RAWA PASANG SURUT
2.1 Komponen pembiayaan operasi.
Komponen pembiayaan dalam biaya operasi meliputi ;
a. Gaji dan tunjangan staf
Gaji dan tunjangan pengamat, juru, dan staf ini berdasarkan skala gaji standar
pemerintah. Tunjangan mencakup honor, biaya perjalanan dan perlengkapan
lapangan. Jika anggota staf ditugaskan pada lebih daripada satu jaringan, tunjangan
staf tersebut dapat dimasukkan kedalam anggaran untuk jaringan yang lebih besar
atau dibagi kedalam dua jaringan.
b. Biaya fasilitas operasi dan peralatan
Biaya ini mencakup alat tulis kantor, pengadaan tenaga listrik, operasi alat
angkutan dan komunikasi, serta bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan
operasi lapangan. Biaya tersebut biasanya juga mencakup biaya-biaya buruh selain
dari biaya buruh yang dipekerjakan khusus untuk pekerjaan pemeliharaan.
c. Biaya pemeliharaan peralatan
Untuk kepentingan jangka panjang, biaya ini pemeliharaan ini dapat
diperkirakan dari perkiraan masa pakai peralatan. Untuk mempersiapkan anggaran
tahunan, biaya pemeliharaan ini harus berdasarkan kebutuhan-kebutuhan aktual
tentang perbaikan dan penggatian peralatan .
d. Biaya operasi lainnya
Biaya ini mencakup biaya rapat pertemuan, lokakarya lapangan, penguatan
kemampuan P3A, pelatihan, dll. Untuk perencanaan jangka panjang, biaya-biaya ini
dapat diperkirakan secara kasar, sedangkan untuk penganggaran tahunan, biaya-
biaya ini harus dibuat berdasarkan perencanaan yang realistis.
8
2.2 Komponen pembiayaan pemeliharaan.
Komponen pembiayaan dalam biaya pemeliharaan meliputi ;
a. Pemeliharaan rutin
Pekerjaan pemeliharaan rutin dan frekuensi yang diperlukan sesuai dengan
kondisi yang ada dilapangan.
Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk keperluan berupa; biaya gaji/upah staf,
biaya operasi peralatan yaitu alat tulis kantor, alat-alat kantor, alat angkutan (perahu,
speed boat), alat komunikasi, biaya pemeliharaan peralatan.
b. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala dilakukan dalam upaya menjaga dan mengamankan
jaringan tata air rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
operasi dan mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat, yang dilakukan sesuai
kebutuhan.
Biaya yang dibutuhkan dalam pemeliharaan berkala berupa; pengangkatan
lumpur atau sedimen, perbaikan jembatan, jalan usaha tani, jalan poros, kantor,
rumah jaga pintu air, papan nama, patok batas lahan dan saluran.
RANGKUMAN
1. Komponen biaya operasi mencakup gaji dan tunjangan staf, biaya fasilitas
operasi dan peralatan, biaya untuk pemeliharaan peralatan dan biaya operasi
lainnya seperti pelatihan, lokakary dsb
2. Komponen biaya pemeliharaan menckup biaya pemeliharaan rutin dan biaya
pemeliharaan berkala
EVALUASI
1. Sebutkan komponen biaya apa saja yang tercakup dalam operasi?
2. Sebutkan komponen biaya apa saja yang tercakup dalam pemeliharaan?
9
BAB III
PENILAIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI RAWA PASANG SURUT
3.1 Kriteria dan indikator penilaian kondisi saluran
Penilaian kondisi saluran terdiri dari tiga bagian yaitu; (i) badan
saluran/penampang basah, (ii) berm dan (iii) tanggul. Pengamatan dilakukan minimal
pada tiga titik di sepanjang saluran yaitu ; (i) bagian hulu, (ii) bagian tengah dan (iii)
bagian hilir.
