18
89 PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, UTANG LUAR NEGERI DAN KEMISKINAN (KAJIAN TEORITIS DI INDONESIA) Dwi Susilowati, Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang E-mail: [email protected] , dan [email protected] Abstract This study was conducted with the intention of examining the causal relationship between the following variables: Human Development Index (HDI), foreign debt, pov- erty, and economic growth. The data used in this investigation was secondary data from 1990 to 2013 which then analyzed by applying Granger causality tests per- formed six times that ultimately obtained the following results: (1) there was no causal relationship between Human Development Index (HDI) and Foreign Debt (AD); (2) there was a one-way causal relationship between foreign debt (AD) and poverty; (3) there was a one-way causal relationship between economic growth with Foreign Debt (AD); (4) there was no causal relationship between poverty with Human Devel- opment Index (HDI); (5) there was no causal relationship between Economic Growth and Human Development Index (HDI); and (6) there was a one-way causal relation- ship between economic growth and poverty. Keywords: Poverty, Foreign Debt, Economic Growth Abstrak Penelitian ini akan menguji hubungan kausal antara variabel, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), utang luar negeri, Kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan Granger kausalitas kuis dengan menggunakan data sekunder 1990- 2013. Hasil uji kausalitas menunjukkan tidak ada hubungan kausal antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan Utang Luar Negeri (AD), uji kausalitas kedua menunjukkan bahwa hubungan kausal satu arah antara Utang Luar Negeri (AD) ke Kemiskinan. Uji kausalitas ketiga menunjukkan bahwa satu arah hubungan kausal antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Utang Luar Negeri (AD), uji kausalitas keempat menunjukkan bahwa, tidak ada hubungan kausal antara Kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas kelima tidak menunjukkan hubungan sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan satu arah hubungan kausal dengan Pertumbuhan Ekonomi Kemiskinan. Kata kunci: Kemiskinan, Utang Luar Negeri, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia merupakan salah satu negara se- dang berkembang yang ditandai dengan se- bagian besar masyarakatnya miskin, ada pula beberapa daerah yang makmur dengan sege- lintir penduduk yang hidup dalam kemewah- an. Sistem perbankan jelek, pinjaman dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

89

PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNANMANUSIA, UTANG LUAR NEGERI DAN KEMISKINAN

(KAJIAN TEORITIS DI INDONESIA)

Dwi Susilowati, Muhammad Sri Wahyudi SuliswantoFakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

E-mail: [email protected], dan [email protected]

Abstract

This study was conducted with the intention of examining the causal relationshipbetween the following variables: Human Development Index (HDI), foreign debt, pov-erty, and economic growth. The data used in this investigation was secondary datafrom 1990 to 2013 which then analyzed by applying Granger causality tests per-formed six times that ultimately obtained the following results: (1) there was no causalrelationship between Human Development Index (HDI) and Foreign Debt (AD); (2)there was a one-way causal relationship between foreign debt (AD) and poverty; (3)there was a one-way causal relationship between economic growth with ForeignDebt (AD); (4) there was no causal relationship between poverty with Human Devel-opment Index (HDI); (5) there was no causal relationship between Economic Growthand Human Development Index (HDI); and (6) there was a one-way causal relation-ship between economic growth and poverty.

Keywords: Poverty, Foreign Debt, Economic Growth

Abstrak

Penelitian ini akan menguji hubungan kausal antara variabel, Indeks PembangunanManusia (IPM), utang luar negeri, Kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi denganmenggunakan Granger kausalitas kuis dengan menggunakan data sekunder 1990-2013. Hasil uji kausalitas menunjukkan tidak ada hubungan kausal antara IndeksPembangunan Manusia (IPM) dengan Utang Luar Negeri (AD), uji kausalitas keduamenunjukkan bahwa hubungan kausal satu arah antara Utang Luar Negeri (AD) keKemiskinan. Uji kausalitas ketiga menunjukkan bahwa satu arah hubungan kausalantara Pertumbuhan Ekonomi dengan Utang Luar Negeri (AD), uji kausalitas keempatmenunjukkan bahwa, tidak ada hubungan kausal antara Kemiskinan dengan IndeksPembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas kelima tidak menunjukkan hubungansebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks PembangunanManusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan satu arah hubungan kausaldengan Pertumbuhan Ekonomi Kemiskinan.

Kata kunci: Kemiskinan, Utang Luar Negeri, Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia merupakan salah satu negara se-dang berkembang yang ditandai dengan se-bagian besar masyarakatnya miskin, ada pula

beberapa daerah yang makmur dengan sege-lintir penduduk yang hidup dalam kemewah-an. Sistem perbankan jelek, pinjaman dalam

Page 2: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

90

kecil terpaksa diperoleh dari pemilik uangyang tidak lebih baik daripada seorang lintahdarat, tingkat penganngguran yang tinggi danterjerat dalam lingkaran utang luar negeri. Per-masalahan tersebut tidak cukup diatasi de-ngan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Oleh karena itu laju pertumbuhan ekonomiyang tinggi bukan jaminan dapat menyejah-terakan masyarakatnya.

Produk Domestik Bruto (PDB) Indo-nesia nampak selalu memberikan prediksioptimistik yang meningkat dari tahun ke ta-hun. Berdasarkan laporan Badan Pusat Sta-tistik (BPS) secara kumulatif PDB tumbuh5,9% per tahun 2010, lebih tinggi bila diban-dingkan dengan capaian tahun 2009 pada pe-riode yang sama, yaitu hanya sebesar 5,8%saja. Cadangan devisa mencapai 94,7 mil-yar dollar AS dan nilai ekspor mencapai 150milyar dollar AS. Angka pertumbuhan terse-but sepintas menunjukkan bahwa kinerja eko-nomi Indonesia semakin baik. Pihak asing se-macam World Economic Forum (WEP)menggambarkan Perekonomian Indonesiamulai digerakkan oleh Efficiency Driven Eco-nomy dari semula Factor Driven Econo-my. Bahkan The Economist menyebutnyasebagai calon kekuatan ekonomi baru dunia(world leading economies).

Namun, apabila dicermati ada indikasibahwa pertumbuhan ekonomi tersebut ada-lah petumbuhan yang semu (bubble econo-mics). Hal ini ditandai dengan masih tinggi-nya angka kemiskinan di Indonesia meskipertumbuhan PDB dikatakan bagus. Kemis-kinan sudah sejak lama menjadi masalah bangsaIndonesia, dan hingga sekarang masih belummenunjukkan tanda-tanda berkurang secarasignifikan. Angka statistik terus saja membe-rikan informasi masih banyaknya jumlah pen-duduk miskin, berdasarkan data BPS Jumlahpenduduk miskin di Indonesia pada Maret2010 sebesar 31,02 juta orang (13,33 %).

