Petunjuk Desain Drainase Jalan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Petunjuk Desain Drainase Jalan

Citation preview

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    1/27

    PETUNJUK

    DESAIN DRAINASE PERMUKAAN JALAN

    NO. 008/T/BNKT/1990

    DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

    DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    2/27

    PRAKATA

    Dalam rangka mewujudkan peranan penting jalan dalarn mendorong perkembangan

    keh idupan bangsa, sesuai dengan U.U. no . 13 /1980 Ten tang Jalan , Pemer in tah

    berkewaj iban melakukan pembinaan yang menj urus ke ar ah profes iona lisme da la m

    bi da ng pen ge lo laan ja la n, bai k di pu sa t maup un di dae rah .

    Adanya buku-buku standar , baik mengenai Tata Cara Pelaksanaan, Spesi-

    fikasi, maupun Metoda Pengujian, yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,

    pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kebutuhan yang mendesak gu na menu ju

    ke pengelolaan jalan yang lebih baik, efisien dan seragam.

    Sambil menunggu terbitnya buku-buku standar dimaksud, buku "Petunjuk

    Desain Drainase Permukaan Jalan" ini dikeluarkan guna memenuhi kebutuhan

    intern di lingkungan Direktorat Pembinaan Jalan Kota.

    Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka pendapat dan saran dari

    semua pihak akan kami hargai guna penyempurnaan di kemudian hari.

    Jakarta, Januari 1990.

    DIREKTUR PEMBINAAN JALAN KOTA

    DJOKO ASMORO

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    3/27

    DAFTAR ISI

    Halaman

    L DESKRIPSI

    1.1. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 1

    1.2. Ruang Lingkup ............................................................................................. 1

    1.3. Definisi dan Istilah ....................................................................................... 1

    11. DRAINASE PERMUKAAN

    2.1. Fungsi Drainase Permukaan ............... ................. ............... ................ .......... 2

    2.2. Sistem Drainase Permukaan ............................................................................ 2

    2.3. Prinsip-prinsip Umum Perencannan Drainase ................................................ 2

    2.4. Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan ........ ........ ....... ........ ..... 3

    2.5. Selokan Samping ................................................................................................. 4

    2.6. Gorong-gorong ................................................................................................................ 11

    2.7. Penyederhanaan Desain Penampang Saluran Samping .................................. 12

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    1. Sistem Drainase Permukaan

    2. Kemiringan Melintang Normal pada daerah yang datar dan lurus

    3. Kemiringan Malintang pada daerah tikungan

    4. Contoh-contoh tipe penampang selokan samping yang lainnya

    (Pasangan batu/beton bertulang)

    5. Diagram penentuan debit untuk saluran persegi yang kQci)

    6. Diagram Penentuan debit untuk saluran trapesium kecil

    (Dengan kemiringan dinding 1 : 1)

    7. Diagram Penentuan debit. untuk saluran trapesium kecil

    (Dengan kemiringan 1 : 1/2)

    8. Diagram Penentuan debit untuk saluran trapesium kecil

    (Dengan kemiringan 1 : 2)

    9. Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil

    (Dengan kemiringan 1 : 3)

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    4/27

    I. DESKRIPSI

    1.1. Maksud dan Tujuan

    1.1.1. Petunjuk ini dimaksudkan sebagai petunjuk dalam merencanakan sistem drainase jalan raya

    agar memenuhi persyaratan keandalan teknis dan ekonomis.

    1.1.2. Petunjuk ini bertujuan sebagi pembimbing secara prinsip teknis dalam mende

    sain drainase jalan, sehingga dapat dicapai suatu keseragaman dalam cara mendesain.

    1.2. Ruang Lingkup

    1.2.1. Buku ini hanya mencakup ketentuan dasar tentang persyaratan teknis untuk

    mendesain drainase jalan raya.

    1.2.2. Sehubungan dengan butir 1.2.1 sub bab ini, petunjuk ini menyesuaikan beberapa

    ketentuan perencanaan sistem drainase yang meliputi drainase permukaan.

    1.2.3. Pemakaian Petunjuk.Petunjuk ini dapat dipakai bersama-sama dengan Standar lain yang berlaku.

    1.3. Definisi dan Istilah

    1.3.1. Drainase Permukaan

    Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan.

