15
PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) PADA MEDIA BIJI SORGUM DAN KACANG TANAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: GITA KARUNIA ANANDA A420130044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)

PADA MEDIA BIJI SORGUM DAN KACANG TANAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

GITA KARUNIA ANANDA

A420130044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

i

Page 3: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

ii

Page 4: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

iii

Page 5: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

1

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)

PADA MEDIA BIJI SORGUM DAN KACANG TANAH

ABSTRAK

Biji Sorgum dan kacang tanah memiliki kandungan utama berupa

karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang tinggi sebagai media tumbuh bibit

F1 jamur tiram dan jamur merang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram dan jamur merang yang ditumbuhkan

pada media biji sogum dan kacang tanah. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola

faktorial yang terdiri atas 2 faktor yang dilakukan dalam 2 kali pengulangan.

Faktor 1 jenis media.: biji sorgum (M1) dan kacang tanah (M2). Faktor 2 jenis

jamur: jamur tiram (J1) dan jamur merang (J2). Parameter yang diukur adalah

kecepatan atau panjang, penyebaran, kerapatan atau ketebalan. Teknik analisis

menggunakan data deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh

terhadap pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram dan jamur merang tertinggi

pada media biji sorgum yaitu 11,3 cm, penyebaran tumbuh tebal, dan kerapatan

atau ketebalan rapat sangat tebal, sedangkan hasil pertumbuhan miselium bibit

F1 jamur tiram dan jamur merang terendah pada media kacang tanah yaitu 3 cm,

penyebaran tumbuh tipis tidak merata, dan kerapatan atau ketebalan rapat tipis.

Kata Kunci: Biji sorgum, kacang tanah, jamur tiram ,jamur merang, pertumbuhan

miselium.

ABSTRACT

Sorghum seeds and peanuts have the main content in the form of

carbohydrates, protein, fat and minerals are high as a growing medium F1 seed

oyster mushrooms and mushroom. The purpose of this study to determine the

mycelial growth F1 seed oyster mushrooms and straw mushroom grown on media

sogum seeds and peanuts. This research uses experimental methods of research

with completely randomized design (CRD) factorial design consisting of two

factors is done in 2 repetitions. Factor 1 media type: sorghum seed (M1) and

peanut (M2). Factor 2 types of fungus: oyster mushroom (J1) and straw

mushroom (J2). Parameters measured are speed or length, spread, density or

thickness. The analytical technique uses quantitative descriptive data. Based on

the results obtained on the growth of F1 seed oyster mushroom mycelium and

mushroom highest grain sorghum media that is 11.3 cm, the spread grew thick,

and the density or thickness of the meeting is very thick, while the results of

mycelium growth F1 seed oyster mushrooms and mushroom lowest in peanut

Page 6: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

2

media that is 3 cm, the spread is growing thin uneven, and the density or thickness

of the thin meeting.

Keywords: Sorghum seeds, peanuts, oyster mushrooms, straw mushroom,

mycelium growth.

1. PENDAHULUAN

Jamur tiram dan jamur merang merupakan jenis jamur pangan yang

memiliki nilai gizi dan ekonomis yang tinggi, serta permintaan pasar yang

meningkat. Menurut Widyastuti (2004), kandungan gizi dalam 100 g jamur

tiram putih terdiri dari protein 7,8 - 17,72 g, lemak 1 - 2,3 g, dan karbohidrat

57,6 - 81,8 g, kalsium 21 mg, zat besi 32 mg, dan thiamin 0,21 mg. Menurut

Suharjo (2010), kandungan gizi dalam 100 g jamur merang terdiri dari protein

3,5 g, kalori 128 kkal, lemak 0,8 g, kalsium (Ca) 53 mg, dan fosfor 224 mg.

Menurut Abdisobar (2014), permintaan jamur tiram di Indonesia pada tahun

2014 adalah 1,796 ton per tahun, tahun 2015 produksi jamur 2,208 ton per

tahun, tahun 2016 meningkat 2,619 ton per tahun, tahun 2017 mencapai 3,031

ton per tahun, dan tahun 2018 meningkat 3,442 ton per tahun. Menurut

FAOstat (2015), kebutuhan jamur merang di Indonesia pada tahun 2007

adalah 48,247 ton per tahun, tahun 2008 produksi jamur 61,349 ton per tahun,

dan tahun 2009 mencapai 63.000 ton per tahun.