Kemiskinan merupakan salah satu ma-salah yang selalu dihadapi oleh manusia. Ma-salah kemiskinan itu sama tuanya dengan usiakemanusiaan itu sendiri dan implikasi per-masalahannya dapat melibatkan keseluruh-an aspek kehidupan manusia, walaupun se-ringkali tidak disadari kehadirannya sebagaimasalah untuk oleh manusia yang bersang-kutan. Bagi mereka yang tergolong miskin,kemiskinan merupakan sesuatu yang nyataada dalam kehidupan mereka sehari-hari,karena mereka itu merasakan dan menjalanisendiri bagaimana mereka hidup dalam ke-miskinan. Walaupun demikian belum tentumereka itu sadar akan kemiskinan yang me-reka jalani. Kesadaran akan kemiskinan yangmereka miliki itu, baru terasa pada waktumereka membandingkan kehidupan yang me-reka jalani dengan kehidupan orang lain yangtergolong mempunyai tingkat kehidupan so-sial yang lebih tinggi.

Secara sederhana Kemiskinan dapatdidefinisikan sebagai ketidakmampuan se-seorang untuk memenuhi standar hidup yangminimum, yaitu suatu tingkat kekurangan ma-teri pada sejumlah atau segolongan orang di-bandingkan dengan standar kehidupan yangumum berlaku dalam masyarakat yang ber-sangkutan. Standar kehidupan yang minimumini secara langsung akan berpengaruh terha-dap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan mo-ral, dan rasa harga diri dari mereka yang ter-golong sebagai orang miskin.

Kemiskinan itu sendiri dapat dilihat da-ri kondisi tingginya pengangguran, banyak-nya pengemis di jalanan maupun yang ber-keliaran di kampung-kampung sebagai salahsatu indikatornya. Begitu pula PSK dan akananak jalanan yang terkena razia, bisa dipas-tikan 90 % beralasan karena faktor eko-nomi. Belum lagi anak putus sekolah yang se-lalu meningkat jumlahnya dari tahun ke ta-hun. Lansia terlantar, anak terlantar, penyan-

Page 3: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

91

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

dang cacat terlantar, semakin melengkapi da-ta penyandang masalah sosial yang berpang-kal pada kemiskinan. Seperti halnya anak-anak yang masih di bawah umur sudah men-jadi pengemis.

Kemiskinan tidak dapat dihilangkan sa-ma sekali, tetapi dapat dikurangi melalui pro-gram pembangunan yang berkelanjutan,oleh karena itu pe ngurangan penduduk mis-kin telah menjadi tujuan pembangunan yangfundamental sehingga menjadi sebuah alatukur untuk menilai efektivitas berbagai jenisprogram pembangunan. Pertumbuhan eko-nomi dapat menjadi instrumen yang sangatberpengaruh dalam penurunan kemiskinanpendapatan (income poverty).

Pemerintah Indonesia menyadari bah-wa pembangunan nasional adalah salah satuupaya untuk menjadi tujuan masyarakat adildan makmur. Sejalan dengan tujuan tersebut,berbagai kegiatan pembangunan telah dia-rahkan kepada pembangunan daerah khu-susnya daerah yang relatif mempunyai ke-miskinan yang terus naik dari tahun ke tahun.Pembangunan daerah dilakukan secara ter-padu dan berkesinambungan sesuai prioritasdan kebutuhan masing-masing daerah de-ngan akar dan sasaran pembangunan nasi-onal yang telah ditetapkan melalui pemba-ngunan jangka pendek dan jangka panjang.Oleh karena itu, salah satu indikator utama ke-berhasilan pembangunan nasional adalahpenurunan laju jumlah penduduk miskin.Efektivitas dalam menurunkan jumlah pen-duduk miskin merupakan pertumbuhan uta-ma dalam memilih strategi atau instrumen pem-bangunan. Hal ini berarti salah satu kriteriautama pemilihan sektor titik berat atau sek-tor andalan pembangunan nasional adalah efek-tivitas dalam penurunan jumlah penduduk mis-kin (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K,2003).

Sehubungan dengan hal tersebut, pe-merintah Indonesia dalam menyikapi jumlahkemiskinan perlu melakukan empat langkahuntuk mengurangi tingkat kemiskinan. Ke-empat langkah tersebut adalah peningkatanlaju pertumbuhan ekonomi, penciptaan la-pangan kerja, pemusatan kebijakan sosialekonomi, dan penyesuaian kebijakan pe-ngurangan kemiskinan sesuai dengan kon-disi daerah (http://www.gatra.com, 17 Ok-tober 2003).

Teori pertumbuhan baru menekankanpentingnya peranan pemerintah terutamadalam meningkatkan pembangunan modalmanusia (human capital), peningkatan kua-litas sumberdaya manusia dapat diperlihat-kan oleh meningkatnya pengetahuan dan ke-terampilan seseorang. Peningkatan penge-tahuan dan keahlian akan mampu mendo-rong peningkatan produktivitas kerja sese-orang sehingga akan mampu membantu da-lam mengurangi angka kemiskinan.

Selain itu kemiskinan juga merupakansebuah hubungan sebab akibat (kausalitasmelingkar) artinya tingkat kemiskinan yangtinggi terjadi karena rendahnya pendapatanperkapita, pendapatan perkapita yang ren-dah terjadi karena investasi perkapita yangjuga rendah. Tingkat investasi perkapita yangrendah disebabkan oleh permintaan domes-tik perkapita yang rendah juga dan hal ter-sebut terjadi karena tingkat kemiskinan yangtinggi dan demikian seterusnya, sehingga mem-bentuk sebuah lingkaran kemiskinan sebagaisebuah hubungan sebab dan akibat (teoriNurkse, 1952) dan telah dibuktikan untukcontoh kasus lingkar kemiskinan di Indo-nesia (Sumanta, Jurnal Kebijakan Ekonomi;2005).

Indikator keberhasilan pembangunandapat diukur salah satunya dengan Indeks Pem-bangunan Manusia (IPM). Semakin tinggi ang-

Page 4: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

92

ka Indeks Pembangunan Manusia berarti se-makin baik, sehingga dapat dikatakan pem-bangunan semakin berhasil. Indeks Pemba-ngunan Manusia diukur dengan mengguna-kan indikator angka harapan hidup, tingkatmelek huruf, rata-rata lama sekolah dan kon-sumsi perkapita.

Pada tahun 1997 Indonesia mengalamikrisis keuangan yang berlanjut menjadi krisisekonomi, sehingga utang luar negeri Indo-nesia menjadi sangat besar, kurang lebih se-paruh dari anggaran habis untuk pembayar-an utang. Utang luar negeri Indonesia banyakdidominasi oleh utang swasta. Pada tahun2006, pemerintah Indonesia melakukan pe-lunasan utang kepada IMF. Pelunasan sebe-sar 3,181,742,918 dolar AS merupakan si-sa pinjaman yang seharusnya jatuh tempopada akhir 2010.

Metode PenelitianDalam penelitian ini yang akan diteliti

atau dianalisis adalah hubungan kausalitasantara pertumbuhan ekonomi dengankemiskinan, kemudian pertumbuhanekonomi dengan indeks pembangunanmanusia. Data yang digunakan peneliti dalamanalisis ini adalah data sekunder yangdiperoleh dari BPS, BI, dan lain sebagainya.Variabel-variabel yang diteliti adalah variabelpertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk mis-kin dan Indkes Pembangunan Manusia(IPM). Dalam penelitian ini tidak ada variabelterikat, karena kedua variable merupakanvariabel independen yang saling mempenga-ruhi. Alat analisis yang digunakan dalam pe-nelitian ini menggunakan uji kausalitas Gra-nger (1969). Yaitu metode analisis denganmengestimasi arah hubungan sebab akibatdi antara variabel-variabel yang diestimasi.Y = 0 + 1X + 2 X(-1) + 3 X(-2) + 1Y(-1) +

2Y(-2) + U1 .................................(1)

Y = 0 + 1Y(-1) + 2Y(-2) + U2 .......... (2)Null hypothesis (H0): 1 = 2 = 0Y menyebabkan X jika H0: 1 = 2 = 0dapat ditolak.