    1.3.2. Drainase Bawah Permukaan

    Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air dibawah permukaan

    tanah.

    1.3.3. Intensitas Hujan (I)Intensitas hujan adalah besarnya curah hujan maksimum yang akan diperhitungkan

    dalam desain drainase.

    1.3.4. Waktu Konsentrasei (TO)

    Waktukonsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk bergerak dari titik

    terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik pembuangan. Dalam perencanaan, waktu

    konsentrasi minimum biasanya diambil 5 menit.

    1.3.5. Debit (Q)

    Adalah volume air yang mengalir melewati suatu penampang melintang saluran atau jalur

    air per satuan waktu.

    1.3.6. Koefisien Pengaliran (C)

    Adalah suatu koefisien yang menunjukkan perbandingan antara besarnya jumlah air yang

    mungkin dialirkan oleh suatu jenis permukaan terhadap jumlah air yang ada.

    1.3.7. Desain.

    Adalah perencanaan teknis.

    1

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    5/27

    1.3.8. Perencanaan

    Adalah kegiatan yang meneakup survai, penyelidikan dan desain.

    1.3.9. Japat

    Jalan agregat padat tahan cuaca

    II. DRAINASE PERMUKAAN

    2.1. Fungsi Drainase Permukaan

    Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi sebagai

    berikut:

    2.1.1. Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnyadialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir.

    2.1.2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah

    perkerasan jalan.

    2.1.3. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.

    2.2. Sistem Drainase Permukaan

    Sistem drainase permukaan pada prinsipnya terdiri dari:

    2.2.1. Kemiringan melintang pada perkerasan jalan dan bahu jalan. 2.2.2. Selokan samping.

    2.2.3. Gorong-gorong.

    2.2.4. Saluran penangkap (Catch-drain)

    Gambar tentang sistem drainase permukaan terlihat pada lampiran 1 buku ini.

    2.3. Prinsip-prinsip Umum Perencanaan Drainase

    2.3.1. Daya Guna dan Hasil Guna (Efektif dan Efisien)

    Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai

    penampung,pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil guna.

    2.3.2. Ekonomis dan Aman.

    Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor

    ekonomis dan faktor keamanan.

    2.3.3. Pemeliharnan.

    Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai

    ekonomis dari pemeliharaan sistem drainase tersebut.

    2.4. Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan

    2

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    6/27

    2.4.1. Pada daerah jalan yang datar dan lurus.

    Penanganan pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan membuat kemiringan

    perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun/ melandai kearah selokan

    samping.

    Besarnya kemiringan balm jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada kemiringan

    permukaan jalan. Besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan jalan dapatdilihat ceperti tercantum pada Tabel (1) dibawah ini.

    Tabel (1)

    Kemiringan melintang normal perkerasan jalan

    No. Jenis lapis permukaan jalan Kemiringan melintang normal-i

    (%)

    1. beraspal, beton 2% - 3%

    2. Japat 4% - 6%

    3. Kerikil 3% - 6%

    4. Tanah 4% - 6%

    Gambar kemiringan melintang bisa dilihat pada lampiran 2 buku ini.

    2.4.2. Daerah.Jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan.

    Penanganan pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan pula besarnyakemiringan alinyemen vertikal jalan yangberupa tanjakan dan turunan; agar supaya aliran

    air secepatnya bisa mengalir ke selokan samping. Untuk itu maka kemiringan melintang

    perkerasan jalan disarankan agar menggunakan nilai-nilai maksimum dari Tabel I di

    atas.

    2.4.3. Pada Daerah Tikungan.

    Kemiringan melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasanya harus mem-

    pertimbangkan pula kebutuhan kemiringan jalan menurut persyaratan alinyemen

    horizontal jalan (lihat buku Geometrik); karena itu kemiringan perkerasan, jalan harus

    dimulai dari sisi luar tikungan menurun/melandai ke sisi dalam tikungan.

    Besarnya kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum darikebutuhan kemiringan alinyemen horizontal atau kebutuhan kemiringan menurut

    keperluan drainase.

    Besarnya kemiringan bahu jalan ditentukan dengan kaidah-kaidah seperti pada butir 2.4.1.

    gambar kemiringan melintang perkerasan/bahu jalan pada daerah tingkungan bisa dilihat

    pada lampiran 3 buku ini.

