Upload
mutia-saraswati
View
986
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Tugas Individu
Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U. Riani Widiarti S.Si., M.Si Kelompok : 3 Nama Mahasiswa : Prastika Krisma Jiwanti Tema Tugas Individu : Ekosistem Pesisir: Mangrove Gambar Peta Konsep
Penjabaran Peta Konsep
Ekosistem Mangrove merupakan komunitas tumbuhan pantai tropis maupun subtropis yang telah beradaptasi sehingga mampu tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut di tanah berlumpur, berlempung, atau berpasir. Mangrove biasa ditemukan di daerah yang tergenang air
Mangrove
Karakteristik
Fungsi
Proteksi
Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang
Proteksi dari tiupan angin kencang
Mengatur sedimentasi
Memperbaiki kualitas air
Pengaturan air bawah tanah
(groundwater)
Stabilitas iklim mikro
Pembangun lahan dan
pengendapan lumpur
Habitat fauna
laut secara berkala dan menerima pasokan air yang cukup dari daratan, misalnya di pantai berlumpur atau dekat sungai. Fungsi Mangrove antara lain: 1. Proteksi, meliputi:
- Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang: Semua tipe hutan mangrove, dengan pengecualian hutan-hutan yang mengalami perubahan, menunjukkan kemampuan untuk meredam energi dan kekuatan tsunami, mengurangi kecepatan dan dalamnya aliran, dan membatasi wilayah penggenangan. gagal bila ombak terlalu besar, diameter pohon terlalu kecil, atau pohon tidak cukup punya cabang di dekat permukaan tanah.
- Proteksi dari tiupan angin kencang: Fractional drag di atas kanopi mangrove adalah jauh lebih tinggi dibandingkan di atas permukaan air, sehingga semakin ke arah mangrove pedalaman kecepatan angin semakin berkurang
- Mengatur sedimentasi: mangrove berperan mengatur pergerakan sedimen melalui pengurangan daya erosif arus air, pengayaan deposit liat dan pengurangan daya resuspensi dari deposit liat sehingga mangrove dapat meningkatkan kualitas perairan dan produktivitas primer oleh melimpahnya fitoplankton
- Memperbaiki kualitas air: mangrove dapat menyerap dan mengurangi bahan pencemar (polutan) dari badan air baik melalui penyerapan polutan tersebut oleh jaringan anatomi tumbuhan mangrove maupun menyerap bahan polutan yang bersangkutan dalam sedimen lumpur
- Pengaturan air bawah tanah: mangrove berperan dalam mengatur air bawah tanah untuk dapat dimanfaatkan penduduk pesisir untuk keperluan air minum, mencuci dan mandi
- Stabilitas iklim mikro: Evapotranspirasi dari kanopi mangrove yang rapat berkontribusi terhadap kelembaban dan densitas awan dalam skala regional, yang akhirnya berkontribusi terhadap curah hujan regional.
2. Pembangun lahan dan pengendapan lumpur. Perakaran mangrove berfungsi sebagai penahan lumpur. Kekontinyuan penimbunan bahan organik menguntungkan bagi pertumbuhan semai dan kelangsungan hidupnya tumbuhan mangrove. Semai tumbuh dan menyebar ke arah laut seirama dengan proses penimbunan lumpur.