X = 0 + 1Y + 2Y(-1) + 3Y(-2) + 1X(-1)+ 2X(-2) + U1..............................(3)

X = 0 + 1X(-1) + 2X(-2) + U2 ............ (4)Null hypothesis (H0): 1 = 2 = 0X menyebabkan Y jika H0: 1 = 2 = 0dapat ditolak.

Keputusan apakah pertumbuhanekonomi mempengaruhi kemiskinan atausebaliknya kemiskinan mempengaruhipertumbuhan ekonomi digunakan uji F. NilaiF hitung diperoleh dari formula sebagaiberikut:

F = (n – k)

Di mana:RSSR dan RSSUR = berturut-turut adalah

nilai Residual Sum of Squares di dalampersamaan restricted dan unrestricted

n = jumlah observasim = jumlah lagk = jumlah parameter yang diestimasi di

dalam persamaan unrestricted

Alat analisis yang digunakan dalampenelitian ini adalah menggunakan uji ka-usalitas Granger (1969) yang dipadukan de-ngan metode penentuan kelambanan waktu(lag) final prediction error (FPE) dari Hsiao(1979). Digunakannya metode penentuanlag FPE dalam penelitian ini adalah berang-kat dari salah satu kelemahan utama dari ujikausalitas Granger (1969), yaitu berkaitandengan penentuan lag. Uji kausalitas Gra-nger tersebut, dalam khasanah analisis eko-nometrika memang harus diakui bahwa sa-

Page 5: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

93

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

ngat besar kontribusinya dalam menguji hu-bungan kausalitas antara variabel-variabelekonomi yang terkait. Akan tetapi perlu di-ketahui bahwa uji kausalitas tersebut dalammenetapkan lag dilakukan tanpa pedomanyang pasti, apakah satu lag; dua lag; ataukahtiga lag dan seterusnya, padahal dalam kasustertentu, katakanlah dalam kasus hubungankausalitas antara kemiskinan dan pertumbuh-an ekonomi, kelambaman waktu antara duavariabel tersebut ini terjadi (kelambamanwaktu antara variabel yang sedang diamatiberbeda), maka hasil penelitian tersebut akanterjerumus dalam regresi lancung yang da-pat menimbulkan tidak validnya atau tidakdapat dipercayainya hasil penelitian seperti(Aliman, 1998: 12-29). Oleh karena itu, ujikausalitas Granger (1969) sebaiknya dipadu-kan dengan metode perhitungan lag sepertiFPE.

Hasil Penelitian dan PembahasanPertumbuhan ekonomi selama ini diang-

gap sebagai jargon dalam keberhasilan pem-bangunan ekonomi di Negara sedang ber-kembang termasuk juga di Indonesia. Per-tumbuhan ekonomi yang tinggi mutlak diper-lukan untuk mendokrak laju pembangunanekonomi. Sangat diyakini, bahwa hanya de-ngan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ma-ka permasalahan pembangunan seperti, pe-ngangguran, kemiskinan, dan ketimpangan dis-tribusi pembangunan dapat diatasi melalui dam-pak merembes ke bawah (trickle down ef-fect). Oleh karena itu indicator keberhasilanpembangunan hanya dilihat dari meningkat-nya pendapatan perkapita. (Mudrajad Kun-coro, 2006).

Dalam perkembangannya indikator pem-bangunan yang berdasarkan pada kenaikanpendapatan perkapita melalui pertumbuhanekonomi yang tinggi, mulai mengalami per-

geseran. Artinya bahwa keberhasilan pem-bangunan tidak semata-mata dilihat dari ang-ka pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja te-tapi banyak faktor lain yang ikut mempenga-ruhinya. Hal ini didukung dengan keberhasil-an beberapa Negara sedang berkembang de-ngan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi,tetapi di sisi lain kemiskinan, pengangguran,dan ketimpangan juga tinggi. Sehingga mak-na pertumbuhan ekonomi yang tinggi menja-di tidak relevan lagi.

Paradigma pembangunan yang baru (la-hir pada akhir dasawarsa 1960 an), meng-kritisi bahwa pertumbuahan tidak identikdengan pembangunan, seperti yang dikata-kan oleh Meier (dalam Mudrajad K, 2006),“ …….perhaps the definition that wouldnow gain widest approval is one that de-fines economic development as the processwhereby the real percapita income of acountry increases over a long period oftime ___subject to the stipulation that thenumber of people below an “absolute pov-erty line” does not increase, and that thedistribution of income does not more un-equal”. Pembangunan menurutnya tidak lagimemuja Gross National Product (GNP) se-bagai tujuan pembangunan tetapi yang lebihpenting lagi adalah kualitas dari proses pem-bangunan itu sendiri. Pertumbuhan ekonomiyang tinggi perlu tetapi harus diikuti dengan ku-alitas dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Paradigma yang baru mengisyaratkanbahwa indikator keberhasilan pembangunantidak hanya mencakup masalah ekonomi te-tapi juga masalah yang lain, seperti sosial danpolitik. Dengan demikian indikator kunci da-lam keberhasilan pembangunan tidak lagi di-tentukan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggitetapi juga diikuti indicator sosial seperti Hu-man Development Index (HDI) dan Physi-cal Quality Life Index (PQLI).

Page 6: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

94

Laju pertumbuhan Produk domestikBruto (PDB) sudah lazim digunakan sebagaiindikator pertumbuhan ekonomi, demikianpula di Indonesia. Dari tabel 1 terlihat bahwalaju pertumbuhan ekonomi di Indonesiapada tahun 2010 sebesar 6,1 persen, tahun2011 sebesar 6,5 persen, tahun 2012 sebe-sar 6,29 persen dan pada tahun 2013 se-besar 5,83 persen. Dengan demikian laju per-tumbuhan ekonomi di Indonesia untuk kurunwaktu 2010-2013 mengalami penurunan. Pe-nurunan ini masih dianggap wajar karenamasih di atas rata-rata Negara lain. Penurun-an ini terjadi karena kondisi perekonomianyang tidak stabil dan penuh dengan ketidak-pastian.

Menurut Organisasi untuk Kerjasamadan Pembangunan Ekonomi (OECD) mem-prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di2012-2016 rata-rata mencapai 6,6 persen,ini berarti pertumbuhan ekonomi Indonesia pa-ling tinggi di antara Negara ASEAN lainnya,namun prediksi OECD tersebut dinilai lebihrendah dibandingkan dengan target Peme-rintah Indonesia, yaitu pada tahun 2012 se-besar 6,7 persen.