    3

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    7/27

    2.5. Selokan Samping.

    Selokan, samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan jalan.

    2.5.1. Fungsi Selokan Samping.

    a. Menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan.b. Menampung dan membuang air yang berasal dari daerah pengaliran sekitar jalan.

    c. Dalam hal daerah pengaliran luas sekali atau terdapat air limbah maka untuk ituharus dibuat sistem drainase terpisah/tersendiri.

    2.5.2. Bahan Rangunan Selokan Samping

    Pemilihan jenis materal untuk selokan samping umumnya ditentukan oleh besarnyakecepatan rencana aliran air yang akan melewati selokan samping sedemikian

    sehingga material dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

    Tabel 2Kecepatan aliran air yang diizinkan berdasarkan jenis material

    Jenis bahan Kecepatan aliran air yang diizinkan

    (m/detik)

    Pasir halus

    Lempung kepasiran

    Lanau aluvial

    Kerikil halus

    Lempung kokohLempung padat

    Kerikil kasar

    Batu-batu besarPasangan batu

    Beton

    Beton hertulang

    0,45

    0,50

    0,60

    0,75

    0,751,10

    1,20

    1,501,50

    1,50

    1,50

    Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya

    adalah kemiringan saluran. Pada Tabel 3 dapat dilihat hubungan antara kemiringan

    selokan samping dan tipe material yang digunakan.

    4

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    8/27

    Tabel 3

    Hubungan kemiringan selokan samping (i) dan jenis material

    Jenis Material Kemiringan Selokan Samping

    i (%)

    Tanah Asli

    Pasir halus

    Napal kepasiran

    Lanau aluvial

    Kerikil halus

    Lampung padat/kokoh

    Kerikil kasar

    Batu-batu besar

    Pasangan:

    Pasangan batu

    Beton

    Beton bertulang

    0 - 5

    5 - 10

    10

    2.5.3. Pematah Arus/Check Dam.

    Pada suatu selokan samping yang relatif panjang dan mempunyai kemiringan cukup

    besar, kadang-kadang diperlukan pematah arus (check dam) untuk mengurangi

    kecepatan aliran.

    Pemasangan jarak check dam (L) biasanya ditentukan sebagai berikut:

    1 (%) 6 % 7 % 8 % 9 % 10 %

    L (M) 16 M 10 M 8 M 7 M 6 M

    2.5.4. Penampang Melintang Selokan Samping

    Pemilihan tipe penampang melintang selokan samping didasarkanatas :a. Kondisi tanah dasar

    b. Kedudukan muka air tanah

    c. Kecepatan aliran air.

    Gambar macam-macam tipe selokan samping terlihat pada lampiran 4.

    5

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    9/27

    2.5.5. Perhitungan Dimensi Selokan Samping,

    Dalam garis besar, perencanaan selokan samping mencakup 3 (tiga) tahap proses

    sebagai berikut:

    a. Analisis hidrologi

    b. Perhitungan hidrolika

    c. Gambar Rencana

    Analisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi daerah,

    karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana.

    Hasil analisis hidrologi adalah

    Besarnya debit air yang h arus ditampung oleh selokan samping. Selanjutnyaatas dasar debit

    yang kita peroleh maka dimensi selokan samping dapat kita rencanakan berdasarkan

    analisa/perhitungan hidrolika.2.5.5. a. Rumus untuk menghitung Debit (Q)

    Biasanya rumus yang digunakan adalah Rational Formula sebagai berikut:

    Q =

    6,3

    IC.I.A

    dimana:

    Q = Debit (m3/met)

    C = Koefisien pengaliran, seperti pada Tabel 4 dibawah ini.

    I = Intensitas hujan (mm/jam) dihitung selama waktu konsentrasi

    (Tc) untuk periode banjir rencana.

    A = Luas daerah pengaliran (km2).