Menurut Achmad, dkk (2011), bibit induk merupakan turunan pertama

(F1) dari kultur murni. Kualitas bibit induk jamur akan dipengaruhi oleh

kultur murni jamur yang digunakannya. Apabila kultur murni jamur yang

digunakan baik, diharapkan bibit induk jamur yang dihasilkan akan baik juga.

Pembuatan media bibit F1 pada umumnya menggunakan biji-bijian seperti

biji gandum, sorgum, beras, rye ataupun millet karena mengandung nutrisi

meliputi protein, lemak, karbohidrat, dan mineral.

Penggunaan biji-bijian sebagai media bibit jamur karena

mengandung zat yang dibutuhkan miselium untuk tumbuh. Biji sorgum

dan kacang tanah merupakan salah satu biji yang dapat digunakan dalam

pembuatan media bibit. Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

(2006), kandungan gizi dalam 100 g biji sorgum terdiri dari karbohidrat 73 g,

Page 7: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

3

kalori 332 g, protein 11 g, lemak 3,3 g, kalsium 28 mg, fosfor 287 mg, zat

besi 4,4 mg, vit B1 0,38 mg, dan air 12 g. Menurut Pati (2017), pertumbuhan

miselium bibit jamur tiram putih dapat memanfaatkan karbohidrat yang

terkandung didalam sorgum untuk melaksanakan aktivitas pertumbuhan dan

perkembangan.

Menurut Depkes RI (1995), kandungan gizi dalam 100 g kacang tanah

terdiri dari energi 525 kal, protein 27,9 g, lemak 42,7 g, karbohidrat 17,4 g,

serat 2,4 g, kalsium 316 mg, fosfor 456 mg, besi 5,7 mg, vitamin B1 0,44 mg,

air 9,6 g. Pemanfaatan biji sorgum dan kacang tanah dapat meningkatkan

nilai ekonomis biji sorgum dan kacang tanah. Berdasarkan penelitian Radiati

(2016), estimasi perhitungan kandungan protein dan lemak, tempe kacang

tanah memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi dari tempe kacang

merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan

asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya dan menggunakan

asam lemak bebas terlarut sebagai karbon.

2. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu:

Faktor 1 : Jenis Media (M)

M1 = biji sorgum 100 g

M2 = kacang tanah 100 g

Faktor 2 = Jenis bibit F0 jamur (J)

J1 = Bibit F0 jamur tiram

J2 = Bibit F0 jamur merang

Tabel 3.1 Rancangan penelitian:

J

M J1 J2

M1 M1J1 M1J2

M2 M2J1 M2J2

Page 8: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

4

Keterangan:

M1J1 : Media biji sorgum untuk bibit F0 jamur tiram

M1J2 : Media biji sorgum untuk bibit F0 jamur merang

M2J1 : Media kacang tanah untuk bibit F0 jamur tiram

M2J2 : Media kacang tanah untuk bibit F0 jamur merang

Subjek penelitian ini yaitu jamur tiram, jamur merang, bibit F0 biji

kluwih, biji sorgum, kacang tanah. Objek penelitian ini yaitu pertumbuhan

miselium bibit F1.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang Pertumbuhan Miselium Bibit F1 Jamur Tiram

(Pleurotus ostreatus) dan Jamur Merang (Volvariella volvacea) pada Media

Biji Sorgum dan Kacang Tanah diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rerata pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram dan jamur

merang selama 14 hari pada media biji sorgum dan kacang tanah.

Perlakuan

Parameter

Kecepatan/

Panjang Penyebaran Kerapatan/Ketebalan

7 Hari

(cm)

14 Hari

(cm) 7 Hari 14 Hari 7 Hari 14 Hari

M1J1 1* 8,6 + ++++ + +++

M1J2 3,3** 11,3** ++ +++++ ++ ++++

M2J1 1,5 5,5 + +++ + ++

M2J2 1,6 3* + + + +

Keterangan:

M1J1 : Media biji sorgum untuk jamur tiram

M1J2 : Media biji sorgum untuk jamur merang

M2J1 : Media kacang tanah untuk jamur tiram

M2J2 : Media kacang tanah untuk jamur merang

Ketebalan : Kerapatan :