Table1. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi penampang basah
INDEKS ITEM KONDISI FUNGSI
1. 1. Penampang basah 2. Tanaman air/rumput 3. Air pasang purnama 4. Saluran
~Bersih, sesuai design ~Tidak berpengaruh ~Lk. 80% ~Berfungsi baik
76% - 100%
2. 1. Penampang basah 2. Tanaman air/rumput 3. Air pasang purnama 4. Saluran
~Ditumbuhi rumput dan tidak sesuai dengan aslinya. ~Mempengaruhi fungsi ~Lk. 50% ~Berfungsi tapi tidak bekerja maksimal
51% - 75%
3. 1. Penampang basah 2. Tanaman air/rumput 3. Air pasang purnama 4. Saluran
~Banyak ditumbuhi rumput dan pohon perdu ~Mempengaruhi fungsi saluran. ~Lk. 30% ~Berfungsi tapi tidak bekerja maksimal
26% - 50%
4. 1. Penampang basah 2. Sedimentasi 3. Air pasang purnama 4. Saluran
~Banyak ditumbuhi rumput dan pohon perdu ~ Tinggi ` Tidak dapat masuk 0% ~ Muara saluran baik
1% - 25%
Table 2. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi berm
INDEKS ITEM KONDISI FUNGSI
1. 1. Berm 2. Rumput/semak 3. Lebar berm
~Bersih, ~Tidak dijumpai ~ Masih sesuai asli
76% - 100%
2. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor
~Ditumbuhi rumput/semak ~ 25% dari panjang saluran
51% - 75%
3. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor
~Ditumbuhi rumput/semak ~ 50% dari panjang saluran
26% - 50%
10
4. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor
~Ditumbuhi rumput/semak ~ 75% dari panjang saluran
1% - 25%
5. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor
~Ditumbuhi rumput/semak ~ Longsor berat dan berm sudah tidak berbentuk
0%
Table 3. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi tanggul
INDEKS
ITEM
KONDISI
FUNGSI
1. 1. Tanggul 2. Lebar &tinggi 3.Timbunan tanggul 4. Longsor 5. Pasang purnama
~ Bersih, Berfungsi ~ Dapat menahan banjir ~ Kompak dan kuat ~ Tidak terjadi ~ Tidak melimpas
76% - 100%
2. 1. Tanggul 2. Lebar &tinggi 3.Timbunan tanggul 4. Longsor 5. Pasang purnama
~ Ditumbuhi rumput/semak ~ Dapat menahan banjir ~ Kompak dan kuat ~ Terjadi sedikit ~ Tidak terjadi limpasan
51% - 75%
3. 1. Tanggul 2.Timbunan tanggul 4. Longsor 5. Pasang purnama
~ Ditumbuhi rumput/semak dan mengalami penurunan ~ Tidak berfungsi maksimal ~ sedang ~ Terjadi limpasan
26% - 50%
4. 1. Tanggul 2.Timbunan tanggul 3. Longsor 4. Pasang purnama
~ Ditumbuhi rumput/semak ~ Tidak kompak lagi ~ Banyak longsor dan bocor ~ Terjadi limpasan
1% - 25%
5. 1. Tanggul 2.Timbunan tanggul
~ Tidak berfungsi ~ Tidak ada tanggul
0%
3.2 Kriteria dan indikator penilaian kondisi bangunan
Bangunan yang dijumpai di jaringan rawa pasang surut dan/atau tambak
secara umum terdiri dari bangunan pintu pengambilan bebas, bangunan gorong-
gorong, bangunan jembatan, dan bangunan pelengkapnya seperti lantai/pondasi
bangunan, dinding bangunan, sayap dan timbunan bangunan, pintu ayun, stop log,
dan lainnya.
11
Table 4. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi bangunan air
INDEKS ITEM KONDISI FUNGSI
1. Bangunan air
~Baik, Tidak dijumpai kerusakan yang berarti
76% - 100%
2. Bangunan air
~Sedang, dijumpai ada kerusakan namun masih berfungsi
51% - 75%
3. Bangunan air
~Rusak, ditemui ada kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik
26% - 50%
4. Bangunan air
~Rusak berat, ditemui ada kerusakan dan tidak dapat diperbaiki, hilang, bocor dll
1% - 25%
5. Bangunan air
~Beserta komponennya tidak ada
0%
3.3 Kriteria dan indikator penilaian kondisi tanggul pelindung
Tanggul pelindung berfungsi untuk melindungi saluran dan bangunan pada
jaringan rawa dari luapan banjir atau air pasang. Jika tanggul pelindung rusak maka
fungsi saluran dan bangunan dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada
sebagian daerah rawa akan terganggu atau bahkan menjadi tidak berfungsi karena
terluapi oleh banjir atau air pasang. Tanggul pelindung dalam kondisi dan fungsi
seperti itu menunjukkan bahwa kinerja tanggul pelindung buruk.