    Koefisien Pengaliran (C):

    Kocfisien pengaliran adalah kocfisicn yang besarnya tergantung pada kondisi

    permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, lamanya hujan di daerah

    pengaliran.Tabel 4 : Koefisien Pengaliran (c)

    Kondisi Permukaan Tanah Koefisien

    Pengaliran (c)

    1.Jalan beton dan jalan aspal

    2.Jalan kerikil & jalan tanah

    3.Bahu jalan:

    - Tanah berbutir halus

    - Tanah berbutir kasar

    - Batuan masif keras

    - Batuan masif lunak

    4.Daerah Perkotaan5.Daerah pinggir kota

    6.Daerah Industri

    7.Permukiman padat

    8.Permukiman tidak padat

    9.Taman & kebun

    10..Persawahan

    11.Perbukitan

    12.Pegunungan

    0,70 - 0,95

    0,40 - 0,70

    0,40 - 0,65

    0,10 - 0,20

    0,70 - 0,85

    0,60 - 0,75

    0,70 - 0,950,60 - 0,70

    0,60 - 0,90

    0,60 - 0,80

    0,40 - 0,60

    0,20 - 0,40

    0,45 - 0,60

    0,70 - 0,80

    0,75 - 0.90

    6

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    10/27

    Frekuensi Banjir Rencana:

    Frekuensi banjir rencana ditetapkan berdasarkan pertimbangan kemungkinan-

    kemungkinan kerusakan terhadap bangunan-bangunan di sekitar jalan akibat banjir.

    Dengan asumsi "tingkat kerusakan sedang" masih dianggap wajar, maka frekuensi

    banjir rencana untuk selokan samping dipilih 5 tahun.

    Luas Daerah Pengaliran (A)

    Batas-batas daerah pengaliran ditetapkan berdasarkan peta topografi, pada

    umumnya dalam skala 1 : 50.000 - 1 : 25.000. Jika luas daerah pengaliran

    relatip kecil diperlukan peta dalam skala yang lebih besar.

    Dalam praktek sehari-hari, sering terjadi, tidak tersedia peta topography ataupun

    peta pengukuran lainnya yang memadai sehingga menetapkan batas daerah

    pengaliran merupakan suatu pekejaan yang sulit.

    Jika tidak memungkinkan memperoleh peta topography yang memadai, asumsiberikut dapat dipakai sebagai bahan pembanding.

    L = Batasdaerah pengaliranyang diperhitungkan

    2.5.5. b. Rumus untuk menghitung dimensi

    Rumus umum yang dipakai untuk menghitungdimensi adalah sebagai berikut:

    F =V

    Q

    Dimana :

    F = Luas penampang basah (m2)Q = Debit (m3/dt)

    V = Kecepatan aliran (m/dt)

    Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Manning:

    V =n

    i(R) 2/3 (I)1/2

    7

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    11/27

    Dimana :

    V = Kecepatan aliran

    n = Koefisien kekasaran dinding menurut Manning

    R =P

    F= jari jari hidraulis (m)

    F = luas penampang basah (m

    2

    )p = keliling penampang basah (m)

    i = Kemiringan selokan samping

    Harga koefisien kekasaran dinding (n) menurut Manning bisa dilihat dari tabel

    di bawah ini.

    Tabel 6

    8

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    12/27

    Harga R dari Rumus Manning

    R 00 01 02 03 04 05 06 07 08 090.0 0.000 0.046 0.074 0.097 0.117 0.136 0.153 0.170 0.186 0.201

    0.1 0.215 0.229 0.243 0.256 0.269 0.282 0.295 0.307 0.319 0.331

    0.2 0.342 0.353 0.364 0.375 0.386 0.397 0.407 0.418 0.428 0.4380.3 0.448 0.458 0.468 0.477 0.487 0.497 0.506 0.515 0.525 0.534

    0.4 0.534 0.552 0.561 0.570 0.578 0.587 0.596 0.604 0.613 0.6220.5 0.630 0.638 0.637 0.655 0.663 0.679 0.679 0.687 0.695 0.7050.6 0.711 0.719 0.727 0.735 0.743 0.750 0.758 0.763 0.773 0.7810.7 0.788 0.788 0.796 0.803 0.811 0.818 0.832 0.840 0.847 0.8550.8 0.862 0.869 0.876 0.893 0.890 0.897 0.904 0.911 0.918 0.9250.9 0.932 0.932 0.939 -.946 0.953 0.960 0.973 0.980 0.987 0.9931.0 1.000 1.007 0.013 1.020 1.027 1.033 1.040 1.046 1.053 1.0591.1 1.065 1.065 1.072 1.078 1.085 1.091 1.097 1.110 1.119 1.1231.2 1.129 1.136 1.142 1.148 1,154 1.160 1.167 1.173 1.179 1.1851.3 1.191 1.197 1.203 1.209 1.215 1.224 1.227 1.233 1.123 1.2451 .4 1.251 1.257 1.263 1.269 1.275 1.281 1.287 1.293 1.299 1.3051.5 1.310 1.316 1.322 1.328 1.334 1.339 1.345 1.351 1.357 1.3621.6 1.368 1.374 1.379 1.385 1.391 1.396 1.402 1.308 1.413 1.419

