12
Laporan Tugas Individu Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U. Riani Widiarti S.Si., M.Si Kelompok : 3 Nama Mahasiswa : Prastika Krisma Jiwanti Tema Tugas Individu : Ekosistem Pesisir: Mangrove Gambar Peta Konsep Penjabaran Peta Konsep Ekosistem Mangrove merupakan komunitas tumbuhan pantai tropis maupun subtropis yang telah beradaptasi sehingga mampu tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut di tanah berlumpur, berlempung, atau berpasir. Mangrove biasa ditemukan di daerah yang tergenang air Mangrove Karakteristik Fungsi Proteksi Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang Proteksi dari tiupan angin kencang Mengatur sedimentasi Memperbaiki kualitas air Pengaturan air bawah tanah (groundwater) Stabilitas iklim mikro Pembangun lahan dan pengendapan lumpur Habitat fauna

Peta Konsep

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peta Konsep

Laporan Tugas Individu

Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U. Riani Widiarti S.Si., M.Si Kelompok : 3 Nama Mahasiswa : Prastika Krisma Jiwanti Tema Tugas Individu : Ekosistem Pesisir: Mangrove Gambar Peta Konsep

Penjabaran Peta Konsep

Ekosistem Mangrove merupakan komunitas tumbuhan pantai tropis maupun subtropis yang telah beradaptasi sehingga mampu tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut di tanah berlumpur, berlempung, atau berpasir. Mangrove biasa ditemukan di daerah yang tergenang air

Mangrove

Karakteristik

Fungsi

Proteksi

Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang

Proteksi dari tiupan angin kencang

Mengatur sedimentasi

Memperbaiki kualitas air

Pengaturan air bawah tanah

(groundwater)

Stabilitas iklim mikro

Pembangun lahan dan

pengendapan lumpur

Habitat fauna

Page 2: Peta Konsep

laut secara berkala dan menerima pasokan air yang cukup dari daratan, misalnya di pantai berlumpur atau dekat sungai. Fungsi Mangrove antara lain: 1. Proteksi, meliputi:

- Proteksi garis pantai dari hempasan gelombang: Semua tipe hutan mangrove, dengan pengecualian hutan-hutan yang mengalami perubahan, menunjukkan kemampuan untuk meredam energi dan kekuatan tsunami, mengurangi kecepatan dan dalamnya aliran, dan membatasi wilayah penggenangan. gagal bila ombak terlalu besar, diameter pohon terlalu kecil, atau pohon tidak cukup punya cabang di dekat permukaan tanah.

- Proteksi dari tiupan angin kencang: Fractional drag di atas kanopi mangrove adalah jauh lebih tinggi dibandingkan di atas permukaan air, sehingga semakin ke arah mangrove pedalaman kecepatan angin semakin berkurang

- Mengatur sedimentasi: mangrove berperan mengatur pergerakan sedimen melalui pengurangan daya erosif arus air, pengayaan deposit liat dan pengurangan daya resuspensi dari deposit liat sehingga mangrove dapat meningkatkan kualitas perairan dan produktivitas primer oleh melimpahnya fitoplankton

- Memperbaiki kualitas air: mangrove dapat menyerap dan mengurangi bahan pencemar (polutan) dari badan air baik melalui penyerapan polutan tersebut oleh jaringan anatomi tumbuhan mangrove maupun menyerap bahan polutan yang bersangkutan dalam sedimen lumpur

- Pengaturan air bawah tanah: mangrove berperan dalam mengatur air bawah tanah untuk dapat dimanfaatkan penduduk pesisir untuk keperluan air minum, mencuci dan mandi

- Stabilitas iklim mikro: Evapotranspirasi dari kanopi mangrove yang rapat berkontribusi terhadap kelembaban dan densitas awan dalam skala regional, yang akhirnya berkontribusi terhadap curah hujan regional.

2. Pembangun lahan dan pengendapan lumpur. Perakaran mangrove berfungsi sebagai penahan lumpur. Kekontinyuan penimbunan bahan organik menguntungkan bagi pertumbuhan semai dan kelangsungan hidupnya tumbuhan mangrove. Semai tumbuh dan menyebar ke arah laut seirama dengan proses penimbunan lumpur.