3. Sebagai habitat fauna terutama fauna laut
Daftar Acuan
“Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu”. http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/files/2011/01/2009-PENGELOLAAN-SISTEM-MANGROVE-SECARA-TERPADU.pdf (diunduh 26 April 2011)
Laporan Tugas Individu
Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U. Riani Widiarti S.Si., M.Si Kelompok : 3 Nama Mahasiswa : Putu Udiyani Prayika Putri Tema Tugas Individu : Ekosistem Pesisir: Terumbu Karang Gambar Peta Konsep
Penjabaran Peta Konsep
Terumbu karang adalah bangunan kapur raksasa yang dibentuk dan dihasilkan oleh binatang
karang dan organism berkapur lainnya sehingga menyediakan rumah atau habitat bagi biota-
biota laut lainnya. Terumbu karang umumnya ditemukan pada perairan yang relatif dangkal dan
jernih serta bersuhu hangat dan memiliki karbonat yang tinggi. Terumbu karang mempunyai
beberapa fungsi, antara lain:
Terumbu Karang
Karekteristik
Fungsi
Pelindung ekosistem pantai
Sebagai rumah bagi makhluk hidup laut
Sumber obat-obatan
Objek wisata
Daerah penelitian
1. Pelindung ekosistem pantai: dapat menahan dan memecah energi gelombang sehingga
mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.
2. Rumah bagi makhluk hidup laut: banyak hewan dan tanaman laut yang berkumpul di
terumbu karang untuk mencari makan, membesarkan anak, atau mencari tempat
berlindung.
3. Sumber obat-obatan: banyak terdapat bahan kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber obat bagi manusia.
4. Objek wisata: terumbu karang yang bagus dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung
sehingga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat sekitar.
5. Daerah penelitian: banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat yang terdapat di kawasan
terumbu karang yang belum diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif
untuk mengidentifikasinya.
Daftar Acuan
“Tentang Terumbu Karang”. http://www.goblue.or.id/tentang-terumbu-karang (diakses 27 April 2011)
Laporan Tugas Individu
Mata Kuliah : Biologi Umum
Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U.
Riani Widiarti S.Si., M.Si
Kelompok : 3
Nama Mahasiswa : Minhatul Maula
Tema Tugas Individu : Kondisi Ekosistem Pesisir Pasca Tsunami
Gambar Peta Konsep
Penjabaran Peta Konsep
Selain menelan korban jiwa, bencana tsunami juga menyebabkan kerusakan serius pada
ekosistem di daerah pesisir, seperti mangrove dan terumbu karang.
Mangrove
Mangrove
• Sebagian besar mengalami kehancuran total
• Mangrove hanyut dan ditemukan di pemukiman
• Terjadi erosi terhadap wilayah pertumbuhan mangrove
Terumbu Karang
• Banyak karang yang mati dan terkubur sebagian oleh limpahan sedimen
• Banyak karang yang patah bahkan hancur dan terdampar di daratan
• Sejumlah karang mengalami pemutihan
Di negara yang terkena bencana tsunami, sebagian besar hutan mangrove di daerah pesisir
mengalami kehancuran total akibat menyerap terlalu banyak energi tsunami. Pada saat
teerjadi tsunami, banyak hutan mangrove yang tercabut dari akarnya dan ikut terbawa
gelombang sampai ditemukan di pemukiman penduduk. Selain itu, tsunami juga
mengakibatkan terjadinya erosi pada wilayah pertumbuhan mangrove.
Terumbu Karang
Saat terjadi tsunami banyak terumbu karang yang terguling oleh ombak dan terangkat ke
atas permukaan laut. Pergerakan lempeng tektonik di wilayah tersebut mengakibatkan
terumbu karang menjadi terangkat keluar air dan mati. Kerusakan yang parah pada
sebagian besar terumbu karang di negara yang terkena tsunami khususnya dikarenakan
benda-benda yang tersapu dari daratan dan penyelimutan oleh material sedimen.
Masuknya benda-benda yang terseret tsunami seperti batang pohon dan benda-benda
berukuran besar lainnya dapat mengabrasi karang, menyebabkan banyak karang patah
bahkan hancur dan terdampar ke daratan karena terbawa oleh gelombang tsunami.
Limpahan sedimen dari daratan menyebabkan terjadinya penyelimutan serta penguburan
karang. Penyelimutan karang karena sedimentasi yang meningkat dapat menyebabkan
stress sehingga terjadi pemutihan dan kematian karang secara masal.