    1.7 1.424 1.430 1.436 1.441 1.447 1.452 1.458 1.463 1.469 1.4741.8 1.480 1.485 1.491 1.496 1.502 1.507 1.513 1.518 1.523 1.5291.9 1.534 1.539 1.545 1.550 1.556 1.561 1.566 1.571 1.577 1.5822.0 1.587 1.593 1.598 1.603 1.608 1.613 1.619 1.624 1.629 1.6342.1 1.639 1.645 1.650 1.655 1.660 1.665 1.671 1.676 1.681 1.6862.2 1.691 1.697 1.702 1,707 1.71.2 1.717 1.722 1.727 1.732 1.7372.3 1.742 1.747 1.752 1.757 1.762 1.767 1.772 1.777 1.782 1.7872 .4 1.792 1.797 1.802 1.807 1.812 1.817 1.822 1.827 1.832 1.8372.5 1.842 1.847 1.852 1.857 1.862 1.867 1.871 1.876 1.881 1.8862.6 1.891 1.896 1.900 1.905 1.910 1.915 1.920 1.925 1.929 1.9342.7 1.939 1.944 1.949 1.953 1.958 1.963 1.968 1.972 1.977 1.9822.8 1.987 1.992 1.996 2.001 2.006 2.010 2.015 2.020 0.024 0.0292.9 2.034 2.038 2.043 2.048 2.052 2.057 2.062 2.066 2.071 2.0753.0 2.080 0.285 2.089 2.094 2.099 2.103 2.108 2.112 2.117 2.1223.1 2.126 2.131 2.135 2.140 2.144 2.149 2.153 2.158 2.163 2.1673.2 2.172 2.176 2.180 2.185 2.190 2.194 2.199 2.203 2.208 2.2123.3 2.217 2.221 2.226 2.230 2.234 2.239 2.243 2.248 2.252 2.2573.4 2.261 2.265 2.270 2.274 2.279 2.283 2.288 2.292 2.296 2.3013.5 2.305 2.310 2.314 2.318 2.323 2.327 2.331 2.336 2.340 2.3453.6 2.349 2.353 2.358 2.362 2.366 2.371 2.375 2.379 2.384 2.3883.7 2.392 2.397 2.401 2.405 2.409 2.414 2.418 2.422 2.427 2.4313.8 2.435 2.439 2.444 2.448 2.452 2.457 2.461 2.465 2.469 2.4743.9 2.478 2.482 2.486 2.490 2.495 2.499 2.503 2.507 2.511 2.5164.0 2.520 2.524 2.528 2/532 2.537 2.541 2.545 2.549 2.553 2.5584.1 2.562 2.566 2.570 2.574 2.579 2.583 2.587 2.591 2.595 2.599

    4.2 2.603 2.607 2.611 2.616 2.620 2.624 2.628 2.632 2.636 2.6404.3 2.644 2.648 2.653 2.657 2.661 2.665 2.669 2.673 2.677 2.6814.4 2.685 2.689 2.693 2.698 2.702 2.706 2.710 2.714 2.718 2.7224.5 2.726 2.730 2.734 2.738 2.742 2.746 2.750 2.754 2.758 2.7624.6 2.766 2.770 2.774 2.778 2.782 2.786 2.790 2.794 2.798 2.8024.7 2.806 2.810 2.814 2.818 2.822 2.826 2.830 2.834 .2.838 2.8424.8 2.846 2.850 2.854 2.858 2.862 2.865 2.869 2.873 2.877 2.8814.9 2.885 2.889 2.893 2.897 2.901 2.904 2.908 2.912 2.916 2.920

    9

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    13/27

    Tabel 7

    Harga-Harga I1/2 dari Rumus Mannin---------0 ----- 1 ---- 2 ---- 3 ---- 4 ----5 ----- 6 ----7 ------8 -----9