Ketidakpastian global akhir-akhir inimenghantui pertumbuhan ekonomi Asia. Ke-tidakpastian tersebut berasal pada penurun-

an kepercayaan akan kebijakan fiskal Ame-rika Serikat dan berlanjutnya krisis utang dikawasan Eropa. Sebagai bagian dari masya-rakat dunia, negara-negara berkembang diAsia tidak bisa menghindar dari imbas per-lambatan ekonomi global. Situasi perekonomi-an global yang masih dibayang-bayangi ber-bagai ketidakpastian, seperti prospek pemu-lihan ekonomi di Eropa (terutama negara yangmengalami krisis hutang, seperti: Yunani, Ita-lia, Portugal dan Spanyol) dan ancaman ju-rang fiskal (fiscal cliff) di AS akibat perbe-daan kepentingan antara Pemerintahan de-ngan Kongres terkait strategi kebijakan un-tuk meningkatkan penerimaan negara dari pa-jak, efisiensi pengeluaran negara untuk per-lindungan sosial dan kesehatan (Obama-care), serta batasan hutang dan defisit ang-garan pemerintah AS, yang sempat meng-akibatkan penutupan sementara aktivitas pe-merintahan federal (government shutdown). (www.sekneg.go.id)

Berdasarkan data dari OECD, per-tumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012-2016 merupakan pertumbuhan tertinggidibandingkan dengan kelima negara ASEANlainnya, seperti Malaysia yang hanya dipre-diksi tumbuh 5,3%, Filipina sebesar 4,9%,Singapura sebesar 4,6%, Thailand sebesar

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia menurut Pengeluaran (dalam %) Tahun 2010- 2013

Jenis Pengeluaran 2010 2011 2012 2013* Konsumsi Rumah Tangga 4,6 4,7 5,28 5,29 Konsumsi Pemerintah 0,3 3,2 1,25 4,05 Pembentukan Modal Tetap Bruto

8,5 8,8 9,81 4,81

Ekspor Barang dan Jasa 14,9 13,6 2,01 4,56 Dikurangi Impor Barang dan Jasa

17,3 13,3 6,65 1,38

Pertumbuhan PDB 6,1 6,5 6,29 5,83 Sumber: Litbang Kompas, 7 Nopember 2013

Ket: *Pertumbuhan kumulatif dari triwulan I sampai dengan III tahun 2013

Page 7: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

95

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

4,5%, dan Vietnam 6,3%. Sementara rata-rata pertumbuhan ekonomi di negara terse-but sebesar 5,6 persen. Rata-rata pertum-buhan negara Asia Tenggara, Indonesia,Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, danVietnam akan mecapai 5 persen pada tahun2011, dan ditargetkan menjadi 5,6 persenselama tahun 2012-2016. (detik finance,2011).

Kendati pertumbuhan ekonomi Indo-nesia relatif tinggi yaitu bekisar 6% dan bah-kan pada tahun 2013 pemerintah mempredik-sikan tetap berada pada kisaran 6% mes-kipun kondisi krisis global tetap terjadi, na-mun angka kemiskinan di Indonesia masih ting-gi. Adapun perkembangan pertumbuhan eko-nomi pada tahun 1990 – 2012 dapat dilihatpada gambar 1.

Berdasarkan data BPS, jumlah pendu-duk miskin menujukkan angka yang cende-rung menurun, Jumlah penduduk miskin di In-donesia pada Maret 2010 turun menjadi31,02 juta orang (13,33 persen) jika diban-dingkan dengan penduduk miskin pada Ma-ret 2009 yang berjumlah 32,53 juta (14,15persen).

Jumlah penduduk miskin di daerah per-kotaan turun lebih besar daripada daerah pe-desaan. Selama periode Maret 2009-Maret

2010, penduduk miskin di daerah perko-taan berkurang 0,81 juta orang, sementaradi daerah perdesaan berkurang 0,69 jutaorang. Persentase penduduk miskin antaradaerah perkotaan dan perdesaan tidak ba-nyak berubah dari Maret 2009 ke Maret2010. Pada Maret 2009, sebagian besar(63,38 persen) penduduk miskin berada didaerah perdesaan begitu juga pada Maret2010, yaitu sebesar 64,23 persen.

Kondisi ini, apabila dicermati ada indi-kasi bahwa pertumbuhan ekonomi tersebutadalah petumbuhan yang semu (bubble eco-nomics). Hal ini ditandai dengan masih ting-ginya angka kemiskinan di Indonesia meskipertumbuhan PDB dikatakan bagus. Untukmenekan angka kemiskinan, seringkali peme-rintah mengambil langkah untuk meningkat-kan pertumbuhan ekonomi dengan meng-harapkan terjadinya efek menetes ke bawah(trickle down effect), selain itu untuk meng-atasi kemiskinan juga perlu ditingkatkan in-deks pembangunan manusia (IPM).

Kemiskinan juga seringkali berkaitan de-ngan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).IPM merupakan indikator yang mengukur dariaspek yang langsung berkaitan dengan kese-jahteraan dan kualitas hidup setiap pendu-duk sebagai upaya melengkapi indikator

Sumber: World Bank dan BPS (diolah)Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1990 - 2012

Page 8: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

96

pengukuran keberhasilan pembangunan na-sional dan daerah. Indeks ini dapat meng-gambarkan kondisi kualitas hidup pendudukdari aspek non ekonomi maupun aspek eko-nomi. Cara pengukurannyapun berdasarkanpenghitungan variabel individu penduduk, bu-kan variabel akumulatif atau kolektif, misalpertumbuhan ekonomi diukur dari perubah-an output total penduduk tanpa melihat siapapenghasilnya.

Upaya peningkatan sumberdaya ma-nusia, indeks pembangunan manusia meru-pakan salah satu variabel yang penting. Di ma-na pembangunan manusia seutuhnya akan ber-pengaruh terhadap kualitas hidup dan ling-kungan sosialnya. Gambar 2 adalah kondisiIPM masing-masing provinsi di Indonesia.

Berdasarkan gambar 2, IPM yang pa-ling rendah berada di Provinsi Papua yaitu

sebesar 64,00 dan paling tinggi yaitu di DKIJakarta yaitu sebesar 77,03.

Adapun terkait dengan utang luar ne-geri, berdasarkan data dari Direktorat Jen-deral Pengelolaan Utang Kementerian Keu-angan dan Direktorat Internasional Bank In-donesia, bahwa dari 2005 sampai dengan2010, posisi utang luar negeri Indonesia se-cara nominal meningkat sebesar USD65,5miliar (48,7%). Peningkatan terjadi baik pa-da utang luar negeri pemerintah maupun swas-ta. Namun demikian, pada periode yang samapeningkatan utang luar negeri tersebut diikutipeningkatan PDB yang relatif lebih besar yaitusebesar USD424,0 miliar (146,5%).

Secara umum beberapa indikator be-ban utang luar negeri Indonesia telah mem-perlihatkan perbaikan signifikan. Rasio utangluar negeri Indonesia terhadap PDB terus

Gambar 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Masing-masing Provinsi di Indonesia

Page 9: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

97

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

menurun. Pada 1998 tercatat sebesar 150%,kemudian menurun menjadi 54,9% pada2004 dan menjadi 28,0% pada 2010. Rasioutang terhadap ekspor juga mengalami pe-nurunan secara signifikan dari 179,7% pada2004 menjadi 108,5% pada 2010. Pada pe-riode yang sama, debt service ratio (DSR)Indonesia terlihat berfluktuasi. Pada 2006debt service ratio mencatat angka tertinggi25,0%, kemudian terus menurun menjadi21,5% pada 2010.

