12
PERTEMUAN II Pengertian Agama, Islam, dan Kebudayaan Oleh: Dudung Abdurahman

Pertemuan 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pertemuan 2

PERTEMUAN II

Pengertian Agama, Islam, dan Kebudayaan

Oleh:Dudung Abdurahman

Page 2: Pertemuan 2

Agama Seperangkat aturan yang mengatur hubungan

manusia dengan dunia gaib, khususnya Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur manusia dengan lingkungannya (Pengertian populer).

Suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci (Parsudi suparlan)

kehidupan beragama adalah dari dan di dalam kehidupan sosial itu sendiri (Durkheim)

Agama secara praksis merupakan produk dari pemahaman dan pengalaman manusia berdasarkan kebudayaan yang dimilikinya

Page 3: Pertemuan 2

Islam

• Secara umum biasa dipahami sebagai sistem kepercayaan dan tindakan yang didasarkan pada wahyu Allah (al-Quran), yang dijelaskan atas sabda-sabda Muhammad saw (al-Hadits), kemudian dikembangkan menjadi pandangan hidup pemeluknya melalui pemikiran-pemikiran para Ulama, dan menjadi realitas kehidupan umat Islam di dalam keragaman faham, tindakan, komunitas, dan lingkungan.

• Pendefinisian tersebut, biasa dihubungkan dengan tradisi pengetahuan atau ajaran Islam mengenai: Aqidah (teologi), Syari’ah (hukum), dan Akhlak etika-moral (Tasawuf)

Page 4: Pertemuan 2

Kebudayaan

Keseluruhan kegiatan yang meliputi tindakan, perbuatan, tingkahlaku manusia dan hasil karyanya yang didapat dari belajar (Koentjaraningrat)

Semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Selo Sumarjan)

Sesuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum adat istiadat, kesenian, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (E.B. Taylor)

Page 5: Pertemuan 2

Substansi Utama Kebudayaan

Sistem Pengetahuan (akumulasi dari segala yang diperoleh manusia melalui panca indera)

Nilai (sesuatu yang dianggap baik, selalu diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting)

Pandangan Hidup (keyakinan tentang tujuan hidup, yang selalu berdasarkan iman (agama) atau pengalaman yang dimiliki seseorang)

Keyakinan (religi) (berkaitan dengan sistem kepercayaan, sebagaimana definisi agama, di atas)

Persepsi (titik tolak pemikiran dalam memahami kejadian atau gejala kehidupan)

Etos (jiwa kebudayaan) (watak khas suatu kebudayan yang tampak dalam gaya perilaku, kegemaran-kegemaran, dan berbagai benda hasil karya masyarakat.

Page 6: Pertemuan 2

Agama dan Kebudayaan Persamaannya: keduanya merupakan pedoman

bertindak dan petunjuk dalam kehidupan Perbedaannya: Petunjuk agama dari Tuhan,

sedangkan petunjuk budaya dari kesepakatan manusia

Agama, khususnya Islam, bersifat universal datang pada sesuatu masyarakat ketika masyarakat itu sendiri telah memiliki petunjuk-petunjuk kehidupan yang sifatnya khusus atau lokal

Karena itu hubungan antara agama sebagai ajaran baru dan kebiasaan masyarakat sebagai budaya lama, biasa dipahami sebagai hubungan antara tradisi besar (the great tradition) dan tradisi kecil (the little tradition).

Page 7: Pertemuan 2

Pengaruh Agama atas Kebudayaan

• Agama berperan mengubah struktur kebudayaan masyarakat• Agama akan menjadi inti dari kebudayaan, karena agama memiliki

landasan yang lebih kuat, yaitu agama brsifat absolut sedangkan kebudayaan bersifat relatif

• Landasan agama adalah doktrin dan teks suci, sedangkan kebudayaan berlandaskan pada pemahaman dan kesepakatan masyarakat yang mudah berubah

• Agama mudah diterima masyarakat apabila agama memiliki kesamaan dengan kebudayaan masyarakat. Begitu sebaliknya, agama akan ditolak masyarakat yang kebudayaannya berbeda dengan ajaran agama

• Dialog antara agama (Islam) dengan kebudayaan (lokal) pada umumnya terjadi karena memiliki kesamaan pandangan tentang kehidupan.

Page 8: Pertemuan 2

Kebudayaan Lokal

• Artinya: “Kebudayaan dalam lingkungan geografis dan etnis tertentu atau tradisi kecil (the little tradition).

• Kebudayaan lokal berdasarkan sudut pandang etnisitas bisa dilihat di dalam aspek-aspek bahasa, mata pencaharian (ekonomi), kekerabatan (sosial), kekuasaan (politik), ilmu pengetahuan (pendidikan), kesenian, dan religi.

Page 9: Pertemuan 2

Islam dalam Kebudayaan Lokal

• Islam yang pada asasnya lebih menyangkut sistem kepercayaan atau agama, maka konteks keterhubungannya dengan kebudayaan lokal lebih banyak berkaitan dengan sistem religi sesuatu masyarakat dalam geografi, komunitas, dan etnis tertentu.

Page 10: Pertemuan 2

Dialog Islam dan Budaya Lokal

Agama, khususnya Islam dalam dialognya dengan budaya lokal selalu mengalami domestikasi, yaitu pemahaman dan pelaksanaan agama disesuaikan dengan konteks dan kemampuan masyarakat lokal.

Page 11: Pertemuan 2

Contoh Domestikasi Agama

• Orang Jawa menyebut Tuhan dengan sebutan Gusti Allah, padahal kata gusti adalah gelar kebangsawanan orang Jawa. Demikian pula pemanggilan Nabi dengan sebutan Kanjeng Nabi Muhammad.

• Praktek-praktek keagamaan masyarakat Jawa, ditunjukkan dalam proses Islamisasi kebudayaan Jawa, tetapi pada saat yang sama juga terjadi Jawanisasi Islam. Gejala seperti ini biasa disebut sinkretisme agama

• Masyarakat dalam keragaman kebudayaan akan menyebabkan keragaman mereka dalam memahami dan menjalankan agama. Misalnya, berbeda antara keagamaan masyarakat kota dan masyarakat desa, sebagaimana berbeda antara Islam di Jawa dengan Islam di Aceh, Islam di Minangkabau, dan sebagainya.

Page 12: Pertemuan 2

Ciri-ciri Budaya Lokal

• Sinkretik

• Mitis

• Egaliter

• Komunal