    0.0001 0.01000 0.01049 0.01095 0.01140 0.01183 0.01225 0.01265 0.01304 0.01342 0.01378

    0.0002 0.01414 0.01449 0.01483 0.01517 0.01549 0.01581 0.01612 0.01643 0.01673 0.01703

    0.0003 0.01732 0.01761 0.01789 0.01817 0.01844 0.01871 0.01897 0.01924 0.01949 0.01975

    0.0004 0.02000 0.02025 0.02049 0.02074 0.020018 0.02121 0.02145 0.02168 0.02191 0.02214

    0.0005 0.02236 0.02258 0.02280 0.02302 0.02324 0.02345 0.02366 0.02387 0.02408 0.02429

    0.0006 0.02449 0.02470 0.02490 0.02510 0.02530 0.02550 0.02569 0.02588 0.02608 0.02627

    0.0007 0.02646 0.02665 0.02683 0.02702 0.02720 0.02739 0.02757 0.02775 0.02793 0.02811

    0.0008 0.02828 0.02846 0.02864 0.02881 0.02898 0.02915 0.02933 0.02950 0.02966 0.02983

    0.0009 0.03000 0.03017 0.03033 0.03050 0.03066 0.03082 0.03098 0.03114 0.03230 0.03146

    0.0010 0.03162 0.03178 0.03194 0.03209 0.03225 0.03240 0.03256 0.03271 0.03286 0.03302

    0.001 0.03162 0.03317 0.03464 0.03606 0.03742 0.03873 0.04000 0.04123 0.04243 0.04359

    0.002 0.04472 0.04583 0.04690 0.04796 0.04899 0.05000 0.05099 0.05196 0.05292 0.05385

    0.003 0.05477 0.05568 0.05657 0.05745 0.05831 0.05916 0.06000 0.06083 0.06164 0.06245

    0.004 0.06325 0.06402 0.06557 0.06481 0.06633 0.06708 0.06782 0.06856 0.06928 0.07000

    0.005 0.0707 1 0.07141 0.07211 0.07280 0.07348 0.07416 0.07483 0.07550 0.07616 0.07681

    0.006 0.07746 0.07810 0.7874 0.07937 0.08000 0.08062 0.080124 0.08185 0.08246 0.08307

    0.007 0.08367 0.08426 0.08485 0.08544 0.08602 0.08660 0.08718 0.08775 0.08888

    0.008 0.8944 0.09000 0.09055 0.09110 0.09165 0.09220 0.09274 0.09327 0.09381 0.09434

    0.009 0.09487 0.09539 0.09592 0.09644 0.09644 0.09747 0.09798 0.09849 0.09899 0.09950

    0.010 0.10000 0.10050 0.10100 0.10149 0.10198 0.10247 0.10296 0.10344 0.10392 0.10440

    0.01 0.1000 0.1049 0.1095 0.1149 0.1183 0.1225 0.1265 0.1304 0.1342 0.1378

    0.02 0.1414 0.1449 0.1483 0.1517 0.1549 0.1581 0.1612 0.1643 0.1673 0.1703

    0.03 0.1732 0.1761 0.1789 0.1817 0.1844 0.1871 0.1897 0.1924 0.1949 0.1975

    0.04 0.2000 0.2025 0.2049 0.2074 0.2098 0.2121 0.2145 0.2168 0.2191 0.2214

    0.05 0.2236 0.2258 0.2280 0.2302 0.2324 0.2345 0.2366 0.2387 0.2408 0.2429

    0.06 0.2449 0.2470 0.2490 0.2510 0.2530 0.2550 0.2569 0.2588 0.2608 0.2627

    0.07 0.2616 0.2665 0.2683 0.2702 0.2720 0.2739 0.2757 0.2775 0.2793 0.2811

    0.08 0.2828 0.2846 0.2864 0.2881 0.2898 0.2915 0.2933 0.2950 0.2966 0.2983

    0.09 0.3000 0.3017 0.3033 0.3050 0.3066 0.3082 0.3098 0.3114 0.3130 0.3146

    0.10 0.3162 0.3178 0.3194 0.3209 0.3225 0.3240 0.3256 0.3271 0.3286 0.3302

    10

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    14/27

    1.6. Gorong-Gorong

    2.6.1. Fungsi

    Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itu

    desainnya harus juga mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur supaya gorong-gorong

    dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dantimbunan tanah.