3. Sebagai habitat fauna terutama fauna laut

Daftar Acuan

“Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu”. http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/files/2011/01/2009-PENGELOLAAN-SISTEM-MANGROVE-SECARA-TERPADU.pdf (diunduh 26 April 2011)

Page 3: Peta Konsep

Laporan Tugas Individu

Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U. Riani Widiarti S.Si., M.Si Kelompok : 3 Nama Mahasiswa : Putu Udiyani Prayika Putri Tema Tugas Individu : Ekosistem Pesisir: Terumbu Karang Gambar Peta Konsep

Penjabaran Peta Konsep

Terumbu karang adalah bangunan kapur raksasa yang dibentuk dan dihasilkan oleh binatang

karang dan organism berkapur lainnya sehingga menyediakan rumah atau habitat bagi biota-

biota laut lainnya. Terumbu karang umumnya ditemukan pada perairan yang relatif dangkal dan

jernih serta bersuhu hangat dan memiliki karbonat yang tinggi. Terumbu karang mempunyai

beberapa fungsi, antara lain:

Terumbu Karang

Karekteristik

Fungsi

Pelindung ekosistem pantai

Sebagai rumah bagi makhluk hidup laut

Sumber obat-obatan

Objek wisata

Daerah penelitian

Page 4: Peta Konsep

1. Pelindung ekosistem pantai: dapat menahan dan memecah energi gelombang sehingga

mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.

2. Rumah bagi makhluk hidup laut: banyak hewan dan tanaman laut yang berkumpul di

terumbu karang untuk mencari makan, membesarkan anak, atau mencari tempat

berlindung.

3. Sumber obat-obatan: banyak terdapat bahan kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai

sumber obat bagi manusia.

4. Objek wisata: terumbu karang yang bagus dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung

sehingga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat sekitar.

5. Daerah penelitian: banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat yang terdapat di kawasan

terumbu karang yang belum diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif

untuk mengidentifikasinya.

Daftar Acuan

“Tentang Terumbu Karang”. http://www.goblue.or.id/tentang-terumbu-karang (diakses 27 April 2011)

Page 5: Peta Konsep

Laporan Tugas Individu

Mata Kuliah : Biologi Umum

Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U.

Riani Widiarti S.Si., M.Si

Kelompok : 3

Nama Mahasiswa : Minhatul Maula

Tema Tugas Individu : Kondisi Ekosistem Pesisir Pasca Tsunami

Gambar Peta Konsep

Penjabaran Peta Konsep

Selain menelan korban jiwa, bencana tsunami juga menyebabkan kerusakan serius pada

ekosistem di daerah pesisir, seperti mangrove dan terumbu karang.

Mangrove

Mangrove

• Sebagian besar mengalami kehancuran total

• Mangrove hanyut dan ditemukan di pemukiman

• Terjadi erosi terhadap wilayah pertumbuhan mangrove

Terumbu Karang

• Banyak karang yang mati dan terkubur sebagian oleh limpahan sedimen

• Banyak karang yang patah bahkan hancur dan terdampar di daratan

• Sejumlah karang mengalami pemutihan

Page 6: Peta Konsep

Di negara yang terkena bencana tsunami, sebagian besar hutan mangrove di daerah pesisir

mengalami kehancuran total akibat menyerap terlalu banyak energi tsunami. Pada saat

teerjadi tsunami, banyak hutan mangrove yang tercabut dari akarnya dan ikut terbawa

gelombang sampai ditemukan di pemukiman penduduk. Selain itu, tsunami juga

mengakibatkan terjadinya erosi pada wilayah pertumbuhan mangrove.

Terumbu Karang

Saat terjadi tsunami banyak terumbu karang yang terguling oleh ombak dan terangkat ke

atas permukaan laut. Pergerakan lempeng tektonik di wilayah tersebut mengakibatkan

terumbu karang menjadi terangkat keluar air dan mati. Kerusakan yang parah pada

sebagian besar terumbu karang di negara yang terkena tsunami khususnya dikarenakan

benda-benda yang tersapu dari daratan dan penyelimutan oleh material sedimen.

Masuknya benda-benda yang terseret tsunami seperti batang pohon dan benda-benda

berukuran besar lainnya dapat mengabrasi karang, menyebabkan banyak karang patah

bahkan hancur dan terdampar ke daratan karena terbawa oleh gelombang tsunami.