Sementara itu, per 31 Desember 2010,rasio total utang pemerintah (dalam dan luarnegeri) terhadap PDB menurun tajam men-jadi 26%, dari sebesar 47% pada 2005, dansebesar 89% pada 2000. Pada 2001 rasioutang terhadap PDB masih sebesar 77,0 per-sen turun menjadi 34,7 persen pada 2008.Nilai rasio utang pemerintah terhadap PDByang moderat merupakan cerminan dari kebi-jakan fiskal yang efisien dan berhati-hati.

Memang rasio utang terhadap produkdomestik bruto (PDB), yang mengindikasi-

kan peningkatan kemampuan Indonesia da-lam membayar utang, cenderung menurun pa-da setiap tahunnya. Akan tetapi, menurut Su-karna dan Mamun (2005) dampak dari utangluar negeri akan membebani APBN. Kon-sekuensi dari utang luar negeri yang banyakyaitu pertama, APBN semakin sulit diharap-kan menjadi stimulus APBN karena porsiyang dihabiskan untuk membayar utang sa-ngat besar. Kedua, terjadi penarikan danasecara besar-besaran dari masyarakat yangberupa kenaikan pajak dan berbagai pu-ngutan lain yang dibarengi dengan pengura-ngan subsidi. Ketiga, dana masyarakat yangditarik itu dialokasikan untuk kreditor luar ne-geri (dalam bentuk cicilan pokok dan bungautang) dan kepada bankir dalam negeri (da-lam bentuk pembayaran pokok dan bungaobligasi rekap serta surat utang pemerintah).Di satu sisi, aliran dana ke luar negeri akan ber-dampak pada hilangnya sumber dana dan da-ya kegiatan ekonomi domestik, namun di si-si lain, pembayaran utang dalam negeri tidak

Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RIGambar 3. Posisi ULN Pemerintah, Bank Sentral dan Swasta

Page 10: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

98

menghasilkan multiplier effect dan keter-kaitan antar sektor (lingkage) yang tinggi aki-bat rendahnya loan to deposit ratio. Keem-pat, penarikan dana akan mengurangi dis-posable income masyarakat sehingga danadomestik tertekan. Akibatnya, pertumbuhankonsumsi dalam negeri sebagai faktor kuncidalam pertumbuhan kurang berperan.

Untuk melihat pola hubungan yang ter-jadi antara pertumbuhan ekonomi denganPembangunan Manusia, Utang Luar Negeridan Kemiskinan di Indoensia digunakan ujikausalitas Granger. Adapun hasil uji kausa-litas Granger dapat di lihat dalam tabel 2.

Uji kausalitas yang pertama yaitu an-tara Indeks Pembangunan Manusia (IPM)dengan Hutang Luar Negeri (HLN), dan hu-bungan antara Hutang Luar negeri (HLN) de-ngan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Berdasarkan hasil uji kausalitas pada lag 3 di-peroleh nilai F-stat sebesar 0,10 untuk hubu-ngan antara Indeks Pembangunan Manusia(IPM) terhadap Hutang Luar Negeri (HLN)dan F-stat sebesar 0,91 untuk Hubungan Hu-

tang Luar negeri (HLN) terhadap IndeksPembangunan Manusia (IPM), pada = 5%dan df = 21 diperoleh F-tab sebesar 2,53.Hal ini dapat disimpulkan bahwa kedua-dua-nya dengan nilai F-stat sebesar 0,10 dan 0,91< F-tab 2,53, hal ini berarti menerima Hodan menolak Ha. Dengan Demikian dapat di-simpulkan bahwa tidak ada hubungan kau-salitas antara Indeks Pembangunan Manusia(IPM) dengan Hutang Luar Negeri (HLN),demikian juga tidak ada hubungan kausalitasantara untuk Hutang Luar Negeri (HLN) de-ngan Indkes Pembangunan Manusia (IPM).

Uji kausalitas yang kedua yaitu antaraKemiskinan dan Hutang Luar Negeri. Ber-dasarkan hasil uji kausalitas pada lag 3 di-peroleh nilai F-stat sebesar 0,52 untuk Ke-miskinan terhadap Hutang Luar negeri (HLN)dan nilai F-stat sebesar 1,54 untuk HutangLuar Negeri (HLN) terhadap Kemiskinan,pada = 25% dan df = 21 diperoleh F-tabsebesar 1,41. Hal ini dapat disimpulkan bah-wa nilai F-stat 1,54 > F-tab 1,41 berarti de-ngan demikian untuk variabel Hutang Luar

Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RIGambar 4. Rasio Utang terhadap PDB (%)

Page 11: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

99

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

Negeri (HLN) terhadap Kemiskinan me-nolak Ho dan menerima Ha pada tingkat sig-nifikan 25%. Sedangkan untuk variabel Ke-miskinan terhadap Hutang luar Negeri (HLN)nilai F-stat 0,52 < F-tab 1,41 berarti mene-rima Ho. Dengan demikian dapat disimpul-kan bahwa terjadi hubungan satu arah yaituantara Hutang Luar negeri (HLN) terhadapKemiskinan.

Uji kausalitas yang ketiga yaitu antaraPertumbuhan Ekonomi dan Hutang LuarNegeri (HLN). Berdasarkan hasil uji kau-salitas pada lag 3 diperoleh nilai F-stat sebe-

sar 3,07 untuk Pertumbuhan Ekonomi terha-dap Hutang Luar Negeri dan F-stat sebesar0,57 untuk Hutang Luar Negeri (HLN) ter-hadap Pertumbuhan Ekonomi, pada = 5%dan df = 21 diperoleh F-tab sebesar 2,53.Hal ini dapat disimpulkan bahwa F-stat 3,07> F-tab 2,53 berarti untuk variabel Pertum-buhan Ekonomi terhadap Hutang luar Ne-geri (HLN) menolak Ho dan menerima Ha pa-da tingkat signifikan 5%. Sedangkan untuk va-riabel Hutang Luar negeri (HLN) terhadapPertumbuhan Ekonomi nilai F-stat sebesar0,57 < F-tab 2,53 berarti menerima Ho.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Kausalitas Granger Pairwise Granger Causality Tests Date: 04/17/14 Time: 05:54 Sample: 1990 2013 Lags: 3

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. Hasil Keterangan

LIPM does not Granger Cause LHLN 21 0.10991 0.9529 Ho Diterima Tidak ada

Kausalitas LHLN does not Granger Cause LIPM 0.90717 0.4624 Ho Diterima LKEMISKINAN does not Granger Cause LHLN 21 0.52460 0.6724 Ho Diterima Hubungan 1

Arah (HLN – Kemiskinan) LHLN does not Granger Cause LKEMISKINAN 1.54816*** 0.2461

Ho Ditolak

LPE does not Granger Cause LHLN 21 3.06753* 0.0627 Ho Ditolak Hubungan 1

Arah (PE – HLN) LHLN does not Granger Cause LPE 0.57362 0.6417

Ho Diterima

LKEMISKINAN does not Granger Cause LIPM 21 0.22316 0.8787 Ho Diterima Tidak ada

Kausalitas LIPM does not Granger Cause LKEMISKINAN 0.06395 0.9780 Ho Diterima LPE does not Granger Cause LIPM 21 0.15512 0.9246 Ho Diterima Tidak ada

Kausalitas LIPM does not Granger Cause LPE 0.03503 0.9908 Ho Diterima LPE does not Granger Cause LKEMISKINAN 21 1.16392 0.3584 Ho Diterima Hubungan 1

Arah (Kemiskinan - PE) LKEMISKINAN does not Granger Cause LPE 3.11086* 0.0605

Ho Ditolak

Sumber: data diolah Keterangan: *) Signifikan pada α 5% (2,53)

**) Signifikan pada α 10% (2,05)

***) Signifikan pada α 25% (1,41)

Page 12: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

100

Dengan demikian terjadi hubungan satu arahyaitu Pertumbuhan Ekonomi terhadap Hu-tang Luar Negeri (HLN).