    2.6.2. Tipe/Jenis Konstruksi.

    Mengingat fungsinya maka gorong-gorong disarankan dibuat dengan tipe konstruksi yang

    permanen (pipa/kotak beton, pasangan batu, armco) dan desain umur rencana 10 tahun.

    2.6.3. Komposisi Gorong-gorong

    Bagian utama gorong-gorong terdiri atas:

    a. Pipa : kanal air utama.

    b. Tembok kepala:Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan.

    Tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk menahan

    bahu dan kemiringan jalan.

    c. Apron (dasar):

    Lantai dasar dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi dan dapat

    berfungsi sebagai dinding penyekat lumpur.

    Bentuk gorong-gorong umumnya tergantung pada tempat yangada dan tingginya timbunan.

    2.6.4 Penempatan Gorong-gorong

    Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah gorong-gorong harusdiperhatikan terhadap fungsi dan medan setempat. Agar dapat berfungsi dengan baik,

    maka gorong-gorong ditempatkan pada :

    a. Lokasi jalan yang memotong aliran air.

    b. Daerah cekung, tempat air dapat menggenang.

    c. Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat merusak lereng dan badan

    jalan.

    d. Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan minimum 60cm.

    Disamping itu juga harus memperhatikan faktor-faktor lain sebagai bahan

    pertimbangan, yaitu:

    - aliran air alamiah

    - tempat air masuk- sudut yang tajam pada hagian pengeluaran (out let)

    Dengan memperhatikan faktor tersebut maka penempatan gorong-gorong disarankan

    untuk daerah datar. Disarankan dengan jarak maksimum 300 m.

    2.6.5. Penentuan Dimensi Gorong-gorong

    a. Untuk menentukan dimensi gorong-gorong dapat dipakai.rumus :

    11

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    15/27

    a = Luas penampang m2

    a =V

    QQ = Debit (m3/dt)

    V = Kecepatan aliran (m/dt)

    Dimana :

    Q =6,3

    1C.I.A. (Rumus Rational)

    V =n

    1. R2/3 . 11/2 (Rumus Manning)

    (Lihat perencanaan saluran samping jalan halaman 8).

    b. Pendekatan lain untuk menentukanukuran gorong-gorong (Lihat halaman 19).

    2.7. Penyederhanaan Desain Penampang Saluran Samping

    Untuk desain penampang saluran samping jalan yang berfungsi lokal dengan menggunakan

    Tabel 8 dan Tabel 9 dengan berbagai panjang saluran dan kemiringan.

    2.7.1. Penampang saluran samping jalan tanpa pasangan.

    Ketentuan-ketentuan untuk menentukan dimensi saluran samping tanpa pasangan :

    a. Luas minimum penampang saluran samping tanpa pasangan adalah 0,50m2.

    b. Tinggi minimum saluran (T) adalah 50 cm.

    Berdasarkan asumsi-asumsi untuk mendapatkan debit air (Q) dan ketentuan - ketentuan

    umum untuk menentukan dimensi saluran samping tanpa pasangan, maka dapat dihitung penampang

    saluran samping.

    Tabel 8 didapat herdasarkan pada harga lebar dasar saluran (D) 50 cm dan kemiringan

    dasar saluran 1 : 1, Untuk lebar dasar saluran (D) dan kemiringan saluran yang berbeda,

    tabel 6.1 dapat digunakan dengan catatan luas penam

    pang yang didapat dari basil Tabel 8 dan ketentuan-ketentuan umum untuk

    menentukan dimensi saluran samping tetap terpenuhi.

    12

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    16/27

    Tabel 8

    Tinggi Saluran Samping jalan taapa pasangan (T)

    (Dengan lebar dasar saluran (D) 50 cm)

    L=100 m L=200 m L=300 m L=400mT (%) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm)

    (Kemiringan Saluran) (Luas Cm2) (Luas Cm2) (Luas Cm2) (Luas Cm2)

    50 60 70 80

    0 - 1 (5000) (6600) (8400) (10400)

    50 50 60 70

    1-2 (5000) (6600) (6600) (8400)

    50 50 50 50

    2-5 (5000) (5000) (5000) (6600)

    50 50 50 50

    5-10 (5000) (5000) (5000) (5000)

    L = PANJANG SALURAN

    2.7.2. Penampang saluran samping jalan dengan pasangan

    Ketentuan-ketentuan umum untuk menentukan dimensi saluran jalan dengan

    pasangan:

    a. Luas minimum penampang saluran samping dengan pasangan adalah 0.50 m2.

    b. Tinggi minimal saluran (T) adalah 70 cm.