Limpahan sedimen dari daratan menyebabkan terjadinya penyelimutan serta penguburan

karang. Penyelimutan karang karena sedimentasi yang meningkat dapat menyebabkan

stress sehingga terjadi pemutihan dan kematian karang secara masal.

Daftar Acuan

“Kerusakan Ekosistem Lahan Basah Pasca Tsunami”. http://www.aceh-

eye.org/data_files/bahasa_format/aceh_disaster/aceh_disaster_reports/special_reports_e

nv/special_reports_env_2005_02_00.pdf (diunduh 24 April 2011)

“Status Terumbu Karang di Negara-negara yang Terkena Tsunami 2005”.

http://unesdoc.unesco.org/images/0015/001537/153760ind.pdf (diunduh 24 April 2011)

Page 7: Peta Konsep

Laporan Tugas Individu

Mata Kuliah : Biologi Umum

Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U.

Riani Widiarti S.Si., M.Si

Kelompok : 3

Nama Mahasiswa : Mutia Saraswati

Tema Tugas Individu : Restorasi Mangrove

Gambar Peta Konsep

Penjabaran Peta Konsep

Rehabilitasi mangrove dapat dilakukan dengan restorasi mangrove. Pelaksanaan

penanaman bakau untuk restorasi mangrove direkomendasikan untuk dimulai pada musim

ombak tenang atau dimulai dari yang terdekat dengan darat agar terhindar dari ombak

besar. Sistem penanaman bakau terdiri dari dua sistem yaitu :

1. Sistem banjar harian (penanaman murni)

a. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan jumlah bibit 5.500

batang/ha

b. Di dekat ajir dibuat lubang tanam sebesar kantong plastik bibit

c. Bibit dalam kantong plastik disobek bagian bawah dengan hati-hati supaya tanah tetap

kompak dan perakaran tidak rusak

d. Ditanam dekat ajir dan apabila tanahnya sangat lunak atau mudah hanyut sebaiknya

diikatkan dengan tali pada ajir agar bibit tidak roboh

Restorasi Mangrove

Sistem Banjar Harian

Sistem Tumpang Sari Tambak

Page 8: Peta Konsep

e. Pada tapak berombak besar disarankan ditanami dengan jenis Rhizopora sp. dengan

pola selang-seling, anakan diikat pada tiang pancang/bambu serta dibuat penghalang

ombak

f. Penanaman pada tapak berlumpur dalam sebaiknya menggunakan jenis Rhizopora

mucronata

2. Sistem tumpang sari tambak (sylvofishery)

a. Penanaman tumpang sari tambak dilaksanakan seperti halnya dengan sistem banjar

harian akan tetapi dikombinasikan dengan kegiatan pertambakan. Penanaman selain

pada lajur tanam juga dapat dilakukan di pelataran tambak

b. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan jumlah bibit 2.200

batang/ha termasuk sulaman

c. Pola tumpang sari tambak terdiri dari empat macam pola yaitu pola emang parit

tradisional, pola komplangan, empang parit terbuka, dan pola kao-kao

Daftar Acuan

“Pedoman Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Mangrove Gerakan Rehabilitasi Hutan

dan Lahan”. http://www.dephut.go.id/files/l1_4_p03_04.pdf (diunduh 27 April 2011)

Page 9: Peta Konsep

Laporan Tugas Individu

Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen : Dra. Titi Soedjiarti S.U. Riani Widiarti S.Si., M.Si Kelompok : 3 Nama Mahasiswa : Rizkina Pascawati Tema Tugas Individu : Transplantasi Terumbu Karang Gambar Peta Konsep

Penjabaran Peta Konsep

Untuk mengurangi stress, karang yang akan ditransplantasi dilepaskan secara hati-hati dan di tempatkan dalam wadah plastik berlubang serta proses pengangkutan dilakukan didalam air. Sebaiknya operasi ini hanya menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit untuk setiap tumpukan karang yang akan dipindahkan. Beberapa teknik untuk melekatkan karang yang ditransplantasi adalah semen, lem plastik, penjepit baja, dan kabel listrik plastik. Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa ketentuan untuk transplantasi karang, yaitu:

Tentukan lokasi transplantasi dan beri tanda (rambu apung)