Uji kausalitas yang keempat yaitu anta-ra Kemiskinan dan Indeks Pembangunan Ma-nusia (IPM). Berdasarkan hasil uji kausal-itas pada lag 3 diperoleh nilai F-stat sebesar0,22 untuk Kemiskinan terhadap Indeks Pem-bangunan Manusia (IPM) dan nilai F-statsebesar 0,06 untuk hubungan indeks Pem-bangunan Manusia (IPM) terhadap Kemis-kinan, pada = 5% dan df = 21 diperolehnilai F-tab sebesar 2,53. Hal ini dapat di-simpulkan bahwa dengan nilai F-stat sebe-sar 0,22 dan 0,06 < F-tab 2,53 berarti me-nerima Ho dan menolak Ha. Sehingga dapatdisimpulkan, bahwa tidak ada hubungan kau-salitas antara variabel Kemiskinan denganIndeks Pembangunan Manusia (IPM) mau-pun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)dengan Kemiskinan. Dengan demikian tidakterjadi hubungan kausalitas antara Kemis-kinan dengan IPM.

Uji kausalitas yang kelima yaitu antaraPertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pemba-ngunan Manusia (IPM). Berdasarkan hasiluji kausalitas pada lag 3 diperoleh hasil nilaiF-stat sebesar 0,15 untuk variable Pertum-buhan Ekonomi terhadap Indeks Pemba-ngunan Manusia (IPM) dan nilai F-stat se-besar 0,04 untuk Indeks Pembangunan Ma-nusia (IPM) terhadap Pertumbuhan Eko-nomi, pada = 5% dan df = 21 diperolehF-tab sebesar 2,53. Hal ini dapat disimpul-kan bahwa dengan nilai F-stat sebesar 0,15dan 0,04 < F-tab 2,53, maka menerima Hodan menolak Ha. Dengan demikian untuktidak ada hubungan kausalita antara variabelPertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pem-bangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pem-bangunan Manusia (IPM) dengan Pertum-buhan Ekonomi. Dengan demikian tidak ter-

jadi hubungan kausalitas antara Pertumbuh-an Ekonomi dengan Indeks PembangunanManusia (IPM).

Uji kausalitas yang keenam yaitu an-tara Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskin-an. Berdasarkan hasil uji kausalitas pada lag3 diperoleh nilai F-stat sebesar 1,16 untukPertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskin-an dan F-stat sebesar 3,11 untuk Kemiskin-an terhadap Pertumbuhan Ekonomi, pada = 5% dan df = 21 diperoleh F-tab sebesar2,53. Hal ini dapat disimpulkan bahwa F-stat 3,11 > F-tab 2,53 berarti untuk variabelKemiskinan terhadap Pertumbuhan Eko-nomi menolak Ho dan menerima Ha padatingkat signifikan 5%. Sedangkan untuk va-riabel Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ke-miskinan nilai F-stat 1,16 < F-tab 2,53 ber-arti menerima Ho. Dengan demikian terjadihubungan kausalitas satu arah yaitu Kemis-kinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Berdasarkan hasil analisis tersebut me-nunjukkan bahwa kasus di Indonesia, Ke-miskinan akan mampu mempengaruhi per-tumbuhan ekonomi dikarenakan terbukti me-miliki hubungan yang kuat. Akan tetapi per-tumbuhan ekonomi masih belum mampu se-cara signifikan mempengaruhi kemiskinan danIndeks Pembangunan Manusia (IPM). Halini sesuai temuan dari World Bank (2006)bahwa pertumbuhan ekonomi belum dapatsecara signifikan mengurangi kemiskinan di-karenakan pola dari pertumbuhan ekonomidi Indonesia yaitu terjadinya ketimpangan.Sejak tahun 1998, pertumbuhan bukan sajaberjalan dengan tingkat yang lebih rendah,tetapi juga menjadi semakin kurang merata.Sehingga Jumlah penduduk miskin tidak akandapat dikurangi secara signifikan tanpa ada-nya pertumbuhan ekonomi yang bermanfaatbagi orang miskin. Menurut World Bank (2006)pada periode setelah krisis, berkurangnya

Page 13: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

101

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

penduduk miskin lebih banyak disebabkankarena membaiknya stabilitas ekonomi dan tu-runnya harga bahan makanan.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hu-bungan yang terputus antara pertumbuhan eko-nomi dengan kemiskinan dan IPM. Sering-kali dijumpai di masyarakat yang sering me-lontarkan keluhan dan barangkali terdengartidak enak bagi pemerintah, “katanya kiner-ja ekonomi sangat menggembirakan, tetapikenapa hidup rakyat masih saja susah?”, “sebe-narnya siapa yang menikmati buah kemakmur-an yang selama ini terkumpul?” walaupun be-berapa tahun terakhir perekonomian Indo-nesia terus menerus menunjukkan kinerja cu-kup bagus di saat terjadi krisis global, tetapiberbagai persoalan sosial utamanya kemis-kinan dan pengangguran tidak memperlihat-kan perubahan yang signifikan. Tampaknya adamasalah dengan soal distribusi kesejahtera-an, sehingga menghadirkan “kaitan yang hi-lang” antara kinerja ekonomi dan kesejahte-raan sosial. Prasetyantoko (dalam Prasetyan-toko, et. al (ed), 2012) menyatakan:

“Saat ini terjadi ‘hilangnya titik temu’antara kinerja ekonomi dan kesejah-teraan sosial. Sebagaimana diketahui,ada semacam paradoks dalam kinerjaperekonomian Indonesia, kinerja eko-nomi yang tinggi tidak disertai denganmeningkatnya kualitas hidup manusiasecara memadai. Dengan demikian, pros-pek perekonomian Indonesia harus me-masukkan sebuah agenda penting, yak-ni upaya peningkatan kesejahteraan so-sial. Fakta tentang hilangya koneksitasantara kinerja ekonomi dan kesejahte-raan sosial tidak hanya menjadi perha-tian ahli ekonomi dan politik saja, tetapijuga para pengambil kebijakan danpenggiat sosial”.