Table 5. Hubungan antara kondisi, fungsi dan rekomendasi tindakan terhadap
tanggul pelindung
No. KONDISI FUNGSI REKOMENDASI
1. Tidak ada kerusakan yang berarti pada tanggul, dan/atau terdapat longsor kecil sampai sedang yang masih bias diatasi ditingkat lokal
Baik Pemeliharaan
2. Tanggul bocor, jebol, terputus
Rusak Rehabilitasi
12
Table 6 Hubungan antara kondisi dan fungsi tanggul pelindung
No. KONDISI FUNGSI
1. Tidak ada kerusakan yang berarti pada tanggul, dan/atau terdapat longsor kecil sampai sedang yang masih bisa diatasi ditingkat lokal
Baik
2. Tanggul bocor, jebol, terputus Rusak
3.4 Penilaian kondisi saluran dan bangunan
Penilaian kondisi saluran dan bangunan sebagai suatu kesatuan bertujuan
untuk mengetahui kemampuan kerja jaringan rawa dalam mengatur tata air atau
pengelolaan air. Penilaian dilakukan dengan cara pembobotan sebagai berikut :
Indeks kondisi saluran dan bangunan = (indeks kondisi saluran x Wsal +
indeks kondisi bangunan air x Wbang) / (Wsal + Wbang)
Pembobotan saluran (Wsal) dan bangunan air (Wbang) ditentukan berdasarkan
letak saluran. Dalam sistem jaringan rawa, saluran primer dan bangunan air yang
berada di saluran primer mempunyai peran yang lebih besar mengatur tata air
dibanding saluran sekunder dan bangunan air di saluran sekunder. Demikian pula
saluran sekunder bangunan air di saluran sekunder memiliki peran lebih besar dalam
mengalirkan air dibanding saluran tersier bangunan air di saluran tersier. Dengan
demikian, bobot saluran primer dan bangunan air yang diberada di saluran primer
adalah 3 (tiga), bobot saluran sekunder dan bangunan air di saluran sekunder adalah
2 (dua) dan bobot saluran tersier bangunan air di saluran tersier adalah 1 (satu).
Tabel 7 Keterkaitan antara indeks kondisi saluran dan bangunan, fungsi saluran dan
bangunan dan rekomendasi tindakan.
INDEKS KONDISI FUNGSI
1. Berfungsi 76% - 100%
Pemeliharan rutin
2. Berfungsi antara 51 – 75%
Pemeliharaan berkala
3. Berfungsi antara 26 – 50%
Rehabilitasi
4. Berfungsi antara 1 – 25%
rehabilitasi
5. Tidak ada saluran dan/atau bangunan yang harusnya ada atau 0%
Kajian desain
13
3.5 Penilaian kinerja jaringan rawa
Penilaian kinerja jaringan rawa bertujuan untuk memberikan gambaran umum
kemampuan kerja jaringan berdasarkan kondisi fisik dan fungsinya dalam mengatur
tata air atau pengelolaan air pada suatu daerah irigasi rawa atau satu jaringan
primer. Penilaian kinerja jaringan ditetapkan berdasarkan hasil penilaian kinerja
saluran dan bangunan air serta tanggul pelindung. Hasil penilaian menghasilkan 3
(tiga) kelas kinerja jaringan yaitu baik, sedang dan buruk.
Kinerja jaringan rawa kategori baik menunjukkan bahwa jaringan rawa
berfungsi baik dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian besar
atau seluruh daerah rawa tersebut karena saluran dan bangunan dalam kondisi
sedang sampai dengan baik dan berfungsi 51%-100%. Demikian pula tanggul
pelindung dalam kondisi baik dan berfungsi baik.