+ : Tumbuh tipis tidak merata + : Rapat tipis

++ : Tumbuh tipis merata ++ : Rapat

+++ : Tumbuh sedang tidak merata +++ : Rapat tebal

++++ : Tumbuh sedang merata ++++ : Rapat sangat tebal

+++++ : Tumbuh tebal

* : waktu pertumbuhan miselium paling lambat

** : waktu pertumbuhan miselium paling cepat

3.1 Kecepatan atau Panjang Pertumbuhan Miselium

Pertumbuhan miselium ditandai dengan munculnya miselium

menyerupai kapas berwarna putih. Menurut Sumarsih (2010), kultur murni

Page 9: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

5

jamur tiram yang baik berupa massa benang miselium menyerupai kapas

berwarna putih. Bila tumbuh lebat, benang-benang tersebut seperti melekat

satu sama lain sehingga berbentuk seperti lemak padat yang menempel.

Pertumbuhan miselium selain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, suhu

udara, dan kelembapan juga di pengaruhi oleh ketersediaan sumber nutrisi.

Kecepatan atau panjang pertumbuhan miselium diamati sejak

munculnya miselium sampai miselium memenuhi botol setelah inokulasi.

Menurut Masefa (2016), kecepatan pertumbuhan miselium jamur dapat

dipengaruhi oleh nutrisi yang dibutuhkan jamur untuk pertumbuahannya.

Nutrisi pada media bibit dibutuhkan oleh jamur tiram untuk pertumbuhan

miselium. Bila kandungan nutrisi cukup miselium jamur akan tumbuh

secara normal (Utama, 2013). Hasil pertumbuhan miselium diambil dari

rata-rata hari ke 7 dan hari ke 14 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram dan jamur

merang pada biji sorgum dan kacang tanah dari 7 hari sampai 14 hari (cm).

Berdasarkan gambar 4.1 diperoleh hasil kecepatan atau panjang

miselium bahwa rerata tertinggi dalam 7 hari terdapat pada M1J2 (media

biji sorgum untuk jamur merang) yaitu 3,3 cm, sedangkan rerata terendah

terdapat pada M1J1 (media biji sorgum untuk jamur tiram). Kecepatan

atau panjang miselium hari ke 14 tertinggi pada M1J2 (media biji sorgum

untuk jamur merang) yaitu 11,3 cm, sedangkan kecepatan atau panjang

Page 10: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

6

miselium terendah pada M2J2 (media kacang tanah untuk jamur merang)

yaitu 3 cm. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan miselium jamur

dengan menggunakan media biji sorgum memiliki pertumbuhan paling

baik dibandingkan dengan menggunakan media kacang tanah.

Pertumbuhan miselium yang cepat menunjukkan pertumbuhan yang baik,

semakin cepat pertumbuhan miselium diduga akan semakin awal pula

terjadi proses degradasi. Berdasarkan penelitian Suryani (2017), sifat

miselium pada substrat biji sorgum dan biji jagung lebih tebal berwarna

putih pekat dibandingkan dengan biji padi dan sengon. Hal ini

menunjukkan bahwa media yang berbeda memiliki kualitas pertumbuhan

miselium yang berbeda dan kandungan nutrisi yang berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pertumbuhan miselium paling

cepat pada jamur merang dengan media biji sorgum. Sedangkan

pertumbuhan miselium paling lambat pada jamur merang dengan media

kacang tanah. Pada jamur tiram pertumbuhan miselium paling cepat yaitu

dengan media biji sorgum, sedangkan pertumbuhan miselium jamur tiram

paling lambat yaitu dengan media kacang tanah. Hal ini disebabkan karena

kandungan nutrisi pada biji sorgum lebih tinggi dari pada kacang tanah.

Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2006), kandungan

gizi dalam 100 g biji sorgum terdiri dari karbohidrat 73 g, kalori 332 g,

protein 11 g, lemak 3,3 g, kalsium 28 mg, fosfor 287 mg, zat besi 4,4 mg,

vit B1 0,38 mg, dan air 12 g. Menurut Depkes RI (1995), kandungan gizi

dalam 100 g kacang tanah terdiri dari energi 525 kal, protein 27,9 g, lemak

42,7 g, karbohidrat 17,4 g, serat 2,4 g, kalsium 316 mg, fosfor 456 mg,

besi 5,7 mg, vitamin B1 0,44 mg, air 9,6 g.