Lebih lanjut Prasetyantoko menjelas-kan bahwa persoalan tersebut bisa bersifatideologis mengingat banyak cara berpikir eko-nomi yang tidak memberi ruang lebih lapangbagi isu kesejahteraan sosial. Corak utamaberpikir semacam itu adalah pertumbuhanekonomi. Hal yang lebih diutamakan adalahbagaimana memperbesar “kue pembangun-an” dan sama sekali tidak terkait dengan ba-gaimana kue ini harus dibagi. Pada dasarnya,cara pandang neoliberal yang mengandalkankekuatan pasar dalam mendistribusikan ke-kayaan sangat tipikal mendorong pertum-buhan dan kinerja ekonomi yang tinggi, tan-pa memedulikan bagaimana hasil kinerja itudibagi dan dikelola.

Hal ini senada dengan Dillon (dalam Pra-setyantoko, et. al (ed), 2012) yang menye-butkan bahwa sejak pembangunan dimulaipada masa Orde Baru sampai sekarang, be-lum terjadi transformasi ekonomi yang se-benarnya. Indikator dari hal ini terlihat jelasdalam kehidupan sehari-hari, meskipun per-tumbuhan ekonomi relatif tinggi, namun ke-hidupan mayoritas rakyat tetap tidak ber-ubah jauh. Seringkali media menginfokantentang orang-orang Indonesia superkayadengan jumlah harta meningkat secara fan-tastis, namun di sisi lain kita juga menyak-sikan realitas pahit kemiskinan terus terjadipemandangan sehari-hari di depan mata.

Pertumbuhan, inflasi, kenaikan hargasaham, cadangan devisa, dan lain-lain ada-lah deretan angka menghibur yang menghi-asi media masa, tetapi secara kasat matakemiskinan masih terus saja melekat dalamkehidupan anak bangsa seperti para petanigurem, buruh tani, pedagang kaki lima, pe-ngangguran dan kaum terpinggirkan lainnyaseperti pemulung.

Temuan berikutnya yaitu, hutang luarnegeri tidak mempengaruhi pertumbuhan

Page 14: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

102

ekonomi, tetapi sebaliknya pertumbuhan eko-nomi yang akan mempengaruhi hutang luarnegeri. Hal ini senada dengan beberapa te-muan penelitian sebelumnya yang mengata-kan bahwa hutang luar negeri masih belummampu meningkatkan pertumbuhan eko-nomi.

Meler dalam Sukarna dan Mamun(2005) menyebutkan bahwa dampak utangluar negeri terhadap pertumbuhan ekonomisampai saat ini masih menjadi polemik. Pa-salnya, melalui berbagai model, jarang di-temukan dampak positif utang terhadappertumbuhan ekonomi, bahkan model ter-tentu, utang justru berdampak negatif.

Penelitian Safitri (2008) juga diperolehhasil bahwa bantuan luar negeri berpengaruhnegatif terhadap produk domestik bruto(PDB). Sukarna dan Mamun (2005) jugamenyebutkan bahwa hasil dari berbagai ka-jian empiris menunjukkan bahwa hubunganantara utang luar negeri dan pertumbuhanekonomi umumnya berkorelasi negatif, mes-kipun terdapat sejumlah kajian yang me-nolaknya. Namun, karena utang luar negerimasih merupakan bagian dari investasisehingga berdampak positif juga terhadappertumbuhan ekonomi. Sementara itu, tu-juan dasar utang luar negeri bukan pada sub-tansinya, tetapi pada persoalan alokasi danpemanfaatannya apakah secara proposionalatau tidak.

Meskipun demikian, kebijakan pem-bangunan melalui utang luar negeri masih ba-nyak dianut oleh negeri sedang berkembang.Sebabnya, pinjaman luar negeri diandalkanuntuk membiayai pembangunan, memobili-sasi sumberdaya, meningkatkan produksi danekspor, memperbaiki neraca pembayaran,dan manfaat ekonomi lainnya.

Tetapi utang luar negeri bukan hanyadidasarkan pada pertimbangan ekonomi sa-

ja, melainkan juga politik, sosial, budaya, geo-grafis, kemanusiaan dan pertimbangan la-innya. Oleh sebab itu, utang luar negeri ma-sih seringkali jadi perdebatan, baik oleh ahliekonomi, sosial, politik maupun ahli-ahli la-innya. Banyak ahli ekonomi yang mendu-kung keberadaan utang luar negeri karenaberdampak positif terhadap pertumbuhanekonomi, namun tidak sedikit pula yang me-nentangnya. Demikian pula dengan ahli-ahlilainnya di mana pada umumnya berbagaipendapat tersebut dibedakan menjadi duayaitu, paham kanan dan paham kiri.

Sukarna dan Mamun (2005) menyam-paikan paham kanan atau kapitalis (Bauer,Gillis, Griffen, dan lainnya) mengkritik utangluar negeri sebagai cara yang tidak mendo-rong pembangunan. Mereka berpendapatbahwa utang luar negeri sering bermotifkanpolitik dari pada ekonomi yang menyebab-kan terjadinya konflik ekonomi, sosial danpolitik antara negara kreditur dan debitur.Selain itu, para penguasanya sering berebutkepentingan dalam memanfaatkan utangsehingga menciptakan konfrontasi antarmereka. Utang luar negeri di negara sepertiIndia, Vietnam dan Ethiopia pernah disa-lahgunakan untuk pembelian senjata. Tetapipaham kanan pun mengakui bahwa utangluar negeri cukup berhasil dalam mendorongperekonomian suatu negara jika negara ter-sebut menggunakannya untuk kepentinganpublik dengan dukungan masyarakatnya.Rencana Marshall yaitu bantuan Amerikaterhadap Eropa yang kalah dalam PerangDunia II berhasil karena sikap, mental danketrampilan orang Eropa yang sudah siapdalam menggunakan utang. Tidak demikianhalnya dengan sikap dan mental penguasa danmasyarakat negara sedang berkembang.

Pada tahun 1950-60an, Harrod Do-mar menyatakan bahwa utang luar negeri

Page 15: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

103

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

berdampak positif terhadap pembangunanekonomi dan peningkatan tabungan masya-rakat. Sebab, alirannya dapat meningkatkanpendapatan dan tabungan domestik sehing-ga utang luar negeri menghasilkan multipliereffect positif terhadap perekonomian.

Paham kanan juga berpendapat bahwatujuan untuk meningkatkan demokrasi di ne-gara debitur sering melenceng karena utangluar negeri secara implisit mengandung ide-ologi komunis yaitu sentralisasi dan kontrolketat terhadap kegiatan ekonomi dalam ne-geri. Oleh sebab itu, kegiatan ekonomi harusmelalui mekanisme pasar sehingga negaradebitur harus melaksanakan pasar bebasdan memenuhi kriteria sosial seperti sikap,moral dan mental yang baik dan terbuka.Di samping itu, perlu disadari bahwa utangitu berasal dari pembayar pajak, yangumumnya masyarakat di negara kreditur,untuk diberikan ke penguasa di negara de-bitur yang biasanya korup. Tetapi paham ka-nan pun menyadari bahwa utang luar negeritidak boleh dihentikan begitu saja, meskipunberbeda ideologi dan kepentingan dengannegara debitur.