Daftar Acuan
“Kerusakan Ekosistem Lahan Basah Pasca Tsunami”. http://www.aceh-
eye.org/data_files/bahasa_format/aceh_disaster/aceh_disaster_reports/special_reports_e
nv/special_reports_env_2005_02_00.pdf (diunduh 24 April 2011)
“Status Terumbu Karang di Negara-negara yang Terkena Tsunami 2005”.
http://unesdoc.unesco.org/images/0015/001537/153760ind.pdf (diunduh 24 April 2011)
Laporan Tugas Individu
Mata Kuliah : Biologi Umum
Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U.
Riani Widiarti S.Si., M.Si
Kelompok : 3
Nama Mahasiswa : Mutia Saraswati
Tema Tugas Individu : Restorasi Mangrove
Gambar Peta Konsep
Penjabaran Peta Konsep
Rehabilitasi mangrove dapat dilakukan dengan restorasi mangrove. Pelaksanaan
penanaman bakau untuk restorasi mangrove direkomendasikan untuk dimulai pada musim
ombak tenang atau dimulai dari yang terdekat dengan darat agar terhindar dari ombak
besar. Sistem penanaman bakau terdiri dari dua sistem yaitu :
1. Sistem banjar harian (penanaman murni)
a. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan jumlah bibit 5.500
batang/ha
b. Di dekat ajir dibuat lubang tanam sebesar kantong plastik bibit
c. Bibit dalam kantong plastik disobek bagian bawah dengan hati-hati supaya tanah tetap
kompak dan perakaran tidak rusak
d. Ditanam dekat ajir dan apabila tanahnya sangat lunak atau mudah hanyut sebaiknya
diikatkan dengan tali pada ajir agar bibit tidak roboh
Restorasi Mangrove
Sistem Banjar Harian
Sistem Tumpang Sari Tambak
e. Pada tapak berombak besar disarankan ditanami dengan jenis Rhizopora sp. dengan
pola selang-seling, anakan diikat pada tiang pancang/bambu serta dibuat penghalang
ombak
f. Penanaman pada tapak berlumpur dalam sebaiknya menggunakan jenis Rhizopora
mucronata
2. Sistem tumpang sari tambak (sylvofishery)
a. Penanaman tumpang sari tambak dilaksanakan seperti halnya dengan sistem banjar
harian akan tetapi dikombinasikan dengan kegiatan pertambakan. Penanaman selain
pada lajur tanam juga dapat dilakukan di pelataran tambak
b. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan jumlah bibit 2.200
batang/ha termasuk sulaman
c. Pola tumpang sari tambak terdiri dari empat macam pola yaitu pola emang parit
tradisional, pola komplangan, empang parit terbuka, dan pola kao-kao
Daftar Acuan
“Pedoman Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Mangrove Gerakan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan”. http://www.dephut.go.id/files/l1_4_p03_04.pdf (diunduh 27 April 2011)
Laporan Tugas Individu
Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U. Riani Widiarti S.Si., M.Si Kelompok : 3 Nama Mahasiswa : Rizkina Pascawati Tema Tugas Individu : Transplantasi Terumbu Karang Gambar Peta Konsep
Penjabaran Peta Konsep
Untuk mengurangi stress, karang yang akan ditransplantasi dilepaskan secara hati-hati dan di tempatkan dalam wadah plastik berlubang serta proses pengangkutan dilakukan didalam air. Sebaiknya operasi ini hanya menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit untuk setiap tumpukan karang yang akan dipindahkan. Beberapa teknik untuk melekatkan karang yang ditransplantasi adalah semen, lem plastik, penjepit baja, dan kabel listrik plastik. Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa ketentuan untuk transplantasi karang, yaitu:
Tentukan lokasi transplantasi dan beri tanda (rambu apung)
