Upload
bozeinphuty
View
3
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
geomorfologi
Citation preview
PETA TOPOGRAFI
Peta merupakan gambaran dua dimensi dari suatu obyek yang dilihat dari atas yang
ukurannya direduksi. Hakekat dari interpretasi peta topografi adalah sebagai pelengkap ilmu
geologi dengan latihan teknik penafsiran geologi melalui peta topografi.
Pengertian dari peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran
dan ukuran dari roman muka bumi yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang sebenarnya.
Unsur-unsur yang penting terdapat dalam suatu peta topografi meliputi :
1. Relief
Adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan tinggi rendah suatu daerah
serta curam landainya sisi-sisi perbukitan. Jadi menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya
permukaan bumi.
Sebagai contoh :
bukit
lembah
daratan
lereng
pegunungan
Relief terjadi antara lain karena perbedaan resistensi antara batuan terhadap proses erosi
dan pelapukan (eksogen) juga dipengaruhi gejala-gejala asal dalam (endogen) perlipatan,
patahan, kegiatan gunung api dan sebagainya. Dalam peta topografi penggambaran relief
dengan :
Garis hachures
Yaitu garis-garis lurus yang ditarik dari titik tertinggi ke arah titik yang lebih rendah
disekitarnya dan ditarik searah dengan lereng. Semakin curam lerengnya maka semakin rapat
pula garisnya sebaliknya garis akan renggang jika reliefnya landai.
Shading (bayangan)
Bayangan matahari terhadap earth feature dan biasanya dikombinasi dengan peta kontur.
Pada daerah yang curam akan memberikan bayangan gelap sebaliknya daerah yang lancai
berwarna cerah.
Tinting (pewarnaan)
Warna-warna tertentu. Semakin tinggi reliefnya warna akan semakin gelap.
Kontur
Yaitu dengan cara menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Peta ini
paling penting untuk geologi karena sifatnya kualitatif dan kuantitatif.
Kualitatif : hanya menunjukkan pola dan penyebarannya bentuk-bentuk roman muka bumi.
Kuantitatif : selain menunjukkan pola dan penyebaran bisa juga mengetahui ukuran baik
secara horisontal maupun vertikal sehingga jelas gambaran tida dimensinya.
2. Drainage
Drainage pattern/pola pengaliran atau pola penyaluran adalah segala macam bentuk-
bentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan maupun di bawah
permukaan bumi. Sebagai contoh sungai-sungai, danau atau laut dan sebagainya. Sungai-
sungai itu sendiri dipermukaan bumi ada yang terpolakan dan tidak terpolakan. Hal ini
tergantung dari batuan dasar yang dilaluinya.
Dalam hal ini pola/pattern didefinisikan sebagai suatu keseragaman di dalam :
bentuk (shape)
ukuran (size)
penyebarannya/distrubusi
Hubungan antar relief, batuan, struktur geologi dan drainage dalam macam-macam pola
penyaluran :
a. Dendritik
Mencerminkan sedimen yang horisontal atau miring, resistensi batuan seragam, kemiringan
lereng secara regional kecil. Bentuk pola penyaluran seperti pohon. Contohnya pada daerah
dengan sedimen lepas, daratan banjir, delta, rawa, pasang surut, kipas-kipas alluvial, dll.
b. Parallel
Umumnya mencirikan kemiringan lereng yang sedang-curam tetapi juga didapatkan pada
daerah-daerah dengan morfologi yang parallel dan memanjang. Contohnya pada lereng-
lereng gunung api. Biasanya akan berkembang menjadi pola dendritik atau trellis.
c. Trellis
Terdapat pada daerah dengan batuan sedimen yang terlipat, gunung api, daerah dengan
rekahan parallel. Contohnya pada perlipatan menujam, patahan parallel, homoklin dan
sebagainya.
d. Rectangular
Mengikuti kekar-kekar dan patahan.
e. Radial
Mencerminkan gunung api kubah (dome). Terdapat pula pola yang sentripetal (kebalikan dari
radial).
f. Annular
Mencerminkan struktur kubah yang telah mengalami erosi bagian puncaknya.
Dari contoh-contoh pola pengaliran tersebut merupakan pola dasar penyaluran yang sangat
membantu untuk penafsiran suatu struktur geologi.