Pandangan diatas berbeda denganpaham kiri atau sosialis (Seperti Lappe,Hanccock, Gitelson) mengkritik utang luarnegeri sebagai cara untuk memperkokoh ke-kuasaan yang ada akibat terpusatnya sum-ber-sumber produksi ditangan segelintirorang. Oleh sebab itu, utang luar negeri tidakmembantu kelompok miskin, tetapi justrumembantu kelompok penguasa karenautang itu sering dijadikan alat untuk mem-pengaruhi kebijakan negeri debitur demi pa-sar mereka. Dana dari utang luar negeri un-tuk prasarana fisik, misalnya hanya meng-untungkan investor asing dan perusahaanmultinasional guna memperoleh keuntunganyang besar. Sistem ekonomi liberal merupa-

kan perpanjangan negara donor untukmengeksploitasi tenaga kerja murah dansumberdaya alam melimpah.

Demikian pula, Griffin dan Enos me-nyatakan bahwa utang luar negeri telah ber-dampak buruk terhadap pertumbuhan eko-nomi dan tabungan masyarakat. Hal ini di-karenakan, utang luar negeri meningkatkanpengeluaran negara sehingga akan mengu-rangi dorongan untuk meningkatkan pene-rimaan pajak dan penerimaan lainnya. Ber-bagai bukti empiris menunjukkan bahwabantuan internasional yang diberikan sejakPerang Dunia II lebih banyak buruknya daripada baiknya bagi negara debitur. Merekaberpendapat bahwa negara lebih baik tanpaberutang karena utang merupakan salah satubentuk imperialisme. Namun mereka tidakkuasa menolaknya karena utang itu bisa me-lancarkan perekonomian, meningkatkan pen-dapatan, mengurangi kemiskinan sehinggamembuat negara semakin besar ketergan-tungannya kepada negara donor.

Prawiro (2004) menjelaskan bahwadari sudut pandang negara penerima ban-tuan, masalah-masalah yang berhubungandengan bantuan luar negeri pada umumnyabisa dibagi ke dalam tiga kategori: Pertama,Bantuan diberikan dengan terlalu banyakpersyaratan politik. Dalam situasi semacamini, kedaulatan dari negara penerima bantu-an bisa terusik oleh pemberian bantuan itu.

Kedua, Bantuan diberikan tanpa ba-nyak panduan atau kepedulian tentangpenggunaannya. Bila negara penerima ban-tuan menggunakan bantuan tersebut untukkegiatan non-produktif, maka besar ke-mungkinan negara itu akan jatuh ke dalamkesulitan utang bila waktu pembayaran tiba.Ketiga, Bantuan diberikan cuma untukmemuaskan kepentingan bisnis pihak-pihaktertentu di dalam negara penerima bantuan,

Page 16: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 89-106

104

dan tidak digunakan untuk keperluan eko-nomi rakyat banyak.

Dari ketiga jenis pemberian bantuanyang salah arah ini, jenis kedualah yangsebelumnya diderita oleh Indonesia, negaramenerima bantuan tanpa peduli denganpembayaran kembalinya. Indonesia tidakboleh mengulangi kesalahan yang sama da-lam perundingan dengan para kreditor kaliini. Oleh karena itu, Indonesia harus meng-gunakan metode pengelolaan utang yang le-bih hati-hati dan canggih.

PenutupDari hasil analisis dan kajian yang pe-

neliti, maka ada beberapa hal yang dapatpeneliti sarankan, yaitu ada 3 (tiga) hal pen-ting yang harus diperhatikan dalam kaitannyadengan penelitian ini yaitu masalah hutangluar negeri, pertumbuhan ekonomi dan ke-miskinan. Ketiga variabel ini saling berkaitansatu sama lainnya. Terdapat hubungan anta-ra Hutang luar negeri dengan kemiskinan,pertumbuhan ekonomi dengan hutang luarnegeri dan kemiskian dengan pertumbuhanekonomi. Oleh karena itu dalam menjlankanpembangunan ekonomi sebaiknya Pemerin-tah harus memperhatikan ketiga variabel ter-sebut.

Untuk lebih memantapkan hasil pene-litian ini, maka peneliti sarankan untuk dila-kukan penelitian lanjutan dengan menggu-nakan variabel yang sama dengan pende-katan analisis yang berbeda, yaitu model re-gresi sehingga akan diketahui variabel manayang paling dominan mempengaruhi variabellain, sehingga dapat memberikan manfaatbagi pengambil keputusaan dalam hal iniadalah pemerintah.

DAFTAR PUSTAKAAhmad Sjafi’i dan Nur Aini Hidayati. 2009.

Genjot Anggaran Pendidikan-RedamKemiskinan. Gemari. Edisi 101/TahunX/Juni 2009: 68-69.

Arsyad, Lincolin. 1999. EkonomiPembangunan (Edisi Keempat).STIE-YKPN. Yogyakarta.

Asian Development Bank. 2008. MelawanKemiskinan di Asia Pasifik.

Badan Pusat Statistik. 2010. Berita ResmiStatistik. No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli2010.

Departemen Komunikasi dan Informatika.2008. Mengurai Benang KusutMasalah Kemiskinan di Indonesia.Jurnal Dialog Kebijakan Publik.Edisi 3 / November/Tahun II/2008.

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti,2008, Dampak PertumbuhanEkonomi Terhadap PenurunanJumlah Penduduk Miskin. Online athttp://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/PROS_2008_MAK3.pdf.Diakses tanggal 15 Januari 2011.

Mudrajad Kuncoro. 2003. EkonomiPembangunan: Teori, Masalah danKebijakan. (2nd ed.). UPP AMPYKPN. Yogyakarta.

Nssah, B. Essama dan Lambert, Peter J.2006. Measuring the Pro-Poornessof Income Growth within an Elas-ticity Framework. World Bank PolicyResearch Working Paper 4035.

Pantjar Simatupang dan Saktyanu K.Dermoredjo. 2003. Produksi

Page 17: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan

105

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia... (Dwi S., Muh. Sri W. S.)

Domestik Bruto, Harga, danKemiskinan. Media Ekonomi danKeuangan Indonesia, Vol. 51, No. 3,Hal. 191 – 324.

Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga.2004. Dampak Investasi SumberDaya Manusia terhadapPertumbuhan Ekonomi danKemiskinan Di Indonesia:Pendekatan Model ComputableGeneral Equilibrium. Online at http:// e j o u r n a l . u n u d . a c . i d /?module=detailpenelitian&idf=7&idj=48&idv=181&idi= 48&idr=191.Diakses tanggal 15 Januari 2011.

Sadono Sukirno. 2006. EkonomiPembangunan (Edisi Kedua).Kencana. Jakarta.

Sudarno Sumarto, dkk. 2004. Tata KelolaPemerintah dan PenanggulanganKemiskinan: Bukti-bukti AwalDesentralisasi di Indonesia. LembagaPenelitian SMERU.

Sumitro Djojohadikusumo. 1995.Perkembangan PemikiranEkonomi Dasar Teori Pertumbuhandan Ekonomi Pembangunan.LP3ES. Jakarta.

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith.2004. Pembangunan Ekonomi diDunia Ketiga, Edisi kedelapan.Erlangga. Jakarta.

World Bank. 2006. Making the New Indo-nesia Work for the Poor.

Page 18: PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, … · sebab akibat terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Uji kausalitas keenam yang menunjukkan