Persiapkan alat dan bahan dan cari karang yang akan ditransplantasi
Ambil fragmen karang dari induk koloni yang masih hidup dan bawa ke lokasi transplantasi
Pasang rangka besi pada lokasi transplantasi sejajar garis pantai dan ikat fragmen karang ke subtrat
Ukur laju pertumbuhan koloni karang
Transplantasi Terumbu Karang
Untuk transplantasi karang diperlukan suatu wadah beton sebagai substrat dimana karang ditanamkan
Jenis karang bercabang lebih cepat pertumbuhannya dan lebih mampu menyesuaikan dibandingkan karang masif
Semua lokasi perairan pada dasarnya dapat dilakukan transplantasi dengan syarat kondisi hidrologik masih dalam batas toleransi pertumbuhan karang
Hasil percobaan pada habitat yang berpasir tetapi dengan kesuburan yang tinggi pertumbuhan karang lebih cepat dibandingkan pada daerah yang karangnya rusak
Wadah karang yang ditransplantasi sebaiknya tidak menghalangi aerasi oleh arus Tahapan transplantasi karang : a. Menentukan lokasi transplantasi menggunakan GPS b. Mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan pada transplantasi c. Memberi tanda (rambu apung) pada lokasi transplantasi d. Mencari karang yang akan ditransplantasi e. Mengambil fragmen karang dari induk koloni yang masih hidup berdiameter lebih dari 25 cm
menggunakan gunting dengan ukuran fragmen 10 cm dan dikumpulkan di keranjang berlubang dan dibawa ke lokasi transplantasi
f. Proses pengangkutan harus dilakukan di bawah air dengan hati-hati g. Memasang rangka besi atau patok pada lokasi transplantasi sejajar garis pantai.
Pemansangan rangka transplantasi dapat dilakukan pada kedalaman 1,3 atau 10 m h. Mengikat fragmen karang ke subtrat dengan pengikat kabel yang telah disiapkan i. Untuk mengukur laju pertumbuhan koloni karang serta parameter fisika-kimia perairan
dapat dilakukan setiap dua minggu atau setiap bulan
Daftar Acuan
“Modul Transplantasi Karang Secara Sederhana”. http://regional.coremap.or.id/downloads/modul_transplantasi_TK.pdf (diunduh 26 April 2011)
Peta Konsep Kelompok
Mata Kuliah : Biologi Umum
Dosen : 1. Dra. Titi Soedjiarti S.U
2. Riani Widiarti S.Si., M.Si
Kelompok : 3
Nama Mahasiswa : 1. Minhatul Maula
2. Mutia Saraswati
3. Prastika Krisma Jiwanti
4. Putu Udiyani Prayika Putri
5. Rizkina Pascawati
Tema : PENGARUH TSUNAMI TERHADAP EKOSISTEM PESISIR
Gambar Peta Konsep
mempengaruhi
contoh
Kondisi pasca tsunami
Kondisi pasca tsunami
Tsunami
Ekosistem Pesisir
Mangrove
Karakteristik
biasa ditemukan di daerah yang tergenang air laut secara berkala dan menerima pasokan air yang cukup dari daratan, misalnya di pantai berlumpur atau dekat sungai
Fungsi
- Proteksi- Pembangun lahan dan pengendapan lumpur- Habitat fauna
Terumbu Karang
Karakteristik
umumnya ditemukan pada perairan yang relatif dangkal dan jernih serta bersuhu hangat dan memiliki karbonat yang tinggi
Fungsi
- Pelindung ekosistem pantai- Sebagai rumah bagi makhluk hidup laut- Sumber obat-obatan- Daerah penelitian- Objek wisata
- Sebagian besar mengalami kehancuran total - Banyak yang hanyut oleh gelombang- Terjadi erosi pada wilayah pertumbuhan mangrove
- Banyak yang mati dan terkubur sebagian oleh limpahan sedimen- Banyak karang yang patah bahkan hancur dan terdampar di daratan- Sejumlah karang mengalami pemutihan
Restorasi Mangrove
Sistem Banjar Harian
Sistem Tumpang Sari
Tambak
Transplantasi Terumbu Karang
cara pemulihan
cara pemulihan