3. Culture
Yaitu segala bentuk hasil budi daya manusia. Misalnya perkampungan, jalan, persawahan
dan sebagainya. Culture membantu geologi dalam penentuan lokasi. Pada umumnya pada
peta topografi, relief akan digambarkan dengan warna coklat, drainage dengan warna biru
dan culture dengan warna hitam.
4. Kelengkapan Peta Topografi
Pada peta topografi yang baik harus terdapat unsur/keterangan yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan penelitian atau kemiliteran, yaitu :
a. Skala
Merupakan perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan jarak pada peta. Perlu diketahui
bahwa jarak yang diukur pada peta adalah menunjukkan jarak-jarak horisontal. Ada 3 macam
skala yang biasa dipakai dalam peta topografi.
1. Representative Fraction Scale (Skala R.F.)
Ditunjukkan dengan bilangan pecahan. Contohnya 1 : 10.000. Artinya 1 cm di dalam peta
sama dengan 10.000 cm di lapangan (sama dengan 100 meter di lapangan). Kelemahan dari
skala ini bila peta mengalami pemuaian/penciutan maka skala tidak berlaku lagi.
2. Graphic Scale
Yaitu perbandingan jarak horisontal sesungguhnya dengan jarak dalam
peta, yang ditunjukkan dengan sepotong garis. Contohnya
0 300 m
Skala ini adalah paling baik karena tidak terpengaruh oleh pemuaian maupun penciutan dari
peta.
3. Verbal Scale
Dinyatakan dengan ukuran panjang. Contohnya 1 cm = 10 km ato 1 cm = 5 km.
Skala ini hampir sama dengan skala R.F.
Dari ketiga macam skala tersebut di atas, yang umum/paling banyak digunakan dalam peta
geologi atau topografi adalah kombinasi skala grafis dan skala R.F.
b. Arah Utara Peta
Salah satu kelengkapan peta yang tidak kalah penting adalah arah utara, karena tiap peta yang
dapat digunakan dengan baik haruslah diketahui arah utaranya. Arah utara ini berguna untuk
penyesuaian antara arah utara peta dengan arah utara jarum kompas.
Ada 3 macam arah utara jarum kompas, yaitu :
1. Arah Utara Magnetik (Magnetic North = MN)
2. Grid North
3. True North
c. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili bermacam-macam keadaan yang
ada di lapangan dan biasanya terletak di bagian bawah dari peta.
d. Judul Peta
Judul peta merupakan nama daerah yang tercantum dalam peta dan berguna untuk pencarian
peta bila suatu waktu diperlukan.
e. Converage Diagram
Maksudnya peta tersebut dibuat dengan cara atau metoda yang bagaimana, hal ini untuk
dapat memperkirakan sampai sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :
- Dibuat berdasarkan foto udara
- Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
f. Indeks Administrasi
Pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahan, hal ini penting untuk memudahkan
pengurusan surat izin untuk melakukan atau mengadakan penelitian/pemetaan.
g. Index of Adjoining Sheet
Menunjukkan kedudukan peta yang bersangkutan terhadap lembar-lembar peta disekitarnya.
h. Edisi Peta
Dapat dipakai untuk mengetahui mutu daripada peta atau mengetahui kapan peta tersebut
dicetak atau dibuat.
Peta topografi dengan garis kontur
Untuk memahami peta kontur perlu dipelajari terlebih dahulu tentang garis kontur beserta
sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai berikut :
1. Garis Kontur
Adalah merupakan garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding. Bidang ini biasanya diambil dari
permukaan air laut rata-rata.
2. Interval Kontur
Jarak vertikal antara garis kontur satu dengan garis kontur lainnya yang berurutan.
3. Indeks Kontur
Garis kontur yang dicetak tebal pada peta, yang mana merupakan kelipatan tertentu dari
beberapa garis kontur (kelipatan lima atau sepuluh).
4. Kontur Setengah
Garis kontur yang harga ketinggiannya adalah setengah interval kontur. Biasanya digambar
dengan garis putus-putus.
Penentuan interval kontur.
Biasanya interval kontur pada peta tergantung dari :
1. Skala peta
2. Relief dari daerah yang bersangkutan
3. Tujuan dari peta, apakah untuk pekerjaan geologi umum maupun geologi teknik atau
untuk kepentingan militer. Jika tidak ada hal-hal khusus atau dalam keadaan umum, maka
interval kontur dapat ditentukan sebagai berikut :
IK (Interval Kontur) = skala peta X 1/2000
Misalnya skala peta 1 : 50.000
IK = 50.000 X 1/2000 = 25 meter
Sifat-sifat garis kontur :
1. Garis tidak bisa saling berpotongan kecuali dalam keadaan yang ekstrim, dimana
topografi berupa over hanging cliff.
2. Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur yang mempunyai nilai
ketinggian yang berlainan.
3. Garis kontur akan renggang jika topografi landai dan akan rapat jika topografi curam.
4. Garis kontur menutup, menunjukkan naik ke arah dalam, kecuali garis kontur bergigi
menunjukkan depresi.
5. Garis kontur yang memotong lembah/sungai akan meruncing ke hulu.
6. Garis kontur harus digambarkan hingga batas tepi peta.
Menentukan titik ketinggian :
1. Pada indeks kontur langsung diketahui.
2. Pada intermediate kontur dihitung dari indeks kontur dengan memperlihatkan interval
kontur.
3. Diantara intermediate kontur dengan cara interpolasi.
Misal : Tinggi titik = x
= 150 + (3/4 x 25)
= 168 meter
4. Titik triangulasi.
Quadrangle System Peta Topografi di Indonesia
Indonesia mempunyai luas + 2.800.000 km2 dan terletak pada 6oLU – 11oLS dan 95oBT –
140oBT. Dalam pembuatan peta topografinya, dimana untuk memudahkan penyusunan
registrasinya, maka Indonesia dilakukan sistem Quadrangle. Adapun sistem quadrangle di
Indonesia ada dua macam, yaitu Sistem lama dan Sistem Baru, perbedaannya adalah pada
perbandingan luas peta, notasi dan pembagian derajat bujurnya.
1. Quadrangle Peta Sistem Lama
Pembagian kotak-kotak dengan luas 20’ X 20’
Titik 0o bujur di Jakarta, titik 0o Lintang Equator
Penomoran garis-garis lintang dengan angka romawi, sedang
penomoran garis bujur dengan angka Romawi.
Contoh :
No. lembar peta 45/XXI
Berskala 1 : 100.000
No. lembar peta 45/XXI-A
Berskala 1 : 50.000
No. lembar peta 45/XXI-c
Berskala 1 : 25.000
Luasnya + 9 x 9 km2.
2. Quadrangle Peta Sistem Baru
Perhatikan perubahan angka vertikal maupun horisontal.
Pembagian kotak-kotak 30’ X 20’
Titik 0o Lintang pada Equator
Titik 0o Bujur di Greenwich.
Contoh : - Peta dengan No. 1550
Berskala 1 : 100.000
- Peta dengan No. 1550-I
Berskala 1 : 50.000
Profil Topografi (Penampang Topografi)
Untuk mengetahui kenampakan morfologi dan kenampakan struktur geologi pada
suatu daerah, maka diperlukan suatu penampang tegak atau profil (section). Penampang tegak
atau sayatan tegak adalah gambaran yang memperlihatkan profil atau bentuk dari permukaan
bumi. Profil ini diperoleh dari line of section yang telah ditentukan lebih dulu pada peta
topografi, misalnya A – A’ atau B – B’.
Skala pada profil :
1. Skala normal (nature scale) : yaitu skala vertikal diperbesar sama
dengan skala horisontal.
2. Skala perbesaran (exaggerated) : yaitu skala vertikal diperbesar lebih
besar dari skala horisontal.
Persyaratan pembuatan profil :
1. Profil line/topographic line yaitu garis potong antara permukaan bumi dengan
bidang vertikal.
2. Base line letaknya mendatar dipilih pada jarak tertentu di daerah profil line,
dimana tinggi base line tergantung kebutuhan. Seingkali dipilih 0 meter sesuai ketinggian
permukaan air laut. Pada base line terletak jarak mendatar sesuai dengan jarak horisontal.
3. End line/garis samping dikiri dan kanan tegak lurus base line. Disini tertera
angka ketinggian sesuai interval kontur.
Guna peta Topografi dalam Geologi :
Secara khusus peta topografi digunakan untuk merekam segala data geologi, misalnya :
penyebaran batuan
struktur geologi
morfologi suatu daerah dan sebagainya
selain itu juga untuk memudahkan rekonstruksi genesa, cara terjadinya dan konfigurasi
aspek-aspek geologis di atas.
Sumber : http://tizarwijayanto.blogspot.com/p/blog-page.html