    Berdasarkan asumsi untuk mendapatkan debit air (Q) dan ketentuan-ketentuan umum

    untuk mendapatkan dimensi saluran samping dengan pasangan, maka dapat

    dihitung penampang saluran samping.

    Tabel 9 didapat berdasarkan pada lebar dasar saluran (D) 70 cm. Untuk lebar dasar

    saluran (D) dan kemiringan saluran yang berbeda, Tabel 9 dapat digunakan

    dengan catatan, luas penampang yang didapat dari Tabel 8 dan ketentuan-

    ketentuan umum untuk mendapatkan dimensi saluran samping tetap terpenuhi.

    13

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    17/27

    Tabel 9

    Tinggi saluran samping jalan dengan pasangan tegak (T)

    (Dengan lebar dasar saluran (D) 70 cm)

    L=100 m L=200 m L=300 m L=400m

    I (%) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm)

    (Kemiringan Saluran) (Luas Cm2) (Luas Cm2) (Luas Cm2) (Luas Cm2)

    0-170

    (4900)80

    (5600)90

    (6800)100

    (7000)

    1-2

    70

    (4900)

    70

    (4900)

    80

    (5600)

    90

    (6300)

    2-5

    70

    (4900)

    70

    (4900)

    70

    (4900)

    70

    (5600)

    5-10

    70

    (4900)

    70

    (4900)

    70

    (4900)

    70

    (4900)

    L = PANJANG SALURAN

    2.7.3. Penentuan Gorong-gorong

    Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong dan saluran kecil atau

    ukuranjembatanyang mempunyai bentang < 12 m (bukaan saluran tidak

    melebihi 30 m2), dapat menggunakan Rumus Talbot:

    a = 0,183 r A3

    dimana :

    a = luas saluran gorong-gorong (m2)

    r = kocfisicn pengaliran

    = 1 untuk daerah pegunungan

    = 0,75 untuk daerah perbukitan

    = 0,50 untukd aerah bergelombang

    = 0,25 untuk daerah datar

    A = luas daerah pengaliran (HA)

    - Dimensi minimum untuk luas saluran/gorong-gorong adalah 1,13 m2atau

    0,60 cm.

    - Tabel 2.7.3. berikut ini akan memberikan luas saluran secara mudah untuk bermacam-

    macam keadaan medan dan luas daerah pengaliran yang didasarkan pada Rumus

    Talbot.

    14

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    18/27

    a=LUAS SALURAN UNTUK GORONG-GORONG (NP)

    A=Was Pada Daerah Pada Daerah Pada Daerah Pada DaerahDrainase Pegunungan Berbukit Bergelombang Rata

    (ha) (r=1) (r=0,75) (r=0,50) (r=0,25)

    10 1,13 1,13 1,13 1,13

    20 1,73 1,29 1,13 1,13

    30 1,36 1,76 1,17 1,13

    40 2,91 2,19 1,45 1,13

    50 3,34 2,58 1,72 1,13

    100 5,79 4,34 2,89 1,45

    200 9,73 7,30 3,65 2,43

    300 13,19 9,89 6,60 3,30

    400 16,37 12,28 8,18 4,09

    500 19,35 14,52 9,67 4,84

    15

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    19/27

    16

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    20/27

    17

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    21/27

    18

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    22/27

    19

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    23/27

    20

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    24/27

    21

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    25/27

    Lampiran 7

    Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil

    (Dengan kemiringan 1 : 1'/')

    22

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    26/27

    Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil

    (Dengan kemiringan 1 : 2)

    23

  • 5/28/2018 Petunjuk Desain Drainase Jalan

    27/27

    Lampiran 9

    Diagram penentuan debit ; untuk saluran trapesium kecil

    (Dengan kemiringan 1 : 3)

    24