3.2 Penyebaran Pertumbuhan Miselium

Pertumbuhan miselium selain dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan, suhu udara, dan kelembapan juga di pengaruhi oleh

ketersediaan sumber nutrisi apabila pertumbuhan miselium jamur

kekurangan nutrisi untuk tumbuh dapat menyebabkan miselium akan sulit

Page 11: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

7

tumbuh dan berkembang. Menurut lifia (2008), kekurangan unsur-unsur

hara pada media tanam jamur tiram merah dapat menyebabkan miselium

sulit tumbuh dan berkembang.

Hari ke 7

(A) (B) (C) (D)

Hari ke 14

(A) (B) (C) (D)

Gambar 4.2 Hasil penyebaran miselium bibit F1 jamur tiram dan

jamur merang pada hari ke 7 sampai hari ke 14 (A) M1J1 (jamur tiram

media biji sorgum) (B) M1J2 (jamur merang media biji sorgum) (C) M2J1

(jamur tiram media kacang tanah) (D) M2J2 (jamur merang media kacang

tanah)

Berdasarkan gambar 4.2 diperoleh hasil penyebaran miselium bahwa

rerata terbaik dalam 7 hari terdapat pada M1J2 yaitu tumbuh tipis merata,

sedangkan rerata pada M1J1, M2J1, dan M2J2 yaitu tumbuh tipis tidak

merata. Penyebaran miselium hari ke 14 terbaik pada M1J2 yaitu tumbuh

tebal, sedangkan penyebaran miselium kurang baik pada M2J2 yaitu

Page 12: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

8

tumbuh tipis tidak merata. Hal ini disebabkan adanya perbedaan

kandungan nutrisi didalam media yang digunakan untuk pertumbuhan

miselium.

3.3 Kerapatan atau Ketebalan Pertumbuhan Miselium

Hari ke 7

(A) (B) (C) (D)

Hari ke 14

(A) (B) (C) (D)

Gambar 4.3 Hasil kerapatan atau ketebalan miselium bibit F1 jamur

tiram dan jamur merang pada hari ke 14 (A) M1J1 (media biji sorgum

pada jamur tiram) (B) M1J2 (media biji sorgum pada jamur merang) (C)

M2J1 (media kacang tanah pada jamur tiram) (D) M2J2 (media kacang

tanah pada jamur merang)

Berdasarkan gambar 4.2 diperoleh hasil kerapatan atau ketebalan

miselium bahwa rerata terbaik dalam 7 hari terdapat pada M1J2 yaitu

rapat, sedangkan rerata pada M1J1, M2J1, dan M2J2 yaitu baru tumbuh.

Page 13: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

9

Kerapatan atau ketebalan miselium hari ke 14 terbaik pada M1J2 yaitu

rapat sangat tebal, sedangkan kerapatan atau ketebalan miselium kurang

baik pada M2J2 yaitu rapat tipis. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa

semakin tinggi karbohidrat pada media biji yang digunakan maka semakin

banyak nutrisi yang diserap oleh jamur tersebut sehingga semakin rapat

miselium yang dihasilkan dan semakin tebal. Hal ini dipertegas oleh

Maelani, dkk (2013), jamur akan tumbuh subur pada tempat yang

mengandung karbohidrat tinggi baik dalam bentuk terurai maupun dalam

bentuk selulosa. Menurut penelitian Pati (2017), pertumbuhan miselium

bibit jamur tiram putih dapat memanfaatkan karbohidrat yang terkandung

didalam sorgum untuk melaksanakan aktivitas pertumbuhan dan

perkembangan.

Pertumbuhan miselium dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

suhu, kelembapan, kandungan air, ukuran partikel, pH2, O2, CO2,

viabilitas kultur jamur, dan kontaminan. Miselium jamur tiram akan

tumbuh optimal bila kandungan air 70-75% dengan lingkungan bersuhu

25°C. kelembapan udara 85-95% dan ber-pH 5,5-6,5. Selama pertumbuhan

miselium, akan terjadi perubahan pH pada media tanam, yaitu dengan

adanya proses perombakan lignoselulosa dan senyawa organik lain yang

menghasilkan asam-asam organik (Sumarsih, 2010). Penambahan kapur

(CaCO3) digunakan sebagai pengatur pH (keasaman) media tanam dan

sebagai sumber kalsium (Ca) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan media

jamur (Sunarmi, 2010). Menurut Trubus (2012), bila warna hitam atau

kehijauan tanda terjadinya kontaminasi penyakit sehingga miselium tidak

boleh dipakai.