Persiapkan alat dan bahan dan cari karang yang akan ditransplantasi

Ambil fragmen karang dari induk koloni yang masih hidup dan bawa ke lokasi transplantasi

Pasang rangka besi pada lokasi transplantasi sejajar garis pantai dan ikat fragmen karang ke subtrat

Ukur laju pertumbuhan koloni karang

Transplantasi Terumbu Karang

Page 10: Peta Konsep

Untuk transplantasi karang diperlukan suatu wadah beton sebagai substrat dimana karang ditanamkan

Jenis karang bercabang lebih cepat pertumbuhannya dan lebih mampu menyesuaikan dibandingkan karang masif

Semua lokasi perairan pada dasarnya dapat dilakukan transplantasi dengan syarat kondisi hidrologik masih dalam batas toleransi pertumbuhan karang

Hasil percobaan pada habitat yang berpasir tetapi dengan kesuburan yang tinggi pertumbuhan karang lebih cepat dibandingkan pada daerah yang karangnya rusak

Wadah karang yang ditransplantasi sebaiknya tidak menghalangi aerasi oleh arus Tahapan transplantasi karang : a. Menentukan lokasi transplantasi menggunakan GPS b. Mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan pada transplantasi c. Memberi tanda (rambu apung) pada lokasi transplantasi d. Mencari karang yang akan ditransplantasi e. Mengambil fragmen karang dari induk koloni yang masih hidup berdiameter lebih dari 25 cm

menggunakan gunting dengan ukuran fragmen 10 cm dan dikumpulkan di keranjang berlubang dan dibawa ke lokasi transplantasi

f. Proses pengangkutan harus dilakukan di bawah air dengan hati-hati g. Memasang rangka besi atau patok pada lokasi transplantasi sejajar garis pantai.

Pemansangan rangka transplantasi dapat dilakukan pada kedalaman 1,3 atau 10 m h. Mengikat fragmen karang ke subtrat dengan pengikat kabel yang telah disiapkan i. Untuk mengukur laju pertumbuhan koloni karang serta parameter fisika-kimia perairan

dapat dilakukan setiap dua minggu atau setiap bulan

Daftar Acuan

“Modul Transplantasi Karang Secara Sederhana”. http://regional.coremap.or.id/downloads/modul_transplantasi_TK.pdf (diunduh 26 April 2011)

Page 11: Peta Konsep

Peta Konsep Kelompok

Mata Kuliah : Biologi Umum

Dosen : 1. Dra. Titi Soedjiarti S.U

2. Riani Widiarti S.Si., M.Si

Kelompok : 3

Nama Mahasiswa : 1. Minhatul Maula

2. Mutia Saraswati

3. Prastika Krisma Jiwanti

4. Putu Udiyani Prayika Putri

5. Rizkina Pascawati

Tema : PENGARUH TSUNAMI TERHADAP EKOSISTEM PESISIR

Gambar Peta Konsep

Page 12: Peta Konsep

mempengaruhi

contoh

Kondisi pasca tsunami

Kondisi pasca tsunami

Tsunami

Ekosistem Pesisir

Mangrove

Karakteristik

biasa ditemukan di daerah yang tergenang air laut secara berkala dan menerima pasokan air yang cukup dari daratan, misalnya di pantai berlumpur atau dekat sungai

Fungsi

- Proteksi- Pembangun lahan dan pengendapan lumpur- Habitat fauna

Terumbu Karang

Karakteristik

umumnya ditemukan pada perairan yang relatif dangkal dan jernih serta bersuhu hangat dan memiliki karbonat yang tinggi

Fungsi

- Pelindung ekosistem pantai- Sebagai rumah bagi makhluk hidup laut- Sumber obat-obatan- Daerah penelitian- Objek wisata

- Sebagian besar mengalami kehancuran total - Banyak yang hanyut oleh gelombang- Terjadi erosi pada wilayah pertumbuhan mangrove

- Banyak yang mati dan terkubur sebagian oleh limpahan sedimen- Banyak karang yang patah bahkan hancur dan terdampar di daratan- Sejumlah karang mengalami pemutihan

Restorasi Mangrove

Sistem Banjar Harian

Sistem Tumpang Sari

Tambak

Transplantasi Terumbu Karang

cara pemulihan

cara pemulihan