Kinerja jaringan rawa kategori sedang menunjukkan bahwa fungsi jaringan
rawa dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian daerah rawa
adalah cukup baik. Dalam hal ini, walaupun tanggul pelindung dalam kondisi rusak
sehingga harus dilakukan rehabilitasi, namun saluran dan bangunan dalam kondisi
sedang sampai dengan baik dan berfungsi 51%-100% sehingga masih mampu
mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian daerah rawa.
Kinerja jaringan rawa kategori buruk menunjukkan bahwa jaringan rawa
dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian besar atau seluruh
daerah rawa tersebut tidak berfungsi karena saluran dan bangunan dalam kondisi
rusak. Dalam hal ini walaupun masih terdapat tanggul pelindung dalam kondisi baik,
namun saluran dan bangunan sudah dalam kondisi rusak sehingga tidak mampu
mengatur tata air atau pengelolaan air di daerah rawa tesebut.
Gambar 3.1 dibawah ini menunjukan hubungan antara kinerja saluran dan
bangunan serta tanggul pelindung dalam menentukan kinerja jaringan rawa.
14
Saluran dan Bangunan
Tanggul Pelindung
Gambar 2. Penilaian kinerja jaringan irigasi rawa
3.6 Inventarisasi kerusakan jaringan rawa pasang surut
Inventarisasi jaringan rawa pasang surut dilakukan untuk mendapatkan data
jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh aset jaringan rawa pasang surut
serta data ketersediaan air.
Inventarisasi jaringan rawa pasang surut dilakukan setiap tahun mengacu
pada ketentuan atau pedoman yang berlaku, hasilnya dapat dipakai untuk
pemeliharaan jaringan rawa pasang surut.
Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat
dibutuhkan adalah data kondisi jaringan rawa pasang surut yang meliputi data
kerusakan jaringan dan bangunan air.
Pelaksanaan inventarisasi jaringan rawa pasang surut ini dilaksanakan secara
partisipatif melalui penelusuran jaringan oleh Balai atau Dinas Provinsi atau
Kabupaten/Kota, sesuai dengan kewenangannya secara berjenjang bersama-sama
Berfungsi 76-100%
(Pemeliharaan Rutin)
Berfungsi 51-75%
(Pemeliharaan Berkala)
Berfungsi 1-50% (Rehabilitasi)
Tidak ada saluran/
Bangunan (Kajian Desain)
Berfungsi baik
(Pemeliharaan)
Rusak/Tidak berfungsi
(Rehabilitasi)
Keterangan :
: Kinerja baik
: Kinerja sedang
: Kinerja buruk
15
dengan petani, P3A, GP3A dan IP3A dengan menggunakan blanko inventaris. Dari
hasil inventaris ini disusun program 5 tahunan yang akan diusulkan untuk
mendapatkan biaya pemeliharaan.
RANGKUMAN
1. Penilaian kondisi saluran terdiri dari tiga bagian yaitu badan
saluran/penampang basah, berm dan tanggul. Pengamatan dilakukan minimal
di tiga titik (hulu, tengah dan hilir)
2. Penilaian kinerja jaringan rawa bertujuan untuk memberikan gambaran umum
kemampuan kerja jaringan berdasarkan kondisi fisik dan fungsinya dalam
mengatur tata air atau pengelolaan air pada suatu daerah irigasi rawa. Hasil
penilaian berupa 3 kondisi, yaitu baik, sedang dan buruk. Khusus tanggul
pelindung hanya menghasilkan baik dan buruk
EVALUASI
1. Jelaskan komponen apa saja yang termasuk dalam penilaian kinerja jaringan?
2. Jelaskan mengapa dalam perhitungan kinerja tanggul pelindung, hanya ada 2
fungsi, yaitu baik dengan rekomendasi pemeliharaan, dan rusak dengan
rekomendasi rehabilitasi?, diskusikan
3. Mengapa inventarisasi jaringan melalui penelusuran (walk through) harus
dilakukan setip tahun?, diskusikan
16
BAB IV
TATA CARA PERHITUNGAN
Anggaran O&P yang tidak memadai merupakan salah satu penyebab utama
buruknya kondisi jaringan rawa. Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
perencanaan anggaran, maka sangat diperlukan prosedur yang baku dan
transparan. Prosedur-prosedur yang disarankan dalam bagian ini didasari konsep-
konsep anggaran berdasarkan angka kebutuhan nyata O&P (AKNOP).
Angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan ( AKNOP) ialah merupakan
suatu alat manajemen yang menyajikan suatu gambaran luas mengenai kebutuhan-
kebutuhan anggaran tahunan untuk kegiatan O&P pada jaringan. AKNOP tersebut
dipergunakan untuk perencanaan anggaran tahunan baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Anggaran tersebut berdasarkan inventarisasi prasarana hidrolik (yang
diperbaharui setiap tahun) dan fasilitas serta peralatan yang tersedia pada jaringan.
Biaya pemeliharaan rutin pada awalnya diperkirakan atas dasar asumsi yang
menyangkut jenis dan frekuensi pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Di kemudian
hari, dengan Kegiatan pemantauan regular, asumsi tersebut dapat diperbaharui dan
disesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu pada setiap bagian jaringan. Biaya
pemeliharaan insidentil adalah untuk angka kerbutuhan nyata operasi dan
pemeliharaan (AKNOP) jangka panjang yang diperkirakan berdasarkan biaya
penggantian rata-rata dari butir-butir peralatan yang bersangkutan, dan untuk
AKNOP tahunan berdasarkan survei-survei lapangan tentang kebutuhan aktual
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan.
Untuk penganggaran kebutuhan pemeliharaan tahunan, diperlukan: (i)
pembaharuan inventarisasi jaringan, (ii) survei lapangan untuk menentukan
kebutuhan pemeliharaan rutin, dan (iii) penilaian kembali kebutuhan pemeliharaan
berkala secara teliti. AKNOP biasanya menghendaki anggaran tahunan yang agak
lebih besar daripada yang diperlukan. Namun demikian, biaya-biaya tersebut lebih
besar daripada yang dikompensasikan dengan cara menghemat biaya-biaya
perbaikan besar atau biaya rehabilitasi yang sebaliknya akan ditambahkan selama
beberapa tahun.
17
AKNOP memungkinkan untuk melakukan pemantauan terhadap kebutuhan
pemeliharaan selama bertahun-tahun, dan membandingkan biaya O&P dari berbagai
jaringan. Pada akhirnya, AKNOP dapat dipergunakan untuk menentukan tingkat
pengembalian biaya jaringan.
4.1 Perhitungan kebutuhan biaya operasi
4.1.1 Biaya operasi
Insentif pengamat, Juru, dan Staf
Perjalanan dinas pengamat dan Juru pengairan (rapat koordinasi dan
pemantauan)
Operasional kantor (listrik, telepon, air, ATK, bahan survei, dll)
Operasional peralatan (perahu, speed boat, sepeda motor, genset, mesin
pemotong rumput, dll)
4.2 Perhitungan kebutuhan biaya pemeliharaan
4.2.1 Biaya pemeliharaan
a. Pemeliharaan Rutin
Pembersihan sampah di muka bangunan air pada: - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier
Pemotongan rumput di tanggul atau berm pada: - tanggul pengaman - tanggul dan saluran primer, berm saluran, sempadan saluran - tanggul dan saluran sekunder, berm dan sempadan saluran - tanggu dan saluran tersier, berm
Pembersihan rumput, semak belukar, tumbuhan air atau gulma pada: - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier
Pemeliharaan tanggul pada: - tanggul pengaman banjir, - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier
Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan, dan pengecatan) pada:
18
- saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier
Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan) pada:
- saluran navigasi - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier
Pemeliharaan jalan pada: - jalan inspeksi, jalan poros - jalan usaha tani
Pemeliharaan kantor, rumah penjaga pintu air dan rumah dinas (termasuk
perbaikan ringan)
Kalibrasi alat ukur
b. Pemeliharaan berkala
Pengangkatan lumpur atau sedimen pada:
saluran primer
saluran sekunder
saluran tersier
Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada:
tanggul pengaman banjir
saluran primer
saluran sekunder
saluran tersier
Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada: - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier
Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada:
- saluran navigasi - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier
Perbaikan jalan pada: - jalan inspeksi, jalan poros - jalan usaha tani
Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)
19
Pengamanan jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur bangunan, dan patok km)
4.3 Cara perhitungan biaya operasi
~ Insentif .........................................................................................(1)
i. Pengamat : Jumlah pengamat x 12 x Rp…….../bln
ii. Juru : Jumlah juru x 12 x Rp…….../bln
iii. PPA : Jumlah PPA x 12 x Rp…….../bln
iv. Staf Pengamat : Jumlah staf x 12 x Rp…….../bln
~ Perjalanan Dinas Pengamat ............................................................(2)
i. Pemantauan
- Pengamat : Jumlah pengamat x frekuensi x Rp……./hr
-
ii. Rapat (ke kabupaten/kota/prov./BWS)
- Pengamat : Jumlah pengamat x frekuensi x Rp……./hr
~ Operasional Kantor (sesuai dengan kebutuhan) ............................(3)
i. Listrik : 12 x Rp……../bln
ii. Telepon : 12 x Rp……../bln
iii. Air : 12 x Rp……../bln
iv. ATK : 12 x Rp……../bln
v. Bahan Survei : 12 x Rp……../bln
~ Operasional Peralatan (sesuai dengan kebutuhan) .......................(4)
i. Sepeda Motor : Jumlah sepeda motor x 12 x Rp ….../bln
ii. Gen-Set : Jumlah Gen-Set x 12 x Rp…..../bln
iii. Pemotong Rumput : Jumlah pemotong rumput x12xRp/bln
iv. Lain-lain : ....... x 12 x Rp. ............ /bln
4.4 Cara perhitungan biaya pemeliharaan
4.4.1 Pemeliharaan rutin:
~ Pembersihan sampah di muka bangunan air
uf
k
nPs .........................................................................(5)
20
Keterangan:
Ps = Pembersihan sampah di muka bangunan air
n = jumlah bangunan yang berfungsi dalam satu
skema (bh)
k = kapasitas (bh/hr) (lihat tabel 9)
f = frekuensi /thn (lihat tabel 6)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
~ Pemotongan rumput di tanggul/berm :
Pr ufk
lp
.......................................................................(6)
Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan
tersier
Keterangan
Pr = Pemotongan rumput
p = panjang tanggul (m)
l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m)
k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)
f = frekuensi /thn (lihat tabel 6)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
~ Pembersihan saluran (tumbuhan air) :
uf
k
lpPsal
........................................................................(7)
Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder, dan tersier
Keterangan:
Psal = Pembersihan saluran
P = panjang saluran (m)
l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m)
k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)
f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
21
~ Pemeliharaan tanggul
uf
k
lpPt
..........................................................................(8)
Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan
tersier
Keterangan:
Pt = Pemeliharaan tanggul
p = panjang tanggul yang rusak (m)
l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m)
k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)
f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
~ Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan, dan pengecatan)
Pb=(Hb+u) x n x f ,,,,,,.............................................................(9)
Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder, dan tersier
Keterangan:
Pb = Pemeliharaan bangunan air
n = jumlah bangunan air
Hb = biaya bahan/ bangunan
f = frekuensi ( lihat tabel 6)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
~ Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan)
Pjd = (Hb + u) x n x f ........................................................(10)
Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan tersier.