Berdasarkan uraian diatas, pertumbuhan miselium bibit F1 jamur

tiram dan jamur merang pada media biji sorgum dan kacang tanah dari

bibit F0 media biji kluwih menghasilkan pertumbuhan miselium yang

berbeda masing-masing media biji sorgum dan kacang tanah. Hal ini

membuktikan bahwa pertumbuahan miselium bibit F1 jamur tiram dan

Page 14: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

10

jamur merang lebih bagus menggunakan media biji sorgum dari pada

menggunakan media kacang tanah.

4. PENUTUP

Pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram dan jamur merang tertinggi

pada media biji sorgum yaitu 11,3 cm, persebaran yaitu tumbuh tebal, dan

kerapatan atau ketebalan yaitu rapat sangat tebal, sedangkan hasil

pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram dan jamur merang terendah pada

media kacang tanah yaitu 3 cm, persebaran yaitu tumbuh tipis tidak merata,

dan kerapatan atau ketebalan yaitu rapat tipis.

5. PERSANTUNAN

Dengan rasa syukur, kupersembahkan publikasi ini untuk:

5.1 Bapak dan Ibu yang sangat aku sayangi dan selalu memberikan doa terbaik

dan kasih sayang yang tulus disetiap langkahku.

5.2 Dra. Suparti, M. Si. selaku pembimbing yang senantiasa memberikan

saran dan masukannya selama penelitian dan penulisan artikel ini.

5.3 Segenap dosen dan staff program studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Abdisobar, Rizky. 2014. “Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram

di Desa Cilawe Ciwidey Kabupaten Bandung”. Jurnal Online

Institut Teknologi Nasional. Vol 02. No 01. Hal 168-179.

Achmad, dkk. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Depkes RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia Edisi 1995.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 2006. Program Pengembangan

Tanaman Sorgum di Indonesia. Makalah dalam Fokus Grup Diskusi

“Prospek Sorgum dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan

Energi”. Serpong, 5 September 2006.

FAOStat. 2015. FAO Statistical Pocketbook World Food and Agriculture.

Food and Agriculture Organization of The United Nations: FAO.

Page 15: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM Pleurotus ... · merah, tempe kacang bogor, dan tempe kacang hijau. Kapang menggunakan asam-asam amino dan basa terlarut untuk pertumbuhannya

11

Lifia, N. 2008. Pengaruh Jenis Media Tanam dan Konsentrasi terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih. Skripsi. Malang:

UIN Malang.

Maelani, Lisma. 2013. Pengaruh Takaran Sukrosa Terhadap Petumbuhan

dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Universitas

Siliwangi.

Masefa, Lia. 2016. “Pengaruh Kapur dan Dolomit TerhadapPertumbuhan

Miselium dan Produksi Jamur Tiram Coklat (Pleurotus cystidiosus

O.K Miller)”. Online Jurnal of Natural Science. Vol 5. No 1. Hal:

11-20.

Pati, Damianus. 2008. “Respon Pertumbuhan Bibit Jamur Tiram Putih

(Pleurotus ostreatus) pada Lima Media Biji Sorgum”. Partner. Vol

17 . No 2. Hal 146-152.

Suharjo, Enjo. 2010. 2015. Budidaya Jamur Tiram Media Kardus. Jakarta:

Agro Media Pustaka.

Sumarsih, Sri. 2010. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Titik Suryani dan Hilda Carolina. 2017. “Pertumbuhan dan Hasil Jamur

Tiram Putih pada Beberapa Bahan Media Pembibitan”.

Bioeksperimen. Vol 3. No 1. Hal: 73-86.

Trubus, Redaksi. 2012. Jamur Merang. Jakarta: PT.Trubus Swadaya.

Trubus, Redaksi. 2012. Jamur Tiram Dua Alam. Jakarta: PT. Trubus

Swadaya.

Utama, Putra. 2013. “Penggunaan Berbagai Macam Media Tumbuh dalam

Pembibitan Bibit Induk Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”.

Jurnal Agroteknologi. Vol 5. No 1. Hal: 45-53.

Widyastuti, N dan S. Istiani. 2004. “Optimasi Proses Pengeringan Tepung

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreeatus)”. Jurnal Ilmu Kefarmasian

Indonesia. Vol 2. Hal: 1-4.