Keterangan:
Pjd = Pemeliharaan jembatan atau dermaga (pengecatan dan
perbaikan ringan)
n = jumlah bangunan air
Hb = biaya bahan/ jembatan atau dermaga
f = frekuensi ( lihat tabel 6)
u = upah/jembatan atau dermaga
22
~ Pemeliharaan jalan:
uf
k
lpPj
.....................................................................(11)
Rumus tersebut berlaku untuk jalan inspeksi dan jalan usaha tani
Keterangan:
Pj = Pemeliharaan jalan
p = panjang jalan yang rusak (m)
l = lebar rata-rata jalan yang rusak (m)
k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)
f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
~ Pemeliharaan Kantor atau Rumah Dinas (termasuk perbaikan ringan)
PK = (Hb + u) x n x f ...........................................................(12)
Keterangan
Pk = Pemeliharaan kantor atau rumah dinas
n = jumlah kantor dan rumah dinas
Hb = biaya bahan kantor dan rumah dinas
f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)
u = upah/kantor atau rumah dinas
~ Kalibrasi alat ukur (tergantung spesifikasi alat)
Ka = n x f x u .........................................................................(13)
Keterangan:
Ka = Kalibrasi alat ukur
n = jumlah alat ukur
f = frekuensi (lihat tabel 6)
u = upah/alat ukur
4.4.2 Pemeliharaan berkala
~ Pengerukan lumpur
ufk
tlpPl
.................................................................(14)
23
Rumus tersebut berlaku untuk saluran primer, sekunder, dan tersier
Keterangan:
P = panjang saluran (m)
l = lebar saluran (m)
t = tinggi endapan (m)
k = kapasitas (m3/hr) (lihat tabel 9)
f = frekuensi/thn (lihat tabel 7)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
~ Perbaikan tanggul (longsor dan erosi)
fHbk
ulpPtb
...............................................................(15)
Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier
Keterangan:
Ptb = Perbaikan tanggul
p = panjang tanggul yang rusak (m)
l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m)
k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)
f = frekuensi/thn (lihat tabel 7)
u = upah kerja/hari (Rp/hr)
~ Perbaikan Bangunan air (penggantian yang rusak)
Pbb=(Hb+u)xnxf ......................................................................(16)
Keterangan:
Pbb = Perbaikan bangunan air
n = jumlah bangunan air
Hb = biaya bahan/ bangunan air
f = frekuensi/thn (lihat tabel 7)
u = upah/bangunan air
~ Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)
24
PKb = (Hb + u) x n x f .................................................................(17)
Keterangan:
PKb = Perbaikan kantor dan rumah dinas
n = jumlah kantor atau rumah dinas
Hb = biaya bahan kantor atau rumah dinas
f = frekuensi (lihat Tabel 7)
u = upah/bangunan kantor atau rumah dinas
~ Pengamanan jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan,
portal, nomenklatur jaringan, patok km)
Pjar.= ((n1xHb1)+(n2xHb2)+(n3xHb3)+(n4xHb4)+(n5xHb5)+...))...(18)
Keterangan:
Pjar = Pengamanan jaringan
n = jumlah patok, portal, papan larangan, nomenklatur, patok
km
Hb = biaya bahan dan upah pemasangan
4.4.3 Biaya operasi dan pemeliharaan (O&P) keseluruhan
Biaya O&P secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Total Biaya O&P=O+PR+PB ...................................................(19) Keterangan: O = Operasi PR = Pemeliharaan Rutin PB = Pemeliharaan Berkala
RANGKUMAN 1. AKNOP merupakan suatu alat manajemen yang menyajikan suatu gambaran
luas mengenai kebutuhan-kebutuhan anggaran tahunan untuk kegiatan O&P pada jaringan. AKNOP tersebut dipergunakan untuk perencanaan anggaran tahunan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
2. Untuk penganggaran kebutuhan pemeliharaan tahunan, diperlukan pembaharuan berupa inventarisasi jaringan, atau walkthrough/penelusuran
3. Secara sederhana total AKNOP adalah jumlah biaya operasi, pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala
25
EVALUASI
1. Jelaskan komponen apa saja yang harus masuk dalam biaya operasi dan biaya pemeliharaan?
2. Beberapa tahun lalu, biasanya DIPA terbit pada bulan ketiga atau keempat pada tahun berjalan, padahal pemeliharaan harus dilakukan sepanjang tahun. Jika situasi ini masih terjadi pada tahun ini, bagaimana saudara mengatasi masalah ini? diskusikan